ppt. mall praktek

21
MalPraktek Fisioterapi Feby septina Devi anita nyi wulan ningsih Millatina MY Ina angraini Noer rezki arvelina Melda ramadona Trie setia ningsih Nuraida batubara Raja helliana putri Muhammad yandi Ana nurhsanah Yazil asrori Tri yoga Dosen pembimbing : Ana mekar dianti, Sst. FT

Upload: melda-ramadona

Post on 28-Jun-2015

1.660 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas osteologi Mall praktek pada fisioterapi , universitas abdurrab pekanbaru

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt. mall praktek

MalPraktek Fisioterapi

Feby septina

Devi anita nyi wulan ningsih

Millatina MY

Ina angraini

Noer rezki arvelina

Melda ramadona

Trie setia ningsih

Nuraida batubara

Raja helliana putri

Muhammad yandi

Ana nurhsanah

Yazil asrori

Tri yoga

Dosen pembimbing : Ana mekar dianti, Sst. FT

Page 2: Ppt. mall praktek

Latar Belakang

Beberapa tahun belakangan kita sering mendengar istilah malpraktek yang dilakukan oleh tenaga medis. Malpraktek merupakan kelalaian seorang tenaga medis untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.Kelalaian yang dimaksud diantaranya adalah kelalaian pada diagnosa, kelalaian pemberian obat, kelalaian pemberian terapi atau kelalaian penanganan pasien oleh tenaga medis. Dalam semua kasus malpraktek , pasien tentu adalah pihak yang dirugikan. Kerugian yang ditanggung tidak hanya secara materil, namun lebih dari itu. Bisa saja berupa kerugian secara kejiwaan dan mental pasien beserta keluarga. Terlepas dari fenomena tersebut, penulis tergelitik untuk mengkaji bagaimana sebenarnya kasus malpraktek khususnya dalam dunia fisioterapi jika dilihat dari hukum yang berlaku dii Indonesia.

Page 3: Ppt. mall praktek

Rumusan masalah

Apa itu malpraktek?

Bagaimana standar pelayanan

fisioterapi di Indonesia?

Apa contoh kasus malpraktek dalam

pelayanan fisioterapi?

Bagaimana standar

pelayanan medik?

Bagaimana pelayanan kasus

malpraktek di Indonesia?

Page 4: Ppt. mall praktek

Tujuan

A. Mendeskripsikan pengertian malpraktekB. Mendeskripsikan standar pelayanan medikC. Mendeskripsikan standar pelayanan

fisioterapi di IndonesiaD. Mendeskripsikan contoh kasus malprkatek pelayanan fisioterapiE. Mendeskripsikan pelayanan yang seharusnya dilakukan terhadap kasus malpraktek fisioterapi

Page 5: Ppt. mall praktek

Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis mengenai malpraktek di Indonesia khususnya tentang malpraktek fisioterapi. Agar nantinya sebagai tenaga medis tidak lalai dalam memberikan pelayanan fisioterapi.

Page 6: Ppt. mall praktek

Batasan Masalah

Dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang contoh malpraktek fisioterapi di Indonesia serta keterkaitannya dengan undang-undang yang berlaku.

Page 7: Ppt. mall praktek

LANDASAN TEORI

DEFINISI DAN PENGERTIAN MALPRAKTEK MEDIK

Malpraktek medik adalah kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lasim dipergunakan dalam mengobati pasie atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, malpraktek medic adalah suatu tindakan atau perbuatan medic yang dilakukan atau diselenggarakan dengan jalan yang tidak baik atau salah atau tidak sesuai norma. Dapat pula diatikan sebagai suatu bentuk kesalahan professional yang dapat menimbulkan luka-luka pada pasien sebagai akibat langsung dari suatu perbuatan atau kelalaian dokter.

Page 8: Ppt. mall praktek

STANDAR PELAYANAN MEDIK

Adalah suatu pedoman yang harus diikuti oleh dokter/dokter gigi dalam menyelenggarakan praktek kedokteran. Standar pelayanan medic ini juga sebagai pedoman dalam pengawasan praktek dokter, pembinaan serta upaya peningkatan mutu pelayanan medis di Indonesia yang efektif dan efisien. Selain itu dimaksudkan juga untuk melindungi tenaga kesehatan dari tuntutan yang tidak wajar dari masyarakat luas. Juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari praktek-praktek kedokteran yang tidak sesuai dengan standar profesi kedokteran. Selain itu SPM ini dapat dijadikan tolok ukur mutu pelayanan tenaga kesehatan dan dimaksudkan pula agar para tenaga medis seragam dalam memberikan diagnose, dan setiap diagnose harus memenuhi criteria minimal yang terdapat dalam standar pelayanan medis dan standar pelayanan rumah sakit tersebut.

Page 9: Ppt. mall praktek

KASUS MALPRAKTEK MEDIK DAN BUKAN MALPRAKTEK MEDIK

a. Kasus malpraktek medik b. b. Bukan kasus malpraktek

medik

Page 10: Ppt. mall praktek

PROSEDUR TUNTUTAN MEDIK

Untuk penanganan bukti-bukti hukum tentang kesalahan atau kealpaan atau kelalaian dokter dalam melaksanakan profesinya dan cara penyelesaiannya, banyak kendala yuridis yang dijumpai dalam pembuktian kesalahan atau kelalaian tersebut. Masalah ini berkait dengan masalah kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh orang pada umumnya sebagai anggota masyarakat, sebagai penanggung jawab hak dan kewajiban menurut ketentuan yang berlaku bagi profesi. Oleh karena menyangkut 2 (dua) disiplin ilmu yang berbeda maka metode pendekatan yang digunakan dalam mencari jalan keluar bagi masalah ini adalah dengan cara pendekatan terhadap masalah medik melalui hukum. Untuk itu berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia (SEMA RI) tahun 1982, dianjurkan agar kasus-kasus yang menyangkut dokter atau tenaga kesehatan lainnya seyogyanya tidak langsung diproses melalui jalur hukum, tetapi dimintakan pendapat terlebih dahulu kepada Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK).

Page 11: Ppt. mall praktek

JENIS JENIS MALPRAKTEK MEDIK

1.Malpraktek Etik• Dibidang diagnostik• Dibidang terapi

2.Malpraktek YuridikMalpraktek yuridik dibedakan menjadi :a. Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)

3.Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice)a.Malpraktek pidana karena kesengajaan (intensional)b.Malpraktek pidana karena kecerobohan (recklessness)c.Malpraktek pidana karena kealpaan (negligence) d.Malpraktek Administratif (Administrative Malpractice)

Page 12: Ppt. mall praktek

Standar pelayanan fisioterapi di Indonesia

Standar kompetensi fisioterapi adalah pernyataan-pernyataan mengenai pelaksanaan tugas seorang fisioterapis di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk out put. Etika Fisioterapi Indonesia

Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan pelayanan kepada individu dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung tinggi kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun, mematuhi peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.

Page 13: Ppt. mall praktek

Garis Besar Kode Etik Fisioterapi Indonesia

1. Menghargai hak dan martabat individu.2. Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang membutuhkan.3. Memberikan pelayanan professional secara jujur, berkompeten dan bertanggung jawab.4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi.5. Menghargai hubungan multidisipliner dengan profesi pelayanan kesehatan lain dalam merawat pasien/klien.6. Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan7. Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan selalu meningkatkan pengetahuan/ketrampilan.8. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.

Page 14: Ppt. mall praktek

Landasan hukum :

Pedoman pelayanan fisioterapi di sarana kesehatan ini disusun berdasarkan :1. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan2. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah3 .UU No.23 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah4. UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 6. Peraturan pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan propinsi sebagai daerah otonom7. Peraturan pemerintah No. 43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat8. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1994 tentang Jabatan fungsional pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara tahun 94 No 22 tambahan lembaran Negara No. 3547)9. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah10. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2001 tentang penyelenggaraan dekonsentrasi 11. Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 12. Peraturan menteri kesehatan RI NO.1575/MENKES/SK/XI/2005 tentang organisasi dan tata kerja departemen kesehatan13. Peraturan menteri kesehatan RI No. 104/MENKES/PER/11/1999 tentang rehabilitasi medik14. Peraturan menteri kesehatan RI No. 159B/MENKES/Per/11/1988 tentang rumah sakit 15. Kepmenkes RI No. 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan

Page 15: Ppt. mall praktek

KASUS Dalam penyusunan makalah ini kami mengambil kasus malpraktek pada sebuah kejadian yang terjadi di RS Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita untuk memeriksakan adanya lendir di tenggorokan seorang anak, namun sayang karena malpraktek yang di lakukan oleh fisioterapis ini anak tersebut meninggal dunia. Untuk lebih lengkap tentang kisahnya, buka saja http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-6872.htm

Page 16: Ppt. mall praktek

PEMBAHASAN Berdasarkan kasus yang telah penulis angkat, maka dapat di dilihat bahwa malpraktek pada kasus diatas tergolong malpraktek medik karena pasien mengalami kematian pada saat penanganan medis yang menyimpang dari yang seharusnya. Seharusnya pada saat penanganan pasien di beri oksigen, sehingga pasien masih bisa bernafas. Sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) bahwa penyakit yang diderita pasien merupakan bagian dari fisioterapi dada, yang bertujuan untuk melepaskan secret dari saluran nafas bagian bawah yaitu dengan cara: membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret, mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret. Kemudian peralatan yang digunakan yaitu: Kertas tisu, Bengkok, Perlak/alas, Sputum pot berisi desinfektan, dan Air minum.

Page 17: Ppt. mall praktek

Prosedur pelaksanaannya:1. Tahap PraInteraksi

Mengecek program terapiMencuci tanganMenyiapkan alat

2. Tahap Orientasi Memberikan salam dan sapa kepada pasienMenjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaanMenanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3. Tahap Kerja Menjaga privacy pasienMengatur posisi sesuai daerah gangguan paruMemasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantianMenganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat di punggung pasienMeminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang bersamaan tangan perawat melakukan vibrasiMeminta pasien menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan dengan kuatMenampung lender dalam sputum potMelakukan auskultasi paruMenunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien

Page 18: Ppt. mall praktek

4. Tahap Terminasi

Melakukan evaluasi tindakanBerpamitan dengan klieMembereskan alatMencuci tanganMencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Fisioterapi sebagai salah satu profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh karena pasien/klien fisioterapi secara penuh mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang dialaminya untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi yang bermutu dan bertanggung jawab. Fisioterapi sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkup kegiatan profesi fisioterapi. Guna meningkatkan kinerja profesi fisioterapi salah satunya diperlukan standar profesi sebagai dasar setiap fisioterapis dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara profesional perlu disusun suatu pedoman yang disebut “Standar Profesi Fisioterapi“, hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tentang Kesehatan. Dimana dinyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan termasuk fisioterapi berkewajiban untuk mematuhi standar profesinya.

Page 19: Ppt. mall praktek

PENUTUP

Kesimpulan :Dalam dunia fisioterapi, kasus malpraktek bisa mengancam eksistensi jiwa seseorang yang berakibat pada hilangnya nyawa. Jika ternyata tidak meninggal, bisa juga menimbulkan dampak cacat permanen pada tubuh seorang pasien korban malpraktek. Jadi, Fisioterapis dalam segala aktifitas professional dan pelayanan kepada individu dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung tinggi kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun, mematuhi peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.

Page 20: Ppt. mall praktek

Saran:

Dalam melaksanakan intervensi profesi fisioterapi, tenaga fisioterapi Indonesia diharapkan dapat menjalankan profesinya sesuai dengan standar profesi fisioterapi yang telah ditetapkan. Standar profesi fisioterapi tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan profesi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang.

Page 21: Ppt. mall praktek