ppt journal reading

18
Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum AYU NATALIA Arie Zainul Faton *, Isngadi*, Wiwi Jaya* *Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya / RSU dr Saiful Anwar Malang

Upload: ayu-natalia

Post on 15-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

anestesi

TRANSCRIPT

Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum

Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk Mencegah Menggigil Pasca Anestesi UmumAYU NATALIAArie Zainul Faton *, Isngadi*, Wiwi Jaya**Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya / RSU dr Saiful Anwar MalangPendahuluanMenggigil: komplikasi yang sering terjadi pasca anestesi umum, berdampak tidak nyaman pada pasien, dan menimbulkan berbagai resiko.Petidin paling efektif dan sering digunakan untuk mengatasi menggigil.ES: mual, muntah, depresi napasOndansetron: antagonis 5-HT3 yang mempunyai efek ANTI mual, muntah dan menggigil.2Subjek dan metode penelitiansingle blind true experimental design 32 pasien dengan usia 18 40 tahun yang menjalani operasi 1 3 jam dengan anestesi umum. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok :kelompok I mendapatkan petidin 0.4 mg/kgBB kelompok II mendapatkan ondansetron 0.1 mg/kgBBTujuan: mengetahui perbedaan efek pemberian ondansetron 0.1 mg/kgbb dengan petidin 0.4 mg/kgbb iv untuk mencegah menggigil pasca anestesi umum.

3Subjek dan metodeKriterian inklusi: usia 18 40 tahun, ASA I-II, lama anestesi 1-3 jam, tidak mempunyai kelainan psikiatris, kelainan neuromuskular dan kelainan jantung.

Kriteria eksklusi: pasien yang memerlukan obat vasokonstriktor selama tindakan anestesi, pasien yang mengalami komplikasi selama tindakan anestesi (infark miokard akut, syok, henti jantung) dan pasien yang memerlukan perawatan di ruang intensif pasca pembedahan.KELOMPOK IKELOMPOK II1. Pasien dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi dengan cairan RL (ringer laktat).2. Sebelum induksi anestesi dilakukan pengukuran tekanan darah (TD), frekuensi nadi (FN), suhu membran timpani dan saturasi oksigen (SaO2)3. Induksi anestesi dilakukan dengan propofol 1 - 2 mg/kgbb dan analgetik fentanil 2 mcg/kgBB.4. Setelah refleks bulu mata hilang, diberikan atrakurium 0.5 mg/kgbb, kemudian dilakukan intubasi endotrakea.

5. Pemeliharaan anestesi dengan isofluran dengan kombinasi N20 : O2 = 2:1.6. Pada akhir operasi, pasien dibuat bernafas spontan. Analgetik pasca operasimenggunakan ketorolak 30 mg.5KELOMPOK IKELOMPOK II7. Dua puluh menit sebelum anestesi dihentikandilakukan randomisasi dengan dibagi menjadi kelompok I dan II.

8. Petidin 0,4 mg/kgBBOndansetron 0,1 mg/kgBB9. Setelah operasi selesai, ventilasi adekuat, pasien bangun dan refleks laring telah kembali, baru dilakukan ekstubasi.

10. Dicatat TD, FN, suhu membran timpani, SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit sampai 30menit pasca ekstubasi11. Di ruang pulih sadar, pasien diberikan selimut dan oksigen masker 8 L/menit.6Derajat menggigil (Crossley & Mahajan)0 : tidak ada menggigil,1 : tidak tampak aktifitas muskuler/tremor, tetapi hanya tampak piloereksi atau vasokontriksi perifer atau keduanya,2 : aktifitas muskuler pada hanya satu kelompok otot,3 : aktifitas muskuler sedang pada lebih dari satu kelompok otot, tetapi tidak terlihat menggigil seluruh tubuh, 4 : aktifitas otot-otot seluruh tubuh sangat kuat dan terus-menerus.

Keterangan : (1) Uji t independen(2) Uji Mann whitneyTabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2. Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Gambar 1. Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2. Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3. Efek samping mual pada kedua kelompokPembahasanEntezari et al (2012) petidin 0.4 mg/kgbb dapat menurunkan kejadian menggigil pasca anestesi umum sampai sekitar 20% dari total pasien yang menjalani tindakan anestesi umum.Arifin dan Sanjaya (2012) ondansetron 0.1 mg/kgbb dapat menurunkan kejadian menggigil pasca anestesi umum sampai sekitar 16.7% dari total pasien yang menjalani tindakan anestesi umum.Hasil yg berbeda dapatterjadi karena perbedaan dosis dan teknik anestesiPembahasanMenggigil: fasikulasi atau tremor yang terdeteksi pada otot rangka di wajah, kepala, rahang, badan atau ekstremitas yang berlangsung > 15 detikDisebabkan oleh :Hipotermi akibat redistribusi panas dari pusat tubuh ke periferSuhu kamar op yg dingin/rendahLamanya luka daerah operasi yg terbukaPelepasan sitokin akibat tindakan opPenggunaan obat anestesi yg menurunkan ambang batas menggigil & respon vasokonstriksi thd hipotermiPembahasan Menggigil aktivasi simpatis/adrenergik meningkatkan proses metabolisme tubuh, meningkatkan kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4-6 x lipatpeningkatan produksi CO2 memperberat nyeri pasca operasi.

Obat yang digunakan untuk mengatasi kejadian menggigil pasca anestesi umum antara lain petidin dan ondansetronPetidinObat paling efektif dan sering digunakan untuk mengatasi menggigil.Opioid yg bekerja pada reseptor dan .Dapat menurunkan ambang menggigil 2x lipat dibanding ambang vasokonstriksi cegah menggigil Mencegah menggigil melalui reseptor dengan menurunkan ambang rangsang menggigil dan menurunkan vasokontriksi.ES : mual, muntah, pruritus dan depresi nafas.

Ondansteron Antagonis reseptor 5-Hidroksitriptamin tipe 3ANTI mual, muntah, menggigil. Salah satu neurotransmitter yang penting dalam termoregulasi karena berkaitan erat dengan jaras produksi panas tubuh dan jaras pengeluaran panas tubuh. Efek antagonis 5HT3 pada hipotalamus dpt menghambat menghambat sistem termoregulasi tidak terjadi menggigil

Kesimpulan Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan kejadian dan derajat menggigil yang bermakna secara statistik (p>0.05) antara kelompok ondansetron dan kelompok petidin.Hal ini membuktikan bahwa ondansetron 0,1mg/kgBB mempunyai efek mencegah menggigil pasca anestesi umum yang sama efektifnya dengan petidin 0,4mg/kgBB