ppt biotek2
TRANSCRIPT
Om Swastiastu
Ayu Seoulina1113041020
Interaksi Mikroba Dengan Tumbuhan
Definisi MIkrobaMikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat
kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Mikroba ada yang terusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa sel (multiseluler).
Bakteri
Archae
Fungi
Protozoa
Alga
Virus
Interaksi Mikroba Dengan Tumbuhan
Bakteri
FungiTumbuhan
Interaksi yang Menguntungkan
Interaksi yang Merugikan
Bakteri
Fungi
Virus
Tumbuhan
Interaksi yang Menguntungkan Antara Mikroba Dengan Tumbuhan
Rhizobium
Fungi Mikoriza Tumbuhan
Bersimbiosis Leguminoceae
Interaksi Antara Bakteri Rhizobium dengan Akar Leguminoceae
Interaksi yang Menguntungkan
Tumbuhan Tidak dapat MenggunakanN2
Di Atmosfer
DireduksiNH3
Fiksasi Nitrogen
Rhizobium
Karakteristik RhizobiumBakteri gram negatifBentuk batangMerupakan Penambat NitrogenKoloninya Berwarna PutihMorfologi dikenal sebagai bakteroid
Gambar 1.1 Bintil akar Gambar 1.2 Bakteroid
Terdapat beberapa spesies Rhizobium dan tumbuhan simbiosisnya yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Spesies Rhizobium Tumbuhan SimbiosisnyaRhizobium leguminoserum Pea (Pisum sp.)
Rhizobium phaseoli Kacang buncis (Phaseolus Vulgaris)
Rhizobium melioti Alfafa (Medicago sativa)
Rhizobium trifoli Clover (Trifolium subteranim)
Rhizobium japonicum Kedelai (Glycine max)
Rhizobium lupini Lupin (Lupinus sp)
Rhizobium sp Cowpea (Vigna sp)
Gambar 1.3 Pembentukan
Nodul
Mekanisme Pembentukan
Modul Pada Akar
Konversi N2 menjadi NH3 merupakan proses multilangkah yang rumit, namun reaktan-reaktan dan
produk-produk dalam fiksasi yaitu sebagai berikut:
N2 + 8e- + 8H+ + 16 ATP → 2NH3 + H2 + 16 ADP + 16 ℗i
Mikoriza
Nama mikoriza pertama kali dekemukakan oleh ilmuwan Jerman yaitu Frank pada tanggal 17 April 1885
Fungi diuntungkan oleh lingkungan yang ramah dan persediaan gula yang stabil, sedangakan tumbuhan, fungi akan meningkatkan luas permukaan untuk pengambilan air dan penyerapan fosfat secara selektif, serta mineral lain dari tanah dan menyediakan seluruhnya bagi tumbuhan.
Interaksi yang Menguntungkan
Mykes = Cendawan Riza = Tanaman
Gambar 1.4 Mikoriza berkembang menghubungkan akar dengan tanah
16Mikoriza
Ektomikoriza
Endomikoriza
Ektendomikoriza
EktomikorizaMiselium (massa hifa yang bercabang) membentuk suatu
lapisan padat, atau mantel, di atas permukaan akarHifa memanjang dari mantel ke dalam tanah, yang banyak
sekali meningkatkan luas permukaan untuk penyerapan air dan mineral.
Hifa ini tidak menembus sel akar akan tetapi membentuk suatu jaringan kerja di ruang ekstra-seluler yang memudahkan pertukaran nutrien antara fungi dan tumbuhan.
Dibandingkan dengan akar yang tidak terinfeksi, ektomikoriza umumnya lebih tebal, lebih pendek, dan lebih banyak percabanganya.
Ektomikoriza secara khusus dijumpai pada tumbuhan berkayu, yang meliputi famili pohon pinus, cemara, oak, walnut, dan eukaliptus.
Endomikoriza/ Mikoriza Vesikular Arbuskular
Hifa juga memanjang ke arah dalam dengan cara memecah sebagian kecil dinding sel akar.
Hifa sesungguhnya tidak menembus membran plasma dan memasuki sitoplasma sel inang, akan tetapi malah tumbuh ke dalam suatu pembuluh yang dibentuk oleh invaginasi membran sel akar.
Endomikoriza jauh lebih umum dibandingkan dengan ektomikoriza, ditemukan pada lebih dari 90% spesies tumbuhan, yang meliputi tanaman penting seperti jagung, gandum, dan legum.
Gambar 1.5 Endomikoriza dan ektomikoriza
EktendomikorizaEktendomikoriza merupakan bentuk peralihan dari
ektomikoriza dan endomikoriza. Ciri-cirinya : adanya selubung akar yang tipis dan
adanya jaringan Hartig, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya.
Gambar 1.6 Ektendomikoriza
21Interaksi yang Merugikan Antara Mikroba dengan Tumbuhan
Bakteri Penyakit Busuk Pada Tanaman Kubis
Fungi
Virus Mosaik Tembakau
Bercak Cokelat pada Padi
Virus
Penyakit Busuk Pada Tanaman Kubis
Busuk hitam (black rot) terdapat di semua daerah penanaman kubis di seluruh dunia dan sangat merugikan. Di Indonesia penyakit ini pertama kali ditemukan di Dolok (Sumatera Utara), lalu menyebar ke seluruh Indonesia
Interaksi yang Merugikan Antara Bakteri dengan Tumbuhan
Gambar 1.7 Gejala Penyakit
Gejala Penyakit 1) Terdapat area kuning tidak teratur di tepi daun berkembang
menjadi lesi berbentuk V, memiliki tepi kuning dan cokelat di bagian tengan dengah urat hitam.
2) Jika infeksi berat maka daerah yang terkena akhirnya bergabung sehingga dan tampak seperti tersiram air panas
3) Daun yang terinfeksi kemudian cepat diserbu oleh bakteri lain yang dapat menyebabkan busuk lunak pada tanaman kubis.
4) Infeksi bisa terjadi pada setiap tahap perkembangan tanaman, tetapi infeksi awal musim yang paling parah karena bakteri dapat terangkut bersama bibit.
5) Kondisi optimum untuk perkembangan penyakit adalah suhu antara 25-28 °C dengan adanya air bebas atau kelembaban yang tinggi, di mana gejala muncul dalam waktu 8-10 hari setelah terinfeksi
Gambar 1.8 Gejala Penyakit Pada Kubis
Gambar 1.9 Gejala Penyakit Pada Kubis
Penyebab Penyakit Penyebab penyakit ini yaitu bakteri
Xanthomonas campestris pv. campestris yang pada waktu ini lebih banyak dikenal sebagai Xanthomonas campestris.
Bakteri ini berbentuk batang, 0,7-3,0 x 0,4-0,5 µm, membentuk rantai, berkapsula, tidak berspora, bergerak dengan satu flagel poler.
Gambar 1.10 Pengamatan Biofilm Memperlihatkan Bakteri Gambar 1.10 Pengamatan Biofilm Memperlihatkan Bakteri Xanthomonas campestris pv. campestris pada Permukaan Daun Kubis Xanthomonas campestris pv. campestris pada Permukaan Daun Kubis
Daur Penyakit1.Bakteri mempertahankan diri dari musim ke
musim pada biji-biji kubis, dalam tanah, pada tumbuhan inang lain, atau dalam sisa-sisa tanaman sakit
2.Hampir semua anggota suku kubis-kubisan (Cruciferae) dapat menjadi tumbuhan inang dari bakteri ini
3.Bakteri masuk ke dalam tanaman kubis melalui pori air yang terdapat pada ujung-ujung berkas pembuluh di tepi-tepi daun.
4.Infeksi melalui stomata pada daun jarang terjadi.
Di waktu malam biasanya udara di sekitar tanaman kubis
mempunyai kelembapan yang sangat tinggi, sehingga air keluar dari pori air sebagai gutasi, yang
tergantung-gantung lama di tepian daun.
Di waktu pagi, setelah kelembapan udara turun, air
gutasi yang masih tergantung dapat terhisap kembali ke dalam berkas pembuluh, bersama-sama
dengan bakteri yang terdapat di dalamnya.
Adanya saluran air yang berkesinambungan dari
bagian luar ke bagian dalam tanaman merupakan
keadaan yang sangat baik untuk infeksi
Interaksi yang Merugikan Antara Fungi dengan
Tumbuhan
Penyakit Bercak Cokelat Pada Padi Bercak cokelat (brown spot) umum terdapat pada tanaman padi
di Indonesia. Bahkan penyakit ini terdapat di semua negara penanam padi, baik di daerah tropika maupun beriklim sedang.
Penyakit ini banyak terdapat di daerah pertanian yang kurang baik keadaanya, antara lain yang kekurangan air dan unsur hara. Sehingga penyakit ini sering disebut sebagai “penyakit orang miskin”.
Johnston (1961) melukiskan bahwa di Irian Jaya padi tanah kering dan kurus mempunyai daun-daun yang penuh bercak cokelat dan hampir semua biji pada setiap malai berubah warnanya.
Interaksi yang Merugikan Antara Fungi dengan Tumbuhan
Gejala Penyakit 1. Penyakit dapat timbul pada semai, daun, dan buah. Ini sering kali berturut-
turut disebut sebagai kerusakan fase 1, 2, dan 32. Pada daun tanaman yang sudah besar terjadi bercak-bercak cokelat tua atau
cokelat ungu. Bercak yang besar tepinya berwarna cokelat tua, tetapi bagian tengahnya dpat berwarna kuning pucat, putih kotor, cokelat atau kelabu. Daun yang terinfeksi dapat menjadi kering. Jika keadaan memungkinkan, batang dan tangkai bulir dapat terjangkit.
3. Penyakit pada biji dapat menurunkan mutu biji, dan dapat menyebabkan terbawanya penyakit ke semai yang akan datang. Infeksi ini dapat menyebabkan patahnya bagian-bagian padi dan menjadi biji-biji menjadi keriput.
4. Biji yang sangat terinfeksi berwarna cokelat seluruhnya. Dalam keadaan yang sesuai, biji yang sakit diliputi oleh beledu hitam, yang terdiri dari konidiofor dan konidium patogen. Pada umumnya jamur hanya menyerang sebagian dari biji-biji pada malai.
Gambar 1.11 Padi yang TerinfeksiGambar 1.11 Padi yang Terinfeksi Gambar 1.12 Padi yang TerinfeksiGambar 1.12 Padi yang Terinfeksi
Penyebab Penyakit Jamur yang menyebabkan bercak cokelat adalah Drechslera oryzae. Jamur ini membentuk miselium berwarna cokelat kelabu sampai
cokelat tua di dalam dan di luar jaringan tanaman sakit, dan juga pada biakan murni.
Konidiofor berwarna cokelat muda sampai cokelat kehijauan, makin ke ujungn warna makin muda, mempunyai panjang dan lebar yang bervariasi, tergantung lingkunganya. Konidiofor memiliki bengkokan seperti lutut yang khas, yang merupakan titik melekatnya konidium.
Drechslera oryzae menghasilkan racun (toksin) yang disebut cochliobolin atau ophiobolin, yang sangat meracuni semai padi, menghambat pertumbuhan akar dan mempengaruhi respirasi daun karena mengganggu keseimbangan aktivitas protoplasma.
Jamur juga menghasilkan banyak enzim proteolitik dalam biakan maupun dalam jaringan tumbuhan inang. Enzim ini memecah fragmen-fragmen protein yang terdapat pada dinding sel sehingga mengganggu keutuhan sel.
Gambar 1.14Gambar 1.14 Drechslera oryzaeGambar 1.13 Gambar 1.13 Drechslera oryzae
Daur Penyakit
1. Drechslera oryzae dapat mempertahankan diri sebagai miselium atau konidium dalam biji-biji. Jamur juga terdapat pada biji-biji yang tampak sehat. Di dalam biji paling sedikit jamur dapat bertahan selama 4 tahun.
2. Jamur ini juga dapat bertahan dalam jerami yang disimpan di tempat penyimpanan
3. Konidium jamur dapat dipencarkan oleh angin, tetapi mungkin jarak yang ditempuhnya tidak jauh
4. Pada umumnya infeksi terjadi sekitar 4 jam setelah perkecambahan konidium. Gejala awal penyakit terlihat sekitar 24 jam setelah infeksi.
Penyakit ini ditularkan oleh biji Penyakit ini ditularkan oleh biji yang trinfeksiyang trinfeksi
Spora penyakit Spora penyakit berkecambah dan berkecambah dan masuk ke akar semai masuk ke akar semai atau kolioptilatau kolioptil
Seperti tumbuh pada biji Seperti tumbuh pada biji padi, spora juga padi, spora juga terbentuk pada daun. terbentuk pada daun.
Spora berkecambah Spora berkecambah dan menginfeksi daun dan menginfeksi daun tanaman atau malaitanaman atau malai
Biji-biji menjadi Biji-biji menjadi terinfeksi ketika terinfeksi ketika penyakit berkembang penyakit berkembang dalam malaidalam malai
Interaksi yang Merugikan Antara Virus dengan
Tumbuhan
Virus Mosaik Tembakau Adolf E. Mayer ilmuwan dari Belanda mulai meneliti
penyakit mosaik pada tembakau sekitar tahun 1880.
Oleh para petani kerugian karena penyakit mosaik sering tidak diperhatikan, karena tumbuhan yang sakit tidak mati, sehingga tetap dapat memberikan hasil. Tetapi sebenarnya penyakit memeberikan kerugian yang besar, karena disamping mengurangi kuantum hasil, penyakit sangat menurunkan mutu daun sehingga harga jualnya pun rendah.
Interaksi yang Merugikan Antara Virus dengan Tumbuhan
Gejala PenyakitSecara umum gejala yang timbul dapat dikelompokkan, yaitu :1.Gejala mosaik warna belang bercampur lebih dari satu warna. Mosaik pada daun biasanya berwarna pucat atau kekuning-kuningan yang menyebar berupa percikan-percikan. Pada kondisi intensitas rendah dan suhu rendah terjadi gejala kerdil dan malformasi daun (fern-leaf) dimana adanya perubahan bentuk menjadi tidak sempurna atau tidak normal pada daun dan buah.2.Gejala klorosis berupa warna pucat, baik pucat yang menyeluruh maupun hanya berupa bercak saja.3.Gejala vein-clearing : warna pucat pada urat daun sehingga urat daun kelihatan transparan dan berkilau diantara warna daun yang hijau.4.Gejala nekrotik : kematian jaringan, biasanya terjadi pada urat daun, batang berupa garis-garis coklat, bercak pada daun atau bercak cekung nekrotik pada buah, dan kematian pada titik tumbuh.
Gambar 1.15 Daun yang Terinfeksi Gambar 1.15 Daun yang Terinfeksi
Penyebab Penyakit Penyakit mosaik tembakau disebabkan oleh Tobaco Mosaiv Virus (TMV),
yang dahulu disebut Marmor tabaci. Dalam mikroskop elektron Tobaco Mosaiv Virus (TMV) tampak berbentuk
batang yang panjanganya 300 nm dan tebalnya 18 nm (1nm = 10-6). Partikel virus (virion) terdiri satu benang RNA berbentuk spiral dengan
selubung protein, dengan perbandingan RNA 5%. Berat molekul benang RNA 2.106 dan berat molekul partikel total 39,4.106.
Di dalam daun tembakau kering virus dapat bertahan sampai puluhan tahun.
Valleau dan Johnson (1973) membuktikan bahwa virus masih tetap aktif di dalam daun tembakau kering yang sudah disimpan selama 53 tahun.
Tobaco Mosaiv Virus (TMV) telah dikristalkan oleh Stanley pada tahun 1935.
Gambar 1.16 Gambar 1.16 Tobaco Mosaic VirusTobaco Mosaic Virus
Daur Penyakit 1. Penyakit mosaik tembakau mudah sekali menular secara
mekanis (kontak). 2. Tobaco Mosaiv Virus (TMV) memiliki banyak tumbuhan inang,
antara lain tomat, cabai, ceplukan, ketimun dan semangka.3. Sumber infeksi Virus mosaik tembakau yang terpenting
adalah tembakau kering yang banyak dikonsumsi oleh para karyawan untuk merokok atau memakan sirih.
Bioteknologi di Bidang Pertanian yang Memanfaatkan MIkroba
Pembuatan Tanaman Transgenik Melalui Vektor Bakteri Agrobacterium tumefaciens
Tanaman TransgenikTanaman transgenik adalah tanaman yang telah
disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.
Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang
diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan
kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami.
Agrobacterium tumefaciens Bakteri patogen pada tanaman yang banyak digunakan untuk
memasukkan gen asing ke dalam sel tanaman untuk menghasilkan suatu tanaman transgenik.
Secara alami, Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman dikotiledon melalui bagian tanaman yang terluka
sehingga menyebabkan tumor mahkota empedu (crown gall tumor).
Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat
virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu.
Tahapan Pembuatan Tanaman Transgenik Melalui Vektor Agrobacterium tumefaciens
1) Melakukan skuensing atau pengurutan pada DNA untuk gen yang akan diubah diidentifikasi dan diperoleh dari organisme donor. Skuensing ini dapat dilakukan dengan mengacu pada informasi yang diketahui berkaitan dengan urutan dari gen yang akan dipilih.
2) Gen yang diinginkan dikeluarkan dari organisme donor melalui penggunaan enzim restriksi. Gen yang diinginkan kemudian dipolimer melalui polimerase chain reaction (PCR), yaitu metode untuk memperkuat DNA dan menghasilkan sejumlah gen yang bisa diterapkan, kemudian DNA tersebut disisipkan kedalam plasmid TI yang ada pada Agrobacterium tumefaciens. Pengklonan gen oleh bakteri vektor sehingga dihasilkan DNA yang diharapkan, kemudian klon gen Agrobacterium temefaciens diintroduksi/ditransformasi ke dalam kultur sel tumbuhan.
3) Multifikasi dan regenerasi bagian-bagian tumbuhan sehingga terbentuk tumbuhan dengan sifat yang baru dan bisa dipindahkan ke dalam lingkungan pertumbuhan biasa di mana gen baru akan diekspresikan.
Gambar 1.17 Tahapan Pembuatan Tanaman Transgenik
PLEASE ASK ME!!!
Thakz To Cikprue Gank, Google n Campbell !!!
Om Santhi Santhi Santhi Om
Thakz To Cikprue Gank, Google n Campbell !!!