ppt anestesi fraktur basis cranii.ppt
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUSFRAKTUR BASIS CRANII,
CONTUSIO SEREBRI DAN EDEMA SEREBRI
Desty Dwianti G1A209175Hananingtyas Idasa G1A209180
Pembimbing :dr. Tendi Novara Sp.An
LAPORAN KASUSLAPORAN KASUSA.IDENTITAS PASIENA.IDENTITAS PASIENNama : Sdr. AJenis Kelamin : Laki-lakiUsia: 19 tahunBerat Badan : 60 kgTinggi Badan: 170 cmAgama : IslamAlamat : Kedung Winangun RT
1/RW 6 KlirongWaktu Masuk : 18 Desember
2011 No. RM : 881308
KRONOLOGI CERITAKRONOLOGI CERITA18 Desember 2011Sdr. A mengalami kecelakaan
antara motor dengan motor. Pasien dirawat di Rumah Sakit Walet Cirebon dan dirujuk ke RSMS pada tanggal 18 Desember 2011 pukul 13.30 atas indikasi penurunan kesadaran disertai mual, keluar darah dari hidung dan telinga kanan
PPemeriksaan Fisikemeriksaan FisikDilakukan tanggal 22 Desember 2011, pukul 14.00 WIB.
1. Status generalisKeadaan umum : LemahKesadaran : E1M3V ventilatorTanda vitalTekanan darah : 133/60 mmHgNadi : 60 kali/menit, reguler isi dan tegangan cukupRespirasi : 28 kali/menit, regulerSuhu : 39⁰CBerat Badan : 60 kgTinggi badan : 170 cm
Kepala : vulnus laceratum (+), brill hematoma (+/+)Mata : Edema palpebra (+/+), konjungtiva anemis sdn sklera ikterik tidak ada, pupil kanan dan kiri anisokor 5 mm/ 3mm, reflek cahaya -/-Telinga : Bentuk normal, Otorhea (+/-)Hidung : Bentuk normal, deviasi tidak ada, epistaksis +/+Mulut : Bibir tidak sianosisLeher : Kelenjar getah bening leher tidak teraba.ParuInspeksi : Bentuk normal, simetris statis dan dinamis, retraksi tidak ada.Palpasi : Fremitus vokal kanan-kiri sama.Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.Auskultasi: Vesikuler kanan dan kiri, ronki tidak ada, wheezing tidak ada.
JantungInspeksi :Ictus cordis tidak terlihat.Palpasi :Ictus cordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra.Perkusi :Batas kanan di ICS 4 linea parasternal dekstra Batas kiri di ICS 5 linea midklavikula sinistra Batas atas di ICS 2 linea parasternal sinistraAuskultasi :Bunyi jantung I dan II regular, murmur tidak ada, gallop tidak ada.AbdomenInspeksi : tidak ada jejas di perutAuskultasi : Bising usus positif normal.Palpasi : Supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba.Perkusi : TimpaniEkstremitas : Akral hangat, udema tidak ada, sianosis tidak ada, Capilary reffil time kurang dari 2 detik
PPemeriksaan Penunjangemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium tanggal : 18 Pemeriksaan Laboratorium tanggal : 18 DesemberDesember 2011 2011
Darah lengkap Nilai normal
Hemoglobin 10,0 13-16 g/dl
Leukosit 17630 4800-10.800 /ul
Hematokrit 30 ♂: 40-48 %, ♀: 37-43%
Eritrosit 3,6 ♂: 4,5-5,5 jt/ul, ♀: 4-5 jt/ul
Trombosit 197.000 150.000-400.000 /ul
Kimia klinik
SGOT 75 14-36 U/L
SGPT 44 9-52 U/L
Ureum Darah 32,0 14,98-38,52 mg/dL
Kreatinin Darah 1,21 0,60-1,00 mg/dL
Glukosa Sewaktu 123 ≤ 200 mg/dL
Natrium 144 136-148 mmol/L
Kalium 3,3 3,5-8,1 mmol/L
Klorida 103 98-107 mmol/L
CT-Scan Kesan: Tampak lesi hiperdens di Regio Fronto Temporal dextra bentuk irregular dengan perfocal oedema luas dengan salt and paper.Mid line shifting + ke kiri ±1/2 cm. Sisterna ambien terbuka.Sistem ventrikel asimetris dengan ventrikel lateral dextra terdorong ke kiri. Gyrus sulcus tidak jelas.
C. DIAGNOSISFraktur Basis Cranii fossa anterior et media, Contusio Serebri dan Oedema Serebri
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN1. Dokter umum IGD konsul ke Bagian
Bedah Saraf Instruksi dari Bedah Saraf:
a. Rawat ICUb. Informed consent keluargac.Head up 30ºd.IVFD Kaen Mg3 2000 cc/24 jame.Rehidrasi cairan 1 Lf. Ceftriaxone 2x2 gr’g.Ketorolac 3x1 Amph.Ranitidin 2x1 Ampi.Piracetam 3x1 Ampj.Fenitoin 3x100 mgk.Vit K 3x1 Amp
l.Manitol 6x150 ccm.Transam 3x1 Amp
2. Dokter umum IGD konsul ke Bagian Anastesia.Instruksi dari Anastesib.ACC rawat ICUc. Pasang Ventilator
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium tanggal : 19 tanggal : 19 DesemberDesember 2011 2011
Darah lengkap Nilai normal
Hemoglobin 7,5 13-16 g/dl
Hematokrit 23 ♂: 40-48 %, ♀: 37-43%
PT 14 (11,5-15,5)
APTT 30,3 (25-35)
Kimia klinik
Ureum Darah 29,7 14,98-38,52 mg/dL
Kreatinin Darah 0,92 0,60-1,00 mg/dL
Glukosa Sewaktu 97 ≤ 200 mg/dL
Kalsium 7,8
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium tanggal : 20 tanggal : 20 DesemberDesember 2011 2011
Kimia klinik
Natrium 150 136-148 mmol/L
Kalium 3,3 3,5-8,1 mmol/L
Klorida 106 98-107 mmol/L
Kalsium 8,1
Pemeriksaan Laboratorium tanggal : 23 Desember 2011
Darah lengkap Nilai normal
Hemoglobin 11,0 13-16 g/dl
Leukosit 15480 4800-10.800 /ul
Hematokrit 34 ♂: 40-48 %, ♀: 37-43%
Eritrosit 3,9 ♂: 4,5-5,5 jt/ul, ♀: 4-5 jt/ul
Trombosit 198.000 150.000-400.000 /ul
Laporan rawat di ICULaporan rawat di ICU18 Desember 2011
20.00 WIB Pasien baru, terpasang monitor, tanda vital, dan NRM. Pasien tampak sesak napas, panas dan keadaan
umum lemah.
TD : 102/84 SPO₂: 99 %
N : 108 X /menit
RR : 39 x /menit
S : 39ºC
24.00 Pemberian ketorolac 1 ampul,Piracetam 1ampul, Phenitoin 100mg, Vit.K 1 ampul, Transamin 1 ampul,
Manitol 150cc
TD : 146/67 mmHg SPO₂: 98 %
N : 122 X /menit
RR : 31 x /menit
S : 38,4 ºC
19 Desember 2011
08.00 WIB Pasien sesak nafas, panas. Keadaan umum lemah, gelisah. RR : NRM, VS : tidak stabil,
takikardi
VS :
TD : 112/53 SPO₂: 99 %
N : 69 X /menit
RR : 19 x /menit
S : 37,6 ºC
Injeksi obat Ketorolac 1 amp, Piracetam 1 amp, Phenitoin 100 mg,Vit K 1 amp22.00 Keadaan umum : jelek, vital sign tidak stabil.
Tekanan darah tinggi,terpasang antrain pump.
VS :
TD : 160/77 SPO₂: 98%
N : 112 X /menit
RR : 38 x /menit
S : 38,6 ºC
Ceftriaxon 2 gram, rantin 1 ampul,Manitol 150cc. Mengatur balance cairan per 6 jam
20 Desember 2011
08.00 Keadaan umum jelek, lemah
TD : 145/52 SPO₂: 96 %
N : 72 X /menit
RR : 24 x /menit
S : 38,9
Injeksi obat Ketorolac 1 amp, Piracetam 1 amp, Phenitoin 100 mg,
Vit K 1 amp
10.00 VS :
TD : 123/40 SPO₂: 97 %
N : 89 X /menit
RR : 18 x /menit
S : 38,9
Injeksi obat Ceftriaxone 2 gr, Rantin 1 amp, Transamin 1 amp ,
Manitol 150 cc
12.00 TD : 124/53 SPO₂: 99 %
N : 93 X /menit
RR : 36 x /menit
S : 41
Injeksi obat
Antrain ekstra 1 amp
13.00 TD : 91/44 SPO₂: 100 %
N : 165 X /menit
RR : 41 x /menit
S : 40,2
Loading 500 cc RL
14.00 VS :
TD : 102/51 SPO₂: 87 %
N : 166 X /menit
RR : 32 x /menit
S : 42
22 Desember 2011
08.00 Keadaan umum jelek, lemah
VS :
TD : 134/55 SPO₂: 100 %
N : 57 X /menit MAP: 83
RR : 27 x /menit
S : 38,9
Injeksi obat Ketorolac 1 amp, Piracetam 1 amp, Phenitoin 100 mg, Vit K 1
amp
18.00 KU : Lemah
VS :
TD : 146/70 SPO₂: 97 %
N : 113 X /menit MAP: 113
RR : 38 x /menit
S : 39,8 ºC
Injeksi obat
Tramadol 1 amp
21 Desember 2011
08.00 Keadaan umum jelek, lemah
VS :
TD : 146/70 SPO₂: 94 %
N : 98 X /menit
RR : 38 x /menit
S : 38,6
Injeksi obat Ketorolac 1 amp, Piracetam 1 amp, Phenitoin 100 mg, Vit K 1 amp
22.00 Keadaan umum : jelek,
Tekanan darah masih tinggi, takikardi
VS :
TD : 144/55 SPO₂: 99 %
N : 100 X /menit
RR : 31 x /menit
S : 38,6 ºC
Ceftriaxon 2 gram, rantin 1 ampul. Mengatur balance cairan per 6 jam
23 Desember 2011
12.00TD : 124/53 SPO₂: 99 %
N : 93 X /menit MAP: 76
RR : 36 x /menit
S : 41
Injeksi obat
Antrain ekstra 1 amp
13.00 VS :
TD : 91/44 SPO₂: 100 %
N : 165 X /menit MAP: 53
RR : 41 x /menit
S : 40,2
Loading 500 cc RL
14.15 VS :
TD : 67/34 SPO₂: 85 %
N : 106 X /menit
RR : 14 x /menit
S : 42
15.00 VS :
TD : 60/30 SPO₂: 83 %
S : 40Apneu dilakukan bagging
DC: 50 cc berwarna orange pekat
15.12 Dinyatakan meninggal
BAB IIBAB IITINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKADEFINISI
Cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat pada gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, yang dapat bersifat temporer ataupun permanent.
SCALP
SKIN
CONNECTIVE TISSUE
APONEUROSIS/GALEA
LOOSE AREOLAR TISSUE
PERICRANIUM
ANATOMI
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
MEKANISME
TUMPUL
TAJAM(PENETRATING)
KLL
TRAUMA TEMBAKTRAUMA TUSUK
BERATNYA CEDERA
RINGAN:GCS 14 - 15SEDANG:GCS 9 - 13BERAT :GCS 3 - 8
MORFOLOGI
FRAKTUR KRANIUM linear terbuka/tertutup depresi
basis cranii
LESI INTRAKRANIALFokal : EDH,SDH,ICH,IVHDifus : kontusio
FRAKTUR BASIS CRANIIFRAKTUR BASIS CRANIIFossa crania anterior Pasien dapat
mengalami epistaksis dan terjadi rhinnore atau kebocoran CSF yang merembes ke dalam hidung. Fraktur yang mengenai pars orbita os frontal mengakibatkan perdarahan subkonjungtiva (raccoon eyes atau periorbital ekimosis)
- Fossa crania mediasering terjadi (otorrhea) Bocornya CSF dan keluarnya darah dari canalis acusticus externus
Pada fraktur fossa cranii posterior darah dapat merembes ke tengkuk di bawah otot otot postvertebralis
Tanda-tanda fraktur basis Tanda-tanda fraktur basis kraniikranii
FRAKTUR BASIS FRAKTUR BASIS CRANIICRANII
Kontusio serebri (Memar otak )Merupakan perdarahan kecil /
ptechie pada jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah kapiler. Hal ini bersama-sama dengan rusaknya jaringan saraf atau otak yang akan menimbulkan edema jaringan otak di daerah sekitarnya
EDEMA SEREBRIEdema serebri atau edema otak adalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraselulerpeningkatan tekanan intrakranial menyebabkan menurunnya cerebral blood flow (CBF)
Edema serebri dapat menyebabkan sakit kepala, penurunan kesadaran, muntah, pupil edema, Herniasi
Pupil mataPupil mata
E.E.PENANGANAN KEGAWATDARURATANPENANGANAN KEGAWATDARURATAN
Primary Survey1. Pastikan Airway, Breathing, Circulation terjaga. ◦ Pemberian O2 tekanan tinggi ◦ Intubasi bila perlu
2. .Penilaian neurologis: Coma Scale (GCS). Respon pupil (ukuran, refleks cahaya) dan penilaian simetris ekstremitas harus secepatnya dinilai.3. Penilaian cedera organ lain.
4. Penanganan terhadap peningkatan TIK.
Hiperventilasi. Jika terdapat bukti terjadinya herniasi transtentorial pada pasien, hiperventilasi sampai kadar PaCO2 sebesar < 30 mmHgTIK
Terapi diuretik. Dosis Mannitol : 1g/kgBB, [5x BB (kg)] ml larutan mannitol 20% dalam infus cepat selama 5 menit.
Posisi. Menaikkan posisi kepala 30-45o memfasilitasi drainase CSF dan menurunkan TIK.
PEMBAHASANPasien mengalami trauma tumpul kepala yg mengakibatkan penurunan kesadaran disertai mual, keluar darah dari hidung dan telinga kanan
AirwayPada pasien ini mengalami penyumbatan jalan napas
Pembebasan jalan napas dengan pemasangan intubasi endotrakeal.
untuk mempertahankan jalan napas, memberikan ventilasi, oksigenasi, dan mencegah terjadinya aspirasi.
Breathing RR: 32 kali per menitSirkulasi, denyut nadi 128 kali per
menit kemungkinan disebabkan karena perfusi oksigen yang menurun di jaringan akibat terjadinya sumbatan jalan napas, gangguan ventilasi maupun akibat kehilangan darah akibat perdarahan aktif pada pasien.
Peningkatan tekanan darah pada fase akut merupakan respon kompensasi untuk mempertahankan perfusi serebral.
Pada keadaan ini, masih tetap diperlukan resusitasi cairan sedini mungkin untuk mencegah syok
Pemasangan kateter urin diperlukan untuk mengukur produksi urin.
Cedera kepala yang dialami oleh pasien ini masuk dalam klasifikasi cedera kepala berat. GCS (E1M3Vtube)
Perdarahan dari telingaakibat fraktur basis cranii fossa media
Perdarahan dari hidung akibat fraktur basis cranii fossa anterior.
Oedema periorbita dextra et sinistra juga merupakan tanda fraktur basis cranii.
Pada pemeriksaan juga ditemukan pupil anisokor, reflek cahaya negatif merupakan tanda herniasi
diakibatkan adanya penekanan pada N. III, A. serebri posterior, lobus temporalis dan unkus
Pada pasien ini mengalami muntah adanya peningkatan tekanan intracranial
Penggunaan manitol sebagai terapi yang digunakan untuk menurunkan peninggian tekanan intra kranial
Untuk mencegah secondary brain injury dengan mengambil langkah-langkah : pertahankan normovolemik, mencegah hipoksia, mencegah nyeri, mencegah infeksi, dan lakukan observasi terhadap vital sign dan GCS.
Perawatan di Intensif Care Unit (ICU).
Hal ini dikarenakan diperlukan pemantauan yang intensif disertai dengan penggunaan ventilator mekanik yang terdapat di ICU untuk menghindari adanya komplikasi yang didapat selama masa perawatan
Kriteria Rawat ICUKriteria Rawat ICUKriteria pertimbangan perawatan di ruang rawat intensif
Frekuensi napas
Denyut nadi
Tekanan darah
Suhu
Produksi urin
Derajat kesadaran
Oksigenasi
Asidosis
< 8 atau > 30.menit
<40 atau > 130/menit
<90 mmHg
Hipertermia (> 380C)
Hipotermi ( < 360C)
< 30 ml/jam selama 3 jam
Tidak respon dengan perintah
Saturasi oksigen <90% atau PaO2 <8kPa
(60 mmHg) meski dengan 60% oksigen
yang diinspirasi
pH<7,2, bikarbonat <20 mmol/L
Selama perawatan di ICU terdapat tanda-tanda yang mengarah terjadinya sepsis seperti :
1.Frekuensi jantung 140 x/menit (>90 x/menit)
2. Suhu tubuh 38,80C (>38,00C) 3.Frekuensi napas32 x/menit ( > 20
x/menit)4.Leukosit darah 17630 (>
12000/mm3)5. Oligouria (ukuran <0,5 cc/kgBB/jam,
berwarna orange pekat)
Pasien terus mengalami penurunan kesadaran hingga akhirnya dinyatakan meninggal pada tanggal 23 Desember 2011 pulul 15.12 WIB.
BAB VBAB VKESIMPULANKESIMPULAN
Sdr.A 20 tahun, dirawat di Rumah Sakit Margono Soekarjo dengan indikasi Fraktur Basis Cranii, contusio Serebri, edema serebri
Penyebab kematian Sdr A. diduga karena terjadi sepsis pada perawatan hari ke -5 di Rumah Sakit Margono Soekarjo.
Setiap kejadian trauma tumpul pada kepala adalah trauma pada kepala yang tidak menembus tengkorak akan tetapi dapat bermanifestasi pada kasus fraktur tulang tengkorak, fraktur pada basis kranni ataupun tejadinya epidural hematoma dan subdural hematoma.