ppi renov
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI ENDOPARASIT PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DARI PERAIRAN LAUT JAWA
Dianovia Intan A.B, Arya Nada
Jurusan Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. – Tembalang, SemarangEmail: [email protected]
ABSTRAK
Potensi produksi ikan Tongkol (Euthynnus affinis) cukup besar untuk wilayah pulau Jawa. Salah satu kendala yang dihadapi dalam menjaga kesehatan ikan adalah faktor populasi ikan yang sangat besar. tujuan penilitian ini untuk mengamati gejala klinis ikan tongkol (Euthynnus affinis), mengidentifikasi endoparasit pada ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dan Mengetahui intensitas, prevalensi, dan dominansi endoparasit pada ikan Tongkol (Euthynnus affinis), yang dilaksanakan pada tanggal 24 September 2013 dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Diponegoro. Hasil pengamatan terhadap gejala klinis ikan Tongkol (Euthynnus affinis) tidak ditemukan. Endoparasit yang ditemukan ialah Myxosporea, yang berbentuk seperti kapsul dan seperti oval, dimana ditemukan pada organ target usus dan gonad masing-masing 1 dan 25. Hasil perhitungan intensitas, prevalensi, dan dominansi masing-masing 26 ind/ekor, 33,3%, dan 100%.
Kata kunci: Ikan Tongkol (Euthynnus affinis); Endoparasit; Myxosporea
PENDAHULUAN
Potensi produksi ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) cukup besar
untuk wilayah pulau Jawa, suplai
ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
berasal dari Laut Utara Jawa dan
Laut Selatan Jawa (Samudra
Indonesia). Ikan laut segar
merupkan bahan makanan yang
banyak digemari oleh masyarakat
dan merupakan sumber protein yang
sangat baik. Ikan juga merupakan
sumber vitamin dan lemak tidak
jenuh yang cukup baik dan dapat
meningkatkan gizi masyarakat. Ikan
Tongkol (Euthynnus affinis)
merupakan jenis ikan yang banyak
ditangkap diperairan laut Semarang
dan banyak digemari masyarakat
luas dan sekaligus sebagai komoditi
ekspor. Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis) yang digunakan dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis)
Salah satu kendala yang dihadapi
dalam menjaga kesehatan ikan
adalah faktor populasi ikan yang
sangat besar. Kesehatan ikan akan
bisa dijaga dan diawasi bila
dilakukan pada sektor perikanan
intensif di mana jumlah ikan
terbatas dengan wilayah perairan
yang kecil. Kesehatan ikan di
perairan luas seperti laut akan jauh
lebih sulit dijaga karena jumlah ikan
yang lebih besar. Parasit akan
merugikan kesehatan dan kualitas
ikan maupun bagi manusia yang
mengkonsumsinya. Menurut
Buchmann & Bresciani (2001),
parasit bagi ikan dapat
menyebabkan anemia, hemoragi,
inflamasi, anoreksia dan letargi dan
parasit yang berada dalam tubuh
ikan dapat mengurangi kualitas dan
nilai ekonomis ikan.
Monogenea adalah cacing pipih
yang tidak bersegmen dengan organ
perlekatan berbentuk sucker (batil
isap) atau cakram perlekatan.
Terdapat dua jenis batil isap, batil
isap oral (prohaptor) yang
mengelilingi mulut, dan batil isap
ventral yang tidak memiliki
hubungan dengan saluran
pencernaan melainkan hanya
sebagai media perlekatan pada
inang. Baer (1952) menyebutkan
batil isap ventral sebagai
opisthaptor. Opisthaptor terletak
posterior berbentuk cakram
kompleks dilengkapi dengan kait
dan alat pengisap yang
memungkinkan parasit menempel
pada inang. Bentuk opisthaptor
bermacam-macam tergantung
klasifikasi filogeninya. Batil isap
berbentuk seperti mangkuk,
memiliki otot, dan merupakan organ
kontraktil yang kuat. Mulut
merupakan tempat masuknya
makanan, kemudian dilanjutkan
faring muskular yang kuat dan
saluran pencernaan buntu yang
biasanya bercabang, (Nabib &
Pasaribu, 1989). Salah satu jenis
monogenea yang banyak ditemukan
pada ikan Tongkol (Euthynnus
affinis) adalah dari famili Capsalida
dan subfamili Capsalinae. Subfamili
Capsalinae memiliki beberapa genus
yaitu Tristoma, Capsaloides dan
Capsala. (Williams, 1996).
Jenis parasit Myxosporea
merupakan sporozoa penyebab
penyakit Myxosporeasis. Serangan
yang berat pada ikan menyebabkan
gangguan serta penurunan fungsi
organ yang diserang. Kebanyakan
spesies Myxosporea bersifat patogen
(Tang and Zhao, 2011). Sehingga
perlu diadakannya penelitian untuk
mengidentifikasi spesies
Myxosporea pada ikan Tongkol
(Euthynnus affinis).
Penelitian ini bertujuan untuk
mengamati gejala klinis ikan
tongkol (Euthynnus affinis),
mengidentifikasi endoparasit pada
ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
dan Mengetahui intensitas,
prevalensi, dan dominansi
endoparasit pada ikan Tongkol
(Euthynnus affinis).
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 24 September 2013
dilakukan di Laboratorium
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Universitas Diponegoro. Sampel
Ikan Tongkol diperoleh dari Pasar
Kobong Semarang, yang berasal
dari perairan Laut Jawa.
METODOLOGI
Materi
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini ialah mikroskop,
kamera, slide glass, cover glass,
pipet tetes, petridish, sectio tools,
jarum pentul, penggaris, tisu, dan
sterofoam. Sedangkan bahan-bahan
yang digunakan ialah 3 sampel ikan
Tongkol (Euthynnus affinis),
aquadest, giemsa, formalin, dan
enthelan.
Pemeriksaan Endoparasit
Langkah awal yang dilakukan
pada penelitian ini ialah mencatat
jenis ikan dan asal perairannya,
mengamati tingkah laku serta gejala
klinis ikan, melakukan serebrasi
pada ikan Tongkol (Euthynnus
affinis), mengukur panjang total,
panjang standar serta tinggi ikan,
membedah ikan kemudian ambil
organ target dan memotong
perbagian seperti hati, ginjal, usus,
lambung, dan gonad. Hasil
kemudian diamati di bawah
mikroskop, dan melakukan
identisifikasi dengan bantuan buku
identifikasi.
Proses Fiksasi
Parasit yang telah ditemukan
akan dilakukan proses fiksasi
dengan langkah yaitu Parasit
diteteskan formalin dan ditunggu
beberapa menit agar parasit tersebut
rileks, Setelah itu cairan formalin
diserap dengan menggunakan tisu
sampai kering, Setelah kering
ditetesin dengan aquadest 1 tetes
agar parasit tidak hancur, kemudian
aquadest diserap kembali dengan
menggunakan tisu sampai kering,
kemudian diteteskan pewarna
giemsa agar hasil yang diawetkan
kelihatan dan ditunggu beberapa
menit setelah itu diserap kembali
dengan tisu kemudian ditetesin lagi
dengan aquadest dan diserap
kembali dengan tisu, langkah
terakhir menempelkan cover glass
pada slide glass dengan memakai
enthelan.
Analisa Data
Analisa data yang dilakukan
dengan cara menghitung Intensitas,
Prevalensi, dan Dominasi.
1. Intensitas:
jumla hindividu suatu spesies parasitjumla hinang yang terinfeksi
2. Prevalensi:
Jumlah ikan sampel yang terinfeksijumlah total ikan yangdiperiksa
x100 %
3. Dominansi: ¿N
x100 %
Keterangan:
ni : Jumlah tiap-tiap spesies parasit yang ada pada ikan
N: Jumlah seluruh spesies parasit yang ada pada ikan sampel
HASIL
Gejala klinis pada ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) yang diamati
tidak ada dikarenakan ikan sudah
dalam keadaan mati. Hasil
pengukuran panjang dan tinggi ikan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang dan tinggi ikan tongkol (Euthynnus affinis)
Ikan Tongkol PT (cm)
PS (cm)
T (cm)
IK 1 30 22,7 8IK 2 28 25 6,5IK 3 27 23 5
Organ target yang diamati pada
ikan tongkol (Euthynnus affinis)
yaitu hati, usus, ginjal, lambung, dan
gonad. Hasil pengamatan jumlah
parasit pada organ target dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah parasit pada organ target
Ikan
Organ Target
Hat
i
Usu
s
Gin
jal
Lam
bung
Gon
ad
IK 1 - 1 - - 25IK 2 - - - - -IK 3 - - - - -
Myxosporea berbentuk seperti
kapsul dan seperti oval. Bagian-
bagian Myxosporea yang dapat
teramati ialah sporoshell, kapsul
polar, dan filamaent polar. Gambar
Myxosporea dapat dilihat pada
gambar 1:
Gambar 2. MyxosporeaKeterangan:
1. Sporoshell
2. Kapsul polar3. Filamen polar
Hasil Intensitas, Prevalensi, dan
Dominasi pengamatan ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Intensitas, Prevalensi, dan Dominasi pengamatan ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
PEMBAHASAN
Ikan sampel yang digunakan Ikan
Tongkol (Euthynnus affinis) yang
sudah dalam keadaan mati, Menurut
Markevich (1951), penyebaran
spora Myxosporea dapat terjadi jika
ikan mati atau luka pada tubuh ikan
dan selanjutnya spora keluar dari
tubuh ikan masuk ke perairan.
Ukuran tubuh ikan tongkol
(Euthynnus affinis) yang pertama
memiliki panjang total 30cm,
panjang standar 22,7cm dan tinggi
8cm. Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis) yang kedua panjang total
28cm, panjang standar 25cm, dan
tinggi 6,5cm sedangkan ikan
tongkol (Euthynnus affinis) yang
ketiga panjang total 27cm, panjang
standar 23cm dan tinggi 5cm.
Menurut kenedy (1975),
mengungkapkan bahwa tubuh ikan
1
2
3
Parasit
Jum
lah
Inte
nsit
as
Pre
vale
nsi (
%)
Dom
inan
si (
%)
Myxosporea 26 26 33,3 100
adalah tempat untuk kolonisasi
parasit. Semakin luas permukaan
tubuh ikan, maka koloni parasit juga
bertambah, sehingga nilai intensitas
dan prevalensi parasit meningkat.
Menurut Noble (1989), beberapa
faktor yang mempengaruhi jumlah,
ukuran, perilaku setiap parasit
terhadap inang diantaranya umur,
ukuran tubuh inang, iklim, musim
dan lokasi geografik.
Organ target yang diamati ialah
usus, hati, ginjal, lambung, dan
gonad. Parasit Myxosporea yang
diamati hanya terdapat pada bagian
usus dan gonad ikan Tongkol
(Euthynnus affinis). Myxozoan
(Filum Myxozoa, kelas Myxozporea)
adalah parasit yang umumnya
menyerang vertebrata berdarah
dingin, khusunya ikan (Kent et al.,
2001). Organ yang menjadi
targetnya adalah intestinal, ginjal,
gonad, hati, insang, dan jaringan
tulang rawan, tetapi tidak pernah
hidup di lumen Intestinal (Grabda,
1981).
Pengamatan pada ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) didapatkan
bahwa 1 dari 3 ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) terinfeksi
endoparasit Myxsosporea. Parasit
ini hanya dapat diidentifikasi hanya
sampai dengan kelasnya saja, yaitu
kelas Myxosporea. Endoparassit ini
didapatkan pada organ target gonad
dan usus. Jumlah endoparasit
Myxsosporea pada organ target
gonad berjumlah 25 individu dan
pada usus berjumlah 1.
Myxsosporea yang teramati
diketahui memiliki bentuk
menyerupai kapsul.
Spora Myxospora berukuran kecil
(beberapa µm), lenticular, oval,
bulat, tergantung dari genusnya,
spora berisi 1-6 polar. Spora
Myxosporea terdiri dari polar
capsule dan spiral tread di bagian
anterior amoebula yang berisi
capsule nucleus, amoebula nucleus,
iodhinophilus vacuola di bagian
porterior (Grabda, 1981). Menurut
Anonim (1989), Struktur spora
Myxosporea terdiri dari sporoshell,
kapsul polar yang berisi filament
polar di bagian anterior, nucleus
embryonic dan iodinophilous
vacuola di bagian posterior, garis
sutural serta kutub vacuole pore.
Siklus hidup Myxosporea
menurut Darnas (1985) dalam
Mahasri (2011), Spora yang
menempel pada ikan mati tetap
bertahan hidup didalam organ tubuh
ikan dengan jangka waktu yang
lama, ikan tersebut dimakan ikan
yang masih hidup dan melepaskan
filament polar yang menempel pada
dinding sel, membentuk
sporoplasma, ameboid (melakukan
pergerakan) ke sel tubuh, tropozoid,
membelah (Shizogoni) dan
sporogony, sehingga tumbuh spora.
Intensitas
Perhitungan intensitas didapatkan
dengan cara membagi jumlah
Myxsosporea dengan jumlah ikan
yang terinfeksi. Jumlah
Myxsosporea berjumlah 26 dibagi
dengan jumlah ikan yang terinfeksi
1, sehingga didapat hasil intensitas
sebesar 26 individu/ ikan, artinya
terdapat 26 individu Myxosporea
pada 1 ekor Ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) yang terinfeksi.
Menurut Noble & Noble (1989)
semakin besar ukuran berat inang
maka semakin tinggi inang akan
terinfeksi parasit. Inang yang lebih
besar dapat mengandung jumlah
parasit yang lebih besar.
Prevalensi
Perhitungan prevalensi 33,33%,
yang artinya bahwa 33,33% dari
keseluruhan ikan yang diamati
terinfeksi Myxosporea. Menurut
Zubaidy (2010), nilai prevalensi 41-
100% termasuk kategori tinggi
sehingga dapat disimpulkan bahwa
prevalensi parasit myxosporea pada
ikan tongkol (Euthynnus affinis)
termasuk kategori tinggi.
Dominansi
Perhitungan dominansi
endoparasit Myxosporea didapatkan
sebesar 100%, sehingga dapat
diketahui pada ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) hanya
ditemukan Myxosporea saja.
Menurut Noble & Noble (1989)
apabila hanya satu parasit dalam
tubuh inangnya, maka parasit
tersebut akan mencapai ukuran
maksimum. Ukuran tersebut
semakin kecil apabila semakin
banyak jumlah parasit pada inang
yang sama.
Menurut Handajani (2005),
Usaha pengobatan Myxosporea
sebagai endoparasit, belum ada cara-
cara pengobatan secara kimiawi
yang dapat dianjurkan, namun
demikian untuk sel dan mengurangi
kerugian yang diderita sangatlah
dianjurkan langkah-langkahnya
yaitu semua fish-fry yang sudah
mempunyai gejala sakit, diambil,
padat penebaran segera dikurangi,
dengan jalan memindahkan ke
kolam lain, memberi makan yang
cukup dan tepat, dan bekas kolam
yang pernah ada serangan
Myxosporea dikeringankan dan
diberi kapur.
KESIMPULAN
Gejala klinis ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) yang diamati
tidak ada dikarenakan ikan sudah
dalam keadaan mati. Organ target
yang terdapat parasit Myxosporea
hanya terdapat pada usus dan gonad
dengan jumlah masing-masing
parasit 1 dan 25. Berdasarkan
perhitungan Intensitas, Prevalensi,
dan dominasi didapatkan 26
individu/ekor untuk intensitas,
33,3% untuk prevalensi dan 100%
untuk dominansi parasit
Myxosporea.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1989. Integrated Fish Farming in China. NACA Technical Manual 7. A World
Food Day Publication of the Network of Aquaculture Centres in Asia and the Pacific, Bangkok, Thailand.
Baer JG. 1952. Ecology of Animal Parasites. The University of Illinois Press :Urbana.
Buchmann K & J Bresciani. 2001. Parasitic Diseases of Freshwater Trout. DSR Publisher, Denmark.
Grabda J (1981) Marine fish patology. PWN-Polish Scientific Publisher, Warszawa
Handajani, hany. 2005. Parasit dan penyakit ikan. UMM Press. Malang.
Kennedy, C.R. 1975. Ecological Animal Parasitology. Blackwell Scientific Publications. Oxford.
Kent, M.L., K.B. Andree, J.L. Bartholomew, M. El-Matbouli, S.S. Desser, R.H. Devlin, R.P. Hedrick, R.W. Hoffmann, J. Khattra, S.L. Hallett, R.J.G. Lester, O. Palenzeula, M.E. Siddall, and C. Xiao. 2001. Recent advances in our knowledge of the Myxozoa.Journal Euk. Microbiol. 48:395-413.
Mahasri, Gunanti. 2011. Materi Kuliah VIII Parasit Penyakit Ikan. UNAIR. Surabaya.
Markevich A.P., 1951. Parasitic Fauna On freswater fish of Ukrainan S. S. R. Oldburne Press. London.
Nabib R & FH Pasaribu. 1989. Patalogi dan Penyakit Ikan. Lembaga Sumberdaya Informasi : Bogor.
Noble, E.R., G.A. Noble, G.A. Schad & A.J. Mclnnes 1989. Parasitology. The Biology of Animal
Tang, F and Zhao, Y. 2011. Study of Protozoa, Ciliophora on gills of freshwater fishes from Chongqing, China, and identification of a new species.nov. African Journal of Microbiology Research 5(26): 5523-5527.
Williams EH Jr & LB Williams. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes of Puerto Rico and The Western Atlantic. Departement of Natural and Environmental Resources dan University of Puerto Rico.
Zubaidy, 2010. “Third-Stage Larvae of Anisakis simplex (Rudolphi, 1809) in the Red Sea Fishes, Yemen Coast ”, JKAU: Mar. Sci.