ppi renov

14
IDENTIFIKASI ENDOPARASIT PADA IKAN TONGKOL ( Euthynnus affinis ) DARI PERAIRAN LAUT JAWA Dianovia Intan A.B, Arya Nada Jurusan Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. – Tembalang, Semarang Email: [email protected] ABSTRAK Potensi produksi ikan Tongkol (Euthynnus affinis) cukup besar untuk wilayah pulau Jawa. Salah satu kendala yang dihadapi dalam menjaga kesehatan ikan adalah faktor populasi ikan yang sangat besar. tujuan penilitian ini untuk mengamati gejala klinis ikan tongkol (Euthynnus affinis), mengidentifikasi endoparasit pada ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dan Mengetahui intensitas, prevalensi, dan dominansi endoparasit pada ikan Tongkol (Euthynnus affinis), yang dilaksanakan pada tanggal 24 September 2013 dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Diponegoro. Hasil pengamatan terhadap gejala klinis ikan Tongkol (Euthynnus affinis) tidak ditemukan. Endoparasit yang ditemukan ialah Myxosporea, yang berbentuk seperti kapsul dan seperti oval, dimana ditemukan pada organ target usus dan gonad masing-masing 1 dan 25. Hasil perhitungan intensitas, prevalensi, dan dominansi masing-masing 26 ind/ekor, 33,3%, dan 100%. Kata kunci: Ikan Tongkol (Euthynnus affinis); Endoparasit; Myxosporea PENDAHULUAN Potensi produksi ikan Tongkol (Euthynnus affinis) cukup besar untuk wilayah pulau Jawa, suplai ikan Tongkol (Euthynnus affinis) berasal dari Laut Utara Jawa dan

Upload: dianovia-intan-ayu-buana

Post on 25-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ppi renov

IDENTIFIKASI ENDOPARASIT PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DARI PERAIRAN LAUT JAWA

Dianovia Intan A.B, Arya Nada

Jurusan Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Diponegoro

Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. – Tembalang, SemarangEmail: [email protected]

ABSTRAK

Potensi produksi ikan Tongkol (Euthynnus affinis) cukup besar untuk wilayah pulau Jawa. Salah satu kendala yang dihadapi dalam menjaga kesehatan ikan adalah faktor populasi ikan yang sangat besar. tujuan penilitian ini untuk mengamati gejala klinis ikan tongkol (Euthynnus affinis), mengidentifikasi endoparasit pada ikan Tongkol (Euthynnus affinis) dan Mengetahui intensitas, prevalensi, dan dominansi endoparasit pada ikan Tongkol (Euthynnus affinis), yang dilaksanakan pada tanggal 24 September 2013 dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Diponegoro. Hasil pengamatan terhadap gejala klinis ikan Tongkol (Euthynnus affinis) tidak ditemukan. Endoparasit yang ditemukan ialah Myxosporea, yang berbentuk seperti kapsul dan seperti oval, dimana ditemukan pada organ target usus dan gonad masing-masing 1 dan 25. Hasil perhitungan intensitas, prevalensi, dan dominansi masing-masing 26 ind/ekor, 33,3%, dan 100%.

Kata kunci: Ikan Tongkol (Euthynnus affinis); Endoparasit; Myxosporea

PENDAHULUAN

Potensi produksi ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) cukup besar

untuk wilayah pulau Jawa, suplai

ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

berasal dari Laut Utara Jawa dan

Laut Selatan Jawa (Samudra

Indonesia). Ikan laut segar

merupkan bahan makanan yang

banyak digemari oleh masyarakat

dan merupakan sumber protein yang

sangat baik. Ikan juga merupakan

sumber vitamin dan lemak tidak

jenuh yang cukup baik dan dapat

meningkatkan gizi masyarakat. Ikan

Tongkol (Euthynnus affinis)

merupakan jenis ikan yang banyak

ditangkap diperairan laut Semarang

dan banyak digemari masyarakat

luas dan sekaligus sebagai komoditi

ekspor. Ikan Tongkol (Euthynnus

affinis) yang digunakan dapat dilihat

pada Gambar 1.

Page 2: ppi renov

Gambar 1. Ikan Tongkol (Euthynnus

affinis)

Salah satu kendala yang dihadapi

dalam menjaga kesehatan ikan

adalah faktor populasi ikan yang

sangat besar. Kesehatan ikan akan

bisa dijaga dan diawasi bila

dilakukan pada sektor perikanan

intensif di mana jumlah ikan

terbatas dengan wilayah perairan

yang kecil. Kesehatan ikan di

perairan luas seperti laut akan jauh

lebih sulit dijaga karena jumlah ikan

yang lebih besar. Parasit akan

merugikan kesehatan dan kualitas

ikan maupun bagi manusia yang

mengkonsumsinya. Menurut

Buchmann & Bresciani (2001),

parasit bagi ikan dapat

menyebabkan anemia, hemoragi,

inflamasi, anoreksia dan letargi dan

parasit yang berada dalam tubuh

ikan dapat mengurangi kualitas dan

nilai ekonomis ikan.

Monogenea adalah cacing pipih

yang tidak bersegmen dengan organ

perlekatan berbentuk sucker (batil

isap) atau cakram perlekatan.

Terdapat dua jenis batil isap, batil

isap oral (prohaptor) yang

mengelilingi mulut, dan batil isap

ventral yang tidak memiliki

hubungan dengan saluran

pencernaan melainkan hanya

sebagai media perlekatan pada

inang. Baer (1952) menyebutkan

batil isap ventral sebagai

opisthaptor. Opisthaptor terletak

posterior berbentuk cakram

kompleks dilengkapi dengan kait

dan alat pengisap yang

memungkinkan parasit menempel

pada inang. Bentuk opisthaptor

bermacam-macam tergantung

klasifikasi filogeninya. Batil isap

berbentuk seperti mangkuk,

memiliki otot, dan merupakan organ

kontraktil yang kuat. Mulut

merupakan tempat masuknya

makanan, kemudian dilanjutkan

faring muskular yang kuat dan

saluran pencernaan buntu yang

biasanya bercabang, (Nabib &

Pasaribu, 1989). Salah satu jenis

monogenea yang banyak ditemukan

pada ikan Tongkol (Euthynnus

affinis) adalah dari famili Capsalida

dan subfamili Capsalinae. Subfamili

Page 3: ppi renov

Capsalinae memiliki beberapa genus

yaitu Tristoma, Capsaloides dan

Capsala. (Williams, 1996).

Jenis parasit Myxosporea

merupakan sporozoa penyebab

penyakit Myxosporeasis. Serangan

yang berat pada ikan menyebabkan

gangguan serta penurunan fungsi

organ yang diserang. Kebanyakan

spesies Myxosporea bersifat patogen

(Tang and Zhao, 2011). Sehingga

perlu diadakannya penelitian untuk

mengidentifikasi spesies

Myxosporea pada ikan Tongkol

(Euthynnus affinis).

Penelitian ini bertujuan untuk

mengamati gejala klinis ikan

tongkol (Euthynnus affinis),

mengidentifikasi endoparasit pada

ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

dan Mengetahui intensitas,

prevalensi, dan dominansi

endoparasit pada ikan Tongkol

(Euthynnus affinis).

Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 24 September 2013

dilakukan di Laboratorium

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Universitas Diponegoro. Sampel

Ikan Tongkol diperoleh dari Pasar

Kobong Semarang, yang berasal

dari perairan Laut Jawa.

METODOLOGI

Materi

Alat-alat yang digunakan dalam

penelitian ini ialah mikroskop,

kamera, slide glass, cover glass,

pipet tetes, petridish, sectio tools,

jarum pentul, penggaris, tisu, dan

sterofoam. Sedangkan bahan-bahan

yang digunakan ialah 3 sampel ikan

Tongkol (Euthynnus affinis),

aquadest, giemsa, formalin, dan

enthelan.

Pemeriksaan Endoparasit

Langkah awal yang dilakukan

pada penelitian ini ialah mencatat

jenis ikan dan asal perairannya,

mengamati tingkah laku serta gejala

klinis ikan, melakukan serebrasi

pada ikan Tongkol (Euthynnus

affinis), mengukur panjang total,

panjang standar serta tinggi ikan,

membedah ikan kemudian ambil

organ target dan memotong

perbagian seperti hati, ginjal, usus,

lambung, dan gonad. Hasil

kemudian diamati di bawah

mikroskop, dan melakukan

Page 4: ppi renov

identisifikasi dengan bantuan buku

identifikasi.

Proses Fiksasi

Parasit yang telah ditemukan

akan dilakukan proses fiksasi

dengan langkah yaitu Parasit

diteteskan formalin dan ditunggu

beberapa menit agar parasit tersebut

rileks, Setelah itu cairan formalin

diserap dengan menggunakan tisu

sampai kering, Setelah kering

ditetesin dengan aquadest 1 tetes

agar parasit tidak hancur, kemudian

aquadest diserap kembali dengan

menggunakan tisu sampai kering,

kemudian diteteskan pewarna

giemsa agar hasil yang diawetkan

kelihatan dan ditunggu beberapa

menit setelah itu diserap kembali

dengan tisu kemudian ditetesin lagi

dengan aquadest dan diserap

kembali dengan tisu, langkah

terakhir menempelkan cover glass

pada slide glass dengan memakai

enthelan.

Analisa Data

Analisa data yang dilakukan

dengan cara menghitung Intensitas,

Prevalensi, dan Dominasi.

1. Intensitas:

jumla hindividu suatu spesies parasitjumla hinang yang terinfeksi

2. Prevalensi:

Jumlah ikan sampel yang terinfeksijumlah total ikan yangdiperiksa

x100 %

3. Dominansi: ¿N

x100 %

Keterangan:

ni : Jumlah tiap-tiap spesies parasit yang ada pada ikan

N: Jumlah seluruh spesies parasit yang ada pada ikan sampel

HASIL

Gejala klinis pada ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) yang diamati

tidak ada dikarenakan ikan sudah

dalam keadaan mati. Hasil

pengukuran panjang dan tinggi ikan

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengukuran panjang dan tinggi ikan tongkol (Euthynnus affinis)

Ikan Tongkol PT (cm)

PS (cm)

T (cm)

IK 1 30 22,7 8IK 2 28 25 6,5IK 3 27 23 5

Organ target yang diamati pada

ikan tongkol (Euthynnus affinis)

yaitu hati, usus, ginjal, lambung, dan

gonad. Hasil pengamatan jumlah

parasit pada organ target dapat

dilihat pada Tabel 2.

Page 5: ppi renov

Tabel 2. Jumlah parasit pada organ target

Ikan

Organ Target

Hat

i

Usu

s

Gin

jal

Lam

bung

Gon

ad

IK 1 - 1 - - 25IK 2 - - - - -IK 3 - - - - -

Myxosporea berbentuk seperti

kapsul dan seperti oval. Bagian-

bagian Myxosporea yang dapat

teramati ialah sporoshell, kapsul

polar, dan filamaent polar. Gambar

Myxosporea dapat dilihat pada

gambar 1:

Gambar 2. MyxosporeaKeterangan:

1. Sporoshell

2. Kapsul polar3. Filamen polar

Hasil Intensitas, Prevalensi, dan

Dominasi pengamatan ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) dapat dilihat

pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Intensitas, Prevalensi, dan Dominasi pengamatan ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

PEMBAHASAN

Ikan sampel yang digunakan Ikan

Tongkol (Euthynnus affinis) yang

sudah dalam keadaan mati, Menurut

Markevich (1951), penyebaran

spora Myxosporea dapat terjadi jika

ikan mati atau luka pada tubuh ikan

dan selanjutnya spora keluar dari

tubuh ikan masuk ke perairan.

Ukuran tubuh ikan tongkol

(Euthynnus affinis) yang pertama

memiliki panjang total 30cm,

panjang standar 22,7cm dan tinggi

8cm. Ikan Tongkol (Euthynnus

affinis) yang kedua panjang total

28cm, panjang standar 25cm, dan

tinggi 6,5cm sedangkan ikan

tongkol (Euthynnus affinis) yang

ketiga panjang total 27cm, panjang

standar 23cm dan tinggi 5cm.

Menurut kenedy (1975),

mengungkapkan bahwa tubuh ikan

1

2

3

Parasit

Jum

lah

Inte

nsit

as

Pre

vale

nsi (

%)

Dom

inan

si (

%)

Myxosporea 26 26 33,3 100

Page 6: ppi renov

adalah tempat untuk kolonisasi

parasit. Semakin luas permukaan

tubuh ikan, maka koloni parasit juga

bertambah, sehingga nilai intensitas

dan prevalensi parasit meningkat.

Menurut Noble (1989), beberapa

faktor yang mempengaruhi jumlah,

ukuran, perilaku setiap parasit

terhadap inang diantaranya umur,

ukuran tubuh inang, iklim, musim

dan lokasi geografik.

Organ target yang diamati ialah

usus, hati, ginjal, lambung, dan

gonad. Parasit Myxosporea yang

diamati hanya terdapat pada bagian

usus dan gonad ikan Tongkol

(Euthynnus affinis). Myxozoan

(Filum Myxozoa, kelas Myxozporea)

adalah parasit yang umumnya

menyerang vertebrata berdarah

dingin, khusunya ikan (Kent et al.,

2001). Organ yang menjadi

targetnya adalah intestinal, ginjal,

gonad, hati, insang, dan jaringan

tulang rawan, tetapi tidak pernah

hidup di lumen Intestinal (Grabda,

1981).

Pengamatan pada ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) didapatkan

bahwa 1 dari 3 ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) terinfeksi

endoparasit Myxsosporea. Parasit

ini hanya dapat diidentifikasi hanya

sampai dengan kelasnya saja, yaitu

kelas Myxosporea. Endoparassit ini

didapatkan pada organ target gonad

dan usus. Jumlah endoparasit

Myxsosporea pada organ target

gonad berjumlah 25 individu dan

pada usus berjumlah 1.

Myxsosporea yang teramati

diketahui memiliki bentuk

menyerupai kapsul.

Spora Myxospora berukuran kecil

(beberapa µm), lenticular, oval,

bulat, tergantung dari genusnya,

spora berisi 1-6 polar. Spora

Myxosporea terdiri dari polar

capsule dan spiral tread di bagian

anterior amoebula yang berisi

capsule nucleus, amoebula nucleus,

iodhinophilus vacuola di bagian

porterior (Grabda, 1981). Menurut

Anonim (1989), Struktur spora

Myxosporea terdiri dari sporoshell,

kapsul polar yang berisi filament

polar di bagian anterior, nucleus

embryonic dan iodinophilous

vacuola di bagian posterior, garis

sutural serta kutub vacuole pore.

Siklus hidup Myxosporea

menurut Darnas (1985) dalam

Mahasri (2011), Spora yang

menempel pada ikan mati tetap

Page 7: ppi renov

bertahan hidup didalam organ tubuh

ikan dengan jangka waktu yang

lama, ikan tersebut dimakan ikan

yang masih hidup dan melepaskan

filament polar yang menempel pada

dinding sel, membentuk

sporoplasma, ameboid (melakukan

pergerakan) ke sel tubuh, tropozoid,

membelah (Shizogoni) dan

sporogony, sehingga tumbuh spora.

Intensitas

Perhitungan intensitas didapatkan

dengan cara membagi jumlah

Myxsosporea dengan jumlah ikan

yang terinfeksi. Jumlah

Myxsosporea berjumlah 26 dibagi

dengan jumlah ikan yang terinfeksi

1, sehingga didapat hasil intensitas

sebesar 26 individu/ ikan, artinya

terdapat 26 individu Myxosporea

pada 1 ekor Ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) yang terinfeksi.

Menurut Noble & Noble (1989)

semakin besar ukuran berat inang

maka semakin tinggi inang akan

terinfeksi parasit. Inang yang lebih

besar dapat mengandung jumlah

parasit yang lebih besar.

Prevalensi

Perhitungan prevalensi 33,33%,

yang artinya bahwa 33,33% dari

keseluruhan ikan yang diamati

terinfeksi Myxosporea. Menurut

Zubaidy (2010), nilai prevalensi 41-

100% termasuk kategori tinggi

sehingga dapat disimpulkan bahwa

prevalensi parasit myxosporea pada

ikan tongkol (Euthynnus affinis)

termasuk kategori tinggi.

Dominansi

Perhitungan dominansi

endoparasit Myxosporea didapatkan

sebesar 100%, sehingga dapat

diketahui pada ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) hanya

ditemukan Myxosporea saja.

Menurut Noble & Noble (1989)

apabila hanya satu parasit dalam

tubuh inangnya, maka parasit

tersebut akan mencapai ukuran

maksimum. Ukuran tersebut

semakin kecil apabila semakin

banyak jumlah parasit pada inang

yang sama.

Menurut Handajani (2005),

Usaha pengobatan Myxosporea

sebagai endoparasit, belum ada cara-

cara pengobatan secara kimiawi

yang dapat dianjurkan, namun

demikian untuk sel dan mengurangi

Page 8: ppi renov

kerugian yang diderita sangatlah

dianjurkan langkah-langkahnya

yaitu semua fish-fry yang sudah

mempunyai gejala sakit, diambil,

padat penebaran segera dikurangi,

dengan jalan memindahkan ke

kolam lain, memberi makan yang

cukup dan tepat, dan bekas kolam

yang pernah ada serangan

Myxosporea dikeringankan dan

diberi kapur.

KESIMPULAN

Gejala klinis ikan Tongkol

(Euthynnus affinis) yang diamati

tidak ada dikarenakan ikan sudah

dalam keadaan mati. Organ target

yang terdapat parasit Myxosporea

hanya terdapat pada usus dan gonad

dengan jumlah masing-masing

parasit 1 dan 25. Berdasarkan

perhitungan Intensitas, Prevalensi,

dan dominasi didapatkan 26

individu/ekor untuk intensitas,

33,3% untuk prevalensi dan 100%

untuk dominansi parasit

Myxosporea.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Integrated Fish Farming in China. NACA Technical Manual 7. A World

Food Day Publication of the Network of Aquaculture Centres in Asia and the Pacific, Bangkok, Thailand. 

Baer JG. 1952. Ecology of Animal Parasites. The University of Illinois Press :Urbana.

Buchmann K & J Bresciani. 2001. Parasitic Diseases of Freshwater Trout. DSR Publisher, Denmark.

Grabda J (1981) Marine fish patology. PWN-Polish Scientific Publisher, Warszawa

Handajani, hany. 2005. Parasit dan penyakit ikan. UMM Press. Malang.

Kennedy, C.R. 1975. Ecological Animal Parasitology. Blackwell Scientific Publications. Oxford.

Kent, M.L., K.B. Andree, J.L. Bartholomew, M. El-Matbouli, S.S. Desser, R.H. Devlin, R.P. Hedrick, R.W. Hoffmann, J. Khattra, S.L. Hallett, R.J.G. Lester, O. Palenzeula, M.E. Siddall, and C. Xiao. 2001. Recent advances in our knowledge of the Myxozoa.Journal Euk. Microbiol. 48:395-413.

Mahasri, Gunanti. 2011. Materi Kuliah VIII Parasit Penyakit Ikan. UNAIR. Surabaya.

Markevich A.P., 1951. Parasitic Fauna On freswater fish of Ukrainan S. S. R. Oldburne Press. London.

Nabib R & FH Pasaribu. 1989. Patalogi dan Penyakit Ikan. Lembaga Sumberdaya Informasi : Bogor.

Noble, E.R., G.A. Noble, G.A. Schad & A.J. Mclnnes 1989. Parasitology. The Biology of Animal

Page 9: ppi renov

Tang, F and Zhao, Y. 2011. Study of Protozoa, Ciliophora on gills of freshwater fishes from Chongqing, China, and identification of a new species.nov. African Journal of Microbiology Research 5(26): 5523-5527.

Williams EH Jr & LB Williams. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes of Puerto Rico and The Western Atlantic. Departement of Natural and Environmental Resources dan University of Puerto Rico.

Zubaidy, 2010. “Third-Stage Larvae of Anisakis simplex (Rudolphi, 1809) in the Red Sea Fishes, Yemen Coast ”, JKAU: Mar. Sci.