ppi-106020022.pdf
TRANSCRIPT
-
EFEKTIVITAS TERAPI AL-QURAN BAGI PENYAKIT STRES DALAM BELAJARSERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL
TESISDiajukan sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IslamPada Program Studi Pendidikan Islam
Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam
Oleh:
AHMAD SYAEKHUDINNIM: 505720055
PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
C I R E B O N2010
-
EFEKTIVITAS TERAPI AL-QURAN BAGI PENYAKIT STRES DALAM BELAJARSERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL
TESIS
Diajukan OlehAHMAD SYAEKHUDIN
NIM: 505720055
Telah disetujui pada tanggal 15 Januari 2010
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM
Pembimbing II,
Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.
PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
C I R E B O N2010
ii
-
EFEKTIVITAS TERAPI AL-QURAN BAGI PENYAKIT STRES DALAM BELAJARSERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL
Disusun oleh:
AHMAD SYAEKHUDINNIM: 505720055
Telah diperbaiki dan diujikan pada tanggal 4 Mei 2010dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Islam (MPd.I)
Cirebon, 4 Mei 2010,
Dewan Penguji,
Ketua/Anggota,
Prof. Dr. H. Adang Djumhur S, MAg.
Sekretaris/Anggota,
Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA.
Pembimbing I/Penguji,
Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM
Pembimbing II/ Penguji,
Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.
Penguji,
Prof. Dr. H. Abdullah Ali, MA.
Direktur,
Prof. Dr. H. Adang Djumhur S, MAg.NIP. 19590321 198303 1 002
iii
-
PERNYATAAN KEASLIAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ahmad SyaekhudinNIM : 505720055Program Studi : Pendidikan IslamKonsentrasi : Pskologi Pendidikan Islam
Menyatakan bahwa tesis ini secara keseluruhan adalah benar-benar hasil penelitian sayasendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya, dan disebutkan dalam daftarpustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sejujurnya dan dengan penuh kesungguhan hati, disertaikesiapan untuk menanggung segala resiko yang mungkin diberikan, sesuai dengan peraturanyang berlaku apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etikakeilmuan, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, 15 Januari 2010Yang menyatakan,
Ahmad SyaekhudinNIM: 505720055
iv
-
Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM.Program PascasarjanaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
NOTA DINASLamp : 5 eksemplarHal : Penyerahan Tesis
Kepada Yth.Direktur Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati CirebonDi
CIREBON
Assalamu`alaikum wr. wb.Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesissaudara Ahmad Syaekhudin NIM: 505720055 berjudul: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajar serta Dampaknya terhadap PrestasiBelajar Siswa Di SMPN 3 Pangkah Kabupaten Tegal telah dapat diujikan.Bersama ini Kami kirimkan naskahnya untuk segera dapat diujikan dalam sidangujian tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.Atas perhatian Saudara, saya sampaikan terima kasih.Wassalamualaikum wr. wb.
Cirebon, 15 Januari 2010Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM.
v
-
Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.Program PascasarjanaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
NOTA DINASLamp : 5 eksemplarHal : Penyerahan Tesis
Kepada Yth.Direktur Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati CirebonDi
CIREBON
Assalamu`alaikum wr. wb.Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesissaudara Ahmad Syaekhudin NIM: 505720055 berjudul: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajar serta Dampaknya terhadap PrestasiBelajar Siswa Di SMPN 3 Pangkah Kabupaten Tegal telah dapat diujikan.Bersama ini Kami kirimkan naskahnya untuk segera dapat diujikan dalam sidangujian tesis Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.Atas perhatian Saudara, saya sampaikan terima kasih.Wassalamualaikum wr. wb.
Cirebon, 15 Januari 2010Pembimbing II,
Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd.
vi
-
ABSTRAKSI
Ahmad Syaekhudin: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajarserta Dampaknya terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 3Pangkah Kabupaten Tegal
Ujian nasional (UN) sering kali dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan siswadalam melaksanakan belajar secara tuntas di sekolah. Pertanyaan yang muncul kemudianadalah apakah keberhasilan siswa dalam belajar selama bersekolah hanya ditentukan olehbeberapa hari dalam ujian nasional? Kenyataan yang berkembang selama ini seolah-olahmembenarkan pendapat tersebut. Hal ini memunculkan perasaan yang meresahkan di kalangansiswa, orang tua bahkan para guru di sekolah yang bersangkutan. Situasi seperti itu,adakalanya memunculkan perasaan tegang atau stres terutama terhadap diri siswa yang akanmenjalani Ujian Nasional. UN seringkali dianggap sebagai ajang mempertaruhkan reputasidiri, selama siswa tersebut menimba ilmu sekian tahun di sekolah masing-masing, dan yangpaling mengkhawatirkan, munculnya fenomena penyimpangan stres yang terjadi terhadapsiswa yang gagal dalam menempuh Ujian Nasional maupun kegiatan-kegiatan ujian danulangan lainnya. Kondisi stress dapat mengganggu kesehatan mental, dan mental yang tidaksehat dapat mengganggu prestasi belajar siswa.
Berdasarkan beberapa pandangan dan hasil-hasil penelitian, terutama yangmenyangkut Al-quran dapat dikatakan bahwa Al-Quran dapat menjadi terapi bagi perilakustres dalam belajar yang berakibat rendahnya prestasi belajar di kalangan para siswa disekolah. Hal ini mendorong timbulnya pertanyaan; bagaimana Al-Quran dapat dijadikanterapi bagi penyembuhan perilaku stress dan gangguan mental, khususnya di kalangan siswaSMPN 3 Pangkah kabupaten Tegal?
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menggambarkan proses terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri3 Pangkah Kabupaten Tegal? 2.Menjelaskan respon siswa yang mengalami gejala stressterhadap terapi Al-Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stressdi SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ? 1. Membuktikan terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama berdampak terhadap keberhasilan belajar dan dapat mengurangigejala stres para siswa SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal?
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian yangmenghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, dengan alat bantu pedomanwawancara dan observasi. Pengumpulan data digunakan observasi dan wawancara. Analisisdata dilakukan secara langsung melalui: pengorganisasian data, kategorisasi dan analisis.
Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1 Proses terapi Al-Quran yang diterapkanoleh guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 PangkahKabupaten Tegal sebagian besar ( 85 % ) bisa diterima oleh siswa. Terapi dilaksanakan dengancara menyuruh para siswa untuk sering membaca Al-Quran dan mengamalkannya denganbaik di sekolah maupun di rumah. 2. Siswa yang mengalami gejala stres sebagian besar ( 85% ) memberikan respon positif terhadap pelaksanaan terapi Al -Quran yang dilakukan olehguru agama dalam menanggulangi stres di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. 3. TerapiAl-Quran yang diterapkan oleh guru agama sangat berdampak positif terhadap keberhasilanbelajar siswa dengan dibuktikan perolehan hasil nilai Ujian Nasional menjadi baik. Sebelummendapatkan terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 14,91. Tetapi setelahmendapatkan Terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 30,7 dan dapat mengurangigejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal.
vii
-
ABSTRACT
Ahmad Syaekhudin: Al-Quran Terapy Efektivity for Disease Stress on Learning and itsimpact to student Achievent of the SMPN 3 Pangkah Tegal
National examination (UN) is often regarded as a benchmark of success inimplementing student learning in the school completely. The question arises then is whetherthe success of students in learning in school is determined only by a few days in the nationalexams? The fact developed during this condition seemed to justify this opinion. This raises adisturbing feeling among students, parents and even teachers at the school. Situations like that,sometimes led to feelings of tension or stress, especially for the student who will lead theNational Exam. UN is often seen as risking the reputation of the event itself, as long as thesestudents studying in the school years respectively, and the most worrying, the stress distortionphenomenon that happens to students who failed in taking the National Exam and the activitiesof other examinations and tests. Stress conditions can interfere with mental health, and mentalhealth may interfere with students' learning achievement.
Based on some of the views and research findings, particularly those involving AlQur'an can be said that the Al Qur'an can be a therapy for stress behaviors that result in lowlearning achievement study among students in schools. This led to the emergence of thequestion, how the Al Qur'an can be used as a healing therapy for stress behavior and mentaldisorders, especially among students of SMPN 3 Pangkah Tegal ?
This study aims to: 1) Assess students' learning conditions are experienced stress andmental disorders, (2) Find a model of Al Qur'an therapy done by the teachers to the studentswho experience stress and mental disorders in their study; and (3) Assess the results of the AlQur'an therapy which have an impact on student learning achievement in SMP 3 PangkahTegal regency.
This research using a qualitative descriptive approach, which produces research anddata processing descriptive, with the aid of interviews and observation. The collection of dataused observation and interviews. Data analysis is done directly through: organizing,categorization, and analysis data.
The results can be concluded: (1) The condition of the student learning experiencestress in SMPN 3 Pangkah Tegal quite disturbed and had difficulty in learning. This isbecause plagued by lack of concentration in thinking. Lack of concentration of students inlearning is caused by facing with problems of mental disturbances students caused by toomuch weight classes, family life at home, past experiences in MOS activities, the number oftasks and enrichment, and the very high fear in national exams that considered crucial to thefuture of his life. (2) The efforts of teachers do terapy by requiring reading the Al Qur'an in anattempt to reduce students' stress behavior, and understand and appreciate of its contents. (3)By doing the Al Qur'an terapy can reduce stress on students, and reduced feelings of stress canbe learned well, which eventually succeeded in learning achievement, ie a high score on thenational exam up of the graduation standards.
viii
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayah-
Nya, tesis ini selesai penulis susun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan Islam (MPd.I) pada Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Dalam menyusun tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses penelitian tesis ini hingga terwujud. Secara khusus ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Matsna HS, MA.; Pjs. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon beserta para
Pembantu Rektor dan segenaf staf.
2. Prof. Dr. H. Adang Djumhur S., M.Ag.; Direktur Program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati
Cirebon beserta para Asisten Direktur dan segenap staf.
3. Prof. Dr. H. Abdus Salam Dz. MM dan Prof. Dr. Hj. Mintarsih D, MPd selaku
Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga
bagi penulisan tesis ini.
4. Kepala SMPN 3 Pangkah Kabupaten Tegal beserta guru-guru Agama dan seluruh guru
beserta para staf tenaga kependidikan lainnya, yang ikut serta mendorong dalam studi.
Atas segala bantuan dan budi baik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian guna penyusunan Tesis ini. Semoga mendapat imbalan pahala
yang berlimpah dari Allah SWT. Tesis yang penulis susun ini, semoga bermanfaat dan dapat
menjadi setitik sumbangan bagi pengembangan keilmuan.
Cirebon, 15 Januari 2010
ix
-
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN iiLEMBAR PENGESAHAN .. iiiPERNYATAAN KEASLIAN ivNOTA DINAS v
ABSTRAKSI. viiABSTRACT viiiKATA PENGANTAR ixDAFTAR ISI .. x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah . 1
B. Perumusan Masalah 14
C. Tujuan Penelitian 15
D. Manfaat Hasil Penelitian
E. Kerangka Pemikiran .....F. Penelitian Yang Relev an
151625
BAB II FUNGSI TERAPI AL-QURAN DALAM MENANGGULANGI STRESDAN GANGGUAN MENTAL
27
A. TerapiAl-Quran . 27
1. Konsep Dasar 27
2. Nama-nama Al Quran 30
3. Fungsi dan Kedudukan Al Quran 32
4. Al-Qurn Sebagai Terapi 40
5. Etika dalam Membaca Al- Quran 50
B. Stress dan Gangguan Mental 52
1. Batasan 52
-
2. Sumber Stres 60
3. Stres dan Depresi ; Akibat Tidak Menjalankan Agama............. 62C. Prestasi Belajar. 69
1. Pengertian.. 69
2. Faktot-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar....................... 74
3. Fase dan Teknik yang Efektif Dalam Belajar................................ 834. Jenis jenis Prestasi Belajar 89
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 94
A. Obyek Penelitian 94
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan.9595
2. Subjek Penelitian 953. Tahap-tahap Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data.
9697
5. Alat Bantu Pengumpulan Data ..................................................... 100
6. Keabsahan Penelitian...7. Teknik Analisis Data
101103
BAB IV DAMPAK TERAPI AL QURAN DALAM MENGATASI STRESSISWA DI SMP NEGERI 3 PANGKAH KABUPATEN TEGAL 106
A. Proses Terapi Al-Quran 106
B. Respon Siswa Terhadap Terapi Al Quran 127
C. Prestasi Belajar Hasil Terapi Al-Quran 143BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan . 152
B. Rekomendasi 152
DAFTAR PUSTAKA ..
LAMPIRAN-LAMPIRAN 160
-
ABSTRAKSI
Ahmad Syaekhudin: Efektivitas Terapi Al-Quran bagi Penyakit Stres dalam Belajarserta Dampaknya terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 3Pangkah Kabupaten Tegal
Ujian nasional (UN) sering kali dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalammelaksanakan belajar secara tuntas di sekolah. Situasi seperti itu, adakalanya memunculkanperasaan tegang atau stres terutama terhadap diri siswa yang akan menjalani Ujian Nasional.Dalam ramgka menghadapi ujian nasional, siswa SMP Negeri 3 Pangkah juga banyak yangmengalami stres. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah sejauh mana efektivitas Al-Qurandapat dijadikan terapi bagi penyembuhan perilaku stres sehingga dapat meningkatkan prestasibelajarnya, khususnya di kalangan siswa SMPN 3 Pangkah kabupaten Tegal. Persoalan iniakan dikaji melalui penelitian mendalam untuk membuktikan bahwa Al-Quran sebagai kitabsuci, selain sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, juga benar-benar menjadi penawarbagi penyakit fisik maupun psikhis yang harus diyakini oleh para siswa sebagai seorangmuslim, yang diharapkan mampu menjadi salah satu cara untuk mengatasi kondisi streskhususnya di kalangan siswa SMP Negeri 3 Pangkah menjelang ujian nasional, sekaligussebagai pendorong untuk mampu meningkatkan prestasi hasil belajarnya.
Berdasarkan beberapa pandangan dan hasil-hasil penelitian, terutama yang menyangkutAl-quran dapat dikatakan bahwa Al-Quran dapat menjadi terapi bagi perilaku stres dalambelajar yang berakibat rendahnya prestasi belajar di kalangan para siswa di sekolah. Hal inimendorong timbulnya pertanyaan; bagaimana Al-Quran dapat dijadikan terapi bagipenyembuhan perilaku stress dan gangguan mental, khususnya di kalangan siswa SMPN 3Pangkah kabupaten Tegal?
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.Menggambarkan proses terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri3 Pangkah Kabupaten Tegal? 2.Menjelaskan respon siswa yang mengalami gejala stressterhadap terapi Al-Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stressdi SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ? 1. Membuktikan terapi Al-Quran yangditerapkan oleh guru agama berdampak terhadap keberhasilan belajar dan dapat mengurangigejala stres para siswa SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal?
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian yangmenghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, dengan alat bantu pedomanwawancara dan observasi. Pengumpulan data digunakan observasi dan wawancara. Analisisdata dilakukan secara langsung melalui: pengorganisasian data, kategorisasi dan analisis.
Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Proses terapi Al-Quran yang diterapkan olehguru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 PangkahKabupaten Tegal sebagian besar (85 %) bisa diterima oleh siswa. Terapi dilaksanakan dengancara menyuruh para siswa untuk sering membaca Al-Quran dan mengamalkannya denganbaik di sekolah maupun di rumah. 2. Siswa yang mengalami gejala stres sebagian besar (80 %)memberikan respon positif terhadap pelaksanaan terapi Al -Quran yang dilakukan oleh guruagama dalam menanggulangi stres di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. 3. Terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama sangat berdampak positif terhadap keberhasilanbelajar siswa dengan dibuktikan perolehan hasil nilai Ujian Nasional menjadi baik. Sebelummendapatkan terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 14,91. Tetapi setelahmendapatkan Terapi Al-Quran rata-rata siswa memperoleh nilai 30,7 dan dapat mengurangigejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal.
Vii
-
ABSTRACT
Ahmad Syaekhudin: Therapeutic Effectiveness of the Qur'an for Disease Stress inLearning and Its Impact on Student Achievement in Tegalregency Pangkah SMP 3
National Examination (Examination) are often regarded as a benchmark for studentsuccess in implementing learning in the school completely. Situations like that, sometimes ledto feelings of tension or stress, especially for students who will undergo self-NationalExamination. In ramgka national exams, the students of SMP Negeri 3 Pangkah too muchstress. Question that arises then is how far the effectiveness of the Qur'an can be used as atherapy for healing of stress behaviors that lead to better academic achievement, particularlyamong junior high school students three Pangkah Tegal regency. This issue will beinvestigated through in-depth research to prove that the Qur'an as scripture, other than as aguide to life for mankind, is also truly be an antidote for the disease, both physical and psikhisto be believed by the students as a Muslim, which is expected could be one way to cope withstressful conditions, especially among students of SMP Negeri 3 Pangkah ahead of the nationalexams, as well as a motivator to be able to improve the achievement of learning outcome.
Based on some of the views and research results, especially with regard to Al-qur'ancan be said that the Qur'an can be a therapy for stress behavior that resulted in low learningachievement among students in schools. This encouraged the emergence of the question, howthe Qur'an can be used as therapies for the treatment of behavioral stress and mental disorders,particularly among junior high school students three Pangkah Tegal district?This study aims to: 1.Menggambarkan Qur'an therapy process applied by the teachers ofreligion in coping with stress symptoms among students at Junior High School 3 PangkahTegal regency? 2.Menjelaskan response of students who experience symptoms of stress totherapy Qur'an made by teachers of religion in coping with stress symptoms in SMP Negeri 3Pangkah Tegal regency? 1. Proving the Qur'an therapy applied by the religious teacher impacton learning success and can reduce symptoms of stress the students of SMP Negeri 3 PangkahTegal regency?
Research using qualitative descriptive approach, ie research that produces and managesdata descriptive nature, with the tool guides the interview and observation. The data collectionused by observation and interviews. Data analysis was done directly through: organizing data,categorization and analysis.
The research concluded: 1. Qur'an therapy process applied by the teachers of religionin coping with stress symptoms among students at Junior High School 3 Pangkah Tegalregency majority (85%) could be accepted by students. Therapy conducted in a mannerordered the students to regularly read the Qur'an and mengamalkannya well in school and athome. 2. Students who are experiencing symptoms of stress, a majority (80%) gave positiveresponse to the implementation of the therapeutic al-Qur 'an are made by teachers of religionin coping with stress in SMP Negeri 3 Pangkah Tegal regency. 3. Qur'an therapy applied bythe teachers of religion is a positive impact on student learning with the proven success of theacquisition of National Exam results to be good value. Before getting therapy Qur'an studentsgain an average of 14.91 value. But after getting the Qur'an therapy an average of 30.7students gain value and can reduce symptoms of stress among students at Junior High School 3Pangkah Tegal regency.
vii
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara nasional penguasaan materi pelajaran siswa di Indonesia masih
sangat rendah. Indonesia menduduki posisi tiga terbawah dalam penguasaan fisika,
matematika, biologi dan bahasa dari 50 negara di dunia (Bambang Sudibyo,
Mendiknas: 2008) Kendati cukup menggembirakan, pencapaian prestasi beberapa
pelajar di ajang internasional ternyata tak mencerminkan kondisi pendidikan
Indonesia yang sebenarnya. Kondisi ini mencerminkan dunia pendidikan di
Indonesia masih sangat tertinggal. Kalangan pendidik serta pemerintah perlu
melakukan upaya pembenahan secara komprehensif dan terus menerus untuk
meningkatkan kualitas intelektual siswa.
Pada saat hasil ujian nasional (UN) SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK tahun
2007 diumumkan serentak di seluruh tanah air, maka kekhawatiran sejumlah
kalangan tentang adanya dampak dari kebijakan kenaikan batas minimum UN
yang harus dicapai siswa, ada benarnya. Secara umum, angka ketidak lulusan
peserta UN dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Berdasarkan data di
Departemen Pendidikan Nasional, untuk tingkat SLTA/MA saja, jika tahun
sebelumnya angka ketidaklulusan hanya 9,22 persen, maka pada tahun 2007
mencapai 20,96 persen. (Data Depdiknas: 2007)
Walaupun demikian, jika dilihat dari rata-rata kelulusan siswa di tanah air
1
-
2cukup meningkat Angka kelulusan siswa SLTA secara nasional tahun pada tahun
2007 melebihi 90 persen. Sebuah angka di luar dugaan banyak pihak, mengingat
aturan main Ujian Nasional 2006-2007 justru lebih ketat dari tahun sebelumnya,
dimana siswa harus mendapatkan nilai (asli) minimal 4, 26 untuk semua mata
pelajaran yang diujikan secara nasional dan dengan nilai rata-rata minimal harus 4,
51 untuk ketiga mata pelajaran itu.
Ujian nasional (UN) sering kali dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan
siswa dalam melaksanakan belajar secara tuntas di sekolah. Pertanyaan yang
muncul kemudian adalah apakah keberhasilan siswa dalam belajar selama
bersekolah hanya ditentukan oleh beberapa hari dalam ujian nasional. Kenyataan
yang berkembang selama ini seolah-olah membenarkan pendapat tersebut. Hal ini
memunculkan perasaan yang meresahkan di kalangan siswa, orang tua bahkan
para guru di sekolah yang bersangkutan.
Situasi seperti itu, adakalanya memunculkan perasaan tegang atau stres
terutama terhadap diri siswa yang akan menjalani Ujian Nasional. Dalam ramgka
menghadapi ukian nasional, siswa SMP Negeri 3 Pangkah juga banyak yang
mengalami stres. Siswa banyak yang konsultasi kepada guru BP dan guru agama
berkaitan dengan ujian nasional. UN seringkali dianggap sebagai ajang
mempertaruhkan reputasi diri, selama siswa tersebut menimba ilmu sekian tahun
di sekolah masing-masing, dan yang paling mengkhawatirkan, munculnya
fenomena penyimpangan stres yang terjadi terhadap siswa yang gagal dalam
menempuh Ujian Nasional maupun kegiatan-kegiatan ujian dan ulangan lainnya.
-
3Para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah yang diduga mengalami stres
dikumpulkan oleh guru agama kemudian diberi tugas untuk membaca al Quuran
baik dimushola sekolah maupun di rumah untuk banyak membaca al Quran.
Fenomena penyimpangan stres di kalangan siswa, orang tua, dan para guru ketika
menjelang dan setelah ujian, harus menjadi bahan renungan dan evaluasi diri
secara menyeluruh. Bagaimana tidak, hal-hal yang tidak diinginkan dan tak
sepatutnya muncul menjadi penyimpangan perilaku, sebagai konpensasi dari
tekanan yang dirasakan.
Penyimpangan stres di kalangan siswa, orang tua dan para guru ketika
menjelang dan sesudah ujian tersebut, antara lain: siswa berbuat curang dengan
cara mencontek, orang tua ada yang berani membeli bocoran soal dengan harga
yang cukup tinggi, maupun ada oknum guru yang menjadi tim sukses dengan
menyediakan jawaban soal. Karena apabila mereka tidak lulus dalam ujian, akan
terjadi penyimpangan, antara lain: siswa yang tidak lulus menjadi minder, merusak
gedung sekolah bahkan hingga bunuh diri.
Stres dapat dialami oleh setiap orang, tidak mengenal usia, jenis kelamin,
kedudukan maupun jabatan. Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik.
Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit
kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Menggunakan alkohol,
narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari
gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan
dengan stres.
-
4Sebagian besar, perasaan stres atau tegang yang dialami oleh siswa ketika
akan menghadapi ujian dan kegiatan-kegiatan lainnya yang cukup memeras otak
serta adanya konlik di rumah merupakan respons (reaksi) yang berupa perasaan
tidak nyaman atau tertekan terhadap tuntutan, bahwa ujian nasional adalah penentu
kelulusan. Dari beberapa siswa yang dijadikan sampel oleh penulis untuk dimintai
pendapatnya mengenai masalah ini, terutama stres menghadapi UN, tercatat
sebagian besar siswa mengalami ketegangan saat akan menghadapi ujian nasional
dengan beberapa alasan, antara lain takut tidak lulus, takut soalnya susah, takut
hasilnya tidak memuaskan walaupun lulus ujian, takut tidak bisa melanjutkan ke
sekolah favorit dsb. Dengan gejala ini dapat dikatakan bahwa stres hanya akan
menambah beban dan mengganggu konsentrasi belajar saat menghadapi ujian
(Muhanna Sofiati Utami, 2003: 139)
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan
dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi
belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan
dibutuhkan proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang
merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal
lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya.
Menurut Irwanto (1997:105) belajar merupakan proses perubahan dari
belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan
belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.Belajar akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui
-
5sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga
dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu
diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang
siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang
disebut sebagai prestasi belajar.
Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono
(1996:178) adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya
sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar
seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam
belajar. Dengan kata lain bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai
oleh seorang siswa dari kegiatan belajar mengajar dalam bidang akademik di
sekolah dalam jangka waktu tertentu.
Rendahnya mutu prestasi belajar siswa sudah lama diidap oleh dunia
pendidikan di Indonesia. Ironisnya gejala penyakit ini mulai muncul ketika gencar
mengadakan pembaruan pendidikan. Kondisi sekolah pada saat ini banyak yang
tidak memenuhi persyaratan, sehingga menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan
batin dan macam macam konflik pada anak didik (siswa).
Menurut penelitian Baker dkk (1987), stress dan gangguan mental yang
dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para
peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stress dan gangguan mental akan
menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara
menurunkan jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung
sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhan
-
6nya, karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-
sel antibodi banyak yang kalah.
Penemuan mutakhir yang amat mengagumkan ialah diketahuninya sentra
di otak yang aktif disebabkan keimanan dan ibadah yang berfungsi untuk
menyeimbangkan peran kejiwaan dan fisik. Hal tersebut menetapakan prinsip
penciptaan bahwa iman adalah fitrah yang tertanam dalam jiwa manusia. Jiwa
yang khusyuk akan mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisik. (Dadang Hawari,
2005: 11-13).
Para ahli jiwa amat konsentrasi meneliti kaitan antara fisik dan psikis
manusia dan pengaruh masing-masing di antara keduanya. Akhirnya diketahuilah
bahwa penyakit fisik memungkinkan terjadinya tekanan jiwa atau kemungkinan
berakar dari masalah kejiwaan (psikis). Lalu lahir sebuah cabang ilmu jiwa dengan
nama Psychosomatic (Dadang Hawari, 2005: 11-13).
Dokter Badar Al-Anshori (Aminuddin Imam Muhayi, 2007:23) menjelas
kan sebagian peneliti memastikan bahwa pessimism (pesimis) menambah
kemungkinan besarnya manusia ditimpa penyakit fisik seperti kangker sebagai
mana pesimis juga erat kaitannya dengan berbagai goncangan jiwa seperti stress,
putus asa dan depresi.
Pendidikan merupakan aktivitas yang sengaja dilakukan untuk
mengaktualisasikan segala potensi yang ada pada diri peserta didik, baik yang
menyangkut ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik; ruh, jiwa (nafs), hati
(qalb), dan intelek (aql). Pendidikan yang merupakan usaha sadar untuk
mengembangkan individu secara penuh tersebut sarat akan norma dan nilai-nilai.
-
7Oleh karena itu, norma dan nilai-nilai menjadi penting dalam semua perencanaan
pendidikan; baik itu norma sekularis, humanis, marxis maupun religius. Islam
memberikan sebuah norma obyektif untuk semua pelaksana pendidikan. Islam
yang memberikan norma obyektif tersebut bersumber pada al-Qur'an dan al-Hadits
(Musthafa Mahmoud, 2005: 34-35).
Hidup manusia ditandai oleh usaha-usaha pemenuhan kebutuhan, baik
fisik, mental-emosional, material maupun spiritual. Bila kebutuhan dapat dipenuhi
dengan baik, berarti tercapai keseimbangan dan kepuasan. Tetapi pada
kenyataannya seringkali usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut
mendapat banyak rintangan dan hambatan. Tekanan-tekanan dan kesulitan-
kesulitan hidup ini sering membawa manusia berada dalam keadaan stres. Stres
dapat dialami oleh segala lapisan umur.
Stres dapat bersifat fisik, biologis dan psikologis. Kuman-kuman penyakit
yang menyerang tubuh manusia menimbulkan stres biologis yang menimbulkan
berbagai reaksi pertahanan tubuh. Sedangkan stress psikologis dapat bersumber
dari beberapa hal yang dapat menimbulkan gangguan mental dan keseimbangan
hidup (Zakiah Daradjat, 2005:16)
Al Quran menjawab perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai
konsekuensi modernisasi, industrialisasi dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Terhadap
perubahan sosial tersebut yang sering diiringi oleh ketidakpastian fundamental di
bidang hukum, norma, moral dan nilai kehidupan, tidak semua orang mampu
menyesuaikan diri, sehingga pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit
-
8karenanya. Atas dasar Al Quran dan Al Hadits itulah, permasalahan kehidupan
manusia di zaman modern ini seperti stres, kehidupan berumah tangga, aids,
NAZA (Narkotika, Alkohol, Zat Adiktif) dan lain sebagainya akan dapat
ditanggulangi (Manaul Quthan, 1993:7)
Sesungguhnya dalam kitab suci Al-Quran banyak sekali terdapat ayat-ayat
yang berkenaan dengan proses jiwa atau keadaan jiwa seseorang karena pengaruh
agama. Dalam al-Quran misalnya, banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan
keadaan jiwa orang yang beriman dan sebaliknya orang kafir, setiap tingkah laku
doa-doa, bahkan mengenai kesehatan mental sekalipun. Banyak terdapat ayat-
ayat yang berbicara tentang penyakit dan gangguan kejiwaan, serta kelainan-
kelainan sifat yang terjadi karena kegoncangan kepercayaan dan sebagainya. Di
samping itu dapat pula ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang perawatan
jiwa. Al-Quran menegaskan (QS.Al-Maidah [5]:32) bahwa:
Terjemah: "Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orangitu (membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakandimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusiaseluruhnya[412]. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorangmanusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusiasemuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasulKami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudianbanyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampauibatas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi (QS.Al-Maidah [5]:32).
-
9"Menghidupkan" di sini bukan saja yang berarti "memelihara kehidupan", tetapi
juga dapat mencakup upaya "memperpanjang harapan hidup" dengan cara apa pun
yang tidak melanggar hukum. Demikian, satu contoh, bagaimana ayat-ayat Al-
Quran dipahami dalam konteks peristiwa paling mutakhir dalam bidang
kesehatan. Namun dalam ajaran Islam juga ditekankan bahwa obat dan upaya
hanyalah "sebab", sedangkan penyebab sesungguhnya di balik sebab atau upaya
itu adalah Allah Swt., seperti ucapan Nabi Ibrahim a.s. yang diabadikan Al-
Quran dalam surat Al-Syu'ara' (26): 80
Artinya: Apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.
Dalam Al-Quran tidak kurang dari sebelas kali disebut istilah fi
qulubihim maradh ( ), Kata qalb atau qulub dipahami dalam duamakna, yaitu akal dan hati. Sedang kata maradh biasa diartikan sebagai
penyakit. Secara rinci pakar bahasa Ibnu Faris mendefinisikan kata tersebut
sebagai "segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas
keseimbangan/kewajaran dan mengantar kepada terganggunya fisik, mental,
bahkan kepada tidak sempurnanya amal seseorang." (Manaul Quthan, 1993:87).
Islam mendorong manusia agar memiliki kalbu yang sehat dari segala macam
penyakit dengan jalan bertobat, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Sebagaimana
dijelaskan dalam (QS Al-Ra'd [13]: 28):
-
10
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteramdengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lahhati menjadi tenteram. (QS Al-Ra'd [13]: 28)
Gangguan jiwa berupa stres teramati pada orang-orang yang taat beragama
dengan tingkat rendah. Menurut penemuan di Universitas Rush di Chicago
(Dadang Hawari, 2005: 11-13), tingkat kematian dini di kalangan orang-orang
yang beribadah dan berdoa secara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah
dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki keyakinan agama. Penelitian lain
yang dilakukan terhadap 750 orang, yang menjalani pemeriksaan angiocardio-
graphy (jantung dan pembuluh darah), membuktikan secara ilmiah "kekuatan
penyembuhan dari doa" telah diakui bahwa tingkat kematian di kalangan pasien
penyakit jantung yang berdoa menurun 30% dalam satu tahun pasca operasi yang
mereka jalani. Diantara contoh doa yang disebutkan dalam Al Quran (QS. Al
Anbiyaa, 21:83-84) adalah:
Terjemah: dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(YaTuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkauadalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayangMaka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkanpenyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganyakepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suaturahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yangmenyembah Allah.
-
11
Kondisi stres dapat mengganggu kesehatan mental, dan mental yang tidak
sehat dapat menggaganggu prestasi belajar siswa. Sebuah penelitian di Eropa
mengindikasikan bahwa buruknya prestasi anak di sekolah dapat menjadi salah
satu indikator akan hadirnya tanda-tanda awal serta peningkatan risiko mengidap
penyakit gangguan mental atau skizofrenia di kemudian hari.
Diungkapkan para ahli dari Institute of Psychiatry di King's College
London dan Karolinska Institute di Stockholm berdasarkan riset yang melibatkan
900 ribu anak yang lahir antara 1973 hingga 1983. Hasil studi mengungkapkan,
bahwa siswa yang nilai pelajarannya paling buruk secara umum risikonya empat
kali lebih besar mengalami skizofrenia ketika menginjak dewasa. Sedangkan
mereka yang memperoleh nilai E pada salah satu dari 16 ujian mata pelajaran
mengalami peningkatan risiko hingga dua kali lipat mengidap skizofrenia. Dimuat
dalam jurnal The Psychological Medicine, penelitian dilakukan dengan cara
menganalisis data hasil ujian para pelajar berusia 15-16 tahun yang mengikuti
program sekolah menengah (General Certificate Secondary Education/GCSE) di
Swedia.
Hasil Penelitian Ilmiah di Universitas al-Imam Muhammad bin Sa'ud al-
Islamiyyah membuktikan ketika kadar hafalan al-Qur'an siswa meningkat maka
akan meningkat pula kesehatan jiwanya. Penelitian yang dilakukan oleh Shalih bin
Ibrahim, professor ilmu Kesehatan Jiwa, terdiri dari dua kelompok. Kelompok
pertama, para mahasiswa-mahasiswi Universitas Malik abdul Aziz di Jeddah.
Jumlah mereka 170 orang. Kelompok kedua, Para mahasiswa Ma'had al-Imam
asy-Syatibi li ad-Dirasah al-Qur'aniyyah, filial Universitas al-Khairiyah Litahfidzil
-
12
Qur'an al Karim di Jeddah. Jumlah mereka sama, yaitu 170 orang. Para mahasiswa
yang memiliki hafalan yang bagus memiliki kesehatan jiwa yang jauh lebih tinggi.
Ada 70 penelitian umum dan Islam, seluruhnya menguatkan pentingnya dien untuk
meningkatkan kesehatan dan ketentraman jiwa.
Sebuah penelitian di di Saudi juga menunjukkan peran al-Qur'an dalam
meningkatkan kecerdasan bagi anak-anak sekolah dasar dan Pengaruh positif
hafalan al Qur'an bagi kesuksesan akademik para mahasiswa (PurWd/m3com).
Penelitian ini sebagai bukti nyata adanya hubungan antara agama dengan
berbagai fenomena hidup. Di antaranya yang paling urgen adalah menghafal al-
Qur'an. Siswa yang memiliki hafalan al-Qur'an memiliki kesehatan jiwa yang lebih
baik dibandingkan dengan siswa-siswa yang tidak beragama dengan baik, atau
tidak menghafalkan al-Qur'an sedikitpun atau hafalan mereka hanya surat-surat
dan ayat-ayat pendek.
Penelitian tersebut berpesan agar menghafalkan al-Qur'an dengan
sempurna bagi para siswa-siswi di tingkat universitas, untuk menghasilkan nilai
positiv bagi kehidupan dan akademik mereka. Mendorong mereka melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan hal itu merupakan sarana
terpenting untuk memperoleh kesehatan jiwa yang tinggi.
Penelitian itu juga menasihatkan kepada para guru agar meningkatkan
standar hafalan bagi murid-murid mereka, walau dijadikan sebagai kegiatan ekstra
kurikuler, karena memiliki manfaat dan pengaruh yang bagus untuk kesuksesan
belajar dan kesehatan jiwa mereka.
-
13
Berdasarkan beberapa pandangan dan hasil-hasil penelitian di atas,
terutama yang menyangkut Al-Quran dapat dikatakan bahwa Al-Quran dapat
menjadi terapi bagi perilaku stres dan gangguan mental yang berakibat rendahnya
prestasi belajar di kalangan para siswa di sekolah.
Berdasarkan pengamatan penulis, di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten
Tegal banyak diduga siswa yang terkena gejala stres. Ini di buktikan para siswa ini
banyak yang konsultasi kepada guru BP dan guru agama menyampaikan
permasalahan yang sedang mereka alami. Permasalahan yang disampaikan oleh
para siswa itu antara lain, takut tidak lulus dalam Ujian Nasional karena mereka
merasa tidak dapat belajar dengan baik atau konsentrasi, sulit menerima materi
pelajaran dan banyaknya beban atau tugas yang diberikan oleh guru dan lain-lain.
Guru agama di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal menyikapi dari
permasalahan para siswa yang diduga mengalami gejala stres tersebut
dikumpulkan dan diberikan pengarahan. Selanjutnya para siswa tersebut di
beritugas untuk membaca dan mendalami arti dari surat dan ayat ayat Al-Quran
yang dibacanya. Kegiatan ini dilakukan oleh guru agama dengan berulang kali
dan terjadwal, bertempat dikelas maupun dimushola sekolah saat beristirahat atau
setelah jam pelajaran terakhir. Kemudian guru agama menugaskan dan menyuruh
kepada siswa agar sering membaca Al-Quran di rumah masing-masing.
Hal ini mendorong timbulnya pertanyaan; sejauh mana efektivitas Al-
Quran dapat dijadikan terapi bagi penyembuhan perilaku stres sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajarnya, khususnya di kalangan siswa SMPN 3 Pangkah
kabupaten Tegal?
-
14
Persoalan ini akan dikaji melalui penelitian mendalam untuk membuktikan
bahwa Al-Quran sebagai kitab suci, selain sebagai pedoman hidup bagi umat
manusia, juga benar-benar menjadi penawar bagi penyakit fisik maupun psikhis
yang harus diyakini oleh para siswa sebagai seorang muslim, yang diharapkan
mampu menjadi salah satu cara untuk mengatasi kondisi stres khususnya di
kalangan siswa SMP Negeri 3 Pangkah menjelang ujian nasional, sekaligus
sebagai pendorong untuk mampu meningkatkan prestasi hasil belajarnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, akan dilakukan
penelitian dengan seksama melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama
dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah
Kabupaten Tegal?
2. Bagaimanakah respon siswa yang mengalami gejala stress terhadap terapi Al-
Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stress di
SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ?
3. Apakah terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama berdampak terhadap
keberhasilan belajar dan dapat mengurangi gejala stres para siswa SMP Negeri
3 Pangkah Kabupaten Tegal?
-
15
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menggambarkan proses terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama
dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3 Pangkah
Kabupaten Tegal?
2. Menjelaskan respon siswa yang mengalami gejala stress terhadap terapi Al-
Quran yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi gejala stress di
SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal ?
3. Membuktikan terapi Al-Quran yang diterapkan oleh guru agama berdampak
terhadap keberhasilan belajar dan dapat mengurangi gejala stres para siswa
SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal?
D. Manfaat hasil penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:
1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta
dapat memberi gambaran mengenai efektivitas model terapi Al-Quran dengan
prestasi belajar.
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam
upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk meraih prestasi belajar dan
cara-cata menanggulangi gangguan-gangguan yang dapat menghambat kegiatan
dan proses belajar, seperti penyakit stres dan gangguan mental.
-
16
3. Kepala sekolah dan instansi-instansi terkait untuk menjadi perhatian dan bahan
kebijakan dalam bidang pendidikan, sehingga menghasilkan pendidikan
bermutu yang selalu menjadi tuntutan masyarakat maupun pemerintah. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai bahan pertimbangan dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai upaya membentuk manusia
Indonesia yang berilmu dan beramal sesuai dengan ajaran Islam.
E. Kerangka Pemikiran
Pendidikan dapat pula menyumbang bagi pencapaian kesehatan mental,
terbukti adanya usaha-usaha dalam praktek pendidikan modern yang berusaha
menuju ke arah tercapainya kepribadian yang harmonis bagi siswanya.
Stres dan gangguan mental, yang menimpa begitu banyak orang termasuk
siswa di sekolah adalah suatu keadaan batin yang diliputi kekhawatiran akibat
perasaan seperti takut, tidak aman, ledakan perasaan yang berlebihan, cemas dan
berbagai tekanan lainnya, yang merusak keseimbangan tubuh. Ketika seseorang
menderita stres, tubuhnya berreaksi dan membangkitkan tanda bahaya, sehingga
memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh: Kadar adrenalin
dalam aliran darah meningkat; penggunaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik
tertinggi; gula, kolesterol dan asam-asam lemak tersalurkan ke dalam aliran darah;
tekanan darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan. Ketika glukosa
tersalurkan ke otak, kadar kolesterol naik, dan semua ini memunculkan masalah
bagi tubuh (Aminuddin Imam Muhayi, 2007: 90).
-
17
Kenyataan bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai-nilai ajaran agama
mengalami "stres" dinyatakan oleh Allah dalam Al Quran:
Artinya: "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannyapada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thaahaa, 20:124)
Dalam sebuah ayat lain, Allah telah menyatakan bahwa:
Artinya: " hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal
bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) olehmereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari(siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja" (QS. At Taubah, 9:118)
Firman Allah dalam surah Fushshilat ayat 44 :
} :Artinya: Katakanlah, Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-
orang mukmin. (QS. Fushshilat : 44)
Dari semua cabang ilmu kedokteran, maka cabang ilmu kedokteran jiwa
(psikiatri) dan kesehatan jiwa (mental health) adalah yang paling dekat dengan
agama, bahkan di dalam mencapai derajat kesehatan yang mengandung arti
keadaan kesejahteraan (well being) pada diri manusia, terdapat titik temu antara
kedokteran jiwa / kesehatan jiwa di satu pihak dan agama di lain pihak.
-
18
Organisasi kesehatan se-dunia (WHO, 1959) memberikan kriteria jiwa atau
mental yang sehat, adalah sebagai berikut: (1) Dapat menyesuaikan diri secara
konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk baginya, (2)
Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya, (3) Merasa lebih puas
memberi daripada menerima, (4) Berhubungan dengan orang lain secara tolong-
menolong dan saling memuaskan, (5) Menerima kekecewaan untuk dipakainya
sebagai pelajaran untuk di kemudian hari, (6) Menjuruskan rasa permusuhan
kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif, dan (7) Mempunyai rasa kasih
sayang yang besar.
WHO (1984) telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan
satu elemen spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat
adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologik dan sosial, tetapi juga sehat
dalam arti spiritual / agama (empat dimensi sehat : biopsikososiospiritual).
Perhatian ilmuwan di bidang kedokteran umumnya dan kedokteran jiwa
(psikiatri) khususnya terhadap agama semakin besar. Tindakan kedokteran tidak
selamanya berhasil, seorang ilmuwan kedokteran berkata: Dokter yang mengobati
tetapi Tuhan yang menyembuhkan. Pendapat ilmuwan tersebut sesuai dengan
hadits Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dan
Ahmad (dari Jabir bin Abdullah r.a) sabdanya :
.} {Artinya: Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya,
maka dengan izin Allah penyakit itu, akan sembuh. (Dikeluarkan olehMuslim)
-
19
Dalam hubungan antara agama dan kesehatan jiwa, Cancellaro, Larson,
dan Wilson (1982) telah melakukan penelitian terhadap tiga kelompok, yaitu: (a)
Kronik alkoholik, (b) Kronik drug addict dan (c) chizophrenia. Ketiga kelompok
ini dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dari kelompok gangguan jiwa dan
kelompok kontrol ini yang hendak diteliti adalah riwayat keagamaan mereka
(religious histories).
Hasil penelitiannya sungguh mengejutkan, bahwa ternyata pada kelompok
kontrol lebih konsisten dalam keyakinan agamanya dan pengamalannya, bila
dibandingkan dengan ketiga kelompok tersebut di atas. Temuan ini menunjukkan
bahwa agama dapat berperan sebagai pelindung daripada sebagai penyebab
masalah (religion may have been protective than problem producing).
Pentingnya faktor agama / psikoreligius di bidang psikiatri dan kesehatan
jiwa, dapat kita lihat dari pernyataan Prof. Daniel X. Freedman mantan ketua
umum APA, guru besar di UCLA dan selaku editor Archives of General
Psychiatry antara lain beliau mengatakan bahwa di dunia ini ada 2 lembaga besar
yang berkepentingan dengan kesehatan manusia, yaitu profesi kedokteran di mana
kedokteran jiwa (psikiatri) merupakan salah satu cabang ilmu dan lembaga
keagamaan. Lembaga ini dapat bekerjasama secara konstruktif dan merupakan
potensi guna peningkatan taraf kesejahteraan dan kesehatan jiwa baik secara
perorangan maupun kelompok masyarakat.
Manfaat pendekatan keagamaan / psikoreligius di bidang pelayanan
kesehatan jiwa, oleh para pakar antara lain dr. D.B. Larson, dkk, (2005) dalam
-
20
berbagai penelitiannya, menyimpulkan antara lain bahwa di dalam memandu
kesehatan manusia yang serba kompleks ini dengan segala keterkaitannya,
hendaknya komitmen agama sebagai sesuatu kekuatan jangan diabaikan begitu
saja. Adapun obyektif kurikulum agama dalam pendidikan psikiatri ini adalah
calon psikiater mampu mengenali betapa pentingnya pengetahuan agama sebagai
bagian dari pelatihan didaktik oleh calon psikiater. Pemahaman psikodinamik
penghayatan keagamaan pasien ini amat penting agar psikiater tidak salah
diagnosa serta terapinya.
Kritik yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah bahwa pada umumnya
psikiater lebih senang hanya memberikan obat, obat dan sekali lagi obat, dan
kurang memperhatikan akan kebutuhan pasien terhadap waktu untuk konsultasi,
sehingga pasien merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diterimanya.
Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa dokter tidak lebih dari tukang obat.
Tidak jarang pasien dengan keluhan-keluhan kejiwaan yang berkaitan dengan
problem psikoreligius/ spikospiritual tidak dapat ditangani oleh psikiater karena
pengetahuan psikiater terhadap bidang ini masih minim. Sehingga banyak di antara
pasien-pasien ini yang meminta tolong ke orang pintar dukun, bahkan ke
paranormal.
Oleh karenanya tidak mengherankan kalau stigma terhadap psikiater
sukar dihilangkan, yaitu seolah-olah psikiater itu hanya mengobati pasien yang
gila (psikosis) saja khususnya gangguan jiwa skizofrenia.
Firman Allah surat Yunus ayat 57 :
-
21
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dariTuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalamdada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Istilah stres, cemas dan depresi seringkali digunakan untuk menggambar
kan seseorang yang sedang mengalami problem kehidupan (stresor psikososial)
yang dapat berdampak pada gangguan fungsi organ tubuh dan mental emosional.
Ketiga istilah tersebut seringkali batasannya tidak jelas dan tumpang tindih.
Dalam psikiatri dikenal bentuk terapi yang disebut terapi holistic. Dalam
terapi holistic dimaksudkan bentuk terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan
ditujukan hanya kepada bentuk gangguan jiwanya saja, melainkan juga mencakup
aspek-aspek lain dari pasien. Terapi holistic adalah bentuk terapi yang memandang
pasien secara keseluruhan (sebagai manusia seutuhnya).
Dua orang peneliti lain, yaitu Plaut dan Friedman (1981) berhasil
menemukan hubungan antara stres dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang
untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-
nya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood
seseorang sedang datang.
Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil
belajar siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang menyangkut materi pelajaran
dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Menurut Bloom (dalam Slavin, 1994)
-
22
prestasi akademik/ prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan
menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya
analisis, sintesis dan evaluasi.
Siswa yang berorientasi berprestasi, memiliki harapan yang besar untuk
berhasil daripada yang takut akan kegagalan. Atkinson dan Dianor dalam Santrok
1992. Hasrat berprestasi menunjukkan keinginan untuk mencapai yang terbaik.
Hal ini dapat ditunjang dengan adanya hubungan kerjasama yang baik antara guru
di sekolah, melalui pembimbingan yang terus menerus secara berkesinambungan.
Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996
:178) adalah: Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya
sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar
seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam
belajar.
Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan
menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan
dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang
optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah
kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai
keadaan diri secara kritis dan objektif.
-
23
Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan
siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan
inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi
memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun
kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif
tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi.
Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang
20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-
kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient
(EQ) dan spiritual, yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,
mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta
kemampuan bekerja sama.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar
harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang
mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik
persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28)
memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang
dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
-
24
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan
menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang
dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,
sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi
belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain;
faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari
luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat
biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor
keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
-
25
F. Penelitian Yang Relevan
1. Dian Maya Shofiana.2008. Profesionalisme Guru dan Hubungannya
dengan Prestasi belajar siswa Di MTs Al-Jamiiah Tegallega Cidolog
Sukabumi
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara profesionalisme guru dalam bidang studi Fiqih dengan prestasi
belajar siswa di MTs Al-Jamiiah Tegallega Cidolog Sukabumi. Kontribusi
profesionalisme guru Fiqih terhadap prestasi belajar siswa adalah 50%. Dengan
kata lain, prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamiiah Tegallega Cidolog Sukabumi
ditentukan atau dipengaruhi oleh tingkat profesionalisme guru sebanyak 50%, dan
50% lagi ditentukan oleh faktor yang lain.
2. Yuliarahman, Taufik (2008) Hubungan Keaktifan Anak Mengikuti Kegiatan
Taman Pendidikan Al-Quran Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Di Sdn 2 Jarakan Panggungharjo Sewon Bantul.
Adapun hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat
dikategorikan baik, dengan indikator nilai yang dicapai siswa berkisar 60 90.
Dalam proses analisis data menempuh beberapa langkah, yaitu: membuat tabel
koefisien korelasi, mencari nilai korelasi, tes signifikansi dan interpretasi hasil
analisis data. Melalui pengolahan data diperoleh rxy = 0,539, kemudian angka
tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N=30. Pada taraf
signifikansi 5%, didapat nilai 0,361. Hasil akhir diperoleh r hitung lebih besar dari
-
26
r tabel atau 0,539 > 0,361. Berarti terdapat hubungan yang positif antara keaktifan
anak mengikuti kegiatan Taman Pendidikan Al-Quran dengan prestasi Pendidikan
Agama Islam, dan hubungan antar kedua variabel tersebut berada pada tingkat
agak rendah.
3. Seyv. 2008. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi BelajarPada Siswa Kelas Ii Smu Lab School Jakarta Timur
Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,248 dengan p 0,002 (
-
BAB II
FUNGSI TERAPI AL-QURAN
DALAM MENANGGULANGI STRES DAN GANGGUAN MENTAL
A. Terapi Al-Quran
1. Konsep Dasar
Diantara karunia Allah kepada umat manusia ialah, manusia itu diberi
fitratus salimah (hati nurani) yang tenteram ke dalam jiwa orang untuk menuntun
manusia ini ke arah yang baik dalam mendayungkan bahtera hidupnya. Fitrah
inilah yang menuntun hidup seseorang. Di antara zaman fitrah (kekosongan
Rasul) Allah mengutus seorang Rasul yang membawa kitab dari Allah Swt.
Hampir pada setiap kitab suci dari suatu agama terdapat ayat-ayat yang
berkenaan dengan proses jiwa atau keadaan jiwa manusia. Al-Quran misalnya,
banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan keadaan jiwa orang yang beriman.
Bahkan mengenai kesehatan mentalpun, banyak terdapat ayat-ayat yang berbicara
tentang penyakit dan gangguan kejiwaan, serta kelainan-kelainan sifat yang terjadi
karena kegoncangan kepercayaan dan sebagainya. Di samping itu dapat pula
ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang perawatan jiwa.
Para ulama tafsir Al-Qur'an dalam berbagai kitab ulumul quran, ditinjau
dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata Al-Qur'an merupakan
bentuk mashdar dari kata qoroa yaqrouu qirooatan wa qoran wa
quraanan. Kata qoroa berarti menghimpun dan menyatukan; Al-Qur'an pada
hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu
27
-
ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-
Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan
akar kata qoroa, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa dipadukan
menjadi satu, menjadi al-Qur'an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-
kata yang dapat dibaca.
Al-Quran menurut tata bahasa adalah masdar. Raghib Asfahani
mengatakan :
:
.
Berkata Raghib Asfahani pada kitab mufradaat kata-kata al-Quran menurut
asal adalah mashdar seperti kufran, rujhan. (Salim. www.hidayatullah.com;
Jumat 18 Pebruari 2005
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa Al-Quran adalah mashdar
yang diartikan dengan arti isim maful yaitu yang dibaca. Penamaan kitab al-
Quran merupakan nama khusus bahwa al-Quran yang mengandung semua ilmu
pengetahuan, peraturan-peraturan, pelajaran dan sebagainya harus dibaca dan
dipelajari. Sebab dengan membaca dan mempelajarinya akan dapat diambil isi
kandungannya dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan al-Quran menurut istilah adalah beberapa pendapat ulama, di
antaranya; Para ulama tafsir al-Qur'an dalam berbagai kitab ulumul quran,
ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata al-Qur'an
merupakan bentuk mashdar dari kata qoroa yaqrouu qirooatan wa qoran
wa quraanan. Kata qoroa berarti menghimpun dan menyatukan; al-Qur'an
-
pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi
satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-
Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan
akar kata qoroa, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa dipadukan
menjadi satu, menjadi al-Qur'an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-
kata yang dapat dibaca. (Ash Shiddieqy.2000: 8)
Hasbi ash-Shiddieqy (2000: 10) mengatakan bahwa Al-Quran itu ialah
wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah
disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir yang dihukum kafir
orang yang mengingkarinya.
Hanafi mengatakan, Al-quran ialah kumpulan firman Allah Swt yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan dinukilkan dengan jalan mutawatir
dan dengan bahasa Arab. Dalam pengertian yang lain Al-Quran adalah sebuah
dokumen untuk umat manusia. Al-Quran juga kitab tentang masa lalu, masa kini
dan masa depan yang mampu memberikan petunjuk kepada manusia untuk
mengembangkan diri dalam rangka mengenal hakikat ciptaan Allah Swt. Al-
Quran mengisyaratkan formula kehidupan manusia yang penuh dengan
perjuangan (baik struktural maupun kultural) guna meraih kesempurnaan dan
keridlaan Allah Swt. Dalam perjuangannya itu manusia kadangkala melakukan
kesalahan-kesalahan dikarenakan pada dasarnya mereka itu diciptakan sebagai
makhluk yang lemah.
Dari beberapa definisi di atas terdapat lima bagian penting:
a) Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari Allah
Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur'an) pun
-
menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas,
dimuliakan dan dihormati.
b) Al-Qur'an adalah mujizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai
dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
c) Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS
(QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur'an masuk ke
dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya.
Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong kita untuk
menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri
Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika Aisyah
ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana khuluquhul
quran; akhlak Nabi adalah al-Qur'an.
d) Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh
banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi
berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti itu,
keaslian al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah terhadap
keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).
e) Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT.
2. Nama-nama Al-Qur'an
Di dalam al-Qur'an terdapat banyak nama-nama al-Qur'an. Dibalik nama
itu dapat memahami fungsi al-Qur'an.
1) Al-Qur'an Nama yang paling populer adalah Al-Qur'an itu sendiri, Allah
menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan
-
bagi manusia agar dapat memfungsikan Al-Qur'an sebagai bacaan agar
mendapatkan petunjuk dalam hidup (QS 2: 185)
2) Al-Kitab. Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah Ad Diros,
penamaan dengan Al-Kitab menunjukkan bahwa Al-Qur'an tertulis dalam
mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: Orang
yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun Al-Qur'an, bagaikan rumah yang
rusak (al-Hadist).
3) Al-Huda; Artinya, petunjuk (QS 2:2). Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan
fungsi utama dari diturunkannya Al-Qur'an (QS 2:185). Kita tidak dapat
menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan
memahaminya, mengamalkannya dengan baik.
4) Rahmah berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman (QS 17:82).
5) Nur; berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan
menjadikan Al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita (QS
5:15-16). Kita melihat tuntunan Al-Qur'an, kemudian melangkah dengan
tuntunan itu.
6) Ruh; berarti ruh sebagai penggerak (QS 16:2). Ruh menggerakkan jasad
manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar Al-Qur'an dapat
menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk
memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain
Allah.
7) Syifa; berarti obat (QS 10:57). Al-Qur'an merupakan obat penyakit hati dari
kejahiliyahan, kemusyrikan, kekafiran dan kemunafikan.
8) Al-Haq; berarti kebenaran (QS 2:147).
-
9) Bayan; berarti penjelasan atau penerangan (QS 3:138; 2:185).
10) Mauizhoh; berarti pelajaran dan nasehat (QS 3:138).
11) Dzikr; berarti yang mengingatkan (QS 15:9).
12) Naba; berarti berita (QS 16:89). Di dalam Al-Qur'an memuat berita-berita
umat terdahulu dan umat yang akan datang.
3. Fungsi dan kedudukan Al-Qur'an
Sesungguhnya merupakan nikmat Allah yang terbesar adalah diutusnya
Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dan diturunkannya Al-Qur'an
kepadanya untuk memberi petunjuk kepada manusia, mengajari dan
mengingatkan mereka tentang segala yang bermanfaat bagi mereka di dunia dan
di akhirat. Atas dasar inilah Allah memuliakan umat ini.
Al-Qur'an adalah kalam (firman) Allah Ta'ala, baik huruf maupun
maknanya, dia bukan makhluk. Dari Allah Al-Qur'an berasal dan kepada-Nya dia
akan kembali. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam QS. 26 [Asy
Syu'araa] ayat 19:
Terjemah: Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabbsemesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), kedalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arabyang jelas. (QS. Asy Syu'araa:195)
Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia,
bahkan untuk bangsa jin, untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada
-
mereka. Al-Quran diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat
banyak. Diantara fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
1) Sebagai Petunjuk (Huda)
Allah Ta'ala telah berfirman:
Terjemah: Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS. 2 [al- Baqarah]:1-2)
Di awal surat Al-Baqarah tersebut Allah Ta'ala menyebut Al-Qur'an
sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa sedangkan di pertengahannya
disebutkan sebagai petunjuk bagi manusia, dan ini sifatnya umum baik bagi yang
bertakwa maupun yang tidak bertakwa. Adapun petunjuk bagi orang bertakwa,
mempunyai arti bahwa mereka mampu mengambil manfaat dan mengambil
faedah dari Al-Qur'an itu, serta mereka mampu manjadikan cahaya Al-Qur'an
sebagai penerang bagi mereka. Sedangkan petunjuk bagi manusia, artinya Al-
Qur'an memberi penjelasan bagi mereka mana jalan yang lurus terbimbing, jika
mereka menghendaki jalan lurus tersebut bagi diri mereka.
Al-Qur'an merupakan petunjuk dilalah dan irsyad (penjelasan dan
bimbingan) bagi seluruh manusia, dan petunjuk taufiq bagi orang yang bertakwa,
khususnya mereka yang memenuhi panggilan Al-Qur'an. Hidayah itu ada dua
macam, yaitu hidayah taufiq wa 'amal (respon dan aksi). Ini khusus bagi orang
yang beriman, dan hidayah dilalah wa irsyad (bimbingan dan penjelasan) yang
bersifat informatif untuk seluruh umat manusia.
2) Al Qur'an sebagai Ruh.
-
Di dalam ayat yang lain Allah menyebut Al-Qur'an dengan ruh, dan
salah satu makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh
dengan makna. Sebagaimana halnnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia
akan hidup dan berfirman, artinya,jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati.Allah berfirman:
Terjemah: Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/ Al-Qur'an)dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakahAl-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapiKami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan diasiapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dansesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yanglurus. (QS. 26 [Asy Syura]:52)
Al-Qur'an adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus daripada ruh
badan. Allah menamainya dengan ruh karena dengan Al-Qur'an itu hati menjadi
hidup. Maka apabila Al-Qur'an telah bertemu dengan hati pasti dia akan hidup dan
bercahaya. Dia akan mengenal Rabbnya, menyembah Allah di atas dasar bashirah
(ilmu), takut kepada-Nya, bertakwa, mencintai-Nya, meninggikan serta meng-
agungkanNya. Ini dikarenakan Al-Qur'an merupakan ruh yang menggerakkkan
hati sebagaimana ruh (nyawa) yang menggerakkan badan.Jika nyawa masuk ke
dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu serta menjadikannya
hidup.Demikian pula Al-Qur'an, jika masuk ke dalam hati maka akan
menghidupkan serta menggerakkan hati untuk takut kepada Allah serta mencintai-
-
Nya. Sebaliknya jika hati tidak dimasuki Al-Qur'an maka akan mati, sebagaimana
badan yang tidak punya ruh.
Maka di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah
matinya jasmani dan matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya jasmani
dan hidupnya hati. Hidupnya badan berlaku bagi mukmin dan kafir, orang takwa
dan orang fasik, bahkan seluruh manusia dan hewan tidak ada bedanya. Yang
membedakan adalah hidupnya hati, dan ini tidak didapati kecuali pada hamba
Allah yang mukmin dan muttaqin. Adapun orang kafir dan binatang ternak maka
mereka kehilangan hidupnya hati, meskipun badan dan jasmani mereka hidup.
3) Al Qur'an sebagai Cahaya (Nur)
Allah menamai Al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang
menerangai jalan yang terbentang di hadapan manusia sehingga tampak segala
yang ada di hadapannya. Apakah ada lobang, ataukah duri lalu menghindarinya,
dan kelihatan pula jalan yang selamat sehingga dia manempuh jalan itu. Orang
yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada di dalam kegelapan, tidak bisa
melihat lobang serta duri, tidak mengetahui adanya bahaya karena memang tidak
mampu untuk melihat. Kita semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat,
seperti cahaya matahari, lampu,lentera dan cahaya yang lain. Dengan adanya
cahaya inilah kita tahu bagaimana sebaiknya berjalan di jalanan, di pasar, di
rumah dan kita tahu dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi dan
waspadai.
Akan tetapi cahaya Al Qur'an adalah cahaya maknawi yang
memperlihatkan kepada anda apa yang bermanfaat bagi anda dalam urusan agama
-
maupun dunia, menjelaskan kepada anda yang hak dan yang batil, menunjukkan
jalan menuju surga sehingga anda menempuhnya berdasarkan cahaya dan
bimbingan Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Al-Qur'an adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat
membedakan jalan yang terang dari jalan yang gelap, membedakan jalan surga
dari jalan neraka. Dengannya engkau akan tahu mana yang bermanfaat dan mana
yang berbahaya, engkau tahu kebaikan dan keburukan. Maka Al-Qur'an adalah
cahaya semesta alam untuk menuju jalan kesuksesan, kebahagiaan dan
kemenangan di dunia dan di akhirat.
4) Al Qur'an sebagai Pembeda (Furqaan)
Allah Ta'ala juga menyifati Al Qur'an sebagai Furqaan (pembeda)
sebagai mana firman-Nya:
Terjemah: Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatankepada seluruh alam. (QS. 25 [Al Furqaan]:1)
Artinya Al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil,
antara yang lurus dengan yang sesat, yang bermanfaaat dan yang berbahaya. Dia
menyuruh kita semua mengerjakan kebaikan dan melarang kita dari perbuatan
buruk dan dia memperlihat kan segala apa yang kita perlukan untuk urusan dunia
dan akhirat, maka dia adalah furqan dalam arti membedakan antara yang hak
dengan yang batil.
-
5) Al Qur'an sebagai Obat Penawar
Allah menyebut Al-Qur'an ini sebagai syifa'(obat penawar),
sebagaimana dalam firmannya:
Terjemah: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dariRabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalamdada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS.10 [Yunus]:57)
Dia merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa
badan) dan penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati). Merupakan
obat bagi penyakit badan, dengan cara membacakannya untuk orang yang sakit
atau terkena ain (hipnotis), kesurupan jin dan semisalnya.Dengan izin Allah orang
yang sakit akan menjadi sembuh jika bacaan tersebut berasal dari hati seorang
mukmin yang yakin kepada-Nya. Apabila keyakinan yang kuat berkumpul antara
orang yang membacakannya dengan yang di bacakan untuknya maka Allah akan
memberikan kesembuhan bagi si sakit.
Al-Qur'an juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti penyakit
ragu-ragu (syak), syubhat (kerancuan), kufur dan nifak. Penyakit-penyakit ini jauh
lebih berbahaya daripada penyakit badan. Penyakit hati lebih berbahaya daripada
penyakit badan karena penyakit badan ujung penghabisannya adalah mati
sedangkan mati itu pasti terjadi dan tidak mungkin dapat ditolak. Penyakit hati
jika dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan matinya hati , rusak secara
-
total sehingga si empunya hati menjadi seorang kafir, condong kepada kaburukan,
fasik. Dan tidak ada obat baginya selain daripada Al-Qur'an yang telah diturunkan
oleh Allah sebagai obat. Allah swt berfirman:
Terjemah: Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar danrahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklahmenambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. 17[Al Israa']:82)
Allah la menjadikan Al-Qur'an sebagai obat bagi orang mukmin dan
mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang mukmin saja yang mampu
mengambil manfaat dan mengambil petunjuk dengan Al-Qur'an itu sehingga
hilang dari mereka segala was-was, keraguan dan syubhat dari dalam hati mereka.
Sedang orang-orang munafik dan orang-orang kafir serta pelaku kemusyrikan
maka mereka tidak dapat mengambil faedah dari Al Quran selagi mereka masih
terus menerus berada di atas kemusyrikan, kemunafikan dan kekufuran mereka.
Kecuali jika mau behenti dari semua itu dan bertobat kepada Allah Subhannahu
wa Ta'ala. (Syaikh Shalih bin Fauzan. Tadabbur Al-Quran: www.alsofwah.or.id)
Selain fungsi Al-Quran sebagaimana disebutkan di atas, juga fungsi
utama dari Al-Qur'an adalah kitab petunjuk (kitabul hidayah). Di samping itu Al-
Qur'an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara lain:
a) Kitab berita (An-Naba wal akhbar) (QS 78:1-2)
b) Kitab hukum dan aturan (Al-hukmu wasy syariah) (QS 5:49-50).
-
c) Kitab berjuang (Kitabul Jihad)(QS 29:69)
d) Kitab pendidikan (Kitabut tarbiyyah)(QS 3: 79)
e) Kitab ilmu pengetahuan (Kitabul Ilm)
f) Secara Bahasa (Etimologi)
Al-Qur'an adalah wahyu Allah (7:2) yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi
Rasulullah Muhammad saw (17:88; 10:38 ) sebagai pedoman hidup bagi setiap
Muslim (4:105; 5:49,50; 45:20) dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap
kitab-kitab Allah yang sebelumnya (5:48,15; 16:64), dan bernilai abadi.
Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah satu sebab penting bagi
masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan
menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan (insya
Allah) pada masa-masa yang akan datang. Ayat-ayat yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan dapat meyakinkan umat manusia bahwa Al-Qur'an adalah
firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi
Muhammad saw yang ummi (7:158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi
(571 - 632 M). Diantara ayat-ayat tersebut umpamanya: 39:6; 6:125; 23:12,13,14;
51:49; 41:11-41; 21:30-33; 51:7,49 dan lain-lain.
Demikian juga ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang
kekuasaan di Mesir, Negeri Saba'. Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam,
Musa dan lain-lain dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an
adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan
ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang
bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen dan lain-lain juga menjadi bukti lagi
kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT. (30:2,3,4;5:14).
-
Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa
dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa
Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan
ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena gaya bahasa yang demikian itulah Umar
bin Khattab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur'an awal surat Thaha yang
dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, diplomat Quraisy waktu itu, terpaksa
cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat yang
dikemukakan Rasulullah sebagai jawaban atas usaha-usaha bujukan dan
diplomasinya.
4. Al-Qur'an Sebagai Terapi
Bersama dengan mahasiswa-mahasiswanya dari University of Haifa, ahli
psikologi klinis Ofer Grosbard; Bushra, mengumpulkan sebuah koleksi nasihat
dari ayat-ayat Al -Qur'an tentang cara membesarkan anak-anak. Wartawan
Hisham Adem berbincang dengan dosen berkebangsaan Israel itu tentang ilmu
pedagogik praktis dari Kitab Suci tersebut (Hisham Adem,11 Juli 2008).
Bushra berkata bahwa ketika ia menjadi pembimbing pendidikan kelak,
seorang ayah atau ibu mungkin mendatanginya dan berkata, "Iblis telah merasuki
anak saya," atau hal-hal sejenis itu. "Apakah Anda pikir apa yang telah Anda
ajarkan kepada kami di sini akan membantu ketika itu terjadi?" Ia menjawab, "Al-
Quran." Ia mengatakan bahwa, dalam konteks yang tepat, sebuah kutipan dari
sebuah ayat Al Quran memiliki dampak yang besar terhadap Muslim. Saya
membawa sebuah kitab Al -Quran pada kuliah kami berikutnya. Saya membagi
bab-bab di antara para mahasiswa dan meminta mereka untuk mencari ayat-ayat
-
yang bersifat pendidikan dan pengobatan. Ada banyak ayat seperti itu dalam Al-
Quran, yang mendorong setiap orang untuk bertanggung jawab, mempelajari
kebenaran, menghormati orang lain, dsb. Saya juga meminta mereka menulis
sebuah cerita singkat yang diangkat dari kehidupan sehari-hari bagi setiap ayat
untuk menggambarkan bagaimana cara orang tua atau guru dapat memanfaatkan
ayat tersebut untuk menyampaikan sebuah pesan kepada anak mereka. Bersama-
sama mereka telah mengumpulkan lebih dari 300 cerita, dan saya menambahkan
penjelasan psikologi pendidikan yang sederhana dan singkat bagi setiap cerita
tersebut. Begitulah awalnya Quranet dilahirkan.
Pengguna memilih sebuah isu tertentu dari sebuah daftar isi dan menerima
ayat Al -Qur'an yang sesuai. Ia kemudian dapat mempelajari deskripsi ringkas dari
suatu peristiwa keseharian yang menggambarkan bagaimana ayat tersebut dapat
digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan. Bagian tersebut berakhir dengan
sebuah penjelasan psikologi pendidikan singkat tentang prosesnya. Quranet
mengangkat Al -Quran sebagai sarana pendidikan yang khas bagi para orang tua
dan guru, dengan membuat kebaikan-kebaikan Al -Quran dapat dijangkau secara
luas. Lebih jauh, Quranet menyingkap keindahan Al -Quran dan penghormatan
nya terhadap martabat manusia, dengan memberikan sebuah tanggapan yang keras
kepada mereka yang memanfaatkan Al -Quran untuk membenarkan terorisme.
Saya seorang Yahudi, dan walaupun saya mengajarkan mahasiswa-
mahasiswa saya kuliah psikologi, mereka mengajarkan saya tentang Al -Quran,
yang tidak saya pahami sebelumnya. Mereka menunjukkan kepada saya
keindahan dan caranya menangani hubungan antar sesama manusia yang begitu
baik. Intisari dari Al -Quran sesungguhnya merupakan hubungan antar manusia
-
dan martabat manusiayang berlawanan dengan terorisme. Kami menggunakan
nya untuk memperlihatkan kepada para orang tua dan guru apa arti cinta dalam
Al-Quran.
Walaupun kami mengerjakan bahannya (dari Al -Quran), kami tidak
bekerja sama dengan para kiai atau imam. Kami hanyalah pendidik, dan saya
ingin menekankan ini setegas mungkin. Para mahasiswa tidak ingin mencoba
menjadi penafsir Al -Quran. Mereka sekedar ingin membawa Al -Quran kepada
anak dan keluarga. Seorang ayah yang membacakan Al -Quran bagi anaknya
tidak lantas berarti menjadi seorang penafsir Al -Quran. Mengutip sebuah frasa
dari Al -Quran bagi seorang anak bahwa seseorang harus menyampaikan
kebenaran, misalnya tidak membuat Anda menjadi seorang penafsir Al -Quran.
Saya menekankan ini karena kami menerima banyak tanggapan dari dunia
Arab yang bicara tentang konspirasi dan keangkuhan kami untuk menafsirkan Al-
Quran tanpa benar-benar membaca bukunya karena buku tersebut dalam bahasa
Hebrew, dan mereka hanya melihat situs webnya. Setelah kami menyelesaikan
pekerjaan kami, kami memaparkannya kepada para kiai terkenal di Israel, Inggris,
dan India, dan memperoleh masukan yang sangat baik.
Pertama-tama, prakarsanya berasal dari mahasiswa-mahasiswa Badui,
yang mengerjakan hampir semua pekerjaan di bawah bimbingan saya, dan itu
tidak ada hubungan apa pun dengan Negara Israel. Saya memahami bahwa di
negara-negara bukan demokrat mungkin sulit bagi orang untuk mempercayai
bahwa tidak semua hal bersifat politis dan diatur oleh pemerintah.
Benar bahwa Negara Israel bangga dengan proyek ini, yang menampilkan
keindahan Al- Quran. Kenapa tidak? Muslim juga percaya bahwa Al -Quran
-
diturunkan bagi kemaslahatan umat manusia. Apakah merupakan hal yang
terlarang kalau saya, seorang Yahudi, misalnya, mempelajarinya? Saya ingin
mendorong setiap orang yang merasakan hal itu untuk membaca bukunya dan
membuat penilaian yang jujur. Kemudian mereka akan memiliki jawaban yang
benar. Proyek ini merupakan sebuah produk cinta, bukan konspirasi.
Bagi Muslim, Al- Quran adalah sebuah jembatan antara cara pikir Muslim
dan Barat. Non-Muslim mungkin menemukan keindahan Al- Quran. Itulah yang
sesungguhnya terjadi pada saya. Al- Quran membangun sebuah jembatan cinta