pph. potput pasal 21 gaji tetap
TRANSCRIPT
BAB IIKLASIFIKASI PPh.POTONGAN PUNGUTAN
PPh. Pasal 211. Pemahaman umum
a. Atas penghasiln yg diterima oleh Orang Pribadi DN
sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau dengan nama dan
dalam bentuk apapun WAJIB DILAKUKAN PEMOTONGAN,
PENYETORAN, DAN PELAPORAN oleh:
1. Pemberi kerja
2. Bendaharawan pemerintah
3. Dana pensiun
4. Badan yg membayar honorarium untuk tenaga ahli
5. Perusahaan, badan, dan penyelenggara kegiatan
b. Tidak termasuk pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan,
penyetoran dan pelaporan: Badan Perwakilan Negara Asing dan
Organisasi Internasional
Pemahaman umum
c. Penghasilan Pegawai Tetap/Pensiunan Bulanan dipotong PPh. Dari PENGHASILAN BRUTO – BIAYA JABATAN/BIAYA PENSIUN
Biaya jabatan/pensiun : biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan , mempertahankan penghasilan yang diberikan kepada karyawan tetap yg masih bekerja/mantan karyawan.
d. Biaya jabatan/pensiun sebesar 5% x penghasilan bruto atau maksimal :
PEGAWAI TETAP PENSIUNAN
Rp.6.000.000/tahun atau Rp.2.400.000/tahun atau
Rp.500.000/bulan Rp.200.000/bulan
Pemahaman Umum
Contoh Perhitungan
Kasus 1Pak Jujur bekerja pada PT.BNDK dengan gaji Rp.12.000.000 sebulan sejak 1 Juli 2009 . Berapa biaya jabatan dalam tahun pajak 2009?
Karena pak Jujur bekerja selama 6 bulan, maka biaya jabatan yang diperkenankan sebagai pengurang adalah:5% x (Rp.12.000.000 x 6 = 72.000.000) = 3.600.0006 bln x Rp.500.000 = Rp.3.000.000
Dari perhitungan tersebut dipilih yang paling terkecil. Jadi biaya yang diperkenankan sebagai pengurang adalah RP.3.000.000
Pemahaman Umum
Kasus 2
Imam bekerja selama setahun di PT.A dengan gaji Rp.12.000.000 dan di PT.B Rp.120.000.000 berapa biaya jabatan yg diperkenankan?
PT A = 5% x 12.000.000 = 600.000
PT B = 12 x 500.000 = 6.000.000
Biaya jabatan yg diperkenankan adalah Rp.600.000
Kasus 3
Julia bekerja selama 6 bln dengan gaji di PT. X = Rp.12.000.000 dan di PT Y = Rp.120.000.000, maka biaya jabatan yg diperkenankan sebagai pengurang adalah dipilih hasil perhitungan yang terkecil
PT X = 5% x 12.000,000 = 600.000 (yg diperkenankan)
PT Y = 6 x 500,000 = 3.000.000
Pemahaman Umum
e. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Kepada WP diberikan pengurang berupa PTKP
PTKP melekat pada Orang Pribadi, karenanya tetap dihitung setahun meskipun tidak bekerja setahun.
Besarnya PTKP (Pasal 7 UU.No.36 Tahun 2008)
Rp.15.840.000 Untuk diri WP
Rp.1.320.000 tambahan untuk status kawin
Rp.15.840.000 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami
Rp. 1.320.000 tambahan untuk tanggungan maksimal 3 orang (anak
kandung, anak angkat dan anggota keluarga sedarah
dan semenda
Penerapan ketentuan (PTKP) tersebut ditentukan oleh keadaan pada
pada awal tahun atau awal bagian tahun pajak
PTKP dikelompokkan menurut status karyawan
PTKP Tahunan Bulanan (:12)
TK/-K/-K/1K/2K/3
15.840.00017.160.00018.480.00019.800.00021.120.000
1.320.0001.430.0001.540.0001.650.0001.760.000
Harian (360)
44.00048.00051.00055.00059.000
2. KLASIFIKASI PPh.PASAL 21
PPh. Pasal 21 diklasifikasi berdasarkan status karyawan, penerapan biaya jabatan, PTKP dan obyek pajak.
1. Karyawan yg berhak mendapatkan biaya jabatan dan PTKP
- Karyawan tetap dan penerima pensiun
- PKP = PENGHASILAN BRUTO – BIAYA JABATAN – PTKP
2. Karyawan yg berhak mendapatkan PTKP saja
- Pegawai harian lepas dengan upah harian, mingguan, satuan,
borongan, honorarium yang perhitungannya berdasarkan jumlah
hari kerja
- Penerima Beasiswa
- Pemagang dan Calon Pegawai
- Penerima bonus atas kegiatan multilevel marketing atau direct
selling
- PKP = PENGH.BRUTO - PTKP
3. Karyawan yang tidak berhak mendapat biaya jabatan dan PTKP
1). Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan:
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, pemahat dan pelukis,
Olahragawan, Penasehat, pengajar pelatih,Pengajar, penyuluh dan
moderator dll
2). Honorarium yang diterima anggota dewan komisaris/dewan
pengawas yg tidak merangkap sebagai karyawan pada perusahaan
yang sama
3). Jasa produksi, tantiem, grafitifikasi, bonus yg diterima mantan
pegawai
4). Penarikan dana dari peserta program pensiun
4. Jasa Ahli (Karyawan tidak tetap)
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009, perhitungan pajak PPh 21 untuk jasa tenaga ahli (pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, aktuaris) sebagai berikut :
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) : 50% x Penghasilan Bruto
PPh 21 : Tarif Pasal 17 x DPP kumulatif
Contoh kasus :
1. Bulan Maret 2009, jasa tenaga ahli sebesar 80 juta.
DPP : 80 juta x 50% = 40 juta DPP kumulatif : 40 juta
PPh 21 yang harus dipotong : 5% x 40 juta = 2.000.000
2. Bulan Mei 2009, jasa tenaga ahli sebesar 60 juta.
DPP : 60 juta x 50% = 30 juta DPP kumulatif : 40 juta + 30 juta = 70 juta
PPh 21 : 5% x 10 juta = 500.000 15% x 20 juta = 3.000.000
PPh 21 yang harus dipotong : 3.500.000
Jika si pemberi jasa tidak punya NPWP, maka akan dipotong sebesar 120%.
5. Atas penghasilan dikenakan pajak bersifat final 1). Untuk Penghasilan bruto atas pesangon: Penghasilan bruto atas uang tebusan pensiun, yang dibayar
oleh Dana Pensiun yang pendiriannya di sahkan oleh Mentri Keuangan, Tunjangan hari Tua, Jaminan Hari Tua yg
dibayarkan sekaligus:
2). Tarif sebesar 15% atas honoraraium yg diterima pejabat negara, PNS,
Anggota ABRI, yang sumber keuangannya dari APBN/APBD Kecuali Pegawai Golongan IId, dan TNI/Polri dengan pangkat
Peltu kebawah/Ajun Inspektur Tingkat satu kebawah
Kelas pendapatan: Tarif:
Rp.0 s.d Rp.50.000.000 Tidak dikenakan pajak
Rp.25.000.001 s.d Rp.50.000.000 5%
Rp.50.000.001 s.d Rp.100.000.000 10%
Rp.100.000.001 s.d Rp.200.000.000Rp.200.000.001 ke atas
15%25%
TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh. PASAL 21 PASAL 7 KEP.DJP.NO.545/PJ/2000
a. Pembayaran klaim dari Perusahaan Asuransi Kesehatan, As.Jiwa, As.Dwiguna dan As.Beasiswa.
Berdasar Pasal 4 ayat 3 huruf e UU.PPh. Pembayaran dari Perusahaan Asuransi Kesehatan, As.Jiwa, As.Dwiguna dan As.Beasiswa bukan merupakan obyek pajak, karena:
1. Penghasilan yang diterima bukan obyek pajak maka berdasarkan pasal 9 ayat 1 huruf d pembayaran yang dibayarkan oleh OP bukan merupakan pengurang penghasilan bruto WP OP
2. Premi yang dibayarkan Jamsostek oleh badan/pemberi kerja merupakan pengurang bagi badan/pemberi kerja namun bukan merupakan penghasilan bagi OP pada saat menerima pembayaran dari PT.Jamsostek karena telah dipotong PPh. pada saat pembayaran oleh PT.Jamsostek
b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali yang diatur dalam Pasal 5 ayat 2 yaitu yang diberikan di daerah terpencil (Kep.MenKeu.No.466/KMK.04/2000
c. Iuran Pensiun yang dibayarkan kepada Dana Pensiun yang Pendiriannya telah disyahkan oleh MenKeu serta Iuran Tabungan Hari Tua atau tunjangan Hari Tua kepada Badan Penyelenggara Jamsostek yang dibayar pemberi kerja
1. Bukan penghasilan : bukan penghasilan di penghasilan bruto karena pada saat menerima tebusan pensiun yang dibayarkan secara sekaligus dikenakan PPh bersifat final dan penarikan
dana yang diambil secara berkala oleh peserta prog.pensiun
dikenakan PPh. Tidak bersifat final. 2. Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 huruf g atas iuran yang diterima
dana pensiun yang telah disyahkan MenKeu baik yang dibayr pemberi kerja
maupun dibayar pegawaid. Kenikmatan yang ditanggung oleh pemberi kerja bukan merupakan
penghasilan bagi karyawane. Zakat yang diterima oleh OP yang berhak dari Badan atau
Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disyahkan oleh Pemerintah
PERHITUNGAN PPh.PSL 21
1. KARYAWAN YANG BERHAK MENDAPATKAN BIAYA JABATAN DAN PTKP ADALAH KARYAWAN TETAP
Hal-hal yg perlu diketahui:
a. Perusahaan ikut atau tidak Program Jamsostek
b. Bagaimana menghitung PPh. Pasal 21 jika karyawan menerima :
1. Gaji
2. Bonus
3. Rapel
4. Tunjangan Pajak
a. Perusahaan ikut atau tidak Program Jamsostek
JENIS ASURANSI/JAMINAN
TARIF YG DIBERIKAN
Keterangan
1. JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK):Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
0,24 % x Upah sebulan0,54 %0,89 %1,27 %1,74 %
- Bagi perusahaan dpt dijadikan biaya- Bagi karyawan digabung dengan gaji- Jika dibayar sendiri oleh karyawan bukan sebagai pengurang
2. JAMINAN KEMATIAN (JKM) 0,3 % x Upah sebulan digabung dengan gajitapi tdk sebagai pengurang jika membayar sendiri
3. JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN (JPK): a. Kawin
b. Bujang
6 % x Upah sebulan (Maksimal Rp.1.000.0003 % x Upah sebulan (Maksimal Rp.1.000.000
digabung dengan gajitapi tdk sebagai pengurang jika membayar sendiri
4. JAMINAN HARI TUA (JHT): a. Dibayar oleh Perusahaan b. Dibayar oleh karyawan
3,7 % x upah sebulan2 % x upah sebulan
Bagi perusahaan sbg biayaTdk Menambah Ph. Bruto Karyawan tapi dapat sbg Pengurang Ph.Bruto
Contoh 1.
Bagus K/1 bekerja di PT. Semoga Jadi Panutan (SJP) dengan gaji Rp.7.500.000 perbulan. PT. Semoga Jadi Panutan (SJP) ikut program Jamsostek dan membayar premi tersebut sesuai dengan PP.No.14 tahun 1993, disamping itu Bagus membayar biaya premi JKK, JKM, JKP sendiri dengan perincian sebagai berikut:
JKK dibayar Rp.50.000/bulan
JKM dibayar Rp.20.000/bulan
JKP dibayar Rp.100.000/bulan
Selain itu PT. Semoga Jadi Panutan (SJP) ikut program pensiun dan membayarkan Bagus Rp.200.000/bulan, sedangkan Bagus membayar sendiri Rp.100.000/bulan
Berapa PPh. Terutang Tuan Bagus yang harus di potong oleh PT. Semoga Jadi Panutan (SJP)?
JAWAB 1:
Gaji sebulan …………………………………………….Rp. 7.500.000
Ph. Dari Premi Jamsostek:
1. JKK :0,24% x 7.500.000 = 18.000
2. JKM: 0,3% x 7.500.000 = 22.500
3. JKP : 3% x 1.000.000 = 30.000
Rp. 70.500
Penghasilan Bruto ……………………….. …. Rp. 7.570.500
PENGURANG:
4. Biaya jabatan 5% x 7.570.000 = 375.000
5. Iuran JHT 2% x 7.500.000 = 150.000
6. Iuran Pensiun bayar sendiri = 100.000
Rp. 625.000
PENGHASILAN NETO ……………………….. Rp. 6.945.500
perbulan
PENGHASILAN NETO …………………….. Rp. 6.945.500 perbulan
Penghasilan Neto sebulan disetahunkan
(Rp. 6.945.500 x 12) …………………… Rp. 83.346.000
PTKP:
WP : Rp.18.840.000
Status Kawin: Rp. 1.320.000
Tanggunagn 1 orang : Rp. 1.320.000
Rp. 18.480.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 64.866.000
PPh. Terutang:
5 % x Rp.50.000.000 = Rp.2.500.000
15% x Rp.14.866.000 = Rp.2.229.900
PPh. Setahun Rp.4.729.900
PPh. Sebulan Rp.394.158 ( 394.000)
Contoh 2:
Rano bekerja pada PT. Karno sebagai pegawai tetap sejak 1 Maret 2010. Gaji sebulan sebesar Rp.2.500.000 dan iuran pensiun yang dibayar perbulan sebesar Rp.50.000. Rano sudah menikah tetapi belum punya anak.
Berapa PPh.Pasal 21 yang dipotong PT. Karno?
Jawab 2:
Gaji sebulan …………………………. Rp.2.500.000
Pengurnag:
1. Biaya jabatan
5% x Rp.2.500.000 = Rp.125.000
2. Iuran Pensiun = Rp. 50.000
Rp. 175.000
Penghasilan neto sebulan Rp. 2.675.000
Penghasilan neto setahun
(10 bulan x Rp.2.675.000) Rp.26.750.000
……………………………………..>
Jawab 2
Penghasilan neto setahun
( 10 bulan x Rp.2.675.000) Rp.26.750.000
3. PTKP setahun:
WP sendiri = Rp.15.840.000
Status Kawin = Rp. 1.320.000
Rp. 17.160.000
PKP ……………………………. Rp. 9.590.000
PPh. Pasal 21 terutang = 5% x Rp. 9.590.000 = Rp.479.500
PPh. Pasal 21 sebulan = Rp.479.500 : 12 = Rp. 39.958 = 40.000
Contoh 3 Pegawai tetap mendapat Bonus (penghasilan
sekali/sekali setahun)
Ratna (belum kawin) bekerja pada PT. Tunggal dengan gaji sebulan Rp.2.000.000,- Perusahaan ikut dalam Program Jamsostek . Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Premi Jaminan Kematian (JKM) dibayar perusahaan masing-masing sebesar Rp.20.000 dan Rp.10.000 sebulan. Perusahaan juga membayar Jaminan Hari Tua (JHT) sebulan Rp.15.000. Ratna membayar sendiri iuran pensiun Rp.30.000 dan iuran JHT Rp.6.000 sebulan. Dalam tahun berjalan Ratna mendapat bonus sebesar Rp.4.000.000,-
Berapa PPh Pasal 21 atas:
a. Gaji dan Bonus
b. PPh Pasal 21 atas gaji
c. PPh Pasal 21 atas Bonus
Jawab 3 atas Gaji dan Bonus
a. PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus
Gaji setahun (12 x Rp.2.000.000)BonusJKK (12 x Rp.20.000)JKM (12 x Rp.10.000)Penghasilan Bruto Setahun
Pengurang:1. Biaya Jabatan 5% x 28.360.000 =
Rp.1.418.0002. Iuran Pensiun setahun 12 x Rp.30.000 = Rp.
360.0003. Iuran JHT 12 x Rp.6.000 = Rp.
72.000
Penghasilan Neto Setahun4. PTKP setahun PKP PPh. Terutang 5% x Rp.10.972.000
Rp.24.000.000Rp. 4.000.000Rp. 240.000Rp. 120.000Rp.28.360.000
Rp. 1.728.000 Rp.26.632.000Rp.15.840.000Rp.10.972.000
Rp.539.500,-
b. PPh Pasal 21 atas Gaji
Gaji setahun (12 x Rp.2.000.000)JKK (12 x Rp.20.000)JKM (12 x Rp.10.000)Penghasilan Bruto Setahun
Pengurang:1. Biaya Jabatan 5% x 24.360.000 =
Rp.1.218.0002. Iuran Pensiun setahun 12 x Rp.30.000 = Rp.
360.0003. Iuran JHT 12 x Rp.6.000 = Rp.
72.000
Penghasilan Neto Setahun4. PTKP setahun PKP PPh. Terutang 5% x Rp. 6.870.000
Rp.24.000.000Rp. 240.000Rp. 120.000Rp.24.360.000
Rp. 1.650.000 Rp.22.710.000Rp.15.840.000Rp. 6.870.000
Rp.343.500,-
c. PPh Pasal 21 atas Bonus
PPh Psl 21 Bonus = (PPh. Terutang atas Gaji dan Bonus) - (PPh. Terutang atas Gaji)
= Rp.539.500 - Rp.343.500 = Rp. 196.000