ppbb kuliah 1
DESCRIPTION
PPBBTRANSCRIPT
Proses Pembuatan Besi & BajaSemester Genap 2014/2015
Prof. Dr.-Ing. Bambang SuharnoProf. Dr.-Ing. Bambang Suharno
Proses Pembuatan Besi & BajaSemester Genap 2014/2015
Prof. Dr.-Ing. Bambang SuharnoProf. Dr.-Ing. Bambang Suharno
Metallurgy and Materials EngineeringFaculty of EngineeringUniversitas Indonesia
Metallurgy and Materials EngineeringFaculty of EngineeringUniversitas Indonesia
• Baja memegang peranan penting sebagai material rekayasa dalam peradaban kemajuan manusia
• Cadangan di alam besar (pada kerak bumi)• (O) (46,6%)
• (Si) (27,7%)
• (Al) (8,1%)
• (Fe) (5,0%)
• (Ca) (3,6%)
• (Na) (2,8%)
• (K) (2,6%)
• (Mg) (2,1%).
• Mudah di recycling (> 35% scrap dilebur Baja)
• Mudah di buat paduan (alloy) dan heat treatment
Baja Sebagai Engineering MaterialMengapa Baja?
BAJA
Tek.Informasi
Transportasi
Peralatan
Pertahanan
PT KRAKATAU STEEL
Peralatan Rmh Tangga
Infrastruktur
Peran Strategis Industri Baja
Jalur Pembuatan Baja Dunia
60% 0,2% 4,3% 35%
4 Jalur Pembuatan Besi Baja
• Tanur Tinggi (Blast Furnace) – Besi Cair- BOF – Baja Cair
• Reduksi Langsung (mis Hylsa) – Sponge Iron – EAF – Baja Cair
• Scrap – EAF – Baja Cair
• Smelting Reduction – Besi Cair – BOF – Baja Cair
Integrated Steel Mill Mini Mill
Blast Furnace Direct Reduction EAF
Raw Material Iron Ore, Coke Iron Ore, CH4, Coal Scrap, Listrik
Production/Capacity 2- 10 Million Tons 300.000 – 3 Million Tons
100.000 – 1 million Ton
Technology /Equipment
Complex production Flow BF-BOF-Concast-Rolling
DR – EAF-Concast-Rolling
Single Production Line EAF-Concast-Rolling
Product Range Flat/Long Product (higher value added product
Flat/Long Product (higher value added product
Limited long product (lower quality steel product)
Market Domestic and global market
Domestic and global market
Mainly domestic/ local market
Investment Level High investment High Investment Small and medium investment
Integrated Steel Mill vs Mini Mill
Integrated Steel Mill
Steelmaking Flowlines
Mini Mill (Single Line Production)
BILLET
SCRAP
ROLLING MILL
LONG PRODUCT
2014 : Crude Steel Production 1662 Million Ton
PRODUKSI BIJIH BESI DUNIA
Cadangan Bijih Besi Dunia
Keuntungan Penggunaan Scrap• Hemat energi: dibandingkan dengan energi yang
dibutuhkan untuk proses pembuatan baja dengan bahan baku bijih besi.
• Mendukung upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
• mengurangi emisi gas rumah kaca CO2
• Untuk setiap 500 ton scrap yang diolah maka:
– Menurunkan emisi gas CO2 sebesar 700 ton.
– Mengurangi pemakaian bijih besi sebanyak 710 ton.– Menekan pengunaan batubara antrasit sebanyak 220 ton
Kerugian Penggunaan Scrap
• Tantangan terbesar dalam proses daur ulang scrap adalah bagaimana menghilangkan pengotor-pengotor yang melekat pada scrap.
• Keberadaan pengotor pada scrap akan mengganggu proses pembuatan baja dan menurunkan kualitas baja
• Karenanya scrap harus memenuhi standar dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Produksi Baja Indonesia (11 Juta Ton)(Potret Jalur Teknologi dan Bahan Baku)
Integrated Steel Mill Mini Mill
Iron Making Blast Furnace(hot metal/pig iron)
Direct Reduction(sponge iron)
-
Steel Making BOF-Concast EAF-Concast EAF-Concast
Production T/year 3 JutaPosko-KS
Pengembangan KS(1.5 Juta) Thn 2015
2.75 Juta(30 % an)
6.05 Juta(70% an)
Number of Company (2) 1 IISIA : 51Non IISIA : 29
Raw Material Import (T/year)
? Iron Ore: 2.6 JutaScrap: 0.5 Juta
Slab/Billet : 0.8 – 1.6 Juta
Scrap: 5 – 6 Juta
Raw Material Local (T/year)
- ? Scrap: 2 Juta
INDEKS KONSUMSI BAJA
Germany
South Africa
Canada
Australia
Spain
Japan
United State
SingaporeKorea Rep
Saudi ArabiaNew Zealand
Bangladesh
Sri Lanka
Pakistan
Ukraine
Indonesia
Viet NamPhilipines
Argentina
ChinaThailand
Brazil
Malaysia
Mexico
1
10
100
1000
100 1000 10000 100000
GDP / Capita (US$)
Ko
ns
um
si B
aja
/ C
apit
a (K
g)
Data 2003 – 2004. Konsumsi baja di negara-negara maju saat ini telah mencapai diatas 350kg perkapita/ tahun, sementara Indonesia adalah hanya ~23 kg, negara - negara ASEAN lainnya: Malaysia 275 kg, Thailand 119 kg, dan Singapore telah mencapai 845 Kg.
Indeks konsumsi baja sering dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat kemajuan/kemakmuran suatu bangsa/ negara.
Dengan populasi penduduk Indonesia yang pada saat ini ~235 juta (2008), secara bisnis—bila kondisi perokonomian membaik—Indonesia merupakan potensi pasar yang sangat besar.
Sumber : Krakatau Steel 2007
2025 : 14.500 – 15.500 $/ Kapita2025 : 280 Juta penduduk
Pendapatan Perkapita vs Konsumsi Baja
Konsumsi Per Kapita Beberapa Negara (kg)
Target Konsumsi Baja Indonesia Perkapita antara 2011 (37 kg) -2025 (400 – 600 kg)
Sumber : Kajian Kemenperin 2012
Target Konsumsi Baja Indonesia 2011 - 2025
Sumber : Kajian Kemenperin 2012
Forecast Demand on Total Steel Product (Apparent Steel Use)
YearForecast on Total Steel
Product (‘000)
2001 5,029
2002 4,859
2003 4,689
2004 5,718
2005 7,235
2006 6,245
2007 7,245
2008 8,823
2009 6,398
2010 7,995
2011 8,379
2012 8,763
2013 9,147
2014 9,531
• Consumption of total steel product (Apparent Steel Use) is increasing in line with the global economic recovery after the crisis. National steel consumption in this year projected to reach 8.4 million tons. The increase in GDP growth of the country is also contribute to the increase of consumption in steel. GDP growth drive the economic sector growing rapidly such as automotive, construction and property sectors.
Source : World Steel Association
Industri Baja Indonesia• Indonesia masih tergantung pada bijih besi (pelet) impor untuk bahan
baku pembuatan baja
• Indonesia juga masih harus mengimport scrap untuk mini mills steel plan
• Kebutuhan baja yang tinggi lebih besar dari produksi yg dihasilkan (mengharuskan import)
• Indonesia juga mengimport hampir semua baja baja khusus (alloy Steel)
• Pelet impor :
– Harga mahal (2007, CNF > 100 US$/Ton)
– Transportasi mahal
– Suplai tidak bisa dikendalikan
• Bijih besi lokal :
– Jumlahnya cukup banyak terutama bijih besi laterit
– Harga murah (FOB 17 US$/ Ton)
– Transportasi murah, Suplai bisa dikendalikan
• Bijih besi merupakan komponen biaya produksi utama pembuatan baja
Biaya Produksi Iron Making ( Hyl-III ) – Thn. 2006
Teta
p
Varia
bel =
94
%
Tota
l
Lain - 2
Energi
19%Pellet
79%
-1%
Energi
18%Pellet
73%
Listrik3%
Gas
15%
Sumber : PT Krakatau Steel
Biaya Produksi Steel Making ( SSP ) – Thn. 2006
Teta
p Varia
bel =
91,
9 %
Tota
l
Konsumabel
Listrik
Others 3%
Konsumabel
10,10%
Gas 0,3 %
Listrik
14,5%
Spons+Scrap 64%
Refractories 2,69%
Alloys 2,68%
Additive 2,28%
Electrode 2, 45%
Sumber : PT Krakatau Steel
HARGA PELET IMPOR vs. BIAYA PEMBUATAN PELET LOKAL
0
20
40
60
80
100
120
Pellet Impor Ore Impor Ore Lokal
Pelletizing Cost
Beneficiation Cost
Freight Cost
Row Mat'l Price (FOB)
Harga Pellet Impor CNF
Biaya Pembuatan Pellet-Ore
Impor
Biaya Pembuatan Pellet-Ore
Lokal
Pendirian industri bahan baku (pelet) dengan me-manfaatkan bijih besi lokal berpeluang/bisa menurun-kan biaya bahan baku sangat signifikan yaitu ~ 65 USD/ton.
Gap: ~ 65 USD/T
Sumber : PT Krakatau Steel
Steel
Plain C Steel
Wear Resistant
Heat Resistant
Corrosion Resistant
High Alloy Steel> 8% Alloying Element
Low Alloy Steel< 8% Alloying Element
High C Steel> 0,5%
Med C Steel 0,2 – 0,5%
Low C Steel < 0,2%
Future Development of Steel
- Baja belum sepenuhnya dikembangkan- Masih banyak kemungkinan
pengembangannya• Pengurangan Elemen Pengotor dan Non
Metalic Inclusion ke level yang sangat rendah dapat meningkatkan– Ductility– Toughness– Fatique Strength– Corrosion Resistance
Future Development of Steel
- FINE STRUCTURE CONTROL
Kontrol dalam besar butir/ tekstur/ mikrostructure dapat meningkatkan– Formability– Toughness– Ketahanan Abrasiv– Sifat Magnetis/ Elektromagnetis
Dikombinasikan dengan: New Alloy Composition, New Precipitate
Future Development of Steel
- ADVANCED SURFACE MODIFICATION– Untuk High Corrosion Resistance– High Hardness/ wear resistance– Soiling Resistance
• COMPOSITE of STEEL and OTHER MATERIALS– Menghasilkan “new properties”
• Lebih kuat, lebih tangguh