pp sa

31
PENGUJIAN PENYAKIT KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA BEBERAPA IKAN BUDIDAYA (THE EXAMINATION OF THE KHV (KOI HERPES VIRUS) DISEASE ON SEVERAL CULTURED FISH SPECIES) MUSTAHAL¹, MANIJO² DAN CHANDRA KIRANA¹ Indah Puspitasari Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta KM. 04 Pakupatan, Serang – Banten Email : [email protected]

Upload: ude-sojung

Post on 24-Jul-2015

55 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: pp SA

PENGUJIAN PENYAKIT KOI HERPES VIRUS (KHV)

PADA BEBERAPA IKAN BUDIDAYA(THE EXAMINATION OF THE KHV (KOI HERPES VIRUS) DISEASE ON SEVERAL CULTURED FISH

SPECIES)MUSTAHAL¹, MANIJO² DAN CHANDRA KIRANA¹

Indah PuspitasariJurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jl. Raya Jakarta KM. 04 Pakupatan, Serang – BantenEmail : [email protected]

Page 2: pp SA

PENDAHULUAN

Page 3: pp SA

KHV

Ditemukan di Belitar 2002

PENYEBARAN yg cepat

(jawa-bali)

Kerugian hingga ratusan

milyar

PENELITIAN pencegahan

dan antisipasi

Latar Belakang

Page 4: pp SA

TUJUAN

mengetahui

jenis-jenis inang yang dapat terinfeksi virus

KHV

Jenis-jenis inang yang tidak terinfeksi tetapi bersifat carrier KHV

dengan melakukan kohabitasi ikan mas Cyprinus carpio yang terinfeksi KHV dengan berbagai ikan lain yang banyak dibudidayakan di Indonesia.

kohabitasi ikan mas Cyprinus carpio yang terinfeksi KHV dengan berbagai ikan lain yang banyak dibudidayakan di Indonesia.

Page 5: pp SA

MANFAAT

Dapat memberikan informasi ilmiah mengenai penyebaran

penyakit KHV terhadap berbagai ikan lain yang banyak

dibudidayakan di Indonesia

untuk mengetahui kemungkinan ikan-ikan lain yang dapat

sebagai pembawa atau carrier bagi penyakit KHV

Page 6: pp SA

METODOLOGI

Page 7: pp SA

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) minggu

meliputi uji utama dan pemeriksaan laboratorium,

sejak November sampai dengan Desember 2004 di

Balai Karantina Ikan Soekarno-Hatta (BKISH) Jakarta

Page 8: pp SA

Alat dan Bahan

Akuarium Ukuran 50x40x30 cm

sebanyak 20 buah , aerasi dan

alat-alat pada uji PCR

hewan uji ialah ikan mas 24 ekor, ikan koi 15 ekor, ikan mas koki 15

ekor, ikan komet 15 ekor, ikan bawal 15 ekor, ikan tawes 15 ekor,

ikan mujair 15 ekor dan ikan gurame 15 ekor. Serta bahan-bahan

pada uji PCR

Page 9: pp SA

Metode Penelitian

1. Hewan uji di aklimatisasi (di lab. 48 jam)

2. Uji PCR (u/ mengetahui hewan tidak KHV/sehat)

3. Virus KHV (stok virus BKISH asal Cirata dan Padang)

4. Campur isolat dengan penstrep 10.000 IU 10% (anti kontaminan bakteri) – filtrat

5. Filtrat- disuntikan pda ikn mas (dosis 0.1 ml/ekor)

6. Amati pagi dan sore (luka/lesie, sirip rontok, gerakan, kualitas air (suhu dan pH) )

7. Ikan yang terinfeksi di dokumentasikan

Page 10: pp SA

Uji utama

Ikan yang akan dikaohabitasi dimasukan akuarium masing-masing 5

ekor

Dilakukan aklimatisasi 48 jam (menunggu hasil pnyuntikan isolat KHV

cirata 2003 pada ikan mas)

Penyuntikan (dosis 0.1 ml/ekor) pada 16 ekor ikan mas, guna uji

pertama/kohabitasi

Diamati (3hari) jika ada tanda-tanda penyakit KHV maka semu ikan

mas tersebut dimasukan kedalam ikan yang akan diuji masing-

masing 2 (dua) ekor.

Page 11: pp SA

Uji utama

Pengamatan gejala klinis ikan-ikan yang dikohabitasi :

meliputi lesie/luka, gerakan, lendir, kematian, gejala lainya,

dan kualitas air (suhu dan pH). Semua pengamatan

dilakukan dua kali (pagi dan sore).

Kohabitsai dilakukan selama 7-10 hari.

Jika ada ikan yang mati selama pengamatan : dilakukan

pemeriksaan PCR (preparasi →insang+alkohol 70%)

Page 12: pp SA

Uji Utama

Selama uji kohabitasi dilakaukan perlakuan terhdap kualitas

air yaitu menurunkan suhu setiap pagi dan sore 3-4⁰C sedang

pH dinaikan hingga 8 dengan menambahkan larutan KOH.

Membuat keadaan lingkungan yg fluktuasi #untuk

menimbulkan stress pada ikan

Pemanenan dilakukan setelah dikohabitasi selama 10 hari

dan dilakukan uji PCR.

Page 13: pp SA

Metode pengumpulan data

Data

observasi

Studi literaturwawancara

Page 14: pp SA

HASIL DAN PEMBAHSAN

Page 15: pp SA

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Ikan yang Digunakan dalam Pengujian KHV

No Jenis Ikan Hasil Pemeriksaan PCR

1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) Negatif KHV2 Ikan Koi (Cyprinus carpio) Negatif KHV3 Ikan Mas koki (Carrasius auratus) Negatif KHV4 Ikan Komet (Carrasius carpio) Negatif KHV

5 Ikan Mujair (Tilapia mosambicus) Negatif KHV6 Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Negatif KHV7 Ikan Tawes (Puntius javanicus) Negatif KHV8 Ikan Bawal (Collosoma macropomum) Negatif KHV

Pemeriksaan ikan sebelum dilakukan uji coba menunjukan bahwa ikan-ikan

tersebut tidak menunjukan gejala klinis terserang penyakit KHV Jadi ikan yang

digunakan adalah ikan yang sehat

Page 16: pp SA

Hasil pengamatan ikan mas yang diinfeksi

penginfeksiaan

diinjeksi dengan sediaaan murni

virus KHV

Suspensi sebanyak 0.1 ml disuntikan

pada ikan mas

Ikan mas yang diinfeksi

virus KHVKHV isolat cirata 2003 dan padang 2004, - organ insang positif KHV (BKISH) yang di simpan pada suhu 2⁰C + antibiotik penstrep.

Suhu di turunkan hingga 4⁰C dan pH 8

Page 17: pp SA

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tingkat Kematian Ikan Mas yang Diinfeksi Virus KHV

No Isolat

Tingkat kematian (%)

Hari ke

1 2 3 4 5 6 7

1 Cirata 2003

0 0 80 0 0 0 0

2 Padang 2004

0 0 40 0 0 0 0

Gejala klinis yang timbul : 1) Produksi lendir mulai berlebihan kemudian lendir menghilang, 2) Insang pucat, 3) Timbul lesie pada kulit, 4) Beberapa ekor ikan mengalami sisik terlepas, 5) sirip-sirip dorsal, pectoral, abdominal, anal, dan caudal mengalami erosi/geripis.

Page 18: pp SA

1. Ikan yang terserang KHV menunjukan gejala-gejala kelinis seperti

kehilangan lendir dan sisik terlepas, pendarahan pada operculum,

sirip ekor dan abdomen, lesie pada kulit dan nekrosis pada insang

(Sunarto 2004)

2. Virus KHV merusak sel epitel koi khususnya kulit dan insang.

Mukosanya menghilang, kulit nampak kering, terjadi kematian sel

pada insang diikuti infeksi jamur, parasit, dan bakteri, ikan tidak mau

makan, tidak dapat bernafas, dan mati secara berlahan. Pemeriksaan

terhadap organ dalam dengan cara pembedahan mendapatkan

bahwa hati ikan mengalami pendarahan atau nekrosis (Yosha 2003)

Page 19: pp SA

Gambar 1. Insang ikan koi terinfeksi KHV (nodule putih pada insang

Page 20: pp SA

Gambar 2. Sirip punggung ikan koi terinfeksi KHV (Kongesti pada sirip punggung)

Page 21: pp SA

Gambar 3. Sirip ekor ikan koi terinfeksi KHV (geripis pada sirip ekor)

Page 22: pp SA

1. Ikan mengalami kematian pada hari ke tiga dan setelah itu tidak terjadi kematian.

Hal ini mungkin disebabkan oleh daya tahan tubuh (imunitas) ikan tersebut

terhadap virus kuat atau sudah memiliki imunitas terhadap virus KHV. Reynold

(2004) mendapatkan bahwa tingkat kematian ikan dalam kolam yang terinfeksi

KHV sangat tergantung pada sejarah genetik virus tersebut dan respon kekebalan

dari masing-masing ikan yang terpapar KHV.

2. Keadaan serupa juga dilaporkan oleh Yosha (2004) yang menyatakan bahwa ikan

yang terserang kHV mempunyai 4 (empat) kemungkinan yaitu : a) tidak terinfeksi

karena adanya kekebalan alami (natural immune), b) terinfeksi dan mati, c).

Terkean infeksi tetapi tetap bertahan hidup (survive) dan virus tersingkir

(terliminir), d). Terinfeksi dan menjadi pembawa (carrier) penyakit.

Page 23: pp SA

Tabel 3. Hasil Pengamatan Gejala Klinis Ikan Mas yang Diinfeksi KHV

No Isolat Parameter hari ke

1 2 3 4 5 6 7

1 Cirata 2003 a Gerak Luka Insang Ekor Lendir

√√√√(1)√--

√√√√(5)√√-

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

b Gerak Luka Insang Ekor Lendir

√√√(2)---

√√√-√-

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

2 Padang 2004

c Gerak Luka Insang Ekor Lendir

√√√(3)-√-

√√√√(5)-√-

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

d Gerak Luka Insang Ekor Lendir

√√√(3)-√-

√√√-√-

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

√√√√√√√√

Page 24: pp SA

Kematian pada hari ke tiga dengan kematian 40-80% juga menunjukkan

bahwa virus KHV dapat menimbulkan kematian secara cepat. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hartman et al., (2003) bahwa ikan yang terserang virus

KHV akan mengalami kematian 24-48 jam setelah gejala klinis pertama kali

terlihat.

Isolat Cirata 2003 tampak lebih ganas (virulent) dari pada isolat Padang

2004 karena tingkat kematian ikan yang diinfeksi dengan isolat Cirata

mencapai 80% sedangkan dengan isolat Padang 2004 hanya 40%. Hal ini

mungkin disebabkan adanya perbedaan gentika virus dan kondisi

lingkungan asalnya, dimana kondisi lingkungan perairan Cirata lebih buruk

karena padatnya kegiatan budidaya di perairan tersebut. Oleh karena itu

pada uji utama digunakan virus dari isolat Cirata 2003.

Page 25: pp SA

Hasil pengujian inang alternatif Koi Herpes Virus (KHV)

Ikan mas yang diinfeksi virus KHV isolat Ciarata 2003

dan dipelihara dalam suhu yang diturunkan 3-4⁰C dari

27-28⁰C setelah dua hari menunjukan gejala klinis

yang mencirikan ikan yang terserang KHV seperti

adanya luka pada permukaan tubuh dan kemerahan

pada kulit. Ikan tersebut kemudaian dikohabitasikan

dengan inang alternatif pada hari ke tiga

Page 26: pp SA

Hasil Pengamatan Gejala Klinis Inang Alternatif yang Dikohabitasi dengan Ikan Mas Terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV)

Ikan inang alternatif meliputi ikan koi (Cyprinus carpio),

ikan mas koki (Carrasius auratus), ikan mujair (Tilapia

mosambica), ikan tawes (Puintus javanicus), ikan mas

(Cyprinus Carpio), ikan gurame (Oshpronemus

gouramy) ikan bawal (Colossom spp), dan komet

(Carrasisus carpio) masing-masing 5 ekor dipelihara

dengan masing-masing 2 ekor ikan mas (Cyprinus

carpio) yang ditulari virus KHV.

Page 27: pp SA

Tabel 4. Hasil Pengamatan Tingkat Kematian Ikan Inang Alternatif yang Dikohabitasi dengan Ikan Mas Terinfeksi KHV

No Tingkat kematian (%)

Jenis ikan Hari ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total

1 Mas 0 0 0 0 0 0 0 0 20 60 802 Komet 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 203 Koi 0 0 0 0 0 0 0 0 20 60 804 Koki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 Tawes 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 206 Mujair 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Gurame 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 Bawal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 28: pp SA

Metoda PCR Terhadap Inang Alternatif Setelah Dikohabitasi dengan Ikan Mas Terinfeksi KHV

No Jenis ikan Hasil

1 Komet KHV Negatif (-)

2 Koki KHV Negatif (-)

3 Tawes KHV Negatif (-)

4 Koi KHV Positif (+)

5 Mujair KHV Negatif (-)

6 Mas KHV Positif (+)

7 Gurame KHV Negatif (-)

8 Bawal KHV Negatif (-)

Page 29: pp SA

KESIMPULAN

Page 30: pp SA

(1) Gejala klinis terserang KHV muncul mulai pada hari kedua setelah

penyuntikan virus KHV pda ikan mas. Isolat Cirata 2003 mempunyai virulensi

lebih tinggi dari pada isolat padang 2004, hal ini ditunjukan oleh tingkat

kematian ikan yang lebih tinggi yaitu 80% berbanding 40%;

(2) ikan inang alternatif (koki, komet, tawes, mujair, gurame, bawal) yang

dikohabitasi dengan ikan mas terinfeksi KHV tidak menunjukan gejala klinis

terinfeksi KHV, tidak mengalami perubahan patologi dan dengan

pemeriksaan PCR menunjukan hasil negatif KHV;

(3) Ikan koi dan ikan mas dapat tertular virus KHV dengan cara kohabitasi dan

tidak selalu menunjukan gejala kelinis terinfeksi KHV tetapi dengan

pemeriksaan PCR menunjukan hasil positif KHV.

Page 31: pp SA

TERIMAKSIH

TERIMAKSIH