sa 200 - 265 - revisedx

83
TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR INDEPENDEN DAN PELAKSANAAN SUATU AUDIT BERDASARKAN STANDAR AUDIT EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 200 1 Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012

Upload: gisilowati

Post on 30-Jun-2015

3.413 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR INDEPENDEN DAN PELAKSANAAN SUATU AUDIT BERDASARKAN STANDAR AUDIT

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 200

1

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 2: SA 200 - 265 - revisedx

RUANG LINGKUP

• Mengatur tanggung jawab keseluruhan seorang auditor independen ketika melaksanakan audit atas laporan keuangan berdasarkan SA. Secara spesifik, standar ini menetapkan tujuan keseluruhan auditor independen, serta menjelaskan sifat dan ruang lingkup audit yang dirancang untuk memungkinkan auditor independen mencapai tujuan tersebut.

• SA ditulis dalam konteks audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor. SA dapat diadaptasi dalam kondisi yang berkaitan dengan audit atas informasi keuangan yang lain. SA tidak mengatur tanggung jawab auditor yang mungkin diatur dalam peraturan perundang-undangan atau aturan lain, sebagai contoh aturan yang terkait dengan penawaran efek kepada publik. Oleh karena itu, walaupun auditor bisa saja menemukan bahwa aspek SA bermanfaat dalam kondisi tersebut, auditor tetap bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan terhadap semua ketentuan hukum, regulasi, atau profesi yang relevan.

Page 3: SA 200 - 265 - revisedx

AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan derajat kepercayaan pemakai laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor.Laporan keuangan yang diaudit adalah milik entitas, yang disusun oleh manajemen entitas dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen memerlukan : • Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dalam

konteks peraturan perundang-undangan yang relevan• Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka tersebut• Pencantuman deskripsi yang memadai mengenai kerangka

tersebut di dalam laporan keuangan .

Page 4: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR

• Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan

• Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan mengomunikasikannya berdasarkan temuan auditor.

Page 5: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR (lanjutan)

• Dalam semua kasus ketika keyakinan memadai tidak dapat diperoleh dan opini wajar dengan pengecualian dalam laporan auditor tidak memadai dalam kondisi yang bertujuan untuk melaporkan kepada pemakai laporan keuangan yang dituju, SA menuntut auditor untuk tidak menyatakan opini atau untuk menarik (mengundurkan) diri dari perikatan, jika penarikan diri dimungkinkan berdasarkan peraturan perundan-undangan yang berlaku.

Page 6: SA 200 - 265 - revisedx

KERANGKA PELAPORAN KEUANGAN YANG BERLAKU

• Kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan oleh manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam penyusunan laporan keuangan, yang dapat diterima dari sudut pandang sifat entitas tersebut dan tujuan laporan keuangan, atau yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.

Page 7: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN

Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan Audit atas Laporan KeuanganAuditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, (termasuk ketentuan yang terkait dengan independensi) yang berkaitan dengan perikatan audit atas laporan keuangan.

Skeptisisme Profesional Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme profesional mengingat adanya kondisi yang mungkin menyebabkan terjadinya salah saji material atas laporan keuangan.

Page 8: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN (lanjutan)

Pertimbangan ProfesionalAuditor harus menggunakan pertimbangan profesional dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan.

Bukti Audit yang Cukup dan Tepat serta Risiko AuditUntuk memperoleh keyakinan memadai, auditor harus memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima dan dengan demikian memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan memadai yang mendasari opini auditor.

Page 9: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN (lanjutan)

• Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA– Mematuhi SA yang Relevan dengan audit

• Auditor harus mematuhi semua SA yang relevan dengan audit. Suatu SA relevan dengan audit bila SA tersebut berlaku dan terdapat kondisi yang yang dibahas oleh SA tersebut.

• Auditor harus memiliki suatu pemahaman terhadap seluruh isi dari suatu SA, termasuk materi penerapan dan penjelasan lain, untuk memahami tujuannya dan menerapkan ketentuan SA tersebut dengan tepat.

• Auditor tidak diperkenankan untuk mencantumkan kepatuhan terhadap SA di dalam laporan auditor kecuali auditor telah mematuhi ketentuan SA ini dan semua SA lainnya yang relevan dengan audit.

Page 10: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN (lanjutan) :

• Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA (lanjutan)– Tujuan yang Dinyatakan Dalam Setiap SA

Untuk mencapai tujuan auditor secara keseluruhan, auditor harus menggunakan tujuan yang dinyatakan di SA yang relevan di dalam merencanakan dan melaksanakan audit, dengan memperhatikan keterkaitan dengan SA lain.

– Kepatuhan terhadap Ketentuan yang RelevanDalam melaksanakan audit, auditor harus mematuhi setiap ketentuan dalam SA, kecuali :• Keseluruhan SA tidak relevan• ketentuan yang ada tidak relevan karena tergantung pada suatu kondisi dan kondisi

tersebut tidak ada.

Page 11: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN (lanjutan) :

• Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA (lanjutan)Dalam kondisi yang jarang terjadi, auditor boleh memutuskan perlunya untuk menyimpang dari suatu ketentuan yang relevandalam suatu SA. Dalam kondisi seperti itu, auditor harus melakukan prosedur audit alternatif untuk mencapai tujuan tujuan dari ketentuan tersebut. Kebutuhan auditor untuk menyimpang dari ketentuan yang relevan diharapkan hanya terjadi ketika suatu prosedur audit tertentu yang harus dilakukan tidak akan efektif untuk mencapai tujuan dari ketentuan tersebut.

–Kegagalan dalam Mencapai TujuanJika suatu tujuan dalam Sayang relevan tidak tercapai, auditor harus mengevaluasi apakah hal ini menghalangi auditor dalam mencapai tujuan auditor secara keseluruhan dan menuntut auditor, berdasarkan SA, untuk mengubah opini auditor atau menarik diri dari perikatan.

Page 12: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

No. Deskripsi SA Baru SA yang ada

1. Tujuan Audit Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan

Untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

Page 13: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada (lanjutan)

No. Deskripsi SA Baru SA yang Ada

2. Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan mengomunikasikannya berdasarkan temuan auditor

Page 14: SA 200 - 265 - revisedx

PERSETUJUAN ATAS SYARAT-SYARAT PERIKATAN AUDIT

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 210

14

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 15: SA 200 - 265 - revisedx

RUANG LINGKUP

SA 210 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati syarat perikatan audit dengan manajemen, dan jika relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas. SA ini juga menetapkan bahwa terdapat prakondisi tertentu untuk suatu audit, tanggung jawab manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.

Page 16: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN

Tujuan auditor adalah untuk menerima atau melanjutkan perikatan audit hanya bila basis yang melandasi pelaksanaan audit telah disepakati, melalui:

• Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit• Penegasan bahwa ada pemahaman yang sama tentang ketentuan perikatan

audit antara auditor, manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.

Page 17: SA 200 - 265 - revisedx

PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDITDalam rangka penentuan apakah terdapat prakondisi suatu audit, auditor harus : • Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang akan

diterapkan dalam penyususnan laporan keuangan dapat diterima, dan

• Memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya :– Untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan

keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan, penyajian wajar laporan tersebut;

– Untuk menetapkan pengendalian internal tertentu yang menurut manajemen diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik karena kecurangan maupunkesalahan; dan

Page 18: SA 200 - 265 - revisedx

PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT (lanjutan)Dalam rangka penentuan apakah terdapat prakondisi suatu audit, auditor harus : (lanjutan)• Memberikan auditor:

– Akses ke semua informasi yang dianggap relevan– Informasi tambahan yang diminta oleh auditor– Akses tidak terbatas ke personel dalam entitas yang dipandang perlu

• Pembatasan atas Ruang Lingkup Sebelum Penerimaan Perikatan AuditJika manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola menetapkan suatu pembatasan terhadap ruang lingkup pekerjaan auditor yang harus dicantumkan dalam surat perikatan audit.

Page 19: SA 200 - 265 - revisedx

PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT (lanjutan)• Faktor-faktor lain yang Mempengaruhi Penerimaan Perikatan

AuditJika prakondisi untuk suatu audit tidak ada, auditor harus membahas hal tersebut dengan manajemen. Kecuali jika suatu audit diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, auditor harus tidak menerima perikatan audit :1. Jika auditor telah menentukan bahwa kerangka pelaporan keuangan yang

diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tidak dapat diterima; atau2. Jika persetujuan manajemen belum diperoleh.

Page 20: SA 200 - 265 - revisedx

PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN PERIKATAN AUDIT

• Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika relevan.

• Ketentuan yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus mencakup:– Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan– Tanggung jawab auditor– Tanggung jawab manajemen– Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterpkan dalam penyusunan

laporan keuangan; dan

– Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh auditor dan suatu pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan laporan yang dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang diharapkan.

Page 21: SA 200 - 265 - revisedx

PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN PERIKATAN AUDIT (LANJUTAN)

• Jika peraturan perundang-undangan telah menentukan secara rinci ketentuan perikatan audit yang mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas, auditor tidak perlu mencantumkannya dalam kesepakatan tertulis kecuali untuk fakta bahwa peraturan perundang-undangan tersebut berlaku dan manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya sebagaimana di tetapkan dalam ketentuan “Prakondisi untuk suatu audit” yang telah disebutkan sebelumnya, dimana auditor harus memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya.

Page 22: SA 200 - 265 - revisedx

AUDIT BERULANG

• Dalam audit berulang, auditor harus menilai apakah terdapat keadaan yang memerlukan suatu revisi terhadap ketentuan perikatan audit dan apakah perlu mengingatkan entitas yang bersangkutan tentang ketentuan perikatan audit yang masih berlaku.

Page 23: SA 200 - 265 - revisedx

PENERIMAAN PERUBAHAN DALAM KETENTUAN PERIKATAN AUDIT

• Auditor tidak boleh menyepakati perubahan dalam ketentuan perikatan audit jika tidak ada alasan yangmemadai untuk melakukan perubahan tersebut.

• Jika, sebelum penyelesaian perikatan audit, auditor diminta untuk mengubah perikatan audit tersebut ke perikatan yang menyebabkan auditor memperoleh tingkat asurans yang lebih rendah, auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat dasar yang wajar untuk melakukan perubahan tersebut.

• Jika ketentuan perikatan audit diubah,auditor dan manajemen harus sepakat atas ketentuan baru tersebut dan menuangkannya ke dalam suatu surat perikatan baru atau bentuk perjanjian tertulis lainnya yang tepat.

Page 24: SA 200 - 265 - revisedx

PENERIMAAN PERUBAHAN DALAM KETENTUAN PERIKATAN AUDIT (LANJUTAN)

• Jika auditor tidak dapat menyepakati perubahan dalam ketentuan perikatan audit dan manajemen tidak mengizinkan auditor untuk meneruskan perikatan semula, auditor harus :– Menarik diri dari perikatan audit (jika dimungkinkan) sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dan– Menentukan apakah ada kewajiban, baik secara kontrak maupun dalam bentuk lainnya,

untuk melaporkan kondisi tersebut kepada pihak lain, seperti pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas, pemilik atau badan pengatur.

Page 25: SA 200 - 265 - revisedx

PERTIMBANGAN LAIN DALAM PENERIMAAN PERIKATAN

• Jika standar pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi penyusun standar yang berwenang atau diakui diberi ketentuan tambahan oleh peraturan perundang-undangan, auditor harus mempertimbangkan apakah ada benturan antara standar pelaporan keuangan dan ketentuan tambahan tersebut. Jika timbul suatu benturan, auditor harus membahas dengan manajemen sifat ketentuan tambahan tersebut dan harus menyepakati apakah:–Ketentuan tambahan tersebut dapat dipenuhi denganmenambahkan pengungkapan dalam laporan keuangan; atau–Deskripsi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam laporan keuangan dapat diubah sesuai dengan ketentuan tambahan tersebut.

Jika tidak ada satu pun tindakan di atas yang dapat dilakukan, auditor harus mempertimbangkan apakah diperlukan modifikasi opini auditor berdasarkan SA 705 (Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen).

Page 26: SA 200 - 265 - revisedx

PERTIMBANGAN LAIN DALAM PENERIMAAN PERIKATAN (lanjutan)

• Laporan Auditor yang Ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan

• Bila peraturan perundang-undangan mengatur susunan dan penggunaan kata-kata dalam laporan auditor yang berbeda dengan yang disyaratkan oleh SA, maka auditor harus mengevaluasi :– Apakah pemakai laporan keuangan akan salah memahami asurans

yang diperoleh dari audit atas laporan keuangan tersebut dan, jika demikian,

– Apakah penjelasan tambahan dalam laporan auditor dapat mengurangi kemungkinan kesalahpahaman tersebut (SA 706)

Page 27: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

No. Deskripsi SA Baru SA yang Ada

1. Prakondisi untuk suatu audit

Diatur secara jelas dan detail

Tidak diungkapkan secara detail dan jelas.

2. Kerangka pelaporan keuangan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan

Pencantuman dalam ketentuan perikatan audit bahwa:i. Laporan auditor atas

LK akan menambahakan paragraf Penekanan Suatu Hal, untuk menarik perhatian pemakai laporan keuangan terhadap pengungkapan tambahan (SA 706)

Diatur didalam SA 623 “Laporan Khusus”.

Selain ada paragraf Penekanan Suatu Hal, ada paragraf ke 3, sebelum opini yang : menyatakan basis penyajian dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan basis tersebut,

Page 28: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

(lanjutan)No. Deskripsi SA Baru SA yang Ada

2. Kerangka pelaporan keuangan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan

dan menyatakan basis penyajian adalah basis akuntansi komprehensif selain Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Page 29: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

(lanjutan)No. Deskripsi SA Baru SA yang ada3. Kerangka pelaporan

keuangan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan(lanjutan)

ii. Kecuali jika auditor disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan untuk menyatakan opininya atas laporan keuangan dengan menggunakan frasa “menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,” sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, opini auditor tidak perlu memasukkan frasa tersebut.

SA 623 : Tidak menyatakan bahwa auditor tidak perlu memasukkan frasa “menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,”

Page 30: SA 200 - 265 - revisedx

PENGENDALIAN MUTU UNTUK AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 220

30

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 31: SA 200 - 265 - revisedx

RUANG LINGKUP

• SA 220 mengatur tanggung jawab tertentu auditor dalam memperhatikan prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur, jika relevan, tanggung jawab penelaah pengendalian mutu perikatan. SA ini harus dibaca bersama dengan ketentuan etika yang relevan.

Page 32: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN

Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab firm. Berdasarkan SPM 1, firm berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai bahwa: • Firm dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan

peraturan yang berlaku.• Laporan yang diterbitkan oleh firm atau rekan perikatan telah sesuai dengan

kondisinya

SA ini didasarkan suatu basis bahwa firm harus mematuhi ketentuan yang terdapat dalam SPM 1 atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, jika ketentuan tersebut lebih ketat.

Page 33: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Tujuan Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu pada tingkat perikatan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa:• Audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan

hukum dan peraturan yang berlaku; dan• Laporan auditor yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya.

Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu AuditRekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu setiap perikatan audit yang ditugaskan kepada rekan yang bersangkutan.

Page 34: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Ketentuan Etika yang RelevanRekan perikatan harus menarik simpulan atas kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang berlaku dalam perikatan audit. Untuk itu, rekan perikatan harus:• Memperoleh informasi yang relevan dari firm, dan jika relevan, firm jejaring,

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman terhadap independensi

• Mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang teridentifikasi, jika ada, terhadap kebijakan dan prosedur independensi firm untuk menentukan apakah pelanggaran tersebut menciptakan anacaman terhadap independensi bagi perikatan audit, dan

• Melakukan tindakana yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan, atau apabila dipandang tepat, menarik diri dari perikatan audit.

Page 35: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan AuditRekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa prosedur yang tepat atas penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit telah diikuti, dan harus menentukan bahwa kesimpulan yang ditarik dalam hal ini sudah tepat.Penugasan Tim PerikatanRekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa tim perikatan, dan setiap pakar auditor yang bukan merupakan bagian dari tim perikatan, secara kolektif memiliki kompetensi dan kemampuan yang sesuai untuk :• Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi serta ketentuan

hukum dan peraturan yang berlaku; dan• Memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya

Page 36: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Pelaksanaan PerikatanArah, supervisi dan pelaksanaan• Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas:

– Arah, supervisi, dan pelaksanaan perikatan audit sesuai dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

– Laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya

Penelaahan• Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang

dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur penelaahan firm.• Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat

diyakinkan, melalui suatu penelaahan atas dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan auditor yang diterbitkan.

Page 37: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)Konsultasi• Rekan perikatan harus:

– Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat oleh tim perikatan atas hal yang sulit atau kontroversial;

– Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan konsultasi yang tepat selama pelaksanaan perikatan, baik di antara sesama anggota tim perikatan maupun anatara tim perikatan dengan pihak lain pada tingkatan yang tepat dalam firm atau di luar firm;

– Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai konsultasi; dan

– Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut telah diimplementasikan.

Page 38: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan

• Untuk audit atas laporan keuangan emiten dan perikatan audit lain, jika ada, yang telah ditetapkan firm untuk ditelaah pengendalian mutunya, rekan perikatan harus: – Menentukan bahwa penelaah pengendalian mutu perikatan telah

ditunjuk– Mendiskusikan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan

tentang hal signifikan yang timbul selama perikatan audit, termasuk yang diidentifikasi selama penelaahan pengendalian mutu perikatan; dan

– Tidak memberi tanggal laporan auditor hingga penelaahan pengendalian mutu perikatan telah selesai dilakukan.

Page 39: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan (lanjutan)• Untuk audit atas laporan keuangan emiten, dalam menjalankan

penelaahan pengendalian mutu perikatan, penelaah pengendalian mutu perikatan juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut:– Apakah tim perikatan telah melakukan evaluasi atas independensi firm

dalam kaitannya dengan perikatan audit;– Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas hal-hal yang

melibatkan perbedaan pendapat atau hal-hal rumit atau kontroversial lain, dan kesimpulan yang ditarik dari konsultasi tersebut; dan

– Apakah dokumentasi audit yang dipilih untuk penelaahan mencerminkan pekerjaan yang telah dilaksanakan terkait dengan pertimbangan signifikan dan mendukung kesimpulan yang ditarik.

Page 40: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)

Perbedaan PendapatJika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan pihak yang dikonsultasi (jika relevan), antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan, maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur firm dalam merespons dan menyelesaikan perbedaan tersebut.

Page 41: SA 200 - 265 - revisedx

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Pemantauan

Sistem pengendalian mutu yang efektif mencakup proses pemantauan yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bagi firm bahwa kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan sistem pengendalian mutu adalah relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. Rekan perikatan harus mempertimbangkan hasil proses pemantauan firm sebagaimana dibuktikan dalam informasi yang terkini yang disirkulasi oleh firm dan, jika relevan, firm jejaring lain, dan apakah defisiensi yang diidentifikasi dalam informasi tersebut dapat mempengaruhi perikatan audit.

Page 42: SA 200 - 265 - revisedx

DOKUMENTASI

• Auditor harus memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit:– Isu yang diidentifikasi yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap

ketentuan etika yang relevan dan bagaimana isu tersebut diselesaikan.– Kesimpulan tentang kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang

berlaku bagi perikatan audit, dan setiap diskusi dengan firm yang relevan untuk mendukung kesimpulan tersebut.

– Kesimpulan yang ditarik tentang penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit.

– Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari, konsultasi yang dilakukan selama pelaksanaan perikatan audit.

Page 43: SA 200 - 265 - revisedx

DOKUMENTASI (LANJUTAN)

• Untuk perikatan audit yang ditelaah, penelaah pengendalian mutu perikatan harus mendokumentasikan bahwa :– Prosedur yang diharuskan oleh kebijakan firm dalam penelaahan

pengendalian mutu perikatan telah dilaksanakan;– Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah diselesaikan pada atau

sebelum tanggal laporan auditor; dan– Penelaah tidak menemukan adanya hal-hal yang tidak terselesaikan

yang dapat menyebabkan penelaah percaya bahwa pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik tidak tepat.

Page 44: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

No. Deskripsi SA Baru SA yang ada

1. Ruang lingkup Mengatur tanggung jawab tertentu auditor dalam memperhatikan Prosedur Pengendalian Mutu untuk audit atas laporan keuangan.

Diterapkan oleh setiap KAP pada semua jasa audit, atestasi, akuntansi dan reviu, dan konsultasi yang standarnya telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP

2. Tanggung jawab atas mutu audit

SPM 1 mengatur tanggung jawab firm untuk menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu perikatan audit

KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya agar dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya secara efektif.

Page 45: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

No. Deskripsi SA Baru SA yang ada

3. Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu audit

Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu setiap perikatan audit yang ditugaskan kepada rekan ybs.

Tidak diatur secara detail

4. Konsultasi Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi audit: sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari, konsultasi yang dilakukan selama pelaksanaan perikatan audit

Tidak diatur secara jelas keharusan dokumentasi atas konsultasi. SPM menyatakan : KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai konsultasi.

Page 46: SA 200 - 265 - revisedx

DOKUMENTASI AUDIT

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 230

46

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 47: SA 200 - 265 - revisedx

RUANG LINGKUP, SIFAT DAN TUJUAN DOKUMENTASI AUDIT

• Ruang LingkupSA 230 ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan.

• Sifat dan Tujuan Dokumentasi AuditDokumentasi audit yang memenuhi Ketentuan SA ini dan Ketentuan dokumentasi spesifik lain sebagaimana tercantum dalam SA lain yang relevan memberikan :– Bukti sebagai dasar bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan tentang

pencapaian tujuan keseluruhan auditor, dan– Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 48: SA 200 - 265 - revisedx

Sifat dan Tujuan Dokumentasi Audit (lanjutan)

• Dokumentasi audit juga berfungsi untuk memenuhi tujuan tambahan berikut ini:– Membantu tim perikatan untuk merencanakan dan melaksanakan audit.– Membantu anggota tim perikatan yang bertanggung jawab dalam

supervisi untuk mengarahkan dan mensupervisi proses audit, serta menunaikan tanggung jawab penelaahan sebagaimana diatur dalam SA 220.

– Memungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka.

– Menyimpan catatan atas hal-hal signifikan yang berkelanjutan untuk audit di masa yang akan datang.

– Memungkinkan dilaksanakannya penelaahan dan inspeksi atas pengendalian mutu sesuai dengan SPM 1 atau Ketentuan setara lainnya.

– Memungkinkan dilaksanakannya inspeksi eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau Ketentuan lain yang berlaku.

Page 49: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN & KETENTUAN

TujuanTujuan auditor adalah untuk menyusun dokumentasi yang memberikan:a) Catatan yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk laporan

auditor, danb) Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai

dengan SA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KetentuanPenyiapan Dokumentasi Audit Tepat WaktuAuditor harus menyiapkan dokumentasi audit secara tepat waktu.

Page 50: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN

Pendokumentasian Prosedur-prosedur Audit yang Dilaksanakan dan Bukti Audit yang DiperolehBentuk, Isi dan Luas Dokumentasi AuditAuditor harus menyusun dokumentasi audit yang memadai sehingga memungkinkan seorang auditor yang berpengalaman, yang tidak memiliki keterkaitan sebelumnya dengan audit tersebut, memahami :

– Sifat, waktu, dan luas prosedur audit yang telah dilaksanakan dan kepatuhan terhadap SA serta peraturan perundang-undangan yang berlaku;

– Hasil prosedur audit yang dilaksanakan, dan bukti audit yang diperoleh; dan

– Hal-hal signifikan yang timbul selama proses audit, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik, dan pertimbangan profesional signifikan yang dibuat untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan tersebut.

Page 51: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN (lanjutan)

Bentuk, Isi dan Luas Dokumentasi Audit (lanjutan)

Auditor harus mendokumentasikan pembahasan atas hal-hal signifikan dengan manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan pihak lain, termasuk sifat hal-hal signifikan tersebut, serta kapan dan dengan siapa pembahasan tersebut dilakukan.

Hal-hal yang Terjadi setelah Tanggal Laporan Auditor

Jika, dalam kondisi eksepsional, auditor melakukan prosedur audit baru atau tambahan, atau menarik kesimpulan baru setelah tanggal laporan auditor, maka auditor harus mendokumentasikan hal-hal berikut ini:

– Kondisi yang dihadapi tersebut;– Prosedur audit baru atau tambahan yang dilakukan, bukti audit yang diperoleh, dan

kesimpulan yang ditarik, serta pengaruhnya terhadap laporan auditor; dan– Kapan dan oleh siapa perubahan atas dokumentasi audit dilakukan dan ditelaah

Page 52: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN (lanjutan)

Penyusunan Folder Audit Final

Auditor harus menyusun dokumentasi audit dalam sebuah folder audit dan melengkapi proses administratif yang diperlukan secara tepat waktu setelah tanggal laporan audit.

Setelah penyusunan folder audit final selesai dilakukan, auditor tidak boleh menghapus atau membuang dokumentasi audit apapun sebelum masa penyimpanan yang disyaratkan berakhir.

Page 53: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

No. Deskripsi SA Baru SA yang ada

1. Dokumentasi Audit Diatur sebagai topik tersendiri

Tidak diatur sebagai topik tersendiri, tetapi tersebar pada berbagai SA sesuai dengan prosedur audit masing-masing SA.

2. Folder Audit Final Disebutkan secara khusus dan detail.Harus diselesaikan tidak lebih dari 60 hari setelah tanggal laporan auditor.

Tidak disebutkan secara khusus

Page 54: SA 200 - 265 - revisedx

Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

(lanjutan)No. Deskripsi SA Baru SA yang ada

3. Batas waktu penyimpanan Pada umumnya tidak boleh kurang dari 5 tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari:1. Laporan auditor atas

LK entitas, atau2. Laporan auditor atas

LK Konsolidasian entitas dan Entitas Anak

Tidak disebutkan secara khusus batas waktu penuimpanan.SA 339:Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan praktiknya, dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen.

Page 55: SA 200 - 265 - revisedx

TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 240

55

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 56: SA 200 - 265 - revisedx

RUANG LINGKUP

• Standar Audit (“SA”) ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan kecurangan, dalam suatu audit atas laporan keuangan. Secara spesifik, SA ini memperluas bagaimana SA 315 dan SA 330 harus diterapkan dalam kaitannya dengan risiko salah saji material karena kecurangan;

• SA 315, “Mengidentifikasi dan Menilai Risiko atas Salah Saji Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”

• SA 330, “Respon Auditor atas Risiko yang Telah Dinilai”

56

Page 57: SA 200 - 265 - revisedx

KARAKTERISTIK KECURANGAN

• Salah saji dalam laporan keuangan dapat timbul karena kecurangan atau kesalahan;

• Auditor berkepentingan terhadap kecurangan yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan;

• Auditor tidak membuat penentuan secara hukum mengenai apakah kecurangan benar-benar terjadi;

57

Page 58: SA 200 - 265 - revisedx

TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN

• Tanggungjawab utama pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen;

• Tanggungjawab auditor adalah memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan beban dari salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.

58

Page 59: SA 200 - 265 - revisedx

TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN

• Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada dua pihak yaitu yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen. Merupakan hal penting bahwa manajemen, dengan pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, menekankan pencegahan kecurangan, yang dapat mengurangi peluang terjadinya kecurangan, dan pencegahan kecurangan (fraud deterrence), yang dapat membujuk individu-individu agar tidak melakukan kecurangan karena kemungkinan akan terdeteksi dan terkena hukuman. Hal ini memerlukan komitmen untuk menciptakan budaya jujur dan perilaku etis yang dapat ditegakkan dengan pengawasan aktif oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola meliputi pertimbangan tentang potensi pengesampingan pengendalian atau pengaruh tidak patut atas proses pelaporan keuangan, seperti usaha manajemen untuk mengelola laba dengan tujuan untuk mempengaruhi persepsi analis kinerja dan profitabilitas entitas.

59

Page 60: SA 200 - 265 - revisedx

TANGGUNG JAWAB AUDITOR

• Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan SA bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Karena keterbatasan bawaan suatu audit, maka selalu ada risiko yang tidak terhindarkan bahwa beberapa salah saji material dalam laporan keuangan mungkin tidak akan terdeteksi, walaupun audit telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan SA;

• SA 200, “ Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit,” paragraf A51

60

Page 61: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN

• Skeptisisme Profesional;• Diskusi di Antara Tim Perikatan;• Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait;• Identifikasi dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Akibat

Kecurangan;• Respons terhadap Hasil Penilaian Risiko Salah Saji Material

sebagai Akibat Kecurangan;• Evaluasi Terhadap Bukti Audit;• Auditor Tidak Dapat Melanjutkan Perikatan;• Representasi Tertulis;

61

Page 62: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN (lanjutan)

• Komunikasi kepada Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola;

• Komunikasi kepada Otoritas Pengatur dan Penegak Hukum;• Dokumentasi

62

Page 63: SA 200 - 265 - revisedx

PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 250

63

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 64: SA 200 - 265 - revisedx

RUANG LINGKUP

• Standar Audit (“SA”) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan peraturan perundang-undangan dalam audit atas laporan keuangan. SA ini tidak berlaku bagi perikatan assurance lain yang di dalamnya auditor secara spesifik ditugaskan untuk melakukan pengujian dan pelaporan secara terpisah terhadap kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tertentu.

64

Page 65: SA 200 - 265 - revisedx

DAMPAK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

• Ketentuan dalam beberapa peraturan perundang-undangan berdampak langsung terhadap laporan keuangan yang menentukan jumlah dan pengungkapan yang dilaporkan dalam laporan keuangan suatu entitas.

65

Page 66: SA 200 - 265 - revisedx

PENDAHULUAN – TANGGUNG JAWAB UNTUK MEMATUHI PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN• Tanggung jawab manajemen, dengan pengawasan dari pihak

yang bertanggung jawab atas tata kelola, adalah memastikan bahwa operasi entitas dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

• Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan;

• Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat diharapkan untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap semua peraturan perundang-undangan.

66

Page 67: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN

• Tujuan auditor adalah: – Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan

kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang pada umumnya berdampak langsung dalam menentukan jumlah dan pengungkapan material dalam laporan keuangan;

– Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu mengungkapkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan; dan

– Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi selama pelaksanaan audit secara tepat.

67

Page 68: SA 200 - 265 - revisedx

DEFINISI

Ketidakpatuhan

Tindakan penghilangan atau tindakan kejahatan oleh entitas, disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan seperti itu mencakup transaksi yang dicatat oleh, atau dengan nama entitas, atau atas namanya, oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan. Ketidakpatuhan tidak termasuk kesalahan pribadi (yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas) oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan entitas.

68

Page 69: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN

• Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Perundang-undangan;

• Prosedur Audit Saat Dideteksi atau Diduga Terjadi Ketidakpatuhan;

• Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Dideteksi atau Diduga Terjadi;

• Dokumentasi

69

Page 70: SA 200 - 265 - revisedx

KOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 260

70

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 71: SA 200 - 265 - revisedx

RUANG LINGKUP

• Tanggungjawab auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan;

• SA ini disusun dalam konteks audit atas laporan keuangan maupun informasi keuangan historis lainnya sepanjang terdapat keterlibatan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan;

• Komunikasi dua-arah yang efektif dalam audit atas laporan keuangan;

71

Page 72: SA 200 - 265 - revisedx

PERAN KOMUNIKASI

• Komunikasi dua-arah memberikan pemahaman yang sama terkait audit antara auditor dan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola;

• Independensi dan objektivitas auditor tetap dipertahankan;• Informasi yang diperoleh auditor lebih relevan;• Risiko salah saji laporan keuangan dapat diminimalkan;• Manajemen dituntut untuk tetap menjaga komunikasi dengan

auditor;• Komunikasi harus jelas;• Potensi benturan standar perikatan audit dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku

72

Page 73: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN

• Komunikasi dua-arah terkait audit atas laporan keuangan harus jelas;

• Auditor harus memperoleh informasi yang relevan dari pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola;

• Hasil observasi audit atas laporan keuangan yang signifikan dan relevan harus disampaikan tepat waktu;

• Komunikasi dua-arah terkait audit atas laporan keuangan harus efektif.

73

Page 74: SA 200 - 265 - revisedx

DEFINISI

• Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelolaIndividu atau organisasi (organisasi-organisasi, seperti wali amanat korporasi) yang memiliki tanggungjawab untuk mengawasi arah strategis entitas dan pemenuhan kewajiban yang berkaitan dengan akuntabilitas entitas;

• ManajemenIndividu atau kelompok individu dengan tanggungjawab eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas

74

Page 75: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN

• Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola;• Hal-hal yang Perlu Dikomunikasikan;• Proses Komunikasi;• Dokumentasi.

75

Page 76: SA 200 - 265 - revisedx

PENGOMUNIKASIAN DEFISIENSI DALAM PENGENDALIAN INTERNAL KEPADA PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA DAN MANAJEMEN

EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 265

76

Dewan Standar ProfesiPublic Hearing 23 Mei 2012

Page 77: SA 200 - 265 - revisedx

Ruang Lingkup

• Tanggung jawab auditor untuk mengomunikasikan dengan tepat kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan.

77

Page 78: SA 200 - 265 - revisedx

TUJUAN

• Tujuan auditor adalah untuk mengomunikasikan dengan semestinya kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor selama audit dan menurut pertimbangan profesional auditor adalah cukup penting untuk mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang bersangkutan.

78

Page 79: SA 200 - 265 - revisedx

DEFINISI

• Defisiensi dalam pengendalian internalHal ini terjadi bila:• Suatu pengendalian dirancang, diterapkan atau dioperasikan

sedemikian rupa sehingga pengendalian tersebut tidak dapat mencegah, atau mendeteksi dan mengkoreksi salah saji dalam laporan keuangan secara tepat waktu; atau

• Tidak adanya suatu pengendalian yang diperlukan untuk mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji dalam laporan keuangan secara tepat waktu.

• Defisiensi signifikan dalam pengendalian internalSuatu defisiensi atau kombinasi beberapa defisiensi dalam pengendalian internal, yang menurut pertimbangan profesional auditor, adalah cukup penting untuk mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

79

Page 80: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN

• Tujuan auditor adalah: • Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan

kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang pada umumnya berdampak langsung dalam menentukan jumlah dan pengungkapan material dalam laporan keuangan;

• Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu mengungkapkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan; dan

• Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi selama pelaksanaan audit secara tepat.

80

Page 81: SA 200 - 265 - revisedx

DEFINISI

Ketidakpatuhan

Tindakan penghilangan atau tindakan kejahatan oleh entitas, disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan seperti itu mencakup transaksi yang dicatat oleh, atau dengan nama entitas, atau atas namanya, oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan. Ketidakpatuhan tidak termasuk kesalahan pribadi (yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas) oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan entitas.

81

Page 82: SA 200 - 265 - revisedx

KETENTUAN

• Identifikasi satu atau lebih defisiensi dalam pengendalian intern;

• Penentuan signifikansi defisiensi dalam pengendalian intern;

• Komunikasi tepat waktu;• Komunikasi tertulis.

82

Page 83: SA 200 - 265 - revisedx

MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN

• Penentuan Apakah Defisiensi dalam Pengendalian Intern Telah Diidentifikasi;

• Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern;• Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern;

• Komunikasi atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Kelola;

• Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern kepada Manajemen;• Komunikasi atas Defisiensi SIGNIFIKAN dalam Pengendalian Intern kepada

Manajemen;• Komunikasi atas Defisiensi Lainnya dalam Pengendalian Intern kepada

Manajemen;• Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik;• Isu Komunikasi Tertulis atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian

Intern.

83