pp hpi kel 6
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
1/20
HUKUM PIDANA
INTERNASIONAL
ARDILA FITRIA 0910112096
DESSY FEBRITA SHANTY 0910112099
FEBBY MELLISA 0910112120
FARID MIFTAHUL RAMDHAN 0910112120
AHMAD SUMARYONO 0910112125
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
2/20
KELOMPOK VI
PIRACY SEBAGAI KEJAHATAN
INTERNASIONAL
(Studi Kasus Perompakan Somalia)
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
3/20
TINJAUAN KEPUSTAKAANPERANG JATUHNYAKOTASALIBKONSTANTINOPEL
AKHIRNYA PARADITUTUPNYA JALURPEDAGANG MENCARIPERDAGANGAN DIJALUR ALTERNATIFKONSTANTINOPEL
LAIN YAITU JALUR LAUT
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
4/20
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
5/20
Kapal pengangkut
minyak kapal pembawa
bantuankemanusiaan
kapal pesiar kapal pembawa
persenjataan
Seranganditujukankepada:
Mendapatkan uangtebusan dari pemilikkapal
Merampas barang
Tujuan
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
6/20
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
7/20
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
8/20
Dalam hal pembajakan di laut, semua negara harus bekerjasama
sepenuhnya untuk memberantas pembajakan di laut lepas atau ditempat lain manapun di luar yurisdiksi suatu negara.
Pasal 100
Pembajakan di laut terdiri atas salah satu di antara tindakanberikut ini:
1) setiap tindakan kekerasan atau penahanan yang tidak sah, atausetiap tindakan memusnahkan, yang dilakukan untuk tujuanpribadi oleh awak kapal atau penumpang dari suatu kapal ataupesawat udara swasta, dan dilakukan:
(a) di laut lepas, terhadap kapal atau pesawat udara lain atauterhadap orang atau barang yang ada di atas kapal atau pesawatudara;
(b) terhadap suatu kapal, pesawat udara, orang atau barang disuatu tempat di luar yurisdiksi negara manapun.
2) setiap tindakan turut serta secara sukarela dalam pengoperasiansuatu kapal atau pesawat udara dengan mengetahui fakta yangmembuatnya menjadi suatu kapal atau pesawat udara pembajak;
3) setiap tindakan mengajak atau dengan sengaja membantutindakan sebagaimana disebutkan dalam sub (a) atau (b).
Pasal 101
C. DASAR HUKUM
a) UNCLOS 1982
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
9/20
Apabila pembajakan sebagaimana ditentukan di atasdilakukan oleh suatu kapal perang, kapal atau pesawat
udara pemerintah dimana awak kapalnya telahmemberontak dan mengambil alih kapal atau pesawatudara tersebut, maka tindakan-tindakan yang dilakukanorang-orang tersebut dapat disamakan dengan dilakukanoleh suatu kapal atau pesawat udara pembajak.
Pasal 102
Suatu kapal atau pesawat udara dianggap suatukapal atau pesawat udara pembajak apabila iadimaksudkan oleh orang yang mengendalikannyadigunakan untuk tujuan melakukan salah satutindakan yang dimaksud dalam pasal 101. Hal yang
sama berlaku apabila kapal atau pesawat udara itutelah digunakan untuk melakukan setiap tindakandemikian, selama kapal atau pesawat udara ituberada di bawah pengendalian orang-orang yangbersalah melakukan tindakan itu.
Pasal 103
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
10/20
Suatu kapal atau pesawat udara dapat tetap memilikikebangsaannya walaupun telah menjadi kapal atau pesawat udaraperompak. Tetap dimilikinya atau kehilangan kebangsaanditentukan oleh hukum negara yang telah memberikan kebangsaan
itu.
Pasal 104
Di laut lepas atau di setiap tempat di luar yurisdiksi negara
manapun, setiap negara dapat: 1) menyita suatu kapal atau pesawat udara pembajak;
2) menyita suatu kapal atau pesawat udara yang telahdiambil oleh pembajak dan berada di bawah pengendalianpembajak;
3) menangkap orang-orang (pelakunya) serta menyita
barang-barang yang ada di dalam kapal; 4) mengadili dan menghukum pelaku-pelaku pembajakan
tersebut, serta menetapkan tindakan yang akan diambilberkenaan dengan kapal-kapal, pesawat udara atau barang-barang tersebut dengan memperhatikan kepentingan pihakketiga.
Pasal 105
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
11/20
Apabila tindakan penyitaan terhadap suatu kapalatau pesawat udara yang dicurigai melakukan
pembajakan ini tanpa bukti yang cukup, maka negarayang telah melakukan penyitaan tersebut harusbertanggung jawab atas kerugian atau kerusakanyang timbul akibat penyitaan tersebut kepada negarayang kebangsaannya dimiliki oleh kapal ataupesawat udara tersebut.
Pasal 106
Tindakan penyitaan terhadap kapal atau pesawat udarapembajak (termasuk kapal atau pesawat hasil
pembajakan) dan menangkap pelaku pembajakan,hanya dapat dilakukan oleh kapal perang atau pesawatudara militer, atau kapal atau pesawat udara lain yangsecara jelas diberi tanda dan dapat dikenal sedangdalam dinas pemerintah.
Pasal 107
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
12/20
b) Convention on Supression
of Unlawful Act of ViolenceAgainst The Safety of
Maritime Navigation (SUA)
Konvensi ini dibentuk sebagai reaksiatas kasus pembajakan kapal Acille
Lauro. Kasus ini terjadi pada tanggal 7Oktober 1985, 4 orang teroris Palestinamembajak kapal pesiar bernama AchilleLauro yang sedang berada di perairan
internasional lepas pantai Mesir..
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
13/20
c) Regional Cooperation
Agreement on CombatingPiracy and Armed Robberyagainst Ships in Asia
(ReCAAP)
Agreementini dibentuk untuk mengatasi pembajakandan perampokan bersenjata diatas kapal yang terjadidi kawasan Asia. Tujuan utamanya adalah sebagai
pusat informasi tentang aksi pembajakan danperampokan bersenjata diatas kapal, namun tidak
menutup kemungkinan juga Negara pesertaagreement ini juga memberikan bantuan baik darisegi tenaga, dan alih teknologi kepada Negara lain
yang membutuhkan.
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
14/20
KRONOLOGIS KASUS
FAKTA HUKUM
O Pembajakan kapal danperompakan bersenjata di lautoff the coast Somalia (Laut
Arabia/ Laut Hindia) merebaksejak perang saudara padapermulaan abad 21/ tahun1990-an;
O Protes para nelayan Somaliaterhadap illegal fishing danpembuangan sampah beracun diperairan Somalia oleh kapal-kapal asing, yangmenghancurkan matapencaharian nelayan Somalia
O Pembajakan dan perompakan dilaut tersebut sebagai bentuknational defence terhadap lautterritorial Negara, untukmelindungi daerah perikanan,refleksi keadilan dankompensasi terhadapsumberdaya laut yang dicuri.Dengan demikian selama belumada effective coast guardsetelah perang saudara danpecahnya persatuan angkatan
bersenjata, mereka menjadipembajak dengan tujuan untukmelindungi laut territorial.Mereka menyebut dirinyasebagai The National VolunteerCoast Guard.
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
15/20
Tahun
20
06Kelompok-
kelompok
perlawanan Islammenguasai hampirseluruh wilayahselatan Somalia.Banyak dilaporkanterjadi peristiwaperompakan diLepas pantaiSomalia.
Tahun
20
07Terjadi sebanyak
31 kasus
perompakan.Perompak Somaliameraup untung$150 juta dollarAS.
Tahun
20
0888 kapal diserang
di kawasan
tersebut.14 November2008, sebuahkapal tankerraksasa milikperusahaan
minyak ArabSaudi, Aramco,bernama SiriusStar berhasildikuasai oleh parapembajakSomalia. Aksi ini
dilakukan jauh dariTeluk Aden.
Perompakmeminta uangtebusan kalautidak maka kapalakan dihancurkan
KASUS
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
16/20
ANALISA KASUS
O Sebenarnya merupakan yurisdiksi negara Somaliauntuk mengadili pelaku kejahatan piracy karena telahmemenuhi unsur yang dimaksud dalam Pasal 101UNCLOS 1982.
O Namun hukum Somalia sejak tahun 2006 telah mati,
dikarenakan didudukinya pemerintahan olehsekelompok pemberontak. Sudah terbukti bahwaPemerintah Somalia tidak pernah berdayamenghadapi masalah ini.
O
Jadi dalam rangka keamanan merupakan wewenangnegara lain yang memiliki yurisdiksi untuk menuntutdan mengadili pelakunya sebagaimana dimaksudPasal 105 UNCLOS 1982. Seperti yang telahdilakukan angkatan laut Inggris, yang menyerahkan
pelaku piracy ke pengadilan Kenya.
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
17/20
KESIMPULAN
O Piracy tidak hanya mengganggu keamanan nasionalSomalia, yang sedang mengalami krisis lemah penegakanhukum, bahkan mengancam keamanan internasional. Hal inidisebabkan kejahatan telah dilakukan pada tarafinternasional, yaitu kejahatan yang telah dilakukan terhadapbendera kapal asing dan warga negara asing yang melintasiperairan tersebut.
O Kedaulatan suatu negara memang tidak boleh dilanggardan/atau dicampuri oleh negara lain, akan tetapi dalam hal
ini, suatu negara diperbolehkan untuk memakaiyurisdiksinya, selagi dalam batasan Kebiasaan HukumInternasional, Ketentuan Konvensi-konvensi dan PiagamPBB.
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
18/20
Mengenai hal ini ditangani atas dasar au dedere aupunere, yaitu para pelakunya dihukum oleh negara
dimana dalam wilayahnya mereka ditangkap atau di-ektradisikan kepada negra yang memilikikewenangan dan kewajiban melaksanakan yurisdiksiterhadap mereka.
Piracy merupakan kejahatan yang sulit untukditundukan bila mana hanya dilakukan oleh satunegara saja, melainkan semua negara harus bersatudengan satu tujuan. Kerjasama Pencegahan dan
pemberantasan baik lembaga-lembaga internasionalseperti International Kriminal Police Organization(ICPO-INTERPOL) maupun kerjasama bilateral danmultilateral.
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
19/20
SARAN
O Perlu adanya kepastian hukum terlebih dahulu dari pemerintahSomalia untuk mewujudkan stabilitas keamanan dalamnegerinya, serta pembangunan dan sistem peradilan pidana yangefektif di negara ini terutama yang berkaitan dengan kejahatanpelayaran yang berupa pembajakan dan perompakan di laut;
O Perlu adanya suatu jaminan ekonomi terhadap masyarakat
Somalia;O Perlu adanya tekanan dan ancaman yang keras dari organisasi-organisasi internasional terutama PBB dalam pemberantasankejahatan tersebut, serta memboikot penyaluran peralatansenjata bagi para pelaku kejahatan;
O Bagi negara-negara maju dan memiliki persenjataan yangcanggih, hendaknya bersatu untuk melawan kejahatan pelayarantersebut mengingat tindakan ini sangat mengganggu keamananpelayaran internasional;
O Perlu dibentuk sebuah peradilan/tribunal internasional yangkhusus mengadili para pelaku tindak kejahatan di bidangpelayaran, khususnya pelaku pembajakan dan perompakan dilaut.
-
7/31/2019 PP HPI kel 6
20/20
TERIMA KASIH
PIRACY