powerpoint presentationwcu.undip.ac.id/v2/wp-content/uploads/2020/05/pola... · powerpoint...
TRANSCRIPT
POLA KONSUMSI DAN PRODUKSI YANG BERKELANJUTAN DI MASA PANDEMI COVID-19
DI JAWA BARATKAMIS, 28 MEI 2020
Ir. RACHMAT TAUFIK GARSADI, M.SiKEPALA BIRO PEREKONOMIAN
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
INDONESIA JAWA BARAT
JUMLAH PENDUDUK
268,074,565 Jiwa 48,683,861 Jiwa
18,16%
LUAS LAHAN PERTANIAN
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2019Sumber: BPS, 2019
15,994,512 Ha 921,263 Ha
5,76%
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksipangan dan sayuran di Indonesia sekaligus sebagai daerah
konsumsi dengan jumlah penduduk terbanyak
KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TERKINI
KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TERKINI
KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TERKINI
1212
KONDISI
1
PANDEMI COVID-19
PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR
PENURUNANPERMINTAAN PANGAN
MENJELANG HBKN
IEDUL FITRI
PENINGKATANPERMINTAAN PANGAN
SUPPLY DEMAND PANGAN PANDEMI COVID-19
No KomoditiKetersediaan
(ton)Kebutuhan (ton) Surplus/defisit
1 Beras937,663.87 360,369.24
577,294.63
2 Jagung36,225.85 10,824.41
25,401.44
3 Gula Pasir6,807.67 14,938.47
-8,130.81
4 Minyak Goreng31,505.92 36,788.14
-5,282.22
5 Bawang Merah9,685.47 9,187.56
497.91
6 Bawang Putih86.00 5,322.93
-5,236.93
7 Cabai Besar22,599.20 13,664.16
8,935.03
8 Cabai Rawit10,008.42 8,969.59
1,038.82
9 Daging Sapi/Kerbau2,113.14 29,176.65
-27,043.51
10 Daging Ayam / Unggas77,746.57 69,985.83
7,760.43
11 Telur Ayam15,849.08 80,664.87
-64,815.78
12 Susu Cair29,736.07 91,426.95
-61,690.87
No KomoditiKetersediaan
(ton)Kebutuhan (ton) Surplus/defisit
1 Beras473,115.54
376,510.70 96,604.84
2 Jagung43,039.74
12,214.35 30,825.39
3 Gula Pasir6,807.67
15,607.59 -8,799.92
4 Minyak Goreng31,505.92
38,435.93 -6,930.02
5 Bawang Merah9,685.47
9,599.03 86.45
6 Bawang Putih64.00
5,561.35 -5,497.35
7 Cabai Besar21,040.93
13,371.38 7,669.55
8 Cabai Rawit10,008.42
9,284.92 723.49
9 Daging Sapi/Kerbau2,237.71
15,930.90 -13,693.19
10 Daging Ayam / Unggas81,557.68
38,213.32 43,344.35
11 Telur Ayam16,626.00
44,044.24 -27,418.24
12 Susu Cair31,193.73
75,659.84 -44,466.11
PROGNOSA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PANGAN STRATEGIS BULAN APRIL & MEI TAHUN 2020
Pola KonsumsiMasyarakat Jawa Barat
No KomoditasKg/Kapita/Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1 Beras 97,23 98,35 100,57 97,43 96,33
2 Ikan Mas/Nila 10,92 15,50 15,70 16,78 16,85
3 Daging Sapi 0,29 0,50 0,61 0,60 0,60
4 Daging Ayam Ras 5,20 6,09 6,95 4,91 7,34
5 Telur Ayam Ras 6,31 6,09 6,24 6,39 5,96
6 Susu Cair 0,05 0,05 0,07 0,10 0,10
7 Sayuran 54,98 40,46 39,75 42,19 43,72
8 Buah-Buahan 23,24 33,33 27,92 30,63 32,89
Terjadi perubahan pola konsumsi beras pada masyarakat Jawa Barat selama 5 tahunterakhir cenderung menurun. Sementara pola konsumsi protein hewani (ikan, daging
sapi, daging ayam, dan telur) mengalami peningkatan yang signifikan.
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2019
2014 2015 2016 2017 2018
1 Beras 11.644.899 10.856.439 10.856.438 10.856.438 9.539.330
2 Ikan Mas/Nila 1.225.022 1.225.022 1.121.689 1.121.689 1.174.407
3 Daging Sapi 38.651 34.699 73.319 72.500 69.135
4 Daging Ayam Ras 543.765 537.947 819.820 849.863 837.918
5 Telur Ayam Ras 13.458.120 13.343.577 23.591.996 16.047.504 16.760.665
6 Susu Cair (liter) 254.361.179 243.139.058 294.318.562 302.005.122 319.003.967
7 Sayuran 11.176.712 11.087.115 11.956.619 11.689.996 11.466.856
8 Buah-Buahan 1.786.752 704.922 1.651.605 1.644.129 1.775.167
Ton/TahunKomoditasNo
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2019
PRODUKSI KOMODITAS PANGAN PROVINSI JAWA BARAT
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2019
PERENCANAAN KEBUTUHAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT
ESTIMASI KEBUTUHAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT
Jenis Pangan
Produksi (ton) Target Kebutuhan (ton)
Survei Ubinan(2017)*
KSA(2018) **
2019 2020 2021 2022 2023 Keterangan
Beras 7,002,463 5,758,510 5,032,112 5,066,287 5,099,517 5,132,020 5,163,974 Surplus
Daging Ruminansia 137,169 264,279 270,321 276,413 282,562 288,763 Defisit
Daging Unggas 829,499 882,926 902,559 922,351 942,331 962,477 Defisit
Telur 202,728 341,802 349,352 356,963 364,647 372,394 Defisit
Susu 311,065 414,107 422,685 431,332 440,062 448,864 Defisit
Sayur 2,149,502 2,135,261 2,175,754 2,216,496 2,257,560 2,298,891 Defisit
Buah 3,911,905 2,199,493 2,242,475 2,285,722 2,329,312 2,373,184 Surplus
Ikan 1,392,157 614,059 627,417 640,882 654,476 668,183 Surplus
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2019
ESTIMASI PRODUKSI PANGAN PROVINSI JAWA BARAT
Jenis Pangan
Target Dinas Tahun 2023
(Ton)*
Target Kebutuhan (ton) **
2019 2020 2021 2022 2023 Keterangan
Beras 6,131,506 5,032,112 5,066,287 5,099,517 5,132,020 5,163,974 Terpenuhi – surplus
Sayur 1,151,278 2,135,261 2,175,754 2,216,496 2,257,560 2,298,891 Belum terpenuhi
Buah 572,001 2,199,493 2,242,475 2,285,722 2,329,312 2,373,184 Belum terpenuhi
Daging 1,286,802 1,147,206 1,172,882 1,198,765 1,224,895 1,251,241 Terpenuhi - surplus
Telur 303,854 341,802 349,352 356,963 364,647 372,394 Belum terpenuhi
Susu 400,594 414,107 422,685 431,332 440,062 448,864 Belum terpenuhi
Ikan 1,722,721 614,059 627,417 640,882 654,476 668,183 Terpenuhi - surplus
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2019
Food Loss and Waste
Sustainable Agriculture
Nutritional Challenges
3 PILAR FOOD
SUSTAINABLE
Indonesia menempati urutan ke-21 dari 25 negara terkait food sustainable
Indonesia menepati urutan ke-16 dari 25 negara dalam hal penerapan sustainable agriculture.
Indonesia menepati urutan ke-18 dari 25 negara dalam halpemenuhan nutrisi masyarakat
Permasalahan stunting menjadisalah satu tantangan Jawa Barat
terhadap pemenuhan nutrisimasyarakat
FOOD SUSTAINABILITY DI INDONESIA
Indonesia menepati urutan ke-24 dari 25 negara dalam hal food loss & waste
427 Kg/org/th
300 Kg/org/th
277 Kg/org/th
196 Kg/org/th
FOOD WASTE
FOOD LOSS (Padi)
NO EkosistemKehilangan Hasil Saat Pasca Panen
(Food Loss)
1Padi sawahirigasi
26,79%
2Padi SawahTadah Hujan
20,73%
3Padi SawahPasang Surut
30,57%
Sumber: BB-Pasca Panen, 2007
Sumber: Barilla Center for Food and Nutrition, 2019
1
2
3
KEBIJAKAN POLA DAN TATA TANAM DAERAH IRIGASI DI JAWA BARAT
Dukungan kebijakan untuk ketahanan
pangan peningkatan produksi padi dan
palawija dengan tujuan mempertahankan
kelestarian produksi padi dan palawija
secara optimal, memutus siklus hama,
menurunkan keasaman tanah dan
pemeliharaan jaringan irigasi. Kebijakan ini
menetapkan jadwal waktu tanam, lokasi,
jenis dan luas tanaman.
LUAS PENGGUNAAN LAHAN
Sawah25%
Pertanian Bukan Sawah
52%
Bukan Pertanian23%
PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)
Sawah 931.712
Pertanian bukan Sawah 1.904.886
Bukan Pertanian 840.801
T O T A L 3.677.400
Sumber : BPS Jawa Barat 2017
SUMBER AIR DAN PRASARANA SUMBERDAYA AIR
No URAIAN KUANTITAS SATUAN
1. DAS 200 Buah
2. SUNGAI 3.506 Buah
SUNGAI LINTAS 2.265 Buah
LINTAS PROVINSI 4 Buah
LINTAS KABUPATEN 2.267 Buah
SUNGAI LOKAL 1.239 Buah
3. SITU 831 Buah
4. WADUK 20 Buah
Sumber : Buku SDA – PusdatinSDA 2017
No URAIAN KUANTITAS SATUAN
1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi 213.150 Ha
2. Bangunan Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim Embung/ Damparit/ Longstorage
269 Unit
3. Irigasi Perpompaan Besar dan Menengah
108 Unit
Sumber : Dinas TPH Jabar 2015 – 2018
KONSEP PENGEMBANGAN SMART SUPPLY CHAIN SEKTOR PERTANIAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRICULTURE SUSTAINABILITY
Konsep pengembangan smart supply chain sektor pertanianterbagi pada aspek mikro, meso, dan makro. Seluruh aspektersebut menjadi satu kesatuan dan berbagi peranan untuk
mewujudkan berjalannya smart supply chain.
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran, 2019
Klaster Tani
Pembangunan fokus padadominasi peran
pemerintah melaluiberbagai kebijakan dan
insentif
Model Lama
Pembangunan fokus pada proses kolaborasi yang melibatkan multi
aktor seperti pemerintah padasemua level, pelaku usaha,
akademisi, lembaga penelitian danpengembangan serta lembaga
pendukung pembangunan lainnya.
Model Baru
Klaster Pertanian menekankan pada kedekatangeografis dan jejaring kerja pemangku kepentinganpada suatu rantai pasok agribisnis yang dipandangmampu mengatasi kelemahan para pelaku usahakecil dan menengah di pedesaan untuk merespon
persaingan dan globalisasi
Klaster Tani merupakan sintesa dari pendekatan klaster pertanian (agro-cluster) dan pertanian ekologis yang menjadi pilihan baru untuk mewujudkan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan kesejahteraan petani.
Pertanian ekologis merupakan sistem produksipertanian terpadu dari pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan serta
menekankan pada koordinasi dari hubungan antarapertanian dan lingkungannya, biodiversitas,
tenologi pertanian, hasil ekonomi dan integritasekologi
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran, 2019
KONSEP SISTEM LOGISTIK PADA SMART FOOD SUPPLY CHAIN PROVINSI JAWA BARAT
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran, 2019
KESIMPULANBerdasarkan hasil pemantauan dan Monitoring di lapangan tim Gugus Tugas PercepatanPenanggulangan COVID-19 Prov Jabar, yaitu:
• Selama Masa Pandemi COVID-19, masyarakat mulai mengurangi pembelian makanan jadidan cenderung beralih untuk mengolah sendiri, yang diakibatkan penutupan Mall danRestoran. Selain itu juga dengan alasan untuk jaminan kebersihan dan Kesehatan.Kebutuhan pangan diprioritaskan untuk keluarga inti.
• Mulai terjadi adanya pengalihan cara belanja dari belanja ke pasar tradisional menjadi kemedia daring/belanja online, pasar modern dan warung sekitar rumah.
• Terjadi penumpukkan produksi hasil pertanian dan peternakan di sentra produksi yangdiakibatkan oleh demand karena menurunnya daya beli masyarakat dan penutupanhoreka (Hotel Restoran dan Katering) serta terganggunya sistem distribusi.
• Upaya yang telah dilakukan oleh Pemprov Jabar dalam menanggulangi permasalahtersebut adalah memfasilitasi sentra produksi yang ada di Hulu dengan pusat-pusatpenjualan di Kota-kota konsumen melalui system penjulan online dan offline,Mengembangkan dan mengoptimalkan system pergudangan dan Cold Storage, danmemfasilitasi pembiayaan dalam berbagai program kredit.
TERIMA KASIH