paparan 1 smeru · 2020. 4. 30. · microsoft powerpoint - paparan 1_smeru.pptx author: video...
TRANSCRIPT
Menuju Ekonomi Digital yang Inklusif30 April 2020
Memberi bukti-bukti berbasis penelitianuntuk mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang semakin inklusif
Apakah ekonomi digital Indonesia sudah inklusif?Langkah-langkah strategis apa yang perlu diambil untuk mencapaiekonomi digital yang inklusif
Tujuan Penelitian
Pertanyaan Penelitian
TENTANG PENELITIAN INI
01.
02.
METODOLOGIMelakukan seminar internal dengan IDeA dan AFPIMendapat exposure mengenai isu kebijakan yang terkini
Analisis data-data makroMelihat seberapa inklusif ekonomi digital
Kajian regulasi dan studi pustakaIdentifikasi berbagai isu penting dalam regulasi dan apa yang over/underregulated
Wawancara mendalam dengan 20 pelaku usaha dan perusahaan aplikasiMemahami hambatan untuk masuk dalam ekosistem ekonomi digital
FGD dengan pejabat K/L dan perusahaan aplikasiMengumpulkan persepsi mengenai apa yang diperlukan untuk memperbaiki ekosistem ekonomi digital
INDONESIA: POTENSI EKONOMI DIGITAL
2.9 %
9.9 triliun rupiah
48.9 triliun rupiah
222 triliun rupiah
(LDUI, 2018)
(Tenggara & CSIS, 2019)
(Katadata, 2019)
KONTRIBUSI(McKinsey, 2016)
PDB: 150 miliar USD hingga tahun 2025Tenaga kerja: ± 3,7 juta jiwa.
PERKEMBANGAN5 Unicorn dan Decacorn pada tahun 2019
INDONESIA: POTENSI EKONOMI DIGITAL
Ukuran pasar dari ecommerce dan ekonomi digital di Indonesia diprediksi berkembang dengan sangatpesat. Ecommerce senilai 53$B dan ekonomi digital senilai (100$B) pada tahun 2025.
8 5 2 7 6 3
27
8 5 10 12 9
100
21 21 22
4333
0
20
40
60
80
100
120
Indonesia Malaysia Phillipines Singapore Thailand Vietnam
Ukuran Pasar Ekonomi Digital (GMV, $B)
2015 2018 2025
1,7 1 0,5 1 0,9 0,4
12,2
2 1,5 1,8 3 2,8
53
710
5
13 15
0
10
20
30
40
50
60
Indonesia Malaysia Phillipines Singapore Thailand Vietnam
Ukuran Pasar e- Commerce (GMV, $B)
2015 2018 2025
Sumber: e-Conomy SEA 2018 Report, Google & Temasek
PROFIL EKONOMI DIGITAL INDONESIAPDB & PENETRASI INTERET
6,225.02
10,92
43,52
0
10
20
30
40
50
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pers
enta
se (%
)
Tahun
Pertumbuhan PDB tahunan (%) Pengguna internet (% dari keseluruhan populasi)
Sumber: Data Bank (2020), World Bank & SUSENAS (2019), BPS
3,23
28,30
10,09
45,95
28,96
69,12
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pers
enta
se(%
)Tahun
Pengguna internet (pendapatan rendah) Pengguna internet (pendapatan menengah)
Pengguna internet (pendapatan tinggi)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
Rerata pengeluaran perkapita Pengguna internet (% dari populasi) Pengguna Internet (% dari populasi nasional)
PROFIL EKONOMI DIGITAL INDONESIAKONSUMSI PERKAPITA DAN PENETRASI INTERNET
Sumber: diolah dari SUSENAS 2019
0
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
Jum
lah
oran
g
Pendidikan Terakhir
Total Populasi Pengguna Internet
PROFIL EKONOMI DIGITAL INDONESIADEKOMPOSISI PENGGUNA INTERNET
Sumber: diolah dari SUSENAS 2019
53,53
30,82
4641,02
48,21
37,44
0
20
40
60
80
100
Pers
enta
se(%
)
Pengguna internet (%)
0
20
40
60
80
100
1900
1908
1913
1918
1923
1928
1933
1938
1943
1948
1953
1958
1963
1968
1973
1978
1983
1988
1993
1998
2003
2008
2013
2018
Pers
enta
se(%
)
Kohor Kelahiran
Pengguna internet (% dari kesuluruhan populasi)
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
MendapatInformasi/Berita
MendapatkanInformasi untuk
Proses Pembelajaran
Mengirim/MenerimaE-mail
Media Sosial PembelianBarang/Jasa
Penjualan Barang/Jasa Hiburan Fasilitas Finansial (E-Banking)
Mendapat InformasiMengenai Barang/Jasa
Lainnya
Pers
enta
se (%
)
Penggunaan
Tidak bersekolah SD SMP SMA Sarjana Pasca sarjana
PROFIL EKONOMI DIGITAL INDONESIAPENGGUNAAN INTERNET
Sumber: diolah dari SUSENAS 2019
KESETARAAN AKSES DIGITAL DIVIDEN DIGITAL
Infrastruktur Internet
Akses dan Pemanfaatan Internet
Transformasi Digital
Jaminan Sosial
Literasi Digital
Regulasi
PERMASALAHAN:INFRASTRUKTUR INTERNET
• Internet yang belum dianggap sebagai hak warga negara.
• Bias pembangungan infrastruktur internet.
• Pemanfaatan Palapa Ring yang kurang optimal.• Jaringan last mile belum terbangun, karena masih banyak tempat yang kurang prospektif bagi operator
• Padatnya kepemilikan frequensi.
• Ada ganjalan dalam legislasi.• UU No. 32/2002 tentang Penyiaran• UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi
Sumber: FGD dengan perwakilan K/L dan perusahaan aplikasi
PERMASALAHAN:AKSES DAN PEMANFAATAN INTERNET
• Digital divide (ketimpangan digital)• Ketimpangan dalam akses TIK memengaruhi proses adopsi dan utilisasi serta dampak TIK terhadap warga yang
kurang beruntung (miskin, perempuan, lansia, penyandang disability).• Harga koneksi tidak terjangkau, harga perangkat pintar tidak terjangkau, dan perangkat yang tidak user-friendly.
• Masalah lain: • Sikap yang cenderung “resisten” terhadap teknologi.• Kebutuhan penyandang disabilitas belum terakomodasi dalam platform.
• Penggunaan internet masih didominasi oleh penggunaan nonekonomi.
• Literasi digital belum inklusif.
Sumber: FGD dengan perwakilan K/L dan perusahaan aplikasi
PERMASALAHAN:TRANSFORMASI DIGITAL
• Banyak pelaku usaha Mikro dan Kecil yang enggan “naik kelas”, dan puasdengan kondisi saat ini.
• Pelaku usaha Mikro dan Kecil sering kali tidak memiliki catatan pengeluaran dan pemasukan.
• Masalah lain:• Tidak punya dokumen administrasi seperti surat-surat kendaraan• Khawatir dengan konsekuensi pembayaran pajak.
• Kesulitan perusahaan aplikasi dalam mendapatkan data dan belum adanyaUndang-Undang Perlindungan Data Pribadi.
• Peraturan Pemerintah yang memberatkan.• (PP) No. 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik mengharuskan legalisasi usaha untuk
perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen.
PERMASALAHAN:JAMINAN SOSIAL
• Kesadaran akan pentingnya jaminan sosial digital masih terbilangrendah.
• Perusahaan berbasis aplikasi hanya menganjurkan, tidak bisa memaksa. Mereka juga tidak bisa mensyaratkanadanya kartu kepesertaan BPJS Kesehatan ketika menjadi mitra.
• Belum terlihat jelas upaya untuk mengoptimalkan aspek jaminan sosial• Peraturan Menteri Perhubungan No. 12/2019 pasal 16: pengojek daring “mendapatkan” jaminan
kesehatan dan ketenaga kerjaan. Namun tidak dijelaskan siapa yang membayar
Sumber: FGD dengan perwakilan K/L dan perusahaan aplikasi
REKOMENDASIKEBIJAKAN1. Pemerataan dan Peningkatan Jaringan Internet
Revisi UU No. 32/2002 tentang Penyiaran dan UU No. 36/1999 tentangTelekomunikasi
Pemanfaatan Palapa Ring
Penyediaan jaringan internet gratis oleh Pemda di tempat umum dan pusat pelayanan di tingkat kabupaten, kecamatan, dan kelurahan.
REKOMENDASIKEBIJAKAN2.
Program peningkatan literasi digital yang lebih inklusif
Perusahaan aplikasi perlu menciptakan fitur khusus bagi penyandangdisabilitas
Kerjasama pemda dengan perusahaan aplikasi
Peningkatan Akses dan Pemanfaatan Internet
REKOMENDASIKEBIJAKAN3.
Keterbukaan data K/L dan Pemda kepada perusahaan aplikasi.
Pemberdayaan pelaku usaha ekonomi digital yang utuh
Penerapan kebijakan perizinan dan perpajakan secara bertahap
Peningkatan Transformasi Digital
Pengelolaan persaingan usaha
REKOMENDASIKEBIJAKAN4.
Penerapan strategi “jemput bola” oleh BPJS Kesehatan dan BP Jamsostek
Kerjasama antara BPJS Kesehatan dan BP Jamsostek dengan perusahaanaplikasi
Peningkatan Kesadaran akan PentingnyaJaminan Sosial
REKOMENDASIKEBIJAKAN5.
Penundaan legalisasi usaha dalam PP No. 80 Tahun 2019 saat pandemiCOVID-19
Legalisasi usaha bertahap setelah pandemi COVID-19
Penundaan dan Penahapan Legalisasi Usaha