powerpoint
DESCRIPTION
Hirschsprung DIseaseTRANSCRIPT
HIRSCHSPRUNGDISEASE
Pembimbing : dr. Bestari Hutagalung, Sp. B
HIRSCHSPRUNG
Definisi :Kelainan kongenital oleh karena tidak adanya ganglion Parasimpatis Meissner dan Auerbach di kolon, mulai dari Spinchter Ani Interna kearah proksimal, yang diikuti tanda-tanda obstruksi usus
INSIDENS :
Adalah 1 : 5.000 kelahiran hidupFrekwensi pada laki-laki : perempuan adalah 4 : 1
Etiologi
Ada dua teori dasar mengenai defek embriologispenyakit Hirschsprung:
1. teori kegagalan migrasi sel – sel krista neural 2. teori imunologik dan hostile environment
Dalam perkembangan embriologi normal, sel – sel neuroenterik bermigrasi dari krista neural ke saluran gastrointestinal atas mengikuti serabut – serabut vagal yang ada ke kaudal.
Mekanisme terjadinya aganglionosis (Okamoto & Ueda) sel neuroblas terhenti di suatu tempat tertentu dan tidak mencapai rektum
Patofisiologi dan Patologi Sistem persarafan autonom intrinsik GIT: 1. pleksus Auerbach (diantara sirkular &
longitudinal) 2. Pleksus Henle (batas dalam muskularis propia
sirkular)3. pleksus Meissner ( di bawah muskularis
mukosa/ submukosa)
Panjang aganglionosis : Berdasarkan panjangnya daerah yang aganglionerPH dibagi menjadi :1. Ultrashort hanya sepertiga bawah rektum2. Short sampai daerah rektosigmoid3. Long segmen, mencapai kolon desenden4. Subtotal, sampai kolon transversum5. Total seluruh kolon
Gejala dan tanda-tanda :- Keterlambatan mekonium Normal keluar dalam waktu 24 jam
setelah kelahiran. PH 90% kasus mekonium keluar setelah 24 jam, mekonium yang keluar tampak normal berwarna kehijau-hijauan serta dalam jumlah cukup - Distensi abdomen
Tanda-tanda obstruksi usus jelas
DIAGNOSIS, bila ditemukan
- MuntahMuntah berwarna hijau atau fekal di dahului oleh distensi abdomen
- DiareApabila PH pada neonatus timbul
diare, harus waspada akan timbulnya ENTEROKOLITIS
Pemeriksaan Fisik KU. Tampak sesak nafas oleh distensi abdomen Abdomen : Tanda-tanda obstruksi usus jelas
Tanda-tanda peritonis seperti kemerahan, oedem dinding abdomen khususnya di punggung dan genetalia bila terdapat penyulit
Colok dubur Ampula rekti kosong setelah jari di tarik mungkin mekonium atau feses cair akan menyemprot
Pemeriksaan radiologis- Foto polos abdomen– gambaran obstruksi usus letak rendah yaitu
“air fluid levels” pada foto tegak– Daerah pelvis kosong tanpa udara, kecuali
bila telah dilakukan colek dubur.– Pada pasien bayi dan anak, gambaran distensi
kolon dan massa feses lebih jelas terlihat
-Foto Enema Barium
Tanda klasik yang khas pada foto Enema barium penyakit Hirschsprung adalah:
1. segmen sempit di bagian rektum ke proksimal
yang panjang bervariasi
2. zona transisi daerah perubahan segmen
sempit ke segmen dilatasi, terlihat diproksimal
/ daerah penyempitan.
3. segmen dilatasi
Pemeriksaan patologik anatomik Biopsi
Diagnosis ditegakkan bila tidak ditemukan sel ganglion Meissner dan ditemukan penebalan serabut saraf
Prosedur bedah
Tindakan bedah sementara : Kolostomi Tindakan dekompresi: awalnya secara
medik bila tak berhasil dilakukan pembuatan kolostomi di kolon berganglion normal paling distal.
Tujuannya untuk menghilangkan obstruksi usus, mencegah enterokolitis yang dikenal sebagai penyebab kematian utama.
Kolostomi dikerjakan pada:1. Pasien neonatus.
(Karena bedah defenitif langsung tanpa kolostomi menimbulkan banyak komplikasi & kematian)
2. Pasien anak & dewasa yang terlambat di diagnosis. (kolon sangat berdilatasi & terlalu besar untuk dianastomosiskan dengan rektum dalam bedah defenitif. Setelah kolostomi, kolon mengecil setelah 3-6 bulan, anastomosis lebih mudah dikerjakan dan hasil lebih baik.
3. Pasien enterokolitis berat dengan KU berat dengan kolostomi pasien akan cepat mencapai perbaikan keadaan umum.
Tindakan bedah defenitif1. Swenson Prosedur2. Duhamel Prosedur3. Soave Prosedur4. Rehbein Prosedur
1. Prosedur Swenson prosedur pertama yang berhasil. Disebut prosedur rektosigmoidektomi
dilanjutkan dengan abdominoperineal pullthrough .
Anastomosis dilakukan langsung di luar rongga peritoneal.
2. Prossedur Duhamel (retrorectal pullthrough) rektum dipertahankan. Teknik anastomosis dikerjakan berbagai
cara, Pada prosedur Duhamel modifikasi penggunaan stapler linear,
anastomosis puntung rektum dengan kolon proksimal yang ditarik untuk menciptakan rektum “baru” dilakukan langsung dengan stapler.
3. Prosedur Souve (endorectal pullthrough) dilakukan pendekatan abdominoperineal dengan
membuang lapisan mukosa rektosigmoid dari lapisan seromuskular.
4. Prosedur Rehbein reseksi anterior yang diekstensi ke distal sampai
dengan pengangkatan sebagian besar rektum.
Pembedahan definitif berhasil bila penderita dapat defekasi teratur dan kontinen. Pembedahan dapat menimbulkan gangguan fungsi spinchter (inkontinensia, obstipasi berulang)
TERIMA KASIH