powerpoint farmakologi.pptx

36
Farmakolog i KELOMPOK 8 1. Ade Intan 2. Apriyani Ardilawati 3. Desi Arintasari 4. Sunarti Obat Anestesi Dosen Pembimbing : Indah Purwaningsih , M.Farm.,Apt

Upload: sunarti

Post on 24-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: powerpoint Farmakologi.pptx

Farmakologi

KELOMPOK 8

1. Ade Intan2. Apriyani Ardilawati3. Desi Arintasari4. Sunarti

Obat Anestesi

Dosen Pembimbing : Indah Purwaningsih , M.Farm.,Apt

Page 2: powerpoint Farmakologi.pptx

Pengertian

Obat Anestesi adalah (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa"

dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan

rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada

tubuh.

Page 3: powerpoint Farmakologi.pptx

A. Obat Anestesi Lokal Obat Anestesi Lokal adalah Obat yang

mampu menghambat konduksi saraf terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik.

B. Obat Anestesi Umum Obat Anestesi Umum adalah keadaan hilangnya nyeri di seluruh tubuh dan hilangnya kesadaran yang bersifat sementara yang dihasilkan melalui penekanan sistem syaraf pusat karena adanya induksi secara farmakologi atau penekanan sensori pada syaraf.

Page 4: powerpoint Farmakologi.pptx

Macam-Macam Obat Anestesi

A. Obat anestesi lokal digolongkan menjadi dua golongan obat, yaitu :

Anestetik Ester : Kokain , Prokain , Tetrakain, dan Benzokain

Anestetik Amida : Lidokain , Bupivakain , Etidokain , Mepivakain , Prilokain

Page 5: powerpoint Farmakologi.pptx

B. Anestetik Umum dibagi menjadi 2 menurut bentuk fisiknya terdiri dari 2 cara , yaitu :

Anestetik Inhalasi : dibagi lagi menjadi 2 yaitu :• Anestetik Gas : N2O• Anestetik Cair yang Menguap : Dietil Eter ( Eter ) ,

Halotan, Enfluran, Solfluran, Metoksifluran, Isofluran, Sevofluran, Divinil Eter

Anestetik Intravena : dibagi lagi Menjadi 3 yaitu :• Barbiturat : Tiopental, Tiamilal, Metoheksital, Propofol• Benzodiazepin : Etomidat, Diazepam, Midazolam,

Lorazepam• Disosiatif : Ketamin

Page 6: powerpoint Farmakologi.pptx

Mekanisme Kerja Obat Anestesi

A. Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal1. Golongan Anestetik Ester Prokain

Mekanisme Kerja : Prokain dan anestetik local lain dalam badan dihidrolisis menjadi PABA(para amino benzoic acid), yang dapat menghambat daya kerja sulfonamide. Oleh karena itu sebaiknya prokian dan asnestetik local lain tidak diberikan bersamaan dengan terapi sulfonamide.

Page 7: powerpoint Farmakologi.pptx

2. Golongan Anestetik Amida LidokainMekanisme Kerja :

Farmakodinamik

Sebagai obat antiaritmia kelas IB (penyekat kanal natrium) lidokain dapat menempati reseptornya pada protein kanal sewaktu teraktivasi (fase 0) atau inaktivasi (fase 2), karena pada kedua fase ini afinitas lidokain terhadap reseptornya tinggi sedangkan pada fase istirahat afinitasnya rendah.

Farmakokinetik Lidokain di absorbsi dengan baik, tetapi megalami

metabolisme hepatik lintas pertama yang ekstensif walaupun bervariasi; oleh karena itu, penggunaan oral obat ini tidak tepat dan rute intravena yang lebih dipilih.

Page 8: powerpoint Farmakologi.pptx

B. Mekanisme Kerja Anestesi Umum1. Golongan Anestetik Inhalasi • Anestetik Gas N2O

Mekanisme kerja : N2O menyebabkan anestesi umum melalui interaksi dengan membran sel CNS, mekanisme yang pasti tidak jelas.Farmakokinetik :

Rute utama eliminasi N2O adalah melalui pernafasan (exhalasi),tidak mengalami biotranformasi yang bermakna.Farmakodinamik :

Pada SSP : N2O menghasilkan analgesi sesuai dosis ,konsentrasi lebih dari 60% akan menghasilkan amnesia tapi tidak dalam.Sistem kardiovaskuler : N2O mendepresi miokard ringan, dan merupakan agonis sistem simpatis ringan. Laju jantung dan tekanan darah biasanya tidak berubah.N2O menyebabkan peningkatan tahanan vaskuler paru. Pada Sistem Pernafasan : N2O mendepresi pernafasan ringan,walaupun kurang dibanding dengan anestesi inhalasi yang lain.Pemberian 70% merupakan batas limit untuk menjamin FiO2 yang cukup.

Page 9: powerpoint Farmakologi.pptx

• Anestetik Cair yang Menguap Halotan

Kardiovaskuler : depresi miokard bergantung pada dosis, penurunan otomatisitas sistem konduksi, penurunan aliran darah ginjal dan splanknikus dari curah jantung yang berkurang, serta pengurangan sensitivitas miokard terhadap arritmia yang diinduksi katekolamin yang menyebabkan terjadinya hipotensi untuk menghindari efek hipotensi yang berat selama anestesia, perlu diberikan vasokonstriktor langsung seperti fenileprin. Pernafasan : Depresi respirasi terkait dengan dosis yang dapat menyebabkan menurunnya volume tindal dan sensitivitas terhadap pengaturan respirasi yang dipacu oleh CO2. Pemberian bronkodilator poten sangat baik mengurangi spasma bronkus. SSP : Hilangnya autoregulasi aliran darah cerebal yang menyebabkan tekanan intrakranial menurun. Ginjal : Menurunnya GFR, dan berkurangnya aliran darah ke ginjal yang disebabkan oleh curah jantung yang menurun. Hati : aliran darah ke hati menurun. Uterus : menyebabkan relaksasi otot polos uterus berguna dalam manipulasi kasus obstetrik. Metabolisme : sebanyak 80% hilang melalui gas yang dihembuskan, 20% melalui metabolisme hati. Metabolit berupa bromida dan asam trifluoroasetat.

Page 10: powerpoint Farmakologi.pptx

EnfluranMekanisme Kerja Kardiovaskular : depresi miokard bergantung pada dosis, vasodilator arterial, dan sensitisasi ringan miokard terhadap ketekolamin. Respirasi : deprsi pernapasan bargantung pada dosis ; hipoksia ablasia yang disebabkan oleh bronkodilator. SSP : dapat menimbulkan kejang pada kadar enfluran tinggi dengan tekanan PCO2 menurun (hipokarbia); vasodilatasi serebral dengan meningkatnya P intrakranial. Ginjal : aliran darah ginjal dan GFR menurun. Metabolisme : sebanyak 2% enfluran dimetabolisme di hati, metabolit utama, yaitu fluorida mempunyai potensi untuk menimbulkan nefroktosi.

Page 11: powerpoint Farmakologi.pptx

2. Golongan Anestetik Intravena• Barbiturat Tiopental

Mekanisme Kerja : Barbiturat ( Tiopental) terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan sistem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan pusat regulasi, yang beberapa terletak dibatang otak yang mampu mengontrol beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. Pada konsentrasi klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh pada sinaps saraf dari pada akson. Barbiturat menekan transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik (GABA). Mekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter (presinap) dan interaksi selektif dengan reseptor (post inap).

Page 12: powerpoint Farmakologi.pptx

• Benzodiazepin Diazepam Mekanisme Kerja : Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang berkurang.

Page 13: powerpoint Farmakologi.pptx

Midazolam• Mekanisme Kerja : sebagai agonis

benzodiazepin yang terikat dengan spesifisitas yang tinggi pada reseptor benzodiazepin, sehingga mempertinggi daya hambat neurotransmitter susunan saraf pusat di reseptor GABA sentral.2 Midazolam sebagian besar (95%) terikat protein plasma, hanya sekitar 5% berada dalam bentuk fraksi bebas.

Page 14: powerpoint Farmakologi.pptx

Lorazepam Mekanisme Kerja : Farmakokinetik : Lorazepam diabsorsi secara oral dan intramuskuler Absorbsi pada pemberian lorazepam secara intramuskular berlangsung cepat dan lengkap. Waktu paruh singkat (10-20 jam). Konsentrasi puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2 – 3 hari. Eliminasi berlangsung cepat yang diikuti dengan terapi yang tidak berkelanjutan. Efek maksimal muncul 30-40 menit setelah injeksi intravena. Tidak ada metabolit aktif dari lorazepam; dan karena metabolismenya tidak tergantung dari enzim mikrosomal, ada pengaruh yang kurang pada efeknya dari usia atau penyakit hati. Lorazepam dikonjugasikan ke bentuk glukoronida oleh hati menjadi metabolit yang tidak akif. Metabolitnya dieksresikan melalui urin.

Page 15: powerpoint Farmakologi.pptx

• Disosiatif KetaminMekanisme Kerja :Farmakokinetik :Absorbsi : Pemberian ketamin dapat dilakukan secara intravena atau intramuskularDistribusi : Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke seluruhorgan.10 Efek muncul dalam 30 – 60 detik setelah pemberian secara I.V dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar setelah 15 – 20 menit. Jika diberikan secara I.M maka efek baru akan muncul setelah 15 menit.Metabolisme : Ketamin mengalami biotransformasi oleh enzim mikrosomal hati menjadi beberapa metabolit yang masih aktif.Ekskresi : Produk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal.

Page 16: powerpoint Farmakologi.pptx

FarmakodinamikSusunan saraf pusat : Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30 detik pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari (cataleptic appearance), seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang. Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam 5-8 menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan darah intrakranial. Ketamin merupakan suatu reseptor antagonis N-Metil-D-aspartat (NMDA) yang non kompetitif yang menyebabkan :- Penghambatan aktivasi reseptor NMDA oleh glutamat- Mengurangi pembebasan presinaps glutamat- Efek potensial Gamma-aminobutyric acid (GABA)

Page 17: powerpoint Farmakologi.pptx

Dosis Pemberian Obat Anestesi A. Anestetik Lokal• Golongan Anestetik Ester Prokain

Untuk infiltrasi: larutan 0,25-0,5 % dosis maksimum 1000 mg. Bisa ditambah adrenalin (1: 100.000 atau 1:200.000). Dosis untuk blok epidural (maksimum) 25 ml larutan 1,5%. Untuk kaudal 25 ml larutan 1,5%. Spinal analgesia 50-200 mg.

• Golongan Anestetik Amida LidokainLarutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan untuk infiltrasi. 1-2% untuk anestesi blok atau topical, untuk anestesi permukaan tersedia lidokain 2%, 4% atau 10% untuk topical semprot faring-laring (pump spray), 5% bentuk jeli untuk dioleskan di pipa trakea, 5% lidokain dicampur 5% prilokain untuk topical kulit.

Page 18: powerpoint Farmakologi.pptx

B. Anestetik Umum1. Golongan Anestetik Inhalasi • Anestetik Gas N2O

Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi N2O:O2 yaitu 60%:40%, 70%:30%, dan 50%:50%. Dosis untuk mendapatkan efek analgesik digunakan dengan perbandingan 20% : 80%, untuk induksi 80% : 20%, dan pemeliharaan 70% : 30%.

Page 19: powerpoint Farmakologi.pptx

• Anestetik Cair yang Menguap Halotan

Induksi diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide 70%-oxygen mulai dari konsentrasi 0,5% dan secara bertahap dinaikkan sampai konsentrasi 2-4%. (terutama pada anak-anak). Alternatif lain dapat diberikan obat barbiturat yang bekerja cepat dengan dosis hypnosis secara intravena, tetepi penyuntikan dilakukan secara perlahan-lahan karena efek depresi pada system cardiovaskuler dan pernafasan dari obat ini menjadi lebih kuat bila diberikan terlalu cepat, atau obat anestesi intravena yang lain, dan kemudian dilanjutkan dengan inhalasi halothane-oxygen atau halothane – N2O 70% - oxygen dengan konsentrasi sampai 2-4%. Maintenance Untuk mempertahankan stadium anestesi bedah konsentrasi halothane diturunkan menjadi 0,5 - 2,0% bersama oxygen atau N2O 70%.

EnfluranDosis induksi 2-4 %, 5% dikombinasi dengan O2 atau campuran N2-O2. Dosis pemeliharaan 0,5-4 % volume.

Page 20: powerpoint Farmakologi.pptx

2. Golongan Anestetik Intravena• Barbiturat Tiopental

Biasanya dalam bentuk ampul 500 mg atau 1000 mg. Sebelum digunakan dilarutkan dalam aquades steril sampai kepekatan 2,5% (1 ml = 25 mg). Dosis yang biasanya diberikan berkisar antara 3-7 mg/kg.

• BenzodiazepinDiazepam

PO (Dewasa) : 2-10 mg 2-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat sekali sehari.PO (anak-anak > 6 bulan) : 1-2,5 mg 3-4 kali sehari.IM, IV (Dewasa) : 2-10 mg, dapat diulang dalam 3-4 jam bila perlu.

Page 21: powerpoint Farmakologi.pptx

Midazolam Premedikasi : 15 mg oral atau 5 mg IM, anak > 6 bulan 70-100 µg/kgSedasi : 2-7 mg IV (lebih tua : < 4 mg)Terapi intensif : IV 0,03-1 mg/kg/j Induksi : 200-300 mcg/kg IV. Anak > 7 th: 150 mcg/kg IV.

Lorazepam

Jika digunakan untuk premedikasi, dosis 2-4 mg diberikan malam sebelumnya atau pada permulaan hari pembedahan. Amnesia adalah suatu tanda yangmenyertai pemberian obat ini. Saat ini lorazepam IV merupakan drug of choice pada penanganan status epileptikus, karena memiliki durasi yang lebih panjang untuk aksi antilepilepsi dibanding diazepam. Juga bisa digunakan untuk penanganan serangan akut panik yang berat, baik secara IM/IV dengan dosis 25-30 µg/kg (dosis biasa 1,5-2.5 mg). Jalur IM hanya digunakan jika tidak ada jalur lain yang tersedia.

Page 22: powerpoint Farmakologi.pptx

• Disosiatif KetaminKetamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak – anak. Ketamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara I.V atau I.M. Dosis induksi adalah 1 – 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10 mg/Kgbb I.M , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan.Untuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. Pemberian secara intermitten diulang setiap 10 – 15 menit dengan dosis setengah dari dosis awal sampai operasi selesai.3 Dosis obat untuk menimbulkan efek sedasi atau analgesic adalah 0,2 – 0,8 mg/kg IV atau 2 – 4 mg/kg IM atau 5 – 10 µg/kg/min IV drip infus.

Page 23: powerpoint Farmakologi.pptx

Indikasi dan Kontraindikasi

A. Anestetik Lokal1. Golongan Anestetik Ester Prokain • Indikasi : Diberikan intarvena untuk pengobatan

aritmia selama anestesi umum, bedah jantung, atau induced hypothermia

• KontraIndikasi : Pemberian intravena merupakan kontraindikasi untuk penderita miastemia gravis karena prokain menghasilkan derajat blok neuromuskuler. Dan prokain juga tidak boleh diberikan bersama-sama dengan sulfonamide

Page 24: powerpoint Farmakologi.pptx

2. Golongan Anestetik Amida LidokainIndikasi : Dipakai untuk analgesi permukaan, blok infiltrasi, spinal, epidural dan caudal analgesia dan nerve blok lainnya. Juga dipakai secara intravena untuk mengobati aritmia selama anesthesia umum, bedah jantung dan ‘induced hypothermia’. Kontraindikasi : Blok jantung , atau ketiga tingkat kedua (tanpa alat pacu jantung), Parah sinoatrial blok (tanpa alat pacu jantung), Serius reaksi obat yang merugikan atau amida anestesi lokal lidokain, Bersamaan pengobatan dengan kinidina , flecainide , disopyramide, procainamide (Kelas I agen antiarrhythmic), Sebelum penggunaan Amiodarone hidrokloridaHipotensi bukan karena Aritmia, Bradikardi, Dipercepat idioventricular irama, Pacemaker. Umumnya lidokain tidak diberikan pada pasien yang hipovolaemia, dan seharusnya menjadi perhatian jika digunakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, bradikardi atau depresi pernapasan. Lidokain dimetabolisme dihati dan harus diperhatikan pemberian pada pasien yang mengalami kerusakan hati. T1/2 lidokain mungkin diperpanjang pada kondisi kurangnya aliran darah hati seperti gagal jantung atau gagal sirkulasi. Metabolit lidokain mungkin berakumulasi dengan pasien yang mengalami kerusakan ginjal. Injeksi IM lidokain mungkin meningkatkan konsentrasi kreatinin fosfokinase yang dapat mengganggu diagnosa dari Infark myocard akut.

Page 25: powerpoint Farmakologi.pptx

B. Anestetik Umum1. Golongan Anestetik Inhalasi • Anestetik Gas N2O

Indikasi : Anestesi Inhalasi , mengurangi nyeri menjelang persalinan.Kontraindikasi : Pada keadaan timbulnya rongga udara dalam tubuh maka penggunaan gas N2O dihindari misalnya pada keadaan meterorismus, peningkatan tekanan rongga telinga bagian tengah, dan terdapatnya udara dalam rongga kepala misal akibat trauma. Kemudian pada pasien pneumothorak, pneumo mediastinum,obstruksi, emboli udara dan timpanoplasti.

Page 26: powerpoint Farmakologi.pptx

• Anestetik Cair yang Menguap Halotan

Indikasi : Halotan digunakan secara ekstensif dalam anestesia anak karena ketidakmampuanya menginduksi inhalasi secara cepat dan status asmatikus yang refraktur. Kontraindikasi : Halothane tidak boleh diberikan pada mereka yang sebelumnya pernah bereaksi terhadap halothane atau paparan halothane selama 3 bulan terakhir.

EnfluranIndikasi : Anestesi inhalasi (untuk pasien yang tak tahan eter).Kontraindikasi : Pada pasien dengan tekanan intrakranial yang meningkat disertai dengan gangguan patologik intrakranial

Page 27: powerpoint Farmakologi.pptx

2. Golongan Anestetik Intravena• Barbiturat Tiopental

Indikasi : Anestesi sebelum pemberian anestesi lain, juga sebagai anestesi tunggal untuk operasi singkat. KontraIndikasi : Jangan memberikan obat ini kepada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap barbiturat, barbiturat juga kontraindikasi pada pasien dengan porfiria akut,. Iritasi vena dan kerusakan jaringan akan menyebakan nyeri pada saat pemberian melalui I.V.

• BenzodiazepinDiazepam

Indikasi : Keadaan neurotis, psikosomatis, penyakit otot yang bersifat rheumatis dan traumatis, meringankan gejala yang timbul karena penghentian alkohol akut, status epilepticus, pre dan post operasiKontraindikasi : Psikosis berat, kehamilan , galukoma sudut sempit. Bayi prematur, serangan asma akut .

Page 28: powerpoint Farmakologi.pptx

MidazolamIndikasi : Premedikasi, induksi anestesi umum, sedasi.Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap midazolam, glaukoma akut sudut sempit, bayi prematur.

LorazepamIndikasi : Terapi anxietas ( kecemasan ), tetapi tidak digabungkan dengan stress yang dialami setiap hari, sedasi-hipnotik, terapi insomia, memberikan efek antikonvulsan dan amnestic (hanya parenteral), antipanic agent dan antitremor agent ( secara oral), antiemetic pada kemoterapi kanker (hanya parenteral), relaksasi otot.Kontraindikasi : Dilihat dari masalah-masalah dalam pengobatan: intoksikasi alkohol dengan gejala vital yang ditekan (depresi CNS), koma, shock (efek hipnotik atau hiposensitif dari pemberian benzodiazepin secara parenteral). Menimbulkan kematian jika dikonsumsi setelah meminum alkohol.

• Disosiatif Ketamin

Indikasi : Ketamin digunakan terutama pada anak-anak dan dewasa muda untuk tindakan singkat misalnya reposisi patah tulang. Kontraindikasi : penderita dengan kelainan patologi intrakranial, luka mata terbuka, glaukoma, hipertensi dan gangguan psikiatrik .

Page 29: powerpoint Farmakologi.pptx

Efek Samping Obat Anestesi

A. Golongan Anestetik Lokal• Jenis Anestetik Ester

Prokain : Efek samping yang serius adalah hipersensitasi, yang kadang-kadang pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian. Efek samping yang harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain penisilin.

• Jenis Anestetik AmidaLidokain : Efek samping terutama bersifat toksik pada susunan saraf pusat.

Page 30: powerpoint Farmakologi.pptx

B. Golongan Anestetik Umum• Anestetik Inhalasi 1. Anestetik Gas

N2O : Menyebabkan Hipoksia pada akhir anestesi karena obat tersebut berdifusi secara cepat kedalam alveoli sehingga terjadi hipoksia ringan. Menghambat sintesi metiomin yang menyebabkan metabolisme B12 terhambat, Neuropati Perifer.

2. Anestetik Cair yang Menguapa. Halotan : Recovery dari anestesi dengan halothane

terjadi cukup cepat.b. Enfluran : Mempunyai potensi kejang, mual

Page 31: powerpoint Farmakologi.pptx

• Anestetik Intravena a. Barbiturat

Tiopental : Efek samping yang dapat ditimbulkan seperti alergi.

b. BenzodiazepinDiazepam : Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing, mengantuk. Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi, Impaired Cognition. Efek samping yang jarang sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia, angioedema, dll.Midazolam : depresi ringan pada volume tidal, laju napas, dan sensitivitas terhadap CO2, depresi ringan vaskuler sistemik dan curah jantung.

Page 32: powerpoint Farmakologi.pptx

Lorazepam : Mengantuk, pusing, lelah, pandangan kabur, sulit tidur, otot lemah, hilang keseimbangan atau koordinasi, amnesia atau pelupa,sulit berkonsentrasi, mual, muntah, konstipasi, perubahan nafsu makan, ruam pada kulit, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan. Ketergantungan.

c. DisosiatifKetamin : Dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan intracranial. Pada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia.

Page 33: powerpoint Farmakologi.pptx

Cara Mengatasi Efek SampingA. Golongan Anestetik Lokal• Jenis Anestetik Ester

Prokain : Reaksi hipersensitivitas tersebut diakibatkan oleh PABA (para-amino-benzoic acid), yang terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini dapat meniadakan efek antibaktriil dari sulfoamida, yang berdasarkan antagonism persaingan dengan PABA. Oleh karena itu, terapi dengan sulfanomid tidak boleh dikombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.

• Jenis Anestetik AmidaLidokain : 1. Begitu gejala keracunan teridentifikasi, segera hentikan penggunaan lidocaine baik topikal atau parenteral. 2. Pastikan pasien mendapatkan pasokan oksigen yang memadai melalui masker muka atau tabung yang dimasukkan ke dalam tubuh (intubasi). 3. Sistem kardiovaskular pasien harus dipantau dengan cermat.

Page 34: powerpoint Farmakologi.pptx

B. Golongan Anestetik Umum• Anestetik Inhalasi a. Jenis Anestetik Gas ( N2O ) : Pemberian Oksigen, Perawatan lain yang

dapat efektif termasuk TENS (Stimulasi saraf transkutaneous Listrik) dan terapi komplementer.

b. Jenis Anestetik Cair yang Menguap Halotan : 1). Bila obat pelemas otot yang diberikan itu mempunyai efek blokade pada ganglion maka penggunaanya bersama halothane harus dipertimbangkan karena akan memperberat efek hipotensi. 2). diberikan uap hangat ke dalam sirkuit pernafasan selama pembedahan. 3). Halothane sebaiknya diberikan bersama oxygen atau nitrous oxide 70%. . 4). Karena halothane menimbulkan depresi pernafasan maka pemberian obat analgesik opium jangan digunakan untuk premedikasi, kecuali akan dilakukan teknik pengendalian pernafasan selama anestesi. Enfluran : Hal ini dapat dihentikan tanpa gejala sisa dengan mengganti obat anestesi, melakukan anestesi yang tidak terlalu dalam dan menurunkan ventilasi semenit untuk mengurangi hipokapnia.

Page 35: powerpoint Farmakologi.pptx

• Anestetik Intravena a. Barbiturat ( Tiopental ) : Jangan memberikan obat ini kepada

pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap barbiturat.b. Benzodiazepin

Diazepam : Memperhatikan dosis dan rute obat, penanganan secara umum dengan monitoring pernaafasan dan tekanan darah.Midazolam : digunakan bersama dengan opioid dan pada pasien dengan penyakit jalan napas obstruktif.Lorazepam : jangan diminum secara rutin.

c. Disosiatif Ketamin : Efek samping yang tidak diharapkan dari suatu pembiusan itu dapat diatasi dengan pemberian premedikasi (Hall and Clark, 1983).

Page 36: powerpoint Farmakologi.pptx