potensi investasi provinsi sumatera selatan 2011

Upload: irkhamiawan-maruf

Post on 10-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Potensi Investasi Provinsi Sumatera Selatan 2011

TRANSCRIPT

  • POTENSIINVESTASI

    Provinsi Sumatera Selatan

    BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011

    BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011

  • KONDISI UMUM

    LETAK DAN LUAS

    Provinsi Sumatera Selatan secara

    geografis terletak antara 1 sampai 4

    Lintang Selatan dan 102 sampai 106

    Bujur Timur dengan luas wilayah

    87.017.42 km2. Batas batas wilayah

    Provinsi Sumatera Selatan adalah

    sebagai berikut: sebelah Utara

    berbatasan dengan Provinsi Jambi,

    sebelah Selatan berbatasan dengan

    Provinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka

    Belitung, dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

    Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat)

    Kota, dengan Palembang sebagai ibukota provinsi. Pemerintah Kabupaten

    dan Kota membawahi Pemerintah Kecamatan dan Desa/Kelurahan, Provinsi

    Sumatera Selatan memiliki 217 Kecamatan, 367 Kelurahan serta 2.689

    Desa. Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi Kabupaten dengan luas

    wilayah terbesar diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin.

    Tabel Pembagian Wilayah Administratif di Provinsi Sumatra Selatan

    KONDISI FISIK

    Topografi

    Lahan di wilayah pantai timur Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas rawa-

    rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa

    tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Wilayah barat merupakan

    dataran rendah yang luas. Makin masuk ke dalam, wilayahnya semakin

    bergunung-gunung. Bukti Ba-risan membelah Sumatera Selatan dan

    No. Kabupaten/Kota Ibu kota1

    Kabupaten Banyuasin

    Pangkalan Balai

    2

    Kabupaten Empat Lawang

    Tebing Tinggi

    3

    Kabupaten Lahat

    Lahat

    4

    Kabupaten Muara Enim

    Muara Enim

    5

    Kabupaten Musi Banyuasin

    Sekayu

    6

    Kabupaten Musi Rawas

    Muara Beliti Baru

    7

    Kabupaten Ogan Ilir

    Indralaya

    8

    Kabupaten Ogan Komering Ilir

    Kota Kayu Agung

    9

    Kabupaten Ogan Komering Ulu

    Baturaja

    10

    Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

    Muaradua

    11 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura

    12 Kota Lubuklinggau -

    13 Kota Pagar Alam -

    14 Kota Palembang -

    15 Kota Prabumulih -

  • merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900-1.200 meter dari per-

    mukaan laut. Bukit Barisan terdiri atas puncak Gunung Se-minung (1.964

    m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung

    Bengkuk (2.125 m). Sebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng.

    Provinsi Sumatera Se-latan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan

    sungai-sungai tersebut bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai

    Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari

    Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka

    adalah Sungai Musi. Sungai Ogan, Sungai

    Komering, Sungai Lematang, Sungai

    Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Rupit dan

    Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.

    Iklim

    Wilayah Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah dengan curah

    hujan 1.500-3.200 mm/tahun (rata-rata per bulan 195,8 mm). Dalam tahun

    1994 jumlah hari hujan 2.767 mm dengan pembagian bulan-bulan basah

    selama 8 bulan dan bulan-bulan kering 4 bulan (Juni-Sep-tember).

    Temperatur ber-kisar antara 22,6-32,7C, dengan suhu rata-rata 27,1 C,

    pada kelembaban udara rata-rata 75%-89%.

    Jenis Tanah

    Di sebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng yang menurun dan lebih

    curam dari bagian Timur. Daerah-daerah perkebunan/pertanian terutama

    kopi, teh dan sayuran terdapat pada lembah-lembah daerah Bukit Barisan.

    Di Sumatera Selatan terdapat 11 (sebelas) jenis tanah yaitu:

    a) Organosol, di sepanjang Pantai Timur dan dataran rendah.

    b) Litosol, di sepanjang patahan Bukit Barisan dan bentang terjal Danau

    Ranau.

    c) Aluvial, di sepanjang Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai Ogan,

    Sungai Komering dan Bukit Barisan.

    d) Hidromorf, di dataran Musi Rawas dan Muara Enim.

    e) Glei Humus, di sepanjang Pantai Timur dan Dataran Rendah.

    f) Regosol, di sekeliling Pantai Timur, di bentang-bentang terjal Danau

    Ranau dan kerucut Vulkan.

    g) Andosol, di semua kerucut vulkan muda dan pada umumnya jenis tanah

    ini didapati di wilayah dengan ketinggian lebih dari 100 meter di atas

    permukaan laut.

    h) Rendzina, di sekitar Kota Baturaja.

    i) Latosol , pada umumnya di wilayah tanpa bulan kering.

    j) Lateritik, di dataran rendah di sekitar Martapura..

    k) Podzolik, di dataran rendah bukit lipatan pegunungan Bukit Barisan.

    PENGGUNAAN LAHAN

    Tabel : Penggunaan lahan di Provinsi Sumatera Selatan

  • KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA

    Penduduk Provinsi Sumatera

    Sela tan pada tahun 2010

    mencapai 6.782.339 orang atau

    3,06% dari total penduduk

    Indonesia dengan kepadatan

    penduduk 112,47 orang/km2.

    Dari jumlah tersebut, penduduk

    u s i a k e r j a b e r d a s a r k a n

    pendidikan dan jenis kelamin

    disajikan dalam Tabel berikut.

    Tabel .Angkatan Kerja di Provinsi Sumatera Selatan Menurut Pendidikan

    dan Jenis Kelamin Februari 2011

    Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Februari 2011 diolah Pusdatinaker

    Perekonomian Daerah

    Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan triwulan II-2011 sebesar 6,0% (y-

    o-y), meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan sebelumnya,

    perekonomian tumbuh sebesar 5,9% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi

    tersebut ditopang oleh kinerja positif sektor bangunan dan meningkatnya

    investasi. Meningkatnya perekonomian terkonfirmasi oleh survei bisnis

    yang masih menunjukkan perkembangan yang positif seiring tingginya

    harga komoditas unggulan.

    Land Use Area (Ha) Proportion (%)

    Settlement 142,064 1.63

    Rice field 659,748 7.58

    Moor/field 252,338 2.9

    Mixed Garden 297,984 2.28

    Smallholders 1,866,228 21.45

    Large plantation 388,948 4.47

    Embankment 5,846 0.07

    Mining 9,619 0.11

    Shrubs/Imperata 109,236 1.26

    Forest 4,630,717 53.22

    Lake/swamp 293,569 3.37

    Others (rivers, roads, etc.). 145,445 1.67

    Jumlah 8,701,742 100.00

    Pendidikan Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-laki Perempuan

    Jumlah 2.274.090 1.486.136 3.760.226

    = SD 1.119.222 755.364 1.874.586

    SMTP 462.399 294.804 757.203

    SMTA Umum 439.260 234.156 673.416

    SMTA Kejuruan 138.312 69.266 207.578

    Diploma I/II/III/Akademi 43.712 62.817 106.529

    Universitas 71.185 69.729 140.914

  • Secara sektoral, pertumbuhan tahunan tertinggi dicapai oleh sektor

    bangunan. Pertumbuhan ekonomi sektor bangunan sebesar 13,4% (y-o-y)

    dengan andil terhadap laju pertumbuhan PDRB sebesar 1,1%. Akselerasi

    pertumbuhan di sektor ini salah satunya didukung oleh pengerjaan proyek-

    proyek SEA Games XXVI. Selain itu, penyaluran kredit di sektor konstruksi

    dan perumahan mengalami pertumbuhan sebesar 16,26% (y-o-y) mencapai

    angka Rp5,27 triliun.

    Pada sisi penggunaan, laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan didorong

    oleh konsumsi dengan andil sebesar 4,8%. Meskipun berandil tinggi,

    konsumsi secara umum mengalami perlambatan dibandingkan triwulan

    sebelumnya menjadi 6,8% (y-o-y) dari 7,5% (y-o-y). Kondisi tersebut

    terkonfirmasi juga melalui hasil survei konsumen yang menunjukkan

    penurunan indeks konsumsi.

    Net ekspor mengalami perkembangan yang baik secara tahunan. Nilai

    ekspor selama tiga bulan

    terakhir (Maret 2011-Mei

    2011) tercatat meningkat

    sebesar 70,49% (y-o-y)

    sedangkan nilai impor

    menurun 5,30% (y-o-y).

    Berdasarkan komoditas,

    pangsa nilai ekspor terbesar

    didominasi oleh komoditas

    karet dengan negara tujuan

    utama Amerika Serikat.

    Penurunan nilai impor terkait dengan menurunnya impor mesin-mesin yang

    digunakan dalam kegiatan sektor industri pengolahan. Pangsa negara asal

    impor terbesar didominasi oleh Cina.

    Inflasi Palembang pada triwulan II-2011 sebesar 5,10% (y-o-y), sesuai

    dengan proyeksi Bank Indonesia. Inflasi tahunan kota Palembang pada

    triwulan II-2011 relatif stabil dibandingkan dengan inflasi tahunan pada

    triwulan sebelumnya sebesar 5,13% (y-o-y). Tekanan inflasi tahunan tetap

    terkendali baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran. Inflasi tersebut

    sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia pada laporan sebelumnya yang

    sebesar 4,720,5%. Selain itu, inflasi Palembang pada triwulan II-2011 juga

    lebih rendah dibandingkan nasional yang mencapai 6,65% (y-o-y).

    Berdasarkan kelompok barang, kelompok bahan makanan mengalami

    inflasi tahunan tertinggi yaitu sebesar 9,30% (y-o-y), diikuti oleh kelompok

    sandang dan kelompok pendidikan. Kelompok bahan makanan juga

    mengalami penurunan inflasi yang paling tajam dari sebesar 11,72% di

    triwulan I 2011 menjadi 9,30% pada triwulan II-2011. Selain pengaruh tahun

    dasar yang signifikan karena terjadinya anomali iklim yang substansial pada

    tahun lalu, penurunan inflasi kelompok bahan makanan juga dipengaruhi

    oleh penyaluran raskin.

  • Harga pangan di pasar internasional mengalami penurunan temporer.

    Berdasarkan Bloomberg, harga terigu, beras, dan kedelai secara umum

    mengalami penurunan pada triwulan II-2011 ini. Di sisi lain, Food Price

    Index mengalami peningkatan drastis sebesar 39% dibandingkan tahun lalu,

    yang mengindikasikan bahwa penurunan harga pangan yang terjadi hanya

    bersifat musiman, namun excess demand terhadap komoditas pangan secara

    global semakin melebar.

    Pertumbuhan kredit cukup tinggi, dengan akselerasi yang lebih cepat pada

    sektor produktif. Penyaluran kredit/pembiayaan secara tahunan mengalami

    peningkatan sebesar 30,96% (y-o-y) dari Rp30,05 triliun menjadi Rp39,36

    triliun. Andil terbesar pada pertumbuhan kredit secara tahunan

    dikontribusikan oleh penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan. Hal

    ini didukung oleh perkembangan tingkat suku bunga pinjaman yang terdiri

    dari suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi, maupun konsumsi, yang

    secara rata-rata mengalami penurunan. Di sisi lain, resiko kredit sedikit

    meningkat walaupun NPL

    masih rendah.

    Peran fiskal cenderung lebih

    e k s p a n s i f p a d a

    perekonomian. Total realisasi

    belanja daerah mencapai

    Rp983,50 miliar atau sebesar

    27,58% dari anggaran.

    Realisasi belanja t idak

    langsung tercatat sebesar

    34,01% atau sebesar Rp597,33 miliar. Kondisi tersebut di atas pencapaian

    periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 33,26%. Realisasi

    belanja pegawai pada komponen belanja tidak langsung merupakan

    komponen belanja dengan tingkat realisasi paling tinggi yakni sebesar

    42,67%.

    Perkembangan sistem pembayaran mengindikasikan peningkatan aktivitas

    ekonomi secara tahunan. Perputaran kliring di Sumsel pada menunjukkan

    penurunan dalam jumlah warkat maupun nominal dibandingkan triwulan

    sebelumnya. Namun demikian, perkembangan kliring tercatat mengalami

    peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Perkembangan nilai net RTGS pada triwulan laporan mengalami

    peningkatan dan kegiatan perkasan mengalami peningkatan net outflow.

    Jumlah pengangguran pada bulan Pebruari 2011 mengalami penurunan

    3,81% (y-o-y). Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2011 tercatat

    sebesar 14,24% dari jumlah penduduk Sumsel, atau mengalami penurunan

    dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian,

    perkembangan NTP dalam satu tahun terakhir terus mengalami peningkatan.

    Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III-2011

    diperkirakan akan semakin cepat. Pertumbuhan ekonomi tahunan (y-o-y)

  • akan berada pada kisaran 6,31%, atau secara triwulanan (q-t-q) sebesar

    4,21%. Permintaan domestik diprediksi akan mendominasi pertumbuhan

    ekonomi. Produksi yang lebih baik dan penyelesaian proyek Sea Games

    diperkirakan mengkompensasi koreksi harga komoditas unggulan.

    Konsumsi rumah tangga akan meningkat, didorong oleh adanya bulan puasa

    dan Idul Fitri. Konsumsi akan berpengaruh antara lain terhadap sektor

    Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) serta sektor transportasi dan

    telekomunikasi. Tanpa adanya Idul Fitri, konsumsi rumah tangga

    kemungkinan besar akan melambat. Hasil Survei Konsumen pada bulan Juli

    2011 menunjukkan indeks keyakinan konsumen yang menurun, walaupun

    masih dalam area optimis.

    Pengeluaran pemerintah dan investasi diperkirakan meningkat dipicu oleh

    persiapan Sea Games.

    P e n g e l u a r a n

    p e m e r i n t a h a k a n

    t e r d o r o n g o l e h

    penyelesaian proyek-

    proyek Sea Games,

    baik venues maupun

    i n f r a s t r u k t u r

    penunjang. Seiring dengan penyelenggaraan Sea Games, investasi

    diperkirakan akan tetap kuat, khususnya pada sektor PHR.

    Net ekspor diperkirakan mengalami penurunan walaupun masih berada pada

    zona positif. Ekspor diperkirakan akan relatif tetap karena melambatnya

    pertumbuhan permintaan komoditas unggulan. Proyeksi pertumbuhan

    ekonomi negara tujuan ekspor Sumatera Selatan untuk tahun 2011 secara

    umum direvisi ke bawah. Di sisi lain, impor diperkirakan akan relatif stabil.

    Perkembangan net ekspor ini dipengaruhi pula oleh nilai tukar Rupiah yang

    cenderung terapresiasi.

    Pertumbuhan sektor unggulan Sumatera Selatan diperkirakan stabil

    dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga komoditas yang diperkirakan

    menurun pada tingkat tertentu diperkirakan akan dapat terkompensasi

    dengan kuantitas produksi yang lebih besar. Berbeda dengan harga

    komoditas karet dan sawit yang diperkirakan menurun, permintaan batubara

    diperkirakan masih stabil dengan resiko bias ke atas. Secara konsisten,

    kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan akan tetap stabil dengan

    suplai bahan baku yang relatif lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

    Sektor bangunan dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

    diperkirakan menjadi primadona pada triwulan III-2011. Pembangunan

    berbagai venues Sea Games dan sarana penunjang lain ditargetkan akan

    selesai pada bulan September 2011 ini. Karena itu, pembangunan fasilitas

    tersebut akan dipercepat, dan permintaan sektor bangunan akan tumbuh

    lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain itu, relatif stabilnya

    kinerja sektor unggulan Sumatera Selatan, diikuti dengan persiapan Sea

  • Games, akan mendukung percepatan pertumbuhan sektor PHR.

    Tekanan inflasi pada triwulan III 2011 lebih dipengaruhi oleh tekanan yang

    sifatnya musiman. Inflasi tahunan (y-o-y) pada triwulan III-2010 akan

    menurun menjadi 4,870,5%, sedangkan inflasi triwulanan (q-t-q)

    diperkirakan akan meningkat signifikan menjadi 2,270,5%. Inflasi secara

    triwulanan akan dipengaruhi secara signifikan oleh momen bulan Ramadhan

    dan Idul Fitri.

    Tekanan inflasi dari sisi permintaan rendah. Inflasi tahunan dari sisi

    permintaan diperkirakan akan menurun secara tahunan. Hal ini didorong

    oleh menurunnya ekspektasi penghasilan masyarakat dan sedikit koreksi

    pada harga komoditas internasional. Menurunnya tekanan inflasi dari sisi

    permintaan juga dikonfirmasi oleh proyeksi inflasi dengan Phillips Curve

    sederhana. Selain itu, Penurunan harga komoditas internasional secara

    umum berdampak cukup besar terhadap menurunnya tekanan inflasi.

    Tekanan inflasi dari sisi suplai diperkirakan terkendali. Pada periode yang

    sama tahun sebelumnya, tekanan inflasi tinggi secara abnormal karena

    adanya efek anomali iklim yang cukup parah yang mulai terjadi pada

    semester kedua 2010. Curah hujan di Sumatera Selatan secara umum berada

    dalam kisaran rendah sampai dengan normal pada periode Juli-September

    2011. Di samping itu, kondisi stok beras masih mencukupi untuk intervensi

    harga beras.

    Terdapat faktor resiko inflasi yang berasal dari kenaikan harga emas dan

    ekspektasi inflasi. Harga emas sebagai save haven substitusi Dollar Amerika

    Serikat diperkirakan terus meningkat seiring perkembangan harganya di

    pasar internasional yang meningkat karena buruknya kinerja perekonomian

    Amerika Serikat dan terjadinya downgrading rating Amerika Serikat. Selain

    itu, ekspektasi inflasi masyarakat ke depan adalah meningkat, yang

    ditunjukkan oleh hasil Survei Konsumen.

    Kondisi perbankan pada triwulan III 2011 diproyeksikan akan tetap stabil.

    P e n i n g k a t a n D P K

    diperkirakan akan terjadi

    lebih cepat dibandingkan

    penyaluran kredit. Hal ini

    b e r i m p l i k a s i p a d a

    menurunnya uang beredar

    di dalam perekonomian,

    dan dengan kata lain, akan

    terjadi penurunan Loan to

    Deposit Ratio.

    Permasalahan penyaluran

    kredit dalam periode

    triwulan III 2011 akan

  • lebih bersumber dari sisi permintaan. Di sisi konsumen, optimisme

    masyarakat yang menurun atas penghasilan ke depan dapat menurunkan

    permintaan kredit dibandingkan sebelumnya. Selain itu, diperkirakan akan

    terjadi shifting dari sektor pertanian/pertambangan menuju sektor industri

    dan sektor perdagangan yang juga didukung oleh penyelenggaraan Sea

    Games. Di sisi penawaran. Kondisi likuiditas bank tetap baik dan tingkat

    suku bunga pinjaman cenderung mengalami penurunan, seperti halnya pada

    triwulan I dan triwulan II tahun 2011.

    Sarana Dan Prasarana

    Sarana dan prasarana yang dapat menunjang investasi di Provinsi Sumatera

    Selatan disajikan pada Tabel

    Tabel . Sarana dan Prasarana di Provinsi Sumatera Selatan

    No

    Sarana dan Prasarana

    Keterangan

    1.

    Perhubungan Darat

    Perhubungan Darat di Sumatera Selatan melalui jalan

    raya dan jalan (reil) Kereta Api. Panjang jalan di

    Sumatera Selatan sampai dengan tahun 1993

    keseluruhan berjumlah 11.398 ,60 Km yang terdiri dari

    Jalan Negara 928,49 Km, Jalan Provinsi 2.716,58 Km,

    Jalan Kabupaten 7.753.73 Km, sedangkan jalan Kereta

    Api ada dua jalan utama yakni Kertapati Bandar

    Lampung dan Kertapati Lubuk Linggau yang sangat

    memberikan sumbangan terhada p angkutan barang dan

    penumpang. Dalam kegiatan angkutan Penumpang dan

    Barang tahun 1995 terdapat 44.690 kendaraan terdiri

    dari 4.883 bus dan 30.698 mobil barang dan 6.118 jenis

    lainnya.

    2.

    Perhubungan Udara

    Pelabuhan Udara (Bandara) di Sumatera Selatan

    terdapat di lima tempat yaitu: Bandara Sultan Mahmud

    Badaruddin II di PalembangBandara Pangkal Pinang di

    Pangkal Pinang

    Bandara Bulu Tumbang di Tanjumg Pandan

    Bandara Silampari di Lubuk Linggau

    Bandara Danau Ranau di Ranau Ogan Komering Ilir

    3.

    Perhubungan Sungai

    Sungaisungai di Sumatera Selatan berfungsi ganda

    baik sebagai sumber air dan pengairan di daerah

    daerah maupun sebagai penghubung bagi desa/kota

    yang terletak di sepanjang sungai, jenis alat angkutan

    sungai yang dipakai terdiri dari : perahu juku ng, kapal

    gandeng, motor ketek stempel dan perahu.

    4. Listrik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan

    Bengkulu juga dikenal sebagai PT PLN (Persero) WS2JB,

    memainkan peran yang besar bagi percepatan

    pertumbuhan perekonomian di ketiga Provinsi. Melalui

    potensi jasa tenaga listriknya PT PLN (Persero)

    mencoba memberikan semangat pembangunan

    berkelanjutan yang mampu membuka isolasi wilayah -

    wilayah tertinggal di dalam pembangunan dan

    perekonomian masyarakat dan industrinya.

    5. Telekomunikasi Sarana telekomunikasi di sumatera selatan sudah

    menjangkau daerah terpencil,sehingga mempermudah

    untuk mendapatkan informasi

  • POTENSI INVESTASI YANG TERSEDIA

    Sebaran potensi investasi di Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada

    Gambar 82.

    Peta Potensi Investasi Provinsi Sumatera Selatan

  • Gambar 82. Peta Potensi Investasi Provinsi Sumatera Selatan(Lanjutan)

    Bidang Pangan

    A. Pengembangan Industri Pengolahan Beras/Padi

    Dari total produksi padi Sumatera Selatan tahun 2005 sebesar 2.320.110 ton

    gabah kering giling (GKG), kontribusi terbesar diperoleh dari lahan sawah

    yaitu 2.148.182 ton GKG (92,6%). Sumatera Selatan tergolong wilayah

    surplus beras sebanyak 484.088 ton.

    Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lahan yang tersedia

    secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi

    dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani

    mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin

    pertanian, maka ke depan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi

    padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton beras. Hal ini sangat

  • tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur

    jaringan irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana

    yang cukup besar yakni mencapai Rp 3,3 Triliun. Pertambahan produksi ini

    akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan

    petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pem-erintah untuk meningkatkan

    pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

    B. Pengembangan Industri Pengolahan Jagung Dan Ubi Kayu

    Tabel 130 menunjukkan produksi komoditas pertanian di Sumatera Selatan

    yang dapat menjadi potensi investasi pengembangan industri pengolahan

    Jagung dan Ubi Kayu. Produksi Jagung dan Ubi Kayu yang dihasilkan dari

    lahan pertanian di Sumatera Selatan merupakan bahan baku industri

    pengolahannya, sehingga dapat meningkatkan nilai jual komoditas

    pertanian tersebut.

    Tabel . Capaian Produksi 2005 dan Sasaran Produksi 2009 Sektor Pertanian

    di Sumatera Selatan

    C. Pengembangan Industri Pengolahan Sayur (cabe merah, kacang

    panjang, terong)

    Sumatera Selatan memiliki keragaman produksi tanaman hortikultura

    seperti sayuran dan buah-buahan. Pada tahun 2009, terdapat 23 jenis

    komoditas sayuran yang ditanam di berbagai daerah kabupaten/kota.

    Sedangkan daerah yang menjadi sentra produksi sayuran adalah OKU

    Timur, Banyuasin, Muara Enim serta OKI. Total luas panen tanaman sayuran

    tahun 2009 mencapai 26.304 hektar. Produksinya sebesar 1.666.875 ton.

    Tiga daerah utama penghasil sayuran adalah kabupaten Ogan Komering Ulu

    Timur, Ogan Komering Ilir dan Muara Enim. Secara keseluruhan, produksi

    buah-buahan di Sumatera Selatan tahun 2009 mencapai 5.770.559 ton,

    No Komoditas UtamaProduksi (Ton)

    Sasaran 2009 Capaian 2005

    Tanaman Pangan

    1 Beras >2juta 1.466.310

    2 Jagung

    200.000

    75.566

    3 Kacang Tanah

    10.564

    9.754

    4 Ubi

    Kayu

    214.005

    179.953

    5 Ubi Jalar

    30.771

    24.464

    Hortikultura

    1 Cabe

    32.635

    18.661

    2 Kubis

    224.000

    4.975

    3 Kentang

    5.100

    758

    4 Duku

    56.875

    48.848

    5 Nanas

    320.000

    214.357

    6 Jeruk

    193.800

    179.852

    7 Durian

    68.000

    48.503

    8 Manggis 3.000 2.2799 Salak 660 583

    10 Alpukat 4.834 4.647

  • dengan luas panen mencapai 23.249 hektar.

    Daerah yang menjadi sentra produksi sayuran adalah OKU Timur,

    Banyuasin, Muara Enim serta OKI. Total luas panen tanaman sayuran tahun

    2009 mencapai 26.304 hektar.Produksinya sebesar 1.666.875 ton.

    D. Pengembangan Industri Pengolahan dan Pengemasan Hasil Buah-

    Buahan (durian, pisang, dukuh)

    Luas panen, rata-rata produksi per hektar, dan produksi tanaman buah-

    buahan menurut komoditas di Provinsi Sumatra Selatanpada tahun 2009

    disajikan pada Tabel 131. Hasil buah-buahan merupakan potensi bidang

    pangan yang dapat dikembangkan di Sumatera Selatan.

    Tabel . Luas Panen, Rata-Rata Produksi Per Hektar, dan Produksi Tanaman

    Buah-Buahan Menurut Komoditas di Provinsi Sumatra Selatan pada Tahun

    2009.

  • E. Pengembangan Industri Pengolahan Tebu

    Komoditas tebu merupakan salah satu potensi pangan di Sumatera Selatan

    terutama di Kabupatean Ogan Ilir dan Kabupaten Ogan Komering Ilir seperti

    disajikan pada Gambar 83 di bawah ini.

    Gambar . Peta Pengembangan Industri Pengolahan Tebu di Provinsi Sumatera Selatan

    Luas lahan di Kabupaten Ogan Ilir yang telah digunakan untuk perkebunan

    tebu adalah 13.481 Ha dan di Kabupaten Ogan Komering Ilir seluas 12.479

    Ha.

    Tabel . Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Tebu

    F. Pengembangan Industri Hasil Ternak (sapi potong, ayam, kerbau)

    dan industri pengolahannya

    Hasil ternak di Sumatera Selatan, baik berupa sapi potong, ayam, atau kerbau

    menjadi potensi yang menjanjikan untuk berinvestasi di wilauah ini.

    Pembangunan industri pengolahan yang dapat meningkatkan nilai jual

    produk sangat diperluakan mengingat potensi produksi bahan baku yang

    No

    Kabupaten/Kota Luas Lahan yang Telah Digunakan

    (Ha)

    1

    Kabupaten Ogan Ilir

    13.481

    2 Kabupaten Ogan Komering Ilir 12.479

  • sangat baik seperti tersaji pada Tabel 133.

    Tabel . Produksi Daging, Telur, dan Susu di Provinsi Sumatra Selatan, 2005 -

    2009

    G. Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar Dan Pengolahannya

    Produksi perikanan air tawar di Sumatera Selatan dari tahun ke tahun terus

    mengalami peningkatan (Tabel 134). Produk pangan ini merupakan potensi

    yang dapat ditawarkan kepada investor untuk menanamkan investasinya di

    Sumatera Selatan.

    Tabel . Produksi Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perikanan di

    Provinsi Sumatra Selatan (ton), 2009

  • Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan lokasi-lokasi pengembangan

    industri kelapa sawit, baik pengolahan kelapa sawit itu sendiri maupun

    minyaknya (CPO). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai lokasi

    pengembangan masing-masing beserta keterangan luas lahan yang telah

    dimanfaatkan pada Tabel

    Gambar . Peta Pengembangan Industri Pengolahan Kelapa Sawit & Pengolahan CPO

  • Tabel . WilayahPotensi Pengembangan Komoditi Kelapa Sawit

    Bidang Energi

    A . Pembangunan PLTU Batubara Mulut Tambang HVDC

    Batu bara Sumatera Selatan, 62 % didominasi oleh batu bara jenis lignit

    (high moisture and low heating value) yang cocok untuk kebutuhan PLTU

    Mulut Tambang. Saat ini pemakaian batu bara untuk industri dan rumah

    tangga masih terus dikembangkan, dan diperkirakan di masa mendatang

    pemanfaatan batu bara akan berkembang sehingga dengan dikenalnya

    teknologi pengembangan batu bara (UBC dan Liquefaction),

    berkembangnya pengguna briket, dan semakin mahalnya harga BBM.

    Salah satu prioritas Pembangunan Sumatera Selatan sebagai Lumbung

    Energi Nasional, adalah pemanfaatan potensi energi batu bara terutama

    berkalori rendah. Ada empat alasan mengapa batu bara menjadi kebijakan

    energi daerah Sumatera Selatan yaitu:

    1)Dengan cadangan batu bara mencapai 22,24 milyar ton, produksi nasional

    diprediksi mencapai 300 juta ton pada tahun 2025. Sedangkan saat ini tingkat

    produksi Sumatera Selatan baru mencapai 10 juta ton, sehingga mempunyai

    peluang besar untuk meningkatkan produksinya menjadi 50 juta ton

    perbtahun untuk waktu lebih dari 400 tahun.

    2)Batu bara telah ditetapkan sebagai sumber energi alternatif pengganti

    BBM hingga mencapai 33% komposisi energy mix nasional pada tahun

    2025.

    3)Batu bara mempunyai keunggulan dibanding energi lain, yaitu dapat

    digunakan langsung dalam bentuk padat atau diproses menjadi cair.

    Harga jual batu bara sampai saat ini masih kompetitif dibanding dengan

    No

    Nama Daerah

    Luas Lahan yang sudah Digunakan

    (Ha)

    1

    Kabupaten Banyuasin

    106.546

    2

    Kabupaten Lahat

    45.994

    3

    Kabupaten Muaraenim

    68.095

    4

    Kabupaten Musibanyuasin

    162.501

    5

    Kabupaten Musirawas

    102.119

    6

    Kabupaten Ogan Ilir

    12.981

    7

    Kabupaten Ogan Komering Ilir

    119.526

    8 Kabupaten Ogan Komering Ulu 39.825

    9Kabupaten Ogan Komering Ulu

    Timur 31.874

    10 Kota Lubuklinggau 60

    11 Kota Prabumulih 1.120

    Jumlah 690.641

  • sumber energi lain.

    B. Pembangunan Bahan Bakar Nabati

    Sejak tahun 2010, PT. Pertamina (Persero) secara perlahan sudah berencana

    mengimplementasikan penggunaan biofuel atau bahan bakar nabati sebagai

    energi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang kian hari kian menipis.

    Manajemen Pertamina menargetkan pada tahun tersebut sekitar 20 SPBU

    yang ada di Palembang dan 115 SPBU yang ada di Sumatra Selatan sudah

    mengimplementasikan penggunaan biofuel.

    Menurut pihak Pertamina, biosolar adalah yang akan digunakan sebagai

    pengganti solar. Bahanbakar fosil tersebut sudah tidak dapat diperbaharui

    dibutuhkan alternatif biofuel yang dapat diperbaharui. Pertimbangannya,

    daripada bahan bakar fosil, biofuel adalah sumber energi yang bisa

    diperbaharui dan berkelanjutan, juga salah satu dari sedikit teknologi yang

    menggantikan penggunaan bahan bakar minyak untuk transportasi.

    Adapun bahan baku untuk sumber biofueltersebut adalah sawit (palm), jarak

    (jatropha), sorgum, jagung, tebu,dan singkong (casava).Sumber biofuel ini

    dapat diperbaharui dan suplai dapat disediakan sesuai yang dibutuhkan

    sehingga secara teori jumlahnya tidak terbatas dan aman.

    C. Pengembangan Galian C (batu bara, Tanah liat, batu Kapur, Pasir,

    andesit)

    Sumatera Selatan memiliki potensi alam yang cukup banyak dengan

    cadangan yang masih belum dikelola dan menuggu kedatangan para investor

    untuk mengelolanya. Saat ini beberapa peluang investasi yang diprioritaskan

    untuk ditawarkan adalah :

    1. Minyak Bumi

    Potensi minyak bumi di Sumatera Selatan mempunyai cadangan 5.034.082

    MSTB Produksi ekploitasi pertamina dan mitranya selama 1998 2002 baru

    rata-rata 3.718.720 barrel per hari.

    2. Gas Alam

    Cadangan gas alam yang ditemukan di kabupaten Musi Banyuasin, Lahat,

    Musi Rawas dan Ogan Komering Ilir mencapai 7.238 BSCF. Produksi

    ekploitasi 4 tahun terakhir baru rata-rata 2.247.124 MMSCF. Gas alam ini

    dapat dijadikan bahan pembangkit tenaga listik, produk plastik dan pupuk.

    3. Batu Bara

    Cadangan batubara di Sumatera Selatan 18,13 milyar ton. Lokasi batubara

    terdapat di kabupaten Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin dan Musi Rawas.

    Mutu cadangan batubara pada umumnya berjenis lignit dengan kandungan

  • kalori antara 4800-5400 Kcal/kg.

    Cadangan batubara tersebut baru dikelola PT Bukit Asam dam dan PT Bukit

    Kendi pada lokasi Kabupaten Muara Enim. ;Sedangkan cadangan sebanyak

    13,07 Milyar Ton belum dikelola sama sekali.

    4. Pembangkit Tenaga Listrik

    Daya tampung saat ini 411,975 KW. Saat ini PLN masih defisit lebih kurang

    ;90 Mega Watts. Kebutuhan setiap tahun meningkat. Diprediksi tahun 2012

    defisit PLN di Sumatera Selatan akan mencapai 291,91 Mega Watt.

    Potensi sumberdaya energi Sumatera Selatan seperti minyak bumi, gas

    bumi, batu bara dan panas bumi tersebar dan berlimpah merupakan modal

    dasar dalam mewujudkan Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi

    khususnya melalui Pembangunan Ketenagalistrikan dan penyediaan energi

    bahan bakar dan industri.

    Pembangunan ketenagalistrikan di Sumatera Selatan melalui Pembangunan

    Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Listrik Tenaga Uap (PLTU) di mulut

    tambang dengan bahan bakar batu bara nilai kalori rendah yang potensinya

    berlimpah akan menjawab kelangkaan listrik di Jawa dan Sumatera yang

    saat ini dalam kondisi kritis selain untuk kebutuhan ekspor ke Malaysia dan

    pengembangan pemanfaatan BBG untuk industri, komersial dan rumah

    tangga serta transportasi yang relatif banyak.

    Bidang Infrastruktur

    A. Pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya

    Pembangunan jalan Tol Patunglaya (Palembang Betung Indralaya)

    sepanjang 73,6 km dengan lebar jalan 47,5 km akan dilaksanakan dengan

    pola BOT selama 35 tahun. Pembangunan jalan tol tersebut diperkirakan

    membutuhkan investasi sebesar US$105 juta yang dialokasikan untuk

    pembebasan lahan sebesar US$ 6 juta dan pembangunan kontruksi fisik jalan

    tol sebesar US$ 99 juta.

    B. Pembangunan Jaringan Kereta Api Tanjung Enim-Baturaja

    Pemerintah merencanakan untuk membangun sarana transportasi

    menggunakan kereta api di dua wilayah penghasil batubara tersebut untuk

    memudahkan pengangkutan batubara keluar dari wilayah produksi untuk

    tujuan ekspor maupun domestik. Untuk wilayah Sumatera, akan dibangun

    jalur lintasan kereta api yang menghubungkan Tanjung Enim ke Baturaja-

    Tarahan.

    C. Pembangunan Jaringan Kereta Api Lahat-Kertapati

    Palembang memiliki Stasiun Kertapati yang terletak di tepi sungai Ogan,

  • Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah Palembang dengan Bandar

    Lampung, Tanjung Enim, Lahat, dan Lubuklinggau. Untuk pengembangan

    pelayanan perkereta-apian ini, akan dibangun pula jalur yang

    menghubungkan stasiun ini dengan wilayah Lahat.

    Proyek pembangunan ini berupa rel kereta api angkutan batubara disertai

    coal treminal dan akan melewati tiga kabupaten, yaitu Tanjung Enim, Lahat,

    dan Banyuasin. Waktu pengerjaan pembangunan rel kereta api direncanakan

    akan memakan waktu selama 3640 bulan dan dapat digunakan pada tahun

    2013. Melalui pembangunan jalur kereta dan coal terminal ini akan

    membuka sekitar 100 ribu lapangan kerja.

    D. Pembangunan Terminal Multi Moda Karya, Palembang

    Proyek Terminal Multi Moda Karya Jaya di Kota Palembang merupakan

    proyek yang mengintegrasikan beberapa moda transportasi, yang terdiri

    dari Angkutan Kereta Api (antara Kota Palembang dengan Kota Lampung,

    Lubuk Linggau dan Pelabuhan Laut Tanjung Api-api), Angkutan Air/Bus Air

    di Sungai Musi dan Angkutan Bus Kota (dalam dan luar kota). Selain itu,

    Terminal Multi Moda Palembang juga akan dilengkapi dengan gudang kargo

    dan kompleks pertokoan.

    E. Pembangunan Jalan Tol& kawasan Terpadu Patunglaya

    Pembangunan jalan Tol Patunglaya (Palembang Betung Indralaya)

    sepanjang 73,6 km dengan lebar jalan 47,5 km akan dilaksanakan dengan

    pola BOT selama 35 tahun. Pembangunan jalan tol tersebut diperkirakan

    membutuhkan investasi sebesar US$105 juta yang dialokasikan untuk

    pembebasan lahan sebesar US$ 6 juta dan pembangunan kontruksi fisik jalan

    tol sebesar US$ 99 juta.

    F. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-Api

    Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api di Provinsi Sumatera Selatan

    dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan pelabuhan baru untuk

    menggantikan peranan Pelabuhan Boom Baru yang saat ini dinilai memiliki

    sejumlah permasalahan seperti :

    a) Jarak ke ambang luar/muara relatif jauh ( 60 mil = 108 km).

    b) Kedalaman alur sangat tergantung dengan pasang surut.

    c) Hanya dapat dilayari selama 6 jam per hari (ketika pasang naik) oleh

    kapal yang memiliki draft < 7 m dan kapasitas

  • pelabuhan sulit diperluas karena terbatas oleh lebar sungai.

    f) Alternatif pengganti Pelabuhan Boom Baru hanya ada di Kawasan

    Tanjung Api Api (tidak ada alternatif wilayah lain).

    g) Pelabuhan Boom Baru sulit untuk dijadikan pelabuhan utama di

    Sumatera Selatan yang berfungsi sebagai outlet-inlet hasil produksi

    komoditas strategis/andalan Sumatera Selatan : Migas, batu bara,

    karet, minyak CPO, Pupuk, semen, kayu olahan, pulp, pertanian serta

    produk lainnya.

    Pembangunan pelabuhan ini akan meliputi pembangunan dermaga, gudang,

    pelabuhan container, serta fasilitas-fasilitas yang ada di lingkungan

    pelabuhan. Pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api meliputi pelabuhan

    laut dan pelabuhan penyeberangan dengan luas area 122 Ha dan biaya

    investasi Rp 8,00 triliun.

    Alternatif lahan untuk pelabuhan Tanjung Api-Api, yaitu (a) alternatif-1 di

    lahan yang sudah mendapatkan persetujuan Menteri Kehutanan seluas 600

    ha dan (b) di atas lahan reklamasi seluas 2.250 ha.

    G. Pengembangan Jalur Kereta Api Stasiun Simpang-Tanjung Api-Api

    Pembangunan Jaringan Rel Kereta Api Lintas Stasiun Simpang Tanjung

    Api-Api Provinsi Sumatera Selatan, sepanjang sekitar 87 km.

    H. Pengembangan Jembatan Musi 3

    Pembangunan Jembatan Musi III sudah harus dilaksanakan sebab

    keberadaan Jembatan Ampera dan Musi II sudah tidak mampu lagi

    menopang arus lalu lintas dari dua arah, yakni dari Seberang Ulu dan

    Seberang Ilir. Selain tiu, pembangunan Jembatan Musi 3 sendiri sangat

    penting bagi pertumbuhan perekonomian Sumsel. Proyek pembangunan

    Jembatan Musi III ini akan segera diwujudkan pada tahun 2012. Dana

    pembangunan merupakan pinjaman dari pemerintah China sebesar Rp 1

    triliun. Pembangunan jembatan tersebut mendapat dukungan penuh dari

    DPRD Sumsel Dapil I wilayah Palembang.

    I. Pembangunan Objek-Objek Wisata

    Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya memiliki banyak

    tempat bersejarah yang menarik untuk dijadikan obyek wisata. Beberapa

    tempat wisata yang terdapat di sini adalah:

    1) Benteng Kuto Besak: terletak di pusat kota Palembang di pinggir

    sungai Musi.

    2) Danau Ranau: terletak di Desa Banding Agung Kabupaten OKU

    Selatan yang mempunyai panorama sangat indah.

    3) Gunung Dempo: terletak di kota Pagaralam.

  • 4) Danau Ranau: berlokasi di daerah Banding Agung, sekitar 125 km dari

    Baturaja ibu kota dari Kabupaten OKU.

    5) Danau Raya: berlokasi di dekat desa Karang Anyar di daerah Muara

    Rupit, sekitar 80 km dari Lubuk Linggau.

    6) Goa Putri: terletak di pinggir desa Padang Bindu, Kecamatan

    Pengadonan sekitar 35 Km dari Baturaja.

    Air Terjun Curug Tenang: air terjun ini merupakan air terjun tertinggi di

    Sumatera Selatan, lokasinya di dekat desa Bedegung di Tanjung Agung

    sekitar 60 km dari Kabupaten Muara Enim.

    I. Pembangunan Rumah Sakit Internasional di Palembang

    Corporate Social Responsibility (CSR) Grup Lippo bekerja sama dengan

    Pemerintah Provinsi Sumetara Selatan untuk mendirikan Rumah Sakit

    Internasional Siloam di Palembang, Sumatera Selatan. Rumah sakit ini

    rencananya akan dibangun di atas Lapangan Parkir Bumi Sriwijaya yang

    diapit Jalan POM IX Palembang dan Jalan Angkatan 45, tepatnya di pojok

    kanan depan lapangan parkir undermall di kawasan Kampus POM IX

    Palembang.

    Rumah sakit ni merupakan satu-satunya rumah sakit swasta bertaraf

    internasional yang telah terakreditasi di Kementerian Kesehatan RI dan akan

    menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi peserta SEA Games ke-26 di

    Palembang, November 2011 nanti. Rumah sakit berstandar internasional ini

    akan selesai dibangun sebelum pelaksanaan SEA Games XXVI November

    2011 mendatang.

  • Potensi Investasi Provinsi Sumatera Selatan

  • BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011

    BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

    2011