potensi investasi provinsi nusa tenggara barat 2012

Upload: lusi-swastika-dewi

Post on 14-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Potensi Investasi Provinsi Nusa Tenggara Barat 2012

TRANSCRIPT

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 1

    A. GAMBARAN WILAYAH

    A.1. Letak dan Batas Wilayah

    Secara geografis NTB terletak antara 08 10-09 05 Lintang Selatan dan 115 46-119 05

    Bujur Timur. NTB merupakan propinsi kepulauan dengan dua pulau utama: Lombok dan

    Sumbawa. Terdapat pula sekurangnya 332 pulau-pulau kecil dengan panjang garis pantai yang

    terbentang seluas 2.333 kilometer. Dari 332 pulau-pulau kecil tersebut, sekitar 282 pulau

    diantaranya telah memiliki nama. Luas daratan NTB terbentang sepanjang lebih dari 20 ribu

    kilometer persegi. Sementara luas perairan lautnya terhampar hampir 30 ribu kilometer persegi.

    Luas daratan Pulau Lombok hampir mencapai 5 ribu kilometer persegi. Ini sekitar 23,51 persen

    dari luas total daratan NTB. Batas batas wilayah NTB sebagai berikut :

    Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia

    Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok / Prop. Bali

    Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sape / Propinsi NTT

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 2

    Tabel A-1 Luas Wilayah

    No Luas Wilayah Satuan (Km2) Prosentase terhadap luas

    keseluruhan (%)

    1 Luas daratan 16.424,14 20,10

    2 Luas laut 65.301 79,90

    A.2. Topografi

    Kondisi topografi NTB bervariasi dari nol sampai dengan 3.726 meter dari permukaan laut

    untuk Pulau Lombok, sedangkan Pulau Sumbawa mulai dari nol sampai 2.755 m dari permukaan

    laut. Berdasarkan ketinggian wilayah, fisiografi NTB dapat diklasifikasikan datar, landai,

    bergelombang dan bergunung gunung. Di Pulau Lombok terdapat jajaran gunung Rinjani,

    Mareje, Timanuk, Nangi, Perigi, Plawangan, Baru. Sedangkan di Pulau Sumbawa terhampar

    deretan Gunung Batu Lanteh, Tukan, Jaran Pusang, Soromandi/ Donggo, Tambora, Dadu, Pajo

    dan Gunung Sambi. (sumber : bappedantb.go.id).

    A.3. Iklim dan Cuaca

    Berdasarkan data statistik dari lembaga meteorologi, temperatur maksimum pada tahun

    2011 berkisar antara 30,9 32,1 C, dan temperatur minimum berkisar antara 20,6 - 24,5 C.

    Temperatur tertinggi terjadi pada bulan September dan terendah ada bulan Nopember. Sebagai

    daerah tropis, NTB mempunyai rata rata kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara 48 - 95 %.

    A.4. Pembagian Wilayah

    Tabel A-2 Banyaknya Kecamatan dan Desa Menurut Kabupaten/ Kota

    No. Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa/ Kelurahan

    1 Lombok Barat 10 123

    2 Lombok Tengah 12 139

    3 Lombok Timur 20 215

    4 Sumbawa 24 166

    5 Dompu 8 79

    6 Bima 18 178

    7 Sumbawa Barat 8 64

    8 Lombok Utara 5 33

    9 Kota Mataram 6 50

    10 Kota Bima 5 38

    T O T A L 116 1.085

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 3

    Tabel A-3 Luas Wilayah Daratan dan Perairan Laut pada setiap Kabupaten/ Kota di Propinsi NTB

    No. Kabupaten/Kota Daratan Lautan

    Km2 *) % Km2 *) %

    1. Kab. Lombok Barat 1.649 8,18 1.353 4,64

    2. Kab. Lombok Tengah 1.428 7,08 398 1,36

    3. Kab. Lombok Timur 1.606 7,97 1.074 3,68

    4. Kab. (Sumbawa + Sumbawa Barat) 8.493 42,14 4.913 16,85

    5. Kabupaten Dompu 2.325 11,53 1.298 4,45

    6. Kab. Bima dan Kota Bima 4.597 22,82 3.760 12,90

    7. Kota Mataram 56 0,28 57 0,20

    8. Kewenangan Propinsi NTB - - 16.307 55,92

    Total 20.154 100,00 29.160 100,00

    Sumber : BAPPEDA Propinsi NTB, tahun 2003 *) Angka Pembulatan

    B. KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA

    B.1 Kependudukan

    Tabel B-1. Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Kabupaten/ Kota Menurut Jenis Kelamin

    Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2006-2010

    Kabupaten/ Kota Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

    Lombok Barat 293.528 306.458 599.986 104,41

    Lombok Tengah 407.079 453.13 860.209 111,31

    Lombok Timur 515.148 590.434 1.105.582 114,61

    Sumbawa 212.185 203.604 415.789 95,96

    Dompu 110.665 108.308 218.973 97,87

    Bima 218.759 220.469 439.228 100,78

    Sumbawa Barat 58.274 56.677 114.951 97,26

    Kota Mataram 199.332 203.511 402.843 102,10

    Kota Bima 70.009 72.570 142.579 103,66

    Lombok Utara 98.667 101.405 200.072 102,77

    Jumlah 2010 2.183.646 2.316.566 4.500.212 106,09

    2009 2008 2007

    2.119.538 2.084.364 2.043.689

    2.314.474 2.279.392 2.248.802

    4.434.012 4.363.756 4.292.491

    109,20 109,36 110,04

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional

    B.2 Struktur Angkatan Kerja

    Bila dilihat berdasarkan Struktur Angkatan Kerja Berdasar Tingkat Jenis Pendidikan 2011,

    kelompok yang terbesar adalah berasal dari jenjang pendidikan SD yaitu dengan total 1.139.751

    jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar 646.660 jiwa dan perempuan 493.091 jiwa.

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 4

    Tabel B-2 Struktur Angkatan Kerja Berdasar Tingkat Jenis Pendidikan 2011

    Pendidikan Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-laki Perempuan

    Jumlah 1.183.689 778.551 1.962.240

    SD 646.660 493.091 1.139.751

    SMTP 176.584 96.869 273.453

    SMTA Umum 210.591 92.660 303.251

    SMTA Kejuruan 51.831 21.748 73.579

    Diploma I/II/III/Akademi 18.356 26.008 44.364

    Universitas 79.667 48.175 127.842

    Sumber : Pusdatin Naker

    C. INFRASTRUKTUR

    C.1 Transportasi Darat

    Panjang jalan nasional danPropinsi di NTB sampai akhir 2010 mencapai 2.474,5 km.

    Berdasarkan klasifikasi jalan, 632,17 km merupakan jalan nasional dan 1.772,27 km merupakan

    jalan Propinsi. Dilihat dari kondisi jalan tersebut, jalan yang kondisinya baik mencapai 45,61

    persen dengan kelas jalan adalah Kelas III. Jumlah jembatan Negara dan jembatan Propinsi pada

    tahun 2010 mencapai 1.305 buah dengan panjang mencapai 20.029 meter.

    Tabel C-1 Status dan Keadaan Jalan Negara Serta Jalan Propinsi Nusa Tenggara Barat

    No. Keadaaan

    Status Jalan

    Jalan Negara (Km) Jalan Propinsi (Km)

    2009 2010 2009 2010

    1 Jenis Permukaan

    a. Aspal 601.83 632.17 1,331.38 1,346.58

    b. Kerikil 224.22 131.84

    c. Tanah 142.03 155.65

    d. Tidak dirinci 144.7 138.2

    Jumlah / Total 601.83 632.17 1,842.33 1,772.27

    2 Kondisi Jalan (HRS + Lapen & Kerikil + Tanah)

    a. Baik 340.63 340.63 456.8 467.53

    b. Sedang 95.89 95.89 434.74 364.51

    c. Rusak Ringan 90.55 120.89 295.71 246.09

    d. Rusak Berat 74.76 74.76 510.38 555.94

    e. Tidak di rinci 144.7 138.2

    Jumlah / Total 601.83 632.17 1842.33 1772.27

    3 Jenis Permukaan

    a. Kelas I

    b. Kelas II

    c. Kelas III / MST.10Ton 122.59 122.59 8.55 8.55

    d. Kelas III A / MST.8.16 Ton 479.24 509.58 460.63 460.63

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 5

    e. Kelas III B /MST. 5 Ton 848.6 820.58

    f. Kelas III C / MST. 3.5 Ton 360.25 318.21

    g. Kelas Tidak dirinci 164.3 164.3

    Jumlah 601.83 632.17 1842.33 1772.27

    Sumber: Dinas PU NTB

    C.2 Transportasi Udara

    Jumlah penumpang yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Selaparang Mataram

    pada tahun 2010 masing-masing sebanyak 676.889, 701.664 dan 148 orang. Kondisi tersebut

    menunjukkan jumlah orang yang berkunjung ke NTB lebih besar dari yang meninggalkan NTB

    melalui jalur udara. Namun pada dua bandara lain di NTB, yaitu Bandara Brang Biji di Sumbawa

    dan Bandara Salahuddin di Bima, menunjukan adanya penurunan terutama pada jumlah

    penumpang. Frekuensi penerbangan pada 3 (tiga) pelabuhan udara di Propinsi NTB terus

    mengalami peningkatan.

    Pada Bandara Selaparang, Bandara Brang Biji dan Bandara Salahudin jumlah penerbangan

    dari masing masing bandara tersebut pada tahun 2010 adalah 7.066 penerbangan ; 336

    penerbangan dan ; 702 penerbangan.

    Tabel C-2 Tabel Nama Bandara di Propinsi Nusa Tenggara Barat

    Nama Bandara Lokasi Jenis Pesawat Keterangan

    Selaparang Mataram EA.319, B737, F28,

    F27, F50, C212, C208 Internasional

    Brangbiji Sumbawa F27, C212, C208 Domestik

    M. Salahuddin Bima F28, F27, C212 Domestik

    Rambang Lombok Timur - Perintis

    Sekongkang Sumbawa Barat C212, C208 Perintis

    Lunyuk Sumbawa - Perintis

    Nama-Nama Perusahaan Penerbangan yang beroperasi adalah :

    Garuda Indonesia Airways

    Merpati Nusantara Airlines

    Lion Air

    Citilink

    Wings Air

    C.3 Transportasi Laut

    Angkutan laut telah memainkan peranan penting di NTB. Berdasarkan data dari pelabuhan

    Lembar, terlihat bahwa pelabuhan tersebut selain melayani bongkar muat barang/ternak yang

    terinci menurut jenis barang strategis, yaitu: bahan pokok, strategis, migas dan non migas, juga

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 6

    melayani angkutan penumpang. Hal demikian juga terjadi di Pelabuhan Badas dan Bima. Jumlah

    kunjungan kapal tahun 2010 di Pelabuhan Lembar sebanyak 107 kali kunjungan kapal luar negeri

    dan 5.790 kali kunjungan kapal dalam negeri. Sementara itu di Pelabuhan Badas terdapat 6 kali

    kunjungan kapal luar negeri dan 237 kali kunjungan kapal dalam negeri. Sedangkan di Pelabuhan

    Bima hanya terdapat kunjungan kapal dalam negeri sebanyak 1.265 kali.

    Tabel C-3 Pelabuhan di Nusa Tenggara Barat

    Kabupaten/ Kota Nama

    Pelabuhan Lokasi

    Panjang Dermaga

    Tujuan Jenis Kapal

    Mataram - - -

    Lombok Barat

    Pelabuhan Lembar Kanpel

    Pemenang

    Lembar Pemenang

    453 m 75 m

    Propinsi Lain, Gili Meno,

    Trawangan dan Air

    Kapal Mesin ,Fery & Jet foil

    Speed boat, Sampan -

    Lombok Tengah - - - - Fery

    Lombok Timur

    Pelabuhan Kayangan

    Kampel Tjg Luar

    Kampel Lb.Lombok

    Labuhan Lombok Tanjung

    Luar Labuhan Lombok

    - 70 m 127 m

    Poto Tano, Sumbawa

    Antar pulau Antar pulau

    Kapal rakyat Kapal rakyat Kapal Mesin

    Sumbawa Pel.Badas

    Alas Pel.Benete

    Sumbawa Alas

    Sumbawa Barat

    209 m 25 m 35 m

    Propinsi Lain Antar pulau

    Labuan Kayangan

    Kapal rakyat Speed boat Kapal rakyat

    Dompu Kampel Calabai Kempo

    Calabai Kempo

    70 m 35 m

    Antar pulau Antar pulau

    Kapal rakyat Kapal Mesin, Fery

    Bima Kampel Sape Sape 35 m Lb. Bajo & P.

    Komodo, NTT

    Aktivitas penyeberangan dilakukan setiap hari sebanyak 12 kali dengan menggunakan Kapal

    Ferry dari Pelabuhan Lembar di Lombok ke Pelabuhan Padang Bai di Bali dan sebaliknya dengan

    waktu tempuh 4 6 jam.

    C.4 Perbankan

    Jumlah bank di NTB tahun 2010 sebanyak 55 buah, yang terdiri dari 23 Bank Umum dan 32

    Bank Perkreditan Rakyat dengan jumlah kantor sebanyak 320 buah.

    Tabel C-4 Nama dan Jumlah Bank di Propinsi Nusa Tenggara Barat

    No Nama Bank Unit

    1 Bank Devisa 14

    2 Bank Non Devisa 7

    3 Bank Perkreditan Rakyat 29

    4 Bank Syariah 5

    5 Bank Pemerintah 126

    6 Bank Pemerintah Daerah 22

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 7

    7 Bank Swasta Nasional 48

    8 Bank Asing 1

    C.5 Kelistrikan

    Pembangunan ketenagalistrikan diarahkan agar sektor ketenagalistrikan dapat mandiri

    dalam pendanaan, efisien dalam pengusahaan dan transparan dalam pengaturan.

    Tabel C-5 Data Pengusaha Kelistrikan di Propinsi Nusa Tenggara Barat

    No Uraian Satuan

    Satuan Cabang KLP

    Sinar

    Rinjani

    NTB Mataram Sumbawa Bima

    1. Daya Terpasang KW 113.681 28.427 24.512 10.346 166.620

    2. Daya Mampu KW 59.060 14.085 15.365 3.240 95.461

    3. Beban Puncak KW 69.608 13.803 14.205 4.308 96.787

    4. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

    Kms 1.400.951 772,02 672.029 163.543 2.920,47

    5. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

    Kms 1.471.814 65,32 650.771 77.247 2.701,95

    6. Jumlah Pelanggan Plg 158.036 65.375 69.913 16.501 330.970

    7. Va Tersambung VA 158.036.888 42.970.008 43.674.690 -- 244.281.356

    8. Penjualan KWH 246.775.441 49.956.347 48.068.465 -- 344.997.406

    9. Jumlah Travo Unit 915 360 330 223 1.605

    10. KVA Travo Terpasang KVA 95.566 23.349 23.961 8.650 142.876

    11. Rasio Elektrifikasi % 37,63 76,47 5.130 -- 56,77

    12. Produksi Sendiri KWH 308.990.429 63.223.303 25.055.912 9.718 433.362.561

    13. Pemakaian Sendiri KWH 8.749.983 987.779 2.107.362

    11.845.124

    KWh disalurkan kWh 300.240.446 62.235.524 59.041.467

    421.517.437

    14. Losess KWH 53.465.005 12.279.177 9,95

    76.520.031

    15. % Losess % 17,81 19,73 18,25

    18,15

    16. Desa Berlistrik Desa 328 148 6 8 668

    17. Dusun Berlistrik Dusun 2.351 486 72 35 3.477

    Sumber : PT. PLN (Persero) 2004, Dinas Pertambangan dan Energi Prov. NTB 2004

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 8

    D. PEREKONOMIAN DAERAH

    D.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Tabel D-1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

    Menurut Lapangan Usaha

    Lapangan Usaha

    PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

    2008 2009 *) 2010 **)

    Pertanian 4.332.527 4.460.273 4.510.965

    Pertambangan dan Penggalian

    3.811.549 4.905.868 5.480.315

    Industri Pengolahan 836.930 909.946 944.253

    Listrik, Gas dan Air Bersih 61.118 67.550 74.266

    Bangunan 1.248.862 1.457.950 1.482.456

    Perdagangan, Hotel dan Restoran

    2.543.292 2.749.572 2.918.252

    Pengangkutan dan Komunikasi

    1.332.551 1.407.037 1.510.032

    Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

    895.623 971.565 1.024.760

    Jasa Jasa 1.769.148 1.930.916 2.111.497

    PDRB 16.831.600.88 18.869.075.88 20.056.796.12

    D.2 Inflasi Bulanan

    Secara triwulanan, perkembangan harga barang dan jasa di Nusa Tenggara Barat pada

    triwulan IV-2011 cenderung menunjukkan penurunan yang tercatat sebesar 2,24% (qtq)

    dibanding triwulan sebelumnya. Angka tersebut bergerak searah namun lebih tinggi dibanding

    laju inflasi triwulanan nasional yang tercatat sebesar 0,79% (qtq). Penurunan tersebut didorong

    oleh turunnya tekanan laju inflasi kelompok sandang mejadi sebesar -0,11% (qtq) dan kelompok

    perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 2,24% (qtq). Sementara laju inflasi yang

    paling tinggi dimiliki oleh kelompok bahan makanan yang tercatat sebesar 3,80% (qtq).

    Berdasarkan sumbangannya, kelompok bahan makanan memberikan andil terbesar sebagai

    pemicu laju inflasi triwulan IV-2011 dengan sumbangan inflasi sebesar 1,12%. Kemudian diikuti

    kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau dengan sumbangan inflasi sebesar 0,70%.

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 9

    Tabel D-2 Laju Inflasi Gabungan Dirinci Menurut Bulan dan Kelompok Pengeluaran

    Kota Bima dan Kota Mataram 2010

    D.3 Upah Minimum Regional

    Upah minimum merupakan upah Bulanan terendah yang terdiri dari Upah pokok dan

    Tunjangan Tetap. Perkembangan Upah mimimum Propinsi NTB selama 5 Tahun Terakhir adalah

    sebagai berikut :

    Tabel D-3 Upah Minimum Regional Propinsi Nusa Tenggara Barat 2008 2012

    2008 2009 2010 2011 2012

    730.000 832.500 890.775 950.000 1.000.000

    D.4 Perkembangan Ekspor

    Nilai ekspor NTB pada tahun 2010 meningkat dari tahun 2009 yaitu mencapai 1.998.460.764

    US dollar, dimana sebelumnya sebesar 1.256.768.889 US dolar, dengan komoditas utama

    konsentrat tembaga dengan share sekitar 99 persen. Negara tujuan ekspor terbesar adalah

    Negara Jepang dan Korea. Komoditi ekspor yang juga cukup memberikan penerimaan pada

    devisa Negara kita adalah ekspor mutiara yang pada tahun 2010 mencapai 1.340.207 US dollar.

    Tabel D-4 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Menurut Negara Tujuan (2006 - 2009)

    Negara Tujuan Volume (Ton) Nilai (US $)

    Rep. Ceko - -

    Perancis 10.600 13.011.100

    Denmark - -

    Norwegia 0,020 423.660

    Bulan Umum Bahan

    Makanan

    Makanan Jadi,

    Minuman, Rokok dan Tembakau

    Perumahan Sandang Kesehatan

    Pendidikan, Rekreasi

    dan Olahraga

    Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

    Januari 1,78 4,68 2,32 0,22 0,17 0,24 0,11 0,03

    Februari 0,51 0,78 1,39 0,23 -0,46 0,35 0,03 -0,18

    Maret -0,14 -0,74 0,08 0,12 0,10 0,19 -0,01 0,02

    April -0,17 -1,26 -0,01 0,53 0,01 0,57 0,02 0,17

    Mei 0,68 0,21 2,72 0,02 1,24 0,10 -0,02 -0,05

    Juni 1,86 4,64 0,15 1,38 0,42 0,09 -0,01 1,50

    Juli 2,36 5,07 0,74 1,62 0,21 0,03 0,30 2,64

    Agustus 0,22 -0,20 0,54 0,67 -0,17 0,03 0,73 -0,02

    September 0,51 -0,51 0,32 1,83 1,06 0,14 0,47 0,29

    Oktober 0,22 0,34 0,21 -0,14 1,31 0,18 0,06 0,24

    November 0,30 2,03 0,27 -1,57 0,59 0,10 -0,02 0,03

    Desember 1,56 5,08 0,79 -0,50 0,10 -0,14 1,06 0,17

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 10

    Singapura 9.515 12.793.590

    Swedia 0,100 100.000

    Chile 4.069 31.898.310

    Kanada 0,175 840.000

    Austria 0,300 368.000

    Malaysia 28.850 154.950.250

    Vietnam - -

    Israel 6.011 7.668.250

    Brazil - -

    Dubai 0,150 143

    Peru 1.316 9.736.550

    Oman - -

    New Caledonia - -

    Jumlah 2010 776.364.628 1.998.460.764.912

    2009 648.652.850 1.256.768.889.398

    2008 406.750.149 760.354.616.842

    2007 549.674.062 1.083.390.171.419

    E. POTENSI INVESTASI PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTB)

    E.1 Sektor Perikanan Dan Kelautan

    Propinsi NTB membagi wilayahnya menjadi 3 (tiga) wilayah pengembangan perikanan, yaitu:

    1. Pulau Lombok, dengan prioritas pada pengembangan budidaya laut dan perikanan air

    tawar, budidaya air payau (tambak), penangkapan perairan umum;

    2. Pulau Sumbawa Bagian Barat prioritas pada pengembangan budidaya air payau

    (tambak), budidaya laut, penangkapan, perairan umum dan budidaya air tawar;

    3. Pulau Sumbawa Bagian Timur dengan prioritas pada pengembangan penangkapan,

    budidaya air (tambak), budidaya laut, perairan umum, dan budidaya air tawar.

    Perikanan di Propinsi Nusa Tenggara Barat memiliki jumlah produksi sekitar 146.092

    ton/tahun 2008 (perikanan laut dan darat, sumber ; NTB Dalam Angka 2009) dengan nilai /value

    ( Rp. 000) 2.274.853.220 (tahun 2008) yang dihasilkan dari kabupaten kabupaten berikut :

    a. Kabupaten Lombok Timur : Keruak, Selong, Sakra, Pringgabaya, Sambelia

    b. Kabupaten Dompu : Huu, Kempo, Pekat, Kilo.

    c. Kabupaten Lombok Barat

    d. Kabupaten Sumbawa

    e. Kabupaten Bima

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 11

    Adapun pemberi kontribusi terbesar adalah Kabupaten Sumbawa dengan jumlah produksi

    36.357,8 ton dan Kabupaten Bima dengan jumlah produksi 22.073,3 ton (perikanan laut) pada

    tahun 2008.

    E.2 Sektor Peternakan

    Sumber Daya Peternakan memiliki peranan penting dalam pengembangan sosial ekonomi

    masyarakat. Jumlah peternak pada mencapai 684.594 KK dengan jumlah ternak sekitar 513.500

    animal unit (AU), terbesar sapi dan kerbau sebanyak 464.689 AU.

    Peternakan sapi potong sekitar 57 % diusahakan secara intensif oleh masyarakat di Pulau

    Lombok, sedangkan populasi kerbau sekitar 83 % dikembangkan oleh masyarakat di Pulau

    Sumbawa.

    Komoditi peternakan komersial lainnya yang dikembangkan adalah kambing, kuda, ayam

    potong, itik, ayam buras, domba, babi dan produk olahan asal ternak.

    Sapi

    Sapi yang dikembangkan adalah jenis Sapi Bali. Jenis ini adalah salah satu komoditi

    unggulan yang memilki pasar domestik yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan,

    Sulawesi dan Papua serta pasar ekspor yaitu: Hongkong, Singapura, Malaysia, Timor

    Leste dan negara-negara ASEAN lainnya. Pemerintah Propinsi NTB telah merintis

    pengembangan kawasan agribisnis berbasis Sapi potong di setiap kabupaten. Hal ini

    dimaksudkan agar dapat dihasilkan Sapi bibit berkualitas ekspor secara kontinyu antara

    1.500 2.000 ekor pertahun per lokasi kawasan. Produksi Sapi potong rata-rata

    sebanyak 61.000 ekor per tahun. Hasil produksi tersebut untuk memenuhi konsumsi

    lokal sekitar 43.900 ekor (72 %) dan Rumah Potong Hewan (RPH) sebanyak 6.100 ekor

    (10 %).Surplus hasil produksi Sapi potong setahun sekitar 11.000 ekor (18%). Adapun

    populasi Sapi sekitar 419.569 ekor, 43 % berada di pulau Sumbawa dan 57 % di pulau

    Lombok.

    Babi

    Populasi Babi pada, sebanyak 31.689 ekor. Lokasi kawasan pengembangan ternak

    Babi umumnya berada di permukiman masyarakat Hindu Bali, dengan rata-rata

    pertumbuhan sebesar 15 % per tahun. Jenis Babi yang dikembangkan adalah Babi lokal

    dan hasil persilangan. Produksi bibit lebih kurang 15.000 ekor dan jantan 12.200 ekor.

    Pemasaran Babi memiliki daya saing pasar cukup bagus terutama dipasar lokal, Bali dan

    Papua.

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 12

    Kerbau

    Kerbau di NTB memiliki keunggulan dan daya saing pasar yang hampir sama dengan

    ternak sapi. Jenis Kerbau yang dikembangkan adalah jenis Kerbau Lumpur, karena

    mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup bagus terhadap lingkungan (iklim,

    pakan dan pengangkutan). Populasi Kerbau tercatat sebanyak 161.359 ekor, (83,20 %

    diantaranya berada di pulau Sumbawa).

    Kuda

    Jenis Kuda yang dikembangkan adalah Kuda Sumbawa, umumnya digunakan untuk

    angkutan cidomo, Kuda pacuan dan ternak potong. Populasi ternak Kuda sebanyak

    73.623 ekor. Produksi Kuda potong lebih kurang 7.400 ekor per tahun dan Kuda bibit

    sekitar 5.200 ekor per tahun. Komoditi ternak Kuda umumnya dipasarkan di pasar lokal.

    Hanya 30 % dipasarkan ke luar daerah terutama Jawa Timur. Sedangkan Kuda penghasil

    susu masih merupakan ternak yang spesifik dan hanya terdapat di Kabupaten Dompu

    dan Bima.

    Kambing

    Sentra pengembangan ternak Kambing adalah di daerah lahan kering, umumnya di

    Pulau Sumbawa dan beberapa wilayah kecamatan di Pulau Lombok seperti Sakra,

    Keruak, Pringgabaya, Gangga dan Bayanss. Populasi ternak Kambing sebanyak 282.500

    ekor dengan produksi Kambing potong dan Kambing bibit sebanyak 100.000 ekor per

    tahun. Pemasaran ternak Kambing cukup prospektif, baik untuk pasar lokal maupun

    perdagangan antar pulau. Rata rata produksi daging beku yang dikirim ke DKI Jakarta

    sebanyak 20.000 kg pertahun.

    E.3 Potensi Sumber Daya Perkebunan

    Potensi areal perkebunan seluas 665.314 ha, telah dimanfaatkan mencapai 185.969 ha atau

    27,95%. Pemanfaatannya meliputi tanaman keras 157.909 ha dan tanaman semusim 28.060 ha.

    Sebagian besar usaha perkebunan merupakan perkebunan rakyat 97,09%, sisanya merupakan

    perkebunan besar. Terdapat 20 jenis komoditi perkebunan yang dikembangkan terdiri atas 13

    jenis tanaman tahunan dan tujuh jenis tanaman semusim. Tiga belas jenis tanaman tahunan

    yang dikembangkan terdiri atas: Kelapa, Jambu Mete, Kopi, Kakao, Vanili, Cengkeh, Kapuk,

    Pinang, Lada, kemiri, aren, lontar dan Asam. Sedangkan tanaman semusim yang dikembangkan

    adalah: Tembakau Virginia, Tembakau Rakyat, Kapas, Jarak, Tebu dan Wijen.

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 13

    Kelapa

    Areal tanaman Kelapa seluas 67.784 ha dengan total produksi dalam bentuk kopra

    mencapai 51.491 ton. Tanaman yang belum menghasil-kan seluas 11.183 ha dan tanaman

    yang sudah tua dan rusak seluas 2.804 ha. Areal tanaman Kelapa terluas terdapat di

    Lombok Barat, dengan luas areal 22.102 ha. Potensi ini baru dikelola oleh satu

    perusahaan lokal namun belum mampu menyerap seluruh produksi Kelapa rakyat,

    sehingga sangat terbuka peluang investasi dalam bidang proses pengolahan Kelapa

    rakyat di NTB, terutama di Pulau Sumbawa.

    Tabel E-1 Penyebaran Areal Potensi Komoditi Kelapa di Propinsi NTB

    No Kabupaten/ Kota Luas Areal (Ha) *) Produksi *

    (Ton)

    Rt. Prod *)

    (Kg/Ha) Sentra Prod (Kecamatan )

    TBM TM TR Jumlah

    1. Lombok Barat 2,094 19,422 586 22,102 23,983 1,235

    Gerung, Sekotong, Narmada,

    Gunungsari, Tanjung, Gangga,

    Bayan, Kayangan, Lembar,

    Pemenang

    2. Lombok Tengah 1,415 13,275 810 15,500 11,893 896

    Pujut, Praya Barat, Praya Barat

    Daya, Kopang, Batukliang,

    Batukliang Utara, Pringgarata,

    Jonggat

    3.

    Lombok Timur

    - Perkebunan

    Rakyat

    - PBS

    2,546

    11,317

    1,126

    14,989

    8,986

    794

    Labuhan Haji, Pringgabaya,

    Sambelia

    4. Sumbawa 2,532 3,873 0 6,405 3,089 798 Labuhan Badas, Alas Barat,

    Taliwang, Lunyuk

    5. Dompu 610 1,612 76 2,298 1,136 704 Kempo

    6. Bima 1,915 3,708 57 5,680 2,184 589 Woha, Lambu

    7. Kota Mataram 71 422 150 643 214 508 Mataram, Cakranegara, Ampenan

    Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi NTB tahun *) Angka Pembulatan

    TBM = Tanaman Muda Belum menghasilkan; TM = Tanaman Menghasilkan; TR = Tua, Rusak

    Jambu Mete

    Luas areal Jambu Mente 56.605 ha terdiri atas tanaman yang belum menghasilkan

    seluas 21.230 ha, tanaman menghasilkan 28.529 ha dan tanaman tua dan rusak seluas

    8.846 ha.

    Produksi mente dalam bentuk biji gelondong mencapai 11.744 ton. Areal tanaman Jambu

    Mente terluas terdapat di Lombok Barat, yang mencapai 21.432 ha. Untuk meningkatkan

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 14

    potensi investasi komoditi Jambu Mente, pemerintah secara terus menerus melakukan

    perluasan areal tanam pada lahan-lahan kering yang berpotensi.

    Pemasaran biji mente dan mente olahan telah menembus pasar internasional yaitu

    Negara Hongkong, Vietnam, Cina dan Taiwan.

    Tabel E-2 Penyebaran Potensi Komoditi Jambu Mente di Propinsi NTB

    No Kabupaten/Kota Luas Areal (Ha) *) Produksi

    (Ton)*

    Rt. Prod

    (Kg/Ha)*

    Sentra Prod

    (Kecamatan ) TBM TM TR Jumlah

    1. Lombok Barat 6.049 12.699 2.684 21.432 4.070 320

    Sekotong, Tanjung,

    Gangga, Bayan,

    Kayangan, Lembar,

    Pemenang.

    2. Lombok Tengah 157 3.242 184 3.583 551 170 Pujut, Praya Barat

    Daya, Janapria.

    3. Lombok Timur

    - Perk. Rakyat

    1.550 2.452 433 4.434.35 1.530 624 Sambelia, Labuhan

    Haji, Pringgabaya.

    4.818 3.726 371 8.915 1.257 337 Labuhan Badas,

    Utan/Rhee, Plampang.

    4. Dompu

    - Perk. Rakyat 4.228 5.037 209 9.474 3.786 752 Pekat.

    5. Bima 3.629 1.174 1.579 6.382 540 460 Donggo.

    6. Kota Mataram 0 0 0 0 0 0 -

    Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi NTB *) Angka Pembulatan

    Kopi

    Luas areal tanaman Kopi mencapai 12.497 ha terdiri atas tanaman belum

    menghasilkan 3.662 ha. Produksi Kopi di NTB mencapai 4.929,90 ton dalam bentuk

    butiran. Baru terdapat dua perusahaan yang memanfaatkan potensi di wilayah Tambora

    Pulau. Sumbawa dan di Kabupaten Lombok Tengah, dengan areal pengelolaan yang

    terbatas. Areal lainnya masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat sehingga belum

    mampu memberi hasil yang optimal. Oleh karena itu sangat terbuka peluang bisnis di

    bidang budidaya dengan pola kemitraan bersama masyarakat serta di bidang proses

    pengolahan biji Kopi menjadi barang jadi (bubuk Kopi, Kopi instant).

    Tabel E-3 Penyebaran Areal dan Produksi Kopi di Propinsi NTB

    No Kabupaten/Kota Luas Areal (Ha) *) Produksi

    (Ton) *

    Rt. Prod

    (Kg/Ha)*

    Sentra Prod

    (Kecamatan ) TBM TM TR Jumlah

    1. Lombok Barat 248 1,681 80 2,009 1,024 609 Narmada , Tanjung,

    Gangga, Bayan

    2. Lombok Tengah

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 15

    - Perk. Rakyat 9 1,164 4 1,177 351 301 Batukliang,

    Batukliang Utara,

    Pringgarata

    3. Lombok Timur 254 841 443 1,538 533 633 Pringgasela,

    Sembalun

    4. Sumbawa 2,144 2,429 0 1,573 1,337 551 Alas, Ropang,

    Batulanteh

    5. Dompu 541 683 0 1,224 337 494 Pekat

    6. Bima 322 746 33 1,101 925 1,240 Donggo, Tambora

    7. Kota Mataram 5 7 4 16 2 312 Ampenan

    Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi NTB tahun 2003 *) Angka Pembulatan

    Kapuk

    Luas areal Kapuk 4.707 ha terdiri atas tanaman belum menghasilkan 641 ha,

    tanaman yang sudah menghasilkan 3.592 ha. Produksinya 1.413 ton serat bersih. Potensi

    areal dan sentra produksi komoditi Kapuk pada tabel berikut.

    Tabel E-4 Penyebaran Areal dan Produksi Kapuk di Propinsi NTB.

    No Kabupaten/

    Kota

    Luas Areal (Ha) *) Produksi

    (Ton)*

    Rt. Prod

    *

    (Kg/Ha)

    Sentra Prod

    (Kecamatan ) TBM TM TR Jumlah

    1. Lombok Barat 20 716 0 736 420 587 Narmada , Kayangan.

    2. Lombok

    Tengah 73 659 94 826 420 637 Pujut, Praya Barat, Praya

    Barat Daya, Pringgarata.

    3. Lombok Timur 191 677 197 1,065 227 336 Jerowaru, Keruak.

    4. Sumbawa 207 444 12 663 151 341 Labuhan Badas,

    Utan/Rhee.

    5. Dompu 53 625 27 705 47 75 Kempo, Manggalewa.

    6. Bima 69 405 157 631 139 342 Belo, Monta, Bolo.

    7. Kota Mataram 29 66 27 122 9 139 Ampenan, Mataram.

    Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi NTB *) Angka Pembulatan

    Kakao

    Luas areal Kakao 3.948 ha terdiri atas tanaman muda yang belum menghasilkan 1.026

    ha, tanaman yang sudah berproduksi atau menghasilkan 2.538 ha. Produksi Kakao

    mencapai 1667,75 ton biji kering. Areal Kakao terluas terdapat di Lombok Barat, seluas

    2.928 ha.

    Pengolahan biji Kakao sampai saat ini masih bersifat sangat tradisional yaitu hanya

    berupa biji Kakao kering, sehingga nilai tambah dari komoditi Kakao yang dapat

    dinikmati relatif kecil, dan terbuka peluang bisnis di bidang pengolahan hasil produksi

    Kakao disertai dengan budidaya yang menerapkan pola kemitraan untuk menjaga

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 16

    kesinambungan bahan baku industri pengolahan produk Kakao. Potensi areal dan sentra

    produksi Kakao pada tabel berikut:

    Tabel E-5 Penyebaran Areal dan Produksi Kakao di Propinsi NTB

    No Kabupaten/Kota Luas Areal (Ha) *) Produksi

    (Ton) *

    Rt.

    Prod(Kg/Ha) *

    Sentra Prod

    (Kecamatan ) TBM TM TR Jumlah

    1. Lombok Barat 543 2,082 303 2,928 1,532 736 Gangga,

    Kayangan.

    2. Lombok Tengah 10 300 4 314 67 222 Kopang,

    Batukliang

    Utara.

    3. Lombok Timur 394 127 56 577 62 487 Pringgasela,

    Sembalun.

    4. Sumbawa 4 18 1 23 4 230 Alas.

    5. Dompu 70 2 0 72 2 1,000 Pekat.

    6. Bima 6 9 22 37 1 122 Wawo, Donggo.

    7. Kota Mataram 0 0 0 0 0 0 -

    Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi NTB *) Angka Pembulatan

    E.4 Sektor Perindustrian & Perdagangan

    Industri Gerabah

    Industri Gerabah adalah industri kerajinan dari

    tanah liat dengan model: Gentong, Ceret, Guci,

    Mangkok tempat buah, Pot Bunga dan bentuk lainnya

    sesuai dengan pesanan. Hasil kerajinan ini merupakan

    salah satu komuditi ekspor yang cukup menjanjikan,

    dan menempati urutan ketiga terbesar yang

    menghasilkan devisa setelah barang Tambang dan

    Mutiara. Sentra Industri Kerajinan Gerabah terdapat di Desa Banyumulek Kecamatan

    Kediri Lombok Barat dan di Desa Penakak Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok

    Timur.

    Kerajinan Tenun

    Kerajinan tenun (tenun ikat dan gedogan)

    adalah produk kerajinan yang dibuat dengan

    mengguna-kan alat tenun bukan mesin (ATBM)

    memiliki motif, corak dan karakteristik

    tersendiri. Produk tenunan ini bermula dari

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 17

    bentuk Kain Purbasari yang biasanya didesain untuk anggota keluarga kerajaan dalam

    bentuk Kain Sarung, sekarang berkembang berbagai macam produk seperti bahan

    pakaian, selimut, hiasan dinding, dan sebagainya. Pusat kerajinan tenun antara lain di

    desa Sukarara, Pejanggik Lombok Tengah, Desa Pringgasela Lombok Timur, Desa

    Ranggo Kabupaten Dompu, Kelurahan Raba Dompu Kota Bima, Desa Renda Kabupaten

    Bima.

    Kerajinan Anyaman

    Berbagai macam kerajinan antara lain:

    Anyaman Ketak di Dusun Nyiurbaya Lingsar

    Kabupaten Lombok Barat, Anyaman Rotan

    yang berpusat di Desa Beleka, Lekor

    Kabupaten Lombok Tengah, Desa Tepas,

    Beru Kabupaten Sumbawa, Kilo, Pekat

    Kabupaten Dompu, Monta Kabupaten

    Bima, dan Anyaman Bambu terdapat di Desa

    Loyok Kabupaten Lombok Timur. Kerajinan anyaman ini antara lain dalam bentuk kotak

    tembakau (Cupu), tas wanita, dompet, tempat menyimpan beras/nasi (kecupu), kotak

    perhiasan, kotak sabun, gegandek untuk menaruh pakaian, makanan dan lainnya, serta

    bentuk lain sesuai dengan pesanan.

    F. KONDISI SOSIAL BUDAYA

    Propinsi Nusa Tenggara Barat menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa sasak dan bahasa

    sumba. Penduduk menurut wilayah dan agama yang dianut, dapat kita lihat sebagai berikut.

    Tabel 0-1 Penduduk Menurut Wilayah Dan Agama Yang Dianut

    Nama Kabupaten/Kota

    Lainnya

    Islam Kristen Katolik Hindu Budha Khong Hu Chu Lainnya

    01. Lombok Barat 563.956 953 269 33.159 1.550 5 3

    02. Lombok Tengah 855.820 271 56 2.917 88 0 0

    03. Lombok Timur 1.104.232 310 61 853 11 2 5

    04. Sumbawa 398.502 2.348 2.402 11.680 315 45 0

    05. Dompu 214.119 552 419 3.663 17 6 0

    06. Bima 436.886 633 1.325 309 17 10 0

    07. Sumbawa Barat 112.140 621 378 1.264 7 2 15

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 18

    08. Lombok Utara 183.790 75 15 7.421 8.750 3 11

    09. Kota Mataram 332.259 6.735 3.033 56.351 3.840 59 5

    10. Kota Bima 139.580 1.364 936 466 30 7 0

    Propinsi Nusa Tenggara Barat

    4.341.284 13.862 8.894 118.083 14.625 139 40

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 2010

    Berbagai kesenian di Propinsi Nusa Tenggara Barat, dapat kita lihat sebagai berikut :

    Tari Gendang Beleg :

    Tarian ini merupakan tarian khas masyarakat Lombok. Tari

    Gendang Baleq. Tari Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari

    Lombok, dinamakan demikian karena memakai gendang yang

    sangat besar.

    Barapan Kebo :

    Aktivitas khas masyarakat Sumbawa, NTB. Shaman atau juri

    membacakan jampi jampi agar kerbau peserta lombatakut

    mencapai Saka. Jika Saka dilewati oleh peserta barapan kebo, maka

    Shaman atau juri akan menetapkan bahwa dialah pemenangnya.

    Upacara Ua Pua :

    Upacara Ua Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat

    Lombok yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Upacara Ua Pua

    dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi

    Muhammad SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi

    Seni Budaya masyarakat Suku Mbojo (Bima) yang berlangsung

    selama 7 hari. Prosesi Ua Pua diawali dengan Pawai dari Istana

    Bima yang diikuti oleh semua Laskar Kesultanan, Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional

    Bima dengan dua Penari Lenggo yang dilengkapi dengan Upacara Ua Pua.

    Upacara Perang Topat :

    Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang

    dilakukan oleh orang Sasak. Perang Topat adalah upacara ritual

  • Propinsi NUSA TENGGARA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 19

    sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada tuhan atas kemakmuran berupa tanah yang

    subur, banyak hujan. Upacara Perang Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat

    Hindu, Masyarakat Sasak dengan saling melemparkan Topat (Ketupat). Upacara ini berlangsung

    setelah selesai Pedande memuja yaitu selama periode Rokok Kembang Waru sekitar pukul

    17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama ke 6 menurut Kalender Sasak

    atau sekitar Bulan Nopember Desember.

    Bau Nyale :

    Upacara tahunan khas Sasak, antara Februari Maret, di

    Pantai Seger Kuta, sekitar 65 km dari Mataram. Menurut

    legenda, Nyale atau cacing laut merupakan reinkarnasi dari

    Putri Mandalika yaitu seorang Putri yang cantik dan berbudi

    luhur. Ia menceburkan dirinya ke laut karena tidak ingin

    mengecewakan para pangeran yang memperebutkannya.

    Kemunculannya di pantai selatan Pulau Lombok hanya terjadi sekali setahun ditandai dengan

    keajaiban alam sebagai suatu karunia Tuhan kepada hambanya. Bagi masyarakat Lombok

    Selatan banyaknya Nyale yang muncul merupakan karunia Tuhan sebagai tanda akan

    mendapatkan hasil panen yang baik.

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 1

    A. Gambaran Wilayah

    A.1 Letak Geografis

    Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu daerah dari Sembilan kabupaten/kota yang berada di wilayah Propinsi

    Nusa Tenggara Barat terletak di tengah Pulau Sumbawa.Kabupaten Sumbawa dengan ibukota Sumbawa Besar

    memiliki wilayah seluas 6.643,98 km.Geografis kabupaten Sumbawa terletak diantara 116042 dan 118022 Bujur

    Timur, serta diantara 808 dan 907 Lintang Selatan.Kabupaten Sumbawa memiliki batas administrasi sebagai

    berikut:

    - Batas Utara adalah Laut Flores,

    - Batas Timur adalah Kabupaten Dompu,

    - Batas Selatan adalah Samudera Indonesia,

    - Batas Baratadalah Sumbawa Barat dan Selat Alas.

    A.2 Topografi

    Permukaan tanah di wilayah Kabupaten Sumbawa tidak rata atau cenderung berbukit-bukit dengan ketinggian

    berkisar antara 0 1.730 [m] di atas permukaan laut, dimana sebagian besar diantaranya seluas 355.108 ha

    (41,81%) berada pada ketinggian 100 500 [m]. ketinggian kota-kota kecamatan di Kabupaten Sumbawa berkisar

    antara 10 650 [m] diatas permukaan laut.

    A.3 Iklim dan Cuaca

    Kabupaten Sumbawa merupakan daerah yang beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim

    kemarau. Pada tahun 2010 temperatur maksimum mencapai 35,6 0C yang terjadi pada bulan Nopember dan

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 2

    temperature minimum 20,2 0C yang terjadi pada bulan Agustus. Rata-rata kelembaban udara tertinggi selama

    tahun 2010 mencapai 87% pada bulan Desember dan terendah mencapai 72% pada bulan Agustus, serta tekanan

    udara maksimum 1.010,5 mb, minimum 1.006,4 mb.

    Pada tiga tahun terakhir jumlah curah hujan Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya dibawah 2.000 mm. Bulan Juni

    hingga Agustus merupakan puncak musim kemarau, dimana curah hujan dan jumlah hari hujan sangat sedikit,

    bahkan mencapai nol/tidak ada hujan.

    A.4 Pemerintahan

    Dengan adanya semangat otonomi daerah, memotivasi pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Sumbawa

    untuk menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien.Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

    pemekaran wilayah kecamatan.Hingga saat ini wilayah Kabupaten Sumbawa mencakup 24 kecamatan yang

    terbagi dalam 158 desa. Pelaksanaan siding selama tahun 2010 oleh DPRD Sumbawa menghasilkan 31 produk

    berupa 34 Perda dan 24 Keputusan, tidaka ada Pernyataan Pendapat dan Memorandum.

    Tabel A-1 Pembagian Wilayah Kabupaten Sumbawa Tahun 2010

    No Kecamatan Luas Wilayah [km]

    Jumlah Desa

    1 Lunyuk 513,74 7

    2 Orong Telu 465,97 4

    3 Alas 123,04 8

    4 Alas Barat 168,88 8

    5 Buer 137,01 6

    6 Utan 155,42 9

    7 Rhee 230,82 4

    8 Batulanteh 391,40 6

    9 Sumbawa 44,83 -

    10 Labuhan Badas 435,89 7

    11 Unter Iwes 82,38 8

    12 Moyohilir 186,79 10

    13 Moyo Utara 90,80 6

    14 Moyohulu 311,96 12

    15 Ropang 444,48 5

    16 Lenangguar 504,32 4

    17 Lantung 167,45 4

    18 Lape 204,43 4

    19 Lopok 155,59 7

    20 Plampang 418,69 12

    21 Labangka 243,08 5

    22 Maronge 274,75 4

    23 Empang 558,55 10

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 3

    24 Tarano 333,71 8

    Kabupaten Sumbawa 6.643,98 158

    Sumber: Sumbawa Dalam Angka 2010.

    B. Potensi Wilayah

    B.1 Perekonomian

    Pendapatan regional merupakan salah satu indikator, disamping indikator lainnya yang dapat dijadikan ukuran

    dalam melihat tingkat perkembangan perekonoian suatu daerah.Pendapatan regional memberikan gambaran

    mengenai produk-produk yang dihasilkan oleh berbagai unit kegiatan ekonomi di suatu daerah pada suatu waktu

    tertentu. Berikut dibawah ini tabel PDRB Kabupaten Sumbawa yang terdiri dari Sembilan sektor ekonomi,

    dengan kategori sektor primer (pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta sektor pertambangan dan

    penggalian), sektor sekunder (industri, listrik, gas dan air bersih dan bangunan) dan sektor tersier (perdagangan,

    hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor

    jasa-jasa).

    Tabel B-1 Produk Domestik Bruto Kabupaten Sumbawa Menurut Lapangan Usaha

    Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2010

    No Lapangan Usaha 2007 2008 2009

    1 Pertanian 1.129.004 1.274.791 1.421.522

    2 Pertambangan & Penggalian 54.177 61.217 70.838

    3 Industri Pengolahan 95.546 104.656 115.808

    4 Listrik, Gas & Air Bersih 15.022 16.939 19.161

    5 Bangunan 283.151 337.896 395.199

    6 Perdagangan, Hotel & Restoran 483.059 565.127 652.168

    7 Pengangkutan & Komunikasi 180.211 198.013 212.117

    8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 68.872 77.408 88.229

    9 Jasa-jasa 328.948 391.783 478.446

    PDRB 2.637.990 3.027.829 3.453.488

    Sumber: Sumbawa Dalam Angka 2010

    B.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja

    Salah satu modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan adalah jumlah penduduk yang besar. Jumlah

    penduduk yang besar tentu saja akan menjadi modal utama, bilamana dilengkapi dengan pendidikan dan

    keterampilan yang memadai serta berada dalam usia produktif. Dilihat keadaan masing-masing kecamatan, maka

    Kecamatan Sumbawa merupakan yang terpadat yaitu sebesar 1.204 jiwa per km2, diikuti Kecamatan Alas dan

    Unter Iwes yakni masing-masing sebesar 239 dan 223jiwa per km2. Terdapat 6 kecamatan lainnya yang memiliki

    kepadatan penduduk 100 200 [jiwa/km2] dan 12 kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk di bawah 100

    [jiwa/km2].

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 4

    Tabel B-2 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kabupaten Sumbawa

    Berdasarkan Kecamatan Tahun 2010

    No Kecamatan

    Jumlah Kepadatan [Jiwa/km2]

    Sex Ratio Penduduk

    [Jiwa] Rumah Tangga

    1 Lunyuk 18.109 4.944 35 106

    2 Orong Telu 4.584 1.515 10 110

    3 Alas 28.121 7.480 229 102

    4 Alas Barat 18.382 4.938 109 104

    5 Buer 13.621 4.125 99 100

    6 Utan 28.745 7.629 185 102

    7 Rhee 6.899 1.962 30 109

    8 Batulanteh 10.156 2.910 26 109

    9 Sumbawa 56.337 12.856 1.257 103

    10 Labuhan Badas 29.092 6.899 67 101

    11 Unter Iwes 18.150 4.845 220 106

    12 Moyohilir 22.099 5.733 118 103

    13 Moyo Utara 9.129 2.565 101 103

    14 Moyohulu 19.911 5.654 64 106

    15 Ropang 5.014 1.430 11 112

    16 Lenangguar 6.320 1.723 13 110

    17 Lantung 2.768 756 17 104

    18 Lape 16.120 4.190 79 106

    19 Lopok 17.564 4.614 113 102

    20 Plampang 27.834 6.795 66 1005

    21 Labangka 10.212 3.076 42 107

    22 Maronge 9.771 2.512 36 108

    23 Empang 21.655 5.777 39 106

    24 Tarano 15.196 4.010 46 104

    Jumlah 6.643,98 108.938 63 104

    Sumber: Sumbawa Dalam Angka 2010

    B.3 Upah Minimum Kabupaten

    Perkembangan Upah Minimem untuk Kabupaten Sumbawa yang merupakan bagian dari provinsi Nusa Tenggara

    Barat Upah Minimem Kabupatennya dapat digambarkan sebagai berikut:

    Tabel B-3 Upah Minimum Kabupaten Sumbawa

    2008 2009 2010 2011 2012

    730.000 832.500 890.775 950.000 1.000.000

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 5

    Adanya keterbatasan kesempatan kerja mendorong adanya mobilitas tenaga kerja ke luar negeri. Pada tahun

    2009 jumlah tenaga kerja yang bekerja di luar negeri adalah sebanyak 7.234 jiwa yang terdiri dari 100 laki-laki dan

    7.134 perempuan.Berikut pada tabel dibawah ini menunjukkan banyaknya pencari kerja yang belum ditempatkan.

    Tabel B-4 Banyaknya Pencari Kerja Kabupaten Sumbawa yang Terdaftar Menurut Tingkat PendidikanTahun 2010

    No Tingkat Pendidikan Jumlah

    1 SD dan sederajat 63

    2 SLTP 138

    3 SMA 819

    4 SMEA 196

    5 STM 560

    6 SMKK 65

    7 SPG 31

    8 SPMA 142

    9 SLTA lainnya 301

    10 D I/D II 288

    11 Diploma/ D III 440

    12 S1 1.642

    13 S2 ---

    Jumlah 4.685

    Sumber: Sumbawa Dalam Angka 2010

    B.4 Prasarana wilayah

    Kelistrikan

    Faktor pendukung keberhasilan investasi banyak ditentukan oleh adanya energi listrik, karena keberadaan

    listrik dapat mengubah suatu daerah menjadi strategis bagi pengembangan industri.Pada tahun 2011

    pembangkit listrik di Kabupaten Sumbawa sudah memiliki kapasitas terpasang sebesar 30,476 MW dan

    kapasitas terpasang akan dikembangkan hingga 50 MW pada tahun 2012. Pada Kabupaten Sumbawa

    terdapat 51 industri dengan besar kebutuhan tegangan listrik kategori menengah dan 12 industri dengan

    besar kebutuhan tegangan listrik kategori kecil.selengkapnya kebutuhan listrik kategori industri menurut

    jenis tariff dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel B-5 Jumlah Pelayanan Kategori Industri Menurut

    Jenis Tarif Pada PLN Cabang Sumbawa Tahun 2010

    Jenis Tarif Pelanggan Daya Tersambung

    [kWh] kWh Terjual {Rp]

    PAL [Ribu Rp]

    I-1 /s.d 450VA --- --- --- ---

    I-1 /900VA --- --- --- ---

    I-1 /1300VA 1 1.300 643 678

    I-1 /2200VA 2 4.400 15.029 9.096

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 6

    I-1 /> 220VA s.d 14 kVA 9 90.600 92.686 82.722

    I-2 /> 14 KVA s.d 200 kVA 51 6.075.000 6.652.509 5.795.500

    I-3 / > 200 kVA --- --- --- ---

    I-4 / > 30000 kVA --- --- --- ---

    Jumlah 63 6.171.300 6.760.867 5.887.995

    Sumber: Sumbawa Dalam Angka 2010

    Jalan raya

    Jenis jalan raya pada Kabupaten Sumbawa menurut kelasnya, semuanya jalan raya merupakan jalan

    Kabupaten. Panjang jalan di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2010 adalah seperti pada tabel di bawah ini.

    Tabel B-6 Panjang Jalan diKabupaten Sumbawa Menurut Permukaan dan Kelas Jalan Tahun 2010

    No Jenis Permukaan Jalan Negara [km]

    Jalan Provinsi [km]

    Jalan Kabupaten [km]

    1 Aspal --- --- 387,62

    2 Kerikil --- --- 214,52

    3 Tanah --- --- 349,37

    4 Tidak Dirinci --- --- ---

    Total --- --- 951,51

    Sumber: Sumbawa Dalam Angka 2010

    Pelabuhan laut

    Kabupaten Sumbawa memiliki dua pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Alas dan Pelabuhan Badas.Pada saat ini

    pelabuhan Alas sudah jarang digunakan. Pelabuhan Badas biasanya digunakan sebagai arus keluar dan masuk

    barang. Komoditi yang keluar adalah beras, kacang-kacangan, jagung dan hewan.Sedangkan komoditi yang

    masuk adalah tepung terigu, pupuk, semen, barang campuran, aspal, BBM dan batubara.

    Pos dan Telekomunikasi

    Jumlah kantor pos di daerah ini adalah sebanyak 12 buah, terdiri dari 11 kantor cabang dan 1 kantor pos

    pembantu. Banyaknya rekening masuk dan keluar setiap tahun relative besar.Ini menunjukkan bahwa pos

    masih merupakan sarana yang bisa diandalkan dalam memperlancar arus pengiriman barang maupun

    uang.Selain pos, sarana yang sering digunakan dalam memperlancar komunikasi adalah telepon.Provider

    telepon di Kabupaten Sumbawa Tidak hanya BUMN(Telkom) tetapi suasta juga sudah turut membangun

    jaringan telekomunikasi selular

    B.5 Kawasan budidaya

    Kawasan budidaya yang dimaksud adalah kawasan yang digunakan sebagai tempat kegiatan untuk

    melakukan/memenuhi suatu kegiatan ekonomi. Pada tabel berikut dijelaskan lebih detail mengenai kawasan

    peruntukan dan lokasinya di Kabupaten Sumbawa.

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 7

    Tabel B-7 Kawasan Budidaya Kabupaten Sumbawa Tahun 2011 - 2031

    No Kawasan Peruntukan Lokasi Luas [ha] Keterangan

    1. Hutan Produksi

    a. Hutan produksi terbatas

    kawasan Ampang Kampaja (RTK 70), Batu Lanteh (RTK 61), Dodo Jaranpusang (RTK 64), Pelaning (RTK 5), Klongkang Puncak Ngengas (RTK 60), sebagian Pulau Panjang (RTK 73), Pusok Pao (RTK 38), Rentung Sebokas (RTK 46), sebagian Riwo (RTK 43), Santong Labubaron (RTK 81), dan Selalu Legini (RTK 59)

    141.384,07

    b. Hutan produksi tetap

    kawasan Ampang Kampaja (RTK 70), Batu Lanteh (RTK 61), Buin Soway (RTK 57), Dodo Jaranpusang (RTK 64), Ngali (RTK 12), Gili Ngara (RTK 79), Olat Lake/Olat Cabe (RTK 78), P. Rai Rakit Kwangko dsk (RTK 80), Klongkang Pucak Ngengas (RTK 60), Samoko Lito (RTK 89), Selalu Legini (RTK 69), Kerawak Utuk (RTK.62), dan Serading (RTK 36)

    50.880,25

    2. Pertanian

    a. Tanaman pangan Seluruh kecamatan 82.491,00 padi dan palawija

    b. Hortikultura Seluruh kecamatan 28.552 pengembangan tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias

    c. Perkebunan Kecamatan Sumbawa, Utan, Rhee, Alas Barat,Batu Lanteh, Ropang, Lape, Lopok, Lunyuk

    53.772,00 pengembangan komoditi unggulan kopi, kelapa, pinang, kapuk, jambu mete, kemiri, wijen dan jarak, kelapa, dan kakao

    d. Peternakan sentra produksi peternakan atau kawasan ternak unggulan di Kecamatan Empang, Moyo Utara, Lopok, Utan dan Kecamatan Plampang

    22.450,54 pola pemeliharaan secara intensif, semi intensif dan lar

    3. Perikanan

    a. Perikanan tangkap Sumbawa Bagian Timur meliputi Kecamatan Tarano, Plampang, Maronge dan Lape

    137.570

    Sumbawa Bagian Tengah meliputi Labuhan Badas, Sumbawa, Rhee, Kecamatan Moyo Utara dan Moyo Hilir

    49.715

    Sumbawa Bagian Barat meliputi Kecamatan Alas Barat, Alas, Buer dan Utan

    77.375

    b. Perikanan budidaya pengembangan Minapolitan Sumbawa Bagian Timur meliputi di Labuhan Aji Kecamatan Tarano, Labuhan Sangoro Kecamatan Maronge, Labuhan Kuris Kecamatan Lape, Labuhan Bontong Kecamatan Tarano, Sepayung dan Teluk Santong Kecamatan Plampang

    10.068 minapolitan Rumput Laut, minapolitan Budidaya Udang

    pengembangan Minapolitan Sumbawa Bagian Tengah meliputi di perairan Tanjung Bele Kecamatan Moyo Hilir, perairan Pulau Medang Kecamatan Labuhan Badas, Labuhan Sawo dan Padak Tui Kecamatan Moyo Utara

    4.550 Minapolitan Rumput Laut, minapolitan udang

    pengembangan Minapolitan Sumbawa Bagian Barat meliputi Labuhan Mapin Kecamatan Alas Barat, Stowe Brang Kecamatan Utan

    1.575 minapolitan rumput laut, minapolitan udang

    Pamulung Kecamatan Labuhan Badas, Desa Merente Kecamatan Alas

    38,6 pengembangan budidaya ikan air tawar

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 8

    pengembangan budidaya di perairan umum di Bendungan Batu Bulan Kecamatan Moyo Hulu, Bendungan Mamak Kecamatan Lopok, Bendungan Tiu Kulit Kecamatan Maronge, Bendungan Gapit Kecamatan Empang

    299

    perairan Pulau Rakit Kecamatan Tarano, perairan Pulau Tengar, Pulau Ketapang, Pulau Dompo, perairan Labuhan Sangoro, sekitar perairan Pulau Meriam, Pulau Lipan, perairan Teluk Santong Kecamatan, sekitar perairan Pulau Dangar Besar, Pulau Ngali, Pulau Liang Kecamatan Lape, sekitar perairan Prajak Kecamatan Moyo Hilir, sekitar perairan Kecamatan Alas Barat, sekitar perairan Kecamatan Alas, Kecamatan Buer serta di kawasan sekitar Kecamatan Utan dan Kecamatan Rhee

    1.190 pengembangan budidaya kerapu, kakap dan lainnya

    sekitar Pulau Rakit Kecamatan Tarano, sekitar perairan Pulau Meriam, Pulau Lipan dan perairan Teluk Santong Kecamatan Plampang, sekitar Pulau Dangar Besar, Pulau Ngali, Pulau Liang Kecamatan Lape, sekitar perairan Prajak Kecamatan Moyo Hilir, sekitar perairan Limung Kecamatan Moyo Utara, sekitar perairan Brang Kua Kecamatan Labuhan Badas, perairan Kecamatan Alas Barat, Kecamatan Alas, Kecamatan Buer, di kawasan sekitar Kecamatan Utan, Kecamatan Rhee, serta di kawasan sekitar Kecamatan Labangka

    5.700 pengembangan budidaya mutiara

    c. Pengolahan ikan Pantai Goa Kecamatan Labuhan Badas 2 pengembangan wisata kuliner

    Desa Labuhan Bontong Kecamatan Tarano 2 pengembangan kawasan pengolahan terasi udang

    Desa Jotang Kecamatan Empang 2 pengembangan kawasan pengolahan masin

    Desa Empang Atas Kecamatan Empang 1 pengembangan kawasan pengolahan kerupuk ikan

    Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir 1 pengembangan kawasan pengolahan rumput laut

    Desa Pulau Kaung Kecamatan Buer 1 pengembangan kawasan kerajinan kulit kerang mutiara

    Teluk Santong, Tanjung Pengamas, Labuhan Mapin, Pulau Bungin, Pulau Kaung, Labuhan Jambu, Labuhan Buak, Prajak, Labuhan Terata, Labuhan Sengoro, Pidang dan Lunyuk

    11,5 pengembangan pengolahan ikan pada kawasan Pusat Pelelangan Ikan (PPI)

    d. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

    Pulau-pulau berpenghuni diprioritaskan untuk pengembangan budidaya laut dan pariwisata

    Pulau-pulau tidak berpenghuni diprioritaskan untuk pengembangan kawasan budidaya laut, pariwisata dan kawasan konservasi

    4. Pertambangan

    Sumbawa Bagian Selatan: Kecamatan Lunyuk, Kecamatan Ropang, Kecamatan Lantung, Kecamatan Orong Telu, Kecamatan Lenangguar, Kecamatan Batu Lanteh dan Kecamatan Moyo Hulu

    mineral logam, mineral bukan logam dan batuan

    Sumbawa Bagian Utara: Kecamatan Sumbawa, Kecamatan Unter Iwes,

    mineral logam, mineral bukan logam dan

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 9

    Kecamatan Moyo Hilir dan Kecamatan Moyo Utara

    batuan

    Sumbawa Bagian Timur: Kecamatan Lopok, Kecamatan Lape, Kecamatan Maronge, Kecamatan Plampang, Kecamatan Empang, Kecamatan Labangka, dan Kecamatan Tarano

    mineral logam, mineral bukan logam dan batuan

    Sumbawa Bagian Barat pada Kecamatan Rhee, Kecamatan Utan, Kecamatan Buer, Kecamatan Alas dan Kecamatan Alas Barat

    mineral logam, mineral bukan logam dan batuan

    5. Industri

    tersebar di seluruh kawasan perdesaan dan perkotaan Kabupaten Sumbawa

    pengembangan kawasan sentra industri kecil

    Kecamatan Sumbawa Besar, Kecamatan Moyo Utara, Kecamatan Unter Iwis, Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Alas, Kecamatan Utan, Kecamatan Lopok, Kecamatan Empang, Kecamatan Labangka dan Kecamatan Tarano

    pengembangan agroindustri

    Kecamatan Empang, Kecamatan Tarano, Kecamatan Moyo Hilir, Kecamatan Moyo Utara, Kecamatan Lunyuk, Kecamatan Labuhan Badas dan Kecamatan Buer

    pengembangan industri pengolahan hasil kelautan dan perikanan

    Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Unter Iwes, Kecamatan Lape, Kecamatan Lopok, Kecamatan Labangka dan Kecamatan Alas

    pengembangan industri pengolahan dan pergudangan

    6. Pariwisata

    wisata Pantai Sili - Maci, Pulau Moyo dan pulau-pulau kecil lainnya, Pantai Goa, Pantai Tanjung Menangis, Semongkat, Gili Keramat, Gili Bedil, Kawasan Pantai Empan, Pantai Labuan Padi, Pantai Lunyuk, Pantai Moyo Utara dan Pantai Jemplung di Kecamatan Empang

    kawasan wisata alam

    Desa Poto, Desa Pemulung, Desa Tepal, Pulau Bungin, sarkofagus di Desa Batu Tering dan daerah konservasi budaya yaitu Istana Dalam Loka, Bala Kuning, Wisma Praja, dan Makam Raja-Raja

    kawasan wisata budaya

    7. Permukiman

    daerah yang datar sampai bergelombang dengan kelerengan lahan 0% (nol per seratus) sampai dengan 15% (lima belas per seratus), bukan lahan irigasi teknis, bukan kawasan lindung, bukan kawasan rawan bencana, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih yang cukup

    permukiman perkotaan dan pedesaan

    8. Peruntukan lainnya

    pusat-pusat permukiman penduduk, pusat-pusat pelayanan lingkungan dan atau pusat pelayanan kawasan, jalan utama pusat kegiatan lokal dan pusat kegiatan wilayah

    kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan pertahanan keamanan

    Sumbawa Besar pengembangan perdagangan, jasa grosir dan pusat niaga

    Kecamatan Alas, Kecamatan Empang, Kecamatan Lenangguar dan Kecamatan Labangka

    pengembangan perdagangan dan jasa khusus agropolitan

    Sumber: Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011 - 2031

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 10

    C. Peluang Investasi

    Peluang investasi yang diunggulkan pada saat ini di Kabupaten Sumbawa adalah peternakan sapi sesuai dengan

    yang telah dicanangkan sebagai program nasional MP3EI dan program daerah Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta

    Sapi.

    C.1 Profil Peluang Investasi Peternakan Sapi di Kabupaten Sumbawa

    Beberapa profil investasi peternakan sapi di Kabupaten Sumbawa yang menjadi informasi penting bagi calon

    investor adalah sebagai berikut:

    a. Investasi dibidang peternakan sapi yang memiliki kelayakan secara teknis dapat dilakukan dalam

    bentuk:

    a. Usaha pembibitan sapi

    b. Usaha penggemukan sapi

    b. Pola pengembangan peternakan sapi menggunakan:

    a. Sistem kandang

    Ternak dipelihara dalam kandang siang dan malam, luas lahan yang digunakan relatif sempit.

    b. Sistem lar

    Pola pengembalaan peternakan sapi dilakukan dengan sistem padang pengembalaan ternak

    dengan perhitungan daya tampung lahan sebagai basis kegiatan usaha produksi sapi bibit dan sapi

    potong.

    c. Penggunaan padang pengembalaan bersama (lar)

    Peternakan sapi di Kabupaten Sumbawa umumnya menggunakan sistem pengembalaan paada lardan

    tidak dikandangkan.

    d. Kabupaten Sumbawa memiliki dukungan lahan peternakan/lar sebesar 501.284 ST (Satuan Ternak).

    e. Jumlah Curah hujan per tahun rata-rata dibawah 2.000 mm.

    Pada Kabupaten Sumbawa air hujan merupakan harapan utama agar rumput di padang

    pengembalaan dapat tumbuh kembali. Rata-rata jumlah curah hujan pada kabupaten ini selama tiga

    tahun terakhir adalah 1.396,37 mm dan rata-rata besarnya penguapansebesar 2.136,1 mm.

    Perbandingan rata-rata curah hujan dan penguapan setiap bulannya selama tiga tahun terakhir terlihat

    pada grafik dibawah ini.

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 11

    Walaupun dengan kondisi curah hujan dan penguapan demikian, tetapi Kabupaten Sumbawa memiliki

    populasi ternak yang besar, seperti yang tertera pada tabel berikut ini.

    Tabel C-1 Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa Tahun 2011

    No Jenis Ternak Populasi Ternak

    2009 2010 2011

    1 Sapi Bali 129.203 154.258 164.505

    2 Sapi Sumbawa 1.801 2.539 2.830

    3 Kerbau Sumbawa 56.636 54.535 55.706

    4 Kuda Sumbawa 37.326 37.426 38.505

    5 Kambing 36.322 38.462 39.396

    6 Domba 1.307 1.272 1.363

    7 Ayam Buras 558.038 607.700 655.733

    8 Ayam Potong 273.490 192.118 287.364

    Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

    f. Ras sapi lokal merupakan jenis sapi yang paling tepat untuk dibudidayakan maupun digemukkan.

    g. Sumbawa memiliki jenis sapi lokal yang mampu hidup pada wilayah kering/sedikit air.Calon investor

    paling tepat menggunakan ras sapi lokal untuk dibudidayakan maupun digemukkan, karena telah

    teruji kemampuannya untuk beradaptasi dan bertahan pada kondisi iklim tropis dan relatif kering.Jenis

    sapi lokal yang sudah dikembangkan di daerah Sumbawa adalah sapi Bali dan sapi Sumbawa.

    h. Wilayah peternakan Kabupaten Sumbawa bebas dari penyakit hewan menular strategis, seperti:

    Rabies, Jembrana, Brucellocis dan Septichaema Epizootica1.

    1 Blue Print Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta Sapi, 2009.

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 12

    i. Peternakan sapi bukan merupakan Negatif Investasi menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia

    No 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan

    Persyaratan Dibidang Penanaman Modal.

    j. Pola investasi yang paling cocok adalah plasma inti

    k. Karena investor tidak dapat memiliki atau memonopoli suatu lar, jenis sapi yang paling tepat

    dikembangkan adalah ras sapi lokal dan biaya pemeliharaan sapi yang paling murah adalah dengan

    menggunakan sistem pengembalaan, maka bentuk investasi budidaya sapi di Kabupaten Sumbawa

    yang paling baik adalah dengan menggunakan pola plasma inti, dimana modal berupa ternak dan

    teknologi berasal dari investor, menggunakan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja pengurus

    ternak dan menggunakan lahan pengembalaan milik pemerintah maupun masyarakat. Pembagian

    keuntungan disesuaikan dengan effort masing-masing pihak.

    C.2 Peluang Pasar

    Kondisi terkini di Indonesia yang menunjukkan adanya demand daging sapi dalam negeri yang besar serta

    peluang investasi peternakan sapi di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut:

    a. Kebutuhan daging sapi di Indonesia

    b. Konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah yaitu 2,1 kg/ kapita/tahun.

    Proyeksi kebutuhan daging sapi Indonesia pada tahun 2012 adalah 448.800 ton, dengan harus

    mengimpor sebesar 72.290 ton yang setara dengan 441.600 ekor sapi2.Permintaan daging sapi tersebut

    akan semakin besar pada tahun-tahun berikutnya seiring dengan naiknya daya beli masyarakat dan

    pertumbuhan penduduk Indonesia.

    c. Luas lahan pengembalaan Kabupaten Sumbawa

    d. Kabupaten Sumbawa memiliki lahan pengembalaan sebagai sumber pakan ternak seluas 334.189 ha dengan

    daya tampung sebesar 501.284 ST, populasi ternak sapi pada tahun 2011 adalah sebanyak 261.546 ekor,

    sehingga daya tampung lahan yang masih tersedia untuk pengembalaan sapi sekitar 239.738 ST.

    Tabel C-2 Potensi Investasi Peternakan Sapi di Kabupaten Sumbawa

    Kabupaten Lahan Sumber

    Pakan [ha]

    Daya Tampung

    [ST]

    Populasi Ternak Tahun

    2011

    Potensi Pengembangan

    Sapi [ST]

    Sumbawa 334.189 501.284 261.546 239.738

    Sumber: Blue Print NTB Bumi Sejuta Sapi, Dinas Pternakan Kab. Sumbawa, diolah. Keterangan:

    1. Diasumsikan daya tampung ternak lahan sumber pakanadalah 1,5 ST/hektar. 2. Satu satuan ternak (ST) adalah setara sapi dewasa bobot 300 kg

    2 Kementerian Perindustrian 2011.

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 13

    C.3 Ketersediaan Lahan

    Peternakan sapi di Kabupaten Sumbawa umumnya menggunakan sistem pengembalaan dan tidak

    dikandangkan. Pengembalaan sapi dilakukan di lahan pengembalaan yang disebut lar dalam bahasa setempat.

    Lar digunakan secara bersama-sama oleh para peternak. Para peternak tidak melakukan pembayaran dalam

    bentuk apapun kepada pemilik lar. Lar yang digunakan oleh peternak biasanya merupakan perkebunan

    masyarakat, hutan masyarakat, lahan kosong dan hutan lindung milik pemerintah. Lar tidak hanya terdapat di

    pulau Sumbawa saja, tetapi juga pada pulau-pulau kecil disekitarnya di Kabupaten Sumbawa. Beberapa lar yang

    termasuk dalam kawasan strategis menurut RTRW Kabupaten Sumbawa sudah ditetapkan dengan Surat

    Keputusan Bupati sebagai tempat pengembangan usaha peternakan, sehingga peruntukan lahan tidak bisa

    dikonversi ke sektor diluar sektor peternakan. Beberapa lar sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah

    berupa pembuatan sumur bor yang dapat digunakan sebagai sumber air minum ternak.

    Secara keseluruhan Kabupaten Sumbawa memiliki sekitar 60 lar/lahan pengembalaanseluas 27.933 ha, yang

    dapat digunakan oleh investor dan masyarakat setempat untuk penggemukan sapi.Tabel dan gambar berikut

    menjelaskan kondisdan letak lahan-lahan pengembalaan yang terdapat di Kabupaten Sumbawa.

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 14

    Tabel C-3 Padang Pengembalaan Ternak (Lar) Kabupaten Sumbawa Tahun 2011

    No KECAMATAN/DESA NAMA LAR (PADANG

    PENGGEMBALAAN)

    LUAS [ha]

    JENIS TERNAK

    POTENSI

    PRASARANA PENDUKUNG

    SARANA PENUNJANG

    KETERANGAN PANJANG (km) KONDISI

    JALAN JEMBATAN JALAN JEMBATAN

    1 PLAMPANG

    1. SEJARI Sejari 500 Sapi, kerbau Hijauan/rumput Aspal, JUT Sumur Lab. Peternakan

    2. PLAMPANG Ai Ampuk (Dusun Pamunga)

    400 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Tanah, JUT Sungai/ Pagar SK. Bupati No. 700 Th.

    2000

    3. MUER Padak Liyin (Dusun Lb. Ala)

    300 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    Lutuk Kele (Dusun Br. Kolong)

    200 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak SK. BupatiNo. 830 Th. 2000

    Bukit Barisan 200 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung Permohonan masyarakat

    5. MUER & SIMU Ponto 1.000 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    6. MUER & BRANG KOLONG

    Biara 200 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    7. TELUK SANTONG Dusun Lab. Ala 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput SK. BUPATI

    JUMLAH 2.900

    2 MARONGE

    1. Maronge Tanak Dewa (Dusun Maronge)

    400 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Tanah SK. BUPATINo.

    832 Th. 2000

    2. Lab. Sangoro Sampar Gurin (Dusun Lb. Sangoro )

    450 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput

    JUMLAH 850

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 15

    3 EMPANG

    1. Pers. Gapit Lar Padak Nyarinying 200 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    2. Boal K u k i t 200 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai Permohonan masyarakat

    Lar Tiu Batang 300 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    Ai P u s a i 500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    3. Lamenta Ai N y i r 500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    4. Jotang M e l u n g 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    S o m a n g 200 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    5. Ongko S e m a n g i 300 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    JUMLAH 2.300

    4 TARANO

    1. Batu Lanteh P r a p a t 500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai

    2. Lb. Aji/ Lb. Jambu Gili Rakit 1.500 Sapi Hijauan/rumput Setapak Sungai SK. BupatiNo. 1520 Th. 2000

    JUMLAH 2.000

    5 UTAN

    1. MOTONG Kuang Bira 256 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    Sepakat 300 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sungai Permohonan masyarakat

    2. TENGAH Lemak Segolong 351 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    3. STOWE BRANG Jorok Jati 197 Sapi, kerbau, Hijauan/rumput Setapak

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 16

    kuda

    4. SABEDO Sampar Sabedo 175 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    JUMLAH

    1.279

    6 RHEE

    1. LUK Sampar Kuang Rea 358 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    2. RHEE Sampar Bulu 411 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    JUMLAH

    769

    7 MOYO HILIR

    1. KAKIANG, NGERU, BERARE, MOYO

    B a d i 200 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    2. TANJUNG BELE Lar Tanah Rentung 50 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    3. NGERU, KAKIANG Lar Puna 500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    JUMLAH 750

    8 MOYO UTARA

    1. PUNGKIT/SEBEWE & KUKIN

    Olat CabePusuk Pepar

    1.000 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sumur

    2. PENYARING Lenang N A P 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung Permohonan Masyarakat

    3. Limung Dusun Limung - Ds. Pungkit

    1.007 Sapi, kerbau, kuda, sapi hisar, kambing

    Hijauan/rumput, gamal

    JUT, setapak Embung, koda, sumur bor, sumur

    gali

    SK BUPATINO.

    650 TH. 2009

    4. Padak Tui Ds. Kukin 150 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput, gamal

    Setapak Sumur Gali

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 17

    JUMLAH 2.257

    9 LAPE LOPOK

    1. LOPOK Badi, Batuapi, Lenanggoal, Mate Jaran, Jeruk Bang,Liang Bungir, Liang Layar

    800 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput

    2. LAB. KURIS Pulau Ngali 600 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak, menyeberang

    laut

    Sumur

    Pulau Liang 400 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak, menyeberang

    laut

    Badi 300 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sumur

    Maja 300 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput

    3. MAMA Serara 260 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput

    Ponto 370 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput

    JUMLAH 3.030

    10 LUNYUK

    1. JELAPANG Jelapang 8 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Baik

    2. PLARA Sampar Rau 10 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Baik

    3. KRIDA Lenang Kaliang 50 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    4. MEKAR SARI Lapan Jontal 75 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    JUMLAH 143

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 18

    11 MOYO HULU

    1. SEMAMUNG Kuang Ai Suir 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sumur

    2. LITO Penua 50 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    Labakung 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    3. BATU TERING Sangka Bulan 30 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    Ragan Goa 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    Seberak 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    JUMLAH 480

    12 R O P A N G

    1. LENANGGUAR Sedado, Sering 1.000 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sumur

    Uma Ramung 500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    2. TATEBAL Sampar Bukal 1.500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    Buin Balit, Temutung 500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    3. LANTUNG Sampar Klisu 1.000 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    Sampar Liang Jonge 1.000 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    4. ROPANG/LEBIN Kake, Sampar Selam, 3.000

    Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    Sampar Pola, Telamir,Popok, Penak

    2.000 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 19

    5. PEMANGONG Polintung 500 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak

    JUMLAH 11.000

    13 ALAS BARAT

    1. MAPIN KEBAK Bara Mayung(Dsn. Ai Jati )

    75 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Sumur

    Ai Selayar 100 Sapi, kerbau, kuda

    Hijauan/rumput Setapak Embung

    JUMLAH 175

    JUMLAH SELURUH 27.933

    Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa 2012

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 20

    Peta Lokasi Lar di Kabupaten Sumbawa

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 21

    C.4 Ketersediaan Bahan Baku

    Bahan baku yang dimaksud pada peternakan sapi ialah bibit sapi (bakalan), pakan hijauan dan air. Dinas

    Pertanian Kabupaten Sumbawa memiliki sebuah Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Desa

    Serading, Sumbawa Besar.Pada balai ini dapat dipesan bibit ternak dan bibit hijauan. Disamping itu Sapi Bali

    tersebar di hampir semua provinsi di Indonesia, namun demikian terdapat 11 provinsi yang memiliki potensi

    sebagai sumber bibit dengan rata-rata populasi di atas 90.000 ekor dan pertumbuhan populasi sebesar 2,8 5,9

    [%]. Secara berurutan dari yang tertinggi adalah seperti tabel berikut dibawah ini.

    No Provinsi Kabupaten Populasi Sapi

    per Kabupaten [ekor]

    Total Populasi Sapi

    [ekor]

    Pertumbuhan Populasi Sapi

    per Tahun [%]

    1 Sulawesi Selatan Bone, Bulukumba, Gowa, Barru, Pinrang, Wajo, Bantaeng, Sidrap

    > 30.000 709.000 4,1 5,9

    2 Bali Karangasem, Buleleng, Bangli, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Jembrana

    > 35.000 668.000 4,9 5,7

    3 Nusa Tenggara Timur Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu, Timor Tengah Utara, Ngada

    > 29.000 505.000 4,0 5,6

    4 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat, Bima, Lombok Timur, Dompu, Lombok Tengah, Sumbawa Barat

    > 35.000 492.000 4,4 5,9

    5 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Ogan Komering Ilir

    > 44.000 271.000 2,8 3,9

    6 Sulawesi Utara Konawe Selatan, Konawe, Muna, Kolaka

    > 38.000 237.000 4,5 5,5

    7 Gorontalo Gorontalo Utara, Gorontalo, Bone Bolango

    > 31.000 139.000 4,7 4,8

    8 Kalimantan Selatan Tanah Laut 138.000 138.000 3,3

    9 Sulawesi Tengah Banggai 32.000 32.000 4,3

    10 Sulawesi Barat Mamuju 52.000 52.000 4,6

    11 Lampung Lampung Tengah 28.000 28.000 3,9

  • Kabupaten SUMBAWA

    2012

    Peluang Investasi Daerah 22

    C.5 Besaran Investasi

    Besaran investasi penggemukan sapi berbeda-beda, bergantung pada umur dan berat bakalan serta lamanya

    penggemukan. Salah satu contoh analisa usaha penggemukan sapi per periode adalah sebagai berikut:

    1. Data/kondisi penggemukan

    a. Lama penggemukan : 6 bulan (180 hari).

    b. Bakalan : Sapi Bali jantan, umur sekitar 2 tahun,

    dengan berat sekitar 200 kg.

    c. Pertambahan berat badan harian : 0,5 kg/hari.

    d. Harga berat hidup sapi : Rp 30.000,- /kg berat hidup.

    e. Menggunakan sistem bagi hasil dengan pekerja.

    2. Biaya

    Harga sapi bakalan : Rp 6.000.000,-/ekor

    Obat-obatan : Rp 25.000/ekor

    Diasumsikan tidak ada biaya penyewaan lar dan biaya investasi sistem jaringan pipa untuk

    mengairi lahan pengembalaan.

    3. Produksi/hasil

    Pertambahan berat sapi: 180 hari x 0,5 kg = 90 kg;

    Pertambahan nilai jual sapi: 90 kg x Rp. 30.000,- = Rp. 2.700.000,-

    Keuntungan selama 6 bulan yang didapat dari setiap ekor sapi adalah: Rp 2.700.000 Rp 25.000,-

    = Rp 2.675.000,-

    4. Besaran investasi yang dibutuhkan dan keuntungan yang didapatkan

    Jika potensi dukungan lahan pengembalaan yang tersisa digunakan semuanya untuk

    penggemukan sapi, maka jumlah sapi yang dapat ditampung adalah sekitar239.738 ekor,

    sehingga dibutuhkan modal sebanyak: Rp 6.025.000/ekor x Rp 239.738 ekor = Rp

    1.444.421.000.000,- dengan keuntungan Rp 2.675.000,- x 239.738 ekor = Rp 641.299.150.000,-