potensi investasi provinsi jawa barat 2012

33
Propinsi JAWA BARAT 2012 Potensi Investasi 1 A. GAMBARAN WILAYAH A.1. Letak dan Batas Wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50’ - 7 o 50’ Lintang Selatan dan 104 o 48’ - 108 o 48’ Bujur Timur, dengan batas wilayah: Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan Propinsi DKI Jakarta Sebelah Timur, berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia Sebelah Barat, berbatasan dengan Propinsi Banten Wilayah Propinsi Jawa Barat terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 29.276,72 km 2 . A.2. Topografi Luas wilayah Propinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas 3.710.061,32 hektar dan garis pantai sepanjang 755.829 km. Daratan Jawa Barat dapat dibedakan atas: Wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah Jawa Barat) terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut (dpl);

Upload: erland

Post on 20-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Potensi Investasi Provinsi Jawa Barat

TRANSCRIPT

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 1

    A. GAMBARAN WILAYAH

    A.1. Letak dan Batas Wilayah

    Propinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5o 50 - 7o 50 Lintang Selatan dan

    104o 48 - 108o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah:

    Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan Propinsi DKI Jakarta

    Sebelah Timur, berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah

    Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia

    Sebelah Barat, berbatasan dengan Propinsi Banten

    Wilayah Propinsi Jawa Barat terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total

    luas wilayah mencapai 29.276,72 km2.

    A.2. Topografi

    Luas wilayah Propinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas 3.710.061,32 hektar dan

    garis pantai sepanjang 755.829 km.

    Daratan Jawa Barat dapat dibedakan atas:

    Wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah Jawa Barat) terletak di

    bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut (dpl);

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 2

    Wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian

    10 - 1.500 m dpl;

    Wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0 10 m dpl.

    Tutupan lahan terluas di Jawa Barat berupa kebun campuran (22,89 % dari luas wilayah

    Jawa Barat), sawah (20,27%), dan perkebunan (17,41%), sementara hutan primer, dan hutan

    sekunder di Jawa Barat hanya 15,93% dari seluruh luas wilayah Jawa Barat.

    A.3. Iklim dan Cuaca

    Iklim di Jawa Barat yaitu tropis, dengan suhu rata-

    rata berkisar antara 17,4 30,7C. Curah hujan tertinggi

    selama tahun 2011 pada bulan April sebesar 381,5 mm,

    sedangkan yang terendah terjadi pada Bulan Januari

    sebesar 63 mm. Dengan kecepatan rata-rata angin

    berkisar 4 knot dengan kelembaban nisbi 78 persen.

    A.4. Pembagian Wilayah

    Wilayah Propinsi Jawa Barat yang beribukota di Kota Bandung terbagi dalam tujuh belas

    kabupaten dan sembilan kota. Kabupaten Sukabumi merupakan wilayah dengan luas terbesar

    yaitu 4.160,75 Km2, sementara Kota Cirebon merupakan wilayah dengan luas terkecil yaitu 40,16

    Km2. Total kecamatan: 625 dan total kelurahan: 5.778.

    Tabel A-1 Luas Wilayah dan Jumlah Wilayah Administrasi Propinsi Jawa Barat Menurut

    Kabupaten/ Kota 2010

    No Kabupaten/ Kota Luas (Ha) % Jumlah

    Kecamatan Perkotaan Pedesaan

    1 Kab. Bogor 2. 997,13 1,37 40 289 139

    2 Kab. Sukabumi 4 .160,75 0,49 47 119 248

    3 Kab. Cianjur 3 .594,65 0,52 32 73 275

    4 Kab. Bandung 1 .756,65 1,56 31 208 68

    5 Kab. Garut 3 .094,40 0,67 42 158 266

    6 Kab. Tasikmalaya 2. 702,85 0,54 39 76 275

    7 Kab. Ciamis 2. 740,76 0,48 36 77 273

    8 Kab. Kuningan 1 .189,60 0,75 32 123 253

    9 Kab. Cirebon 1 .071,05 1,67 40 312 253

    10 Kab. Majalengka 1 .343,93 0,75 26 121 213

    11 Kab. Sumedang 1 .560,49 0,60 26 77 202

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 3

    12 Kab. Indramayu 2 .092,10 0,69 31 110 205

    13 Kab. Subang 2. 164,48 0,58 30 53 200

    14 Kab. Purwakarta 989,89 0,74 17 73 119

    15 Kab. Karawang 1 .914,16 0,96 30 126 183

    16 Kab. Bekasi 1. 269,51 1,79 23 101 86

    17 Kab. Bandung Barat 1 .335,60 0,98 15 81 84

    18 Kota Bogor 111,73 7,34 6 68 -

    19 Kota Sukabumi 48,96 5,28 7 33 -

    20 Kota Bandung 168,23 12,29 30 151 -

    21 Kota Cirebon 40,16 6,36 5 22 -

    22 Kota Bekasi 213,58 9,45 12 56 -

    23 Kota Depok 199,44 7,52 11 63 -

    24 Kota Cimahi 41,20 11,35 10 61 8

    25 Kota Tasikmalaya 184,38 2,97 3 15 -

    26 Kota Banjar 130,86 1,16 4 13 12

    Jawa Barat 37.173,97 1,00 625 2.659 3.221

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

    B. KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA

    B.1. Kependudukan

    Propinsi Jawa Barat yang terdiri atas 17 (tujuh belas) Kabupaten dan 9 (Sembilan) Kota

    memiliki total jumlah penduduk dengan rincian sebagai berikut:

    Tabel B-1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Di Propinsi Jawa Barat

    No Kabupaten/ Kota Jumlah Penduduk (Orang)

    2007 2008 2009 2010 2011*

    1 Kab. Bogor 4.316.236 4.402.026 4.453.927 4.771.932 4.922.247

    2 Kab. Sukabumi 2.258.253 2.277.020 2.293.742 2.341.409 2.369.974

    3 Kab. Cianjur 2.149.121 2.169.984 2.189.328 2.171.281 2.195.382

    4 Kab. Bandung 3.038.038 3.116.056 3.148.951 3.178.543 3.260.231

    5 Kab. Garut 2.429.167 2.481.471 2.504.237 2.404.121 2.432.008

    6 Kab. Tasikmalaya 1.792.092 1.839.682 1.860.157 1.675.675 1.694.945

    7 Kab. Ciamis 1.586.076 1.605.891 1.615.759 1.532.504 1.539.706

    8 Kab. Kuningan 1.140.777 1.163.159 1.173.528 1.035.589 1.040.870

    9 Kab. Cirebon 2.162.644 2.192.492 2.211.186 2.067.196 2.081.459

    10 Kab. Majalengka 1.204.379 1.210.811 1.219.145 1.166.473 1.171.138

    11 Kab. Sumedang 1.112.336 1.134.288 1.143.992 1.093.602 1.107.053

    12 Kab. Indramayu 1.795.372 1.811.764 1.827.878 1.663.737 1.671.390

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 4

    13 Kab. Subang 1.459.077 1.476.418 1.486.412 1 .465.157 1.479.515

    14 Kab. Purwakarta 798.272 809.962 819.005 852.521 869.656

    15 Kab. Karawang 2.073.356 2.112.433 2.134.389 2.127.791 2.165.452

    16 Kab. Bekasi 2.032.008 2.076.146 2.121.122 2.630.401 2.754.029

    17 Kab. Bandung Barat 1.493.225 1.531.072 1.548.434 1.510.284 1.540.036

    18 Kota Bogor 866.034 876.292 895.596 950. 334 973.142

    19 Kota Sukabumi 300.694 305.800 311.559 298.681 303.788

    20 Kota Bandung 236.4312 2.390.120 2.414.704 2.394.873 2.422.653

    21 Kota Cirebon 290.450 298.995 304.152 296.389 298.937

    22 Kota Bekasi 2.084.831 2.128.384 2.176.743 2 .334.871 2.416.124

    23 Kota Depok 1.412.772 1.430.829 1.465.826 1. 738.570 1.813.676

    24 Kota Cimahi 518.985 532.114 547.862 541.177 552.033

    25 Kota Tasikmalaya 624.478 637.083 640.324 635.464 642.644

    26 Kota Banjar 180.744 184.577 185.993 175.157 177.153

    Jawa Barat 43.053.732 43.895.241

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat Ket: *) Angka sementara

    Terlihat bahwa pada tahun 2011 kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbanyak

    berturut-turut adalah Kabupaten Bogor (4.922.247 jiwa), Kabupaten Bandung (3.260.231 jiwa),

    dan Kabupaten Bekasi (2.754.029 jiwa) sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah penduduk

    terkecil adalah kota Banjar (177.153 jiwa).

    B.2. Struktur Angkatan Kerja

    Penduduk Usia Kerja didefinisikan sebagai penduduk

    yang berumur 15 tahun dan lebih. Mereka terdiri dari

    Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Proporsi

    penduduk yang tergolong Angkatan Kerja adalah mereka

    yang aktif dalam kegiatan ekonomi.

    Tabel B-2 Angkatan Kerja Di Jawa Barat Menurut Pendidikan Dan Jenis Kelamin Agustus 2011

    Pendidikan Jenis Kelamin

    Laki-Laki (Orang) Perempuan (Orang) Jumlah (Orang)

    < SD 6.392.167 3.297.693 9.689.860

    SMTP 2.525.119 1.135.074 3.660.193

    SMTA Umum 2.004.837 912.028 2.916.865

    SMTA Kejuruan 1.243.733 399.266 1.642.999

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 5

    Sumber: BPS Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011, diolah Pusdatinaker

    Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah angkatan kerja pada sampai Agustus

    2011 kelompok yang paling besar adalah berasal dari jenjang SD yaitu dengan total 9.689.860

    orang. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, jumlah angkatan kerja terlihat lebih banyak pada

    jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 12.998.300 orang dan perempuan berjumlah 6.352.324

    orang.

    C. INFRASTRUKTUR

    C.1. Transportasi Darat

    Di Propinsi ini juga terdapat tiga jalan, yaitu jalan Negara,

    jalan Propinsi, dan jalan Kabupaten/Kota. Panjang Jalan

    Propinsi adalah 2.199,18 km, sedangkan panjang jalan negara

    adalah 1.140,69 km dan jalan Kabupaten/ Kota adalah 22.757,61

    km. Jika dirinci menurut jenis permukaan jalan sebesar 83,92%

    sudah beraspal, 11,72% berkerikil, dan sisanya 4,35% masih

    tanah, dan tidak dirinci.

    Tabel C-1 Panjang Jalan Kabupaten/ Kota Menurut Jenis Permukaan di Propinsi Jawa Barat

    (Km)

    No. Kabupaten /

    Kota

    Aspal Kerikil Tanah Tidak

    Dirinci Jumlah

    2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010

    1 Kab. Bogor 1.560,9 1.614,3 105,2 70,7 69,7 53,4 13,1 10,6 1.748,9 1.748,9

    2 Kab. Sukabumi 1.277,9 1.277,9 413,1 413,1 61,3 61,3 0,0 0,0 1.752,3 1.752,3

    3 Kab. Cianjur 1.095,8 1.068,5 141,2 192 11 29,9 0,0 0,0 1.248 1.290,3

    4 Kab. Bandung 1.134,4 1.155,4 - - - - - - 1.134,4 1.155,4

    5 Kab. Garut 651,3 634,4 173,3 190,2 4,2 4,2 - - 828,8 828,8

    6 Kab. Tasikmalaya

    1.303,3 1.052,7 - 10,7 - - - 240 1.303,3 1.303,3

    7 Kab. Ciamis 772,3 772,3 - - - - - - 772,3 772,3

    Diploma I/ II/ III/ Akademi 285.924 274.300 560.224

    Universitas 546.520 339.963 886.483

    Jumlah 12.998.300 6.352.324 19.358.624

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 6

    8 Kab. Kuningan 414 416,1 - - 2 - - - 416 416,1

    9 Kab. Cirebon 642,4 642,4 - - - - - - 642,4 642,4

    10 Kab. Majalengka 702,3 715,6 - - - - 13,3 - 715,6 715,6

    11 Kab. Sumedang 713,3 713,3 77,2 77,2 5,6 5,6 - - 796,1 796,1

    12 Kab. Indramayu 765,2 758,1 32,8 48,6 - - - - 798 806,7

    13 Kab. Subang 946,5 946,5 68,1 68,1 15,7 15,7 24,3 24,3 1.054,5 1.054,5

    14 Kab. Purwakarta 580,1 584,9 130,2 127 10,2 10,2 - - 720,5 722,1

    15 Kab. Karawang 861,7 907 1.225,5 1.312,8 552,8 420,2 - - 2.640 2.640

    16 Kab. Bekasi 726,7 817,8 200,2 25 - - - - 927 842,8

    17 Kab. Bandung Barat

    519,6 519,6 - - - - - - 519,6 519,6

    18 Kota Bogor 730,2 677,1 15,2 15,2 3,8 3,8 - 53,1 749,2 749,2

    19 Kota Sukabumi 142,5 142,5 - - - - - - 142,5 142,5

    20 Kota Bandung 1.185,4 1.185,4 - - - - - - 1.185,4 1.185,4

    21 Kota Cirebon 146,7 146,7 1,4 1,4 - - - - 148,1 148,1

    22 Kota Bekasi 312,3 312,3 - - - - - - 312,3 312,3

    23 Kota Depok 472,6 472,6 - - - - - - 472,6 472,6

    24 Kota Cimahi 119 119 - - - - - - 119 119

    25 Kota Tasikmalaya

    459,7 400 117,8 - 73,5 - - - 650,9 400

    26 Kota Banjar 183,7 223,3 21,1 - - 1,4 - - 204,7 224,7

    Jawa Barat 18.419,8 18.275,3 2.722,2 2.512 809,7 605,6 50,7 328,03 22.002,4 21.760,8

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

    Rencana pembangunan tiga jalan tol baru di Jawa Barat,

    yang diklaim dapat memperlancar transportasi di Bandung,

    khususnya di Bandung Raya, adalah:

    Tol Bandung intra Urban Tol Road (BUTR), yang

    membentang dari Pasteur sampai ke Ujung Berung

    sampai ke Cileunyi membelah kota.

    Tol Cisumdau, Cileunyi Sumedang Dauwan, untuk memperlancar arus pergerakan

    barang, dan orang di wilayah Bandung kawasan Cirebon, sehingga kepadatan kota

    akan berkurang.

    Tol Saroja, Soreang Pasir Koja, sebagai jalur yang menghubungkan antar kawasan

    industri Kabupaten Bandung ke Kota Bandung.

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 7

    C.2. Transportasi Laut

    Jawa Barat memiliki beberapa pelabuhan, diantaranya:

    1. Pelabuhan Regional :

    Pelabuhan Indramayu

    Pelabuhan Pamanukan

    Pelabuhan Pelabuhan Ratu

    Pelabuhan Pangandaran

    2. Pelabuhan Lokal yaitu Pelabuhan Eretan di Indramayu

    3. Pelabuhan Internasional yaitu Pelabuhan Cirebon

    4. Pelabuhan Khusus Pantai Utara :

    Pelsus Muara Tawar (PLTU)

    Pelsus Balongan (BBM)

    Pelsus Indramayu (BBM, Migas)

    Disamping itu, Propinsi Jawa Barat juga memiliki 3 Pelabuhan khusus yang belum

    beroperasi, yaitu:

    Untuk melayani industri mesin pembangkit listrik yang terletak di Desa Hurip Jaya,

    Kec. Babelan, Kab. Bekasi. Penetapan lokasi telah diterbitkan oleh Menteri

    Perhubungan dan rencana pengembangan untuk menjadi pelabuhan internasional

    untuk menunjang kegiatan kawasan industri.

    Pelsus Kanci (PLTU) di Gebang Kab. Cirebon, saat ini masih dalam tahap

    pembangunan.

    Pelsus (PLTU) dalam tahap pembangunan di Citarik Palabuhan Ratu.

    C.3. Transportasi Udara

    Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di Propinsi ini tersedia tiga bandar udara, yaitu

    Bandara Husein Sastranegara, Bandara Nusa Wiru, Bandara Penggung.

    Bandara Husein Sastranegara

    Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara

    terletak di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Selain

    untuk melayani masyarakat, bandara ini juga merupakan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 8

    salah satu pangkalan angkatan udara TNI. Jika dilihat di peta, maka bandara umum akan terlihat

    di sebelah barat selatan, dan militer di kanan barat selatan.

    Bandara Nusa Wiru

    Bandar Udara Nusa Wiru adalah bandara perintis terletak

    di pantai selatan Kabupaten Ciamis. Keberadaannya adalah

    sebagai penunjang kepariwisataan Kabupaten Ciamis

    umumnya, dan Pangandaran khususnya, sehingga diharapkan

    dapat lebih berkembang dengan dimungkinkannya jalur

    penerbangan ke daerah tersebut.

    Bandara Cakrabhuwana

    Bandara Cakrabhuwana (Penggung) berada di Kabupaten

    Cirebon. Memiliki nuansa tersendiri, bandara ini kecil, namun

    saat berada di kawasan ini rasanya lebih mengasyikkan

    daripada di bandar udara internasional yang besar, dan hingar

    bingar.

    Pesawat yang mendarati Bandar Udara Husein Sastranegara:

    Keberangkatan Domestik

    1. Garuda Indonesia (Denpasar/Bali, Surabaya, Jakarta).

    2. Merpati Nusantara Airlines (Batam, Surabaya, Semarang, Makassar, Denpasar/Bali).

    3. Sriwijaya Air (Surabaya).

    4. Indonesia Air Asia ( Denpasar/Bali, Medan).

    5. Lion Air (Yogyakarta).

    6. Susi Air (Jakarta, Pangandaran).

    Keberangkatan Internasional

    1. Indonesia Air Asia (Singapore, Kuala Lumpur).

    2. Malaysia Airlines (Kuala Lumpur).

    3. Silk Air (Singapore).

    Data Bandara Husein Sastranegara:

    a. Kelas : Domestik dan Internasional.

    b. Luas Bandara 145 Ha.

    c. Jarak Dari Kota: 5 km dari pusat Kota Bandung.

    http://id.wikipedia.org/wiki/TNIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_Nusantara_Airlineshttp://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_AirAsiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lion_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_AirAsiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia_Airlineshttp://id.wikipedia.org/wiki/Silk_Air

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 9

    d. Parkir Kendaraan di Bandara Husein Sastranegara: Luas 9,150 m; kapasitas 100

    kendaraan.

    e. Terminal Penumpang: kapasitas bandara 360,858 orang/tahun.

    f. Alamat : Jl. Padjajaran No.156, Bandung, Jawa Barat, 40174

    Jumlah penumpang domestik yang berangkat melalui Bandara Husein Sastranegara, dari

    Bulan Januari sampai dengan Desember 2010 tercatat sebanyak 403.429 orang dengan jumlah

    penerbangan 3.972 kali, sedangkan yang datang sebanyak 394.065 orang dengan jumlah

    penerbangan 3.963 kali, dan untuk jumlah penumpang yang transit sebanyak 75 orang.

    C.4. Perbankan

    Tabel C-2 Jumlah Bank Menurut Kelompok di Wilayah Jawa Barat, 2010

    No. Kabupaten/ Kota Bank

    Pemerintah

    Bank Swasta Bank

    Pembangunan Daerah

    Bank Asia dan Campuran

    Jumlah

    1 Kab. Bogor 4 18 1 4 27

    2 Kab. Sukabumi 4 11 1 1 17

    3 Kab. Cianjur 4 16 1 - 21

    4 Kab. Bandung 4 24 2 3 33

    5 Kab. Garut 4 15 1 1 21

    6 Kab. Tasikmalaya 4 4 1 - 9

    7 Kab. Ciamis 4 7 1 - 12

    8 Kab. Kuningan 4 12 1 - 17

    9 Kab. Cirebon 4 15 1 - 20

    10 Kab. Majalengka 4 10 1 - 15

    11 Kab. Sumedang 4 10 1 - 15

    12 Kab. Indramayu 4 12 1 - 17

    13 Kab. Subang 4 7 1 - 12

    14 Kab. Purwakarta 4 11 1 1 17

    15 Kab. Karawang 4 13 2 4 23

    16 Kab. Bekasi 4 22 1 3 30

    17 Kab. Bandung Barat 4 10 1 - 15

    18 Kota Bogor 4 17 2 7 30

    19 Kota Sukabumi 4 14 1 1 20

    20 Kota Bandung 4 43 2 13 62

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 10

    Sumber: Badan Pusat Statis4tik Propinsi Jawa Barat

    C.5. Kelistrikan

    Sistem kelistrikan Jawa Bali semakin tangguh menyusul

    beroperasinya PLTU 1 Jawa Barat Indramayu yang berkapasitas

    3 x 330 Mega Watt (MW). PLTU ini dibangun diatas lahan seluas

    83 hektar di desa Sumur Adem, Sukrak, Indramayu.

    Pembangunan ini merupakan bagian dari Fast Track Program

    10.000 MW Tahap Satu (FTP-1).

    Kebutuhan batubara untuk PLTU Indramayu diperkirakan

    mencapai 4,2 juta ton batubara per tahunnya. Listrik yang dihasilkan oleh PLTU Indramayu ini

    akan disalurkan melalui jaringan 150 Kilo Volt (kV) ke Gardu Induk Sukamandi, dan Kosambi

    untuk selanjutnya akan didistribusikan melalui jaringan interkoneksi Saluran Udara Tegangan

    Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV.

    Saat ini daya mampu rata-rata pembangkit pada sistim interkoneksi kelistrikan Jawa Bali

    mencapai 21.000-an mw dengan rata-rata beban puncak (peak load) harian berkisar 19.300 mw.

    Proyek kelistrikan Pemerintah-PLN ini tersebar di 37 lokasi di seluruh Indonesia, yakni 10 lokasi di

    Jawa-Bali dengan total kapasitas 7.490 mw, 12 lokasi di Indonesia Barat dengan total kapasitas

    1.580 mw dan 15 lokasi di Indonesia Timur dengan total kapasitas 865 mw.

    C.6. Kawasan Industri dan Kawasan Khusus

    Untuk industri tersedia dua puluh kawasan industri,

    yaitu Bekasi International Industrial Estate, Bukit Indah

    Industrial Park, Cibinong Center Industrial Estate, Daya

    Kencanasia Industrial Park, East Jakarta Industrial Park,

    Golden Industrial Park, Jababeka Industrial Estate-

    Cikarang, Karawang International Industrial City, Kawasan

    Industri Gobel, Kawasan Industri Lion, Kawasan Industri

    21. Kota Cirebon 4 23 1 1 29

    22. Kota Bekasi 4 25 2 3 34

    23. Kota Depok 4 19 2 5 30

    24. Kota Cimahi 4 20 1 2 27

    25. Kota Tasikmalaya 5 18 1 1 25

    26. Kota Banjar 4 7 1 - 12

    Jawa Barat 105 403 32 50 590

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 11

    Mitra Karawang, Kawasan Industri Rancaekek, Kawasan Industri Sentul , Kujang Industrial

    Estate, Lippo Cikarang, Mandala Pratama Permai Industrial Estate, Marunda Center, MM2100

    Industrial Town, Patria Manunggal Industrial Estate, Surya Cipta City of Industry yang didukung

    juga oleh fasilitas listrik, dan telekomunikasi.

    D. PEREKONOMIAN

    D.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat tahun 2011 berkisar antara sebesar 6,0

    6,5%, dengan laju inflasi antara 4,9 - 6%. Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas

    dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 335,03 339,09 triliun.

    Tabel D-1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga

    Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta), 2006 - 2010

    No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010*)

    01 Pertanian 34.725.766,21 35.687.490 37.139.985 41.722.076 42.137.486

    02. Pertambangan dan Penggalian 7.017.183,70 6.491.519 6.850.433 7.424.424 7.464.691

    03. Industri Pengolahan 114.299.625,74 6.491.519 133.756.556 131.432.865 135.246.774

    04. Listrik, Gas dan Air Bersih 5.755.519,24 5.750.579 5.985.767 6.839.237 7.315.960

    05. Bangunan/ Konstruksi 8.112.532,09 8.928.178 9.730.820 10.299.411 11.810.047

    06. Perdagangan, Hotel dan Restoran 50.609.675,67 54.789.912 56.937.923 62.701.714 70.083.413

    07. Pengangkutan dan Komunikasi 11.143.253,97 12.271.025 12.233.940 13.209.254 15.352.858

    08. Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan 7.672.322,47 8.645.533 9.075.520 9.618.612 10.564.691

    09. Jasa-jasa 18.200.096,05 18.728.218 19.494.893 20.157.658 21.899.922

    PDRB Dengan Minyak dan Gas Bumi 2,575,353,975,14 2.575.353.975.1

    4 291.205.837 303.405.251 321.875.841

    PDRB Tanpa Minyak dan Gas Bumi 248,810,922,86 265.834.045.0

    2 282.745.299 294.324.392 312.842.537

    Sumber : PDRB Jawa Barat, Catatan : *) Angka Sementara

    D.2. Inflasi

    Untuk tahun 2010 dari 7 kota di Jawa Barat yang

    dipantau inflasinya, Kota Depok tercatat inflasi paling

    tinggi yaitu sebesar 7,88 % sedangkan yang paling

    rendah adalah Kota Bandung sebesar 4,53 %.

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 12

    Tabel D-2 Laju Inflasi 7 Kota di Jawa Barat Menurut Kelompok Pengeluaran, 2010

    Kelompok Bandung Tasikmalaya Cirebon Bekasi Bogor Sukabumi Depok

    Umum 4,53 5,56 6,70 7,88 6,57 5,43 7,97

    Bahan Makanan 12,61 16,73 15,00 16,55 17,10 12,85 21,96

    Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

    2,57 3,53 6,05 10,08 2,49 2,82 7,69

    Perumahan 2,20 3,30 2,41 3,57 3,94 2,94 3,85

    Sandang 2,20 3,30 2,41 12,16 1,70 7,98 5,01

    Kesehatan 0,97 2,48 3,44 3,97 1,95 (0,31) 0,40

    Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

    2,13 (2,84) 9,77 0,79 2,65 3,26 1,29

    Transpor dan Komunikasi

    2,40 0,94 2,01 1,34 0,42 0,69 0,79

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

    D.3. Upah Minimum Regional (UMR)

    Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan

    Menteri Tenaga Kerja No.05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989

    tentang Upah Minimum sebagai berikut. Upah minimum

    Propinsi tahun 2012 yang terendah adalah Kota Banjar sebesar

    780.000 rupiah, dan upah minimum Propinsi yang tertinggi

    adalah kabupaten Bekasi sebesar 1.491.866 rupiah.

    Tabel D-3 Upah Minimum Propinsi Jawa Barat

    2008 2009 2010 2011 2012

    Rp. 568.193 Rp.628.191 Rp.671.500 Rp.732.000 Rp.780.000

    D.4. Perkembangan Ekspor

    Pada tahun 2010, volume impor di Jawa Barat mencapai

    3.506.621 ton dengan nilai sebesar 2.289.474 USD. Volume impor

    menurun sebesar 17,44% dibandingkan dengan tahun 2009. Akan

    tetapi nilai impornya meningkat sebesar 0,63%. Nilai impor di Jawa

    Barat sampai dengan tahun 2010 masih diperoleh pelabuhan

    Balongan yaitu sebesar 3.340.083 ton dengan nilai 2.190.126 USD.

    Sementara itu volume ekspor pada tahun 2010 mencapai 1.746.965 ton dengan nilai sebesar

    1.111.643 USD. Volume ekspor mengalami peningkatan sebesar 83,25% jika dibandingkan dengan

    2009, begitu juga dengan nilai ekspornya, meningkat sebesar 16,61%. Volume dan nilai ekspor

    terbesar untuk tahun 2010 diperoleh sebesar 1.029.565 ton dengan nilai 595.305 USD.

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 13

    Tabel D-4 Volume Dan Nilai Ekspor Nonmigas Dirinci

    Menurut Jenis Komoditi Propinsi Jawa Barat, 2009-2010

    Jenis Komoditi Volume (ton) Nilai (US$)

    2009 2010 2009 2010

    1. Mesin dan Pesawat Mekanik,

    Perlengkapan Elektonik dan

    Bagiannya

    463.420,79 547.285,22 7.066.202,45 8.344.359,21

    2. Tekstil dan Barang dari Tekstil 963.167,62 1.082.536,76 4.623.458,45 5.655.883,98

    3. Plastik, Karet, dan Barang dari

    Plastik dan Karet 823.672,07 852.027,91 1.790.066,65 2.146.478,25

    4. Logam Tidak Mulia dan

    Barang Terbuat dari Logam

    Tidak Mulia

    528.911,59 538.729,98 641.165,08 797.557,14

    5. Pulp, Kertas, dan Barang dari

    Kertas 1.102.065,22 1.114.831,03 975.510,16 1.086.243,83

    6. Kendaraan, Pesawat Terbang 77.711,15 105.476,13 677.597,86 990.965,03

    7. Produk Industri Kimia dan

    Industri Sejenis 433.255,87 607.491,26 584.108,04 788.436,92

    8. Makanan, Minuman,

    Minuman Keras, dan

    Tembakau

    215.376,58 286.610,37 512.752,57 712.269,45

    9. Barang dari Batu, Semen,

    Gips, Asbes, Kaca, Mika,

    Produk Keramik

    556.833,08 558.711,28 251.654,94 325.859,99

    10. Alas Kaki, Tutup Kepala,

    Payung, dan Bunga Tiruan 26.606,29 32.032,73 335.887,21 449.955,71

    11. Alat Optik, Fotografi, Musik,

    Kedokteran, Bedah, dan Jam 31.179,68 35.763,02 302.710,93 339.841,13

    12. Kayu, Barang dari Kayu, dan

    Barang Anyaman 145.956,55 163.507,88 165.039,94 192.641,43

    13. Kulit dan Barang dari Kulit 11.850,84 15.837,01 150.340,98 184.388,91

    14. Produk Nabati 103.413,79 96.607,01 168.269,53 178.993,03

    15. Lemak, Minyak dan Malam 82.621,19 94.232,45 55.330,57 84.789,78

    16. Lain-lain 1.515.882,38 1.581.428,66 804.864,04 962.614,88

    Jumlah 7.081 .924, 68 7.713.108, 70 19.104.959, 40 23.241.278, 66

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

    E. POTENSI INVESTASI PROPINSI JAWA BARAT

    E.1. Pengembangan Infrastruktur

    Pelabuhan Ratu sebagai Kawasan Minapolitan

    berbasis perikanan tangkap pertama dalam lingkup

    nasional berbatasan langsung dengan laut, dan

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 14

    sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Beberapa potensi perikanan

    tangkap yang mendukung konsep minapolitan adalah panjang garis pantai mencapai 117 km

    dengan sembilan kecamatan pesisir dengan wilayah penangkapan ikan fishing ground

    seluas 702 km2. Potensi lestari sumber daya ikan di Pelabuhan Ratu sendiri mencapai 14.592

    ton/tahun. Kawasan Pelabuhan Ratu juga memiliki beberapa komoditas unggulan seperti

    tuna, cakalang, layur, tongkol, dan lobster dengan produktivitas Maximum Sustainable Yield

    (MSY) juga disebut potensi lestari pertahunnya sebesar 14.592 ton, dan produktivitas

    Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan JTB sebesar 11.673 ton (dihitung dari 80% dari

    potensi lestari). Nelayan di kawasan ini mencapai 12.368 orang, tersedia fasilitas pendukung

    seperti Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) sebanyak satu unit, PPI Pusat Pendaratan

    Ikan (PPI) satu unit, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak lima unit. Dari segi armada

    penangkapan berupa perahu tanpa motor sebanyak 75 unit, perahu motor 845 unit, dan

    kapal motor 280 unit. Potensi investasi yang ada salah satunya adalah pengembangan

    infrastruktur pelabuhan ekspor komoditas laut.

    Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

    Pembangkit listrik tenaga sampah berpotensi didirikan di Kota Bandung dengan potensi

    volume sampah sebesar 7.977 m/hari. Sebagai dukungan investasi telah tersedia Detail

    Engineering Design (DED).

    Pembangunan bandara internasional Kertajati yang berlokasi di Kabupaten Majalengka.

    E.2. Pengembangan Budidaya Perikanan

    Di sektor perikanan, komoditas unggulan Propinsi Jawa Barat adalah ikan mas, nila,

    bandeng, lele, udang windu, kerang hijau, gurame, patin, rumput laut, dan udang vaname.

    Tabel E-1 Proyek Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Perikanan

    Nama Proyek Lokasi Proyek Kabupaten/Kota Kebutuhan

    Investasi Luas

    Lahan Kebutuhan

    Tenaga Kerja

    Pembenihan Ikan Mas

    Kec. Binong dan Pagaden

    Kab.Subang Rp.750.000.000 10 Ha 50 Orang

    Pembenihan Ikan Gurame

    Cipedes, Cibeureum, Kawalu, dan Indihiang

    Kota Tasikmalaya

    Rp.908.000.000 57 Ha 115 Orang

    Pembenihan Nila Gift

    Kawalu, Tawang, Cipedes dan Mangkubumi

    Kota Tasikmalaya Rp.2.848.000.000 179 Ha 350 Orang

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 15

    E.3. Sektor Pertanian

    Potensi pertanian di Jawa Barat tersebar secara

    merata di seluruh daerah, yang meliputi komoditas padi,

    palawija, dan hortikultural. Selain itu, jenis sayuran dan buah-

    buahan di daerah Jawa Barat memiliki potensi yang sangat

    menjanjikan.

    Tabel E-2 Luas Lahan Menurut Kabupaten/ Kota di Propinsi Jawa Barat, Tahun 2010

    No

    Kabupaten / Kota

    Jumlah Lahan Pertanian Jumlah Lahan

    Bukan Pertanian

    Jumlah Jumlah Lahan

    Sawah Jumlah Lahan

    Sawah Jumlah Lahan Bukan Sawah

    1 Kab. Bogor 48.484 124.039 97.024 269.547

    2 Kab. Sukabumi 64.077 232.023 113.282 409.382

    3 Kab. Cianjur 65.540 173.218 111.390 350.148

    4 Kab. Bandung 36.212 77.489 65.219 178.920

    5 Kab. Garut 50.270 153.594 102.655 306.519

    6 Kab. Tasikmalaya 49.556 170.489 51.207 271.252

    7 Kab. Ciamis 51.853 118.269 74.357 244.479

    8 Kab. Kuningan 29.051 40.888 40.023 109.962

    9 Kab. Cirebon 54.203 15.419 28.343 97.965

    10 Kab. Majalengka 51.899 35.349 33.176 120.424

    11 Kab. Sumedang 33.318 61.547 57.396 152.261

    12 Kab. Indramayu 118.625 49.359 36.027 204.011

    13 Kab. Subang 84.929 71.755 48.492 205.176

    14 Kab. Purwakarta 16.588 38.431 42.153 97.172

    15 Kab. Karawang 97.529 35.112 42.686 175.327

    16 Kab. Bekasi 54.197 34.739 37.254 126.190

    17 Kab. Bandung Barat 20.613 69.833 41.678 132.124

    18 Kota Bogor 960 1.470 9.420 11.850

    19 Kota Sukabumi 1.769 429 2.602 4.800

    20 Kota Bandung 1.425 8.562 8.579 18.566

    21 Kota Cirebon 307 856 2.593 3.756

    22 Kota Bekasi 469 4.354 16.228 21.051

    23 Kota Depok 827 6.366 12.836 20.029

    24 Kota Cimahi 293 355 3.519 4.167

    25 Kota Tasikmalaya 6.099 5.945 5.112 17.156

    26 Kota Banjar 3.318 5.489 2.873 11.680

    Jawa Barat 942.411 1.535.379 1.086.124 3.563.914

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 16

    Pada tahun 2011 produksi padi di Jawa Barat mencapai 11.445.920 ton GKG atau setara

    dengan 7.181.170 ton beras. Untuk komoditi pertanian jagung, pada tahun 2011 produksi jagung

    di Jawa Barat mencapai 976.163 ton atau naik sebesar 5,65% dibanding tahun 2010. Kenaikan

    lebih disebabkan oleh peningkatan ramalan produktivitas sebesar 5,73%, sedangkan luas panen

    mengalami penurunan sebesar 0,07%.

    E.4. Sektor Energi

    Propinsi Jawa Barat memiliki 41 area energi panas Bumi yang tersebar di 11 wilayah dengan

    total energi panas bumi sebesar 5.421 mw, yang terdiri dari 2.184 mw sumber daya, dan 3.237

    mw berupa cadangan. Jumlah tersebut baru dimanfaatkan sebesar 705 mw sebagai pembangkit

    listrik (Kamojang, Derajat, Gn Salak, Wayang Windu), 1.150 mw belum berproduksi, dan 3.456

    mw belum dieksplorasi.

    Tabel E-3 Sumber Energi

    No Lokasi Sumber Reserve

    Proved Total Speculative Hypothesis Estimated Potential

    1 Sukabumi 250 50 133 - - 433

    2 Bandung 50 224 527 208 647 1.656

    3 Cianjur 125 - - - - 125

    4 Bogor 400 - 187 30 485 1.102

    5 Subang 50 185 - - - 235

    6 Tasik 225 50 - - - 275

    7 Ciamis - - 100 - - 100

    8 Garut 350 125 260 250 310 1.295

    9 Sumedang - - 100 - - 100

    10 Kuningan 75 - - - - 75

    11 Cirebon 25 - - - - 25

    Total 1.550 634 1.307 488 1.442 5.421

    Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

    E.5. Sektor Pertambangan

    Daerah Jawa Barat mempunyai berbagai potensi

    bahan tambang dan galian, seperti minyak dan gas bumi di

    daerah Cirebon dan Indramayu, tambang emas di Gunung

    Pongkor, Gunung Limbung, dan Purwakarta. Selain itu,

    Jawa Barat juga memiliki bahan galian marmer di daerah

    Tasikmalaya, Bandung, dan Sukabumi. Batu kwarsa

    banyak terdapat di Bogor, Sukabumi, Bekasi, dan Cirebon,

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 17

    fosfat banyak terdapat di daerah Ciamis, dan Sukabumi, serta bentonit, zeloit dan gips tersebar

    di beberapa daerah. Di wilayah Jawa Barat bagian selatan terdapat potensi pertambangan pasir

    besi, dan kaolin.

    E.6. Sektor Pariwisata

    Pantai Ujung Genteng

    Keunikan pantai Ujung Genteng yaitu kita bisa

    menikmati matahari terbit juga matahari terbenam.

    Pantai Ujung genteng berada di desa gunung Batu,

    Kec. Ciracap 80 km dari Pelabuhan Ratu mungkin

    sangat cocok bagi yang suka dengan fotografi.

    Pantainya masih cukup bersih dengan khas pesisir

    pantai selatan yang terkenal bersih airnya. Di pesisir pantai tidak terdapat ombak karena

    sudah tertahan oleh beting karang yang berada sekitar 500 m sebelum garis pantai.

    Situ Patengan, Ciwidey

    Situ Patengan berasal dari bahasa Sunda,

    Pateangan-teangan yang artinya saling mencari.

    Dikisahkan dulu ada sepasang sejoli yaitu Ki Santang

    dan Dewi Rengganis yang saling mencintai. Mereka

    berpisah sekian lamanya, dan saling mencari. Akhirnya

    mereka bertemu di tempat yang dinamakan Batu Cinta. Dewi Rengganis pun minta

    dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai

    sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (pulau Asmara/pulau Sasaka).

    Green Canyon atau Cukang Taneuh, Pangandaran

    Nama Green Canyon dipopulerkan oleh seorang

    Perancis pada thn 1993. Nama aslinya Cukang Taneuh.

    Green Canyon memiliki keunikan tersendiri. Dari dermaga

    selama 30 menit kita akan merasa senang melewati sungai

    dengan air berwarna hijau tosca. Dalam perjalanan kita

    melihat kehidupan di bantaran sungai. Sesekali terlihat

    biawak, ular, dan penduduk yang sedang mancing atau

    menjala ikan.

    http://www.wisatanesia.com/2010/06/pelabuhan-ratu-sukabumi.html

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 18

    F. KONDISI SOSIAL BUDAYA

    Kesenian tari dari Propinsi Jawa Barat, antara lain:

    1. Tari Jaipong Bandung

    Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang

    lahir dari kreativitas seorang seniman asal

    Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada

    kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk

    Tilu menjadikannya mengetahui, dan mengenal

    betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi

    yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan,

    nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup

    memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan

    nama Jaipongan.

    2. Tari Topeng Cirebon

    Tari Topeng Cirebon, kesenian ini

    merupakan kesenian asli daerah Cirebon,

    termasuk Indramayu dan Jatibarang. Tari topeng

    Cirebon adalah salah satu tarian di tatar

    Parahyangan. Disebut tari topeng, karena

    penarinya menggunakan topeng di saat menari.

    Tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian

    solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

    Alatalat musik dari Jawa Barat, antara lain:

    1. Angklung

    Angklung adalah alat musik multitonal (bernada

    ganda) yang secara tradisional berkembang dalam

    masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat.

    Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara

    digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa

    bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar

    dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seni_tari&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gugum_Gumbira&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketuk_Tilu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketuk_Tilu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketuk_Tilu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kliningan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bajidoran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indramayuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jatibaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Parahyanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sundahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bambu

  • Propinsi JAWA BARAT

    2012

    Potensi Investasi 19

    ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi

    Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung

    Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

    2. Calung

    Calung adalah alat musik Sunda yang

    merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung.

    Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan

    cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah

    dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-

    ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi

    laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la).

    Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam),

    namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sundahttp://id.wikipedia.org/wiki/Salendrohttp://id.wikipedia.org/wiki/Peloghttp://id.wikipedia.org/wiki/Karya_Agung_Warisan_Budaya_Lisan_dan_Nonbendawi_Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karya_Agung_Warisan_Budaya_Lisan_dan_Nonbendawi_Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karya_Agung_Warisan_Budaya_Lisan_dan_Nonbendawi_Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/UNESCOhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angklunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Pentatonik

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 1

    A. GAMBARAN WILAYAH

    A.1 Kondisi Geografis

    Kabupaten Cirebon yang secara geografis terletak dilintasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, menempati titik

    strategis yang memiliki keunggulan tersendiri. Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108o 40' - 108o 48' Bujur

    Timur dan 6o 30' 7o 00' Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Cirebon adalah :

    Di Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu

    Di Barat Laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka

    Di Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan

    Di Timur berbatasan dengan wilayah Kotamadya Cirebon dan Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah.

    Kabupaten Cirebon mempunyai wilayah seluas 990,36 km, yang terdiri dari 40 kecamatan, 412 desa, dan

    12 kelurahan. Ibu kota Kabupaten adalah Kota Sumber yang terletak sekitar 12 km ke arah Barat dari Kota

    Cirebon. Kabupaten Cirebon dilalui oleh jalan nasional yang menghubungkan Jakarta - Semarang.

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 2

    A.2 Topografi

    Kondisi Topografi Kabupaten Cirebon berada pada ketinggian 0 300 m dpl. Wilayah dataran rendah yang

    terletak disepanjang pantai utara Jawa Barat memiliki ketinggian antara 0 25 m di atas permukaan air laut,

    yaitu Kecamatan Gunungjati, Suranenggala, Kapetakan, Mundu, Pangenan, Losari, Astanajapura dan Pabedilan.

    Wilayah yang memiliki ketinggian antara 25 - 100 mdpl berada dibagian tengah ke selatan, dan yang terletak pada

    ketinggian 100 - 300 mdpl ada di bagian selatan sedangkan yang memiliki ketinggian 300 m dpl terdapat

    disebagian wilayah Lemah Abang, Beber, Gegesik, Sedong, Dukupuntang dan Palimanan. Daerah bagian selatan

    di Kabupaten Cirebon merupakan daerah perbukitan.

    A.3 Iklim dan Cuaca

    Wilayah Kabupaten Kabupaten Cirebon beriklim tropis dengan suhu rata-rata 28C. Suhu tertinggi dapat

    mencapai 330C sedangkan suhu terendah sekitar 240C. Wilayah KAbupaten Cirebon dipengaruhi oleh angin

    Kumbang dan bertiup relative kencang dan kering. Curah hujan di Kabupaten rata-rata sebanyak 1.265,15 mm.

    Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Dukupuntang (3.317 mm) dan Kecamatan Palimanan (3.204 mm).

    Curah hujan terendah berada di Kecamatan Suranenggala (136 mm).

    A.4 Pembagian Wilayah

    Tabel A-1 Luas Wilayah Kabupaten Cirebon Tahun 2011

    No Kecamatan Luas Wilayah

    Km (%)

    1 Waled 28,46 2,91

    2 Pasaleman 32,11 3,29

    3 Ciledug 13,25 1,36

    4 Pabuaran 8,95 0,92

    5 Losari 39,07 4,00

    6 Pabedilan 24,08 2,47

    7 Babakan 21,93 2,25

    8 Gebang 31,68 3,24

    9 Karangsembung 15,14 1,55

    10 Karangwareng 23,12 2,37

    11 Lemahabang 21,49 2,20

    12 Susukan Lebak 18,74 1,92

    13 Sedong 31,02 3,18

    14 Astanajapura 25,47 2,61

    15 Pangenan 30,54 3,13

    16 Mundu 25,58 2,62

    17 Beber 23,25 2,38

    18 Greged 29,92 3,06

    19 Talun 21,21 2,17

    20 Sumber 25,65 2,63

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 3

    21 Dukupuntang 36,40 3,73

    22 Palimanan 17,18 1,76

    23 Plumbon 18,19 1,86

    24 Depok 15,55 1,59

    25 Weru 9,19 0,94

    26 Plered 11,34 1,16

    27 Tengah Tani 8,97 0,92

    28 Kedawung 9,58 0,98

    29 Gunungjati 20,55 2,10

    30 Kapetakan 60,20 6,17

    31 Suranenggala 22,98 2,32

    32 Klangenan 20,57 2,11

    33 Jamblang 17,76 1,82

    34 Arjawinangun 24,11 2,47

    35 Panguragan 20,31 2,08

    36 Ciwaringin 17,79 1,82

    37 Gempol 30,73 3,15

    38 Susukan 50,1 5,13

    39 Gegesik 60,38 6,18

    40 Kaliwedi 27,82 2,85

    Kabupaten Cirebon 990,36 100,00

    Sumber: Kabupaten Cirebon Dalam Angka Tahun 2011

    B. POTENSI WILAYAH CIREBON

    Kabupaten Cirebon yang secara geografis terletak dilintasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, menempati titik

    strategis yang memiliki keunggulan tersendiri. Selain sebagai sebagai kota transit yang di imbangi dengan

    pertumbuhan pembangunan fasilitas hotel-hotel berbintang, juga menjadi tujuan wisata dan bisnis. Bahkan,

    kegiatan perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap PAD Kabupaten Cirebon.

    B.1 Perekonomian

    Investasi di Kabupaten Cirebon meningkat dari Rp 392,77 Miliar pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp 585,21

    Miliar pada tahun 2010. Investasi di Kabupaten Cirebon terbesar di sektor jasa dan industri pengolahan (Tabel 2).

    Investasi di sektor lainnya yang berkembang adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Jumlah investor di

    Kabupaten Cirebon meningkat dari 160 pada tahun 2008 menjadi 249 pada tahun 2010. Jumlah tenaga kerja di

    Kabupaten Cirebon sebanyak 2023 orang pada tahun 2010.

    Tabel B-1 Perkembangan Investasi di Kabupaten Cirebon (Rp Juta)

    Sektor 2008 2009 2010

    Pertanian 620 225 234

    Pertambangan/Penggalian 13.164 1.500 1.465

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 4

    Industri Pengolahan 105.087 105.918 337.631

    Listrik, gas, dan air bersih 315.660 138.184

    Bangunan/konstruksi 18.599 47.581 56.818

    Perdagangan, hotel dan restoran 10.282 25.180 33.747

    Pengangkutan dan komunikasi 50.000 1.348 400

    Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 14.813 6.311 5.476

    Jasa-jasa 180.201 16.534 11.254

    Realisasi 392.766 520.257 585.209

    Jumlah Investor 160 285 249

    Tenaga Kerja 2.115 2.137 2.023

    Sumber : Cirebon dalam angka 2011

    Dilihat dari struktur ekonomi Kabupaten Cirebon, sektor pertanian masih merupakan penggerak utama

    roda perekonomian 31,1% diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 21% dan industri pengolahan 13,6%.

    Tabel B-2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Cirebon

    Lapangan Usaha Tahun

    2006 2007 2008 2009 2010* (%)*

    Pertanian 3.634.340 3.899.123 4.762.763 5.330.751 6.120.487 31,1%

    Pertambangan 43.350 51.419 58.525 63.854 72.614 0,4%

    Industri Pengolahan 1.864.387 2.001.123 2.306.475 2.408.511 2.666.494 13,6%

    Listrik, Gas dan Air Bersih 305.854 327.578 347.794 375.639 409.587 2,1%

    Bangunan / Konstruksi 699.479 788.941 975.183 1.086.993 1.256.245 6,4%

    Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.355.126 2.651.338 3.225.926 3.559.237 4.124.665 21,0%

    Pengangkutan dan Komunikasi 924.444 1.037.191 1.161.768 1.200.022 1.329.175 6,8%

    Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan

    458.857 506.581 623.056 693.314 797.365 4,1%

    Jasa - Jasa 1.303.544 1.663.863 2.113.237 2.400.419 2.888.251 14,7%

    *) Diolah

    B.2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

    Jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon menurut sensus penduduk tahun 2010 adalah 2,065,142 jiwa yang

    terdiri dari 1,057,501 jiwa laki-laki dan 1,007,641 jiwa perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk dari tahun

    2000-2010 sebesar 0,68%.

    Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sumber sebesar 80,914 jiwa dan terkecil di Kecamatan

    Pasaleman dengan jumlah penduduk sebesar 24,912 jiwa. Pada tahun 2011 dengan asumsi laju pertumbuhan

    penduduk yang sama maka jumlah penduduknya diperkirakan menjadi 3.469.438 Jiwa.

    Bila dilihat berdasarkan Struktur Angkatan Kerja Berdasar Tingkat Jenis Pendidikan 2011, kelompok yang

    terbesar adalah berasal dari jenjang pendidikan SD yaitu dengan total 628.964 jiwa dengan jumlah laki-laki

    sebesar 423.108 jiwa dan perempuan 205.856 jiwa

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 5

    Tabel B-3 Angkata Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin

    Angkatan Kerja di Kabupaten Cirebon Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Agustus 2011

    Pendidikan Jenis Kelamin

    Jumlah Laku - Laki Perempuan

    SD 423.108 205.856 628.964

    SMTP 95.149 42.488 137.637

    SMTA Umum 49.115 30.614 79.729

    SMTA Kejuruan 30.927 9.478 40.405

    Diploma I/II/III/Akademi 4.495 10.06 14.555

    Universitas 16.79 4.292 21.082

    Jumlah 619.584 302.788 922.372

    Sumber : BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

    B.3 Upah Minimum Kabupaten

    Perkembangan Upah Minimum Kabupaten Cirebon selama lima tahun terakhir dapat digambarkan sebagai

    berikut :

    Tabel B-4 Upah Minimum Kabupaten Cirebon

    2008 2009 2010 2011 2012

    Rp. 661.000 Rp. 765.000 Rp. 825.000 Rp. 923.000 Rp. 980.000

    Kenaikkan upah minimum kabupaten setiap tahunnya berkisar sebesar 8.5%.

    B.4 Infrastruktur

    Kabupaten Cirebon merupakan daerah yang berada dilintasan

    Jalan Negara yang menghubungkan 2 (dua) Propinsi yaitu Propinsi

    Jawa Barat dan Propinsi Jawa Tengah yang merupakan jalur ekonomi

    yang sangat strategis. Prasarana wilayah yang dimiliki cukup lengkap

    mulai dari Jalan, Bandara, Pelabuhan maupun Stasiun Kereta Api.

    Berikut adalah gambaran infra struktur yang tersedia maupun

    tahap rencana pembangunan :

    Jalan

    Ketersediaan jaringan jalan di Kabupaten Cirebon secara

    kuantitatif cukup memadai. Jaringan yang ada telah menjangkau

    seluruh kecamatan terutama ibukota kecamatan dengan kondisi

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 6

    jalan pada umumnya cukup Baik. Berikut adalah profil prasarana jalan di Kabupaten Cirebon :

    a. Jalan Negara panjang 90,7 Km

    b. Jalan Propinsi Panjang 53,25 Km

    c. Jalan Kabupaten panjang 643,16 Km

    d. Jalan Tol Kanci Pejagan sepanjang 35 km.

    e. Jalan Tol Palimanan Cirebon/ Kanci sepanjang 26,30 km.

    f. Jalan Tol Bandung Majalengka (rencana pembangunan). Jalan tol ini akan menghubungkan Cirebon

    dengan ibukota Propinsi Jawa Barat.

    g. Jalan Tol Cikopo Palimanan (sedang dibangun). Jalan tol ini memudahkan produsen di Kabupaten

    Cirebon untuk mendistribusikan produk ke konsumen di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang

    maupun untuk mengirim barang ekspor melalui pelabuhan kapal laut internasional Tanjung Priok. Tol

    ini sendiri akan melintasi wilayah Kabupaten Purwakara, Subang, Majalengka, dan Cirebon itu sejauh

    116 Km.

    h. Stasiun Peti Kemas (rencana pembangunan).

    Kelistrikan

    Saat ini Kabupaten Cirebon memiliki 2 (dua) unit Gardu Induk masing-

    masing berkapasitas 120 MVA yang berlokasi di Kecamatan Arjawinangun

    dan Sunyaragi. Daya terpasang sebesar 51.480 KVA. Selain itu pada saat ini

    sedang dibangun PLTU 660 MW yang dimiliki oleh swasta berlokasi di

    kecamatan Astanajapura.

    Telekomunikasi

    Sarana telekomunikasi. Setra Telepon Otomat (STO) di Kabupaten

    Cirebon sebanyak 7 buah pada tahun 2010. STO tersebut berlokasi di Arjawinagun, Kanci, Jamlang, Losari,

    Pabuaran, Plered dan Sindang Laut. Kapasitas setra sebanyak 19.000 buah dengan jumlah pelanggan

    sebanyak 19.000 pelanggan khusus untuk STO Kanci menyediakan 600 SST untuk Zona Industri, Astanajapura

    dan tersedia fasilitas Telepon umum sebanyak 520 unit.

    Pelabuhan

    Cirebon mempunyai pelabuhan yang dapat menghubungkan dengan

    pelabuhan-pelabuhan lainnya di Indonesia untuk melayani kebutuhan di

    dalam negeri, seperti pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Emas

    Semarang.

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 7

    Kereta Api

    Jalur Kereta Api Jakarta Cirebon. Jalur kereta api di Cirebon dapat

    menghubungkan penumpang dan barang dari Cirebon ke Jakarta, ke

    Semarang hingga Surabaya melalui jalur utara, dan ke Purwokerto ke

    Yogyakarta hingga ke Surabaya melalui jalur selatan atau dari Cirebon ke

    Cilacap melalui Purwokerto. Dalam perkembangannya terdapat rencana

    pembangunan Jalur Kereta Api Bandung Cirebon . Jalur kereta api ini

    akan menghubungkan Cirebon dengan ibukota Propinsi Jawa Barat.

    B.5 Sektor Pertanian

    a. Bawang Merah

    Luas lahan potensial yang bisa dikembangkan 2.547 Ha dengan produksi

    pertahun 36.231 Ton. Lokasi beraada di kecamatan Losari, Babakan,

    Waled, Cileduk, Astanajapura dan Pangenan

    b. Cabe Merah

    Luas lahan potensial yang bisa dikembangkan 703 Ha dengan produksi

    pertahun 5.700 Ton. Lokasi berada di kecamatan Waled, Astanajapura,

    Ciwaringin, Gebang,Pangenan dan Susukan.

    B.6 Sektor Jasa

    Kabupaten Cirebon sebagai kota transit memiliki panjang garis pantai sepanjang 54 Km dan berada

    diantara pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta dan Tanjung Mas Semarang, dekat jalan Tol Jakarta Jawa Tengah,

    dilewati Jalur kereta api pulau Jawa serta adanya zona industri, menjadikan kabupaten Cirebon mempunyai

    peluang untuk dibangun berbagai saranan pelabuhan. Selain itu sebagai kota transit, peluang pembangunan

    sarana hotel, restoran dan perdagangan sangat besar.

    B.7 Sektor Pertambangan

    Potensi sumberdaya mineral di Kabupaten Cirebon antara lain berupa bahan galian C, yaitu: pasir, pasir

    batu, batu alam, batu gamping, dan tanah liat. Potensi bahan galian C tersebut berada di Kecamatan

    Dukupuntang, Palimanan, Gempol, Beber, Lemahabang, dan Susukanlebak.

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 8

    B.8 Pengembangan infra struktur

    Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah di Kabupaten Cirebon

    Potensi dan peluang Investasi lainnya di Kabupaten Cirebon selain pembangunan industri pengecoran

    logam adalah pengembangan kolam pelabuhan dan tambak, jasa pandu dan tandu kapal, fasilitas bongkar muat

    kapal, pembangunan gudang dan lapangan penumpukan material, pembangunan terminal curah kering dan cair,

    pembangunan terminal penumpang, pembangunan fasilitas air bersih, dan pembangunan terminal peti kemas

    untuk memanfaatkan jalur Kereta Api. Kawasan industri di Kabupaten Cirebon dikembangkan hingga mencapai

    luas sebesar 3.000 Ha. Kawasan industri kecil dan menengah dikembangkan seluas kurang lebih 1.000 hektar.

    Tabel B-5 Rencana Lokasi dan Jenis Industri di Kabupaten Cirebon Tahun 2031

    Klasifikasi Lokasi Jenis Industri

    Industri

    Besar

    2.000 Hektar

    1. Kecamatan Mundu Industri manufaktur

    2. Kecamatan Astanajapura, Industri manufaktur dan hasil tambang;

    3. Kecamatan Pangenan Industri manufaktur dan hasil tambang;

    4. Kecamatan Babakan Industri gula

    5. Kecamatan Lemahabang Industri gula

    6. Kecamatan Gempol Industri semen dan hasil tambang;

    7. Kecamatan Gebang, Industri manufaktur dan industri penunjang wisata bahari;

    8. Kecamatan Losari Industri manufaktur dan industri penunjang pertanian dan

    perikanan.

    Industri

    Menengah

    1.000 Hektar

    1. Kecamatan Ciwaringin Industri penunjang pariwisata;

    2. Kecamatan Palimanan Industri ekstraktif;

    3. Kecamatan Plumbon Industri rotan;

    4. Kecamatan Weru Industri rotan;

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 9

    5. Kecamatan Plered Industri rotan;

    6. Kecamatan Tengah Tani Industri makanan;

    7. Kecamatan Kedawung Industri makanan;

    8. Kecamatan Depok Industri rotan; dan

    9. Kecamatan Mundu Industri soun.

    Industri

    Kecil dan

    Mikro

    1. Kecamatan Plered Industri batik, sandal, dan mebeuler;

    2. Kecamatan Kapetakan Industri perikanan budidaya;

    3. Kecamatan Arjawinangun Industri pertanian tanaman pangan dan Industri konveksi;

    4. Kecamatan Weru Industri makanan olahan;

    5. Kecamatan Depok Industri mebeuler dan batu alam;

    6. Kecamatan Dukupuntang Industri batu alam:

    7. Kecamatan Gebang Industri perikanan tangkap;

    8. Kecamatan Losari, Industri perikanan budidaya dan bata merah;

    9. Kecamatan Pangenan, Industri garam;

    10. Kecamatan Astanajapura Industri garam;

    11. Kecamatan Mundu, Industri garam;

    12. Kecamatan Plumbon Industri sandal;

    13. Kecamatan Ciwaringin Industri genteng merah;

    14. Kecamatan Beber Industri anyaman bambu; dan

    13. Kecamatan Jamblang Industri gerabah.

    Sumber : RTRW Kabupaten Cirebon

    C. PELUANG INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN PASIR BESI DI KABUPATEN CIREBON

    Sebagai kabupaten yang berada di lintasan jalur perekonomian

    bagian barat dan Tengah Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi

    Kabupaten Cirebon sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi

    dikabupaten Cirebon tidak dapat dipisahkan dengan peningkatan

    investasi khususnya terhadap peningkatan kemampuan sarana dan

    prasarana wilayah. Berbagai sarana dan prasarana telah tersedia dari

    mulai Jalan nasional, jalan Propinsi, jalan Tol, berbagai jenis

    Pelabuhan, kereta api, pembangkit listrik maupun rencana pengembangan infrastruktur lainnya seperti adanya

    rencana pembangunan bandara internasional di Kertajati Majalengka, pembangunan Jalan Tol dari Bandung

    menuju Cirebon (Tol CISUMJATI) sepanjang 65 KM yang saat ini sudah mencapai 25% dan rencana

    pengembangan stasiun kereta api Prujakan Cirebon menjadi Stasiun Peti Kemas tentunya akan meningkatkan

    peluang investasi di kabupaten Cirebon. Investasi yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Cirebon

    yang sesuai dengan kondisi wilayah dan potensi wilayah kabupaten Cirebon adalah industri smelter pasir besi.

    Keberadaan pembangunan industri smelter pasir besi di Kabupaten Cirebon diharapkan mampu mendorong

    tumbuh dan berkembangnya industri-industri yang menggunakan bahan baku logam, seperti industri peralatan

    transportasi di Jawa Barat dan industri logam skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bukan hanya di Kabupaten

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 10

    Cirebon, melainkan akan meluas ke kabupaten-kabupaten di sekitar Kabupaten Cirebon. industri smelter pasir

    besi merupakan industri pendukung bagi industry peralatan transfortasi.

    C.1 Profil investasi

    Beberapa profil investasi terkait pembangunan industry pengolahan pasir besi yang menjadi informasi

    penting bagi calon investor adalah sebagai berikut;

    a. Membutuhkan energi yang besar . Peleburan pasir besi membutuhkan energi yang relatif besar, sehingga

    wilayah yang memiliki energi yang besar dan relatif murah akan menjadi ekonomis bagi industri

    pengolahan pasir besi. Kabupaten Cirebon memiliki pembangkit listrik tenaga uap swasta dengan

    menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Pembangkit listrik tersebut berada di kecamatan

    Astanajapura dengan kapasitas terpasang 660 MW. Selain itu Kapasitas terpasang listrik dipulau Jawa

    saat ini maupun kedepannya akan mengalami surplus mengingat adanya pembangunan PLTU di Jawa

    tengah yang berkapasitas 2 x 1.000 MW. Kebutuhan energy listrik bagi industry smelter diperkirakan

    sekitar 40 - 100 Mw.

    b. Industri hIlirisasi pengolahan bijih besi bukan merupakan daftar negatif investasi menurut Peraturan

    Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Dibidang

    Penanaman Modal.

    c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah

    Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, melarang ekspor bijih besi mentah

    (sebagai raw material atau ore) melainkan harus diolah terlebih dahulu. Tabel berikut menerangkan

    batasan minimum pengolahan dan pemurnian komoditas tambang mineral logam yang diambil dari

    Lampiran I Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2012.

    Tabel C-1 Batasan Minimum Pengolahan dan Pemurnian Komoditas

    Tambang Mineral Logam

    No

    Komoditas Produk Samping/

    Sisa Hasil/ Mineral

    Ikutan

    Batasan Produk Minimum Untuk

    Dijual ke Luar Negeri Bijih/ore Mineral

    1 Bijih Besi a. Hematit b. Ilmenit c. Pirit

    Sponge iron > 85% Fe Pig iron > 94% Fe

    d. Geotit/ laterit Sponge iron > 80% Fe Logam paduan (alloy) > 88% Fe

    2 Pasir besi a. Titanomagnetit b. Ilmetit c. Rutil

    Pig Iron > 98% Fe

    Terak a. TiO2> 98% b. Logam paduan (alloy) > 65% Ti c. V2O5> 14,0% d. Logam paduan (alloy) > 65% V

    Sumber: Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2012

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 11

    C.2 Peluang Pasar

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil sekitar 6,3 6,7 % dengan jumlah penduduk yang besar

    merupakan pasar yang menarik bagi industri peralatan transportasi. Diantara peralatan tranportasi adalah

    kendaraan bermotor roda 2(dua) dan Roda 4(empat). Penjualan kendaraan bermotor roda 4 (empat) dalam

    negeri tahun 2012 mencapai 1 juta unit ditambah kendaran bermotor roda 2(dua) mencapai 8 juta unit. Badan

    Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan produksi industri Manufaktur besar dan menengah

    Indonesia pada triwulan III tahun 2011, meningkat sebesar 5,6% dibandingkan pada triwulan III tahun 2010.

    Kenaikkan produksi tersebut ditopang oleh industri kendaraan bermotor yang mengalami kenaikkan terbesar

    hingga 29,76%.

    Perkembangan dan kemajuan industri otomotif Indonesia dalam beberapa tahun ke depan bakal menjadi

    yang terbesar di Asia Tenggara. Proyeksi pertumbuhan industri mobil dan sepeda motor Indonesia sampai 2025

    (juta unit).

    Tabel C-2 Pasar industri logam

    Tahun 2011 2015 2020 2025

    Mobil Motor Mobil Motor Mobil Motor Mobil Motor

    Produksi 1 6,53 1,61 7,03 2,59 7,57 4,17 7,57

    Penjualan 0,76 6,48 1,22 6,98 1,97 7,52 3,17 7,52

    Ekspor 0,24 0,04 0,38 0,05 0,62 0,05 1 0,05

    Nilai(*) 140 65,27 225,4 70,31 363,02 75,75 584,78 90,89

    Sumber : Kementerian Perindustrian 2008 *) Dalam Rp Trilyun

    Seiring dengan perkembangan dan kemajuan industry automotif, industri besi baja sangat penting

    dikembangkan di dalam negeri. Karena itu, pengembangan industri smelter sebagai industri pendukung sudah

    menjadi satu kebutuhan yang tidak bisa dihindari lagi dalam upaya mengembangkan industri peralatan

    tranportasi.

    Industri smelter akan mengolah pasir besi menjadi Pig iron (besi Mentah) yang merupakan bahan baku bagi

    industri Besi Baja dalam negeri. Industri besi baja sangat diperlukan oleh industri peralatan transportasi. Peluang

    pasar industri smelter sangat besar. Pada saat ini bahan baku industri besi baja dalam negeri 80% mayoritas masih

    impor

    C.3 Ketersediaan Lahan

    Pemerintahan Kabupaten Cirebon telah menetapkan daerah kecamatan Pangenan dan Kecamatan

    Plumbon sebagai daerah kawasan industri. Kawasan industri tersebut berada pada Zona Industri Pangenan di

    Kecamatan Pangenan dan Zona Industri Plumbon di Kecamatan Plumbon. Kedua zona industri tersebut dikelola

    oleh perusahaan swasta. Zona Industri Pangenan seluas 100 hektar dan Zona Industri Plumbon seluas 87 hektar.

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 12

    Apabila dilihat dari tofografi dan tingkat kepadatan penduduknya maka wilayah Kecamatan Pangenan

    memiliki peluang yang lebih besar sebagai tempat investasi Industri smelter pasir besi.

    Lahan untuk kawasan industry

    C.4 Bahan Baku

    Bahan baku industri smelter adalah dari pasir besi yang akan diolah menjadi besi mentah atau pig iron. Pig

    iron ini sangat diperlukan bagi industry besi baja dalam mendukung industry peralatan transfortasi di Jawa Barat.

    Bahan baku pasir besi ini banyak terdapat dipulau jawa. Pasir besi dalam volume yang besar dijumpai di Propinsi

    Jawa Barat bagian selatan, yaitu di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Lokasi penambangan pasir besi

    di Kabupaten Garut berada di Kecamatan Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Pakenjeng, dan Caringin, Mekarmukti.

    Lokasi potensi penambangan pasir besi yang bersifat prospektif di Kabupaten Garut berada di Kecamatan

    Cimerak, Sayang Heulang, Cibera, Citanggeuleuk, Cijayana, dan Ranca Buaya. Potensi cadangan pasir besi sebesar

    4,2 juta ton terdapat di Cipatujah dan sebesar 2,4 juta ton di Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Pasir besi tersebut

    selama ini diekspor ke China melalui pelabuhan di Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah. Produksi pasir besi di

    Propinsi Jawa Barat sebesar 40.130 ton pada tahun 2008 dan sebesar 24.306 ton pada tahun 2010. Produksi bijih

    besi di Propinsi Jawa Barat sebesar 9.596 ton pada tahun 2008. Selain itu kebutuhan bahan baku pasir besi dapat

    dipasok dari cadangan pasir besi yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti di Kulon progo

    (605 juta MT, Cilacap (744 Ribu Ton), lumajang ( 169 Juta MT), Sukabumi (48 Juta Ton)

    Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non

    logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari

    magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup

    penting merupakan bahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan

    basaltik dan andesitik volkanik. Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah banyak

    dimanfaatkan pada industri semen. Pasir besi juga dijumpai di Sumatera, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan

    Timor.

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 13

    Lokasi Potensi Pasir Besi di Indonesia

    C.5 Sarana dan Prasarana

    Infra struktur yang tersedia maupun dalam tahap perencanaan di Kabupaten Cirebon sebagai pendukung

    adanya industri smelter sangat memadai. Dari mulai Pelabuhan Umum Cirebon, Pelabuhan Khusus PLTU Sumur

    Adem - Indramayu, Pelabuhan Khusus PLTU Kanci - Cirebon, Jaringan kereta Api, Jalan Tol, PLTU Cirebon telah

    tersedia.

    C.6 Besaran Investasi

    Besaran investasi yang diperlukan untuk pembangunan sebuah pabrik smelter diperkirakan mencapai USD

    600 juta USD 1 Milyar.

  • Kabupaten CIREBON

    2012

    Peluang Investasi Daerah 14