profil potensi investasi provinsi gorontalo 2009
TRANSCRIPT
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
1/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 1
Profil Potensi Investasi
Provinsi Gorontalo
1. Geografi, Admin istrasi dan Demografi
Provinsi Gorontalo berada pada 0.19 1.15o LU dan 121,23
123.43o BT. Posisi provinsi ini berada di bagian utara Pulau
Sulawesi, ibukota provinsi adalah Gorontalo dengan batas-batas
administrasi sebelah timur Provinsi Sulawesi Utara, sebelah barat
berbatasan dengan Sulawesi Tengah, sedangkan sebelah utara
berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan Teluk Tomini di
sebelah selatan. Luas wilayah Provinsi Gorontalo adalah 12.215,44
km2. Jika dibandingkan terhadap wilayah Indonesia, luas wilayah
provinsi ini hanya sebesar 0.64 %.
Secara administrasi, Provinsi Gorontalo terdiri dari empat kabupaten
dan satu kota, yaitu: Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo.
Jumlah penduduk di provinsi ini sebanyak 896.004 jiwa (BPS, 2008).
Tingkat pertumbuhan penduduk di Gorontalo berkisar pada nilai 1.93.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya migrasi masuk
dalam rangka pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusia (SDM),
terutama penempatan pegawai pemerintah baik dari pusat maupun
dari provinsi lain. Di samping itu sebagai provinsi baru, Gorontalo
merupakan daerah tujuan tenaga kerja untuk berusaha
2. Infrastruktur
Untuk transportasi laut, Provinsi Gorontalo memiliki dua pelabuhan
utama, yakni Pelabuhan Gorontalo dan Pelabuhan Anggrek
Kwandang, Kabupaten Gorontalo.KM Umsini, secara regular menyinggahi Pelabuhan Anggrek,
Kwandang, Kabupaten Gorontalo (dua minggu sekali (Kamis, Jumat)
Secara regular kapal penumpang yang menyinggahi Pelabuhan
Anggrek, Kwandang, adalah KM Umsini dan KM Kambuna.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
2/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 2
Sedangkan Pelabuhan Gorontalo secara periodik disinggahi kapal
penumpang KM Tilongkabila yang menggantikan KM Awu.
Untuk transportasi udara Provinsi Gorontalo memiliki satu bandara,yakni Bandar Udara Djalaluddin, terletak di Kecamatan Tibawa,
Kabupaten Gorontalo, kira-kira 35 km dari Kota Gorontalo.Bandara
ini memiliki landasan pacu dengan panjang 1.850 m dan lebar 30 m,
dan hanya dapat didarati pesawat berbadan kecil jenis Cassa dan F-
27. Pada pertengahan 2002 Bandara Djalaluddin akan mengalami
peningkatan dan penambahan panjang landasan pacu kira-kira 200
meter serta fasilitas lain berupa pembangunan bandara khusus
kargo.
Pembangunan bandara khusus kargo ini dimaksudkan untuk
mendukung ekspor langsung dari Provinsi Gorontalo kemancanegara, yakni Filipina, Taiwan, dan Jepang. Jarak tempuh
dari Gorontalo ke Filipina sekitar 1 jam, Taiwan 3 jam, dan ke
Jepang 4 jam.
Panjang jalan di wilayah Provinsi Gorontalo mencapai 2,170.6 km
yang terdiri dari 634.73 km jalan negara, 449.92 km jalan provinsi.
1,050.19 km jalan kabupaten dan 35.76 jalan kota.
Jaringan telekomunikasi yang dikelola oleh PT. Telkom telah
melayani seluruh wilayah. Jaringan ini didukung dengan kapasitas
sentral/terpasang sebesar 16,730 dan kapasitas terpakai sebanyak
16,113. Jaringan selular telah juga dapat melayani seluruh wilayah
dengan dukungan tiga operator yaitu Telkomsel, Indosat dan
Exelcomindo. Kantor pos dan warnet juga telah tersedia terutama di
kota Gorontalo. Hotel dan Restoran Jumlah hotel yang ada di
Provinsi ini sebanyak 46 buah dan salah satunya merupakan hotel
berbintang. Kapasitas kamar yang tersedia sebanyak 724 kamar.
Sebagian hotel berada di Kota Gorontalo. Restoran dan rumah
makan yang ada di provinsi ini sebanyak 104 buah.
Total produksi listrik di provinsi ini adalah 118,073,889 kwh.
Persoalan infrastruktur yang utama di Provinsi Gorontalo adalah
kelistrikan. Hal ini karena
(1) Pembangkit listrik di Gorontalo semuanya disel dan berbahan
baker solar. (2) Pembangkit listrik yang ada saat ini sudah tua
sehingga tidak efisien lagi. (3) Presentasi pertumbuhan konsumsi
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
3/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 3
listrik sekitar 12 persen pertahun lebih cepat dari pertumbuhan
ekonomi masyarakat. (4) Pertumbuhan ppresentasi tersebut tidak
diimbangi dengan penambahan pembangkit listrik. (5) Jaringan listrikyang ada belum terkoneksi secara menyeluruh.
Kondisi kelistrikan di Gorontalo saat ini mengalami krisis sehingga
dilakukan pemadaman secara bergiliran selama 4 jam setiap 3 hari
karena itu Wagub berbagai usaha dilakukan diantaranya dengan
membantu PLN Gorontalo dengan menyewa mesin genset 3 MW
milik swasta dan meyediakan mesin genset 3.6 MW melalui BUMD
Provinsi Gorontalo serta bekerjasama dengan Ditjen LPE dalam
pemanfaatan dan pengembangan potensi energi terbarukan
khususnya pembangunan PLTMH di berbagai lokasi di Gorontalo.
3. Perekonomian Wilayah
Selama tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo
memperlihatkan perkembangan yang pesat. Pertumbuhan ekonomi
di Provinsi ini pada tahun 2007 sebesar 6.90 % dan pada tahun
2008 sebesar 7.90 %.
4. Komodi tas Potensial
4.1. Industri Kelapa Terpadu
o Prospek Pasar
Industri Kelapa Terpadu adalah industri pengolahan kelapa
yang menghasilkan antara lain: Tepung Kelapa, Santan
Kelapa, Serat Kelapa (Coco Fiber), Arang Briket, dan Nata
de Coco. Neraca perdagangan tepung kelapa sebagai
produk utama dari industri pengolahan kelapa terpadu
menunjukkan rata-rata surplus yang besar setiap tahunnya
(28,904,421 USD). Hal tersebut menunjukkan pasar luar
negeri yang cukup baik untuk komoditas ini yang trend
ekspornya terus meningkat.
Disamping tepung kelapa, Serat Kelapa sebagai salah satu
hasil pengolahan kelapa terpadu memiliki prospek pasar
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
4/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 4
dalam negeri yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh neraca
perdagangan serat kelapa selama lima tahun (2004
2008) yang terlihat negatif, dengan nilai rata-rataselamalima tahun sebesar 13,229,883 USD. Dengan demikian,
komoditas Coco Fiber cukup potensial untuk
dikembangkan karena memiliki prospek pasar dalam
negeri yang baik.
o Ketersediaan Bahan Baku Potensial
Produksi kelapa Provinsi Gorontalo sebesar 67,261
ton/tahun (Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2008 , diolah).
Satu unit industri kelapa terpadu memiliki kapasitas bahan
baku sebesar 2,057 ton/ tahun. Saat ini di Provinsi
Gorontalo terdapat 4 unit industri kelapa terpadu, yang
menyerap bahan baku sebanyak 8,226. Karena itu, jumlah
bahan baku potensial yang tersedia sebanyak 59,033
ton/tahun.
o Lokasi Pengembangan
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
5/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 5
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkan sentra
produksi bahan baku dari industri yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri Kelapaterpadu di Gorontalo dapat dikembangkan di Kabupaten
Gorontalo, Pahuwato, dan Boalemo dengan produksi
bahan baku masing-masing sebesar 31,985 ton/tahun;
21,765; dan 7,752 ton/tahun.
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
Industri Kelapa Terpadu membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 700 orang/unit industri. Sementara itu jumlah
pencari kerja terdaftar di Gorontalo tahun 2008 sebanyak
23,851 orang (Depnakertrans, 2008). Dengan demikiankebutuhan tenaga kerja untuk mengembangan industri ini
cukup tersedia.
o Nilai Investasi dan Kelayakan Finansial
Secara umum untuk membangun satu unit industri kelapa
terpadu diperlukan investasi sebesar Rp. 6,211,463,500,-
atau 621,146.3 USD.
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data Departemen Perindustrian (2008), di
Provinsi Gorontalo terdapat 4 perusahaan yang bergerak di
bidang industri pengolahan komponen kelapa.
4.2. Industri Pengalengan Ikan
o Peluang Pasar
Komoditas Pengalengan Ikan memiliki prospek pasar yang
baik. Selama lima tahun (2004 2008) neraca
perdagangannya terlihat positif, dengan nilai rata-rata
sebesar 104,159,180 USD. Hal ini menunjukkan peluang
pasar luar negeri (ekspor) yang masih terbuka luas.
Dengan demikian, Komoditas Pengalengan Ikan masih
sangat potensial untuk dikembangkan.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
6/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 6
o Ketersediaan Bahan Baku Potensial
Produksi ikan Provinsi Gorontalo sebesar 36,919.30ton/tahun (Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2008, diolah).
Satu unit industri pengalengan ikan memiliki kapasitas
bahan baku sebesar 3,000 ton/tahun. Saat ini di Provinsi
Gorontalo terdapat 1 industri pengalengan ikan dan
terdapat 7 unit industri ikan beku yang menggunakan
bahan baku ikan. Karena itu, jumlah bahan baku potensial
yang tersedia sebanyak 12,917 ton/ tahun.
o Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkan sentra
produksi bahan baku dari industri yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri Pengalengan
Ikan di Gorontalo dapat dikembangkan di Kabupaten
Gorontalo, Boalemo, dan kota Gorontalo dengan produksi
bahan baku masing-masing sebesar 8,965; 7,427; dan
10,984 ton/tahun;
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
Industri Pengalengan Ikan membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 125 orang/unit industri. Sementara itu jumlah
pencari kerja terdaftar di Gorontalo tahun 2008 sebanyak
23,851 orang (Depnakertrans, 2008). Dengan demikian
kebutuhan tenaga kerja untuk mengembangan industri ini
cukup tersedia.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
7/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 7
o Nilai Investasi dan Kelayakan Finansial
Secara umum untuk membangun satu unit industri
pengalengan ikan diperlukan investasi sebesar Rp.98,964,256,000.- atau 9,896,425.USD.
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data Departemen Perindustrian (2008), di
Provinsi Gorontalo terdapat 1 perusahaan yang bergerak di
bidang industri pengalengan ikan dan 7 industri lain
berbahan baku ikan
4.3. Industri Pakan TernakKomoditas pakan ternak memiliki prospek pasar yang baik.
Selama lima tahun (2004 2008) neraca perdagangannya
terlihat negatif. Rata-rata selama lima tahun, neraca
perdagangan devisit sebesar -154,639,558 USD. Hal ini
menunjukkan peluang pasar dalam negeri yang masih terbuka
luas. Dengan demikian, komoditas pakan ternak masih sangat
potensial untuk dikembangkan karena memiliki prospek pasar
dalam negeri yang masih besar.
o Ketersediaan Bahan Baku Potensial
Produksi jagung Provinsi Gorontalo sebesar 399,883.2
ton/tahun (Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2008, diolah).
Satu unit industri pakan ternak memiliki kapasitas bahan
baku sebesar 96,000 ton/tahun. Saat ini di Provinsi
Gorontalo tidak terdapat industri pakan ternak. Karena itu,
jumlah bahan baku potensial yang tersedia sebanyak
399,883.2 ton/ tahun.
o Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkan sentra
produksi bahan baku dari industri yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri pakan ternak
di Gorontalo dapat dikembangkan di Kabupaten Gorontalo,
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
8/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 8
Pahuwato, dan Boalemo dengan potensi bahan baku
masing-masing sebesar 121,565; 161,190; dan 108,664
ton/tahun.
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
Industri pakan ternak membutuhkan tenaga kerja sebanyak
260 orang/unit industri. Sementara itu jumlah pencari kerja
terdaftar di Gorontalo tahun 2008 sebanyak 23,851 orang
(Depnakertrans, 2008). Dengan demikian kebutuhan
tenaga kerja untuk mengembangan industri ini cukup
tersedia.
o Nilai Investasi dan Kelayakan FinansialSecara umum untuk membangun satu unit industri pakan
ternak diperlukan investasi sebesar Rp. 98,964,256,000.-
atau 9,896,425.6 USD.
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data departemen perindustrian (2008), di
Provinsi Gorontalo tidak terdapat perusahaan yang
bergerakdi bidang industri pakan ternak. Dengandemikian
industri ini tidak memiliki pesaing di provinsi ini.
4.4. Industri Pengolahan Daging Sapi
o Prospek Pasar
Komoditas daging sapi olahan memiliki prospek pasar
dalam negeri yang cukup baik. Selama lima tahun (2004
2008) neraca perdagangannya terlihat negatif. Rata-rata
selama lima tahun, neraca perdagangan negatif sebesar
25,966,281 USD. Dengan demikian, komoditas Daging
Sapi Olahan cukup potensial untuk dikembangkan.
o Ketersediaan Bahan Baku Potensial
Produksi daging Provinsi Gorontalo sebesar 1,648.8
ton/tahun (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
9/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 9
Gorontalo, 2008, diolah). Satu unit industri pengolahan
daging sapi memiliki kapasitas bahan baku sebesar 4,000
ton/tahun.Saat ini di Provinsi Gorontalo tidak terdapatindustri pengolahan daging sapi. Karena itu, jumlah bahan
baku potensial yang tersedia sebanyak 16,488 ton/ tahun.
o Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkan sentra
produksi bahan baku dari industri yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri pengolahan
daging sapi di Provinsi Gorontalo dapat dikembangkan diKabupaten Gorontalo dengan produksi bahan baku
sebesar 16,488 ton/tahun.
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
Industri pengolahan daging sapi membutuhkan tenaga
kerja sebanyak 40 orang/unit industri. Sementara itu jumlah
pencari kerja terdaftar di Gorontalo tahun 2008 sebanyak
23.851 orang (Depnakertrans, 2008). Dengan demikian
kebutuhan tenaga kerja untuk mengembangan industri ini
cukup tersedia.
o Nilai Investasi dan Keuntungan Finansial
Secara umum untuk membangun satu unit industri
pengolahan daging sapi diperlukan investasi sebesar Rp.
3,548,000,000.- atau 354,800 USD.
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data departemen perindustrian (2005), di
Provinsi Gorontalo tidak terdapat perusahaan yang
bergerak di bidang industri pengolahan daging sapi.
Dengan demikian industri ini tidak memiliki pesaing di
provinsi ini.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
10/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 10
4.5. Industri Ikan Beku
o
Prospek PasarKomoditas ikan beku memiliki prospek pasar yang baik.
Selama lima tahun (2004 2008) neraca perdagangannya
terlihat positif, dengan nilai rata-rata selama sebesar
411,017,281 USD. Hal ini menunjukkan peluang pasar luar
negeri (ekspor) yang masih terbuka luas. Dengan demikian,
Komoditas ikan beku masih sangat potensial untuk
dikembangkan karena memiliki prospek pasar global yang
masih besar.
o Ketersediaan Bahan Baku PotensialProduksi ikan di Provinsi Gorontalo sebesar 36,919
ton/tahun (Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2008, diolah).
Sementara ini, di Provinsi Gorontalodijumpai 7 unit industri
ikan beku dan 1 unit pengalengan ikan. Apabila tiap unit
industri ikan beku menyerap bahan baku sebesar 3,000
ton/tahun, maka jumlah bahan baku yang terserap
sebanyak 24,000 ton/tahun. Dengan demikian jumlah
bahan baku potensial yang tersedia sebanyak 12,919
ton/tahun.
o Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkan
Kota/Kabupaten sentra produksi bahan baku dari industri
yang akan dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri
ikan beku di Provinsi Gorontalo dapat dikembangkan di
Kabupaaten Gorontalo, Boalemo, dan Kota Gorontalo
dengan produksi bahan baku masingmasing sebesar
8,965; 7,427; dan 10,984 ton/tahun.
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
Industri ikan beku membutuhkan tenaga kerja sebanyak 78
orang/unit industri. Sementara itu jumlah pencari kerja
terdaftar di Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 23,851
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
11/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 11
orang (Depnakertrans, 2008). Dengan demikian kebutuhan
tenaga kerja untuk mengembangan industri ini cukup
tersedia.
o Nilai Investasi dan Kelayakan Finansial
Secara umum untuk membangun satu unit industri ikan
beku diperlukan investasi sebesar Rp. 35,567,458,000,-
atau 3,556,745.8 USD.
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data Departemen Perindustrian (2008), diProvinsi Gorontalo terdapat 3 perusahaan yang bergerak di
bidang industri ikan beku.
4.6 Industri Gula
o Prospek Pasar
Komoditas Gula memiliki prospek pasar dalam negeri yang
baik. Selama lima tahun (2004 2008) neraca
perdagangannya terlihat negatif, dengan nilai rata rata
sebesar 306,846,743.40 USD. Hal ini menunjukkan
peluang pasar dalam negeri yang cukup prospektif.
Dengan demikian, komoditas Gula potensial untuk
dikembangkan.
o Ketersediaan Bahan Baku Potensial
Produksi tebu di Provinsi Gorontalo sebesar 35,631
ton/tahun (Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2008, diolah).
Sementara itu, di provinsi ini dijumpai satu unit Industri
Gula. Apabila tiap unit industri gula menyerap bahan baku
sebesar10,000 ton/tahun, maka jumlah bahan baku yang
terserap sebanyak 10,000 ton/ tahun. Dengan demikian
jumlah bahan baku potensial yang tersedia sebanyak
25,631 ton/tahun.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
12/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 12
o Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkanKota/Kabupaten sentra produksi bahan baku dari industri
yang akan dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri
gula di Provinsi Gorontalo dapat dikembangkan di Kota
Gorontalo dengan potensi bahan baku sebesar 32,392 ton/
Tahun.
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga KerjaIndustri gula membutuhkan tenaga kerja sebanyak 60
orang/unit industri. Sementara itu jumlah pencari kerja
terdaftar di Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 23,851
orang (Depnakertrans, 2008). Dengan demikian kebutuhan
tenaga kerja untuk mengembangan industri ini cukup
tersedia.
o Nilai Investasi dan Kelayakan Finansial
Secara umum untuk membangun satu unit industri gula
diperlukan investasi sebesar Rp. 18,500,000,000,- atau
1,850,000 USD..
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data departemen perindustrian (2008), di
Provinsi Gorontalo terdapat satu perusahaan yang
bergerak di bidang industri gula.
4.7. Industri Pati dan Minyak Jagung
o Prospek Pasar
Komoditas Pati dan Minyak Jagung memiliki prospek pasar
dalam negeri yang baik. Selama lima tahun (2004 2008)
neraca perdagangan Pati Jagung terlihat defisit rata-rata
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
13/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 13
4,346,737 USD dan Minyak Jagung defisit rata-rata
819,536 USD. Hal ini menunjukkan peluang pasar dalam
negeri yang cukup prospektif. Dengan demikian, komoditasPati dan Minyak Jagung cukup potensial untuk
dikembangkan karena memiliki prospek pasar dalam
negeri yang besar.
o Ketersediaan Bahan Baku Potensial
Produksi jagung di Provinsi Gorontalo sebesar 400,046
Ton/Tahun (ProvinsiGorontalo dalam Angka, 2008, diolah).
Sementara itu, di provinsi ini tidak dijumpai industri pati dan
minyak jagung. Dengan demikian jumlah bahan baku
potensial yang tersedia sebanyak 400,046 Ton/ Tahun.
o Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkan
Kota/Kabupaten sentra produksi bahan baku dari industri
yang akan dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri pati
dan minyak jagung di Provinsi Gorontalo dapat
dikembangkan di Kabupaten Gorontalo, Pohuwato, dan
Kota Gorontalo dengan potensi bahan baku masing-
masing sebesar 121,565; 161,190; dan 108,664 tonjagung
per tahun,
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
Industri pati dan minyak jagung membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 134 orang/unit industri. Sementara itu jumlah
pencari kerja terdaftar di Sulawesi Utara tahun 2008
sebanyak 23,851 orang (Depnakertrans, 2008). Dengan
demikian kebutuhan tenaga kerja untuk mengembangan
industri ini cukup tersedia.
o Nilai Investasi dan Kelayakan Finansial
Secara umum untuk membangun satu unit industri pati dan
minyak jagung diperlukan investasi sebesar Rp.
7,867,000,000.- atau 786,700 USD.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
14/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 14
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data Departemen Perindustrian (2008),sampai saat ini tidak terdapat industri pati dan minyak
jagung di provinsi Gorontalo. Dengan demikian industri ini
tidak memiliki pesaing di provinsi ini.
4.8. Industri Furniture Rotan
o Prospek Pasar
Komoditas furniture rotan memiliki prospek pasar yang baik.
Selama lima tahun (2004 2008) neraca perdagangannya
terlihat positif dengan nilai rata-rata sebesar 114,927,993
USD. Hal ini menunjukkan peluang pasar luar negeri(ekspor) yang masih terbuka luas. Dengan demikian,
komoditas furniture rotan masih sangat potensial untuk
dikembangkan.
o Ketersediaan Bahan Baku Potensial
Produksi rotan di Provinsi Gorontalo sebesar 4,124
Ton/Tahun (Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2008, diolah).
Sementara itu, di provinsi ini dijumpai dua industri
pengolahan rotan. Untuk satu unit industri pengolahan
rotan diperlukan bahan baku rotan sebanyak 200 ton/
tahun, sehingga jumlah bahan baku potensial yang
tersedia sebanyak 3,724 Ton/Tahun.
o Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan ditetapkan berdasarkan sentra
produksi bahan baku dari industri yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hal ini, Industri pati dan
minyak jagung di Provinsi Gorontalo dapat dikembangkan
di Kabupaten Gorontalo, Pohuwato, dan Boalemo dengan
produksi bahan baku masing-masing sebesar 1,500; 900;
dan 1,300 ton per tahun.
o Kebutuhan dan Ketersediaan Tenaga Kerja
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
15/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 15
Industri pati dan minyak jagung membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 64 orang/unit industri. Sementara itu jumlah
pencari kerja terdaftar di Sulawesi Utara tahun 2005sebanyak 23,851 orang (Depnakertrans, 2008). Dengan
demikian kebutuhan tenaga kerja untuk mengembangan
industri ini cukup tersedia.
o Nilai Investasi dan Keuntungan Finansial
Secara umum untuk membangun satu unit industri pati dan
minyak jagung diperlukan investasi sebesar Rp.
5,660,000,000.- atau 566,000 USD
o Pelaku Usaha
Berdasarkan data dari Departemen Industri (2008), sampai
saat ini dijumpai dua unit industri pengolahan rotan di
provinsi Gorontalo.
4.9. Pengolahan Kakao
Semasa krisis melanda negeri ini pada 1997, kakao telah terbukti
mampu menjadi tumpuan ekonomi bagi sekitar satu juta lebih
masyarakat tani di pedesaan. Harga kakao dunia yang terus
melambung saat itu, hingga pada kisaran Rp20 ribu per kilogram di
level petani, membuat mereka tersenyum manis menengguk untung
besar.
Hingga Tahun 2008 total kapasitas terpasang industri pengolahan
nasional yang mencapai 300 ribu ton, pemanfaatan kapasitas
produksinya baru 50 persen saja, atau sekitar 150 ribu ton.
Pemicunya, pabrik kakao sulit mendapatkan bahan baku biji
berfermentasi dari petani.
Padahal, produksi kakao nasional tahun lalu telah mencapai 600
ribu ton yang dihasilkan dari 992.446 hektare total areal kakao. Dari
nilai itu, 70 persen diekspor dalam keadaan mentah.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
16/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 16
Kondisi di dalam negeri ini, tentu begitu kontradiktif dengan apa
yang terjadi di Malaysia. Negara Jiran itu, telah mampu mengolah
kakao 250 ribu ton hanya dengan produksi 30 ribu ton per tahunsaja.
Pengembangan industry pengolahan kakao erat kaitannya dengan
kebijakan pemerintah. Sebelum tahun 2000, Indonesia memiliki tak
kurang dari 30 industri pengolahan kakao. Namun jumlah itu kian
menyusut. Hingga Tahun 2008 kini tersisa 15 industri saja dengan
kapasitas terpasang 314 ribu ton per tahun, tetapi realisasi
produksinya baru 165.500 ton per tahun.
Peluang pengembangan industry pengelahan kakao masih terbuka.
Sebab, selama ini produktivitas kebun kakao petani hanya rata-rata
600 kilogram per hektare per tahun.Apalagi, harus disadari pasar masih sangat terbuka luas. Konsumsi
cokelat global kini juga terus naik sebesar 2-4 persen, atau 60-120
ribu ton per tahun. Selain itu, pertumbuhan permintaan biji kakao
juga naik 2,6 persen per tahun
Sedangkan, pasokan hanya tumbuh 2,3 persen per tahun sehingga
memicu kenaikan harga yang relatif cepat. Tentunya, kondisi ini
merupakan peluang bagus bagi Indonesia untuk mengisi
kekosongan pasar tersebut, mengingat ketersediaan lahan masih
cukup luas.
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
17/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 17
.
Analisis Usaha Pengolahan Kakao
Net Present Value : Rp. 49.334.000.000
Internal Rate Return : 20,22%
Laba bersih rata-rata : Rp. 34.987.000
Benefit Cost Ratio : 2,31Pay Back Period : 7,1 tahun
PI : 1,19
ICOR : 3,88
ILOR : 13,92
Discount Rate : 10 % (selama 25 tahun)
ROI : 34,17
Dari analisis diatas terlihat bahwa usaha pengolahan kakao layak
dilakukan pada tingkat suku bunga komersial (15 %), dimana
terlihat nilai NPV nya positif, nilai B/C rationya 2,31 artinya investasi
ini mempunyai manfaat sebesar 2,31 terhadap pendapatan yang
diperoleh, nilai IRR 20,22 % artinya kegiatan investasi/usaha
pengolahan kakao masih layak dilakukan sampai dengan suku
bunga 20,22 %. Nilai Payback Period sebesar 7,1 artinya seluruh
-
5/28/2018 Profil Potensi Investasi Provinsi Gorontalo 2009
18/18
PROFIL POTENSI INVEST SI PROVINSI GORONT LO 18
biaya kegiatan investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu
7,1 tahun .
Sedangkan ICOR 3,88 mengindikasikan bahwa Misalnya targetpertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai 6 persen, dengan ICOR
3,88 berarti kebutuhan tingkat investasi dalam persentase terhadap
PDB yang dibutuhkan untuk mencapai target pertumbuhan 6
persen adalah 23,28 persen dari PDB. Nilai ICOR suatu sektor
bila berada di bawah 4 mengindikasikan investasi pada sektor
tersebut akan cukup efisien,
Nilai Indeks ILOR sangat tergantung pada kebijakan ekonomi
pemerintah berkaitan dengan aspek ketenaga kerjaan. Hal ini
berkaitan dengan pilihan kebijakan apakah industri yang akan
dikembangkan bersifat padat karya (labor intensive) atau padatmodal (capital intensive). Semakin tinggi nilai ILOR maka
kebutuhan tenaga kerja semakin besar
Sedangkan nilai ROI (return on investment) yaitu prosentase (%)
dari manfaat atas perbandingan dari biaya yang akan dikeluarkan.
Dengan nilai 34,17 maka kegiatan pengolahan kakao tersebut
sangat layak.