post test dinkes kota

12
1. DEFINISI PUSKESMAS Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha- usaha kegiatan pokok. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 1. Unit Pelaksanaa Teknis Sebagai Unit Pelaksanaa Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. 2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, sedangkan Puskesmas ditanggungjawab hanya

Upload: anonymous-uetvn7oio

Post on 03-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

dinkes kota

TRANSCRIPT

Page 1: Post Test Dinkes Kota

1. DEFINISI PUSKESMASPuskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di

samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha kegiatan pokok.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksanaa Teknis

Sebagai Unit Pelaksanaa Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

(UPTD),Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta

ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan di

wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, sedangkan Puskesmas

ditanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah Kerja Standard

Wilayah kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan. Apabila di satu kecamatan

terdapat lebih dari 1 Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar

puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah(desa/kelurahan/RW).

Masing - masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung

kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.

2. DEFINISI SEHAT (WHO)

Page 2: Post Test Dinkes Kota

Sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang

merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

Menurut WHO ada empat komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat, yaitu:

1. Sehat JasmaniSehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa

sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

2. Sehat MentalSehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah

kuno “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat (Mens Sana In Corpore Sano)”.

Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut:a)   Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan menyenangkan, serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.b) Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik, serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain.c) Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi, serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.

3. Kesejahteraan SosialBatasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur

dan sangat tergantung pada kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.

4. Sehat SpiritualSpiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan

memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau disebut sebagai “Positive Health” karena lebih realistis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata-mata.

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

Page 3: Post Test Dinkes Kota

1.Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.2.Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.3.Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

3. USAHA POKOK PUSKESMAS

Ada 20 usaha-usaha pokok kegiatan puskesmas, yaitu :

1. Kesehatan ibu dan anak,2. Keluarga Berencana,3. Usaha kesehatan gizi,4. Kesehatan lingkungan,5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan lalu lintas,7. Penyuluhan kes-mas,8. Peningkatan usaha kesehatan sekolah,9. Kesehatan olah raga,10. Perawatan kes-mas,11. Kesehatan kerja,12. Kesehatan gigi dan mulut,13. Kesehatan jiwa,14. Kesehatan mata,15. Laboratorium sederhana,16. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan,17. Kesehatan usia lanjut,18. Pembinaan pengobatan tradisional,19. Kesehatan remaja, dan20. Dana sehat.

4. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS PEKAN LABUHAN

Page 4: Post Test Dinkes Kota

5. PATOFISIOLOGI DAN PENANGANAN DBD

Patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit ialah:

1. Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah

2. Menurunnya volume plasma darah

3. Terjadinya hipotensi

4. Trombositopeni

5. Diatesis hemoragik

Patogenesa perdarahan pada penyakit DBD telah diselidiki secara intensif yaitu

disebabkan trombositopeni hebat dan gangguan fungsi trombosit di samping difisiensi

ringan atau sedang dari faktor I, II, V, VII, IX dan X dan faktor kapiler. Penyelidikan

mendalam mengenai jumlah trombosit Fibrina Degration Produc (FDP), morfologi

Page 5: Post Test Dinkes Kota

eritrosit dan penyelidikan post mortem membuktikan bahwa DIC mempunyai peranan

dalam terjadinya perdarahan penyakit DBD, tetapi bukan penyebab utama.

Penyelidikan terakhir membuktikan bahwa kompleks dan aktipasi sitem

komplemen memegang peranan penying dalam patogenesa penyakit DBD/DSS.

Kompleks imun telah ditemukan pada penderita antara hari ke-5 dan ke-7 sakit, saat

terserang renjatan terjadi. Produksi aktifitas komplemen yaitu C3a dan C5a yang

mempunyai sifat anafilatoksin dianggap sebagai penyebab kerusakan dinding kapiler

yang menimbulkan peninggian permeabilitas dinding pembuluh darah.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang spesifik DBD belum ada. Dasar pengobatan penderita penyakit

DBD simptomatis adalah penggantian cairan tubuh yang hilang karena kebocoran plasma.6

Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu

nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara

kimiawi yaitu: 

1. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat

perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain

rumah. 

Page 6: Post Test Dinkes Kota

PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk

tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat dilakukan

dengan: 

a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air sekurang- kurangnya

seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur

agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari. 

b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain

dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut.

c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu

sekali. 

d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama

yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti

sampah keleng, botol pecah, dan ember plastik. 

e. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dangan menggunakan

tanah. 

f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya

kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun.

2. Biologis 

Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan

jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti memelihara ikan cupang

pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14.

3. Kimiawi 

Page 7: Post Test Dinkes Kota

Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian

nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Cara pengendalian ini

antara lain dengan: 

a. Pengasapan/fogging dengan menggunakan mal athion danf enthion yang berguna

untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti sampai batas tertentu.

b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti

gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.

Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah

dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus

yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat

penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sempah-sampah

dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik

nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakanplus seperti

memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menabur larvasida, menggunakan

kelambu saat tidur, memesang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan

repellent, memesang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta

tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat. 

6. NAMA KADIS PEMKODRG. Hj. Usma Polita Nasution M.Kes.

7. ALAMAT PUSKESMAS Pekan LabuhanJl. KL Yos Sudarso Km 18,5, Kec. Medan Labuhan

8. Berapa UPT yang ada di pemko

Page 8: Post Test Dinkes Kota

Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang biasa disingkat dengan DKK Medan terletak dijalan Rotan No. 1 Komplek Petisah Medan. Dinas ini membawahi 39 Puskesmas Induk (13 Puskesmas Rawat Inap dan 26 Puskesmas Rawat Jalan) dan 41 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terletak di 21 Kecamatan se Kota Medan. Disamping itu DKK Medan mempunyai Unit Pelayanan Teknis yaitu Gudang Farmasi yang terletak di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Laboratorium Kesehatan Lingkungan yang terletak di Jalan Ibus Raya dan Klinik Spesialis Bestari yang juga terletak di Jalan Ibus Raya Medan.

9. Ada berapa seksi dan bidang di pemko

10. Tingkatan posyandu dan kegiatannya1.      Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.

2.      Posyandu Madya (warna kuning)Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu  kurang dari 50%

3.      Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program

Page 9: Post Test Dinkes Kota

utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.

4.      Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK.