por to folio diaga 250312 i men in go encephalitis

Upload: diaga081

Post on 06-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    1/20

    LAPORAN KASUS

    PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

    Nama Dokter : dr. Diaga

    Nama Wahana : RSUD Bayu Asih Purwakarta

    Identitas Pasien

    Nama : An. R Usia : 23 tahun Alamat: Kp.Jati Jajar Agama : Islam Suku : Sunda Status : Belum Menikah

    Dilakukan anamnesis dengan keluarga pasien pada tanggal 12 Maret 2012

    Keluhan Utama

    Kejang

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien kejang 2 jam SMRS, kejang bergerak menghentak-hentak tangan dan kaki, pasien

    tidak sadar dan mata menghadap ke atas, kejang terjadi sebanyak satu kali dan berlangsung

    selama kurang dari dari lima menit. Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh panas badan yang

    timbul mendadak, panas dirasakan terus menerus sepanjang hari, panas disertai batuk dan pilek.

    Panas disertai mual dan muntah sehingga pasien tidak dapat makan hanya dapat minum selama 2

    hari.

    Pasien tidak ada gangguan BAB dan BAK. Pasien sudah berobat ke klinik sebelumnya

    sebanyak 1 kali, obat sudah habis tetapi tidak ada perbaikan.

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    2/20

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien sering mengalami kejang sebelumnya terutama saat panas badan. Pasien tidakpernah kejang saat sedang tidak panas badan.

    Pasien tidak memiliki alergi obat-obat atau makanan tertentu.

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat keluarga dengan keluhan sama disangkal

    Riwayat keluarga dengan alergi disangkal

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan di Ruangan IGD RSUD Bayu Asih pada tanggal 12 Maret

    2012

    Kesadaran: Somnolen GCS : 12 (E:4,M:5,V:3) Berat badan : 13 kg Tanda-tanda vital:

    o Nadi: 160x/menito Respirasi: 32x/menito Suhu: 38,9oC

    Kepala: Bentuk dan ukuran simetriso Mata : Konjungtiva anemis -/- sclera icteric -/-

    Leher: KGB tidak teraba, kaku kuduk (+) Thorax:

    Bentuk dan gerak simetris

    Cor: BJ murni, regular, murmur (+) sistolik gr II a/r mitral valve, penjalaran (+) sampai

    parasternal V kiri, gallop (-)

    Pulmo: VBS ka=ki, rhonchi +/+, wheezing -/-

    Abdomen: datar, soepel, BU (+) meningkat, NT tidak dapat dinilai, H/L tidak teraba Ekstremitas: akral hangat, CRT

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    3/20

    Pemeriksaan Lab:

    Tgl 12-03-2012

    Lab darah :

    Hb:14,5 gr/dLHt : 43,7%

    Leukosit: 28.400/mm

    3

    Eritrosit : 4,72 jt/mm3Trombosit: 377.000

    Lab metabolik

    GDS : 166 gr/dL

    Rumusan Masalah

    Obs. Febris dengan kejang ec. Susp Meningoencephalitis + Susp. Bronchopneumonia

    Tatalaksana

    IVFD RL 10 tts/menit Inj. Ampicillin, 4 x 400 mg, IV Inj. Cefotaxime, 4 x 400 mg, IV Inj. Dexamethasone, 3 x 25 mg, IV Inj. Fenobarbital. 2 x 26 mg , IV IVFD manitol 65 tts/menit sesuai protap IVFD aminosteril 120 cc/hari Puasa NGT Balance cairan

    Prognosis

    Quo ad vitam: dubia ad malam

    Quo ad functionam: dubia ad malam

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    4/20

    BORANG PORTOFOLIO

    No. ID dan Nama Peserta: dr. Diaga

    No. ID dan Nama Wahana: RSUD Bayu Asih Purwakarta

    Topik: Obs. Febris dengan Kejang e.c. Suspect Meningoencephalitis + Suspect

    Bronchopneumonia + KEP

    Tanggal (kasus): 12 Maret 2012

    Tanggal Presentasi: 28 Maret 2012 Pendamping: dr. Edi Junaedi

    Tempat Presentasi: RSUD Bayu Asih Purwakarta

    Objektif Presentasi:

    Diagnostik

    Anak

    wanita, 7 tahun berat badan 13 kg, somnolen, tidak anemis tidak

    ikterik dating dengan keluhan kejang.

    Mendiagnosis dan menatalaksana pasien

    Bahan Bahasan: Kasus

    Cara Membahas: Diskusi

    Data pasien: Nama: An.R Nomor registrasi: 110652

    Nama klinik:IGD RSUD Purwakarta Telp: - Terdaftar sejak: 12 Maret 2012

    Data utama untuk bahan diskusi:

    1. Diagnosis / GambaranKlinis:

    Pasien kejang 2 jam SMRS, kejang bergerak menghentak-hentak tangan dan kaki,

    pasien tidak sadar dan mata menghadap ke atas, kejang terjadi sebanyak satu kali dan

    berlangsung selama kurang dari dari lima menit, setelah berhenti kejang pasien menjadi

    lemas dan seperti mengantuk. Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh panas badan yangtimbul mendadak, panas dirasakan terus menerus sepanjang hari, panas disertai batuk dan

    sesak. Panas disertai mual dan muntah sehingga pasien tidak dapat makan hanya dapat

    minum selama 2 hari. Pasien tidak ada gangguan BAB dan BAK. Pasien tidak ada

    riwayat batuk lama.

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    5/20

    2. Riwayat Pengobatan: Pasien sudah berobat ke klinik sebelumnya sebanyak 1 kali,

    obat sudah habis tetapi tidak ada perbaikan.

    3. Riwayat kesehatan / Penyakit: Pasien sering mengalami kejang sebelumnya

    terutama saat panas badan. Pasien tidak pernah kejang saat sedang tidak panas badan.

    Bila kejang dengan demam pasien biasanya dirawat di klinik saja, baru kali ini dibawa ke

    RSUD Bayu Asih. Pasien tidak memiliki alergi obat-obat atau makanan tertentu.

    4. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang pernah mengalami kejang. Tidak ada

    dalam keluarga pasien yang batuk lama. Tidak ada dalam keluarga pasien yang sedang

    dalam pengobatan 6 bulan. Tidak ada dalam anggota keluarga pasien yang pernah

    didiagnosis oleh dokter mengidap flek paru. Tidak ada dalam anggota keluarga pasien

    yang pernah didiagnosis oleh dokter mengidap bronchitis.

    5. Riwayat pekerjaan: Pelajar

    6. Kondisi lingkungan social dan fisik: pasien berasal dari keluarga yang tidak mampu.

    7. Lain-lain:

    Keluarga pasien merasa terganggu dengan penyakitnya karena pasien menjadi terhalang

    untuk beraktivitas seperti sedia kala dan tidak dapat makan.

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan di Ruangan IGD RSUD Bayu Asih pada tanggal 12Maret 2012

    Kesadaran: Somnolen PGCS : 12 (E:4,M:5,V:3) Kesan sakit : Berat Berat badan : 13 kg Tanda-tanda vital:

    o Nadi: 160x/menit, ekual, isi cukupo Respirasi: 32x/menit, thorakoabdominalo Suhu: 38,9oC (aksilla)

    Kulit : Tidak anemis, tidak ikterik, turgor kembali cepat Kepala: Bentuk dan ukuran simetris

    o Rambut : hitam, distribusi rata, tipis, tidak mudah dicabut.

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    6/20

    o Mata : Konjungtiva anemis -/- sclera icteric -/-o Pupil : bulat, isokor, diameter 3 mm.o Refleks cahaya direk/ indirek +/+, refleks kornea +/+o THT : Pernapasan cuping hidung +/+, secret (-)

    Leher: KGB tidak teraba, kaku kuduk (+) Thorax: Bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostalis (+)

    o Cor: BJ murni, regular, murmur (+) sistolik gr II a/r mitral valve,penjalaran (+) sampai parasternal V kiri, gallop (-)

    o Pulmo: VBS ka=ki, rhonchi +/+, wheezing -/- Abdomen: datar, soepel, BU (+) meningkat, NT tidak dapat dinilai, H/L tidak

    teraba

    Ekstremitas: akral hangat, CRT

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    7/20

    4. Garna H, Suroto E, Hamzah, Nataprawira H M, Prasetyo D, 2000, Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, Edisi kedua, Bag/SMF I.K.A

    FKUP/RSHS, Bandung, halaman 354-355

    5. http://www.who.int/growthref/who2007_weight_for_age/en/index.html 6. Homeier, Barbara P. 2005.Encephalitis. (,http://www.kidshealth.org/parent/

    infections/bacterial_viral/encephalitis.html ).

    7. Saanin, Syaiful. 2006. Infeksi pada Sistem Saraf Pusat.(http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Virus.html )

    Hasil Pembelajaran:

    1. Diagnosis meningoencephalitis dan KEP2. Tatalaksana meningoencephalitis dan KEP3. Menentukan pencegahan, untuk menghindari terjadinya meningoencephalitis dan

    KEP dan komplikasinya.

    RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

    Subjektif:

    Pasien kejang 2 jam SMRS, kejang bergerak menghentak-hentak tangan dan kaki, pasien

    tidak sadar dan mata menghadap ke atas, kejang terjadi sebanyak satu kali dan berlangsung

    selama kurang dari dari lima menit, setelah berhenti kejang pasien menjadi lemas dan seperti

    mengantuk. Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh panas badan yang timbul mendadak, panas

    dirasakan terus menerus sepanjang hari, panas disertai batuk dan sesak. Panas disertai mual dan

    muntah sehingga pasien tidak dapat makan hanya dapat minum selama 2 hari. Pasien tidak ada

    gangguan BAB dan BAK. Pasien tidak ada riwayat batuk lama.

    Objektif:

    Pasien didiagnosis dengan obs. Febris dengan Kejang e.c. Suspect Meningoencephalitis +

    Suspect Bronchopneumonia + KEP. Dasar diagnosis pasien ini adalah :

    Pada anamnesis didapatkan:

    - Adanya kejang- Terdapat penurunan kesadaran, setelah kejang berakhir pasien menjadi lemas

    dan seperti mengantuk

    http://www.who.int/growthref/who2007_weight_for_age/en/index.htmlhttp://www.who.int/growthref/who2007_weight_for_age/en/index.htmlhttp://www.kidshealth.org/parent/%20infections/bacterial_viral/encephalitis.htmlhttp://www.kidshealth.org/parent/%20infections/bacterial_viral/encephalitis.htmlhttp://www.kidshealth.org/parent/%20infections/bacterial_viral/encephalitis.htmlhttp://www.kidshealth.org/parent/%20infections/bacterial_viral/encephalitis.htmlhttp://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Virus.htmlhttp://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Virus.htmlhttp://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Virus.htmlhttp://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Virus.htmlhttp://www.kidshealth.org/parent/%20infections/bacterial_viral/encephalitis.htmlhttp://www.kidshealth.org/parent/%20infections/bacterial_viral/encephalitis.htmlhttp://www.who.int/growthref/who2007_weight_for_age/en/index.html
  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    8/20

    - Adanya mual dan muntah dan muntah.- Adanya panas badan- Adanya keluhan batuk dan sesak.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan:

    - Keadaan Umum: somnolen , GCS = 12, Kesan Sakit: berat

    - Berat badan = 13 kg

    - Panas badan (+) : 38,9oC

    - Pernapasan cuping hidung +/+ menandakan sesak

    - Kaku kuduk (+)

    - Retraksi (+) pada intercostalis.

    - Rhonchi +/+

    - Rangsang meningen: Brudzinsky I,II,III (+), Kernig +/+, Laseque +/+

    Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:

    - Peningkatan jumlah leukositAssessment:

    Ensefalitis adalah suatu peradangan pada otak, yang biasanya disebabkan oleh virus dan dikenal

    sebagai ensefalitis virus. Penyakit ini terjadi pada 0.5 dari 100.000 penduduk, umumnya pada

    anak-anak usia 2 bulan sampai 2 tahun, orang tua, dan individu yang mengalami gangguan

    sistem imun.Ensefalitis bisa disebabkan berbagai macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur,

    cacing, protozoa, dan sebagainya. Yang terpenting dan tersering adalah virus: virus herpes

    simpleks, arbovirus, dan enterovirus. Beberapa virus yang berbeda bisa menginfeksi otak dan

    medula spinalis, termasuk virus penyebab herpes dan gondongan (mumps).

    Tanda dan Gejala

    1. Infeksi ringan:

    - demam

    - nyeri kepala

    - nafsu makan yang memburuk

    - lemah

    2. Infeksi berat:

    - demam tinggi

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    9/20

    - nyeri kepala yang berat

    - mual dan muntah

    - kekakuan leher

    - disorientasi dan halusinasi

    - gangguan kepribadian

    - kejang

    - gangguan berbicara dan mendengar

    - lupa ingatan

    - penurunan kesadaran sampai koma

    3. Tanda-tanda yang bisa dilihat adalah:

    - muntah

    - ubun-ubun mencembung

    - menangis yang tidak berhenti

    Secara umum, gejala ensefalitis dibagi menjadi tiga (trias):

    - tanda infeksi, baik akut maupun subakut: panas

    - kejang-kejang

    - kesadaran menurun

    Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa ensefalitis:

    1. Pungsi Lumbal dan pemeriksaan cairan serebrospinalHasil pemeriksaan cairan serebrospinal pada ensefalitis virus menunjukkan cairan yang

    jernih, tekanannya tinggi, banyak mengandung sel darah putih dan protein, kadar gulanya

    normal.

    2. Elektroensefalografi (EEG)

    Mengukur aktivitas gelombang elektrik yang diproduksi oleh otak. Hasil EEG yang

    abnormal, kemungkinan adalah suatu ensefalitis, tetapi hasil EEG yang normal tidak bisa

    menyingkirkan diagnosa ensefalitis.

    3. CT Scan dan MRI

    CT Scan dan MRI dikerjakan untuk memastikan bahwa penyebab dari timbulnya gejala

    bukan karena abscess otak, stroke, atau kelainan struktural (tumor, hematoma,

    aneurisma). CT Scan dan MRI dapat menunjukkan adanya pembengkakan pada otak atau

    gambaran lain. Jika diduga suatu ensefalitis, CT Scan / MRI ini dikerjakan sebelum

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    10/20

    pungsi lumbal untuk mengetahui adanya peningkatan intrakranial.

    4. Biopsi otak

    Jarang dilakukan

    5. Pemeriksaan darah

    Pemeriksaan serologis dilakukan untuk mengukur kadar antibodi terhadap virus.

    Terapi pada ensefalitis bersifat simtomatis (mengobati gejala). Pada kasus-kasus yang ringan,

    disarankan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, banyak minum, supaya sistem imun

    tubuh kita kuat untuk menghadapi infeksi virus. Gunakan acetaminophenuntuk menghilangkan

    sakit kepala dan demam. Obat anti inflamasi (kortikosteroid) dapat dipergunakan untuk

    mengurangi pembengkakan dan peradangan. Bila kejang diberikan obat anti kejang. Pada

    beberapa kasus, diperlukan terapi fisik dan bicara.

    Sedangkan meningitis adalah suatu reaksi peradangan yang mengenai satu atau semua lapisan

    selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan

    eksudasi (keluarnya cairan) berupa pus (nanah) atau serosa, disebabkan oleh bakteri

    spesifik/non spesifik atau virus.

    Gejala Klinis yang muncul:

    Neonatus (bayi usia 2 tahun

    o Panas, menggigil, muntah, nyeri kepala

    o Kejang

    o Gangguan kesadaran

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    11/20

    o Tanda-tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, tandaBrudzinski dan Kernig (+)

    Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosa meningitis:

    1. Pemeriksaan cairan serebrospinal :

    Diagnosis pasti meningitis dibuat berdasarkan gejala klinis dan hasil analisa cairan

    serebrospinal dari pungsi lumbal.

    1. Pemeriksaan radiologi :

    a. X-foto dada : untuk mencari kausa meningitis

    b. CT Scan kepala : dilakukan bila didapatkan tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial

    dan lateralisasi

    2. Pemeriksan lain:

    a. Darah : LED, lekosit, hitung jenis, biakan

    b. Air kemih : biakan

    c. Uji tuberkulin

    d. Biakan cairan lambung

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    12/20

    Alur diagnosis

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    13/20

    Terapi

    Farmakologis :

    a. Obat anti infeksi : Meningitis tuberkulosa :

    oIsoniazid10-20 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2 dosis (maksimal 500 mg/hari)

    selama 1 tahun

    oRifampicin 10-15 mg/KgBB/hari PO dosis tunggal selama 1 tahun

    o Streptomycin sulphate 20-40 mg/KgBB/hari IM dosis tunggal atau dibagi dalam 2

    dosis selama 3 bulan

    Meningitis bakterial

    ----------------------------------------------------------------------------------------------

    Sumber Organisme Tersering Terapi Empiris

    ----------------------------------------------------------------------------------------------

    Spontan

    Neonatus E. coli Ampi + Seftriakson

    B streptococci atau

    L. monocytogenes Ampi + Gentamisin

    1-3 bulan E. coli Ampi + Seftriakson/B streptococci Ampi +

    L. monocytogenes Kloramfenikol

    H. influenzae

    S. pneumoniae

    3 bulan- H. influenzae Seftriakson atau

    18 tahun N. meningitidis Ampi +

    S. pneumoniae Kloramfenikol

    18-50 S. pneumoniae Ampi atau

    tahun N. meningitidis Penisilin G

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    14/20

    Diatas S. pneumonia Ampi + Seftriakson

    50 tahun N. meningitidis

    L. monocytogenes

    Gram (-) bacilli

    Cedera

    Tengkorak S. pneumoniae Ampi + Seftriakson

    tertutup Streptokokus lain

    (+ likuore) H. influenzae

    Penetrating S. aureus Vankomisin +

    S. epidermidis Seftriakson

    Streptococcus sp

    Gram (-) bacilli

    Pasca bedah S. aureus Vankomisin +

    S. epidermidis Seftriakson

    Gram (-) bacilli

    -------------------------------------------------------------------------------------------------

    oDexamethasone dosis awal 0,5 mg/KgBB IV dilanjutkan dengan dosis rumatan 0,5mg/KgBB IV dibagi dalam 3 dosis, selama 3 hari. Diberikan 30 menit sebelum

    pemberian antibiotika

    a. Pengobatan simptomatis Menghentikan kejang :

    oDiazepam 0,2-0,5 mg/KgBB/dosis IV atau 0,4-0,6 mg/KgBB/dosis REKTAL

    SUPPOSITORIA, kemudian dilanjutkan dengan :

    o Phenytoin 5 mg/KgBB/hari IV/PO dibagi dalam 3 dosis atau

    o Phenobarbital 5-7 mg/Kg/hari IM/PO dibagi dalam 3 dosis

    Menurunkan panas :

    o Antipiretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atauIbuprofen 5-10

    mg/KgBB/dosis PO diberikan 3-4 kali sehari

    o Kompres air hangat/biasa

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    15/20

    c. Pengobatan suportif

    o Cairan intravenao Oksigen. Usahakan agar konsentrasi O2 berkisar antara 30-50%.

    2. Perawatan :

    Pada waktu kejang :o Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka

    o Hisap lendir

    o Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi

    o Hindarkan penderita dari rudapaksa (misalnya jatuh)

    Bila penderita tidak sadar lama:

    o Beri makanan melalui sonde

    o Cegah dekubitus dan pnemonia ortostatik dengan merubah posisi penderita sesering

    mungkin, minimal ke kiri dan ke kanan setiap 6 jam

    o Cegah kekeringan kornea dengan boorwater/salep antibiotika

    Bila mengalami inkontinensia urin lakukan pemasangan kateter

    Bila mengalami inkontinensia alvi lakukan lavement

    Pemantauan ketat :

    o Tekanan darah

    o Pernafasano Nadi

    o Produksi air kemih

    o Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini ada DIC

    Fisioterapi dan rehabilitasi.

    Komplikasi yang bisa muncul:

    Cairan subdural

    Hidrosefalus

    Edema otak

    Abses otak

    Renjatan septik

    Pnemonia (karena aspirasi)

    Koagulasi intravaskular menyeluruh (DIC)

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    16/20

    Penderita meningitis dapat sembuh, sembuh dengan cacat motorik/mental atau meninggal, hal

    tergantung dari :

    Umur penderita Jenis kuman penyebab Berat ringan infeksi Lama sakit sebelum mendapat pengobatan Kepekaan kuman terhadap antibiotika yang diberikan Adanya dan penanganan penyulit

    KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)

    Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

    dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi(AKG).

    Klasifikasi

    1. KEP ringan : Berat badan menurut umur (BB/U) 70-80% baku median WHO-NCHSdan/ atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 80-90% baku

    median WHO-NCHS

    2. KEP sedang : BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB 70-80% bakumedian WHO-NCHS

    3. KEP berat : BB/U < 60% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    17/20

    Etiologi

    Primer: Kekurangan konsumsi karena tidak tersedianya bahan makanan

    Sekunder: Kekurangan kalori-protein akibat penyakit (misalnya penyakit ginjal, hati,

    paru, dll)

    Kriteria Diagnosis

    Anamnesis makanan Klinis, termasuk antropometri Laboratorium

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Darah : Hb, leukosit, eritrosit, nilai absolute eritrosit, hematokrit(Ht), apus darah tepi,albumin, protein total, ureum, kreatinin, kolesterol, HDL, trigliseride, Fe, TIBC,

    transthyretin serum, elektrolit, glukosa, bilirubin, indeks protrombin dan biakan

    2. Urin: Kultur, urea N, hidroksiprolin3. Apus rectal

    Penyulit

    1. Mudah terserang infeksi2. Diare3. Hipotermia4. Hipoglikemia5. Anemia

    Terapi

    KEP I (KEP ringan)

    - Penyuluhan gizi/ nasehat pemberian makanan di rumah (bilamana penderitarawat jalan)

    - Dianjurkan memberikan ASI eksklusif (bayi < 4 bulan) dan terus memberikanASI sampai 2 tahun

    - Bila dirawat inap untuk penyakit lain makanan sesuai dengan penyakitnyaagar tidak jatuh menjadi KEP sedang/ berat dan untuk meningkatkan status gizi

    KEP II (KEP sedang)

    - Rawat jalan: Nasehat pemberian makanandan vitamin serta teruskan ASI,selalu pantau kenaikan BB

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    18/20

    - Tidak rawat jalan: Dapat dirujuk ke puskesmas untuk penanganan masalah gizi- Rawat inap: Makanan tinggi energi dan protein dengan kebutuhan energi 20-

    50% diatas AKG. Diet sesuai dengan penyakitnya dan dipantau berat badannya

    setiap hari, beri vitamin dan penyuluhan gizi. Setelah penderita sembuh dari

    penyakitnya, tetapi masih menderita KEP ringan atau sedang rujuk ke

    puskesmas untuk penanganan masalah gizinya

    KEP III (KEP berat)

    Pada tatalaksana rawat inap KEP berat di rumah sakit terdapat 5 aspek penting yang perlu

    diperhatikan:

    Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat (10 langkah utama) Pengobatan penyakit penyerta Kegagalan pengobatan Penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntas Tindakan pada kegawatan

    Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat (10 langkah utama)Pengobatan rutin yang dilakukan di rumah sakit berupa 10 langkah penting:

    1. Atasi / cegah hipoglikemia2. Atasi / cegah hipotermia3. Atasi / cegah dehidrasi4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit5. Obati/ cegah infeksi6. Mulai pemberian makanan7. Koreksi defisiensi nutrient mikro8. Fasilitas tumbuh- kejar (catch up growth)9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/ mental10.Siapkan dan rencanakan tindak lanjut setelah sembuh

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    19/20

    Plan:

    Diagnostik kerja :

    Pasien didiagnosis dengan obs. Febris dengan Kejang e.c. Suspect Meningoencephalitis +

    Suspect Bronchopneumonia + KEP

    Pengobatan:

    Pada pasien ini, penanganan awal dilakukan observasi untuk menilai keadaan. Lalu

    penangan pasien diberikan segabai berikut :

    IVFD RL 10 tts/menit Inj. Ampicillin, 4 x 400 mg, IV

  • 8/2/2019 Por to Folio DIAGA 250312 I Men in Go Encephalitis

    20/20

    Inj. Cefotaxime, 4 x 400 mg, IV Inj. Dexamethasone, 3 x 25 mg, IV Inj. Fenobarbital. 2 x 26 mg , IV IVFD manitol 65 tts/menit sesuai protap IVFD aminosteril 120 cc/hari Puasa NGT Balance cairan Pemeriksaan rontgent thorax PA dan elektrolit darah Protap pemberian manitol pada RSUD Bayu Asih

    Dosis manitol : 1 gr/KgBB, pada kasus ini berat anak 13 kg

    Rumus = dosis/20 x 100 dal am cc

    = 13/20 x 100 = 65 cc (65 tts/menit dalam mikrodrip)

    Jadwal pemberian :

    - Hari I tiap 6 jam

    - Hari II tiap 8 jam

    - Hari III tiap 12 jam

    - Hari IV tiap 18 jam- Hari V tiap 24 jam

    Pendidikan:

    Pendidikan yang diberikan pada pasien adalah mengenai apa itu meningoencephalitis

    dan KEP, apa penyebabnya, tatalaksana dan juga komplikasi dari penyakit tersebut.

    Konsultasi:

    Pasien dan keluarga dijelaskan mengenai pentingnya konsultasi/rujukan ke bagian lain

    (bagian anak, syaraf dan gizi)

    Rujukan:

    Rujukan pada pasien ini sangat diperlukan, yaitu kebagian : IP Anak, IP Syaraf, IP Gizi.