pondasi sistem konstruksi sarang laba

17
A. Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) merupakan sistem pondasi bangunan bawah yang kokoh dan ekonomis, dengan memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi. Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto. Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Ada dua prinsip yang dikembangkan pada KSLL ini; pertama, dengan memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi. Pemanfaatan tanah yang mencapai 90% bahan konstruksi ini membuat KSLL menjadi lebih ekonomis, dengan menghemat penggunaan beton dan besi beton. Kedua, menyatukan elemen-elemen pada sistem pondasi menjadi satu kesatuan fungsi yang harmonis dan monolit. Dengan demikian jika terjadi penurunan yang terjadi bukan sebagian, tetapi seluruhnya. Metode Pelaksanaan Konstruksi Sarang Laba-Laba 1. Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi setelah papan bowplank dengan penandaan sumbu dan ketinggian setelah dikerjakan. Sudut kemiringan dari suatu lereng (kelandaian) merupakan bagian penting dari penggalian skala besar, terutama ditentukan oleh kelandaian alami dari jenis-jenis tanah kering.

Upload: sarahsorayaa

Post on 07-Jul-2016

426 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

PONDASI SARANG LABA-LABA

TRANSCRIPT

Page 1: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

A. Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)

Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)  merupakan sistem pondasi bangunan

bawah yang kokoh dan ekonomis, dengan memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur

pondasi.

Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto.

Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat

beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Ada dua prinsip yang dikembangkan

pada KSLL ini; pertama,  dengan memamfaatkan tanah  sebagai bagian dari struktur pondasi.

Pemanfaatan tanah yang mencapai 90% bahan konstruksi ini membuat KSLL menjadi lebih

ekonomis, dengan menghemat penggunaan beton dan besi beton. Kedua, menyatukan

elemen-elemen pada sistem pondasi menjadi satu kesatuan fungsi yang harmonis dan

monolit. Dengan demikian jika terjadi penurunan yang terjadi bukan sebagian, tetapi

seluruhnya.

Metode Pelaksanaan Konstruksi Sarang Laba-Laba

1. Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi setelah papan bowplank dengan

penandaan sumbu dan ketinggian setelah dikerjakan. Sudut kemiringan dari suatu lereng

(kelandaian) merupakan bagian penting dari penggalian skala besar, terutama ditentukan

oleh kelandaian alami dari jenis-jenis tanah kering.

Pekerjaan Galian Tanah

                  

2. Pekerjaan Lantai Kerja untuk Rib dan Beton Dekking

Dibawah rib konstruksi maupun rib settlement dibuatkan lantai kerja, dengan tujuan

untuk mencapai efisiensi yang tinggi, yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai lantai kerja

Page 2: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

dan sebagai penahan acuan rib. Lantai kerja dibuat dengan ketebalan tertentu dengan

campuran 15. Beton dekking dibuat diatas lantai kerja sebagai pembatas antara rib dengan

lantai kerja.

3. Pekerjaan Acuan untuk Rib

Bahan untuk acuan yang digunakan berupa balok kayu 4/6, multipleks, serta bahan

lain seperti paku, juga kayu bundar sebagai penopang acuan. Konstruksi acuan dibuat

setinggi ±190 cm untuk rib settlement dan ±130 cm untuk rib konstruksi. Acuan dipasang

sesuai ketebalan rib dan ditopang serta diikat kuat sehingga baik ukuran, bentuk maupun

posisi rib-rib tidak berubah selama pengecoran berlangsung. Acuan dibersihkan dari segala

kotoran dan siap untuk dilakukan pengecoran rib. Acuan bisa dibuka 36 jam setelah

pengecoran beton.

Pekerjaan Acuan rib

4. Pekerjaan Pembesian untuk Rib

Memilih mutu besi beton untuk beugel rib dan tulangan pokok rib. Beberapa besi

dirakit diluar acuan kemudian dipasang dalam acuan yang telah disiapkan, selanjutnya

dipasang beugel rib. Besi beton diikat kuat dengan kawat bendrat, sehingga besi tersebut

tidak berubah tempat selama pengecoran dan diberi jarak dari papan acuan atau lantai kerja

dengan pemasangan selimut beton ±3 cm.

Page 3: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

5. Pekerjaan Pengecoran untuk Rib

Membuat adukan beton, dengan bahan semen, pasir dan koral, serta air dengan mini

mixer (molen), selanjutnya adukan beton ditampung dalam gerobak artco. Setelah itu dituang

dalam tempat yang akan di cor dan diratakan dengan skopang. Kemudian mesin vibrator

dihidupkan dan selangnya diarahkan pada beton. Lalu kepala mesin ini dimasukkan ke dalam

adonan dan digetarkan di sekitar area tersebut selama kurang lebih sepuluh detik. Arena

pergetaran antara 30-40 meter persegi. Jadi penggunaan alat ini dipindah-pindahkan sesuai

luasan yang dibutuhkan. Pada saat memindahkan, mesin dimatikan terlebih dahulu. Selama

dalam masa pengeringan selalu dibasahi selama minimal 1 minggu.

Pengecoran Rib

6. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Untuk pengurugan kembali lubang galian pondasi, digunakan tanah bekas galian atau

tanah yang didatangkan dari luar. Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan Tamping

Rammer dengan ketebalan tertentu. Pemadatan dilakukan setelah beton rib berumur 3 hari.

Pemadatan dilaksanakan sampai tanah tidak tampak turun lagi pada saat pemadatan.

Pemadatan juga dilakukan di sekeliling tepi luar pondasi selebar minimum 1,5 m dan

dilaksanakan lapis demi lapis.

7. Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat Penutup

Setelah kepadatan pengurugan pasir dites dan melampaui batas persyaratan yang

ditentukan, maka sebelum pekerjaan pembesian plat penutup dilaksanakan, seluruh luasan

diberi lapisan lantai kerja dengan campuran 1 PC 5 PS setebal ±3cm.

Page 4: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

8. Pekerjaan Pembesian untuk pelat Penutup

Besi tulangan yang digunakan berdiameter ± 10 m dengan mutu BJTP 30.

Pemasangan besi langsung dilakukan diatas lantai kerja, tepat pada tempat akan ditulangi.

Untuk penulangan pelat sekitar kolom, terlebih dahulu dipasang tulangan yang berbentuk

jaring laba-laba. Sedangkan untuk penulangan pelat tepat sepanjang jalur rib, terlebih dahulu

dipasang tulangan stek yang menghubungkan dan mengikat erat antara rib dengan pelat yang

dipasang zig-zag.

9. Pekerjaan Pengecoran Beton Pelat Penutup

Pengecoran beton pelat penutup dilakukan dengan Truck Mixer yang berkapasitas 5

m² dan truk pompa untuk mempermudah dan mempercepat proses pengecoran. Pengecoran

dilakukan berdasarkan ketebalan pelat lantai yang disyaratkan adalah 11 cm.

Keuntungan Teknis Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)

Konstruksi Sarang Laba-laba ini mempunyai keuntungan, antara lain:

Sistem pondasi mempunyai kekakuan (Rigidity) jauh lebih tinggi dan bersifat monolit

dibanding dengan sistem pondasi dangkal lainnya.

Rib konstruksi KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang

bekerja pada kolom.

Pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian minimum, 100 kg - 150 kg/m3

volume beton rata-rata 0,20 - 0,45 m3 beton/m2.

Pondasi sistem KSLL akan menjadi suatu sistem struktur bawah sangat kaku dan

kokoh serta aman terhadap penurunan dan gempa.

Memamfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur bawah dengan

komposisi  lebih kurang 85% tanah dan 15% beton.

Untuk gedung yang  menggunakan basement, biaya konstruksi basement bisa

dihemat, karena pondasi bisa berfungsi ganda sebagai lantai dan dinding basement.

Kemampuan memikul beban cukup tinggi. Untuk kondisi tanah yang kurang baik,

misalnya tanah 0,4 kg/cm2, sistem ini mampu untuk memikul beban titik/kolom

sampai 750 ton.

Page 5: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

B. Pondasi Sistem Konstruksi Cakar Ayam

Pondasi sistem cakar ayam terdiri dari pelat tipis yang didukung oleh pipa-pipa atau

dilapangan biasa disebut dengan cakar. Pipa ini tertanam dalam tanah. Posisi pipa-pipa ini

menggantung pada bagian bawah pelat. Hubungan antara pipa-pipa dengan pelat beton

dibuat monolit. Kerjasama sistem yang terdiri dari pelat-cakar-tanah ini, menciptakan

pelat yang lebih kaku dan lebih tahan terhadap beban dan pengaruh penurunan tidak

seragam.

Secara umum perkerasan cakar ayam, terdiri dari pelat tipis beton bertulang tebal 10-

17 cm yang diperkaku dengan pipa-pipa beton (cakar) berdiameter 120 cm, tebal 8 cm,

dan panjang pipa 150 – 200 cm, yang tertanam pada lapisan subgrade, dengan harak pipa-

pipa berkisar 2 – 2,5 m. Dibawah pelat beton, terdapat lapisan lean concrete setebal

kurang lebih 10 cm dan lapisan sirtu setebal kurang lebih 30 cm yang berfungsi terutama

sebagai perkerasan sementara selama massa pelaksanaan dan agar permukaan subgrade

dapat rata sehingga pelat beton cakar ayam dapat dibuat di atasnya.

pengeboran lubang

Page 7: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

C. Bekisting ( Formwork )

Pengertian Bekisting

Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik

ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu

berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban

hidup dan peralatan kerja.

Persyaratan umum dalam  mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun

sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu  tidak  patah

ketika menerima beban yang bekerja.

2.  Syarat Kekakuan, yaitu  bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan

bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.

3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah  tidak runtuh

tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.

Page 8: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan

teknologi sehingga pertimbangan –pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:

a.    Ekonomis,

b.    Kemudahan dalam  pemasangan dan bongkar, dan

c.    Tidak bocor

Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas di atas

maka seperti pada design struktur umumnya, peranan ilmu statika dalam perencanaan

bekisting sangatlah penting. 

Material Bekisting

a. Plywood yang dilapisi polyflim (tebal 12 mm dan 9 mm)

Berdasarkan ada tidaknya lapisan pelindung permukaan, plywood dibagi atas dua

jenis yaitu yang dilapisi oleh polyfilm dan yang tidak dilapisi polyfilm. Plywood yang

dilapisi polyfilm memiliki keawetan yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan berulang

kali dan lebih lama dibandingkan yang tidak dilapisi polyfilm.

 Polywood yang dilapisi polyfilm

Page 9: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

b. Kayu (ukuran 5/7 dan 4/6)

Dalam dunia konstruksi, kayu merupakan bahan bekisting yang banyak digunakan,

khususnya pada bekisting konvensional dimana keseluruhan bahan bekisting dibuat dari

kayu. Begitu juga dengan bekisting semi konvensional, dimana material kayu masih banyak

digunakan meski penggunaan kayu papan telah digantikan oleh plywood. Untuk

menghasilkan hasil beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka diperlukan acuan

mengenai jenis kuat kayu, sehingga syarat kekuatan dan kekakuan kayu masih dalam batas-

batas yang diijinkan. 

 Kayu

C. Baja Profil

Pada bekisting semi konvensional dan bekisting sistem bahan baja profil dipakai

sebagai bahan bekisting terutama sebagai support atau sabuk pada bekisting kolom dan

dinding. Penggunaan material ini terutama digunakan pada pekerjaan dengan pemakaian

ulangnya banyak sekali. Selain Untuk menghasilkan hasil beton yang sesuai dengan yang

direncanakan, maka diperlukan acuan mengenai kekuatan material dari bahan Steel, sehingga

syarat kekuatan dan kekakuan steel masih dalam batas-batas yang diijinkan serta dengan

pertimbangan faktor ekonomis sehingga perlunya perencanaan steel dengan metode elastis.

Page 10: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

Baja profil digunakan untuk pengikat bekisting

D. Retaining Wall 

  Retaining Wall atau Diniding Penahan Tanah adalah Struktur bangunan yang di buat

untuk menahan pergerakan tanah agar tidak terjadi perpindahan. Pekerjaan Retaining Wall

biasanya di buat pada area tanah yang memeiliki level/elevasi yang berbeda tinggi. retaining

Wall akan mudah kita jumpai di area taman,  pembuatan kolam renang, juga pada bangunan

gedung bertingkat yang fungsinya untuk menahan tanah baru/tanah urug.

Dari segi material, pembuatan Retaining Wall sendiri bisa menggunakan beton bertulang,

batu kali, paving block bahkan menggunakan pasangan batu bata dengan memperhitungkan

beban yang di tahannya, semakin besar volume tanah yang di tahan maka  bahan/material

yang di gunakan pun bahan yang memiliki kekuatan dan daya tahan yang bagus.

Page 11: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

Untuk Pekerjaan pembuatan retaining wall Beton bertulang dimulai dengan melakukan

pemasangan tulangan - tulangan yang diperlukan. Tulangan yang dipergunakan adalah

tulangan konvensional yang dipasang ditempat satu persatu. Setelah pemasangan tulangan

selesai, maka dilanjutkan dengan pemasangan bekisting shear wall dan pengecoran beton.

Pengecoran dilakukan secara bertahap, tidak dilakukan dari basement sampai permukaan

tanah sekaligus, tetapi dilakukan per lantai. Pengecoran untuk satu bagian dilakukan

sekaligus dengan menggunakan Pouring Bucket dan Tower Crane. Setelah beton dituangkan

lalu diadakan pemadatan dengan menggunakan concrete vibrator. Bekisting kemudian dibuka

paling cepat setelah 2 hari (semakin lama maka beton yang dihasilkan akan semakin kuat).

Saat ini tidak sedikit orang menjadikan dinding penahan tanah sebagai daya tarik dengan

memberikan nilai estetika dengan mengaplikasikan batu alam sebagai bahan  finishingnya.

Beberapa jenis dinding penahan

  Gravity wall

biasanya terbuat dari beton dan bergantung pada berat untuk stabilitas. Massa struktur

harus cukup untuk mengembangkan perlawanan gesekan untuk geser, dan dasar atau

pijakan dari struktur harus cukup lebar untuk mengembangkan momen yang cukup

untuk melawan menjungkirbalikkan kekuatan tanah

  Cantilever wall

Sebelum pengenalan modern,biasanya tanah diperkuat dengan jenis dinding gravitasi,

dinding cantilever adalah jenis yang paling umum untuk mempertahankan dinding

yang lebih tinggi dari biasanya. Cantilevered dinding terbuat dari batang relatif tipis

diperkuat baja, atau disemen batu (seringkali dalam bentuk T terbalik). Dinding-

dinding penopang beban (seperti balok) yang besar, pijakan struktural, mengubah

tekanan horisontal dari balik tembok untuk tekanan vertikal ke tanah di bawahnya.

Kadang-kadang dinding cantilever butressed di bagian depan, atau menyertakan

sebuah counterfort di belakang, untuk meningkatkan kekuatan mereka melawan beban

tinggi. Penopang pendek dinding sayap pada sudut kanan cenderung sebagai dinding

utama. . 

Page 12: Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba

  Anchored wall

Versi dinding menggunakan kabel atau tetap berlabuh dalam batu atau tanah di

belakangnya. Biasanya didorong ke dalam bahan dengan melubangnya, jangkar yang

kemudian diperluas di ujung kabel, baik dengan cara mekanis atau sering dengan

menyuntikkan beton bertekanan, bentuknya yang mengembang membentuk bohlam di

dalam tanah. Secara teknis, metode ini sangat berguna di mana beban tinggi

diharapkan, atau di mana dinding itu sendiri harus ramping dan jika tidak akan terlalu

lemah.

  Piling wall

Lembaran tumpukan dinding biasanya digunakan pada tanah lunak dan ruang rapat. .

Lembaran tumpukan dinding yang terbuat dari baja, vinil atau kayu papan yang

ditancapkan ke tanah.Untuk memperkirakan kedalamannya,biasanya didorong bahan

1 / 3 di atas tanah, 2 / 3 di bawah tanah, tetapi ini dapat berubah tergantung pada

lingkungan. . Tumpukan lembaran dinding yang lebih tinggi akan memerlukan

kembali dasi jangkar, atau "orang mati" ditempatkan di dalam tanah dengan jarak dari

muka di balik tembok, yang terikat pada dinding, biasanya dengan sebuah kabel atau

sebuah batang. Hal ini sangat penting untuk memiliki drainase yang tepat di balik

dinding karena penting untuk kinerja dinding penahan. Bahan drainase akan

mengurangi atau menghilangkan tekanan hidrostatik dan karena itu akan sangat

meningkatkan stabilitas material di balik dinding, dengan asumsi bahwa ini bukan

sebuah tembok penahan air. Berikut gambar mengenai jenis-jenis dinding penahan

tanah :