pompa sentrifugal
DESCRIPTION
sentrifugal pumpTRANSCRIPT
Pompa adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari satu tempat ke tempat lain yang
dikehendaki.Sistem kerja dari pompa adalah dengan cara mengubah energi mekanik menjadi energi fluida
Pompa memberikan energi kepada fluida sehingga dapat dipindahkan melalui saluran perpipaan.
1. pompa roda gigi (Apablia gerigi roda gigi pada sisi hisap ) cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara
gerigi tersebut.)
ABSTRAK
2. pompa cuping (Pompa cuping (lobe pump) ini mirip dengan pompa jenis roda gigi-dalam hal aksinya dan
mempunyai dua rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi-luarnya)
pompa sentrifugal merupakan pompa yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolis dengan
menggunakan gaya sentrifugal. Pompa sentrifugal bekerja ketika energi mekanik dari motor menggerakan sudu-
sudu pompa (rotor)dan berikutnya energi mekanik tersebut akan membawa fluida sehingga fluida tersebut akan
terlempar keluar karena gaya sentrifugal. kali ini kami mencoba memberikan gambaran tentang operasi
mengenai pompa single, terbagi rata dan paralel dengan kapasitas tertentu dan dengan skala penuh. pada
percobaan ini akan dilakukan tiga kali percobaan yakni pompa single sentrifugal, sentrifugal parallel dan seri
sentrifugal dan tiap percobaan tersebut terdapat data yang diberikan greder berupa p keluar dan volume.
sementara itu data yang akan didapat berupa tekanan keluar (P outlet), tekanan masuk (P inlet) dan waktu. dari
data tersebut dapat dianalisa operasi dari tiap pompa. dari data yang diperoleh dapat dicari besar kapasitas dan
tenaga yang dihasilkan pompa. Dalam dunia marine, pompa sentrifugal digunakan pada beberapa peralatan
seperti peralatan pemadam kebakaran, sistem balas dan sistemair tawar.
Jenis-jenis pompa=
BAB IDASAR TEORI
3. pompa sekrub (Pompa sekrup ini mempunyai satu, dua, tiga sekrup yang berputar dalam rumah pompa yang
diam) Pompa sentrifugal mempunyai impeller untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi.
Centrifugal pump is a pump that can make mechanical energy of motor to altering hydraulic energy through
centrifugal energy. it works when the mechanical energy of motor move sudu – sudu pumps (rotor) and next this
mechanical energy will carry over Incompresible's fluid, so fluid will most throw out happening centrifugal force
effect. this time attempt give picture about operation influence pumps singles ala, break even, and also parallel
on appreciative capacity and head full scale. On this attempt will there is thrice experimental, which is singles
centrifugal pump, sentrifugal is parallel, and centrifugal quits and of each that attempt will exist data that gave by
greder which is p discharge, and volume, meanwhile data who will be gotten from attempt is pressure come out
(P outlet), entering pressure (P inlet), and time (t ) which that data for then is analysed to be able to figures of
each operation pump. Of data already being gotten that therefore will look for to outgrow it capacity and head full
scale of pumps. On that application at universalizes marine, sentifugal's pump there are many is utilized, e.g. on
fire company system, ballast's system, freshwater system, etc.
Head
m = m
Head adalah energi mekanik yang terkandung dalam satu satuan berat zat cair yang mengalir. Secara
umum head dirumuskan sebagai:
Gambar 1. Pompa Sentrifugal
m = m + m + m
(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.3)
Prinsip kerja pompa sentrifugal secara umum adalah sebagai berikut; Daya dari luar berupa motor listrik
diberikan pada poros pompa untuk memutarkan impeler di dalam zat cair. Maka zat cair yang ada di dalam
impeller, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar, karena gaya sentrifugal maka kapasitas zat cair mengalir dari
tengah impeler keluar melalui saluran di antara sudu-sudu. Di sini head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi.
Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan. Zat cair yang keluar
dari impeler ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) di keliling impeler dan di salurkan ke luar pompa
melalui nosel. Di dalam nosel ini head kecepatan aliran di ubah menjadi head tekanan. (Buku petunjuk
praktikum mesin fluida, Tim laboratorium mesin fluida dan system Teknik Sistem Perkapalan FTK – ITS,
Surabaya, 2009)
Zg
vPH
2
2
Zg
v
VW
AF
H2
2
m
m
mHs
m
sm
s
mkg
s
mkg
22
2
2
3
2 )(
di mana:
P
v
γ
g
Z
m=m-m
m=m
di mana:
Z1
Z2
di mana:
P2 - P1
ρ
g
Ht = Hs + Hp + Hv + Hf
: berat jenis cairan (kg/m3)
: percepatan gravitasi (m/s2)
Head static merupakan head karena perbedaan ketinggian antara permukaan antara dua permukaan cairan.
Dirumuskan sebagai:
: beda tekananpada permukaan antara dua tangki yang diukur
(N/m2)
(Petunjuk Praktikum Mesin Fluida, 2008)
: Berat zat cair persatuan volume (kgf/m3)
: Tekanan zat cair (Kgf/m)
: Rata-rata kecepatan aliran zat cair (m/s)
: Percepatan gravitasi (m/s2)
: Ketinggian (m)
Head total adalah gabungan antara static head (Hs), pressure head (Hp), velocity head (Hv) dan ditambah
losses karena friction (Hf) pada suction dan discharge pump
Head tekanan (Hp)
Head tekanan adalah head yang diperlukan untuk mengatasi suatu tekanan di dalam aliran fluida dari
sistem pada suatu pompa. Dirumuskan sebagai:
(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme hal 27)
(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme hal 26)
: ketinggian permukaan cairan pada tangki 1 (m)
: ketinggian permukaan cairan pada tangki 2 (m)
Head statis (Hs)
Gambar 2. Skema Sistem Pompa
Tangki 1
Tangki 2
g
PPHp 12
m
m
Nm
N
m
N
3
22
12 ZZHs
di mana:
v1
v2
a.
di mana:
λ
L
D
b.
di mana:
f
Head kecepatan (Hs)
(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.27)
Head static merupakan head karena perbedaan kecepatan pada sisi dischrage dan suction. Dirumuskan
sebagai:
Head losses (Hf)
Merupakan head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian gesekan pada pipa (head loss minor) serta
head yang diperlukan untuk mengatasi kerugian karena panjang pipa (head loss major).
: koefisien kerugian karena perlengkapan pipa
: kecepatan rata-rata aliran di titik 1, dekat tangki 1 (m/s2)
Head loss minor merupakan kerugian yang terjadi pada jalur pipa. Yang antara lain terjadi
karena ukuran pipa, bentuk penampang, atau berubahnya arah aliran karena filter. Secara
matematis ditulis:
Head loss major adalah kerugian yang diakibatkan karena adanya gesekan dalam pipa.
Secara matematis dirumuskan dengan:
Pompa sentrifugal dapat dirangkai secara tunggal, seri ataupun paralel. Perbedaan terhadap cara
merangkai ini akan menghasilkan performa pompa yang berbeda
a. Pompa Tunggal
: diameter pipa (m)
(Pompa dan Kompresor, Ir. Sularso Msme Hal.28)
(Pompa dan Kompressor, Ir. Sularso Msme Hal.32)
: koefisien kerugian gesekan
: panjang pipa (m)
Gambar 3. Kurva Performa Pompa Tunggal
: kecepatan rata-rata aliran di titik 1, dekat tangki 2 (m/s2)
m
g
vvHv
s
m
sm
sm
2
22
2
1
2
2
)()(
2
)()(
g
v
D
LHmayor
2
2
msm
sm
m
m2
2
/
)/(
msm
sm
g
vfH or
2
2
2
min
/
)/(
2
Kapasitas Q (m3/s)
Grafik hubungan antara head dan
kapasitas untuk pompa tunggal
Head H (m)
Gambar 5. Kurva Perbandingan Performa Pompa
Tunggal dan Seri
Gambar 6. Kurva Operasi Seri dari Pompa dengan Karakteristik Berbeda
Pompa-pompa yang berbeda karakteristiknya dapat pula bekerja sama secara parallel dan seri. Hal ini
ditunjukkan dalam gambar dibawah ini dimana kurva 1 adalah pompa kapasitas kecil, kurva 2 dari pompa
kapasitas besar dan kurva 3 merupakan karakteristik operasi kedua pompa dalam susunan seri.
Pada titik Q yang sama dihasilkan head yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pompa tunggal. Namun
kapasitas maksimumnya bernilai sama dengan pompa tunggal.
Gambar 4. Kurva perbandingan Performa Pompa Tunggal dan Paralel
b. Pompa Paralel
Pada pompa tunggal, head dan kapasitasnya berbanding terbalik. Dalam artian jika kita menginginkan
kapasitas maksimum, maka akan mengakibatkan head yang kecil, dan sebaliknya.
Pemasangan dengan cara ini dapat meningkatkan kapasitas pompa hingga dua kali lipat jika dibandingkan
dengan menggunakan pompa tunggal dengan kondisi head yang sama. Dari kurva di atas dapat dilihat
bahwa head maksimum rangkaian seri sama dengan pompa tunggal
c. Pompa Seri
R1
R2
Kapasitas Q
Operasi seri dari pompa-pompa
dengan karakteristik berbeda
Hea
d to
tal H
23
1
Ha (head statis)
Kapasitas Q (m3/s)
Grafik perbandingan hubungan head dan
kapasitas antara pompa tunggal dengan
pompa seri
Head H (m)
tunggal
seri
Kapasitas Q (m3/s)
Grafik perbandingan hubungan head dan
kapasitas antara pompa tunggal dengan
pompa paralel
Head H (m)
tunggalparalel
Dimana :
γ
Q
H
di mana V
t
A
v
Adapun penjelasan dari garfik di atas yaitu untuk satu pompa tunggal diberi tanda (1) dan
untuk susunan seri yang terdiri dari dua buah pompa yang diberi tanda (2). Harga head kurva (2)
diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan dua untuk kapasitas Q yang sama. Kurva untuk
susunan parallel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda (3). Harga kapasitas Q kurva (3)
ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan dua untuk head yang sama.
: volume (m3)
Pw = γ . Q . H ( pompa dan kompresor; Ir.Sularso, Msme, tahun 2000 )
Daya air merupakan energi yang diterima oleh air dari pompa per-satuan waktu. Daya air sama dengan
daya poros dikurangi kerugian daya dalam pompa,ditunjukkan dengan rumus :
Daya Air
sedangkan Q dirumuskan yaitu :
: kecepatan aliran fluida (m/s2)
: luas penampang (m2)
: waktu (s)
Pompa (1) mempunyai kapasitas kecil dan pompa (2) mempunyai kapasitas besar. Jika
keduanya diapasang secara parallel maka akan menghasilkan kurva karakteristik (3). Disini,
untuk kurva head-kapasitas system R1 akan dicapai titik operasi parallel di © dengan laju aliran
total sebesar Q. dalam keadaan ini pompa (1) beroperasi di titik (D) dengan kapasitas Q1 dan
pompa (2) beroperasi di titik (E) dengan kapasitas aliran Q2. Apabila kurva head-kapasitas
system naik lebih curam dari pada R2 maka pompa (1) tidak dapat lagi meghasilkan aliran keluar
karena head yang dimiliki tidak cukup tinggi untuk melawan head system.
: head (m)
: Kapasitas air ( m³/s )
: gravitasi spesifik air ( kg / m²s² )
Gambar 7. Kurva Operasi Paralel dari Pompa dengan Karakteristik Berbeda
( Fisika Dasar 1, dosen-dosen FMIPA, hal 151 )vAt
VQ .
R1
Kapasitas Q
1 2
Operasi paralel dari pompa-pompa
dengan karakteristik berbeda
He
ad
to
tal H
R2
Ha
3
32
3
2
/
)/(
smkg
ms
m
sm
kg
s
m
s
m
s
m 333
◊
◊
◊
◊
◊
◊
◊
◊
◊
Gambar 8. Komponen Utama Pompa Sentrifugal
Volute
Melumasi poros sehingga dapat memperlambat penurunan efisiensi pompa yan diakibatkan panas dan
vibrasi.
Shaft
Discharge nozzle
Impeller
Melindungi pompa dari kebocoran pada titik dimana shaft dipasang terhubung keluar.
Oil Ring
Seal
Untuk mentransmisikan torsi pada saat start dan selama operasi sekaligus mendukung impeller dan bagian
berputar lainnya.
Sebagai jalur masuk cairan ke dalam pompa.
Casing
Bearing
Suction nozzle
baling-baling atau sudu-sudu yang mengalirkan fluida
Mengkonversi gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeler menjadi tekanan.
Melindungi bagian dalam pompa dari korosi.
Sebagai bantalan dan menjaga shaft dan impeller pada satu posisi saja.
Sebagai jalur keluar cairan dari pompa.
3
3
Pressure gauge outlet Pressure gauge inlet sump drain valve
Pressure gauge discharge pompa sentrifugal I Pompa sentrifugal II
Tee conector Klem
→ Sump drain valve
: untuk mengukur tekanan di sisi masuk pompa 2
TAHAP PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah:
: untuk mengukur besarnya volume yang masuk dalam bak
: untuk mengukur tekanan pada discharge manifold
: untuk katub untuk mengeringkan fluida pada bak air
→ Indikator volume
→ Penggaris
→ Pressure Gauge (outlet)
→ Pressure gauge (discharge)
→ Pompa sentrifugal
→ Manifold→ Klem
→ On/Off
→ Control valve
→ Diffuser
: untuk menghitung waktu
: untuk memparalelkan pompa
: untuk mengatur aliran fluida
: untuk mengikat pipa
: untuk mengukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar
tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar tangki
→ Tee connector
: untuk mengendalikan aliran fluida
: untuk menyalakan pompa
: untuk mengukur tekanan di sisi keluar pompa 1
c. Memahami hubungan antara head pump dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun secara
Tunggal, Seri dan Paralel
PERALATAN
b. Mengerti karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun secara Tunggal, Seri dan Paralel
BAB II
→ Hp
: untuk memompa fluida
→ Pressure Gauge (inlet)
a. Praktikan dapat merangkai dan mendemonstrasikan pompa secara Tunggal, Seri dan Paralel
: untuk pengarah aliran fluida
TUJUAN PERCOBAAN
On / off control
Stopwatch penggaris volume indikator
3
Langkah Percobaan Pompa Paralel
1. Peralatan untuk percobaan dipersiapkan
6. Variasi nilai P discharge manifold dengan mengatur katub pada control valve
5. Hidupkan kedua pompa secara bersamaan
7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume
yang ditentukan dengan bantuan hp.
7. Dicatat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
volume yang ditentukan dengan bantuan HP
4. Hubungkan outlet pompa 1 di dalam hydraulic bench dengan tee connector dan hubungkan tee
connector dengan inlet discharge manifold dan kencangkan sambungan tersebut dengan klem
2. Hubungkan saluran pipa dari sump drain valve ke inlet pompa 2 dan kencangkan sambungan
tersebut dengan klem, kemudian buka katub sump drain valve
6. Variasi nilai P discharge manifold dengan mengatur katub pada control valve
7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume
yang ditentukan dengan bantuan hp.
3. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju Tee connector (sambungan T) dan
kencangkan sambungan tersebut dengan klem
1. Siapkan peralatan untuk percobaan
8. Diukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge
manifold ke dasar tangki
5. Hidupkan kedua pompa secara bersamaan
8. Diukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold ke dasar
tangki
LANGKAH PERCOBAAN
2. Dihubungkan saluran pipa dari sump drain valve ke inlet pompa 2 dan kencangkan
sambungan tersebut dengan klem, kemudian buka katub sump drain valve.
3. Dihubungkan saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju inlet discharge manifold dan
kencangkan sambungan tersebut dengan klem.4. Di cek kembali apakah sump drain valve sudah terbuka
3. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 1 menuju inlet pompa 2 dan kencangkan
sambungan tersebut dengan klem
4. Hubungkan saluran pipa dari outlet pompa 2 menuju inlet discharge manifold dan
kencangkan sambungan tersebut dengan klem
Pompa Seri
5. Pompa 2 dihidupkan
6. Nilai P discharge manifold divariasikan dengan mengatur katup pada kontrol valve
Pompa Tunggal
1. Peralatan untuk percobaan dipersiapkan
2) Katub pada sump drain valve ditutup2. Tutup katub pada sump drain valve
3
Pompa Seri
Pompa tunggal
7. Catat tekanan outlet dan inlet pompa, serta waktu yang dibutuhkan untuk menempuh volume
yang ditentukan dengan bantuan hp.
8. Ukur ketinggian permukaan air pada recervoir ke dasar tangki dan dari sisi discharge manifold
ke dasar tangki
GAMBAR INSTALASI
3.5
Waktu (s)5.33
16.2
33.2
48.51
126.63
Waktu (s)10.23
12.38
18.25
23.61
18.86
Waktu (s)10.23
12.38
18.25
23.61
28.86
Z1 : Ketinggian permukaan air dari sisi discharge manifold ke dasar tangki = 0.26 m
Z2 : Ketinggian permukaan air pada reservoir ke dasar tangki = 0.88 m
2.5 20 350
30
Pdischarge (mH2O) P outlet (mH2O)
2
0
2501.5 15
9
11
2.5
Pdischarge (mH2O)
1 8
13
P outlet (mH2O)0.5
P inlet (kg/cm3)7
1.5
2 16
1 14
Data Hasil Percobaan pada Pompa Paralel
1.5 8
P outlet (mH2O)
20
Volume (L)
25
P inlet (kg/cm3)
Volume (L)0
201 10
15
Data Hasil Percobaan
Data Hasil Percobaan pada Pompa Tunggal
Pdischarge (mH2O)
0.5 14
0
11
0 20
0 15
0.5 8
02.5
Data Hasil Percobaan pada Pompa Seri
0
0
2
35
016
0
35
Pompa Paralel
15
Volume (L)
30
25
300
0
0
P inlet (kg/cm3)
4.1 PERHITUNGAN a. Pompa tunggal
NoPdisch
(mH2O)
Poutlet
(mH2O)
Pinlet
(kg/cm3) t (s) V(l)
1 0.5 7 0 14 15
2 1 10 0 21 20
3 1.5 11 0 31 25
4 2 13 0 41 30
5 2.5 16 0 120 35
* Tekanan ( P ) = 1 mH2O = 9810 N / m2 ρ = 1000 kg/m
3
g = 9.8 m/s2
Berikut di bawah ini data hasil percobaan setelah dikonversi satuan:
NoPdischarge
(N/m2)
Poutlet
(N/m2)
Pinlet
(kg/cm3)t(s) V(m
3)
1 4905 68670 0 14 0.015
2 9810 98100 0 21 0.02
3 14715 107910 0 31 0.025
4 19620 127530 0 41 0.03
5 24525 156960 0 120 0.035
Q= (m3/ s) b. Hp,Hs
∆HP = (Pout – P in)/(ρ.g) = (78480– 0)/9.8x1000 = 7.007142857
= 0.015/14 Hs = Z2 – Z1
= 0.001071 m3/s = 0,88- 0,26
= 0.62
d. Hf = 0 karena diasumsikan pipa halus
A = 1/4 ПD2
= 0.000285 m2
v = Q/A = 3.759398 m/s d = 3/4 inch = 0.01905
Hm= Σfv2/(2g) = 2.1632261
lubang masuk tajam
katup terbuka
lubang keluar
TDH(Ht) = ∆HP + Hs + Hm
= 9.790369
1
3
elbow 90 1 x 0.5
Σf
0.5
0.5
1
ANALISA DATA
Tabel di atas memerlukan konversi satuan karena terdapat beberapa hasil pengamatan tidak menggunakan
satuan internasional (SI),konversi tersebut meliputi:
c. Hv bernilai 0 karena V bernilai sama disemua titik, karena diameter pipa inlet dan outlet sama maka
kecepatan di outlet dan inlet sama.
fasumsi
BAB III
t
V
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pompa tunggal di peroleh hasil
berikut:
NoPdischarge
(N/m2)
Poutlet
(N/m2)
Pinlet
(kg/cm3)t(s) V(m
3) Q(m
3/s)
1 4905 68670 0 14 0.015 0.001071
2 9810 98100 0 21 0.02 0.000952
3 14715 107910 0 31 0.025 0.000806
4 19620 127530 0 41 0.03 0.000732
5 24525 156960 0 120 0.015 0.000125
Z2 Z1 Hs Hp v Hm Ht
(m) (m) (m/s) (m) (m)
0.88 0.26 0.62 7.0071429 3.759398 2.16323 9.79036894
0.88 0.26 0.62 10.010204 3.341688 1.70922 12.3394197
0.88 0.26 0.62 11.011224 2.829655 1.22555 12.8567775
0.88 0.26 0.62 13.013265 2.567394 1.0089 14.6421703
0.88 0.26 0.62 16.016327 0.438596 0.02944 16.6657704
b. pompa seri
NoPdisch
(mH2O)
Poutlet
(mH2O)
Pinlet
(kg/cm3) t (s) V(l)
1 0.5 8 0 10.23 15
2 1 8 0 12.38 20
3 1.5 8 0 18.25 25
4 2 9 0 23.61 30
5 2.5 11 0 28.86 35
* Tekanan ( P ) = 1mH2O = 9810 N / m2 ρ = 1000 kg/m
3
g = 9.8 m/s2
Berikut di bawah ini data hasil percobaan setelah dikonversi satuan:
NoPdischarge
(N/m2)
Poutlet
(N/m2)
Pinlet
(kg/cm3)t(s) V(m
3)
1 4905 78480 0 10.23 0.015
2 9810 78480 0 12.38 0.02
3 14715 78480 0 18.25 0.025
4 19620 88290 0 23.61 0.03
5 24525 107910 0 28.86 0.035
Q= (m3/ s) b. Hp,Hs
∆HP = (Pout – P in)/(ρ.g) = (78480– 0)/9.8x1000 = 8.008163265
Hs = Z2 – Z1
= 0.001466 m3/s = 0,88- 0,26
= 0.62
Tabel di atas memerlukan konversi satuan karena terdapat beberapa hasil pengamatan tidak menggunakan
satuan internasional,konversi tersebut meliputi:
t
V
d. Hf = 0 karena diasumsikan pipa halus
v = Q/A = 5.144827 m/s d = 3/4 inch = 0.01905
Hm= Σfv2/(2g) = 6.0771223
lubang masuk tajam
katub terbuka
lubang keluar
TDH(Ht) = ∆HP + Hs + Hm
= 14.70529
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pompa seri di peroleh hasil
berikut:
NoPdischarge
(N/m2)
Poutlet
(N/m2)
Pinlet
(kg/cm3)t(s) V(m
3) Q(m
3/s)
1 4905 78480 0 10.23 0.015 0.001955
2 9810 78480 0 12.38 0.02 0.001616
3 14715 78480 0 18.25 0.025 0.001096
4 19620 88290 0 23.61 0.03 0.000847
5 24525 107910 0 28.86 0.035 0.000693
Hs Hp v Hm Ht
(m) (m) (m/s) (m) (m)
0.88 0.26 0.62 8.008163 6.859769 10.8038 19.431936
0.88 0.26 0.62 8.008163 5.668452 7.3771 16.005259
0.88 0.26 0.62 8.008163 3.84523 3.3947 12.022860
0.88 0.26 0.62 9.009184 2.972276 2.02831 11.657496
0.88 0.26 0.62 11.011224 2.431581 1.35748 12.988706
c. pompa paralel
NoPdisch
(mH2O)
Poutlet
(mH2O)
Pinlet
(kg/cm3) t (s) V(l)
1 0.5 14 0 17.89 15
2 1 14 0 21.1 20
3 1.5 15 0 29.67 25
4 2 16 0 40.12 30
5 2.5 20 0 106.39 35
* Tekanan ( P ) = 1mH2O = 9810 N / m2 ρ = 1000 kg/m
3
g = 9.8 m/s2
Berikut di bawah ini data hasil percobaan setelah dikonversi satuan:
NoPdischarge
(N/m2)
Poutlet
(N/m2)
Pinlet
(kg/cm3)t(s) V(m
3)
1 4905 137340 0 17.89 0.015
2 9810 137340 0 21.1 0.02
3 14715 147150 0 29.67 0.025
4 19620 156960 0 40.12 0.03
5 24525 196200 0 106.39 0.035
Tabel di atas memerlukan konversi satuan karena terdapat beberapa hasil pengamatan tidak menggunakan
satuan internasional,konversi tersebut meliputi:
Z1
A = 1/4 ПD2
= 0.000285 m2
asumsi
elbow 90 4x 0.5
Σf
f
0.5
c. Hv bernilai 0 karena V bernilai sama disemua titik, karena diameter pipa inlet dan outlet sama maka
kecepatan di outlet dan inlet sama.
2
1
1
4.5
Z2
Q = (m3/ s) b. Hp,Hs
∆HP = (Pout – P in)/(ρ.g) = (186390– 0)/9.8x1000 = 14.01428571
Hs = Z2 – Z1
= 0.000838 m3/s = 0,88- 0,26
= 0.62
d. Hf = 0 karena diasumsikan pipa halus
v = Q/A = 2.941955 m/s d = 3/4 inch = 0.01905
Hm= Σfv2/(2g) = 1.4572363
lubang masuk tajam
sambungan t
katub terbuka
lubang keluar
TDH(Ht) = ∆HP + Hs + Hm
= 16.09152 m
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pompa paralel di peroleh hasil
berikut:
NoPdischarge
(N/m2)
Poutlet
(N/m2)
Pinlet
(kg/cm3)t(s) V(m
3) Q(m
3/s)
1 4905 137340 0 17.89 0.015 0.001118
2 9810 137340 0 21.1 0.02 0.000948
3 14715 147150 0 29.67 0.025 0.000674
4 19620 156960 0 40.12 0.03 0.000499
5 24525 196200 0 106.39 0.035 0.000188
Hs Hp v Hm Ht
(m) (m) (m/s) (m) (m)
0.89 0.15 0.74 14.014286 3.922607 2.59064 17.344928
0.89 0.15 0.74 14.014286 3.32585 1.86236 16.616644
0.89 0.15 0.74 15.015306 2.365198 0.94187 16.697181
0.89 0.15 0.74 16.016327 1.749139 0.51512 17.271444
0.89 0.15 0.74 20.020408 0.659606 0.07325 20.833661
0.5elbow 90 1x 0.5
Σf
c. Hv bernilai 0 karena V bernilai sama disemua titik, karena diameter pipa inlet dan outlet sama maka
kecepatan di outlet dan inlet sama.
A = 1/4 ПD2
= 0.000285 m2
1
Z2 Z1
f
0.5
0.3
1
3.3
asumsi
t
V
4.2 ANALISA GRAFIK
1. Grafik hubungan antara head total dan kapasitas pada rangkaian tunggal
2. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian seri
Dari grafik diatas, terlihat adanya kenaikan kapasitas (Q) yang diikuti dengan penurunan head total (Ht).
Dari perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kapasitas aliran maka head total
semakin kecil, atau dapat dikatakan bahwa nilai kapasitas kecil justru mempunyai nilai head total yang
tinggi. Sesuai dengan persamaan WHP = γ x Q x Ht , dimana nilai Ht berbanding terbalik dengan Q. Pada
grafik diatas terlihat bahwa ada saat bertambahnya kapasitas namun ada kenaikan nilai dari head dan turun
pada saat berikutnya.Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan kurangnya ketelitian praktikan pada
saat pengambilan data khususnya variabel t (waktu) dan melihat besarnya nilai tekanan (P outlet).
Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan kesalahan perhitugan pada nilai head. Misalkan saja
pada saat Q = 0.000806 dan nilai Ht = 11,85575707 terlihat grafik naik dan setelah itu menurun.
Dari grafik diatas, terlihat adanya kenaikan kapasitas (Q) yang diikuti dengan kenaikan nilai head total (Ht).
Dari perubahan tersebut yang seharusnya terjadi adalah semakin besar kapasitas aliran maka nilai head
total semakin kecil, atau dapat dikatakan bahwa nilai kapasitas kecil justru mempunyai nilai head total yang
tinggi. Sesuai dengan persamaan WHP = γ x Q x Ht , dimana nilai Ht berbanding terbalik dengan Q. Pada
grafik diatas terlihat bahwa pada saat kenaikan kapasitas maka nilai head terkadang naik dan kadang turun.
Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan ketidak telitian praktikan pada saat pengambilan data
khususnya variabel t (waktu). Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan kesalahan perhitugan
pada nilai head. Misalkan kita ambil data pada Q = 0,001818 dan pada saat Ht = 16,971326 yang
seharusnya nilai head menjadi kecil tapi dalam perhitungan data nilai head tersebut menjadi besar.
789
101112131415161718
0.000000 0.000200 0.000400 0.000600 0.000800 0.001000 0.001200
Hea
d (
m)
Kapasitas (m3/s)
Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian tunggal
Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa tunggal
Poly. (Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa tunggal)
12.000000
14.000000
16.000000
18.000000
20.000000
22.000000
0.000300 0.000800 0.001300 0.001800
Hea
d t
ota
l (m
)
Kapasitas (m3/s)
Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian seri
Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa seriPoly. (Hubungan antara head dgn kapasitas pada pompa seri)
3. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian paralel
4. Grafik hubungan antara H dan Q pada pompa seri dan tunggal
Dari grafik diatas, terlihat adanya kenaikan kapasitas (Q) yang diikuti dengan kenaikan nilai head total (Ht).
Dari perubahan tersebut yang seharusnya terjadi adalah semakin besar kapasitas aliran maka nilai head
total semakin kecil, atau dapat dikatakan bahwa nilai kapasitas kecil justru mempunyai nilai head total yang
tinggi. Sesuai dengan persamaan WHP = γ x Q x Ht , dimana nilai Ht berbanding terbalik dengan Q. Pada
grafik diatas terlihat bahwa pada saat kenaikan kapasitas maka nilai head terkadang naik dan kadang turun.
Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan ketidak telitian praktikan pada saat pengambilan data
khususnya variabel t (waktu). Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan kesalahan perhitugan
pada nilai head. Misalkan kita ambil data pada Q = 0,001818 dan pada saat Ht = 16,971326 yang
seharusnya nilai head menjadi kecil tapi dalam perhitungan data nilai head tersebut menjadi besar.
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada kapasitas yang sama nilai head pada pompa seri lebih besar bila
di bandingkan dengan nilai head pada pompa tunggal. Sesuai dengan persamaan untuk pompa seri, HTotal
= H1 + H2 dan QTotal = Q1 = Q2, sedangkan untuk pompa tunggal QTotal = Q dan nilai headnya
HTotal=H. Dari grafik di atas terlihat bahwa head pompa seri lebih besar dari pada pompa tunggal, begitu
pula dengan kapasitasnya. Kita misalkan saja ambil data pada saat Q = 0,001000 maka kita akan melihat
besar nilai head untuk pompa seri
Pada teori dikatakan bahwa kenaikan kapasitas (Q) akan berpengaruh pada penurunan nilai head, hal ini
sesuai dengan persamaan : Pw = γ x Q x Ht . Pada grafik diatas terlihat bahwa pada saat penurunan head
maka kapasitas cenderung naik dan kadang turun. Hal ini terjadi karena kapasitas adalah Q=V/t dimana
V=Volume dan t=waktu. Hasil nilai kapasitas yang fluktuatif dikarenakan ketidak telitian praktikan pada
saat pengambilan data khususnya variabel t (waktu). Kesalahan pengambilan data tersebut mengakibatkan
kesalahan perhitugan pada nilai head. Misalkan saja, pada Q = 0,002000 dan Ht = 23,045691 yang
810121416182022
0.000000 0.000500 0.001000 0.001500 0.002000 0.002500
Hea
d t
ota
l (m
)
Kapasitas (m3/s)
Grafik hubungan antara H dan Q pada pompa seri dan tunggal
pompa tunggal
pompa seri
Poly. (pompa tunggal)Poly. (pompa seri)
16.000000
18.000000
20.000000
22.000000
0.000100 0.000600 0.001100 0.001600
Hea
d t
ota
l (m
)
Kapasitas (m3/s)
Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian pararel
Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian pararel
Poly. (Hubungan antara head dgn kapasitas pada rangkaian pararel)
5. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal dan pararel
6. Grafik hubungan antara head total dengan besarnya kapasitas pada pompa seri ¶lel
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada nilai head yang sama, pompa paralel mempunyai nilai kapasitas
yang lebih besar dari pada kapasitas untuk pompa tunggal. Hal ini dapat kita ketahui dari waktu yang
dibutuhkan pompa untuk mengalirkan fluida dimana waktu yang diperlukan untuk pompa paralel lebih
cepat dari pada waktu yang dibutuhkan untuk pompa tunggal. Daya yang dibutuhkan untuk mengatasi head
yang sama ternyata mempunyai harga kapasitasnya berbeda jika pompa disusun secara tunggal dan
parallel . Untuk Pompa parallel HTotal = H1 = H2, dan QTotal = Q1 + Q2, untuk pompa tunggal QTotal = Q
dan nilai headnya HTotal = H. Terlihat di grafik bahwa kapasitas(Q) pompa paralel lebih besar dari pompa
tunggal, tetapi kesamaan heat antara pompa tunggal dan paralel tidak sama. Hal ini dikarenakan rusaknya
Sesuai dengan persamaan untuk pompa seri, HTotal = H1 + H2. (Sularso, 1990) dan QTotal = Q1 = Q2,
sedangkan untuk pompa paralel, HTotal = H1 = H2, dan QTotal = Q1 + Q2. Maka pada Pdischarge yang
sama pompa seri memiliki head total yang lebih tinggi dari pada pompa paralel. Dan sebaliknya pompa
paralel memiliki kapasitas yang lebih besar daripada pompa seri.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ada data yang menunjukkan bahwa heat pompa seri lebih kecil dari
heat pompa paralel. Begitu pula dengan kapasitasnya, ada data yang menunjukkan bahwa kapasitas pompa
paralel lebih besar dari pompa seri. Hal ini disebabkan oleh rusaknya pressure gauge sehingga tekanan
12.00000013.00000014.00000015.00000016.00000017.00000018.00000019.00000020.00000021.00000022.000000
-0.000200 0.000300 0.000800 0.001300 0.001800 0.002300
Hea
d t
ota
l (m
)
Kapasitas (m3/s)
Grafik hubungan antara head total dengan besarnya kapasitas pada pompa seri & pararel
pompa seri
pompa pararel
Poly. (pompa seri)
Poly. (pompa pararel)
5.0000007.0000009.000000
11.00000013.00000015.00000017.00000019.00000021.00000023.000000
0.000000 0.000200 0.000400 0.000600 0.000800 0.001000 0.001200
Hea
d t
ota
l (m
)
Kapasitas (m3/s)
Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal dan pararel
Pompa paralel
Pompa Tunggal
Poly. (Pompa paralel)
Poly. (Pompa Tunggal)
7. Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal,seri,parallel
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada data yang menunjukkan bahwa head pompa tunggal sama
dengan heat pompa paralel. Hal ini disebabkan oleh rusaknya pressure gauge sehingga tekanan tidak bisa
terdeteksi dengan baik sehingga heat total yang didapat juga tdak baik. Selain itu, praktikan kurang teliti
dalam pengambilan data berupa waktu sehingga perhitungan kapasitas juga tidak baik.
Pada pompa yang disusun Tunggal,sesuai dengan persamaan (Sularso,1990)maka Qtotal = Q dan nilai
HTotal = H,untuk pompa yang disusun secara seri maka Htotalnya = H1 + H2 dan Qtotal = Q1 =
Q2,sedangkan Pada pompa yang disusun secara paralel,Htotal = H1 = H2 dan Qtotal = Q1 +
Q2.Jadi,dengan Pdischarge yang sama pompa paralel cenderung memiliki nilai kapasitas yang lebih besar
dan nilai H yang sama dengan jika dibandingkan dengan pompa tunggal.Sedangkan pompa seri cenderung
memiliki head total yang besar dan nilai Q yang sama dengan jika dibandingkan dengan pompa tunggal.
81012141618202224
-0.000200 0.000300 0.000800 0.001300 0.001800 0.002300
Hea
d t
ota
l (m
)
Kapasitas (m3/s)
Grafik hubungan antara head dan kapasitas pada rangkaian tunggal,seri,parallel
pompa tunggal
pompa seri
pompa pararel
Poly. (pompa tunggal)
Poly. (pompa seri)
Poly. (pompa pararel)
KESIMPULAN
7. pompa tunggal dan paralel pada head yang sama pompa paralel memiliki kapasitas yang lebih besar. tetapi
dalam praktikum tidak seperti itu. Terlihat di grafik bahwa Headnya pompa paralel lebih besar dari pompa
tunggal. Hal ini dikarenakan rusaknya peralatan yang digunakan dan kurang telitinya praktikan dalam
pengambilan data.
4.Pada Pompa yang disusun secara parallel, semakin besar kapasitas maka semakin turun nilai head totalnya.
Tetapi dalam percobaan tidak seperti itu, permasalahan pompa paralel sama dengan pompa seri. Kapasitas yang
diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar tetapi heatnya ada yang semakin besar. Hal ini disebabkan
adanya kerusakan pada pressure gauge sehingga tekanan tidak terdeteksi dengan baik
5. Pompa tunggal dan seri dengan kapasitas yang sama pompa seri mempunyai head total yang lebih besar.
pada percobaan ini terbukti bahwa kapasitas antara pompa tunggal dan seri sama.
6. Pompa seri dan paralel dengan kapasitas yang sama pompa paralel mempunyai head yang lebih rendah . Hal
ini telah sesuai dengan dasar teori dan rumus yang ada. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tdak ada data yang
menunjukkan bahwa heat pompa seri lebih besar dari heat pompa paralel. tetepi pada kapasitasnya, ada data
yang menunjukkan bahwa kapasitas pompa paralel lebih besar dari pompa seri. Hal ini disebabkan oleh rusaknya
pressure gauge sehingga tekanan tidak bisa terdeteksi dengan baik sehingga heat total yang didapat juga tidak
baik. Selain itu, praktikan kurang teliti dalam pengambilan data berupa waktu sehingga perhitungan kapasitas
juga tidak baik.
3.Pada pompa yang disusun secara seri,semakin besar perubahan kapasitas aliran maka head total semakin kecil.
Namun pada percobaan tidak seperti itu. Kapasitas yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar tetapi
heatnya ada yang semakin besar. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada pressure gauge sehingga tekanan
tidak terdeteksi dengan baik
BAB IV
8. Dengan mengetahui hubungan antara head dan kapasitas dari pompa sentrifugal yang disusun secara tunggal ,
seri dan paralel maka kita dapat menyusun suatu instalasi pompa dengan baik dengan memperhatikan dari segi
untung dan rugi. Kita dapat menyesuaikan instalasi yang tepat dengan pertimbangan-pertimbangan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan.
9. Tekanan pada Pinlet diduga mengalami tekanan yang melebihi dibawah dari tekanan vakum, hal ini kurang
dapat dibuktikan mengingat indikator pressure gauge mengalami kerusakan pada Pinlet pompa. Dimana tekanan
dibawah tekanan vakum sangat diperlukan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ke tempat yang lain.
1. Kita dapat mengetahui karakteristik dan cara kerja dari pompa sentrifugal dengan cara merangkai pompa
secara tunggal, seri, dan paralel
2. Pada pompa yang disusun secara tunggal, semakin besar kapasitasnya maka head totalnya semakin kecil tetapi
ada percobaan yang kapasitasnya tinggi kemudian haednya tinggi.Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada
pressure gauge sehingga tekanan tidak terdeteksi dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Pompa dan Kompresor, Sularso, Jakarta, Erlangga, 1990
Buku petunjuk praktikum mesin fluida, Tim laboratorium mesin fluida dan system Teknik Sistem
Perkapalan FTK – ITS, Surabaya, 2008
Dosen dosen fisika. 2006.Fisika II, Tim Fisika, FMIPA)
Pressure gauge outlet Pressure gauge inlet sump drain valve
Pressure gauge discharge pompa sentrifugal I Pompa sentrifugal II
Tee conector Klem
Stopwatch penggaris volume indikator
On / off control
LAMPIRAN (FOTO PRAKTIKUM)
volume indikator
g = 9.8 m/s2
volume indikator
(
H
l
a
t
o
t
d
e
H
Kapasitas Q
Operasi pompa tunggal dengan karakteristik yang sama
Kapasitas Q (m3/s)
Operasi pompa tunggal dengan karakteristik yang sama
1