162934289 teori perhitungan abnormal pompa sentrifugal

Upload: andriyonof

Post on 13-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Teori-Perhitungan-Abnormal-Pompa-Sentrifugal

TRANSCRIPT

  • 1

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    POMPA SENTRIFUGAL

    Oleh : Sidiq Adhi Darmawan

    1.1 Dasar Teori

    Pompa merupakan alat yang sangat penting untuk membantu pekerjaan manusia.

    Pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ke tempat yang lain.

    Penggunaan pompa sangat luas seperti penggunaan pompa di rumah tangga, pada industri, dan

    pertanian.

    Pada rumah tangga pompa digunakan untuk menyalurkan air dari sumur ke bak

    penampungan air. Penggunaan pompa di industri perminyakan, pompa digunakan untuk

    mengangkat minyak mentah dari dalam bumi ketempat - tempat pemrosesan atau tempat-

    tempat penampungan. Di dunia pertanian pompa digunakan untuk memindahkan air dari

    sungai atau waduk ke sawah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman

    Pompa adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memindahkan fluida

    incompressible ( tak mampu mampat ) dari satu tempat ke tempat lain melalui suatu media

    perpipaan dengan cara menaikkan tekanan atau membangkitkan beda tekanan.

    Pompa Sentrifugal yaitu pompa untuk memindahkan cairan dengan memanfaatkan

    gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeler. Pompa sentrifugal adalah termasuk kedalam

    jenis pompa tekanan dinamis,dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk

    mengangkat fluida dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang

    lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi. Daya dari luar diberikan keporos untuk memutar

    impeller kedalam rumah pompa, maka fluida yang berada disekitar impeller juga akan ikut

    berputar akibat dari dorongan sudu-sudu impeller. Karena timbulnya gaya sentrifugal maka

    fluida mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara sudu-sudu impeller. Head

    fluida akan bertambah besar karena fluida tersebut mengalami percepatan. Fluida yang keluar

    dari impeller ditampung oleh saluran yang berbentuk volute mengelilingi impeller dan

    disalurkan keluar pompa melalui nosel,didalam nosel kecepatan aliran fluida diubah menjadi

    head tekanan.

  • 2

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    1.2 Dasar dasar Pemilihan Pompa

    Dalam menentukan suatu pompa untuk suatu tujuan tertentu, maka terlebih dahulu

    harus diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang

    akan dipompa. Selain itu, agar pompa tidak mengalami kavitasi maka perlu ditaksir berapa

    tekanan minimum yang tersedia pada sisi masuk pompa yang terpasang pada isntalasinya.

    Atas dasar tekanan isap ini maka putaran pompa dapat ditentukan.

    Data yang umumnya dipelukan untuk memilih pompa sebagai berikut :

    1. Kapasitas

    Kapasitas ini menunjukkan jumlah debit yang dapat dialirkan berapa m3/jam. Pada

    pompa perlu diketahui juga mengenai berapa kapasitas maksimum dan minimum yang

    dapat dialirkan oleh pompa tersebut.

    2. Kondisi Isap

    Pada kondisi isap ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :

    a. Level isap dari permukaan air isap ke level pompa

    b. Tinggi fluktuasi permukaan isap

    c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap.

    d. Kondisi pipa isap

    3. Kondisi Keluar

    Pada kondisi keluar ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :

    a. Level keluar dari permukaan air isap ke level pompa

    b. Tinggi fluktuasi permukaan keluar

    c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air keluar.

    d. Kondisi pipa keluar

    4. Head Total Pompa

    Head total pompa ditentukan berdasarkan kondisi kondisi di atas ( no 1 3)

    5. Jenis Zat Cair

    Dalam pemilihan pompa harus diketahui jenis zat cair apa yang akan dialirkan dan

    kharakteristik dari zat cair yang akan dialirkan oleh pompa tersebut, seperti air tawar, air

  • 3

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    laut, minyak, zat kimia tertentu, temperatur, berat jeniz, viskositas, kandungan padatan

    dan lain lain.

    6. Jumlah Pompa

    Apabila suatu pekerjaan pemindahan fluida membutuhkan jumlah debit yang besar

    maka bisa digunakan pompa lebih dari satu.

    7. Kondisi Kerja

    Kondisi kerja ini seperti apakah pompa tersebut akan digunakan secara terus menerus,

    terputus putus, atau jumlah jam kerja seluruhnya selama setahun.

    8. Penggerak

    Penggerak untuk menggerakkan poros pompa antara lain motor listrik, motor bakar torak

    atau turbin uap.

    9. Poros Tegak atau Mendatar

    Hal ini kadang kadang sudah ditentukan oleh pabrik pompa yang bersangkutan

    berdasarkan instalasinya.

    10. Tempat Instalasi

    Pembatasan pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian diatas permukaan laut, di luar

    atau di dalam gedung, dan fluktuasi temperatur.

    1.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal

    Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan :

    1. Berdasar Kapasitas

    - Kapasitas rendah : Sampai dengan 20 m3/jam

    - Kapasitas menengah : 20 60 m3/jam

    - Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam

    2. Berdasarkan Takanan Discharge

    - Kapasitas rendah : Sampai dengan 5 Kg/cm3

    - Kapasitas menengah : 5 50 Kg/cm3

    - Kapasitas tinggi : > 50 Kg/cm3

  • 4

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    3. Berdasar jumlah / susunan impeller dan tingkat

    - Single Impeller : Terdiri dari satu impeller dan satu tingkat.

    - Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam

    satu casing.

    - Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel

    dalam satu casing.

    1.4 Sistem Kerja Pompa Sentrifugal

    Pompa sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah kecepatan pada

    cairan dan kemudian merubahnya menjadi energi tekan. Pompa sentrifugal, seperti yang

    diperlihatkan dalam Gambar 1.1 dibawah ini.

    Gambar 1.1 Arah Aliran Fluida Dalam Pompa Sentrifugal

    Cairan dipaksa masuk ke sebuah impeller. Daya dari luar diberikan kepada poros

    pompa untuk memutar impeller yang ada berada dalam cairan tadi. Apabila impeller berputar

    maka zat cair yang ada dakam impeller akan ikut berputar akibat dorongan sudu sudu pada

    impeller. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller menuju

    keluar melalui saluran diantara sudu sudu dengan kecepatan tinggi. Zat cair yang

  • 5

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    meninggalkan impeller tersebut dikumpulkan di dalam rumah pompa (casing) yang berbentuk

    spiral atau biasanya disebut volut yang tugasnya mengumpulkan cairan dari impeller dan

    mengarahkan ke discharge nozzel. Discharge nozzel berbentuk seperti kerucut sehingga

    kecepatan aliran yang tinggi dari impeller bertahap turun, kerucut ini disebut diffuser. Papa

    waktu penurunan kecepatan di dalam diffuser energi kecepatan pada aliran cairan diubah

    menjadi energi tekan.

    Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga energi yang

    dikandungnya akan menjadi lebih besar. Selisih energi per satuan berat atau head total zat cair

    antara flens isap dan flens keluar pompa disebut head total pompa.

    Gambar 1.2 Nomenklatur Impeller

    1.5 Bagian - Bagian Pompa Sentrifugal

    Pada pompa sentrifugal secara umum terdiri dari dua bagian yaitu

    a. Bagian yang perputar, meliputi impeler, dan poros.

    b. Bagian yang tetap, meliputi volute casing, stuffing box, bearing housing dan lain lain.

    Bagian bagian pompa sentrifugal dan penampang bagian dalam pompa sentrifugal bisa

    dilihat pada gambar berikut ini :

  • 6

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Gambar 1.3 Bagian Dalam Pompa Sentrifugal

    Bagian bagian utama pompa sentrifugal antara lain :

    a. Impeller

    Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi

    kecepatan pada cairan yang dipompa secara kontinue, sehingga cairan pada sisi hisap

    secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang

    masuk sebelumnya. Ada tiga jenis impeller, yaitu open impeller, semi open impeller dan

    closed impeller.

    (a) Open mpeller (b) Semi open impeller (c) Closed impeller

    Gambar 1.4 Berbagai Tipe Impeller

    Pompa sentrifugal dapat menggunakan dua macam impeller, yaitu isapan tunggal dan

    isapan ganda. Pada pompa sentrifugal di Waste Water Treatment menggunakan pompa

    isapan tunggal.

  • 7

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    b. Rumah Pompa (Volute Casing)

    Rumah pompa merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai

    pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan difusser, suction nozzel dan discharge

    nozzel serta memberikan arah aliran dari impeller dan mengubah energi kecepatan menjadi

    energi tekan.

    Gambar 1.5 Rumah Pompa (Volute Casing)

    c. Shaft

    Shaft berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak (motor) selama

    beroperasi ke impeller. Shaft juga berfungsi sebagai tempat kedudukan impeller dan

    bagian bagian lain yang berputar. Untuk menghubungkan antara shaft pompa dengan

    shaft penggerak (motor) maka diperlukan kopling. Bagian luar shaft ini biasanya

    dilindungi oleh shaft sleeve.

  • 8

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Gambar 1.6 Shaft

    d. Shaft Sleeve

    Shaft sleeve berbentuk silinder berlubang yang berfungsi untuk melindungi shaft

    utama dari erosi, korosi, dan aus. Apabila shaft utama mengalami kerusakan maka shaft

    utama tidak bisa diperbaiki tetapi harus dilakukan penggantian dengan yang baru.

    Gambar 1.7 Shaft Sleeve

    e. Glannd Packing

    Gland packing ini berfungsi untuk mengurangi kebocoran cairan dalam casing

    pompa dan mencegah udara dari luar masuk ke dalam pompa. Apabila ada udara luar

  • 9

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    yang masuk ke dalam pompa maka akan mengakibatkan performa pompa akan menurun

    dan menimbulkan kavitasi.

    Gambar 1.8 Gland Packing

    f. Stuffing Box

    Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa

    menembus casing. Jika pompa bekerja dengan suction lift dan tekanan pada ujung

    stuffing box lebih rendah dari tekanan atmosfer, maka stuffing box berfungsi untuk

    mencegah kebocoran udara masuk kedalam pompa. Dan bila tekanan lebih besar daripada

    tekanan atmosfer, maka berfungsi untuk mencegah kebocoran cairan keluar pompa.

    Gambar 1.9 Stuffing Box

  • 10

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    g. Bearing

    Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar

    dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban aksial. Bearing juga

    memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,

    sehingga kerugian gesek juga akan kecil.

    Gambar 1.10 Bearing

    h. Oil Seal

    Seal ini berfungsi untuk menjaga oli yang berada di dalam bearing housing agar tidak

    bocor.

    Gambar 1.11 Oil Seal

  • 11

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Pada sistem pompa untuk mentransferkan suatu fluida harus dilengkapi dengan motor

    sebagai penggeraknya. Poros motor yang berputar akan dihubungkan dengan poros pompa

    menggunakan coupling. Sehingga secara keseluruhan bagian bagian sistem kerja pompa

    terdiri dari tiga bagian yaitu impeller side, coupling side, dan driver side.

    Gambar 1.12 Bagian Pompa Sentrifugal beserta Penggeraknya

    Impeller Side

    Pada bagian impeller side terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

    - Impeller

    - Volute casing

    - Diffuser

    - Stuffing box

    - Shaft sleeve

    - Bearing housing

    Coupling Side

    Coupling side berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari shaft motor menuju

    shaft pompa. Pada bagian coupling side terdiri dari dua komponen, antara lain :

    - Coupling

    - Shaft

    - Rubber coupling

  • 12

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    - Coupling housing

    Driver Side

    Driver side berfungsi sebagai sumber penggerak pada poros pompa yang nantinya

    akan memutar impeller. Driver side terdiri dari tiga komponen penting, antara lain :

    - Frame

    - Stator

    - Rotor

    1.6 Performa Pompa

    Bentuk pompa umumnya tergantung dari ns. Jadi dapat dimengerti bila

    karakteristiknya tergantung pada ns. Karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam

    kurva kurva karakteristik, yang menyatakan besarnya head total pompa, daya poros dan

    effisiensi pompa terhadap kapasitas. Kurva performasi tersebut biasanya digambarkan pada

    kecepatan yang tetap.

    Gambar 1.13(a),(b),(c) memperlihatkan contoh kurva performansi untuk pompa

    dengan harga ns yang berbeda beda. Di sini besarnya kurva karakteristik dinyatakan dalam

    persen. Titik 100% untuk harga kapasitas, Head total pompa,dan daya pompa diambil pada

    keadaan efisiensi maksimum.

    Gb 1.13(a) Kurva karakteristik Pompa Volut Gb .13(b) Kurva karakteristik Pompa aliran

    campur

  • 13

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Gb 1.13(c) Kurva karakteristik Pompa aliran aksial

    Gambar 1.14 Kurva Head Kapasitas untuk Kecepatan Spesifik yang Berbeda beda

    Dari gambar diatas terlihat bahwa kurva Head Kapasitas menjadi semakin curam

    pada pompa dengan harga ns semakin besar.

    Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran

    sama dengan nol pada pompa sentrifugal dengan ns kecil. Sebaliknya, pada pompa aliran

  • 14

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    campur dan pompa aliran aksial dengan ns besar, harga daya mencapai maksimum pada

    kapasitas aliran sama dengan nol.

    Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugal pada umumnya berbentuk

    mendekati busur lingkaran. Harga efisisensinya hanya sedikit menurun bila kapasitas berubah

    menjauhi harga optimumnya.

    1.7 Dasar Perhitungan Pompa

    Persamaan perhitungan pompa yang digunakan dalam perhitungan laporan ini antara

    lain :

    1. Kontinuitas

    Laju aliran yang masuk ke dalam pompa adalah sama dengan laju aliran yang keluar dari

    pompa, sehingga dapat dirumuskan :

    Q1 = Q2

    A1.V1 = A2.V2 .(1.1)

    Dimana : Q1 = Kapasitas atau debit aliran yang masuk pompa (m3/s)

    Q2 = Kapasitas atau debit aliran keluar pompa (m3/s)

    A1 = Luas penampang bagian dalam pipa masuk pompa (m)

    A2 = Luas penampang bagian dalam pipa keluar pompa (m)

    V1 = Kecepatan aliran fluida pipa masuk pompa (m/s)

    V2 = Kecepatan aliran fluida pipa keluar pompa (m/s)

    2. Reynold Number

    Reynold Number digunakan untuk mengetahui jenis aliran yang terjadi dalam sistem

    aliran fluida di dalam pipa

    Re = . .

    .(1.2)

    Dimana : Re = Reynold number

  • 15

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    = Massa jenis fluida (kg/m3 )

    v = Kecepatan aliran (m/s)

    Pembagian jenis aliran berdasarkan Reynold Number yaitu :

    - Jika Reynold Number < 2300 adalah jenis aliran laminer.

    - Jika Reynold Number = 2300 adalah jenis aliran transisi.

    - Jika Reynold Number > 2300 adalah jenis aliran turbulen.

    (Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara Pompa dan Kompresor 1983 hal 28-29)

    2. Head Kerugian Gesek dalam Pipa ( Major Losses )

    Untuk menghitung kerugian gesek yang terjadi di dalam pipa dipakai persamaaan Darcy

    Weisbach yaitu :

    = ..2

    2.. .(1.3)

    Dimana : hf = Kerugian akibat gesekan sepanjang pipa (m)

    L = Panjang pipa (m)

    D = Diameter pipa (m)

    v = Kecepatan aliran (m)

    g = Kecepatan gravitasi (m/s2)

    f = Faktor gesek

    Faktor gesek ini bisa dilihat pada diagram moody atau bisa juga dihitung dengan rumus :

    =64

    , dimana Re = Bilangan Reynold

    Atau untuk jenis aliran turbulen dapat digunakan formula Darcy :

    = 0.02 +0.005

    .(1.4)

    Dimana : D = Diameter pipa

    (Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara Pompa dan Kompresor 1983 hal 28-29)

    4. Kerugian Head dalam Jalur Pipa ( Minor Losses )

  • 16

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk

    penampang, atau arah aliran berubah adanya elbow, valve, reducer dan lain - lain.

    Kerugian head di tempat tempat transisi yang demikian itu dapat dinyatakan secara

    umum dengan rumus :

    = . 2

    2 ......(1.5)

    Dimana :

    hf = Kerugian head (m)

    n = Jumlah elbow, valve, reducer dan lain lain.

    k = koefisien kerugian

    V = Kecepatan rata rata dalam pipa (m/s)

    g = Percepatan gravitasi (m/s2)

    Harga k dapat dilihat ditabel sesuai dengan yang dibutuhkan.

    (Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara Pompa dan Kompresor 1983 hal 32)

    5. Head Total (TDH)

    Secara umum head total dapat dicari dengan :

    Head Total (TDH) = hdis - hsuc

    Dimana :

    Head pada discharge (hdis) = +2

    2+

    Head pada suction (hsuc) = +2

    2+

    Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah fluida

    seperti yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisiinstalasi yang akan dilayani oleh

    pompa

  • 17

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Gambar 3.26 Head Pompa

    Head total pompa dapat ditulis sebagai berikut :

    = + + 1 +2

    2 .(1.6)

    Dimana :

    H = Head total pompa (m)

    ha = Head statis total (m)

    hp = Perbedaan tekanan yang bekerja pada kedua permukaaan fluida (m)

    hp = hp2 - hp1

    h1 = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan dll (m)

    g = Percepatan gravitasi (m/s2)

    2

    2 = Head kecepatan keluar (m)

  • 18

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Apabila permukaan zat cair berubah ubah dengan perbedaan besar, head

    statis total harus ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik pompa, besarnya

    selisih perubahan permukaan zat cair dan dasar yang dipakai untuk mennetukan jumlah

    air yang harus dipompa.

    Hubungan antaran tekanan dan head tekanan dapat diperoleh dari rumus :

    = 10

    (1.7)

    Dimana :

    hp = Head tekan (m)

    p = Tekanan (Kgf/cm2)

    = Berat per satuan volume zat cair yang dipompa (Kgf/l)

    Apabila tekanan yang diberikan dalam satuan kPa, rumus yang dapat dipakai untuk head

    tekanan adalah

    =1

    9,81

    .....(1.8)

    Dimana :

    hp = Head tekanan (m)

    = Berat per satuan volume zat cair yang dipompa (Kg/m3)

    (Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara Pompa dan Kompresor 1983 hal 26 - 27)

    6. Daya Air

    Merupakan energi yang secara efektif diterima oleh fluida dari pompa per satuan waktu,

    dan dapat dirumuskan :

    Pf = . Q . H ..(1.9)

    Dimana :

    = Berat fluida per satuan volume (kN/m3)

    Q = Kapasitas (m3/s)

  • 19

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    H = Head total pompa (m)

    Pf = Daya fluida (kW)

    (Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara pompa dan kompresor 1983 hal 26 - 27)

    7. Daya Poros dan Efisiensi Pompa

    Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa dapat dinyatakan sebagai

    berikut :

    =

    ................ (1.10)

    Dimana :

    P = Daya poros sebuah pompa (kW)

    p = Efesiensi pompa (pecahan)

    Harga harga standar efisiensi pompa p diberikan dalam Gb. 3.27. Efisiensi

    pompa untuk pompa pompa jenis khusus harus diperoleh dari pabrik pembuatnya.

    Gambar 3.27 Efisiensi Standar Pompa

  • 20

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Kecepatan spesifik pompa sentrifugal dapat dirumuskan :

    =

    12

    34

    .(1.11)

    Dimana :

    ns = Kecepatan spesifik pompa

    n = Putaran pada efisiensi tertinggi pompa (rpm)

    Q = Kapasitas pada efisiensi tertinggi pompa (m3/min)

    H = Head pada efisiensi tertinggi pompa (m)

    (Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara pompa dan kompresor 1983 hal 53)

    8. Daya Penggerak Mula

    Daya penggerak mula yang dipakai untuk menggerakkan pompa harus ditetapkan dari

    rumus :

    = . (1+)

    ..(1.12)

    Dimana :

    Pm = Daya penggerak (Hp)

    transmisi = Effisiensi transmisi

    = Faktor cadangan (untuk motor induksi 0,2)

    (Ir. Sularso MMSE, Prof. Dr Haruno Tahara pompa dan kompresor 1983 hal 58)

  • 21

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    1.8 Segitiga Aliran Kecepatan Fluida di Impeler

    Gambar 1.15 Impeler

    Fluida masuk melalui saluran hisap Ds kemudian dalam arah aliran aksial mengalir

    masuk kedalam impeller dengan kecepatan terbatas Cs. Sudu pompa dimulai dai D1, lebar

    sudunya b1. kecepatan mutlak mengalirnya fluida C

    1 dan luas penampang yang dilalui aliran

    fluida = D1 x x b1 ; maka menurut persamaan kontinuitas didapat

    1 =

    1 ..1

    Dimana : b1 = lebar sudu (m)

    Q = kapasitas aliran (m3

    /det)

    D1 = diameter masuk sudu pompa ( m )

    C1= kecepatan mutlak aliran fluida masuk sudu impeller (m/det)

  • 22

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Dengan adanya sudu penampang yang dilewati fluida menjadi semakin sempit dan

    dengan demikian kecepatan fluida mengalir masuk naik sekitar 10 %.

    Gambar 1.16 Segitiga Aliran Kecepatan Fluida

    Pada titik 1 dar gambar 2.7. diperoleh kecepatan aliran fluida masuk C1 yang arahnya tegak

    lurus U1 di dapat dari :

    1 =1 ..

    60

    Dimana : n = kecapatan putaran impeller dalam rpm

    D1 = diameter masuk sudu pompa ( m )

    Keterangan gambar :

    W1 = kecepatan relative aliran fluida pada sisi masuk

    1 = sudut masuk aliran fluida

  • 23

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Lihat gambar segitiga berikut :

    Gambar 1.17 Segiitiga kecepatan aliran fluida masuk impeller

    Dari titik 1 ( pada gambar 2.7 ) fluida mengalir ke bagian belakang dari sudu impeller yang

    melengkung, supaya mendapatkan paenghantaran dan pengaliran yang baik maka jumlah sudu

    impeller harus tertentu, karena adanya gaya sentrifugal pada sudu impeller. Jadi akibat dari

    berputarnya impeller dengan kecepatan U dan bentuk sudu impeller yang sedemikian rupa

    didapat kecepatan relative aliran fluida dibagian masuk sudu impeller W1

    dan saluran kelar

    W2. Besarnya kecepatan W didapat dari persamaan kontinuitas. Diameter impeller dibagian

    keluar D2

    dan pada bagian masuk D1.

    Lebar sudu b2

    hanya sedikit lebih kecil dari pada

    dibagian masuk b1, sehingga pada umumnya W

    2 lebih kecil dari W

    1. Pada titik 2 dari gambar

    2.7. fluida mempunyai kecepatan keluar mutlak C2. Kecepatan keliling impeller pada sisi

    keluar U2

    adalah :

    2 =2 ..

    60

    Dimana : W2 = kecepatan relative aliran fluida pada sisi keluar impeller

    2 = sudut keluar aliran fluida

    Untuk pompa sentrifugal sudut impeller yang berguna adalah 150

    300

    maksimum sampai 500

    .

  • 24

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Gambar 1.18 Segitiga kecepatan aliran fluida keluar impeller

    Jika pompa dibuat bertingkat, sesudah keluar dari sudu fluida melalui ruang 3 tanpa sudu dan

    sampai didalam sudu pengarah dengan kecepatan aliran fluida C4. tapi bila konstruksi pompa

    dibuat sederhana dimana fluida yang keluar dari impeller langsung masuk kedalam rumah

    pompa, maka kecepatan mutlak aliran fluida keluar C2

    harus diarahkan sedemikian rupa,

    perpindahan fluida dari impeller kerumah pompa sedapat mungkin bisa bebas tanpa

    tumbukan.

    1.9 Perencanan Impeler

    1. Diameter Hub Impeler (DH)

    Besar diameter hub dapat dihitung dengan persamaan berikut :

    DH = Dp (1,2 : 1,4)

    Dimana : Dp = Diameter poros (mm)

    2. Diameter Mata Impeler (Do)

    Besar diameter mata impeler dapat dihitung dengan persamaan berikut :

  • 25

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran teoritis pada sisi isap, yaitu kapasitas dengan perkiraanadanya

    kerugian yang disebabkan fluida dari sisi tekan yang mengalir ke sisi isap

    melalui celah impeller, besarnya (1,02 : 1,05) dari kapasitas pompa.

    3. Diameter Sisi Masuk Impeler (D1)

    Diameter sisi masuk impeler yang memiliki kelengkungan dapat dicari dengan

    mengambil diameter rata rata dari diameter mata impeler (Do) dan diameter hub

    (Dh) sebagai berikut :

    Dimana : Do = Diameter mata impeler (mm)

    Dh = Diameter hub (mm)

    4. Diameter Sisi Keluar Impeler (D2)

    Dapat diperoleh sebagai berikut :

    Dimana : = Koefisien tinggi overall, besarnya 0,9

    np = Putaran pompa

  • 26

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    5. Lebar Impeler Pada Sisi Masuk (b1)

    Lebar impeller pada sisi masuk dpat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

    Dimana : Q = Kapasitas teoritis pada sisi isap

    D1 = Diameter sisi masuk impeler

    Vel = Keceptan radial sisi masuk

    1 = Faktor kontraksi pada sisi masuk (0,8 0,9)

    6. Lebar Impeler Pada Sisi Keluar

    Lebar impeler pada sisi keluar dapat diperoleh dari persamaan

    Dimana : Q = Kapasitas teoritis pada sisi isap

    D1 = Diameter sisi masuk impeler

    V2 = Keceptan radial sisi keluar

    2 = Faktor kontraksi pada sisi keluar (0,8 0,9)

    1.10 Contoh Pengaplikasian Riil Pompa Sentrifugal

    Pompa sentrifugal sangat diperlukan sekali dalam suatu perusahaan pulp and paper.

    Baik untuk pompa transfer air bagi keperluan proses produksi maupun sebagai pompa transfer

    untuk pengolahan limbah cair di bagian Waste Water Treatment. Adapun urutan proses

    pengolahan limbah cair di Waste Water Treatment dapat dilihat melalui bagan berikut ini :

  • 27

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

  • 28

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Sebagai contoh penggunaan pompa sentrifugal di waste water treatment yang

    diperlukan untuk mentrasferkan limbah cair dari bagian buffer tank menuju reactor.

    Untuk dapat mentransferkan limbah cair dari bagian buffer tank menuju reactor dengan baik

    dan memperoleh efisiensi maksimum, maka diperlukan pemakaian pompa sentrifugal yang

    sesuai dengan kondisi riil di lapangan, kondisi tersebut meliputi sifat limbah cair yang akan

    dialirkan, kebutuhan kapasitas, head total yang dibutuhkan pada sistem itu, daya motor yang

    diperlukan, dan lain - lain.

    Gambar 1.20 Penggunaan Pompa Sentrifugal untuk Mentrasferkan Limbah Cair dari Bagian

    Buffer Tank menuju Reactor.

    Dari foto di atas penggunaan pompa sentrifugal untuk mentrasferkan limbah cair dari

    bagian buffer tank menuju reactor menggunakan lebih dari satu pompa. Hal ini dikarenakan

    kapasitas limbah yang ditransferkan sangat banyak sehingga dibutuhkan lebih dari satu

    pompa. Adapun spesifikasi pompa yang dipakai dalam foto di atas sebagai berikut :

  • 29

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    Contoh lain penggunaan pompa sentrifugal adalah :

    a. Pada PDAM sumber air berasal dari sungai atau waduk. Proses pengambilan air dari

    sungai atau waduk tersebut untuk disalurkan ke bak penampungan air sementara di

    perusahaan PDAM diperlukan pompa sentrifugal.

    b. Pompa sentrifugal digunakan untuk mentransferkan air dari sumur atau air dalam tanah

    ke bak penampungan air sementara pada rumah tangga atau apartemen.

    c. Pompa sentrifugal digunakan untuk mengambil air dari sungai atau waduk untuk

    pengairan sawah atau ladang.

    d. Pompa sentrifugal digunakan untuk mentransferkan minyak dari kilang satu ke kilang

    minyak yang lainnya pada industri perminyakan.

    e. Pompa sentrifugal digunakan untuk menyalurkan limbah cair pada bagian Waste Water

    Treatment suatu perusahaan kertas.

    1.11 Gangguan Operasi Pompa

    1. Terjadi kavitasi

    1.1 Pengertian Kavitasi

    Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga

    membentuk gelembung gelembung uap, hal ini disebabkan tekanan di dalam

    pompa berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Misalnya air pada

    tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada temperatur 100oC. Akan tetapi

    jika tekanan direndahkan maka air akan mendidih pada temperatur yang lebih

    rendah. Jika tekanan cukup rendah maka temperatur kamarpun akan mendidih.

    Apabila zat cair mendidih maka akan timbul gelembung gelembung uap

    zat cair. Gelembung - gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya

    berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap

  • 30

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan

    menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba

    ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga

    mengakibatkan tumbukan.

    Jika pompa mengalami kavitasi, maka akan timbul suara berisik dan getaran.

    Selain itu performa pompa akan menurun secara tiba tiba, sehingga pompa tidak

    dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan terus menerus dalam jangka

    lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran yang berkavitasi akan

    mengalami kerusakan. Permukaaan dinding akan termakan sehingga menjadi

    berlubang lubang (bopeng). Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagi akibat dari

    tumbukan antara gelembung gelembung uap yang pecah secara terus menerus.

    Berikut adalah foto erosi kavitasi yang terjadi pada bagian dalam volute

    casing dan pada impeller pompa sentrifugal :

    Gambar 1.19 Erosi kavitasi pada volute casing

    1.2 Penyebab terjadinya kavitasi :

    1. NPSHA > NPSHR

  • 31

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    2. Head total pompa terlalu besar, sehingga pompa akan bekerja dengan kapsitas

    aliran yang berlebihan, dan membuat kemungkinan kavitasi menjadi lebih

    besar pula.

    3. Pipa isap pada pompa terlalu panjang.

    4. Suhu fluida yang ditransfer terlalu tinggi.

    1.3 Menghindari Kavitasi

    Kavitasi dapat dicegah atau diminimalisasi dengan cara :

    1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat

    serendah mungkin, dan pada pipa isap salah satunya dengan diameter lebih

    besar untuk mengurangi agar head isap statis menjadi rendah pula.

    2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Apabila terpaksa dipakai pipa isap

    panjang sebaiknya salah satu pipa isapnya menggunakan pipa dengan diameter

    lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek.

    3. Tidak dibenarkan pencegahan kavitasi dengan memperkecil laju aliran dengan

    cara menghambat aliran sisi isap.

    4. Jika pompa mempunyai head total pompa yang berlebihan, maka pompa akan

    bekerja dengan kapasitas aliran yang berlebihan pula, sehingga kemungkinan

    terjadi kavitasi lebih besar. Oleh karena itu head total pompa harus ditentukan

    sedemikian hingga sesuai dengan yang diperlukan pada operasi yang

    sesungguhnya.

    5. Bila head total pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah

    harus diadakan pengamanan penuh terhadap terjadinya kavitasi.

    1.4 Dampak Kavitasi

    1. Performa (efisiensi) pompa akan menurun.

    2. Timbulnya vibrasi yang berlebih pada pompa dan vibrasi ini bila dibiarkan

    terus - menerus maka dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada

    komponen pompa lainnya.

    3. Timbul suara berisik pada pompa.

  • 32

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    2. Water Hammer

    Aliran fluida yang berhenti mendadak menimbulkan kenaikan tekanan yang

    sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan dan dinamakan gejala pukulan air

    (water hammer). Tekanan yang timbul dinamakan tekanan pukulan air (water hammer

    pressure). Fenomena keadaan unsteady ini dapat dikatakan sebagai perubahan energi

    kinetik dan energi tekanan yang bisa menjadi positif atau negatif. Efek negatif yang

    dihasilkan oleh fenomena tersebut diantaranya adalah merusak valve, menimbulkan

    getaran pada pipa, menggetarkan tumpuan pipa, menyebabkan kavitasi pada impeller

    pompa, dan memperpendek umur pemakaian peralatan. Perubahan tekanan bangkitan

    yang terlalu besar dapat menyebabkan pipa menjadi rusak atau pecah.

    Water hammer adalah fenomena terjadinya fluktuasi tekanan yang diakibatkan

    oleh penutupan valve secara tiba - tiba dan matinya pompa secara mendadak. Hal ini

    akan berdampak buruk terhadap instalasi perpipaan, terutama pipa sebagai jalur utama

    fluida dialirkan. Perubahan tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya

    dampak yang buruk bagi sistem perpipaan, diantaranya adalah rusaknya atau pecahnya

    pipa sistem dengan konsekuensi seluruh sistem peralatan harus mati total.

    Fenomena water hammer dipengaruhi oleh waktu penutupan valve. Penutupan

    valve yang cepat mengakibatkan gelombang tekanan yang terjadi akan semakin besar.

    Hal ini mengakibatkan perubahan deformasi pada dinding pipa akan semakin besar.

    Adapun kerusakan yang ditimbulkan dari water hammer sebagai berikut :

    1. Peralatan instalasi pompa seperti perpipaan, katub, dan pompa dapat pecah karena

    lonjakan tekanan yang besar.

    2. Pada waktu terjadi tekanan negatif pada aliran sisi keluar pompa, pipa dapat

    mengempis dan pecah.

    3. Tekanan negatif yang timbul dapat menyebabkan penguapan zat cair apabila

    tekanan tersebut dibawah tekanan uap zat cair. Penguapan at cair tersebut akan

    menghasilakan gelembung gelembung uap air yang dapat pecah dan

    menghantam pipa atau pompa, peristiwa ini disebut erosi kavitasi.

    4. Apabila instalasi pompa tidak diberi pengaman seperti check valve maka dapat

    terjadi aliran balik yang akan memutar impeler pompa, putaran ini berkebalikan

  • 33

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

    dari putaran normal pompa, sehingga kondisi ini mengakibatkan kerusakan pada

    motor penggeraknya.

    3. Gejala Surjing

    Gejala surjing sering terjadi pada operasi pompa, laju aliran berubah ubah secara

    periodik dan pada aliran terjadi fluktuasi tekanan. Gejala ini timbul karena head pompa

    tidak mampu mengatasi head dari sistem secara normal. Untuk mencegah surjing harus

    dipilih pompa dengan head yang lebih tinggi daripada head dari sistem operasi yang

    dibutuhkan.

    4. Tekanan Berubah ubah

    Gejala tekanan yang berubah ubah atau berfluktuasi sepanjang aliran banyak terjadi

    pada pompa sentrifugal, khususnya pada pompa volut. Di dalam pompa ada daerah antara

    sisi luar impeler dan ujung dari volut ( cut water ), yang apabila setiap kali impeler dan

    melewati daerah ini maka tekanan zat cair akan berdenyut. Denyut terus menerus akan

    dirasakan sebagai fluktuasi tekanan yang merambat pada zat cair di dalam pipa keluar.

    Apabila denyut tekanan zat cair beresonansi dengan kolom air menyebabkan getaran dan

    bunyi berisik.

    Gambar 1.20 Fluktuasi Tekanan Pada Pompa Volut

  • 34

    Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret