politik & ham senin, 2 agustus 2010 | media indonesia ... filetohnya, menurut dia, tes penulisan...

1
DARI 12 nama kandidat Ketua Komisi Pembe- rantasan Korupsi, diprediksi ada tiga yang bakal bersaing ketat untuk lolos ke DPR. Ketiganya adalah Jimly Asshiddiqie, Busyro Muqoddas, dan Bambang Widjojanto. Hal itu disampaikan pengamat hukum tata ne- gara Universitas Andalas Saldi Isra, kemarin, kepada Media Indonesia saat Lomba Debat Konstitusi di lantai 11, Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta. Jimly Asshiddiqie merupakan mantan Ketua Mahkamah Kon- stitusi, Busyro Muqoddas ada- lah Ketua Komisioner Komisi Yudisial yang hari ini akan menuntaskan masa tugasnya, sedangkan Bambang Widjojanto berprofesi sebagai pengacara. “Ketiganya merupakan front runner di dalam seleksi calon Ketua KPK dan mereka bakal bersaing ketat untuk menjadi dua nomine yang selanjutnya diserahkan ke DPR,” tuturnya. Ihwal munculnya penilaian terhadap prol Jimly yang dinilai arogan, Saldi memandang itu sebagai hal yang subjektif. Namun, dia mencatat secara khusus, mundurnya Jimly dari Mahkamah Konstitusi dan Wantimpres. Lantaran itu pulalah, Saldi cenderung melihat Busyro memiliki nilai lebih. Terlebih, sambung dia, jika Busyro kelak mampu mengintegrasikan KPK dan KY. “Itu bisa menjadi suatu langkah yang baik untuk mengawasi hakim, misalnya.” Sementara itu, anggota Komisi Hukum Na- sional (KHN) Fajrul Falaakh menilai mekanisme pengujian di Pansel KPK cukup efektif. Con- tohnya, menurut dia, tes penulisan makalah di tempat mampu memperlihatkan visi dan misi dari tiap-tiap kandidat. “Mes- kipun dibebaskan membawa laptop dan referensi lainnya, tanpa pengetahuan yang cukup sulit sekali bagi kandidat untuk melewati tes itu dengan baik,” ujarnya. Fajrul juga mengungkapkan bahwa KPK membutuhkan pemimpin yang bersifat kolega. Koordinator Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti meng- ingatkan, Jimly dan Busyro merupakan dua nama yang diajukan publik. “Tapi menurut saya, ke-12 nama yang lolos kemarin itu sudah bagus dan layak untuk langkah selanjutnya,” katanya. Saat menanggapi seleksi tersebut, aktivis Indo- nesia Corruption Watch (ICW) Febri Febriansyah mengaku cukup puas atas hasilnya. Namun, dia menyangsikan Bambang bakal diterima di DPR. “Ini karena tipe-tipe Bambang yang terlalu keras dapat dipandang sebagai ancaman oleh para poli- tikus parlemen. Tapi ketua KPK sesungguhnya tidak perlu luwes. Justru, pemimpin KPK harus tegas dalam menindak korupsi.” (*/S-8) P ELAKSANAAN Pemilu 2014 terancam berlangsung ka- cau bila hasrat partai politik (parpol) untuk menjadi ang- gota Komisi Pemilihan Umum (KPU) tercapai. “Karena bagaimanapun orang par- pol yang menjadi anggota KPU akan mementingkan kepentingan parpol dibandingkan dengan kepentingan pemilu secara keseluruhan,” tukas Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Didik Su- priyanto di Jakarta, kemarin. Ia mengingatkan saat anggota par- pol menjadi penyelenggara Pemilu 1999. Di mana, berlangsung tindak pidana korupsi dan KPU gagal me- nyepakati hasil pemilu. Didik menilai, proses pemilih- an penyelenggara pemilu juga bisa dilakukan tanpa pembentukan tim seleksi, melainkan cukup diserah- kan ke pemerintah dengan persetujuan DPR. “Kalau presiden salah pilih, tinggal di- tolak saja oleh DPR,” ungkapnya. Didik mencontoh- kan yang terjadi pada penyelenggaraan pemilu sebelumnya. “KPU 2004 dipilih tanpa tim seleksi, pe- nyelenggaraan Pemi- lu 2004 bagus. Bandingkan dengan KPU 2009 yang dipilih tim seleksi, hasilnya malah buruk,” terangnya. Alotnya pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Revisi UU 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu di DPR, menurutnya, akan berdampak pada KPU. “Kalau pem- bahasan ini tidak selesai akhir tahun ini, ya molor lagi. Menurut jadwal, akhir tahun ini UU yang baru selesai dan awal tahun depan dibentuk KPU yang baru. Kalau ini molor, otomatis molor lagi,” ucapnya. Proses revisi UU Penyelenggara Pemilu yang saat ini berlangsung di DPR masih mentok, khususnya di pasal mengenai keanggotaan KPU dan tim seleksi KPU. Untuk keanggotaan, F-PAN dan F-PD mengusul- kan agar anggota KPU tidak boleh berasal dari partai politik atau setidak- tidaknya sudah mengundurkan diri dari partai politik paling tidak selama 5 tahun terakhir. Se- dangkan fraksi lain mengusulkan agar anggota KPU boleh berasal dari parpol. Untuk tim seleksi, hanya F-PD yang mengusulkan menyerahkan pemilihan KPU oleh pemerintah, sedangkan lain- nya mengusulkan DPR dapat menun- juk 6 dari 11 anggota tim seleksi. “PAN dan Demokrat tetap tidak mau orang partai menduduki posisi di KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Tapi, fraksi lain membuka kesempatan. Mentok jadinya. Kalau mentok, kami serahkan ke Badan Legis- lasi DPR,” kata anggota Komisi II DPR dari F-PKB Abdul Malik Haramain. Pembahasan RUU Penyelenggara Pemilu telah melalui dua kali masa sidang. Namun, DPR belum juga menuntaskannya. “RUU Penyeleng- gara Pemilu merupakan inisiatif DPR. Hingga masa sidang IV DPR yang berakhir Jumat (30/7), penggodokan di tingkat komisi belum selesai,” ujar anggota Panitia Kerja (Panja) RUU Penyelenggara Pemilu dari F-PDIP Arif Wibowo. Pemain jadi wasit Anggota panja dari F-PD Ignatius Mulyono menyatakan fraksinya meng- inginkan agar independensi KPU dan Bawaslu harus tetap dipertahankan. “Jika politik itu adalah sepak bola, pemain tidak dapat menjadi wasit sekaligus. Sangat aneh jika ketika me- reka terpilih langsung mengundurkan diri,” ungkapnya. Selain keanggotaan KPU dan Ba- waslu, F-PD juga menghendaki agar proses seleksi ditunjuk pemerintah. Namun, delapan fraksi lain menya- rankan agar DPR dapat menunjuk 6 anggota tim seleksi dari 11 anggota. Sisanya ditunjuk pemerintah. Menurut Mulyono, DPR tidak memi- liki kewenangan untuk menunjuk tim seleksi. Karena pada akhir seleksi, tim seleksi akan menyerahkan 21 nama untuk diseleksi oleh DPR. “Ini sama saja seleksinya dilakukan dua kali oleh DPR, yakni di tim seleksi dan di DPR,” tegasnya. (Din/AO/P-1) [email protected] Pemilu 2014 Terancam Kacau Hasil pemilihan KPU oleh tim seleksi telah terbukti buruk, yakni dalam Pemilu 2009. Edy Asrina Putra MASYARAKAT sipil yang diberi pela- tihan militer sebagaimana yang digagas dalam RUU Komponen Cadangan Per- tahanan Negara dikhawatirkan justru menjadi ancaman tersendiri. Hal itu disampaikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, kemarin, kepada Media Indonesia. Ancam- an itu semakin nyata, menurut dia, jika perekrutan komponen cadangan ini me- luas hingga di luar pegawai negeri sipil. “Setelah dilatih menjadi tentara, dilepas lagi sebagai masyarakat biasa dan harus mencari pekerjaan sendiri. Kalau tidak dapat, padahal perlu hidup, akhirnya kan merampok,” tuturnya. Lantaran itulah, Endriartono lebih melihat cara lain untuk menggandakan kekuatan komponen utama pertahanan negara. Yakni, papar dia, kewiraan dan bala cadangan lebih menjadi pilihan ke- timbang komponen cadangan. “Kewiraan atau para karyawan dilatih dan diben- tuk jadi bala cadangan, berdinas aktif setahunnya beberapa bulan, lalu kembali bekerja di tempat semula,” paparnya. Endriartono memandang, akan lebih bermanfaat jika masyarakat sipil dilatih agar dapat berperan untuk kepentingan pertahanan pada fungsi dan profesinya sehari-hari. “Sipil tidak perlu menjadi kombatan secara sik untuk memperta- hankan negara. Profesi-profesi sipil pun dapat berperan pada pertahanan.” Lebih lanjut, Endriartono juga meng- ingatkan, di Amerika Serikat bahkan wajib militer tidak lagi diberlakukan sejak berakhirnya Perang Vietnam. Pernyataan senada disampaikan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-P TB Hasanuddin. “Berdasarkan data intelijen, 20 sampai 30 tahun ke depan tidak akan terjadi perang. Jadi komponen cadangan belum diperlukan,” ujarnya. Pengadaan komponen cadangan, menurut TB Hasanuddin, hanya mengha- biskan dana secara mubazir. Lebih baik, sambung dia, dana yang ada digunakan untuk kebutuhan persenjataan TNI yang saat ini minim. Sebelumnya, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Budi Susilo Soepandji mengatakan, jika pengerahan PNS untuk komponen ca- dangan sudah berjalan, kelompok profesi lainnya akan segera menyusul. RUU Komponen Cadangan Pertahanan Negara, saat ini menjadi prioritas peme- rintah untuk diselesaikan bersama DPR pada 2010. (NJ/*/S-8) PILKADA ULANG: Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan penghitungan suara ulang pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) di Kecamatan Wiyung, Surabaya, kemarin. Pemilu kada ulang di Surabaya telah ditetapkan dengan pertimbangan dari Mahkamah Konstitusi (MK) di 5 kecamatan dan 2 kelurahan, serta penghitungan suara ulang di 26 kecamatan di Surabaya. Pemilu kada ulang ini dilakukan karena adanya pengondisian birokrat untuk memilih salah satu pasangan calon wali kota-wakil wali kota dari lima pasangan. ANTARA/M RISYAL HIDAYAT Lebih Bertanggung Jawab NAH itu betul, supaya lebih bertanggung jawab. Moch Arief Hasandy Rakusnya Pengelola Parkir ADA pengelola parkir khusus motor di pinggiran Jakarta dengan tarif cuma Rp3.000 per motor, tanpa tambahan rupiah per jamnya dan tanpa asuransi. Tapi sudah menerapkan penggantian bagi setiap kehilangan motor dan ataupun kelengkapannya bagi para pelanggannya. Bandingkan dengan pengelola parkir di mal-mal. Sekarang dengan keputusan MA, mereka teriak mau menaik- kan lagi tarif parkir mereka yang sudah tinggi itu. Terlalu! Dasar rakus!!! Halim Bandung Benahi Pengelolaan Parkir ITU baru ada timbal balik yang saling menghargai. Jangan kayak dulu. Pas kartu karcis hilang disuruh ganti. Tapi pas kendaraan hilang, malah lepas tanggung jawab dan sekarang mau menaikkan tarif parkir lagi? Wah...wah.... Seharusnya benahi dulu sistem pengelolaannya. Sudah benar apa belum? Jangan selalu mengambil keuntungan. Tapi tingkatkan pelayanan! Sembahen Suttan Nyinang Marga Mantap Komponen Cadangan Berbahaya Pengelola Parkir Harus Profesional MI/M IRFAN ANTARA 2 | Politik & HAM SENIN, 2 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Ketiganya merupakan front runner di dalam seleksi calon Ketua KPK.” Saldi Isra Pengamat Hukum Tata Negara Didik Supriyanto Ketua Perludem Tiga Nama Ketua KPK Bersaing Ketat ke DPR INTERUPSI Selengkapnya di www.mediaindonesia.com PENGANTAR PENGELOLA parkir harus mengganti kendaraan yang hilang pascaputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak PK No 124 PK/PDT/2007 oleh PT Securindo Packatama Indonesia (SPI) pada 21 April 2010. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memasukkan klausul itu dalam revisi Perda tentang Pengelola Perparkiran DKI Jakarta. Akibat putusan MA itu, tarif parkir di Ibu Kota dipastikan naik karena pengelola perparkiran akan memanfaatkan jasa asuransi. Pemerintah beranggapan, penaikan tarif parkir bukan semata-mata untuk jaminan penggantian kehilangan dan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) DKI. Penaikan tarif itu juga sebagai bagian dari pengaturan lalu lintas. Diharapkan, penaikan itu mampu mengurangi jumlah kendaraan pribadi dengan tarif parkir mahal yang diasuransikan. Berbagai tanggapan disampaikan pembaca melalui Mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan Interupsi@mediaindonesia. com. Berikut petikannya.

Upload: vuanh

Post on 07-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Politik & HAM SENIN, 2 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA ... filetohnya, menurut dia, tes penulisan makalah di tempat mampu memperlihatkan visi dan misi dari tiap-tiap kandidat. “Mes-kipun

DARI 12 nama kandidat Ketua Komisi Pembe-rantasan Korupsi, diprediksi ada tiga yang bakal bersaing ketat untuk lolos ke DPR. Ketiganya adalah Jimly Asshiddiqie, Busyro Muqoddas, dan Bambang Widjojanto.

Hal itu disampaikan pengamat hukum tata ne-gara Universitas Andalas Saldi Isra, kemarin, kepada Media Indonesia saat Lomba Debat Konstitusi di lantai 11, Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta.

Jimly Asshiddiqie merupakan mantan Ketua Mahkamah Kon-stitusi, Busyro Muqoddas ada-lah Ketua Komisioner Komisi Yudisial yang hari ini akan menuntaskan masa tugasnya, sedangkan Bambang Widjojanto berprofesi sebagai pengacara.

“Ketiganya merupakan front runner di dalam seleksi calon Ketua KPK dan mereka bakal bersaing ketat untuk menjadi dua nomine yang selanjutnya diserahkan ke DPR,” tuturnya.

Ihwal munculnya penilaian terhadap profi l Jimly yang dinilai arogan, Saldi memandang itu sebagai hal yang subjektif. Namun, dia mencatat secara khusus, mundurnya Jimly dari Mahkamah Konstitusi dan Wantimpres.

Lantaran itu pulalah, Saldi cenderung melihat Busyro memiliki nilai lebih. Terlebih, sambung dia, jika Busyro kelak mampu mengintegrasikan KPK dan KY. “Itu bisa menjadi suatu langkah

yang baik untuk mengawasi hakim, misalnya.” Sementara itu, anggota Komisi Hukum Na-

sional (KHN) Fajrul Falaakh menilai mekanisme pe ngujian di Pansel KPK cukup efektif. Con-tohnya, menurut dia, tes penulisan makalah di tempat mampu memperlihatkan visi dan misi

dari tiap-tiap kandidat. “Mes-kipun dibebaskan membawa laptop dan referensi lainnya, tanpa pengetahuan yang cukup sulit sekali bagi kandidat untuk melewati tes itu dengan baik,” ujarnya.

Fajrul juga mengungkapkan bahwa KPK membutuhkan pemimpin yang bersifat kolega. Koordinator Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti meng-ingatkan, Jimly dan Busyro merupakan dua nama yang diajukan publik.

“Tapi menurut saya, ke-12 nama yang lolos kemarin itu sudah bagus dan layak untuk langkah selanjutnya,” katanya.

Saat menanggapi seleksi tersebut, aktivis Indo-nesia Corruption Watch (ICW) Febri Febriansyah mengaku cukup puas atas hasilnya. Namun, dia menyangsikan Bambang bakal diterima di DPR. “Ini karena tipe-tipe Bambang yang terlalu keras dapat dipandang sebagai ancaman oleh para poli-tikus parlemen. Tapi ketua KPK sesungguhnya tidak perlu luwes. Justru, pemimpin KPK harus tegas dalam menindak korupsi.” (*/S-8)

PELAKSANAAN Pemilu 2014 terancam berlangsung ka-cau bila hasrat partai politik (parpol) untuk menjadi ang-

gota Komisi Pemilihan Umum (KPU) tercapai.

“Karena bagaimanapun orang par-pol yang menjadi anggota KPU akan mementingkan kepentingan parpol dibandingkan dengan kepentingan pemilu secara keseluruhan,” tukas Ke tua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Didik Su-priyanto di Jakarta, kemarin.

Ia mengingatkan saat anggota par-pol menjadi penyelenggara Pemilu 1999. Di mana, berlangsung tindak pidana korupsi dan KPU gagal me-nyepakati hasil pemilu.

Didik menilai, proses pemilih-an penyelenggara pemilu juga bisa dilakukan tanpa pembentukan tim seleksi, melainkan cukup diserah-

kan ke pemerintah dengan persetujuan DPR. “Kalau presiden salah pilih, tinggal di-tolak saja oleh DPR,” ungkapnya.

Didik mencontoh-kan yang terjadi pada p e n y e l e n g g a r a a n pemilu sebelumnya. “KPU 2004 dipilih tanpa tim seleksi, pe-nyelenggaraan Pemi-lu 2004 bagus. Bandingkan dengan KPU 2009 yang dipilih tim seleksi, hasilnya malah buruk,” terangnya.

Alotnya pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Revisi UU 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu di DPR, menurutnya, akan berdampak pada KPU. “Kalau pem-bahasan ini tidak selesai akhir tahun ini, ya molor lagi. Menurut jadwal, akhir tahun ini UU yang baru selesai dan awal tahun depan dibentuk KPU yang baru. Kalau ini molor, otomatis molor lagi,” ucapnya.

Proses revisi UU Penyelenggara Pemilu yang saat ini berlangsung di DPR masih mentok, khususnya di pasal mengenai keanggotaan KPU dan tim seleksi KPU.

Untuk keanggotaan, F-PAN dan

F-PD mengusul-kan agar anggota KPU tidak boleh berasal dari partai politik atau setidak-t i d a k n y a s u d a h mengundurkan diri dari partai politik paling tidak selama 5 tahun terakhir. Se-dangkan fraksi lain mengusulkan agar anggota KPU boleh

berasal dari parpol. Untuk tim seleksi, hanya F-PD yang

mengusulkan menyerahkan pemilihan KPU oleh pemerintah, sedangkan lain-nya mengusulkan DPR dapat menun-juk 6 dari 11 anggota tim seleksi.

“PAN dan Demokrat tetap tidak mau orang partai menduduki posisi di KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Tapi, fraksi lain membuka kesempatan. Mentok jadinya. Kalau mentok, kami serahkan ke Badan Legis-lasi DPR,” kata anggota Komisi II DPR dari F-PKB Abdul Malik Haramain.

Pembahasan RUU Penyelenggara Pemilu telah melalui dua kali masa sidang. Namun, DPR belum juga menuntaskannya. “RUU Penyeleng-gara Pemilu merupakan inisiatif DPR. Hingga masa sidang IV DPR yang

berakhir Jumat (30/7), penggodokan di tingkat komisi belum selesai,” ujar anggota Panitia Kerja (Panja) RUU Penyelenggara Pemilu dari F-PDIP Arif Wibowo.

Pemain jadi wasitAnggota panja dari F-PD Ignatius

Mulyono menyatakan fraksinya meng-inginkan agar independensi KPU dan Bawaslu harus tetap dipertahankan.

“Jika politik itu adalah sepak bola, pemain tidak dapat menjadi wasit sekaligus. Sangat aneh jika ketika me-reka terpilih langsung mengundurkan diri,” ungkapnya.

Selain keanggotaan KPU dan Ba-waslu, F-PD juga menghendaki agar proses seleksi ditunjuk pemerintah. Namun, delapan fraksi lain menya-rankan agar DPR dapat menunjuk 6 anggota tim seleksi dari 11 anggota. Sisanya ditunjuk pemerintah.

Menurut Mulyono, DPR tidak memi-liki kewenangan untuk menunjuk tim seleksi. Karena pada akhir seleksi, tim seleksi akan menyerahkan 21 nama untuk diseleksi oleh DPR. “Ini sama saja seleksinya dilakukan dua kali oleh DPR, yakni di tim seleksi dan di DPR,” tegasnya. (Din/AO/P-1)

[email protected]

Pemilu 2014Terancam Kacau

Hasil pemilihan KPU oleh tim seleksi telah terbukti buruk, yakni dalam Pemilu 2009.

Edy Asrina Putra

MASYARAKAT sipil yang diberi pela-tihan militer sebagaimana yang digagas dalam RUU Komponen Cadangan Per-tahanan Negara dikhawatirkan justru menjadi ancaman tersendiri.

Hal itu disampaikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, kemarin, kepada Media Indonesia. Ancam-an itu semakin nyata, menurut dia, jika perekrutan komponen cadangan ini me-luas hingga di luar pegawai negeri sipil.

“Setelah dilatih menjadi tentara, dilepas lagi sebagai masyarakat biasa dan harus mencari pekerjaan sendiri. Kalau tidak dapat, padahal perlu hidup, akhirnya kan merampok,” tuturnya.

Lantaran itulah, Endriartono lebih melihat cara lain untuk menggandakan kekuatan komponen utama pertahanan negara. Yakni, papar dia, kewiraan dan bala cadangan lebih menjadi pilihan ke-timbang komponen cadangan. “Kewiraan atau para karyawan dilatih dan diben-tuk jadi bala cadangan, berdinas aktif setahunnya beberapa bulan, lalu kembali bekerja di tempat semula,” paparnya.

Endriartono memandang, akan lebih bermanfaat jika masyarakat sipil dilatih agar dapat berperan untuk kepentingan pertahanan pada fungsi dan profesinya sehari-hari. “Sipil tidak perlu menjadi kombatan secara fi sik untuk memperta-hankan negara. Profesi-profesi sipil pun dapat berperan pada pertahanan.”

Lebih lanjut, Endriartono juga meng-ingatkan, di Amerika Serikat bahkan

wajib militer tidak lagi diberlakukan sejak berakhirnya Perang Vietnam. Pernyataan senada disampaikan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-P TB Hasanuddin.

“Berdasarkan data intelijen, 20 sampai 30 tahun ke depan tidak akan terjadi perang. Jadi komponen cadangan belum diperlukan,” ujarnya.

Pengadaan komponen cadangan, menurut TB Hasanuddin, hanya mengha-biskan dana secara mubazir. Lebih baik, sambung dia, dana yang ada digunakan

untuk kebutuhan persenjataan TNI yang saat ini minim.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Budi Susilo Soepandji mengatakan, jika pengerahan PNS untuk komponen ca-dangan sudah berjalan, ke lompok profesi lainnya akan segera menyusul.

RUU Komponen Cadangan Pertahanan Negara, saat ini menjadi prioritas peme-rintah untuk diselesaikan bersama DPR pada 2010. (NJ/*/S-8)

PILKADA ULANG: Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan penghitungan suara ulang pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) di Kecamatan Wiyung, Surabaya, kemarin. Pemilu kada ulang di Surabaya telah ditetapkan dengan pertimbangan dari Mahkamah Konstitusi (MK) di 5 kecamatan dan 2 kelurahan, serta penghitungan suara ulang di 26 kecamatan di Surabaya. Pemilu kada ulang ini dilakukan karena adanya pengondisian birokrat untuk memilih salah satu pasangan calon wali kota-wakil wali kota dari lima pasangan.

ANTARA/M RISYAL HIDAYAT

Lebih Bertanggung JawabNAH itu betul, supaya lebih bertanggung jawab.

Moch Arief Hasandy

Rakusnya Pengelola ParkirADA pengelola parkir khusus motor di pinggiran Jakarta dengan tarif cuma Rp3.000 per motor, tanpa tambahan rupiah per jamnya dan tanpa asuransi. Tapi sudah menerapkan penggantian bagi setiap kehilangan motor dan ataupun kelengkapannya bagi para pelanggannya. Bandingkan dengan pengelola parkir di mal-mal.

Sekarang dengan keputusan MA, mereka teriak mau menaik-kan lagi tarif parkir mereka yang sudah tinggi itu. Terlalu! Dasar rakus!!!

Halim Bandung

Benahi Pengelolaan ParkirITU baru ada timbal balik yang saling menghargai. Jangan kayak dulu. Pas kartu karcis hilang disuruh ganti. Tapi pas kendaraan hilang, malah lepas tanggung jawab dan sekarang mau menaikkan tarif parkir lagi? Wah...wah....

Seharusnya benahi dulu sistem pengelolaannya. Sudah benar apa belum? Jangan selalu mengambil keuntungan. Tapi tingkatkan pelayanan!

Sembahen Suttan Nyinang Marga Mantap

Komponen Cadangan Berbahaya

Pengelola Parkir Harus Profesional

MI/M IRFAN

ANTARA

2 | Politik & HAM SENIN, 2 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Ketiganya merupakan front runner di dalam seleksi calon Ketua KPK.”

Saldi IsraPengamat Hukum Tata Negara

Didik SupriyantoKetua Perludem

Tiga Nama Ketua KPK Bersaing Ketat ke DPR

INTERUPSI

Selengkapnya di www.mediaindonesia.com

PENGANTAR

PENGELOLA parkir harus mengganti kendaraan yang hilang pascaputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak PK No 124 PK/PDT/2007 oleh PT Securindo Packatama Indonesia (SPI) pada 21 April 2010.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memasukkan klausul itu dalam revisi Perda tentang Pengelola Perparkiran DKI Jakarta. Akibat putusan MA itu, tarif parkir di Ibu Kota dipastikan naik karena pengelola perparkiran akan memanfaatkan jasa asuransi.

Pemerintah beranggapan, penaikan tarif parkir bukan semata-mata untuk jaminan penggantian kehilangan dan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) DKI. Penaikan tarif itu juga sebagai bagian dari pengaturan lalu lintas. Diharapkan, penaikan itu mampu mengurangi jumlah kendaraan pribadi dengan tarif parkir mahal yang diasuransikan.

Berbagai tanggapan disampaikan pembaca melalui Mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan [email protected]. Berikut petikannya.