politi k

Upload: aretheyant

Post on 01-Mar-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aadada

TRANSCRIPT

Slide 1

POLITIK Kewarganegaraan RAMADITYA IMAN NURBELA 135080301111161LUTFIANA 13508030111155NUR RIZQO KHOIRUL L. 135080301111156ANGGRAINI DYAH AYU KP 135080301111158

kewarganegaraanPengertian Politik Kata politik secara etimologis berasal dari bahsa yunani politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik adalah suatu tangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan utuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.kewarganegaraanPengertian politik banyak dikemukan oleh para tokoh ahli. Beberapa diantaranya adalah:

1. AristotelesPolitik adalah Usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.2. Joice MitchelPolitik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.

3. Roger F. Soltau Politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu. Menurutnya politik membuat konsep-konsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).

4. Johan Kaspar BluntchliPolitik adalah Ilmu politik yang memerhatikan masalah kenagaraan yang mencakup paham, situasi, dan kondisi negara yang bersifat penting.

5. Hans KelsenPengertian politik mempunyai dua arti, yaitu sebagai berikut:- Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu agar tetap hidup secara sempurna.- Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau individu untuk mencapai tujuan.

politik membicarakan tentang konsep dasar politik, yaitu:

1. NegaraNegara merupakan suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.

2. KekuasaanKekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk pengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Dalam politik yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kekuasaan itu diperoleh, bagaimana mempertahankannya dan bagaimana melaksanakannya.

3. Pengambilan KeputusanPengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan perlu diperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum. Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu negara.

4. Kebijakan UmumKebijakan merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki tujuan secara bersama yang ingin dicapai secara bersama pula, sehingga perlu ada rencana yang mengikat dalam kebijakan-kebijakan oleh pihak yang berwenang.

5. Distribusi Yang dimaksud dengan distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai adalah suatu yang diinginkan dan penting. Ia harus dibagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.

Partisipasi Politik di IndonesiaPartisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi (Pemilu). Semakin tinggi tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan dalam sikap golongan putih (golput) dalam pemilu.

Sebagai konsekuensi negara demokrasi, Indonesia telah menyelenggarakan sepuluh kali pemilihan umum (Pemilu) secara reguler, yaitu Tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009 untuk pemilihan calon legislatif (Pileg) dan pemilihan calon presiden dan wakil presiden (Pilpres). Secara spesifik dunia internasional memuji, bahwa Pemilu Tahun 1999 sebagai Pemilu pertama di era Reformasi yang telah berlangsung secara aman, tertib, jujur, dan adil dipandang memenuhi standar demokrasi global dengan tingkat partisipasi politik 92,7%, sehingga Indonesia dinilai telah melakukan lompatan demokrasi.Partai PolitikDefinisi partai politik.a. Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang teroragisir secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap pemerintahan (bagi pimpinan partainya), dimana kekuasaan ini akan memberikan manfaat yang bersifat idiil dan materil kepada anggota partainya.b. R.H Soltau, partai politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan yang memanfaatkan kekuasaannya dengan tujuan untuk menguiasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.c. Sigmun Meuman mengartikan partai politik sebagi organisasi dari aktivis- aktivis politik yang berusaha untuk mengusai kekuasaan didalam pemerintahan serta merebut dukungan rakyat, yang didasari oleh persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.

Tujuan partai politik sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 2 tahun 2008,CARA KERJA POLITIKDipandang dari langkah kerja system politik yang ada, perjalanan histori politik di Tanah air dapat dibagi jadi sebagian kelompok yakni:

1. Saat Kerajaan atau Pra Kolonial Pada saat ini langkah kerja system politik dari orang-orang tak bisa tersalurkan dengan baik serta pemeliharaan pada system cuma didasarkan atas kebutuhan penguasa dalam hal semacam ini yaitu raja. Sedang kemampuan sumber daya alamnya berlimpah, namun pendistribusiannya kurang rata.

2. Saat Penjajahan atau Kolonial Keadaan serta langkah kerja system politik pada saat penjajahan nyaris sama juga dengan masa kerajaan juga pelanggaran HAM atau hak asasi manusia malah semakin kerap berlangsung. Kekayaan serta sumber daya alam tak dapat di nikmati oleh rakyat serta dikuasai seutuhnya oleh pemerintah penjajah.

3. Masa Demokrasi Liberal Sesudah meraih kemerdekaan, Tanah air sempat alami masa demokrasi liberal yang dapat ditandai lewat cara kerja system politik yang dikendalikan orang sipil. Diluar itu, jika ada tuntutan dapat tersalurkan dengan baik dan tingkat perlindungan HAM yang tinggi.

4. Masa Demokrasi Terpimpin Saat masa ini pemeliharaan pada HAM alami penurunan serta ada di tingkat yang rendah. Walau sekian penyaluran pada tuntutan juga tinggi, cuma saja tak dapat jalan dengan baik. Kekuasaan cuma berpusat di pemerintah saja serta pastisipasi rakyat dibatasi.

5. Masa Demokrasi Pancasila Awal mulanya waktu masuk langkah kerja system politik pada masa ini, tuntutan dapat tersalurkan dengan baik tetapi dalam perubahannya alami kebuntuan. Walau ada perlindungan HAM, namun pada segi yang lain juga kerap berlangsung pelanggaran HAM.

6. Masa Reformasi Langkah kerja system politik di masa reformasi alami perubahan yang benar-benar baik. Satu diantara misalnya tingkat perlindungan HAM semakin tinggi serta penyaluran dapat terpenuhi. Langkah pemerintahan berdasar pada otonomi dan didasarkan atas rencana atas bawah serta sebaliknya.

BUDAYA POLITIK BUDAYA POLITIK PAROKIAL

Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut.

Ciri-ciri :ApatisPengetahuan politik rendahTidak peduli dan menarik diri terhadap kehidupan politikAnggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek politik yang luasKesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan dan kekuasaan dalam masyarakatnya rendahWarga negara tidak terlalu berharap dalam sistem politikTidak ada peranan politik yang bersifat khususLingkupnya sempit dan kecilMasyarakatnya sederhana dan tradisionalContoh budaya politik parokial yakni masyarakat pada suku-suku pedalaman yang mana mereka belum mengenal betul siapa pemimpin negara mereka dan tidak ikut serta sama sekali dalam pemilu

BUDAYA POLITIK SUBJEK / KAULA

Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif

Ciri-ciri :Memiliki pengetahuan dalam bidang politik yang cukupPartisipasi politik minimKesadaran berpolitik rendahKehidupan ekonomi warga negara sudah baikTingkat pendidikan relatif majuMasyarakat menyadari otoritas pemerintah sepenuhnyaWarga negara cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari pemerintahWarga negara menganggap dirinya kurang dapat mempengaruhi sistem politikMasyarakat secara pasif patuh pada pejabat, pemerintah, dan undang-undangContoh Budaya Politik Subjek/Kaula yakni masyarakat jawa (keraton) di jogja. Dimana rakyat sudah ada pemahaman & kesadaran akan pentingnya berpartisipasi dalam politik, namun mereka tidak berdaya dan tidak kritis (hanya mengikuti perintah, tidak memberikan aspirasi)

BUDAYA POLITIK PARTISIPAN

Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politikCiri-ciri :Pengetahuan tentang politik tinggiKesadaran berpolitik tinggiKontrol politik aktifWarga negara memiliki kepekaan terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan politikWarga mampu menilai terhadap masalah atau isu politikWarga menyadari adanya kewenangan atau kekuasaan pemerintahWarga memiliki kesadaran akan peran, hak, dan kewajiban, dan tanggung jawabnyaWarga mampu dan berani memberikan masukan, gagasan, tuntutan, kritik terhadap pemerintahWarga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tanpa perasaan tertekanContoh budaya politik parokial yakni keaktifan masyarakat terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan politik seperti pemilu, demonstrasi, dan lain-lain

PERANAN MILIER PADA MASA ORDE LAMASejarah kekuasaan Orde Baru adalah sejarah neo-fasisme (militer), yaitu suatu dan korporatisme. Ciri dari pemerintahan neo-fasisme militer ini adalah mengandalkan kekuatan militer untuk menganhcurkan organisasi-organisasi massa (kekuatan sipil) dan menghilangkan semua gerakan militant. Bibit-bibitnya telah muncul sejak masa Demokrasi Terpimpin, dan diaplikasikan nyaris sempurna pada masa Orde Baru. Meskipun ketetapan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai kekuatan sosial baru dikukuhkan pada tahun 1982, yaitu melalui UU No. 20/1982, namun prakteknya peran sosial-politik TNI telah berjalan sejak tahun 1960-an. Terutama, sejak Soeharto berkuasa pada tahun 1966, peran sosial-politik TNI semakin membesar. Peran social-politik TNI ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan dwi fungsi ABRI/TNI.

POSISI MILITER PADA MASA REFORMASISetelah Soeharto turun dari jabatan presiden pada Mei 1998, telah terjadi tiga kali pergantian presiden di Indonesia, yaitu Habibie (1998-1999), Abdurahman Wahid (1999-2000) dan Megawati (2002-kini). Masa yang oleh sebagian kalangan disebut masa reformasi ini sempat mendorong para militer TNI untuk meninggalkan perannya di bidang politik. Menjelang 1998, tekanan yang luar biasa dilakukan oleh mahasiswa dan rakyat telah menyebabkan TNI kehilangan wibawa dan melemahkan bargaining position militer di arena politik nasional. Tuntutan terhadap TNI untuk meninggalkan arena politik tersebut nyaris saja terpenuhi. Namun, dorongan itu tidak terlalu kuat, sehingga lambat laun peranan militer dalam bidang politik kembali menguat.

Sekian dan terima kasih