pola komunikasi pengasuh terhadap anak asuh...

204
POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DI PANTI ASUHAN ANNAJAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Salfania Yuanita NIM. 11140510000080 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1440 H/ 2018 M  

Upload: dinhkien

Post on 23-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP

ANAK ASUH DALAM MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI DI PANTI ASUHAN

ANNAJAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Salfania Yuanita

NIM. 11140510000080

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

TAHUN 1440 H/ 2018 M

 

Page 2: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

 

Page 3: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

 

Page 4: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

 

Page 5: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

i

ABSTRAK

Salfania Yuanita

Pola Komunikasi antara Pengasuh terhadap Anak Asuh

dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri di Panti Asuhan

Annajah.

Anak yang bertumbuh kembang dalam panti asuhan

memiliki hak yang sama seperti anak yang berada dalam

lingkungan keluarga. Komunikasi yang dilakukan pengasuh guna

memberikan motivasi kepada anak asuh dalam hal kepercayaan

diri. Berdasarkan hal tersebut pengasuh panti asuhan perlu

melakukan pola komunikasi yang baik dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka muncul

pertanyaan, pertama, bagaimana pola komunikasi pengasuh

terhadap anak asuh dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

asuh di Panti Asuhan Annajah? Kedua, bagaimana hubungan

pengasuh terhadap anak asuh Panti Asuhan Annajah? Ketiga,

faktor apa yang memengaruhi anak asuh dalam meningkatkan

kepercayaan diri dalam meraih prestasi di sekolah?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

penetrasi sosial yang dipopulerkan oleh Irwin Altman dan

Dalmas Taylor. Teori ini membahas perkembangan hubungan

melalui 4 tahap yaitu tahap orientasi, tahap pertukaran

eksploratif, tahap pertukaran afektif, dan tahap pertukaran stabil.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

menggunakan paradigma konstruktivis yaitu pengetahuan

merupakan hasil dari konstruksi manusia. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini melalui observasi langsung, wawancara

mendalam dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini yaitu pola komunikasi pengasuh

terhadap anak asuh dalam meningkatkan kepercayaan diri adalah

pola roda, pola bintang, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi

kelompok. Hubungan antara pengasuh terhadap anak asuh

melalui 4 tahap yaitu tahap orientasi, tahap pertukaran

eksploratif, tahap pertukaran afektif, dan tahap pertukaran stabil.

Faktor yang memengaruhi meningkatnya kepercayaan diri pada

anak asuh yaitu faktor lingkungan dan faktor pendidikan.

Kata kunci: Pola Komunikasi, Pengasuh, Anak Asuh,

Kepercayaan Diri, Panti Asuhan Annajah.

 

Page 6: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirobbil „Alamin. Segala puji bagi Allah SWT

atas segala limpahan rahmat, kasih sayang, dan karuniaNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga selalu Allah curahkan kepada Nabi besar, Nabi

agung tauladan manusia, Nabi Muhammad SAW semoga kita

termasuk umatnya yang mendapatkan syafaatnya kelak di hari

kiamat.

Puji syukur peneliti haturkan atas pertolongan petunjuk Allah

SWT sehingga peneliti mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi

yang berjudul “Pola Komunikasi Antara Pengasuh terhadap Anak

Asuh Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Di Panti Asuhan

Annajah” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sosial dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis selalu

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Baik itu berupa pikiran, tenaga,

dorongan moril maupun materiil. Maka dari itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu memperlancar penyelesaian skripsi ini.

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, M.A.,

selaku Wakil Dekan II bidang Administrasi Umum, Dr.

 

Page 7: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

iii

Suhaimi, M.Si. selaku Wakil Dekan III bidang

Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, serta Fita Fathurokhmah, M.Si. selaku

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Dr. Yopi Kusmiati, M.Si., selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia membimbing dan banyak memberikan

masukan serta saran kepada penulis selama proses penulisan

skripsi ini berlangsung. Penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada beliau, semoga Allah SWT

senantiasa memberikan keberkahan, kesehatan, dan kebaikan

setiap saat kepada beliau beserta keluarga.

4. Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Dosen Penasehat Akademik KPI

B angkatan 2014 yang telah memberi masukan dan dukungan

dalam pembuatan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan beragam ilmu dan pengalaman

kepada penulis selama perkuliahan.

6. Bapak Moh. Adib Fahri, S.Ag, MM selaku ketua Panti

Asuhan Annajah dan seluruh pengurus Yayasan Panti

Asuhan Annajah yang telah memberikan izin kepada penulis,

sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.

7. Fachrul Rozi, S.H.I., Syarif Hidayatullah, S.H., Marina Nur

Firdaus dan Hibatin selaku pengasuh Panti Asuhan Annajah

sekaligus informan dalam penelitian ini. Terima kasih telah

berkenan memberikan informasi yang penulis butuhkan.

 

Page 8: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

iv

8. Untuk Orang tua terhebat Ayah Kurniawan dan Mamah

Sandra Darlina, S.E., yang tidak pernah lelah dan hentinya

mendidik, mendoakan, menyayangi dan mengasihi serta

memberikan dukungan berupa semangat baik moril maupun

materiil. Serta adik penulis Dinda Karunia Lestari, Fikri

Karuniawan, dan Muhammad Fadhly Ramadhan yang sudah

memberikan semangat dan motivasi penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

9. Siti Sakhinah dan Widya Rahmatia yang telah memberikan

semangat, masukan, serta doa. Terimakasih telah

meluangkan dan telah menjadi tempat penulis berkeluh-

kesah waktunya selama pasang surut penyusunan skripsi ini.

10. Kakak-kakak tercinta Vivi Aulia Rahmawati, Farha Dinanti,

dan Santika Oktaviyani terimakasih telah memberikan

semangat, masukan, serta doa kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan KPI 2014, terutama KPI B 2014:

Tiara, Elsa, Dian, Dinie, Ahmad Fauzi, Ahya Hasyim,

Amiradhana, Andita Putri, Aya, Dimas, Dinda, Fauzan, Firly,

Iis, Humairah, Iffah, Ilka, Firman, Mei, Mufid, Novi,

Rachmadika, Nuraini, Rofi, Suci, Waqid dan semua teman

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih

telah mewarnai masa- masa perkuliahan penulis.

12. Sepupu penulis Vicky Dianiya dan Lindi Ariska yang telah

menyemangati dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

13. Kelompok KKN INFINITY 2018 keluarga baru penulis yang

telah memberi warna pada akhir masa perkuliahan.

 

Page 9: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

v

Demikian ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan

kepada seluruh pihak yang telah membantu mulai dari awal

penulisan hingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga Allah

SWT membalas semua kebaikan mereka semua dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang

membaca.

Jakarta, 21 September 2018

Salfania Yuanita

 

Page 10: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................vi

DAFTAR TABEL ........................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................... 7

C. Batasan Masalah ............................................................ 8

D. Rumusan Masalah ......................................................... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 8

F. Review Kajian Terdahulu ............................................ 10

G. Metodologi Penelitian ................................................. 13

H. Sistematika Penulisan .................................................. 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................ 22

1. Teori Penetrasi Sosial .............................................. 22

B. Landasan Konseptual ................................................... 27

1. Pola Komunikasi .................................................... 27

2. Bentuk-Bentuk Komunikasi ................................... 29

3. Jenis-Jenis Pola Komunikasi .................................. 34

4. Kepercayaan Diri .................................................... 38

5. Panti Sosial Asuhan Anak ...................................... 46

 

Page 11: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

vii

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Annajah .................. 53

B. Visi, Misi dan Tujuan Panti Asuhan Annajah ............. 54

C. Struktur Organisasi Panti Asuhan Annajah ................. 55

D. Program-program Kegiatan Panti Asuhan Annajah .... 56

E. Proses Perekrutan dan Persyaratan Anak Asuh ........... 57

F. Sumber dan Penggunaan Dana Panti Asuhan.............. 58

G. Fasilitas Panti Asuhan Annajah ................................... 58

H. Prestasi Panti Asuhan Annajah .................................... 59

I. Keadaan Anak Asuh di Panti Asuhan (Periode 2015-

2018) ............................................................................ 60

J. Tata Tertib Panti Asuhan Annajah .............................. 62

K. Jadwal Kegiatan Harian dan Mingguan Panti Asuhan

Annajah ........................................................................ 64

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Pola Komunikasi antara Pengasuh terhadap Anak Asuh

dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Asuh di

Panti Asuhan Annajah ................................................. 66

B. Hubungan antara Pengasuh terhadap Anak Asuh Panti

Asuhan Annajah .......................................................... 84

C. Faktor yang Memengaruhi Anak Asuh dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Meraih Prestasi

di Sekolah .................................................................. 104

BAB V PEMBAHASAN

A. Pola Komunikasi antara Pengasuh terhadap Anak Asuh

dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Asuh di

Panti Asuhan Annajah ............................................... 112

B. Hubungan antara Pengasuh terhadap Anak Asuh Panti

Asuhan Annajah ........................................................ 121

 

Page 12: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

viii

C. Faktor yang Memengaruhi Anak Asuh dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Meraih Prestasi

di Sekolah .................................................................. 129

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN ............................................................... 135

B. IMPLIKASI ............................................................... 138

C. SARAN ...................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 140

LAMPIRAN ............................................................................... 145

 

Page 13: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

 

Page 14: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Anak Asuh Panti Asuhan Annajah .................. 42

Tabel 3.2 Keadaan Anak Asuh Panti Asuhan Annajah Menurut

Tingkat Pendidikan ...................................................... 43

Tabel 3.3 Keadaan Anak Asuh Panti Asuhan Annajah Menurut

Sosial ........................................................................... 43

Tabel 4.1 Pola Komunikasi antara Pengasuh terhadap Anak

Asuh.. ........................................................................... 57

Tabel 4.2 Hubungan antara Pengasuh terhadap Anak Asuh Panti

Asuhan Annajah .......................................................... 72

Tabel 4.3 Faktor yang Memengaruhi Kepercayaan Diri Anak

Asuh ............................................................................. 77

 

Page 15: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Roda ................................................................. 35

Gambar 2.2 Pola Rantai ............................................................... 36

Gambar 2.3 Pola Lingkaran ......................................................... 37

Gambar 2.4 Pola Y ....................................................................... 38

Gambar 2.5 Pola Bintang ............................................................. 38

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir .................................................... 52

Gambar 5. 1 Pola Roda pada Panti Asuhan Annajah ................. 117

Gambar 5. 2 Pola Bintang pada Panti Asuhan Annajah ............ 120

 

Page 16: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

 

Page 17: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan

manusia lainnya untuk saling berhubungan dan berinteraksi.

Dalam berhubungan dan berinteraksi tersebut antara manusia satu

dengan lainnya membutuhkan adanya sebuah komunikasi.

Komunikasi merupakan suatu hal yang dianggap penting dalam

kehidupan sosial. Komunikasi dapat dilakukan dimana saja

seperti di sekolah, rumah, kantor dan lain-lain. Komunikasi

tersebut dilakukan untuk mencapai kesepahaman.

Komunikasi adalah inti dari semua hubungan sosial, yaitu

proses dimana saling membagi informasi, gagasan dan perasaan

antar individu. Komunikasi sangat penting peranannya bagi

kehidupan sosial, karena komunikasi merupakan proses dinamika

transaksional yang mempengaruhi perilaku, yang mana sumber

dan penerimanya sengaja menyandi perilaku mereka untuk

menghasilkan pesan yang mereka salurkan guna merangsang atau

memperoleh sikap atau perilaku tertentu sebagai konsekuensi dari

hubungan sosial (Mulyana 2008, 94).

Komunikasi keluarga sangat berperan dalam membentuk

kepribadian anak, cara anak membawa diri di masyarakat

merupakan bentuk cernaan anak berdasarkan asuhan keluarga

(Bakar 2016, 17). Tidak hanya hubungan keluarga antara ayah,

ibu, dan anak saja, di luar keluarga seperti di panti asuhan juga

 

Page 18: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

2

terdapat hubungan interpersonal) antara pengasuh dan anak asuh.

Hubungan anak asuh dengan pengasuh di panti asuhan

merupakan hubungan antara orang di luar keluarga yang

menggantikan peran keluarga. Di panti asuhan seyogyanya

pengasuh yang berperan sebagai pengganti orang tua anak asuh

harus memiliki hubungan interpersonal yang baik. Hubungan

interpersonal yang baik dapat menciptakan keterbukaan dan

kedekatan interpersonal antara anak asuh dan pengasuh. Latar

belakang perbedaan cara asuh juga akan memengaruhi

perkembangan kualitas anak, contohnya seperti anak yang tinggal

di dalam keluarga utuh dengan anak yang tinggal di panti asuhan

(Rajabany 2015, 26).

Dalam islam Allah SWT memerintahkan untuk berbuat

baik, mencintai dan menyayangi anak yatim sebagaimana yang

tersebut dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah (2) ayat 220:

ل إيتامى ق

ك عن ال

ىه

لخزة ويسأ

يا ولا

ه ير في الد

هم خ

ح ل

صل

ى صلح ول

فسد من ال

م ال

ه يعل

م والل

ك

ىاه

إخ

ىهم ف

الط

خ

وإن ت

ه عزيز حكيمم إن الل

عنتك

ه ل

اء الل

ش

Artinya: tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya

kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus

urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu

bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu;

dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan

dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah

menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan

kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana. (QS Al Baqoroh, 2: 220)

 

Page 19: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

3

Panti asuhan adalah lembaga yang berfungsi menampung

anak-anak yatim piatu (kehilangan satu atau kedua orangtuanya).

Panti asuhan dalam konteks pelayanan sosial negara adalah

kewajiban negara seperti yang diatur dalam pasal 34 Undang-

Undang Dasar 1945. Jumlah panti asuhan di Indonesia

diperkirakan antara 5.000 hingga 8.000 panti, dimana panti

asuhan yang diselenggarakan negara hanya sekitar 1 persen dari

total panti asuhan. Panti asuhan di Indonesia ini yang merupakan

panti asuhan terbesar di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia

sendiri hanya memiliki dan menyelenggarakan sedikit dari panti

asuhan tersebut, lebih dari 99% panti asuhan diselenggarakan

oleh masyarakat, terutama organisasi keagamaan (Ningrum 2012,

481).

Panti asuhan menurut Notodirjo adalah suatu rumah

kediaman yang cukup besar yang memberikan perawatan dan

asuhan kepada sejumlah besar anak yang terlantar selama jangka

waktu tertentu serta memberi pelayanan anak dalam memenuhi

kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh. Notodirjo

menyatakan bahwa fungsi panti asuhan adalah: 1. membantu

merawat dan melayani anak yang terlantar sehingga anak-anak itu

dapat dibimbing dan diarahkan dengan benar serta memperoleh

perkembangan pribadi yang sehat, 2. memperoleh keterampilan

dalam bekerja, serta ketentraman jasmani dan rohaninya, dan 3.

memberikan pendidikan dan bimbingan bagi anak (Ningrum

2012, 482).

 

Page 20: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

4

Dalam Panti Asuhan mereka diasuh oleh pengasuh yang

menggantikan peran orang tua, serta dibimbing agar menjadi

manusia yang baik, berguna dan bertanggung jawab atas dirinya

dan masyarakat. Anak-anak asuh diberikan pendidikan budi

pekerti dan kesantunan akhlak, selain itu mereka juga diberikan

wadah untuk mengasah kreatifitas sesuai dengan kemampuannya

masing-masing.

Di Indonesia sendiri khususnya sudah banyak sekali panti

asuhan yatim dan dhuafa berbasis islam. Panti Asuhan Annajah

adalah sebuah lembaga panti sosial yang menampung anak-anak

yatim dan dhuafa dari berbagai daerah yang ada di indonesia.

Panti Asuhan Annajah terletak di Jl. Kemajuan No.10,

RT.001/RW.4, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Kota Jakarta

Selatan. Panti asuhan annajah merupakan panti asuhan yang

menerapkan sistem semi formal, yaitu sebuah sistem dimana

kegiatan yang dilakukan di dalam Panti Asuhan Annajah sama

seperti yang ada di pondok pesantren (Hidayatullah, wawancara,

28 Februari 2018). Panti Asuhan Annajah yang pelaksanaannya

dimulai sejak tahun 1978 ini sudah mengalami cukup banyak

perubahan, dari yang hanya panti asuhan kecil menjadi panti

asuhan yang cukup besar pada saat sekarang. Panti Asuhan

Annajah memiliki struktur kepengurusan yang lengkap serta

sarana dan prasana yang digunakan oleh seluruh penghuni panti.

Sejak pelaksanaannya pada tahun 1978 Panti Asuhan

Annajah sudah memiliki banyak prestasi. Dalam waktu dekat ini

tepatnya pada akhir tahun 2017 Panti Asuhan Annajah mendapat

juara 1 panti asuhan performance, dimana anak-anak asuh

 

Page 21: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

5

perempuan menampilkan sebuah tarian saman, juara 1 lomba

tahfidz Qur‟an dan juara 3 lomba tausiyah dalam acara pentas

kreasi anak sholeh yang diselenggarakan oleh YSIC Al-Alzhar

Jakarta.

Anak yang bertumbuh kembang di panti asuhan tidak jauh

berbeda dengan anak yang tinggal bersama orangtua kandung.

Anak di panti asuhan juga sangatlah membutuhkan perhatian dan

kasih sayang dari pengasuhnya sebagai pengganti orangtua

kandung mereka. Dalam konteks komunikasi anak ditentukan

perkembangannya oleh seorang pengasuh, hubungan pengasuh

dengan anak asuhnya lah yang menentukan komunikasi anak

tersebut dalam masa perkembangan dan pertumbuhannya. Dalam

panti asuhan pengasuh dengan anak asuhnya tidak terlepas dari

suatu hubungan komunikasi, yang paling penting adalah masalah

mengenai pola komunikasi antara pengasuh dengan anak asuhnya

untuk meningkatkan kepercayaan diri pada anak asuh.

Komunikasi yang dilakukan pengasuh terhadap anak asuh

tersebut dilakukan agar terjadinya pengembangan hubungan

antara pengasuh dan anak asuh. Pengembangan hubungan ini

dilakukan agar terciptanya hubungan yang baik antara pengasuh

dan anak asuh. Seperti yang kita ketahui bahwa Panti Asuhan

Annajah memiliki sistem perekrutan dan persyaratan anak asuh,

salah satunya adalah anak yang masuk ke Panti Asuhan Annajah

berumur antara 8 sampai 12 tahun. Artinya anak-anak tersebut

tidak di asuh sejak bayi, melainkan saat mereka sudah memasuki

usia remaja. Anak-anak tersebut nantinya akan masuk ke sekolah

yang berada dibawah satu yayasan yang sama yaitu Yayasan

 

Page 22: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

6

Pendidikan Annajah. Yayasan Pendidikan Annajah ini memiliki

sekolah dari mulai TK sampai dengan Madrasah Aliyah atau

SMA yang tentunya berbasis islam.

Jika dilihat dari prestasi-prestasi yang sudah banyak diraih

di dalam sebuah panti asuhan tentunya tidak terlepas dari proses

hubungan yang baik antara pengasuh dan anak asuh. Ada

hubungan dimana pengasuh membuat anak-anak asuh tersebut

mampu dan mempunyai percaya diri yang tinggi untuk

berprestasi, tampil didepan umum, dan bersosialisasi dengan

lingkungan sekolah maupun sekitar. Seperti yang kita ketahui

bahwa kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia

yang terbentuk melalui interaksi individu dengan lingkungannya.

Melalui proses interaksi tersebut individu akan melihat keadaan

dirinya, kemudian bagaimana individu lain melihat dirinya, dan

akhirnya akan menimbulkan perasaan bangga atau kecewa

dengan keadaan diri sendiri. Dalam hal meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh, peran pengurus panti asuhan sangat

diperlukan dalam meningkatkan kepercayaan diri anak-anak

asuhnya agar mampu menjalani kehidupan mereka di tengah-

tengah masyarakat luas yang terdiri dari berbagai latar belakang

dan tidak menyebabkan anak-anak asuh di Panti Asuhan Annajah

ini memiliki masalah sosial dalam kepercayaan diri mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih

jelas bagaimana pola komunikasi di Panti Asuhan Annajah yang

terjadi antara pengasuh dengan anak asuh guna meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh, peneliti ingin mengangkat sebuah

judul skripsi yaitu Pola Komunikasi Pengasuh terhadap Anak

 

Page 23: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

7

Asuh dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri di Panti

Asuhan Annajah.

B. Identifikasi Masalah

Panti Asuhan Annajah memiliki anak asuh yang pada saat

masuk ke panti asuhan tersebut melewati proses perekrutan

dengan syarat harus berusia 8-12 tahun saat memasuki panti

asuhan. Anak asuh tersebut juga harus mempunyai identitas yang

jelas. Jika dilihat dari usia awal masuk anak tersebut ke dalam

panti asuhan, anak asuh pastinya sudah mengerti bahwa awalnya

mereka tinggal bersama keluarga dirumah, kemudian mereka

harus berada dalam sebuah panti asuhan dan tinggal bersama

pengasuh sebagai orang tua pengganti dan teman-teman anak

asuh lainnya. Tentunya dalam proses perubahan lingkungan dan

hubungan tersebut adanya proses komunikasi yang dilakukan

pengasuh terhadap anak asuh.

Anak-anak asuh tersebut akan bersekolah di lingkungan

dimana teman-teman sekolahnya adalah anak-anak yang tentunya

mempunyai kondisi yang berbeda. Anak-anak asuh akan

bersekolah di SD, MTS, dan MA Annajah yang sekolah tersebut

merupakan sekolah umum dan memiliki siswa-siswi yang hidup

dan tumbuh kembang di lingkungan sebuah keluarga yang utuh.

Pada hubungan pengasuh dan anak asuh ini, pengasuh

mempunyai peran yang cukup aktif guna meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh agar mampu bersosialisasi dengan

teman-teman sekolahnya dan teman-teman sesama anak asuh.

Pengasuh panti asuhan juga mempunyai peran dalam

 

Page 24: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

8

menumbuhkan rasa percaya diri anak asuh untuk tampil di depan

umum dan mendapatkan prestasi.

C. Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam menganalisa hasil penelitian,

maka peneliti membatasi masalah agar ruang lingkup pada

penelitian kali ini fokus, terarah dan tidak meluas. Penelitian ini

difokuskan pada pola komunikasi antara pengasuh panti asuhan

dengan anak asuh dan faktor yang memengaruhi anak asuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri dalam meraih prestasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas,

rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola komunikasi pengasuh terhadap anak

asuh dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh

di Panti Asuhan Annajah?

2. Bagaimana hubungan pengasuh terhadap anak asuh

Panti Asuhan Annajah?

3. Faktor apa yang memengaruhi anak asuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri dalam meraih prestasi

di sekolah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah sasaran yang harus

dicapai oleh setiap tindakan penelitian. Dengan demikian

tujuan memegang peranan yang sangat penting dan harus

dirumuskan dengan jelas, tegas dan detail, karena tujuan

 

Page 25: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

9

merupakan jawaban tentang masalah yang akan diteliti.

(Kasiram 2010, 51) Berdasarkan rumusan masalah di atas,

maka penelitian ini bertujuan untuk:

a) Mengetahui pola komunikasi antara pengasuh

terhadap anak asuh dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak asuh di Panti Asuhan

Annajah.

b) Mengetahui hubungan antara pengasuh terhadap

anak asuh di Panti Asuhan Annajah.

c) Mengetahui faktor yang memengaruhi anak asuh

dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam

meraih prestasi di sekolah.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk

menambah pengetahuan dan masukan pada studi ilmu

komunikasi, khususnya terkait dengan pola komunikasi

serta dapat menjadi referensi bagi lanjutan penelitian

yang berkaitan dengan pola komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi bagi akademisi serta

sumbangsih yang positif kepada masyarakat luas

terutama pengasuh panti asuhan dalam pola

komunikasi antar pengasuh terhadap anak asuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh.

 

Page 26: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

10

F. Review Kajian Terdahulu

Dalam menyusun skripsi ini, langkah awal yang peneliti

lakukan yaitu mengadakan tinjauan pustaka dari penelitian-

penelitian terdahulu yang memiliki kedekatan judul dengan

skripsi yang akan peneliti teliti. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui agar skripsi yang peneliti tulis berbeda dari

penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti menemukan beberapa

penelitian yang berhubungan dengan pola komunikasi dalam

penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Hidayatullah tentang

pola komunikasi yang digunakan pengasuh di asrama Pondok

Yatim dan Dhu„afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog

Tangerang Kota dalam mengarahkan dan membina anak asuh

untuk menghafalkan Al-Qur„an. Pengasuh menggunakan dua

pola, yaitu pola roda dan pola bintang. Kemudian pengasuh

menggunakan bentuk-bentuk komunikasi, yaitu komunikasi

intrapribadi (dakwah dzatiyah), komunikasi antarpribadi (dakwah

fardiyah) dan komunikasi kelompok (dakwah halaqoh).

Penelitian ini memiliki persamaan dengan peneliti yaitu meneliti

pola komunikasi antara pengasuh dan anak asuh di sebuah panti

asuhan serta persamaan menggunakan pendekatan kualitatif.

Adapun perbedaan skripsi yang ditulis Taufiq Hidayatullah dan

peneliti yaitu subjek penelitian yang peneliti tulis adalah antara

pengasuh dan anak asuh di Panti Asuhan Annajah.1

1 Taufiq Hidayatullah. Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Anak

Asuh dalam Pembinaan Kedisiplinan Hafalan Al-Qur‟an di Pondok Yatim dan

 

Page 27: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

11

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wibowo tentang pola

komunikasi antara pengasuh dan santri dalam menjalankan

kedisiplinan shalat dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk – Tangerang menggunakan

pola komunikasi bintang/semua saluran. Pola komunikasi yang

dilakukan berupa ajakan dari pengasuh terhadap santri terbukti

efektif dan menghasilkan timbal balik langsung, baik baik berupa

tindakan maupun tanggapan secara langsung yang diberikan oleh

santri. Penelitian ini memiliki persamaan dengan peneliti yaitu

meneliti pola komunikasi serta persamaan menggunakan

pendekatan kualitatif. Adapun perbedaan skripsi yang ditulis Tri

Wibowo dan peneliti yaitu subjek penelitian yang peneliti tulis

adalah pengasuh terhadap anak asuh di Panti Asuhan Annajah.2

3. Penelitian yang dilakukan oleh Lisna Billah tentang pola

komunikasi yang terjadi antara pengasuh dan anak asuh di Panti

Asuhan Mutiara Bani Sholihin ini berjalan baik sesuai yang

diharapkan, sebagaimana konsep diri yang melekat pada setiap

anak asuh, bagaimana berperilaku dan bagaimana mereka

memaknai komunikasi yang terjadi diantara anak asuh dan

pengasuh sehingga mereka dapat menginterpretasikan makna dari

interaksi ini dengan baik. Penelitian ini memiliki persamaan

dengan peneliti yaitu meneliti pola komunikasi antara pengasuh

dan anak asuh di panti asuhan serta persamaan menggunakan

Dhuafa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota, Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2017 2 Tri Wibowo. Pola Komunikasi Antara Pengasuh dan Santri Dalam

Mnjalankan Kedisiplinan Shalat Dhuha di Yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk Tangerang, Komunikasi Penyiaran

Islam, UIN Jakarta, 2014

 

Page 28: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

12

pendekatan kualitatif. Adapun perbedaan skripsi yang ditulis

Lisna Billah dan peneliti yaitu subjek penelitian yang peneliti

tulis adalah pengasuh terhadap anak asuh di Panti Asuhan

Annajah.3

4. Penelitian yang dilakukan oleh Asri Widi Astuti tentang pola

komunikasi Anak Asuh dan Pengasuh di Yayasan Panti Asuhan

Ulul Azmi, menggunakan pola komunikasi dua arah. Proses

komunikasi interpersonal antara anak asuh dan Pengasuh yaitu

dengan anak asuh menceritakan permasalahan yang sedang

dihadapinya lalu pengasuh melakukan pendekatan dan memberi

motivasi juga saran sehingga terbentuk konsep diri anak positif

yang menjadikannya terbuka kepada orang lain. Penelitian ini

memiliki persamaan dengan peneliti yaitu meneliti pola

komunikasi pengasuh terhadap anak asuh di panti asuhan serta

persamaan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun

perbedaan skripsi yang ditulis Asri Widi Astuti dan peneliti yaitu

subjek penelitian yang peneliti tulis adalah pengasuh terhadap

anak asuh di Panti Asuhan Annajah. 4

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rebudin tentang kontribusi

pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku

keagamaan anak usia dini menghasilkan pola komunikasi orang

tua, bimbingan guru berkontribusi positif terhadap perilaku

3 Lisna Billah. Pola Komunikasi Interpersonal Antara Pengasuh dan

Anak Asuh di Yayasan Panti Asuhan Mutiara Bani Sholihin. Bandung, Ilmu

Komunikasi, Universitas Pasundan, 2016

4 Asri Widi Astuti, Pola Komunikasi Anak Asuh di Yayasan Panti

Asuhan Ulul Azmi Kota Cimahi (Studi Interaksi Simbolik Tentang Pola

Komunikasi Interpersonal Anak Asuh di Yayasan Panti Asuhan Ulul Azmi

Kota Cimahi)

 

Page 29: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

13

keagamaan anak. Faktor yang paling mempengaruhi perilaku

keagamaan anak usia dini yaitu lingkungan keluarga dari pola

asuh orang tua. Penelitian ini memiliki persamaan dengan peneliti

yaitu meneliti pola komunikasi. Adapun perbedaan penelitian

yang ditulis Rebudin yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif.5

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir yang

menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta

kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan

teori (Noor 2012, 33). Paradigma berisi bagaimana

mempelajari fenomena, realita serta cara yang digunakan

dalam penelitian, dan menginterpretasikan temuan (Gunawan

2013, 25). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

adalah konstruktivis yang memandang realitas sosial

bukanlah realitas yang natural, tetapi realitas sosial yang

terbentuk dari hasil konstruksi (Eriyanto 2011, 43).

Paradigma konstruktivis ini berpandangan bahwa

pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman

terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi

pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap

realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek,

hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil

5 Rebudin, Kontribusi Pola Komunikasi Orang Tua dan Bimbingan

Guru terhadap Perilaku Keagamaan Anak Usia Dini. Bandung, Universitas

Pendidikan Indonesia, 2009

 

Page 30: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

14

pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi

oleh pemikiran (Arifin 2012, 140).

2. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang

tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif berusaha mencari apa yang ada di balik

tindakan, bukan fenomena luar tetapi fenomena dalam dan

lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil dari

suatu aktifitas (Moleong 2001, 3). Pendekatan penelitian

yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

Deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif,

terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme

(individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau

subjek yang sempit (Gunawan 2013, 116).

3. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

wawancara terstruktur (structured interview), observasi dan

dokumentasi.

a. Wawancara ( interview)

Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab

dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara

(interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee)

tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara

bermaksud memperoleh persepsi, sikap, dan pola pikir

dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah

 

Page 31: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

15

yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh

pewawancara maka hasilnya pun dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi pewawancara (Arifin 2012, 161).

Dengan melakukan wawancara mendalam, peneliti dapat

mengarahkan tanya jawab pada pokok atau inti persoalan

yang ingin diteliti yaitu terkait pola komunikasi

pengasuh terhadap anak asuh panti asuhan, sehingga

informasi yang dikumpulkan bukan hanya sekedar

menerka-nerka melainkan sebuah fakta. Peneliti

melakukan wawacara dengan anak asuh di Panti Asuhan

Annajah yang berusia remaja 13-18 tahun dan pengasuh

aktif di Panti Asuhan Annajah.

b. Observasi

Metode observasi adalah pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan pengindraan (Bungin 2010, 115).

Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan

terjun langsung ke lapangan dan mengamati fenomena-

fenomena yang terjadi di lapangan. Alasan peneliti

menggunakan observasi karena dengan pengamatan,

dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat prilaku dan kejadian sebagaimana yang

sebenarnya dan menghindari kerancuan yang mungkin

dapat terjadi. Peneliti melakukan observasi pada pola

komunikasi yang dilakukan sehari-hari antara pengasuh

dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak asuh di

Panti Asuhan Annajah.

 

Page 32: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

16

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data

melalui peninggalan tulisan berupa arisp-arsip, buku-

buku dan surat kabar sebagai bukti yang menunjukkan

peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan

penelitian ini. Dokumen adalah profil data berupa bahan

tulis ataupun film yang dapat berupa dokumen pribadi

dan dokumen resmi (Moleong 2001, 216). Dalam hal ini

dokumen peneliti peroleh dari berbagai sumber seperti

buku perpustakaan, arsip dan artikel yang didapatkan

dari internet, artinya dokumen adalah sumber data yang

berupa bahan-bahan tertulis meliputi transkrip, catatan-

catatan, surat kabar, majalah dan sebagainya. Dokumen

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah foto-foto,

profil panti asuhan, data anak panti, sarana dan

prasarana.

4. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

dilakukan dengan mengorganisasikan data,

mejabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting

 

Page 33: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

17

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang

dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono 2014,

332).

Teknik analisis data yang digunakan pada

penelitian ini adalah teknik Miles dan Huberman (1994),

terdiri dari tiga tahapan yaitu, reduksi data (data

reduction), paparan data (data display), dan penarikan

kesimpulan (conclusion drawing/verification) (Pawito

2007, 104). Berikut penjelasannya:

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data merupakan proses pemilihan,

pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan

pentrasformasian “data mentah” yang terjadi dalam

catatan-catatan lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita

ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui

kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara

kualitatif (Emzir 2011, 129). Dari sekian banyak data

yang diperoleh di lapangan, peneliti memilih dan

menyederhanakan beberapa data yang benar-benar

diperlukan dan yang peneliti anggap sangat penting serta

sesuai dengan penelitian ini.

b. Paparan data (data display)

Penyajian data adalah proses pemberian sebuah

informasi yang telah disusun sedemikian rupa sehingga

memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dan

mengambil tindakan (Mulyadi 2011, 56). Data yang

diperoleh dikategorisasikan menurut pokok

 

Page 34: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

18

permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga

memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan

satu data dengan data lainnya (Bungin 2003, 10).

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk

mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak

terbenam dalam setumpuk data.

c. Penarikan kesimpulan (conclusion

drawing/verification)

Penarikan kesimpulan adalah menyimpulkan dan

melakukan verifikasi atas data-data yang sudah diproses

ke dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan pola

pemecahan permasalahan yang dilakukan (Saebani 2008,

94). Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-

makna yang muncul dari data yang diuji kebenarannya,

kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh

kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah anak

asuh Panti Asuhan Annajah usia remaja 13-18 tahun

yaitu berjumlah 4 orang dan 3 pengasuh aktif Panti

Asuhan Annajah, sedangkan objek dalam penelitian ini

adalah pola komunikasi pengasuh terhadap anak asuh

yang dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri

anak asuh.

6. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

 

Page 35: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

19

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Panti

Asuhan Annajah di Jl. Kemajuan No.10, RT.001/RW.4,

Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12270.

b. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Maret 2018 – Juli 2018 di Panti Asuhan Annajah yang

beralamat di Jl. Kemajuan No.10, RT.001/RW.4,

Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12270.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pembahasan skripsi ini secara sistematis,

peneliti membagi penulisannya ke dalam enam bab yang terdiri

atas sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini pendahuluan meliputi latar

belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi penjelasan tentang

pola komunikasi, penjelasan tentang

kepercayaan diri, dan penjelasan tentang

definisi pengasuh, anak asuh, panti asuhan,

dan teori penetrasi sosial.

 

Page 36: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

20

BAB III GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini membahas mengenai profil

umum Panti Asuhan Annajah, seperti

sejarah berdirinya Panti Asuhan Annajah,

kegiatan yang dilakukan oleh Panti Asuhan

Annajah, manajemen Panti Asuhan

Annajah, struktur kepengurusan di Panti

Asuhan Annajah, dan profil anak asuh

serta pengasuh yang tinggal di Panti

Asuhan Annajah.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini berisi penyajian data dan

temuan penelitian hasil data wawancara,

observasi, dan dokumentasi yang

dilakukan di Panti Asuhan Annajah. Data

dan temuan tersebut berkaitan dengan pola

komunikasi antara pengasuh terhadap anak

asuh, hubungan pengasuh terhadap anak

asuh serta faktor yang memengaruhi anak

asuh dalam meningkatkan kepercayaan diri

dalam meraih prestasi di sekolah

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi uraian data yang

dikaitkan dengan latar belakang dan teori.

Terkait penguraian pola komunikasi antara

pengasuh terhadap anak asuh, hubungan

pengasuh terhadap anak asuh, serta faktor

 

Page 37: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

21

yang memengaruhi anak asuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh

dalam meraih prestasi.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini meliputi simpulan,

implikasi, dan saran atas penelitian yang

telah dibahas dalam skripsi ini

 

Page 38: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Penetrasi Sosial

a. Pengertian Teori Penetrasi Sosial

Teori penetrasi sosial adalah teori yang membahas

bagaimana perkembangan kedekatan dalam sebuah hubungan.

Teori penetrasi sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman dan

Dalmas Taylor (1973). Teori ini secara umum membahas tentang

bagaimana proses komunikasi interpersonal. Teori yang

menjelaskan proses terjadinya pembangunan hubungan

interpersonal secara bertahap dalam pertukaran sosial. Teori

Penetrasi sosial mempunyai peran yang besar dalam bidang

psikologi dan komunikasi. Model teori penetrasi sosial

menyediakan jalan yang lengkap untuk menggambarkan

perkembangan hubungan interpersonal dan untuk

mengembangkannya dengan pengalaman individu sebagai proses

pengungkapan diri yang mendorong kemajuan hubungan

(Supraticcknya 1995, 26).

Teori penetrasi sosial merupakan bagian dari teori

pengembangan hubungan atau relationship developmet theory.

Altman & Taylor mengusulkan model ini sebagai suatu proses

bagaimana orang saling mengenal satu sama lain. Model ini juga

melibatkan self-disclosure tetapi dalam perspektif waktu ,yaitu

ketika berlangsungnya pengembangan suatu hubungan, artinya

 

Page 39: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

23

seseorang mengenal orang lain secara gradual melalui

komunikasi yang semakin meningkat (Lubis 2008, 265).

Teori penetrasi sosial (social penetration theory) berupaya

mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan dan keintiman

seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain (Morissan

2013, 296). Maksudnya adalah teori ini mengupas tentang

bagaimana seseorang meningkatkan kualitas hubungannya,

bermula dari rasa sungkan untuk berbicara hingga akhinya

mencapai tahap terbuka antara satu sama lain.

b. Tahapan-tahapan proses penetrasi sosial

Tahapan-tahapan proses penetrasi sosial menurut West &

Turner (2008, 205) terbagi menjadi 4 tahap yaitu tahap orientasi

(orientation stage), tahap pertukaran eksploratif (exploratory

affective exchange stage), tahap pertukaran afektif (affective

exchange stage), dan tahap pertukaran stabil (stable exchange

stage). Berikut penjelasan dari masing-masing tahap penetrasi

sosial:

1. Tahap Orientasi (Orientation Stage):

Tahap paling awal dari interaksi, disebut sebagai tahap

orientasi (orientation stage), yang terjadi pada tingkat publik;

hanya sedikit mengenai diri kita yang terbuka untuk orang lain.

Komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi (impersonal). Para

individu yang terlibat hanya menyampaikan informasi bersifat

sangat umum saja.

Pada tahap ini, hanya sebagian kecil dari diri kita yang

terungkap kepada orang lain. Ucapan atau komentar yang

disampaikan orang biasanya bersifat basa-basi yang hanya

 

Page 40: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

24

menunjukkan informasi permukaan atau apa saja yang tampak

secara kasat mata pada diri individu. Pada tahap ini juga, orang

biasanya bertindak menurut cara-cara yang diterima secara soaial

dan bersikap hati-hati agar tidak mengganggu harapan

masyarakat. Singkatnya, orang berusaha untuk tersenyum dan

bertingkah laku sopan.

Dalam tahap ini hanya sedikit mengenai diri kita yang

terbuka untuk orang lain, hanya sebatas apa yang bisaa kita

perlihatkan kepada orang lain bersifat pertanyaan umum seperti

nama, alamat, umur, asal daerah, pekerjaan, dan lain sebagainya.

Dalam tahapan ini pembicaraan yang terjadi mengalir apa adanya

dan bisaanya orang cenderung bertindak sopan, tidak

mengevaluasi atau mengkritik pada tahapan orientasi.

2. Tahap Pertukaran eksploratif (Exploratory Affective Exchange

Stage):

Tahap pertukaran eksploratif (exploratory affective

exchange stage) merupakan perluasan area publik dari diri dan

terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian seseorang individu

mulai muncul. Apa yang tadinya pribadi mulai menjadi publik.

Jika pada tahap orientasi, orang bersikap hati-hati dalam

menyampaikan informasi mengenai diri mereka maka pada tahap

ini orang melakukan ekspansi atau perluasan terhadap wilayah

publik diri mereka. Tahap ini terjadi ketika orang mulai

memunculkan kepribadian mereka kepada orang lain. Apa yang

sebelumnya merupakan wilayah pribadi, sekarang menjadi

wilayah publik. Orang mulai menggunakan pilihan kata-kata atau

ungkapan yang bersifat lebih personal. Komunikasi juga

 

Page 41: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

25

berlangsung sedikit lebih spontan karena individu merasa lebih

santai dengan lawan bicaranya, mereka juga tidak terlalu berhati-

hati dalam mengungkapkan sesuatu yang akan mereka sesali

kemudian. Perilaku berupa sentuhan dan ekspresi emosi

(misalnya perubahan raut wajah) juga meningkat pada tahap ini.

Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah suatu

hubungan akan berlanjut ataukah tidak. Tahap pertukaran

eksploratif ini merupakan perluasan area publik dari diri dan

terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian asli seorang individu

mulai muncul, apa yang tadinya privat menjadi publik.

3. Pertukaran Afektif (Exploratory Exchange Stage):

Tahap pertukaran afektif (affective exchange stage)

termasuk interaksi yang lebih “tanpa beban dan santai” di mana

komunikasi sering kali berjalan spontan dan individu membuat

keputusan yang cepat, sering kali dengan sedikit memberikan

perhatian untuk hubungan secara keseluruhan.

Tahap ini ditandai munculnya hubungan persahabatan

yang dekat atau hubungan antara individu yang lebih intim. Pada

tahap ini juga muncul perasaan kritis dan evaluatif pada level

yang lebih dalam. Tahap ketiga ini tidak akan dimasuki, kecuali

para pihak pada tahap sebelumnya telah menerima imbalan yang

cukup berarti dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

Sehingga komitmen yang lebih besar dan perasaan yang lebih

nyaman terhadap pihak lainnya juga menjadi ciri tahap ini. Selain

itu, pesan nonverbal yang disampaikan akan lebih mudah

dipahami. Misalnya, sebuah senyuman memiliki arti “saya

mengerti”, anggukan kepala diartikan “saya setuju” dan

 

Page 42: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

26

seterusnya. Kata-kata, ungkapan atau perilaku yang bersifat lebih

personal bahkan unik lebih banyak digunakan di tahap ini.Pada

tahap ini, terdapat penekanan pada komitmen dan

kenyamanan.Tahap ini ditandai oleh persahabatan yang dekat dan

pasangan yang intim dan termasuk pola interaksi yang lebih

santai, tanpa beban, dan terjadi secara spontan. Terkadang

ditahap ini muncul adanya ketidaksetujuan, ketidakramahan,

maupun kesalahpahaman, akan tetapi hal ini bukan suatu

ancaman bagi hubungan secara keseluruhan.

4. Pertukaran Stabil (Stable Exchange Stage):

Tahap pertukaran stabil (stable exchange stage)

berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan

perilaku secara terbuka yang mengakibatkan munculnya

spontani-tas & keunikan hubungan yang tinggi. Tidak banyak

hubungan antar-individu yang mencapai tahapan ini. Individu

menunjukkan perilaku yang sangat intim sekaligus sinkron yang

berarti perilaku masing-masing individu sering kali berulang, dan

perilaku yang berulang itu dapat diantisipasi atau diperkirakan

oleh pihak lain secara cukup akurat. Para pendukung teori

penetrasi sosial percaya kesalahan interpretasi makna komunikasi

jarang terjadi pada tahap ini. Hal ini disebabkan masing-masing

pihak telah cukup berpengalaman dalam melakukan klarifikasi

satu sama lain terhadap berbagai keraguan pada makna yang

disampaikan.

Dalam tahap ini, kedua belah pihak berada dalam tingkat

keintiman tinggi dan sinkron, maksudnya adalah perilaku-

perilaku diantara keduanya kadang kala terjadi kembali, dan

 

Page 43: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

27

kedua belah pihak mampu untuk saling menilai dan menduga

perilaku yang terjadi dengan cukup akurat. Proses penetrasi sosial

adalah sebuah pengalaman memberi dan menerima dimana

komunikan maupun komunikator yang terlibat berusaha untuk

menyeimbangkan kebutuhan individu mereka dengan kebutuhan

hubungan. Latar belakang, nilai-nilai pribadi seseorang, serta

lingkungan dimana hubungan terjadi dapat mempengaruhi proses

penetrasi sosial.

B. Landasan Konseptual

1. Pola Komunikasi

a. Pengertian Pola

Pola komunikasi terdiri dari dua suku kata yaitu pola dan

komunikasi. Sebelum membahas arti dari pola komunikasi,

terlebih dahulu perlu membahas masing-masing dari sebuah kata

pola dan komunikasi. Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

memiliki arti yaitu bentuk atau sistem, cara atau struktur yang

tepat, dimana pola dapat dikatakan contoh dan cetakan (Nasional

1996, 885). Sedangkan kata pola dalam Kamus Ilmiah Popular

memiliki arti model, contoh, pedoman (rancangan) (Partanto

1994, 605). Menurut Wiryanto (2004, 9) pola dikatakan juga

dengan model, yaitu cara untuk menunjukan sebuah objek yang

mengandung kompleksitas proses di dalamnya dan hubungan

antara unsur-unsur pendukungnya. Berdasarkan pengertian pola

dari berbagai sumber seperti di atas, penulis mengambil

kesimpulan bahwa pola merupakan bentuk atau gambaran dari

sebuah objek yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu.

 

Page 44: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

28

b. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa

latin communicatio, perkataan ini bersumber pada kata communis

yaitu sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna mengenai

suatu hal (Efendi 1992, 4). Sedangkan secara terminologi, para

ahli mendefinisikan komunikasi adalah proses menyampaikan

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain atau

memberitahukan atau merubah sikap, pendapat dan perilaku, baik

secara langsung melalui lisan maupun tidak langsung dengan

media (Susanto 1998, 1).

Komunikasi adalah suatu proses dimana individu dalam

hubungannya dengan individu lainnya, dalam kelompok, dalam

organisasi dan dalam masyarakat guna memberikan suatu

informasi (Muhammad 2001, 3).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komunikasi

adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami

(Depdikbud 1995, 517).

Rogers dan D. Lawrence Kincaid dalam Cangara (2006:

18-20) mengatakan komunikasi merupakan suatu proses dimana

dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran

informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan

tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh

Forsdale (1981) adalah ahli sosiologi Amerika, mengatakan

bahwa, “Communication is the process by which an individual

transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other

 

Page 45: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

29

individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi adalah proses

individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal

untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka

menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai

suatu hal (Muhammad 2009, 2).

Dari masing-masing pengertian mengenai komunikasi di

atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah

proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.

Proses komunikasi ini mengharapkan adanya timbal balik dari

komunikan atas apa yang disampaikan oleh komunikator atau

yang menjadi tujuan yang disampaikan melalui isi pesan tersebut.

Agar komunikasi yang dilakukan menjadi efektif, antara

komunikator dan komunikan harus sama sama mengetahui makna

dari pesan yang disampaikan.

Pola komunikasi menurut Djamarah (2002, 1) yaitu

bentuk atau struktur hubungan dua orang atau lebih dalam proses

pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dari berbagai

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi adalah

proses hubungan antara dua orang atau lebih yang didalamnya

terdapat pengiriman dan penerimaan pesan yang jelas dan

mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

2. Tingkatan Komunikasi

Menurut Effendy (2004, 8) komunikasi memiliki empat

macam bentuk yang berbeda keempat macam bentuk itu

diantaranya adalah: komunikasi pribadi, komunikasi kelompok,

komunikasi massa dan komunikasi media.

 

Page 46: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

30

a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)

Komunikasi pribadi memiliki dua jenis komunikasi yaitu

komunikasi intrapersonal dan komunikasi antarpersonal yang

keduanya memiliki pengertian sebagai berikut:

1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal

Communication)

Komunikasi Intrapribadi merupakan kegiatan

komunikasi yang proses terjadinya dalam diri sendiri.

Komunikasi intrapribadi menurut Sendjaja (2005, 125)

adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang.

Yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana jalannya

proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui

sistem syaraf dan inderanya.

Sedangkan Menurut Ronald L. Applbaum komunikasi

intrapersonal adalah ”Communication that takes place within

us; it includes the act of talking to ourselves and the act of

observing and attaching meaning (intellectual and

emotional) to our environment”. (Komunikasi yang

berlangsung di dalam diri kita; ia meliputi kegiatan berbicara

kepada diri kita sendiri dan kegiatan-kegiatan mengamati dan

memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada

lingkungan kita) (Effendy 2003, 58).

Berdasarkan pengertian di atas peneliti menarik

kesimpulan bahwa komunikasi intrapribadi adalah

komunikasi yang prosesnya terjadi dalam diri sendiri.

 

Page 47: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

31

2) Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal

Communication)

Menurut Devito (1989, 4) komunikasi antar pribadi

adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua

individu atau antar individu dalam kelompok dengan

beberapa efek dan umpan balik seketika. Komunikasi jenis

ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis

berupa percakapan. Komunikasi interpersonal dampaknya

dapat dirasakan pada waktu itu juga oleh pihak yang terlibat

(Assumpta 2002, 88).

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang

prosesnya melibatkan dua orang atau lebih yaitu antara

komunikator dan komunikan. Dibandingkan dengan

komunikasi lainnya, komunikasi ini dianggap yang efektif

dikarekan komunikasi terjadi secara langsung atau bertatap

muka sehingga pesan yang disampaikan dapat langsung

didiskusikan (Effendy 2003, 58 – 60). Berdasarkan

pengertian di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa

komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman pesan

yang terjadi antara dua orang atau lebih dan menghasilkan

efek.

b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang

(komunikator) dengan sejumlah orang (komunikasi) yang

berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok (Effendy

1996, 5). Menurut Nurudin (2005, 33) komunikasi kelompok ini

 

Page 48: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

32

mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, proses komunikasi

terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara

kepada khalayak yang lebih besar dan tatap muka. Kedua,

komunikasi berlangsung continue dan bisa dibedakan mana

sumber dan mana penerima. Ketiga, pesan yang disampaikan

terencana dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu.

Berdasarkan definisi komunikasi kelompok di atas, peneliti

menarik kesimpulan bahwa komunikasi kelompok adalah

komunikasi yang terjadi didalam suatu kelompok yang jumlahnya

lebih dari dua orang, mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan

mempunyai karakteristik. Menurut Effendy (2005, 126-128)

komunikasi kelompok dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar

sebagai berikut:

1) Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil ialah komunikasi antara

seorang menejer atau administrator dengan sekelompok

karyawan yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi

salah seorang untuk memberikan tanggapan secara verbal.

Dengan lain perkataan, dalam komunikasi kelompok kecil si

pemimpin dapat melakukan komunikasi antar persona dengan

salah seorang peserta kelompok (Effendy 2005, 126).

2) Komunikasi Kelompok Besar

Kelompok besar (large group) adalah kelompok

komunikan yang karena jumlahnya yang banyak, dalam suatu

situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk

memberikan tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan,

 

Page 49: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

33

dalam komunikasi dengan kelompok besar, kecil sekali

kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan

komunikan.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Roudhonah

(2007, 128) bahwa komunikasi kelompok besar yaitu

komunikasi yang terjadi dengan sekumpulan orang yang

sangat banyak dan komunikasi antar pribadi lebih sulit untuk

dalakukan, karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul,

seperti yang terjadi dalam acara tabligh akbar, kampanye, dan

lain-lain.

Menurut Effendy (2000, 9) suatu komunikasi dinilai

sebagai komunikasi kelompok besar jika antar komunikator

dan komunikan sukar terjadi komunikasi interpersonal. Pada

situasi seperti itu, para komunikan menerima pesan yang

disampaikan komunikator lebih bersifat emosional. Lebih-

lebih jika komunikan heterogen, beragam dalam usia,

pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, pengalaman dan

sebagainya.

c. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang terjadi melalui

media massa modern seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.

Kita sudah dapat melihat bahwa komunikasi massa satu arah (one

way traffic) (Effendy 1992, 8). Menurut Rakhmat (2004, 65)

komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang

ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar melalui media

cetak, surat kabar, majalah, elektronik, radio dan televisi,

sehingga pesan dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pesan

 

Page 50: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

34

yang disampaikan melalui media massa merupakan produk dan

komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang

mempunyai nilai guna.

Berdasarkan definisi komunikasi massa di atas, peneliti

menarik kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

yang terjadi antara komunikator dan komunikan yang dilakukan

melalui media massa.

d. Komunikasi Media

Komunikasi Media adalah komunikasi yang maknanya sama

dengan media umum, yaitu media yang dapat digunakan oleh

segala bentuk komunikasi, contohnya adalah surat, pamflet,

poster, spanduk, brosur, telegraf, dan lain – lain (Effendy 1984,

84).

3. Jenis-Jenis Pola Komunikasi

Menurut Devito (2011, 382) terdapat lima pola komunikasi

yaitu pola roda, pola rantai, pola lingkaran, pola y dan pola

bintang. Berikut gambar kelima pola tersebut.

a. Pola Roda

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi

kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang dalam

posisi sentral menerima kontak, informasi dan memecahkan

masalah dengan sasaran/ persetujuan anggota lainnya. Struktur

roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di

pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim

dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika

seseorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain,

 

Page 51: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

35

maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya (Devito

2011, 383).

Pola roda adalah jaringan yang paling tersentralisasi dengan

satu orang berada diposisi tengahnya. Setiap anggota lainnya

hanya berkomunikasi kepada orang tersebut dan tidak kepada

anggota lain dari kelompok tersebut. A memegang posisi sentral

sebagai sumbu roda dengan semua saluran yang menghubungkan

ke A dan para anggota lainnya ditempatkan di lingkaran luar roda

itu. Saluran itu lalu nampak sebagai jari-jari yang membentang

keluar dari A ke B, A ke C, A ke D, A ke E, dan seterusnya

(Fisher 1978, 183). Pola roda ini lebih cenderung bersifat satu

arah tanpa adanya reaksi timbal balik

Gambar 2.1 Pola Roda

Seseorang (A) berkomunikasi pada banyak orang, yaitu (B),

(C), (D) dan (E). Antara (B), (C), (D) dan (E) tidak saling

berkomunikasi kecuali melalui (A).

b. Pola Rantai

Pola rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa

para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi

B

A C D

E

 

Page 52: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

36

dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga tedapat di sini.

Orang yang berada diposisi tengah lebih berperan sebagai

pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain (Devito

2011, 383).

Gambar 2.2 Pola Rantai

Seseorang (A) berkomunikasi pada seseorang yang lain, (B)

dan seterusnya ke (C) ke (D) dan ke (E) (Widjaja 2000, 103).

c. Pola Lingkaran

Dalam pola ini tidak memiliki pimpinan. Semua anggota

posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang

sama untuk memengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa

berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya (Devito 2011,

383).

Pola lingkaran merupakan jaringan yang paling kurang

tersentralisasikan karena salurannya tidak memiliki posisi yang

lebih sentral daripada posisi lainnya. Setiap individu dalam

jaringan roda tadi hanya berkomunikasi dengan dua orang

lainnya. Jaringan lingkaran ini menempatkan semua anggotanya

pada garis keliling dari lingkaran itu, tiap posisi dihubungkan

kepada posisi pada kedua sisinya. Dengan cara demikian, B dan

D, D dengan C dan E, dan E dengan A dan D. Suatu kelompok

yang terdiri dari lima orang (Fisher 1978, 183-184).

D E C B A

 

Page 53: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

37

Gambar 2.3 Pola Lingkaran

d. Pola Y

Pola Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan

struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding pola lainnya.

Pola struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas (C). Tetapi

satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua (D). Anggota

ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang

lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya

dengan satu orang lainnya (Devito 2011, 383).

A

E B

C D

D

E

C

A B

 

Page 54: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

38

Gambar 2.4 Pola Y

e. Pola Bintang

Pola ini hampir sama dengan pola lingkaran dalam arti

semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki

kekuatan. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama

dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama

dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk

mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur

semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap

anggota lainnya. Pola ini memunginkan adanya partisipasi

anggota secara optimum (Devito 2011, 383).

Gambar 2.5 Pola Bintang

4. Kepercayaan Diri

a. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah sikap pada diri seseorang yang dapat

menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri,

berfikir positif, memiliki kemandirian, mempunyai kemampuan

untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan

(Ghufron 2011, 34).

A

E B

C D

 

Page 55: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

39

Rasa percaya diri (self confidence) adalah keyakinan

seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan

perlaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu. Dengan kata

lain, kepercayaan diri adalah bagaimana merasakan tentang diri

sendiri, dan perilaku akan merefleksikan tanpa disadari

(Adywibowo 2010, 37).

Kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang

dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran

diri, berfikir positif, memiliki kemandirian, mempunyai

kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang

diinginkan (Ghufron 2011, 34).

Menurut John Fereira yang mengatakan bahwa seseorang

yang memiliki kepercayaan diri yang baik, disamping mampu

untuk mengendalikan serta menjaga keyakinan dirinya, juga akan

mampu pula membuat perubahan dilingkungannya. Ini berarti

bahwa kepercayaan diri akan memengaruhi pengenalan diri,

pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial

(Agustian 2001, 131).

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang

sangat berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

bermasyarakat, tanpa adanya kepercayaan diri akan menimbulkan

banyak masalah pada diri seseorang. Hal tersebut dikarenakan

dengan kepercayaan diri, seseorang mampu untuk

mengaktualisasikan segala potensinya. Kepercayaan diri

merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu.

Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun

 

Page 56: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

40

orang tua, secara individual maupun kelompok (Ghufron 2011,

33).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kepercayaan diri di

atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah

perasaaan, sikap dan keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap

kemampuan, bakat dan potensi yang dimiliki yang dapat

bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepercayaan Diri

Faktor-faktor yang memengaruhi rasa percaya diri pada

seseorang menurut Hakim (2002: 121) sebagai berikut:

a) Lingkungan keluarga

Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang

pertama dan utama dalam kehidupan setiap manusia,

lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa

percaya diri pada seseorang. Rasa percaya diri merupakan

suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan

yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku

sehari-hari.

Berdasarkan pengertian di atas, rasa percaya diri baru bisa

tumbuh dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang

berada di dalam lingkungan keluarga yang baik, namun

sebaliknya jika lingkungan tidak memadai menjadikan

individu tersebut untuk percaya diri maka individu tersebut

akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada

dirinya sendiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan

 

Page 57: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

41

pertama dan utama yang sangat menentukan baik buruknya

kepribadian seseorang.

Hakim (2002:121) menjelaskan bahwa pola pendidikan

keluarga yang bisa diterapkan dalam membangun rasa

percaya diri anak adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan pola pendidikan yang demokratis

2. Melatih anak untuk berani berbicara tentang banyak hal

3. Menumbuhkan sikap mandiri pada anak

4. Memperluas lingkungan pergaulan anak

5. Jangan terlalu sering memberikan kemudahan pada

anak

6. Menumbuhkan sikap bertanggung jawab pada anak

7. Setiap permintaan anak jangan terlalu dituruti

8. Memberikan anak penghargaan jika berbuat baik

9. Memberikan hukuman jika berbuat salah

10. Mengembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki

anak

11. Menganjurkan anak agar mengikuti kegiatan

kelompok di lingkungan rumah

12. Mengembangkan hobi yang positif

13. Memberikan pendidikan agama sejak dini

b) Pendidikan formal

Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan kedua bagi

anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling

berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga di rumah.

Sekolah memberikan ruang pada anak untuk

 

Page 58: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

42

mengekspresikan rasa percaya dirinya terhadap teman-teman

sebayanya.

Hakim (2002:122) menjelaskan bahwa rasa percaya diri

siswa di sekolah bisa dibangun melalui berbagai macam

bentuk kegiatan sebagai berikut:

1. Memupuk keberanian untuk bertanya

2. Peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada siswa

3. Melatih berdiskusi dan berdebat

4. Mengerjakan soal di depan kelas

5. Bersaing dalam mencapai prestasi belajar

6. Aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga

7. Belajar berpidato

8. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

9. Penerapan disiplin yang konsisten

10. Memperluas pergaulan yang sehat dan lain-lain

c) Pendidikan non formal

Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang

dengan kepribadian yang penuh rasa percaya diri adalah

memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri sendiri dan

orang lain. Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika

seseorang memiliki suatu kelebihan yang membuat orang

lain merasa kagum. Kemampuan atau keterampilan dalam

bidang tertentu bisa didapatkan melalui pendidikan non

formal, misalnya: mengikuti kursus bahasa asing, jurnalistik,

bermain alat musik, seni vokal, keterampilan memasuki

dunia kerja, pendidikan keagamaan dan lain sebagainya.

Sebagai penunjang timbulnya rasa percaya diri pada diri

 

Page 59: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

43

individu yang bersangkutan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Angelis

(2003:4) adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan pribadi: Rasa percaya diri hanya timbul

pada saat seseorangmengerjakan sesuatu yang memang

mampu dilakukan.

2.Keberhasilan seseorang: Keberhasilan seseorang ketika

mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita-

citakan akan menperkuat timbulnya rasa percaya diri.

3. Keinginan: Ketika seseorang menghendaki sesuatu

maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang

telah diperbuat untuk mendapatkannya.

4. Tekat yang kuat: Rasa percaya diri yang datang ketika

seseorang

memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

c. Aspek-Aspek Percaya Diri

Menurut Rini orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi

akan mampu bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang

cukup baik, tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak

serta mampu menentukan langkah-langkah pasti dalam

kehidupannya. Individu yang mempunyai kepercayaan tinggi

akan terlihat lebih tenang, tidak memiliki rasa takut, dan mampu

mempelihatkan kepercayaan dirinya setiap saat (Ghufron 2011,

35).

 

Page 60: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

44

Terdapat beberapa aspek kepercayaan diri positif yang

dimiliki seseorang seperti yang diungkapkan oleh Lauster sebagai

berikut (Ghufron 2011, 35-36).

1) Keyakinan akan kemampuan diri adalah sikap positif

seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh-sungguh

akan apa yang dilakukannya.

2) Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu

berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang

diri, harapan dan kemampuannya.

3) Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang

permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran

semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut

dirinya sendiri.

4) Bertanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk

menanggung segala sesuatu yang telah menjadi

konsekuensinya.

5) Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu

masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan

pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan

kenyataan.

d. Proses Pembentukan Kepercayaan Diri

Menurut Hakim (2002, 6) percaya diri tidak muncul begitu

saja pada diri seseorang. Terdapat proses tertentu di dalam

pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri.

Secara garis besar terbentuknya rasa percaya diri yang kuat pada

seseorang terjadi melalui empat proses antara lain:

 

Page 61: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

45

1) Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses

perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu

2) Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang

dimilikinya yang melahirkan keyakinan kuat untuk bisa

berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-

kelebihannya.

3) Pemahaman dan reaksi-reaksi positif seseorang tehadap

kelemahan kelemahan yang dimilikinya agar tidak

menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan

diri.

4) Pengalaman dalam menjalani berbagai aspek kehidupan

dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada

dirinya.

e. Kepercayaan Diri Dalam Islam

Di dalam Al-quran terdapat Ayat-ayat yang membicarakan

tentang perintah Allah SWT agar manusia selalu percaya diri

dalam menjalani kehidupanya. Ayat kepercayaan diri banyak

terdapat dalam Al-quran, salah satunya dapat ditemukan dalam

Q.S Fusilat: 30.

ذين إن ال

ة

ئك

ل

يهم ال

ل عل ز

تن

امىا ت

م استق

ه ث

نا الل ىا رب

ال

ق

ىعدوننتم ت

تي ك

ة ال جن

بشزوا بال

ىا وأ

حزه

ت

ىا ول

اف

خ

ت

ل

أ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:

"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka

meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat

akan turun kepada mereka dengan mengatakan:

 

Page 62: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

46

"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa

sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah

yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Pada ayat tersebut Allah menjanjikan surga-Nya bagi

mukmin yang memiliki keyakinan yang teguh atas pendirian

mereka serta memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang

tinggi. Ayat lainnya yang menunjukkan tentang kepercayaan diri

salah satunya ialah Q.S Yunus: 62 dan Q.S Al-Hijr: 53:

أ

ىنل هم يحزه

يهم ول

عل

ى

خ

ه ل

ولياء الل

إن أ

Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak

ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)

mereka bersedih hati”. (Q.S Yunus: 62)

ا ىجل إه ت

ىا ل

ال

م عليمق

ل

زك بغ

بش

ه

Artinya: “Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut,

Sesungguhnya kami memberi kabar gembira

kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-

laki (yang akan menjadi) orang yang alim”. (Q.S

Al-Hijr: 53.)

Berdasarkan ayat Al-Quran yang di atas, agama Islam telah

mengatur, menganjurkan serta memberi jaminan kebahagiaan

umat-Nya untuk hidup penuh kepercayaan diri dalam menjalani

kehidupannya. Allah SWT senantiasa menjanjikan umat muslim

akan hal-hal baik yang terjadi apabila umat muslim tersebut

mempunyai rasa percaya diri.

 

Page 63: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

47

5. Panti Sosial Asuhan Anak

a. Pengertian Panti Sosial Asuhan Anak

Panti Sosial Asuhan Anak adalah panti sosial yang

mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi

anak yatim, piatu, yatim dan piatu yang kurang mampu, terlantar,

agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat

berkembang secara wajar (Sosial 2005, 5) Menurut kamus besar

bahasa indonesia panti adalah rumah, tempat (kediaman),

sedangkan asuhan adalah rumah tempat memelihara anak yatim

atau yaitm piatu dan sebagainya (Kebudayaan 2008, 134).

Menurut Gospor Nabor Panti asuhan adalah suatu lembaga

pelayanan sosial yang didirikan oleh pemerintah maupun

masyarakat, yang bertujuan untuk membantu atau memberikan

bantuan terhadap individu, kelompok masyarakat dalam upaya

memenuhi kebutuhan hidup (Barzan 1999, 5).

Menurut Depsos RI (2004: 4) Panti Sosial Asuhan anak

adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan

penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan

pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi

kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga

memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi

pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan

sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai

insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan

nasional.

 

Page 64: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

48

b. Sifat-Sifat Pelayanan Panti Asuhan

1. Bersifat preventif yaitu bahwa panti asuhan berusaha

memberikan tindakan preventif/ pencegahan berbagai masalah

yang ada pada anak sehingga masalah tersebut tidak menambah

persoalan baru bagi lingkungan anak.

2. Bersifat kuratif dan rehabilatif yaitu bahwa panti asuhan

mengusahakan penyembuhan dan pemecahan masalah yang di

alami oleh anak asuh, dengan cara mengikutsertakan anak asuh

dalam pemecahan masalah tersebut.

3. Bersifat suportif yaitu panti asuhan berusaha memperkuat

karakter anak, membantu vitalitas keluarga untuk mengurus

anaknya sehingga dapat meningkatkan pelayanannya.

4. Bersifat promotif yaitu bahwa panti asuhan mengusahakan

kegiatan-kegiatan yang dapat membantu dan mengembangkan

anak-anak menjadi kepribadian yang mantap, setia dengan nilai-

nilai agama dan pancasila.

5. Bersifat development yaitu panti asuhan mengembangkan /

menggali sumber-sumber yang baik di dalam mampu di luar panti

asuhan semaksimal mungkin dalam jangka yang lebih luas yakni,

pembangunan kesejahteraan anak (Sosial 1989, 3).

c. Fungsi Panti Asuhan

Dalam UU No.4/1979 disebutkan bahwa anak yang terlantar

karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya

sehingga kebutuhan anak tidak terpenuhi dengan wajar baik

secara rohani, jasmani, maupun sosial. Dalam kondisi itulah

diperlukan institusi yang dapat menggantikan orang tua/ keluarga

sehingga anak diharapkan dapat berkembang secara wajar.

 

Page 65: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

49

Institusi ini disebut dengan nama panti asuhan (Hasbullah 1997,

19-20).

Panti asuhan sebagai lembaga sosial, mempunyai fungsi

sebagai pengganti orang tua/ keluarga dikala keluarganya tidak

mampu memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang mendapat

masalah dapat dibantu dan berkembang secara baik dan mantap

secara kepribadian sehingga masalah yang dihadapi seorang anak

tidak berlarut-larut yang akibatnya dapat menimbulkan masalah

yang baru bagi anak-anak (Hasbullah 1997, 25).

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997: 7)

panti asuhan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak.

Panti asuhan berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan,

pengembangan dan pencegahan. Fungsi pemulihan dan

pengentasan anak ditujukan untuk mengembalikan dan

menanamkan fungsi sosial anak asuh. Fungsi ini mencakup

kombinasi dari ragam keahlian, teknik, dan fasilitas-fasilitas

khusus yang ditujukan demi tercapainya pemeliharaan fisik,

penyesuaian sosial, psikologis penyuluhan, dan bimbingan

pribadi maupun kerja, latihan kerja serta penempatannya. Fungsi

perlindungan merupakan fungsi yang menghindarkan anak dari

keterlambatan dan perlakuan kejam. Fungsi ini diarahkan pula

bagi keluarga-keluarga dalam rangka meningkatkan kemampuan

keluarga untuk mengasuh dan melindungi keluarga dari

kemungkinan terjadinya perpecahan.

2. Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi

kesejahteraan sosial anak.

 

Page 66: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

50

Fungsi konsultasi menitikberatkan pada intervensi terhadap

lingkungan sosial anak asuh yang bertujuan di satu pihak dapat

menghindarkan anak asuh dari pola tingkah laku yang sifatnya

menyimpang, di lain pihak mendorong lingkungan sosial untuk

mengembangkan pola-pola tingkah laku yang wajar.

3. Sebagai pusat pengembangan keterampilan (yang

merupakan fungsi penunjang).

Pelayanan pengembangan adalah suatu proses kegiatan yang

bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dengan cara membentuk

kelompok-kelompok anak dengan lingkungan sekitarnya,

menggali semaksimal mungkin, meningkatkan kemampuan

sesuai dengan bakat anak, menggali sumber-sumber baik di

dalam maupun luar panti semaksimal mungkin dalam rangka

pembangunan kesejahteraan anak. Fungsi pengembangan

menitikberatkan pada keefektifan peranan anak asuh, tanggung

jawabnya kepada anak asuh, dan kepada orang lain, kepuasan

yang diperoleh karena kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.

Pendekatan ini lebih menekankan pada pengembangan potensi

dan kemampuan anak asuh dan bukan penyembuhan, dalam arti

lebih menekankan pada pengembangan kemampuannya untuk

mengembangkan diri sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi

lingkungan. Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan

fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan

kepribadian anak-anak remaja.

d. Tujuan Panti Asuhan

Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik

Indonesia (1997: 6) yaitu:

 

Page 67: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

51

1. Panti Asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan

pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara

membantu dan membimbing mereka ke arah perkembangan

pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga

mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan

penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga, dan

masyarakat.

2. Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial

anak di panti asuhan adalah terbentuknya manusia-manusia yang

berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan

kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup keluarganya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan

adalah memberikan pelayanan, bimbingan, dan keterampilan

kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas.

 

Page 68: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

52

C. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir yang digunakan penulis dalam

merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir

Pola

Komunikasi

Pengasuh

terhadap

Anak Asuh

Jenis Pola

Komunikasi

1. Pola roda

2. Pola rantai

3. Pola lingkaran

4. Pola y

5. Pola bintang

Hubungan pengasuh

terhadap anak asuh

melalui tahapan penetrasi

sosial

1. Tahap Orientasi

(Orientation Stage)

2. Tahap Pertukaran

eksploratif (Exploratory

Affective Exchange

Stage)

3. Pertukaran Afektif

(Exploratory Exchange

Stage)

4. Pertukaran Stabil

(Stable Exchange Stage)

Faktor yang memengaruhi

anak asuh dalam

meningkatkan

kepercayaan diri

1. Faktor lingkungan

Keluarga

2. Faktor pendidikan

 

Page 69: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

53

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Annajah

Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) “Annajah” merupakan

sebuah lembaga yang berada dibawah naungan Yayasan Annajah

Jakarta. Lembaga ini berlokasi di Jl. Kemajuan No.10,

RT.001/RW.4, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Kota Jakarta

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Awal berdiri dan diresmikan penggunaannya pada tanggal

31 Desember 1978. Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

“Annajah” mulai dirintis dan dibangun pada tahun 1973 oleh

Almarhum Bapak KH. Abdillah Amin beserta Ustadz H. Aulani,

Ustadz H. M. Fauzi, H. Saritih, Drs. H. Zakiuddin dan tokoh-

tokoh masyarakat lainnya, serta ibu-ibu Majlis Ta‟lim dibawah

asuhan Bapak KH. Abdillah Amin. Kepengurusan berikutnya

dilanjutkan oleh salah satu pendiri Yayasan Annajah yaitu H.

Diedy Faried Wadjdy, SH.

Panti Asuhan Annajah saat ini sudah mengalami renovasi

total atas prakarsa dari ketua umum Yayasan Annajah H. Diedy

Faried Wadjdy, SH dan para alumni. Pembangunan gedung baru

panti dimulai pada tahun 2014 hingga bulan mei 2015 dan dibuat

menjadi bangunan megah dan kokoh dengan arsitektur bergaya

modern. Perkembangan Panti Asuhan Annajah saat ini dikatakan

sangat maju dengan menghasilkan beberapa kejuaraan-kejuaraan

di berbagai cabang olahraga maupun seni. Panti Asuhan Annajah

juga mengalami kemajuan yang sangat pesat serta memiliki

 

Page 70: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

54

prestasi baik akademik maupun non akademik. Anak asuh panti

memiliki organisasi selama mereka tinggal di asrama yang diberi

nama Ikatan Keluarga Panti (IKP). Beberapa alumni dari Panti

Asuhan Annajah juga turut serta mendirikan Ikatan Alumni Panti

Annajah (IAPA).

Panti Asuhan Annajah sudah terdaftar di suku dinas sosial

Jakarta Selatan dengan nomor 13.13.74.10.1004184, dan

mendapat izin pendirian panti sosial nomor

001/10.4/31.74.10.1004/-1.848/2016, serta mendapat surat daftar

BKKS nomor 015/BKKKS-DKI/DU.4/IX/2016. Panti Asuhan

Annajah memiliki motto “Kekeluargaan dan Kebersamaan dalam

Keberagaman sesuai dengan nilai-nilai islam”. Pengasuhan yang

dilaksanakan di Panti Asuhan Annajah memiliki standar

pengasuhan dari Undang-Undang Pengasuhan Anak Republik

Indonesia.

B. Visi, Misi dan Tujuan Panti Asuhan Annajah

1. Visi Panti Asuhan Annajah

“Menjadi lembaga amal sosial yang menghasilkan

insan berIMTAQ dan berIPTEK”

2. Misi Panti Asuhan Annajah

a. Melalui kegiatan pembinaan, menghasilkan manusia

yang beriman dan bertaqwa.

b. Melalui kegiatan praktek, menghasilkan manusia

yang memiliki multi keterampilan hidup.

c. Melalui kegiatan pembiasaaan, menghasilkan

manusia yang berkepribadian dan berkarakter.

 

Page 71: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

55

d. Melalui kegiatan bimbingan, menghasilkan manusia

yang mandiri dan memiliki daya juang tinggi.

3. Tujuan Panti Asuhan Annajah

a. Menjadi tempat pengkaderan da‟i/mubaligh,

hafidz/hafidzah, dan ustadz/ustadzah.

b. Menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi anak

asuh.

c. Menjadi tempat pembekalan ilmu dan keterampilan

bagi anak asuh.

d. Menjadi pusat pemberdayaan ZIS di lingkungan

Petukangan dan sekitarnya.

e. Menjadi ladang amal bagi warga Yayasan Annajah

dan masyarakat.

C. Struktur Organisasi Panti Asuhan Annajah

a.

Ketua Umum Yayasan Annajah

:

H. Diedy Faried Wadjdy, SH

b. Ketua Panti : Moh. Adib Fahri, S.Ag, MM

c. Wakil Ketua Panti : Bahrun Amiq, S.Ag

d. Sekretaris : Bahruddin, S. Kom

e. Bendahara : Rohani, S.Ag, MM

f. Peksos/TKS : Syarif H, SH

g. Divisi Keislaman : Hakim, S.Ag

Mujayini, Lc

h. Divisi Kesejahteraan dan

Kesehatan

: Siti Rahayu, MM

Nihlah MM

i. Divisi Pendidikan : Mujaeni MF, M.Pd

 

Page 72: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

56

Muhammad Guntur, M.Pd

j. Divisi Humas dan Sosial

Masyarakat

: amsuri, MM

Dede Wahyudi

k. Divisi Seni dan Budaya : Priyogo W. Rochmanto, MM

Suryadi, S. TH.I

l. Divisi Olahraga dan Jasmani : Abdul Hamid, S.Pd

m. Divisi Rumah Tangga : Sunarsa, A.Md

Lilis Jailis, S.Pd

n. Divisi Pengawas dan Keamanan : Drs. Madali

Qomaruzzaman

o. Pengasuh dan Tim Relawan : Farhatun Najlah

Syarif H, SH

Fachrul Rozi, SH

Syahrizal, SE

Herdansyah, S.Pd

Marinna Nur firdaus

Hibatin

D. Program-program Kegiatan Panti Asuhan Annajah

1. Program Unggulan Budaya Mutu Panti

a) Budaya salam setiap pergi dan pulang sekolah.

b) Budaya sholat berjamaah lima waktu.

c) Budaya kebersihan lingkungan panti.

d) Budaya menghafal Al-Qur‟an (Hifdzil Qur‟an).

e) Budaya disiplin waktu: sholat belajar, makan dan

lain-lain.

 

Page 73: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

57

f) Budaya penampilan bakat dan seni (Muhadharah).

g) Budaya merapikan kamar dan tempat tidur.

h) Budaya piket memasak putri.

i) Budaya peduli dengan lingkungan masyarakat

j) Budaya menabung, BTN “Juara”.

2. Program Pengembangan Diri Anak Asuh

a) Tahfidzul Qur‟an (hafalan Al-Qur‟an).

b) Tilawah Al-Qur‟an.

c) Muhadarah ( Penampilan bakat dan seni).

d) Bimbingan teknologi komputer.

e) Bimbingan conversation english.

f) Bela diri beksi.

g) Hadroh dan marawis.

h) Memimpin sholat, yasin dan dzikir.

i) Organisasasi IKP (Ikatan Keluarga Panti).

j) Hidup hemat dengan menabung, dibuka rekening

BTN setiap anak asuh.

E. Proses Perekrutan dan Persyaratan Anak Asuh

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon anak

asuh, yaitu:

1. Berumur antara 10 sampai 12 tahun pada waktu mulai masuk

panti.

2. Berbadan sehat dan tidak cacat mental.

3. Mempunyai domisili yang jelas (Surat keterangan dari RT

sampai tingkat kelurahan).

4. Mempunyai silsilah atau keturunan yang jelas (ada yang

bertanggung jawab terhadap anak tersebut).

 

Page 74: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

58

5. Berasal dari keluarga yang benar-benar tidak mampu.

6. Bersedia untuk mengikuti dan mematuhi segala ketentuan

dan peraturan yang berlaku di Panti Asuhan „Anak‟ An-

Najah.

Persyaratan diatas tentunya harus dilengkapi dengan surat-

surat berupa: Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, Surat Keterangan

Tidak Mampu (untuk dhuafa), Kartu Tanda Penduduk orang

tua/wali, Surat Keterangan Baik dari sekolah asal, Surat

Keterangan Sehat dari Puskesmas, dan sebagainya.

F. Sumber dan Penggunaan Dana Panti Asuhan

Adapun sumber dana yang didapatkan pihak Panti Asuhan

Annajah, yaitu:

1. Yayasan An-Najah sebagai donator tetap.

2. Guru-Guru yang mengajar di Yayasan Annajah

3. Donatur

Perolehan dana yang didapatkan Panti Asuhan Annajah,

digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, biaya

pendidikan, kesehatan, rumah tangga, kesekretariatan dan lain

sebagainya.

G. Fasilitas Panti Asuhan Annajah

Panti Asuhan Annajah memiliki bangunan 2 lantai dengan

ukuran ± 1056 meter persegi. Fasilitas di Panti Asuhan Annajah

digunakan untuk memudahkan dan menjalankan seluruh program

kegiatan khususnya dalam mengasuh, membina dan mendidik

anak asuh Panti Asuhan Annajah. Adapun fasilitas yang tersedia

di Panti Asuhan Annajah, yaitu:

1. Lantai 1

 

Page 75: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

59

a. Ruang kantor (Office) utama 1

b. Ruang loby utama

c. Kamar mandi/toilet untuk tamu.

d. Kamar pengasuh

e. Kamar tidur 8 ruang. Putra 4 ruang, putri 4 ruang.

Dilengkapi masing-masing 1 kamar mandi/toilet.

f. Ruang makan + Dapur + Trasnit bahan makanan.

g. Laboratorium komputer.

h. Gudang Logistik Panti.

i. Mading dan dokumentasi.

2. Lantai 2

a. Ruang cuci dan jemur anak asuh putra dan anak

asuh putri.

b. 3 ruang kelas khusus untuk : tata rias, ruang BK /

UKP, dan perpustakaan

c. Aula/Hall

d. Tempat Wudhu

e. Mushalla

f. 2 Kamar mandi/toilet umum.

H. Prestasi Panti Asuhan Annajah

1. Juara 1 lomba gerak jalan putra HUT-XVI, PGJ, DKI

Jakarta, Th. 1998

2. Juara 1 MTQ Putri (Porseni) Panti/non panti Asuhan se-

DKI Jakarta, Th. 1991

3. Juara umum porseni antar Panti Asuhan se-DKI Jakarta,

Th. 1996

 

Page 76: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

60

4. Juara 1 volly putra (porseni) antar PSAA/NPSAA se-DKI

Jakarta, Th. 2001

5. Juara 1 tenis meja putri (Porseni) antar PSAA/NPSAA se-

DKI Jakarta, Th. 2001

6. Juara 1 lomba hifdzil Quran antar panti se-Jabodetabek,

bulan Oktober 2015. YISC Al-Azhar. Pada acara PENSIL

7. Juara 2 lomba cerdas cermat antar se-Jabodetabek, bulan

Oktober 2015. YISC Al-Azhar. Pada acara PENSIL

8. Juara IV lomba futsal antar panti se-Jabodetabek, bulan

November 2015. Paguyuban motor.

9. Juara 2 panti performance, menampilkan tari saman,

bulan November 2017. YISC Al-Azhar. Pada acara Pentas

Kreasi Anak Sholeh.

10. Juara 1 lomba tahfidz, bulan November 2017. YISC Al-

Azhar. Pada acara Pentas Kreasi Anak Sholeh.

11. Juara 1 lomba tausiyah, bulan November 2017. YISC Al-

Azhar. Pada acara Pentas Kreasi Anak Sholeh.

I. Keadaan Anak Asuh di Panti Asuhan (Periode 2015-2018)

Jumlah anak asuh yang ada di Panti Asuhan Annajah

berjumlah 40 anak asuh dengan tabel perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Anak Asuh Panti Asuhan Annajah

No Jenis Kelamin Jumlah Anak Asuh

1. Laki-Laki 20 anak

2. Perempuan 20 anak

Jumlah 40 anak

 

Page 77: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

61

Sumber: Fachrul Rozi (Pengasuh Panti Asuhan Anak

Annajah)

Berdasarkan tabel di atas dari jumlah keseluruhan anak

asuh, terdiri dari 20 anak asuh laki-laki dan 20 anak asuh

perempuan. Jadi jumlah anak asuh perempuan dan jumlah

anak asuh laki-laki sama. Selanjutnya tabel yang

menggambarkan keadaan anak asuh di Panti Asuhan

Annajah menurut tingkat pendidikan yaitu:

Tabel 3.2

Keadaan Anak Asuh Panti Asuhan Annajah Menurut

Tingkat Pendidikan

Sumber: Fachrul Rozi (Pengasuh Panti Asuhan Anak

Annajah)

Berdasarkan tabel di atas keadaan anak asuh menurut

tingkat pendidikannya yaitu 1 anak asuh duduk di Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 18 anak duduk di

SLTP/Madrasah Tsanawiyah dan 21 anak duduk di

SLTA/Madrasah Aliyah. Kemudian tabel yang

No Pendidikan Jumlah Anak Asuh

1. SD/Madrasah Ibtidaiyah 1 anak

2. SLTP/Madrasah Tsanawiyah 18 anak

3. SLTA/Madrasah Aliyah 21 anak

4. Perguruan Tinggi -

Jumlah 40 anak

 

Page 78: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

62

menggambarkan keadaan anak asuh di Panti Asuhan

Annajah menurut tingkat pendidikan status yaitu sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Keadaan Anak Asuh Panti Asuhan Annajah Menurut Status

No Status Jumlah Anak Asuh

1. Yatim 15

2. Dhuafa 14

3. Faktor keluarga 11

Jumlah 40 anak

Sumber: Fachrul Rozi (Pengasuh Panti Asuhan Anak Annajah)

Dalam Panti Asuhan Annajah keadaan anak asuh menurut

statusnya terbagi menjadi 3 yaitu, yatim, dhuafa, dan faktor

keluarga. Berdasarkan jumlah anak asuh yaitu 40 anak, 15 anak

asuh berstatus yatim, 14 anak asuh berstatus dhuafa, dan 11 anak

asuh berstatus faktor keluarga.

J. Tata Tertib Panti Asuhan Annajah

Dalam Panti Asuhan Annajah terdapat beberapa tata tertib

yang harus ditaati oleh seluruh warga panti sebagai salah satu

upaya penegakan disiplin bagi warga Panti Asuhan Annajah,

berikut tata tertib di Panti Asuhan Annajah:

1. Setiap warga Panti Asuhan Annajah wajib mentaati tata

tertib Panti Asuhan Annajah.

2. Setiap anak asuh berkewajiban :

a. Menjaga nama baik Panti Asuhan Annajah.

b. Mengikuti seluruh kegiatan sesuai dengan jadwal

kegiatan yang telah ditentukan.

 

Page 79: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

63

c. Menjaga, memelihara, dan merawat seluruh barang

inventaris Panti Asuhan.

3. Setiap anak asuh tidak diperbolehkan / dilarang :

a. Menerima tamu (teman/keluarga tanpa seijin pengasuh/

pengurus panti.

b. Memasuki kantor dan menerima tamu atau donatur

panti.

c. Merokok.

d. Mengonsumsi atau menggunakan obat terlarang.

e. Memiliki rambut panjang (bagi anak lelaki).

f.Memiliki/ menggunakan handphone atau alat

komunikasi sejenisnya.

g.Memasuki kamar lawan jenisnya tanpa seijin

pengasuh/pengurus panti.

h.Melakukan perbuatan yang dilarang agama dan

peraturan pemerintah.

4. Setiap anak asuh diharuskan berkomunikasi dengan

pengasuh/ pengurus terkait keikut-sertakan pada kegiatan-

kegiatan sekolah/ luar panti.

5. Konsekuensi apabila melanggar tata tertib tersebut adalah:

a. Diberikan peringatan.

b. Dikembalikan ke orang tua/ wali anak.

 

Page 80: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

64

K. Jadwal Kegiatan Harian dan Mingguan Panti Asuhan

Annajah

a. Jadwal Kegiatan Harian

1. 04.00 – 05.00 Bangun pagi, Sholat subuh, Tadarus Al

Qur‟an

2. 05.00 – 05.15 Belajar pagi

3. 05.15 – 05.30 Piket pagi, Merapikan kamar

4. 05.30 – 06.30 Mandi, Sarapan pagi, Berangkat sekolah

5. 06.30 – 05.30 Kegiatan di Sekolah, Makan siang,

Istirahat

6. 15.00 – 16.00 Shalat Ashar Berjama‟ah

7. 16.00 – 17.30 Piket sore, Mandi, Persiapan shalat

Maghrib

8. 17.30 – 18.15 Tadarus, Shalat Maghrib

9. 18.15 – 19.30 Ta‟lim, Shalat Isya Berjama‟ah

10. 19.30 – 20.00 Makan malam

11. 20.00 – 22.00 Belajar mandiri

12. 22.00 – 04.00 Istirahat – Tidur malam

b. Jadwal Kegiatan Harian

1. Rabu Olahraga pagi – Ba‟da Shubuh

2. Kamis Yasinan dan Tahlil – Ba‟da Maghrib

3. Jumat Maulid Barzanzi – Ba‟da Isya

4. Sabtu Muhadharah – Ba‟da Isya

5. Ahad Olahraga Pagi – Ba‟da Shubuh

6. Ahad Kerja Bakti – Pagi Hari

c. Kegiatan Pertiga bulanan

1. Pembinaan ketua Yayasan Annajah.

 

Page 81: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

65

2. Penyuluhan kesehatan dari puskesmas setempat.

d. Kegiatan Tahunan

1. Rekreasi ke pantai atau pegunungan.

2. Peringatan maulid nabi.

3. Kegiatan muharam dan ramadhan.

4. Bakti sosial.

5. Kegiatan 17 agustusan.

 

Page 82: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

66

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada BAB IV ini akan dipaparkan data dan temuan

penelitian yang telah dilakukan peneliti melalui kegiatan

wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dan temuan

penelitian yang peneliti lakukan berkaitan dengan pola

komunikasi `pengasuh terhadap anak asuh dalam meningkatkan

kepercayaan diri di Panti Asuhan Annajah.

A. Pola Komunikasi antara Pengasuh terhadap Anak

Asuh dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Asuh di Panti Asuhan Annajah

Pola komunikasi yang dilakukan pengasuh terhadap anak

asuh dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh sudah

terjalin cukup baik di Panti Asuhan Annajah. Para pengasuh panti

asuhan sudah mulai melakukan komunikasi dengan anak asuh

ketika anak asuh tersebut masuk ke dalam Panti Asuhan Annajah.

Para pengasuh melakukan komunikasi dengan anak asuh agar

terjalinnya hubungan yang baik antara pengasuh dan anak asuh.

Komunikasi yang dilakukan antara pengasuh dan anak asuh

dilakukan setiap hari dan setiap saat. Para pengasuh panti

melakukan komunikasi intens agar dapat mengetahui sikap dan

karakter dari masing-masing anak asuh. Hal tersebut juga

dilakukan agar para pengasuh dapat mengetahui komunikasi

seperti apa yang akan dilakukan pengasuh terhadap anak-anak

asuh.

 

Page 83: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

67

Pola komunikasi antara pengasuh terhadap anak asuh

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh dilakukan agar

anak-anak asuh memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam

meraih prestasi baik di dalam panti asuhan maupun di luar panti

seperti di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

peneliti lakukan pola komunikasi yang terjalin pada pengasuh

terhadap anak asuh berupa pola roda dan pola bintang. Seluruh

informan pengasuh yang peneliti lihat melakukan pola roda dan

pola bintang ini dengan anak-anak asuh. Di samping itu, hal yang

sama juga peneliti temukan pada seluruh informan yang peneliti

temui yakni, mereka melakukan komunikasi antarpribadi dan

komunikasi kelompok dengan anak-anak asuh.

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di

lapangan maka peneliti dapat mengelompokkan komunikasi yang

dilakukan oleh pengasuh dan anak asuh panti asuhan dalam

beberapa bentuk, yakni: (1) pola roda, (2) pola bintang, (3)

komunikasi antarpribadi, (4) komunikasi kelompok. Seluruh

informan yang peneliti temui melakukan pola komunikasi roda

maksudnya seluruh informasi yang diarahkan pada seseorang

yang berada di posisi tengah atau posisi sentral. Posisi tengah

atau posisi sentral ini ditempati oleh pengasuh panti. Pengasuh

memberikan stimulus serta arahan kepada anak asuh tanpa

adanya reaksi timbal balik dari anak-anak asuh.

Adapun pola komunikasi lainnya yang juga dilakukan

oleh seluruh informan yang peneliti temui adalah pola

komunikasi bintang. Pola bintang diterapkan informan saat

memberikan motivasi guna meningkatkan kepercayaan diri anak

 

Page 84: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

68

asuh. Dalam pola bintang ini antara informan dan anak asuh

saling berinteraksi satu sama lain. Pola roda ini terlihat pada saat

pengasuh memberikan kebebasan pada anak asuh untuk berbicara

dan mengutarakan pendapat.

Adapun informan yang melakukan komunikasi

antarpribadi yaitu komunikasi dilakukan antara dua orang atau

lebih dan menghasilkan timbal balik berupa perubahan sikap dan

perilaku. Komunikasi antarpribadi ini dilakukan informan pada

saat anak asuh sedang memiliki masalah atau kesulitan. Informan

berperan sebagai pembina untuk memberikan arahan dan bantuan

kepada anak asuh.

Adapun bentuk komunikasi terakhir yang peneliti

temukan adalah komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok

yang dilakukan informan dan anak asuh dilakukan pada saat

kegiatan istimah, dalam memberikan mau‟idzah hasanah atau

motivasi dukungan belajar kepada anak-anak asuh. Kegiatan

istimah ini yaitu informan memberikan motivasi belajar serta

nasihat kepada anak-anak asuh agar mereka memiliki

kepercayaan diri dalam meraih prestasi.

Berikut ini merupakan pola komunikasi yang peneliti

temukan pada informan pengasuh terhadap anak asuh antara lain

sebagai berikut:

1. Pola Roda

Pola komunikasi pertama yang peneliti temukan pada

pengasuh terhadap anak asuh yaitu pola roda. Pada pola roda ini

seluruh informasi diarahkan pada seseorang yang berada di posisi

 

Page 85: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

69

tengah atau posisi sentral. Orang yang menduduki posisi sentral

pada pola komunikasi antara pengasuh terhadap anak asuh yang

dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak asuh ini

yaitu pengasuh panti asuhan. Pengasuh panti dikatakan sebagai

komunikator dan anak asuh dikatakan sebagai komunikan. Pada

pola roda ini pengasuh (komunikator) memberikan stimulus serta

arahan kepada anak asuh (komunikan) tanpa adanya reaksi timbal

balik dari anak asuh (komunikan). Pada pola roda ini komunikasi

didominasi oleh pengasuh panti asuhan sebagai komunikator.

Peneliti menemukan hasil penelitian dari observasi dan

wawancara saat terjun ke lapangan. Para informan yang

melakukan pola roda ini antara lain, informan A, informan B, dan

Informan C.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap informan A, pola roda yang dilakukan

antara informan A dan anak-anak asuh juga terjadi pada kegiatan

ijtimah (pertemuan). Peneliti mengamati adanya pola roda dalam

komunikasi yang dilakukan informan A pada saat kegiatan itjtima

(pertemuan). Pada kegiatan tersebut informan A menyampaikan

sebuah materi kepada anak- anak asuh. Pada ijtima (pertemuan)

antara pengasuh dan anak-anak asuh ini pengasuh memberikan

mau‟idzah hasanah. Mau‟idzah hasanah adalah memberikan

nasihat yang baik kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu

petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik,

dapat diterima, berkenan dihati, lurus pikiran sehingga pihak

yang menjadi objek dakwah dengan rela hati dan atas

 

Page 86: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

70

kesadarannya sendiri dapat mengikuti ajaran yang disampaikan

(Muriah 2000, 43-44).

Mau‟idzah hasanah yang dilakukan pengasuh terhadap

anak asuh meliputi kegiatan memberikan motivasi belajar, nasihat

serta arahan kepada anak-anak asuh di Panti Asuhan Annajah.

Pada ijtima ini juga diadakan kegiatan evaluasi. Evaluasi yang

dilakukan pengasuh terhadap anak-anak asuh tersebut dilakukan

agar anak-anak asuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari

sebelumnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan rutin

seminggu 2 kali yaitu setiap malam jumat atau jumat malam dan

pada malam minggu. Sebagaimana diungkapkan oleh informan A

sebagai salah satu pengasuh laki-laki di Panti Asuhan Annajah:

“Kalau kami untuk anak asuh kita namanya ijtima atau

memberikan mau‟idzah hasanah atau motivasi support

mereka belajar, itu yang paling disukai mereka, cuma kita

punya jadwal juga untuk evaluasi mereka yaitu setiap

jumat malam atau malam jumat, dan malam minggu. Jadi

dalam seminggu kita 2 kali mengevaluasi mereka (Fachrul

Rozi, wawancara, 4 Mei 2018).”

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Dari hasil

observasi yang dilakukan peneliti terhadap informan B pada saat

berkunjung ke Panti Asuhan Annajah, informan B sedang

melakukan diskusi dengan beberapa anak asuh di lantai dasar

panti asuhan. Dalam diskusi tersebut informan B memberikan

motivasi kepada anak-anak asuh. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti terhadap informan B, pola komunikasi

roda yang diterapkan oleh informan B dalam meningkatkan

 

Page 87: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

71

kepercayaan diri anak asuh yaitu melakukan sharing, seperti

membuka forum. Sebagaimana diungkapkan oleh informan B

sebagai salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah

“Biasanya mereka (anak asuh) paling suka sharing. Ditanya satu-

satu ada keluhan apa, ada kendala apa (Marinna, wawancara, 5

Mei 2018).”

Pada pola roda yang dilakukan informan B dalam

meningkatkan kepercayaan diri pada anak asuh ini, informan B

memberikan nasihat serta motivasi kepada anak-anak asuh agar

mau belajar dan berjuang seperti anak seusia mereka. Informan B

juga memberitahu dampak apa yang akan anak asuh rasakan

apabila tidak mau belajar dan meraih prestasi sejak dini. Hal

tersebut juga diungkapkan oleh informan B sebagai salah satu

pengasuh perempuan panti “Kalau saya selalu bilang ke mereka,

disaat kalian sedang lengah, disaat kalian sedang diam, diluar

sana ada ribuan bahkan jutaan orang sedang berjuang, jadi ketika

kalian nanti terjun keluar, jangan salahkan siapapun, salahkan diri

kalian sendiri kalau kalian tidak bisa bersaing bersama mereka

(Marinna, wawancara, 5 Mei 2018).”

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap informan C, peneliti mengamati adanya pola

komunikasi roda yang diterapkan oleh informan C dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh yaitu sama seperti yang

dilakukan informan B dengan melakukan sharing dengan anak-

anak asuh. Informan C melakukan sharing dengan anak-anak

 

Page 88: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

72

asuh perempuan dan membahas seputar tentang masalah

perempuan. Hal tersebut dilakukan agar anak asuh perempuan

lebih leluasa untuk bercerita dengan sesama perempuan.

Sebagaimana diungkapkan oleh informan C sebagai salah satu

pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah “Sharing. Buka

forum. Biasanya kalau ada masalah antar perempuan (Hibatin,

wawancara, 5 Mei 2018)”

Pada pola roda yang dilakukan saat diadakan sebuah

forum diskusi, informan C memberikan masukan, arahan dan

motivasi terhadap anak-anak asuh agar mereka memiliki

kepercayaan diri yang tinggi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh

informan C sebagai salah satu pengasuh perempuan panti

“Karena kita sering buka forum, saya sering kasih masukan.

Harus sering diberikan motivasi (Hibatin, wawancara, 5 Mei

2018).”

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, pola

roda yang dilakukan informan C terhadap anak asuh berpengaruh

dalam kepercayaan diri anak asuh. Hal tersebut terlihat pada saat

anak asuh akan tampil di depan umum terlihat lebih optimis dan

percaya diri.

2. Pola Bintang

Pola komunikasi bintang juga diterapkan informan saat

memberikan motivasi guna meningkatkan kepercayaan diri anak

asuh. Pola bintang yang terjadi di Panti Asuhan Annajah ini

antara pengasuh terhadap anak asuh dapat saling berinteraksi satu

sama lain. Ketika pengasuh menyampaikan sebuah nasihat dan

motivasi tentang kepercayaan kepada anak asuh dan anak asuh

 

Page 89: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

73

mendengarkan secara seksama apa yang disampaikan oleh

pengasuh. Pada pola komunikasi bintang terdapat interaksi antara

pengasuh terhadap anak asuh. Hal tersebut terlihat dalam

memberikan pesan pada anak asuh, anak asuh tidak sungkan

untuk bertanya kepada pengasuh panti. Dalam berinteraksi

dengan anak asuh para pengasuh menerapkan kebebasan untuk

anak asuh berbicara dan mengeluarkan pendapat. Hal tersebut

diterapkan sehari-hari antara pengasuh terhadap anak asuh dan

dilakukan semaksimal mungkin agar anak asuh merasa terbiasa

untuk berinteraksi.

Pada pola bintang semua anggota mempunyai kekuatan

yang sama untuk saling memengaruhi satu sama lain. Pola

bintang di Panti Asuhan Annajah ini dilihat dari komunikasi yang

dilakukan pengasuh terhadap anak asuh serta anak asuh dengan

anak asuh lainnya. Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan

semua pihak terlibat. Peneliti menemukan hasil penelitian dari

observasi dan wawancara saat terjun ke lapangan. Para informan

yang melakukan pola bintang ini antara lain, informan A dan

informan B.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap informan A, pola bintang yang

dilakukan antara informan A dan anak-anak asuh pada kegiatan

pembinaan yang dilakukan Panti Asuhan Annajah. Pada 15 juli

2018 peneliti melakukan observasi kegiatan komunikasi yang

dilakukan pengasuh dan anak asuh di Panti Asuhan Annajah.

Pada hari itu sedang diadakan acara pembinaan untuk anak-anak

asuh. Pembinaan dihadiri oleh ketua Panti Asuhan Annajah yaitu

 

Page 90: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

74

Bapak Moh. Adib Fahri, S.Ag, MM, para pengasuh panti, dan

seluruh anak asuh Panti Asuhan Annajah. Pembinaan

dimaksudkan untuk seluruh anak-anak asuh baik yang sudah lama

berada di panti maupun untuk yang baru. Acara pembinaan

diadakan dengan tujuan agar anak asuh tidak melupakan hak dan

kewajiban mereka sebagai anak asuh Panti Asuhan Annajah.

Acara tersebut diadakan karena sebelumnya anak-anak panti baru

saja masuk kembali setelah berlibur panjang lebaran dan sekolah

setelah kembali ke rumah dan keluarga mereka masing-masing.

Acara tersebut bertemakan “Bersama Kita Tingkatkan

Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Demi Terwujudnya Panti yang

Berbudaya, Berkarakter dan Berprestasi”. Acara pembinaan

dipandu oleh MC (Master of Ceremony) yaitu Hiba dan Putri

yang merupakan anak-anak asuh Panti Asuhan Annajah.

Informan A menyampaikan materi kepada seluruh anak-anak

asuh. Materi yang disampaikan seputar memberikan arahan serta

motivasi kepada anak-anak asuh.

Setelah informan A menyampaikan materi kepada anak-

anak asuh, anak-anak asuh dipersilahkan untuk bertanya sesuai

dengan materi yang disampaikan. Adapun beberapa anak asuh

yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang

disampaikan oleh ketua dan pengasuh panti. Selain diberikan

kesempatan untuk bertanya, anak-anak asuh juga diminta untuk

menyampaikan kembali materi yang baru saja disampaikan oleh

ketua dan pengasuh panti. Pengasuh meminta 1 anak asuh laki-

laki dan 1 anak asuh perempuan. Dokumentasi pribadi yang

 

Page 91: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

75

peneliti lakukan di acara pembinaan Panti Asuhan Annajah

dicantumkan dalam lampiran.

Dari acara pembinaan tersebut terlihat jelas bahwa anak

asuh memberikan feedback yang baik kepada informan A.

Feedback yang diberikan anak asuh dalam hal merespon apa

yang disampaikan pengasuh serta mengaplikasikan dan mengikuti

arahan, motivasi dan nasihat yang diberikan oleh para pengasuh.

Peneliti juga mendapatkan data hasil wawancara dengan

informan A terkait pola bintang yang terjadi dalam komunikasi di

Panti Asuhan Annajah. Sebagaimana diungkapkan oleh informan

A sebagai salah satu pengasuh laki-laki di Panti Asuhan Annajah:

“Yang tadinya mereka tidak terbiasa berbicara didepan

umum, sekarang sudah terbiasa. Kemudian yang tidak

biasa memimpin doa, sekarang sudah berani memimpin

doa, dari segi akhlak yang tadinya mungkin tidak pernah

mengucapkan salam, kalau disini pulang sekolah, harus

mengucapkan salam, dan berangkat juga harus

mengucapkan salam. Itu dalam hal kecilnya dan masih

banyak yang lainnya (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei

2018).”

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap

informan B pada pola bintang, informan B mampu memengaruhi

anak asuh untuk percaya diri tampil di depan umum. Dari hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti pada acara pembinaan, anak

asuh sudah mampu tampil di depan umum dengan menjadi

pembawa acara pembinaan. Feedback yang didapatkan oleh

infroman B yaitu dari kegiatan yang sudah dilakukan dan dari

 

Page 92: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

76

motivasi serta arahan yang diberikan oleh informan B, anak asuh

panti sudah mulai mempraktekan dan menjalankan apa yang

sudah disampaikan oleh informan B. Hal tersebut juga

diungkapkan oleh informan B sebagai salah satu pengasuh

perempuan panti:

“Disini ada kegiatan muhadoroh, setiap anak tampil,

setiap anak mengekspresikan dirinya sendiri. Dari

organisasi IKP juga kan kita melatih anak, ayo maju

kedepan. Pimpin, pasti selalu begitu. Jadi, istilahnya

jangan kita pengasuh terus yang maju, tapi biar anak asuh

yang mencoba, memimpin, membimbing. Kaya kegiatan

muhadasah, gak selamanya saya yang kasih mufradat, gak

saya aja yang kasih vocab, tapi coba salah satu dari kalian

maju. Atau yang biasanya suka nunduk-nuduk malu, nah

itu yang biasanya saya suruh maju. Jangan sampe dia jadi

anak yang takut, seperti itu. Ada juga kegiatan doa

bersama, nanti mereka ganti-gantian yang memimpin

(Marinna, wawancara, 5 Mei 2018).”

3. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi yang dilakukan pengasuh

terhadap anak asuh juga terjadi pada saat pengasuh menanyakan

satu persatu anak asuh tentang kendala apa yang saat ini sedang

mereka rasakan. Pengasuh juga menegur apabila ada anak asuh

yang ketika anak-anak asuh sedang makan melakukan sesuatu

yaitu bercanda. Disini pengasuh panti lebih memberikan arahan

serta mengayomi anak-anak asuh. Komunikasi jenis ini dianggap

paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau

perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa

percakapan. Peneliti menemukan hasil penelitian dari observasi

dan wawancara saat terjun ke lapangan. Para informan yang

 

Page 93: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

77

melakukan komunikasi antarpribadi ini antara lain, informan A,

informan B, dan Informan C.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap informan A, peneliti mengamati komunikasi

antarpribadi yang dilakukan informan A hanya pada saat anak

asuh sedang ada masalah yang melanggar peraturan panti, anak

asuh tersebut akan dibawa ke ruang pengasuh untuk dinasihati

agar tidak melakukan pelanggaran lagi. Peneliti mendapatkan

hasil data wawancara komunikasi antarpribadi yang dilakukan

antara informan A terhadap anak asuh. Hal tersebut diungkapkan

oleh informan A sebagai salah satu pengasuh laki-laki panti

“Face to face itu kalau mereka mepunyai kesalahan yang agak

besar. Jadi mereka kita panggil untuk bicara face to face (Fachrul

Rozi, wawancara, 4 Mei 2018).”

Dalam komunikasi antarpribadi antara pengasuh dan anak

asuh, salah satu anak asuh pernah melakukan pelanggaran

kemudian diberikan nasihat oleh pengasuh. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ridho “Pernah sewaktu waktu, larangan bawa

novel dan komik waktu itu pernah ga boleh, cuma saya dulu

pernah membela juga, saya alesannya itu komik untuk baca-baca

dan novel untuk resensi di sekolah (Ridho, wawancara, 5 Mei

2018).”

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan B,

peneliti mendapatkan hasil data wawancara komunikasi

antarpribadi yang dilakukan antara informan B terhadap anak

 

Page 94: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

78

asuh. Informan B merupakan salah satu pengasuh perempuan di

panti, anak asuh yang sering melakukan komunikasi antarpribadi

dengan informan B biasanya membicarakan seputar tentang

perempuan. Hal yang informan B lakukan setelah berkomunikasi

dengan anak asuh tersebut yaitu dengan cara menasihati anak

asuh agar anak asuh tersebut mengerti. Hal tersebut sesuai dengan

apa yang diungkapkan oleh informan B sebagai salah satu

pengasuh perempuan panti:

“Jujur saja ya, biasanya namanya anak sudah besar, sudah

mulai puber-puber. Biasanya mereka bilang ukhti, aku

suka deh sama dia. Saya kada kaget juga, tapi mencoba

biasa aja, mengerti memang mereka lagi puber. Saya

bilang suka itu anugerah, rasa cinta itu anugerah, itu

wajar. Yang tidak wajar itu kamu menunjukan rasa cinta

kamu, itu tidak wajar. Terus masalah pribadi kaya, untuk

anak-anak yang kecil belum bisa atur waktu, mungkin gak

tebiasa dengan lingkungan asrama. Mereka bilang ukhti,

aku haid, tapi kaya gini-gini, oh iya itu namanya

istihadoh. Jadi, banyaklah, apalagi perempuan kan

problemanya lebih rumit (Marinna, wawancara, 5 Mei

2018).”

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti

terhadap informan B, pada komunikasi antarpribadi yang

dilakukan anak asuh kepada informan B yaitu bercerita tentang

masalah dengan temannya di sekolah. Kemudian informan B

memberikan nasihat kepada anak asuh tersebut.

Komunikasi antarpribadi yang terjadi pada pengasuh dan

anak asuh terlihat ketika anak asuh sedang menceritakan

masalahnya kepada anak asuh. Masalah-masalah pribadi yang

dialami anak asuh seputar masalah tentang teman, keluarga, dan

 

Page 95: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

79

kesulitan belajar. Hal tersebut diungkapkan oleh Septi sebagai

salah satu anak asuh di Panti Asuhan Annajah “Biasanya cerita ke

pengasuh tentang teman di sekolah, tentang pelajaran yang gak

seru (Septi, wawancara. 5 Mei 2018)”. Berbeda dengan Septi,

Fauzan yang merupakan anak asuh di Panti Asuhan Annajah ini

pernah menceritakan tentang kehidupan tentang keluarganya

dirumah kepada pengaush panti “Biasanya tentang kehidupan

dirumah, pernah cerita tentang keluarga (Fauzan, wawancara. 5

Mei 2018)”.

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap informan C, peneliti pengamati adanya

komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh informan C.

Komunikasi antarpribadi dilakukan pada saat anak asuh

menanyakan sesuatu kepada informan C sebelum acara

pembinaan dimulai. Peneliti juga mengamati informan C

melakukan komunikasi kepada salah satu anak asuh agar mau

mengikuti apa yang informan C perintah, seperti menyuruh salah

satu anak asuh yang masih berada di kamar untuk naik ke aula

untuk mengikuti sebuah acara yang diadakan Panti Asuhan

Annajah. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh

informan C sebagai salah satu pengasuh perempuan panti:

“Biasanya kalau saya sih, kan saat mereka punya masalah

kita harus marah-marah. Lebih sering saya samperin,

tanya ada masalah apa. Saya selalu bilang ke anak-anak

kita harus selalu tau situasi dan kondisi. Jadi, disaat saya

sedang memarahi mereka, posisi saya sebagai pengasuh,

 

Page 96: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

80

tapi disaat kalian punya masalah dan kalian cerita kesaya,

posisi saya kakak. Disaat juga ketika kita main bareng,

kita itu teman (Hibatin, wawancara, 5 Mei 2018).”

Komunikasi antarpribadi yang dilakukan pengasuh

terhadap anak asuh selain pada saat mengajari anak asuh secara

langsung saat akan tampil di depan umum juga dilakukan pada

saat memberikan motivasi ketika anak asuh ingin tampil di depan

umum saat akan mengikuti suatu perlombaan. Dari hasil

wawancara yang peneliti dapatkan ketika Fauzan salah satu anak

asuh panti asuhan akan mengikuti suatu perlombaan diluar panti

asuhan, sebelum mengikuti perlombaan tersebut pengasuh

memberikan dukungan serta motivasi yang berpengaruh terhadap

kepercayaan diri Fauzan “komunikasi yang dilakukan pengasuh

terhadap saya berpengaruh dalam hal meningkatkan rasa percaya

diri saya, saya jadi lebih semangat belajarnya dan lebih percaya

diri kalau lagi tampil sering melihat video penampilan supaya

percaya diri (Fauzan, wawancara, 5 Mei 2018)

4. Komunikasi Kelompok

Adapun lainnya komunikasi yang dilakukan antara

pengasuh dengan anak asuh di Panti Asuhan Annajah yaitu

menggunakan komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok

merupakan komunikasi yang dilakukan didalam sebuah

kelompok dan mempunyai tujuan. Komunikasi kelompok juga

merupakan komunikasi yang dilakukan dari tiga orang atau lebih

melalui tatap muka dan mempunyai tujuan yang dikehendaki.

 

Page 97: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

81

Komunikasi kelompok yang dilakukan pengasuh dan anak

asuh terjadi pada saat kegiatan istimah, memberikan mau‟idzah

hasanah atau motivasi support belajar kepada anak asuh.

Kegiatan istimah ini adalah pengasuh memberikan motivasi

belajar serta nasihat kepada anak-anak asuh agar anak-anak asuh

tersebut memiliki kepercayaan diri untuk meraih prestasi. Metode

yang dilakukan pengasuh dalam berkomunikasi dengan anak asuh

juga menggunakan pelajaran-pelajaran yang sama seperti di

sekolah, serta memberikan kajian agama islam. Peneliti

menemukan hasil penelitian dari observasi dan wawancara saat

terjun ke lapangan. Para informan yang melakukan komunikasi

kelompok ini antara lain, informan A, informan B, dan Informan

C

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan peneliti

mengamati adanya komunikasi kelompok yang dilakukan

informan A pada saat acara pembinaan. Acara pembinaan

tersebut dilakukan di aula panti asuhan dan diikuti oleh seluruh

anak asuh. Dalam pembinaan tersebut informan A memberikan

informasi, arahan serta motivasi kepada anak-anak asuh. Dari

hasil wawancara dengan informan A peneliti mendapatkan hasil

wawancara terkait komunikasi kelompok yang dilakukan oleh

informan A. Hal tersebut diungkapkan oleh informan A sebagai

salah satu pengasuh laki-laki panti:

“Kalau kami untuk anak asuh sifatnya kita namanya

istimah atau memberikan mau‟idzah hasanah atau

motivasi support mereka belajar, itu yang paling disukai

mereka, Cuma kita punya jadwal juga untuk evaluasi

mereka yaitu setiap jumat malam atau malam jumat, dan

 

Page 98: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

82

malam minggu. Jadi dalam seminggu kita 2 kali

mengevaluasi mereka (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei

2018).”

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil observasi yang peneliti lakukan peneliti mengamati adanya

komunikasi kelompok yang dilakukan informan B terhadap anak

asuh, komunikasi kelompok ini dilakukan di ruang tamu panti

asuhan. Setelah peneliti mendapatkan data dari hasil observasi,

peneliti juga mendapatkan data dari hasil wawancara dengan

informan B. Beliau mengatakan bahwa beliau sering mengadakan

forum diskusi antara dirinya dengan anak-anak asuh. Kegiatan

yang dilakukan tersebut terkadang dilakukan secara mendadak

atau tidak pasti kapan waktunya. Ketika informan B sebagai

pengasuh mendapatkan sebuah ilmu baru, informan B akan

langsung menyampaikannya kepada anak-anak asuh dengan

membuka sebuah forum diskusi. Sebagaimana diungkapkan oleh

informan B sebagai salah satu pengasuh perempuan di Panti

Asuhan Annajah:

“Saya pernah mengumpulkan anak asuh perempuan.

Saya nangis didepan mereka karena mengingatkan untuk

mereka harus menutup aurat, dan mereka juga ikut

menangis. Jangan sampai mereka menganggap hal-hal

penting itu sepele, harus diingetin terus. Contohnya lagi

kalau liburan, mereka pulang kerumah, main instagram

saya lihat postingannya sudah galau galau, saya ingatkan,

jangan nanti kamu nyesel. (Marinna, wawancara, 5 Mei

2018)”

 

Page 99: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

83

Penyampaian yang dilakukan dengan cara membuka

forum diskusi dan sharing satu sama lain merupakan komunikasi

yang paling disukai anak asuh baik laki-laki maupun perempuan

saat berkomunikasi dengan pengasuh. Hal tersebut diungkapkan

oleh informan B sebagai salah satu pengasuh perempuan di Panti

Asuhan Annajah “Biasanya mereka (anak asuh) paling suka

sharing. Ditanya satu-satu ada keluhan apa, ada kendala apa

(Marinna, wawancara, 5 Mei 2018).”

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan C, komunikasi

kelompok yang dilakukan informan C dengan anak asuh

dilakukan dalam kegiatan sharing. Dalam sharing tersebut

informan C memberikan masukan kepada anak-anak asuh. Hal

tersebut diungkapkan oleh informan C sebagai salah satu

pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah “Karena kita

sering buka forum, saya sering kasih masukan. Harus sering

diberikan motivasi. (Hibatin, wawancara, 5 Mei 2018)”

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pola komunikasi

yang dilakukan oleh pengasuh terhadap anak asuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri, peneliti menyajikan tabel 4.1

sebagai berikut:

 

Page 100: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

84

Tabel 4.1

Pola Komunikasi antara Pengasuh terhadap Anak Asuh

No. Pola Komunikasi Dilakukan oleh

1. Pola Roda - Informan A

- Informan B

- Informan C

2. Pola Bintang - Informan A

- Informan B

No. Bentuk Komunikasi Dilakukan oleh

1. Komunikasi Antarpribadi

- Informan A

- Informan B

- Informan C

2. Komunikasi Kelompok - Informan A

- Informan B

- Informan C

B. Hubungan antara Pengasuh terhadap Anak Asuh

Panti Asuhan Annajah

Dalam Panti Asuhan Annajah, anak-anak asuh tidak

diasuh sejak mereka bayi, melainkan mulai diasuh saat mereka

berumur antara 8 sampai 12 tahun. Pada usia tersebut tentunya

anak-anak asuh sudah mengerti bahwa yang sebelumnya mereka

tinggal bersama orang tua dan keluarga dirumah, lalu harus

menjalani kehidupan dan tinggal di Panti Asuhan Annajah serta

pengasuh sebagai orang tua pengganti. Berdasarkan hal tersebut

peneliti melakukan observasi dan wawancara mengenai

pengembangan hubungan yang terjadi antara pengasuh dan anak

 

Page 101: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

85

asuh dari mulai anak asuh masuk kedalam panti hingga sekarang.

Pada pengembangan hubungan antara pengasuh terhadap anak

asuh tersebut peneliti menggunakan tahapan-tahapan yang ada

dalam teori penetrasi sosial yaitu:

1. Tahap Orientasi

Tahap orientasi ini merupakan tahap awal atau tahap

perkenalan, dimana anak-anak asuh baru mulai beradaptasi

dengan pengasuh di Panti Asuhan Annajah. Pada tahap orientasi

hal yang terjadi masih bersifat umum seperti perkenalan. Hal

tersebut meliputi tentang mengetahui nama, daerah asal, dan lain

sebagainya. Namun pendekatan seperti mengetahui sifat,

karakter, serta cara bagaimana berkomunikasi dengan anak asuh

yang usianya lebih tua dan yang usianya lebih muda juga

diperlukan pengasuh agar meningkatnya hubungan antara

pengasuh dan anak asuh di Panti Asuhan Annajah. Hal tersebut

terbukti dari yang awalnya anak asuh masih merasa malu-malu

kemudian menjadi tidak canggung lagi apabila berkomunikasi

dengan pengasuh. Peneliti menemukan hasil penelitian dari

observasi dan wawancara saat terjun ke lapangan. Para informan

yang melakukan tahap orientasi ini antara lain, informan A,

informan B, dan Informan C.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap informan A, pada tahap orientasi ini informan A hanya

membutuhkan waktu 1 minggu saja untuk bisa berinteraksi

dengan anak asuh sejak anak asuh masuk ke dalam Panti Asuhan

Annajah. Menurut informan A, sistem kekeluargaan yang

diterapkan di dalam panti membuat tahap perkenalan informan A

 

Page 102: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

86

dengan anak asuh lebih mudah. Hal tersebut juga diungkapkan

oleh informan A sebagai salah satu pengasuh laki-laki panti

“Sebenarnya sih gak lama ya, karena dari dulu kami disini juga

sistemnya kekeluargaan paling hanya 1 minggu saja mereka

sudah cukup, artinya dalam 1 minggu pun mereka sudah berani

berbicara dengan pengasuh (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei

2018).”

Pada tahap orientasi ini informan A paham betul bahwa

setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal tersebut

membuat informan A mengetahui karakter anak seperti apa yang

memudahkan informan A melakukan komunikasi dan karakter

anak seperti apa yang sedikit lebih sulit dalam melakukan

komunikasi. Sebagaimana diungkapkan oleh informan A sebagai

salah satu pengasuh laki-laki di Panti Asuhan Annajah:

“Mungkin untuk anak yang pemberani lebih mudah, dan

pendiam yang agak sulit. Mungkin untuk yang dari daerah

untuk berinteraksi dengan bahasa indonesia yang baik

mungkin mereka takut untuk melontarkannya, dan jadi

belajar juga disini. Kalau dari daerah kan biasanya

menggunakan bahasa daerah, ketika dijakarta itu paling

yang agak susah, dan agak lama serta menghambat

komunikasi antara pengasuh dan anak asuh (Fachrul Rozi,

wawancara, 4 Mei 2018).”

Adapun pada tahap orientasi ini informan A sudah mulai

memberikan perbedaan cara berkomunikasi dengan anak asuh

yang usianya lebih tua dan lebih muda. Berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat mengikuti kegiatan

yang ada di Panti Asuhan Annajah, pengasuh menyampaikan

informasi kepada salah satu anak asuh perempuan yang sudah

 

Page 103: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

87

duduk di bangku SMA untuk berlatih lebih giat lagi agar mampu

menjuarai perlombaan tahfidz. Pada saat itu peneliti mengamati

gaya berbicara yang disampaikan pengasuh kepada anak yang

sudah SMA ini lebih tegas. Lain halnya saat berbicara dengan

Septi yang masih duduk di bangku SMP untuk sekedar

memberikan ulasan dari materi yang baru saja disampaikan

pengasuh. Gaya berbicara yang digunakan pengasuh pada Septi

terkesan lebih lembut dan seperti mengajak agar Septi mau

memberikan ulasan dari hasil penyampaian materi yang

disampaikan oleh pengasuh.

Adapun perbedaaan cara komunikasi yang informan A

lakukan dimulai dengan memanggil sebutan “kakak” untuk anak

asuh yang usianya lebih tua, informan A membiasakan diri untuk

melakukan hal tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh informan

A sebagai salah satu pengasuh laki-laki di Panti Asuhan Annajah:

“Ada, kami memang menerapkan kepada anak asuh untuk

memanggil kakak kepada kakak kelasnya, walaupun memang

ketika dilihat umurnya itu sama, tapi kami membudayakan

kesopanannya jadi memanggil adik kelas, dengan sebutan adik,

dan kakak kelas, dengan sebutan kakak (Fachrul Rozi,

wawancara, 4 Mei 2018).”

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan B,

dalam tahap orientasi ini informan B juga tidak membutuhkan

waktu yang lama untuk bisa dekat dan berinteraksi dengan baik

dengan anak asuh. Hal tersebut diungkapkan oleh informan B

 

Page 104: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

88

sebagai salah satu pengasuh perempuan panti “waktu yang

dibutuhkan untuk saya dekat dengan anak asuh itu tidak lama,

tidak sampai sebulan (Marinna, wawancara, 5 Mei 2018).”

Pada tahap orientasi ini informan B sudah mulai

mengetahui karakter anak asuh seperti apa yang sulit untuk diajak

berkomunikasi. Menurut informan B anak asuh yang sulit untuk

diajak komunikasi itu berasal dari anak broken home. Informan B

mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi anak asuh yang

mempunyai status broken home tersebut. Sebagaimana

diungkapkan oleh informan B sebagai salah satu pengasuh

perempuan di Panti Asuhan Annajah “Balik lagi, anak-anak

broken home ini yang rada sulit diajak untuk komunikasi. Karena

kita tidak merasakan apa yang mereka rasakan, jadi kita harus

mempunyai simpati yang berbeda. Untuk anak selain broken

home, masih mudah untuk diajak berkomunikasi (Marinna,

wawancara, 5 Mei 2018).”

Adapun pada tahap orientasi ini informan B juga

mempunyai cara berkomunikasi dengan anak asuh yang usianya

lebih tua dan lebih muda. Informan B menerapkan cara

berkomunikasi selayaknya teman dengan anak asuh yang usianya

lebih tua. Sebagaimana diungkapkan oleh informan B sebagai

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah “Pasti.

Kalau untuk anak yang sudah besar, kita cenderung menjadi

temannya, soalnya kalau kita terlalu menggurui dia, dia jadi gak

percaya untuk curhat ini itu ke kita (Marinna, wawancara, 5 Mei

2018).”

 

Page 105: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

89

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

informan C, untuk dapat dekat dengan anak asuh informan C

yang memulai pendekatan dengan anak asuh dengan menyapa

dan mengajak anak asuh untuk berkomunikasi. Informan C yang

merupakan mantan anak asuh di Panti Asuhan Annajah sudah

tahu betul bagaimana caranya untuk dapat berinteraksi dengan

anak asuh. Informan C tidak membutuhkan waktu yang lama

untuk dekat dengan anak-anak asuh. Hal tersebut diungkapkan

oleh informan C sebagai salah satu pengasuh perempuan panti

“Karena saya dulunya juga sebagai anak asuh disini, jadi tidak

begitu lama. Biasanya saya duluan yang menyapa mereka

langsung. Kita sebagai pengasuh yang memulai (Hibatin,

wawancara, 5 Mei 2018).”

Adapun setiap anak asuh memiiki karakter yang berbeda-

beda, pada tahap orientasi ini informan C sudah paham betul

karakter anak asuh seperti apa yang sulit untuk diajak

berkomunikasi. Menurut informan C anak asuh yang usianya

lebih besar lebih sulit untuk diajak berkomunikasi. Mereka lebih

sering melanggar peraturan yang ada di Panti Asuhan Annajah

daripada anak asuh yang usianya lebih muda. Menurut infoman C

penyebab hal tersebut karena anak asuh yang usia ya lebih tua

sudah merasa lebih dalam segala hal dibanding anak asuh yang

lebih muda.

Peneliti mendapatkan data hasil observasi terkait

bagaimana perbedaan cara berkomunikasi antara pengasuh

 

Page 106: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

90

kepada anak asuh sesuai dilihat dari usia, dan status sosial anak

asuh. Perbedaan cara berkomunikasi yang dilakukan pengasuh

terhadap anak asuh yang usianya lebih kecil, pengasuh

melakukan komunikasi dengan cara merangkul dan mengajak

terlebih dahulu agar anak asuh ini mau dan merasa nyaman saat

berkomunikasi dengan pengasuh. Kemudian untuk anak asuh

yang usianya lebih besar, informan C akan bersikap lebih tegas

terhadap anak asuh yang usianya lebih besar. Lebih tegas disini

agar anak asuh menghargai pengasuh jika sedang berbicara

kepada mereka, sehingga apa yang disampaikan informan C

kepada anak asuh yang lebih besar ini dapat diterima dengan

baik. Sebagaimana diungkapkan oleh informan C sebagai salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah “Karena saya

lebih ke anak perempuan jadi lebih mudah komunikasi dengan

anak perempuan, karena kan disini ada bagian-bagiannya juga.

Biasanya anak perempuan yang sulit diajak komunikasi yang

sering melanggar. Rata-rata yang paling besar, karena mereka

merasa sudah senior (Hibatin, wawancara, 5 Mei 2018).”

Informan C memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi

dengan anak asuh yang usianya lebih tua dan anak asuh yang

usianya lebih muda. Untuk anak asuh yang usianya lebih tua

informan C menerapkan komunikasi yang lebih tegas, hal

tersebut dilakukan agar anak asuh tersebut mau mendengarkan

apa yang disampaikan oleh informan C, sedangkan untuk anak

asuh yang usianya lebih muda, informan C melakukan cara

berkomunikasi yang lebih kepada mengajak dan merangkul anak

tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh informan B sebagai

 

Page 107: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

91

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah “Kalau

untuk anak yang lebih besar mungkin kita lebih tegas, dan untuk

ke anak yang lebih kecil lebih dirangkul dan diajak (Hibatin,

wawancara, 5 Mei 2018).”

2. Tahap Pertukaran Eksploratif

Pada tahap pertukaran eksploratif adanya pengembangan

hubungan dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini sesuatu hal yang

tadinya privat menjadi publik. Pada tahap ini hal-hal yang

menjadi pribadi sudah mulai terbuka. Hubungan pada tahap ini

biasanya lebih santai dan menuju ke sifat akrab. Di tahap ini

suatu hal yang tadinya privat menjadi publik. Anak-anak asuh

pada tahap ini sudah mulai berani bercerita kepada pengasuh

tentang hal-hal yang mereka rasakan. Pada tahap pertukaran

eksploratif ini adanya keterbukaan yang ditunjukan anak asuh

kepada pengasuh. Hal yang disampaikan anak asuh kepada

pengasuh biasanya berbeda-beda tergantung dari situasi yang

tengah mereka rasakan. Peneliti menemukan hasil penelitian dari

observasi dan wawancara saat terjun ke lapangan. Para informan

yang melakukan tahap pertukaran eksploratif ini antara lain,

informan A, informan B, dan Informan C.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap informan A, pada tahap pertukaran

eksploratif anak-anak asuh sudah mulai terbuka dengan informan

A dengan menceritakan pengalaman pribadi mereka atau

mengutarakan apa yang sedang mereka rasakan. Dari hasil

observasi yang dilakukan peneliti, anak asuh menceritakan

tentang kehidupannya di rumah kepada informan A. Sebagaimana

 

Page 108: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

92

yang diungkapkan oleh informan A salah satu pengasuh di Panti

Asuhan Annajah:

“Kepada pengasuh mereka lebih curhat seperti “dulu saya

gak belajar seperti ini, ketika saya masuk panti,

Alhamdulillah dari yang saya tadinya tidak tahu, tidak

berpengalaman, ataupun yang dari daerah, artinya mereka

mensyukuri tinggal dipanti, karena panti asuhan di panti

annajah ini memberikan fasilitas sangat lebih. Kita sudah

memfasilitasi anak asuh dengan sangat mewah, dari

tempat tidurnya itu sudah bagus, kemudian di dalam

kamar ada kamar mandi didalam, kita juga punya lab

komputer, wifi. Untuk segi keamanaan kita tidak

memerlukan keamaanannya lagi karena sudah dibantu

dengan cctv. Tapi tetap di organisasi anak asuh ada seksi

keamanan, jadi terbantu dengan adanya teknologi (Fachrul

Rozi, wawancara, 4 Mei 2018).”

Pada tahap pertukaran eksploratif ini informan A sudah

mulai melakukan komunikasi yang lebih santai dengan anak

asuh. Adapun komunikasi yang dilakukan bisa melalui tatap

muka dan secara berkelompok dengan anak-anak asuh. Hal

tersebut informan A lakukan agar tidak adanya perbedaan antara

anak asuh satu dan yang lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh informan A salah satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah

“kalau kami kepada anak asuh face to face itu jarang, kecuali face

to face itu kalau mereka mepunyai kesalahan yang agak besar.

Jadi mereka kita panggil untuk bicara face to face. Adapun kalau

kami berikan support motivasi itu ramai-ramai jadi tidak

membeda-bedakan (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei 2018).”

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap

 

Page 109: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

93

informan B, pada tahap pertukaran eskploratif juga anak asuh

sudah mulai berani untuk menceritakan apa yang mereka rasakan

kepada informan B. Hal tersebut diungkapkan oleh informan B

sebagai salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah:

“Sering. Jujur saja ya, biasanya namanya anak sudah

besar, sudah mulai puber-puber. Biasanya mereka bilang

ukhti, aku suka deh sama dia. Saya rada kaget juga, tapi

mencoba biasa aja, mengerti memang mereka lagi puber.

Saya bilang suka itu anugerah, rasa cinta itu anugerah, itu

wajar. Yang tidak wajar itu kamu menunjukan rasa cinta

kamu, itu tidak wajar. Terus masalah pribadi kaya, untuk

anak-anak yang kecil belum bisa atur waktu, mungkin gak

tebiasa dengan lingkungan asrama. Mereka bilang ukhti,

aku haid, tapi kaya gini-gini, oh iya itu namanya

istihadoh. Jadi, banyaklah, apalagi perempuan kan

problemanya lebih rumit (Marinna, wawancara, 5 Mei

2018).”

Pada tahap pertukaran eksploratif ini informan B biasa

melakukan komunikasi dengan anak asuh secara beramai-ramai

atau berkelompok. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

peneliti terhadap informan B, hal yang diceritakan anak asuh

terhadap informan B yaitu seputar tentang teman dan pelajaran di

sekolah. Sebagaimana diungkapkan oleh informan B sebagai

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah:

“Ditanya dulu, misalnya gimana disekolah, mereka cerita macem-

macem. Terus kalau disini ada aja kegiatan, ya namanya satu

asrama, beda pikiran, beda suku, ada aja misalnya itu dia

lemarinya gak rapih, atau dia susah diatur mau tidur gak cuci kaki

dulu, ada aja gitu, jadi memang beginilah dinamikanya (Marinna,

wawancara, 5 Mei 2018).”

 

Page 110: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

94

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap informan C, dalam tahap pertukaran eksploratif

ini anak-anak asuh juga sudah mulai menceritakan masalah dan

perasaan yang sedang dirasakan anak asuh kepada informan C.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan C sebagai salah

satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah “Pribadi pernah, tentang

masalah mereka dirumah. Kan disini gak semuanya yatim piatu,

mungkin masalah mereka jarang dijenguk mungkin atau orang

tua mereka sering bertengkar (Marinna, wawancara, 5 Mei

2018).”

Pada tahap pertukaran eksploratif ini saat berkomunikasi

dengan anak-anak asuh, informan C lebih sering berkomunikasi

secara beramai-ramai atau berkelompok. Dari hasil observasi

yang dilakukan peneliti, informan C melakukan komunikasi

secara beramai-ramai dengan anak asuh perempuan, hal itu

dikarenakan informan C merupakan salah satu pengasuh

perempuan yang ada di Panti Asuhan Annajah. Anak asuh

perempuan akan lebih terbuka apabila bercerita dengan pengasuh

perempuan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan C

sebagai salah satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah “Lebih

sering rama-ramai (Hibatin, wawancara, 5 Mei 2018).”

Pada tahap eksploratif peneliti mendapatkan hasil

wawancara dengan anak asuh yaitu salah satu anak asuh pada

tahap ini biasa menceritakan tentang keluarganya di rumah. Hal

tersebut diungkapkan oleh Fauzan yang merupakan salah satu

 

Page 111: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

95

anak asuh di Panti Asuhan Annajah: “Saya pernah sharing

tentang keluarga kepada pengasuh (Fauzan, wawancara, 5 Mei

2018)

3. Tahap Pertukaran Afektif

Pada tahap pertukaran afektif ini interaksi yang dilakukan

lebih spontan tanpa beban. Pada tahap ini seseorang yang akan

merasa nyaman ketika berinteraksi dengan lawan bicara, dan

merasa mendapatkan timbal balik yang baik dari lawan bicara,

hal tersebut membuat seseorang menjadi lebih banyak bercerita

kepada lawan bicara mereka dan lebih terbuka dari biasanya.

Pada tahap ini ditandai dengan hubungan atau persahabatan yang

lebih intim.

Pada tahap pertukaran afektif yang terjadi antara pengasuh

dan anak asuh di Panti Asuhan Annajah ini yaitu pengasuh sudah

mulai mengetahui jika anak asuh tersebut sedang mempunyai

masalah. Pengasuh juga mempelajari bagaimana sikap dan

tingkah laku anak asuh. Ketika anak asuh sedang memiliki

masalah biasanya langsung terlihat dari cara mereka bertingkah

laku sehari-hari. Setelah pengasuh mengetahui bahwa anak asuh

tersebut sedang memiliki masalah, pengasuh langsung

menanyakan kepada anak asuh tersebut. Peneliti menemukan

hasil penelitian dari observasi dan wawancara saat terjun ke

lapangan. Para informan yang melakukan tahap pertukaran afektif

ini antara lain, informan A, informan B, dan Informan C.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan peneliti terhadap informan A, pada tahap pertukaran

afektif ini informan A sudah mengetahui apabila ada salah satu

 

Page 112: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

96

anak asuh yang mempunyai masalah. Hal yang akan dilakukan

informan A ketika anak asuh terlihat sedang memiliki masalah

yaitu dengan memulai untuk bertanya kepada anak asuh. Hal

tersebut diungkapkan oleh informan A salah satu pengasuh di

Panti Asuhan Annajah:

“Kami sebagai pengasuh disini sudah bisa mempelajari oh

anak ini yang kayanya bermasalah atau kemudian kita

juga ada laporan dari pihak sekolah kali misalnya anak itu

suka diam, ada apa gitu. Jadi kita mempelajari dari

tingkah laku mereka. Saya rasa sih kami sebagai pengasuh

juga lulusan dari panti asuhan annajah jadinya kami sudah

tahu banget rasanya untuk karakter anak yang bermasalah.

Biasanya kita panggil duluan gitu (Fachrul Rozi,

wawancara, 4 Mei 2018).”

Adapun pada tahap pertukaran afektif ini hal yang biasa

diceritakan oleh anak asuh kepada informan A yaitu seperti

menceritakan keadaan anak asuh saat berada di rumah. Anak asuh

juga akan langsung menceritakan permasalahan apa yang sedang

mereka alami, hal tersebut karena anak asuh sudah menganggap

bahwa informan A merupakan pengganti orang tua mereka di

rumah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan A salah

satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah “Namanya kita

kekeluargaan ya jadi mereka menggap kami pengasuh sebagai

orang tua mereka, artinya cerita-cerita mereka ya pengalaman

mereka waktu dirumahnya. Soalnya kalau ada apa-apa mereka

mengadu ke kami. Karena kamu orang tua kedua dari mereka

(Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei 2018).”

Dalam tahap pertukaran afektif ini, informan A tidak

segan untuk memarahi anak asuh apabila anak asuh tersebut

 

Page 113: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

97

melanggar peraturan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A salah satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah

“Kalau marah. Itu pasti ya. Karena anak asuh mempunyai

peraturan. Ketika anak asuh itu melanggar peraturan kami

mempunyai sanksi, kemudian ada shock theraphy atau

mohidzohhasanah, mengingatkan kepada mereka agar

tidak mengulangi kesalahan yang mereka telah setujui.

Kemudian kita punya organisasi namanya IKP (Ikatan

Keluarga Panti) dan itu yang membuat peraturan-

peraturannya adalah mereka. Ketika mereka sendiri

melanggar peraturan yang mereka buat, mungkin disitu

kami agak sedikit marah (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei

2018).”

Dari hasil observasi yang peneliti temukan di lapangan,

anak asuh melanggar peraturan dengan membawa novel dan

komik ke dalam panti, hal tersebut merupakan suatu pelanggaran

di dalam Panti Asuhan Annajah. Alasan anak asuh tersebut

membawa novel dan komik yaitu untuk resensi tugas di sekolah.

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap

informan B, pada tahap pertukaran afektif ini informan B yang

memulai untuk bertanya ke setiap anak asuh tentang apa yang

mereka rasakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan

B salah satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah:

“Ditanya dulu, kadang ada yang malu untuk cerita.

Bingung juga mau cerita kesiapa. Kadang saya simpati aja

sih , nanya kenapa. Kadang ada masalah sama temen,

sampe ada yang nangislah segala. Kadang anak kecil kan

sepele banget ya, masalah teman, masalah kecil, nangis.

Kadang pengen ketawa tapi ya diladenin, curhat ya

didengerin (Marinna, wawancara, 5 Mei 2018).”

 

Page 114: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

98

Adapun sebagai pengasuh pada tahap pertukaran afektif

ini informan B juga mengetahui apa saja yang biasa anak-anak

asuh ceritakan mulai dari anak asuh yang paling kecil sampai

anak asuh yang paling besar. Hal tersebut diungkapkan oleh

informan B salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan

Annajah:

“Kalau yang kecil ceritanya tentang sekolah, pelajaran.

kalau yang besar, biasanya tentang kegiatan osis, ada

acara ini, suka sama temennya, yang sudah besar

pikirannya lebih luas, nanti abis lulus mau kemana, ada

jaringan-jaringan apa dan dimana, cari beasiswa.

Contohnya seperti amel, ingin kuliah di jepang, minta

dicarikan jaringan, ada, tapi syaratnya harus tes ini itu.

Jadi untuk yang besar sharingnya agak serius (Marinna,

wawancara, 5 Mei 2018).”

Dalam tahap pertukaran afektif informan B akan

memarahi anak asuh apabila anak asuh tersebut melakukan

kesalahan. Sebagaimana diungkapkan oleh informan B salah satu

pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah “Kadang jengkel,

kan saya kerasin anak itu gak mau, karena takutnya malah jadi

susah dan jauh. Jadi kalau dengan lembut bisa, kenapa ngga. Tapi

memang ada anak yang dilembutin gak bisa, terpaksa harus

dikerasin. Ternyata dengan dikerasin mereka lebih nurut

(Marinna, wawancara, 5 Mei 2018).”

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

peneliti terhadap informan C, pada tahap pertukaran afektif ini

yang dilakukan informan C saat anak asuh terlihat sedang

 

Page 115: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

99

memiliki masalah yaitu dengan yang memulai untuk bertanya ke

anak asuh tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan C salah satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah “Nanya

dulu, karena anak yang punya masalah itu pasti kelihatan,

menyendiri dan jarang keluar kamar (Hibatin, wawancara, 5 Mei

2018)”

Dalam tahap pertukaran afektif ini hal yang biasa

diceritakan anak asuh kepada informan C seputar masalah dengan

teman di panti dan kesulitan pelajaran di sekolah. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh informan C salah satu pengasuh di Panti

Asuhan Annajah “Rata-rata masalah dikamar, piket, namanya

disini ada yang besar dan kecil. Biasanya yang kecil tentang

pelajaran susah, kalau yang besar tentang teman (Hibatin,

wawancara, 5 Mei 2018).”

Adapun pada tahap pertukaran afektif ini informan C

tidak segan untuk menegur anak asuh apabaila melakukan

kesalahan. Informan C juga akan memarahi anak asuh apabila

anak asuh melanggar peraturan. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh informan C salah satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah

“Pernah Disini ada program sehabis maghrib untuk membantu

mereka disekolah, belajar. Lebih sering ditegur sih, kalau marah

karena melanggar untuk masalah yang besar mungkin , karena

disini kan juga sudah ada peraturan (Hibatin, wawancara, 5 Mei

2018).”

Peneliti mendapatkan hasil observasi yang dilakukan di

panti yaitu pada saat akan diadakannya kegiatan di panti asuhan,

saat itu acara sudah akan dimulai, namun beberapa anak asuh

 

Page 116: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

100

masih ada yang berada di dalam kamar. Informan C tidak segan

untuk menegur anak asuh untuk segera masuk ke dalam ruangan

yang akan dipakai untuk kegiatan.

Pada tahap pertukaran afektif ini peneliti juga menemukan

bahwa salah satu anak asuh yang bernama Fauzan sudah mau

menceritakan masalahnya terutama ke pengasuh laki-laki dan

teman laki-laki sesama anak asuh. Hal tersebut diungkapkan oleh

Fauzan salah satu anak asuh laki-laki di Panti Asuhan Annajah

“Tentang sekolah dan kesulitan belajar. Paling susah di bahasa

dan bahasa inggris. Biasanya cerita ke pengasuh laki-laki dan

teman laki-laki sesama anak asuh (Fauzan, wawancara, 5 Mei

2018.”

Pada tahap pertukaran afektif ini juga peneliti

mendapatkan hasil wawancara dengan anak asuh perempuan

bernama Septi yang sering menceritakan masalahnya dengan

pengasuh seputar masalah dengan teman di sekolah ataupun saat

septi kesulitan dalam pelajaran di sekolah. Hal tersebut

diungkapkan oleh Septi salah satu anak asuh perempuan di Panti

Asuhan Annajah “Tentang teman di sekolah, pelajaran yang gak

seru dan lebih nyaman cerita ke pengasuh perempuan dan silmi

teman sesama anak asuh. (Septi, wawancara, 5 Mei 2018).”

4. Tahap Pertukaran Stabil

Pada tahap pertukaran stabil ini masing-masing individu

sudah mulai memperkirakan masing-masing tindakan mereka dan

memberikan tanggapan dengan sangat baik. Pada tahap ini antara

pengasuh dan anak asuh sudah mampu menilai dan menduga

perilaku anak asuh dengan sangat akurat. Hubungan antara

 

Page 117: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

101

pengasuh dan anak asuh pada tahap pertukaran stabil bisa dilihat

dari bagaimana pengasuh mengetahui apa yang anak asuh rasakan

tanpa anak asuh bercerita terlebih dahulu.

Pengasuh sudah mulai mengetahui hal apa yang sedang

terjadi dengan anak asuh hanya dari raut wajahnya saja. Pengasuh

biasanya langsung mengambil tindakan dengan bertanya kepada

anak asuh dan memberikan nasihat serta penengah atas masalah

yang sedang dialami anak asuh. Pengasuh panti beranggapan

bahwa yang terpenting baginya ialah pengasuh bisa memberikan

pemahaman yang baik kepada anak-anak asuh. Peneliti

menemukan hasil penelitian dari observasi dan wawancara saat

terjun ke lapangan. Para informan yang melakukan tahap

pertukaran stabil ini antara lain, informan A, informan B, dan

Informan C.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap informan A, pada tahap pertukaran stabil informan A

sudah mengetahui apabila anak asuh sedang mengalami masalah

hanya dari melihat raut wajah anak asuh. Hal tersebut

diungkapkan oleh informan A salah satu pengasuh di Panti

Asuhan Annajah:

“Kita sih biasanya dari raut wajah sudah kelihatan.

Misalnya, kalau mereka ada masalah satu kamar biasanya

mereka suka diam sendiri, atau biasa bermain satu kamar

tiba-tiba suka pisah, suka berdiam diri, ternyata mungkin

sedang ada problem dikamar, mungkin karena gak mau

piket atau apa, biasanya seperti itu. Kami pengasuh yang

menengahkan biasanya (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei

2018).”

 

Page 118: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

102

Dalam tahap pertukaran stabil ini informan A

memposisikan dirinya sebagai pengganti orang tua dari anak-

anak asuh. Informan A mempunyai cara tersendiri agar anak asuh

merasa dekat dengan dirinya seperti dekat dengan orang tua

mereka di rumah. Sebagaimana diungkapkan oleh informan A

salah satu pengasuh di Panti Asuhan Annajah:

“Kami berusaha untuk memberikan hak-hak mereka dan

kewajiban mereka, mereka juga harus tau hak-hak kami

disini sebagai pengasuh. Ketika ada hak dan kewajiban

yang mereka langgar, terpaksa kita sebagai pengasuh juga

menuntut mereka agar tidak melanggar. Kemudian kami

juga berupaya untuk menjadi orang tua terbaik buat

mereka, karena kalau disini ketika mereka ada masalah,

yang bertanggung jawab pertama disini adalah kami

sebagai pengasuh (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei

2018).”

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan B,

pada tahap pertukaran stabil hubungan antara informan B dan

anak asuh pada tahap pertukaran stabil bisa dilihat dari

bagaimana pengasuh mengetahui apa yang anak asuh rasakan

tanpa anak asuh bercerita terlebih dahulu. Hal tersebut

diungkapkan oleh informan B salah satu pengasuh di Panti

Asuhan Annajah:

“Iya bisa dari raut wajah, lagi diam misalnya, atau pagi

berangkat sekolah, nih anak ko pagi-pagi gak senyum, ada

apa ini. Saya selalu mengingatkan ke mereka, kalau habis

subuh, walaupun gak ada jadwal piket, jangan sampai

ketiduran, karna itu memulai hari kalian. Kalau habis

subuh kalian tidur lagi, pasti langsung jelek harinya. Saya

 

Page 119: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

103

lihat kenapa nih pagi, pagi gak senyum, nanti saya tanya

“kamu tadi pagi subuh tidur lagi gak (Marinna,

wawancara, 5 Mei 2018)”

Pada tahap pertukaran stabil infroman B sebagai

pengganti orang tua anak asuh memiliki upaya atau cara

tersendiri yang dilakukan agar anak-anak asuh bisa merasa dekat

seperti mereka dekat dengan orang tua sendiri. Sebagaimana

diungkapkan oleh informan B salah satu pengasuh di Panti

Asuhan Annajah “Kadang bisa jadi teman, kadang bisa jadi orang

tua. Kalau mereka sedang makan, suka berisik, saya panggil, saya

kasih tau, jangan kaya gitu nak, kalau makan itu gak boleh

berisik, makan itu diam. Jadi harus mengayomi (Marinna,

wawancara, 5 Mei 2018).”

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

informan C, pada tahap pertukaran stabil hubungan antara

informan C sudah bisa mengetahui apabila anak asuh sedang

mengalami masalah hanya dengan melihat dari raut wajah.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan C salah satu

pengasuh di Panti Asuhan Annajah “Bisa, makanya kita harus

mulai duluan karena keliatan dari wajahnya sedang ada masalah

(Marinna, wawancara, 5 Mei 2018)”

Dalam tahap pertukaran stabil informan C memiliki upaya

atau cara yang akan dilakukan agar anak-anak bisa merasa dekat

seperti mereka dekat dengan orang tua sendiri. Sebagaimana yang

 

Page 120: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

104

diungkapkan oleh informan C salah satu pengasuh di Panti

Asuhan Annajah:

“Biasanya kalau saya sih, kan saat mereka punya masalah

kita harus marah-marah. Lebih sering saya samperin,

tanya ada masalah apa. Saya selalu bilang ke anak-anak

kita harus selalu tau situasi dan kondisi. Jadi, disaat saya

sedang memarahi mereka, posisi saya sebagai pengasuh,

tapi disaat kalian punya masalah dan kalian cerita kesaya,

posisi saya kakak. Disaat juga ketika kita min bareng, kita

itu teman (Hibatin, wawancara, 5 Mei 2018).”

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hubungan antara

pengasuh terhadap anak asuh Panti Asuhan Annajah yang

dikaitkan dengan teori penetrasi sosial peneliti menyajikan tabel

4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hubungan antara Pengasuh terhadap Anak Asuh Panti

Asuhan Annajah

No. Teori Penetrasi Sosial Dilakukan oleh

1. Tahap Orientasi - Informan A

- Informan B

- Informan C

2. Tahap pertukaran eksploratif - Informan A

- Informan B

- Informan C

3. Tahap pertukaran afektif - Informan A

- Informan B

- Informan C

4. Tahap pertukaran stabil - Informan A

 

Page 121: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

105

- Informan B

- Informan C

C. Faktor yang Memengaruhi Anak Asuh dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Meraih

Prestasi di Sekolah

Pada pola komunikasi antara pengasuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh, meningkatnya

kepercayaan diri pada anak asuh didukung oleh beberapa faktor

yang memengaruhi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

yang dilakukan peneliti di Panti Asuhan Annajah, terdapat

beberapa faktor yang memengaruhi anak asuh dalam

meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam meraih prestasi di

sekolah, di dalam panti maupun di luar panti. Faktor-faktor

tersebut ada faktor lingkungan dan faktor pendidikan sebagai

berikut:

1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor awal yang

memengaruhi rasa kepercayaan diri pada diri seseorang.

Seseorang yang mempunyai lingkungan yang baik akan memiliki

kepercayaan diri yang tinggi begitupun sebaliknya, karena

lingkungan merupakan proses pembelajaran rasa percaya diri

pada diri sendiri. Faktor lingkungan yang terjadi ini yaitu

lingkungan di Panti Asuhan Annajah. Faktor lingkungan tersebut

berasal dari pola komunikasi serta kegiatan yang dilakukan oleh

para pengasuh panti. Peneliti menemukan hasil penelitian dari

observasi dan wawancara saat terjun ke lapangan. Hal ini

 

Page 122: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

106

sebagaimana yang telah dilakukan oleh informan A, informan B,

dan Informan C pada faktor lingkungan yang memengaruhi

kepercayaan diri anak asuh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan A, di

dalam Panti Asuhan Annajah mengenai faktor lingkungan yang

memengaruhi kepercayaan diri pada anak asuh, informan A

membuat metode seperti mengulang kembali pelajaran yang

sudah diberikan kepada anak asuh. Peneliti mengamati hal

tersebut melalui kegiatan pembinaan yang diadakan panti asuhan.

Pada kegiatan tersebut anak asuh dipersilahkan untuk maju ke

depan menyampaikan materi yang sudah disampaikan oleh

informan A. Hal tersebut dilakukan agar anak asuh selalu

mengingat dan menerapkannya pada diri anak asuh serta terbiasa

untuk berbicara didepan umum. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh informan A salah satu pengasuh laki-laki di Panti Asuhan

Annajah:

“Untuk hal ini karena kami sudah mengikuti apa yang

dulu pernah diajarkan, artinya metode yang dari dahulu

sudah diberikan, kami sebagai pengasuh juga sambil

mereview kembali artinya pelajaran-pelajaran yang dulu

diterapkan itu tidak bisa hilang, jadi kami merasa dengan

metode mengajar yang kami berikan kepada anak asuh

saat ini kami rasa sudah berhasil. Yang tadinya mereka

tidak terbiasa berbicara didepan umum, sekarang sudah

terbiasa. Kemudian yang tidak biasa memimpin doa,

sekarang sudah berani memimpin doa, dari segi akhlak

yang tadinya mungkin tidak pernah mengucapkan salam,

kalau disini pulang sekolah, harus mengucapkan salam,

dan berangkat juga harus mengucapkan salam. Itu dalam

hal kecilnya dan masih banyak yang lainnya (Fachrul

Rozi, wawancara, 4 Mei 2018).”

 

Page 123: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

107

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Informan B

memberikan motivasi belajar dengan menyemangati anak-anak

asuh. Informan B selalu memposisikan dirinya terlebih dahulu

apabila ingin berkomunikasi dengan anak asuh. Cara yang

digunakan informan B agar apa yang disampaikan dapat diterima

dengan baik oleh anak asuh yaitu dengan melihat kondisi anak

asuh tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan B

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah:

“Gini, kadang saya bisa jadi teman mereka, kadang jadi

guru mereka, kadang jadi kakak mereka. Jadi ada disaaat-

saat tertentu saya bisa memposisikan diri saya sendiri.

Kalau mereka lagi kurang semangat belajar, ya saya harus

jadi guru mereka yang menyemangati mereka, ayo kita

belajar. Kalau mereka sedang butuh bermain, yaudah saya

menjadi teman mereka (Marinna, wawancara, 5 Mei

2018).”

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan

terhadap informan B, pada saat anak asuh bercerita bahwa ia

tidak menyukai salah satu mata pelajaran di sekolah karena

menurut anak asuh tersebut mata pelajaran itu tidak

menyenangkan. Informan B kemudian memberikan motivasi

terhadap anak asuh tersebut. Informan B juga memberikan

motivasi pada anak asuh untuk tidak merasa malu menjadi anak

panti. Informan B menasihati anak asuh agar mampu bersaing

dengan anak-anak lain di luar panti dalam meraih prestasi.

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

 

Page 124: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

108

Berdasarkan hasil wawancara informan C memberikan motivasi

kepada anak asuh melalui kegiatan forum diskusi. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh informan C salah satu pengasuh

perempuan di Panti Asuhan Annajah “Karena kita sering buka

forum, saya sering kasih masukan. Harus sering diberikan

motivasi (Hibatin, wawancara, 5 Mei 2018).”

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti

terhadap informan C dalam kegiatan diskusi dengan anak-anak

asuh khususnya, anak asuh perempuan lebih nyaman apabila

bercerita dengan informan C yang merupakan pengasuh

perempuan di Panti Asuhan Annajah. Kegiatan diskusi yang

dilakukan informan C berpengaruh pada diri anak asuh yang

merasa lebih semangat dan optimis dalam meraih prestasi.

Pada faktor lingkungan ini para informan A, informan B,

dan informan C menciptakan suasana serta memberikan motivasi

yang dapat membuat anak asuh memiliki kepercayaan diri yang

tinggi. Suasana yang diciptakan para informan kepada anak asuh

merupakan suasana seperti anak asuh saat berada di rumah. Para

informan memposisikan diri sebagai pengganti orang tua anak

asuh. Hal tersebut membuat anak asuh merasa nyaman saat

menceritakan masalah dan kesulitan yang dihadapi. Dengan

begitu para informan dapat dengan mudah memberikan motivasi,

nasihat serta arahan kepada anak asuh.

Pengasuh juga memberikan dukungan dalam meraih

prestasi yaitu melalui kegiatan-kegiatan diadakan oleh pengasuh

dan diikuti oleh anak asuh di Panti Asuhan. Hal tersebut

diungkapkan oleh Ridho salah satu anak asuh di Panti Asuhan

 

Page 125: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

109

Annajah “Yang membuat saya percaya diri dalam meraih prestasi

itu karena dukungan dari pengasuh dan teman-teman. Saya juga

berlatih untuk bisa lebih percaya diri (Ridho, wawancara, 5 Mei

2018).”

2. Faktor Pendidikan

Faktor pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan

formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal yaitu di

sekolah. Di sekolah anak-anak asuh diajarkan berbagai macam

hal termasuk dalam melatih kepercayaan diri dengan tampil di

depan kelas ataupun mengikuti sebuah perlombaan yang

diadakan di sekolah. Lalu pendidikan non formal, pendidikan non

formal yang memengaruhi kepercayaan diri anak asuh bisa

melalui kegiatan-kegiatan seperti eskstrakurikuler yang diadakan

di sekolah maupun di dalam Panti Asuhan Annajah. Di dalam

panti asuhan terdapat beberapa kegiatan dan program yang

diadakan guna meningkatkan kepercayaan diri anak asuh. Hal ini

sebagaimana yang telah dilakukan oleh informan A, informan B,

dan Informan C pada faktor pendidikan yang memengaruhi

kepercayaan diri anak asuh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan A, di

dalam Panti Asuhan Annajah terdapat beberapa program dan

kegiatan untuk melatih kepercayaan diri pada anak asuh.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan A salah satu

pengasuh laki-laki di Panti Asuhan Annajah:

“Kalau dipanti ini dari zaman saya sebagai anak asuh,

kemudian saya menjadi pengasuh itu diterapkan dan

memberikan motivasi dan evaluasi mereka. Karena

dengan perkembangan zaman sekarang ini kita juga

 

Page 126: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

110

memberikan fasilitas agar mereka tidak ketinggalan

zaman, tapi kita arahkan, kemudian kita juga panggil

relawan ahli dibidangnya seperti internet sehat, sekarang

kan zamannya internet terkadang digunakan untuk hal

yang tidak baik, kemarin juga kita sudah mengadakan

workshop internet sehat, atau penggunaan teknologi yang

baik (Fachrul Rozi, wawancara, 4 Mei 2018).”

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti

menemukan fasilitas-fasilitas yang digunakan anak asuh dalam

mendukung kegiatan belajar mengajar. Dalam Panti Asuhan

Annajah anak asuh juga diberikan kegiatan yang diadakan panti

asuhan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menambah wawasan

anak asuh serta melatih bakat yang ada pada diri anak asuh.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan di Panti Asuhan Annajah

melibatkan para pengasuh.

Begitu juga dengan informan B yang merupakan salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah. Berdasarkan

hasil wawancara dengan informan B, di dalam Panti Asuhan

Annajah terdapat beberapa program dan kegiatan untuk melatih

kepercayaan diri pada anak asuh. Pada setiap kegiatan yang

dilakukan, anak asuh dilatih untuk memimpin acara dan maju

untuk tampil di depan umum. Informan B melakukan hal tersebut

agar anak asuh memiliki kepercayaan diri untuk tampil di depan

umum. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan B salah

satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah:

“Disini ada kegiatan muhadoroh, setiap anak tampil,

setiap anak mengekspresikan dirinya sendiri. Dari

organisasi IKP juga kan kita melatih anak, ayo maju

kedepan. Pimpin, pasti selalu begitu. Jadi, istilahnya

jangan kita pengasuh terus yang maju, tapi biar anak asuh

 

Page 127: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

111

yang mencoba, memimpin, membimbing. Kaya kegiatan

muhadasah, gak selamanya saya yang kasih mufradat, gak

saya aja yang kasih vocab, tapi coba salah satu dari kalian

maju. Atau yang biasanya suka nunduk-nuduk malu, nah

itu yang biasanya saya suruh maju. Jangan sampe dia jadi

anak yang takut, seperti itu. Ada juga kegiatan doa

bersama, nanti mereka ganti-gantian yang memimpin

(Marinna, wawancara, 5 Mei 2018).”

Informan selanjutnya adalah informan C yang merupakan

salah satu pengasuh perempuan di Panti Asuhan Annajah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan C, di dalam Panti

Asuhan Annajah terdapat beberapa program dan kegiatan untuk

melatih kepercayaan diri pada anak asuh. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh informan C salah satu pengasuh perempuan di

Panti Asuhan Annajah “Muhadoroh, ada berbagai kegiatan

seperti pidato, mc, pembacaan qur‟an. Kita melatihnya tidak

sembarangan, bagaimana caranya keluar dari panti dan berkiprah

di masyarakat ini mereka bisa gitu (Hibatin, wawancara, 5 Mei

2018).”

Berdasarkan hasil observasi dalam faktor pendidikan yang

memengaruhi kepercayaan diri anak asuh, peneliti mendapatkan

hasil observasi dari kegiatan rutin yang dilakukan informan A,

informan B dan informan C yaitu kegiatan muhadoroh. Dalam

kegiatan muhadoroh tersebut anak asuh menampilkan bakat

mereka dalam berpidato. Anak asuh yang tampil dalam kegiatan

muhadoroh mempunyai jadwal secara bergantian setiap minggu.

Materi yang disampaikan anak asuh tersebut juga berbeda-beda

setiap anak asuh. Selain pidato, anak asuh juga menjadi pembawa

acara dan membaca Al-Qur‟an dalam acara tersebut. Dalam

 

Page 128: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

112

kegiatan tersebut informan A, informan B, dan informan C

mempunyai peran aktif dalam membimbing disetiap kegiatan.

Informan A, informan B, dan informan C juga yang akan melatih

serta memberikan materi pada beberapa kegiatan yang dilakukan

anak asuh di Panti Asuhan Annajah.

Pada faktor pendidikan yang memengaruhi kepercayaan

diri anak asuh, selain dari motivasi yang diberikan kepada anak

asuh, informan A, informan B, dan informan C juga melatih

kepercayaan diri anak asuh melalui berbagai kegiatan yang

dilaksanakan di panti. Anak-anak asuh di Panti Asuhan Annajah

memiliki berbagai faktor yang memengaruhi kepercayaan diri

mereka dalam meraih prestasi baik di dalam panti maupun di

sekolah. Faktor-faktor tersebut berasal dari faktor pendidikan dan

faktor lingkungan. Dukungan moril dan materil yang diberikan

Panti Asuhan Annajah kepada anak-anak asuh diharapkan

mampu membuat anak asuh berkiprah ditengah-tengah

masyarakat.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai faktor yang

memengaruhi kepercayaan diri anak asuh menurut pendapat

pengasuh peneliti menyajikan tabel 4.3 sebagai berikut:

 

Page 129: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

113

Tabel 4.3

Faktor yang Memengaruhi Kepercayaan Diri Anak Asuh

No. Faktor yang memengaruhi

kepercayaan diri anak asuh

Menurut Pendapat

Pengasuh

1. Faktor Lingkungan - Informan A

- Informan B

- Informan C

2. Faktor Pendidikan - Informan A

- Informan B

- Informan C

 

Page 130: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

114

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pola Komunikasi antara Pengasuh terhadap Anak

Asuh dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Asuh di Panti Asuhan Annajah

Pola komunikasi merupakan salah satu aspek penting

dalam suatu hubungan, terutama hubungan yang dilakukan untuk

meningkatkan kepercayaan diri dalam meraih prestasi. Pola

komunikasi yang terjadi pada pengasuh dan anak asuh panti

asuhan menjadi penting karena anak-anak yang ditinggal di panti

asuhan annajah mempunyai hak yang sama seperti anak yang

tinggal dilingkungan keluarga dalam rumah. Setiap anak

memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan, hak pendidikan,

hak kesehatan serta hak-hak lainnya dan tidak terkecuali anak

asuh di panti asuhan.

Pola komunikasi merupakan salah satu unsur yang

menentukan berhasil atau tidaknya hubungan pengasuh dan anak

asuh dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh dalam

meraih prestasi. Para pengasuh di panti asuhan harus mempunyai

syarat- syarat sebagai komunikator, yaitu memiliki kredibilitas

yang tinggi bagi komunikasinya, memiliki keterampilan

berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki

sikap yang baik terhadap komunikan dan memiliki daya tarik

dalam artian komunikator memiliki kemampuan untuk

melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi

 

Page 131: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

115

atau pada diri komunikan. Jika pengasuh (komunikator) telah

memahami syarat-syarat tersebut, maka pola komunikasi yang

dilakukan akan dapat diterima dengan baik oleh komunikannya

(anak asuh).

Panti Asuhan Annajah merupakan yayasan panti asuhan

yang dapat mengarahkan dan membina anak-anak asuh melalui

pola komunikasi yang baik serta program kegiatan guna

meningkatkan kepercayaan diri pada anak asuh dalam meraih

prestasi baik di dalam panti maupun di sekolah. Dari hasil

penelitian yang dilakukan, pola komunikasi yang dilakukan

antara pengasuh terhadap anak asuh dalam meningkatkan

kepercayaan diri pada anak asuh di Panti Asuhan Annajah ini

menggunakan pola komunikasi roda, pola komunikasi bintang

dan menggunakan bentuk komunikasi antarpribadi dan

komunikasi kelompok.

1. Pola roda

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh

informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang

dalam posisi sentral menerima kontak, informasi dan

memecahkan masalah dengan sasaran/ persetujuan anggota

lainnya. Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang

posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat

mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena

itu, jika seseorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota

lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya

(Devito 2011, 383).

 

Page 132: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

116

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Panti

Asuhan Annajah dalam meningkatkan kepercayaan diri pada

anak asuh menggunakan pola roda. Orang yang menduduki posisi

sentral pada pola komunikasi antara pengasuh dan anak asuh

yang dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak asuh

ini yaitu pengasuh panti asuhan. Pengasuh panti dikatakan

sebagai komunikator dan anak asuh dikatakan sebagai

komunikan. Pada pola roda ini pengasuh (komunikator)

memberikan stimulus serta arahan kepada anak asuh (komunikan)

tanpa adanya reaksi timbal balik dari anak asuh (komunikan).

Pada pola ini komunikasi didominasi oleh pengasuh panti asuhan

sebagai komunikator.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di

Panti Asuhan Annajah, pola komunikasi roda yang terjadi antara

pengasuh terhadap anak asuh dalam meningkatkan kepercayaan

diri anak asuh terjadi pada saat kegiatan istimah atau memberikan

mau‟idzah hasanah. Pada pola komunikasi ini pengasuh sentral

yang memberikan materi kepada anak asuh. Kegiatan ini

merupakan kegiatan rutin di Panti Asuhan Annajah yang

didalamnya berisi kegiatan para pengasuh memberikan support,

nasihat, serta motivasi kepada anak-anak asuh di panti asuhan.

Selain kegiatan istimah, komunikasi yang dilakukan pengasuh

dan anak asuh ini terjadi pada saat kegiatan evaluasi. Kegiatan

evaluasi anak asuh ini dilakukan seminggu dua kali yaitu setiap

jumat malam atau malam jumat, dan malam minggu. Komunikasi

yang terjadi antara pengasuh terhadap anak asuh cenderung

bersifat satu arah tanpa adanya reaksi timbal balik di mana

 

Page 133: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

117

pengasuh hanya memberi materi dan anak asuh hanya

mendengarkan.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menafsirkan

bahwa pola komunikasi roda yang digunakan dengan metode

ceramah adalah hal yang tepat dilakukan untuk anak-anak asuh di

Panti Asuhan Annajah dalam memberikan dorongan dan motivasi

dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam meraih prestasi.

Para pengasuh memberikan pesan berupa informasi, motivasi,

nasihat di depan seluruh anak asuh, anak asuh mendengarkan dan

memahami apa yang disampaikan para pengasuh panti asuhan.

Jika digambarkan proses komunikasi yang terjadi adalah sebagai

berikut:

Gambar 5. 1

Pola Roda pada Panti Asuhan Annajah

Pengasuh

Anak asuh 1

Anak asuh 2 Anak asuh 3

Anak asuh 4

 

Page 134: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

118

2. Pola Bintang

Pola bintang hampir sama dengan pola lingkaran dalam

arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki

kekuatan. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama

dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama

dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk

mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur

semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap

anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi

anggota secara optimum (Devito 2011, 383).

Selain pola komunikasi roda, pola komunikasi bintang

juga diterapkan pengasuh saat memberikan motivasi guna

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh. Pola bintang yang

terjadi di Panti Asuhan Annajah ini antara pengasuh dan anak

asuh dapat saling berinteraksi satu sama lain. Ketika pengasuh

menyampaikan sebuah nasihat dan motivasi tentang kepercayaan

kepada anak asuh dan anak asuh mendengarkan secara seksama

apa yang disampaikan oleh pengasuh. Pada pola komunikasi

bintang terdapat interaksi pengasuh terhadap anak asuh. Hal

tersebut terlihat dalam memberikan pesan pada anak asuh, anak

asuh tidak sungkan untuk bertanya kepada pengasuh panti. Dalam

berinteraksi dengan anak asuh para pengasuh menerapkan

kebebasan untuk anak asuh berbicara dan mengeluarkan

pendapat. Hal tersebut diterapkan sehari-hari antara pengasuh

terhadap anak asuh dan dilakukan semaksimal mungkin agar anak

asuh merasa terbiasa untuk berinteraksi.

 

Page 135: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

119

Pada pola bintang semua anggota mempunyai kekuatan

yang sama untuk saling memengaruhi satu sama lain. Pola

bintang di Panti Asuhan Annajah ini dilihat dari komunikasi yang

dilakukan pengasuh terhadap anak asuh serta anak asuh dengan

anak asuh lainnya. Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan

semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi

yang bersifat informatif dan persuasif serta memerlukan hasil

(feedback)”. Pola bintang ini terjadi pada saat kegiatan sharing

yang dilakukan antara pengasuh dan anak asuh. Dimana awalnya

anak asuh menceritakan masalah dan kesulitan-kesulitan yang

sedang dialami kepada pengasuh. Lalu pengasuh memberikan

arahan serta nasihat dan motivasi terkait sikap apa yang harus

anak asuh lakukan. Ketika pengasuh memberikan nasihat lalu

dijalani oleh anak asuh artinya ada proses saling memengaruhi

antara pengasuh dan anak asuh.

Pada pola komunikasi bintang ini di ketahui bahwa anak

asuh memberikan feedback yang baik kepada para pengasuh.

Feedback yang diberikan anak asuh dalam hal merespon apa

yang disampaikan pengasuh serta mengaplikasikan dan mengikuti

arahan, motivasi dan nasihat yang di berikan oleh para pengasuh.

Pola komunikasi bintang ini sudah bisa dikatakan efektif karena

semua orang terlibat di dalamnya. Pada pola komunikasi ini,

komunikasi dilakukan dua arah baik antara komunikator

(pengasuh) dengan komunikan (anak asuh), maupun komunikator

(anak asuh) dengan komunikan (pengasuh) dan terdapat

kesamaan makna sehingga proses komunikasi yang berlangsung

berjalan dengan baik dan diterima kedua belah pihak. Jika

 

Page 136: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

120

digambarkan proses komunikasi yang terjadi adalah sebagai

berikut:

Gambar 5. 2

Pola Bintang pada Panti Asuhan Annajah

Ada pula komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh

para pengasuh terhadap anak-anak asuh. Menurut Devito (1989,

4) komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan

penerimaan pesan antara dua individu atau antar individu dalam

kelompok dengan beberapa efek dan umpan balik seketika.

Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis

berupa percakapan. Komunikasi antarpribadi merupakan

komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih dan

menghasilkan timbal balik berupa perubahan sikap, dan perilaku.

Komunikasi antarpribadi lebih sering digunakan pengasuh Panti

Asuhan Annajah pada saat diluar kegiatan panti. Komunikasi

antarpribadi yang dilakukan pengasuh terhadap anak asuh di

Panti Asuhan Annajah juga dilakukan saat anak asuh sedang

Pengasuh

Anak asuh 2 Anak asuh 1

Anak asuh 4 Anak asuh 3

 

Page 137: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

121

memiliki masalah atau kesulitan. Pada komunikasi antarpribadi

ini anak asuh mengutarakan permasalahan dan keluhan tentang

masalah yang sedang dihadapi, kemudian pengasuh akan

mencarikan solusi atas permasalahan tersebut.

Pengasuh panti akan memberikan arahan kepada anak

asuh dalam menyelesaikan masalahnya. Pengasuh dalam

komunikasi yang dilakukannya ini juga terlebih dahulu

mengkategorikan anak asuh sesuai dengan usianya. Dengan

begitu pengasuh dapat memposisikan diri sebagaimana mestinya.

Hal tersebut dilakukan pengasuh agar komunikasi yang dilakukan

pengasuh terhadap anak asuh berjalan efektif. Misalnya pada saat

waktu senggang anak asuh dapat berkomunikasi langsung dengan

pengasuh membicarakan masalah pribadi ataupun masalah

pelajaran.

Dalam komunikasi antarpribadi pengasuh berperan

penting sebagai seorang pembina untuk memberikan arahan dan

bantuan kepada anak asuh, serta dalam memberikan nasihat dan

peringatan.Komunikasi antarpribadi yang dilakukan pengasuh

dan anak asuh juga terjadi pada saat pengasuh menanyakan satu

persatu anak asuh tentang kendala apa yang saat ini sedang

mereka rasakan. Pengasuh juga menegur apabila ada anak asuh

yang ketika anak-anak asuh sedang makan melakukan sesuatu

yaitu bercanda. Disini pengasuh panti lebih memberikan arahan

serta mengayomi anak-anak asuh.

Komunikasi jenis ini di anggap paling efektif dalam hal

upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena

sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Menurut salah satu

 

Page 138: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

122

anak asuh yang bernama Fauzan, komunikasi yang dilakukan

pengasuh terhadap dirinya sangat berpengaruh pada kepercayaan

diri Fauzan. Fauzan merasa lebih berani jika tampil di depan

umum. Fauzan juga berkata bahwa ia lebih semangat dalam

belajar setelah pengasuh memberikan ia motivasi serta nasihat

kepada dirinya. Artinya komunikasi antarpribadi yang dilakukan

pengasuh panti (komunikator) kepada anak asuh (komunikan)

berjalan efektif dan dapat merubah sikap dan perilaku Fauzan

sebagai komunikan.

Pada komunikasi antarpribadi setiap orang yang

berkomunikasi akan membuat prediksi efek seperti bagaimana

pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Penting

halnya sebagai pengasuh harus mengetahui terlebih dahulu

kondisi dan keadaaan anak asuh. Hal tersebut dilakukan agar

komunikasi yang dilakukan pengasuh terhadap anak asuh

berhasil.

Adapun lainnya komunikasi yang dilakukan antara

pengasuh dengan anak asuh di Panti Asuhan Annajah yaitu juga

menggunakan komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok

adalah komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan

sejumlah orang (komunikasi) yang berkumpul bersama-sama

dalam bentuk kelompok (Effendy 1996, 5). Komunikasi

kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan didalam

sebuah kelompok dan mempunyai tujuan. Komunikasi kelompok

juga merupakan komunikasi yang dilakukan dari tiga orang atau

lebih melalui tatap muka dan mempunyai tujuan yang

dikehendaki. Komunikasi kelompok yang dilakukan pengasuh

 

Page 139: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

123

dan anak asuh terjadi pada saat kegiatan istimah, memberikan

mau‟idzah hasanah atau motivasi support belajar kepada anak

asuh. Kegiatan istimah ini adalah pengasuh memberikan motivasi

belajar serta nasihat kepada anak-anak asuh agar anak-anak asuh

tersebut memiliki kepercayaan diri untuk meraih prestasi. Metode

yang dilakukan pengasuh dalam berkomunikasi dengan anak asuh

juga menggunakan pelajaran-pelajaran yang sama seperti di

sekolah, serta memberikan kajian agama islam.

Komunikasi kelompok yang dilakukan pengasuh kepada

anak-anak asuh dalam meningkatkan kepercayaan diri sudah

terbilang berhasil dengan perubahan yang terjadi pada diri anak

asuh. Anak asuh yang tadinya masih malu untuk tampil di depan

umum sekarang sudah terbiasa dan berani tampil di depan banyak

orang. Begitu pula dalam memimpin doa, anak asuh sudah bisa

berganti-gantian dengan anak asuh lainnya dalam memimpin doa.

B. Hubungan antara Pengasuh terhadap Anak Asuh

Panti Asuhan Annajah

Hubungan antara pengasuh terhadap anak asuh di Panti

Asuhan Annajah ini di analisis menggunakan teori penetrasi

sosial. Teori penetrasi sosial merupakan teori yang dalam

prosesnya berusaha mengidentifikasi peningkatan kedekatan dan

keintiman seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang

lain. Menurut peneliti hubungan antara pengasuh terhadap anak

asuh ini bisa dianalisa menggunakan teori penetrasi sosial

Dalam Panti Asuhan Annajah, anak-anak asuh

mempunyai persyaratan yaitu salah satunya adalah anak asuh

 

Page 140: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

124

harus berumur antara 8 sampai 12 tahun. Anak-anak asuh juga

harus memiliki informasi tentang asal usul keluarga yang jelas.

Pada usia tersebut tentunya anak-anak asuh sudah mengerti

bahwa yang sebelumnya mereka tinggal bersama orang tua dan

keluarga dirumah, lalu harus menjalani kehidupan dan tinggal di

Panti Asuhan Annajah serta pengasuh sebagai orang tua

pengganti.

Anak-anak asuh mengalami pengembangan hubungan

dengan pengasuh di Panti Asuhan Annajah agar terjadi kedekatan

dan keintiman antara pengasuh dan anak asuh. Berdasarkan hal

tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai pengembangan

hubungan yang terjadi pada pengasuh terhadap anak asuh dari

mulai anak asuh masuk kedalam panti hingga sekarang. Pada

pengembangan hubungan pada pengasuh terhadap anak asuh

tersebut peneliti menggunakan tahapan-tahapan yang ada dalam

teori penetrasi sosial yaitu:

2. Tahap Orientasi

Tahap paling awal dari interaksi, disebut sebagai tahap

orientasi (orientation stage), yang terjadi pada tingkat publik;

hanya sedikit mengenai diri kita yang terbuka untuk orang lain.

Komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi (impersonal). Para

individu yang terlibat hanya menyampaikan informasi bersifat

sangat umum saja (West & Turner 2008, 205). Tahap orientasi ini

merupakan tahap awal atau tahap perkenalan, dimana anak-anak

asuh baru mulai beradaptasi dengan pengasuh di Panti Asuhan

Annajah. Pada tahap orientasi ini waktu yang dibutuhkan antara

pengasuh untuk dekat dengan anak asuh tidak memerlukan waktu

 

Page 141: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

125

yang begitu lama karena cara yang digunakan pengasuh untuk

dekat dengan anak asuh yaitu dengan menggunakan sistem

kekeluargaan. Walaupun begitu pengasuh mempunyai cara

tersendiri untuk dekat dengan anak-anak asuh yang mempunyai

sifat dan karakter yang berbeda-beda.

Di Panti Asuhan Annajah anak asuh yang mempunyai

sifat lebih pemberani akan lebih cepat beradaptasi dengan

pengasuh dibanding anak yang mempunyai sifat pendiam.

Adapun selain sifat dan karakter, menurut pengasuh anak asuh

yang berasal dari luar daerah mempunyai kesulitan tersendiri

dalam berinteraksi dan berhubungan dengan pengasuh panti. Hal

tersebut dikarenakan anak asuh yang berasal dari luar daerah

tersebut sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah mereka

masing-masing dan ketika mereka masuk kedalam panti mereka

harus menggunakan bahasa Indonesia. Anak asuh yang berasal

dari luar daerah tersebut biasanya masih merasa malu untuk

melontarkan pendapatnya sehingga hal tersebut dapat

menghambat komunikasi antara pengasuh dan anak asuh.

Dalam tahap orientasi ini memahami sifat dan karakter

masing-masing anak asuh juga merupakan bagian dari proses

tahap orientasi yaitu perkenalan dan pendekatan. Pengasuh panti

juga harus mengetahui cara apa yang digunakan untuk bisa dekat

dan berkomunikasi dengan anak-anak asuh yang mempunyai

karakter berbeda dari sifat maupun dari segi usia. Pengasuh panti

menggunakan cara yang berbeda ketika berkomunikasi dengan

anak asuh yang lebih besar dan anak asuh yang mempunyai usia

lebih muda. Cara yang digunakan pengasuh untuk bisa dekat

 

Page 142: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

126

dengan anak asuh yang lebih besar yaitu dengan memposisikan

pengasuh sebagai teman anak asuh. Cara tersebut dilakukan agar

anak asuh mau berbagi cerita tentang apa saja kepada pengasuh.

Pengasuh melakukan hal tersebut agar anak asuh merasa dekat

sehingga meningkatnya hubungan antara pengasuh dan anak

asuh. Untuk anak asuh yang usianya lebih muda pengasuh

biasanya melakukan pendekatan dengan cara mengajak dan

merangkul dan memposisikan diri sebagai kakak atau orang tua

bagi anak asuh.

Pada tahap orientasi hal yang terjadi masih bersifat umum

seperti perkenalan. Hal tersebut meliputi tentang mengetahui

nama, daerah asal, dan lain sebagainya. Namun pendekatan

seperti mengetahui sifat, karakter, serta cara bagaimana

berkomunikasi dengan anak asuh yang usianya lebih tua dan yang

usianya lebih muda juga diperlukan pengasuh agar meningkatnya

hubungan antara pengasuh dan anak asuh di Panti Asuhan

Annajah. Hal tersebut terbukti dari yang awalnya anak asuh

masih merasa malu-malu kemudian menjadi tidak canggung lagi

apabila berkomunikasi dengan pengasuh.

3. Tahap Pertukaran Eksploratif

Tahap pertukaran eksploratif (exploratory affective

exchange stage) merupakan perluasan area publik dari diri dan

terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian seseorang individu

mulai muncul. Apa yang tadinya pribadi mulai menjadi publik.

Jika pada tahap orientasi, orang bersikap hati-hati dalam

menyampaikan informasi mengenai diri mereka maka pada tahap

ini orang melakukan ekspansi atau perluasan terhadap wilayah

 

Page 143: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

127

publik diri mereka. Tahap ini terjadi ketika orang mulai

memunculkan kepribadian mereka kepada orang lain. Apa yang

sebelumnya merupakan wilayah pribadi, sekarang menjadi

wilayah publik (West & Turner 2008, 205).

Pada tahap pertukaran eskploratif ini adanya peningkatan

yang lebih dalam dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini hal-hal

yang menjadi pribadi sudah mulai terbuka. Hubungan pada tahap

ini biasanya lebih santai dan menuju ke sifat akrab. Di tahap ini

suatu hal yang tadinya privat menjadi publik. Anak-anak asuh

pada tahap ini sudah mulai berani bercerita kepada pengasuh

tentang hal-hal yang mereka rasakan. Pada tahap pertukaran

ekspolartif ini adanya keterbukaan yang ditunjukan anak asuh

kepada pengasuh. Hal yang disampaikan anak asuh kepada

pengasuh biasanya berbeda-beda tergantung dari situasi yang

tengah mereka rasakan.

Seperti halnya anak asuh perempuan lebih senang

bercerita kepada pengasuh perempuan dalam hal-hal yang

menjadi masalah perempuan. Untuk anak asuh laki-laki biasanya

bercreita tentang kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan selama

berada di panti yang tentunya berbeda dengan lingkungan mereka

saat dirumah. Anak-anak asuh juga tidak canggung lagi untuk

menceritakan masalah atau kehidupan keluarga dan orang tua

mereka dirumah. Pada saat anak asuh menceritakan keluh kesah

yang mereka rasakan, tentunya pengasuh menjadi pendengar

yang baik dan memberikan solusi atas masalah anak asuh

tersebut.

 

Page 144: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

128

Hal ini bisa dikatakan sebagai tahap pertukaran eskploratif

karena anak asuh sudah mulai menunjukan sifat terbuka dengan

menceritakan kehidupan keluarga mereka kepada pengasuh.

Selain itu anak asuh juga sudah mulai mau menceritakan masalah

serta kesulitan-kesulitan apa yang mereka rasakan baik di dalam

panti maupun disekolah. Hal yang mendasari anak asuh

menunjukan sifat terbukanya tersebut dilakukan karena

menganggap pengasuh sebagai orang tua pengganti mereka

selama di Panti Asuhan Annajah.

4. Tahap Pertukaran Afektif

Tahap pertukaran afektif (affective exchange stage)

termasuk interaksi yang lebih “tanpa beban dan santai” di mana

komunikasi sering kali berjalan spontan dan individu membuat

keputusan yang cepat, sering kali dengan sedikit memberikan

perhatian untuk hubungan secara keseluruhan. Tahap ini ditandai

munculnya hubungan persahabatan yang dekat atau hubungan

antara individu yang lebih intim. Pada tahap ini juga muncul

perasaan kritis dan evaluatif pada level yang lebih dalam (West &

Turner 2008, 205).

Pada tahap pertukaran afektif yang terjadi antara

pengasuh dan anak asuh di Panti Asuhan Annajah ini yaitu

pengasuh sudah mulai mengetahui jika anak asuh tersebut sedang

mempunyai masalah. Pengasuh juga mempelajari bagaimana

sikap dan tingkah laku anak asuh. Ketika anak asuh sedang

memiliki masalah biasanya langsung terlihat dari cara mereka

bertingkah laku sehari-hari. Setelah pengasuh mengetahui bahwa

 

Page 145: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

129

anak asuh tersebut sedang memiliki masalah, pengasuh langsung

menanyakan kepada anak asuh tersebut.

Hal yang biasa anak asuh ceritakan kepada pengasuh

biasanya lebih kepada kegiatan anak asuh sehari-hari bahkan

untuk anak asuh yang usianya lebih tua sudah mulai berkonsultasi

bagaimana mereka setelah lulus nanti. Pada tahap ini misalahnya

salah satu anak asuh yang bernama Fauzan sudah mulai merasa

nyaman apabila bercerita kepada pengasuh. Biasanya cerita

tersebut meliputi masalah tentang kesulitan dari hal kegiatan

belajar. Anak asuh pada tahap ini sudah mulai menganggap

bahwa pengasuh sebagai orang tua pengganti mereka karena

sistem dijalankan di Panti Asuhan Annajah ini yaitu dengan

sistem kekeluargaan.

Pada tahap ini pengasuh juga memberikan solusi terbaik

serta nasihat-nasihat kepada anak asuh dalam menyelesaikan

masalah yang sedang mereka alami. Misalnya salah satu anak

asuh ingin melanjutkan sekolah di luar negeri, tentunya pengasuh

mencarikan solusi dengan memberitahukan kepada anak asuh

syarat-syarat apa saja yang harus dilakukan anak asuh. Pada tahap

pertukaran afektif ini kedua belah pihak yaitu pengasuh dan anak

asuh sudah mulai memberikan perhatian pada hubungan ini

secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari anak asuh yang sudah

mulai terbiasa bersikap terbuka terhadap pengasuh tentang

masalah-masalah yang sedang dialami anak asuh dan begitu pula

pengasuh yang memberikan solusi atas masalah atau kesulitan

yang sedang dihadapi anak asuh.

 

Page 146: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

130

5. Tahap Pertukaran Stabil

Tahap pertukaran stabil (stable exchange stage)

berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan

perilaku secara terbuka yang mengakibatkan munculnya

spontani-tas & keunikan hubungan yang tinggi. Dalam tahap ini,

kedua belah pihak berada dalam tingkat keintiman tinggi dan

sinkron, maksudnya adalah perilaku-perilaku diantara keduanya

kadang kala terjadi kembali, dan kedua belah pihak mampu untuk

saling menilai dan menduga perilaku yang terjadi dengan cukup

akurat (West & Turner 2008, 205).

Pada tahap pertukaran stabil ini masing-masing individu

sudah mulai memperkirakan masing-masing tindakan mereka dan

memberikan tanggapan dengan sangat baik. Pada tahap ini antara

pengasuh dan anak asuh sudah mampu menilai dan menduga

perilaku anak asuh dengan sangat akurat. Hubungan antara

pengasuh dan anak asuh pada tahap pertukaran stabil bisa dilihat

dari bagaimana pengasuh mengetahui apa yang anak asuh rasakan

tanpa anak asuh bercerita terlebih dahulu.

Pengasuh sudah mulai mengetahui hal apa yang sedang

terjadi dengan anak asuh hanya dari raut wajahnya saja. Pengasuh

biasanya langsung mengambil tindakan dengan bertanya kepada

anak asuh dan memberikan nasihat serta penengah atas masalah

yang sedang dialami anak asuh. Pengasuh panti beranggapan

bahwa yang terpenting baginya ialah pengasuh bisa memberikan

pemahaman yang baik kepada anak-anak asuh.

Dikatakan sebagai tahap pertukaran stabil karena

pengasuh sudah mampu menilai dan menduga perilaku anak-anak

 

Page 147: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

131

asuh dengan cukup akurat. Disini pengasuh sudah bisa menilai

apa yang sedang anak asuh rasakan hanya dari raut wajahnya

saja. Pengasuh panti mampu memposisikan diri mereka sesuai

dengan keadaan yang sedang terjadi. Pengasuh panti asuhan

mampu menjadi teman, kakak maupun orang tua untuk anak-anak

asuh. Dalam praktiknya pengasuh selalu berusaha memberikan

hak serta kewajiban anak asuh. Pengasuh panti berusaha menjadi

orang tua pengganti yang terbaik bagi anak-anak asuh dan selalu

bertanggung jawab atas anak-anak asuh di Panti Asuhan Annajah.

Pada tahap pertukaran stabil ini pengasuh panti juga

berupaya agar anak-anak asuh terhindar dari hal-hal negatif.

Pengasuh selalu memberikan pembinaan untuk anak asuh.

Pengasuh juga memberikan saran, nasihat, motivasi dan selalu

melakukan evaluasi terhadap anak-anak asuh. Hal-hal tersebut

dibantu dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan dengan

mengadakan wokrshop, pelatihan dan lain sebagainya untuk anak

asuh di Panti Asuhan Annajah.

C. Faktor yang Memengaruhi Anak Asuh dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Meraih

Prestasi di Sekolah

Kepercayaan diri merupakan salah satu unsur yang

penting dalam kehidupan sehari-hari. Kepercayaan diri

merupakan sikap, perasaan yakin yang ada dalam diri seseorang

bahwa ia mampu dalam mencapai suatu tujuan. Kepercayaan diri

juga dapat dipengaruhi dari berbagai macam faktor. Begitu pula

kepercayaan diri yang ada pada anak-anak asuh sebuah panti

asuhan. Keadaan yang berbeda dari anak-anak lainnya yang

 

Page 148: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

132

berada dalam sebuah lingkungan keluarga utuh membuat anak-

anak asuh panti diminta untuk mempunyai rasa percaya diri yang

tinggi atau bahkan sama dengan anak-anak yang berada di

lingkungan keluarga. Dengan kepercayaan diri ini anak-anak asuh

diharapkan mampu bersaing dan meraih prestasi baik di dalam

panti asuhan maupun di sekolah.

Di Panti Asuhan Annajah anak-anak asuh bersekolah di

Sekolah Dasar Islam Annajah, Madrasah Tsanawiyah Annajah,

dan Madrasah Aliyah Annajah. Walaupun masih dibawah satu

lembaga dengan Panti Asuhan Annajah, di sekolah tersebut tidak

hanya berisi anak-anak dari Panti Asuhan Annajah saja,

melainkan anak-anak lain diluar panti. Dengan begitu anak-anak

diluar panti asuhan yang bersekolah di Yayasan Pendidikan

Annajah memiliki keadaan yang sangat berbeda dari anak-anak

panti asuhan.

Anak-anak diluar panti dengan anak-anak asuh Panti

Asuhan Annajah memiliki perbedaan dari segi lingkungan

keluarga dan ekonomi. Seperti yang diketahui bahwa untuk

bersekolah di Yayasan Pendidikan Annajah memerlukan biaya

yang tidak sedikit artinya hanya anak-anak yang memiliki kondisi

keluarga dengan ekonomi yang baik saja yang bisa bersekolah di

Yayasan Pendidikan Annajah. Hal itu menjadi tantangan

tersendiri bagi anak-anak asuh bagaimana perbedaan yang sangat

bisa dirasakan tidak menghalangi mereka untuk berprestasi.

Anak-anak asuh harus memiliki kepercayaan diri yang

tinggi guna bisa bersaing dalam prestasi dengan anak-anak

lainnya disekolah. Di dalam Panti Asuhan Annajah terdapat

 

Page 149: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

133

beberapa program dan kegiatan untuk melatih kepercayaan diri

anak asuh. Kegiatan tersebut bernama muhadoroh. Dalam

kegiatan muhadoroh anak-anak asuh diminta untuk tampil

mengeskpresikan diri serta menampilkan bakat yang mereka

miliki. Selain muhadoroh ada kegiatan muhadasah dimana anak-

anak dilatih untuk membagi ilmu dari apa-apa yang mereka

dapatkan di panti asuhan. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan

agar anak-anak asuh tidak takut untuk tampil ke depan. Kegiatan

tersebut juga dilakukan guna melatih rasa percaya diri pada anak

asuh.

Selain kegiatan ada pula organisasi IKP (Ikatan Keluarga

Panti). Di IKP ini anak-anak asuh dilatih untuk bisa maju dan

tampil kedepan. Anak-anak asuh dilatih untuk memimpin sebuah

doa bersama dan membimbing sebuah kegiatan. Berdasarkan

hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat beberapa faktor

yang memengaruhi anak asuh dalam meningkatkan kepercayaan

diri mereka dalam meraih prestasi di sekolah, di dalam panti

maupun di luar panti. Faktor-faktor tersebut ada faktor

lingkungan ada faktor pendidikan.

1. Faktor lingkungan

Dalam faktor lingkungan rasa percaya diri baru bisa

tumbuh dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang berada

di dalam lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya jika

lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut untuk

percaya diri maka individu tersebut akan kehilangan proses

pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri (Hakim 2002,

121). Lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam

 

Page 150: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

134

memengaruhi kepercayaan diri seseorang. Rasa percaya diri bisa

dilihat dari bagaimana tingkah laku sehari-hari. Jika berada di

lingkungan yang baik, seseorang bisa memiliki rasa percaya diri

yang tinggi dibanding yang berada di lingkungan yang tidak baik.

Meskipun anak-anak tidak berada di lingkungan sebuah keluarga

yang lengkap bersama orang tua kandung, tetapi anak-anak asuh

berada di sebuah lingkungan dimana terdapat pengasuh yang

menjadi orang tua pengganti mereka.

Dalam hal membangun rasa percaya diri anak asuh, Panti

Asuhan Annajah menerapkan berbagai macam cara seperti

melatih anak asuh untuk berani berbicara tentang banyak hal

melalui kegiatan dan program-program yang dijalankan.

Menumbuhkan sikap mandiri dan sikap bertanggung jawab pada

anak asuh dengan jadwal kegiatan sehari-hari yang harus

dilakukan anak-anak asuh. Selain itu Panti Asuhan Annajah juga

diberikan sanksi apabila melanggar peraturan yang telah dibuat.

Peraturan-peraturan yang ada didalam panti merupakan peraturan

yang dibuat oleh anak asuh sendiri dan telah disepakati bersama

anak-anak asuh.

Pada faktor lingkungan yang memengaruhi anak asuh,

pengasuh mempunyai peran dalam meningkatnya kepercayaan

diri anak asuh. Para pengasuh di panti selalu memberikan

motivasi kepada anak-anak asuh agar mempunyai kepercayaan

diri yang tinggi dalam meraih prestasi. Motivasi yang diberikan

pengasuh tidak hanya pada saat kegiatan besar yang diadakan

panti saja melainkan saat melakukan diskusi pada anak asuh yang

diadakan secara mendadak. Para pengasuh juga menjadi tempat

 

Page 151: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

135

para anak asuh untuk bercerita dan berkeluh kesah saat

menghadapi masalah dan kesulitan. Pengasuh panti akan

memberikan solusi atas masalah apa yang dihadapi oleh anak

asuh.

2. Faktor pendidikan

Faktor pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan di

sekolah. Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan kedua bagi

anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling

berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga di rumah.

Sekolah memberikan ruang pada anak untuk mengekspresikan

rasa percaya dirinya terhadap teman-teman sebayanya (Hakim

2002, 121). Sekolah yang dikatakan sebagai lingkungan kedua

bagi anak asuh merupakan faktor pendidikan formal yang juga

memengaruhi kepercayaan diri anak asuh. Di sekolah anak-anak

asuh diberikan ruang untuk mengekspresikan rasa percaya diri

yang mereka miliki dengan teman-teman sebaya maupun dengan

kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Di sekolah ini anak-anak

asuh akan dibangun rasa kepercayaan diri mereka melalui

berbagai macam kegiatan seperti kegiatan untuk melatih

keberanian untuk bertanya saat ada hal yang kurang jelas

disampaikan oleh guru ke anak-anak asuh di sekolah.

Di sekolah anak-anak asuh juga dilatih untuk berdiskusi

dan berdebat, mengerjakan soal di depan kelas serta bersaing

dalam mencapai prestasi belajar. Anak-anak asuh di Panti Asuhan

Annajah juga aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga dan

memiliki prestasi dibidang olahraga. Pendidikan yang didapatkan

anak asuh juga didapatkan dari berbagai program kegiatan yang

 

Page 152: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

136

diadakan Panti Asuhan Annajah. Anak-anak asuh diberikan

kebebasan untuk mengembangkan potensi-potensi yang mereka

punya dengan kegiatan-kegiatan yang ada di panti seperti

kegiatan belajar bahasa arab, bahasa inggris, serta pelatihan dan

workshop yang diadakan panti.

Anak-anak asuh juga dibiarkan untuk mengembangkan

hobi yang positif dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di

panti maupun di sekolah. Di panti sendiri terdapat kegiatan

seperti Tahfidzul Qur‟an (hafalan Al-Qur‟an), Tilawah Al-

Qur‟an, Muhadarah (penampilan bakat dan seni), bimbingan

teknologi komputer, bimbingan conversation english, bela diri

beksi, hadroh dan marawis. Adapun pemberian pendidikan agama

sejak dini yang diterapkan di Panti Asuhan Annajah. Pendidikan

keagamaan yang diterapkan panti sama seperti yang dilaksanakan

pada sebuah pesantren.

Pendidikan yang diberikan di dalam panti dibuktikan

dengan prestasi yang diraih oleh anak-anak asuh yaitu juara II

lomba cerdas cermat, juara I lomba tahfidz dan juara III lomba

tausiyah pada acara pentas kreasi anak sholeh yang

diselenggarakan oleh Al-Azhar. Melalui berbagai program

kegiatan yang diselenggarakan di panti asuhan, anak asuh juga

diajarkan bagaimana cara berpidato dan dibuktikan melalui

prestasi yang didapatkan yaitu juara III lomba tausiyah.

Bukan suatu hal yang mudah bagi anak yang tinggal di

dalam sebuah panti asuhan untuk mempunyai kepercayaan diri

yang tinggi seperti anak lainnya yang hidup dalam suatu keluarga

yang utuh di dalam rumah. Semua anak asuh di panti asuhan

 

Page 153: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

137

memiliki hak yang sama seperti anak-anak lainnya. Faktor

lingkungan dan pendidikan mampu menjadikan anak asuh sama

seperti anak lainnya dalam bidang prestasi.

 

Page 154: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

138

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan dan analisis data maka peneliti

menyimpulkan tentang Pola Komunikasi antara Pengasuh

terhadap Anak Asuh dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Anak Asuh di Panti Asuhan Annajah sebagai berikut:

1. Pola komunikasi antara pengasuh terhadap anak asuh

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh di Panti

Asuhan Annajah antara sebagai berikut:

a. Pola Roda

Pada pola roda ini pengasuh memberikan arahan

melalui kegiatan istimah dan mau‟idzah hasanah

kepada anak asuh tanpa reaksi timbal balik dari anak

asuh. Pada pola roda ini komunikasi yang dilakukan

didominasi oleh pengasuh sebagai komunikator.

Bentuk pola roda ini dilakukan oleh semua informan

dalam penelitian ini.

b. Pola Bintang

Pada pola bintang ini pengasuh terhadap anak asuh

memiliki kekuatan yang sama untuk saling

memengaruhi satu sama lain. Pada saat berkomunikasi

anak asuh memberikan feedback atas apa yang

disampaikan oleh pengasuh. Bentuk pola bintang ini

dilakukan oleh informan A dan informan B dalam

penelitian ini.

 

Page 155: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

139

Bentuk komunikasi antara pengasuh terhadap anak asuh

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh di Panti

Asuhan Annajah antara sebagai berikut:

a. Komunikasi Antarpribadi

Pada komunikasi antarpribadi yang dilakukan antara

pengasuh terhadap anak asuh dianggap paling efektif

dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau

perilaku seseorang yaitu anak asuh. Bentuk

komunikasi antarpribadi ini dilakukan oleh semua

informan dalam penelitian ini.

b. Komunikasi kelompok

Pada komunikasi kelompok antara pengasuh terhadap

anak asuh berkumpul bersama dalam bentuk

kelompok. Dalam komunikasi kelompok yang

dilakukan pengasuh terhadap anak asuh memiliki

tujuan yang sama seperti memberikan motivasi belajar

kepada anak asuh. Bentuk komunikasi kelompok ini

dilakukan oleh semua informan dalam penelitian ini.

2. Hubungan antara Pengasuh terhadap Anak Asuh Panti

Asuhan Annajah adalah sebagai berikut:

a. Tahap Orientasi

Pada tahap orientasi ini merupakan tahap awal atau

tahap perkenalan, dimana anak-anak asuh baru mulai

beradaptasi dengan pengasuh di Panti Asuhan

Annajah. Pada tahap orientasi ini waktu yang

dibutuhkan antara pengasuh untuk dekat dengan anak

asuh tidak memerlukan waktu yang begitu lama

 

Page 156: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

140

karena cara yang digunakan pengasuh untuk dekat

dengan anak asuh yaitu dengan menggunakan sistem

kekeluargaan. Tahap orientasi ini dilakukan oleh

semua informan dalam penelitian ini.

b. Tahap Pertukaran Eksploratif

Pada tahap pertukaran eksploratif ini hubungan antara

pengasuh terhadap anak asuh lebih santai dan menuju

ke sifat akrab. Di tahap ini suatu hal yang tadinya

privat menjadi publik. Tahap pertukaran eksploratif

ini dilakukan oleh semua informan dalam penelitian

ini.

c. Tahap Pertukaran Afektif

Pada tahap pertukaran afektif yang terjadi antara

pengasuh terhadap anak asuh di Panti Asuhan

Annajah yaitu pengasuh sudah mulai mengetahui jika

anak asuh tersebut sedang mempunyai masalah. Tahap

pertukaran afektif ini dilakukan oleh semua informan

dalam penelitian ini.

d. Tahap Pertukaran Stabil

Pada tahap pertukaran stabil meningkatnya hubungan

antara pengasuh terhadap anak asuh bisa dilihat dari

bagaimana pengasuh mengetahui apa yang anak asuh

rasakan tanpa anak asuh bercerita terlebih dahulu.

Tahap pertukaran stabil ini dilakukan oleh semua

informan dalam penelitian ini.

 

Page 157: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

141

3. Faktor yang memengaruhi anak asuh dalam meningkatkan

kepercayaan diri dalam meraih prestasi di sekolah antara

lain sebagai berikut:

a. Faktor Lingkungan

Pada faktor lingkungan ini terjadi pada kegiatan

sehari-hari yang dilakukan antara pengasuh terhadap

anak asuh di Panti Asuhan Annajah saat pengasuh

memberikan motivasi dan dukungan yang dapat

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh. Faktor

lingkungan ini dilakukan oleh semua informan dalam

penelitian ini.

b. Faktor Pendidikan

Pada faktor pendidikan ini yaitu melalui berbagai

program kegiatan guna melatih keterampilan bakat

pada anak asuh dan meningkatkan kepercayaan diri

anak asuh yang diadakan di Panti Asuhan Annajah

serta didukung oleh berbagai fasilitas-fasilitas yang

ada. Faktor pendidikan ini dilakukan oleh semua

informan dalam penelitian ini.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan

implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Peneliti membenarkan pola komunikasi sebagai proses

yang dilakukan pengasuh terhadap anak asuh yang

bertujuan meningkatkan kepercayaan diri pada anak

 

Page 158: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

142

asuh. Adapun teori penetrasi sosial sebagai acuan

melihat perkembangan hubungan pengasuh terhadap

anak asuh di dalam panti asuhan. Penelitian ini dapat

menjadi acuan bagi para pembaca untuk mempelajari

pola komunikasi. Penelitian ini juga dapat menjadi

panduan bagi yayasan panti asuhan dan para pengasuh

untuk menerapkan pola komunikasi yang baik dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak asuh di panti

asuhan.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi

panti asuhan dan para pengasuh. Menambah

pengetahuan sehubungan dengan pengajaran yang

telah dilakukan serta prestasi anak asuh yang telah

dicapai dengan memperhatikan metode yang tepat

dalam motivasi anak asuh untuk meningkatkan

kepercayaan diri dalam meraih prestasi pada anak

asuh.

C. SARAN

Setelah melakukan penelitian mengenai Pola Komunikasi

Pengasuh terhadap Anak Asuh dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Anak Asuh di Panti Asuhan Annajah, maka

peneliti memiliki beberapa saran antara lain:

1. Saran Akademis

Penelitian ini kiranya dapat memberikan saran untuk

pengembangan ilmu komunikasi khususnya mengenai

 

Page 159: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

143

pola komunikasi pengasuh terhadap anak asuh di panti

asuhan. Harapan peneliti adalah dengan diketahui pola

komunikasi seperti apa yang dilakukan pengasuh terhadap

anak asuh agar anak asuh memiliki kepercayaan diri,

dapat membantu anak yang berada di dalam lingkungan

panti asuhan mampu bersaing dalam meraih prestasi sama

seperti anak lain yang berada di rumah dalam lingkungan

keluarga. Pada akhirnya, semoga penelitian ini dapat

dijadikan acuan untuk penelitian sejenis dan dapat diteliti

lebih lanjut.

2. Saran Praktis

a. Kepada Yayasan Panti Asuhan Annajah

Agar pola komunikasi pengasuh terhadap anak asuh

dapat berjalan lebih efektif dan intensif Yayasan Panti

Asuhan Annajah diharapkan dapat mengadakan program

kegiatan yang dikhususkan untuk para pengasuh dan anak

asuh guna mempererat hubungan antara pengasuh dan

anak asuh serta menambah program kegiatan yang dapat

melatih kemampuan masing-masing anak asuh.

b. Kepada Pengasuh Panti Asuhan Annajah

Kepada pihak pengasuh di Panti Asuhan Annajah

diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan

dalam memberikan pengajaran yang positif kepada anak

asuh, agar anak asuh dapat menerapkan ajaran-ajaran yang

diberikan pengasuh dan menjadi terbiasa untuk bersikap

positif.

 

Page 160: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

140

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Adywibowo, Inge Pudjiastuti. 2010. Memperkuat Kepercayaan

Diri Anak melalui Percakapan Referensial. Jurnal

Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010.

Jakarta

Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Rahasia sukses membangun

Kecerdasan Emosi dan Spritual ESQ. Jakarta: Penerbit

Arga

Alsa, Asmadi. 2006. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang

Tua Dengan Kepercayaan Diri Remaja Penyandang

Cacat Fisik: Jurnal psikologi

Angelis, Barbara De. 2003. Confidence: Sumber Sukses dan

Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan

Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya

Assumpta, Maria. 2002. Dasar-dasar Public Relation Teori dan

Praktis. Jakarta : Grasindo, 2002), cet. Ke-1

Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. 2005.

Standarisasi Panti Sosial. Jakarta

Bakar, Aziyah Abu. 2016. Komunikasi keluarga dan pengurusan

konflik: Dari Persepektif remaja melayu. Jurnal

International Communication, no.17

Barzan, Bardawi. 1999. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta;

Rineka Cipta.

Budyatna. Muhammad. 2012. Teori Komunikasi

Antarpribadi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

 

Page 161: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

141

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT

Raja Grafindo

Centi, Paul J. 1995. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta: Kanisius

De Vito, Joseph, A. 1989. The Interpersonal Communication

Book, Professional Book. Jakarta.

De Vito, Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang

Selatan: Karisma Publishing Groupedisi ke-5

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar

Bahasa Indoneisa Edisi Kedua. Jakarta:Balai Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar

Bahasa Indoneisa Edisi Kedua. Jakarta:Balai Pustaka

Departemen Sosial RI. 1989. Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Penyatuan dan Pengentasan Anak Terlantar Melalui

Panti Asuhan Anak. Jakarta: BinKesos

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Pola Komunikasi Orang Tua dan

Anak dalam keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan

Islam). Jakarta: Rineka Cipta

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dimensi-dimensi Komunikasi.

Bandung : Alumni cet. Ke-2

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 1992), cet. Ke-2

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Spektrum Komunikasi. Bandung:

Mandar Maju

Effendy, Onong Uchjana. 1996. Kepemimpinan dan Komunikasi.

Yogyakarta : PT. Al-Amin Press cet. Ke-1

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung

: Remaja Rosda Karya

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikasi. Bandung: PT. Cintra Aditya Bakti

 

Page 162: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

142

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Cet. Ke- 19

Emzir. 2011. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Rajawali Pers

Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk

Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial

Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Fisher, B. Aubrey. 1978. Teori-Teori Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Ghufron. 2011. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan

Praktik. Jakarta: Bumi Aksara

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri.

Jakarta: Purwa Swara

Hasbullah. 1997. Praktek Pengasuhan Anak di Panti Sosial Anak:

Kajian Pada Beberapa Panti Sosial Asuhan Anak di

Kasel. Tesis Sarjana, Jakarta: Perpustakaan Nasional RU

Kasiram, Mohammad. 2010. Metodologi Peneliti Kualitatif-

Kuantitatif. Yogyakarta: UIN-Maliki Press

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra

Adytia Bakti cet. Ke-1

Lubis, Djuara P. dkk. 2008. Dasar-Dasar komunikasi. Bogor:

Sains KPM IPB Press

Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Morissan. 2014. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi

Aksara Cet. Ke-10

 

Page 163: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

143

Mulyadi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Pekanbaru:

Diktat

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu komunikasi: Suatu Pengantar.

Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Nasional, Departemen Pendidikan. 1996. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ningrum, Nila Ainu. 1993. Hubungan antara strategy dengan

kenakalan pada remaja awal. Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga Surabaya: Jurnal psikologi volume

7, no.1: 481 – 489.

Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi

dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada cet.2

Partanto, Puis A. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT.

LkiS Pelangi Aksara

Rajabany, Muhammad Fahmi. 2015. Komunikasi interpersonal

pengasuh dengan anak asuh di Panti Asuhan Bayi Sehat

Muhammadiyah: Prosiding Penelitian SPeSIA

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi.

Bandung : Rosdakarya

Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Lembaga Penelitian UIN

Jakarta dengan UIN Jakarta Press. cet ke-1

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Peneltian. Bandung:

Pustaka Setia

Saputra, Wahyu Dwi. 2016. Peranan Panti Asuhan Terhadap

Pembentukan Sikap Sosial Anak Di Panti Asuhan

Mahmudah Di Desa Sumberejo Sejahtera Kecamatan

Kemiling Bandar Lampung. Skripsi Fakultas Keguruan

 

Page 164: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

144

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar

Lampung.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1998. Psikologi remaja. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta:

Universitas Indonesia, 2005 Cet. Ke-9

Sokolova, Irina V. 2008. Kepribadian Anak, Sehatkah

Kepribadian Anak Anda?. Yogyakarta: Kata Hati

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss. 2009. Encyclopedia Of

Communication Theory. California: Sage Publications, Inc

Sugiyono. 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan

kombinasi (mixed methods. Bandung: Alfabeta

Supraticcknya, Augustinus. 1995. Komunikasi Antarpribadi,

Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: kanisius

Susanto, Phil Astrid S. 1998. Komunikasi Dalam Teori dan

Praktek. Bandung: Bina Cipta Muhammad, Arni. 2001.

Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Cet. Ke-4

West, Richard. 2009. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan

Aplikasi

Widjaja A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.

Yogyakarta: Rineka Cipta

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia

Widiasavina

 

Page 165: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

145

LAMPIRAN

 

Page 166: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

 

Page 167: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

 

Page 168: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Transkrip Wawancara Penelitian dengan Pengasuh Panti

di Panti Asuhan Annajah

Peneliti : Salfania Yuanita

Narasumber : Informan A - Fachrul Rozi, S.H.I

Jabatan : Pengasuh Panti Asuhan Annajah

Hari/Tanggal : Jumat 4 mei 2018

Waktu wawancara : 15.30 WIB

Tempat wawancara : Panti Asuhan Annajah

Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka

Peneliti : Sejak kapan bapak/ibu menjadi pengasuh di Panti

Asuhan Annajah?

Informan A : Saya menjadi pengasuh panti asuhan sejak tahun

2011.

Peneliti : Kapan saja bapak/ibu berkomunikasi dengan anak

asuh ?

Informan A : Saya berkomunikasi dengan anak asuh mungkin

hampir 24 jam, artinya waktu anak-anak sekolah

mungkin tidak, tapi untuk interaksi dengan anak

asuh karena kami stand by 24 jam di panti asuhan

jadi yang paling banyak waktu yang paling banyak

berinteraksi dengan anak-anak yaitu pengasuh, bisa

jadi dalam satu hari, kecuali pada saat mereka

sekolah kita tidak berkomunikasi, karena itu sudah

keperluan dan kepentingan sekolah.

Peneliti : Penyampaian seperti apa yang di sukai anak asuh?

Informan A : Kalau kami untuk anak asuh sifatnya kita namanya

istimah atau memberikan mau’idzah hasanah atau

motivasi support mereka belajar, itu yang paling

Transkrip 01  

Page 169: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

disukai mereka, Cuma kita punya jadwal juga untuk

evaluasi mereka yaitu setiap jumat malam atau

malam jumat, dan malam minggu. Jadi dalam

seminggu kita 2 kali mengevaluasi mereka.

Peneliti : Bagaimana pola komunikasi yang bapak terapkan

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh di

Panti Asuhan Annajah?

Informan A : Kami selalu memberikan support kepada mereka,

ketika mereka ada masalah disekolah atau masalah

di antar anak asuh, namanya manusia kan tidak

luput dari kesalahan, suka setiap hari ada masalah.

Misalnya dalam hal kebersihan atau dalam hal

sikap akhlak, biasanya mereka langsung

mengadukan kekami, kalau ada disekolah pelajaran

yang susah atau apa itu biasanya konsultasi dengan

kami sebagai pengasuh.

Peneliti : Menurut bapak/ibu, apakah pola komunikasi yang

di terapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

terhadap anak-anak sudah berhasil?

Informan A : Untuk hal ini karena kami sudah mengikuti apa

yang dulu pernah diajarkan, artinya metode yang

dari dahulu sudah diberikan, kami sebagai

pengasuh juga sambil mereview kembali artinya

pelajaran-pelajaran yang dulu diterapkan itu tidak

bisa hilang, jadi kami merasa dengan metode

mengajar yang kami berikan kepada anak asuh saat

ini kami rasa sudah berhasil, yang tadinya mereka

tidak terbiasa berbicara didepan umum, sekarang

sudah terbiasa. Kemudian yang tidak biasa

memimpin doa, sekarang sudah berani memimpin

doa, dari segi akhlak yang tadinya mungkin tidak

pernah mengucapkan salam, kalau disini pulang

sekolah, harus mengucapkan salam, dan berangkat

juga harus mengucapkan salam. Itu dalam hal

kecilnya dan masih banyak yang lainnya.

 

Page 170: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Peneliti : Metode apa yang bapak/ibu terapkan agar anak

asuh mempunyai kepercayaan diri yang tinggi

untuk berprestasi?

Informan A : Kalau kami, metode yang dilakukan, kami disini itu

kan semi-pondok pesantren, dengan metode yang

sama, kami memberikan pelajar-pelajaran kepada

mereka, kemudian, sama seperti sekolah juga, kita

ada kajian islam dan kajian umum.

Peneliti : Apakah anda mengetahui prestasi serta kemampuan

yang dimiliki masing-masing anak asuh?

Informan A : Alhamdulillah untuk putera mereka mendapat juara

da’i cilik, kemudian untuk puteri juga dia ada

hafizah juz 30 alhamdulillah mendapat juara 1 di

Al-azhar, kemudian pildazil mendapat juara 3.

Peneliti : Ada tidak faktor penghambat yang bapak/ibu

hadapi saat berkomunikasi dalam meingkatkan

kepercayaan diri anak-anak asuh ?

Informan A : Untuk faktor penghambatnya, mereka tidak sekolah

di lingkungan panti asuhan walaupun masih satu

lembaga, jadi terkadang mereka ketika kita berikan

motivasi atau berikan support belajar ternyata

dijalan mereka bertemu teman luar, jadi mereka

terbawa dengan teman-teman diluar sehingga

ketika balik ke panti apa yang sudah diberikan oleh

pengasuh mereka lalai kembali.

Penetrasi sosial

Tahap Orientasi:

Peneliti : Butuh waktu berapa lama agar anak-anak bisa

merasa dekat dengan bapak/ibu?

Informan A : Sebenarnya sih gak lama ya, karena dari dulu kami

disini juga sistemnya kekeluargaan paling hanya 1

minggu saja mereka sudah cukup, artinya dalam 1

minggu pun mereka sudah berani berbicara dengan

pengasuh.

Peneliti : Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-

 

Page 171: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

beda, menurut bapak/ibu tipe anak yang bagaimana

yang komunikasinya mudah dan yang bagaimana

yang komunikasinya agak sulit? Di mana letak

kesulitannya?

Informan A : Mungkin untuk anak yang pemberani lebih mudah,

dan pendiam yang agak sulit. Mungkin untuk yang

dari daerah untuk berinteraksi dengan bahasa

indonesia yang baik mungkin mereka takut untuk

melontarkannya, dan jadi belajar juga disini. Kalau

dari daerah kan biasanya menggunakan bahasa

daerah, ketika dijakarta itu paling yang agak susah,

dan agak lama serta menghambat komunikasi

antara pengasuh dan anak asuh.

Peneliti : Apakah ada perbedaan pada cara bapak/ibu

berkomunikasi dengan anak yang besar dan yang

kecil? Kalau ada dimana letak perbedaannya?

Informan A : Ada, kami memang menerapkan kepada anak asuh

untuk memanggil kakak kepada kakak kelasnya,

walaupun memang ketika dilihat umurnya itu sama,

tapi kami membudayakan kesopanannya jadi

memanggil adik kelas, dengan sebutan adik, dan

kakak kelas, dengan sebutan kakak.

Tahap Pertukaran Eksploratif:

Peneliti : Apa pernah anak-anak curhat ke bapak/ibu

tentang pengalaman pribadi mereka? Kalau

pernah biasanya mereka curhat apa saja?

Informan A : Kepada pengasuh mereka lebih curhat seperti

“dulu saya gak belajar seperti ini, ketika saya

masuk panti, alhamdulillah dari yang saya tadinya

tidak tahu, tidak berpengalaman, ataupun yang

dari daerah, artinya mereka mensyukuri tinggal

dipanti, karena panti asuhan di panti annajah ini

memberika fasilitas sangat lebih. Kita sudah

memfasilitasi anak asuh dengan sangat mewah,

 

Page 172: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

dari tempat tidurnya itu sudah bagus, kemudian

didalam kamar ada kamar mandi didalam, kita

juga punya lab komputer, wifi. Untuk segi

keamanaan kita tidak memerlukan keamaanannya

lagi karena sudah dibantu dengan cctv. Tapi tetap

di organisasi anak asuh ada seksi keamanan, jadi

terbantu dengan adanya teknologi.

Peneliti : Ketika sedang ngobrol atau bicara santai,

bapak/ibu lebih sering berbicara face to face atau

ramai-ramai?

Informan A : Kalau kami kepada anak asuh face to face itu

jarang, kecuali face to face itu kalau mereka

mepunyai kesalahan yang agak besar. Jadi mereka

kita panggil untuk bicara face to face. Adapun

kalau kami berikan support motivasi itu ramai-

ramai jadi tidak membeda-bedakan.

Tahap Pertukaran Afektif:

Peneliti : Biasanya kalau mereka sedang ada masalah, apa

mereka langsung cerita ke bapak/ibu atau

bapak/ibu dulu yang harus memulai?

Informan A : Kami sebagai pengasuh disini sudah bisa

mempelajari oh anak ini yang kayanya

bermasalah atau kemudian kita juga ada laporan

dari pihak sekolah kali misalnya anak itu suka

diam, ada apa gitu. Jadi kita mempelajari dari

tingkah laku mereka. Saya rasa sih kami sebagai

pengasuh juga lulusan dari panti asuhan annajah

jadinya kami sudah tahu banget rasanya untuk

karakter anak yang bermasalah. Biasanya kita

panggil duluan gitu.

Peneliti : Apa yang biasa mereka ceritakan ke bapak/ibu?

Yang kecil biasanya cerita apa, yang besar

biasanya cerita apa?

Informan A : Kalau itu sih jarang ya, kecuali kalau lagi

 

Page 173: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

bercanda. Namanya kita kekeluargaan ya jadi

mereka menggap kami pengasuh sebagai orang

tua mereka, artinya cerita-cerita mereka ya

pengalaman mereka waktu dirumahnya. Soalnya

kalau ada apa-apa mereka mengadu ke kami.

Karena kamu orang tua kedua dari mereka.

Peneliti : Pernah gak bapak/ibu marah-marah sama

mereka? Marahnya seperti apa? Dan biasanya

sebabnya apa?

Informan A : Kalau marah. Itu pasti ya. Karena anak asuh

mempunyai peraturan. Ketika anak asuh itu

melanggar peraturan kami mempunyai sanksi,

kemudian ada shock theraphy atau

mohidzohhasanah, mengingatkan kepada

mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang

mereka telah setujui. Kemudian kita punya

organisasi namanya IKP (Ikatan Keluarga Panti)

dan itu yang membuat peraturan-peraturannya

adalah mereka. Ketika mereka sendiri melanggar

peraturan yang mereka buat, mungkin disitu

kami agak sedikit marah.

Tahap Pertukaran Stabil:

Peneliti : Apa bapak/ibu bisa mengetahui apa yang sedang

anak-anak rasakan hanya dari raut wajahnya saja

tanpa mereka harus cerita dulu?

Informan A : Kita sih biasanya dari raut wajah sudah

kelihatan. Misalnya, kalau mereka ada masalah

satu kamar biasanya mereka suka diam sendiri,

atau biasa bermain satu kamar tiba-tiba suka

pisah, suka berdiam diri, ternyata mungkin

sedang ada problem dikamar, mungkin karena

gamau piket atau apa, biasanya seperti itu. Kami

pengasuh yang menengahkan biasanya.

 

Page 174: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Peneliti : Sebagai pengganti orang tua, upaya atau cara

apa yang bapak/ibu lakukan agar anak-anak bisa

merasa dekat seperti mereka dekat dengan orang

tua sendiri?

Informan A : Kami berusaha untuk memberikan hak-hak

mereka dan kewajiban mereka, mereka juga

harus tau hak-hak kami disini sebagai pengasuh.

Ketika ada hak dan kewajiban yang mereka

langgar, terpaksa kita sebagai pengasuh juga

menuntut mereka agar tidak melanggar.

Kemudian kami juga berupaya untuk menjadi

orang tua terbaik buat mereka, karena kalau

disini ketika mereka ada masalah, yang

bertanggung jawab pertama disini adalah kami

sebagai pengasuh.

Peneliti : Dengan melihat pergaulan anak zaman sekarang,

upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar anak-

anak terhindar dari hal-hal yang negatif?

Informan A : Kalau dipanti ini dari zaman saya sebagai anak

asuh, kemudian saya menjadi pengasuh itu

diterapkan dan memberikan motivasi dan

evaluasi mereka. Karena dengan perkembangan

zaman sekarang ini kita juga memberikan

fasilitas agar mereka tidak ketinggalan zaman,

tapi kita arahkan, kemudian kita juga panggil

relawan ahli dibidangnya seperti internet sehat,

sekarang kan zamannya internet terkadang

digunakan untuk hal yang tidak baik, kemarin

juga kita sudah mengadakan workshop internet

sehat, atau penggunaan teknologi yang baik. Jadi

kita selalu memberikan wejangan-wejangan

kepada anak asuh untuk tidak terbawa arus

pergaulan-pergaulan yang negatif.

 

Page 175: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Narasumber

Fachrul Rozi, S.H.I

 

Page 176: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Transkrip Wawancara Penelitian dengan Pengasuh Panti

di Panti Asuhan Annajah

Peneliti : Salfania Yuanita

Narasumber : Informan B - Marina Nur Firdaus

Jabatan : Pengasuh Panti Asuhan Annajah

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2018

Waktu wawancara : 09.00 WIB

Tempat wawancara : Panti Asuhan Annajah

Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka

Peneliti : Sejak kapan bapak/ibu menjadi pengasuh di Panti

Asuhan Annajah?

Informan B : Ba’da syawal tahun 2017.

Peneliti : Kapan saja bapak/ibu berkomunikasi dengan anak

asuh?

Informan B : Sering. Setiap hari dan setiap waktu kami sebagai

pengasuh berinteraksi dengan anak-anak asuh.

Peneliti : Biasanya sharing tentang apa ke anak asuh?

Informan B : Tergantung momennya, kadang kalau lagi ada yang

melanggar kita melakukan pembinaan.

Peneliti : Penyampaian seperti apa yang di sukai anak asuh?

Informan B : Biasanya mereka (anak asuh) paling suka sharing.

Ditanya satu-satu ada keluhan apa, ada kendala apa.

Peneliti : Bagaimana pola komunikasi yang bapak terapkan

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak asuh di

Panti Asuhan Annajah?

Informan B : Gini, kadang saya bisa jadi teman mereka, kadang

Transkrip 02

 

Page 177: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

jadi guru mereka, kadang jadi kakak mereka. Jadi

ada disaaat-saat tertentu saya bisa memposisikan

diri saya sendiri. Kalau mereka lagi kurang

semangat belajar, ya saya harus jadi guru mereka

yang menyemangati mereka, ayo kita belajar.

Kalau mereka sedang butuh bermain, yaudah saya

menjadi teman mereka.

Peneliti : Menurut bapak/ibu, apakah pola komunikasi yang

di terapkan dalam meningkatkan kepecayaan diri

terhadap anak-anak sudah berhasil?

Informan B : Kalau itu tergantung ya, karena latar belakang

mereka tidak sama, yang rintangannya tidak terlalu

berat mungkin akan langsung masuk. Mungkin

yang agak berat disini yaitu anak-anak broken

home, itu agak sulit. Jadi harus terus, terus, dan

terus. Kita jangan mau kalah dengan mereka, harus

diingetin terus.

Peneliti : Metode atau cara apa yang bapak/ibu terapkan agar

anak asuh mempunyai kepercayaan diri yang

tinggi?

Informan B : Kalau saya selalu bilang ke mereka, disaat kalian

sedang lengah, disaat kalian sedang diam, diluar

sana ada ribuan bahkan jutaan orang sedang

berjuang, jadi ketika kalian nanti terjun keluar,

jangan salah siapapun, salahkan diri kalian sendiri

kalau kalian tidak bisa bersaing bersama mereka.

Peneliti : Apakah anda mengetahui prestasi serta kemampuan

yang dimiliki masing-masing anak asuh?

Informan B : Iya saya tahu.

Peneliti : Apakah ada program atau kegiatan khusus guna

melatih kepercayaan diri anak asuh?

Informan B : Disini ada kegiatan muhadoroh, setiap anak tampil,

setiap anak mengekspresikan dirinya sendiri. Dari

organisasi IKP juga kan kita melatih anak, ayo

maju kedepan. Pimpin, pasti selalu begitu. Jadi,

 

Page 178: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

istilahnya jangan kita pengasuh terus yang maju,

tapi biar anak asuh yang mencoba, memimpin,

membimbing. Kaya kegiatan muhadasah, gak

selamanya saya yang kasih mufradat, gak saya aja

yang kasih vocab, tapi coba salah satu dari kalian

maju. Atau yang biasanya suka nunduk-nuduk

malu, nah itu yang biasanya saya suruh maju.

Jangan sampe dia jadi anak yang takut, seperti itu.

Ada juga kegiatan doa bersama, nanti mereka

ganti-gantian yang memimpin.

Peneliti : Ada atau tidak penghambat yang bapak/ibu hadapi

saat berkomunikasi dalam meingkatkan

kepercayaan diri anak-anak asuh?

Informan B : Penghambatnya itu sebenarnya di era yang seperti

ini ya. Jadi mereka itukan sekolahnya bareng sama

anak-anak yang diluar. Kadang saya khawatir

mereka gak percaya diri saat bergabung dengan

anak-anak lain disekolah. Takutnya mikirnya saya

anak panti, atau gimana. Terus saya selalu bilang

bahwa kalian ini beda, kalian ini pilihan. Walaupun

teman-teman mereka orang yang berkecukupan,

sedangkan di panti asuhan ini berbanding terbalik

sekali. Tunjukan kalian lebih dari mereka, kalian

harus pegang seenggaknya 5 besarlah, kadang ada

anak yang imannya naik turun, kadang dia kalau

lagi taat ya taat, dia percaya diri, rangkingnya naik,

bisa bersaing dengan anak luar, menjadi anak osis,

kadang kalau lagi terbawa, kaya sedang tugas

kelompok misalnya, teman-temannya sudah pakai

gadget, mereka ada rasa ingin. Saya selalu bilang,

tidak usah takut, gadget itu tidak bermanfaat

kebanyakan mudorotnya, kalian punya lab

komputer, pakai lab komputer. Kalian mau kerjain

tugas apa aja, kerjain dengan lab komputer. Jadi

jangan sampai karena anak panti jadi ketinggalan.

 

Page 179: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Kendalanya sih di eranya aja, harus moderenlah.

Penetrasi sosial

Tahap Orientasi:

Peneliti : Butuh waktu berapa lama agar anak-anak bisa

merasa dekat dengan ukhti?

Informan B : Gak lama, tidak sampai sebulan.

Peneliti : Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-

beda, menurut bapak/ibu tipe anak yang bagaimana

yang komunikasinya mudah dan yang bagaimana

yang komunikasinya agak sulit? Di mana letak

kesulitannya?

Informan B : Balik lagi, anak-anak broken home ini yang rada

sulit diajak untuk komunikasi. Karena kita tidak

merasakan apa yang mereka rasakan, jadi kita harus

mempunyai simpati yang berbeda. Untuk anak

selain broken home, masih mudah untuk diajak

berkomunikasi.

Peneliti : Apakah ada perbedaan pada cara ukhti

berkomunikasi dengan anak yang besar dan yang

kecil? Kalau ada dimana letak perbedaannya?

Informan B : Pasti. Kalau untuk anak yang sudah besar, kita

cenderung menjadi temannya, soalnya kalau kita

terlalu menggurui dia, dia jadi gak percaya untuk

curhat ini itu ke kita.

Tahap Pertukaran Eksploratif:

Peneliti : Apa pernah anak-anak curhat ke bapak/ibu tentang

pengalaman pribadi mereka? Kalau pernah

biasanya mereka curhat apa saja?

Informan B : Sering. Jujur saja ya, biasanya namanya anak sudah

besar, sudah mulai puber-puber. Biasanya mereka

bilang ukhti, aku suka deh sama dia. Saya rada

kaget juga, tapi mencoba biasa aja, mengerti

memang mereka lagi puber. Saya bilang suka itu

 

Page 180: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

anugerah, rasa cinta itu anugerah, itu wajar. Yang

tidak wajar itu kamu menunjukan rasa cinta kamu,

itu tidak wajar. Terus masalah pribadi kaya, untuk

anak-anak yang kecil belum bisa atur waktu,

mungkin gak tebiasa dengan lingkungan asrama.

Mereka bilang ukhti, aku haid, tapi kaya gini-gini,

oh iya itu namanya istihadoh. Jadi, banyaklah,

apalagi perempuan kan problemanya lebih rumit.

Peneliti : Ketika sedang ngobrol atau bicara santai, bapak/ibu

lebih sering berbicara face to face atau ramai-

ramai?

Informan B : Biasanya ramai-ramai sih.

Peneliti : Biasanya sharingnya tentang apa?

Informan B : Ditanya dulu, misalnya gimana disekolah, mereka

cerita macem-macem. Terus kalau disini ada aja

kegiatan, ya namanya satu asrama, beda pikiran,

beda suku, ada aja misalnya itu dia lemarinya gak

rapih, atau dia susah diatur mau tidur gak cuci kaki

dulu, ada aja gitu, jadi memang beginilah

dinamikanya.

Tahap Pertukaran Afektif:

Peneliti : Biasanya kalau mereka sedang ada masalah, apa

mereka langsung cerita ke bapak/ibu atau bapak/ibu

dulu yang harus memulai?

Informan B : Ditanya dulu, kadang ada yang malu untuk cerita.

Bingung juga mau cerita kesiapa. Kadang saya

simpati aja sih , nanya kenapa. Kadang ada masalah

sama temen, sampe ada yang nangislah segala.

Kadang anak kecil kan sepele banget ya, masalah

teman, masalah kecil, nangis. Kadang pengen

ketawa tapi ya diladenin, curhat ya didengerin.

Peneliti : Apa yang biasa mereka ceritakan ke bapak/ibu?

Yang kecil biasanya cerita apa, yang besar biasanya

cerita apa?

Informan B : Kalau yang kecil ceritanya tentang sekolah,

 

Page 181: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

pelajaran. kalau yang besar, biasanya tentang

kegiatan osis, ada acara ini, suka sama temennya,

yang sudah besar pikirannya lebih luas, nanti abis

lulus mau kemana, ada jaringan-jaringan apa dan

dimana, cari beasiswa. Contohnya seperti amel,

ingin kuliah dijepang, minta dicarikan jaringan,

ada, tapi syaratnya harus tes ini itu. Jadi untuk yang

besar sharingnya agak serius.

Peneliti : Pernah gak bapak/ibu marah-marah sama mereka?

Marahnya seperti apa? Dan biasanya sebabnya apa?

Informan B : Kadang jengkel, kan saya kerasin anak itu gamau,

karena takutnya malah jadi susah dan jauh. Jadi

kalau dengan lembut bisa, kenapa ngga. Tapi

memang ada anak yang dilembutin gak bisa,

terpaksa harus dikerasin. Ternyata dengan dikerasin

mereka lebih nurut.

Tahap Pertukaran Stabil:

Peneliti : Apa bapak/ibu bisa mengetahui apa yang sedang

anak-anak rasakan hanya dari raut wajahnya saja

tanpa mereka harus cerita dulu?

Informan B : Iya bisa dari raut wajah, lagi diam misalnya, atau

pagi berangkat sekolah, nih anak ko pagi-pagi gak

senyum, ada apa ini. Saya selalu mengingatkan ke

mereka, kalau habis subuh, walaupun gak ada

jadwal piket, jangn sampai ketiduran, karna itu

memulai hari kalian. Kalau habis subuh kalian tidur

lagi, pasti langsung jelek harinya. Saya lihat kenapa

nih pagi, pagi gak senyum, nanti saya tanya “kamu

tadi pagi subuh tidur lagi gak”?.

Peneliti : Sebagai pengganti orang tua, upaya atau cara apa

yang bapak/ibu lakukan agar anak-anak bisa

merasa dekat seperti mereka dekat dengan orang

tua sendiri?

 

Page 182: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Informan B : Kadang bisa jadi teman, kadang bisa jadi orang tua.

Kalau mereka sedang makan, suka berisik, saya

panggil, saya kasih tau, jangan kaya gitu nak, kalau

makan itu gak boleh berisik, makan itu diam. Jadi

harus mengayomi.

Peneliti : Dengan melihat pergaulan anak zaman sekarang,

upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar anak-anak

terhindar dari hal-hal yang negatif?

Informan B : Pembinaan itu pasti, karena saya tidak tertutup

dengan mereka. Saya pernah mengumpulkan anak

asuh perempuan. Saya nangis didepan mereka

karena mengingatkan untuk mereka harus menutup

aurat, dan mereka juga ikut menangis. Jangan

sampai mereka menganggap hal-hal penting itu

sepele, harus diingetin terus. Contohnya lagi kalau

liburan, mereka pulang kerumah, main instagram

saya lihat postingannya sudah galau galau, saya

ingatkan, jangan nanti kamu nyesel.

Narasumber

Marinna Nur Firdaus

 

Page 183: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Transkrip Wawancara Penelitian dengan Pengasuh Panti

di Panti Asuhan Annajah

Peneliti : Salfania Yuanita

Narasumber : Informan C - Hibatin

Jabatan : Pengasuh Panti Asuhan Annajah

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2018

Waktu wawancara : 09.45 WIB

Tempat wawancara : Panti Asuhan Annajah

Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka

Peneliti : Sejak kapan bapak/ibu menjadi pengasuh di

Panti Asuhan Annajah?

Informan C : Sejak 2017.

Peneliti : Kapan saja bapak/ibu berkomunikasi dengan

anak asuh?

Informan C : Setiap hari.

Peneliti : Penyampaian seperti apa yang di sukai anak

asuh?

Informan C : Sharing. Buka forum. Biasanya kalau ada

masalah antar perempuan.

Peneliti : Bagaimana pola komunikasi yang bapak

terapkan dalam meningkatkan kepercayaan diri

anak asuh di Panti Asuhan Annajah?

Informan C : Karena kita sering buka forum, saya sering kasih

masukan. Harus sering diberikan motivasi.

Peneliti : Menurut bapak/ibu, apakah pola komunikasi

yang di terapkan dalam meningkatkan

kepercayaan diri terhadap anak-anak sudah

berhasil ?

Transkrip 03  

Page 184: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Informan C : Beberapa anak sudah berhasil. Anak-anak itu

mempunyai karakter yang berbeda, dan anak-

anak yang masih mengulang kesalahannya

seakan-akan komunikasi yang saya lakukan ini

masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.

Biasanya anak-anak yang sulit diajak

komunikasi itu dari anak-anak broken home.

Peneliti : Apakah anda mengetahui prestasi serta

kemampuan yang dimiliki masing-masing anak

asuh?

Informan C : Untuk kemampuan beberapa anak saya tahu.

Peneliti : Apakah ada program atau kegiatan khusus guna

melatih kepercayaan diri anak asuh?

Informan C : Muhadoroh, ada berbagai kegiatan seperti

pidato, mc, pembacaan qur’an. Kita melatihnya

tidak sembarangan, bagaimana caranya keluar

dari panti dan berkiprah di masyarakat ini

mereka bisa gitu.

Penetrasi sosial

Tahap Orientasi:

Peneliti : Butuh waktu berapa lama agar anak-anak bisa

merasa dekat dengan bapak/ibu?

Informan C : Karena saya dulunya juga sebagai anak asuh disini,

jadi tidak begitu lama. Biasanya saya duluan yang

menyapa mereka langsung. Kita sebagai pengasuh

yang memulai.

Peneliti : Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-

beda, menurut bapak/ibu tipe anak yang bagaimana

yang komunikasinya mudah dan yang bagaimana

yang komunikasinya agak sulit? Di mana letak

kesulitannya?

Informan C : Karena saya lebih ke anak perempuan jadi lebih

mudah komunikasi dengan anak perempuan, karena

kan disini ada bagian-bagiannya juga. Biasanya

 

Page 185: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

anak perempuan yang sulit diajak komunikasi yang

sering melanggar. Rata-rata yang paling besar,

karena mereka merasa sudah senior.

Peneliti : Apakah ada perbedaan pada cara bapak/ibu

berkomunikasi dengan anak yang besar dan yang

kecil? Kalau ada dimana letak perbedaannya?

Informan C : Kalau untuk anak yang lebih besar mungkin kita

lebih tegas, dan untuk ke anak yang lebih kecil

lebih dirangkul dan diajak.

Tahap Pertukaran Eksploratif:

Peneliti : Apa pernah anak-anak curhat ke bapak/ibu tentang

pengalaman pribadi mereka? Kalau pernah

biasanya mereka curhat apa saja?

Informan C : Pribadi pernah, tentang masalah mereka dirumah.

Kan disini gak semuanya yatim piatu, mungkin

masalah mereka jarang dijenguk mungkin atau

orang tua mereka sering bertengkar.

Peneliti : Ketika sedang ngobrol atau bicara santai, bapak/ibu

lebih sering berbicara face to face atau ramai-

ramai?

Informan C : Lebih sering rama-ramai.

Tahap Pertukaran Afektif:

Peneliti : Biasanya kalau mereka sedang ada masalah, apa

mereka langsung cerita ke bapak/ibu atau bapak/ibu

dulu yang harus memulai?

Informan C : Nanya dulu, karena anak yang punya masalah itu

pasti kelihatan, menyendiri dan jarang keluar

kamar.

Peneliti : Apa yang biasa mereka ceritakan ke bapak/ibu?

Yang kecil biasanya cerita apa, yang besar biasanya

cerita apa?

Informan C : Rata-rata masalah dikamar, piket, namanya disini

ada yang besar dan kecil. Biasanya yang kecil

 

Page 186: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

tentang pelajaran susah, kalau yang besar tentang

teman.

Peneliti : Pernah gak bapak/ibu marah-marah sama mereka?

Marahnya seperti apa? Dan biasanya sebabnya apa?

Informan C : Pernah. Disini ada program sehabis maghrib untuk

membantu mereka disekolah, belajar. Lebih sering

ditegur sih, kalau marah karena melanggar untuk

masalah yang besar mungkin , karena disini kan

juga sudah ada peraturan.

Tahap Pertukaran Stabil:

Peneliti : Apa bapak/ibu bisa mengetahui apa yang sedang

anak-anak rasakan hanya dari raut wajahnya saja

tanpa mereka harus cerita dulu?

Informan C : Bisa, makanya kita harus mulai duluan karena

keliatan dari wajahnya sedang ada masalah

Peneliti : Sebagai pengganti orang tua, upaya atau cara apa

yang bapak/ibu lakukan agar anak-anak bisa

merasa dekat seperti mereka dekat dengan orang

tua sendiri?

Informan C : Biasanya kalau saya sih, kan saat mereka punya

masalah kita harus marah-marah. Lebih sering saya

samperin, tanya ada masalah apa. Saya selalu

bilang ke anak-anak kita harus selalu tau situasi

dan kondisi. Jadi, disaat saya sedang memarahi

mereka, posisi saya sebagai pengasuh, tapi disaat

kalian punya masalah dan kalian cerita kesaya,

posisi saya kakak. Disaat juga ketika kita main

bareng, kita itu teman.

Peneliti : Dengan melihat pergaulan anak zaman sekarang,

upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar anak-anak

terhindar dari hal-hal yang negatif?

Informan C : Saya lebih sering menegur anak-anak. Apalagi

untuk aturan pakaian, aturan makan, sopan santu.

Khususnya untuk perempuan saya yang lebih tegas.

 

Page 187: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Kalau ada anak perempuan yang pakaiannya

ngatung saya sita, alat make up yang mereka punya

juga saya sita. Jadi kita harus tegas ke mereka

untuk masalah pergaulan.

Narasumber

Hibatin

 

Page 188: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Transkrip Wawancara Penelitian dengan Anak Asuh Panti

di Panti Asuhan Annajah

Peneliti : Salfania Yuanita

Narasumber : Fauzan Firdaus

Usia : VII SMP (13 tahun)

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2018

Waktu wawancara : 10.30 WIB

Tempat wawancara : Panti Asuhan Annajah

Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka

Peneliti : Sejak kapan adik masuk di Panti Asuhan Annajah?

Informan : Sejak kelas 3 SD.

Peneliti : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di Panti

Asuhan Annajah? Bagaimana tanggapan adik

tentang kegiatan yang ada di Panti Asuhan Annajah

ini?

Informan : Senang, seru, bisa membuat mandiri. Kegiatan

yang paling saya sukai waktu free, dan belajar

pelajaran umum, kegiatan yang gak disukain

belajar pelajaran bahasa, kaya bahasa inggris.

Peneliti : Bagaimana pendapat adik tentang komunikasi yang

dilakukan pengasuh terhadap adik ?

Informan : Baik, seru, pengasuh enak diajak ngobrol.

Peneliti : Prestasi yang diraih?

Informan : Juara 2 lomba cerdas cermat antar panti di Al-

azhar, juara 2 pidato di SD, juara 3 lomba pidato di

al-azhar.

Peneliti : Apa yang membuat adik percaya diri pada saat

perlombaan baik di dalam panti maupun di

Transkrip 04  

Page 189: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

sekolah?

Informan : Yang membuat saya percaya diri dalam meraih

prestasi itu karena dukungan dari pengasuh dan

teman-teman. Saya juga berlatih untuk bisa lebih

percaya diri.

Peneliti : Apakah yang adik rasakan saat mengikuti sebuah

perlombaan atau tampil didepan umum?

Informan : Deg-degan pasti, kurang yakin. Untuk sekarang

alhamdulillah.

Peneliti : Apakah komunikasi yang dilakukan pengasuh

berpengaruh terhadap rasa percaya diri adik?

Informan : Komunikasi yang dilakukan pengasuh terhadap

saya berpengaruh dalam hal meningkatkan rasa

percaya diri saya, saya jadi lebih semangat

belajarnya dan lebih percaya diri kalau lagi tampil

sering melihat video penampilan supaya percaya

diri. Kaya saya sih maju dulu.

Peneliti : Apa yang membuat adik semangat dalam meraih

prestasi?

Informan : Saya sih yang pertama mau membanggakan orang

tua, panti, dan orang yang sudah melatih saya, yaitu

ka oji (pengasuh panti asuhan).

Penetrasi sosial

Tahap Orientasi:

Peneliti : Berapa lama waktu kamu untuk bisa beradaptasi di

sini?

Informan : Sekitar 3 mingguan.

Peneliti : Saat masa-masa awal kamu tinggal di sini, apa

kamu bisa langsung akrab dengan yang lain atau

diam-diam dulu karena masih malu?

Informan : Diam dulu karena malu.

Peneliti : Kamu di sini dekatnya sama siapa saja?

Informan : Banyak sih yang lain, sama teman angkatan, dekat

dengan pengasuh ka fauzi dan ka syarif.

 

Page 190: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Peneliti : Butuh waktu berapa lama kamu untuk dekat sama

pengasuh?

Informan : Sekitar 3 hari sudah dekat.

Peneliti : Pertama kali kamu kesini, pandangan kamu tentang

panti asuhan, pengasuh, dan teman-teman?

Informan : Pertama ngiranya pengasuhnya galak-galak,

ternyata enggak, semuanya baik.

Tahap Pertukaran Eksploratif:

Peneliti : Kalau ada masalah dengan teman sekolah atau

teman asrama biasanya cerita ke siapa?

Informan : Biasanya tentang kehidupan di rumah.

Peneliti : Kalau lagi cerita ke pengasuh biasanya ceritain

apa?

Informan : Biasa temen deket, temen di sekolah dan teman

asrama.

Peneliti : Pernah cerita soal masalah keluarga gak ke

pengasuh?

Informan : Pernah sharing tentang keluarga

Tahap Pertukaran Afektif:

Peneliti : Masalah apa yang paling sering kamu ceritakan ke

pengasuh?

Informan : Tentang sekolah dan kesulitan belajar. Paling susah

dibahasa dan bahasa inggris.

Peneliti : Kamu lebih nyaman curhat sama pengasuh laki-

laki, pengasuh perempuan, atau teman-teman

sesama anak asuh?

Informan : Ke pengasuh laki-laki dan teman laki-laki sesama

anak asuh.

Tahap Pertukaran Stabil :

Peneliti : Pernah gak kamu cerita ke pengasuh sampai

nangis?

Informan : Pernah.

 

Page 191: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Peneliti : Kalau kamu tidak setuju dengan pendapat atau

aturan yang pengasuh buat apa pernah kamu

protes? Biasanya soal apa

Informan : nggak pernah

Peneliti : Pernah gak kamu marah ke pengasuh? Marah

karena apa?

Informan : Nggak pernah.

Narasumber

Fauzan Firdaus

 

Page 192: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Transkrip Wawancara Penelitian dengan Anak Asuh Panti

di Panti Asuhan Annajah

Peneliti : Salfania Yuanita

Narasumber : Ridho Tamma

Usia : 2 SMA (16 Tahun)

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2018

Waktu wawancara : 10.50 WIB

Tempat wawancara : Panti Asuhan Annajah

Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka

Peneliti : Sejak kapan adik masuk di Panti Asuhan Annajah?

Informan : Sejak tahun ajaran baru kelas 9, sekitar 3 tahun

yang lalu.

Peneliti : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di Panti

Asuhan Annajah? Bagaimana tanggapan adik

tentang kegiatan yang ada di Panti Asuhan Annajah

ini?

Informan : Ada yang disenangi ada yang nggak. Yang paling

disenengin kegiatan belajar bahasa inggris.

Peneliti : Bagaimana pendapat adik tentang komunikasi yang

dilakukan pengasuh terhadap adik?

Informan : Komunikasinya baik, kalau ada yang salah

langsung dibilangin.

Peneliti : Prestasi yang diraih?

Informan : Kebanyakan di sekolah, juara cerdas cermat bahasa

jepang, juara permainan siritori jepang

Peneliti : Apa yang membuat adik percaya diri pada saat

perlombaan baik di dalam panti maupun di

sekolah?

Transkrip 05  

Page 193: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Informan : Yang membuat saya percaya diri dalam meraih

prestasi itu karena hal itu yang saya sukai.

Peneliti : Apakah yang adik rasakan saat mengikuti sebuah

perlombaan atau tampil didepan umum?

Informan : Senang, pas menang ada rasa bangga tersendiri

Peneliti : Apakah komunikasi yang dilakukan pengasuh

berpengaruh terhadap rasa percaya diri adik?

Informan : Berpengaruh kalau itu berhubungan. Kalau kasih

taunya tentang masa depan, dan harus semangat itu

berpengaruh.

Peneliti : Apa yang membuat adik semangat dalam meraih

prestasi?

Informan : Yang buat semangat, banyak sih. Karena rasa ingin

memberikan sesuatu buat siapa aja, untuk diri

sendiri dan panti asuhan.

Penetrasi sosial

Tahap Orientasi:

Peneliti : Berapa lama waktu kamu untuk bisa beradaptasi di

sini?

Informan : Beberapa hari. Soalnya kan sebelum masuk sini,

sempat masuk pesantren, jadi sudah terbiasa.

Peneliti : Saat masa-masa awal kamu tinggal di sini, apa

kamu bisa langsung akrab dengan yang lain atau

diam-diam dulu karena masih malu?

Informan : Awalnya temannya sedikit, tapi lama kelamaan bisa

beradaptasi.

Peneliti : Kamu di sini dekatnya sama siapa saja?

Informan : Sama pengasuh kurang deket, biasanya sama

relawan, pengajar bahasa inggris, dan teman-teman

cowok.

Peneliti : Butuh waktu berapa lama kamu untuk dekat sama

pengasuh?

Informan : Beberapa hari sih, soalnya mereka yang mencoba

deketin.

 

Page 194: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Tahap Pertukaran Eksploratif:

Peneliti : Kalau ada masalah dengan teman sekolah atau

teman asrama biasanya cerita ke siapa?

Informan : Temen sekolah dan teman panti asuhan.

Peneliti : Kalau lagi cerita ke pengasuh biasanya ceritain

apa?

Informan : Nggak pernah cerita ke pengasuh, ceritanya ke

temen.

Peneliti : Pernah cerita soal masalah keluarga gak ke

pengasuh?

Informan : Kalau ke pengasuh gak pernah, tapi ke temen

cowok sesama anak asuh sering.

Tahap Pertukaran Afektif:

Peneliti : Kamu lebih nyaman curhat sama teman atau

pengasuh?

Informan : Lebih nyaman ke teman, mungkin karena

seumuran.

Tahap Pertukaran Stabil:

Peneliti : Pernah gak kamu cerita ke pengasuh sampai

nangis?

Informan : Nggak pernah.

Peneliti : Kalau kamu tidak setuju dengan pendapat atau

aturan yang pengasuh buat apa Pernah kamu

protes? Biasanya soal apa?

Informan : Pernah sewaktu waktu, larangan bawa novel dan

komik waktu itu pernah gaboleh, Cuma saya dulu

pernah membela juga, saya alesannya itu komik

untuk baca-baca dan novel untuk resensi di

sekolah.

Peneliti : Pernah gak kamu marah ke pengasuh? Marah

karena apa?

Informan : Pernah. Kalau ada teman yang bikin salah biasanya

 

Page 195: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

yang kena semua anak asuh.

Peneliti : Kamu kalau cerita keteman sekolah, biasanya

tentang apa?

Informan : Cerita tentang sekolah, dan kehidupan pribadi.

Peneliti : Apakah kamu ada perubahan semenjak tinggal

dipanti dalam hal rasa percaya diri?

Informan : Mungkin jadi bisa lebih beradaptasi. Dulu kan saya

tinggal di perkampungan, pas tinggal dikota jadi

lebih banyak pengalamannya.

Narasumber

Ridho Tamma

 

Page 196: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Transkrip Wawancara Penelitian dengan Anak Asuh Panti

di Panti Asuhan Annajah

Peneliti : Salfania Yuanita

Narasumber : Septia Izmi Fauziah

Usia : VII SMP (13 tahun)

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2018

Waktu wawancara : 11.10 WIB

Tempat wawancara : Panti Asuhan Annajah

Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka

Peneliti : Sejak kapan adik masuk di Panti Asuhan Annajah?

Informan : Sejak lulus SD.

Peneliti : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di Panti

Asuhan Annajah? Bagaimana tanggapan adik

tentang kegiatan yang ada di Panti Asuhan Annajah

ini?

Informan : Senang banget. Kegiatan yang paling disenangi

kegiatan belajar bahasa arab, mutolaah.

Peneliti : Bagaimana pendapat adik tentang komunikasi yang

dilakukan pengasuh terhadap adik?

Informan : Baik.

Peneliti : Prestasi yang diraih?

Informan : Di sekolah rangking 1.

Peneliti : Apa yang membuat adik percaya diri pada saat

perlombaan baik di dalam panti maupun di sekolah?

Informan : Yang membuat saya percaya diri saat ingin meraih

prestasi yaitu saya yakin kalau saya pasti bisa.

Peneliti : Apakah yang adik rasakan saat mengikuti sebuah

perlombaan atau tampil didepan umum?

Transkrip 06  

Page 197: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Informan : Lumayan deg-degan tapi tetep percaya diri

Peneliti : Apakah komunikasi yang dilakukan pengasuh

berpengaruh terhadap rasa percaya diri adik?

Informan : Berpengaruh, jadi lebih semangat dan percaya diri.

Peneliti : Apa yang membuat adik semangat dalam meraih

prestasi ?

Informan : Inget sama orang tua dirumah

Penetrasi sosial

Tahap Orientasi:

Peneliti : Berapa lama waktu kamu untuk bisa beradaptasi di

sini?

Informan : Seminggu.

Peneliti : Saat masa-masa awal kamu tinggal di sini, apa kamu

bisa langsung akrab dengan yang lain atau diam-

diam dulu karena masih malu?

Informan : Lumayan langsung akrab

Peneliti : Kamu di sini dekatnya sama siapa saja?

Informan : Silmi dan semua pengasuh.

Peneliti : Butuh waktu berapa lama kamu untuk dekat sama

pengasuh?

Informan : Kayanya 2 mingguan.

Tahap Pertukaran Eksploratif:

Peneliti : Kalau ada masalah dengan teman sekolah atau teman

asrama biasanya cerita ke siapa?

Informan : Teman panti asuhan.

Peneliti : Kalau lagi cerita ke pengasuh biasanya ceritain apa?

Informan : Sharing.

Peneliti : Pernah cerita soal masalah keluarga gak ke

pengasuh?

Informan : Nggak pernah, biasanya cerita ke silma.

 

Page 198: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Tahap Pertukaran Afektif:

Peneliti : Masalah apa yang paling sering kamu ceritakan ke

pengasuh?

Informan : Tentang teman di sekolah, pelajaran yang gak seru.

Peneliti : Kamu lebih nyaman curhat sama pengasuh laki-

laki, pengasuh perempuan, atau teman-teman

sesama anak asuh?

Informan : Lebih nyaman ke pengasuh perempuan dan silmi

teman sesama anak asuh.

Tahap Pertukaran Stabil

Narasumber

Septia Izmi

Peneliti : Pernah gak kamu cerita ke pengasuh sampai

nangis?

Informan : Pernah, cerita tentang teman

Peneliti : Kalau kamu tidak setuju dengan pendapat atau

aturan yang

pengasuh buat apa pernah kamu protes? Biasanya

soal apa

Informan : Kalau sesuatu yang gak setuju banget.

Peneliti : Pernah gak kamu marah ke pengasuh? Marah

karena apa?

Informan : Mungkin pernah, kalau gak diizinin keluar.

 

Page 199: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Transkrip Wawancara Penelitian dengan Anak Asuh Panti

di Panti Asuhan Annajah

Peneliti : Salfania Yuanita

Narasumber : Shilma Fatimah

Usia : VII SMP (13 tahun)

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2018

Waktu wawancara : 11.40 WIB

Tempat wawancara : Panti Asuhan Annajah

Tipe Wawancara : Wawancara Tatap Muka

Peneliti : Sejak kapan adik masuk di Panti Asuhan Annajah?

Informan : Sejak lulus SD.

Peneliti : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di Panti

Asuhan Annajah? Bagaimana tanggapan adik

tentang kegiatan yang ada di Panti Asuhan Annajah

ini?

Informan : Senang. Kegiatan yang paling disenangi kegiatan

belajar mengajar.

Peneliti : Bagaimana pendapat adik tentang komunikasi yang

dilakukan pengasuh terhadap adik ?

Informan : Baik.

Peneliti : Prestasi yang diraih?

Informan : Di sekolah rangking, juara tahfidz.

Peneliti : Apa yang membuat adik percaya diri pada saat

perlombaan baik di dalam panti maupun di

sekolah?

Informan : Karena disemangatin temen-temen asrama, dan

pengasuh

Peneliti : Apakah yang adik rasakan saat mengikuti sebuah

Transkrip 07  

Page 200: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

perlombaan atau tampil didepan umum?

Informan : Semangat, optimis.

Peneliti : Apakah komunikasi yang dilakukan pengasuh

berpengaruh terhadap rasa percaya diri adik?

Informan : Berpengaruh, jadi lebih semangat dan percaya diri.

Peneliti : Apa yang membuat adik semangat dalam meraih

prestasi?

Informan : Yang membuat saya semangat dalam meraih

prestasi itu saya jadi bisa membanggakan diri

sendiri dan orang tua.

Penetrasi sosial

Tahap Orientasi:

Peneliti : Berapa lama waktu kamu untuk bisa beradaptasi di

sini?

Informan : 1 Bulan.

Peneliti : Saat masa-masa awal kamu tinggal di sini, apa

kamu bisa langsung akrab dengan yang lain atau

diam-diam dulu karena masih malu?

Informan : Awalnya diam dulu, lama kelamaan menjadi akrab.

Peneliti : Kamu di sini dekatnya sama siapa saja?

Informan : Sama sesama teman asuh perempuan, septi, dan

pengasuh.

Peneliti : Butuh waktu berapa lama kamu untuk dekat sama

pengasuh?

Informan : 1 bulan.

Tahap Pertukaran Eksploratif:

Peneliti : Kalau ada masalah dengan teman sekolah atau

teman asrama biasanya cerita ke siapa?

Informan : Teman panti asuhan.

Peneliti : Kalau lagi cerita ke pengasuh biasanya ceritain

apa?

Informan : Tentang teman, pelajaran di sekolah.

Peneliti : Pernah cerita soal masalah keluarga gak ke

 

Page 201: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

pengasuh?

Informan : Nggak pernah.

Tahap Pertukaran Afektif:

Peneliti : Masalah apa yang paling sering kamu ceritakan ke

pengasuh?

Informan : Tentang teman, pelajaran di sekolah.

Peneliti : Kamu lebih nyaman curhat sama pengasuh laki-

laki, pengasuh perempuan, atau teman-teman

sesama anak asuh?

Informan : Lebih nyaman ke pengasuh perempuan dan septi

teman sesama anak asuh.

Tahap Pertukaran Stabil:

Peneliti : Pernah gak kamu cerita ke pengasuh sampai

nangis?

Informan : Nggak pernah, pernahnya ke teman.

Peneliti : Kalau kamu tidak setuju dengan pendapat atau

aturan yang pengasuh buat apa pernah kamu

protes? Biasanya soal apa

Informan : nggak pernah

Peneliti : Pernah gak kamu marah ke pengasuh? Marah

karena apa?

Informan : Pernah. kalau ngga boleh keluar panti.

Narasumber

Shilma Fatimah

 

Page 202: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

FOTO-FOTO DOKUMENTASI

Panti Asuhan Annajah

Foto Ketua Panti Asuhan Annajah yaitu Bapak Moh. Adib Fahri,

S.Ag, MM., pada saat menyampaikan materi kepada anak-anak

asuh dalam acara pembinaan pada hari Minggu, 15 Juli 2018 di

Panti Asuhan Annajah.

Foto Ketua Panti Asuhan Annajah yaitu Fachrul Rozi S.H.,

pada saat menyampaikan materi kepada anak-anak asuh

dalam acara pembinaan pada hari Minggu, 15 Juli 2018 di

Panti Asuhan Annajah

 

Page 203: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Foto salah satu anak asuh panti asuhan saat diminta untuk

maju ke depan untuk menyampaikan kembali materi yang

telah disampaikan pengasuh kepada anak-anak asuh dalam

acara pembinaan pada hari Minggu, 15 Juli 2018 di Panti

Asuhan Annajah

Foto salah satu anak asuh panti asuhan saat diminta untuk

maju ke depan untuk menyampaikan kembali materi yang

telah disampaikan pengasuh kepada anak-anak asuh dalam

acara pembinaan pada hari Minggu, 15 Juli 2018 di Panti

Asuhan Annajah

 

Page 204: POLA KOMUNIKASI PENGASUH TERHADAP ANAK ASUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42743/1/SALFANIA... · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi

Foto anak-anak asuh menampilkan bakat dalam berpidato

pada kegiatan Muhadoroh yang diadakan Panti Asuhan

Annajah.

Foto lemari yang berisi medali, piala dan piagam

penghargaan yang didapat Panti Asuhan Annajah melalui

berbagai perlombaan yang diikuti anak asuh.