pola interaksi pawang dan pelatihan gajah sumatera ...digilib.unila.ac.id/60543/2/skripsi tanpa bab...

46
POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI ELEPHANT RESPONSE UNIT RESORT TOTOPROJO SPTN II TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (Skripsi) Oleh EFFRIANDI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 20-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN

GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus)

DI ELEPHANT RESPONSE UNIT RESORT TOTOPROJO SPTN II

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

(Skripsi)

Oleh

EFFRIANDI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

ABSTRAK

POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN

GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus)

DI ELEPHANT RESPONSE UNIT RESORT TOTOPROJO SPTN II

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

Oleh

Effriandi

Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa dilindungi yang

berstatus terancam punah (critically endangered). Pawang memiliki peran

penting dalam penentuan kesejahteraan, pelatihan dan pemanfaatan gajah dalam

menunjang kinerja taman nasional berupa patroli dan mitigasi konflik manusia

dan gajah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi pawang yang bersifat

dinamis, berulang dan bertahan dalam jangka waktu yang lama sehingga

membentuk pola serta pelatihan gajah guna pemanfaatannya dalam menunjang

kinerja taman nasional di Elephant Response Unit Satuan Pengelolaan Taman

Nasional Wilayah II Taman Nasional Way Kambas pada Bulan Januari – Februari

2019. Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipan, wawancara,

purposive sampling technique dan analisis data menggunakan metode deskriptif

kualitatif serta model miles and huberman yang bersifat induktif yang

dikontruksikan menjadi hipotesis dan teori.

Page 3: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

Effriandi

Penelitian ini menunjukkan pola interaksi pawang terdiri dari interaksi pawang

dan gajah berupa pemeliharaan, perawatan dan pelatihan gajah. Interaksi pawang

dan asisten pawang berupa pemeliharaan, perawatan, pelatihan gajah, patroli dan

mitigasi konflik manusia dan gajah. Interaksi pawang dan masyarakat terjadi

pada kegiatan blokade (penjagaan) dalam mitigasi konflik manusia dan gajah.

Pelatihan merupakan cara mengubah perilaku alami gajah menjadi perilaku terajar

yang berdasarkan kriteria gajah jinak di Elephant Response Unit serta teknik

pelatihan berjumlah 47 terdiri dari 24 perintah verbal (ucapan) dan 23 perintah

isyarat, penggunaannya paling banyak pada saat patroli monitoring kawasan dan

penggiringan gajah liar.

Kata kunci: Gajah sumatera, interakasi pawang, Taman Nasional Way Kambas.

Page 4: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

ABSTRACT

MAHOUT INTERACTION PATTERNS AND

ELEPHANT SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) TRAINING

IN ELEPHANT RESPONSE UNIT RESORT TOTOPROJO SPTN II

WAY KAMBAS NATIONAL PARK

By

Effriandi

Sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) is a protected species and

critically endangered status. Mahout has an important role in determining the

welfare, training and utilization of elephants in supporting the performance of the

national park in the form of patrolling and human elephant conflict mitigation.

The purpose of this research was to determine the dynamic, repetitive and

enduring interaction of mahout for a long time so can to establish patterns and

training of elephants for their use in supporting the performance of national parks

in the Elephant Response Unit of the Regional Park Management Unit II Way

Kambas National Park in January - February 2019. This research uses participant

observation methods, interviews, purposive sampling technique, data analysis

using the inductive of descriptive qualitative method, miles and huberman method

which is constructed into hypotheses and theories.

Page 5: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

Effriandi

The results of the research showed that mahout interaction pattern consists of the

interaction of the mahout and elephant interaction in the form of maintenance,

care and training of elephants. Interaction of mahout and mahout assistant in

maintenance, treatment, training of elephants, patrolling and human elephant

conflict mitigation. Mahout and villager interaction occurs in blockade activities

in the mitigation of human elephant conflict mitigation. Training is a way to

change an elephant's natural behavior into a learned behavior based on the criteria

of a docile elephant in the Elephant Response Unit and totaling 47 consisted of 24

verbal and 23 annunciation, the most used at the time of monitoring patrols and

the driving of a wild elephant.

Keywords: Mahout interaction, sumatran elephant, Way Kambas National Park.

Page 6: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN

GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus)

DI ELEPHANT RESPONSE UNIT RESORT TOTOPROJO SPTN II

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

Oleh

Effriandi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA KEHUTANAN

pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat
Page 8: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat
Page 9: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Negeri Baru pada tanggal 5 April

1996, merupakan anak keenam dari enam bersaudara

pasangan Bapak Ujang Effendi dan Ibu Darmani.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1 Negeri

Baru pada tahun 2008, SMP Negeri 1 Blambangan Umpu

pada tahun 2011 dan SMA Negeri 4 Tangerang pada

tahun 2014. Pada tahun 2014, melanjutkan pendidikkan di Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung malalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Pada tahun 2016, penulis melakukan Kuliah Lapang Kehutanan (KLK) di Pusat

Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPAKB), Southeast Asian Regional

Center for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP), Manggala Wanabakti, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbanghut) Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan. Pada tahun 2017, penulis melakukan Praktik Umum (PU)

di Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Linggapada, Kesatuan

Pengelolaan Hutan (KPH) Balapulang Perum Perhutani Divisi Regional Jawa

Tengah. Pada tahun 2018, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Selapan Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.

Page 10: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

Pada tahun 2015, penulis mengikuti Seminar Ekologi Tingkat Nasional “Peran

Hutan Dalam Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam di Indonesia” dan seminar

“International Conference of Science, Infrastructure, Technology and Regional

Development (ICoSITeR)” pada tahun 2018. Selama menjadi mahasiswa, penulis

aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

Pada tahun 2019, penulis menjadi pelaksana lapangan pada Tim Evaluasi Izin

Perhutanan Sosial Provinsi Lampung di KPH Liwa, tim ini dibentuk oleh Direktur

Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan. Penulis mempersentasikan sebagian hasil penelitiannya

yang berjudul “Pelatihan dan Pemanfatan Gajah Latih (Studi Kasus di Elephant

Response Unit Resort Totoprojo SPTN II Taman Nasional Way Kambas)” dalam

Seminar Nasional Pengembangan Lahan Kering Ke – 5 yang diselenggarakan

oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian

dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lampung pada tanggal 9 - 10

September 2019.

Page 11: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

Karya ini kupersembahkan untuk Ayah dan ibu serta saudaraku tersayang

Page 12: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Interaksi Pawang

dan Pelatihan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Elephant

Response Unit Resort Totoprojo SPTN II Taman Nasional Way Kambas” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini jauh

dari kesempurnaan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan

dan kemurahan hari dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini dengan segala

kerendahan hari penulis mengucapakan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut, M.Si. selaku Ketua Jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, terima kasih atas bantuan

dan saran yang telah diberikan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku dosen pembimbing

pertama yang senantiasa membantu, memberikan arahan dan saran kepada

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 13: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

ii

4. Bapak Dr.Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut., M.P., IPM. selaku dosen pembimbing

kedua yang senantiasa membantu, memberikan arahan dan saran kepada

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. Gunardi D. Winarno, M.Si. selaku pembahas atau penguji atas

semua arahan, saran dan kritik yang bermanfaat dalam telah diberikan dalam

penyeselesain penulisan skripsi ini.

6. Bapak Rudi Hilmanto, S.Hut., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik

penulis yang senantiasa memberikan arahan, saran dan kritik selama

perkuliahan.

7. Segenap Dosen Pengajar dan Staf Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung yang senantiasa membantu serta memberikan ilmu

selama penulis menempuh pendidikan.

8. Bapak Subakir, S.H., M.H. selaku Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas

beserta staf yang senantiasa memberikan arahan.

9. Bapak Nazzaruddin selaku Koordinator Elephant Response Unit, segenap

pawang (mahout), asisten pawang dan staf di Elephant Response Unit Bungur

serta Elephant Response Unit Tegal Yoso Resort Totoprojo SPTN II Taman

Nasional Way Kambas yang senantiasa telah membantu penulis dalam

pengambilan data.

10. Esri Indonesia yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan

penelitian ini dengan memberikan hak penggunaan perangkat lunak ArcGis

10.3.

Page 14: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

iii

11. Orang tua penulis Bapak Ujang Efendi, Ibu Darmani dan saudara – saudaraku

Roffi Efendi, S.T., Desi Effrita, S.E., Elfima Nora, A.md., Elfina Effendi,

A.md. serta Willy Febriani, S. Tr. Keb., yang senantiasa telah memberikan

do’a, kasih sayang, semangat, motivasi dan dukungannya untuk sebuah cerita

perjalanan hidup penulis.

12. Sahabat – sahabatku Agung P. Yusuf, Agus Sayfulloh, Muhammad Mahduda

Apriansyah, Okky Tio Prabowo, Wahyu Kurniawan, Lailatul Muniro, S.Hut.

dan Zulfanda Akbar Denasa selalu memberikan motivasi, doa dan dukungan

yang telah diberikan dalam penyeselesain penulisan skripsi ini.

13. Teman dan keluarga Kehutanan 2014“Lugosyl” dan Himpunan Mahasiswa

Kehutanan (Himasylva) Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas

kebersamaan, semangat dan keikhlasan hati dalam membantu penulis

mencapai gelar sarjana ini.

14. Serta semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian dan penyelesaian

skripsi mulai dari awal sampai akhir yang tidak bisa disebutkan satu – persatu.

Bandar Lampung, 18 Desember 2019.

Effriandi

Page 15: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

C. Kerangka Teoritis ............................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6

A. Gajah Sumatera................................................................................ 6

B. Persebaran Gajah Sumatera ............................................................. 8

C. Habitat Gajah Sumatera ................................................................... 8

D. Perilaku Gajah Sumatera ................................................................. 9

E. Taman Nasional Way Kambas ......................................................... 11

F. Elephant Response Unit ................................................................... 12

G. Pelatihan Gajah ................................................................................ 13

H. Pawang............................................................................................. 14

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 16

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 16

B. Alat dan Objek Penelitian ................................................................ 17

C. Jenis Data ......................................................................................... 17

1. Data primer .................................................................................. 17

2. Data sekunder .............................................................................. 17

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 18

1. Observasi ..................................................................................... 18

2. Wawancara................................................................................... 18

3. Studi literatur ............................................................................... 18

4. Dokumentasi ................................................................................ 19

E. Analisis Data .................................................................................... 19

Page 16: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

vi

Halaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 20

A. Pola Interaksi Pawang ..................................................................... 20

1. Interaksi pawang dan gajah ......................................................... 22

a. Pemeliharaan............................................................................ 22

b. Perawatan ................................................................................ 24

1). Memandikan ....................................................................... 24

2). Memberikan minum ........................................................... 24

3). Menggembalakan ............................................................... 25

4). Perawatan kesehatan .......................................................... 26

5). Peralatan ............................................................................. 27

6). Pakan tambahan ................................................................. 28

2. Interaksi pawang dan asisten pawang.......................................... 31

a. Pelatihan .................................................................................. 32

b. Patroli ...................................................................................... 32

c. Mitigasi konflik manusia dan gajah ......................................... 33

3. Interaksi pawang dan masyarakat ................................................ 34

B. Pelatihan Gajah ................................................................................ 36

1. Pelatihan dasar ............................................................................. 38

2. Pelatihan lanjutan ........................................................................ 39

3. Pelatihan pengembangan ............................................................. 41

4. Bahasa pawang berinteraksi dengan gajah didiknya ................... 43

C. Pemanfaatan Gajah Latih ................................................................. 44

1. Patroli monitoring ........................................................................ 44

2. Penggiringan ................................................................................ 46

VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 49

A. Simpulan ......................................................................................... 49

B. Saran ................................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 51

LAMPIRAN ............................................................................................... 57

Gambar……………………………………………………………………. 58 - 60

Page 17: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pawang dan Asisten Pawang ERU SPTN II TNWK ........................... 21

2. Perawatan Kesehatan Gajah Sumatera ................................................. 27

3. Anggota Luar ERU SPTN II TNWK ................................................... 35

4. Daftar Nama Gajah Latih di ERU SPTN II TNWK ............................. 37

5. Daftar Nama Anak Gajah di ERU SPTN II TNWK ............................ 37

6. Pelatihan Pengulangan ......................................................................... 42

7. Bahasa Pawang dalam Berinteraksi dengan Gajah Didiknya .............. 43

Page 18: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan alir penelitian ........................................................................... 5

2. Peta lokasi penelitian (Skala: 1:5.200) ............................................... 16

3. Pola interaksi pawang ......................................................................... 21

4. Pemeliharaan kandang ........................................................................ 23

5. Gajah diberikan minum ...................................................................... 25

6. Gajah digembalakan ........................................................................... 26

7. Pengangkutan pakan tambahan .......................................................... 28

8. Suplemen gajah .................................................................................. 29

9. Peta fasilitas di ERU Bungur (Skala 1:560) ....................................... 30

10. Peta fasilitas di ERU Tegal Yoso (Skala 1:440)...... .......................... 31

11. Interaksi pawang dan asisten pawang dalam kegiatan patroli ........... 32

12. Grafik kegiatan mitigasi konflik manusia dan gajah tahun 2017....... 36

13. Pelatihan dasar………………………… ........................................... 38

14. Pelatihan pengembangan………………………................................ 40

15. Kriteria keterampilan gajah jinak………………………… ............... 41

16. Peta patroli monitoring (Skala 1:5200)………………………. ......... 45

17. Grafik kegiatan patroli tahun 2017, 2018 dan 2019 .......................... 46

18. Penggiringan gajah liar………………………… .............................. 47

Page 19: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

vii

Gambar Halaman

19. Grafik mitigasi konflik manusia dan gajah tahun 2017 – 2019 ......... 48

20. Struktur organisasi ERU SPTN II TNWK ......................................... 58

21. Pemberian suplemen gajah…………………..................................... 58

22. Jalur gajah liar SPTN II TNWK………………………… ................ 59

23. Peta konflik gajah tahun 2016………………………………………. 60

Page 20: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan kawasan pelestarian alam dan

memiliki satwa dilindungi salah satunya yaitu gajah sumatera (Elephas maximus

sumatranus). Menurut Vesswic (2013) TNWK berfungsi sebagai habitat bagi

gajah sumatera sebanyak 200 ekor atau 10 % dari populasi yang ada. Berdasarkan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20 tahun 2018, gajah

sumatera merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi di Indonesia.

Gajah sumatera saat ini memiliki status terancam punah (critically endangered)

berdasarkan data Red list book International Union for Conservation of Nature

(IUCN, 2012). Menurut Convention on International Trade of Endangered

Species (2016) gajah sumatera masuk kedalam Appendix I (konvensi perdagangan

internasional tumbuhan dan satwa terancam).

Konservasi gajah di TNWK ditandai sejak tahun 1985 saat berdirinya Pusat

Pelatihan Gajah (PLG) melalui domestikasi (pengadopsian satwa dari habitatnya).

Menurut Meytasari dkk. (2014) tahapan pertama domestikasi adalah penyusunan

kriteria gajah untuk mengetahui asal domestikasi, tanggal penangkapan dan jenis

kelamin gajah.

Page 21: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

2

Meningkatnya populasi manusia berdampak pada pembukaan kawasan hutan

untuk pemukiman maupun perkebunan mengakibatkan berkurangnya habitat

gajah sumatera sehingga menyebabkan meningkatnya intensitas konflik manusia

dan gajah di sekitar kawasan (Hedges dkk., 2005). Veterinary Society for

Sumatera Wildlife Conservation (VESSWIC) dan Balai TNWK berinisiatif untuk

mendayagunakan pawang (mahout) serta gajah latih dalam mitigasi konflik

manusia dan gajah melalui Elephant Response Unit (ERU) pada tahun 2010 di

Resort Totoprojo Satuan Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah II TNWK.

ERU beroperasi tahun 2011 ditandai dengan didirikannya camp ERU Bungur dan

bertujuan untuk konservasi alam dengan memperdayakan pawang, masyarakat

dan pemanfaatan gajah sesuai kemampuannya. Menurut Muniroh dkk. (2018)

pawang adalah personil yang mempunyai keterampilan dalam pengelolaan

kesejahteraan dan pelatihan gajah. Menurut Triana (2001) pelatihan adalah

mengubah sifat liar gajah menjadi terdidik melalui pelatihan dasar, pelatihan

lanjutan dan pelatihan pengembangan.

Pawang memiliki peran penting dalam penentuan kesejahteraan, pelatihan dan

pemanfaatan gajah, oleh karena penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui

interaksi pawang yang bersifat dinamis, berulang dan bertahan dalam jangka

waktu yang lama sehingga membentuk pola tertentu serta pelatihan dalam

mempersiapkan gajah dalam pemanfaatannya untuk menunjang kinerja taman

nasional di ERU Resort Totoprojo SPTN II TNWK.

Page 22: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

3

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah.

1. Mengetahui pola interaksi pawang di ERU Resort Totoprojo SPTN II TNWK.

2. Mendeskripsikan pelatihan gajah di ERU Resort Totoprojo SPTN II TNWK.

3. Menganalisis pemanfaatan gajah latih di ERU Resort Totoprojo SPTN II

TNWK.

C. Kerangka Teoritis

ERU dibentuk dengan tujuan untuk kegiatan patroli dan mitigasi konflik manusia

dan gajah di sekitar kawasan TNWK. Mitigasi konflik manusia dan gajah

diperlukan guna mencegah gajah liar untuk keluar kawasan yang berdampak

negatif berupa kerusakkan lahan, jatuhnya korban jiwa dan kematian gajah.

Pawang memiliki peran penting dalam penentuan kesejahteraan, pelatihan dan

pemanfaatan gajah dalam menunjang kinerja taman nasional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi pawang yang bersifat dinamis,

berulang dan bertahan dalam jangka waktu yang lama sehingga membentuk pola

tertentu serta pelatihan dalam mempersiapkan gajah dalam pemanfaatannya untuk

menunjang kinerja taman nasional di ERU Resort Totoprojo SPTN II TNWK.

Pengumpulan data menggunakan metode observasi partisipasi moderat yaitu

pengamatan oleh observer (peneliti) dengan ikut mengambil bagian dalam

kehidupan yang diobservasi dan in-depth interview yaitu wawancara mendalam

yang dilakukan kepada narasumber guna mendapatkan data yang akurat.

Page 23: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

4

Metode snowball sampling technique merupakan teknik pengambilan sampel

yang akan berhenti prosesnya jika jawaban yang diterima sudah dapat menjawab

semua pertanyaan dan dapat medukung pencapaian tujuan penelitian.

Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling technique yaitu

teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan pertimbangan tertentu untuk

mendapatkan data yang akurat.

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis data

dengan cara menggambarkan kondisi obyektif dari obyek penelitian dan

menguraikan dalam bentuk kalimat atau pernyataan berdasarkan data primer dan

data sekunder. Pengolahan data menggunakan metode model miles and huberman

yang bersifat induktif berdasarkan fakta di lapangan dikontruksikan menjadi

hipotesis dan teori. Data berupa titik Global Positioning System (GPS) pada

lokasi penelitian akan diolah menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.3 untuk

menghasilkan berupa peta. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 24: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

5

Gambar 1. Bagan alir penelitian.

Taman Nasional Way Kambas

ERU Resort Totoprojo SPTN II TNWK

Pola Interaksi Pawang dan Pelatihan Gajah Sumatera

di ERU Resort Totoprojo SPTN II TNWK.

1. Kegiatan

harian pawang

2. Patroli

3. Mitigasi

konflik

manusia dan

gajah

1. Pelatihan dasar

2. Pelatihan

pengembangan

3. Pelatihan lanjutan

Program Kerja

ERU

1. Mitigasi konflik

manusia dan

gajah

2. Patroli

3. Elephant Rescue

4. Breeding

Pola Interaksi

1. Polhut SPTN II

2. Koordinator ERU

3. Pawang

4. Masyarakat

Tugas Pawang

(mahout)

Pelatihan Gajah

1. Pemeliharaan

2. Perawatan

3. Pelatihan

Metode:

1. Observasi partisipasi moderat

2. In-depth interview

Analisis:

1. Deskriptif kualitatif

2. Model miles and huberman

1. Lokasi

2. Waktu

3. Daftar gajah latih

4. Pemanfatan gajah

latih

1. Mengembalaan

2. Mandi

3. Pakan

4. Kandang

5. Perawatan

6. Pelatihan

Metode:

1. Purposive sampling technique

2. Snowball sampling technique

Pola Interaksi Pawang dan

Pelatihan Gajah Sumatera

Page 25: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gajah Sumatera

Menurut Ribai dkk. (2012) gajah sumatera memiliki 20 pasang rusuk, untuk

subspesies lain memiliki 19 pasang rusuk. Gajah sumatera merupakan salah satu

subspesies dari gajah asia (Elephas maximus) yang memiliki ukuran tubuh relatif

lebih kecil dan memiliki gading lebih keras dibandingkan sub - spesies lain.

Menurut Nuri dkk. (2013) gajah sumatera diperkenalkan oleh Temminck dengan

nama ilmiah Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847 dan klasifikasi gajah

sumatera sebagai berikut:

Klasifikasi gajah sumatera:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Proboscidea

Famili : Elephantidae

Genus : Elephas

Spesies : Elephas maximus

Supspesies : Elephas maximus sumatranus

Page 26: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

7

Gajah sumatera termasuk satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

P.20/Menlhk/Kum.1/6/2018 tentang tumbuhan dan satwa dilindungi. Populasi

gajah sumatera yang menurun dapat diakibatkan dari beberapa faktor, salah

satunya kerusakan habitat.

Menurut Syarifuddin (2008) tingkat populasi gajah dipengaruhi oleh kondisi

habitat dan perkembangan populasi secara alami dipengaruhi oleh angka kelahiran

dan kematian. Habitat yang rusak disebabkan oleh pembukaan lahan sebagai

lahan pertanian dan pemukiman dikarenakan populasi manusia yang terus

berkembang yang menyebabkan intensitas konflik manusia dan gajah di sekitar

kawasan meningkat.

Menurut Abdullah dkk. (2006) tindakan konservasi dilakukan karena populasi

gajah yang terus menurun, tahun 1980 populasi sebanyak 5000 ekor dan pada

tahun 2006 sebanyak 1970 ekor. Konservasi gajah di TNWK ditandai sejak

berdirinya Pusat Pelatihan Gajah (PLG) melalui domestikasi (pengadopsian satwa

dari alam) bertujuan untuk menyelamatkan populasi gajah yang mulai berkurang.

Menurut Meytasari dkk. (2014) tahapan pertama dalam domestikasi adalah

penyusunan kriteria berupa asal domestikasi, tempat dan tanggal penangkapan

serta jenis kelamin. Penyusunan kriteria bertujuan untuk mempermudah dalam

pengasuhan dan pelatihan di PLG nantinya. Menurut Salsabila dkk. (2017)

pawang memiliki tanggung jawab dalam pengasuhan dan pelatihan di PLG

TNWK serta diharapkan dapat menjadi pemimpin bagi gajah didiknya.

Page 27: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

8

B. Persebaran Gajah Sumatera

Gajah asia (Elephas maximus) terbagi dalam tiga sub – species yaitu Elephas

maximus maximus di Srilangka, Elephas maximus indicus di India dan Elephas

maximus sumatranus di Indonesia. Gajah sumatera dapat ditemukan di Pulau

Sumatera dan Kalimantan bagian timur serta hidup dengan tipe habitat seperti

hutan rawa gambut, hutan dataran rendah, dan hutan hujan pegunungan rendah

Menurut Vesswic (2013) TNWK merupakan habitat bagi gajah sumatera

sebanyak 200 ekor atau 10 % dari populasi yang ada. TNWK memiliki 2

ekosistem penyusun yaitu ekosistem rawa air tawar dan ekosistem dataran rendah.

Menurut Rianti dan Garsetiasih (2017) gajah memiliki peran penting dalam

keberlangsungan ekosistem selain peran masyarakat dalam menjaga hutan.

Masyarakat berperan dalam konservasi gajah dan gajah bagi masyarakat melayu

adalah gambaran kehidupan. Menurut Mustafa dan Jusoh (2018) masyarakat

melayu percaya bahwa keberadaan gajah sumatera sebagai sebuah falsafah,

arkeologi, sejarah, sosial dan budaya.

C. Habitat Gajah Sumatera

Menurut Alikodra (1985) habitat merupakan komponen fisik dan biotik sebagai

satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang biak.

Pengelolaan hutan yang baik mendukung kehidupan satwa dan status kawasan

hutan untuk menjamin kelestarian satwa liar. Daya dukung habitat gajah yang

baik dapat dilihat dari kondisi wilayah, sumber pakan, dan air sebagai daya

dukung habitat.

Page 28: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

9

Menurut Suhada dkk. (2016) gajah memerlukan habitat optimal meliputi naungan,

air dan ketersediaan pakan untuk keberlangsungan hidup di kawasan.

Habitat yang baik bagi gajah berupa hutan primer sebagai tempat berlindung dan

hutan sekunder sebagai daerah mencari makan. Menurut Yanti dkk. (2017) jenis

tanaman di TNWK memiliki beragam jenis dan tersedia sepanjang tahun berupa

ubi-ubian, jagung dan tebu.

Menurut Phuangkum dkk. (2005) gajah merupakan satwa yang memerlukan air

sebanyak 120 liter air dalam sehari untuk memenuhi kebutuhannya. Gajah

membutuhkan air tidak hanya untuk minum tetapi juga untuk membasahi

tubuhnya akibat terik matahari. Menurut Syarifuddin (2008) konversi lahan

menyebabkan berkurangnya ketesediaan pakan sehingga gajah keluar kawasan.

D. Perilaku Gajah Sumatera

Gajah sumatera merupakan satwa sosial dengan berkempok yang dipimpin oleh

gajah betina dewasa terbesar sedangkan gajah jantan dewasa lebih memilih soliter.

Menurut Ofrinaldi dkk. (2016) gajah sumatera di kawasan memiliki proporsi

perilaku terbanyak yaitu makan diikuti aktivitas minum, tidur dan bergerak serta

dipengaruhi luasan habitat, jenis pakan, umur, jenis kelamin dan berat tubuh.

Gajah selama aktivitas makan tidak akan menggunakan gadingnya untuk

membantunya untuk makan dan ketika minum akan mengambil air menggunakan

belalainya. Menurut Aldezia dkk. (2016) gajah dalam aktivitas makan akan

mengibaskan makanannya sebelum dimasukkan kedalam mulut menggunakan

belalai dan menggerakan ekornya.

Page 29: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

10

Gajah merupakan satwa yang menghabiskan waktu dalam hidupnya untuk makan,

dalam waktu satu menit gajah dapat mengambil, menggulung, dan memasukkan

makanan ke dalam mulutnya 3-5 kali. Gajah secara alami akan mengobati

penyakit yang diakibatkan oleh cacing dengan cara menggaram. Menurut Novitri

dkk. (2017) garam mineral bersumber dari tanah, lumpur yang berasal dari tepi

sungai dan padang rumput.

Gajah sakit dapat disebabkan oleh penyakit (parasit, cacing, bakteri dan virus) dan

membutuhkan garam mineral untuk proses metabolisme tubuh yang diperoleh dari

vegetasi tumbuhan pakan. Menurut Resphaty dkk. (2015) kandungan pada tanah

Ca (0,190%); Mg (0,013%); K (0,158%) dan lumpur yaitu Ca (0.323%) Mg

(0,405%) K (0,233%) banyak dilakukan saat digembalakan dan dimandikan.

Gajah memiliki masa Musht (keadaan muncul secara periodik pada gajah ketika

terjadi peningkatan reproduktif secara signifikan) dialami oleh gajah dikarenakan

kadar testosteron pada gajah meningkat hingga 60% dari pada gajah normal.

Gajah pada masa Must akan mengeluarkan cairan pada bagian kepala dan sering

dihubungkan dengan masa birahi gajah tetapi belum adanya bukti sebagai

penunjang untuk membuktikan hal tersebut.

Menurut Alikodra (1985) gajah merupakan satwa yang aktif pada malam hari

(nokturnal) pada siang hari gajah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk

makan dan tidur. Gajah tidur pada malam hari dengan merebahkan diri

kesamping dan jika sudah sangat lelah terdengar bunyi dengkur yang keras

sedangkan pada siang hari gajah beristirahat dengan berdiri di bawah pohon yang

rindang dengan tumpukan rumput sebagai bantalnya.

Page 30: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

11

E. Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan salah satu taman nasional di

Provinsi Lampung yang ditetapkan pemerintah berdasarkan surat kementerian

menteri kehutanan nomor 444/Menhut-II/1989 tanggal 1 April 1989 dengan luas

130.000 ha. TNWK dikelola berdasarkan zonasi, yang terdiri dari zona inti, zona

rimba, zona pemanfaatan, dan zona pemanfaatan khusus.

Menurut Nuri dkk. (2013) ekosistem penyusun kawasan TNWK terdiri dari hutan

mangrove, hutan pantai, hutan riparian, hutan rawa dan hutan dataran rendah.

Spesies mamalia di TNWK terdiri dari 50 jenis dengan 36 diantaranya jenis-jenis

yang dilindungi salah satunya yaitu gajah sumatera. Menurut Vesswic (2013)

TNWK merupakan habitat bagi gajah sumatera sebanyak 200 ekor yang

diperkirakan ada saat ini atau 10 % dari populasi ada.

Gajah sumatera termasuk satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

P.20/Menlhk/Kum.1/6/2018 tentang tumbuhan dan satwa dilindungi (Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018). Pelestarian terhadap gajah dilakukan

agar populasinya tetap terjaga melalui konservasi gajah di TNWK.

Menurut Abdullah dkk. (2006) tindakan konservasi dilakukan karena populasi

gajah yang terus menurun, tahun 1980 populasi sebanyak 5.000 ekor dan pada

tahun 2006 sebanyak 1.970 ekor. Pemanfatan gajah disamping tetap terjaga

kelestariannya melalui kegiatan konservasi dan pelatihan gajah yang dapat

dimanfaatkan sesuai kemampuan gajah.

Page 31: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

12

F. Elephant Response Unit

Meningkatnya populasi manusia yang berdampak pada meluasnya pembukaan

kawasan hutan untuk pemukiman atau perkebunan menyebabkan berkurangnya

habitat gajah yang menyebabkan intensitas konflik manusia dan gajah meningkat.

Tahun 2008 Veterinary Society for Sumatera Wildlife Conservation (VESSWIC)

dan Balai TNWK berinisiatif untuk mendayagunakan pawang dan gajah terlatih

dalam upaya konflik manusia dan gajah melalui ERU pada tahun 2010.

ERU mulai dioperasikan pada tahun 2011 ditandai didirikannya Camp ERU

Bungur. ERU di SPTN II TNWK mencakup 8 desa yaitu Desa Tanjung Tirto,

Desa Toto Projo, Desa Tegal Ombo, DesaTanjung Kusuma, Desa Tegal Yoso,

Desa Taman Indah, Desa Taman Fajar dan Desa Tambah Dadi. Menurut Hedges

dkk. (2005) tahun 2000-2002 konflik manusia dan gajah menyebabkan 337

insiden perusakan lahan yang menyebabkan berkurangnya pendapatan

masyarakat.

Menurut Zazuli dan Dewi (2015) penanganan konflik manusia dan gajah

dilakukan oleh stakeholders dan Balai Besar TNWK dengan pembuatan kanal,

pagar listrik, patroli, hingga peningkatan ekonomi masyarakat. Habitat yang

mulai rusak menyebabkan gajah mencari makan keluar kawasan untuk memenuhi

kebutuhannnya. Menurut Utami dkk. (2015) peran aktif masyarakat dalam

mitigasi konflik manusia dan gajah diharapkan dapat memberikan kelugasan,

ketepatan serta bertindak efektif bertujuan untuk mencegah gajah keluar kawasan

dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa.

Page 32: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

13

Menurut Alanda (2017) dalam mendukung kegiatan di taman nasional perlu

kerjasama dengan berbagai pihak terkait dalam kegiatan mitigasi konflik manusia

dan gajah serta patroli. Patroli dilakukan secara preventif (pencegahan gangguan

dalam kawasan hutan) dan mengetahui keberadaan gajah liar terkini di kawasan.

Menurut Syahputa (2016) patroli dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi

serta sore yang dirasa efektif dalam penanganan konflik manusia dan gajah.

Gajah jinak yang digunakan dalam kegiatan mitigasi konflik manusia dan gajah

serta patroli perlu diperhatikan kesejahteraannya. Menurut Tohir dkk. (2017)

kesejahteraan gajah diperhatikan melalui pengelolaan semi intensif berupa

pemeliharaan dan perawatan guna memastikan kondisi gajah dalam keadaan baik

dan terpelihara.

G. Pelatihan Gajah

Gajah liar dari hasil penggringan dan penangkapan akan dilatih di PLG bertujuan

untuk menghasilkan gajah latih yang dapat dimanfaatkan sesuai kemampuannya.

Menurut Triana (2001) pelatihan pertaman dilakukan di PLG dengan

didatangkannya empat pawang dari Thailand yang bertujuan untuk mengajarkan

pelatihan gajah. Pelatihan gajah merupakan cara mengubah perilaku alami gajah

menjadi perilaku terajar melalui proses belajar dan pada akhirnya gajah mau

melakukan pekerjaan yang diperintahkan. Proses pelatihan gajah, pawang

mencampurkan perintah verbal (ucapan) visual (kode/isyarat) dan fisik (menekan

bagian tubuh gajah).

Page 33: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

14

Perintah verbal, perintah visual karena mempunyai penglihatan yang jelas dan

perintah fisik harus dilakukan secara hati hati karena akan berakibat fatal bila

tidak sesuai. Menurut Bahrudin (1993) pelatihan dilakukan pada umur tiga tahun

karena keterampilan dalam kondisi baik, bila kurang dari umur tersebut anak

gajah masih dalam masa menyusui dan sulit dipisahkan dari induknya.

H. Pawang

Menurut Muniroh (2018) pawang adalah personil yang mempunyai keterampilan

atau keahlian khusus untuk pengelolaan kesejahteraan gajah. Pawang dan gajah

didiknya berinteraksi setiap harinya dalam memelihara, merawat serta pelatih

gajah. Mahout merupakan istilah yang digunakan secara internasional untuk

perawat gajah yang berasal dari bahasa Hindi.

Pawang berdasarkan bahasa sansekerta adalah Mahamatra yang digunakan oleh

beberapa negara salah satunya Indonesia. Menurut Novitri dkk. (2017) pawang

memiliki peran penting dalam pelatihan dan kesejahteraan gajah karena

berinteraksi setiap harinya.

Pawang diharapkan memiliki kemampuan dalam melatih dan memiliki perbedaan

antara pawang satu dengan yang lain, kesabaran serta ketekunan sangat penting

dalam melatih gajah. Menurut Salsabila dkk. (2017) pawang diharapkan menjadi

pemimpin bagi gajah didiknya dan bukan sebaliknya, diperlukan keseimbangan

antara penghargaan dan kasih sayang.

Page 34: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

15

Menurut Khoiron (2017) keterampilan pawang diperlukan agar timbulnya

kreatifitas dalam melatih gajah didiknya dan menjalankan tugas. Keterampilan

dibutuhkan pawang dalam memahami karakter dan perlakuan ke gajah didiknya.

Keterampilan yang baik dan terstruktur akan meminimalkan resiko yang

ditimbulkan saat pawang menjalankan tugasnya.

Page 35: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

16

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Elephant Response Unit Resort Totoprojo Satuan

Pengelolaan Taman Nasional SPTN II Taman Nasional Way kambas.

Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2019. Peta lokasi

penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta lokasi penelitian (Skala: 1:5.200).

Page 36: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

17

B. Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu panduan wawancara, kamera,

GPS, laptop dan perangkat lunak ArcGIS 10.3. Objek penelitian ini adalah

Koordinator ERU, pawang, Polisi Kehutanan (Polhut), dan masyarakat di Resort

Totoprojo SPTN II TNWK.

C. Jenis Data

1. Data primer

Data yang diperoleh tanpa perantara atau dengan cara pengamatan langsung

dilokasi penelitian berupa observasi, titik GPS dan wawancara yang meliputi

perawatan, pemeliharaan, pelatihan gajah, pemanfaatan gajah jinak, kegiatan

patroli dan mitigasi konflik manusia dan gajah di ERU Resort Totoprojo SPTN II

TNWK.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka meliputi data pendukung penelitian

seperti tinjauan umum tentang gajah sumatera, pelatihan gajah, pemanfaatan

gajah, kondisi umum lokasi penelitian dan jurnal pendukung.

Page 37: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

18

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulan data primer menggunakan metode observasi partisipasi moderat

yaitu pengamatan oleh peneliti dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan

masyarakat yang diobservasi (Sugiyono, 2009). Pengambilan titik menggunakan

GPS dilokasi penelitian bertujuan untuk pembuatan peta.

2. Wawancara

Pengumpulan data wawancara menggunakan metode in-depth interview yaitu

wawancara mendalam yang dilakukan kepada narasumber guna mendapatkan data

akurat. Metode snowball sampling technique merupakan pengambilan data yang

akan berhenti prosesnya jika jawaban yang diterima sudah dapat menjawab semua

pertanyaan dan dapat mendukung pencapaian tujuan penelitian. Pengambilan

sampel menggunakan metode purposive sampling technique yaitu teknik untuk

menentukan sampel penelitian dengan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan

data yang akurat (Sugiyono, 2009).

3. Studi literatur

Data diperoleh dari lokasi penelitian berupa daftar nama gajah, kondisi umum,

buku pelatihan gajah, buku metode penggiringan, kegiatan mitigasi konflik

manusia dan gajah serta jurnal pendukung dalam penelitian ini.

Page 38: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

19

4. Dokumentasi

Pengumpulan data berupa gambar atau catatan-catatan yang tersimpan berupa

dokumentasi kegiatan pemeliharaan, perawatan, pelatihan, pemanfaatan gajah

latih, mitigasi konflik manusia dan gajah di ERU Resort Totoprojo SPTN II

TNWK.

E. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data secara deskriptif kualitatif yaitu teknik

analisis data dengan cara menggambarkan kondisi obyektif dari obyek penelitian

dan menguraikan dalam bentuk kalimat atau pernyataan berdasarkan data primer

dan data sekunder. Proses pengolahan data di lapangan menggunakan model

miles and huberman yang bersifat induktif berdasarkan fakta di lapangan

dikontruksikan menjadi hipotesis dan teori (Sugiyono, 2009). Data berupa titik

GPS pada lokasi penelitian akan diolah menggunakan perangkat lunak ArcGIS

10.3 untuk menghasilkan berupa peta.

Page 39: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan pada penelitian ini adalah.

1. Pola interaksi ditentukan berdasarkan kegiatan harian pawang berupa interaksi

pawang dan gajah terjadi pada kegiatan pemeliharaan, perawatan serta

pelatihan. Interaksi pawang dan asisten pawang terjadi pada kegiatan

pemeliharaan, perawatan, pelatihan, patroli serta mitigasi konflik manusia dan

gajah. Interaksi pawang ke masyarakat terjadi pada kegiatan blokade.

2. Pelatihan gajah diterapkan berdasarkan kriteria keterampilan gajah di ERU dan

teknik pelatihan gajah secara keseluruhan berjumlah 47 perintah yang terdiri

dari 24 perintah verbal (ucapan) dan 23 perintah isyarat/non – verbal yang

penggunaannya paling banyak pada saat kegiatan patroli monitoring serta

penggiringan gajah liar.

3. Gajah terlatih/jinak di ERU Resort Totoprojo SPTN II TNWK dimanfaatkan

pada kegiatan patroli monitoring dan penggiringan gajah liar

Page 40: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

50

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah.

1. TNWK dan Stakeholders diharapkan dapat melakukan sosialisasi serta

pembinaan secara berkelanjutan kepada masyarakat dalam mitigasi konflik

manusia dan gajah.

2. Diharapkan dilakukannya pemasangan GPS Collar pada kelompok gajah liar

sehingga pergerakannya dideteksi lebih cepat, sehingga mitigasi konflik

manusia dan gajah dapat dilakukan secara dini.

Page 41: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

51

DAFTAR PUSTAKA

Page 42: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah., Dahlian. dan Mukhlisin, T. 2006. Preferensi makan gajah sumatera

(Elephas maximus sumatranus) di kawasan hutan Cagar Alam Jantho. J.

Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah. 7(2): 65-67.

Agustina, A. A., Azhar, A., Asmilia, N., Amirudin., Sayuti, A. dan Wahyuni, A.

2017. Kadar haemoglobin dan hematrocrit pada gajah sumatera (Elephas

maximus sumatranus) di Elephant Conservation Center (ECC) Saree Aceh

Besar. J. Medika Veterinaria. 11(1): 20-25.

Alanda, T. S. A. 2017. Fasilitas di konservasi Gajah Taman Hutan Raya Sultan

Syarif Hasyim Kabupaten Siak. J. Jom Fisip. 4(1): 1-11.

Albani, F., Pikoli, M. R. dan Sugoro, I. 2018. Jenis pakan mempengaruhi

produksi biogas dari feses gajah, studi kasus gajah sumatera (Elephas

maximus sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. J.

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 8(2): 264-270.

Aldezia, T., Susilowati. dan Ghofur, A. 2016. Tingkah Laku Makan Harian

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Secret Zoo Kota Batu,

Jawa Timur. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang. 11 hlm.

Alikodra, H. S. 1985. Rencana Teknik (Design Engineering) Penggiringan

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Lampung. Buku. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 113 hlm.

Amri, F., Saayuti, A. dan Darniati. 2017. Isolasi dan idetifikasi bakteri enteric

pada feses gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat

Konservasi Gajah (PKG) Saree Aceh Besar. J. Ilmiah Mahasiswa

Veteriner. 1(3): 305-315.

Anita, R. R., Elfidasari, D. dan Gunaryadi, D. 2018. Perilaku makan gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan.

J. Al-azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 4(4): 203-207.

Armanda, F., Abdullah. dan Ali, M. S. 2018. Analisis konflik manusia dengan

gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kecamatan Peunaron

Kabupaten Aceh Timur. J. EduBio Tropika. 6(1): 1-72.

Page 43: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

53

Arum, R. S., Rizaldi. dan Sunarto. 2018. Studi karakteristik wilayah konflik

antara gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dengan masyarakat di

sekitar Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. J. Metamorfosa. 5(2): 259-265.

Bahrudin, A. 1993. Mengenal Pusat Latihan Gajah. Buku. Kehutanan

Indonesia. Jakarta. 21 hlm.

Paary, J. dan Jones. 2006. Management Guidelines for The Welfare of Zoo

Animals. Buku. British and Irish Association of Zoos and Aquariums.

London. 659 hlm.

Convention of International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and

Flora. 2016. Appendices I, II, III. Buku. CITES. Johannesburg. 34 hlm.

Club, R. dan Mason, G. 2002. A Review of the Welfare of Zoo Elephants in

Europe, a Report Commissioned by the RSPCA. Buku. University of

Oxford. United States. 303 hlm.

Elephant Response Unit. 2019. Daftar Nama Pawang, Asisten Pawang, Kriteria

Gajah Jinak, Gajah Jinak, Peta Titik Keluar Gajah, Grafik Patroli dan

Mitigasi KMG. Buku. Balai Taman Nasional Way Kambas. Lampung. 12

hlm.

Elephant Response Unit. 2019. Kriteria Gajah Jinak, Peta Titik Keluar Gajah,

Grafik Patroli dan Mitigasi KMG. Buku. Balai Taman Nasional Way

Kambas. Lampung. 12 hlm.

Hedges, S., Martin, J. T., Arnold, F. S., Margaret, F. K., Donny, G. dan Aslan.

2005. Distribution status and conservation needs of asian elephants

(Elephas maximus sumatranus) in Lampung Province, Sumatra, Indonesia.

J. Biological Conservation. 124(1): 35–48.

Hidayat, W., Abdullah. dan Khairil. 2018. Estimasi populasi gajah sumatera

(Elephas maximus sumatranus) berdasarkan metode defekasi di Kawasan

Hutan Peunaron Kabupaten Aceh Timur. J. EduBio Tropika. 6(1): 1-72.

International Union for Conservation of Nature. 2012. Sumatran Elephant

(Elephas maximus sumatranus). Buku. Earth Scan. London. 303 hlm.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Nomor

P.20/Menlhk/Kum.1/6/2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 24 hlm.

Khoiron, A. 2017. Mahout sebagai pemandu wisata pada Pusat Latihan Gajah di

Minas Siak Riau. J. Jom Fisip. 4(1): 1-15.

Page 44: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

54

Lekagul, B. dan Neely, J. A. 1977. Mammals of Thailand: The Association for

the Concervationof Wildlife. Buku. Association for the Conservation of

Wildlife. Bangkok. 758 hlm.

Larisha, C., Herdiana, I., Gunaryadi, D. dan Elfidasari, D. 2016. Perilaku dan

pola asuh induk (Parental Care) terhadap anak gajah sumatera (Elephas

maximus sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan. J. AL-Azhar

Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 3(4): 196-203.

Maryam, S. 2018. Komunikasi persuasif Elephant Flying Squad dalam

meminimalisir konflik antara manusia dan gajah sumatera di Taman

Nasional Tesso Nilo Pelalawan. J. Jom Fisip. 5(1): 1-14.

Meytasari, P., Bakri, S. dan Herwanti, S. 2014. Penyusunan kriteria domestikasi

dan evaluasi praktek pengasuhan gajah: studi di Taman Nasional Way

Kambas Kabupaten Lampung Timur. J. Sylva Lestari. 2(2): 79-88.

Muniroh, L., Winarno, G. D. dan Harianto, S. P. 2018. Penggunaan bahasa

pawang dan teknik pelatihan gajah sumatera untuk menunjang ekowisata di

Pusat Latihan Gajah Taman Nasional Way Kambas. J. Hutan Tropis. 6(3):

292-301.

Mustafa, N. I. dan Jusoh. 2018. Naskhah mantra gajah dalam sejarah

sosiobudaya masyarakat melayu. J. Asian Journal of Environment History

and Heritage. 2(2): 233-248.

Novitri, A., Abdullah. dan Saputri, M. 2017. Studi kondisi pengasuhan gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Konservasi Gajah (PKG)

Saree, Aceh Besar. J. Biologi Edukasi. 9(1): 30-38.

Nuri, D. Y., I Gede, S. dan Srikayati, W. 2013. Tingkah laku harian gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Bali Safari and Marine Park,

Gianyar. J. Indonesia Medicus Veterinus. 2(4): 461- 468.

Olson, D. 2004. Elephant Husbandary Resources Guide. Buku. Lawrence (IN):

Allen Pr. Kruger National Park. 599 hlm.

Ofrinaldi., Yoza, D. dan Arlita, T. 2016. Perilaku makan gajah sumatera

(Elephas maximus sumatranus) Tim Flying Squad di Taman Nasional Tesso

Nilo. J. Jom Faperta. 3(1): 1-10.

Phuangkum, P., Lair, R. C. dan Angkawanith, T. 2005. Elephant Care Manual

for Mahout and Camp Managers: Bangkok: FAO. Buku. FAO Regional

Office for Asia and the Pacific. Bangkok. 152 hlm.

Page 45: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

55

Pratama, M. D. S. dan Dewi, B. S. 2012. Mitigasi konflik manusia dan gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) menggunakan gajah patroli di

Resort Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. J. Sains Mipa.

18(3): 91–100.

Rahmadhani, A., Dahlan, Z. dan Yustian, I. 2018. Daya dukung pakan gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kawasan Pelestarian Plasma

Nutfah (KPPN) Hutan Tanaman Industri Ogan Komering Ilir Sumatera

Selatan. J. Penelitian Sains. 20(3): 81-85.

Resphaty, D. A., Harianto, S. P. dan Dewi, B. S. 2015. Perilaku menggaram

gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan kandungan garam

mineral pada Saltlicks di Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan. J. Sylva Lestari. 3(2): 123-130.

Rianti, A. dan Garsetiasih, R. 2017. Persepsi masyarakat terhadap gangguan

gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kabupaten Ogan

Komering Ilir. J. Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 14(2): 83-99.

Ribai., Setiawan, A. dan Darmawan, A. 2012. Perilaku menggaram gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Konservasi Gajah Taman

Nasional Way Kambas. J. Media Konservasi. 18(2): 89-95.

Rohman, W. A., Darmawan, A., Wulandari, C. dan Dewi, B. S. 2019. Preferensi

jelajah harian gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan. J. Sylva Lestari. 7(3): 255-266.

Salsabila, A., Winarno, G. D. dan Darmawan, A. 2017. Studi perilaku gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Konservasi Gajah (PKG)

Taman Nasional Way Kambas. J. Scripta Biologica. 4(4): 229-233.

Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas. 1995. Manual Gajah.

Buku. Balai Taman Nasional Way Kambas. Lampung. 45 hlm.

Sugiyanto, E. E. L., Erianto. dan Prayogo, H. 2017. Ketersediaan pakan gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Resort Air Hitam Taman

Nasional Tesso Nilo Provinsi Riau. J. Hutan Lestari. 5 (1): 147-155.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Buku. Alfabeta.

Bandung. 171 hlm.

Suhada, N., Yoza, D. dan Arlita, T. 2016. Habitat optimal gajah sumatera

(Elephas maximus sumatranus) di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas. J.

Jom Faperta. 3(1): 1-9.

Syahri, A. 2016. Pelaksanaan pengelolaan atraksi gajah di Taman Hutan Raya

Sultan Syarif Hasyim Kabupaten Siak. J. Jom Fisip. 3(2): 1-13.

Page 46: POLA INTERAKSI PAWANG DAN PELATIHAN GAJAH SUMATERA ...digilib.unila.ac.id/60543/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

56

Syahputa, F. H. 2016. Persepsi wisatawan terhadap atraksi patroli gajah Taman

Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. J. Jom Fisip.

3(2): 1-9.

Syarifuddin, H. 2008. Survei populasi dan hijauan pakan gajah sumatera

(Elephas maximus sumatranus) di kawasan seblat Kabupaten Bengkulu

Utara. J. Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 11(1): 42-51.

Tohir, R. K., Mustari, A. H. dan Masyud, B. 2017. Pengelolaan dan tingkat

kesejahteraan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Flying

Squad WWF Taman Nasional Tesso Nilo Riau. J. Media Konservasi.

21(2): 152-158.

Triana, E. 2001. Kajian Kurikulum Pelatihan Gajah Sumatera (Elephas maximus

sumatranus) di Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas, Lampung.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 1-66 hlm.

Utami, D. F., Setiawan, A. dan Rustiati, E. L. 2015. Kajian interaksi gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus) dengan masyarakat di Kuyung

Arang, Kabupaten Tanggamus. J. Sylva Lestari. 3(3): 63-70.

Vesswic. 2013. Sumatran Elephants and Mahouts Working for Conservation

Elephant Through Conservation Response Unit of Way Kambas, Lampung,

Sumatera. Laporan. Final Report: Vesswic. Lampung Timur. 14 hlm.

Wibowo, A. U. A., Rahayani, R. D., Gunawan, A. dan Khabzli, W. 2017.

Sistem deteksi posisi gajah berbasis frekuensi radio. J. Nasional Teknik

Elektro dan Teknik Informasi. 5(2): 78-82.

Yanti, N. K. F., Watiniasih, N. L. dan Suaskara, I. B. M. 2017. Perilaku harian

anak gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Konservasi

Gajah (PKG) Taman Nasional Way Kambas, Lampung. J. Metamorfosa.

4(2): 164-170.

Zazuli, M. dan Dewi, B. S. 2015. Mitigasi konflik manusia dan gajah (patroli

dan penjagaan) oleh Elephant Response Unit (ERU) Resort Toto Projo,

Taman Nasional Way Kambas. Prosiding Seminar Nasional dan Teknologi

ke 4. 120-131 hlm.