makalah pplf gajah wong

57
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PENGAWASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN FISIK MONITORING KUALITAS LINGKUNGAN AIR Disusun oleh: Kelompok Praktikum Sungai Gajah Wong KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

Upload: idha-nur-hidayati

Post on 23-Jul-2015

436 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pplf Gajah Wong

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

PENGAWASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN FISIK

MONITORING KUALITAS LINGKUNGAN AIR

Disusun oleh:

Kelompok Praktikum Sungai Gajah Wong

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

Page 2: Makalah Pplf Gajah Wong

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merosotnya kualitas lingkungan juga tidak akan menjadi perhatian

besar jika tidak terkait dengan kebutuhan hidup manusia sendiri sehingga

bahasan tentang pencemaran dan konsep penanggulangannya lebih mengarah

kepada upaya mengenai bentuk kegiatan manusia yang menjadi sumber

pencemaran. Pencemaran sering pula diklasifikasikan dalam bermacam-

macam bentuk pola.

Pengelompokan menurut jenis bahan pencemar menghasilkan

pencemaran biologis, kimiawi, fisik dan suara. Pengelompokan menurut

medium lingkungannya dapat menghasilkan pencemaran udara, air, tanah,

makanan dan sosial sedangkan pengelompokan menurut sifat sumber bisa

menghasilkan pencemaran langsung dan pencemaran tidak langsung.

Salah satu upaya dalam pengelolaan lingkungan adalah mengatur

beban pencemaran dari sumbernya baik sumber pencemaran udara, air

maupun limbah padat sehingga informasi tentang besarnya beban pencemaran

dari setiap sumber amat berguna dalam upaya pengelolaan lingkungan

tersebut.

Air merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang dibutuhkan

oleh makhluk hidup untuk menopang kelangsungan hidupnya. Selain itu air

dibutuhkan untuk kelangsungan proses industri, kegiatan perikanan, pertanian

dan peternakan. Oleh karena itu apabila air tidak dikelola dengan baik dan

keliru akan menimbulkan kerusakan maupun kehancuran bagi makhluk hidup.

Page 3: Makalah Pplf Gajah Wong

Secara alami sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat

diperbaharui dan yang mempunyai daya regenerasi mengikuti suatu daur

ulang yang disebut daur hydrologi (Suryani, 1987). Air yang sangat terbatas

ini pada umumnya oleh manusia dipergunakan untuk kebutuhan domestik,

industri, pembangkit tenaga listrik, pertanian, perikanan, rekreasi.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan

kimia dan mikrobiologi.

2. Mahasiswa mampu menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik

dan benar.

3. Mahasiswa mampu menggunakan metode dan cara pengambilan sampel

dengan benar.

4. Mahasiswa terampil melakukan pemantauan kualitas air

sungai/penelusuran sungai.

Page 4: Makalah Pplf Gajah Wong

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air menutupi dari 70% permukaan bumi. Sifat-sifat fisika dan kimia air

sangat penting dalam ekologi. Panas jenis, panas peleburan laten, serta panas

penguapan air latennya yang cukup tinggi berperan dalam pengaturan suhu

organisme. Air merupakan media pengangkutan yang ideal bagi molekul-molekul

melalui tubuh organisme, karena ia adalah pelarut yang kuat tanpa menjadi sangat

aktif secara kimia. Tegangan permukaan air yang tinggi menyebabkan pergerakan air

melewati organisme, dan juga bertanggung jawab bagi kenaikan tinggi air tanah.

Rapatan air yang nisbi tinggi tidak hanya mendukung bobot tubuh secara sebagian

maupun seutuhnya, namun juga memungkinkan hadirnya plankton.

Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik

dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau

mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas

penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms,

badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan

status ekologi air.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.

Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan

manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan

air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat

membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air

tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran

pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek

wisata. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga

Page 5: Makalah Pplf Gajah Wong

mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap

sebagai pencemaran.

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan

evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat

internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air

adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas

kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang India

tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit

diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga

tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air

minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara

berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi

juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat,

45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen dari danau hektar dinilai, dan 32 persen

dari teluk dinilai dan muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.

Pencemaran air dapat terjadi baik pada air sumur, mata air, sungai,

bendungan, maupun air laut. Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan dampak

di daerah hilir. Dampak dari pencemaran air yang sangat menonjol adalah punahnya

biota air misalnya, ikan, yuyu, udang, dan serangga air. Dampak lain adalah

munculnya banjir akibat got tersumbat sampah diikuti dengan menjalarnya wabah

muntaber.

Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat

dibedakan antara lain menjadi limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah

industri, kebocoran tanker minyak (pencemaran laut), dan penangkapan ikan dengan

menggunakan racun.

1. Limbah pertanian

Page 6: Makalah Pplf Gajah Wong

Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.

Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kamudian

dimakan hewan atau manusia, maka orang yang memakannya akan keracunan. Untuk

mecegahnya upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus

membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba)

dan melakukan peneyemprutan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke

sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyebabkan

penyuburan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan

tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam

kelestarian bandungan. Bendungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati

karenanya.

2. Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari

limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur,

ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian

ikut aliran sungai. Ada pula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan

botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan

mengakibatkan banjir. Bahan pencemaran lain dari limbah rumah tangga adalah

pencemaran biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.

Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan

pembusukan. Akibatnya kadar oksigen di dalam air turun drastis sehingga biota air

akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui adanya

cacing Tubifek berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk

bioligis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah

pemukiman. Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang

menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali

Page 7: Makalah Pplf Gajah Wong

bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di

daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.

3. Limbah industri

Ada sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan

yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik

(berbau busuk), polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan

yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi

panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh

limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum

dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.

Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan

kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak

sampai ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut dan hewan-hewan laut

banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa

mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat

yang dapat mengurai minyak.

4. Penangkapan ikan menggunakan racun

Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari

tumbuhan) atau potas (racun) untuk menangkap ikan. Racun ini tidak hanya

mematikan ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak

hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan

demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makhluk hidup yang ada di

dalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan

pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.

Page 8: Makalah Pplf Gajah Wong

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik

yang berbeda-beda.

1. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan

kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada

berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh

ekosistem.

3. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti

logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut

memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik,

yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

4. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum

5. pencemaran air oleh sampah

6. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya

perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :

1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan

tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya

perubahan warna, bau dan rasa

2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan

zat kimia yang terlarut, perubahan pH

3.  Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air

berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya

bakteri pathogen.

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air

adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen,

Page 9: Makalah Pplf Gajah Wong

DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD)

serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

1. pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai

pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar

kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam,

sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air

limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan

mengganggu kehidupan biota akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif

terhadap perubahab pH dan menyukai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat

mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan

berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi

perairan dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan

Nilai pH Pengaruh Umum

6,0 – 6,5 Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit

menurun

Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas

tidak mengalami perubahan

5,5 – 6,0 Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan

bentos semakin tampak Kelimpahan total,

biomassa, dan produktivitas masih belum

mengalami perubahan yang berarti

Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona

litoral

Page 10: Makalah Pplf Gajah Wong

5,0 – 5,5 Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis

plankton, perifilton dan bentos semakin besar

Terjadi penurunan kelimpahan total dan

biomassa zooplankton dan bentos

Algae hijau berfilamen semakin banyak

Proses nitrifikasi terhambat

4,5 – 5,0 Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis

plankton, perifilton dan bentos semakin besar

Penurunan kelimpahan total dan biomassa

zooplankton dan bentos

Algae hijau berfilamen semakin banyak

Proses nitrifikasi terhambat

Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat

bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu

Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena

pada pH 1,6

     2. Oksigen terlarut (DO)

 Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air

tidak dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi

senyawa organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari

reaksi fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae

tidak efisien, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh

algae untuk proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya.Kelarutan oksigen

dalam air tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir.

Page 11: Makalah Pplf Gajah Wong

Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan

oksigen jenuh dalam air pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L

(Warlina, 1985). Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan

pengaruh fisiologis bagi manusia. Ikan dan organisme akuatik lain

membutuhkan oksigen terlarut dengan jumlah cukup banyak. Kebutuhan

oksigen ini bervariasi antar organisme. Keberadaan logam berat yang

berlebihan di perairan akan mempengaruhi system respirasi organisme

akuatik,sehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah dan terdapat logam

berat dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita

(Tebbut, 1992).

Pada siang hari, ketika matahari bersinar terang, pelepasan oksigen

oleh proses fotosintesa yang berlangsung intensif pada lapisan eufotik lebih

besar daripada oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi. Kadar oksigen

terlarut dapat melebihi kadar oksigen jenuh, sehingga perairan mengalami

supersaturasi. Sedangkan pada malam hari,tidak ada fotosintesa, tetapi

respirasi terus berlangsung. Pola perubahan kadar oksigen ini mengakibatkan

terjadinya fluktuasi harian oksigen pada lapisan eufotik perairan. Kadar

oksigen maksimum terjadi pada sore hari dan minimum pada pagi hari.

   3. Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)

Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan

organic menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah

menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi

menjadi nitrit atau nitrat(nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, hanya

dekomposisi tahap pertama yang berperan,sedangkan oksidasi bahan

anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu.

Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan

oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi)

bahan buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air.

Page 12: Makalah Pplf Gajah Wong

Pada dasarnya, proses oksidasi bahan organic berlangsung cukup lama.

Menurut Sawyer dan McCarty, 1978 (Effendi,2003) proses penguraian bahan

buangan organic melalui proses oksidasi oleh

mikroorganisme atau oleh bakteri aerobic adalah :

CnHaObNc + (n + a/4–b/2–3c/4)O2 → n CO2 + (a/2 – 3c/2) H2O + c NH3

Bahan organic             oksigen           bakteri aerob. Untuk kepentingan

praktis, proses oksidasi dianggap lengkap selama 20 hari, tetapi penentuan

BOD selama 20 hari dianggap masih cukup lama. Penentuan BOD

ditetapkan selama 5 hari inkubasi, maka biasa disebut BOD5. Selain

memperpendek waktu yang diperlukan, hal ini juga dimaksudkan untuk

meminimumkan pengaruh oksidasi ammonia yang menggunakan oksigen

juga. Selama 5 hari masa inkubasi, diperkirakan 70% - 80% bahan organic

telah mengalami oksidasi. (Effendi, 2003).

Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat

kebersihan air. Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme lebih

sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan

buangan yang bersifat antiseptic atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin,

detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya,

jumlah mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar

BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar,

sebagai contoh adalah kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk

kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah

3,0 – 6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP,1992.Sedangkan

berdasarkan Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk baku mutu limbah

cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah

150mg/L.

Page 13: Makalah Pplf Gajah Wong

   4. Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan

yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat

didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan

organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan

sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta

sejumlah ion chrom. 

Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap

degradasi biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka

lebih cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya

hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium

permanganat dalam suasana asam,diperkirakan 95% - 100% bahan organic

dapat dioksidasi.

Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan

bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang

tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan

tercemar dapat lebih dari 200mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai

60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP,1992).

SUMBER – SUMBER PENCEMARAN

1. Sumber Langsung

Sumber – sumber langsung adalah buangan (effluent) yang berasal

dari sumber pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan

limbah domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta

sampah. Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam

badan air, (system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan.

Page 14: Makalah Pplf Gajah Wong

2. Sumber Tidak Langsung

Sumber – sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui

air tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah

industri maupun dari limbah domestik. Mengingat bahwa air adalah

komponen dari lingkungan hidup, maka pencemaran air merupakan bagian

dari pencemaran lingkungan hidup. Pencemaran air perlu di kendalikan

karena akibat pencemaran air dapat mengurangi pemanfaatan air sebagai

modal dasar dan faktor utama pembangunan.

Istilah pencemaran air terbentuk akibat adanya cairan bekas pakai yang di

alirkan kembali begitu saja ke perairan terbuka, dan menimbulkan berbagai

dampak yang merugikan masyarakat ataupun lingkungan.

Page 15: Makalah Pplf Gajah Wong

BAB III

PELAKSANAAN DAN CARA KERJA

A. Pengukuran Parameter Lapangan

1. Alat dan Bahan :

Alat Bahan

a. Jerigen @3 buah b. Air Sungai Gajah Wong

c. Botol Oksigen @3 buah

d. Termometer @1 buah

e. Roll meter @1 buah

f. Stopwatch @1 buah

g. Steroform @2 buah

2. Langkah Kegiatan

a. Pengamatan Sumber-sumber pencemar

1) Menyusuri sungai sepanjang 100 meter ke arah hulu dan hilir.

2) Mencatat dan menghitung jenis-jenis sumber pencemar yang ada.

b. Pengukuran Suhu Air

1) Memasukkan Thermometer ke dalam air selama 5-10 menit.

2) Mengangkat thermometer dan membaca hasilnya.

3) Mengulangi 2 atau 3 kali untuk penegasan.

4) Merata-rata hasil pembacaan suhu.

c. Pengukuran Debit Air

Pengukuran ini menggunakan metode benda apung :

1) Mengukur lebar (L) dan kedalaman sungai (d), untuk beberapa

titik.

2) Mengukur panjang (sesuai aliran air) 10 meter (P).

Page 16: Makalah Pplf Gajah Wong

3) Menghitung volume (V) air dengan perkalian P x L x d.

4) Mengapungkan sepotong busa dan mencatat waktunya (t) detik.

5) Menghitung debit air (Q) = V/t

A p = 10m B

t?

d1 d2

Keterangan :

A : titik A

B : titik B d2

l : lebar sungai

t : waktu aliran

d : kedalaman sungai

Page 17: Makalah Pplf Gajah Wong

B. Pengambilan Sampel

1. Sampel Kimiawi

a. Alat dan Bahan :

Alat Bahan

a) Jerigen @3 buah a) Air Sungai

Gajah Wong

b) Botol Oksigen @3 buah b) Pereaksi

oksigen

@ 2 ml

c) Tas Sampling @1 buah c) MnSO4 @ 2 ml

d) Alat Tulis

e) Kertas Label

b. Cara Kerja :

1) Memasukkan jerigen dan botol oksigen secara pelan – pelan ke

dalam air sungai Gajah Wong sampai penuh (tanpa aerasi atau

gelembung udara).

2) Mengarahkan mulut botol sesuai dengan arus sungai.

3) Mengangkat jerigen dan botol oksigen dan menutup dengan rapat.

4) Pada botol oksigen, ditambahkan MnSO4 dan pereaksi oksigen

untuk mengukur DOsegera.

5) Memberi label, yang berisikan tentang :

a) Nomor sampel

b) Lokasi sampling

c) Waktu sampling

d) Jenis pemeriksaan

e) Pengambil sampel

Page 18: Makalah Pplf Gajah Wong

6) Menyimpan botol oksigen yang telah berisi sampel air ke dalam tas

sampling untuk dibawanya ke laboratorium.

2. Sampel Mikrobiologis

a. Alat dan Bahan :

Alat Bahan

a) Botol sampel steril @3 buah Air Sungai Gajah Wong

b) Tas sampling @1 buah

c) Alat Tulis

d) Kertas Label

e) Kertas Coklat

f) Tali

b. Cara Kerja :

1) Memasukkan botol sampel steril kedalam air hingga terisi 24

bagian.

2) Mengarahkan mulut botol sesuai dengan arus sungai.

3) Mengangkat botol dan menutup kembali dengan rapat.

4) Membungkus kembali botol sampel steril dengan kertas coklat.

5) Memberi label, yang berisikan tentang :

a) Nomor sampel

b) Lokasi sampling

c) Waktu sampling

d) Jenis pemeriksaan

e) Pengambil sampel

6) Menyimpan botol oksigen yang telah berisi sampel air ke dalam tas

sampling untuk dibawanya ke laboratorium.

Page 19: Makalah Pplf Gajah Wong

C. Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan Biological Oksigen Demand (BOD)

a. Alat dan Bahan

Alat Bahan

a) Timbangan Analitik

b) Pipet Volume

c) Labu Erlenmeyer

d) Botol Oksigen

e) Buret Basa

f) Pengaduk

g) Gelas Kimia

h) Baki

i) Corong

a) Larutan MnSO4 atau MnCl2 20

%

b) Larutan iodida

c) Larutan standar

d) Aquadest

e) Larutan H2SO4 pekat

f) Larutan amylum 1 %

b. Cara kerja

1) Mengambil 700 ml untuk masing-masing sampel dalam dirigen

kosong dan menggojok sampai semua homogen.

2) Memasukkan sampel kedalam 4 botol oksigen sampai penuh.

3) Memberi label pada dua botol oksigen yang akan dieramkan sesuai

lokasi dan kelompok pengambil sampel.

4) Mengeramkan sampel dalam 2 botol oksigen selama 5 hari dengan

suhu 20 0C.

5) Meletakkan 2 botol oksigen lainnya pada nampan(baki) supaya air

tidak tercecer.

6) Menambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml R// O2(pereaksi oksigen) ke

dalam botol.

Page 20: Makalah Pplf Gajah Wong

7) Menutup dan menggojok sampel.

8) Mendiamkan sebentar sampai mengendap.

9) Menambahkan 2 ml H2SO4 pekat.

10) Menggojok sampai larut

11) Mengambil 200 ml + X ml, memasukkan ke dalam labu erlenmeyer

ukuran 500 ml

12) Melakukan titrasi dengan larutan standar Na2SO3 0,025 N sampai

berwarna kuning muda, menambahkan indikator amilum 1-2 ml

13) Melanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang

14) Mencatat ml titrasi yang dibutuhkan

15) Melakukan kegiatan yang sama Untuk 2 botol yang dieramkan selama

5 hari dengan suhu 20 0 C dengan 2 botol yang tidak dieramkan

2. Pemeriksaan Mikrobiologi

a. Alat dan Bahan

Alat Bahan

a. Inkubator a. Sampel air

b. Rak Tabung reaksi

c. Bunsen Burner

d. Ose Tumpul

e. Pipet ukur

f. Media BGLB

g. Lampu spirtus

b. Cara Kerja

1) Hari Pertama

a) Meletakkan LB dan memisahkan antara LB Triple Strength yang

berjumlah 5 buah dan LB single strenght yang berjumlah 2 buah.

Page 21: Makalah Pplf Gajah Wong

b) Mengambil 10 ml air sampel dan memasukkan secara steril Pad

LB Triple strength.

c) Mengisi 1 ml air sampel ke dalam LB single strengt 1 buah.

d) Mengisi 0,1 ml (setara dengan 2 tetes) air sampel ke dalam LB

Strengt 1 buah secara steril.

e) Memberi label pada setiap tabung.

f) Memasukkan ke dalam beaker glass.

g) Meletakkan dalam inkubator, mengeramkan(menginkubasikan)

dalam suhu 37 0C dalam waktu 2 X 24 jam.

2) Hari Ketiga

a) Memeriksa media LB yang telah dieramkan dalam inkubator

dengan suhu 37 0C selama 2 x 24 jam.

b) Mengamati pertumbuhan mikrobiologi pada media.

c) Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

Page 22: Makalah Pplf Gajah Wong

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pemeriksaan Sample dari Sungai Gajah Wong Bagian Hulu

Parameter :

1. Debit :

a. Lebar : 5.15 m

b. Panjang : 10 m

c. Kedalaman :

Kiri : 1.5 cm ≈ 0,015 m

Tengah : 3 cm ≈ 0,03 m

Kanan : 4 cm ≈ 0,04 m

Rata-rata : 2,83 cm ≈ 0,0283 m

d. Waktu :

I : 00 : 00 : 10 : 32 s

II : 00 : 00 : 10 : 57 s

III : 00 : 00 : 10 : 30 s

IV : 00 : 00 : 10 : 14 s

V : 00 : 00 : 10 : 70 s

Rata-rata : 00 : 00 : 10 : 406 s

e. Debit dan Volume :

Volume = P x L x d

= 10 x 5.15 x 0,0283

Page 23: Makalah Pplf Gajah Wong

= 1,45745 m3

s

Debit (Q) = Vt

= 1,4574810 , 406

= 0,14006 m3

s

= 140,06 dm3

s

2. Suhu : 260C

3. BOD

a. Pemeriksaan DO segera

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 290290−4 )−1 ⌋

= 2,79 ml ≈ 2,8 ml

Data titrasi

Labu

Erlenmeyer

Volume awal

(ml)

Volume akhir

(ml)

Volume titrasi

(ml)

I 8 14,5 6,5

II 14,6 22,6 8.0

Rata-rata titrasi 7,5

Kadar DOsegera= 1000200

x a x f x N x 8

Page 24: Makalah Pplf Gajah Wong

= 1000200

x 7,25 x 1 x 0,025 x 8

= 7,25 mgL

b. Pemeriksaan BODsegera

Karena kadar DOsegera adalah 7,25 mgL

maka dilakukan

pengenceran sebanyak 5x. (lihat tabel kadar DO)

R = 1p

x 700 ml

= 15

x 700 ml

= 140 ml

BOD AC dan AP

1) AC1

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 280280−4 )−1 ⌋

= 2,89 ml ≈ 2,9 ml

2) AP1

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 290290−4 )−1 ⌋

= 2,79 ml ≈ 2,8 ml

Data Titrasi

Labu V awal V akhir Vtitrasi

Page 25: Makalah Pplf Gajah Wong

Erlenmeyer (ml) (ml) (ml)

ACsegera 0 8,3 8,3

APsegera 8,4 17,5 12,9

a) Kadar DO AC1 = 1000200

x a x f x N x 8

= 1000200

x 8,3 x 1 x 0,025 x 8

= 8,3 mgL

b) Kadar DO AP1 = 1000200

x a x f x N x 8

= 1000200

x 12,9 x 1 x 0,025 x 8

= 12,9 mgL

c. Pemeriksaan BODeram

1) AC2

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 270270−4 )−1 ⌋

= 3 ml

Page 26: Makalah Pplf Gajah Wong

2) AP2

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 290290−4 )−1 ⌋

= 2,79 ml ≈ 2,8 ml

Data Titrasi

Labu

Erlenmeyer

Vawal

(ml)

Vakhir

(ml)

Vtitrasi

(ml)

AC2 0 3,4 3,4

AP2 3,4 6,4 3

a) Kadar DO AC2 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 3,4 x 1 x 0,025 x 8

= 3,4 mgL

b) Kadar DO AP2 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 3 x 1 x 0,025 x 8

= 3 mgL

d. Hasil :

Page 27: Makalah Pplf Gajah Wong

BODAC = ( DOAC segera – DOAC eram)

= ( 8,3 – 3,4 )

= 4,9 mgL

BODAP = ( DOAP segera – DOAP eram)

= ( 12,9 – 3 )

= 9,9 mgL

BODsampel = ( BODAP – BODAC) x pengenceran

= ( 9,9 – 4,9 ) x 5

= 25 mgL

4. Bakteriologi :

Dari hasil penanaman yang dilakukan dengan media LB tripie strength

dan LB single strength di dapat hasil 5 : 0 :1 dengan jumlah bakteri 84

koloni bakteri per 100 ml

5. Jumlah sumber pencemar

a. Tempat mandi

b. Tempat BAB

c. Sampah rumah tangga

d. Limbah rumah sakit JIH

B. Data Hasil Pemeriksaan Sample dari Sungai Gajah Wong Bagian Tengah

Page 28: Makalah Pplf Gajah Wong

Parameter :

1. Debit :

a. Lebar : 17 m

b. Panjang : 10 m

c. Kedalaman :

Kiri : 65 cm

Tengah : 33 cm

Kanan : 21 cm

Rata-rata : 39,6 cm = 0,396 m

d. Waktu :

I : 00 : 01 : 40 : 00 s

II : 00 : 00 : 42 : 04 s

III : 00 : 00 : 43 : 07 s

IV : 00 : 00 : 35 : 15 s

Rata-rata : 00 : 00 : 55 : 065 s

e. Debit dan Volume :

Volume = P x L x d

= 10 x 17 x 0,396

= 67,32 m3

Debit (Q) = Vt

= 67,32

55 ,065

Page 29: Makalah Pplf Gajah Wong

= 1,22 m3

s

= 1220 dm3

s

2. Suhu : 270C

3. BOD

a. Pemeriksaan DO segera

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 280280−4 )−1 ⌋

= 200 x 0,014

= 2,898 ml ≈ 3 ml

Data Titrasi

Labu

Erlenmeyer

Volume Awal

(ml)

Volume Akhir

(ml)

Volume Titrasi

(ml)

I 0 8,2 8,2

Kadar DOsegera= 1000200

x a x f x N x 8

= 1000200

x 8,2 x 1 x 0,025 x 8

= 8,2 mgL

b. Pemeriksaan BOD

Karena kadar DO segera sebesar 8,2 mg/L maka dilakukan 5 kali

pengenceran

Page 30: Makalah Pplf Gajah Wong

R = 1p

x 700 ml

= 15

x 700 ml

= 140 ml

BOD AC dan AP ;

1) AC1

X ml = 200 ⌊( volume botol O2

volume botol O2 – 4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 300300−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 300296 )−1 ⌋

= 200 x 0,0135

= 2,7 ml

2) AP1

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 290290−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 290286 )−1 ⌋

= 200 x 0,0014

= 2,79 ml ≈ 2,8 ml

Data Titrasi

Labu Volume Awal Volume Akhir Volume Titrasi

Page 31: Makalah Pplf Gajah Wong

Erlenmeyer (ml)(ml)

(ml)

AC1 0 11,1 11,1

AP1 11,1 21,5 10,4

a) Kadar DO AC1 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 11,1 x 1 x 0,025 x 8

= 11,1 mgL

b) Kadar DO AP1 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 0,025 x 1 x 0,025 x 8

= 0,025 mgL

c) Kadar DOAC2 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 2,4 x 0,025 x 1 x 8

= 2,4 mg/L

d) Kadar DO AP2 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 4 x 0,025 x 1 x 8

= 4 mg/L

c. Hasil :

Page 32: Makalah Pplf Gajah Wong

Kadar BOD AP = (DO AP1 – DO AP2)

= 10,4 – 4

= 6,4 mg/L

Kadar BOD AC = (DO AC1 – DO AC2)

= 11,1 – 2,4

= 8,7 mg/L

Kadar BOD Sample = (BOD AP – BOD AC) x P

= (8,7 – 6,4 ) x 5

= 2,3 x 5

= 11,5 mg/L

4. Bakteriologi :

Dari hasil penanaman yang dilakukan dengan media LB tripie strength

dan LB single strength di dapat 5 : 1 : 1 dengan jumlah bakteri 979 koloni

bakteri /100 mL.

5. Jumlah sumber pencemar

a. Rumah padat penduduk

( Limbah : dari pembuangan limbah rumah tangga ) yang

paling mendominasi

b. Museum

c. Jembatan

d. Bengkel motor

C. Data Hasil Pemeriksaan Sample dari Sungai Gajah Wong Bagian Hilir

Page 33: Makalah Pplf Gajah Wong

Parameter :

1. Debit :

a. Lebar : 11,60 m

b. Panjang : 10 m

c. Kedalaman :

Kiri : 19 cm

Tengah : 17 cm

Kanan : 46 cm

Rata-rata : 27,67 cm = 0,2767 m

d. Waktu :

I : 00 : 20 : 16 s

II : 00 : 15 : 74 s

III : 00 : 16 : 81 s

IV : 00 : 16 : 07 s

V : 00: 15 : 70 s

Rata-rata : 16,892 s

e. Debit dan Volume :

Volume = P x L x d

= 10 x 11,60 x 0,2767

= 32,0972 m3

= 32097,2 dm3

Debit (Q) = Vt

Page 34: Makalah Pplf Gajah Wong

= 32097 , 216,892

= 1900,142079 m3

s

2. Suhu : 270C

3. BOD

a. Pemeriksaan DO segera

X ml = 200 ⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 280280−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 280276 )−1 ⌋

= 200 x 0,014

= 2,898 ml ≈ 3 ml

Data Titrasi

Labu

Erlenmeyer

Volume Awal

(ml)

Volume Akhir

(ml)

Volume Titrasi

(ml)

I 8,5 25,3 16,8

Kadar DO segera = 1000200

x a x f x N x 8

= 1000200

x 16,8 x 0,025 x 1 x 8

= 16,8 mg/L

b. Pemeriksaan BOD

Page 35: Makalah Pplf Gajah Wong

Karena kadar DO segera sebesar 16,8 mg/L maka dilakukan 5 kali

pengenceran.

R = 1p

x 700 ml

= 15

x 700 ml

= 140 ml

BOD AC dan AP

1) AC1

X ml = 200 ⌊( volume botol O2

volume botol O2 – 4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 300300−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 300296 )−1 ⌋

= 200 x 0,0135

= 2,7 ml ≈3 mL

2) AP1

X ml = 200⌊( volumebotol O2

volume botol O2−4 )−1 ⌋

= 200 ⌊( 290290−4 )−1 ⌋

Page 36: Makalah Pplf Gajah Wong

= 200 ⌊( 290286 )−1 ⌋

= 200 x 0,0014

= 2,79 ml ≈ 2,8 ml

Data Titrasi

Labu

Erlenmeyer

Volume Awal

(ml)

Volume Akhir

(ml)

Volume. Titrasi

(ml)

AC1 30 39,5 9,5

AP1 39,5 49,5 10

a) Kadar DO AC1 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 9,5 x 0,025 x 1 x 8

= 5 x 9,5 x 0,025 x 8

= 9,5 mg/L

b) Kadar DO AP1 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 10 x 0,025 x 1 x 8

= 5 x 10 x 0,025 x 8

= 10 mg/L

Page 37: Makalah Pplf Gajah Wong

c) Kadar DO AC2 =1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 3,5 x 0,025 x 1 x 8

= 3,5 mg/L

d) Kadar DO AP2 = 1000200 x a x f x N x 8

= 1000200

x 5,3 x 0,025 x 1 x 8

= 5,3 mg/L

c. Hasil :

Kadar BOD AP = (DO AP1 – DO AP eram)

= 10 – 5,3

= 4,7 mg/L

Kadar BOD AC = (DO AC1 – DO AC eram)

= 9,5 – 3,5

= 6 mg/L

Kadar BOD Sample = (BOD AP – BOD AC) x P

= (6 – 4,7 ) x 5

= 1,3 x 5

= 6,5 mg/L

Page 38: Makalah Pplf Gajah Wong

No. Kode SampelV Awal

(mL)

V Akhir

(mL)

V Titrasi

(mL)

V Botol

(mL)

1. DO segera 8,5 25,3 16,8 280

2. AC1 30 39,5 9,5 300

3. AC2 0 3,5 3,5 300

4. AP1 39,5 49,5 10 280

5. AP2 3,5 8,8 5,3 320

6. Air Sampel 10 10 0 290

Keterangan : AC : Air Campuran

AC1 : Air campuran diperiksa tanpa pengeraman

AC2 : Air campuran diperiksa setelah dieramkan

AP : Air Pengencer

AP1 : Air pengencer diperiksa tanpa pengeraman

AP2 : Air pengencer diperiksa setelah pengeraman

Air sampel : Diperiksa setelah pengeraman

4. Bakteriologi :

Dari hasil penanaman yang dilakukan dengan media LB tripie strength

dan LB single strength di dapat hasil 5:1:1 (979 koloni bakteri per 100 mL)

5. Jumlah sumber pencemar :

a. Rumah padat penduduk

( Limbah : dari pembuangan limbah rumah tangga ) yang paling

mendominasi

b. Pabrik kulit

c. Gembira Luka (kebun binatang)

Page 39: Makalah Pplf Gajah Wong

REKAP HASIL PRAKTIK

1. Tanggal Praktik : 23 Mei 2012 (Rabu)

2. Sungai : Gajah Wong

NO. PARAMETERLOKASI

HULU TENGAH HILIR

Page 40: Makalah Pplf Gajah Wong

1. DEBIT :

a. Lebar

b. Panjang

c. Kedalaman

d. Waktu

e. Debit :

Volume/waktu

Pukul

09.45 WIB

5,15 m

10 m

0,0283 m

10,406 s

14005 L/dt

Pukul

10.35 WIB

17 m

10 m

0,396 m

55,065 s

1220 L/dt

Pukul

11.20 WIB

11,60 m

10 m

0,2767 m

16,892 s

190014,2079

L/dt

2. SUHU 26 oC 27oC 27oC

3. PH - - -

4. BOD 25 mg/L 11,5 mg/L 6,5 mg/L

5. BAKTERIOLOGIS 5 : 0 : 1

(84 per 100 ml)

5:1:1

(979 per

100 mL)

5:1:1

(979 per 100

mL)

6. JUMLAH SUMBER

PENCEMAR

a. Sampah

b. Tempat

mandi

c. Tempat BAB

d. Limbah RS

JIH

1. Rumah

padat

penduduk

2. Museum

3. Bengkel

montor

a. Rumah padat

penduduk

b. Pabrik kulit

c. Gembira

Luka (kebun

binatang)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Page 41: Makalah Pplf Gajah Wong

Dari hasil pengamatan kadar BOD sungai Gajah Wong dari Hulu,

Tengah dan Hilir semakin rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah

dan jenis sumber pencemar yang ada disekitar sungai tersebut, seperti :

a. Dibagian Hulu : sampah, tempat mandi dan dijadikan sebagai tempat

BAB, limbah RS JIH

b. Dibagian Tengah : Rumah padat penduduk, museum, bengkel motor.

c. Dibagian Hilir : Rumah padat penduduk, pabrik kulit, gembira loka

(kebun binatang).

Berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis Jumlah bakteri pada

Sungai Gajah Wong :

a. Bagian Hulu : 84 koloni bakteri per 100 ml

b. Bagian Tengah : 979 koloni bakteri per 100 mL

c. Bagian Hilir : 979 koloni bakteri per 100 mL

B. SARAN

Ditujukan kepada :

1. Pemerintah provinsi Yogyakarta untuk melakukan Prokasih dan

penyuluhan kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) disekitar bantaran sungai Gajah Wong.

2. Peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan untuk lebih peduli

terhadap lingkungan (bantaran sungai).

4. Masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan sungai.

LAMPIRAN ANGGOTA KELOMPOK :

1. Briliantina Aisyah Jasmin P07133111003

2. Danan Rizky Pranata P07133111004

Page 42: Makalah Pplf Gajah Wong

3. Desi Ririn Nofita P07133111007

4. Evi Listrianti P07133111011

5. Gatot Aprianto P07133111016

6. Ika Arwaeni P07133111018

7. Inten Retno Asmeisti P07133111019

8. Mira Firdianti P07133111022

9. Mufti Afrizal P07133111023

10. Muhammad Andy Firmansyah P07133111024

11. Noor Fadli P07133111027

12. Nur Hidayati P07133111028

13. Sri Pangesti Dewi P07133111034

14. Valentino Oktavianto Prianggoro P07133111036

15. Yolamba Ervina Sujarwo P07133111037

16. Yolla Ayu Medikawanti P07133111038

17. Yuliastuti P07133111039

18. Yurasa Satnawatri P07133111040