pola distribusi dana zakat pada lembaga portal...
TRANSCRIPT
POLA DISTRIBUSI DANA ZAKAT PADA LEMBAGA PORTAL
INFAQ JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Fachrul RamadhanNIM: 1111053000047
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
ABSTRAK
Fachrul Ramadhan, 1111053000047, Pola Distribusi Dana Zakat PadaLembaga Portal Infaq Jakarta Selatan di bawah bimbingan Prof. Dr. Murodi,MA.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam ketiga, Dengan berzakat dapatdiharapkan dapat membantu meringankan beban orang lain, terutama fakirmiskin, maka untuk itu diperlukan penyaluran Zakat secara efektif, profesionaldan bertanggung jawab. Melalui ketentuan syariat Zakat, kehidupan orang-orangfakir, miskin dan orang-orang yang telah tergolong dalam 8 asnaf itu akanterperhatikan dengan baik. Rasulullah merupakan orang yang selalumengutamakan Zakat, sedekah dan paling banyak sedekahnya, paling perdulidengan orang lain, serta gemar menolong orang-orang yang membutuhkanterutama fakir miskin dan anak-anak yatim. Dengan terus menerus berzakat danberinfaq, krisis kelaparan yang berakibat pada krisis kemanusiaan dapat diatasidengan sebaik-baiknya.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pola pendistribusian dan ZakatSerta untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat distribusidana zakat yang dialami lembaga Portal Infaq Jakarta Selatan tersebut. Penelitianini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Maka dari itumetode yang digunakan dengan cara Intervieww (wawancara), Observation(pengamatan langsung) dan dokumentasi, serta dengan cara membaca literaturkepustakaan, internet, dan media cetak mengenai pendistribusian dana zakat padaPortal Infaq Jakarta Selatan.
Dari hasil analisis bahwa pola pendistribusian dana Zakat pada lembagaPortal Infaq Jakarta Selatan ditunjukkan kearah produktif dan konsumtif, dengancara menentukan sasaran, menuangkan kedalam program-program danpenanggaran kedalam program-program. Sedangkan dalam mengevaluasi demitercapainya tujuan oleh karena itu mencoba menganalisa apa saja yang menjadifaktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan dan pendistribusianzakat dengan menggunakan analisis SWOT(Strength, Weakness, Opportunity,Treathment).
Kata kunci : Pola Distribusi,Dana Zakat
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu”alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya ucapkan hanya kepada Allah SWT. yang telah memberi
taufik, hidayah dan pertolongan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. semoga kita semua mendapat
syafaatnya kelak di hari kiamat nanti.
Alhamdulillahhirabbil”alamin, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, yang berjudul “Pola Distribusi Dana Zakat Pada Lembaga Portal
Infaq Jakarta Selatan”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, dan sampai masa
penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik dari keluarga, sahabat, teman, maupun dari berbagai pihak
lainnya yang telah banyak berjasa dan mendukung bagi penulis. Dengan
selesainya skripsi ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed. Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah,
MA Selaku Wakil Dekan II, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
dan Drs. Sugiharto, MA., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.
iii
3. Prof. Dr. Murodi, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, mengarahkan, dan menyemangati penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terima
kasih banyak atas semuanya.
4. Tim penguji sidang skripsi pada Tanggl 29 Juni 2018. Drs. Cecep
Castrawijaya, MA., sebagai Ketua Sidang, Drs. Sugiharto, MA., selaku
Sekretaris Sidang, Drs. Hasanuddin, MA., selaku Penguji I, Lili Bariadi,
MA., selaku Penguji II.
5. Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik, serta
seluruh dosen pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan.
6. Keluarga besar Lembaga Amil Zakat Portal Infaq, yang telah memberikan
izin, dukungan, bantuan, arahan, saran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Ayahanda Bunyamin dan Ibunda Khodijah yang selalu memberikan kasih
sayang tiada batas, dukungan, semangat, arahan, serta selalu percaya pada
penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Semoga selalu
dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
8. Teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah Angakatan Tahun 2011,
khususnya Konsentrasi Manajemen Ziswaf yang namanya tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga silaturahmi tetap terjaga. Aamiin.
9. Para pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas, terima
kasih atas pinjaman bukunya.
iv
Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini merupakan sebuah
refleksi studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca yang berminat dengan tulisan ini. Dan
dengan harapan karya tulis ini dapat dijadikan amal bagi penulis, Amiin ya
robbal,,alamin.
Jakarta, 29 Juni 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ...........5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................6
D. Penelitian Terdahulu ...................................................7
E. Metodologi Penelitian .................................................9
F. Sistematika Penulisan ................................................12
BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG KONSEP
ZAKAT DAN KONSEP DISTRIBUSI ZAKAT
A. Konsep Zakat .............................................................14
1. Zakat ...................................................................14
2. Hikmah dan Tujuan Zakat .................................17
B. Macam-macam Zakat ................................................21
C. Konsep Distribusi Zakat ............................................24
1. Tinjauan Umum Distribusi Zakat ..................... 24
2. Landasan Hukum Distribusi Zakat .....................27
3. Tujuan Dan Sasaran Distribusi Zakat .................30
D. Konsep Pola Distrbusi ................................................34
vi
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT
PORTAL INFAQ
A. Sejarah Ringkas Berdirinya Portal Infaq ....................36
B. Visi, Misi dan Tujuan .................................................38
C. Struktur Organisasi .....................................................40
D. Program Kerja Portal Infaq ........................................44
E. Program Unggulan Portal Infaq .................................46
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Pola Distribusi Dana Zakat Pada Lembaga
Portal Infaq Jakarta Selatan ........................................48
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Distribusi Dana
Zakat Portal Infaq .......................................................55
C. Pengaruh Distribusi Zakat Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahik ..............................................57
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................59
B. Saran ............................................................................59
Daftar Pustaka
Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pola adalah gambaran yang dipakai untuk contoh. Pola adalah bentuk yang
dipakai sebagai acuan atau dasar membuat/melaksanakan sesuatu yang dapat
menguntungkan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, distribusi
adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) dari yang kelebihan kepada yang
kekurangan ke beberapa orang atau ke beberapa tempat.1
Zakat merupakan tema yang selalu aktual penting untuk dikaji dari
berbagai sisinya. Karena zakat sebagai rukun Islam ketiga, zakat adalah ibadah
maliyah itjima’iyah (ekonomi-sosial) yang memiliki posisi strategis dalam
pembangunan ekonomi umat. Zakat memiliki misi redistribusi aset, sirkulasi
kekayaan yang seimbang, menghilangkan monopoli, serta pada akhirnya
mewujudkan pemerataan ekonomi. Apalagi saat ini angka kemiskinan dan
pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi.2 Oleh karena itu, zakat bisa
menjadi sumber dana tetap yang cukup potensial yang dapat digunakan untuk
mengangkat kesejahteraan umat terutama golongan fakir miskin sehingga dapat
hidup layak secara mandiri tanpa harus menggantungkan nasibnya atas belas
kasihan orang lain.3
1 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depikbud, Kamus Umum BahasaIndonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, H. 209
2 Hamka dkk, Kementerian Agama Republik Indonesia, Modul PenyuluhanZakat,(Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat,2012),h.92
3 Masyfuk Zuhdi, Masail Diniyah Ijtimaiyah(Jakarta: Haji Mas Agung, 1994) Cetke1,h.189
2
Zakat merupakan manifestasi dari kegotong-royongan antara orang kaya
dengan fakir miskin. Pemberdayaan zakat merupakan perlindungan bagi
masyarakat, bencana kemasyarakatan, yaitu kemiskininan, kelemahan baik
fisik maupu mental. Lembaga zakat merupakan sarana distirbusi kekayaan
di dalam ajaran islam yang merupakan kewajiban kolektif perekonomian umat
islam. Zakat merupakan komitmen seorang muslim dalam bidang sosial
ekonomi yang tidak terhindarkan untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi
semua orang, tanpa harus meletakkan beban pada kas negara semata.4
Zakat Infak Sodaqoh (ZIS) memerlukan peraturan dan pembenahan secara
profesional yang sampai saat ini belum terkelola dengan baik. Apabila dana
ZIS tersebut dapat berjalan dan dikelola dengan baik secara profesional
dengan manajemen yang baik pula, maka dana ZIS akan mampu dan dapat
menopang pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pada
umumnya dan kaum dhuafa pada khususnya.5
Zakat merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban moral
bagi orang kaya untuk membantu mereka yang miskin dan terabaikan yang tak
mampu menolongnya dirinya sendiri meskipun dengan semua skema jaminan
sosial yang ada, sehingga kemelaratan dan kemisikinan dapat terhapuskan dari
masyarakat muslim. zakat tidak menghilangkan kewajiban pemerintah untuk
menciptakan kesejahteraan, melainkan hanya membantu menggeser sebagian
tanggung jawab pemerintah ini kepada masyarakat, khususnya kerabat dekat
4 Hamka Dkk, Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Zakat,Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat , Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam,2007.h.2
5 http//[email protected] diakses pada 27 Maret 2016 pukul 17.00 WIB
3
dan tetangga dari individu-individu yang terkait, sehingga mengurangi beban
pemerintah. Tidaklah realistis mengharapkan pemerintah untuk memikul
seluruh beban kesejahteraan ini.6
Sebagaimana diketahui, bahwa Salah satu tujuan nasional negrara
Indonesia yang merdeka adalah memajukan kesejahteraan umum demi
terciptanya masyarakat adil dan makmur. Dengan kata lain, negara Indonesia
yang merdeka bertujuan memajukan kesejahteraan keseluruhan warganya agar
bukan kesejahteraan sebagian orang atau sebagian kelompok masyarakat.Oleh
karena itu, adalah sangat ironis bilamana fakta menunjukan bahwa masih
terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi yang sangat tajam dalam masyarakat
Indonesia. Sangatlah memprihatinkan bahwa sementara negara Indonesia
menghendaki terciptanya masyarakat adil dan makmur, fakta menunjukan
bahwa sekelompok masyarakat hidup mewah di tengah kemelaratan sebagian
besar masyarakat lainnya.7
Syariat adalah ajaran agama yang ditetapkan oleh Allah untuk hamba-
hambanya yang terdiri dari berbagai hukum dan ketentuan. Jadi pengertian
zakat menurut syariah islam adalah jumlah aset/harta yang harus dikeluarkan
oleh orang yang beragama islam dan diberikan kepada kelompok yang berhak
menerimanya dan menurut kondisi yang ditetapkan oleh hukum islam.
kehidupan orang-orang fakir, miskin, dan orang-orang menderita lainnya akan
diperhatiakan dengan baik. Rasulullah merupakan orang yang selalu
6 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2005, h. 347 Hamka Dkk, Departemen Agama RI, Zakat Ketentuan Dan Permasalahannya, Jakarta:
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2008. h. 66
4
mengutamakan Zakat,sedekah, dan paling banyak sedekahnya,paling peduli
terhadap orang lain, serta gemar menolong orang-orang yang membutuhkan,
terutama fakir miskin dan anak-anak yatim. Dengan terus-menerus berzakat
dan berinfaq, krisis kelaparan yang berakibat pada krisis kemanusian dapat
diatasi dengan sebaik-baiknya.8
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bahwa
organisasi yang berhak mengelola Zakat terbagi menjadi dua yaitu: organisasi
yang dibentuk oleh pemerintah yang disebut dengan Badan Amil Zakat (BAZ)
dan Organisasi yang dibentuk atas prakarsa masyarakat yang disebut Lembaga
Amil Zakat (LAZ).9 Atas dasar hal tersebut maka ijtihad dilakukan pada
pengelolaan dana zakat. Ajaran Islam yang belum ditangani secara serius
adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan
pendistribusian dana zakat.
Salah satu LAZ yang melakukan usaha pemberdayaan zakat adalah
Lembaga Portal Infaq Cabang Kebayoran Baru yang terletak di jalan Radio IV
No.8A Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portal
Infaq memfokuskan pada pola distribusi dana Zakat, Infaq dan Shadaqah
(ZIS) yang dihimpun melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi
konsumtif dan produktif. Program itu sengaja didesain bagi masyarakat
kurang mampu yang termasuk Mustahik (Penerima Zakat).10
8 Didin Hafidhuddin, et al. Karya Karena Berzakat, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2008, h.669 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, Standar Operasional Prosedur Lembaga
Pengelolaan Zakat. Jakarta : Kementerian Agama Republik Indonesia,2012.10 Melalui Ekonomi Produktif, Mustahik Bisa Jadi Muzaki, Jurnal Zakat.
5
Lain halnya dengan program yang ada di Portal Infaq Jakarta Selatan
yakni menjadi Pola Distribusi produktif. Portal Infaq memberikan modal
usaha kepada mustahik untuk mengembangkan suatu usaha agar nanti
diharapkan mustahik yang menerima dana zakat produktif ini mampu menjadi
seorang muzaki.
Zakat produktif merupakan pemanfaatan zakat sebagai modal usaha
produktif dengan memberikan dana bergulir kepada mustahik yang produktif.
mustahik yang telah diberikan modal usaha dan diharuskan melaporkan serta
mempertanggungjawabkan tersebut. Dana zakat yang di salurkan ke arah
produktif ini ini harus di tangani oleh lembaga (bukan perorangan) yang
mampu melakukan pembinaan, pendampingan, dan monitoring kepada para
mustahik yang sedang melakukan kegiatan usaha agar dapat berjalan dengan
baik.
berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan Zakat di Portal Infaq, beserta
program-program yang ada di dalamnya serta berbagai permasalahan
mengenai Zakat yang muncul baik permasalahan intern maupun ekstern akan
memberikan dampak tersendiri dalam hal penyaluran dana Zakat yang kurang
optimal, Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pola
Distribusi Dana Zakat pada Lembaga Portal Infaq Jakarta Selatan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
6
Bicara tentang zakat, banyak sekali permasalahan yang akan kita
temui, khususnya di Indonesia. Oleh Karena itu agar pembahasan ini tidak
melebar, perlu kiranya dibuat batasan-batasan yang dapat menjadikan
pembahasan ini fokus pada tujuannya, maka penulis membatasi pada
penerapan pola distribusi dana zakatnya pada lembaga Portal Infaq Jakarta
Selatan.
2. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang ada di atas maka
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Distribusi Dana Zakat Pada Lembaga Portal Infaq Jakarta
Selatan?
b. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Distribusi Dana Zakat
Pada Portal Infaq ?
c. Adakah Pengaruh Distribusi Zakat Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahik ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah di atas, tentunya ada tujuan yang ingin
dicapai yaitu :
a. Untuk Mengetahui Pola Distribusi Dana Zakat Pada Lembaga Portal
Infaq Jakarta Selatan.
7
b. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Distribusi
Dana Zakat Pada Lembaga Portal Infaq Jakarta Selatan?
c. Untuk Mengetahui Pengaruh Distribusi Zakat Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahik.
2. Manfaat Penelitaian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
a) Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis mengenai tentang
pendistribusian dana Zakat.
b) Bagi praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi LAZ
Portal Infaq Cabang Kebayoran Baru, yakni menjadi bahan
masukan berupa informasi tentang Pendistribusian yang efektif
sesuai dengan ajaran islam sehingga dapat menentukan kebijakan
bagi LAZ Portal Infaq Jakarta Selatan.
c) Bagi akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
bagi akademisi mengenai pendistribusian dana Zakat, sehingga
mampu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan praktek
pendistibusian secara benar dan baik
d) Pihak Lain
8
Manfaat penelitian ini bagi pihak lain adalah untuk memberi
informasi atau pengetahuan tentang distribusi dana zakat, serta
dapat memberi masukan dan referensi untuk mengambil suatu
keputusan mengenai Penyaluran bagi oang yang mau menyalurkan
dana zakatnya.
D. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih
lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah awal
penulis terapkan adalah membaca, mempelajari dan mengkaji terlebih dahulu
skripsi-skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis
teliti. Karena tidak menutup kemungkinan adanya kemiripan dengan yang
dituliskan penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan dalam hal
pembahasan maupun objek kajian dalam penelitian ini.
Adapun tinjauan pustaka terdahulu dalam menunjang penelitian ini dengan
melihat beberapa penelitian skripsi sebelumnya, antara lain :
1. Judul Skripsi “manajemen penghimpunan dan pendistribusian zakat
melalui teknologi informasi pada M-zakat Jakarta”. Penulis Panca
Mardisiswanto. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Manajemen Dakwah 2005. Berisi tentang penerapan fungsi
manajemen untuk menghimpun dan mendistribusikan zakat melalui
9
media teknologi informasi dengan fasilitas SMS (Short message
Service).11
2. Judul skripsi “pola fundraising dana zakat pada LAZIS PT. PLN
Persero kantor pusat kebayoran baru”. Penulis Imroatuas Solati.
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen
Dakwah, Konsentrasi Manajemen ZIS dan Wakaf 2013. Berisi tentang
pola fundraising yang digunakan untuk menghimpun dana zakat dari
para muzzaki.12
Dilihat dari beberapa judul diatas, penelitian penulis berbeda dari
penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini menggambarkan bagaimana
pola Disitribusi dana zakat yang dilakukan lembaga Portal Infaq
Jakarta Selatan dengan cara pemberian modal berupa dana yang
bersifat konsumtif dan produktif. Oleh karena itu, materi
pembahasannya pun berbeda, materi yang penulis bahas tentang “Pola
Distribusi Dana Zakat Pada Lembaga Portal Infaq Jakarta Selatan.”
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah metode
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis melalui informasi
dari orang yang terlibat di dalam objek tersebut.
11 Panca Mardisiswanto, “Manajemen Penghimpunan dan Pendistribusian Zakat MelaluiTeknologi Informasi Pada M-Zakat Jakarta, “ (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi , Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005).
12 Imroatuas Solati, ”Pola Fundraising Dana Zakat Pada LAZIS PT. PLN Persero KantorPusat Kebayoran Baru”. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi , UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
10
Penelitian kualitatif dipilih karena peneliti berusaha untuk memahami
dan menafsirkan makna suatu peristiwa dalam situasi tertentu, serta
didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan
digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada Kantor Cabang Portal
Infaq yang beralamat di Jl. Radio IV No.8A Kebayoran Baru Jakarta
Selatan 12130.Telp: (021) 72786073. E-mail: [email protected]
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 10 April sampai 21 April
2017.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Lembaga Amil
Zakat Portal Infaq yang di dalamnya terdapat pengurus atau pengelola,
staff, dan karyawan yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dalam penelitian ini.
Objek dalam penelitian ini adalah menganalisa pola distirbusi dana
zakat pada Lembaga Portal Infaq Jakarta Selatan.
4. Sumber Data
Yang menjadi Sumber Data oleh Penulis adalah :
a. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber
pertama, seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer
peneliti atau observer melakukan bersama-sama observasi
lapangan, pelaksanaannya berupa survey. Dengan mewawancarai
11
langsung dengan Bapak Faizaluddin , sebagai General manager
yang sudah lama bekerja di Portal Infaq.
b. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen, yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah
buku, brosur, majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki
relevansi dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian.
5. Teknik Penlisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku,
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi). Yang
disusun oleh Tim penulis UIN JAKARTA dan diterbitkan oleh
CEQDA UIN JAKARTA pada tahun 2007.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Menurut Dr. Lexy J Moleong, dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif, wawancara adalah percakapan langsung
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan, dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan
jawaban atas pertanyaaa itu13.
b. Observasi
Observation (pengamatan langsung), yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati objek
13 Lexy J moleong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung :PT RemajaRosdakarya,2010), h. 157
12
penelitian secara langsung. Dalam hal ini peneliti mengamati
lokasi LAZ Portal Infaq Jakarta Selatan.
c. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data tertulis mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti berupa buku,majalah
artikel, dokumentasi dari Portal Infaq, internet, dll yang berkaitan
dengan permasalahan dengan pembahasan skripsi ini.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pengkajian, penulisan pemahaman dan
penyusunan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan
yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut ;
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menerangkan secara garis besar
mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
Penelitian Terdahulu, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini membahas tentang zakat yang terdiri dari
Pengertian Zakat , pengertian infaq dan pengertian
sedekah,konsep tinjuauan umum distribusi, landasan
hukum distribusi, tujuan dan sasaran distribusi zakat.
13
BAB III :Gambaran Umum Tentang Lembaga Amil Zakat
Portal Infaq
Dalam bab ini penulis menerangkan profil sejarah singkat
berdirinya Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portal Infaq,
struktur organisasi, visi dan misi serta Tujuan Lembaga
Amil Zakat (LAZ) Portal Infaq, Program Lembaga Amil
Zakat (LAZ).
BAB IV :Analisis Pola Distribusi Dana Zakat Pada Lembaga
Portal Infaq Jakarta Selatan
Dalam bab ini berisi tentang penyajian data hasil
penelitian yang didapatkan dari lapangan serta analisis.
BAB V : Penutup
Merupakan bab terakhir pada penelitian ini, yang berisi
tentang kesimpulan hasil penelitian secara keseluruhan
dan dilanjutkan dengan pemberian saran.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG KONSEP ZAKAT DAN KONSEP
DISTRIBUSI ZAKAT
A. Konsep Zakat
1) Zakat
Zakat bagi umat Islam, khususnya diyakini sebagai bagian
pokok ajaran Islam yang harus ditunaikan. Zakat dipandang sebagai
salah satu rukun Islam yang lima, yaitu Shahadat, Shalat, Zakat,
Puasa, dana Haji. Melaksanakannya adalah wajib, dan dengan begitu
telah dipandang sebagai dosa bagi siapa yang meninggalkannya, bagi
orang2 yang mampu untuk melaksanakannya, dan sebaliknya akan
mendapatkan pahala bagi yang menjalankannya.14
Zakat menurut bahasa berasal dari kata Zakaa, yang artinya
bertambah dan berkembang. Selain itu, zakat mempunyai arti Al-
Barakatu (keberkahan), An-numuw (pertumbuhan dan
perkembangan), At-thahuru (mensucikan), As-shalahu (keberesan dan
bagus).15
Secara istilah zakat adalah “sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak”
14 Didin Hafiduddin, dkk, The Power of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat
Asia Tenggara,jakarta Press,2008,h.315 Didin Hafidhuddin, et al. Karena Berzakat,(Jakarta: Raih Asa Sukses) 2008, h.13.
15
disamping berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.”
Menurut hukum Islam (istilah syara), zakat adalah nama bagi suatu
pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat yang
tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu.16
Jika dilihat dari pengertian zakat menurut bahasa dan
istilah,sangat terlihat erat dan nyata, yaitu bahwa harta yang
dikeluarkan atau jiwa yang berzakat itu menjadi bersih dan
kekayaannya akan bersih pula dan tumbuh serta suci tidak dipakaikan
untuk kekayaan saja, akan tetapi lebih dari itu, juga untuk orang yang
menzakatkannya.17 Sesuai dengan firman Allah Surat At-Taubah 103 :
إن لیھم ع ل ص بھا و یھم ك تز و ھم قة تطھر د ص الھم و أم ن م ذ خ ل ن ك س تك ال لیص یع ع م س هللا و مھم
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menajdi) ketentraman
jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (Q.S.At-Taubah:103).
Zakat merupakan rukun Islam ketiga. Secara garis besar zakat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu : zakat fitrah dan zakat mal. Zakat
fitrah merupakan zakat yang dikeluarkan ketika diakhri bulan
ramadhan berupa bahan-bahan pokok. Sedangkan zakat mal adalah
16 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005),h.4
17 Yusuf Qaradawi, Hukum Zakat, (Bogor-Jakarta: Pustaka Lintera Antarnusa,1991), h. 35
16
zakat harta benda diantaranya yang wajin dizakati adalah emas, perak,
perniagaan, perkebunan, pertambangan, dan lain sebagainya.18
Zakat juga mensyaratkan seseorang harus terbebas dari hutang.
Syarat ini merupakan penguat syarat kekayaan wajib Zakat yang harus
merupakan kepemilikan penuh. Karena dengan adanya hutang, berarti
harta yang kita miliki masih bercampur harta milik orang lain, maka
harus kita lunasi terlebih dahulu hutang-hutang yang dimiliki. Apabila
setelah dibayarkan hutangnya tapi kekaayaannya masih mencapai
nisab, maka wajib untuk mengeluarkan Zakat, tapi sebaliknya apabila
tidak mencapai nisab setelah dilunasinya hutang maka tidak wajib
mengeluarkan Zakat.19
Adapun persyaratan orang yang wajib mengeluarkan Zakat
adalah sebagai berikut, Pertama, Islam karena zakat merupakan
ibadah dan hanya wajib dilakukan setelah seseorang memeluk agama
Islam. Kedua, Merdeka karena kemeredekaan seseorang dari
perbudakan adalah nikmat Allah yang paling besar, maka Allah
membebankan kepada seseorang yang telah merdeka, jika memiliki
harta benda yang mencapai nisab, maka ia harus mengeluarkan
Zakatnya sebagai penghormatan untuk dirinya. Ketiga, Balig karena
para ulama berpendapat tentang anak yang sudah dewasa wajib zakat
18 Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, (Surakarta ; Muhammadiyah
University Press, 2006),h. 23119 Hamka Dkk, Departemen Agama RI, Zakat Ketentuan dan Permasalahannya, Jakarta;
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2008.h.10.
17
selama harta tersebut memenuhi persyaratan wajib zakat dan juga ada
pendapat berbeda mengatakan bahwa anak yang belum balig yang
memiliki harta wajib berzakat dan Sebagian ulama tidak mewajibkan
anak yang belum balig membayar zakat.20
2) Hikmah dan Tujuan Zakat
Kewajiban atau kefarduan zakat merupakan jalan yang paling
utama untuk menyelesaikan kesenjangan sosial. Di samping itu, zakat
merupakan formula yang paling kuat untuk merealisasikan sifat
gotong-royong dan tanggung jawab sosial di kalangan umat islam.
Tujuan tersebut mempunyai hikmah yang utama yaitu agar
manusia lebih tinggi nilainya dari pada harta, sehingga ia menjadi
tuannya harta bukan menjadi budaknya harta. Karena, tujuan zakat
terhadap si pemberi sama dengan tujuan terhadap si penerima.
Hikmah zakat ada 2 (dua) macam yaitu hikmah bagi si pemberi
dan hikmah bagi si penerima.
Adapun hikmah zakat bagi si pemberi antara lain :
a. Mensucikan jiwa dari sifat kikir21
Sifat kikir merupakan tabiat manusia yang tercela, sifat ini
timbul karena rasa keinginan untuk memiliki sesuatu keinginan
untuk tetap memiliki suatu benda tersebut selama-lamanya,
sehingga manusia cenderung mementingkan diri sendiri
20 Didin Hafidhuddin, et al. Karena Berzakat,, h.20-2121 El-Madani , Fiqih Zakat Lengkap, Yogyakarta; Diva Press, 2013, h. 13
18
terhadap hal-hal yang baik dan bermanfaat dari pada orang
lain.
b. Merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah
Sebagaimana dimaklumi, diakui oleh fitrah manusia bahwa
pengakuan akan keindahan dan syukur terhadap nikmat
merupakan suatu keharusan. Zakat akan membangkitkan bagi
orang yang mengeluarkannya. Makna syukur kepada Allah,
pengakuan akan keutamaan dan kebaikan, karena sesungguhya
Allah SWT senantiasa memberikan nikmat kepada hambanya
baik yang berhubungan dengan diri maupun hartanya.
Ibadah badaniyah merupakan pembuktian rasa syukur
terhadap segala nikmat badan, sedang ibadah harta merupakan
pembuktian rasa syukur terhadap nikmat harta.
c. Mengembangkan kekayaan batin
Di antara tujuan pensucian jiwa yang di buktikan oleh zakat
ialah, berkembangnya kekayaan batin dan perasaan optimis.
Dengan mengeluarkan zakat berarti telah berusaha
menghilangkan kelemahan jiwanya, egoisme serta
menghilangkan bujukan syetan dan hawa nafsunya.
Hikmah zakat bagi si penerima sebagai berikut :
a. Membebaskan si penerima dari kebutuhan
19
Dalam hal ini Allah SWT telah mewajibkan zakat dan
menjadikannya tiang agama dalam Islam, dimana zakat
diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-
orang fakir, dengan adanya zakat tersebut mereka dapat
memenuhi kebutuhan materinya.
b. Menghilangkan sifat dengki dan benci
Zakat bagi si penerima akan membersihkan sifat dengki dan
benci. Manusia jika kefakiran dan kekurangan kebutuhan
hidup menimpanya terus menerus, padahal disekelilingnya ia
melihat orang-orang hidup dalam keleluasaan, tetapi mereka
tidak memberikan pertolongan kepadanya, bahkan mereka
memberikannya dalam kefakiran. Sudah pasti orang ini hanya
akan benci dan murka pada masyarakat yang membiarkannya
dan tidak peduli dengan urusnnya.
Islam telah menegakkan hubungan antara sesama manusia
atas dasar persaudaraan di antara mereka. Persaudaraan ini
tidak akan tegak manakala salah satunya kenyang dan yang
lainnya lapar. Hal ini akan menyalakan api kebencian dan
hasud dalam dada orang fakir. Atas dasar itulah Islam
mewajibkan zakat. Sehingga, orang akan merasa bahwa
muslim yang satu bersaudara dengan muslim yang lain,
sehingga tidak ada rasa dendam, dengki, dan benci.
20
Zakat sebagai salah satu perangkat sosial-ekonomi Islam yang
tidak saja bernilai ibadah juga bersifat sosial. Sebagaimana syariat
Islam yang lainnya, zakat juga memiliki beberapa tujuan antara lain :
a. Mewujudkan keadilan dan pemerataan ekonomi22
Zakat merupakan jaminan sosial abadi bagi fakir miskin
dan golongan penerima zakat lainnya. Zakat bertujuan untuk
mengurangi jurang perbedaan dan kesenjangan antara yang
kaya dan miskin sehingga tercipta pemerataan ekonomi dan
keadilan. Sebagian harta dari orang-orang kaya diambil untuk
diberikan dan dimanfaatkan oleh orang-orang miskin dan
diharapkan zakat mampu menciptakan keadilan dan
pemerataan ekonomi dengan berkurangnya jumlah mustahik.
b. Mengikis kemiskinan dan kecemburuan sosial
Konsep zakat jelas terlihat mengandung sebuah makna
penting yaitu pengentasan kemiskinan karena zakat adalah
pajak wajib kalangan muslim yang kaya dan bertujuan untuk
menghilangkan perbedaan dan meningkatkan daya beli
masyarakat. Zakat juga bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat miskin menjadi lebih baik. Jika zakat secara
konsisten dapat di realisasikan, maka akan tercipta masyarakat
yang jauh dari sifat-sifat kecemburuan sosial yang muncul
manakala kemiskinan menghimpit seseorang sedangkan
22 Fahrur Mu`is, Zakat A-Z, Solo: Tinta Medina, 2011, h. 32
21
disekelilingnya orang hidup berkecukupan tetapi sama sekali
tidak peduli. Dalam kondisi inilah diharapkan zakat menjadi
jembatan di antara keduanya untuk saling tolong-menlong.
Tujuan zakat yang mulia tidak terbatas dua hal di atas,
masih banyak tujuan yang lain dan tidak dapat disampaikan
secara rinci, antara lain mengembangkan harta, zakat melatih
sikap dermawan dan tanggung jawab sosial, mensucikan harta,
dan lain sebagainya.
B. Macam-Macam Zakat
Zakat dalam Islam terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah atau
zakat yang wajib dibayarkan pada bulan Ramadhan sampai sebelum
shalat Idul Fitri dan zakat mal yang biasa dibayar kapan saja asalkan
sudah terpenuhi segala ketentuannya.
A. Zakat Fitrah
Zakat fitrah yaitu zakat badan atau jiwa yang dikeluarkan
berkaitan dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Zakat fitrah wajib
atas tiap-tiap yang bernyawa, besar, kecil, tua, muda, laki-laki,
perempuan, merdeka, atau budak yang mempunyai kelebihan
makanan dan keperluan sehari semalam bagi dirinya, keluarganya
pada Hari Raya Fitri.23
23 Malahyati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, (Yogyakarta : Joja Great I Publiser,2010), h. 134.
22
Zakat fitrah sesuai dengan namanya berguna untuk
membersihkan jiwa seorang Muslim. Setelah berpuasa satu bulan
penuh, Allah mewajibkan umat Islam untuk membayar zakat fitrah
sebagai penyempurna puasanya. Membersihkan jiwa manusia dan
kesalahan yang diperbuat selama bulan Ramadhan.
B. Zakat Maal atau Zakat Harta
Zakat Maal atau Zakat Harta adalah bagian dari harta
kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib di keluarkan
untuk golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka
waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.24
Adapun harta yang wajib dikeluarkan zakatnya terbagi menjadi
beberapa klarifikasi berdasarkan jenis harta yang dimiliki antara lain
sebagai berikut :25
a. Binatang ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau),
hewan kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).
Sedangkan syarat pada binatang ternak diharuskan sudah mencapai
nishab, telah dimiliki satu tahun, digembalakan, maksudnya adalah
sengaja diurus sepanjang tahun dengan dimaksudkan untuk
memperoleh susu, daging, dan hasil perkembangannya, tidak untuk
dipekerjakan demi kepentingan pemiliknya, seperti untuk membajak
dan sebagainya.
24 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, h. 4225 Gustian Djuanda dkk, Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006),.. h.18-20
23
b. Emas dan Perak
Segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan,
deposito, cek, atau surat berharga lainnya, masuk ke dalam kategori
emas dan perak, sehingga penentuan nisab dan besar zakatnya
disetarakan dengan emas dan perak.
Demikian pula dengan harta kekayaan yang lainnya,
seperti: villa, rumah, kendaraan, tanah, dan lain-lain yang melebihi
keperluan menurut syara` atau dibeli/dibangun dengan tujuan
menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat diuangkan (dicairkan).
c. Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk
diperjual belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang
seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dan lain-lain.
Perniagaan tersebut diusahakan perorangan atau perserikatan seperti:
PT, CV, Koperasi dan sebagainya.
d. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau
tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, sayur-mayur,
buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dan lain-
lain.
e. Hasil Tambang
Hasil tambang adalah benda-benda yang terdapat dalam
perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah,
24
tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu bara dan lain sebagainya.
Adapun kekayaan yang berasal dari lautan seperti mutiara, marjan,
dan lain sebagainya.
f. Rikaz
Harta Rikaz adalah harta yang terpendam pada zaman
dahulu atau yang lebih dikenal dengan nama harta karun. Termasuk
pula didalam harta rikaz yaitu harta yang tidak ditemukan dan tidak
ada yang mengakui sebagai pemiliknya.
C. Zakat Profesi
Menurut Yusuf Al-Qardhawi, Zakat Profesi adalah zakat
yang diambil dari penghasilan ataupun pendapatan yang diusahakan
melalui keahlian yang dilakukan secara sendiri seperti: profesi
dokter, arsitek, ahli hukum, desainer, pelukis, dan da`i (muballiq)
maupun secara bersama-sama seperti: (pegawai pada suatu instansi
pemerintahan, BUMN, karyawan pada BUMN yang dapat gaji pada
waktu tetap).26
C. Konsep distribusi zakat
1. Tinjauan umum disribusi zakat
Zakat sebagai pondasi Islam, sepertinya sangat ideal untuk
dijadikan satu model alternatif dalam upaya pengentasan orang-orang
yang termasuk kelompok ekonomi lemah. Dengan demikian bahwa
26 Amiruddin Inoed, Anatomi Fiqih Zakat Potret dan Pemahaman Badan Amil ZakatSumatra Selatan, h.50.
25
zakat dapat melindungi umat dari kemiskinan dan dari segi bentuk
bahaya yang ditimbulkannya., serta menghindarikan umat atau negara
dari ideologi luar menunggangi kemiskinan sebagai kudanya.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Distribusi adalah
penyaluran (pembagian, pengiriman) dari yang kelebihan kepada yang
kekurangan ke beberapa orang atau tempat.27 Jadi Distribusi zakat
adalah penyaluran atau pembagian harta yang kelebihan kepada
orang-orang yang kekurangan harta yaitu mustahik. Terdapat dua
faktor kunci dalam menyediakan jasa menuju pasaran dana sasaran
yaitu, pemilihan lokasi dan saluran distribusi. Dua keputusan tersebut
menyangkut bagaimana menyampaikan jasa dimana transaksi itu
dilakukan. Pada LAZ, yaitu suatu lembaga pengelola zakat yang salah
satu tujuannya adalah mewujudkan dan mengangkat kesejahteraan
ekonomi mustahik.
Distribusi penyaluran dana zakat hanya dapat diberikan kepada
8 asnaf sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Al-Quran.28 Hal ini
menunujukan bahwa zakat harus diambil dan didistribusikan di daerah
mana zakat itu di ambil. Jadi, sebelum membantu masyarakat lain,
maka harus dibantu terlebih dahulu masyarakat di sekitar wilayah
muzaki.
27 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Umum BahasaIndonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1999) h.209
28 Depag RI, Pedoman Zakat 9 seri, Jakarta 1997, h. 39
26
Jika kelompok asnaf tidak ada ditempat itu, maka pembagian
zakat boleh dipindahkan ke wilayah yang paling dekat dengannya,29
kemudian kepada desa yang lebih jauh dan seterusnya secara
berurutan. Idealnya, pengelolaan zakat dapat menunjang kemandirian
daerah muzaki untuk didistribusikan kepada mustakik di wilayahnya.
Sebagai mana pada masa awal kerasulan Muhammad SAW di mana
zakat merupakan tonggak pembangunan ekonomi kedaerahan.
Kalaupun ingin membantu masyarakat di luar daerahnya, harus tetap
mempertimbangkan batas maksimum kesejahteraan masyarakat.
Nantinya, pendayagunaan zakat akan mendorong sebuah peningkatan
taraf hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat tanpa
menggantungkan pada sistem bantuan dari pusat.30
Dalam bentuk dan sifat penyaluran zakat jika kita melihat
pengelolaan zakat pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat,
kemudian di aplikasikan pada kondisi sekarang, maka kita dapati
bahwa penyaluran zakat dapat dibedakan dalam dua bentuk, yakni :
1. Bantuan Sesaat (Konsumtif)
Bantuan sesaat bukan berarti bahwa zakat hanya diberikan
kepada mustahik hanya satu kali atau sesaat saja. Namun berarti
bahwa penyaluran kepada mustahik tidak disertai target terjadinya
kemandirian ekonomi (pemberdayaan) dalam diri mustahik. Hal
29 Wahbah Al-Zuhaly, Al-Fiqh Al-Islam, Terjemah : Agus Efendi dan Bahruddin Fanny,(Bandung, PT Remaja, Rosdakarya, 1995) h. 317
30 Muhtar Sadili, “Urgensi Peraturan Daerah (PERDA) Dalam Pengelolaan Zakat”,dalamProblematika Zakat Kontemporer, (Jakarta, Forum Zakat, 2003)h. 106
27
ini dilakukan karena mustahik yang bersangkutan tidak mungkin
lagi mandiri,31 yang dalam aplikasinya dapat meliputi orang tua
yang sudah jompo, orang cacat, pengungsi yang terlantar atau
korban bencana alam.
2. Pemberdayaan (Produktif)
Pemberdayaan adalah penyaluran zakat secara produktif,
yang diharapkan akan terjadinya kemandirian ekonomi mustahik.
Pada pemberdayaan ini disertai dengan pembinaan atau
pendampingan atas usaha yang dilakukan.32
Islam tidak sekedar mengatur secara rinci mengenai aturan
pengumpulan maupun pendistribusian zakat dan tidak pula
pembayaran zakat sekedar menolong fakir miskin untuk
memenuhi kebutuhannya, lebih dari itu tujuan utamanya adalah
agar manusia lebih tinggi nilainya dari pada harta sehingga ia
menjadi tuannya harta bukan budaknya harta.
2. Landasan Hukum Distribusi Zakat
1. QS. Al-Baqarah ayat 177
لكن رب و غ الم رق و ش الم قبل م وھك ج لوا و تو أن البر لیس
ى الیتام بى و وي القر بھ ذ لى ح ع ال اتى الم ء و النبیین و
31 Hertanto Widodo, Teten Kutiawan, Akutansi dan Manajemen Keuangan UntukOrganisasi Pengelola Zakat, (Ciputat, Institut Manajemen Zakat,2001) h.84
32 Hertanto Widodo, Teten Kutiawan, Akutansi dan Manajemen Keuangan UntukOrganisasi Pengelola Zakat, (Ciputat, Institut Manajemen Zakat,2001) h.84
28
اك س الم و أقام قاب و في الر و ائلین الس و السبیل ابن و یناھدوا ا ع إذ ھدھم بع الموفون اة و ك اتى الز ء الة و الص الذین البأس أولئك ین ح و اء ر الض و اء في البأس ابرین الص و
ال ھم أولئك قوا و د تقونص م
Artinya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur danbarat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnyakebajikan itu ialah beriman kepada Allah hari kemudian,malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikanharta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,orang-orang miskin, musafir, orang-orang yang meminta-minta, dan hamba sahaya, mendirikan shalat, danmenunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinyaapabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalamkesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Merekaitulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulahorang-oang yang bertakwa” (Al-Baqarah, 2: 177)
2. QS. Al-Baqarah ayat 273
رفھم فى فف تع ٱلتع ن م نیاء اھل أغ ٱلج بھم س ض یح ر ٱأل
لیم بھۦ ع
Artinya : “(Berinfaklah)kepada orang-orang fakir yang terikat (olehjihad) dijalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di mukabumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kayakarena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenalmereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak memintakepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yangbaik yang kamu nafkahkan (dijalan Allah), makasesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah 2:273)
3. QS. At-Taubah ayat 60
29
لفة ؤ ٱلم لیھا و ع لین م ٱلع و كین س ٱلم و اء للفقر ت ق د ا ٱلص إنم
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orangfakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, paramuallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekan) budak,orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatuketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah MahaMengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah, 9: 60)
Selain dalil-dalin al-quran di atas ada juga hukum positif yang
menjadi landasan hukum distribusi zakat, antara lain :33
1. Undang-undang No. 21 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
dengan Keputusan Menteri Agama dalam isinya dikemukakan
secara explisit tentang tugas dan wewenang dan tanggung jawab
BAZ/LAZ yang meliputi proses penghimpunan, distribusi dan
pendayagunaan.
2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
tentang tujuan pengelolaan zakat :
a. Meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan
zakat sesuai dengan tuntunan agama.
b. Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan
sosial.
c. Meningkatnya hasil guna dana guna zakat.
33 Hamka Dkk, Modul Penyuluhan Zakat,(Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat,2012),Depag RI, h.8
30
3. Tujuan Dan Sasaran Distribusi Zakat
a. Tujuan Distribusi Zakat
Pokok yang paling utama dalam menentukan distribusi zakat
adalah keadilan dan kasih sayang. Maka tujuan distribusi zakat terbagi
dalam dua macam yaitu :
1. Agar kekayaan tidak terpusat kepada sebagian kecil
masyarakat
2. Berbagai faktor produksi bersumber dari kekayaan nasional
harus dibagi secara adil kepada masyarakat.
Pendistribusian dana zakat berfungsi mengecilkan jurang
perbedaan antara si kaya dan si miskin karena bagian harta kekayaan
si kaya membantu dan menumbuhkan kehidupan ekonomi yang
miskin, sehingga keadaan ekonomi si miskin dapat diperbaiki.34
Sedangkan menurut syauqi ismail syahhatih dalam bukunya al- Zakat
bahwa zakat berfungsi sebagai sarana jaminan sosial dan persatuan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, dan
memberantas kemiskinan umat manusia, dalam hal ini zakat
merupakan bukti kepedulian sosial dan kesetiakawanan nasionalis.35
b. Sasaran Distribusi Zakat
Sudah disebutkan, sasaran (masarif) zakat sudah ditentukan
dalam Surah Taubah, yaitu golongan delapan asnaf. Yang pertama dan
34 Rahman Ritonga dan Zainudin, Fiqh Ibadah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997), h.200-201
35 Syauqi Ismail Syahhatih, Prinsip Zakat Dalam Dunia Modern, Alih bahasa. Ansariuma, (Jakarta : Pustaka Dian), h. 9
31
yang kedua, fakir dan miskin. Mereka itulah yang pertama diberi saham
harta zakat oleh Allah. Ini menunjukan, bahwa sasaran pertama zakat
ialah hendak menghapuskan kemiskinan dan kemeralatan dalam
masyarakat.
Oleh Karena itu Al-Quran lebih mengutamakan golongan ini
dan diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas dan supaya ahli-ahli
bahasa Arab dapat mendahulukan yang lebih penting. Mengingat bahwa
dalam mengatasi masalah kemiskinan, dan menyantuni kaum fakir
miskin merupakan sasaran pertama dan menjadi tujuan zakat yang
utama pula.36
Dari penjelasan diatas jelas golongan pertama yang berhak
menerima zakat ialah :
1) Fakir
Golongan yang tidak mempunyai harta atau penghasilan layak
dalam memenuhi keperluaannya : sandang, pangan, tempat tinggal dan
segala keperluan pokok lainnya, baik untuk diri sendiri ataupun bagi
mereka yang menjadi tanggungannya. Misalnya orang memerlukan
sepuluh dirham perhari, akan tetapi ada hanya empat, tiga atau dua dirham.
2) Miskin
Golongan yang mempunyai harta atau penghasilan layak dalam
memenuhi keperluannya dan orang yang menjadi tanggunggannya, akan
tetapi tidak sepenuhnya tercukupi, seperti misalnya yang diperlukan
36 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bogor-Jakarta: Pustaka Lintera Antarnusa,1991), h. 513
32
sepuluh, tapi yang ada hanya tujuh atau delapan, walaupun sudah masuk
satu nisab atau beberapa nisab.37
3) Amil
Golongan ketiga dari pada sasaran zakat setelah fakir dan miskin
ialah para amil zakat. Amil adalah mereka yang melaksanakan segala
kegiatan urusan zakat, mulai dari pengumpulan sampai kepada bendahara
dan para penjaganya, juga dari pencatat sampai kepada penghitung yang
mencatat keluar masuk zakat, dan membagi kepada para mustahiknya.
Allah menyediakan upah bagi mereka dari harta zakat sebagai imbalan
atau tidak diambil dari selain harta zakat.38
3) Muallaf
Ada empat macam muallaf :
a. Orang yang baru masuk Islam sedang imannya belum teguh
b. Orang yang berpengaruh dari golongannya, jika ia diberi zakat,
orang lain dari golongannya akan masuk Islam.
c. Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir, jika ia diberi
zakat, kita akan terpelihara dari kejahatan kafir yang di bawah
pengaruhnya.
d. Orang yang menolak kejahatan orang yang anti Zakat.
4) Riqab
Riqab artinya hamba sahaya. Bagian ini diberikan untuk
memerdekakan budak, atau dalam rangka membantu memerdekakannya
37 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, , h. 51338 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, , h. 545
33
sejalan dengan perkembangan zaman, budak dalam arti harfiah seperti
masa pra Islam mungkin sudah tidak lagi, akan tetapi perbudakan dalam
bentuk lain masih banyak. Misalnya masyarakat Islam yang tertindas baik
oleh penjajah atau dominasi golongan lain.
5) Gharim
Golongan keenam ,sebagaimana dinyatakan dalam ayat Al-quran,
adalah AL-Gharimun (orang-orang yang berhutang). Gharimun adalah
bentuk jamak dari gharim (dengan ghin panjang), artinya orang yang
mempunyai utang. Sedangkan ghariim (dengan ra panjang) adalah orang
yang berutang, kadangkala pula dipergunakan untuk orang yang
mempunya piutang.39
6) Fisabilillah
Sabilillah adalah saran untuk menuju keridhoan Allah dalam semua
kepentingan keagamaan, untuk menegakan agama dan negara, bukan
untuk keperluan pribadi. Kata Fisabilillah memiliki arti luas
pengertiannya bisa berubah sesuai waktu dan kebiasaan. Fisabilillah
meliputi berbagai bidang dalam perjuangan dan amal ibadah, baik agama,
pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, keseniaan, termasuk mendirikan
rumah sakit, pengiriman da’i. Untuk kepentingan keagamaan istilahnya
adalah “jihad”. Jihad itu tidak hanya dengan pedang, namun bisa dengan
lisan , dengan pemikiran, pendidikan, dengan pena, buku, sosial, ekonomi,
39 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat,, h. 594
34
politik dan pertahanan keamanan. Jadi segala usaha yang berhubungan
dengan kejayaan Islam itu disebut dengan Fisabilillah.40
7) Ibnu Sabil
Golongan ini adalah menurut Jumhur ulama ialah kiasan untuk
muasfir, yaitu orang yang melintas dari satu daerah ke daerah lain atau
bepergian jauh kehabisan bekal dan pada saat itu ia sangat membutuhkan
keperluan belanja bagi keperluan hidupnya dan niat dalam perjalanan
bukan untuk maksud maksiat.41
Sesuai dengan perkembangan zaman, dana zakat ibnu sabil dapat
disalurkan antara lain untuk keperluan beasiswa bagi pelajar, mahasiswa
yang kurang mampu, penyediaan bagi pemondokan yang murah bagi
musafir muslim atau asrama pelajar dan mahasiswa.
D. Konsep Pola Distribusi
Distribusi zakat adalah penyaluran atau pembagian harta yang
kelebihan kepada orang-orang yang kekurangan harta yaitu mustahik. Jadi
pola distribusi zakat adalah bentuk penyaluran dana zakat dari muzaki
kepada mustahik dengan melalui amil.
Dalam bentuk dan sifatnya penyaluran zakat, jika kita melihat
pengelolaan zakat pada zaman masa Rasulullah SAW dan para sahabat,
kemudian diaplikasikan pada kondisi sekarang, maka kita dapati bahwa
penyaluran zakat dapat dibedakan dalam dua bentuk, yakni :
40 Sjecul Hadi Poernomo, Pemerintah RI sebagai Pngelola Zakat. H.3641 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 654
35
a. Bantuan Sesaat (Konsumtif)
b. Pemberdayaan (produktif)
Menurut MA Mannan, zakat sangat tepat dalam memperbaiki pola
konsumsi, produksi, dan distribusi dalam rangka mensejahterakan umat.
Sebab menurut beliau, salah satu kejahatan terbesar dari kapitalisme ialah
penguasaan dan pemilikan sumber daya produksi oleh segelincir manusia
yang diuntungkan secara ekonomi, sehingga hal ini berimplikasi pada
pengabdian mereka terhadap orang yang kurang beruntung.42
42 M.A. Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktik, Penerjemah Potan Arif Harahap,Jakarta: Intermasa, 1992.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT PORTAL INFAQ
A. Sejarah Ringkas Berdirinya Portal Infaq
Portal Infaq sebagai lembaga non profit dan non government
organization yang didirikan atas kepedulian para pendirinya yang sebagian
besar merupaka profesional muslim yang aktif menyalurkan, infaq maupun
sedekahnya ke lembaga-lembaga penghimpun dana tersebut. Namun kala itu,
mereka masih melihat ada beberapa hal yang mesti diperbaiki terutama
masalah transparansi yang utuh dari sejumlah lembaga amil zakat atas dana
yang terkumpul dan didayagunakan, jika ingin melihat berapa jumlah dana
yang terkumpul dan besarnya dana yang telah digunakan tidak dapat
dilakukan setiap saat. Dari ketidakutuhan sistem yang ada ternyata menjadi
inspirasi dan motivasi bagi para pendiri untuk mendirikan lembaga yang
sejenis namun lebih menekankan pada profesionalitas dan networking yang
luas yang outputnya tidak hanya berupa laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan namun juga kejelasan alur distribusi dana ZIS
Muzakki kepada Mustahik.43
Atas dasar itulah lahir sebuah lembaga yang bernama Portal Infaq
dengan badan hukum berupa yayasan yang resmi berdiri pada tanggal 4
Mei 2001, yang telah dicatatkan dihadapan Nyonya Diah Listianingsih
Soemarwoto, Sarjana Hukum Notaris di Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi
43 Faizaluddin, General Manager Portal Infaq Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi,Jakarta 10 April 2017
37
dan Resmi beroperasi pada tanggal 17 mei 2005.44 Dapat disimpulakan Portal
Infaq didirikan sebagai salah satu bentuk kepedulian profesional muslim
Indonesia untuk turut serta menanggulangi masalah sosial ekonomi umat
dengan memanfaatkan jaringan internet sebagai sarana pengelolaan dana
ZIS.45
Sebagai sebuah lembaga Amil Zakat Portal Infaq menjunjung tinggi
nilai-nilai dasar yang mutlak diperlukan, antara lain :
1. Amanah
2. Transparan
3. Profesional
4. Inovatif
5. Efesien
Sedangkan dalam operasionalnya Portal Infaq memegang prinsip-
prinsip sebagai berikut :46
1. Taat syariah sepenuhnya dalam setiap kegiatan.
2. Non Profit.Semua dana yang terhimpun digunakan untuk
pemberdayaan umat dan pengembangan jaringan.
3. Manajemen profesional lewat prosedur yang baku, teknologi
pendukung yang memadai, dan personil yang tampil
4. Efesiensi dalam penggunaan biaya dan sumber daya lain.
44 Profil LAZ Portal Infaq, h.445 Brosur LAZ Portal Infaq edisi 946 Profil LAZ Portal Infaq, h.6
38
B. Visi, Misi dan Tujuan
Visi yang ingin diwujudkan oleh Portal Infaq adalah “Membangun
jaringan dan memberdayakan umat”. Sedangkan Misi utama Portal Infaq
adalah untuk “Menggalang dan menyalurkan dana ZIS”.
Visi portal infaq terdiri dari 2 bagian yaitu :
1 Membangun jaringan
Jaringan di sini di maksudkan sebagai jaringan keseluruhan pihak
yang terkait dalam ibadah zakat dan infaq, yaitu terdiri :
a. Jaringan muzaki
Jaringan muzaki yang ingin Portal Infaq bentuk adalah jaringan
muzaki yang global, aktif, dan peduli atas kesejaheraan umat.
b. Jaringan amil
Portal Infaq percaya bahwa kerja sama antar amil mutlak diperlukan
untuk kemajuan bersama.
c. Jaringan mustahik
Portal Infaq memandang mustahik bukan sebagai obyek, melainkan
sebagai salah satu subyek penting dalam ibadah zakat dan infaq. Salah
satu tujuan penting Portal Infaq juga untuk membentuk jaringan
mustahik yang sama-sama berkeinginan untuk maju dan melepaskan
diri dari lingkaran kemiskinan.
2 Memberdayakan umat
Dalam visi Portal Infaq, permberdayaan ini terdiri dari :
39
a. Memberdayakan mustahik sehingga harkat hidupnya naik dan pada
akhirnya bertranformasi dari penerima zakat menjadi pemberi zakat.
b. Memberdayakan amil dalam memperbesar jangkauannya dan
meningktkan profesionalismenya.
c. Memberdayakan muzaki sehingga muzaki dapat berpartisipasi nyata
dalam berperang melawan kemiskinan dan membawa hasil yang
optimal.
Adapun misi dari LAZ Portal Infaq tertuang dalam beberapa point :
1. Menginspirasikan gerakan zakat Indonesi berbasis yayasan.
2. Mengembangkan program inspiratif yang mendorong kemandirian
masyarakat berbasis sumber daya lokal.
3. Mewujudkan lembaga nirlaba yang terpercaya berskala global
didukung sistem dan manajemen yang profesional.
4. Membangun kegemilangan masyarakat melalui sinergi dengan
institusi pendidikan dan dakwah.
Selanjutnya, terdapat nilai lembaga yang di terapkan oleh Portal Infaq,
yaitu :
1. Inspiring.
2. Peduli.
3. Kreatif dan Produktif.
4. Kemitraan.
40
Portal Infaq melihat pembangunan jaringan yang kuat sebagai syarat
utama kesuksesan pemberdayaan umat. Sebaliknya juga umat yang sudah
diberdayakan akan membentuk jaringan yang lebih kuat lagi. Demikian
seterusnya efek bola salju yang diharapkan akan terjadi.
Adapun tujuan didirikannya lembaga amil ini adalah “memanfaatkan
perkembangan teknologi internet untuk mengoptimalkan dana ZIS dan
Wakaf.
Berangkat dari ide untuk menggunakan teknologi internet untuk
memungkinkan terjadinya terobosan dalam pengelolaan zakat dan infaq.
Portal Infaq melihat bahwa peluang untuk penggunaan internet dalam
pengelolaan zakat pada saat ini lebih dititik beratkan pada pengelolaan sisi
muzaki dari pada mustahik. Portal infaq percaya bahwa salah satu kunci
keberhasilan pengelolaan dana ZIS adalah dalam pengelolaan informasi.47
C. Struktur Organisasi
Portal Infaq berbentuk yayasan yang terstruktur organisasinya
mengambil pola dasar sesuai dengan organisasi lembaga amil dengan
menggunakan kaidah-kaidah good corporate governance. Adapun struktur
organisasinya dapat digambarkan sebagai berikut :
47 Profil LAZ Portal Infaq, h.7
41
Dewan Syari’ahDidin Hafidhudin
A.Gymnastiar
Dewan PendiriWidita P. Sardjono
Nur R. AchmadLarasati T
Ketua PengurusLuky Suardi
BendaharaRobby Lasman
SekretarisAdriani Surono
General ManagerFaizaluddin
WebAdministrator
Virgo DirgantaraRikrik Febianto
Di bawah ini adalah uraian singkat dari fungsi dan tanggung jawab
masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut :48
1. Dewan Syari’ah
Memberi petunjuk dan masukan kepada Dewam Pendiri dan pelaksana
mengenai masalah-masalah syariah.
2. Dewan Penasehat Manajemen dan Keuangan
48 Profil LAZ Portal Infaq, h.7
Dewan PenasehatManajemen & keuangan
Kemal StamboelHaryanto Sahari
Alec Hutceon
FinanceManager
Yudiati Kuniko
Operation Manager
Kisdianto Ch
42
Memberi petunjuk dan masukan kepada Dewan Pendiri dan Direktur
Utama mengenai masalah manajemen keuangan.
3. Dewan Pendiri
Mempunyai tanggung jawab akhir dalam yayasan. Mengontrol Direktur
Utama dan Staff agar operasi selalu sejalan dengan kebijakan dan
prosedur. Mencari masukan dari Dewan Syariah dan penasihat
manajemen dan keuangan secara berkala serta memberikan arahan
organisasi kepada Direktur Utama.
4. Ketua Pengurus
a. Mengelola kegiatan yayasan secara keseluruhan pada tingkat
strategis.
b. Memberi masukan strategis untuk keputusan-keputusan Dewan
Pendiri.
c. Mengawasi kegiatan operasional yang dikepalai oleh General
Manager.
5. Bendahara
a. Mengelola keuangan Yayasan secara keseluruhan.
b. Mengawasi pembukuan Yayasan yang dikelola sehari-hari oleh
finance Manager.
6. Sekretaris
a. Mengelola adminitrasi Yayasan secara keseluruhan
b. Mengawasi pelaksanaan administrasi dalam operasi Yayasan
7. General Manager
43
a. Bertanggung jawab terhadap operasi Yayasan sehari-hari.
b. Review dan approval untuk klasifikasi program kerjasama dengan
pihak ketiga.
c. Memonitor pemasukan dan distribusi.
d. Memberikan laporan kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pendiri.
8. Finance Manager
a. Menjalankan proses adminitrasi, korespondensi, dukungan,
perkantoran dan lain-lain.
b. Menjalankan proses akuntansi.
9. Operating Manager
a. Manajemen hubungan Amil dan Mustahik
b. Manajemen hubungan Muzaki
c. Manajemen Program
d. Manajemen pengembangan operasional
10. Web Administrator
a. Operasi situs Web
b. Pengembangan situs Web
c. Manajemen dan security situs Web
11. Fundraising Departemen
Mensosialisasikan kesadaran berzakat, infaq shodaqoh dan wakaf pada
masyarakat dan memaksimalkan penghimpunan dana-dana sosial
masyarakat melalui Portal Infaq.
44
12. Perwakilan
Merupakan representative kegiatan Portal Infaq, baik dalam
pemberdayaan maupun penghimpunan di luar negeri dan juga daerah-
daerah lain di Indonesia.
D. Program Kerja Portal Infaq
Adapun program-program yang ada dalam Lembaga Amil Zakat
Portal Infaq Jakarta Selatan adalah sebagai berikut :49
1. Beasiswa Dhu’afa
Program Bea Siswa bagi siswa SD,SMP/MTS, dan SMA yang tidak
mampu. Program ini dilakukan untuk ikut menyukseskan program wajib
belajar dan mengurangi angka Drop Out karena tidak terjangkau biaya
pendidikan.
2. Bantuan Dana Pendidikan
Bantuan secara finansial atas terselengaranya pendidikan formal dan
non formal, seperti SDN 5 Cidokom Rumpin Bogor dan TPA/TKA “AL-
ANWAR” dalam hal kesejahteraan guru,fasilitas pendidikan dan pemberian
bantuan seragam sekolah sehingga memberikan kesempatan pendidikan
yang merata untuk anak-anak di daerah miskin dan terbelakang.
3. Penyantuan Anak Yatim
49 Faizaluddin, General Manager Portal Infaq Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta10 April 2017
45
Santunan diberikan baik berupa pendidikan atau memenuhi kehidupan
hidupnya (Sandang, Pangan Ataupun Papan) kepada anak Yatim-Piatu baik
pasti maupun non panti.
4. Distribusi Hewan Qurban
Melalui program ini Portal Infaq dilakukan tiap 1 tahun sekali, Portal
Infaq mengelola dan Mendistribusikan daging qurban bagi masyarakat
mampu kepada masyarakat yang kurang mampu.
5. Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil
Pemberian modal usaha bagi pengusaha kecil yang kurang mampu
dan ingin mengembangkan potensi dibidangnya agar diharapkan pemberian
dana produktif ini dapat mampu berkembang usahanya serta di harapkan
mustahik bisa menjadi muzaki.
6. Bantuan Kemanusiaan
Bantuan kemanusiaan timbul atas rasa kepedulian terhadap sesama
yang terkena musibah korban bencana alam seperti banjir,tanah longsor dan
gunung meletus. Tindakan cepat terhadap para pengungsi terutama anak-
anak agar lebih banyak yang bisa di selamatkan. Bantuan ini berupa alat-alat
kesehatan, obat-obatan, makanan, pakaian, dan lain sebagainya.50
E. Program Unggulan Portal Infaq
Adapun terdapat beberapa program-program unggulan dalam lembaga
zakat Portal Infaq Jakarta Selatan, sebagai berikut :
50 Faizaluddin, General Manager Portal Infaq Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 2017
46
1. Motor cerdas (perpustakaan keliling).
Tujuan program ini adalah sebagai berikut :
a. Meratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke
daerah terpencil yang belum atau tidak memungkinkan adanya
perpustakaan permanen.
b. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan non
formal kepada publik luas.
c. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya dan
memperkenalkan jasa perpustakaan kepada publik.
d. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada
masyarakat serta mengadakan kerja sama dengan lembaga masyarakat
sosial, pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan
kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.
2. Rumah Singgah Tunas Mulia
Tujuan program ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat memudahkan pasien untuk berobat secara medis.
b. Membantu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung
keberhasilan pengobatan.
c. Memberikan dukungan secara psikologis bagi penghuni rumah singgah
tunas mulia yang sedang mersakan kecemasan, kesendirian,
ketidakberdayaan dan keputusasaan.
47
d. Mengadakan kegiatan bersama penghuni rumah singgah tunas mulia yang
bersifat relaxing, rekreatif untuk membangkitkan optimisme, semangat dan
penerimaan yang ikhlas.
e. Menuju Indonesia Peduli Jantung dan Kanker.
48
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Pola Distribusi Dana Zakat Pada Lembaga Portal Infaq Jakarta
Selatan
Lembaga Amil Zakat,Infaq, dan Shadaqah Portal Infaq Jakarta Selatan
adalah lembaga pengelola Zakat, Infaq,dan Shadaqah yang memiliki kegiatan
dalam hal penghimpunan, pengumpulan dan pendistribusian dana Zakat.
Dalam hal melakukan kegiatan mendistribusikan dana Zakat Portal Infaq
Jakarta Selatan sesuai dengan Syariat Islam. Oleh karena itu mencakup kepada
sasaran 8 asnaf yaitu orang-orang yang wajib menerima dana zakat tersebut.
Sementara itu dalam penghimpunan dana yang dilakukan oleh Portal Infaq
Melalui berbagai cara antara lain:51
1. Penyebaran leflet atau selebaran tentang sosialisasi dan informasi
tentang Portal Infaq Jakarta Selatan
2. Melalui Media Online seperti Website Portal Infaq
3. Menjemput Zakat dari rumah para donatur (Muzakki)
4. Membuka Stand Zakat di tempat umum
Secara umum pelaksanaan pendistribusian dana Zakat yang dilakukan oleh
Portal Infaq Jakarta Selatan ditunjukan ke arah konsumtif dan produktif.
Pendistribusainya dana zakat yang bersifat konsumtif dalam hal ini terwujud
51 Faizaluddin, General Manager Portal Infaq Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta 10April 2017
49
dalam bentuk pemberian santunan yang bertujuan untuk meringankan beban
hidup sehari-hari, seperti pendistribusian zakat dalam bentuk bantuan beasiswa
kepada anak yatim dan dhuafa, bantuan dana pendidikan kepada anak yatim
dan dhuafa untuk keperluan sarana penunjang pendidikan seperti (buku, alat
tulis,seragam, sepatu, dll), penyantunan kepada anak yatim, santunan sosial
kepada keluarga miskin untuk keperluan makan, pengobatan ,bantuan
kemanusiaan (berupa alat kesehatan, obat-obatan, makanan, pakaian, dan lain
sebagainya).52
Sementara itu dalam pendistribusian Zakat yang bersifat produktif seperti
pemberian bantuan modal untuk usaha. Program ini lebih diarahkan kepada
pemberdayaan mustahik. Sebab dalam program pendayagunaan Zakat ini
bertujuan untuk jangka panjang demi kesejahteraan mustahik.53
Dengan pendistirbusian Zakat yang berbentuk konsumtif dan produktif
tersebut dari ciri pemanfaatan sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh
Fakhruddin, M.Hi tentang penyaluran atau pendistirbusian dana zakat yang
berdaya guna,yaitu:54
1. Konsumtif Tradisional
Maksud penyaluran dana Zakat secara konsumtif tradisional adalah
bahwa Zakat dibagikan kepada mustahiq dengan secara langsung untuk
kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian Zakat fitrah, .berupa
52 Faizaluddin, General Manager Portal Infaq Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta 10April 2017
53 Faizaluddin, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 201754 Fakhruddin, Fikih dan Manajemen Zakat di Indonesia, Malang press,2008, hlm. 314-315.
50
beras dan uang kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian Zakat
Mal secara langsung oleh para muzaki kepada mustahiq yang sangat
membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah.
Pola ini merupakan program jangka pendek dalam rangka mengatasi
permasalahan umat.
Hal ini dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portal Infaq
Jakarta Selatan, karena dalam program yang dilakukan bertujuan untuk
meringankan beban sehari-hari dari mustahik, seperti santunan sosial yang
ditujukan kepada fakir miskin, bingkisan paket lebaran, tebar hewan
qurban yang dilakukan tiap tahun sekali dan pembagian Zakat fitrah pada
hari raya iduk fitri.55
2. Konsumtif kreatif
Pendistribusian Zakat secara konsumtif kreatif adalah Zakat yang
diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk
membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan
ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat
sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti
sarung dan mukena, bantuan seperti gerobak jualan untuk pedagang kecil
dan sebagainya.
Hal ini dapat dilihat dari program-program yang ada di Portal Infaq
Jakarta Selatan dan program yang telah terlaksana, seperti santuan
beasiswa dhuafa yaitu berupa alat-alat perlengkapan sekolah, bantuan
55 Faizaluddin, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 2017
51
dana pendidikan dalam hal kesejahteraan guru dan fasilitas pendidikan,
dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
3. Produktif Konvensional
Pendisitibusian Zakat secara produktif Konvensional adalah Zakat
yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, dimana dengan
menggunakan barang-barang tersebut, diharapakan dapat menciptakan
suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak ayam atau alat-alat mesin
jahit dan sebagainya.
4. Produktif kreatif
Pendistirbusian Zakat secara produktif kreatif adalah Zakat yang
diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk
permodalan proyek sosial, seperti pembangunan sekolah, sarana kesehatan
atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau
bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.56
Bantuan modal usaha juga dilakukan oleh Portal Infaq Jakarta
Selatan, hal tersebut dilakukan agar usaha dari penerima bantuan dapat
berkembang lebih maju, sampai sekarang ini Portal Infaq sudah dapat
memberi modal usaha bagi pedagang-pedagang kecil. Sedangkan
mekanisme penyaluran dana zakat, menurut Bpk. Faizaluddin selaku
General Manager Portal Infaq mengatakan bahwa dalam menyalurkan
dana Zakat kepada para mustahiq terdapat langkah-langkah, antara lain:
56 Faizaluddin, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 2017
52
1) Melakukan Survei
1.1 Survei Mustahik
Setelah mustahik datang ke Portal Infaq Jakarta Selatan dan
mendaftarkan dirinya. Selanjutnya dari pihak Portal Infaq mensurvei dan
mengkaji kelayakan mustahik/SKM (studi kelayakan mitra), yang tujuannya
untuk mengetahui apakah mustahik tersebut layak dan tidaknya menerima
manfaat dari dana ZIS nya. Tidak hanya itu, survei juga bertujuan untuk
mengetahui lebih jauh latar belakang mustahik tersebut. Karena yang menjadi
syarat dalam dalam pemberian dana ZIS ini bukan hanya orang yang fakir atau
miskin yang sudah mutlak menjadi mustahik zakat, akan tetapi potensi,
kemauan dan kesiapan mustahik tersebut untuk selalu mengikuti kegiatan
yang akan dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan.57Selain itu, Portal Infaq
juga memiliki scoring atau kategori mustahik yang berhak menerima bantuan,
antara lain :
a. Aspek ekonomi
Di dalam aspek ekonomi ini seorang mustahik benar-benar dalam
keadaan memang harus dibantu. Misalnya orang tersebut tinggal
disebuah kontrakan, secara tidak langsung biaya hidupnya bertambah.
Selain itu juga untuk membiayai kebutuhan keluarganya, dia juga
harus membiayai bulanan rumahnya. Maka ini termasuk kategori
aspek ekonomi.
b. Aspek keluarga
57 Faizaluddin, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 2017
53
Di dalam aspek keluarga, Portal Infaq juga memperhatikan
masalah pendidikan anak para mustahiknnya. Apakah anak tersebut
mempunyai tunggakan bayaran di sekolahnya atau anak tersebut belum
menebus Ijazahnya. Atau mustahik mempunyai anak banyak tetapi
bingung untuk membuka usahanya. Maka Portal Infaq bisa
memberikan modal tersebut.
c. Aspek sosial
Selain melakukan survei kerumah mustahik, Portal Infaq pun
survei ke sekitar tempat mustahik tersebut tinggal. Apakah orang
tersebut bersosialisasi kepada tetangga baik atau tidak. Itu juga perlu
menjadi pertimbangan Portal Infaq sebelum memberikan modal
dana.58
d. Aspek agama
Yang terakhir yaitu aspek agama ini sangat penting. Karena
bagaimanapun Portal Infaq memang mengutamakan nilai agama.
Contoh, apakah mustahik itu suka pergi ke Masjid atau Mushola atau
apakah mustahik itu shalat atau tidak. Jika mustahik tersebut lulus
scoring tetapi anaknya tukang mabok, Portal Infaq tidak dapat
memberikan bantuan modal. Tetapi, hanya sebatas uang yang
sekiranya hari itu mustahik nya bisa makan.59
2) Pemberian Modal
58 Faizaluddin, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 201759 Faizaluddin, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 2017
54
Portal Infaq Jakarta Selatan dalam melakukan pemberian modal usaha
kepada mustahik tidak hanya bergantung kepada barang saja, akan tetapi
Portal Infaq mengkondisionalkan mustahiknya. Misalkan seseorang ingin
berjualan sayuran, akan tetapi tidak bisa langsung dibelikan barang seperti
sayur-sayuran. Karena dikhawatirkan jika dibelikan barang hari ini takut layu
dan segala macamnya. Contoh lagi ada mustahik yang mau berjualan
gorengan, Portal Infaq bukan secara langsung membelikan bahan pokoknya
akan tetapi Portal Infaq hanya membelikan peralatan atau perlengkapan yang
dibutuhkan dulu. Seperti kompor, gerobak dan lain-lain. Jika anggaran
yang sudah dibudjet kan kepada mustahik tersebut terdapat sisa uangnya,
baru kemudian Portal Infaq memberikan modal itu untuk membeli sendiri
bahan pokoknya. Namun sebelum mereka menerima modal untuk usahanya,
terlebih dahulu para mustahik membuat anggaran sesuai kebutuhan mereka,
mulai dari prasarana, kebutuhan dana dan lainnya dengan rincian harga yang
dibutuhkan.60
3) Tolak ukur keberhasilan Penyaluran Dana Zakat
Setiap lembaga atau perusahaan pastinya memiliki tolak ukur keberhasilan
masing-masing dalam setiap aktifitas yang dilakukan lembaga atau perusahaan
tersebut. Seperti halnya dengan LAZ Portal Infaq setiap programnya juga
memiliki tolak ukur keberhasilan yang berbeda-beda.
Tolak ukur keberhasilan Portal Infaq dalam memberikan modal usaha
kepada para mustahik yang membutuhkan yaitu dengan melakukan
60 Faizaluddin, Wawancara Pribadi, Jakarta 10 April 2017
55
monitoring. Ketika Portal Infaq sudah memberikan modal usaha tersebut dan
berjalan selama sebulan sampai dua bulan, kemudian dimonitoring dan dilihat
perkembangan usaha mustahik nya. Jika perkembangan usaha tersebut tidak
bagus, Portal Infaq pun tidak menindaklanjuti dan tidak memberikan modal
lagi kepada mustahik yang bersangkutan.
Tetapi kalau modal yang diberikan itu ternyata berkembang dengan baik
paling tidak bisa bertahan, Kalau bertahan Portal Infaq menanyakan kepada
mustahik masalahnya dimana, solusinya seperti apa, dan Portal Infaq mencoba
menggalih lagi apa yang dibutuhkan mustahik lagi. Selanjutnya di monitoring
kembali, sampai misalkan 2 kali bantuan mustahik sudah bisa mandiri, barulah
kemudian Portal Infaq melepas mustahik tersebut. Target di Portal Infaq
adalah setiap mustahik yang menerima bantuan dana zakat produkti kreatif ini
mampu membuka usaha peluang kerja bagi mustahik yang lain (follow up)
berkelanjutan sehingga mustahik ini diharapkan menjadi muzaki
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendistribusian Dana Zakat Pada
Portal Infaq
Dalam perjalanan PI Jakarta dalam pengelolaan dan pendistribusian zakat,
infaq dan shadaqah membutuhkan peran serta masyarakat luas dalam rangka
mengevaluasi demi tercapainya tujuan. Oleh karena itu penulis mencoba
menganalisa faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
pengelolaan zakat dan pendistribusian zakat, dengan menggunakan
menggunakan analisis SWOT (Strength. Weakness, Opportunity, Treathment)
56
Strenght ( kekuatan )
1. Loyalitas karyawan yang tinggi terhadap lembaga Amil Zakat PI
Jakarta Selatan
2. Pelayanan yang profeional
3. Mempunyai muzaki tetap
Weakness ( kelemahan )
1. Keterbatasan alokasi dana yang untuk setiap program
2. Keterbatasan jumlah SDM pada kepengurusan PI
3. Terbatasnya sarana transportasi untuk operasional pendampingan
4. Terbatasnya kapasitas kemampuan pendampingan
5. Dari segi eksternal : banyaknya persaingan dari lembaga-lembaga
zakat itu sendiri.
Opportunity ( peluang )
1. Adanya stakeholder (muzaki, lembaga sosial, lembaga pemerintah,
lembaga swasta, dan lainnya) yang peduli dengan masalah
kemiskinan.
2. Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Treathment ( tantangan )
1. Tuntutan kebutuhan hidup yang semakin berat.
2. Banyaknya lembaga konfensional yang menawarkan pinjaman usaha
dengan pengembalian secara kredit berbunga.
3. Banyaknya warga yang hidup dibawah garis kemiskinan.
57
Langkah-langkah yang di lakukan oleh PI Jakarta dalam kaitannya
dengan kaitannya dengan kendala-kendala dalam pelaksanaan pengelolaan
zakat agar lebih baik ke depannya adalah :
a. PI akan berusaha meningkatkan pendapatan dana zakat
b. PI akan mengadakan pelatihan pengelolaan zakat
c. Mengadakan penyuluhan tentang pengelolaan zakat, khususnya
mengenai apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab pengelolaan
zakat.
C. Pengaruh Distribusi Zakat Dalam Meningkatkan kesejahteraan
Mustahik
Di sini penulis hanya menggunakan cara sederhana dalam mengukur
pengaruh distribusi zakat yang dilakukan Portal Infaq yaitu dengan melihat
data-data mustahik yang telah menerima bantuan dana zakat. setelah melihat
data-data yang ada lalu penulis mencoba menganalisa data sesuai dengan
kondisi mustahik.
Dari data yang didiapatkan, hampir semua kondisi ekonomi mustahik
setelah mendapat bantuan zakat produktif dari LAZ Portal Infaq membaik
bahkan ada 3 yang mengalami kemajuan dan hanya 2 orang saja yang kondisi
ekonominya tetap. Dapat dikatakan distribusi zakat yang dilakukan oleh
Portal Infaq kepada 14 mustahik mempengaruhi kesejahteraan mustahik.
Dapat terlihat pula bahwa di antara anggota kelompok saling berlomba-lomba
58
untuk meningkatkan pendapatannya. Diharapkan kedepannya mustahik ini
menjadi muzaki
Akan tetapi dalam hal ini penulis mencoba memahami dan menganalisa
distribusi zakat di LAZ Portal Infaq Jakarta, antara lain :
1. Bantuan zakat yang diberikan oleh PI tidak banyak sehingga peluang
maju untuk mustahik kurang maksimal.
2. Distribusi zakat yang diberikan oleh PI dapat mempengaruhi
kesejahteraan mustahik walaupun kurang maksimal.
3. Latar belakang pendidikan para mustahik yang kurang sehingga
pengaruh bantuan zakat kurang signifikan.
4. Kurang optimalnya upaya “monitoring” dari PI terhadap mustahik
yang menerima zakat produktif ( dana bergulir ), karena masih ada
mustahik yang kondisi kesejehteraannya masih tetap.
5. Sejauh ini pengurus PI sudah cukup baik dalam memberikan
pengarahan-pengarahan kepada mustahik.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemaparan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
lembaga amil zakat Portal Infaq Jakarta Selatan dalam menyalurkan
dana zakatnya bersifat konsumtif dan produktif.
2. Dalam menganalisa faktor-faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat disini menggunakan analisis SWOT agar dapat
mengevaluasi demi tercapainya tujuan Portal Infaq itu sendiri.
3. Pengaruh Distribusi Zakat produktif yang diberikan oleh Portal Infaq
kepada mustahik berdampak baik pada kesejahteraan mustahik.
B. Saran
Pada bagian ini penulis akan mengemukakan saran yang kiranya
dapat berguna bagi lembaga portal infaq jakarta selatan, berdasarkan hasil
penelitian,pembahasan dan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Bagi para pengelola dana dari Portal Infaq Jakarta Selatan seharusnya
orang yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan usahanya serta
orang yang memiliki keterampilan dalam bidangnya sehingga
usahanya tersebut bejalan maksimal.
2. Demi tercapainya mustahik menjadi muzaki perlu dilakukan proses
pembimbingan, pendampingan dan pemantauan secara lebih intern.
60
3. Ada beberapa hal yang kurang dalam menyampaikan program
pemberdayaan yang ada diprotal infaq tersebut. Dikarenakan masih
banyak para mustahik yang belum mengetahui bahwa di LAZ Portal
Infaq ada program pemberdayaan dalam hal pemberian modal untuk
para mustahiq sehingga mustahik yang di daerah cabang Jakarta
Selatan itu sendiri belum terkena menyeluruh mustahiknya, maka
dengan keadaan itu seharusnya para petugas dalam LAZ Portal Infaq
itu sendiri langsung face to face atau mendatangi langsung kemustahiq
sehingga program dalam pemberian modal itu sendiri bisa tercapai
dan terealisasi dengan baik.
4. Untuk menjaga kesan dan pesan baik LAZ Portal Infaq alangkah
baiknya tetap menjaga dan membuadayakan (corporate culture)
S.M.A.R.T yaitu Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun, Mudah,
Amanah, Ramah, dan Tepat dalam setiap kegiatan serta dalam setiap
pelayanan terhadap muzaki maupun mustahik.
Daftar Pustaka
Al-Zuhaly, Wahbah, Al-Fiqh Al-Islam, Terjemah : Agus Efendi dan BahruddinFanny, Bandung, PT Remaja, Rosdakarya, 1995.
Bariadi, Lili, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005.
Daud, Muhammad Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf”, Jakarta;Universitas Indonesia press. 2012.
Departemen Agama RI, Proyek Peningkatan Keagamaan Islam,Zakat dan Wakaf,Pedoman Zakat 9 seri, Jakarta 1997.
Departemen Agama RI, Zakat Ketentuan Dan Permasalahannya, Jakarta:Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral BimbinganMasyarakat Islam, 2008.
Djuanda, Gustian dkk, Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),.. h.18-20.
El-Madani , Fiqih Zakat Lengkap, Yogyakarta; Diva Press, 2013, h. 13.
Fakhruddin, Fikih dan Manajemen Zakat di Indonesia, Malang press,2008.
Gufahmi, Pajak Menurut Syariah, Jakarta PT Raja Grafindo Persada:2007.
Hafidhuddin, Didin, et al. Karya Karena Berzakat, Jakarta: Raih Asa Sukses,2008.
Hafiduddin, Didin dkk, The Power of Zakat Studi Perbandingan PengelolaanZakat Asia Tenggara,jakarta Press,2008.
Hamka dkk, Kementerian Agama Republik Indonesia, Modul PenyuluhanZakat,(Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat,2012).
Hamka Dkk, Departemen Agama RI, petunjuk Pelaksanaan PemberdayaanZakat, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat , Direktorat JendralBimbingan Masyarakat Islam, 2007.
Inoed, Amiruddin, Anatomi Fiqih Zakat Potret dan Pemahaman Badan AmilZakat Sumatra Selatan,2004 h.50.
Malahyati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, (Yogyakarta : Joja Great I Publiser,2010), h. 134.
Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktik, Penerjemah Potan Arif Harahap,Jakarta: Intermasa, 1992.
Mardisiswanto, Panca, “Manajemen Penghimpunan dan Pendistribusian ZakatMelalui Teknologi Informasi Pada M-Zakat Jakarta, “ (Skripsi S1 FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi , Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2005).
Moleong, Lexy J, metodologi penelitian kualitatif, Bandung :PT RemajaRosdakarya,2010.
Melalui Ekonomi Produktif, Mustahik Bisa Jadi Muzaki, Jurnal Zakat,2009.
Mu`is, Fahrur, Zakat A-Z, Solo: Tinta Medina, 2011, h. 32.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Umum BahasaIndonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1999.
Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat, Bogor-Jakarta: Pustaka Lintera Antarnusa,1991.
Sadili, Muhtar, “Urgensi Peraturan Daerah (PERDA) Dalam PengelolaanZakat”,dalam Problematika Zakat Kontemporer, (Jakarta, Forum Zakat,2003).
Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, (Surakarta ;Muhammadiyah University Press, 2006.
Solati, Imroatuas, ”Pola Fundraising Dana Zakat Pada LAZIS PT. PLN PerseroKantor Pusat Kebayoran Baru”. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah danIlmu Komunikasi , Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2013).
Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2005.
Syahhatih, Syauqi Ismail, Prinsip Zakat Dalam Dunia Modern, Alih bahasa.Ansari uma, Jakarta : Pustaka Dian, 2006.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, Standar Operasional Prosedur LembagaPengelolaan Zakat. Jakarta : Kementerian Agama RepublikIndonesia,2012.
Wawancara Pribadi dengan Faizaluddin. Jakarta, 10 April 2017.
Widodo, Hertanto, Akutansi dan Manajemen Keuangan Untuk OrganisasiPengelola Zakat, Ciputat, Institut Manajemen Zakat,2001.
Zainudin, Fiqh Ibadah, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997.
Zuhdi, Masyfuk, Masail Diniyah Ijtimaiyah, (Jakarta: Haji Mas Agung, 1994) Cetke 1.
Hasil Wawancara
Lembaga Portal Infaq Jakarta Selatan
General manager : bapak Faizaluddin
1. Bagaimana sejarah berdirinya portal infaq ?Jawaban : Portal Infaq itu adalah lembaga non profit dan non goverment organization
didirikan atas kepedulian para pendirinya yang dimana sebagian besarmerupakan profesional muslim yang aktif menyalurkan, infaq maupunsedekahnya kelembaga-lembaga tersebut, namun kala itu ada beberapa halmesti diperbaiki yaitu terutama masalah transparansi atas dana yangterkumpul dan didayagunakan. Dari ketidakutuhan system yang adaternyata menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pendiri untuk mendirikanlembaga yang sejenis namun lebih menekankan pada profesionalitas dannetworking yang nanti outputnya jelas dan dapat dipertanggung jawabkannamun juga kejelasan alur distribusi dana ZIS muzaki kepada mustahik.
2. Apa visi,misi dan tujuan portal infaq itu sendiri ?Jawaban : Visi PI yaitu membangun jaringan dan memberdayakan umat, sedangkan
Misi utama PI adalah menggalang dana dan menyalurkan dana ZIS danTujuannya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi internet danmengoptimalkan dana ZIS.
3. Bagaimana struktur organisasi portal infaq itu sendiri ?Jawaban : Disini PI berbentuk seperti yayasan struktur organisasinya dengan
mengambil pola dasar sesuai dengan organisasi lembaga amil zakatdengan kaidah-kaidah good corporate governance dan strukturkelembagaan masih cukup sederhana karena lembaga ini masih kecil yangterdiri dari dewan pendiri, dewan penasihat, dewan pengawas syari’ah danterakhir pengurus yang harian yang mengerjakan kegiatan operasional.
4. Apa saja program-program yang ada di portal infaq ?Jawaban : Walaupun terbilang baru lembaga portal infaq dan tidak terlalu eksis
dikalangan masyarakat namun dari kerja keras para pendiri dan petugasportal yang bekerja dengan loyalitas mampu menciptakan program-programtersebut. beasiswa dhuafa, bantuan dana pendidikan, penyantunan anakyatim, distribusi hewan quran (1tahun*), pemberdayaan ekonomi usahakecil, dan bantuan kemanusiaan.
5. Bagaimana portal infaq dalam menghimpun dana zakat ?Jawaban : PI dalam menghimpun dana zakat dengan berbagai cara yaitu melakukan
penyebaran leflet atau selembaran tentang sosialisasi dan informasi tentangPI, melalui cara menjamput zakat dari rumah para donatur(muzaki),
membuka stand-stand zakat di tempat umum, dan juga melalui media olineseperti website PI.
6. Bagaimana pola yang dilakukan PI dalam mendistribusikan dana zakat ?Jawaban : PI disini dalam mendistbusikan dana zakat tersebut dengan pola konsumtif
dan produktif, yang dimana pola konsumtif itu terwujud dalam bentukpemberian santunan yang bertujuan meringankan beban hidup sehari-hari.seperti bantuan beasiswa, bantuan dana pendidikan, sarana penunjangpendidikan seperti buku, alat-alat tulis, seragam, sepatu dan lain-lain,santunan anak yatim, dan bantuan kemanusiaan berupa alat kesehatan danobat-obatan,makanan, pakaian dan lain-lain. Sedangkan polapendistribusian zakat produktif itu seperti pemberian bantuan modal untukusaha.
7. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan PI dalam menyalurkan dana zakatproduktif(dana bergulir) ?Jawaban : 1. Melalukan survei dengan mengkaji kelayakan mustahik yang tujuannya
untuk mengetahui apakah mustahik tersebut layak atau tidak menerimanyadan tidak hanya itu, survei juga bertujuan mengetahui latar belakangmustahik tersebut. Selain itu juga Portal Infaq disini memiliki kategorimustahik yang berhak menerima bantuan antara lain : dapat dilihat dariaspek ekonomi, aspek keluarga, aspek sosial dan aspek agamanya.2. Pemberian modal dalam melakukan pemberian modal usaha tersebutkapada mustahik tidak bergantung pada barang saja, akan tetapi PImengkondisionalkan mustahiknya.3. Tolak ukur keberhasilan dalam penyaluran dana zakat karena setiapaktifitas yang dilakukan lembaga zakat pasti memiliki tolak ukurkeberhasilan yang berbeda-beda. Tolak ukur keberhasilan PI dalammemberikan modal usaha kepada mustahik yaitu dengan melakukanMonitoring.
8. Apa saja faktor pendukung PI dalam pengelolaan dan pendistribusian zakatnya ?Jawaban :
1. Loyalitas karyawan yang tinggi terhadap PI2. Pelayanan profesional3. Muzaki tetap4. Adanya stakeholder (muzaki, lembaga sosial,lembaga pemerintah,
lembaga swasta dan lain-lain) yang peduli dengan masalah kemiskinan5. undang-undang RI Nomor 21 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
9. Apa saja faktor penghambat PI dalam pengelolaan dan pendistribusian zakatnya ?Jawaban :
1.keterbatasan alokasi dana untuk setiap program2. keterbatasan jumlah SDM pada kepengurusan PI3. terbatasnya sarana transportasi untuk operasional pendampingan4. terbatasnya kapasitas kemampuan pendampingan5. dari segi eksternal : banyaknya persaingan dari lembaga-lembaga zakat itu
sendiri.
Interviewee
( Faizaluddin )