point load test

10
M4 POINT LOAD TEST 4.1 Tujuan Point Load test dilakukakan untuk mengukur kekuatan dari perconto batuan secara tidak langsung di lapangan. 4.2 Teori Dasar Semua material geologi mempunyai kemampuan untuk menahan tegasan (stress) yang diberikan. Kemampuan ini dikatakan sebagai kekuatan material tersebut. Kebanyakan nilai yang diukur sebagai kekuatan batuan adalah nilai tegasan ketika batuan ini gagal menahan tegasan yang diberikan. Biasanya ujicoba dilakukan memakai sampel kecil pada laboratorium. Kekuatan yang diukur meliputi uniaxial compressive strength adalah tegasan ketika batuan gagal pada kondisi kompresi, uniaxial tensile strength adalah tegasan ketika batuan gagal pada kondisi tarikan/tension, triaxial strength adalah tegasan ketika batuan gagal pada kondisi tertutup/confined. menempatkan sampel dalam kondisi kompresi dan ditahan secara lateral oleh tegasan horizontal minor.

Upload: devi-diansyah

Post on 09-Jul-2016

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

geomek

TRANSCRIPT

Page 1: Point Load Test

M4POINT LOAD TEST

4.1 Tujuan Point Load test dilakukakan untuk mengukur kekuatan dari perconto

batuan secara tidak langsung di lapangan.

4.2 Teori DasarSemua material geologi mempunyai kemampuan untuk menahan tegasan

(stress) yang diberikan. Kemampuan ini dikatakan sebagai kekuatan material

tersebut. Kebanyakan nilai yang diukur sebagai kekuatan batuan adalah nilai

tegasan ketika batuan ini gagal menahan tegasan yang diberikan. Biasanya

ujicoba dilakukan memakai sampel kecil pada laboratorium. Kekuatan yang

diukur meliputi uniaxial compressive strength adalah tegasan ketika batuan gagal

pada kondisi kompresi, uniaxial tensile strength adalah tegasan ketika batuan

gagal pada kondisi tarikan/tension, triaxial strength adalah tegasan ketika batuan

gagal pada kondisi tertutup/confined. menempatkan sampel dalam kondisi

kompresi dan ditahan secara lateral oleh tegasan horizontal minor.

Sumber: only-05.blogspot.com/2012_05_01_archive.htmlFoto 4.1

Sistem Pembebanan

Page 2: Point Load Test

Salah satu metoda mengetahui kekuatan batuan apabila diberi kompresi

adalah memakai metoda Point load (Uji beban titik). Memakai sistem

pembebanan berupa frame pembebanan, pompa hidrolik, dan silinder penekan

yang berbentuk konus. Cara kerjanya adalah benda uji (batuan) diletakkan

diantara dua konus dalam sistem pembebanan. Menggunakan pompa hidrolik,

beban ditingkatkan sampai batuan pecah (failure). Baca besarnya tekanan saat

batuan pecah (P). Selanjutnya ukur jarak antara kedua konus.

4.3 Alat-alat yang digunakan Mesin pengujian point load test untuk menekan perconto yang

berbentuk silinder, balok atau bentuk tidak beraturan lainnya dari suatu

arah secara menerus atau kontinu hingga perconto pecah.

Mistar, untuk mengetahui jarak perubahan axial antara dua konus

penekan pada alat point load.

Dial gauge, untuk mengukur beban maksimum yang dapat diterima

contoh batuan, hingga contoh tersebut pecah.

4.4 Prosedur Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran

diameter sekitar 50 mm.

Contoh diletakkan diantara dua konus penekan alat point load,

kemudian dongkrak hidrolik diberikan tekanan sehingga kedua ujung

konus penekan tepat menekan permukaan contoh yang akan diuji.

Catat ukuran mistar pengukuran pada awal kedudukan kedua konus

penekan mulai menekan contoh.

Pemberian tekanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga specimen

pecah.

Pembebanan dihentiksn setelah specimen mengalami pecah dan

matikan alat penekan apabila perconto batuan sudah pecah.

Baca jarum penunjuk pembebanan maksimal yang dberikan alat

sehingga perconto pecah.

Catat ukuran mistar pada akhir kedudukan, maka akan didapatkan nilai

jarak antara dua konus penekan.

4.5 Rumus Yang Digunakan

Page 3: Point Load Test

1. Menghitung index franklin yaitu dengan rumus:

Is =

Dimana: Is = Point Load Test Index

P = Beban maksimum hingga percontoh pecah

D² = Jarak antara dua konus penekan

2. Menghitung kuat tekan yaitu dengan rumus:

σc = 23 Is

Dimana: Is = Point Load Test Index

σc = Kuat tekan batuan

4.6 Data Hasil PengamatanDari praktikum mengenai point load test didapatkan data – data pengujian

dari 3 sampel dengan menguji diameteral dari 2 sampel dan aksial dari 1 sampel.

Pengujian tersebut dilakukan menggunakan alat point load test yang memiliki 2

buah konus di bagian atas dan di bagian bawah untuk menekan batuan.

Sumber: Hasil Praktikum Geomekanika 2014Foto 4.2

Page 4: Point Load Test

Alat Uji Point Load Test4.6.1 Pengujian Diameteral

Untuk pengujian diameteral didapatkan data sebagain berikut:

1. ϕ = 6.6 cm

D = 5.1 cm

Beban = 70 kg

(a) (b)Sumber: Hasil Praktikum Geomekanika 2014

Foto 4.3Spesimen 1 Sebelum (a) dan Sesudah (b) Diuji

2. ϕ = 5.92 cm

D = 5.4 cm

Beban = 30 kg

(a) (b)Sumber: Hasil Praktikum Geomekanika 2014

Foto 4.4Spesimen 2 Sebelum (a) dan Sesudah (b) Diuji

Page 5: Point Load Test

4.6.2 Pengujian AksialSedangkan untuk pengujian aksial didapatkan data sebagai berikut:

3. ϕ = 6.4 cm

D = 3.8 cm

Beban = 80 kg

(a) (b)Sumber: Hasil Praktikum Geomekanika 2014

Foto 4.5Spesimen 3 Sebelum (a) dan Sesudah (b) Diuji

4.7 Pengolahan DataDari data hasil pengamatan diatas, dapat diolah untuk mendapatkan

hasil-hasil dari point load test. Hasil inilah yang akan dipergunakan untuk

menganalisa kekuatan suatu batuan apabila diberi gaya tekan.

4.7.1 Pengujian Diameteral

1. Is = = 2.69 kg/cm²

σc = 23 (2.69)

= 61.87 kg/cm²

2. Is = = 1.03 kg/cm²

Page 6: Point Load Test

σc = 23 (1.03)

= 23.69 kg/cm²

4.7.2 Pengujian Aksial

3. Is = = 5.54 kg/cm²

σc = 23 (5.54)

= 127.42 kg/cm²

4.8 Hasil Pengolahan DataDari data hasil pengamatan diatas, dapat diolah untuk mendapatkan

hasil-hasil yang berhubungan dengan kekuatan masing-masing sampel batuan.

Tabel 4.1Data Hasil Uji Point Load Test

No Sampe

lDiameter

(ϕ) Luas (A) Beban (P)Point

Load Test Index (Is)

Kuat Tekan (σc)

1 6.6 34.19 70 2.69 61.87

2 5.92 27.51 30 1.03 23.69

3 6.4 32.15 80 5.54 127.42

Sumber: Hasil Praktikum Geomekanika 2014

4.9 AnalisaPada praktikum kali ini dapat dianalisa bahwa pada percobaan ini sampel

yang digunakan harus memiliki dimensi tinggi minimal 1/2 kali diameter, hal ini

agar sampel memiliki data yang akurat jika dibanding dengan tinggi sama atau

lebih dari diameter akan lebih kuat apabila diberi tekanan. Pada pengujian ini

dapat dilakukan secara in-situ sehingga sampel batuan yang digunakan tidak

perlu rata, karena dari segi alat pengujinya menggunakan dua buah konus.

Tekanan yang dihasilkan juga hanya ada pada 1 titik tidak menyebar secara

merata pada sampel batuan.

Page 7: Point Load Test

Setelah dilakukan percobaan, didapatkan hasil kuat tekan aksial yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pengujian diameteral. Hal tersebut

kemungkinan dikarenakan sampel batuan akan lebih kuat apabila diberi tekanan

secara aksial dibandingkan diameteral dengan kuat tekan sebesar 127.42

kg/cm². Apabila batuan tersebut dibeli tekanan secara diameteral, kemungkinan

hancur akan lebih besar. Namun hal ini hanyalah asumsi yang dilakukan

langsung di lapangan serta hasilnya tidak begitu akurat karena sampel batuan

memiliki dimensi yang tidak beraturan serta distribusi gaya hanya terpusat pada

satu titik. Berbeda dengan pengujian UCS yang distribusi gayanya menyebar

secara merata.

4.10 KesimpulanDari praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan bahwa sampel batuan

yang diuji akan lebih kuat apabila diberi gaya secara aksial dibandingkan

diameteral. Hal ini dapat dilihat dari data perhitungan kuat tekan aksial yang lebih

besar dibandingkan diameteral.

Page 8: Point Load Test

DAFTAR PUSTAKA

Andy. 2010. “Analisa Geoteknik”. www.forumbebas.com/thread-102222.html ,

diakses pada 11 Maret 2014

Irvan. 2011. “Mekanika Batuan”. bumih.wordpress.com/about/ , diakses pada

11 Maret 2014