pneumonia pjbl 2 epidemiologi & faktor resiko dwi

4
EPIDEMIOLOGI Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena pneumonia. Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia menurut Survey Kesehatan rumah Tangga tahun 2001 kematian balita akibat pneumonia adalah 5 per 1000 balita per tahun.(3). Angka kematian Pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % (Unicef, 2006). Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya. Pada umumnya pneumonia disebabkan oleh pneumokokus. Di negara dengan empat musim, pneumonia mencapi puncaknya pada musim dingin dan awal musim semi, sedangkan kejadian pneumonia di Indonesia sering terjadi pada musim hujan. Insiden pneumonia lebih banyak ditemukan pada usia empat tahun ke bawah, yang kemudian berkurang dengan meningkatnya umur. Angka karier tipe patogen tersebut tinggi di dalam suatu kondisi lingkungan yang padat seperti rumah yatim piatu, taman kanak-kanak dan sekolah- sekolah. Bayi dan balita lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitasnya masih belum berkembang dengan baik, anatomi saluran pernafasan yang relatif senpit, malnutrisi, dan kegagalan mekanisme pertahan tubuh lainnya. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumokokus, ditemukan pada orang dewasa dan anak, sedangkan bronkopneumonia

Upload: dwi-kurnia-sari

Post on 03-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

w

TRANSCRIPT

Page 1: Pneumonia PJBL 2 EPIDEMIOLOGI & Faktor Resiko Dwi

EPIDEMIOLOGI

Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena

pneumonia. Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar terutama di

negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia menurut Survey Kesehatan rumah Tangga

tahun 2001 kematian balita akibat pneumonia adalah 5 per 1000 balita per tahun.(3). Angka

kematian Pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % (Unicef, 2006).

Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap

tahunnya.

Pada umumnya pneumonia disebabkan oleh pneumokokus. Di negara dengan empat

musim, pneumonia mencapi puncaknya pada musim dingin dan awal musim semi, sedangkan

kejadian pneumonia di Indonesia sering terjadi pada musim hujan. Insiden pneumonia lebih

banyak ditemukan pada usia empat tahun ke bawah, yang kemudian berkurang dengan

meningkatnya umur. Angka karier tipe patogen tersebut tinggi di dalam suatu kondisi lingkungan

yang padat seperti rumah yatim piatu, taman kanak-kanak dan sekolah-sekolah. Bayi dan balita

lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitasnya masih belum berkembang dengan

baik, anatomi saluran pernafasan yang relatif senpit, malnutrisi, dan kegagalan mekanisme

pertahan tubuh lainnya.

Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumokokus, ditemukan pada orang

dewasa dan anak, sedangkan bronkopneumonia lebih sering ditemukan pada anak kecil dan bayi.

Pada pneumonia bakteri sebagian besar agen yang umum merupakan inhibition normal

(penghambat normal) dari saluran nafas bagian atas. Infeksi ini terjadi secara sporadik sepanjang

tahun tetapi yang sering pada musim dingin dan semi, dengan laki-laki terkena dua kali lebih

sering dari perempuan.

Di Amerika Serikat, sekitar 2 sampai 3 juta orang mengembangkan pneumonia setiap

tahun, dan 45.000 dari mereka meninggal. Pneumonia adalah penyebab paling umum keenam

kematian secara keseluruhan, dan infeksi fatal yang paling umum diperoleh di rumah sakit. Di

negara berkembang, pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian atau kedua

setelah dehidrasi akibat diare berat. (Merck Manual.2011).

Page 2: Pneumonia PJBL 2 EPIDEMIOLOGI & Faktor Resiko Dwi

FAKTOR RESIKO

Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan risiko pneumonia antara lain:

usia > 65 tahun; dan usia < 5 tahun,

penyakit kronik (misalnya ginjal, dan paru),

diabetes mellitus,

imunosupresi (misalnya obat-obatan, HIV),

ketergantungan alkohol,

aspirasi (misalnya epilepsi),

penyakit virus yang baru terjadi (misalnya influenza),

malnutrisi,

ventilasi mekanik,

pascaoperasi,

lingkungan,

pekerjaan,

pendingin ruangan

(Jeremy, 2007; Misnadirly, 2008).

Menurut Dr. Irvan Medison .SpP (Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK

Unand) :

1. Umur > 65 tahun

2. Tinggal dirumah perawatan tertentu (pantijompo)

3. Alkoholismus: meningkatkan resiko kolonisasi kuman, mengganggu refleks batuk,

mengganggu transport mukosiliar dan gangguan terhadap pertahanan sistem seluler

4. Malnutrisi: menurunkan immunoglobulin A dan gangguan terhadap fungsi makrofag

5. Kebiasaan merokok juga mengganggu transport mukosiliar dan sistem pertahanan selular

dan humoral.

6. Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi misalnya gangguan kesadaran, penderita yang

sedang diintubasi

7. Adanya penyakit–penyakit penyerta: PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan neurologis.

Page 3: Pneumonia PJBL 2 EPIDEMIOLOGI & Faktor Resiko Dwi

8. Infeksi saluran nafas bagian atas: +1/3 –1/ 2 pneumonia didahului oleh infeksi saluran

nafas bagian atas/ infeksi virus.