pneumonia kedokteran gigi

14
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah lapora ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini. Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari. Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi ini. Samarinda, November 2015 Hormat kami, Tim penyusun 1

Upload: istidaristivia

Post on 17-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pnemonia dengan kedokteran gigi

TRANSCRIPT

Page 1: pneumonia kedokteran gigi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan hidayah-Nya lah lapora ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun

dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga

terselesaikannya laporan ini.

Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah

dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini

dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.

Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang

membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil

diskusi ini.

Samarinda, November 2015

Hormat kami,

Tim penyusun

1

Page 2: pneumonia kedokteran gigi

I. DEFINISI PNEUMONIA

Pneumonia adalah proses  inflamasi  parenkim paru yang terdapat  konsolidasi  dan

terjadi  pengisian rongga alveoli  oleh eksudat  yang dapat  disebabkan oleh bakteri, 

virus, jamur,  dan benda – benda yang asing. Pneumonia  dikelompokkan  berdasarkan 

agen penyebabnya.

Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi.

Pneumonia radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru,

biasanya terjadi 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai. Pneumonia kimiawi

adalah pneumonia yang terjadi setelah menghirup kerosin atau inhalasi gas yang

mengiritasi. Pneumonia  Bakteri  terjadi  akibat  inhalasi  mikroba  yang ada  di  udara. 

Aspirasi organisme dari  nasofaring (penyebab pneumonia bakterialis yang paling sering)

atau penyebaran hematogen dari focus infeksi yang jauh. Bakteri yang masuk ke paru

melalui saluran  pernafasan,  masuk  ke  bronkhiolus  dan  alveoli  lalu  menimbulkan 

reaksi peradangan hebat  dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein dalam

alveoli  dan jaringan interstitial.

II. ETIOLOGI PNEUMONIA

Beberapa studi epidemiologis menunjukkan bahwa infeksi rongga mulut, khususnya

periodontitis dapat menjadi faktor risiko penyakit sistemik (fokal infeksi). Salah satunya

adalah pneumonia. Pneumonia merupakan peradangan pada saluran nafas bawah yang

mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus

respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan

pertukaran gas setempat.

Penyakit saluran nafas ini menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang

tinggi di seluruh dunia. Di Amerika, ada 200.000 kasus pneumonia dengan angka

kematian 15.000 per tahunnya. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas

bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%.

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah

mikroorganisme. Mikroorganisme dapat masuk ke saluran nafas bawah dengan cara

2

Page 3: pneumonia kedokteran gigi

inhalasi langsung dari udara, penyebaran secara hematogen, dan aspirasi bahan-bahan

yang terdapat di nasofaring dan orofaring. Bakteri rongga mulut dari plak gigi masuk ke

saliva dan kemudian akan masuk ke saluran nafas bawah, terjadi kegagalan mekanisme

pertahanan pejamu (host) untuk mengeliminasi benda asing yang masuk. Hal ini

menyebabkan terjadinya multiplikasi mikroorganisme dan menyebabkan kerusakan

jaringan paru. Bakteri penyebab pneumonia adalah bakteri anaerob. Plak dental menjadi

sumber utama mikroorganisme ini, khususnya pada pasien dengan penyakit periodontal.

Pada penyakit periodontal dijumpai sekitar 500 spesies mikroorganisme yang didominasi

oleh bakteri anaerob gram negatif.

Beberapa bakteri periodontal yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain

Actinomyces actinomycetemcomitans, Actinomyces israelii, Capnocytophaga sp,

Eikenella Universitas Sumatera Utara corrodens, Prevotella intermedia, Porphyromonas

gingivalis dan Streptococcus

Menurut Paju dan Scannapieco, ada hubungan oral higiene dengan pneumonia,

seseorang dengan oral higiene yang buruk memiliki risiko mengalami infeksi paru-paru

seperti pneumonia.

Selain bakteri yang terdapat pada rongga mulut, kita juga perlu mengetahui bakteri

patogen pernafasan yang mungkin terdapat pada saluran pernafasan. Umumnya bakteri

yang diisolasi pada pneumonia nosokomial adalah Streptococcus pneumoniae, Moraxella

catarrhalis, Haemophilus influenzae, Chlamydia pneumoniae, Legionella pneumophila,

dan Mycoplasma pneumonia.

3

Page 4: pneumonia kedokteran gigi

III.PATOMEKANISME PNEUMONIA

Bakteri pneumokokus dapat meluas melalui porus kolni dari alveoli  ke alveoli di

seluruh segmen / lobus. Timbulnya hepatisasi merah adalah akibat perembesan eritrosit

dan beberapa leukosit dan fibrin serta relative sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli

menjadi melebar. Paru menjadi tidak berisi udara lagi, kenyal,  dan berwarna merah. Pada

tingkat lanjut, aliran darah menurun, alveoli penuh dengan leukosit, dan relative sedikit

eritrosit.

Bakteri  pneumokokus  difagositosis  oleh  leukosit  dan  sewaktu  resolusi 

berlangsung, makrofag masuk kedalam alveoli dan menelan leukosit bersama bakteri

pneumokokus di dalamnya. Paru masuk dalam tahap hepatisasi abu – abu dan tampak

berwarna abu – abu kekuningan.  Secara  perlahan – lahan sel  darah merah yang mati 

dan eksudat  – fibrin dibuang  dari  alveoli.  Terjadi  resolusi  sempurna,  paru  menjadi 

normal  kembali  tanpa kehilangan kemampuannya dalam mekakukan pertukaran gas.

IV. DIAGNOSIS PNEUMONIA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang menunjukkan adanya

kemungkinan aspirasi yaitu pasien yang mendadak batuk dan sesak nafas sesudah makan

4

Page 5: pneumonia kedokteran gigi

atau minum. Umumnya pasien datang 1-2 minggu setelah aspirasi dengan keluhan

demam menggigil, batuk, nyeri pleuritik, dan dahak purulen berbau (pada 50% kasus).

Dapat juga ditemukan nyeri perut, anoreksia, dan penurunan berat badan. Dengan

pewarnaan gram terhadap bahan sputum saluran napas dijumpai banyak neutrofil dan

kuman campuran. Terdapat leukositosis dan Laju Endap Darah (LED) meningkat. Pada

foto toraks, terlihat gambaran infiltrat pada segmen paru unilateral yang dependen.

Lokasi tersering adalah lobus kanan tengah dan atau lobus atas, dimana lokasi ini

tergantung pada jumlah aspirat dan posisi badan pada saat aspirasi.Pada beberapa kasus,

perlu dilakukan pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin, analisis gas

darah, dan kultur darah.

A. Pengaruh usia terhadap penyakit periodontal dan penyakit saluran pernafasan

Penyakit periodontal pada umumnya dapat menurunkan kualitas hidup pada orang

tua. Salah satu penyakit pernafasan seperti pneumonia, umumnya dapat menyebabkan

kematian pada orang tua. Tingginya prevalensi penyakit periodontal pada orang tua

mendapat perhatian karena penyakit periodontal pada pasien secara langsung dapat

meningkatkan risiko terbentuknya karies akar, sama halnya dengan kehilangan gigi

yang akan menghasilkan defisiensi asupan nutrisi, penurunan kemampuan

pengunyahan dan berbicara yang dapat memperburuk kualitas hidup pasien. Pada

umumnya, orang-orang yang mengalami permasalahan yang berhubungan dengan

pernapasan kronis memiliki imunitas rendah.

Sehingga menyebabkan bakteri rongga mulut dengan mudah melekatkan diri pada

permukaan dan tepi gingiva yang tidak memiliki sistem pertahanan. Keadaan ini tidak

hanya mempercepat perkembangan penyakit periodontal, tetapi juga dapat

memperparah penyakit saluran pernafasan, seperti penyakit paru obstruksi kronis

(PPOK), pneumonia dan emfisema Mekanisme mukosiliari sebagai pembersihan

saluran udara dan refleks batuk yang lebih lemah pada orang tua disertai dengan

menurunnya aktivitas kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan kuman pada mulut

dan faring teraspirasi dan masuk ke paru-paru.

P. mirabilis atau S. pneumoniae tidak terdeteksi pada plak gigi tiruan, namun

dapat dijumpai pada plak gigi, meskipun dengan frekuensi yang rendah. Dalam hal

5

Page 6: pneumonia kedokteran gigi

ini, alasan yang mungkin adalah gigi tiruan dapat dilepas dari rongga mulut untuk

dibersihkan, sedangkan gigi yang tetap berada dalam rongga mulut mereka mungkin

memiliki karies gigi dan saku periodontal, di mana mikroorganisme mudah

berkembang biak. Meskipun kesehatan mulut dapat mempengaruhi kualitas hidup

seperti mengunyah, menelan, berbicara, estetika wajah, dan interaksi sosial,

masyarakat kelompok usia tua sering mengabaikan perawatan kesehatan mulutnya

dalam waktu yang lama.Oleh karena itu, pada orang tua dengan sejumlah gigi dapat

dihubungkan dengan prevalensi bakteri periodontal dalam rongga mulut, dan mungkin

dapat menjadi faktor risiko terjadinya aspirasi pneumonia.

B. Merokok sebagai faktor modifikasi penyakit periodontal dan penyakit saluran

pernafasan

Merokok merupakan faktor risiko utama yang dapat memperparah penyakit

periodontal. Merokok dianggap sebagai penyebab utama penyakit paru obstruksi

kronis dan kondisi pernafasan kronis lainnya. Penggunaan tembakau dapat merusak

gingiva dan kesehatan rongga mulut secara keseluruhan. Selain itu, juga dapat

memperlambat proses penyembuhan, sehingga kedalaman saku gusi bertambah dan

kehilangan perlekatan terjadi secara cepat. Meskipun merokok bukan satu-satunya

penyebab penyakit periodontal, namun faktor ini jelas dapat dihindari. Beberapa studi

cross-sectional menunjukkan bahwa efek merokok pada kesehatan periodontal

tergantung pada frekuensi merokok. Adapun toksik yang terpapar pada jaringan

selama merokok dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tersebut. Selain itu,

merokok dapat menyebabkan komposisi mikroba pada plak jadi berubah. Merokok

dapat juga mengganggu aliran darah, mengurangi respon imun, sehingga proses

penyembuhan menjadi terganggu.

6

Page 7: pneumonia kedokteran gigi

C. Manfiestasi pada rongga mulut

Terjadinya gingivitis, dan kehilangan perlekatan pada pocket periodontal

dengan Indeks Penyakit Periodontal Untuk dapat mengukur prevalensi penyakit

periodontal, keparahannya serta kaitannya dengan berbagai faktor yang

mempengaruhi diperlukan suatu alat ukur yang disebut dengan indeks. Ada beberapa

indeks penyakit periodontal yang dapat digunakan seperti Indeks Periodontal oleh

Russel, Indeks Penyakit Periodontal oleh Ramfjord, dan CPITN.

Indeks Periodontal oleh Russel menunjukkan keadaan gingivitis, saku

periodontal, dan mobiliti gigi. Pengukuran dilakukan pada seluruh gigi dalam rongga

mulut sehingga membutuhkan waktu dalam melakukan pengukuran. Selain itu,

gambaran radiografi diperlukan untuk melakukan penilaian. Indeks Penyakit

Periodontal oleh Ramfjord merupakan modifikasi Indeks Periodontal oleh Russel.

Indeks ini digunakan sebagai ukuran keadaan serta keparahan penyakit

periodontal. Indeks ini mengukur derajat inflamasi gingiva dan pembentukan saku

periodontal akibat adanya kerusakan pada jaringan periodontal. Pengukuran hanya

dilakukan pada enam gigi indeks yaitu 16, 21, 24, 36, 41, dan 44. . Apabila salah satu

gigi hilang maka gigi disampingnya dapat dipakai sebagai pengganti yakni gigi 17,

11, 25, 37, 42, dan 45. Indeks ini dipilih karena:

1. Dapat digunakan sebagai ukuran keadaan serta keparahan penyakit periodontal.

2. Pengukuran hanya dilakukan pada 6 gigi indeks saja sehingga waktu yang

dibutuhkan lebih sedikit.

3. Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk merumuskan penilaian terhadap

status periodontal secara umum.

7

Page 8: pneumonia kedokteran gigi

V. PENATALAKSANAAN

Karena penyakit ini sering menyebabkan kematian pada penderita yang mempunyai

resiko tinggi, dan juga menimbulkan biaya tinggi dalam ekonomi kesehatan, pendekatan

terhadap penyakit ini adalah dengan pencegahan menggunakan vaksin dan

kemoprofilaksis.

Pemberian obat atibiotik tidak mengeradikasi kuman, dan mikroorganisme masih ada

pada sekret sistem pernapasan sampai beberapa bulan setelah pengobatan.Pemberian

amantadine sebagai pengobatan untuk mengurangi gejala (simtomatik) pada pneumonia

yang disebabkan oleh virus hasilnya sangat efektif.

A. Untuk bagian rongga mulut

Tujuan tindakan perawatan periodontitis adalah untuk benar-benar

membersihkan bakteri dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pengobatan akan

berhasil jika pasien memperbaiki pola menjaga kesehatan mulut setiap hari.

1. Perawatan non bedah

Perawatan non bedah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi

periodontitis, antara lain:

- Scaling, merupakan tindakan untuk menghilangkan kalkulus dan bakteri dari

permukaan gigi dan di bawah gusi.

- Root planing, merupakan tindakan menghaluskan permukaan akar, dan

mengecilkan penumpukan kalkulus lebih lanjut.

- Antibiotik, penggunaan antibiotik topikal atau oral membantu pengendalian

infeksi bakteri mencakup larutan kumur antibiotik atau penyisipan benang dan

gel yang mengandung antibiotik dalam kantong di antara gigi dan gusi.

2. Perawatan Bedah

Jika pasien memiliki periodontitis yang mungkin tidak merespon atau tidak

membaik dengan perawatan non bedah dan kebersihan mulut yang baik, maka:

8

Page 9: pneumonia kedokteran gigi

- Pembedahan dengan flap (operasi pengurangan kantong gusi), pada prosedur

ini akan dibuat sayatan kecil pada gusi sehingga bagian jaringan gusi dapat

diangkat kembali, memperlihatkan akar untuk skala yang lebih efektif dan

planing (penghalusan). Karena periodontitis sering menyebabkan kerusakan

tulang, tulang pendukung gigi mungkin akan dibentuk ulang sebelum jaringan

gusi dijahit kembali pada tempatnya. Prosedur tersebut umumnya

membutuhkan 1-3 jam dan dilakukan dengan anestesi lokal.

- Cangkok jaringan lunak (Soft tissue grafts), ketika kehilangan jaringan gusi

oleh penyakit periodontal, garis gusi akan turun sehingga membuat gigi

tampak lebih panjang. Oleh karena hal tersebut biasanya dilakukan dengan

mengambil sejumlah kecil jaringan dari langit-langit mulut. Prosedur ini dapat

membantu mengurangi resesi gusi lebih lanjut, tutup akar gigi yang terbuka

dapat memungkinkan penampilan yang lebih baik secara estetik.

B. Pencegahan

1. Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum

tidur.

2. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan

yang tersangkut di antara celah gigi geligi.

3. Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam

mulut, misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine..

4. Kurangi atau menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok.

5. Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk

kontrol rutin dan pembersihan.

9

Page 10: pneumonia kedokteran gigi

DAFTAR PUSTAKA

10