pneumonia

Upload: putuiantaparamasiwi

Post on 09-Mar-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pneumonia

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUANPneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau inflamasi pada parenkim paru yang dihubungkan dengan konsolidasi ruang alveoli. Penyakit ini masih merupakan masalah, baik dalam hal angka kesakitan maupun angka kematian. Insiden di negara berkembang 10 kali lebih tinggi dari negara maju dengan angka kematian pada balita sekitar 5 juta pertahun. Pada tahun 2005, di Indonesia didapatkan 600.720 kasus pneumonia dengan kematian pada balita sebesar 204 orang.

Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasite, pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik. Pada anak anak, penyebab pneumonia terbanyak adalah virus, sedangkan bakteri hanya sekitar 10-30 % penyebab pneumonia. Pada Negara maju virus merupakan penyebab yang paling sering menjadi penyebab pneumonia, namun di Negara berkembang seperti Indonesia, bakteri merupakan penyebab tersering pneumonia. Penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.

Manifestasi klinis pneumonia meliputi gejala umum atau non-spesifik dan gejala dari infeksi saluran pernafasan bawah. Gejala umum dapat berupa demam, sakit kepala, iritabel, malaise, nafsu makan menurun, keluhan saluran cerna, gelisah, dll. Gejala infeksi saluran pernafasan bawah dapat berupa batuk, takipne, napas cuping hidung, sesak napas, merintih, sulit minum, sianosis, retraksi dinding dada, fremitus melemah, pekak pada perkusi, suara napas melemah, dan terdengar ronki basah halus (kadang-kadang terdengar mengi). Diagnosis pneumonia ditegakan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis). Terapi yang diberikan berupa terapi suportif sedangkan terapi antibiotik diberikan secara empiris. Prognosis pneumonia yaitu baik, dengan penanganan yang adekuat pneumonia pada anak dapat sembuh dengan cepat dan sempurna, hanya sebagian kecil yang berlangsung lebih dari sebulan

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITANama

: IKNS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tgl Lahir

: Gianyar, 15 November 2011

Umur

: 1 tahun 7 bulan

Alamat

: Blahpane Kelod, Gianyar

Agama

: Hindu

Suku

: Bali/Indonesia

MRS

: 25 juni 2013

II. HETEROANAMNESA1. Riwayat Penyakit Sekarang :

Keluhan Utama : Sesak nafas.Pasien datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak terjadi 4 hari sebelum masuk rumah sakit (21 juni 2013). Sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi. Tetapi pasien dikatakan merasa lebih nyaman apabila digendong. Sesak makin lama makin dikeluhkan memberat. Pada saat keluhan sesak ini memberat, disertai dengan suara grok grok. Kebiruan di sekitar bibir dikatakan tidak ada, begitu pula kebiruan pada ujung jari dikatakan tidak ada.Keluhan lain yang dialami pasien adalah batuk dan demam. Keluhan batuk dialami pasien sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk yang dialami pasien dikatakan berdahak dan sulit untuk dikeluarkan. Batuk tidak memberat pada malam hari. Keluhan demam dialami sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam muncul mendadak tinggi, tidak disertai kejang dan menggigil. Demam dikatakan naik turun dengan pemberian obat penurun panas. Keluhan batuk dan demam dikatakan mendahului sesak dan bertambah berat seiring dengan sesaknya. Minum dan makan dikatakan berkurang semenjak sesak. Buang air besar dikatakan meningkat dengan frekuensi 3 x/hari, dengan konsistensi cair, berwarna kuning, tidak terdapat lender dan darah dalam tinja. Buang air kecil dikatakan normal, berwarna jernih dengan volume tidak diketahui.2. Riwayat Penyakit Sebelumnya :Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya pada umur 1 tahun 2 bulan. Sesak muncul didahului batuk, pilek, dan panas beberapa hari sebelumnya. Keluhan tidak sampai membuat pasien di rawat inap. Pasien dikatakan tidak memiliki riwayat asma, penyakit jantung maupun penyakit kongenital.3. Riwayat Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan sesak yang sama. Riwayat asma dan alergi pada ibu, ayah, nenek dan kakek pasien disangkal. Riwayat batuk lama pada anggota keluarga lain disangkal.

4. Riwayat Pribadi, Sosial, dan Lingkungan :

Pasien merupakan anak ke 3 dari tiga bersaudara. Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tua dan saudaranya. Lingkungan tempat tinggal pasien dikatakan berdebu. Ventilasi ruangan dikatakan cukup.Riwayat Pengobatan :

Saat ini dikatakan tidak sedang menjalani pengobatan selain terapi untuk penyakit saat ini.Riwayat Persalinan :Pasien lahir cukup bulan, PSC di RS ditolong oleh dokter. Berat badan lahir 3300 gr, panjang badan 51 cm, lingkar kepala lupa. Saat lahir tidak ditemukan adanya kelainan.

Riwayat Nutrisi :ASI

: 0 13 bulan, dengan frekuensi on demandSusu formula

: 13 bulan sekarang. Bubur susu

: 6 bulan 12 bulan.

Nasi tim

: 12 bulan sekarang.

Makanan dewasa : 12 bulan sekarang.Riwayat Imunisasi :

BCG 1x, Polio 5x, Hepatitis B 3x, DPT 4x, campak 1x III. PEMERIKSAAN FISIK

Status present :

Keadaan umum

: tampak sakit ringan.

Kesadaran

: Compos mentis, GCS E3V4M5 (12/12) Frekuensi nadi : 96/menit, reguler, isi cukup. Respiratory rate : 44/menit, tipe thorakoabdominal.

Temperatur aksila : 37,1 0C.

Berat Badan : 12 kg Berat Badan Ideal : 10,5 kg Panjang Badan : 80 cm Lingkar Kepala : 45 cm Lingkar Lengan Atas: 14 cm Status gizi : Status gizi lebih sesuai kriteria waterlow (114%).Status general :

Kepala : Normocephali. Mata

: Konjungtiva pucat -/-, hiperemis -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor, cowong -/-, sekret -/-.

THT

: Telinga : sekret (-)

Hidung : sekret -/-, nafas cuping hidung (-)

Tenggorokan : faring hiperemi (-), tonsil T1/T1

Bibir : sianosis (-), mukosa bibir basah (+)

Leher : pembesaran kelenjar (-) Thoraks

Cor :

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, precordial bulging (-)

Palpasi : iktus kordis teraba di ICS IV MCL Sinistra, kuat angkat (-), thrill (-)

Auskultasi : S1S2 normal, reguler, murmur (-)Pulmo :

Inspeksi : simetris (+) saat statis dan dinamis, retraksi (-)

Palpasi : gerakan dada simetris

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi : bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-) Abdomen :

Inspeksi: distensi (-) Auskultasi: bising usus (+) meningkat

Palpasi: hepar-lien tidak teraba, nyeri tekan (-), turgor kembali normal

Extremitas : Akral hangat + + ; sianosis - - ; CRT < 2 detik + + - -

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah Lengkap (25-06-2013), ditemukan hasil seperti yang tertera dibawah :PEMERIKSAANHASILNILAI NORMAL

WBC26,23 m/mm3 (tinggi)4-10,0

Lym15,8 %15-40

Mon17,9 % (tinggi)1-10

Neu63,4 %30-70

Eo2,1 %0-7

RBC4,51 m/mm34,-5,9

HGB12,3 g/dL12,0-18

HCT34,5 % (rendah)35,0-54,0

MCV76,5fL (rendah)83,0-98,0

MCH27,2 Pg25,0-33,0

MCHC35,6 g/dL28,0-36,0

RDW11,7 %8-12

PLT531 m/mm3 (tinggi)150-450

V. DIAGNOSIS

PneumoniaVI. PENATALAKSANAAN

MRS

IFVD Tridex 27 B 15 tpm

Ceftriaxon 2 x 300 mg

Protexin 2 x 1 sach

Antrain 3 x 0,3 cc

VII. MONITORING DAN KIE Monitoring: vital sign, distres pernafasan KIE: Penyakit, rencana terapi, rencana pemeriksaan, prognosisLAPORAN PERKEMBANGAN / FOLLOW UP PASIEN SELAMA DI RUANGANTanggalSubjective, Objective, AssessmentPlanning

26/6/2013S: Sesak (+), Batuk (+), Pilek (-), Panas (-), kejang (-), muntah (-), Makan/minum (+), BAB/BAK (+)O: Status Present:

KU: sakit ringanKes: CM

N: 100/menit

RR: 36/menit

T Ax: 36,50C

Status General:

Mata: an -/- ik -/- RP +/+ isokor

THT: NCH (-), sekret (-)

Thorax: Simetris(+), retraksi(-)

Cor: S1 S2 N reg m(-)

Po: Bves +/+ Rh +/+ Wh -/-

Abd: Dist(-) BU(+)meningkat H/L ttb

Ext: Hangat(+) Edema(-)

A: Pneumonia IVFD D5 1/2 NS 10 tetes/menit.

Ceftriaxon 2 x 300 mg

Protexin 2 x 1 sach

Antrain 3 x 0,3 cc

27/6/2013S: Sesak (+), Batuk (+), Pilek (-), Panas (-), kejang (-), muntah (-), Makan/minum (+), BAB/BAK (+)O: Status Present:

KU: sakit ringanKes: CM

N: 100/menit

RR: 36/menit

T Ax: 36,40C

Status General:

Mata: an -/- ik -/- RP +/+ isokor

THT: NCH (-), sekret (-)

Thorax: Simetris(+), retraksi(-)

Cor: S1 S2 N reg m(-)

Po: Bves +/+ Rh +/+ Wh -/-

Abd: Dist(-) BU(+)meningkat H/L ttb

Ext: Hangat(+) Edema(-)

A: Pneumonia IVFD D5 1/2 NS 10 tetes/menit.

Ceftriaxon 2 x 300 mg

Protexin 2 x 1 sach

Antrain 3 x 0,3 cc

28/6/2013S: Sesak (+), Batuk (+), Pilek (-), Panas (-), kejang (-), muntah (-), Makan/minum (+), BAB/BAK (+)O: Status Present:

KU: sakit ringanKes: CM

N: 110/menit

RR: 40/menit

T Ax: 36,70C

Status General:

Mata: an -/- ik -/- RP +/+ isokor

THT: NCH (-), sekret (-)

Thorax: Simetris(+), retraksi(-)

Cor: S1 S2 N reg m(-)

Po: Bves +/+ Rh +/+ Wh -/-

Abd: Dist(-) BU(+)meningkat H/L ttb

Ext: Hangat(+) Edema(-)

A: Pneumonia IVFD D5 1/2 NS 10 tetes/menit.

Ceftriaxon 2 x 300 mg

Protexin 2 x 1 sach

Antrain 3 x 0,3 cc

29/6/2013S: Sesak (+), Batuk (+), Pilek (-), Panas (-), kejang (-), muntah (-), Makan/minum (+), BAB/BAK (+)O: Status Present:

KU: sakit ringanKes: CM

N: 110/menit

RR: 36/menit

T Ax: 36,10C

Status General:

Mata: an -/- ik -/- RP +/+ isokor

THT: NCH (-), sekret (-)

Thorax: Simetris(+), retraksi(-)

Cor: S1 S2 N reg m(-)

Po: Bves +/+ Rh +/+ Wh -/-

Abd: Dist(-) BU(+)meningkat H/L ttb

Ext: Hangat(+) Edema(-)

A: Pneumonia IVFD D5 1/2 NS 10 tetes/menit.

Ceftriaxon 2 x 300 mg

Protexin 2 x 1 sach

Antrain 3 x 0,3 cc

30/6/2013S: Sesak (-), Batuk (+), Pilek (-), Panas (-), kejang (-), muntah (-), Makan/minum (+), BAB/BAK (+)O: Status Present:

KU: sakit ringanKes: CM

N: 110/menit

RR: 36/menit

T Ax: 36,50C

Status General:

Mata: an -/- ik -/- RP +/+ isokor

THT: NCH (-), sekret (-)

Thorax: Simetris(+), retraksi(-)

Cor: S1 S2 N reg m(-)

Po: Bves +/+ Rh +/+ Wh -/-

Abd: Dist(-) BU(+)meningkat H/L ttb

Ext: Hangat(+) Edema(-)

A: Pneumonia IVFD RL 16 tetes/menit.

Ceftriaxon 2 x 300 mg Ambroxol 3 x cth 1 Protexin 2 x 1 sach

Antrain 3 x 0,3 cc

01/07/2013S: Sesak (-), Batuk (+), Pilek (-), Panas (-), kejang (-), muntah (-), Makan/minum (+), BAB/BAK (+)O: Status Present:

KU: baikKes: CM

N: 92/menit

RR: 34/menit

T Ax: 36,20C

Status General:

Mata: an -/- ik -/- RP +/+ isokor

THT: NCH (-), sekret (-)

Thorax: Simetris(+), retraksi(-)

Cor: S1 S2 N reg m(-)

Po: Bves +/+ Rh +/+ Wh -/-

Abd: Dist(-) BU(+)meningkat H/L ttb

Ext: Hangat(+) Edema(-)

A: Pneumonia BPL

BAB III

PEMBAHASAN

III. 1. Penegakan Diagnosis

Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau inflamasi pada parenkim paru yang dihubungkan dengan konsolidasi ruang alveoli. Diagnosis pneumonia ditegakan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Manifestasi klinis pneumonia meliputi gejala umum atau non-spesifik dan gejala dari infeksi saluran pernafasan bawah. Pneumonia biasanya didahului oleh gejala umum infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari, Gejala umum dapat berupa demam, sakit kepala, iritabel, malaise, nafsu makan menurun, keluhan saluran cerna, gelisah, dll. Berikutnya muncul gejala infeksi saluran pernafasan bawah yaitu batuk, takipne, napas cuping hidung, sesak napas, merintih, sulit minum, sianosis, retraksi dinding dada, fremitus melemah, pekak pada perkusi, suara nafas melemah, dan terdengar ronki basah halus (kadang-kadang terdengar mengi).

Pada pasien penyakit diawali dengan keluhan batuk dan demam. Keluhan batuk dialami pasien sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk yang dialami pasien dikatakan berdahak dan sulit untuk dikeluarkan. Keluhan demam dialami sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam muncul mendadak tinggi, tidak disertai kejang dan menggigil. Demam dikatakan naik turun dengan pemberian obat penurun panas. Keluhan batuk dan demam dikatakan mendahului sesak dan bertambah berat seiring dengan sesaknya. Keluhan sesak terjadi 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak makin lama makin dikeluhkan memberat. Pada saat keluhan sesak ini memberat, terdengar suara grok grok. Namun belum ditemukan kebiruan di sekitar bibir, begitu pula kebiruan pada ujung jari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan laju pernafasan yang meningkat, yaitu 44 x/menit. Selain itu pada auskultasi paru didapatkan suara bronkovesikuler dan juga ronkhi pada kedua paru. Tidak ditemukan nafas cuping hidung, retraksi dinding dada, dan sianosis pada pasien ini. Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan hasil peningkatan sel darah putih dan peningkatan monosit, hal ini menandakan terjadinya suatu inflamasi atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang pasien telah memenuhi kriteria untuk didiagnosis pneumonia.III. 2. TerapiPada pneumonia terapi yang diberikan berupa terapi suportif sedangkan terapi antibiotik diberikan secara empiris. Pada pasien diberikan terapi suportif yaitu Protexin dan Antrain. Pada pasien juga diberikan terapi antibiotik Ceftriaxon. Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin. Ceftriaxone mempunyai spektrum luas dan waktu paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Pemberian antibiotik pada kasus pneumonia merupakan terapi definitive jika infeksi disebabkan oleh bakteri, pada kasus dari hasil pemeriksaan darah lengkap diduga infeksi disebabkan oleh bakteri, sehingga pemberian antibiotic tepat pada pasien. Namun jika pada kasus pneumonia yang disebabkan oleh virus pemberian antibiotic sebagai upaya pencegahan atau profilaksis untuk mencegah infeksi sekunder terhadap bakteri.BAB IVPENUTUP

IV. 1. SimpulanPneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau inflamasi pada parenkim paru yang dihubungkan dengan konsolidasi ruang alveoli. Insiden di negara berkembang 10 kali lebih tinggi dari negara maju dengan angka kematian pada balita sekitar 5 juta pertahun. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasite. Pada anak anak, penyebab pneumonia terbanyak adalah virus, sedangkan bakteri hanya sekitar 10-30 % penyebab pneumonia. Pada Negara maju virus merupakan penyebab yang paling sering menjadi penyebab pneumonia, namun di Negara berkembang seperti Indonesia, bakteri merupakan penyebab tersering pneumonia. Manifestasi klinis pneumonia meliputi gejala umum atau non-spesifik dan gejala dari infeksi saluran pernafasan bawah. Diagnosis pneumonia ditegakan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Terapi yang diberikan berupa terapi suportif sedangkan terapi antibiotik diberikan secara empiris. Prognosis pneumonia yaitu baik, dengan penanganan yang adekuat pneumonia pada anak dapat sembuh dengan cepat dan sempurna, hanya sebagian kecil yang berlangsung lebih dari sebulan.DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

2. Arhana BNP et al. 2011. Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Denpasar: FK UNUD/RSUP Sanglah.3. Kliegman RM et al. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics 18th Edition. United States of America: Saunders Elsevier.4. World Health Organization. 2009. Buku Saku Pelayanan Anak di Rumah Sakit. Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Utama di Kabupaten atau Kota. Jakarta: WHO Indonesia. 5. Bennett, Nicholas John, et al. Pediatric Pneumonia. Available at http://emedicine.medscape.com/article/967822. Accessed on 2nd July 2013