pneumonia

13
PNEUMONIA DEFINISI Peradangan akut parenkim paru yang berasal dari suatu infeksi mikroorganisme EPIDEMIOLOGI - Insidens 15-20% dari seluruh kasus infeksi saluran napas bawah akut di parenkim paru - Insidens PN 25% dari semua infeksi di ICU - Pneumonia banyak terjadi pada anak dan neonatus ETIOLOGI - Bakteri - Virus - Jamur FAKTOR RISIKO - Usia > 65 tahun - Aspirasi sekret orofaringeal - Infeksi saluran pernapasan oleh virus - Sakit parah yang menimbulkan kelemahan (ex: DM) - Trakeostomi/pemakaian slang endotrakeal - AIDS - Riwayat merokok - Alkoholisme - Malnutrisi

Upload: sagungw93

Post on 03-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Respiratory System

TRANSCRIPT

Page 1: Pneumonia

PNEUMONIA

DEFINISI

Peradangan akut parenkim paru yang berasal dari suatu infeksi mikroorganisme

EPIDEMIOLOGI

- Insidens 15-20% dari seluruh kasus infeksi saluran napas bawah akut di parenkim

paru

- Insidens PN 25% dari semua infeksi di ICU

- Pneumonia banyak terjadi pada anak dan neonatus

ETIOLOGI

- Bakteri

- Virus

- Jamur

FAKTOR RISIKO

- Usia > 65 tahun

- Aspirasi sekret orofaringeal

- Infeksi saluran pernapasan oleh virus

- Sakit parah yang menimbulkan kelemahan (ex: DM)

- Trakeostomi/pemakaian slang endotrakeal

- AIDS

- Riwayat merokok

- Alkoholisme

- Malnutrisi

KLASIFIKASI

1) Berdasarkan Klinis & Epidemiologi

a. Pneumonia komuniti

Page 2: Pneumonia

Pneumonia yang biasa ditemukan di masyarakat. Penyebab utamanya adalah

infeksi Streptococcus pneumoniae, Staphylacoccus aureus dll. Sekret biasanya

purulen dan terdapat ronkhi

b. Pneumonia nosokomial

Pneumonia yang didapat pasien setelah dirawat di rumah sakit atau karena

tindakan pemasangan ETT yang tidak higienis

c. Pneumonia aspirasi

Pneumonia yang terjadi akibat terhirupnya benda asing berukuran kecil dan juga

karena tenggelam

d. Pneumonia pada penderita immunocompromised

Pneumonia yangg terjadi pada penderita HIV atau keganasan yang menyebabkan

turunnya imunitas tubuh

2) Berdasarkan kuman penyebab

a. Pneumonia bakterial/tipikal

Biasa disebabkan oleh Streptococcus pneumonia

Tanda tanda:

- Demam >40 :C

- Menggigil

- Batuk disertai dahak kental, kadang berdarah

- Ekspansi dada tertinggal pada bagian yang terkena

- Didapatkan suara redup pada perkusi

- Leukositosis

b. Pneumonia atipikal

Biasanya disebabkan oleh faktor non-bakteri (Mycoplasma pneumoniae,

Clamidia pneumoniae)

Tanda:

- Demam kisaran 38-40 :C

- Batuk non-produktif, sesak nafas, malaise, mialgia, dan nyeri karena

gesekan pada pleura

c. Pneumonia virus

Biasanya disebabkan oleh virus influenza dan adenovirus

Tanda:

Page 3: Pneumonia

Sama dengan pneumonia bakterial, kecuali batuk tidak berdahak dan leukosit bisa

normal atau turun

d. Jamur

Sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan

daya tahan lemah

3) Berdasarkan Predileksi

a. Pneumonia lobaris

- Sering terjadi pada lobus bawah kanan

- Gejala akibat dari PPOK

- Terdiri dari fase patologis:

1. Kongesti (4-12 jam pertama)

Eksudat serosa masuk alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi

dan bocor

2. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)

Paru tampak merah dan bergranula karena sel-sel darah merah, fibrin,

dan leukosit PMN mengisi alveoli

3. Hepatisasi kelabu (3-8 hari)

Paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin menyebabkan

konsolidasi pada alveoli yang terserang

4. Resolusi (7-11 hari)

Eksudat lisis direabsorbsi oleh makrofag jaringan kembali pada

struktur semula

b. Bronkopneumonia

Ditandai dengan bercak infiltrat pada lapang paru dan disebabkan oleh virus dan

bakteri. Sering terjadi pada bayi

c. Pneumonia Interstisial

Lokasi inflamasi terdapat pada jaringan intertisial yang disebabkan virus, dan

punya khas histologi infiltrat limfosit

PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI

Page 4: Pneumonia

GEJALA KLINIS

DIAGNOSIS

1) Gambaran Klinis

a. Anamnesis

- Demam

- Menggigil

- Suhu tubuh ↑ (>40 :C)

- Batuk dengan dahak mukoid/purulen kadang-kadang disertai darah

- Sesak napas

- Nyeri dada

b. Pemeriksaan Fisik

- Inspeksi : bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas

- Palpasi : fremitus mengeras

- Perkusi : redup

- Auskultasi: bronkovaskuler, ronkhii basah halus ronkhii basah kasar

(stadium resolusi)

2) Pemeriksaan Penunjang

Page 5: Pneumonia

a. Gambaran Radiologis

Foto thorax (PA):

- Infiltrat sampai konsolidasi

- Penyebaran bronkogenik dan interstisial

- Kaviti

b. Px. Laboratorium

- Leukosit↑ (> 10000/uL)

- LED↑

Page 6: Pneumonia

PNEUMONIA KOMUNITI

DEFINISI

Pneumonia yang didapat dari masyarakat

ETIOLOGI

Bakteri gram (+) & kuman atipik

(Di Indonesia px. Dahak: bakteri gram (-))

EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia (Medan, Jakarta,

Surabaya, Malang, dan Makasar) dengan cara pengambilan bahan dan metode pemeriksaan

mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil pemeriksaan sputum sebagai berikut:

- Klebsiella pneumoniae 45,18%

- Streptococcus pneumoniae 14,04%

- Streptococcus viridans 9,21%

- Staphylococcus aureus 9%

- Pseudomonas aeruginosa 8,56%

- Steptococcus hemolyticus 7,89%

- Enterobacter 5,26%

- Pseudomonas spp 0,9%

GEJALA KLINIS

Page 7: Pneumonia

DIAGNOSIS

Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT (Pneumonia Patient

Outcome Research Team)

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila terdapat 1 dari 2 kriteria mayor atau

2 dari 3 keriteria minor kriteria di bawah ini.

Kriteria Mayor:

- Membutuhkan ventilasi mekanik

- Infiltrat bertambah > 50%

- Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)

- Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialisis

Kriteria Minor:

- Frekuensi napas > 30/menit

- PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg

- Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

- Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus

- Tekanan sistolik < 90 mmHg

- Tekanan diastolik < 60 mmHg

Page 8: Pneumonia

Berdasar kesepakatan PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap

pneumonia komuniti adalah:

Skor PORT lebih dari 70

Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila

dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini:

- Frekuensi napas > 30/menit

- PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg

- Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

- Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus

- Tekanan sistolik < 90 mmHg

- Tekanan diastolik < 60 mmHg

PNEUMONIA NOSOKOMIAL

Page 9: Pneumonia

DEFINISI

Pneumonia yang terjadi pada waktu penderita dirawat di RS, yang infeksinya tidak timbul

atau tidak sedang dalam masa inkubasi pada waktu masuk RS, yang biasanya terjadi setelah

72 jam pertama masuk RS

ETIOLOGI

Bakteri gram (-) seperti batang gram (-) (tersering: Eschericia coli, Klebsiella spp.,

Enterobacter spp., Serratia spp., Proteus spp.) & patogen-patogen yang potensial

multiresisten seperti Pseudomonas aeruginosa, Actinobacter spp., Stenotrophomonas spp

EPIDEMIOLOGI

- Insidens 15% dari seluruh kasus infeksi nosokomial

- Dari 1000 penderita yang dirawat inap di rumah sakit, 5-10 diantaranya mengalami

penumonia nosokomial dan akan meningkat 6-20x pada penderita yang menggunakan

ventilasi mekanik

GEJALA KLINIS

DIAGNOSIS

Page 10: Pneumonia

Menganut kriteria dari The Center for Disease Control (CDC-Atlanta)

1. Onset pneumonia timbul > 72 jam setelah masuk RS, yang infeksinya tidak

timbul/tidak sedang dalam masa inkubasi pada waktu masuk RS

2. Px. Fisik: ronkhii, kepekakan/infiltrat pada foto thorax + 1 atau > gejala berikut:

- Sputum yang purulen

- Didapatkan isolasi patogen dari darah, aspirasi trakea, spesimen yang berasal

dari biopsi/sikatan bronkus

- Didapatkan isolasi virus pada sekresi pernapasan

- Titer antibodi terhadap suatu patogen

- Pemeriksaan histopatologi membuktikan adanya pneumonia

REFERENSI:

1. Patofisiologi Sylvia, vol. 2

2. IPD UI, jilid III

3. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru – FK UNAIR

4. Konsensus Pneumonia Komuniti – PDPI

5. Konsensus Pneumonia Nosokomial - PDPI