pneumonia

37
BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi serta kerugian produktivitas kerja 1 . Dari hasil survei kesehatan rumah tangga Departemen Kesehatan tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bagian bawah menempati urutan ke dua sebagai penyebab kematian 2 . ISNBA dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam bentuk pneumonia. 1 . Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia. Di Indonesia, dari buku SEAMIC Health statistic 2001, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor enam. 2 Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut, sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi. 1 Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan; prevalensi nasional 1

Upload: fifianariani

Post on 16-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kk

TRANSCRIPT

Page 1: Pneumonia

BAB 1

PENDAHULUAN

Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan

kematian yang tinggi serta kerugian produktivitas kerja 1 Dari hasil survei kesehatan

rumah tangga Departemen Kesehatan tahun 2001 penyakit infeksi saluran napas

bagian bawah menempati urutan ke dua sebagai penyebab kematian 2 ISNBA dapat

dijumpai dalam berbagai bentuk tersering adalah dalam bentuk pneumonia 1

Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat

penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia Di

Indonesia dari buku SEAMIC Health statistic 2001 pneumonia merupakan penyebab

kematian nomor enam2

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari

bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat

Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut

sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi1

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 (16 provinsi di atas angka

nasional) angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Bayi 22 Balita 3

angka kematian (mortalitas) pada bayi 238 dan Balita 1552

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Anatomi Paru-Paru

Paru-paru merupakan organ yang lunak spongious dan elastis berbentuk

kerucut atau konus terletak dalam rongga toraks dan di atas diafragma diselubungi

oleh membran pleura Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas paru) yang tumpul

di kranial dan basis (dasar) yang melekuk mengikuti lengkung diphragma di kaudal

Pembuluh darah paru bronkus saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada

bagian hilus2

Paru-paru kanan mempunyai 3 lobus sedangkan paru-paru kiri 2 lobus Lobus

pada paru-paru kanan adalah lobus superius lobus medius dan lobus inferius Lobus

mediuslobus inferius dibatasi fissura horizontalis lobus inferius dan medius

dipisahkan fissura oblique Lobus pada paru-paru kiri adalah lobus superius dan lobus

inferius yg dipisahkan oleh fissura oblique Pada paru-paru kiri ada bagian yang

menonjol seperti lidah yang disebut lingula Jumlah segmen pada paru-paru sesuai

dengan jumlah bronchus segmentalis biasanya 10 di kiri dan 8-9 yang kanan Sejalan

2

dgn percabangan bronchi segmentales menjadi cabang-cabang yg lebih kecil

segmenta paru dibagi lagi menjadi subsegmen-subsegmen2

B Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari

bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3

3

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan

paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan

toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4

C Epidemiologi Pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang

terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia

Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia

dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di

Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada

anak di bawah 2 tahun4

UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena

penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak

hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan

kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan

bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena

Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang

juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data

mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian

pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )

pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi

238 dan balita 155 5

4

D Etiologi Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri

Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia

Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien

dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4

Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)

parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang

berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus

influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik

klamidia dan mikoplasma 4

Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes

merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak

pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain

itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia

bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan

penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired

acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau

pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab

umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram

negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering

ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4

5

Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya

infeksi 4

Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang

Lahir-20 hari Bakteria

Escherichia colli

Group B streptococci

Listeria monocytogenes

Bakteria

Group D streptococci

Haemophillus influenzae

Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

Herpes simplex virus

3 minggu ndash

3 bulan

Bakteria

Clamydia trachomatis

Streptococcus pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Para influenza virus

12 and 3

Adenovirus

Bakteria

Bordetella pertusis

Haemophillusinfluenza type B amp

non typeable

Moxarella catarrhalis

Staphylococcus aureus

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

4 bulan ndash

5 tahun

Bakteria

Streptococcus pneumoniae

Clamydia pneumoniae

Mycoplasma pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Moxarella catarrhalis

Neisseria meningitis

Staphylococcus aureus

Virus

Varicella zoster virus

6

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Adenovirus

Measles

5 tahun ndash dewasa Bakteria

Clamydia pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Streptococcus pneumoniae

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Legionella species

Staphylococcus aureus

Virus

Adenovirus

Epstein barr virus

Influenza virus

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Respiratory syncytial virus

Varicella zoster virus

E Klasifikasi Pneumonia

1 Menurut sifatnya yaitu

a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak

mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu

Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga

Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu

juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma

chlamydia dan legionella

b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi

selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi

7

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 2: Pneumonia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Anatomi Paru-Paru

Paru-paru merupakan organ yang lunak spongious dan elastis berbentuk

kerucut atau konus terletak dalam rongga toraks dan di atas diafragma diselubungi

oleh membran pleura Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas paru) yang tumpul

di kranial dan basis (dasar) yang melekuk mengikuti lengkung diphragma di kaudal

Pembuluh darah paru bronkus saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada

bagian hilus2

Paru-paru kanan mempunyai 3 lobus sedangkan paru-paru kiri 2 lobus Lobus

pada paru-paru kanan adalah lobus superius lobus medius dan lobus inferius Lobus

mediuslobus inferius dibatasi fissura horizontalis lobus inferius dan medius

dipisahkan fissura oblique Lobus pada paru-paru kiri adalah lobus superius dan lobus

inferius yg dipisahkan oleh fissura oblique Pada paru-paru kiri ada bagian yang

menonjol seperti lidah yang disebut lingula Jumlah segmen pada paru-paru sesuai

dengan jumlah bronchus segmentalis biasanya 10 di kiri dan 8-9 yang kanan Sejalan

2

dgn percabangan bronchi segmentales menjadi cabang-cabang yg lebih kecil

segmenta paru dibagi lagi menjadi subsegmen-subsegmen2

B Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari

bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3

3

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan

paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan

toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4

C Epidemiologi Pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang

terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia

Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia

dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di

Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada

anak di bawah 2 tahun4

UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena

penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak

hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan

kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan

bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena

Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang

juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data

mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian

pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )

pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi

238 dan balita 155 5

4

D Etiologi Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri

Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia

Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien

dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4

Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)

parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang

berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus

influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik

klamidia dan mikoplasma 4

Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes

merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak

pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain

itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia

bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan

penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired

acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau

pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab

umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram

negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering

ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4

5

Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya

infeksi 4

Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang

Lahir-20 hari Bakteria

Escherichia colli

Group B streptococci

Listeria monocytogenes

Bakteria

Group D streptococci

Haemophillus influenzae

Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

Herpes simplex virus

3 minggu ndash

3 bulan

Bakteria

Clamydia trachomatis

Streptococcus pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Para influenza virus

12 and 3

Adenovirus

Bakteria

Bordetella pertusis

Haemophillusinfluenza type B amp

non typeable

Moxarella catarrhalis

Staphylococcus aureus

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

4 bulan ndash

5 tahun

Bakteria

Streptococcus pneumoniae

Clamydia pneumoniae

Mycoplasma pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Moxarella catarrhalis

Neisseria meningitis

Staphylococcus aureus

Virus

Varicella zoster virus

6

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Adenovirus

Measles

5 tahun ndash dewasa Bakteria

Clamydia pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Streptococcus pneumoniae

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Legionella species

Staphylococcus aureus

Virus

Adenovirus

Epstein barr virus

Influenza virus

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Respiratory syncytial virus

Varicella zoster virus

E Klasifikasi Pneumonia

1 Menurut sifatnya yaitu

a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak

mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu

Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga

Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu

juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma

chlamydia dan legionella

b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi

selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi

7

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 3: Pneumonia

dgn percabangan bronchi segmentales menjadi cabang-cabang yg lebih kecil

segmenta paru dibagi lagi menjadi subsegmen-subsegmen2

B Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari

bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3

3

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan

paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan

toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4

C Epidemiologi Pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang

terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia

Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia

dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di

Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada

anak di bawah 2 tahun4

UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena

penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak

hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan

kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan

bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena

Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang

juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data

mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian

pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )

pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi

238 dan balita 155 5

4

D Etiologi Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri

Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia

Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien

dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4

Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)

parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang

berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus

influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik

klamidia dan mikoplasma 4

Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes

merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak

pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain

itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia

bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan

penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired

acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau

pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab

umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram

negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering

ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4

5

Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya

infeksi 4

Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang

Lahir-20 hari Bakteria

Escherichia colli

Group B streptococci

Listeria monocytogenes

Bakteria

Group D streptococci

Haemophillus influenzae

Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

Herpes simplex virus

3 minggu ndash

3 bulan

Bakteria

Clamydia trachomatis

Streptococcus pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Para influenza virus

12 and 3

Adenovirus

Bakteria

Bordetella pertusis

Haemophillusinfluenza type B amp

non typeable

Moxarella catarrhalis

Staphylococcus aureus

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

4 bulan ndash

5 tahun

Bakteria

Streptococcus pneumoniae

Clamydia pneumoniae

Mycoplasma pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Moxarella catarrhalis

Neisseria meningitis

Staphylococcus aureus

Virus

Varicella zoster virus

6

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Adenovirus

Measles

5 tahun ndash dewasa Bakteria

Clamydia pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Streptococcus pneumoniae

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Legionella species

Staphylococcus aureus

Virus

Adenovirus

Epstein barr virus

Influenza virus

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Respiratory syncytial virus

Varicella zoster virus

E Klasifikasi Pneumonia

1 Menurut sifatnya yaitu

a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak

mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu

Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga

Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu

juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma

chlamydia dan legionella

b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi

selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi

7

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 4: Pneumonia

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan

paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan

toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4

C Epidemiologi Pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang

terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia

Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia

dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di

Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada

anak di bawah 2 tahun4

UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena

penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak

hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan

kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan

bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena

Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang

juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data

mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian

pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )

pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi

238 dan balita 155 5

4

D Etiologi Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri

Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia

Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien

dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4

Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)

parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang

berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus

influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik

klamidia dan mikoplasma 4

Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes

merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak

pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain

itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia

bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan

penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired

acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau

pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab

umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram

negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering

ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4

5

Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya

infeksi 4

Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang

Lahir-20 hari Bakteria

Escherichia colli

Group B streptococci

Listeria monocytogenes

Bakteria

Group D streptococci

Haemophillus influenzae

Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

Herpes simplex virus

3 minggu ndash

3 bulan

Bakteria

Clamydia trachomatis

Streptococcus pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Para influenza virus

12 and 3

Adenovirus

Bakteria

Bordetella pertusis

Haemophillusinfluenza type B amp

non typeable

Moxarella catarrhalis

Staphylococcus aureus

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

4 bulan ndash

5 tahun

Bakteria

Streptococcus pneumoniae

Clamydia pneumoniae

Mycoplasma pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Moxarella catarrhalis

Neisseria meningitis

Staphylococcus aureus

Virus

Varicella zoster virus

6

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Adenovirus

Measles

5 tahun ndash dewasa Bakteria

Clamydia pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Streptococcus pneumoniae

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Legionella species

Staphylococcus aureus

Virus

Adenovirus

Epstein barr virus

Influenza virus

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Respiratory syncytial virus

Varicella zoster virus

E Klasifikasi Pneumonia

1 Menurut sifatnya yaitu

a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak

mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu

Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga

Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu

juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma

chlamydia dan legionella

b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi

selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi

7

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 5: Pneumonia

D Etiologi Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri

Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia

Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien

dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4

Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)

parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang

berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus

influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik

klamidia dan mikoplasma 4

Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes

merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak

pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain

itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia

bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan

penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired

acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau

pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab

umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram

negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering

ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4

5

Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya

infeksi 4

Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang

Lahir-20 hari Bakteria

Escherichia colli

Group B streptococci

Listeria monocytogenes

Bakteria

Group D streptococci

Haemophillus influenzae

Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

Herpes simplex virus

3 minggu ndash

3 bulan

Bakteria

Clamydia trachomatis

Streptococcus pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Para influenza virus

12 and 3

Adenovirus

Bakteria

Bordetella pertusis

Haemophillusinfluenza type B amp

non typeable

Moxarella catarrhalis

Staphylococcus aureus

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

4 bulan ndash

5 tahun

Bakteria

Streptococcus pneumoniae

Clamydia pneumoniae

Mycoplasma pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Moxarella catarrhalis

Neisseria meningitis

Staphylococcus aureus

Virus

Varicella zoster virus

6

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Adenovirus

Measles

5 tahun ndash dewasa Bakteria

Clamydia pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Streptococcus pneumoniae

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Legionella species

Staphylococcus aureus

Virus

Adenovirus

Epstein barr virus

Influenza virus

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Respiratory syncytial virus

Varicella zoster virus

E Klasifikasi Pneumonia

1 Menurut sifatnya yaitu

a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak

mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu

Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga

Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu

juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma

chlamydia dan legionella

b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi

selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi

7

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 6: Pneumonia

Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya

infeksi 4

Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang

Lahir-20 hari Bakteria

Escherichia colli

Group B streptococci

Listeria monocytogenes

Bakteria

Group D streptococci

Haemophillus influenzae

Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

Herpes simplex virus

3 minggu ndash

3 bulan

Bakteria

Clamydia trachomatis

Streptococcus pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Para influenza virus

12 and 3

Adenovirus

Bakteria

Bordetella pertusis

Haemophillusinfluenza type B amp

non typeable

Moxarella catarrhalis

Staphylococcus aureus

Ureaplasma urealyticum

Virus

Cytomegalovirus

4 bulan ndash

5 tahun

Bakteria

Streptococcus pneumoniae

Clamydia pneumoniae

Mycoplasma pneumoniae

Virus

Respiratory syncytial virus

Influenza virus

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Moxarella catarrhalis

Neisseria meningitis

Staphylococcus aureus

Virus

Varicella zoster virus

6

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Adenovirus

Measles

5 tahun ndash dewasa Bakteria

Clamydia pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Streptococcus pneumoniae

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Legionella species

Staphylococcus aureus

Virus

Adenovirus

Epstein barr virus

Influenza virus

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Respiratory syncytial virus

Varicella zoster virus

E Klasifikasi Pneumonia

1 Menurut sifatnya yaitu

a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak

mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu

Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga

Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu

juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma

chlamydia dan legionella

b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi

selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi

7

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 7: Pneumonia

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Adenovirus

Measles

5 tahun ndash dewasa Bakteria

Clamydia pneumonia

Mycoplasma pneumonia

Streptococcus pneumoniae

Bakteria

Haemophillus influenza type B

Legionella species

Staphylococcus aureus

Virus

Adenovirus

Epstein barr virus

Influenza virus

Parainfluenza virus

Rhinovirus

Respiratory syncytial virus

Varicella zoster virus

E Klasifikasi Pneumonia

1 Menurut sifatnya yaitu

a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak

mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu

Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga

Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu

juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma

chlamydia dan legionella

b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi

selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi

7

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 8: Pneumonia

mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV

dan kankerdll 2

2 Berdasarkan Kuman penyebab

a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri

mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella

pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi

influenza

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada

penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5

3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi

a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia

yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia

yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5

b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan

pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada

di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan

yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya

seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll

Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6

c Pneumonia aspirasi

4 Berdasarkan lokasi infeksi

a Pneumonia lobaris

Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar

umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran

airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema

yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia

lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua

8

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 9: Pneumonia

Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder

disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau

adanya proses keganasan 5

b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)

Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus

terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk

bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan

adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat

disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang

dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5

c Pneumonia interstisial

Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan

peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan

mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan

interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus

masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5

F Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi

sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya adalah yang paling berisiko1

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan

yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia

lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

merusak organ paru-paru1

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru

banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu

Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis

9

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 10: Pneumonia

dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan 5

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian

kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan

penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan

reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan

diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya

antibodi 5

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling

mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun

seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru

kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas

1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

10

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 11: Pneumonia

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak

yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

oksigen hemoglobin 2

2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang

dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus

yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit

dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2

3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi

Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan

terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2

4 Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara

enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru

11

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 12: Pneumonia

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan

normal2

G Diagnosis Pneumonia

Klasifikasi diagnosis pneumonia 9

Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan

Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas

- Bila dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

- Bila tidak ada sesak nafas

- Ada napas cepat dengan laju napas

o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun

o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral

Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya

diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi

mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian

Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah

Pneumonia

- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotic

Bukan Pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas

12

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 13: Pneumonia

- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan

simtomatik

Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian

atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh

kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai

batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5

Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu

bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang

melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar

pada stadium resolusi 5

H Pemeriksaan penunjang

a Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis

leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan

diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur

darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis

respiratorik 6

b Gambaran Radiologis

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain

Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus

atau segment paru secara anantomis

Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru

mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada

atelektasis

13

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 14: Pneumonia

Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas

lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan

jantung atau di lobus medius kanan

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura

Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang

paling akhir terkena

Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler

Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara

pada alveolus)

Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia

hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran

bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi

yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6

1 Pneumonia Lobaris

Foto Thorax

14

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 15: Pneumonia

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu

segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang

mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan

pada pneumonia jenis ini

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke

perifer

15

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 16: Pneumonia

2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Foto Thorax

Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus

bawah kiri

CT Scan

Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar

sampai perifer

16

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 17: Pneumonia

3 Pneumonia Interstisial

Foto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial

prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat

diliputi oleh perselubungan yang tidak merata

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia

19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan

17

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 18: Pneumonia

peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2

tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang

menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

c Pemeriksaan Bakteriologis

Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal

torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum

disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5

Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur

dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat

Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi

kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria

dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu

bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5

I Diagnosis Banding Pneumonia

aTuberculosis Paru (TB)

Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah

saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang

produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik

meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan

penurunan berat badan3

18

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 19: Pneumonia

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

bAtelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak

mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia

tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum

ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi

lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit

Sehingga akan tampak thorax asimetris 3

Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA

19

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 20: Pneumonia

c Efusi Pleura

Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan

mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura

sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

J Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan

hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara

umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat

sebagai berikut 651

1 Pemberian Antibiotik

20

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 21: Pneumonia

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

1048707 Golongan Penisilin

1048707 TMP-SMZ

1048707 Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi

1048707 Marolid baru dosis tinggi

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

1048707 Aminoglikosid

1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim

1048707 Tikarsilin Piperasilin

1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem

1048707 Siprofloksasin Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)

1048707 Vankomisin

1048707 Teikoplanin

1048707 Linezolid

Hemophilus influenzae

1048707 TMP-SMZ

1048707 Azitromisin

1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3

1048707 Fluorokuinolon respirasi

Legionella

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

1048707 Rifampisin

21

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 22: Pneumonia

Mycoplasma pneumoniae

1048707 Doksisiklin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

1048707 Doksisikin

1048707 Makrolid

1048707 Fluorokuinolon

2 Terapi Suportif Umum

1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan

pemeriksaan analisis gas darah

2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat

disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan

napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan

ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan

pernapasan7

4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan

paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia

bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada

keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud

mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7

5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak

bermanfaat pada keadaan renjatan septik

6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila

terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal

22

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 23: Pneumonia

7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah

a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan

menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan

pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu

dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2

menjadi 50 atau lebih rendah9

b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau

didapat asidosis respiratorik

c Respiratory arrest

d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif

8 Drainase empiema bila ada

9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang

didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan

CO2 yang berlebihan7

Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7

1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik

2 Denyut jantung le 100 denyut menit

3 Respirasi ratele 24 napas menit

4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg

5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara

6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral

K Komplikasi Pneumonia

1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi

bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60

Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35

Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan

steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat

23

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 24: Pneumonia

2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa

meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi

kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian

fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik

3 Hipoksemia akibat gangguan difusi

4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi

oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative

5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6

minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti

Pseudomonas aeruginosa

6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi

dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau

hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3

L Prognosis Pneumonia

Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya

antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan

kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah

sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi

yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif

kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan

komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram

negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8

24

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 25: Pneumonia

BAB III

KESIMPULAN

Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang

dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi

bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk

berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada

Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan

menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada

pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram

Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk

menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto

thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan

laboratorium

Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang

sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya

Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat

faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia
Page 26: Pneumonia

DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia Jakarta

2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta

3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru

FK UNAIR Surabaya

4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM

2007

5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003

6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan

penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003

7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia

0071321348

8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient

and outpatient Chest 20071311205

9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan

Penerbit IDAIpage362-363

26

  • B Definisi Pneumonia
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
  • C Epidemiologi Pneumonia
  • E Klasifikasi Pneumonia
  • Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
  • F Patofisiologi Pneumonia
  • G Diagnosis Pneumonia
  • Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
  • Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
  • Pneumonia berat
  • Bila ada sesak napas
  • Bila dirawat dan diberikan antibiotik
  • Pneumonia
  • Bila tidak ada sesak nafas
  • Ada napas cepat dengan laju napas
  • gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
  • gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
  • tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
  • Bukan Pneumonia
  • Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
  • Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
  • Bayi berusia dibawah 2 bulan
  • Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
  • Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
  • Pneumonia
  • Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
  • Harus dirawat dan diberikan antibiotic
  • Bukan Pneumonia
  • Tidak ada napas cepat atau sesak napas
  • Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
  • I Diagnosis Banding Pneumonia
  • J Penatalaksanaan
  • K Komplikasi Pneumonia