pneumonia
DESCRIPTION
kkTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan
kematian yang tinggi serta kerugian produktivitas kerja 1 Dari hasil survei kesehatan
rumah tangga Departemen Kesehatan tahun 2001 penyakit infeksi saluran napas
bagian bawah menempati urutan ke dua sebagai penyebab kematian 2 ISNBA dapat
dijumpai dalam berbagai bentuk tersering adalah dalam bentuk pneumonia 1
Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat
penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia Di
Indonesia dari buku SEAMIC Health statistic 2001 pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor enam2
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut
sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi1
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 (16 provinsi di atas angka
nasional) angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Bayi 22 Balita 3
angka kematian (mortalitas) pada bayi 238 dan Balita 1552
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Anatomi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang lunak spongious dan elastis berbentuk
kerucut atau konus terletak dalam rongga toraks dan di atas diafragma diselubungi
oleh membran pleura Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas paru) yang tumpul
di kranial dan basis (dasar) yang melekuk mengikuti lengkung diphragma di kaudal
Pembuluh darah paru bronkus saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada
bagian hilus2
Paru-paru kanan mempunyai 3 lobus sedangkan paru-paru kiri 2 lobus Lobus
pada paru-paru kanan adalah lobus superius lobus medius dan lobus inferius Lobus
mediuslobus inferius dibatasi fissura horizontalis lobus inferius dan medius
dipisahkan fissura oblique Lobus pada paru-paru kiri adalah lobus superius dan lobus
inferius yg dipisahkan oleh fissura oblique Pada paru-paru kiri ada bagian yang
menonjol seperti lidah yang disebut lingula Jumlah segmen pada paru-paru sesuai
dengan jumlah bronchus segmentalis biasanya 10 di kiri dan 8-9 yang kanan Sejalan
2
dgn percabangan bronchi segmentales menjadi cabang-cabang yg lebih kecil
segmenta paru dibagi lagi menjadi subsegmen-subsegmen2
B Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
3
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan
paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan
toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4
C Epidemiologi Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang
terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia
Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia
dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di
Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada
anak di bawah 2 tahun4
UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena
penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak
hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan
kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan
bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena
Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang
juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data
mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian
pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )
pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi
238 dan balita 155 5
4
D Etiologi Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri
Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia
Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien
dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4
Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)
parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang
berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus
influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik
klamidia dan mikoplasma 4
Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes
merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak
pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain
itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia
bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan
penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired
acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau
pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab
umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram
negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering
ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4
5
Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya
infeksi 4
Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang
Lahir-20 hari Bakteria
Escherichia colli
Group B streptococci
Listeria monocytogenes
Bakteria
Group D streptococci
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 minggu ndash
3 bulan
Bakteria
Clamydia trachomatis
Streptococcus pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Para influenza virus
12 and 3
Adenovirus
Bakteria
Bordetella pertusis
Haemophillusinfluenza type B amp
non typeable
Moxarella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
4 bulan ndash
5 tahun
Bakteria
Streptococcus pneumoniae
Clamydia pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Moxarella catarrhalis
Neisseria meningitis
Staphylococcus aureus
Virus
Varicella zoster virus
6
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles
5 tahun ndash dewasa Bakteria
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Streptococcus pneumoniae
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Legionella species
Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial virus
Varicella zoster virus
E Klasifikasi Pneumonia
1 Menurut sifatnya yaitu
a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak
mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu
Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga
Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu
juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma
chlamydia dan legionella
b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi
selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi
7
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Anatomi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang lunak spongious dan elastis berbentuk
kerucut atau konus terletak dalam rongga toraks dan di atas diafragma diselubungi
oleh membran pleura Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas paru) yang tumpul
di kranial dan basis (dasar) yang melekuk mengikuti lengkung diphragma di kaudal
Pembuluh darah paru bronkus saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada
bagian hilus2
Paru-paru kanan mempunyai 3 lobus sedangkan paru-paru kiri 2 lobus Lobus
pada paru-paru kanan adalah lobus superius lobus medius dan lobus inferius Lobus
mediuslobus inferius dibatasi fissura horizontalis lobus inferius dan medius
dipisahkan fissura oblique Lobus pada paru-paru kiri adalah lobus superius dan lobus
inferius yg dipisahkan oleh fissura oblique Pada paru-paru kiri ada bagian yang
menonjol seperti lidah yang disebut lingula Jumlah segmen pada paru-paru sesuai
dengan jumlah bronchus segmentalis biasanya 10 di kiri dan 8-9 yang kanan Sejalan
2
dgn percabangan bronchi segmentales menjadi cabang-cabang yg lebih kecil
segmenta paru dibagi lagi menjadi subsegmen-subsegmen2
B Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
3
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan
paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan
toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4
C Epidemiologi Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang
terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia
Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia
dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di
Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada
anak di bawah 2 tahun4
UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena
penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak
hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan
kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan
bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena
Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang
juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data
mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian
pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )
pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi
238 dan balita 155 5
4
D Etiologi Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri
Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia
Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien
dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4
Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)
parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang
berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus
influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik
klamidia dan mikoplasma 4
Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes
merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak
pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain
itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia
bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan
penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired
acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau
pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab
umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram
negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering
ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4
5
Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya
infeksi 4
Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang
Lahir-20 hari Bakteria
Escherichia colli
Group B streptococci
Listeria monocytogenes
Bakteria
Group D streptococci
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 minggu ndash
3 bulan
Bakteria
Clamydia trachomatis
Streptococcus pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Para influenza virus
12 and 3
Adenovirus
Bakteria
Bordetella pertusis
Haemophillusinfluenza type B amp
non typeable
Moxarella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
4 bulan ndash
5 tahun
Bakteria
Streptococcus pneumoniae
Clamydia pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Moxarella catarrhalis
Neisseria meningitis
Staphylococcus aureus
Virus
Varicella zoster virus
6
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles
5 tahun ndash dewasa Bakteria
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Streptococcus pneumoniae
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Legionella species
Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial virus
Varicella zoster virus
E Klasifikasi Pneumonia
1 Menurut sifatnya yaitu
a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak
mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu
Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga
Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu
juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma
chlamydia dan legionella
b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi
selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi
7
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
dgn percabangan bronchi segmentales menjadi cabang-cabang yg lebih kecil
segmenta paru dibagi lagi menjadi subsegmen-subsegmen2
B Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
3
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan
paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan
toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4
C Epidemiologi Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang
terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia
Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia
dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di
Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada
anak di bawah 2 tahun4
UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena
penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak
hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan
kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan
bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena
Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang
juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data
mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian
pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )
pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi
238 dan balita 155 5
4
D Etiologi Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri
Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia
Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien
dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4
Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)
parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang
berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus
influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik
klamidia dan mikoplasma 4
Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes
merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak
pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain
itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia
bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan
penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired
acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau
pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab
umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram
negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering
ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4
5
Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya
infeksi 4
Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang
Lahir-20 hari Bakteria
Escherichia colli
Group B streptococci
Listeria monocytogenes
Bakteria
Group D streptococci
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 minggu ndash
3 bulan
Bakteria
Clamydia trachomatis
Streptococcus pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Para influenza virus
12 and 3
Adenovirus
Bakteria
Bordetella pertusis
Haemophillusinfluenza type B amp
non typeable
Moxarella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
4 bulan ndash
5 tahun
Bakteria
Streptococcus pneumoniae
Clamydia pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Moxarella catarrhalis
Neisseria meningitis
Staphylococcus aureus
Virus
Varicella zoster virus
6
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles
5 tahun ndash dewasa Bakteria
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Streptococcus pneumoniae
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Legionella species
Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial virus
Varicella zoster virus
E Klasifikasi Pneumonia
1 Menurut sifatnya yaitu
a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak
mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu
Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga
Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu
juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma
chlamydia dan legionella
b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi
selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi
7
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan peradangan
paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi aspirasi bahan
toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis4
C Epidemiologi Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang
terbanyak di dapatkan dan dapat menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia
Angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Berdasarkan umur pneumonia
dapat menyerang siapa saja meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak Di
Amerika Serikat pneumonia mencapai 13 dari penyakit infeksi saluran nafas pada
anak di bawah 2 tahun4
UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena
penyakit pneumonia setiap tahun Kasus pneumonia di negara berkembang tidak
hanya lebih sering didapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan
kematian pada anak Insiden puncak pada umur 1-5 tahun dan menurun dengan
bertambahnya usia anak Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia oleh karena
Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus tetapi di negara berkembang
juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan Dari data
mortalitas tahun 1990 pneumonia merupakan seperempat penyebab kematian
pada anak dibawah 5 tahun dan 80 terjadi di negara berkembang
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 255 angka kesakitan ( morbiditas )
pneumonia pada bayi 22 balita 3 angka kematian ( mortalitas ) pada bayi
238 dan balita 155 5
4
D Etiologi Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri
Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia
Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien
dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4
Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)
parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang
berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus
influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik
klamidia dan mikoplasma 4
Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes
merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak
pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain
itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia
bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan
penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired
acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau
pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab
umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram
negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering
ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4
5
Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya
infeksi 4
Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang
Lahir-20 hari Bakteria
Escherichia colli
Group B streptococci
Listeria monocytogenes
Bakteria
Group D streptococci
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 minggu ndash
3 bulan
Bakteria
Clamydia trachomatis
Streptococcus pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Para influenza virus
12 and 3
Adenovirus
Bakteria
Bordetella pertusis
Haemophillusinfluenza type B amp
non typeable
Moxarella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
4 bulan ndash
5 tahun
Bakteria
Streptococcus pneumoniae
Clamydia pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Moxarella catarrhalis
Neisseria meningitis
Staphylococcus aureus
Virus
Varicella zoster virus
6
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles
5 tahun ndash dewasa Bakteria
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Streptococcus pneumoniae
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Legionella species
Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial virus
Varicella zoster virus
E Klasifikasi Pneumonia
1 Menurut sifatnya yaitu
a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak
mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu
Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga
Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu
juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma
chlamydia dan legionella
b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi
selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi
7
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
D Etiologi Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur protozoa yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri
Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri gram positif Streptococcus pneumonia
Kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien
dan keadaan klinis terjadinya infeksi 4
Virus penyebab tersering pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV)
parainfluenza virus influenza virus dan adenovirus Secara umum bakteri yang
berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia Haemophillus
influenza Staphylococcus aureus Streptococcus group B serta kuman atipik
klamidia dan mikoplasma 4
Pada neonatus Streptococcus group B dan Listeriae monocytogenes
merupakan penyebab pneumonia paling banyak Virus adalah penyebab terbanyak
pneumonia pada usia prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia Selain
itu Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling utama pada pneumonia
bakterial Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae merupakan
penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas 5 tahun Communityy-acquired
acute pneumonia sering disebabkan oleh streptokokkus pneumonia atau
pneumokokkus sedangkan pada Community-acquired atypical pneumonia penyebab
umumnya adalah Mycopalsma pneumonia Staphylokokkus aureus dan batang gram
negatif seperti Enterobacteriaceae dan Pseudomonas adalah isolat yang tersering
ditemukan pada Hospital-acquired pneumonia4
5
Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya
infeksi 4
Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang
Lahir-20 hari Bakteria
Escherichia colli
Group B streptococci
Listeria monocytogenes
Bakteria
Group D streptococci
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 minggu ndash
3 bulan
Bakteria
Clamydia trachomatis
Streptococcus pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Para influenza virus
12 and 3
Adenovirus
Bakteria
Bordetella pertusis
Haemophillusinfluenza type B amp
non typeable
Moxarella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
4 bulan ndash
5 tahun
Bakteria
Streptococcus pneumoniae
Clamydia pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Moxarella catarrhalis
Neisseria meningitis
Staphylococcus aureus
Virus
Varicella zoster virus
6
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles
5 tahun ndash dewasa Bakteria
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Streptococcus pneumoniae
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Legionella species
Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial virus
Varicella zoster virus
E Klasifikasi Pneumonia
1 Menurut sifatnya yaitu
a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak
mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu
Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga
Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu
juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma
chlamydia dan legionella
b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi
selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi
7
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Tabel 1 Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya
infeksi 4
Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang
Lahir-20 hari Bakteria
Escherichia colli
Group B streptococci
Listeria monocytogenes
Bakteria
Group D streptococci
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 minggu ndash
3 bulan
Bakteria
Clamydia trachomatis
Streptococcus pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Para influenza virus
12 and 3
Adenovirus
Bakteria
Bordetella pertusis
Haemophillusinfluenza type B amp
non typeable
Moxarella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
4 bulan ndash
5 tahun
Bakteria
Streptococcus pneumoniae
Clamydia pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Moxarella catarrhalis
Neisseria meningitis
Staphylococcus aureus
Virus
Varicella zoster virus
6
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles
5 tahun ndash dewasa Bakteria
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Streptococcus pneumoniae
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Legionella species
Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial virus
Varicella zoster virus
E Klasifikasi Pneumonia
1 Menurut sifatnya yaitu
a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak
mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu
Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga
Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu
juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma
chlamydia dan legionella
b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi
selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi
7
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles
5 tahun ndash dewasa Bakteria
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Streptococcus pneumoniae
Bakteria
Haemophillus influenza type B
Legionella species
Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial virus
Varicella zoster virus
E Klasifikasi Pneumonia
1 Menurut sifatnya yaitu
a Pneumonia primer yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak
mempunya faktor resiko tertentu Kuman penyebab utama yaitu
Staphylococcus pneumoniae ( pneumokokus) Hemophilus influenzae juga
Virus penyebab infeksi pernapasan( Influenza Parainfluenza RSV) Selain itu
juga bakteri pneumonia yang tidak khas( ldquoatypicalrdquo) yaitu mykoplasma
chlamydia dan legionella
b Pneumonia sekunder yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi
selain penderita penyakit paru lainnnya seperti COPD terutama juga bagi
7
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus HIV
dan kankerdll 2
2 Berdasarkan Kuman penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya Klebsiella
pada penderita alkoholikStaphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus disebabkan oleh virus RSV Influenza virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) 5
3 Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP) pneumonia
yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat juga termasuk pneumonia
yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam 5
b Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP) merupakan
pneumonia yang terjadi di ldquorumah sakitrdquo infeksi terjadi setelah 48 jam berada
di rumah sakit Kuman penyebab sangat beragam yang sering di temukan
yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya
seperti Ecoli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeroginosa Proteus dll
Tingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab HAP 6
c Pneumonia aspirasi
4 Berdasarkan lokasi infeksi
a Pneumonia lobaris
Pneumonia focal yang melibatkan satu beberapa lobus paru Bronkus besar
umumnya tetap berisi udara sehingga memberikan gambaran
airbronchogram Konsolidasi yang timbul merupakan hasil dari cairan edema
yang menyebar melalui pori-pori Kohn Penyebab terbanyak pneumonia
lobaris adalah Streptococcus pneumoniae Jarang pada bayi dan orang tua
8
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen Kemungkinan sekunder
disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing atau
adanya proses keganasan 5
b Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis Bronkiolus
terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan Ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrate multifocal pada lapangan paru Dapat
disebabkan oleh bakteri maupun virus Sering pada bayi dan orang tua Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus 5
c Pneumonia interstisial
Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan
peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan
mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan
interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus
masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
F Patofisiologi Pneumonia
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja dari bayi
sampai usia lanjut Pecandu alcohol pasien pasca operasi orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya adalah yang paling berisiko1
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat Pada saat pertahanan tubuh menurun misalnya karena penyakit usia
lanjut dan malnutrisi bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru1
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu
Selain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
9
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan 5
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 ndash 20 nm melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari sebagian
kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50) juga pada keadaan
penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) 5
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi 5
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok Jika terjadi infeksi sebagian jaringan dari lobus paru-paru ataupun
seluruh lobus bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan Dari jaringan paru-paru
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia terbagi atas
1 Stadium Kongesti (4 ndash 12 jam pertama)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
10
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi Hiperemia
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast
setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga mengaktifkan
jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin 2
2 Stadium Hepatisasi Merah (48 jam selanjutnya)
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit eritrosit
dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak Stadium ini berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam 2
3 Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti2
4 Stadium Akhir (Resolusi)
Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara
enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk Parenkim paru
11
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan
normal2
G Diagnosis Pneumonia
Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
o gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
o gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya
diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi
mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
12
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan
simtomatik
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian
atas selama beberapa hari kemudian diikuti dengan demam menggigil suhu tubuh
kadang-kadang melebihi 40ordm C sakit tenggorokan nyeri otot dan sendi Juga disertai
batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-kadang berdarah5
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernafas pada palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadang
melemah Mungkin disertai ronkhi halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar
pada stadium resolusi 5
H Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya gt10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan serologi Kultur
darah dapat positif pada 20-25 penderita yang tidak diobati Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik 6
b Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain
Perselubungankonsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus
atau segment paru secara anantomis
Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas
Volume paru tidak berubah tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil Tidak tampak deviasi tracheaseptumfissure seperti pada
atelektasis
13
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru batas
lesi dengan jantung hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan
jantung atau di lobus medius kanan
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura
Bila terjadinya pada lobus inferior maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler
Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
(terperangkapnya udara pada bronkus karena tidanya pertukaran udara
pada alveolus)
Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi misalnya penyebab
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus6
1 Pneumonia Lobaris
Foto Thorax
14
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmenlobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar Air bronchogram biasanya ditemukan
pada pneumonia jenis ini
CT Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer
15
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
2 Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Foto Thorax
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus
bawah kiri
CT Scan
Tampak gambaran opakhiperdens pada lobus tengah kanan namun tidak menjalar
sampai perifer
16
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
3 Pneumonia Interstisial
Foto Thorax
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial
prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat
diliputi oleh perselubungan yang tidak merata
CT Scan
Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria baerusia
19 tahun (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan
17
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
peribronkovaskuler yang irreguler (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2
tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)
c Pemeriksaan Bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah aspirasi nasotrakealtranstrakeal
torakosintesis bronkoskopi atau biopsi Kuman yang predominan pada sputum
disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi 5
Pengambilan dahak dilakukan pagi hari Pasien mula-mula kumur-kumur
dengan akuades biasa setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapat
Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam) Jika terjadi
kesulitan mengeluarkan dahak dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3 Kriteria
dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitu
bila ditemukan sel PMN gt 25lpk dan sel epitel lt 10lpk 5
I Diagnosis Banding Pneumonia
aTuberculosis Paru (TB)
Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis adalah
saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang
produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam menggigil keringat malam lemas hilang nafsu makan dan
penurunan berat badan3
18
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA
bAtelektasis
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia
tanpa air bronchogram Namun terdapat penarikan jantung trakea dan mediastinum
ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadi
lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit
Sehingga akan tampak thorax asimetris 3
Atelektasis pada foto thorax proyeksi PA
19
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
c Efusi Pleura
Memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronchogram
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung trakea dan
mediastinum kearah yang sehat Rongga thorax membesar Pada edusi pleura
sebagian akan tampak meniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura 3
Efusi pleura pada foto thorax posisi PA
J Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan
hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 6
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut 651
1 Pemberian Antibiotik
20
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
1048707 Golongan Penisilin
1048707 TMP-SMZ
1048707 Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
1048707 Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
1048707 Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
1048707 Marolid baru dosis tinggi
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
1048707 Aminoglikosid
1048707 Seftazidim Sefoperason Sefepim
1048707 Tikarsilin Piperasilin
1048707 Karbapenem Meropenem Imipenem
1048707 Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
1048707 Vankomisin
1048707 Teikoplanin
1048707 Linezolid
Hemophilus influenzae
1048707 TMP-SMZ
1048707 Azitromisin
1048707 Sefalosporin gen 2 atau 3
1048707 Fluorokuinolon respirasi
Legionella
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
1048707 Rifampisin
21
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
Mycoplasma pneumoniae
1048707 Doksisiklin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
1048707 Doksisikin
1048707 Makrolid
1048707 Fluorokuinolon
2 Terapi Suportif Umum
1 Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
2 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental dapat
disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme
3 Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk batuk dan
napas dalam Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan
ekspirasi dan pengeluarn CO2 Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan
pernapasan7
4 Pengaturan cairan Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia dan
paru lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia
bilateral Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik termasuk pada
keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal Overhidrasi untuk maksud
mengencerkan dahak tidak diperkenankan 7
5 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan Terapi ini tidak
bermanfaat pada keadaan renjatan septik
6 Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
22
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
7 Ventilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia
adalah
a Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100 dengan
menggunakaan masker Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan
pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi Dalam hal ini perlu
dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2
menjadi 50 atau lebih rendah9
b Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress dengan atau
didapat asidosis respiratorik
c Respiratory arrest
d Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif
8 Drainase empiema bila ada
9 Bila terdapat gagal napas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup yang
didapatkan terutama dari lemak (gt50) hingga dapat dihindari pembentukan
CO2 yang berlebihan7
Kriteria untuk Pneumonia terkait stabilitas klinis adalah 7
1 Temperatur le 378 C Kesadaran baik
2 Denyut jantung le 100 denyut menit
3 Respirasi ratele 24 napas menit
4 Tekanan darah sistolik ge 90 mmHg
5 Saturasi O2 arteri ge 90 atau pO2 ge 60 mmHg pada ruang udara
6 Kemampuan untuk mengambil asupan oral
K Komplikasi Pneumonia
1 Efusi pleura dan empiema Terjadi pada sekitar 45 kasus terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi parapneumonik gram negative sebesar 60
Staphylococcus aureus 50 S pneumoniae 40-60 kuman anaerob 35
Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20 Cairannya transudat dan
steril Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat
23
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
2 Komplikasi sistemik Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
meningitis Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia anemia pada infeksi
kronik peningguan ureum dan enzim hati Kadang-kadang terjadi peninggian
fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik
3 Hipoksemia akibat gangguan difusi
4 Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi
oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative
5 Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6
minggu akibat kuman anaerob S aureus dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa
6 Bronkiektasis Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi
dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia tuberkulosis atau pneumonia nekrotikans 3
L Prognosis Pneumonia
Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya
antibiotik Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman usia penyakit dasar dan
kondisi pasien Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah
sebesar 5 namun dapat meningkat menjadi 60 pada orang tua dengan kondisi
yang buruk misalnya gangguan imunologis sirosis hepatis penyakit paru obstruktif
kronik atau kanker Adanya leukopenia ikterus terkenanya 3 atau lebih lobus dan
komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk Kuman gram
negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek 8
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yang
dapat menyerang segala usia Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptococcus pneumonia dengan gejala yang muncul seperti demam batuk
berdahak sesak napas dan terkadang disertai nyeri dada
Pemeriksaan radiologi dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan
menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia Gambaran khas pada
pneumonia adalah adanya konsolidasi dengan adanya gambaran air bronchogram
Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut Untuk
menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto
thorax melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit dan juga pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebab pneumonia disamping terapi supportif lainnya
Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat
faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-
DAFTAR PUSTAKA
1 Dahlan Z 2006 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Pulmonologi Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta
2 Price SA Wilson LM 2005 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2 Penerbit EGC Jakarta
3 Soedarsono 2004 Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Bagian Ilmu Penyakit Paru
FK UNAIR Surabaya
4 Aru W Bambang Idrus A Marcellus Siti S ed Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi 4 Jakarta Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM
2007
5 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Komuniti2003
6 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Pedoman Diagnosis dan
penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial2003
7 Menendez R Treatment failure in community-acquired pneumonia
0071321348
8 Niederman MS Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient
and outpatient Chest 20071311205
9 Said Mardjianis2010Buku Ajar Respirlogi Anak Edisi 1 Jakarta Badan
Penerbit IDAIpage362-363
26
- B Definisi Pneumonia
- Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakterivirusjamurprotozoa)3
- C Epidemiologi Pneumonia
- E Klasifikasi Pneumonia
- Terutama pada jaringan penyangga yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat diliputi perselubungan yang tidak merata 5
- F Patofisiologi Pneumonia
- G Diagnosis Pneumonia
- Klasifikasi diagnosis pneumonia 9
- Bayi berusia 2 bulan ndash 5 bulan
- Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas
- Bila dirawat dan diberikan antibiotik
- Pneumonia
- Bila tidak ada sesak nafas
- Ada napas cepat dengan laju napas
- gt 50 kalimenit untuk anak usia 2 bulan ndash 1 tahun
- gt 40 kalimenit untuk anak usia gt 1-5 tahun
- tidak perlu dirawat diberikan antibotik oral
- Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas
- Bayi berusia dibawah 2 bulan
- Pada bayi berusia dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih bervariasi mudah terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian
- Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah
- Pneumonia
- Bila ada napas cepat (gt60 kalimenit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotic
- Bukan Pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas
- Tidak perlu dirawat cukup diberikan pengobatan simtomatik
- I Diagnosis Banding Pneumonia
- J Penatalaksanaan
- K Komplikasi Pneumonia
-