pneumonia

8
PNEUMONIA I. KATA-KATA SULIT - Nyeri dada pleuritik - Batuk produktif - Sputum - Purulen - Retraksi interkosta - Sianosis - Malaise II. DEFINISI Pneumonia adalah suatu peradangan atau implamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Pneumonia juga dapat disebabkan oleh menghirup cairan atau bahan kimia III. ETIOLOGI Pneumonia disebabkan oleh bermacam-macam seperti: 1. Jenis bakteri 2. Jenis virus 3. Jenis jamur 4. Bahan fisik/kimia 5. Merupakan kelanjutan dari penyakit : Influensa Morbili 6. Pendukung lain Malnutrisi Selesma/comond cold Penyakit berat (syok,koma dan kelumpuhan) Aspirasi (tersedak) IV. PATOFISIOLOGI Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel invektiv. Ada beberapa mekanisma pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran nafas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru,

Upload: wiwiek-whidie

Post on 28-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PNEUMONIAI. KATA-KATA SULIT

Nyeri dada pleuritik Batuk produktif Sputum Purulen Retraksi interkosta Sianosis Malaise

II. DEFINISIPneumonia adalah suatu peradangan atau implamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Pneumonia juga dapat disebabkan oleh menghirup cairan atau bahan kimia III. ETIOLOGIPneumonia disebabkan oleh bermacam-macam seperti: 1. Jenis bakteri2. Jenis virus3. Jenis jamur4. Bahan fisik/kimia5. Merupakan kelanjutan dari penyakit : Influensa Morbili6. Pendukung lain Malnutrisi Selesma/comond cold Penyakit berat (syok,koma dan kelumpuhan) Aspirasi (tersedak)

IV. PATOFISIOLOGISebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel invektiv. Ada beberapa mekanisma pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran nafas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral.Setelah mencapai parenkim baru,bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasimakrofag. Cairan eksudatif di alveoli yang diikuti infiltrasi makrofag. Cairan ekssudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikroplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel kedalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis. Bakteri yang masuk keparu melalui saluran pernafasan, masuk ke bronkhiolus dan alveoli lalu menimbulkan reaksi peradangan hebat dan menghasilkan carian edema yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstitial. Bakteri pneumokokus dapat meluas melalui porus khon dari alveoli ke alveoli diseluruh segmen/lobus. Timbulnya hepatisasi merah adalah akibat perembesan eritrosit dan beberapa leukosit dari kapiler paru. Alveoli dan septa menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit dan fibrin serta relatif sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar. Paru menjadi tidak berisi udara lagi, kenyal, dan berwarna merah

V. PENGKAJIAN1. Identitas pasien Nama : Ny. RUmur : 25 tahun Agama : islam Suku bangsa : Jawa Pekerjaan : PNS Alamat : Jl. Husni tamrin no.24b pasar Jambi

2. Diagnosa i. Data subjektif : dengan keluhan demam selama 5 hari menggigil klien juga mengatakan nyeri dada pleuritik batuk produktif sputum hijau purulenii. data objektifa. pengkajian fisik keluhan dan tanda-tanda Nyeri dada pada saat batuk, skala nyeri 8, intensitas nyeri setiap 20 menit Hidung kemerahan Retraksi interkosta Penggunaan otot bantu pernafasan sianosis badan lemas teraba panas malaise

pemeriksaan fisik TD :130/90 mmHg Suhu : 390c Nadi : 100x/i RR: 24x/i

Hasil laboratorium HB : 10,0 g % Leukosit : 15.000 ml

VI. INTERVENSI

a) Dx 1 : bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan implamasi trakhea bronkhial, peningkatan produksi sputum ditandai dengan : perubahan frekuensi, kedalaman pernapasan bunyi napas tak normal dispnea, sianosis,batuk efektif atau tidak efektif dengan / tanpa produksi sputum

TUJUAN : jalan napas efektif

Kriteria hasil :- batuk teratasi- napas normal- bunyi napas bersih- Tidak terjadi sianosisINTERVENSI Kaji frekuensi atau kedalaman dan kemudahan bernapas Rasional : manifestasi distress pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum. observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis veriver (kuku) atau sirkulasi sentral.Rasional : sianosis kuku menunjukkan vasokonstriksi respon tubuh terhadap demam atau menggigil namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksimia sistemik.

kaji status mental Rasional : gelisah mudah terangsang, bingung demsonnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen serebral. tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektifRasioanal : tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran sekret u/ memeperbaiki ventilasi tak efektif kolaborasi Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master fenturi.Rasional: mempertahankan PaO2 diatas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman dalam toleransi pernapasaan.

b) Dx 2: gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen, ditandai dengan :- dispenea, sianosis-takikardia- gelisah atau perubahan mental- hipoksiaTUJUAN : gangguan gas teratasiKriteria hasil : Tidak nampak sianosis Napas normal Tidak terjadi sesak Tidak terjadi hipoksia Klien tanpak tenang

INTERVENSI Kaji frekuensi atau kedalamaan dan kemudahan bernapas Rasional : menepestasi dissteress pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan. Observasi warna kulit, memebran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis periver (kuku) atau sianosis sentral.Rasional : sianosis kuku menun jukkkan vasokontrisi respon tubuh terhadap demam atau menggigil namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik. Kaji status mental Rasional : gelisah mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen sereblal. tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi napas dalam dan batuk efektifRasional : tindakakn ini meningkat inspirasi maksimal,pengeluaran sekret u/ memperbaiki ventilasi tak efektif koloborasiBerikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi.Rasional : memepertahankan PaO2 diatas 60 mmHg. Diberikan dengan metode yang meemberikan pengiriman tepat dalam toleransi pernapasan.

c) Dx 3 : resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.TUJUAN : infeksi tidak terjadiKriteria hasil : Waktu perbaikan infeksi/kesembuhan cepat Penularan penyakit ke orang lain tidak adaINTERVENSI Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi

Rasional : selama awal periode ini, potensial untuk fatal dapat terjadi.

Tunjukkan teknik mencuci tangan yang baik

Rasional : efektif berarti menurun penyebaran atau perubahan infeksi

Batasi pengunjung sesuai indikasi

Rasional : menurunkan penularan terhadap patogen infeksi lain

Potong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat.

Rasional : memudahkan proses penyembuhan dan meningkatkan tekanan alamiah

Kolaborasi untuk pemberian antibiotik, berikan anti mikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sektum atau darah misal penicilin, ertromicin, tetrasiklin, amikalin, sepaloskorin, amantadin.

Rasional : obat digunakan untuk membunuh kebanyakan mikrobial pulmonia.