pneumonia

16
Pneumonia Kelompok 1

Upload: lie-lhianna

Post on 03-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Lingkungan Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Pneumonia

PneumoniaKelompok 1

Page 2: Pneumonia

Anggota kelompok:AAA Lie Lhianna MPAditya agung pratamaAhia zakira rosmalaAnabel cahyadiAnnisa hidayatiM. Rizki K.

Page 3: Pneumonia

Pendahuluan ISPA adalah penyakit sering terjadi pada anak – anak. ISPA merupakan

penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, tanpa atau disertai radang parenkim.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dibedakan menjadi dua, ISPA atas dan bawah.

ISPA atas

◦ nasofaringitis atau common cold

◦ faringitis akut

◦ rhinitis

◦ sinusitis.

ISPA bawah ada bronkhitis akut, bronkhitis kronis, bronkiolitis dan pneumonia.

Salah satu penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi pada anak usia balita adalah pneumonia. Berikut akan dibahas lebih dalam mengenai ISPA bawah yaitu pneumonia pada anak beserta faktor resiko dan pencegahannya.

Page 4: Pneumonia

ISI Di Indonesia ISPA merupakan

salah satu masalah kesehatan yang utama karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada Balita. ISPA ini menyebabkan 4 dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah lima tahun setiap tahunnya.

Pneumonia yang merupakan bagian dari ISPA bawah adalah satu penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi pada anak usia balita. Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstisial.

Penyebab tersering pneumonia bacterial adalah S.pneumoniae. Virus lebih sering ditemukan pada anak <5 tahun dan respiratory syncitial virus (RSV) penyebab tersering pada anak <3 tahun. Virus lain penyebab pneumonia meliputi adenovirus, parainfluenca virus, dan influenza virus.

Page 5: Pneumonia

KlasifikasiKlasifikasi pneumonia pada balita berdasarkan usia:

Usia anak 2 bulan - < 5tahun: Batuk bukan pneumonia ditandai dengan tidak ada napas

cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah Pneumonia ditandai dengan napas cepat dan tidak ada

tarikan dinding dada bagian bawah Pneumonia berat ditandai dengan adanya tarikan dinding

dada bagian bawah ke depan Usia kurang dari 2 bulan: Bukan pneumonia ditandai dengan tidak ada napas cepat

dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat

Pneumonia berat ditandai dengan adanya napas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat

Page 6: Pneumonia

Gejala klinis

Gejala klinis yang sering dijumpai pada pneumonia adalah

Demam Takipneu Takikardia batuk yang produktif serta perubahan sputum baik dari

jumlah maupun karakteristiknya.

Gambaran klinis pneumonia dibagi dalam ringan dan berat

Pneumonia ringan terdapat batuk atau sulit bernapas, hanya ada napas cepat saja. Indikator napas cepat pada anak umur 2 bulan – 11 bulan adalah lebih dari sama dengan 50 kali per menit dan pada anak usia 1 hingga 5 tahun lebih dari sama dengan 40 kali per menit.

Pneumonia berat, di dapatkan batuk atau sulit bernapas dengan tambahan minimal satu dari hal berikut, yaitu kepala terangguk – angguk, pernapasan cuping hidung, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, foto dada yang menunjukkan gambaran pneumonia.

Bisa ditemukan pula suara merintih/grunting pada bayi muda.

Page 7: Pneumonia

Faktor resiko

Pneumonia merupakan masalah kesehatan dunia yang angka kematiannya cukup tinggi, tidak hanya di negara berkembang saja tetapi juga di negara maju seperti Amerika serikat, Kanada dan Eropa. Hasil survei yayasan Indonesia Sehat menyebutkan risiko kematian populasi balita dari keluarga perokok berkisar antara 14% untuk daerah perkotaan dan 24% untuk pedesaan.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok aktif sekitar 27,6% dengan jumlah 65 juta perokok atau 225 miliar batang per tahun. Berdasarkan data Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) tahun 2009 diketahui bahwa jumlah perokok sangat tinggi. Pada setiap balita beresiko terpapar asap rokok cukup tinggi. Rokok menjadi salah satu faktor tertinggi yang menyebabkan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan Pneumonia pada balita.

Page 8: Pneumonia
Page 9: Pneumonia

Dilihat dari bahan yang terkandung dalam rokok bahwa asap rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia dan sekitar 200 elemen yang berbahaya bagi kesehatan. Terdapat tiga elemen yang paling berbahaya antara lain tar, nikotin dan karbon monoksida.

Page 10: Pneumonia
Page 11: Pneumonia

Perokok pasif lebih rentan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan dibandingkan dengan perokok aktif.

Hal tersebut karena asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar (asap samping) mengandung bahan kimia berkali-kali lipat lebih banyak. Paparan asap rokok yang terus menerus dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, terutama bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna.

Akibat daya tahan tubuh yang menurun maka lebih mudah untuk terserang penyakit pernapasan seperti ISPA dan pneumonia.

Selain itu, paparan bahan kimia dari asap rokok juga merangsang epitel saluran napas sehingga mengeluarkan lender atau dahak. Lendir yang tertahan di saluran nafas menjadi tempat yang sempurna untuk berkembangnya bakteri, termasuk bakteri penyebab pneumonia.

Page 12: Pneumonia

Pencegahan Perlu dilakukan

pencegahan dari lingkup kecil menuju pencegahan yang bersifat lebih luas terhadap penyebab munculnya ISPA.

Beberapa faktor lingkungan rumah yang bisa mempengaruhi yakni faktor lingkungan fisik rumah, faktor perilaku, faktor individu, dan faktor sosial-ekonomi.

faktor lingkungan fisik rumah adalah ventilasi rumah. Berdasarkan peraturan No. 1077/MENKES/PER/V/2011, setiap rumah wajib memiliki ventilasi minimum 10% dari luas rumah untuk memenuhi persyaratan rumah sehat. Pada beberapa penelitian, ventilasi rumah yang memenuhi syarat akan menyebabkan ISPA pada balita dengan resiko 3,07 kali lebih kecil dibandingkan dengan ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat.

Page 13: Pneumonia

faktor perilaku adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok oleh anggota keluarga membuat balita sebagai perokok pasif karena selalu terpapar asap rokok. Rumah yang penghuni atau anggota keluarganya memiliki kebiasaan merokok punya peluang untuk meningkatkan kejadian ISPA sebesar 7,83 kali

perlu usaha untuk tidak merokok didalam rumah, atau menyediakan tempat khusus bagi keluarga yang merokok supaya asap tidak tersebar ke ruangan lain didalam rumah.

pendidikan bagi ibu atau anggota keluarga

Pencahayaan juga merupakan salah satu faktor yang penting, karena matahari dapat membunuh bakteri patogen dalam rumah misalnya bakteri penyebab penyakit ISPA dan TBC. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah

Page 14: Pneumonia

6 strategi untuk mengontrol infeksi saluran pernapasan akut yang dapat mengurangi morbiditas dan mortilitas akibat pneumonia pada anak – anak:

Pemberian imunisasi. Pemberian imunisasi campak, DPT, dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia. Selain itu asupan makanan yang kaya gizi untuk mempertahankan stamina si balita.

Memberikan kemoprofilaksis (pelega tenggorok atau pereda batuk) pada anak dengan infeksi pernapasan akut dan anak yang mengi.

Memperbaiki nutrisi. Pemberian asi pada neonatal hingga umur 2 tahun sangat penting untuk dilakukan.

Mengurangi polusi lingkungan, seperti kebiasaan merokok oleh dewasa sekitarnya seperti yang telah dijelas di atas.

Mengurangi penyebaran kuman dan mencegah penularan langsung dengan cara menjauhkan anak dari penderita batuk.

Memperbaiki cara perawatan anak. Usaha untuk mencari pertolongan medis, memberikan pendidikan kepada ibu terkait cara merawat anak yang baik.

Page 15: Pneumonia

WHO dan Unicef pada tahun 2009 memiliki rencana aksi global Global action plan for the prevention (GAPP) untuk pencegahan dan pengendalian pneumonia.

Tindakan yg dilakukan, seperti melindungi anak dari pneumoni termasuk mempromosikan pemberian asi ekslusif dan cuci tangan , mengurangi polusi udara di dalam rumah, kemudian pemberian vaksinasi, dan mengobati pneumonia di fokuskan pada upaya bahwa setiap anak yang sakit memiliki akses ke perawatan yang tepat baik dari segi petugas kesehatan berbasis masyarakat maupun di fasilitas kesehatan

Page 16: Pneumonia

Penutup