pneumonia

3
Pneumonia, atau yang dalam bahasa awamnya biasa disebut paru-paru basah atau radang paru, merupakan keradangan parenkim paru di mana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan keradangan paru yang disebabkan oleh penyebab non-infeksi (bahan kimia, radiasi, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Pneumonia atipical : mycoplasma, legionella, dan chlamydia Pneumonia virus Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) Pneumonia bakterial / tipikal : staphylococcus, streptococcus, Hemofilus influenza, dll. Penyakit ini hanya akan terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Ada beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai permukaan saluran napas: 1. Inokulasi langsung 2. Penyebaran melalui pembuluh darah 3. Inhalasi bahan aerosol 4. Kolonisasi pada permukaan mukosa Dari keempat cara tersebut di atas yang terbanyak adalah kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, infeksi mikroorganisme atipikal, infeksi

Upload: dewi-marlianti

Post on 01-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pneumonia

Pneumonia, atau yang dalam bahasa awamnya biasa disebut paru-paru basah atau radang paru, merupakan keradangan parenkim paru di mana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan keradangan paru yang disebabkan oleh penyebab non-infeksi (bahan kimia, radiasi, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis.Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu:

Pneumonia atipical : mycoplasma, legionella, dan chlamydia Pneumonia virus Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) Pneumonia bakterial / tipikal :  staphylococcus,  streptococcus,  Hemofilus

influenza, dll.

   Penyakit ini hanya akan terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Ada beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai permukaan saluran napas:

1.    Inokulasi langsung2.    Penyebaran melalui pembuluh darah3.    Inhalasi bahan aerosol4.    Kolonisasi pada permukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut di atas yang terbanyak adalah kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, infeksi mikroorganisme atipikal, infeksi mikobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5-2,0 mm melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi.

Bila terjadi kolonisasi mikroorganisme pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran pernapasan bagian bawah dan terjadi inokulasi , maka hal ini merupakan awal dari permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru.

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi yaitu 108-10/ml sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001-1,1 ml)  dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia.

A. Patologi            Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis dari eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan

Page 2: Pneumonia

lekosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian difagositir. Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan terdapat 4 zona pada daerah parasitik tersebut, yaitu:

 1.    Zona luar: Alveolar yang terisi dengan kuman dan cairan edema

 2. Zona permulaan konsolidasi: terdiri dari sel-sel PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah.

 3. Zona konsolidasi yang luas: daerah dimana terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah sel PMN yang banyak

 4. Zona Resolusi: daerah di mana terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, lekosit, dan alveolar makrofag.

Daerah perifer dimana terdapat edema dan perdarahan pada gambar A disebut “Red hepatization”. Sedang daerah konsolidasi yang luas pada gambar B disebut gray “hepatization”.

Menurut American Thoracic Society (ATS) kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih kriteria di bawah ini

Kriteria minor:1.      Frekuensi napas >30/menit2.      PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg3.      Gambaran rontgen paru menunjukkan kelainan bilateral4.      Gambaran rontgen paru melibatkan 2 lobus5.      Tekanan sistolik < 90 mmHg6.      Tekanan diastolik <60 mmHg

Kriteria Mayor:1.      Membutuhkan ventilasi mekanik2.      Infiltrat bertambah >50%3.      Membutuhkan vasopressor >4 jam (syok septik)4.      Serum kreatinin > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dl, pada penderita riwayat

penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialisis