plcy br - menlhk.go.id

16
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Edisi 7 Th. 2020 POLICY BRIEF

Upload: others

Post on 09-May-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman PB | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 1

KEMENTERIAN L INGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Edisi 7 Th. 2020

POLICYBRIEF

Page 2: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 2 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pulihkan Pesisir dan Laut,Sinergi Masyarakat danPemerintah melaluiCoastal Clean Up

KEMENTERIAN L INGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Pencemaran laut telah meningkat sepuluh kali lipat sejak 1980 dan mengancam kehidupan satwa laut dan keselamatan manusia. Perempuan menjadi kelompok yang paling rentan sebagai korban dampak polusi laut mengingat separuh dari angkatan kerja industri kelautan dan pesisir adalah perempuan. Sebagai pihak yang paling terdampak adanya polusi laut sudah semestinya perempuan dilibatkan dalam kegiatan pencegahan bencana laut dan pesisir, salah satunya melalui kegiatan Bersih-Bersih Pantai dan Laut atau �������� ������ ��. ������� ����� ini bermaksud mendeskripsikan kontribusi perempuan dalam upaya konservasi laut melalui gerakan ���������������� yang diselenggarakan oleh Ditjen PPKL.

Edisi 7 Th. 2020

POLICYBRIEF

Foto: Pelaksanaan ASEAN Coastal Clean Up Tahun 2019

Page 3: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 2 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 3

Pencemaran Laut & Coastal Clean Up

Laut dan kekayaan didalamnya menjadi sumber daya yang penting bagi kelangsungan hidup satwa laut dan manusia. Namun ulah manusia telah menimbulkan kerusakan laut dan pesisir yang tidak hanya berdampak pada kelangsungan hidup makhluk penghuni laut tapi juga manusia.

Lebih dari tiga miliar orang di seluruh dunia bergantung pada sumber daya pesisir dan laut untuk pendapatan dan mata pencaharian. Lautan dan laut menyerap sekitar 30% karbon dioksida (CO2) yang diproduksi oleh manusia dan menyumbang sekitar USD 24 triliun untuk ekonomi global setiap tahun melalui jasa ekosistem. Namun beberapa dekade terakhir, tekanan pertumbuhan populasi, penangkapan ikan yang berlebihan, perluasan industri dan perkotaan, pariwisata dan perubahan iklim telah menyebabkan kerusakan pada keanekaragaman hayati dan ekosistem laut dan pesisir. Salah satu pencemaran laut yang sangat mengkhawatirkan adalah sampah plastik, 4,8 hingga 12,7 juta ton sampah plastik memasuki lautan pada tahun 2010, angka yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2025.

Foto: CCU Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pesisir laut melalui peran serta masyarakat sekitar

“Gender Mainstreaming in the Management of the Marine and Coastal Ecosystems” RINGKASAN EKSEKUTIF

Pulihkan Pesisir dan Laut,Sinergi Masyarakat danPemerintah melaluiCoastal Clean Up

KEMENTERIAN L INGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Pencemaran laut telah meningkat sepuluh kali lipat sejak 1980 dan mengancam kehidupan satwa laut dan keselamatan manusia. Perempuan menjadi kelompok yang paling rentan sebagai korban dampak polusi laut mengingat separuh dari angkatan kerja industri kelautan dan pesisir adalah perempuan. Sebagai pihak yang paling terdampak adanya polusi laut sudah semestinya perempuan dilibatkan dalam kegiatan pencegahan bencana laut dan pesisir, salah satunya melalui kegiatan Bersih-Bersih Pantai dan Laut atau �������� ������ ��. ������� ����� ini bermaksud mendeskripsikan kontribusi perempuan dalam upaya konservasi laut melalui gerakan ���������������� yang diselenggarakan oleh Ditjen PPKL.

Edisi 7 Th. 2020

POLICYBRIEF

LAPORAN UNITED NATIONS ENVIRONMENTPROGRAMME AND GENDER AND WATER ALLIANCE (2019)

Page 4: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 4 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 5

KOMPOSISI & KEPADATAN SAMPAH LAUT INDONESIA TH 2019

Diterbitkan UNESCO pada 6 Mei 2019 disebutkan bahwa polusi plastik di laut telah meningkat sepuluh kali lipat sejak tahun 1980 dan menyebabkan kematian lebih dari satu juta burung laut dan seratus ribu mamalia laut setiap tahun.

LAPORAN THE FIRST GLOBAL ASSESSMENT ON BIODIVERSITY OF THE INTERGOVERNMENTAL SCIENCE-POLICY PLATFORM ON BIODIVERSITY AND ECOSYSTEM SERVICES

Sampah plastik juga menjadi sumber pencemaran laut di Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) tahun 2019. Total berat sampah laut Indonesia pada tahun 2019 sebesar 2.924,03 gr/m2 dengan rata-rata sebesar 116,96 gr/m2. Berdasarkan jenis sampahnya, plastik menduduki peringkat pertama dengan nilai berat sebesar 1.050,32 gr/m2 atau sebesar 35,92% dari berat total sampah yang ditemukan dan nilai rata-rata 42,01 gr/m2. Posisi kedua ditempati oleh jenis kayu dengan nilai berat sebesar 703,83 gr/m2 atau sebesar 24,07% dari berat total sampah yang ditemukan dan nilai rata-rata 28,15 gr/m2. Sedangkan berdasarkan jumlahnya, plastik masih menduduki peringkat pertama dengan total kepadatan sebesar 208,84 gr/m2 disusul dengan sampah jenis kaca dan keramik sebesar 125,54 gr/m2.

Sumber : Laporan Kinerja Ditjen PPKL 2019

Komposisi Sampah Kepadatan Sampah

7%Bahan Lainnya

7.77

24%Kayu 28.15

7%Kain 8.50

1%Kertas dan Kardus

0.936%Kaca dan Keramik7.44

13%Karet 15.39

3%Logam 3.83

3%Busa Plastik 2.93

36%Plastik 42.01

14%Bahan Lainnya

3.23

9%Kayu 2.09

4%Kain 0.92

3%Karet 0.84

21%Kaca & Keramik

5.02

3%Logam 0.74

8%Busa Plastik1.93

35%Plastik 8.35

3%Kertas dan

Kardus 0.63

Page 5: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 4 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 5

Bersih-bersih Pantai dan Laut

TAHUN 2019

10 Kabupaten/Kota

Pemantauan Sampah Laut

24 Kabupaten/Kotapada 22 Provinsi diIndonesia > 6.187 peserta

± 18.942,13 kgsampah diangkutdari pesisir

Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi pencemaran laut adalah dengan menggalakkan gerakan Bersih-Bersih Laut dan Pantai atau dikenal sebagai Coastal Clean Up (CCU).

Pembersihan pantai adalah proses menghilangkan sampah padat, bahan kimia padat, dan sampah organik yang mengendap di pantai atau garis pantai oleh arus pasang, pengunjung lokal, atau wisatawan. Manusia mencemari pantai dengan bahan-bahan seperti botol dan tas plastik, sedotan plastik, alat penangkap ikan, dan banyak barang lainnya yang sering menyebabkan kerusakan lingkungan.

Pembersihan laut (Coastal Clean Up/CCU) telah dilakukan Ditjen PPKL selama beberapa tahun terakhir. Tujuan CCU adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pesisir laut melalui peran serta masyarakat di kawasan pesisir sehingga timbul keinginan untuk menjaga kebersihan lingkungannya.

Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara kebersihan pesisir dan laut, terutama dari sampah, baik yang dihasilkan oleh rumah tangga di wilayah pesisir maupun rumah tangga yang ada di daratan;

Diharapkan kegiatan CCU ini dapat melembaga oleh masing-masing instansi/stakeholders sehingga menjadi kekuatan yang signifikan dalam mengurangi cemaran sampah di lingkungan.

ADA DUA SASARAN KEGIATAN CCU, YAITU :

Page 6: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 6 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 7

Pantai Pelabuhan

Peserta 1.500 Orang

Kota Cirebon

Sampah6.275 kg

Anorganikn/a kg

Organikn/a kg

Pantai Kuta

Peserta 250 Orang

Badung

Sampah404,50 kg

Anorganikn/a kg

Organikn/a kg

Pantai Widuri

Peserta 450 Orang

Pemalang

Sampah2.198 kg

Anorganikn/a kg

Organikn/a kg

Pantai Karang Tumpeng

Peserta 510 Orang

Pandeglang

Sampah512 kg

Anorganikn/a kg

Organikn/a kg

Pantai Labuan

Peserta 350 Orang

Pandeglang

Sampah417 kg

Anorganikn/a kg

Organikn/a kg

Pantai Penimbang

Peserta 355 Orang

Pandeglang

Sampah307 kg

Anorganikn/a kg

Organikn/a kg

Pantai Batu Menyan

Peserta 352 Orang

Pesawaran

Sampah2.969 kg

Anorganikn/a kg

Organikn/a kg

Pantai Leato Selatan

Peserta 417 Orang

Gorontalo

Sampah889 kg

Anorganik538,89 kg

Organik330,27 kg

Pantai Baiya

Peserta 482 Orang

Palu

Sampah3.213 kg

Anorganik3092 kg

Organik121 kg

Pantai Karang Ria

Peserta 300 Orang

Manado

Sampah1.033,10 kg

Anorganik1033,10 kg

Organik- kg

Pantai Mertasari

Peserta 1.221 Orang

Bali

Sampah572,43 kg

Anorganik274,32kg

Organik298,11 kg

Total Peserta 6.187 Orang

Total Sampah18.942,13 kg

Taman Wisata Angke

Peserta x Orang

Jakarta

Sampah152,10 kg

Anorganik152,10 kg

Organik- kg

KEGIATAN BERSIH-BERSIH LAUT TH 2019

Selain untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan kawasan pesisir dan laut, kegiatan CCUdimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai berbagai sumber pencemar yang masuk ke laut, jumlah pencemar, tingkat bahayanya bagi kesehatan maupun lingkungan, dan lain-lain. Pelibatan masyarakat diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian berbagai pihak akan pentingnya menjaga pantai dan laut.

Sumber : Laporan Kinerja Ditjen PPKL 2019

Page 7: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 6 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 7

Pentingnya PUG dalam Coastal Clean Up

Sejak lama perempuan telah mengambil peran dalam kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan laut dan pesisir. Namun realitanya adanya bias gender menyebabkan kontribusi perempuan belum dihargai sepenuhnya. Laporan Global Ocean Science yang diterbitkan UNESCO (2017:59-60) mengungkap fakta kalau perempuan hanya mewakili 38% dari semua ilmuwan kelautan, padahal perempuan merupakan 50% dari angkatan kerja industri kelautan dan pesisir. Tenaga perempuan juga tidak dihargai, upah mereka lebih rendah daripada laki-laki.

Berikut isu gender terkait dengan pencemaran laut (https://news.un.org/en/story/2019/06/1040091):• Perubahan iklim akan berdampak paling parah di daerah pesisir. Perempuan

dan anak empat belas kali lebih berpotensi mungkin meninggal atau terluka dalam bencana alam karena akses yang tidak setara terhadap sumber daya.

• Setengah dari angkatan kerja adalah perempuan, namun memperoleh 64% dari upah laki-laki dalam budidaya perikanan dan memiliki akses yang lebih sedikit ke posisi pengambilan keputusan.

• Dua persen dari 1,2 juta pelaut adalah perempuan.• Tiga puluh depan persen ilmuwan kelautan adalah perempuan.

Data ini membuktikan bahwa perempuan merupakan sumber daya manusia yang punya peran signifikan dalam budidaya dan konservasi laut. Meskipun demikian, perempuan dipersepsikan sebagai tenaga kerja berketerampilan rendah dan dibatasi aksesnya dalam pengambilan keputusan. Ketidaksetaraan gender semacam ini sudah saatnya untuk diakhiri. Upaya konservasi laut dan pesisir yang berkelanjutan memerlukan peran serta perempuan sehingga penting adanya pengarusutamaan gender (PUG) dalam keseluruhan tahapan kebijakan mulai dari perencanaan, penganggaran, implementasi, monitoring dan evaluasi di tingkat kebijakan, program dan kegiatan.

Foto: Penanaman Mangrove dalam Kegiatan Asean Coastal Clean tahun 2019

Page 8: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 8 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 9

Menyatakan PUG dalam pengelolaan ekosistem pesisir dan laut memiliki dua komponen utama:

Pertama, pengakuan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kebutuhan, minat, pengetahuan, keterampilan, dan tanggung jawab yang sama tetapi berbeda dalam hal penggunaan dan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. Penilaian yang tidak setara atas pekerjaan dan keterampilan perempuan serta kurangnya pertimbangan akan kebutuhan dan kepentingan mereka, ditingkat makro dan mikro, telah mengurangi kekuasaan, pendapatan, pengambilan keputusan, dan kenikmatan perempuan atas manfaat dan status dalam pembangunan laut dan pesisir.

Kedua merancang strategi praktis yang menjadikan perhatian dan pengalaman perempuan serta laki-laki sebagai bagian integral dari kebijakan pesisir dan kelautan dan perumusan proyek, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Hal ini agar perempuan dan laki-laki mendapatkan manfaat dan kontribusi yang setara dalam pengelolaan ekosistem pesisir dan laut yang berkelanjutan, agar perempuan didukung dalam pemberdayaan mereka, dan ketidaksetaraan gender dan sosial tidak dilestarikan.

Integrasi gender ke dalam kegiatan Coastal Clean Up (CCU) telah dilakukan selama beberapa tahun oleh Ditjen PPKL dengan cara membuka akses bagi perempuan untuk terlibat dalam gerakan CCU.

LAPORAN UNITED NATIONS ENVIRONMENTPROGRAMME AND GENDER AND WATER ALLIANCE (2019)

Foto: Menteri LHK, Siti Nurbaya, melakukan aksi bersih-bersihdisekitar area Taman Wisata AlamMangrove, Jakarta Utara

Page 9: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 8 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 9

2019

2016

2017

2018

2015

PERSENTASE PESERTA

62%

38%

53%

47%

54%

46%

48%52%

62%

38%

Sasaran : Ibu-ibu PKK Kelurahan Mangkang Kulon Kota Semarang.Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat dalam pemanfaatan sampah non organik atau sampah plastik hasil kegiatan bersih pantai menjadi kerajinan bernilai ekonomi.

Sasaran: Masyarakat berkegiatan ekonomi di lokasi wisata di Kawasan Pulau Tidung.Kegiatan: Penguatan peran masyarakat Pulau Tidung dalam kepeduliaanpengurangan sampah plastik dan pengembangan wisata bahari.

Sasaran: Masyarakat (khususnya siswa sekolah dan pemuda) di Kawasan Pantai Pasir Jambak, Kelurahan Pasir Nan Tigo, Koto tengah, Kota Padang.Kegiatan: Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penanganan sampah laut melalui kegiatan bersih pantai dan pemberian alat kebersihan kepada masyarakat Kelurahan Pasir Nan Tigo dan penguatan peran perempuan dalam pemanfaatan lokasi CCU sebagai daerah wisata pesisir dan peningkatan pendapatan rumah tangga.

Sasaran: Masyarakat : kelompok pemuda, siswa sekolah, kelompok nelayan, pencinta alam, (laki-laki, perempuan, dan anak) serta kelompok perempuan peduli lingkungan di kawasan pantai di 7 kabupaten/kota di Provinsi Bali, Kota Makasar, Kota Gorontalo, Kota Manado, Taman Nasional Bunaken, Kota Ambon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Banyuwangi.Kegiatan: Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penanganan sampah laut melalui kegiatan pembersihan sampah bawah laut (����������� �����) dan Kegiatan Bersih Pantai (�������� ������ ��) dan pemberian alat kebersihan kepada masyarakat di lokasi CCU.

Sasaran: Semua lapisan masyarakat lintas negara (10 Negara ASEAN dan 16 negara mitra kerjasama ASEAN serta 10 negara peduli sampah laut yang terlibat dalam kegiatan ASEAN �������� ������ ��). Dunia usaha, perguruan tinggi, dan sekolah (SMP dan SMA).Kegiatan: ASEAN ����������������. Kegiatan peduli pencemaran pesisir dan laut akibat sampah laut bersama semua negara ASEAN dipimpin oleh Menteri LHK, sebagai tindak lanjut penunjukkan Indonesia sebagai leader dalam penanggulangan sampah laut ditingkatkan ASEAN.

Keterangan: Perempuan Laki-laki

AKSES PEREMPUAN DALAM KEGIATAN CCU

Page 10: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 10 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 11

2020

Sumber : Ditjen PPKL, 2020

62%

38%

55%

45%

55%

45%

Keterangan: Perempuan Laki-laki

PERSENTASE PESERTA

Sasaran: Masyarakat di Kawasan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.Kegiatan: Tahun 2020, Kegiatan CCU berkembang berinovasi dengan melaksanakan pencegahan sampah ke laut, yaitu dengan membangun ��������� atau bangunan penahan sampah di muara sungai, dan sampah yang tertahan oleh masyarakat di manfaatkan dalama proses daur ulang.

Sasaran: Pelaksanaan CCU di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.Kegiatan: Pelaksanaan CCU dengan melibatkan masyarakat secara umum, namun dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yaitu dengan menggunakan masker, jarak antar orang lebih dari 1 meter dan penggunaan alat peraga individual.

Sasaran: Pelaksanaan ����������� ������ �� di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.Kegiatan: ����������� ������ �� adalah pengembangan pembersihan sampah ke laut di mulai dari hulu sungai, badan sungai, muara sungai dan kawasan pesisir di Desa Guwang, Kab. Gianyar, Prov. Bali Sampah terkumpul, disetorkan ke Bank Sampah yang dikelola oleh ibu-ibu PKK Desa Guwang, dan menjadi tabungan warga dan sampah terkumpul ditimbang berdasarkan jenis, selanjutnya per 2 kg sampah mendapat 1 kg beras.

Foto: Penanaman Mangrove pada acara Coastal Clean Up tahun 2019 bersama perwakilan beberapa negara ASEAN

Page 11: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 10 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 11

2020

Sumber : Ditjen PPKL, 2020

62%

38%

55%

45%

55%

45%

Keterangan: Perempuan Laki-laki

PERSENTASE PESERTA

Sasaran: Masyarakat di Kawasan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.Kegiatan: Tahun 2020, Kegiatan CCU berkembang berinovasi dengan melaksanakan pencegahan sampah ke laut, yaitu dengan membangun ��������� atau bangunan penahan sampah di muara sungai, dan sampah yang tertahan oleh masyarakat di manfaatkan dalama proses daur ulang.

Sasaran: Pelaksanaan CCU di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.Kegiatan: Pelaksanaan CCU dengan melibatkan masyarakat secara umum, namun dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yaitu dengan menggunakan masker, jarak antar orang lebih dari 1 meter dan penggunaan alat peraga individual.

Sasaran: Pelaksanaan ����������� ������ �� di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.Kegiatan: ����������� ������ �� adalah pengembangan pembersihan sampah ke laut di mulai dari hulu sungai, badan sungai, muara sungai dan kawasan pesisir di Desa Guwang, Kab. Gianyar, Prov. Bali Sampah terkumpul, disetorkan ke Bank Sampah yang dikelola oleh ibu-ibu PKK Desa Guwang, dan menjadi tabungan warga dan sampah terkumpul ditimbang berdasarkan jenis, selanjutnya per 2 kg sampah mendapat 1 kg beras.

PELAKSANAAN COASTAL CLEAN UP (CCU) TH 2015-2020

1. CCU dan Penanaman 1000 pohon Cemara Laut di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu, Kota Semarang.

2. CCU Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta dan pembukaan kawasan kuliner, wisata, dan pelepasan bibit Penyu Laut.

Desa Mangkang Kulon dan Desa Mangunrejo, Kecamatan Tugu, Kabupaten Semarang dipilih menjadi salah satu lokasi pengolahan sampah plastik, penanaman cemara laut dan bersih pantai. Desa Mangkang Kulon dipilih karena kondisi wilayah pesisir yang banyak ditemukan sampah terutama sampah plastik dan kondisi substrat di pantai Desa Mangkang Kulon dan Mangunrejo adalah pasir yang cocok untuk ditanami bibit cemara laut. Dan Hasil pengambilan sampah dari CCU dibuat oleh kelompok masyarakat (ibu-ibu PKK dan Karang Taruna), dan saat ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata bahari lokal sekitar Kota Semarang.

CCU dilaksanakan Pulau Tidung, Kab. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dengan tujuan kegiatan bersih-bersih laut (Coastal Clean Up) adalah untuk meningkatan kualitas lingkungan pesisir dan laut melalui peran serta masyarakat di kawasan pesisir Utara Jakarta dan Kepulauan Seribu sehingga timbul keinginan untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Ada dua sasaran pada kegiatan Coastal Clean Up, yaitu : 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memelihara kebersihan pesisir dan laut, terutama dari sampah, baik yang dihasilkan oleh rumah tangga di wilayah pesisir maupun rumah tangga yang ada di daratan.2. Diharapkan kegiatan Coastal Clean Up ini dapat melembaga oleh masing-masing instansi/ v sehingga menjadi kekuatan yang signifikan dalam mengurangi cemaran sampah di lingkungan.

Page 12: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 12 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 13

3. CCU 9 Kabupaten/Kota dan Pemantauan Sampah Laut di 18 Kota/Kabupaten

4. CCU Tahun 2018

Tahun 2017 dilaksanakan sembilan kegiatan kampanye penyadaran masyarakat terhadap perlunya penanggulangan sampah laut di kawasan pesisir, yaitu dengan melaksanakan Gerakan Bersih Pantai atau Coastal Clean Up dan pelaksanaan Pemantauan Sampah laut di 18 kabupaten/kota. Namun yang menjadi arahan pelaksanaan PUG adalah pelaksanaan CCU.

Penanggulangan pencemaran sampah dari laut dan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pembukaan daerah wisata bahari baru dan dilaksanakan di lima lokasi, yaitu Labuan Bajo (NTT), Bali, P. Belitung di Provinsi Bangka Belitung, Kabupaten Probolinggo di Provinsi Jawa Timur dan Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan kawasan pesisir dan laut, kegiatan CCU memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai berbagai sumber pencemar yang masuk ke laut, jumlah pencemar, tingkat bahayanya bagi kesehatan maupun lingkungan, dan lain-lain. Pelibatan masyarakat dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian berbagai pihak akan pentingnya menjaga pantai dan laut. Banyaknya individu yang terlibat dapat menjadi agen untuk memperluas jaringan aksi tersebut ke berbagai tempat maupun komunitas. Pelaksanaan CCU di 5 lokasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Pelaksanaan Coastal Clean Up di Bali

Pelaksanaan di Probolinggo

Pelaksanaan Coastal Clean Up di Belitung

Pelaksanaan Coastal Clean Up di Makassar

Pelaksanaan Coastal Clean Up di Labuan Bajo

Pelaksanaan Coastal Clean Up di Makassar

Page 13: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 12 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 13

5. Pelaksanaan ASEAN Coastal Clean Up Tahun 2019

6. Clean Up terpadu Tahun 2019, Desa Guwang, Kecamatan Sukowati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

Coastal Clean Up tahun 2019 mencoba “Go Internasional” dengan melibatkan Menteri LHK bersama Duta Besar negara-negara ASEAN beserta Duta Besar RI/Perwakilan Tetap RI untuk ASEAN, Kementerian Luar Negeri dan Sekjen ASEAN, dan bersama perwakilan 16 negara mitra ASEAN yang dihadiri oleh Duta Besar atau yang mewakili atau wakil pemerintahan dan negara donor ASEAN, seperti World Bank, Asian Development Bank dan GIZ (Jerman).

Pelaksanaan Clean Up Terpadu, merupakan inovasi dari kegiatan sebelumnya yaitu Coastal Clean-Up, dimana sebelumnya dilaksanakan clean up hanya di pesisir dan lebih pada pemberdayaan masyarakat pesisir, pada kegiatan ini pelaksanaan clean up terpadu mulai dari mata air dan sungai bagian hulu, bagian tengah daerah aliran sungai, kawasan muara sungai dan sepanjang pesisir. Target utama adalah penguatan peran masyarakat dalam mengurangi sampah ke laut, mulai dari hulu hingga hilir sehingga terjadi pengurangan sampah yang ke laut langsung dari sumber pencemar di daratan dan sekaligus pengurangan sampah di kawasan pesisir (pantai).

Selanjutnya, sampah yang terkumpul oleh masyarakat disetorkan ke Bank Sampah yang di kelola oleh Desa Guwang (beranggotakan ibu-ibu PKK dan karang taruna Desa Guwang). Sampah yang disetorkan menjadi tabungan masyarakat, berupa uang yang dapat ditarik sesuai jumlah uang ditabung. Selanjutnya, sampah dari masyarakat dengan dibantu oleh donatur yang dikoordinir oleh Bali Resik sampah dapat ditukar dengan beras, sesuai denganjenis sampah terkumpul. Misal, sampah plastik dan kardus dinilai 2 kg sampah menjadi 1 kg beras, sedangkan sampah dari botol dihitung sesuai besaran botol, misal botol kecil dihargai sebesar Rp300,00 botol besar Rp700,00 dan penukaran sampah botol sesuai dengan berat sampah yang disetorkan.

Page 14: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 14 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 15

Konsep ini, diharapkan bahwa dalam kondisi pandemi ini, masyarakat dapat tetap mendapat insentif berupa uang tabungan dan beras, dan juga memicu masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya langsung, yaitu rumah tangga, sehingga sampah yang terbuang ke lingkungan menjadi berkurang.

Berikut dokumentasi pelaksanaan Integrated Clean Up di Desa Guwang, Kabupaten Gianyar, Bali:

Page 15: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 14 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman 15

Rekomendasi

Referensi

Masalah pencemaran laut tidak bisa dipisahkan dari perempuan. Perempuan sebagai pengelola urusan domestik rumah tangga menjadi salah satu pihak penyumbang limbah sampah laut. Di sisi lain, perempuan juga sekaligus menjadi korban yang terdampak oleh polusi laut karena hampir 50% perempuan menggantungkan penghidupannya di sektor budidaya laut dan pesisir. Meskipun perempuan sebagai pihak yang paling terdampak adanya pencemaran laut tapi akses, partisipasi dan kontrol mereka dalam kegiatan pembersihan laut (Costal Clean Up) masih perlu ditingkatkan lagi. Terkait dengan hal ini, maka diajukan rekomendasi sebagai berikut : 1. Penguatan kapasitas perempuan (khususnya yang berdomisili di kawasan pesisir) dalam penanganan sampah laut ditingkatkan dari kegiatan bersih-bersih sampah di laut dan pesisir ke peningkatan kapasitas melalui peningkatan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran akan dampak pencemaran laut dan pesisir bagi kelangsungan hidup satwa laut dan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan.2. Kegiatan penguatan kapasitas dilakukan melalui : - Penyelenggaraan pelatihan mengelola kelestarian lingkungan hidup kawasan laut dan pesisir bagi kelompok komunitas perempuan yang tinggal di pesisir. - Meningkatkan penyuluhan dan memberdayakan kapasitas perempuan pelaku usaha di kawasan pesisir agar menjalankan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan. - Pelatihan tenaga perempuan penyuluh kelestarian lingkungan laut dan pesisir yang handal.

1. United Nations Environment Program and Gender and Water Alliance. (2019). Gender Mainstreaming in the Management of the Marine and Coastal Ecosystems. Kenya: United Nations Environment Programme.

2. UNESCO. (2019). The First Global Assessment Report on Biodiversity of the Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES). Germany: UNESCO.

3. Ditjen PPKL. (2019). Laporan Kinerja 2019 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta: Ditjen PPKL

4. Krelling, A. P., Williams, A. T., Turrad, A. (2017). Differences In Perception And Reaction Of Tourist Groups To Beach Marine Debris That Can Influence A Loss Of Tourism Revenue In Coastal Areas. Marine Policy, 85, 87–99.

5. UNESCO. (2017). Global Ocean Science Report, The Current Status of Ocean Science around the World. 2017. France: UNESCO.

6. Hoel, A. (2019). Promoting Gender Equality A ‘Crucial Contribution’ In Effort To Restore, Protect Our Planet’s Oceans. Diakses dari: https://news.un.org/en/story/2019/06/1040091.

7. Ditjen PPKL. (2020). Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Paparan Lomba Pengarusutamaan Gender Lingkup Eselon I KLHK. Jakarta: Ditjen PPKL.

Page 16: PLCY BR - menlhk.go.id

Halaman 16 | Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Policy Brief Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan | Halaman PB

@gender_klhk

@gender_klhk

@gender.klhk

Pengarusutamaan Gender KLHK

Pokja Pengarusutamaan GenderBiro Perencanaan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan2020