platymelminthes

9
[email protected] 1 PLATYMELMINTHES 1. Pengertian Platyhelminthes Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan. Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit

Upload: tjoetnyak-izzatie

Post on 18-Jul-2015

60 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Platymelminthes

[email protected]

1

PLATYMELMINTHES

1. Pengertian Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini

mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu

kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.

Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes =

cacing. Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih.

Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan

coelenterata. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana.

Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah

platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit

Page 2: Platymelminthes

[email protected]

2

2. Ciri-ciri

Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing

pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme

lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh

Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3

cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm),

Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.

3. Struktur dan fungsi tubuh

Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata

karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan

mesoderma. Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga

sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus.

Page 3: Platymelminthes

[email protected]

3

4. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana

peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing

pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang

kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan

demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh

tubuh.

Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui

mulut karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor

karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2

dan CO2dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.

5. Siklus Hidup

Page 4: Platymelminthes

[email protected]

4

Fasciola hepatica

Telur (bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput air (lymnea

auricularis atau lymnea javanica) -> sporokista -> redia -> serkaria -> keluar

dari tubuh siput -> menempel pada rumput / tanaman air -> membentuk kista

(metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica) -> usus -> hati ->

sampai dewasa

Chlornosis sinensis

Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista ->

menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput ->

ikan air tawar (menempel di ototnya) -> membentuk kista (metaserkaria) ->

ikan dimakan -> saluran pencernaan -> hati -> sampai dewasa

Schistosoma javanicum

Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista ->

menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput ->

menembus kulit manusia -> pembuluh darah vena

Taenia saginata / Taenia Solium

Proglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi -> babi -> usus babi

(telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) ->

manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah -> skolex menempel di dinding

usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama feces

6. Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes

Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia

dan hewan. Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat

menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar

Page 5: Platymelminthes

[email protected]

5

pada manusia. Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi

kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal

manusia. (Inggris) Kerusakan tersebut disebabkan perkembanganbiakan cacing

Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan reaksi imunitas. Penyakit ini

merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia. Contoh lainnya adalah

Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan

mamalia lainnya . Spesies ini dapat menghisap darah manusia . Pada hewan, infeksi

cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang

udang jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut .

7. Sistem Syaraf

Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih:

Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana.

Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak

terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. Dari kedua ganglion otak tersebut

keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang

dihubungkan dengan serabut saraf melintang.

Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun

dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal

dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel

asosiasi (perantara).

Page 6: Platymelminthes

[email protected]

6

8. Indera

Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu

bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. Bintik mata tersebut

biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). Seluruh cacing

pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa

spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur

keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai).

Umumnya, cacing pipih memiliki sistem osmoregulasi yang disebut

protonefridia. Sistem ini terdiri dari saluran berpembeluh yang berakhir di sel api.

Lubang pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor yang

berjumlah sepasang atau lebih. Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan

secara difusi melalui dinding sel.

9. Reproduksi

Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada

reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di

dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan

Page 7: Platymelminthes

[email protected]

7

lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok

Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara

membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi

individu baru.

10. Cara Hidup dan Habitat

Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang

hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya

seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh

inangnya. Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan

tempat-tempat yang lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh

inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.

11. Klasifikasi

Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing

bulu getar), Trematoda (cacing hisap),Monogenea, dan Cestoda (cacing pita).

Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar

sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.

Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk

melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit

pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola

(cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma.

Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh

enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya

adalah Taenia solium dan T. saginataSpesies ini menggunakan skoleks untuk

Page 8: Platymelminthes

[email protected]

8

menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur

yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.pusatbiologi.com/2013/02/klasifikasi-dan-ciri-ciri.html

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Platyhelminthes#Ciri-ciri

3. Torsten H. Struck, Frauke Fisse (2008).

4. Wojciech Pisula (2009). Curiosity and Information Seeking in Animal and

Human Behavior. Brown Walker Press.

5. Garjito TA, Sudomo M, Abdullah, Dahlan M, Nurwidayati A. (September

2008).

Page 9: Platymelminthes

[email protected]

9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

PLATYMELMINTHES ........................................................................................ 1

1. Pengertian Platyhelminthes ....................................................................... 1

2. Ciri-ciri ...................................................................................................... 2

3. Suktrul dan Fungsi Tubuh ......................................................................... 2

4. Sistem Percernaan ..................................................................................... 3

5. Siklus Hidup .............................................................................................. 3

6. Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes .............................................. 4

7. Sistem Syaraf ............................................................................................ 5

8. Indera......................................................................................................... 6

9. Reproduksi ................................................................................................ 6

10. Cara hidup dan Habitat.............................................................................. 7

11. Klasifikasi ................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 8

ii