plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - usd … · banyak hal yang diajarkan seperti tata...
TRANSCRIPT
PERANAN PELAJARAN KOMUNI PERTAMA BAGI PESERTA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI
DI LINGKUNGAN SANTO FANSISCUS XAVERIUS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA RATU
BAYAT, KLATEN
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Veronica Demitia Sandhy ParestuNIM: 101124009
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKANKEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PERANAN PELAJARAN KOMUNIPERTAPIA BAGIPESERTATERIADAP PENGIIL4YATAN EKARISTI
DI LINGKUNGAN SANTO FANSISCUS XAVERIUSPAROKI ADMINISTRATIF SANTA MEARIA RATU
BAYAT,KLATEN
01eh:
rヽeronica lDclllitia Sandhy Parcstu
NIⅣl:101124009
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Dro C.Putranto,SJ Tanggal,29 Maret 2015
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketua
Sekretaris
Anggota
SKRIPSI
PERANAN PELAJARAN KOMIM PERTAMA BACIPESERTATERIIADAP PENGHAYATAN EKARISTI
DI… GKUNGANSANTO FAN創 疇CUS mmRIusPAROKIADMINISTRATIF SANTA MARIA RATU
BAYAT,KLATEN
E)ipcrsiapkan dan ditulis olch
アヽcronica Dcllnitia Sandhy Parcstu
l■iINIi 1 0i124009
Telall dipcrtallankan di dcp〔 J■ Panitia Pcnguli
padatangsa1 05 Mci 2015
dan dinyatakan rllemenuhi syarat
SUStINAN PANITIA PENGUJI
Nma
:IDrs.F.X.Heryatno W.VtF.,S.J.,M.Ed.
:1・()seph itristianto,SFKク M.Pd.
:1.Dr.C.PIranto,SJ
2.Yoscph Kttstianto,S「 K,市1.Pd.
3.DIs.L.33mbang Hcndarto Y.,Ⅳ I.Hul■ .
Yogyakartaっ 05 ⅣIci 2015
「akultas Iく eguruan dan llIIlu Pcndidikan
Universitas Sanata Dhalllla
III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
PERSEMBAHAN
Karya skripsi ini dipersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus
Bapak Ig. Dibya D.T dan Ibu Emiliana Sarwini,
Agustina Dewi Kurnia Mahardika,
Lambertus, K.D.N.S,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
v
MOTTO
“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyedikan
rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen”
(Ams 6:6-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Sγa menyatakan dengan sesllnggnya bahwa skripsi yang saya tulis ini udak
memuat karya atau bagiall karya orang lain,kecuali yang tclah disebutkan dalaln
h雌圧l daEl daftar p畝 a scbagaimtta l、崚 ‐laya iLttab。
Yogyakarta 5 Mei 2015
Penulis
Veronica Demitia Sandhy Parestu
Vl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAII UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣES
Yang bemnda tangall di bawah ini,saya mahasiswa UlllVersitas Sanata
Dham■a Yogyakam:
: Veronica Demitia SandhY Parestu
No.MahasiSWa :101124009
Dcmi pengcmbangan ilmu pengctahuan, sara mCmberikan kCpada
Perpu償よaan Univcrsitas Sanata DharIIla katta ilmitt Sal‐a Jtt bqiudul
“Pcranall Pellaran Komuni Peiama Btti Pescrta Tcrhadap Pen山町 atall Ⅸ aristi
di Lingkangan Sallto Fransiscus XⅣ c五us,Paroki Administratif Santa Maria Ratu
Bttat“,bCSc武a perangkat yang diperlllkan(bila ad→.Saya membcFI厳 k叩灘a
Pcrpusttkaall■IniveFSitaS Sanata Dharrna hak untuk mcnympan, Inengalihkan
dalam bCntuk media lain, mcngelolanya dalaln bentuk pangkalall data,
mcndist五busikan sccara terbatas dan mempublikasinya di inteFllet atau FnCdia laill
untuk kcpentingan akadcmis tanpa pcrlu izlll d五 saya maupun membcrlkan
rOyallv kepada saya sclama tetap mcncantumkan nama saya sёbagai penulis.
Dclllikian pcm)・ataan ini sayaし uat dcngan sCbCnarnya.
E)ibuat di Yogyakarta,05 Mei2015
Yang mcnyatakan,
(VCrOlliCa Demitia Sandhy Parcstlll
Vll
一 ― 一―
―
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi ini mengambil adalah “Peranan Pelajaran Komuni Pertama bagi pesera Terhadap Penghayatan Ekaristi di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat “. Penulis memilih judul ini karena keprihatinan penulis dengan anak-anak usia sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas bahkan juga yang sudah kuliah yang suka di luar Gereja pada saat Perayaan Ekaristi hari Minggu. Dan lebih parahnya lagi anak-anak usia sekolah dasar tersebut bersama orang tua mereka. Padahal untuk usia di atas sekolah dasar, mereka pastinya sudah pernah mendapatkan pelajaran Komuni Pertama. Mungkinkah pelajaran Komuni Pertama yang telah mereka dapatkan tidak memberikan dampak apa-apa. Begitu juga dengan penghayatan Ekaristi, merekapun tidak dapat merasakannya dan juga melakukannya.
Komuni Pertama adalah istilah untuk penerimaan komuni yang pertama kalinya oleh seseorang yang telah dibaptis secara Katolik. Penghayatan Ekaristi adalah suatu cara, tindakan dan gaya hidup kita yang menggambarkan semangat kita akan Yesus Kristus yang dijiwai dan dipimpin oleh Roh Kudus di dalam Perayaan Ekaristi. Dengan adanya pelajaran komuni pertama ini diharapkan pendamping memberikan pengetahuan yang memadahi tentang Perayaan Ekaristi dan bagaimana peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khidmat. Sehingga diharapkan untuk ke depannya peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan penghayatan Ekaristi yang mendalam.
Dalam Gereja Katolik pelajaran komuni pertama berperan penting bagipenghayatan ekaristi umat di dalam Perayaan Ekaristi. Pelajaran komuni pertama merupakan usaha memberikan kesaksian iman guru agama terhadap anak peserta pelajaran komuni pertama, yang bermaksud menghayati imannya, khususnya dalam rangka menyambut komuni untuk pertama kalinya di dalam Perayaan Ekaristi. Pelajaran komuni pertama membantu peserta dan juga umat untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Di dalam pelajaran komuni pertama ini banyak hal yang diajarkan seperti tata perayaan ekaristi, susunan liturgi, roti hidup, kitab suci dan sebaginya. Gereja Katolik mewajibkan bagi setiap anak untuk mengikuti pelajaran komuni pertama sebelum menerima Roti dan Anggur untuk pertama kalinya. Tujuan Gereja mewajibkan pelajaran komuni pertama adalah peserta mendapatkan pengathuan tentang Gereja dan tentang agama Katolik secara lebih mendalam. Setelah itu diharapkan supaya semakin menghayatai Perayaan Ekaristi dengan berbagi hal yang diberikan lewat pelajaran komuni pertama.
Penulis mengusulkan susunan acara rekoleksi untuk peserta pelajaran komuni pertama. Di dalamnya terdapat materi-materi tentang makna Perayaan Ekaristi, Tata Perayan Ekaristi, Sarana dan prasarana di dalam Perayaan Ekaristi. Di dalamnya sudah terdapat satuan pendampingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this thesis took was "The Role of First Communion Lesson Of Living the Eucharist at St. Francis Xavier Parish Environmental Administrative SantaMaria Queen Bayat". The author chose this title because it concerns the authorwith children of primary school age, junior high school, high school and evencollege are like outside the church during Sunday Mass. And worse of children of primary school age are with their parents. Whereas for the age of elementaryschool, they certainly had never received First Communion lessons. Could theFirst Communion lessons they have learned not to affect anything. So also withliving the Eucharist, they would not be able to feel it and also do so.
First Communion is a term for the reception of communion first time by someonewho has been baptized Catholic. Living the Eucharist is a way, action and lifestyle that we will describe the spirit of Jesus Christ, who inspired and led by the HolySpirit in the Eucharist. With the lessons of this first communion expectedmemadahi companion gives knowledge about the Eucharist and how participantscan follow the solemn Eucharistic celebration. So expect to future participants canfollow the celebration of the Eucharist with a deep appreciation of the Eucharist.
In the first communion of the Catholic Church plays an important lesson for the appreciation of the people in the Eucharistic celebration of the Eucharist. First Communion is a business lesson testify faith religious teachers of the children who participated in lessons first communion, which intend to live the faith, especially in order to receive communion for the first time in the Eucharist. First communion lessons help participants and also the people to change lives for the better. In the first communion this lesson taught many things like grammar Eucharist, liturgical arrangement, the bread of life, scripture and sebaginya. The Catholic Church requires that for each child to attend classes first before receiving communion bread and wine for the first time. The purpose of the Church requires first communion lesson is that participants get pengathuan of the Church and of the Catholic religion in more depth. After it is expected that more menghayatai Eucharist by sharing things that are given through the lesson first communion.
The author proposes arrangement recollection event for participants lesson first communion. In it there are materials about the meaning of the Eucharist, TataPerayan Eucharist, facilities and infrastructure in the Eucharist. In it is containedassistance unit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Peranan Pelajaran Komuni Pertama Terhadap Penghayatan
Ekaristi di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius, Paroki Administratif Santa
Maria Ratu Bayat “. Penyusunan skripsi ini digunakan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari banyak hal yang masih kurang dalam penyusunan
skripsi ini, baik dari segi tatabahasa ataupun dalam pembahasan materi karena
keterbatasan penulis. Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata dengan tidak mengurangi rasa hormat dan
penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. C. Putranto, SJ selaku dosen pembimbing utama, yang dengan sabar telah
memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan
penuh kesabaran, memberikan masukan-masukan dan kritikan-kritikan
sehingga penulis dapat lebih termotivasi dan lebih semangat dalam
menuangkan gagasan-gagasan dari awal sampai akhir penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik dan
dosen penguji, yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
3. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji, yang terus
memberikan semangat, mendampingi, dan memberikan masukan kepada
penulis.
4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis
selama belajar di prodi IPPAK.
5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh
karyawan PUSKAT yang telah memberi dukungan dan pelayanan kepada
penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Ig Dibya Dwi Tyasnanta dan Ibu Emiliana Sarwini yang memberikan
semangat dan dukungan moral, material, dan spiritual selama penulis
menempuh studi di Yogyakarta.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, atas persaudaraan, perhatian,
dukungan dan perjuangan selama masa perkuliahan.
8. Umat lingkungan Santo Fransiscus Xaverius, atas waktu, perhatian, dan
kerjasamanya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.
9. Untuk semua orang yang belum penulis sebutkan namanya satu persatu, yang
telah membantu dalam bentuk semangat.
Saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan guna melengkapi
segala kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
berkontribusi dalam upaya meningkatkan penghayatan ekaristi melalui pelajaran
komuni pertama.
Yogyakarta, 5 Mei 2015
Penulis
Veronica Demitia Sandhy Parestu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................
vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ........................................................................ 5
E. Metode Penulisan ......................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ................................................................... 6
BAB II KOMUNI PERTAMA ...................................................................... 9
A. Komuni Pertama ........................................................................... 9
1. Makna Komuni Pertama .................................................. 8
2. Pelajaran Komuni Pertama ............................................... 11
3. Unsur – Unsur Pelajaran Komuni Pertama ...................... 14
a. Pendamping Komuni Pertama atau Guru Agama ...... 14
b. Buku Pegangan dalam Proses Pendampingan Komuni Pertama ......................................................... 16
c. Peserta Pelajaran Komuni Pertama ............................ 18
B. Penghayatan Ekaristi .................................................................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Makna Penghayatan Ekaristi ............................................ 18
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Penghayatan
Ekaristi ............................................................................. 20
a. Diri kita ...................................................................... 20
b. Peran dan Tugas Imam ............................................... 22
c. Tata Gerak dan Sikap Tubuh ...................................... 23
d. Saat Hening pada saat Perayaan Ekaristi ................... 24
e. Makna Nyanyian dalam Perayaan Ekaristi ................ 25
3. Bagian-bagian dalam Perayaan Ekaristi dan cara
menghayatinya .................................................................. 27
a. Ritus Pembuka ........................................................... 27
b. Liturgi Sabda .............................................................. 29
c. Liturgi Ekaristi ........................................................... 31
d. Ritus Penutup ............................................................. 35
BAB III PERANAN PELAJARAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATA EKARISTI DI LINGKUNGAN SANTO FRANSISCUS XAVERIUS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA RATU BAYAT, KLATEN .................................................. 37A. Gambaran Umum Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius
Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten ................. 371. Sejarah Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat,
Klaten ...............................................................................
37
2. Letak Geografis Paroki Administratif Santa Maria Ratu
Bayat, Klaten .................................................................... 39
3. Jumlah Umat Paroki Administratif Santa Maria Ratu
Bayat, Klaten..................................................................... 40
4. Perkembangan Umat Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten................................................................................ 40a. Letak Geografis Lingkungan Santo Fransiscus
Xaverius di Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten .............................................................. 41
b. Jumlah Umat Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius 41
c. Kehidupan Menggereja Umat Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius ................................................... 42
B. Penelitian Peranan Pelajaran Komuni Pertama Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Penghayatan Ekaristi di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten ................. 42
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 42
2. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 42
3. Metode Penelitian ............................................................. 43
4. Responden Penelitian ....................................................... 43
5. Istrumen Penelitian ........................................................... 44
a. Skala Likert ................................................................ 44
b. Wawancara ................................................................. 45
6. Variabel Penelitian ........................................................... 45
C. HASIL PENELITIAN ................................................................. 47
1. Hasil Penelitian Variabel I (Sudah Komuni) dan
Pembahasannya ...................................................................... 47
a. Pembahasan Tabel Pertama Variabel pertama tentang Penghayatan Ekaristi bagi umat yang sudahmenerima Sakramen Ekaristi ...................................... 50
2. Hasil Penelitian Variabel I (Belum Komuni ) dan
Pembahasannya ...................................................................... 58
a. Pembahasan Tabel Kedua Variabel pertama tentang Penghayatan Ekaristi bagi umat yang belum menerima Sakramen Ekaristi ...................................... 60
3. Hasil Wawancara Variabel II ................................................. 67
4. Kesimpulan Penelitian ............................................................ 70
BAB IV KESIMPULAN, SARAN DAN REFLEKSI PASTORAL ............. 75
A. Kesimpulan ......................................................................................... 75
B. Saran -saran......................................................................................... 76
C. Refleksi Pastoral.................................................................................. 77
BAB V USULAN PROGRAM ...................................................................... 82
1. Latar belakang .................................................................................... 82
2. Alasan pelaksanaan program .............................................................. 82
3. Tujuan pelaksanaan usulan program .................................................. 83
4. Rundown rekoleksi ............................................................................. 84
5. Satuan pendampingan ......................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111
LAMPIRAN ................................................................................................... 112
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian ..................................................... (1)
Lampiran 2 : Instrumen yang telah diisi ............................................. (2)
Lampiran 3 : Panduan Wawancara ..................................................... (3)
Lampiran 4 : Hasil Wawancara .......................................................... (4)
Lampiran 5 : Rundown Rekoleksi .................................................... (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departmen Agama
Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, h. 8.
B. Singkatan Dokumen Gereja
SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi
Suci, 4 Desember 1963
C. Singkatan Lain
DSA : Doa Syukur Agung
TPE : Tata Perayaan Ekaristi
KHK : Kitab Hukum Kanonik
Komkat KAS : Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang
PUMR : Pedoman Umum Misale Romawi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perayaan Ekaristi merupakan ungkapan iman Gereja. Dalam Perayaan
Ekaristi tersebut, umat disatukan dalam Kristus. Semua umat diajak untuk terlibat
di dalamnya. Sebagaimana Gereja tak bisa lepas dari dunia, begitu juga Ekaristi
tidak bisa terlepas dari dunia dan peran serta umat di dalamnya.
Bagi kebanyakan anak-anak pergi ke Gereja itu hanya sebagai kewajiban
atau semata-mata hanya mentaati perintah orang tua mereka saja. Anak-anak
belum memiliki pemahaman bahwa pergi ke Gereja itu suatu kebutuhan yang
mendasar untuk perkembangan iman mereka. Selain itu, dalam diri anak-anak
tersebut juga belum tertanam sikap perlu untuk mengambil bagian dalam
Perayaan Ekaristi. Mereka merasa belum mampu atau takut untuk berpartisipasi
dalam Perayaan Ekaristi. Mereka bahkan senang duduk di barisan paling belakang
dan juga berada di halaman Gereja untuk bercerita dengan teman-teman yang lain.
Ini merupakan suatu keprihatinan yang besar bagi Gereja. Anak-anak yang
menjadi harapan dan tumpuan hidup Gereja ini perlu diarahkan serta didampingi
untuk dapat menghayati Perayaan Ekaristi sejak dini sebelum terlambat, karena
merekalah generasi penerus Gereja di masa mendatang.
Anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga katolik, pada umumnya
dibaptis ketika masih bayi. Melalui baptisan, yakni pencurahan air Baptis, Tuhan
sedang membersihan dan mengampuni dosa-dosa kita dan menjadikan kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebagai anak-anak Allah (Martasudjita, 2002:60). Ini merupakan tanggungjawab
dari setiap orang tua Katolik untuk membaptiskan anak-anaknya ketika masih
bayi. Iman anak mereka selanjutnya harus dibina terus menerus dan jangan
dibiarkan begitu saja, supaya anak tersebut semakin bertanggungjawab terhadap
imannya. Selain mengajak ke Gereja setiap hari Minggu, orang tua juga harus
mendampingi anaknya terus-menerus untuk mempersiapkan lebih matang
penghayatan iman anak mereka dari segi-segi yang lain, misalnya dengan
mengajari berdoa, menyambut komuni dan menerima Sakramen Krisma.
Mengajak anak-anak untuk lebih menghayati dan menjaga sikapnya pada saat
mengikuti Perayaan Ekaristi bukanlah hal yang mudah, namun juga bukanlah hal
yang sulit untuk diusahakan. Kesulitan yang ditemui oleh para orang tua adalah
anak-anak mereka lebih memilih duduk bersama dengan teman-teman ketika
mengikuti Perayaan Ekaristsi di Gereja.
Perayaan Ekaristi mengenangkan Allah yang sedang mempersatukan kita
dengan peristiwa penebusan Yesus Kristus dalam bentuk simbol yang amat
istimewa, yakni Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur
(Martasudjita, 2002:60). Antusiasme anak untuk benar-benar menghayati
Perayaan Ekaristi dan menerapkannya dalam sikap ketika mengikuti
Misa/Perayaan Ekaristi sangatlah rendah. Langkah awal yang dapat diusahakan
supaya anak dapat menghayati Perayaan Ekaristi yakni dengan cara
memperkenalkan Perayaan Ekaristi pada anak sejak dini. Usaha yang dapat
dilakukan untuk mengajak anak menghayati Perayaan Ekaristi adalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pendampingan komuni pertama di Gereja. Setiap tahun Gereja mengadakan
program pendampingan calon penerima Komuni Pertama.
Seperti yang telah diungkapkan di atas, salah satu cara memperkenalkan
Perayaan Ekaristi adalah dengan mendaftarkan anak untuk ikut pelajaran Komuni
Pertama. Biasanya peserta Komuni Pertama adalah anak-anak yang telah dibaptis
sejak bayi sehingga mereka dari kecil tidak mengikuti persiapan katekumenat.
Pelajaran komuni Pertama ini juga berfungsi sebagai katekumenat untuk anak-
anak yang sudah dibaptis sejak bayi. Gereja menetapkan usia minimal agar bisa
mengikuti Pelajaran Komuni Pertama itu adalah usia sembilan tahun atau sudah
duduk di kelas empat Sekolah Dasar. Karena pada umur tersebut anak telah
memiliki kepekaan terhadap kehidupan bersama dengan orang lain serta masa
bertumbuh dalam sikap dan tindakan dalam hubungannya dengan orang lain.
Melihat realitas ini, penulis akan membahas peranan pelajaran Komuni
Pertama. Yang melihat dari latar belakang bahwa anak-anak kurang menghayatai
Perayaan Ekaristi, padahal mereka sudah mengikuti pelajaran Komuni Pertama.
Ini menimbulkan pertanyaan, apakah Pelajaran Komuni Pertama itu mempunyai
peranan untuk lebih menghayati Perayaan Ekaristi dan bahkan dalam penghayatan
Iman selanjutnya? Ini untuk menangkal suatu argumentasi, bahwa mengikuti
Pelajaran Komuni Pertama itu hanyalah untuk formalitas saja dan syarat untuk
menjadi orang katolik. Argumentasi seperti ini harus diluruskan supaya Perayaan
Ekaristi menjadi bagian dari hidup orang katolik. Dengan kata lain, bagaimanapun
pelajaran Komuni Pertama memainkan peran yang sangat strategis bagi
penghayatan Iman yang lebih lanjut. Kemudian, faktor-faktor apa saja yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mempengaruhi penghayatan dalam Perayaan Ekaristi, dan apakah pengaruhnya itu
langsung atau tidak langsung.
Berdasarkan gambaran situasi anak-anak dalam penghayatan ekaristi di
Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu
Bayat, maka penulis tertarik untuk memberi judul karya ilmiah ini “ PERANAN
PELAJARAN KOMUNI PERTAMA BAGI PESERTA TERHADAP
PENGHAYATAN EKARISTI DI LINGKUNGAN SANTO FRANSISCUS
XAVERIUS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA RATU, BAYAT,
KLATEN”.
B. Rumusan Masalah
Setelah melihat permasalaahan di atas yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan pada beberapa hal, antara lain :
1. Apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam pelajaran komuni Pertama?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penghayatan Ekaristi di dalam
Perayaan Ekaristi?
3. Adakah peranan unsur-unsur dalam pelajaran Komuni Pertama terhadap
unsur-unsur Penghayatan Ekaristi di dalam Misa Kudus ?
C. Tujuan Penulisan
Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Memaparkan unsur-unsur dalam Pelajaran Komuni Pertama.
2. Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi penghayatan Ekaristi dalam
Misa Kudus atau Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Mengetahui peranan unsur-unsur pelajaran Komuni Pertama bagi peserta
terhadap penghayatan Ekaristi di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius
Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penelitian yang berjudul “Peranan Pelajaran Komuni Pertama
terhadap sikap pada saat Perayaan Ekaristi di Paroki Administratif Santa Maria
Ratu Bayat ” adalah sebagai berikut :
1. Supaya penulis memiliki pengalaman, pengetahuan, dan wawasan baru baik
dalam Pelajaran Komuni Pertama maupun penghayatan Ekaristi dalam Misa
Kudus.
2. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang pentingnya Peranan Pelajaran
Komuni Pertama bagi umat di Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat.
3. Memberikan sumbangan saran untuk para Katekis untuk memberikan Pelajaran
Komuni Pertama yang inovatif dan kreatif supaya meningkatkan penghayatan
Ekaristi bagi peserta.
E. Metode Penulisan
Metode Penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitis. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta serta sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1983:75).
Melalui metode ini penulis akan memaparkan, menguraikan serta menganalisis
keadaan peserta pelajaran komuni pertama di Paroki Administratif Santa Maria
Ratu Bayat, Klaten yang berkaitan dengan peranan pelajaran Komuni Pertama
terhadap penghayatan Ekaristi. Data yang dibutuhkan dikumpulkan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
angket berskala yang jawabannya bersifat tertutup. Data yang diperoleh akan
diolah dan dianalisis oleh penulis demi terwujudnya penghayatan ekaristi.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai sebuah gambaran umum tentang hal apa saja yang akan dibahas di
dalam penulisan skripsi ini, berikut adalah sistematika penulisan ini
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ini berisi gambaran umum tentang isi skripsi yang meliputi : latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, menfaat penulisan, metode
penulisan, sistematika penulisan.
BAB II KOMUNI PERTAMA DAN PENGHAYATAN EKARISTI
Bagian ini menguraikan dua hal yaitu yang pertama komuni pertama dan yang
kedua penghayatan ekaristi. Bagian yang pertama berisi membahas tentang makna
Komuni Pertama, pelajaran komuni pertama dan unsur-unsur dalam pelajaran
komuni pertama.
Bagian yang kedua berisi membahas tentang makna penghayatan Ekaristi,
faktor-faktor yang mempengaruhi penghayatan Ekaristi dan cara-cara menghayati
Ekaristi.
BAB III PERANAN PELAJARAN KOMUNI PERTAMA BAGI PESERTA
TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI DI LINGKUNGAN SANTO
FRANSISCUS XAVERIUS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA
RATU BAYAT KLATEN
Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu gambaran umum Lingkungan Santo
Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Penelitian mengenai peranan pelajaran komuni pertama bagi peserta terhadap
penghayatan ekaristi. Di dalam bagian yang pertama terdiri dari sejarah Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Letak Geografis paroki, jumlah umat, dan
perkembangan umat di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius. Di dalam
perkembangan umat di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius sendiri masih ada
tiga hal yang dibahas yaitu, letak geografis lingkungan Santo Fransiscus Xaverius,
jumlah umat lingkungan, dan kehidupan menggereja umat di lingkungan Santo
Fransiscus Xaverius.
Bagian yang kedua berisi tentang penelitian peranan Komuni Pertama bagi
Peserta di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius yang terdiri dari tujuan
penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, responden penelitian,
instrumen penelitian dan variabel penelitian.
Bagian ketiga berisi hasil penelitian variabel pertama yang sudah komuni
dan juga yang belum komuni. Kemudian, juga ada hasil wawancara untuk
variabel kedua.
BAB IV KESIMPULAN, SARAN DAN REFLEKSI PASTORAL
Di dalam bab ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari skripsi yang penulis
buat, refleksi pastoral dan juga memaparkan saran untuk pendampingan komuni
pertama di Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB V USULAN PROGRAM
Bab ini berisikan tentng usulan program yang sebaiknya dilakukan untuk
meningkatkan penghayatan Ekaristi pada saat Perayaan Ekaristi dan di kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KOMUNI PERTAMA
Di dalam Bab II ini penulis akan membahas tentang Komuni Pertama dan
penghayatan Ekaristi. Bab II ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Komuni Pertama
dan penghayatan Ekaristi. Karena kedua variabel ini saling berkaitan. Dengan
adanya pelajaran komuni pertama ini diharapkan pendamping memberikan
pengetahuan yang memadahi tentang Perayaan Ekaristi dan bagaimana peserta
dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khidmat. Sehingga diharapkan untuk ke
depannya peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan penghayatan Ekaristi
yang mendalam. Pada bagian pertama di dalamnya terdapat makna komuni
pertama, pelajaran komuni pertama, dan unsur-unsur dalam pelajaran komuni
pertama. Dan kemudian di bagian kedua akan dibahas tentang penghayatan
Ekaristi yang di dalamnya terdapat makna penghayatan ekaristi dan faktor-faktor
mempengaruhi penghayatan Ekaristi.
A. KOMUNI PERTAMA
1. Makna Komuni Pertama
Komuni pertama diberikan kepada orang dewasa pada Misa Kudus
pertama sesudah Pembaptisan. Bagi anak-anak, Komuni Pertama merupakan
semacam tahap inisiasi, saat anak yang sudah lama dibaptis, untuk pertama kali
dan dengan meriahnya diperbolehkan untuk mengambil bagian secara penuh dan
sakramentali dalam Perayaan Ekaristi (Heuken,2005:19). Kemudian dapat diambil
kesimpulan bahwa Komuni Pertama adalah istilah untuk penerimaan komuni yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pertama kalinya yakni roti dan anggur yang telah dikonsekrasi oleh seorang
Imam atau Pastor. Menurut peraturan Gereja, Komuni Pertama untuk anak-anak
hanya boleh diterima oleh anak-anak yang sudah dibaptis dan dipersiapkan untuk
menyambut atau menerima Komuni Kudus. Biasanya dilaksanakan pada Hari
Raya Tubuh dan Darah Kristus dan jatuh pada bulan Juni. Di dalam Perayaan
Ekaristi, komuni menjadi bagian terpenting di mana umat berpartisipasi dalam
peristiwa karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus yang dikenangkan dan
didoakan di dalam Doa Syukur Agung (DSA).
Istilah komuni sendiri adalah penerimaan roti dan anggur untuk umat di
dalam Perayaan Ekaristi sesudah doa berkat atas roti dan piala oleh Imam atau
pemimpin perjamuan korban. Di dalam Perayaan Ekaristi, Kristus sungguh hadir
dalam rupa roti dan anggur. Makna komuni yang lain adalah partisipasi umat
beriman secara sakramental (dalam rupa roti dan atau anggur) dalam peristiwa
karya penebusan Kristus yang tadi dikenangkan atau dihadirkan pada saat DSA
yang diucapkan Imam atau diamini oleh umat (Martasudjita, 2005:397).
Kehadiran nyata Kristus itu menjadi sumber kehidupan Gereja. Umat
berpartisipasi penuh dalam Ekaristi dengan menyambut komuni. Tanpa menerima
komuni, partisipasi umat belum terungkap secara sakramental. Ekaristi tidak
hanya menghubungkan masing-masing orang secara pribadi dengan Allah, tetapi
juga menjadi tanda ikatan antar umat sendiri.
Untuk dapat menerima komuni, anak-anak harus sudah dapat menggunakan
akal budinya dan mempunyai cukup pengertian dan telah dipersiapkan dengan
saksama sehingga mereka dapat memahami misteri Ekaristi dan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyambut komuni dengan iman dan hormat (KHK kan. 914). Sebelum
menerima Sakramen Ekaristi untuk pertama kalinya atau yang biasa disebut
dengan Komuni Pertama, anak-anak harus selalu didahului dengan pengakuan
dosa dan absolusi sakramen. Ini dimaksudkan agar anak-anak itu pada saat
menerima Tubuh dan Darah Kristus mereka bersih dari dosa dan siap dengan budi
dan hati untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.
2. Pelajaran Komuni Pertama
Persiapan Komuni Pertama adalah masa yang secara khusus untuk
membina para calon Komuni Pertama selama beberapa bulan sambil melibatkan
orang tua serta seluruh keluarga melalui katekese, latihan dan praktek liturgi
beberapa pokok iman dijelaskan secara sistematis dan dirayakan bersama-sama
sebelum penerimaan Komuni Pertama (Muller, 2003:7). Dapat diambil
kesimpulan Pelajaran Komuni Pertama adalah usaha memberikan kesaksian iman
guru agama terhadap anak peserta pelajaran komuni pertama, yang bermaksud
menghayati imannya, khususnya dalam rangka menyambut komuni untuk pertama
kalinya di dalam Perayaan Ekaristi.
Sebagai pendidikan iman dan pendidikan nilai, persiapan komuni pertama
bertujuan agar anak-anak lebih mengerti dan menghayati Komuni Pertama untuk
selanjutnya dapat menerapkan dalam perilaku dan sikapnya sehari-hari. Persiapan
Komuni Pertama berfungsi sebagai pengantar. Mempersiapkan kehidupan
Kristiani, menginisiasikan dirinya sebagai anggota Gereja, agar anak mengerti
bagaimana menjadi orang Katolik yang baik. Pendidikan iman dalam persiapan
komuni pertama bukanlah yang pertama dan terakhir, tetapi pendidikan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sudah lama dilakukan dalam keluarga sejak awal. Berkaitan dengan tujuan
persiapan komuni pertama sebagai persiapan penerimaan Ekaristi supaya
akhirnya anak secara sadar mengikuti dan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi
(Sumarno 2009:42).
Arah yang dituju adalah anak-anak siap untuk menerima Komuni. Dan
juga supaya dengan pelajaran Komuni pertama tersebut dapat membantu dalam
penghayatan Ekaristi. Di dalam proses ini guru agama yang memiliki peran sangat
penting. Karena, guru agama dipercaya oleh Gereja untuk membantu anak-anak
mempersiapkan untuk menyambut komuni pertama secara sistematis. Persiapan
yang sistematis itu harus mempunyai keterampilan dan kemampuan guru agama
untuk dapat mengolah lebih lanjut bahan-bahan yang sudah ada, supaya dapat
disampaikan kepada peserta dengan lebih sederhana dan dapat dipahami oleh
peserta dengan penuh tanggungjawab.
Peserta pelajaran komuni pertama kurang lebih berumur 9-10 tahun . Pada
umur ini, anak-anak mulai keluar dari lingkungan rumah, lebih menjalin relasi
dengan teman sebaya. Pada umur ini Gereja mempunyai pendapat bahwa anak
sudah mampu untuk mendapat, menangkap dan mengolah pendidikan iman yang
diberikan secara khusus. Tahap selanjutnya peserta diharapkan supaya mampu
menghayati kebersamaannya dalam merayakan Ekaristi sebagai peristiwa bersama
untuk merayakan cinta kasih yang dianugerahkan oleh Yesus Kristus. Pelajaran
komuni pertama pembinaan iman yang penting bagi anak untuk lebih
memperdalam pengetahuan iman yang mereka ketahui sebelum menerima
Sakramen Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Di dalam setiap pertemuan guru agama berperan sebagai pendamping dan
juga teman yang dapat bersahabat dengan peserta pelajaran komuni pertama.
Sehingga diharapkan peserta dapat dengan mudah menerima pengajaran yang
diberikan oleh pendamping. Sebagai seorang pendamping juga harus mempunyai
wawasan iman yang luas mengenai pokok-pokok ajaran iman Gereja yang akan
diberikan sebagai dasar pengetahuan megenai Gereja Katolik. Pokok-pokok ajaran
iman Gereja haruslah diberikan dengan sederhana supaya anak-anak dapat
memahaminya dengan mudah. Pendamping adalah seseorang yang beriman dan
membantu anak-anak untuk semakin menghayati imannya, mendorong anak-anak
untuk mewujudkan suasana doa dalam setiap acara pertemuan. Maka, doa menjadi
unsur pokok dalam setiap pertemuan. Doa adalah wujud syukur kita sebagai
manusia dari semua anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia.
Di dalam pelajaran komuni pertama selain seorang pendamping yang
mempunyai peran, ada yang lebih penting lagi yaitu peran orang tua. Orang tua
adalah pendamping pertama yang dikenal oleh peserta. Di sini orang tua sebagai
seorang Katolik wajib mendidik anak-anaknya menjadi Katolik juga, seperti janji
perkawinan yang telah diucapkaan sewaktu menerima sakramen perkawinan.
Maka dari itu orang tua wajib memberikan motivasi dan mendorong anaknya
untuk mendaftar ikut pelajaran komuni pertama dan juga memberi semangat
supaya rajin berangkat pertemuan, rajin mengikuti kegiatan lingkungan, dan
kegiatan Gereja. Karena itu peran orang tua sangatlah penting di dalam proses
anak mengikuti pelajaran komuni pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Unsur-unsur dalam Pelajaran Komuni Pertama
Untuk mendukung pelajaran Komuni Pertama, dibutuhkan tenaga-tenaga
katekis yang siap untuk memberikan katekese kepada para calon penerima
sakramen. Mereka akan mengajar, melatih dan meneguhkan untuk menjadi
Katolik. Katekis sendiri juga diharapkan memiliki bekal yang cukup agar mampu
mendampingi para calon dengan kesungguhan hati. Yang dimaksudkan
mendampingi ialah mengajar, meneguhkan, dan bahkan menjadi saksi serta
teladan bagi para calon. Dibutuhkan juga sarana-sarana yang menunjang,
diantaranya adalah buku pegangan mengajar. Dengan buku yang ada, diharapkan
katekis bisa terbantu baik dalam wawasan pengajaran, metode, maupun isi agar
pendampingan menjadi optimal. Dan juga dibutuhkan waktu dan kesetiaan para
calon untuk mengikuti pendampingan. Waktu menjadi sarana pengendapan
sedangkan kesetiaan calon untuk hadir akan menjadi pertanda keseriusan tersebut
untuk menjadi Katolik (Komkat KAS, 2012:11). Dapat diambil kesimpulan
bahwa unsur-unsur dalam pelajaran komuni pertama adalah hal-hal yang
bersangkutan dengan komuni pertama dan Ekaristi yang dapat mempengaruhi
daya tangkap peserta komuni pertama supaya dapat memahami, mengetahui dan
menerapkan semua hal yang telah dipelajari dan diberikan oleh guru agama atau
pendamping yang berkaitan dengan penghayatan ekaristi.
a. Pendamping Komuni Pertama atau Guru Agama
Di dalam buku “Katekese Inisiasi” yang diterbitkan oleh Komisi Kateketik
Keuskupan Agung Semarang bahwa pendamping komuni pertama atau yang biasa
disebut guru agama adalah pendamping yang diperlukan dalam pelajaran komuni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pertama. Pendamping pelajaran komuni pertama ini adalah seorang beriman yang
dipercaya oleh Gereja untuk membantu anak-anak mempersiapkan menyambut
komuni pertama secara matang dan terorganisir. Persiapan yang matang dan
terorganisir ini memerlukan keterampilan dan kemampuan seorang pendamping
untuk mengolah lebih lanjut bahan-bahan, sehingga akan terwujud dalam hal
penyampaian materi secara sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta.
Seorang pendamping yang bertanggungjawab haruslah mengetahui nilai-nilai
strategis dari peserta, supaya dapat masuk dalam pola pikir peserta dengan mudah.
Seperti dalam hal umur, peserta lebih peka dengan kehidupan bersama dengan
teman sebayanya. Pertumbuhan sikap dan tindak dalam hubungannya dengan
teman sebaya, tampak lebih dominan. Pendamping dapat membantu peserta untuk
mengembangkan pengertian penghayatan tentang cinta kasih yang dapat dilihat
dalam kebersamaan dengan teman sebaya. Selanjutnya diharapkan bahwa peserta
mampu untuk menghayatai kebersamaannya dalam merayakan Ekaristi itu sebagai
peristiwa bersama untuk merayakan cinta kasih yang dihadiahkan oleh Yesus
Kristus.
Seorang pendamping komuni pertama yang kreatif adalah harus dapat
memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Dengan cara pada saat memberikan
pengajaran dapat disisipkan ayat-ayat Kitab Suci dan juga maknanya. Ini
diharapkan supaya peserta mengenal, mengetahui isinya dan juga tahu bagaimana
membuka Kitab Suci yang benar sesuai dengan bab dan ayat. Pendamping juga
dapat menggunakan berbagai macam metode yang ada dalam mengajar. Seperti
bercerita, ceramah, permainan, kuis, lomba cerdas cermat, menggunakan alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
peraga, menggunakan LCD dan masih banyak yang lain. Dengan berbagai macam
metode yang digunakan, peserta tidak mudah bosan dengan materi yang diberikan
karena selalu baru dan juga sesuai dengan semangatnya peserta.
Seorang pendamping mempunyai tugas untuk mempersiapkan dan
mendampingi peserta untuk menerima komuni pertama. Setiap peserta pastilah
mempunyai orang tua masing-masing, di sini orang tua juga mempunyai peran
untuk mendampingi peserta pada saat di rumah. Maka, kerjasama antara
pendamping atau guru agama, orang tua dan, peserta sangatlah diperlukan.
Misalnya, apabila peserta diberikan tugas oleh pendamping untuk menghafalkan
doa orang tua dengan setia membantu untuk mempersiapkannya. Apabila peserta
diberi tugas untuk berdoa bersama keluarga, orang tua juga harus mendukung
dengan cara mengajak anak-anaknya untuk berdoa bersama. Orang tua juga harus
mendorong dan memberi semangat anaknya untuk pergi ke Gereja pada hari
Minggu, untuk mengikuti kegiatan di lingkungan bila perlu orang tuanya juga ikut
aktif dalam kegiatan di lingkungan tersebut. Usaha-usaha ini semua untuk
membantu pendamping komuni pertama mencapai tujuan bersama yaitu
mengantarkan peserta untuk menerima komuni pertama dan juga di dalam diri
peserta tertanam rasa penghayatan Ekaristi.
b. Buku Pegangan dalam Proses Pendampingan Komuni Pertama
Di dalam setiap pertemuan pastilah menggunakan berbagai buku pegangan
yang dipaikai oleh pendamping maupun peserta komuni pertama. Buku pegangan
digunakan untuk membantu peserta dan pendamping agar dapat memahami hal-
hal apa saja yang akan dipelajari. Buku pegangan juga membantu pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
untuk mengatur atau membuat jadwal untuk pemberian materi pada pertemuan-
pertemuan selanjutnya. Ada berbagai macam buku yang dapat digunakan
pendamping untuk memberikan pelajaran komuni pertama. Dari penerbit kanisius
ada tiga buah buku diantaranya “Persiapan Komuni Pertama” karangan Drs. Al.
Amin Susanto, “Aku Menerima Komuni Pertama” karangan L. Prasetya, Pr, dan
“Yesus Pokok Anggur” karangan Drs. A. Soenarto S.W dkk. Di dalamnya
memuat tentang berbagai macam hal-hal yang diperlukan untuk memberikan
pengetahuan kepada peserta tentang liturgi, roti hidup, tentang Yesus Kristus, dan
masih banyak lagi yang lainnya. Di dalam buku tersebut sudah berisi tentang
metode pengajaraan, langkah-langkah pengajaran, berbagai macam nyanyian,
permainan, ayat-ayat Kitab Suci dan juga tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh
peserta. Ini sangat membantu dalam hal menyampaikan materi. Sebagai
pendamping yang bertanggungjawab, sebaiknya memberikan variasi materi yang
akan digunakan dalam pendampingan. Mempersiapkan materi dan sarana yang
akan dipakai dalam pelajaran komuni pertama itu sifatnya wajib. Supaya
pendamping dapat menyampaikan materi dengan lancar dan dapat dimengerti
dengan mudah oleh peserta.
Selain buku pegangan ada juga buku lain yang digunakan dalam pelajaran
komuni pertama seperti, Kitab Suci, Madah Bakti, Kidung Adi, Puji Syukur, dll.
Buku-buku tersebut membantu peserta untuk lebih memahami tentang ayat-ayat
Kitab Suci dan juga mengetahui urutan dalam Perayaan Ekaristi dan juga hal-hal
apa saja yang dapat dilakukan untuk dapat membantu dalam penghayatan ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Peserta Pelajaran Komuni Pertama
Peserta adalah unsur yang paling penting dalam pelajaran komuni pertama
untuk mempersiapkan menerima Sakramen Ekaristi. Karena apabila tidak ada
peserta yang mengikuti maka, tidak ada gunanya pendamping atau guru agama
yang mempunyai wawasan luas dan mempunyai keterampilan dalam mengajar
para calon penerima Sakramen Ekaristi. Dan juga buku-buku yang digunakanpun
tidak berguna apa-apa, sebab tidak ada yang menggunakan buku tersebut.
Semuanya sia-sia belaka tanpa ada partisipasi dari peserta sendiri untuk mengikuti
pelajaran komuni pertama.
B. PENGHAYATAN EKARISTI
1. Makna Penghayatan Ekaristi
Penghayatan Ekaristi adalah suatu cara, tindakan dan gaya hidup kita
yang menggambarkan semangat kita akan Yesus Kristus yang dijiwai dan
dipimpin oleh Roh Kudus di dalam Perayaan Ekaristi. Ketika kita berbicara
tentang penghayatan ekaristi, kita akan berbicara mengenai gaya atau cara hidup
menghayati liturgi di dalam konteks seluruh hidup menurut pimpinan Roh
Kudus sendiri. Penghayatan Ekaristi menunjuk pada penghayatan liturgi yang
sungguh menjadi sumber dan puncak seluruh kehidupan umat Kristiani. Hal
yang pokok dalam penghayatan ekaristi adalah mengambil bagian dalam
perayaan. Komuni berarti ikut serta dalam perayaan secara sakramental atau
melalui tanda dan sarana dengan Doa Syukur Agung, yang mengungkapkan
iman gereja akan Wafat dan kebangkitan Kristus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Ekaristi adalah puncak dari semua Sakramen yang merupakan perayaan
bersama. Pusatnya bukanlah roti dan anggur , melainkan Kristus yang karena
iman hadir dalam seluruh umat. Penghayatan Ekaristi itu mengacu pada
bagimana sikap dan tindakan kita dalam mengikuti Perayaan Ekaristi. Seperti
dengan mengikuti Perayaan Ekaristi tidak terlambat datang dan tidak pulang
terlebih dahulu sebelum Misanya selesai. Menggunakan baju yang rapi, tidak
ngobrol dengan orang lain, tidak boleh menggunakan handphone (HP) untuk
SMS maupun BBM, menghafalkan doa-doa yang sering didoakan pada saat
Perayaan Ekaristi, berdoa dengan khidmat. Sebenarnya penghayatan ekaristi itu
lebih kepada sikap dan tindakan kita dalam mengikuti Perayaan Ekaristi. Apakah
itu sadar atau tidak sadar, atau apakah itu dengan paksaan dan hanya ikut-ikutan
yang lain saja. Tetapi yang terpenting itu adalah menghayatai Perayaan Ekaristi
dengan sadar, tanpa paksaan, sesuai dengan hati nurani diri kita sendiri supaya
apa yang kita lakukan dapat membekas di hati kita dan imbas lainnya adalah di
kehidupan kita sehari-hari dengan sesama. Kehidupan kita lebih tertata dan tidak
mementingkan diri sendir saja dan kita juga dapat menjadi teladan bagi sesama
kita.
Sebenarnya di dalam Perayaan Ekaristi sendiri, kita hanyalah merayakan
segala tidakana dan perbuatan Allah di dalam Kristus yang senantiasa kita alami
dalam kehidupan sehari-hari. Segala suka duka, kesulitan, keberhasilan yang kita
alami dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi bagian yang nyata dari
kehidupan kita bersama Allah di dalam Kristus (Martasudjita, 2002:26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dengan demikian, hidup kita di dalam Perayaan Ekaristi dan hidup kita
sehari-hari saling meresapi dan tidak saling terpisahkan. Penghubung antara hidup
di dalam Perayaan Ekaristi dan hidup kita sehari-hari adalah hidup iman kita
sendiri akan Tuhan yang hadir dan senantiasa menyertai dan bersama dengan kita.
Di dalam hidup Perayaan Ekaristi kita, iman akan Tuhan yang hadir dan
menyertai hidup kita itu diungkapkan secara nyata dan sadar. Tetapi di dalam
kehidupan sehari-hari itu iman diungkapkan atau diwujudkan dalam tindakan dan
aksi nyata dan konkret, walaupun dari kita sendiri tidak menyadari secara
sungguh-sungguh iman tersebut.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghayatan Ekaristi
Hidup iman seseorang amat menetukan dalam seluruh penghayatan
liturginya. Meskipun orang menguasai segala teori liturgi, mengerti seluruh
makna dan simbol-simbol liturgi, cakap dalam segala urutan dan rangkaian
perayaan liturgi, tetapi apabila hidup iman orang itu dangkal dan tidak mendalam,
maka sangat mungkin liturginya kurang mengena dan tidak menyapanya
(Martasudjita, 2002:10). Di bawah ini adalah beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penghayatan Ekaristi seseorang :
a. Diri Kita
Salah satu faktor yang penting ialah persiapan diri kita. Kalau orang tidak
bisa menikmati perayaan liturgi, janganlah pertama-tama menyalahkan orang lain,
petugasnya, imamnya, lagu-lagunya, dan seterusnya. Harus diakui bahwa faktor
petugas dan hal-hal macam itu tentu mempengaruhi penghayatan liturgi kita.
Namun, faktor persiapan diri kita sendiri amat sangat penting untuk bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menghayatai liturgi dengan sukacita dan hidup (Martasudjita, 2002:37). Sebaik
apapun dekorasinya, seindah apapun baju yang dikenakan oleh petugas liturginya,
sebaik apapun petugas kor nya, tapi walaupun diri kita sendiri sebagai umat yang
hadir dengan hati yang kacau, bisa dipastikan Perayaan Ekaristi tersebut tidak
dapat mengena pada hidup kita.
Kita sebagai umat beriman diharapkan berpartisipasi secara sadar aktif dan
penuh khidmat di dalam seluruh perayaan Ekaristi dari awal persiapan, pada saat
pelaksanaan, dan juga pada saat pengalaman iman di dalam kehidupan kita sehari-
hari (SC 48). Melalui kehadiran dan partisipasi kita di dalam seluruh perayaan
ekaristi itu sendiri, umat beriman berpatisipasi aktif. Umat mengikuti Perayaan
Ekaristi dari awal hingga akhir karena Perayaan Ekaristi adalah satu kesatuan dan
merupakan tindakan ibadat (SC 56). Keikutsertaan umat secara sadar dan aktif di
dalam sebuah Perayaan Ekaristi tersebut dilaksankan menurut tindakan, tugas,
serta keikutsertaan mereka (SC 26). Ini mempunyai arti bahwa semua umat itu
mempunnyai tugas dan peranan masing-masing. Di dalam “Pedoman Umum
Misale Romawi (PUMR)” dari antara umat dapat diambil untuk mempunyi peran
dan tugas seperti, ada yang menjadi prodiakon, misdinar, lektor, pemazmur,
petugas kor, koster, petugas musik, kolektan, dan sebagainya (PUMR 100-107).
Kemudian, partisipasi umat sendiri adalah terdapat pada bagian aklamasi
dan jawaban-jawaban umat terhadap salam dan doa-doa imam (PUMR 35),
pernyataan tobat, syahadat, doa umat, doa Bapa Kami (PUMR 36). Umat
sebaiknya juga ikut terlibat dalam menyanyikan dan mengucapkan sebagai berikut
: nyanyian pembuka, kemuliaan, refren Mazmur Tanggapan, bait pengantar injil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(dengan atau tanpa alleluia), nyanyian persiapan persembahan, kudus, aklamasi
anamnese, nyanyian pemecah hosti, madah pujian sesudah komuni, dan nyanyian
penutup (PUMR 36).
b. Peran dan Tugas Imam
Dalam Perayaan Ekaristi seorang Imam berperan secara khas untuk
membawakan pribadi Kristus atau bertindak in persona Christi, tetapi juga
sekaligus menjadi saksi dan pelayan seluruh Gereja. Memimpin Perayaan Ekaristi
adalah tugas utama seorang Imam (PUMR 92). Maka para Imam hendaknya
merayakan Ekaristi setiap hari sebab itu dapat berguna bagi kehidupan imamat
dan rohaninya sendiri tetapi juga demi keselamatan umat (PUMR 19). Di dalam
Perayaan Ekaristi, Imam bertugas untuk membawakan doa-doa pemimpin atau
doa-doa presidensial. Doa-doa tersebut mencakup pertama-tama dan utama, yaitu
Doa Syukur Agung (PUMR 31). DSA adalah merupakan puncak dari seluruh
ibadat. Kemudian Imam juga membawakan tugas untuk mendoakan doa-doa
presidensial yang lain, seperti doa pembuka, doa persiapan persembahan, dan doa
sesudah komuni. Doa tersebut diucapkan oleh imam kepada Allah atas nama
semua umat beriman yang hadir, dan melalui imam Kristus sendiri yang
memimpin himpunan umat (PUMR 30). Doa presidensial harus didoakan dengan
suara yang lantang dan dengan ucapan yang jelas supaya umat mudah mendengar
doanya dengan jelas. Selama Imam mendoakan doa-doa presidensial tersebut,
tidak diperbolehkan adanya doa atau nyanyian atau juga iringan musik (PUMR
32). Imam juga mempunyai wewenang untuk menyampaikan sejumlah ajakan
yang terdapat di dalam TPE (PUMR 31). Di dalam perumusannya, Imam juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
boleh menyesuaikan dengan daya tangkap umat. Imam juga dipersilahkan untuk
memberikan kata pengantar yang singkat pada saat ritus pembuka, sebelum masuk
ke liturgi sabda, liturgi Ekaristi, dan sebelum berkat pengutusan pada ritus
penutup. Imam juga wajib mendoakan doa-doa pribadi di dalam hati pada bagian
tertentu, seperti doa sebelum pemakluman Injil, doa pada persiapan
persemabahan, dan doa sebelum serta sesudah Komuni Imam (PUMR 33).
c. Tata Gerak dan Sikap Tubuh
Di dalam buku PUMR 2000 terdapat pedoman tata gerak dan sikap tubuh
untuk para petugas liturgi dan semua umat beriman. Seluruh tata gerak dan sikap
tubuh harus dilaksankan menurut tiga patokan :
1). Tata gerak dan sikap tubuh memancarkan keindahan dan sekaligus
kesederhanaan yang anggun dari Perayaan Ekaristi.
2). Tata gerak dan sikap tubuh itu mengungkapkan dengan baik pemahaman yang
tepat dan penuh atas aneka bagian perayaannya.
3). Tata gerak dan sikap tubuh itu membuat umat bisa sungguh berpartisipasi
secara aktif.
Tata gerak dan sikap tubuh yang dilakukan oleh umat secara bersama-
sama atau serempak akan mengungkapan kesatuan umat. Di dalam PUMR
dianjurkan agar umat berdiri pada saat ritus pembuka, yakni dari awal nyanyian
pembuka sampai dengan doa pembuka selesai, pada saat bait pengantar Injil, Injil,
Syahadat dan doa umat (PUMR 43). PUMR menganjurkan agar umat duduk
selama bacaan-bacaan sebelum Injil dan selama Mazmur Tanggapan, selama
homili, selama persiapan persembahan, dan selama saat hening sesudah komuni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada saat Doa Syukur Agung umat memang dianjurkan untuk berdiri, namun
dapat juga berlutut pada saat memasuki kisah dan kata-kata institusi atau berlutut
sejak sesudah kudus sampai DSA selesai.
Dengan ketentuan tata gerak dan sikap badan yang disarankan oleh PUMR
tersebut, konferensi Uskup boleh melaksankan penyesuaian atau penyelarasan
sesuai dengan keadaan dan ciri khas dari masing-masing daerah di Indosesia atau
ciri khas dan tradisi dari masing-masing bangsa (PUMR 43). Pada PUMR bab IX
dengan jelas tercantum bahwa Konferensi Uskup diperbolehkan mengadakan
penyesuaian terhadap tata gerak dan sikap badan, termasuk masalah duduk,
berdiri, berlutut dan soal salam damai. Pemberian wewenang kepada Konferensi
Uskup ini dilatarbelakangi dengan situasi Gereja atau Kapel di Indonesia yang
sangat beragam sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing.
d. Saat Hening pada saat Perayaan Ekaristi
Saat hening selama Perayaan Ekaristi menjadi bagian yang menjadi
perhatian khusus di dalam PUMR. Ini berkaitan dengan situasi dan praktek di
berbagai tempat yang kurang diperhatikan pada saat hening selama Perayaan
Ekaristi. Misalnya saja, pada saat para petugas sedang mempersiapkan diri
suasana di sakristi malahan menjadi gaduh dan ribut, ketika Perayaan Ekaristi
belum dimulai ada beberapa umat yang berbisik-bisik dan bercanda di dalam
Gereja, ada juga umat yang tidak menon-aktifkan HP-nya dan ketika misa
berlangsung HP-nya berbunyi sangat nyaring. Seharusnya ini ditegaskan kembali
untuk menciptakan suasana hening, PUMR menganjurkan agar suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
keheningan itu tidak hanya diciptakan di dalam gedung Gereja dan sakristi saja,
tetapi sudah diterapkan di sekitar gedung gereja (PUMR 45).
Arti dari suasana hening di dalam Perayaan Ekaristi itu ada banyak dan itu
mempunyai makna yang berbeda-beda. Misalnya, hening pada saat sebelum doa
pembuka mempunyai makna untuk menyampaikan ujud doa pribadi masing-
masing dan nantinya akan dipersatukan dalam doa pembuka yang didoakan oleh
Imam. Kemudian, hening pada saat sebelum pernyataan tobat mempunyai makna
untuk mawas diri dan merenungkan kasih Allah dan tanggapan kita yang tidak
sesuai melalui dosa dan kesalahan kita. Saat hening pada saat sesudah bacaan dan
homili ialah untuk merenungkan Firman Tuhan. Kemudian, saat hening sesudah
komuni dimaksudkan untuk bersyukur, memuji nama Tuhan, dan mengucapkan
doa permohonan pribadi di kala Tuhan sendiri datang dalam wujur Hosti Suci di
dalam komuni.
e. Makna Nyanyian dalam Perayaan Ekaristi
Musik mempunyai kedudukan yang amat penting di dalam liturgi.
Konstitusi Liturgi Sacrosanctum Concilium pada bab IV yang berbicara tentang
musik (bab IV: SC 112-121). Dari dokumen Konstitusi Liturgi Sacrosanctum
Concilium tersebut, kita dapat mengambil tiga kesimpulan tentang makna musik
di dalam Perayaan Ekaristi :
1). Musik merupakan bagian dari liturgi tersendiri. Ini mempunyai arti bahwa
musik bukanlah sebuah iringan belaka atau hanya sekedar tambahan saja,
melainkan “bagian liturgi meriah yang penting atau integral” (SC 112).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2). Musik memperjelas misteri Kristus. Karena musik liturgi menjadi sarana
untuk memuliakan Allah dan menguduskan umat beriman (SC 112). Melalui
kata-kata di dalam nyanyian dan melodinya, umat dibantu untuk mendalami
misteri Kristus dan juga menghayati kehadiran Kristus di dalam Perayaan
Ekaristi.
3). Musik dan nyanyian dapat membantu umat untuk berpartisipasi secara aktif di
dalam Perayaan Ekaristi dengan ikut menyanyikan lagu-lagunya. Di dalam
dokumen Konsili Vatikan II meminta partisipasi umat secara sadar dan aktif (SC
14).
Konstitusi Liturgi Sacrosanctum Concilium no 116 mengatakan :
Gereja memandang nyanyian Gregorian sebagai nyanyian khas bagi Liturgi Romawi. Maka dari itu-bila tiada pertimbangan-pertimbangan yang lebih penting – nyanyian Gregorian hendaknya diutamakan dalam upacara-upacara Liturgi. Jenis-jenis lain Musik Liturgi, tertutama polifoni, sama sekali tidak dilarang dalam perayaan ibadat suci, asal saja selaras dengan jiwa upacara Liturgi, menurut ketentuan pada art. 30.
Di dalam PUMR memberikan kemungkinan penggunaan musik yang khas
sesuai tradisi dari suatu bangsa dan juga tergantung dari kemampuan bermusik
yang dimiliki oleh umat sendiri (PUMR 40). Namun di dalam PUMR disarankan
untuk musik dan nyanyian gregorian tetap mempunyai tempat yang utama. PUMR
tidak menyarankan untuk selalu menggunakan nyanyian pada setiap Perayaan
Ekaristi. Pada saat Perayaan Ekaristi harian, tidak perlu semua nyanyian
dinyanyikan. Tetapi, pada saat Perayaan Ekaristi Hari Minggu dan Hari Raya
wajib hendaknya nyanyian-nyanyian tersebut diupayakan untuk dinyanyikan. Tim
liturgi dan petugas liturgi wajib mengetahui nyanyian-nyanyian apa saja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
wajib dinyanyikan dan tidak wajib dinyanyiakan. Bisa melihat pedomannya di
dalam PUMR 37 :
Sebagian merupakan ritus atau kegiatan tersendiri, seperti Kemuliaan, mazmur tanggapan, bait pengantar Injil (dengan atau tanpa alleluya), Kudus, aklamasi anamnesis, madah syukur sesudah komuni;
Sebagian lagi mengiringi ritus lain, seperti nyanyian pemecahan roti (Anak domba Allah), dan nyanyian komuni.
PUMR 40 mengatakan bahwa penggunaan nyanyian dalam perayaan
Ekaristi harusnya dijunjung tinggi. Maka, nyanyian pembuka ini penting untuk
membantu umat dalam mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam Perayaan
Ekaristi. Nyanyian pembuka juga dapat membantu membangun kesatuan umat
dan mengiringi perarakan masuk para petugas ke panti imam.
3. Bagian-bagian dalam Perayaan Ekaristi dan cara menghayatinya
Kini Tuhan Yesus hadir di dalam Perayaan Ekaristi, yaitu dalam Sabda-
Nya (Liturgi Sabda) dan dalam rupa roti dan anggur (Liturgi Ekaristi). Maka dari
itu, kita harus memahami Perayaan Ekaristi dalam detail-detailnya supaya kita
dapat menghayatinya dan Perayaan Ekaristi tersebut menjadi bermakna bagi kita.
Kita akan mendalami satu demi satu bagian-bagian Perayaan Ekaristi.
a. Ritus Pembuka
Sikap umat pada saat menyambut perarakan para petuga liturgi serta Imam
adalah berdiri. Berdiri merupakan sikap hormat dan penuh perhatian terhadap
kehadiran Tuhan. Fungsi lagu pembuka adalah untuk menyatukan pikiran dan
suara umat dalam satau kesatuan kata, nada, dan irama. Ketika imam dan para
petugas liturgi menundukan kepala di hadapan altar, kita juga harus ikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menundukan kepala dan berdoa di dalam hati, “Ya Tuhan, aku hadir di sini,
memenuhi panggilan-Mu” (Supranto, 2012:5).
Tanda Salib dalam ritus pembuka pada Perayaan Ekaristi menunjuk pada
pengakuan iman. Pengakuan bahwa keselamatan terjadi melalui Salib Kristus.
Kekutan dan kemenangan orang Kristiani terletak pada Salib Kristus. Tanda Salib
dengan mengucapkan seruan Tritunggal menunjuk pada inti iman yang diakui dan
dinyatakan pada pembaptisan.
Pernyataan tobat biasanya menyanyiakan Tuhan Kasihanilah Kami atau
menyatakan seruan tobat “Saya Mengaku”. Kata Tuhan dan Kristus dalam
pernyataan tobat itu merupakan ungkapan pujian kepada Tuhan Yesus, sedangkan
“Kasihanilah Kami” merupakan permohonan akan belas kasih dan kerahiman
Allah. Pada saat pernyataan tobat, biasanya kita menebahkan dada sebanyak tiga
kali, ini merupakan ungkapan kesedihan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
Setelah pernyataan tobat, imam akan mengucapkan absolusi dengan tangan
terkatup, tanpa memberikan berkat Salib dan umat tidak perlu membuat Tanda
Salib karena absolusi ini tidak bersifat sakramental.
Menyanyiakan madah Kemuliaan dengan sepenuh hati dan dengan sadar.
Madah kemuliaan akan terasa agung dengan menyanyikan setulus hati supaya bisa
masuk ke dalam relung hati sehingga kita akan merasakan bulu kuduk berdiri.
Doa Pembuka merupakan peralihan dari ritus pembuka ke liturgi Sabda.
Doa pembuka didoakan oleh Imam sendiri. Imam mendoakan doa pembuka
dengan merentangkan tangan ini melambangkan bahwa Gereja sedang berdoa.
Ajakan Imam, yaitu “Marilah Kita berdoa” ini dijiwai oleh umat ketika imam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
melakukannya dengan cara yang simpatik, yaitu dengan membuka tangan dan
bahkan dengan senyuman. Saat hening pada doa pembuka, imam dan umat sedang
menyadari kehadiran Allah dan mengungkapan doa-doa atau ujud pribadi di
dalam hati. Dan pada akhir doa pembuka umat berkata “Amin” ini menunjukan
bahwa umat menyetujui. Oleh karena itu, doa pembuka menjadi doa setiap umat
yang hadir dalam perayaan Ekaristi.
b. Liturgi Sabda
Allah sendiri yang berbicara dalam Liturgi Sabda, kita harus
mempersiapkan diri sebagai ungkapan hormat kepada Allah. Persiapan sebelum
misa adalah disarankan umat untuk membaca dan merenungkan bacaan pada saat
Perayaan Ekaristi. Kemudian mengambil satu ayat untuk diucapkan berulang-
ulang di dalam hati. Pada saat Perayaan Ekaristi umat duduk/berdiri, ini sebagai
ungkapan pendengar yang baik yang memperhatiakan setiap sabda yang keluar
dari mulut Allah. Berusaha menangkap pesan Allah lewat homili yang
disampaikan imam. Setelah dialog pembacaan Injil, ada pembuatan tanda salib di
dahi, mulut dan dada disertai doa sebagai berikut : doa pada waktu membuat tanda
salib di dahi “Sucikanlah pikiranku, ya Tuhan, supaya aku dapat memikiran dan
merenungkan Sabda-Mu”; doa pada waktu membuat tanda salib di mulut
“Sucikanlah mulut-ku, ya Tuhan, supaya aku dapat mewartakan Sabda-Mu”; doa
pada waktu membuat tanda salib di dada “Sucikanlah hatiku, ya Tuhan, supaya
akau dapat meresapkan Sabda-Mu ke dalam hatiku” (Supranto, 2012:22).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Mazmur Tanggapan dinyanyikan di dalam Perayaan Ekaristi setelah
mendengarkan bacaan pertama. Makna Mazmur Tanggapan adalah tanggapan
umat atas Sabda Allah yang baru saja diwartakan. Hendaknya umat ikut menyanyi
pada saat ulangan atau refren. Ini berupa pujian atas karya-karya keselamatan
Allah. Mazmur tanggapan harus bersumber pada Kitab Suci, itulah sebabnya
mengapa Mazmur Tanggapan tidak bisa diganti dengan lagu-lagu yang lain.
Sebab belum tentulah lagu tersebut isinya sesuai dengan bacaan saat itu.
Bait pengantar Injil masih berkaitan dengan isi Injil yang akan dibacakan.
Umat juga ikut menyanyikan pada saat antifon Alleluia. Ketika Bait Pengantar
Injil dinyanyikan, maka umat harus berdiri. Ini merupakan sikap hormat kepada
Kristus yang hadir dan berbicara melalui Injil. Berdiri juga merupakan sikap
kesiapan umat untuk menyambut Tuhan yang akan bersabda di dalam Injil.
Homili merupakan bagian tak terpisahkan dari Liturgi Sabda. Homili
merupakan penjelasan dari bacaan pertama, kedua dan Injil. Homili merupakan
tugas istimewa Imam, bukan prodiakon, bukan juga frater.
Syahadat atau Aku Percaya merupakan tanggapan umat terhadap bacaan-
bacaan yang baru saja didengarkan. Dengan mengucapkan atau menyanyikan
syahadat, umat mengingat kembali dan mengakui pokok-pokok iman Katolik
sebelum merayakan di dalam Liturgi Ekaristi. Ketika mengucapkan “... yang
dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria ...” ; ini mengandung
arti bahwa kita menyadari akan kasih Allah yang telah menjelma menjadi manusia
untuk menyelamatkan kita (Supranto, 2012:33).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Doa umat mengakhiri liturgi Sabda. Dalam doa umat, umat bersama
berdoa agar kita mampu mengamalkan Sabda-Nya dan sungguh menjadi serupa
dengan Kristus, pembawa damai. Doa umat ditunjukkan untuk kepentingan
Gereja dan Dunia, tetapi bukannya untuk kepentingan sendiri. Di siapkan satu
kesempatan bagi umat untuk berdoa dalam hati untuk ujub-ujub pribadi. Sebab
apabila tidak didokan di dalam hati maka suasana Perayaan Ekaristi menjadi riuh
dan tidak khidmat lagi.
c. Liturgi Ekaristi
Sesudah liturgi sabda, kita memasuki liturgi Ekaristi. Di dalamnya sabda
Allah dihadirkan untuk menjadi pengajaran bagi orang-orang beriman. Dalam
liturgi Ekaristi juga Tubuh Kristus dihadirkan untuk menjadi makanan kekal bagi
kita. Ada tiga bagian di dalam liturgi Ekaristi yaitu, persiapan persembahan, Doa
Syukur Agung, Komuni.
Waktu persiapan persembahan merupakan saat kolekte dan segala masalah
serta kegembiraan kita diserahkan bersama roti dan anggur kepada Imam di Altar.
Pada saat bahan persembahan diarak, lagu persembahan dinyanyikan sampai
bahan persemabahan sampai di Altar. Apabila tidak ada nyanyian persembahan
dapat menggunkan iringan instrumen yang lembut untuk mencipatakan suasana
yang hening. Perarakan persembahan adalah melambangkan pada saat Yesus
diarak menuju kalvari untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban
keselamatan.
Doa Syukur Agung merupakan puncak dari Perayaan Ekaristi. DSA
dimulai dengan prefasi yang berarti di hadapan hadirat Tuhan. Pertama Imam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berkata : “Tuhan bersamamu/Tuhan besertamu” dan umat menjawab “Dan
bersama rohmu/dan sertamu juga”. Kemudian imam berkata “Marilah kita
mengarahkan hati kepada Tuhan”. Umat menjawab “Sudah kami arahkan”.
Kemudian imam bersyukur dengan berkata “Marilah bersyukur kepada Tuhan
Allah kita”. Umat menjawab “sudah layak dan sepantasnya”. Prefasi diakhiri
dengan nyanyian kudus. Ini mempunyai maksud untuk mengungkapkan
kegembiraan yang luar biasa atas keajaiban Allah bagi umat-Nya.
Doa Syukur Agung terdiri dari beberapa bagian penting, yang pertama
adalah Epiklese, yaitu doa mohon turunnya Roh Kudus agar mengubah roti dan
anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Umat tidak perlu membuat tanda Salib
ketika Imam memberkati atas roti dan anggur tarsebut. Yang kedua adalah Doa
Konsekrasi, ini merupakan kata-kata Yesus pada saat perjamuan malam terakhir.
Dengan kata-kata konsekrasi tersebut, roti dan anggur berubah menjadi Tubuh
dan Darah Kristus. Sebaiknya umat memandang Tubuh dan Darah Kristus yang
diangkat oleh imam dengan sikap menyembah-Nya sambil mengulangi dalam hati
pernyataan iman Santo Thomas : “Ya, Tuhanku dan Allahku”. Dan pada saat
imam berlutut umat dapat berdoa di dalam hati: “Tuhan, terima kasih karena
Engkau telah mengasihiku dengan memberikan nyawa-Nya kepadaku”. Yang
ketiga Aklamasi / Seruan Anamnese, anamnese merupakan tanggpan umat atas
terjadinya mukjizat perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Kemudian yang keempat doa persembahan atau doa korban. Gereja
mempersembahkan kepada Allah Bapa persembahan Kristus yang mendamaikan
kita dengan-Nya. Imam juga berdoa agar yang menerima Tubuh dan Darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kristus dipenuhi dengan rahmat dan berkat. Yang kelima adalah Doa
Permohonan. Di dalam doa permohonan ini yang paling pokok adalah berdoa
untuk persatuan. Berdoa juga untuk Paus, Uskup, semua anggota gereja, dan diri
kita sendiri. Keenam adalah Doksologi. Imam berkata “Dengan pengantaraan
Kristus ...”. umat menjawab “Amin” yang berarti tanda persetujuan serta
partisipasinya di dalam rangkaian Doa Syukur Agung (Supranto, 2012: 42-48).
Doa Bapa Kami merupakan persiapan dalam penyambutan komuni. Ada
hubungan antara doa Bapa Kami dengan komuni. Karena di dalam doa Bapa
Kami terdapat kata-kata “Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami seperti kami mengampuni yang bersalah kepada kami”. Rezeki
bagi orang Kristiani adalah Tubuh Kristus sendiri. Permohonan pengampunan dan
damai merupakan persiapan yang paling pantas untuk menyambut Tubuh Kristus,
sehingga doa Bapa Kami berhubungan erat dengan “Doa Damai”. Di dalam Doa
Damai umat mempunyai niat untuk mengampuni orang lain yang bersalah
terhadap kita dan meminta ampun kepada orang lain terhadap kesalahan yang
telah kita perbuat. Pada saat Doa Damai ingatlah siapa saja yang membutuhkan
pengampunan kita dan kepada siapa saja kita akan meminta ampun. Setelah Doa
Damai kita kemudian memberikan salam damai dengan saling bersalaman dengan
orang di kiri, kanan, depan dan belakang kita sebagai tanda persatuan dan
pengampunan sebelum menerima komuni.
Pemecahan Roti dan Persiapan Komuni, Imam memecahkan Hosti dengan
diiringi lagu atau mendaraskan Anak Domba Allah. Anak Domba Allah
menggambarkan sengsara dan kemenengan Kristus sebab Dialah Anak Domba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Paskah yang baru. Setelah memecahkan Hosti, Imam memperlihatkan-Nya
kepada umat dan berkata “Inilah Anak Domba Allah Yang Menghapus Dosa
Dunia. Berbahagialah kita yang diundang dalam Perjamuan Tuhan”. Bersama
dengan Imam, umat menjawab : “Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang
kepada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”. Jawaban tersebut di
ambil dari perikop Kitab Suci tentang seorang perwira yang meminta Yesus untuk
menyembuhkan hambanya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam
rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Mat, 8:8).
Setelah Imam meletakkan Hostinya kembali, umat dapat berdoa di dalam hati
:”Semoga Tuhan melihat iman dalam hatiku sehingga mengabulkan
permohonanku”. Dan kemudian disambung dengan berdoa secara pribadi di
dalam hati.
Pada saat kita akan menyambut komuni atau berjalan menuju Tubuh
Kristus kita dapat berdoa: “Tuhan, ini aku, datang menyambut-Mu ...” atau
“Tuhan, mari masuklah ke dalam hatiku ...”. Pada saat menerima Tubuh Kristus,
umat menjawab Amin. Artinya adalah bersyukur telah menyambut Tuhan Yesus
sendiri sebagai tamu Agung yang masuk ke dalam diri kita dan bersatu dengan
tubuh dan jiwa kita. Setelah menerima komuni umat dapat berdoa di dalam hati
dengan berkata: “Engkaulah Tuhanku, Enagkaulah Rajaku, aku menyembah-Mu,
Tuhan. Aku mengasihi Engkau”. Kemudian kita bersyukur kepada Tuhan sebab Ia
telah datang dan masuk di dalam diri kita melalui Komuni Suci. Kita juga
memohon ampun untuk semua dosa dan kesalahan kita: “Tuhan ajarilah aku untuk
menghindari dosa demi kasiku kepada-Mu”. Kita juga meminta kepada Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
untuk menguduskan kita dan semua manusia serta agar kita dapat mengasihi. Dan
yang terakhir kita juga berdoa agar Tuhan Yesus dapat dikenal dan dikasihi oleh
sebanyak mungkin orang.
Liturgi Ekaristi diakhiri dengan Doa sesudah komuni. Imam mendoakan
Doa sesudah komuni dan umat menjawab Amin. Inti dari doa sesudah komuni
adalah bersyukur atas Ekariati yang telah dirayakan, memohon berkat agar kita
dapat bertekun dalam perutusan dan memohon agar nantinya diperkenankan
mengikuti perjamuan di Surga.
d. Ritus Penutup
Ritus penutup mempunyai fungsi untuk menutup semua rangkaian
Perayaan Ekaristi dan juga menghantar umat untuk melaksakan perutusannya di
dalam kehidupan sehari-hari yang menyucikan dunia di mana umat berada. Ritus
penutup terdiri dari pengumuman, berkat dan pengutusan, serta perarakan
keluar.
Yang pertama adalah mendengarkan pengumuman. Di dalam
pengumuman berisikan hal-hal penting, kegiatan-kegiatan umat di suatu paroki.
Pengumuman tidak perlu panjang-panjang, hanya hal-hal yang perlu diumumkan
saja menyangkut kepentingan bersama.
Yang kedua adalah Berkat dan Pengutusan, ini dimulai dengan sapaan
Imam kepada umat “Tuhan sertamu” dan umat menjawab “dan setamu juga”.
Kemudian Imam memberkati umat dengan menyebut nama Allah Tritunggal,
maknanya adalah kehadiran dan penyertaan Allah merupakan berkat yang
sesungguhnya, bagi umat untuk menjalankan pengutusannya di dalam dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
nyata. Ada tiga bentuk pengutusan yaitu, bertumbuh di dalam iman, bertumbuh
di dalam persaudaraan, bertumbuh dalam pelayanan kasih.
Setelah memberikan hormat dan mencium Altar, Imam dan semua
petugas liturgi keluar dari panti imam menuju sakristi dengan diiringi lagu
penutup. Perarakan keluar ini mempunyai maka bahwa kita pulang dan
meninggalkan Gereja dengan membawa sebuah tugas bersama, yaitu memberi
arti kehidupan kita sehari-hari.
Inilah tadi beberapa cara untuk dapat menghayati ekaristi di dalam
Perayaan Ekaristi. Dengan cara-cara tersebut diharapkan kita semakin mencintai
Tuhan melalui Perayaan Ekaristi. Dengan adanya pelajaran komuni pertama
pendamping dapat memberikan pengetahuan tentang cara-cara menghayati
Perayaan Ekaristi. Sehingga anak-anak akan dapat menghayatai Perayaan
Ekaristi sesuai dengan usianya. Fokus pembahasannya adalah apakah pelajaran
komuni pertama mempunyai peranan terhadap penghayatan ekaristi pada saat
Misa Kudus.
Kemudian, nantinya penulis dapat mempunyai batasan-batasan
permasalahan yang akan di teliti. Pertama-tama adalah apa saja yang menjadi
unsur-unsur dalam pelajaran Komuni Pertama. Selanjutnya adalah menemukan
ada tidaknya peranan Pelajaran Komuni Pertama terhadap penghayatan ekaristi
dan yang terakhir faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam
penghayatan ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
PERANAN PELAJARAN KOMUNI PERTAMA BAGI PESERTA
TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI DI PAROKI ADMINISTRATIF
SANTA MARIA RATU BAYAT, KLATEN
Di dalam bab III ini, akan dibahas mengenai gambaran umum Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat seperti sejarah, lekat geografis, jumlah
umat, dan perkembangan umat di Lingkungan St. Fransiscus Xaverius. Kemudian
akan dibahas juga rancangan penelitian tentang pelajaran Komuni Pertama dan
penghayatan Ekaristi di Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat. Di dalam
rancangan tersebut akan dibahas Tujuan Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian,
Metode Penelitian, Responden Penelitian, Instrumen Penelitian dan Variabel
Penelitian.
A. Gambaran umum Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat
1. Sejarah Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, bersumber dari
wawancara dengan Bp PC. Suwarno dan R. Purwanto.
Hidupnya Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat dimulai dengan
adanya baptisan yang pertama kalinya, yaitu Ibu Elisabeth Ngadinah yang
dibaptis oleh Romo Van Driessche, SJ pada tanggal 7 Juli 1935. Gereja Bayat
tumbuh berkembang dimulai dari beberapa keluarga yaitu keluarga Bp. Max.
Somawiharja, keluarga Bp. C. Doyo Sumarto, keluarga Bp. LYS. Mardi Susiswo,
keluarga Bp. Karto Suwiryo, keluarga Bp. Karta Talun, keluarga Ibu Pithi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
keluarga Bp. Manto Sumitro, keluarga Bp. Suto dan keluarga Bp. Atmo Sipung.
Dahulu pada tahun 1964, Gereja Bayat terletak di SD Kanisius Bayat. Kemudian
Bayat menjadi bagian dari Paroki Wedi dan menjadi Stasi Bayat yang terdiri dari
tiga wilayah yaitu wilayah Barat dengan ketua wilayahnya adalah Bp. Max.
Somawiharjo, wilayah Tengah dengan ketua wilayahnya adalah Bp. Mardi
Subroto, dan wilayah Timur dengan ketua wilayahnya adalah Bp. C. Doyo
Sumarto.
Pada tanggal 17 Agustus 1966, Rm. FX. Purwowidiono di dalam
kotbahnya di pendopo kecamatan yang sekarang adalah bank BRI, memunculkan
ide untuk membangun Gereja dengan meminta bantuan kepada Bapak Camat
yaitu Bapak Umar Singgih. Dan kemudian beliau memberikan tanah di daerah
Sekarkalam, tetapi Romo Tan Kiong Hwat menganggap tanah tersebut terlalu ke
barat dan tidak setrategis. Pada tahun 1968 Romo Tan Kiong Hwat meminta tanah
kepada Yayasan Pangudi Luhur untuk menjadi kapel sementara dan Misa yang
pada awalnya di SD Kanisius dipindahkan ke SMP Pangudi Luhur. Kemudian,
pada tahun 1979, pemberian nama wilayah Barat menjadi St.Bernadeta, wilayah
Tengah menjadi St.Fransiscus Xaverius dan wilayah Timur menjadi St. Petrus dan
Paulus. Pada tahun 1980 Stasi Bayat membeli tanah di depan SMP Pangudi Luhur
Bayat dari Bp. Darmini Dolon dan lima tahun kemudian tepatnya tahun 1985
mulailah pembangunan Gereja Bayat.
Umat Katolik di Stasi Bayat mengalami perkembangan kemudian wilayah-
wilayah mulai dimekarkan. Wilayah Bernadeta menjadi lingkungan Bernadeta
dan Yohanes Pemandi, Wilayah Fransiscus Xaverius menjadi lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Fransiscus Xaverius dan Yusup, dan Wilayah Petrus Paulus menjadi lingkungan
Petrus, Paulus, Nicolaus. Gereja Bayat diberkati pada tanggal 30 Juni 1990 oleh
Vikep Surakarta yaitu Rm. Purwo Hartono pada tanggal 22 Agustus adalah
peringatan St. Maria Ratuning Katentreman yang sekarang menjadi St. Maria
Ratu. Kemudian lingkungan Bernadeta dimekarkan lagi menjadi lingkungan
Bernadeta dan lingkungan Andreas Rasul.
2. Letak Geografis Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat
Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat terletak di Kabupaten Klaten
dan terletak di desa Lemah Miring, kelurahan Paseban. Secara geografis
Kabupaten Klaten, terletak di 7°32’19” LS - 7°48’33” LS 110°26’14” BT -
110°47’51” BT, Pusat pemerintahan berada di Kota Klaten. Luas wilayah
kabupaten Klaten mencapai 665,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan
kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten
Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah barat berbatasan dengan
kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di sebelah utara berbatasan
dengan kabupaten Boyolali.
Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas
53 desa dan 103 kelurahan. Dan Gereja Bayat terletak di Kecamatan Bayat yang
berjarak kurang lebih 20 km dari pusat kota klaten. Gereja Bayat sendiri terletak
di kota kecamatan. Dari jalan raya Bayat-Cawas setelah pasar bayat ada pertigaan
ke kanan samping koramil, lurus kira-kira 100 m Gereja Bayat di kiri jalan di
depan SMP Pangudi Luhur Bayat. Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat
merupakan anak dari Paroki St. Maria Bunda Kristus Wedi dan juga merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
salah satu paroki yang berada di Kevikepan Surakarta. Paroki Administratif Santa
Maria Ratu Bayat beralamat di desa Lemah Miring, Paseban, Bayat, Klaten.
Kemudian dalam pembagian teritorial paroki-paroki di Kevikepan Surakarta,
Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat menjadi bagian dari Paroki Rayon
Barat Utara atau biasa disebut Barut. Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat
berbatasan dengan Paroki Administratif St. Maria Assumpta Cawas untuk sebelah
timur, sebelah barat berbatasan dengan Paroki St. Maria Bunda Kristus Wedi,
sebelah utara Paroki St. Theresia Jombor, sebelah selatan Paroki St. Petrus dan
Paulus Kelor Gunung Kidul.
3. Jumlah umat Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat
Menurut sensus umat yang diadakan oleh bidang Litbang Paroki
Administratif Santa Maria Ratu pada tahun 2012 jumlah umat sekitar 1260 jiwa.
Jumlah tersebut tersebar di 8 lingkungan, yaitu sebagai berikut :
NO LINGKUNGAN JUMLAH UMAT1. St. ANA 85 jiwa2. St. BERNADETA 218 jiwa3. St. PETRUS 110 jiwa4. St. PAULUS 123 jiwa5. St. FX 228 jiwa6. St. YOHANES PEMBAPTIS 109 jiwa7. St. ANDREAS 168 jiwa8. St. YUSUP 219 jiwa
Jumlah 1260 jiwa
4. Perkembangan umat di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Letak geografis Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius di Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat
Letak Lingkungan St. Fransiscus Xaverius adalah di kota kecamatan Bayat
dan termasuk lingkungan yang paling dekat letaknya dengan Gereja Bayat.
Lingkungan ini mencakup tiga desa yaitu desa beluk, desa kalicangak, dan desa
babadan. Dan juga jumlah umatnya yang paling banyak dan belum mengalami
pemekaran. Di sebelah barat berbatasan dengan lingkungan andreas, sebelah timut
dengan lingkungan petrus, sebelah utara dengan lingkungan St. Yusup dan
sebelah selatan dengan lingkungan St. Yohanes Pembaptis. Di lingkungan
St.Fransiscus Xaverius ini medannya sangat landai di tengah kota kecamatan dan
juga tidak ada gunung dan bukit. Jalannya semua sudah halus.
b. Jumlah umat Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius
Umat di lingkungan St. Fransiscus Xaverius ini bisa dibilang paling
banyak dan potensi Orang Muda Katolik (OMK) cukup banyak.
Anak- anak OMK Orang dewasa Lansia 12 orang 118 orang 50 orang 42 orang
Namun yang sekarang ada di rumah hanya beberapa umat saja, kebanyakan
bekerja di luar kota. Tetapi umat yang ikut terlibat di lingkungan dan di gereja
cukup banyak. Banyak umat yang mempunyai potensi untuk berkarya di paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c. Kehidupan menggereja umat lingkungan Santo Fransiscus Xaverius
Umat yang aktif di paroki cukup banyak. Ada yang menjadi prodiakon,
menjadi ketua lingkungan, menjadi ketua dewan harian, menjadi anggota dewan
harian, menjadi koster Gereja, menjadi pengurus Gua Maria, menjadi ketua OMK,
menjadi ketua Misdinar. Masih banyak yang belum disebutkan. Ini merupakan
potensi yang dimiliki oleh lingkungan St. Fransiscus Xaverius. Dengan ikut
terlibat di lingkungan maupun di Gereja umat menjadi rajin untuk mengikuti
berbagai kegiatan di lingkungan maupun di Gereja seperti, renungan,
sembayangan, misa harian, misa lingkungan, rapat dewan, kegiatan OMK,
kegiatan Misdinar, dll. Sehingga iman umat semakin tumbuh dengan mengikuti
berbagai kegiatan di Paroki.
B. Penelitian Peranan Pelajaran Komuni Pertama Di Lingkungan Santo
Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor dalam Penghayatan Ekaristi di
dalam Misa Kudus.
b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam Pelajaran
Komuni Pertama.
c. Untuk mengetahui peranan unsur-unsur dalam Pelajaran Komuni Pertama
terhadap unsur-unsur Penghayatan Ekaristi.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksankan pada bulan November 2014 di Lingkungan St.
Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Metode Penelitian
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mencari peranan unsur-
unsur dalam Pelajaran Komuni Pertama terhadap unsur-unsur Penghayatan
Ekaristi. Jenis penelitian yang dipakai adalah kualitatif. Cara memperoleh datanya
dengan penyebaran skala Likert yang diberikan kepada umat yang ditunjuk
sebagai responden untuk variabel Penghayatan Ekaristi di Lingkungan St.
Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat dan juga
didukung dengan wawancara untuk variabel Pelajaran Komuni Pertama, yang
ditujukan kepada katekis yang mengajar Komuni Pertama di Paroki Administratif
Santa Maria Ratu Bayat. Kemudian, barulah hasil dari kedua penelitian tersebut
dicari hubungannya. Supaya lebih menyakinkan lagi dipakailah dokumentasi
setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung.
4. Responden Penelitian
Pengambilan sample pada penelitian ini menggunkan Quota Sampling
yaitu jumlah subyek yang akan diteliti harus ditetapkan terlebih dahulu (Sutrisno,
2000:92). Jumlah subjek yang akan diteliti sebanyak 60 orang. Ini dibagi menjadi
dua kriteria yaitu umat yang belum mengikuti pelajaran Komuni Pertama dan
umat yang sudah pernah mengikuti pelajaran Komuni Pertama. Supaya hasilnya
dapat dibandingkan antara yang pernah mengikuti pelajaran Komuni Pertama dan
yang belum pernah mengikuti pelajaran Komuni Pertama. Apakah ada
peningkatan dalam hal pemaknaan Ekaristi, makna Komuni, tata gerak dalam
Perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Masalah yang diteliti adalah mengenai peranan pelajaran komuni pertama
terhadap penghayatan ekaristi di lingkungan St. Fransiscus Xaverius Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat. Sampel yang digunakan adalah umat
lingkungan St.Fransiscus Xaverius yang bisa membaca dan menulis sehingga
dapat diminta untuk mengisi Skala Likert yang diberikan oleh penulis.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat pengumpul data (Moleong, 2012:168).
Penelitian ini menggunakan instrumen nontes berupa Skala Likert dan
dokumentasi.
a. Skala Likert
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.
Jawaban akan diukur dengan skala Likert. Adapun skala Likert adalah skala yang
terdiri dari lima tingkat, dengan lima alternatif pilihan yakni Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Kurang Setuju (KR) dan Sangat Tidak Setuju (STS)
(Sutrisno Hardi. 1973: 177). Jawaban-jawaban yang ada berupa pernyataan-
pernyataan yang berbeda dari masing-masing jawaban. Penilaian akhir dari skala
Likert tersebut dilakukan dengan menjumlahkan seluruh skor tiap butir
pernyataan.
Peneliti akan membagikan lembar skala Likert dengan jawaban yang
terdiri dari emapat tingkatan pada subjek penelitian yang terdiri dari 60 orang
responden yang terdiri dari beberapa golongan yaitu orang dewasa, orang tua,
OMK dan remaja. Peneliti menghilangkan pilihan RR (Ragu-ragu) untuk
menghindari ketidakvalidan jawaban. Karena kecenderungan responden akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menjawab RR (ragu-ragu) untuk pernyataan yang tidak diketahuinya. Skala Likert
ini terdiri dari 25 pertanyaan yang mencakup variabel pertama yaitu “Penghayatan
Ekaristi”.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (Moleong 2012:186).
Jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara pembicaraan
informal. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung
pada pewawancara, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan
pertanyaan kepada terwawancara. Ini bertujuan supaya terwawancara merasa
nyaman dalam menjawab pertanyaan, mungkin juga terwawancara tidak
mengetahui kalau sedang diwawancarai.
Jenis penelitian yang kedua adalah wawancara dengan menggunakan
variabel yang kedua adalah “Pelajaran Komuni Pertama”. Penelitian ini hanya
diperuntukan bagi pendamping Komuni Pertama saja. Supaya jelas materi,
metode, doa-doa pokok, dll yang dapat mempengaruhi variabel pertama yaitu
“Penghayatan Ekaristi”.
6. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini ada dua yaitu “Pelajaran
Komuni Pertama” dan “Penghayatan Ekaristi”. Berikut ini adalah kisi-kisi Skala
Likert untuk variabel yang pertama yaitu “Penghayatan Ekaristi”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel : 1. Variabel penelitian Penghayatan Ekaristi
NO Variabel Variabel yangDiungkap
Nomor Item
Jumlah Soal
1. Penghayatan ekaristi
1). Pemahaman tentang makna komuni pertama.
2). Dapat memahami tata cara dalam Perayaan Ekaristi.
3). Aktif di dalam tata laksana Perayaan Ekaristi.
4). Memahami kedudukan Bacaan I, II dan Injil di dalam Perayaan Ekaristi.
5). Memahami makna penyambutan Komuni.
6). Memahami makna Doa Syukur Agung.
7). Dapat merenungkan dampak Ekaristi di dalam kehidupan sehari-hari.
2
2
5
4
4
4
4
1, 2
3, 4
5, 6, 7, 8, 9
10, 11, 12, 13
14, 15, 16, 17
18, 19, 20, 21
22, 23, 24, 25
Berikut adalah kisi-kisi dari variabel kedua yaitu “Pelajaran Komuni Pertama”
yang ditujikan untuk pendamping pelajaran komuni pertama atau katekis paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel : 2. Variabel Pelajaran Komuni Pertama
No Variabel Variabel yang diungkap
Nomor item Jumlah soal
1. Pelajaran Komuni Pertama
1). Materi yang diberikan kepada peserta.
2). Tujuan konkret pelajaran komuni pertama.
3). Doa-doa pokok apa yang harus dihafal.
4). Silabus.
5
2
1
1
1,2,6,7,8
5,9
3
4
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PENELITIAN VARIABEL I (SUDAH KOMUNI) DAN PEMBAHASANNYA
Untuk mengetahui besarnya peranan pelajaran komuni pertama terhadap
penghayatan Ekaristi, penulis mengadakan penyebaran Skala Likert di Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat. Kegiatan penyebarkan Skala Likert ini
bertujuan untuk mengatahui atau menelaah dan memahami sikap, pandangan,
perasaan dan perilaku individu/ sekelompok orang. Umat diharapkan dapat
mengerti, mengatahui dan memahami sejauh mana peranan pelajaran Komuni
Pertama di dalam proses Perayaan Ekaristi, sehingga dapat mempengaruhi
penghayatan Ekaristi. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat hasil Skala
Likert pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel : 1. Penghayatan Ekaristi (sudah Komuni)
(N : 30)
No Pernyataan SS S KS TS1. Komuni Pertama adalah tahap
wajib bagi seorang Katolik.100% 0% 0% 0%
2. Komuni Pertama membuat kita lebih penuh ikut serta dalam Perayaan Ekaristi.
76,6% 23,3% 0% 0%
3. Tata cara di dalam Perayaan Ekaristi sangat mudah dipahami bagi umat.
1,3 % 83,3% 3,3% 0%
4. Semua tata cara Perayaan Ekaristi dari ritus pembuka sampai penutup sebaiknya tidak harus diikuti oleh umat yang hadir.
0% 3,3% 16,6% 80%
5. Setelah menerima Komuni Pertama saya diwajibkan untuk aktif sebagai petugas liturgi di dalam Perayaan Ekaristi.
56,6% 43,3% 0% 0%
6. Saya merasa sangat bangga, apabila menjadi petugas liturgi seperti misdinar, kor, lektor, dll.
66,6% 33,3% 0% 0%
7. Semakin mengenal Yesus dengan terlibat langsung menjadi petugas liturgi pada waktu Perayaan Ekaristi.
70% 30% 0% 0%
8. Menjadi petugas liturgi pada saatPerayaan Ekaristi itu sangat melelahkan.
0% 3,3% 33,3% 63,3%
9. Saya merasa kurang pantas untuk menjadi salah satu petugas liturgi, karena saya kurang siap untuk menjadi petugas liturgi.
3,3% 16,6% 43,3% 36,6%
10. Saya lebih senang membaca teks misa pada saat bacaan I, II dan Injil sedang dibacakan.
13,3% 33,3% 40% 13,3%
11. Bacaan I, II dan Injil mempunyai makna yang saling berkaitan satu sama lain.
43,3% 40% 6,6% 0%
12. Bacaan I, II dan Injil memang wajib dibacakan di dalam Perayaan Ekaristi.
63,3% 33,3% 3,3% 0%
13. Saya selalu membaca Bacaan I, II 6,6% 40% 40% 13,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
No Pernyataan SS S KS TSdan Injil sebelum Perayaan Ekaristi dimulai supaya dapat memahami maknanya.
14. Saya merasa lebih menghargai dan menghormati Tubuh dan Darah Kristus yang saya terima setelah mendapatkan pelajaran Komuni Pertama.
80% 20% 0% 0%
15. Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah menerima Komuni.
86,6% 13,3% 0% 0%
16. Dengan menyambut Komuni, saya merasakan kehadiran Tuhan sendiri di dalam jiwa dan ragaku.
80% 20% 0% 0%
17. Saya lebih senang bergurau dengan teman sebelum menerima Tubuh Kristus.
0% 6,6% 36,6% 56,6%
18. Doa Syukur Agung (DSA) adalah tahap perubahan Roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
60% 36,6% 3,3% 0%
19. Ketika Doa Syukur Agung (DSA) didoakan saya selalu khusuk mendoakannya.
40% 46,6% 13,3% 0%
20. Saya tahu bahwa Doa Syukur Agung (DSA) adalah puncak dari Perayaan Ekaristi.
53,3% 43,3% 3,3% 0%
21. Saya selalu membawa buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) dan ikut membaca pada saat Doa Syukur Agung (DSA) didoakan.
3,3% 30% 43,3% 23,3%
22. Dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, saya selalu mengambil makna di dalam bacaan Injil untuk saya terapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
26,6% 60% 3,3% 10%
23. Apabila saya tidak mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu, saya merasa ada yang kurang di dalam diri saya.
66,6% 30% 3,3% 0%
24. Perayaan Ekaristi membawa damai di dalam hidup saya.
86,6% 13,3% 0% 0%
25. Saya selalu merasa rindu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu.
73,3% 26,6% 0% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
a. Pembahasan Tabel Pertama Variabel pertama tentang Penghayatan Ekaristi bagi umat yang sudah menerima Sakramen Ekaristi.
Di dalam tabel yang pertama tersebut semua responden menjawab sangat
setuju (100%). Jawaban tersebut dapat bersifat representatif yang berarti mewakili
pertanyaan secara keseluruhan. Ini dapat diartikan bahwa semua umat setuju kalau
komuni pertama adalah tahap wajib bagi seorang Katolik.
“Komuni Pertama membuat kita lebih penuh ikut serta dalam Perayaan
Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (76,6%) dan yang menjawab setuju
(23,3%). Ini berarti bahwa semua responden setuju kalau sudah menerima
Komuni Pertama mereka mengikuti Perayaan Ekaristi bersama Yesus sendiri
secara penuh dari ritus pembuka sampai ritus penutup. Berbeda kalau belum
menerima Komuni Pertama, umat hanya mengikuti Misa saja tanpa dibarengi
dengan menyambut Tubuh dan Darah Kristus sendiri.
“Tata cara Perayaan Ekaristi sangat mudah dipahami bagi semua umat”.
Responden yang menjawab sangat setuju (13,3%) dan yang menjawab setuju
(83,3%). Ini berarti hanya beberapa umat yang benar-benar memahami tata cara
Perayaan Ekaristi dari ritus pembuka sampai ritus penutup. Kemudian sebagian
besar umat itu hanya tahu saja tata cara Perayaan Ekaristi itu seperti apa dan tidak
memahami secara mendalam. Dan juga ada responden yang menjawab kurang
setuju (3,3%), berarti bahwa masih ada umat yang tidak mengetahui dan
memahami tata cara Perayaan Ekaristi yang benar.
“Semua tata cara Perayaan Ekaristi dari ritus pembuka sampai ritus
penutup sebaiknya tidak harus diikuti oleh umat yang hadir”. Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menjawab tidak setuju (80%) dan yang menjawab kurang setuju (16,6%). Ini
berarti bahwa sebagian besar umat setuju kalau tata cara Perayaan Ekaristi dari
ritus pembuka sampai ritus penutup wajib diikuti oleh semua umat yang hadir
dalam Perayaan Ekaristi. Karena ritus pembuka sampai ritus penutup tersebut
adalah sebuah kesatuan dari Perayaan Ekaristi. Tetapi ada responden yang
menjawab setuju (3,3%). Ini berarti bahwa masih ada sebagian kecil umat tidak
mengetahui dan memahami kalau Perayaan Ekaristi dari ritus pembuka sampai
penutup tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh.
“Setelah menerima Komuni Pertama saya diwajibkan untuk aktif sebagai
petugas liturgi di dalam Perayaan Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju
(56,6%) dan yang menjawab setuju (43,3%). Ini berarti umat setuju kalau setelah
menerima Sakramen Ekaristi haruslah aktif menjadi petugas liturgi seperti
misdinar, kor, lektor dll.
“Saya merasa sangat bangga, apabila menjadi petugas liturgi seperti
misdinar, kor, lektor, dll”. Responden menjawab sangat setuju (66,6%) sedangkan
yang lainnya menjawab setuju (33,3%). Dengan jawaban tersebut, berarti semua
umat merasa bangga apabila bisa menjadi salah satu petugas liturgi. Dengan
menjadi petugas liturgi kita belajar untuk bertanggung jawab dan juga bisa
dikenal oleh orang banyak.
“Semakin mengenal Yesus dengan terlibat langsung menjadi petugas liturgi
pada waktu Perayaan Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (70%) dan
yang menjawab setuju (30%). Umat merasa apabila telah terlibat aktif menjadi
petugas liturgi, maka mereka merasa semakin kenal dengan Yesus sendiri. Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dikarenakan di dalam Perayaan Ekaristi itu sendiri ada berbagai tata cara yang
diberlakukan dan dituntut untuk konsentrasi, tenang dan khusyuk terhadap tugas
kita sebagai petugas liturgi. Inilah yang membuat semakin mengenal Yesus.
“Menjadi petugas liturgi itu sangat melelahkan”. Responden menjawab
tidak setuju (63,3%) dan yang menjawab kurang setuju (33,3%). Ini berarti
sebagian responden telah merasakan menjadi petugas liturgi itu tidaklah
melelahkan, melainkan sangat membanggakan dan menyenangkan bisa terlibat
secara langsung. Karena menjadi seorang petugas liturgi itu sangatlah diinginkan
oleh anak-anak yang telah selesai dalam mengikuti pelajaran Komuni Pertama.
Tetapi ada juga responden yang menjawab setuju (3,3%). Berarti responden
tersebut mungkin belum pernah merasakan menjadi petugas liturgi. Jadi, mereka
lebih memilih setuju.
“Saya merasa kurang pantas untuk menjadi salah satu petugas liturgi,
karena saya kurang siap untuk menjadi petugas liturgi”. Reponden menjawab
tidak setuju (36,6%) ini berarti sebagian umat sudah merasa siap untuk menjadi
petugas liturgi dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mereka
peroleh. Kemudian yang menjawab kurang setuju (43,3%) ini yang paling banyak.
Berarti umat tersebut merasa pantas untuk menjadi petugas liturgi, tetapi mungkin
mereka belum berani untuk mengajukan diri menjadi petugas liturgi. Yang
menjawab setuju (16,6%) dan sangat setuju (3,3%). Ini berarti masih ada sebagian
kecil umat merasa kalau mereka kurang pantas untuk menjadi petugas liturgi.
Entah itu alasan tidak hafal tata caranya, belum pernah jadi petugas liturgi, dan
juga malu, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
“Saya lebih senang membaca teks misa pada saat bacaan I, II dan Injil
sedang dibacakan”. Responden menjawab sangat setuju (13,3%) dan setuju
(33,3%), berarti umat lebih senang menatap teks misa daripada mendengarkan
lektor dan Romo membacakan bacaan. Mungkin mereka dapat lebih memahami
makna bacaan teks misa dengan membacanya. Dan responden yang menjawab
kurang setuju (40%), yang menjawab tidak setuju (13,3%). Dapat disimpulkan
bahwa lebih dari separuh responden, lebih senang mendengarkan bacaan. Mereka
lebih memahmi makna dari bacaan yang sedang dibacakan dengan mendengarkan.
Dan bacaan yang dibacakan dengan baik itu tidaklah kalah daya sentuhnya dengan
membaca bacaan.
“Bacaan I, II dan Injil mempunyai makna yang saling berkaitan satu sama
lain”. Responden menjawab sangat setuju (43,3%) dan menjawab setuju (40%).
Dapat diartikan bahwa sebagian besar umat dapat memahami makna dari bacaan
di dalam Perayaan Ekaristi dan memahami bahwa bacaan di dalam Perayaan
Ekaristi itu saling berkaitan melalui homili yang disampaikan Romo. Tetapi masih
ada responden yang menjawab kurang setuju (6,6%), berarti mereka belum
mengetahui makna dari setiap bacaan yang dibacakan di dalam Perayaan Ekaristi.
“Bacaan I, II dan Injil memang wajib dibacakan di dalam Perayaan
Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (63,3%) dan yang menjawab setuju
(33,3%). Berarti umat setuju kalau semua bacaan wajib dibacakan pada waktu
Perayaan Ekaristi dan ini merupakan satu kesatuan dalam Perayaan Ekaristi.
Apalagi kalau Misa hari Minggu semua bacaan memang wajib dibacakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
“Saya selalu membaca bacaan I, II dan Injil sebelum Perayaan Ekaristi
dimulai supaya dapat memahami maknanya”. Responden yang menjawab sangat
setuju (6,6%) hanya sedikit yang selalu membaca terlebih dahulu sebelum
Perayaan Ekaristi dimulai. Responden yang menjawab setuju (40%), berarti masih
ada sebagian umat yang membaca terlebih dahulu sebelum Perayaan Ekaristi
dimulai. Tetapi masih ada respondengn yang menjawab kurang setuju (40%) dan
menjawab tidak setuju (13,3%). Berarti lebih banyak umat yang tidak pernah
membaca terlebih dahulu bacaan yang akan dibacakan. Mereka lebih suka
membaca pada saat dibacakan.
“Saya merasa lebih menghargai dan menghormati Tubuh dan Darah
Kristus yang saya terima setelah mendapatkan pelajaran Komuni Pertama”.
Responden menjawab sangat setuju (80%) dan yang menjawab setuju (20%). Ini
berarti bahwa semua umat merasa lebih menghargai Tubuh dan Darah Kristus,
karena mereka telah memperoleh pengetahuan dan memperoleh pengalaman iman
dari pelajaran Komuni Pertama.
“Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah menerima Komuni”. Responden
menjawab sangat setuju (86,6%) dan yang menjawab setuju (13,3%). Berarti
semua responden selau berdoa sebelum dan sesudah menerima Komuni. Karena
mereka sadar bahwa sebelum menerima Komuni haruslah menyiapkan batin, jiwa
dan raga supaya siap menerima Tubuh Kristus sendiri. Dan juga setelah menerima
Komuni kita pun wajib berdoa. Karena Tuhan sendiri telah merelakan diri hadir
dan bersemayam di dalam diri kita yang penuh dosa ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
“Dengan menyambut komuni, saya merasakan kehadiran Tuhan Yesus
sendiri di dalam jiwa dan ragaku”. Responden yang menjawab sangat setuju
(80%) dan yang menjawab setuju (20%). Ini menunjukkan bahwa umat benar-
benar memahami makna Tubuh Tuhan Yesus sendiri yang kita santap. Dan
setelah itu merasakan kehadiran Tuhan Yesus sendiri di dalam Tubuh kita.
“Saya lebih senang bergurau dengan teman sebelum menerima Tubuh
Kristus”. Responden yang menjawab tidak setuju (80%) dan yang menjawab
kurang setuju (36,6%). Ini berarti umat selalu khusyuk dikala akan menerima
Tubuh Kristus, karena kita harus mempersiapkan jiwa dan raga kita untuk
menerima Tubuh Kristus yang Suci. Tetapi responden juga ada yang menjawab
setuju (6,6%), berarti mereka tetap saja bergurau, berbicara dengan orang/ teman
di sebelahnya dan tidak khusyuk waktu menerima Tubuh Kristus. Sehingga
mereka tidak bisa benar-benar merasakan kehadiran Tuhan sendiri.
“Doa Syukur Agung (DSA) adalah tahap perubahan roti dan anggur
menjadi Tubuh dan Darah Kristus”. Responden menjawab sangat setuju (60%)
dan yang menjawab setuju (36,6%). Ini menandakan bahwa tidak semua umat
mengetahui tentang perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Seharusnya umat dapat menjawab sangat setuju semua karena telah mengikuti
pelajaran Komuni Pertama. Tetapi masih juga ada responden yang menjawab
kurang setuju (3,3%). Berarti mereka mempunyai pendapat sendiri tentang
perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
“Ketika Doa Syukur Agung (DSA) didoakan saya selalu khusyuk
mendoakannya”. Responden menjawab sangat setuju (40%) dan yang menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
setuju (46,6%). Sebagian besar umat mendoakan Doa Syukur Agung dengan
khusyuk, supaya dapat merasakan kehadiran Tuhan Yesus di tengah-tengah
Jemaat yang sedang merayakan Perayaan Ekaristi. Ada juga responden yang
menjawab kurang setuju (13,3%), berarti masih ada sebagian umat yang tidak
khusyuk ketika mendokan Doa Syukur Agung. Ini menandakan iman mereka
belum cukup berkembang.
“Saya tahu bahwa Doa Syukur Agung adalah puncak dari Perayaan
Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (53,3%), yang menjawab setuju
(43,3%) dan ada juga yang menjawab kurang setuju (3,3%). Dapat diartikan
bahwa sebagian besar umat mengetahui bahwa Doa Syukur Agung merupakan
puncak dari Perayaan Ekaristi, tetapi masih juga ada umat yang belum mengetahui
hal tersebut.
“Saya selalu membawa buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) dan ikut
membaca pada saat Doa Syukur Agung didoakan”. Responden menjawab sangat
setuju (3,3%). Ini berarti yang membawa TPE hanya sedikit sekali. Padahal
urutan, panduan Perayaan Ekaristi, doa-doa semua ada di buku tersebut.
Responden yang menjawab setuju (30%), berarti mereka tidak selalu membawa
buku tersebut. Kemudian sebagian besar responden menjawab kurang setuju
(43,3%) dan yang menjawab tidak setuju (23,3%). Ini berarti kesadaaran umat
untuk membawa buku TPE sangatlah rendah.
“Dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, saya selalu mengambil makna di
dalam bacaan Injil untuk saya terapkan di dalam kehidupan sehari-hari”.
Responden menjawab sangat setuju (26,6%) dan yang menjawab setuju (60%). Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
berarti umat dapat mengambil makna di dalam bacaan kemudian menerapkannya
di dalam kehidupan sehari-hari dan menunjukan jati diri seorang Katolik.
Responden menjawab kurang setuju (3,3%) dan tidak setuju (10%). Hanya
sebagian kecil umat yang tidak mengambi makna dari bacaan.
“Apabila saya tidak mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu, saya
merasa ada yang kurang di dalam diri saya”. Responden menjawab sangat setuju
(66,6%) dan yang menjawab setuju (30%). Ini berarti bahwa umat benar-benar
merasakan kehadiran Tuhan Yesus di dalam Perayaan Ekaristi. Tetapi ada
responden yang menjawab kurang setuju (3,3%), ini menandai bahwa mereka
belum dapat merasakan kehadiran Tuhan di dalam dirinya.
“Perayaan Ekaristi membawa damai di dalam hidup saya”. Responden
menjawab sangat setuju (86,6%), yang menjawab setuju (13,3%) dan tidak ada
yang menjawab kurang setuju atau tidak setuju. Ini berarti memang Perayaan
Ekaristi membawa damai bagi kita yang datang untuk merayakannya.
“Saya selalu merasa rindu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari
minggu”. Responden menjawab sangat setuju (73,3%), yang menjawab setuju
(26,6%) dan tidak ada yang menjawab kurang setuju ataupun tidak setuju. Ini
berarti kehadiran Tuhan di dalam diri kita membawa perubahan pada kehidupan
sehari-hari kita. Maka, bila kita tidak mengikuti Misa hari Minggu, terasa ada
yang kurang di dalam diri kita masing-masing. Berarti Tuhan benar-benar
bersemayam di dalam diri umat masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. HASIL PENELITIAN VARIABEL I (BELUM KOMUNI) DAN
PEMBAHASANNYA
Untuk tabel berikut ini adalah hasil dari penyebaran Skala Likert untuk
responden yang belum menerima Sakramen Ekaristi.
Tabel 2 : Penghayatan Ekaristi (Belum Komuni)
(N : 30)
No Pernyataan SS S KS TS1. Komuni Pertama adalah tahap
wajib bagi seorang Katolik.80% 20% 0% 0%
2. Komuni Pertama membuat kita lebih penuh ikut serta dalam Perayaan Ekaristi.
66,6% 23,3% 10% 0%
3. Tata cara di dalam Perayaan Ekaristi sangat mudah dipahami bagi umat.
53,3 %
33,3% 6,6% 6,6%
4. Semua tata cara Perayaan Ekaristi dari ritus pembuka sampai penutup sebaiknya tidak harus diikuti oleh umat yang hadir.
13,3% 6,6% 16,6% 63,3%
5. Setelah menerima Komuni Pertama saya diwajibkan untuk aktif sebagai petugas liturgi di dalam Perayaan Ekaristi.
66,6% 33,3% 0% 0%
6. Saya merasa sangat bangga, apabila menjadi petugas liturgi seperti misdinar, kor, lektor, dll.
70% 26,6% 3,3% 0%
7. Semakin mengenal Yesus dengan terlibat langsung menjadi petugas liturgi pada waktu Perayaan Ekaristi.
50% 36,6% 13,3% 0%
8. Menjadi petugas liturgi pada saat Perayaan Ekaristi itu sangat melelahkan.
3,3% 3,3% 10% 83,3%
9. Saya merasa kurang pantas untuk menjadi salah satu petugas liturgi, karena saya kurang siap untuk menjadi petugas liturgi.
46,6% 6,6% 23,3% 23,3%
10. Saya lebih senang membaca teks misa pada saat bacaan I, II dan Injil
46,6% 26,6% 16,6% 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No Pernyataan SS S KS TSsedang dibacakan.
11. Bacaan I, II dan Injil mempunyai makna yang saling berkaitan satu sama lain.
50% 50% 0% 0%
12. Bacaan I, II dan Injil memang wajib dibacakan di dalam Perayaan Ekaristi.
73,3% 26,6% 0% 0%
13. Saya selalu membaca Bacaan I, II dan Injil sebelum Perayaan Ekaristi dimulai supaya dapat memahami maknanya.
16,6% 13,3% 10% 60%
14. Saya merasa lebih menghargai dan menghormati Tubuh dan Darah Kristus yang saya terima setelah mendapatkan pelajaran Komuni Pertama.
76,6% 20% 3,3% 0%
15. Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah menerima Komuni.
73,3% 26,6% 0% 0%
16. Dengan menyambut Komuni, saya merasakan kehadiran Tuhan sendiri di dalam jiwa dan ragaku.
83,3% 16,6% 0% 0%
17. Saya lebih senang bergurau dengan teman sebelum menerima Tubuh Kristus.
0% 10% 3,3% 86,%
18. Doa Syukur Agung (DSA) adalah tahap perubahan Roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
66,6% 30% 3,3% 0%
19. Ketika Doa Syukur Agung (DSA) didoakan saya selalu khusuk mendoakannya.
56,6% 40% 3,3% 0%
20. Saya tahu bahwa Doa Syukur Agung (DSA) adalah puncak dari Perayaan Ekaristi.
76,6% 16,6% 6,6% 0%
21. Saya selalu membawa buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) dan ikut membaca pada saat Doa Syukur Agung (DSA) didoakan.
33,3% 16,6% 0% 50%
22. Dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, saya selalu mengambil makna di dalam bacaan Injil untuk saya terapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
53,3% 40% 3,3% 3,3%
23. Apabila saya tidak mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu, saya merasa ada yang
70% 23,3% 3,3% 3,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No Pernyataan SS S KS TSkurang di dalam diri saya.
24. Perayaan Ekaristi membawa damai di dalam hidup saya.
66,6% 33,3% 0% 0%
25. Saya selalu merasa rindu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu.
66,6% 30% 3,3% 0%
a. Pembahasan tabel kedua variabel pertama tentang Penghayatan Ekaristi bagi umat yang belum menerima Komuni Pertama.
“Komuni Pertama adalah tahap wajib bagi seorang Katolik”. Responden
menjawab sangat setuju (80%) dan yang menjawab setuju (20%). Responden
berarti sudah mengetahui bahwa untuk menjadi seorang Katolik haruslah melalui
berbagai tahapan salah satunya adalah Komuni Pertama. Mereka juga tahu bahwa
setelah berumur delapan tahun atau kelas tiga Sekolah Dasar, mereka harus
mengikuti Pelajaran Komuni Pertama.
“Komuni Pertama membuat kita lebih penuh ikut serta dalam Perayaan
Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (66,6%) dan yang menjawab setuju
(23,3%). Umat merasakan apabila mereka belum menerima Komuni Pertama,
yang mereka rasakan adalah keinginan untuk segera menerima Tubuh dan Darah
Kristus untuk yang pertama kalinya layaknya umat lain yang sudah menerima-
Nya. Tetapi ada juga yang menjawab kurang setuju (10%), mengkin saja mereka
belum mengerti sepenuhnya tentang Komuni Pertama dan Perayaan Ekaristi.
“Tata cara di dalam Perayaan Ekaristi sangat mudah dipahami bagi umat”.
Responden menjawab sangat setuju (53,3%) dan yang menjawab setuju (53,3%).
Ini berarti sebagian responden sudah mengerti dan memahami apa saja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dilakukan pada saat Perayaan Ekaristi. Mereka juga sudah sering mengikuti
Perayaan Ekaristi. Ada juga responden yang menjawab kurang setuju (6,6%) dan
ada juga yang menjawab tidak setuju (6,6%). Ini dapat berarti bahwa responden
tidak selalu berkonsentrasi apabila mengikuti Perayaan Ekaristi. Sehingga mereka
belum memahami tentang tata cara di dalam Perayaan Ekaristi.
“Semua tata cara Perayaan Ekaristi dari ritus pembuka sampai penutup
sebaiknya tidak harus diikuti oleh umat yang hadir”. Responden menjawab tidak
setuju (63,3%) dan yang menjawab kurang setuju (16,6%). Ini berarti bahwa
sebagian umat yang belum menerima Komuni Pertama telah memahami tata cara
Perayaan Ekaristi dari ritus pembuka sampai ritus penutup. Mereka juga tahu
bahwa semua itu adalah merupakan satu kesatuan. Kemudian ada juga responden
yang menjawab setuju (6,6%) dan yang menjawab sangat setuju lebih besar
(13,3%). Mereka beranggapan bahwa Perayaan Ekaristi itu bisa dihilangkan salah
satu ritusnya yang tidak penting.
“Setelah menerima Komuni Pertama saya diwajibkan untuk aktif sebagai
petugas liturgi di dalam Perayaan Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju
(66,6%) dan juga menjawab setuju (33,3%). Ini berarti bahwa semua umat
beranggapan memang seharusnya setelah menerima Komuni Pertama, mereka
harus aktif untuk menjadi petugas liturgi seperti menjadi misdinar.
“Saya merasa sangat bangga, apabila menjadi petugas liturgi seperti
misdinar, kor, lektor, dll”. Responden menjawab sangat setuju (70%) dan yang
menjawab setuju (26,6%). Ini berarti bahwa umat mendambakan kelak kalau telah
menerima Komuni Pertama dan menjadi petugas liturgi akan merasa bangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tetapi ada juga responden menjawab kurang setuju (3,3%), berarti umat tidak
menginginkan menjadi petugas liturgi dan walaupun menjadi petugas liturgi
mereka tidak merasa bangga.
“Semakin mengenal Yesus dengan terlibat langsung menjadi petugas
liturgi pada waktu Perayaan Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (50%)
dan yang menjawab setuju (36,6%). Umat merasakan bahwa setelah terlibat
langsung menjadi petugas liturgi akan semakin mengenal Yesus. Ikut membantu
Imam/ Romo di dalam Perayaan Ekaristi. Tetapi masih ada responden yang
menjawab kurang setuju (13,3%), mungkin mereka berpendapat kalau mengenal
Yesus itu tidak hanya dengan menjadi petugas liturgi tetapi dengan cara-cara yang
lain.
“Menjadi petugas liturgi pada saat Perayaan Ekaristi itu sangat
melelahkan”. Responden menjawab tidak setuju (83,3%) dan yang menjawab
kurang setuju (10%). Ini berarti umat telah membayangkan bahwa ketika menjadi
petugas liturgi itu tidaklah melelahkan. Karena itu kita melayani Tuhan sendiri
dengan niat kita yang tulus. Tetapi masih ada responden yang menjawab setuju
(3,3%) dan juga ada yang menjawab sangat setuju (3,3%). Maklum ada yang
menjawab seperti itu, karena mereka belum pernah merasakannya.
“Saya merasa kurang pantas untuk menjadi salah satu petugas liturgi,
karena saya kurang siap untuk menjadi petugas liturgi”. Responden menjawab
tidak setuju (23,3%) dan yang menjawab setuju (23,3%). Kurang dari separuh
umat merasakan sudah pantas untuk menjadi seorang petugas liturgi. Dan juga ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
yang menjawab setuju (6,6%) dan sangat setuju (46,6%). Ini berarti umat merasa
bahwa mereka belum siap mental, pengetahuan, dan juga tidak percaya diri.
“Saya lebih senang membaca teks misa pada saat bacaan I, II dan Injil
sedang dibacakan”. Responden menjawab sangat setuju sebesar (46,6%) dan yang
menjawab setuju sebesar (26,6%). Ini berarti sebagian besar umat lebih senang
membaca bacaan ketika sedang dibacakan. Umat merasa lebih mantap apabila
membaca bacaan daripada hanya mendengarkan saja. Tetapi sebagian responden
menjawab kurang setuju (16,6%) dan yang menjawab tidak setuju (10%). Umat
mempunyai kebiasaan lebih senang mendengarkan bacaan dan memperhatikan
Imam atau lektor yang sedang membacakan bacaan.
“Bacaan I, II dan Injil mempunyai makna yang saling berkaitan satu sama
lain”. Responden menjawab sangat setuju (50%) dan yang menjawab setuju
(50%). Ini berarti semua umat mempunyai pemahaman bahwa semua bacaan itu
mempunyai makna yang berkaitan satu sama lain.
“Bacaan I, II dan Injil memang wajib dibacakan di dalam Perayaan
Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (73,3%) dan menjawab setuju
(26,6%). Ini berarti memang umat setuju kalau semua bacaan dibacakan.
Khususnya pada Misa hari Minggu.
“Saya selalu membaca Bacaan I, II dan Injil sebelum Perayaan Ekaristi
dimulai supaya dapat memahami maknanya”. Responden menjawab sangat setuju
(16,6%) dan yang menjawab setuju (13,3%). Ini berarti umat yang selalu
membaca terlebih dahulu bacaan sebelum Perayaan Ekaristi itu hanya sedikit.
Kemudian responden yang menjawab kurang setuju (10%) dan yang menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
tidak setuju (60%). Dapat dilihat kalau lebih banyak umat yang tidak pernah
membaca bacaan di dalam teks terlebih dahulu. Mungkin karena dirasa tidak
penting, karena nanti pada saat Perayaan Ekaristi akan dibacakan juga.
“Saya merasa lebih menghargai dan menghormati Tubuh dan Darah
Kristus yang saya terima setelah mendapatkan pelajaran Komuni Pertama”.
Responden menjawab sangat setuju (76,6%) dan yang menjawab setuju (20%). Ini
berarti sebagian besar umat merasakan bahwa mereka mungkin akan lebih
menghargai dan menghormati Tubuh dan Darah Kristus, karena mempunyai
keinginan yang kuat untuk segera menerima-Nya. Tetapi masih ada responden
yang menjawab kurang setuju (3,3%). Karena umat merasa bahwa tidak hanya
rasa keinginan yang kuat dapat meningkatkan rasa hormat dan menghargai Tubuh
dan Darah Kristus.
“Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah menerima Komuni”. Responden
menjawab sangat setuju (73,3%) dan yang menjawab setuju (26,6%). Ini berarti
umat yang belum menerima Komuni sudah melatihnya pada saat akan
menerimakan Berkat lewat Imam. Mereka selalu berdoa sebelum menerima
Berkat dan setelah meneria Berkat.
“Dengan menyambut Komuni, saya merasakan kehadiran Tuhan sendiri di
dalam jiwa dan ragaku”. Responden menjawab sangat setuju (83,3%) dan yang
menjawab setuju (16,6%). Ini berarti umat walaupun belum menerima Komuni
Pertama, tetapi mereka merasakan betapa keinginan mereka untuk segera
menerima Komuni Pertama sangat besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
“Saya lebih senang bergurau dengan teman sebelum menerima Tubuh
Kristus”. Responden yang menjawab sangat setuju (86,6%) dan responden yang
menjawab setuju (3,3%). Ini berarti bahwa walaupun mereka tidak menerima
Tubuh Kristus, mereka tetap khusyuk berdoa di tempat duduk. Tetapi masih ada
responden yang menjawab kurang setuju (10%). Ini berarti sebagian kecil umat
lebih memilih untuk mengobrol dengan teman sebelahnya.
“Doa Syukur Agung (DSA) adalah tahap perubahan Roti dan Anggur
menjadi Tubuh dan Darah Kristus”. Responden menjawab sangat setuju (66,6%)
dan yang menjawab setuju (30%). Ini berarti bahwa umat telah mengerti kalau
Doa Syukur Agung merupakan tahapan pada saat perubahan roti dan anggur
menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Masih ada responden yang menjawab kurang
setuju (3,3%). Berarti umat tidak mengetahui kalau yang didoakan roti dan anggur
tersebut akan berubah sendiri menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
“Ketika Doa Syukur Agung (DSA) didoakan saya selalu khusyuk
mendoakannya”. Responden menjawab sangat setuju (56,6%) dan yang menjawab
setuju (40%). Ini berati umat banyak yang ikut berdoa Doa Syukur Agung
walaupun mereka belum menerima Komuni Pertama. Tetapi masih ada responden
yang menjawab kurang setuju (3,3%), ini berarti masih ada umat yang tidak ikut
mendokannya karena mungkin mereka merasa kalau belum Komuni itu tidak
wajib untuk mendoakan DSA.
“Saya tahu bahwa Doa Syukur Agung (DSA) adalah puncak dari Perayaan
Ekaristi”. Responden menjawab sangat setuju (76,6%) dan yang menjawab setuju
(16,6%). Ini berarti bahwa umat mengatahui dengan pasti bahwa Doa Syukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Agung adalah puncak dari Perayaan Ekaristi. Tetapi masih ada responden yang
menjawab kurang setuju (6,6%), ini berarti umat beranggapan bahwa bukanlah
Doa Syukur Agung yang menjadi puncak dari Perayaan Ekaristi.
“Saya selalu membawa buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) dan ikut
membaca pada saat Doa Syukur Agung (DSA) didoakan”. Responden yang
menjawab sangat setuju (33,3%) dan yang menjawab setuju (16,6%). Ini berati
hanya sedikit umat yang selalu membawa buku TPE pada saat Perayaan Ekaristi.
Dan responden yang menjawab tidak setuju (50%), berarti lebih banyak umat
yang tidak membawa buku TPE.
“Dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, saya selalu mengambil makna di
dalam bacaan Injil untuk saya terapkan di dalam kehidupan sehari-hari”.
Responden yang menjawab sangat setuju (53,3%) dan yang menjawab setuju
(40%). Ini berarti sebagian umat selalu dapat mengambil hikmah dari setiap
bacaan yang dibacakan pada saat Perayaan Ekaristi dan dapat diterapkan di dalam
kehidupan sehari-hari. Tetapi masih ada reaponden yang menjawab kurang setuju
(3,3%) dan menjawab tidak setuju (3,3%). Ini berati sebagian kecil umat tidak
bisa mengambil hikmah dan diterapkan di dalam kehidupan sehari-harinya.
“Apabila saya tidak mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu, saya
merasa ada yang kurang di dalam diri saya”. Responden menjawab sangat setuju
(70%) dan yang menjawab setuju (23,3%). Ini berati walaupun umat belum
menerima Tubuh Kristus pada saat Perayaan Ekarissti, mereka merasakan adanya
kerinduan untuk melihat lagi Tubuh dan Darah Kristus. Tetapi masih ada
responden yang menjawab kurang setuju (3,3%) dan yang menjawab tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(3,3%), ini berarti bahwa masih ada umat yang pergi ke gereja karena hanya ingin
bertemu dengan teman-teman dan mengobrol saja.
“Perayaan Ekaristi membawa damai di dalam hidup saya”. Responden
yang menjawab sangat setuju (66,6%) dan yang menjawab setuju (33,3%). Ini
berati semua umat merasakan kedamaian setelah mengikuti Perayaan Ekaristi.
“Saya selalu merasa rindu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari
minggu”. Responden yang menjawab sangat setuju (66,6%) dan yang menjawab
setuju (30%). Ini berarti sebagian besar umat merasakan kerinduan untuk ikut
Perayaan Ekaristi walupun belum menerima Tubuh Kristus. Tetapi masih ada
responden yang menjawab kurang setuju (3,3%). Ini berarti sebagian kecil umat
tidak merasakan kerinduan untuk mengikuti Perayaan Ekaristi.
3. HASIL WAWANCARA VARIABEL II
Materi pokok apa yang harus dikuasi oleh masing-masing peserta untuk
dapat memenuhi kriteria sebagai calon penerima Komuni pertama adalah Yang
pertama adalah peserta benar-benar tahu makna Tubuh dan Darah Kristus. Dengan
cara meresapi maknya pada saat Konsekrasi di waktu Perayaan Ekaristi. Supaya
peserta ketika sudah menerima Tubuh dan Darah Kristus, mereka tidak main-main
lagi. Yang kedua adalah Doa. Ini menjadi penting karena pada setiap Perayaan
Ekaristi harus mendoakan doa-doa dasar, yaitu Bapa Kami, Salam Maria, Aku
Percaya, Doa Tobat, Sepuluh Perintah Allah. Baik yang bahasa indonesia dan juga
bahasa jawa.Yang ketiga, peserta harus tahu siapa yang membaptis mereka, harus
tahu siapa emban Baptisnya, dan juga diharapkan para orang tua mempunyai
dokumentasi pada saat anak-anaknya dibaptis. Supaya anak-anaknya tahu kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mereka itu dibaptis dan menjadi bagian dari warga Gereja.Yang keempat, peserta
harus tahu alasan mengapa mereka di Baptis. Jadi, tidak mudah untuk menyangkal
bahwa mereka itu adalah warga Gereja.
Materi apa saja yang diberikan kepada peserta adalah Syukur atas pesta
ulang tahun nama pelindung/ pesta pelindung, Kebersamaan dengan orang lain di
sekitanya. Bagaimana orang itu kalau hidupnya hanya sendirian saja, tidak ada
orang lain. Kesendirian itu bagaimana. Kemudian, Murid-murid Yesus. Yesus
memanggil ke duabelas murid-Nya. Ekaristi, Sakramen-sakramen yang akan
diterimakan oleh umat. Nabi-nabi perjanjian lama. Mengucapkan terima kasih/
syukur. Karena anak-anak zaman ssekarang kurang dapat bersyukur terhadap
dirinya sendiri dan anugerah yang Allah berikan. Seperti yang ada dalam buku
“Persiapan Komuni Pertama” terbitan kanisius.
Doa-doa apa saja yang wajib dihafalkan oleh masing-masing peserta
adalah doa-doa yang biasa didoakan sehari-hari : Aku Percaya, Bapa Kami, Salam
Maria, Doa Tobat, Sepuluh Perintah Allah dengan bahasa Indonesia dan juga
bahasa jawa.
Meski pun tidak ada silabus yang dibuat secara khusus tetapi guru agama
menggunakan catatan pada setiap pertemuannya dirancang akan memasuki materi
yang mana. Pelajarannya dimulai bulan Agustus sampai juni dirancang untuk tiga
puluh eman kali pertemuan.
Tujuan konkret apa yang harus dicapai dalam pelajaran komuni pertama
adalah Menerima Sakramen Ekaristi itu sungguh-sungguh dihayati bahwa Tuhan
sendiri itu hadir di dalam rupa Hosti Suci. Kemudian ibu guru agama juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menceritakan pula bahwa ada suatu pengalaman Iman yang pernah benar-benar
terjadi di Paroki Santa Maria Ratu Bayat. Yaitu ada salah satu ibu yang sedang
hamil, tetapi beliau tidak percaya bahwa Hosti Suci itu adalah Tuhan Yesus
sendiri yang hadir melalui Konsekarasi. Kemudian janin yang ada di dalam
kandungan tiba-tiba menjadi kering. Janin tersebut bisa dikeluarkan hanya melalui
operasi. Kemudian ibu tersebut di teguhkan iman nya oleh Ibu Guru yang
mengajar komuni pertama dan menjadi percaya. Pada saat akan dioperasi seperti
mukjizat, janin yang kering tersebut keluar dengan sendirinya. Dan tidak jadi
dioperasi. Dengan menceritakan pengalaman Iman kepada peserta calon penerima
komuni Pertama ini bisa membantu anak untuk percaya.
Ada tugas-tugas wajib yang diberikan kepada setiap peserta, seperti
mengikuti kegiatan di gereja dan lingkungan dengan meminta tanda tangan
kepada yang bersangkutan. Dan juga selalu ada tugas dan wajib dikerjakan oleh
setiap peserta. Dan juga selalu ada pekerjaan rumah (PR).
Buku yang digunakan untuk menunjang materi yang diberikan oleh
pendamping komuni pertama adalah buku pegangan guru, buku pegangan anak,
Kitab Suci. Penggunaan Kitab Suci adalah untuk memperkenalkan kepada peserta
dan juga peserta dapat belajar untuk membuka Kitab Suci dengan baik dan benar.
Ada berbagai macam metode pengajaran yang digunakan dalam setiap
pertemuannya antara lain Bercerita, Tanya jawab, Peragaan, Tes lisan dan pretes.
Supaya anak-anak tidak bosan dengan metode yang hanya monoton saja.
Tidak ada hukuman untuk peserta pelajaran komuni pertama yang tidak
mengerjakan tugas, mengumpulkan tugas tepat waktu dan tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menghafalkan doa tepat waktu. Tetapi apabila peserta belum dapat menghafal
dengan baik doa-doa yang wajib dihafalkan maka diminta untuk menghafalkan
lagi sampai hafal dengan lancar.Guru menghukum dengan sifat pedagogik.
4. KESIMPULAN PENELITIAN
Pertanyaan point kestu dan kedua ini mengenai pemahaman Komuni
Pertama di dalam Gereja Katolik. Di sini terdapat perbedaan untuk yang sudah
menerima Komuni dengan yang belum menerima Komuni. Untuk yang sudah
menerima komuni semuanya atau 100% menjawab sangat setuju, ini berarti
bahwa yang telah menerima Komuni benar-benar mengetahui kalau Komuni
Pertama merupakan tahap wajib untuk menjadi seorang Katolik. Kemudian untuk
yang belum komuni hanya 80% yang menjawab sangat setuju dan yang lain
menjawab setuju saja. Ini berarti bahwa memang yang belum komuni itu kurang
tahu bahwa Komuni Pertama adalah tahap wajib bagi seorang Katolik.
Di dalam point yang keempat “Semua tata cara Perayaan Ekaristi dari
ritus pembuka samapi penutup sebaiknya tidak harus diikuti oleh umat yang
hadir”. Di sini terdapat perbedaan yaitu untuk responden yang sudah komuni
menjawab sangat setuju sebesar 0% dan untuk responden yang belum komuni
menjawab sangat setuju sebesar 13,3%. Ini menandakan bahwa responden yang
belum komuni memang belum mengetahui kalau semua tata cara Perayaan
Ekaristi dari pembuka sampai penutup memang sebaiknya harus diikuti oleh umat
yang hadir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Pada point kedelapan “Menjadi petugas liturgi pada saat Perayaan
Ekaristi itu sangat melelahkan”. Untuk responden yang sudah komuni menjawab
sangat setuju sebesar 0%. Ini memungkinkan bahwa mereka yang sudah komuni
pasti sudah pernah merasakan menjadi petugas liturgi jadi, mereka tidak
merasakan lelah dalam menjalankan tugasnya sebagai petugas liturgi. Dan
responden yang belum komuni menjawab sangat setuju sebesar 3,3%. Ini berarti
memang yang belum komuni itu beranggapan bahwa melelahkan menjadi petugas
liturgi karena belum pernah mnejadi petugas liturgi.
Di dalam point kesembilan “Saya merasa kurang pantas untuk menjadi
salah satu petugas liturgi, karena saya kurang siap untuk menjadi petugas
liturgi”. Untuk responden yang sudah komuni menjawab sangat setuju sebesar
3,3% dan untuk responden yang belum komuni menjawab sangat setuju sebesar
46,6%. Ini berarti bahwa yang sudah komuni memang sudah siap untuk menjadi
petugas liturgi, karena sudah dibekali pada saat pelajaran komuni pertama. Dan
untuk yang belum komuni memang merasakan belum siap untuk menjadi petugas
liturgi karena belum mendapatkan bekal apa-apa.
Pada point keempat belas “Saya merasa lebih menghargai dan
menghormati Tubuh dan Darah Kristus yang saya terima setelah mendapatkan
pelajaran Komuni Pertama.” Ini terdapat perbedaan untuk yang sudah komuni
menjawab sangat setuju sebesar 80% dan untuk yang belum komuni menjawab
sangat setuju sebesar 76,6%. Dapat diartikan bahwa yang sudah menerima
komuni itu lebih menghargai Tubuh dan Darah Kristus, tetapi yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menerima itu sudah dapat menghargai tetapi belum mengerti benar-benar makna
Tubuh dan Darah Kritus itu sendiri hakikatnya seperti apa.
Untuk point kedua puluh empat “Perayaan Ekaristi membawa damai di
dalam hidup saya.” Point ini menunjukkan pernyataan untuk yang sudah komuni
menjawab sangat setuju sebesar 86,6%. Ini berarti untuk yang sudah komuni,
mereka benar-benar merasakan bahwa mengikuti Perayaan Ekaristi dan
menyambut Komuni itu memang menbawa damai bagi hidup kesehariannya. Dan
untuk yang belum komuni menjawab sebesar 66,6% mereka belum dapat
merasakan kedamaian di dalam mengikuti Perayaan Ekaristi. Karena hanya
sekedar mengikuti Perayaan Ekaristi saja.
Pada point terakhir kedua puluh lima “Saya selalu merasa rindu untuk
mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu.” Untuk yang sudah komuni
menjawab sangat setuju sebesar 73,3% dan untuk yang belum komuni menjawab
sangat setuju sebesar 66,6%. Ini menunjukkan bahwa yang sudah menerima
komuni lebih merasakan kerinduan untuk menerima kembali Tubuh Kristus dalam
Perayaan Ekaristi. Ini menunjukkan bahwa Tubuh Kristus sendiri membawa
manfaat bagi seseorang yang menerimanya. Untuk yang belum komuni, mereka
sudah merasakan kerinduan untuk segera dapat menerima Komuni seperti umat-
umat yang lain.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pelajaran persiapan komuni pertama itu
mempunyai peranan yang sangat penting dalam penghayatan ekaristi untuk umat
di Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat. Seperti dalam materi-materi yang
diajarkan oleh guru agama tentang Ekaristi dan tata caranya, ini membuat umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
lebih-lebih peserta yang telah menerima Komuni Pertama menjadi semakin tahu
bagaimana tata cara di dalam Perayaan Ekaristi tersebut seperti apa. Dan juga doa-
doa harian yang wajib bagi peserta untuk dihafalkan. Karena ini juga penting,
bahwa doa-doa harian tersebut selalu didoakan pada waktu Perayaan Ekaristi.
Apabila tidak hafal maka kita tidak dapat ikut serta mengucapkan doa bersama-
sama dengan umat yang lainnya.
Disini tidak kalah pentingnya dengan Pelajaran Komuni Pertama sendiri
yaitu pendidikan iman di dalam keluarga. Ini penting karena anak-anak sudah
diajarkan sejak dini yang menjadi dasar iman Katolik itu seperti apa. Jadi pada
saat mengikuti pelajaran komuni pertama mereka langsung dapat mengikuti
dengan baik karena telah mendapatkan bekal di dalam keluarga.
Dapat dilihat juga bahwa penelitian yang ditujukan untuk responden yang
belum menerima Komuni Pertama tersebut ada point yang dapat diambil ada pada
bagian yang kurang siap untuk menjadi petugas liturgi. Mungkin karena mereka
merasa kalau belum bisa mennerima Komuni Pertama dan belum mampu untuk
menjadi petugas liturgi. Walaupun seperti itu tetapi mereka mempunyai semangat
untuk segera ikut pelajaran komuni pertama.
Untuk sebagian besar umat apabila ke gereja itu tidak membawa buku
apapun, seperti Kidung Adi, Puji Syukur ataupun TPE. Ini yang membuat umat
tidak tahu tentang tata cara dalam Perayaan Ekaristi. Sehingga terkadang salah
sendiri dalam pengucapan doa-doa atupun hanya Imam saja yang menjawab doa
tersebut. Ini menjadi perhatian khusus. Sudah sering diberitahukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
membawa TPE maupun buku-buku yang lain yang dapat membantu umat untuk
ikut dalam Perayaan Ekaristi.
Dari semua umat yang menjawab setuju dan sangat setuju, tetap saja ada
umat yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju. Ini menandakan bahwa
pandangan mereka tentang Perayaan Ekarist itu berbeda-beda. Dan pada intinya
semua umat Paroki Administrtif Santa Maria Ratu Bayat telah mengetahui apa itu
Perayaan Ekaristi dan penghayatannya, pelajaran komuni pertama dan
peranannya.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pelajaran komuni pertama
itu penting. Materi tentang pemahaman tentang Ekaristi itu menentukan
bagaimana peserta menghayati Perayaan Ekaristi. Sehingga perlu ditambah lagi
materi-materi yang sekiranya belum ada seperti arti Ekaristi, Tata Perayaan
Ekaristi, sikap batin dan tata gerak Ekaristi, Petugas Ekaristi, Sarana Ekaristi dan
juga pemahaman tetang sakramen tobat. Materi tersebut memang penting untuk
membantu peserta dalam memahami tentang Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB IV
KESIMPULAN, SARAN DAN REFLEKSI PASTORAL
Pada bagian ini, penulis akan mengungkapkan kesimpulan, saran dan
refleksi pastoral yang berkaitan dengan peranan pelajaran komuni pertama
terhadap penghayati ekaristi bagi peserta di Paroki Administratif Santa Maria
Ratu Bayat, Klaten. Kesimpulan ini penulis rumuskan berdasarkan kajian pustaka
pada bab II dan hasil penelitian dalam bab III. Saran dikemukakan berdasarkan
kesimpulan dan ditujukan kepada keluarga Katolik, para peserta dan Paroki
Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten.
A. KESIMPULAN
Anak-anak beranggapan bahwa ke Gereja adalah menuruti orang tua saja.
Itulah sebabnya di dalam diri mereka belum tertanam tentang pentingnya
mengikuti Perayaan Ekaristi. Ketika seorang anak dilahirkan di tengah-tengah
keluarga Katolik maka ini menjadi tanggungjawab orangtua untuk mendidiknya
secara Katolik juga, dengan cara di Baptiskan sejak bayi. Dan orangtua lah yang
bertanggungjawab akan perkembangan iman anaknya. Langkah awal yang dapat
diusahakan supaya anak dapat menghayati perayaan ekaristi adalah dengan cara
memperkenalkan Perayaan Ekaristi sejak dini. Seperti mengajak anak untuk
mengikuti pelajaran komuni pertama.
Berdasarkan hasil penelitian, pelajaran komuni pertama itu memang
mempunyai peranan dalam penhayati ekaristi. Dalam materi yang diajarkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
setiap pertemuannya mengandung banyak unsur yang dapat mempengaruhi dalam
penghayatan ekaristi. Seperti doa, baptis, sakramen, tata perayaan ekaristi, Kitab
Suci, nabi perjanjian lama dan baru, pengalaman iman, dll. Tetapi masih ada
materi yang perlu ditekankan untuk lebih mendalami tentang materi tersebut.
Melihat dari kenyataan bahwa masih ada materi yang perlu ditambah lagi,
maka penulis menyumbangkan suatu program rekoleksi untuk menambah
pengetahuan tentang materi yang dirasa kurang. Dan dapat membantu menambah
pengatahuan dan dapat memperdalam penghayatan ekaristi bagi peserta pelajaran
komuni pertama.
B. SARAN – SARAN
Tiada manusia yang sempurna di dunia ini tetapi ada seorang manusia
yang berusaha menjadi lebih baik. Oleh karena itu, manusia perlu memberi
masukkan kepada orang lain dan bersedia menerima masukan dari orang lain.
1. Bagi Keluarga Katolik
a). Perlunya kesadaran bagi keluarga katolik untuk mendidik anak-anaknya
mendalami iman katolik. Dengan mendorong anaknya untuk ikut dalam
pelajaran komuni pertama. Karena pelajaran komuni pertama adalah tahap
katekumenat yang pertama bagi anak yang dibaptis sejak bayi.
b). Orang tua hendaknya menyadari tugasnya sebagai pendidik yang utama
dengan mengadakan pendekatan dan komunikasi dengan anak-anaknya
sehingga dapat mengenal kehidupan anaknya dengan baik.
2. Bagi Peserta Pelajaran Komuni Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
a). Peserta perlu menyadari dan mengikuti pelajaran komuni pertama, karena
pelajaran komuni pertama adalah tahap katekumenat yang pertama dalam
perkembangan imannya sebagai orang katolik.
b). Peserta juga perlu mengintrospeksi diri dengan sikap diri sendiri pada saat
mengikuti perayaan ekaristi.
3. Bagi Gereja
a). Gereja perlu membantu keluarga-keluarga muda dengan mengadakan
pendampingan tentang bagimana menjadi keluarga katolik yang beriman
dalam Yesus Kristus. Supaya dapat mendidik anak-anaknya secara katolik
sesuai janji perkawinan.
b). Gereja alangkah baiknya kalau mengadakan kunjungan keluarga untuk
mengatahui suka dukanya menjadi keluarga katolik, khusunya dalam hal
mendidik anaknya untuk beriman katolik.
C. REFLEKSI PASTORAL
Pendidikan dan perkembangan seorang anak dalam kehidupannya tidak
dapat lepas dari pengaruh lingkungan tempat tinggalnya. Pendidikan tersebut ada
yang langsung dan ada yang tidak langsung. Lingkungan tersebut antara lain yang
pertama dan utama adalah keluarga, kemudian sekolah, lingkungan masyarakat,
dan gereja.
Di dalam keluarga katolik yang berlandaskan pada perkawinan katolik
yang satu dan tak terceraikan ini, kiranya tidak kurang penting juga adalah
perjanjian dengan Tuhan tentang adanya pendidikan yang baik bagi anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
yang akan lahir di tengah keluarga. Berdasarkan hal tersebut maka sebagai
keluarga katolik tentu tidak hanya mengarahkan anak-anak untuk mengetahui
pengetahuan-pengetahuan seputar agama Katolik dan tentang Gereja. Di dalam
keluarga sebaiknya melakukan hal-hal yang dapat menjalin kebersamaan dengan
anggota keluarga yang lain. Seperti makan bersama, doa bersama, merayakan
ulang tahun anggota keluarga. Inilah pendidikan yang pertama di dalam keluarga.
Pendidikan iman yang pertama di luar keluarga adalah pelajaran Komuni
Pertama yang diadakan di paroki masing-masing. Salah satu materi yang
dipelajari tentang Ekaristi. Ekaristi itu bukan hanya salah satu sakramen. Ekaristi
adalah ungkapan iman Gereja sebagai Gereja. Di dalam pelajaran komuni pertama
materi yang diajarkan seputaran Ekaristi itu hanya sekedar kulit luarnya saja
belum sampai yang mendalam. Karena pemahaman anak-anak SD itu belum
mendalam. Seperti di dalam buku “Persiapan Komuni Pertama” yang ditulis oleh
Drs. Al. Amin Susanto pada pokok lima belas itu isinya bagian-bagian Perayaan
Ekaristi. Di dalamnya dijelaskan tentang makna doa pembuka/ doa tobat,
pembacaan Kitab Suci, Homili, doa umat, persembahan, doa syukur agung,
komuni, berkat penutup. Bagian-bagian dalam Ekaristi tersebut dijelaskan dengan
bahasa yang sederhana supaya anak-anak dapat langsung memahami maknanya.
Calon diajak untuk memahami bahwa Ekaristi itu adalah ungkapan syukur,
yang diwujudkan dalam doa dan perayaan atau perjamuan Ekaristi yang menjadi
sumber dan puncak kehidupan kristiani. Ekaristi menjadi sebuah perayaan
kenangan dan syukur atas keselamatan karya Allah yang menyelamatkan manusia
di dalam Kristus, kenangan akan peristiwa penyelamatan Yesus melalui sengsara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
wafat dan kebangkitan-Nya. Semua itu dilambangkan dengan berbgai roti yang
sudah dipecah-pecah dan piala yang sudah diberkati. Di dalam berbgai roti dan
anggur Ekaristi itulah, jati diri Gereja menjadi lebih tampak sebagai Tubuh Kristu
di dunia. Dengan menyambut Tubuh dan Darah Kristus tersebut, umat beriman
menyatakan kesatuannya dengan Allah dan kesatuannya antarumat beriman juga.
Setelah diajak untuk memahami arti dan makna Ekaristi, peserta diajak
untuk lebih memahami Tata Liturgi Ekaristi sebagai salah satu dari ungkapan
iman Gereja. Susunan liturgi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu Liturgi Sabda
dan Liturgi Ekaristi. Kedua bagian tersebut didahului dengan Ritus Pembuka dan
diakhiri dengan Ritus Penutup. Peserta diajak untuk diajak untuk dapat
memahami kekhasan masing-masing bagian Liturgi Ekaristi. Di dalam Liturgi
Sabda, peserta diajak untuk menyadari bahwa di dalam Liturgi itu hadirlah Allah
di dalam sabda-Nya. Sedangkan liturgi Ekaristi merupakan liturgi puncak, di
mana iman Gereja diungkapkan dalam bentuk Doa Syukur Agung, iman
diungkapkan dalam bentuk syukur, sedangkan aktualisasi karya keselamatan
Allah dalam kurban Kristus sebagai bentuk “anamnese” atau pengenangan akan
peristiwa Perjamuan Terakhir Yesus. Doa Syukur tidak hanya berarti
mengenangkan sengsara perjamuan terakhir Yesus semata, tetapi juga
mengungkapkan iman akan arti wafat dan kebangkitan Kristus bagi hidup umat
melelui penyambutan komuni, sebagai pernyataan kesatuan dengan Kristus.
Sedangkan dalam Liturgi Pembuka, umat diajak semakain berpartisipasi dalam
undangan Allah dan menyongsong rahmat dengan mengakui segala kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
(pertobatan). Pada Liturgi Penutup, umat diutus untuk mewujudkan karya
keselamatan dan karya penebusan Kristus yang telah diterima dalam Ekaristi.
Peserta pelajaran komuni pertama diajak untuk memahami tata gerak
dalam liturgi Ekaristi yang meliputi duduk tenang, mendengarkan, berdiri,
berlutut, dan membuat tanda salib. Tata gerak ini tentu juga didasari sikap hati
yang mendukung. Ekaristi merupakan juga ekspresi iman, untuk itu perlu
mendapatkan pengalaman iman akan Kristus, bukan sekedar urainan tentang
pengertian Ekaristi. Perlu juga dihadirkan kesan yang memperlihatkan Ekaristi
sebagai kewajiban.
Agar peserta semakin mengenal seluk-beluk dari Ekaristi ini, maka mereka
juga perlu diperkenalkan dengan sarana seputar altar dan sakristi yang meliputi
roti/hosti dan anggur, buku-buku pedoman tata perayaan : TPE; busana liturgi dan
juga alat-alat yang digunakan di dalam Perayaan Ekaristi seperti piala, patena,
sibori. Pengenalan itu baik juga jika para peserta diajak langsung mengamati dan
menghadiri perayaan Ekaristi di gereja atau di lingkungan, dan diajak
mempersiapkan latihan-latihan untuk perayaan Ekaristi.
Hal yang tidak kalah pentingnya untuk disampaikan adalah para pelayan
dan petugas liturgi dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi dipimpin oleh seorang iman
atu uskup dengan dibantu oleh petugas-petugas yang lain, seperti prodiakon,
misdinar, lektor, koor, pemazmur, dan petugas-petugas yang lain. Semua umat
diharapkan keterlibatannya secara sadar dan aktif sesuai dengan peran masing-
masing. Para calon komuni pertama, sangat baik kalau dianjurkan melibatan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
setelah menerima komuni pertama, misalnya menjadi misdinar, lektor atau
petugas-petugas yang lain.
Sebenarnya pengetahuan – pengetahuan dasar mengenai Perayaan Ekaristi
itu wajib diajarkan. Karena itulah landasannya untuk memahami Perayaan
Ekaristi. Dan juga tidak kalah pentingnya adalah Sakramen Tobat. Sebelum
menerima Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya, setiap peserta wajib
menerima Sakramen Tobat. Sakramen ini mempunyai tujuan untuk mendamaikan
diri dengan Allah supaya memperoleh Rahmat. Pendekatan yang dilakukan adalah
dengan mewajibkan peserta untuk ikut Misa hari Minggu dan harus duduk di
barisan paling depan dengan didampingi oleh guru agamanya. Ini bertujuan
supaya peserta belajar untuk tidak ribut pada waktu Misa dan melatih peserta
untuk berkonsentrasi. Selain itu peserta juga diberikan tugas seperti mengingat isi
homili yang dibicarakan oleh Romo, mengamati peralatan yang dipakai romo,
warna liturgi dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB V
USULAN PROGRAM
Pada bagian ini, penulis akan menyampaikan usulan program untuk
Rekoleksi peserta penerimaan Komuni Pertama. Diharapkan dapat menambah
informasi pengetahuan yang dapat meningkatkan penghayatan Ekaristi di Paroki
Adminstratif Santa Maria Ratu Bayat.
1. LATAR BELAKANG
Usulan program yang dibuat ini berdasarkan kebutuhan peserta calon
penerima Komuni Pertama. Di dalam penelitian yang dilaksakan oleh penulis
dapat diambil kesimpulan memang dirasakan ada beberapa materi pendampingan
dalam pelajaran Komuni Pertama yang diadakan setiap minggunya kurang
terperinci maka, penulis memberikan penekanan dibeberapa materi yang dirasa
kurang. Untuk menambah pengetahuan pada diri peserta pelajaran Komuni
Pertama.
2. ALASAN PENYUSUNAN PROGRAM
Penulis membuat program berdasarkan dari hasil penelitian yang
dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi. Ditemukan keprihatinan bahwa
peserta pelajaran Komuni Pertama tidak tahu nama alat-alat atau sarana prasarana
yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi, tetang tata perayaan ekaristi, dan juga
tentang makna Perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. TUJUAN PELAKSANAAN USULAN PROGRAM
Tujuan dari pelaksanaan usulan program ini adalah supaya peserta
pelajaran komuni pertama dapat memahami dan mengerti materi-materi tentang
makna perayaan ekaristi, tata perayaan ekaristi dan sarana prasarana dalam
Perayaan Ekaristi. Peserta pelajaran komuni pertama dibimbing untuk menjadi
orang Katolik yang dapat menghayatai Perayaan Ekaristi dengan khidmat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RUNDOWN REKOLEKSI KOMUNI PERTAMA
Tema : Menjadiremaja katolik yang memahami Perayaan EkaristiTujuan :Pesertadapatmemahamidan mendalami setiap bagian dalam Perayaan Ekaristi serta mengerti akan makna Perayaan Ekaristi.
No WaktuPelaksanaan
JudulPertemuan
TujuanPertemuan
UraianMateri
Metode Sarana SumberBahan Pelaksana
1 Minggu, 22 Februari 2015 10.00 – 10.15
PembukaanPengantar
Peserta dapat mengetahui proses rekoleksi dari awal sampai akhir.
Menyanyikanlagu “SrengengeNyumunar”
Penjelasanlatarbelakang : kurangnya perhatian pada penghayatan Ekaristi.
Tujuanrekoleksi : memberikan informasi tentang Ekaristi secara mendetail, memberikan penjelasan tentang tata
Menyanyi Informasi
LCD Laptop Speake
r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cara Perayaan Ekaristi,
2 10.15 – 11.15 Sesi I
Makna Perayaan Ekaristi
Pesertadapatmemahami dan mengerti makna dari Perayaan Ekaristi sehingga peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khidmat.
Ekaristi sebagai ungkapan syukur, yang diwujudkan dalam doa dan perayaan
Ekaristi sebagai kenangan perjamuan Kristus, puncak perayaan dan kesatuan Gereja.
InformasiTanya Jawab
LCD Laptop Speake
r
Iman Katolik
Bina – Iman Sakramen Ekaristi
3. 11. 15 – 11.30 Ice Breaking
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. 11.30 – 12.30 Sesi II
Tata Perayaan Ekaristi
Pesertadapatmemahamidanmemaknaitentang urutan Perayaan Ekaristi.
Pengalamanpesertatentangmengamati Perayaan Ekaristi pada hari minggu.
Urutan Perayaan Ekaristi.
Sharing pengalaman
InformasiTanya Jawab
LCDLaptopHandout
Tata
Perayaan
Ekaristi
Katekese
Inisiasi
Iman Katolik
5. 12.30 – 13.00 ISTIRAHAT
6. 13.00 – 14.00 Sesi III
Sarana dan
prasarana dalam
Perayaan Ekaristi
Agar pesertadapatmemahamidandapatmenyebutkannamasertaalatdan sarana yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi.
Hal-hal yang digunakan sebagai sarana Ekaristi.
Memperlihatkan kepada peserta seperti apa bentuk dan wujud dari alat-alat dan pakaian yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi.
Sharing pengalaman
InformasiTanya jawab
LCDLaptopHand
out
Iman Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. 14.00 penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SATUAN PENDAMPINGAN I
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Pembuka 2. Tujuan Pertemuan : Peserta dapat mengetahui proses
rekoleksi komuni pertama dari awal sampai akhir.
3. Peserta : Peserta pendampingan komuni pertama
4. Tempat : Aula Gereja5. Hari/Tanggal : Minggu, 22 Februari 20156. Waktu : 10.00 – 10.15
B. PEMIKIRAN DASAR
Di dalam pelajaran Komuni Pertama yang dilaksankan setiap minggunya,
pendamping biasanya mengikuti buku panduan yang telah disediakan. Di dalam
buku tersebut materi yang disampaikan belum terlalu mendalam mengenai
Ekaristi. Hanya sebatas pengetahuan tentang murid-murid Yesus, Roti Hidup,
Kitab Suci, Tata Perayaan Ekaristi dll. Ini dirasakan kurang mendalam pada
bagian Penghayatan Ekaristi. Kemudian, dibuatlah Rekoleksi Komuni Pertama.
Yang di dalamnya terdapat materi-materi tentang Perayaan Ekaristi seperti Makna
Perayaan Ekaristi, Tata Perayaan Ekaristi, dan sarana prasarana yang digunakan
dalam Perayaan Ekaristi. Ini dirasakan sebagai materi tambahan untuk membantu
peserta pelajaran Komuni Pertama lebih memahami tentang Perayaan Ekaristi dan
bagian-bagiannya.
Lewat sesi pembuka ini, peserta diberikan informasi tentang rekoleksi
yang akan dilaksanakan dari awal hingga selesai. Diharapkan supaya peserta
mengetahui arah pendampingan ini dan pada akirnya nanti peserta dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
menyebutkan apa saja yang menjadi urutan Perayaan Ekaristi, makna Perayaan
Ekaristi dan sarana prasarana yang dibunakan di dalam Perayaan Ekaristi.
C. TUJUAN PERTEMUAN
Peserta dapat mengetahui proses rekoleksi komuni pertama dari awal sampai
akhir.
D. MATERI
1. Latar Belakang dan tujuan diadakan rekoleksi.
E. METODE
1. Informasi
2. Tanya Jawab
F. SARANA
1. LCD
2. Laptop
3. Spiker
G. PROSES PENDAMPINGAN
1. Pengantar
Selamat siang teman-teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus dan Berkah Dalem.
Hari ini kita berkumpul di tempat ini untuk berbicara tentang Perayaan Ekaristi.
Apa sebenranya Perayaan Ekaristi itu, kemudian sarananya apa saja, urut-
urutannya apa saja. Apakah sudah ada yang tahu? Sebelum kita melangkah lebih
jauh lagi, marilah kita buka rekoleksi ini dengan doa pembuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Langkah I : Doa Pembuka
“Selamat datang Yesus, Sang Gembala Baik. Kami semua mengucapkan terima
kasih atas perlindungan dan berkatmu yang begitu melimpah atas kami semua.
Berkatilah semoga rekoleksi ini dapat berjalan dengan lancar dan kami semua
semakin belajar menjadi seorang Katolik yang sejati. Dengan mempelajari tentang
Sakramen Ekaristi, ajarilah kami untuk semakin mengerti makna Sakramen
Ekaristi dan semakin dapat menghayatinya dari hari ke hari. Doa ini kami
serahkan ke dalam tangan kasih-Mu sebab kami percaya Engkaulah sumber
semangat kami kini dan sepanjang masa. Amin.”
3. Langkah 2 : Menyanyikan lagu “Srengenge Nyumunar”
Pendamping mengajak peserta untuk bersama-sama bernyanyi.
4. Langkah 3 : Penjelasan latar belakang dan tujuan rekoleksi
Alasan mengapa diadakan rekoleksi komui pertama ini adalah untuk
memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih khususnya kepada peserta
pelajaran komuni pertama. Pengetahuan tersebut mengenai Makna Perayaan
Ekaristi. Karena dirasakan bahwa kebanyakan umat hanya mengikuti Perayaan
Ekaristi / Misa saja, dan tidak memahmi maksud dari Perayaan Ekaristi itu seperti
apa. Kemudian ada beberapa umat yang tidak mengetahi urutan dari Perayaan
Ekaristi. Sehingga ini menjadi keprihatinan pendamping komuni pertama. Maka
diangkatlah materi ini untuk memantapkan peserta calon penerima Komuni
Pertama. Kemudian yang terakhir adalah mengenai sarana- sarana yang digunakan
dalam Perayaan Ekaristi. Ini menyangkut alat-alat yang digunakan Imam dalam
Konsekarasi dan juga nama-nama pakaian yang digunakan petugas liturgi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Terkadang banyak umat yang tidak tahu nama-nama dari alat-alat dan pakaian
yang dipakai.
Tujuan dari rekoleksi itu sendiri adalah untuk memberikan informasi tentang
Ekaristi secara mendetail, memberikan penjelasan tentang tata cara Perayaan
Ekaristi, serta sarana prasarana yang digunakan selama Perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
SATUAN PENDAMPINGAN II
( SESI I )
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Makna Perayaan Ekaristi2. Tujuan Pertemuan : Peserta dapat memahami dan
mengerti makna dari Perayaan Ekaristi sehingga peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khidmat.
3. Peserta : Peserta pendampingan komuni pertama
4. Tempat : Aula Gereja5. Hari/Tanggal : Minggu, 22 Februari 20156. Waktu : 10.15 – 11.15
B. PEMIKIRAN DASAR
Ada sebagian umat yang tidak mengerti makna dari Perayaan Ekaristi itu
sendiri. Dari keprihatinan tersebut kami mengangkat tema ini untuk lebih
memberikan informasi kepada peserta pelajaran Komuni Pertama. Seperti apakah
sebenarnya Makna dari Perayaan Ekaristi itu sendiri.
Lewat sesi yang pertama ini, peserta diberikan informasi tentang makna
Perayaan Ekaristi. Diharapkan supaya peserta benar-benar mengetahui Makna
Perayaan Ekaristi. Tidak hanya biasa mengikuti Perayaan Ekaristi / Misa saja
tetapi benar-benar mengetahui Makna dari Perayaan Ekaristi yang selama ini telah
diikuti.
C. TUJUAN PERTEMUAN
Peserta dapat memahami dan mengerti makna dari Perayaan Ekaristi sehingga
peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khidmat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
D. MATERI
1. Ekaristi sebagai ungkapan syukur, yang diwujudkan dalam doa dan perayaan
2. Ekaristi sebagai kenangan perjamuan Kristus, puncak perayaan dan kesatuan
Gereja.
E. METODE
1. Sharing
2. Informasi
3. Tanya jawab
F. SARANA
1. LCD
2. Laptop
3. Spiker
G. PROSES PENDAMPINGAN
a. Langkah I : Peserta diajak untuk sharing tentang Makna Perayaan
Ekaristi
Sekarang teman-teman mensharingkan pemahaman kalian tentang Makna
Perayaan Ekaristi dengan menggunakan kata-kata sendiri.
b. Langkah II : Informasi Makna Perayaan Ekaristi
Sakramen adalah perbuatan manusiawi atau gerejawi yang melambngkan
atau lebih baik melaksanakan secara simbolis suatu tindakan Allah terhadap kita,
maka ritus-ritus sakramen harus dilaksankan secara sungguh-sungguh penuh
sehingga bisa dirasakan (Iman Katolik : 401). Dengan kata lain Sakramen adalah
tanda dan sarana dari Allah yang dilakukan oleh umat Allah dengan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
macam cara. Seperti Sakramen Ekaristi, yang menggunakan Anggur dan Roti
sebagai tanda dan sarana.
Ekaristi merupakan tanda dan sarana, artinya sakramen merupakan persatuan
dengan Allah dan kesatuan antar manusia. Ekaristi adalah perayaan umat. Suatu
perayaan yang di dalamnya mengandung sebuah tanda akan kehadiran Tuhan
dalam umat.
Perayaan Ekaristi adalah sebagai Perayaan Syukur. Perayaan Ekaristi
bukanlah sembarang perayaan, tetapi Perayaan Syukur. Syukur tidak berarti
berterimakasih, tetapi pernyataan rasa kagum, hormat, kegembiraan dan
kebahagiaan. Syukur pertama-tama bukan karena anugerah yang telah diterima,
tetapi karena kebaikan Tuhan.
Ekaristi itu juga Perayaan Sakramental. Dalam tradisi Yahudi dikenal adanya
Perayaan Perjamuan. Perayaan Perjamuan adalah Perjamuan makan bersama-
sama keluarga dalam satu meja besar. Perjamuan makan ini sering diadakan
untuk merayakan Paska. Bentuk perjamuan Yahudi itu adalah perjamuan makan
yang di dalamnya terdiri dari doa sebelum makan (di dalam DSA disebut
pemecahan roti), makan, dan doa sesudah makan (di dalam DSA disebut
pemberkatan piala). Doa tersebut selalu dibawakan oleh seorang pemimpin
(Kepala Keluarga). Anggota keluarga (sekarang menjadi Umat) yang lain ikut
terlibat dan ambil bagian dengan menjawab “Amin” serta dengan makan roti dan
minum anggur dari piala. Pada zaman sekarang dibubah dengan menghilangkan
tradisi makan bersama dengan hidangan yang banyak, kemudian doanya sekarang
dinamakan Doa Syukur Agung (DSA), dan makanannya daiganti dengan Anggur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dan Hosti. Di dalam Perayaan Ekaristi Roti dan Anggur bukanlah termasuk unsur
atau bagian makan, tetapi termasuk unsur doa (Ibadah). Roti dan Anggur
mempunyai makna sebagai “alat penghubung”. Dalam perjamuan malam terakhir,
Yesus menggunakan bentuk perjamuan tradisi Yahudi (lih Luk 22:19-20). Umat
Kristiani perdana kerap kali berkumpul dan melaksankan perjamuan sesuai
dengan pesan Yesus, sebagai kenangan akan karya keselamatan. Umat Gereja
Perdana mengadakan perjamuan dengan memakai bentu yang sudah ada. Tetapi
dalam perkambangannya pada bagian makan dihilangkan. Yang ada sampai
sekarang hanya doa saja, dengan mengambil bentuk doa sesudah makan. Doa
tersebut sekarang disebut dengan “Doa Syukur Agung”. Roti dan Anggur tetap
dipertahankan sebagai “alat penghubung”. Atau lebih tepatnya sebagai tanda
sakramental yang diimani sebagai Tubuh dan Darah Kristus.
Di dalam Perayaan Ekaristi, umat mengenangkan karya Penyelamatan Allah.
Dalam perjamuan malam terakhir, setelah mengucapkan berkat atas Roti dan
Anggur dan membagi-bagikannya, Yesus berpesan: “Lakukanlah ini sebagai
kenangan akan Aku” (lih. Luk 22:19-20 1Kor 11:23-25). Karya Penyelamatan
sudah mencapai kepenuhannya pada Yesus Kristus. Kristus yang menyerahkan
diri di kayu Salib dan wafat telah dibangkitakan oleh Allah Bapa. Umat pun telah
diselamatkan tetapi belum sampai pada kepenuhannya. Karya Allah ini belum
selesai dan juga belum lewat. “Kepenuhannya” , kedatangan-Nya kita rindukan.
Kerinduan hati umat ini menjadi dasar pengenangan akan karya penyelamatan
Allah.
c. Ice Breaking :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
SATUAN PENDAMPINGAN III
( SESI II )
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Tata Perayaan Ekaristi2. Tujuan Pertemuan : Peserta dapat memahami dan
memaknai tentang urutan Perayaan Ekaristi. Sehingga dapat menyebutkan urutan Perayaan Ekaristi yang lengkap.
3. Peserta : Peserta pendampingan komuni pertama
4. Tempat : Aula Gereja5. Hari/Tanggal : Minggu, 22 Februari 20156. Waktu : 11.15 – 12.15
B. PEMIKIRAN DASAR
Ada sebagian umat yang tidak mengetahui urutan dari Perayaan Ekaristi.
Dimulai dengan apa kemudian diakhiri dengan bagaian yang mana. Sebenarnya di
dalam teks misa biasanya sudah dicantumkan urutan dari Perayaan Ekaristi, tetapi
umat tidak begitu memperhatikan. Kalaupun ditanya jawabannya hanya
sekedarnya, tidak menjawab dengan detail.
Lewat sesi yang kedua ini, peserta diberikan informasi tentang Urutan
Perayaan Ekaristi. Diharapkan peserta dapat mengatahui secara jelas bagimana
urutan Perayaan Ekaristi dan dapat menyebutkan dengan lengkap bagimana
urutannya.
C. TUJUAN PERTEMUAN
Peserta dapat memahami dan memaknai tentang urutan Perayaan Ekaristi.
Sehingga dapat menyebutkan urutan Perayaan Ekaristi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
D. MATERI
1. Pengalaman peserta tentang Perayaan Ekaristi.
2. Urutan Perayaan Ekaristi.
E. METODE
1. Sharing
2. Informasi
3. Tanya jawab
F. SARANA
1. LCD
2. Laptop
3. Spiker
G. PROSES PENDAMPINGAN
a. Langkah I : Peserta diajak untuk mendiskusikan tentang Tata Perayaan
Ekaristi pada hari minggu.
Sebelum mengetahui lebih lanjut tetang apa saja urutan dalam Tata Perayaan
Ekaristi, marilah kita berdiskusi dalam kelompok dengan berhitung satu sampai
tiga. Diskusikan di dalam kelompok, bagimana urutan Tata Perayaan Ekaristi
yang benar.
b. Langkah II : Mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok.
Marilah kita simak bersama pendapat masing – masing kelompok. Dimulai dari
kelompok satu, dua dan yang terakhir tiga.
c. Langkah III : Peneguhan tentang Tata Perayaan Ekaristi.
Urutan Tata Perayaan Ekaristi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
RITUS PEMBUKA :
Perarakan masuk
Tanda Salib
Salam
Pengantar
Seruan Tobat
Tuhan Kasihanilah
Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
LITURGI SABDA :
Bacaan Pertama
Mazmur Tanggapan
Bacaan Kedua
Alleluya / Bait Pengantar Injil
Injil
Aklamasi Sesudah Injil
Homili
Syahadat Para Rasul
Doa Umat
LITURGI EKARISTI :
Persiapan Persembahan
Doa Persiapan Persembahan
Doa Syukur Agung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Dialog Pembuka
Prefasi
Kudus
Doa Syukur Agung
Bapa Kami
Doa Damai
Pemecahan Roti
Persiapan Komuni
Penerimaan Tubuh (dan Darah) Kristus
Doa Sesudah Komuni
RITUS PENUTUP
Pengumuman
Amanat Perutusan
Berkat Penutup
Pengutusan
Perarakan Keluar
Di dalam Perayaan Ekaristi ada dua bagian pokok, yatitu Liturgi Sabda
dan Liturgi Ekaristi. Kedua bagian tersebut dimulai dengan Ritus Pembuka dsn
diakhiri Ritus Penutup. Di setiap bagian tersebut mempunyai kekhasan masing-
masing. Di dalam Liturgi Sabda, sebenarnya Allah hadir di dalam sabda-Nya
melalui bacaan yang dibacakan. Melalui pembacaan Sabda di dalam perayaan
Ekaristi, karya keselamatan Allah kepada manusia sebagimana yang dirayakan
dalam Ekaristi ditampakkan, baik dalam Kisah Perjanjian Lama, Surat- surat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Mazmur, dan Injil. Sedangkan Liturgi Ekaristi merupakan Liturgi puncak, di
mana iman Gereja diungkapkan dalam bentuk Doa Syukur Agung dan Komuni.
Dalam Doa Syukur Agung, iman diungkapkan dalam bentuk syukur, sebagai
aktualisasi karya keselamatan Allah dalam kurban Kristus sebagai bentuk
“anamnese” atau pengenangan akan peristiwa Perjamuan Terakhir Yesus. Doa
Syukur tidak hanya berarti mengenangkan sengsara pada saat Perjamuan Malam
Terakhir, tetapi juga mengungkapkan iman akan arti wafat dan kebangkitan
Kristus bagi seluruh umat dengan menyambut komuni, sebagai pernyataan
kesatuan dengan Kristus. Sedangkan dalam Liturgi Pembuka, umat diajak
semakin berpastisipasi dalam undangan Allah dan menyongsong rahmat dengan
mengakui segala kesalahan dan dosa (pertobatan). Pada Liturgi Penutup, umat
diutus untuk mewujudkan karya keselamatan dan karya penebusan Kristus yang
telah di terima dalam Ekaristi.
Peserta harus memahami bahwa di dalam Perayaan Ekaristi itu ada juga
tata gerak seperti, duduk tenang, mendengarkan, berdiri, berlutut, dan membuat
tanda salib. Tata gerak tersebut juga didasari dengan sikap hati yang
mendukungnya. Ekaristi merupakan ekspresi iman, untuk itu perlu dihayati secara
mendalam. Dasarnya ialah pengalaman iman akan Kristus. Bukan sekedar uraian
tentang pengertian Ekaristi. Untuk itu diperkelankan juga seluk – beluk dari
Ekaristi itu sendiri. Maka diperkenalkanlah dengan sarana seputar altar dan
sakristi yang meliputi roti / hosti dan anggur (material), buku pedoman tata
perayaan seperti, TPE, busana liturgi (alba, kasula), alat – alat perayaan (piala,
patena, sibori). Pengenalan tersebut dilakukan dengan langsung mengamatinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pada saat pelajaran atau bisa dengan mengikuti misa hari minggu di Gereja atau
Misa di lingkungan.
Hal yang penting untuk diketahui juga adalah para petugas liturgi dan
pelayan dalam Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh seorang imam /
romo atau uskup dengan dibantu oleh petugas-petugas yang lain, seperti
prodiakon, misdinar, lektor, koor, pemazmur, dan petugas yang lain. Untuk lebih
baiknya setelah menerima komuni pertama, para peserta dianjurkan untuk menjadi
petugas liturgi seperti misdinar, lektor, atau petugas lainnya.
ISTIRAHAT MAKAN SIANG JAM 12.30 – 13.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
SATUAN PENDAMPINGAN IV
( SESI III )
A. IDENTITAS
1. Judul Pertemuan : Sarana dan prasarana dalam Perayaan Ekaristi
2. Tujuan Pertemuan : Agar peserta dapat memahami dan dapat menyebutkan nama serta alat dan sarana yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi.
3. Peserta : Peserta pendampingan komuni pertama
4. Tempat : Aula Gereja5. Hari/Tanggal : Minggu, 22 Februari 20156. Waktu : 13.00 – 14.00
B. PEMIKIRAN DASAR
Masih banyak umat awam yang bisa menyebutkan nama-nama dari alat-
alat yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi. Bahkan lebih parahnya lagi anggota
misdinarpun tidak tahu nama-nama alat-alat dan juga pakaian yang di pakai dalam
Perayaan Ekaristi. Seharusnya sebelum menjadi anggota misdinar sudah harus
diajarkan dan dihafalkan.
Lewat sesi yang ketiga ini, peserta diberikan informasi tentang nama-nama
alat yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi dan juga nama-nama pakaian yang
dipakai para petugas liturgi. Ini bertujuan supaya peserta dapat mengenal dan
mengatahui seperti apa bentuk dan rupanya. Dan apabila lain waktu diminta
mengembilkan maka tidak bingung lagi dan langsung tahu barang mana yang
dimaksud tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
C. TUJUAN PERTEMUAN
Agar peserta dapat memahami dan dapat menyebutkan nama serta alat dan sarana
yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi.
D. MATERI
1. Hal-hal yang digunakan sebagai sarana Ekaristi.
2. Memperlihatkan kepada peserta seperti apa bentuk dan wujud dari alat-alat
dan pakaian yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi.
E. METODE
1. Sharing
2. Informasi
3. Tanya jawab
F. SARANA
1. LCD
2. Laptop
3. Spiker
G. PROSES PENDAMPINGAN
a. Langkah I : Pendamping memperlihatkan perlengkapan yang
digunakan dalam Perayaan Ekaristi.
Pengenalan Alat-alat dalam Perayaan Ekaristi :
PIALA
Dalam bahasa Latin disebut “calix” yang berarti “cawan”, adalah yang tersuci
diantara bejana. Piala adalah menjadi wadah amggur untuk dikonsekrasikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
sesudah konsekrasi menjadi wadah wadah darah Mahasuci Kristus. Piala harus
dibuat dari logam mulia. Piala melambangkan cawan yang dipergunakan Tuhan
kita pada perjamuan malam terakhir dimana ia untuk pertama kalinya
mempersembahkan darahnya; piala melambangkan cawan sengsara Kristus (“Ya
Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-
Ku” mrk 14:36); dan yang terakhir, piala melambangkan hati Yesus, dari mana
pengaliran Darah-Nya demi penebusan.
PURIFIKATORIUM
Berasal dari bahasa Latin “purificatorium” adalah sehelai kain lenan putih
berbentuk segi empat untuk membersihkan piala, sibori dan patena. Sesudah
dipergunakan, pufikatorium dilipat tiga memanjang dan diletakkan di atas piala.
PATENA
Berasal dari bahasa Latin “patena” yanga berarti “piring”, adalah piring dimana
hosti diletakkan. Patena, yang sekarang berbentuk bundar, datar, dan dirancang
untuk roti pemimpin Perayaan Ekaristi, aslinya sungguh sebuah piring. Dengan
munculnya roti-riti kecil yang dibuat khusus untuk umat yang biasanya disimpan
dalam sibori, fungsi dari patena sebagai piring menghilang; maka bentuknya
menjadi lebih kecil dan sejak abad kesebelas sudah dalam ukuran seperti
sekarang. Menurut Pedoman Umum Misale Romawi (2000), untuk konsekrasi
hosti, baik untuk imam dan diakon, maupun untuk para pelayan dan umat (No.
331). Patena, yang biasa diletakkan diatas piala, hendaknya dibuat serasi dengan
pialanya, dari bahan yang sama dengan piala yaitu dari emas atau setidak-tidaknya
disepu emas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PALLA
Berasal dari bahasa Latin “palla corporalis” yang berarti “kain untuk Tubuh
Tuhan” adalah kain lenan putih yang diperkeras, sehingga menjadi kaku sperti
papan, bentuknya bujursangkar dipoergunakan untuk menutup piala. Palla
melambangkan batu makam yang diguling para prajurit Romawi untuk menutup
pintu masuk kedalam makam Yesus.
KORPORALE
Berasal dari bahasa Latin “corporale” adalah sehelai kain lenan putih yang
berbentuk bujursangkar dengan gambar salib kecil di tengahnya; seringkali di
pinggir korporale dihiasi dengan renda. Korporale adalah yang terpenting dianta
kain-kain suci. Dalam perayaan Ekaristi, imam membentang korporale diatas altar
sebagai alas untruk bejana-bejana suci roti dan anggur. Stelah selesai digunakan,
korporale dilipat menjadi tiga memanjang, lalu dilipat menjadi tiga lagi dari
samping dan ditempatkan diatas piala.
SIBORI
Berasal dari bahasa Latin “cyborium” yang berarti “piala dari logam” adala bejana
serupa piala, tetapi dengan tutup di atasnya. Sibori adalah wadah untuk roti-roti
kecil yang akan dibagikan dalam Komuni kepada umat beriman. Sibori dibuat dari
logam mulia, bagaian dalamnya biasa dibuat dari emas atau sepuhan emas.
PIKSIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Berasal dari bahasa Latin “pyx” yang berati “kotak” adalah sebuah wadah kecil
berbentuk bundar dengan engsel penutup, serupa wadah jam kuno. Piksis biasa
dibuat dari emas. Piksis dipergunakan untuk menyimpan Sakramen Mahakudus,
yang dihantar kepada mereka yang sakit, atau akan ditahktakan dalam kepada
kebaktian Sakramen Mahakudus.
MONSTRAN
Berasal dari bahasa Latin “monstrans, mostrare” yang berarti “mempertontonkan”
adalah bejan suci tempat Sakramen Mahakudus dotahktakan atau dibawa dalam
prosesi.
AMPUL
Adalah dua bejana yang dibuat dari kaca atau logam, bentuknya seperti buyung
kecil dengan tutup di atasnya. Ampul adalah bejana-bejana dari imam atau diakon
menuangkan air dan anggur kedalam piala. Selalu ada dua ampul di meja kredens
dalam setiap misa.
LAVABO
Berasal dari bahasa Latin “lavare” yang berarti “membasuh” adalah bajana seperti
buyung kecil atau dapat juga berupa mangkuk, tempat menampung air bersih yang
dipergunakan imam untuk membasuh tangan sesudah persiapan persembahan.
Sebuah lap biasanya menyertai lavabo untuk dipergunkan mengeringkan tangan
imam.
TURIBULUM (disebut juga Pendupaan)
Berasal dari bahasa Latin “thuris” yang berarti “dupa” adlah bejana dimana dupa
dibakar untuk pendupaan liturgis. Turibulum terdiri dari suatu badan dari logam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
dengan tutup terpisah yang menudungi suatu wadah untuk arang dan dupa;
turibulum diwa dan diayung-ayungkan dengan tiga ranet yang dipasang pada
badannya, sementara rante keempat digunakan untuk mengerak-gerakan tutupnya.
Pada turibulum dipasang bara api, lalu di atasnya ditaburkan serbuk dupa
sehingga asap dupa membubung dan menyebarkan bau harum. Dupa adalah
harum-haruman yang dibakar pada kesempatan-kesempatan istimewa, seperti
pada misa yang meriah dan pujian kepada Sakramen Mahakudus.
NAVIKULA (disebut juga Wadah Dupa)
Adalah bejana tempat menyimpan serbuk dupa. Dupa adalah getah yang harum
dan rempah-rempah yang diambil dari tanam-tanaman, biasanya dibakar dengan
campuran tambahan menjadikan asapnya lebih tebal dan aromanya lebih harum.
Asap dupa yang dibakar naik ke atas melambangkan naikya doa-doa umat
beriman kepada Tuhan. Ada pada kita catatan mengenai pengunaan dupa bahkan
sejak awal kisah Perjanjian Lama. Secara simbolis dupa melambangkan semangat
umat Kristiani yang berkobar-kobar harum mewangi keutamaan-keutamaan dan
naiknya doa-doa dan perbuatan-perbuatan baik kepada Tuhan.
ASPERGILUM
Berasal dari bahasa Latin “aspergere” yang berarti “mereciki” adalah sebatang
tongkat pendek, diujungnya terdapat sebuah bola logam yang berlubang-lubang,
dipergunakan untuk merecikkan air suci pada orang atau benda dalam Asperges
dan pemeberkatan. Bejana Air Suci adalah wadah yang dipergunakan untuk
menampung air suci; ke dalamnya aspergilum dicelupkan.
SACRAMENTARIUM atau Buku Misa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Adalah buku pegangan imam pada waktu memimpin perayaan Ekaristi, berisi tata
perayaan Ekaristi. LECTIONARIUM atau Buku Bacaan Misa adalah buku berisi
bacaan-bacaan Misa dari Kitab Suci. EVANGELIARIUM adalah Buku Injil.
Pakaian Liturgi :
a. Pakaian Imam
Jubah : pakaian resmi biarawan/biarawati. Bentuk dan warna jubah berbeda-
beda menurut masing-masing ordi/konggregasi.
Alba : semacam jubah yang terbuat dari kain lenan putih. Jika imam yang tidak
berjubah hendak merayakan Ekaristi maka imam memakai Alba sebagai ganti
jubah.
Singel : tali pengikat Alba.
Kasula : semacam mantol lebar yang dikenakan imam saat merayakan
Ekaristi. Warnanya sesuai dengan warna liturgi.
Stola : semacam selendang yang dikenakan imam saat merayakan Ekaristi.
Warnaya sesuai dengan warna liturgi.
b. Pakaian putera-puteri Altar
Jubah misdinar & kerah lebar : warnanya sesuai dengan warna liturgi.
Superpli : alba yang panjangnya sebatas pinggang.
c. Pakaian Uskup
Jubah Uskup : berwarna hitam atau putih dengan kombinasi ungu
Salib Dada
Cincin Uskup: dipakai ditangan kanan lambang kesetiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Topi Merah
Mitra : topi yang dikenakan uskup saat memimpin Liturgi
Tongkat Uskup : melambangkan wewenang sebagai gembala umat
Mantol Uskup
DOA PENUTUP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, hendarto (2006). Pedoman Penulisan Skripsi . Yogyakarta: Program Studi IPPAK Universitas Sanata Dharma
Heuken, A.(1978).Ensiklopedi populer tentang Gereja. Yogyakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka
Komisi Kateketik KAS. (2012). Katekese Inisiasi : Gagasan Dasar dan Silabus. Yogyakarta: Kanisius
Komkat KAS. (1997). Mengikuti Yesus Kristus 2. Yogyakarta: KanisiusKomkat KAS. (2012). Katekese Inisiasi. Yogyakarta: KanisiusKonferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Referensi. Yogyakarta: KanisiusKonsili Vatikan II. (1990). Sacrosanctum Concilium (R. Hardawiryana,
Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWIKWI. (1995). Katekismus Gereja Katolik.Ende:Arnoldus. Remaja RosdakaryaLalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWIMartasudjita, Pr. (2005). Ekaristi . Yogyakarta: KanisiusMartasudjita, Pr. (2006). Yuk, bersama-sama merayakan Ekaristi. Yogyakarta:
Kanisius______________(2002). Spiritualitas Liturgi. Yogyakarta: Kanisius______________(2006). Apa beda Liturgi, Ibadat dan Doa?. Yogyakarta:
KanisiusMaryanto, Ernest. (1987). Persiapan Krisma Suci . Yogyakarta: Kanisius Moleong, M.A. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Muller, Bernhard.(2003).Yesus Roti Kehidupan:Persiapan Pangakuan dan
komuni partama.Ende:ArnoldusPedoman Umum Misale Romawi. (2002). Pedoman Umum Misale Romawi .
Flores: Nusa Indah (PUMR)Prasetya, Pr. L.(2009). Aku Menerima Komuni Pertama . Yogyakarta: KanisiusPrastyantha, Y.B. (2008). Ekaristi dalam hidup kita. Yogyakarta: KanisiusSeri Puskat no. 22Soenarto, A.(2005). Yesus Pokok Anggur . Yogyakarta: KanisiusStyakarjana.(1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Pusat KateketikSumarno Ds, M. SJ. M. A. (2009). Diktat PAK Paroki. Yogyakarta: IPPAKSupranto, Felix. (2012). Cara Menghayati Ekaristi . Jakarta: OborSutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research 1. Yogyakarta: ANDI___________. (2004). Metodologi Research 2. Yogyakarta: ANDI___________. (2004). Metodologi Research 3. Yogyakarta: ANDIWibowo Ardi, FX.(1993). Sakramen Ekaristi . Yogyakarta: Kanisius_______. http://id.wikipedia.org/wiki/Komuni. Accessed on September 14, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
PERANAN PELAJARAN KOMUNI PERTAMA BAGI PESERTA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI DI LINGKUNGAN ST.
FRANSISCUS XAVERIUS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA RATU BAYAT
VARIABEL I
Petunjuk :
A. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal dibawah ini
B. Pilihlah salah satu kolom dibawah ini yang sesuai dengan penghayatanAnda:dengan memberi tanda cek list ( )
C. Dengan lima jawaban alternatif yaitu SS (Sangat setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS ( Tidak Setuju sekali).
No Pernyataan SS S KS TS
1 2 3 4 5 61. Komuni Pertama adalah tahap wajib bagi
seorang Katolik.2. Komuni Pertama membuat kita lebih
penuh ikut serta dalam Perayaan Ekaristi. 3. Tata cara di dalam Perayaan Ekaristi
sangat mudah dipahami bagi umat.4. Semua tata cara Perayaan Ekaristi dari
ritus pembuka samapi penutup sebaiknya tidak harus diikuti oleh umat yang hadir.
5. Setelah menerima Komuni Pertama saya diwajibkan untuk aktif sebagai petugas liturgi di dalam Perayaan Ekaristi.
6. Saya merasa sangat bangga, apabila menjadi petugas liturgi seperti misdinar, kor, lektor, dll.
7. Semakin mengenal Yesus dengan terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
langsung menjadi petugas liturgi pada waktu Perayaan Ekaristi.
8. Menjadi petugas liturgi pada saat Perayaan Ekaristi itu sangat melelahkan.
9. Saya merasa kurang pantas untuk menjadi salah satu petugas liturgi, karena saya kurang siap untuk menjadi petugas liturgi.
10. Saya lebih senang membaca teks misa pada saat bacaan I, II dan Injil sedang dibacakan.
11. Bacaan I, II dan Injil mempunyai makna yang saling berkaitan satu sama lain.
12. Bacaan I, II dan Injil memang wajib dibacakan di dalam Perayaan Ekaristi.
13. Saya selalu membaca Bacaan I, II dan Injil sebelum Perayaan Ekaristi dimulai supaya dapat memahami maknanya.
14. Saya merasa lebih menghargai dan menghormati Tubuh dan Darah Kristus yang saya terima setelah mendapatkan pelajaran Komuni Pertama.
15. Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah menerima Komuni.
16. Dengan menyambut Komuni, saya merasakan kehadiran Tuhan sendiri di dalam jiwa dan ragaku.
17. Saya lebih senang bergurau dengan teman sebelum menerima Tubuh Kristus.
18. Doa Syukur Agung (DSA) adalah tahap perubahan Roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
19. Ketika Doa Syukur Agung (DSA) didoakan saya selalu khusuk mendoakannya.
20. Saya tahu bahwa Doa Syukur Agung (DSA) adalah puncak dari Perayaan Ekaristi.
21. Saya selalu membawa buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) dan ikut membaca pada saat Doa Syukur Agung (DSA) didoakan.
22. Dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, saya selalu mengambil makna di dalam bacaan Injil untuk saya terapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
23. Apabila saya tidak mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu, saya merasa ada yang kurang di dalam diri saya.
24. Perayaan Ekaristi membawa damai di dalam hidup saya.
25. Saya selalu merasa rindu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN
PERANAN PELAJARAN KOMUNI PERTAMA BAGI PESERTA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI DI LINGKUNGAN ST.
FRANSISCUS XAVERIUS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA RATU BAYAT
VARIABEL II
Pertanyaan :
1. Materi pokok apa yang harus dikuasi oleh masing-masing peserta untuk dapat memenuhi kriteria sebagai calon penerima Komuni pertama?
2. Materi apa saja yang diberikan kepada peserta?3. Doa-doa apa saja yang wajib dihafalkan oleh masing-masing peserta?4. Adakah silabus yang dibuat untuk Pelajaran komuni pertama ini?5. Tujuan konkret apa yang harus dicapai dalam pelajaran komuni pertama?6. Adakah tugas-tugas wajib yang diberikan kepada setiap peserta, seperti
mengikuti kegiatan di gereja dan lingkungan dengan meminta tanda tangan kepada yang bersangkutan?
7. Buku apa saja yang digunakan untuk menunjang materi yang diberikan oleh pendamping komuni pertama?
8. Apakah metode pengajaran yang digunakan berbeda-beda di setiap pertemuan?
9. Adakah hukuman untuk peserta pelajaran komuni pertama yang tidak mengerjakan tugas, mengumpulkan tugas tepat waktu dan tidak dapat menghafalkan doa tepat waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
LAMPIRAN 3
HASIL WAWANCARA VARIABEL II
10. Materi pokok apa yang harus dikuasi oleh masing-masing peserta untuk dapat memenuhi kriteria sebagai calon penerima Komuni pertama?- Yang pertama adalah peserta benar-benar tahu makna Tubuh dan
Darah Kristus. Dengan cara meresapi maknya pada saat Konsekrasi di waktu Perayaan Ekaristi. Supaya peserta ketika sudah menerima Tubuh dan Darah Kristus, mereka tidak main-main lagi.
- Yang kedua adalah Doa. Ini menjadi penting karena pada setiap Perayaan Ekaristi harus mendoakan doa-doa dasar. Yaitu Bapa Kami, Salam Maria, Aku Percaya, Doa Tobat, Sepuluh Perintah Allah. Baik yang bahasa indonesia dan juga bahasa jawa.
- Yang ketiga, peserta harus tahu siapa yang membaptis mereka, harus tahu siapa emban Baptisnya, dan juga diharapkaan para orang tua mempunyai dokumentasi pada saat anak-anaknya dibaptis. Supaya anak-anaknya tahu kalau mereka itu dibaptis dan menjadi bagian dari warga Gereja.
- Yang keempat, peserta harus tahu alasan mengapa mereka di Baptis. Jadi, tidak mudah untuk menyangkal bahwa mereka itu adalah warga Gereja.
11. Materi apa saja yang diberikan kepada peserta?- Syukur atas pesta ulang tahun nama pelindung/ pesta pelindung.- Kebersamaan dengan orang lain di sekitanya. Bagaimana orang itu
kalau hidupnya hanya sendirian saja, tidak ada orang lain. Kesendirian itu bagaimana.
- Murid-murid Yesus. Yesus memanggil ke duabelas murid-Nya.- Ekaristi. - Sakramen-sakramen yang akan diterimakan oleh umat.- Nabi-nabi perjanjian lama- Mengucapkan terima kasih/ syukur. Karena anak-anak zaman
ssekarang kurang dapat bersyukur terhadap dirinya sendiri dan anugerah yang Allah berikan.
- Seperti yang ada dlam buku “Persiapan Komuni Pertama” terbitan kanisius.
12. Doa-doa apa saja yang wajib dihafalkan oleh masing-masing peserta?- Doa-doa sehari-hari : Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Maria, Doa
Tobat, Sepuluh Perintah Allah dengan bahasa Indonesia dan juga bahasa jawa.
13. Adakah silabus yang dibuat untuk Pelajaran komuni pertama ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
- Tidak menggunakan silabus, tetapi menggunakan catatan pada setiap pertemuannya dirancang akan memasuki materi yang mana. Pelajarannya dimulai bulan Agustus sampai juni diranca untuk 36X pertemuan.
14. Tujuan konkret apa yang harus dicapai dalam pelajaran komuni pertama?- Menerima Sakramen Ekaristi itu sungguh-sungguh dihayati bahwa
Tuhan sendiri itu hadir di dalam rupa Hosti Suci. - Diceritakan pula bahwa ada suatu pengalaman Iman yang pernah
benar-benar terjadi di Paroki Santa Maria Ratu Bayat. Yaitu ada salah satu ibu yang sedang hamil, tetapi beliau tidak percaya bahwa Hosti Suci itu adalah Tuhan Yesus sendiri yang hadir melalui Konsekarasi. Kemudian janin yang ada di dalam kandungan tiba-tiba menjadi kering. Janin tersebut bisa dikeluarkan hanya melalui operasi. Kemudian ibu tersebut di teguhkan iman nya oleh Ibu Guru yang mengajar komuni pertama dan menjadi percaya. Pada saat akan dioperasi seperti mukjizat, janin yang kering tersebut keluar dengan sendirinya. Dan tidak jadi dioperasi.
- Dengan menceritakan pengalaman Iman kepada peserta calon penerima komuni Pertama ini bisa membantu anak untuk percaya.
15. Adakah tugas-tugas wajib yang diberikan kepada setiap peserta, seperti mengikuti kegiatan di gereja dan lingkungan dengan meminta tanda tangan kepada yang bersangkutan?- Selalu ada tugas dan wajib dikerjakan oleh setiap peserta. Dan juga
selalu ada pekerjaan rumah (PR).16. Buku apa saja yang digunakan untuk menunjang materi yang diberikan
oleh pendamping komuni pertama?- Buku pegangan guru, buku pegangan anak, Kitab Suci.- Kitab Suci untuk memperkenalkan kepada peserta dan juga peserta
dapat belajar untuk membuka Kitab Suci dengan baik dan benar. 17. Apakah metode pengajaran yang digunakan berbeda-beda di setiap
pertemuan?- Bercerita- Tanya jawab- Peragaan- Tes lisan- pretes
18. Adakah hukuman untuk peserta pelajaran komuni pertama yang tidak mengerjakan tugas, mengumpulkan tugas tepat waktu dan tidak dapat menghafalkan doa tepat waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
- Apabila peserta belum dapat menghafal dengan baik doa-doa yang wajib dihafalkan maka diminta untuk menghafalkan lagi sampai hafal dengan lancar.
- Guru menghukum dengan sifat pedagogik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI