plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan...

132
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA AKTIF PENANGKAP RADIKAL BEBAS, ANTIBAKTERI, DAN UV PROTECTION EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan Oleh: Elyn Prameswari NIM: 118114110 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: ngolien

Post on 22-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA AKTIF

PENANGKAP RADIKAL BEBAS, ANTIBAKTERI, DAN UV

PROTECTION EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh:

Elyn Prameswari

NIM: 118114110

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

i

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA AKTIF

PENANGKAP RADIKAL BEBAS, ANTIBAKTERI, DAN UV

PROTECTION EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh:

Elyn Prameswari

NIM: 118114110

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

ii

Persetujuan Pembimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk :

Tuhan Yesus, sang Penyelamat yang selalu membimbingku

Kedua orang tuaku

Kedua kakakku

Almamaterku

Aku percaya pada keberuntungan dan aku menyadari semakin

aku bekerja keras semakin banyak keberuntungan yang aku

miliki -Thomas Jefferson-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

vii

PRAKATA

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

anugerah dan berkat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi berjudul “Isolasi dan Identifikasi Golongan Senyawa Aktif

Penangkap Radikal Bebas, Antibakteri, dan UV Protection Ekstrak Rimpang

Kunyit (Curcuma longa L.)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis mengalami banyak kesulitan dan masalah dalam menyelesaikan

skripsi ini. Tetapi dengan adanya bantuan, dukungan, bimbingan, kritik, dan saran

dari berbagai pihak, akhirnya penulis mampu menghadapi segala kesulitan dan

masalah yang menghadang. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan

kepada:

1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Dr. rer. nat. Yosi Bayu Murti, Apt. selaku dosen pembimbing dan dosen

penguji atas kesabaran, bimbingan, arahan, masukan, perhatian, semangat dan

waktu yang diberikan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan waktu, kritik, dan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.

4. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku dosen penguji yang telah

memberikan waktu, kritik, dan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.

5. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu mendukung,

membantu, dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian

skripsi ini.

6. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku DPA yang telah mendukung selama

proses perkuliahan sampai proses pembuatan skripsi ini.

7. Papa, Mama, dan kakak Getty Rajasa atas kasih sayang dan dukungan yang

telah diberikan kepada penulis, baik secara moral maupun materil.

8. Vega Citrawati dan Leonardo Yoppy Eka Noviyanto selaku kakak dan

sahabat atas kasih sayang, dukungan, kritik, saran, canda tawa, dan semangat

yang diberikan kepada penulis.

9. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

10. Segenap Laboran Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

atas segala bantuan selama penulis melakukan penelitian di laboratorium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

viii

11. Tim skripsi dan sahabat penulis (Setio Agustin, Agustine Kurniawaty, Surya

Adhi Nugraha, Skolastika Feranda) atas kerjasama yang telah dilewati

bersama selama penelitian ini.

12. Veve, Shiro, kak Reny, Marshella, dan Ratna selaku teman dan pemberi

semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman – teman laskar intan: Nella, Iga, Yunika, Natry, mbak Wahyu, dan

Deivi atas semangat, dukungan, kegilaan, canda tawa, kritik, dan sarannya.

14. Teman – teman Fakultas Farmasi angkatan 2011 atas kerjasama, canda tawa,

dan memberi semangat.

15. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu atas bantuannya dalam pengadaan

bahan baku simplisia rimpang kunyit.

16. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat

disebutkan satu – persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

memohon maaf apabila terdapat hal – hal yang kurang berkenan, tidak lupa

penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk

berbagai pihak yang membutuhkan dan menjadi sumbangan bagi ilmu

pengetahuan.

Penulis

Elyn Prameswari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA .............................................. vi

PRAKATA........... ................................................................................................. vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

INTISARI............. .................................................................................................. xv

ABSTRACT ...........................................................................................................xvi

BAB I PENGANTAR .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1. Permasalahan ......................................................................................... 2

2. Keaslian penelitian ................................................................................ 3

3. Manfaat penelitian ................................................................................. 5

B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA....................................................................... 7

A. Kunyit ........................................................................................................... 7

1. Klasifikasi tanaman ............................................................................... 7

2. Deskripsi tanaman ................................................................................. 8

3. Kandungan kimia kunyit ....................................................................... 8

4. Khasiat dan kegunaan kunyit ................................................................ 9

B. Ekstraksi ..................................................................................................... 10

1. Maserasi .............................................................................................. 10

2. Triturasi ............................................................................................... 11

C. Kromatografi .............................................................................................. 12

1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)......................................................... 12

2. Kromatografi kolom ............................................................................ 14

D. Antioksidan ................................................................................................ 15

1. Reactive Oxygen Species (ROS) ......................................................... 15

2. Senyawa dan golongan senyawa antioksidan...................................... 16

3. Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) .................................. 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

x

E. Antibakteri .................................................................................................. 19

1. Bakteri ................................................................................................. 19

2. Mekanisme antibakteri ........................................................................ 20

3. Resistensi bakteri................................................................................. 20

4. Golongan senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri ..................... 21

5. Uji kualitatif antibakteri dengan metode bioautografi kontak ............ 21

6. Uji daya antibakteri dengan metode Kirby – Bauer ............................ 23

F. UV Protection ............................................................................................ 24

1. Radiasi ultraviolet pada kulit............................................................... 24

2. Tabir surya........................................................................................... 24

3. Uji aktivitas tabir surya dengan metode inhibition of bleaching

of -carotene ....................................................................................... 25

G. Landasan Teori ........................................................................................... 26

H. Hipotesis ..................................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 28

B. Definisi Operasional ................................................................................... 28

C. Bahan dan Alat Penelitian .......................................................................... 28

1. Bahan penelitian .................................................................................. 28

2. Alat penelitian ..................................................................................... 29

D. Tatacara Penelitian ..................................................................................... 29

1. Pengumpulan dan penyiapan bahan .................................................... 29

2. Ekstraksi .............................................................................................. 30

3. Optimasi fase gerak pada ekstrak kental rimpang kunyit ................... 31

4. Identifikasi golongan senyawa pada ekstrak kental rimpang

kunyit ................................................................................................... 32

5. Uji kualitatif penangkap radikal bebas ekstrak rimpang kunyit .......... 32

6. Uji kualitatif aktivitas antibakteri ekstrak rimpang kunyit.................. 33

7. Uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak rimpang kunyit ........... 36

8. Isolasi senyawa yang memiliki aktivitas penangkap radikal

bebas, antibakteri, dan UV protection ................................................. 37

9. Uji kualitatif aktivitas penangkap radikal bebas dan UV

protection pada isolat .......................................................................... 42

10. Uji daya antibakteri dengan metode Kirby – Bauer ............................ 43

11. Identifikasi golongan senyawa pada isolat .......................................... 44

12. Bagan alur penelitian ........................................................................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

xi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 46

A. Pengumpulan dan Penyiapan Bahan .......................................................... 46

1. Pengumpulan bahan ............................................................................ 46

2. Susut pengeringan simplisia ................................................................ 47

3. Penyiapan bahan .................................................................................. 48

B. Ekstrak Kental Rimpang Kunyit ................................................................ 49

1. Ekstraksi .............................................................................................. 49

2. Susut pengeringan ekstrak ................................................................... 51

C. Optimasi Fase Gerak Ekstrak Kental Rimpang Kunyit ............................. 51

D. Identifikasi Golongan Senyawa dengan Reagen Semprot pada

Ekstrak Kental Rimpang Kunyit ................................................................ 54

E. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Bebas DPPH, Antibakteri, dan UV

Protection pada Ekstrak Kental Rimpang Kunyit ...................................... 58

1. Uji aktivitas penangkap radikal bebas ................................................. 58

2. Uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi kontak ............. 60

3. Uji aktivitas UV protection dengan metode inhibition of

bleaching of - carotene ..................................................................... 67

F. Isolasi Senyawa yang Memiliki Aktivitas Penangkap Radikal Bebas,

Antibakteri, dan UV Protection ................................................................. 72

G. Aktivitas Penangkap Radikal Bebas, Antibakteri, dan UV Protection

pada Isolat .................................................................................................. 76

1. Aktivitas penangkap radikal bebas DPPH pada isolat ........................ 76

2. Aktivitas antibakteri pada isolat .......................................................... 77

3. Aktivitas UV protection pada isolat .................................................... 81

H. Identifikasi Isolat Aktif ................................................................................. 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 85

A. Kesimpulan ................................................................................................. 85

B. Saran ........................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 86

LAMPIRAN.......... ................................................................................................. 91

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil identifikasi golongan senyawa pada ekstrak kental

rimpang kunyit................................................................................ 55

Tabel II. Kisaran nilai Rf ekstrak kunyit dengan metode bioautografi

kontak ............................................................................................. 62

Tabel III. Hasil uji aktivitas UV protection ekstrak rimpang kunyit.............. 71

Tabel IV. Profil KLT isolasi senyawa dengan fase gerak kloroform ............. 74

Tabel V. Hasil aktivitas UV protection pada isolat ....................................... 81

Tabel VI. Identifikasi golongan senyawa pada isolat ..................................... 83

Tabel VII. Aktivitas Isolat................................................................................ 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Molekul DPPH (radikal)................................................................. 18

Gambar 2. Struktur -carotene ........................................................................ 25

Gambar 3. Hasil optimasi fase gerak pada deteksi UV 254 nm ....................... 52

Gambar 4. Hasil optimasi fase gerak pada deteksi UV 254 nm ....................... 53

Gambar 5. Ekstrak rimpang kunyit pada deteksi secara fisik .......................... 54

Gambar 6. Ekstrak rimpang kunyit dengan reagen semprot ............................ 55

Gambar 7. Perbandingan nilai Rf antara standar kurkumin dan ekstrak

rimpang kunyit................................................................................ 58

Gambar 8. Hasil uji kualitatif penangkap radikal bebas DPPH ....................... 59

Gambar 9. Hasil uji antibakteri dengan bioautografi kontak ........................... 62

Gambar 10. Kontrol media ................................................................................. 65

Gambar 11. Hasil kontrol pertumbuhan bakteri ................................................. 66

Gambar 12. Hasil kontrol positif amoksisilin .................................................... 66

Gambar 13. Kurva optimasi intensitas cahaya ................................................... 69

Gambar 14. Perbandingan profil KLT ekstrak rimpang kunyit dan hasil

triturasi ............................................................................................ 72

Gambar 15. Perbandingan profil KLT pada UV 254 nm ................................... 73

Gambar 16. Perbandingan profil KLT pada UV 366 nm ................................... 73

Gambar 17. Alur isolasi senyawa aktif ekstrak rimpang kunyit ........................ 75

Gambar 18. Hasil uji kualitatif penangkap radikal bebas pada isolat

setelah 2 jam penyemprotan ........................................................... 76

Gambar 19. Hasil uji antibakteri ........................................................................ 78

Gambar 20. Kontrol media ................................................................................. 79

Gambar 21. Kontrol pertumbuhan bakteri S. aureus.......................................... 80

Gambar 22. Kontrol positif amoksisilin ............................................................. 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat determinasi rimpang kunyit .................................................. 91

Lampiran 2. Sertifikat hasil uji bakteri E. coli dan S. aureus ............................. 93

Lampiran 3. Foto simplisia kering rimpang kunyit............................................. 95

Lampiran 4. Perhitungan susut pengeringan simplisia rimpang kunyit .............. 96

Lampiran 5. Perhitungan rendemen ekstrak rimpang kunyit .............................. 98

Lampiran 6. Susut pengeringan ekstrak .............................................................. 99

Lampiran 7. Optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis ................................ 101

Lampiran 8. Isolasi senyawa ............................................................................. 103

Lampiran 9. Identifikasi golongan senyawa dengan reagen semprot pada

isolat ............................................................................................. 107

Lampiran 10. Uji kualitatif penangkap radikal bebas, UV protection, dan

antibakteri ..................................................................................... 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

xv

INTISARI

Perawatan kecantikan menggunakan lulur secara tradisional telah

digunakan sejak zaman nenek moyang dengan komponen utama rimpang kunyit

(Curcuma longa L.). Beberapa penelitian pada rimpang kunyit sering

menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas

terapetik yang luas, sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui golongan senyawa selain kurkuminoid yang memiliki aktivitas

sebagai penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection pada ekstrak

rimpang kunyit.

Rimpang kunyit diekstraksi dengan pelarut etanol 90% v/v. Uji

pendahuluan dilakukan secara kualitatif dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

Uji aktivitas sebagai penangkap radikal bebas dilakukan dengan metode DPPH,

antibakteri dengan metode bioautografi kontak, dan UV protection dengan metode

inhibition of bleaching of -carotene. Senyawa aktif hasil uji kualitatif tersebut

diisolasi dengan kromatografi kolom. Isolat yang diperoleh tersebut kemudian

kembali diuji aktivitas penangkap radikal bebas dilakukan dengan metode DPPH,

antibakteri dengan metode Kirby – Bauer, dan UV protection dengan metode

inhibition of bleaching of -carotene.

Hasil penelitian menunjukkan adanya senyawa yang memiliki aktvitas

penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection. Isolat pertama yang

diperoleh memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan UV protection,

sedangkan isolat kedua yang diperoleh memiliki aktivitas penangkap radikal

bebas, antibakteri, dan UV protection. Kedua isolat tersebut berdasarkan hasil

identifikasi merupakan golongan senyawa terpenoid.

Kata kunci :ekstrak rimpang kunyit, bercak aktif, isolasi, identifikasi golongan

senyawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

xvi

ABSTRACT

Main component of lulur is turmeric rhizome (Curcuma longa L.). The

major compounds in turmeric are curcuminoids which have been researched and it

had large therapeutic activity. This research aimed to find out the other substances

of turmeric extract besides curcuminoids which has activity as free radical

scavenger, antibacterial, and UV protection.

Turmeric was extracted with ethanol 90% v/v. Preliminary test completed

qualitatively by Thin Layer Chromatography (TLC) method. Activity test as a free

radical scavenger has been done by applying DPPH method, antibacterial activity

with bioautography assay, and UV protection with inhibition of bleaching of -

carotene assay. The active substances isolated with column chromatography.

Isolates were tested again as free radical scavenger with DPPH method,

antibacterial activity with Kirby – Bauer method, and UV protection with

inhibition of bleaching of -carotene assay.

The result found active isolates with free radical scavenger activity,

antibacterial, and UV protection. The first isolate has free radical scavenger and

UV protection, whereas the second isolate has free radical scavenger,

antibacterial, and UV protection. Both isolates identified as terpenoid.

Keywords : turmeric extract, active zone, isolation, identification of active

substance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Perawatan kecantikan secara tradisional merupakan salah satu

manifestasi kebudayaan yang diturunkan secara turun menurun dan telah menjadi

satu bentuk seni kecantikan. Perawatan kulit merupakan bagian dari perawatan

kecantikan yang telah dikenal sejak jaman dahulu kala dan telah menjadi bagian

dari kebudayaan masyarakat. Oleh karena itu, trend yang popular saat ini adalah

back to nature yaitu dengan menggunakan tumbuh – tumbuhan atau herbal

sebagai bahan utama dalam perawatan kecantikan. Hal ini disebabkan karena

bahan – bahan alami tersebut lebih dapat diterima oleh tubuh dibandingkan bahan

sintetik (Tarigan, Zuhra, dan Sihotang, 2008).

Salah satu perawatan tubuh yang sering dilakukan adalah dengan luluran.

Lulur telah dikenal sejak nenek moyang terutama oleh keluarga keraton sebagai

perawatan kecantikan kulit secara tradisional. Hal ini dilakukan karena ingin

memiliki kulit yang halus dan mulus agar tetap terjaga kebersihan dan

kesehatannya, lulur cocok digunakan untuk perawatan kulit tubuh bagi yang

tinggal di daerah tropis karena berudara panas, yang menyebabkan kulit tubuh

dengan mudah terkena sengatan matahari dan kotoran keringat. Bahan utama lulur

yang digunakan oleh nenek moyang adalah dengan memanfaatkan rimpang kunyit

yang dibuat dengan cara sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

2

Kunyit yang telah dihaluskan menjadi bubuk akan menghasilkan minyak

yang mengandung antioksidan, sehingga lulur dapat menghaluskan kulit dan

membuat kulit lebih cerah. Kunyit juga bersifat mendinginkan, membersihkan,

menghilangkan bau yang tidak sedap, dan bersifat antibakteri. Oleh karena itu

sering digunakan sebagai kosmetik tradisional untuk perawatan kesehatan kulit

wajah dan tubuh.

Ekstrak etanolik rimpang kunyit (Curcuma longa L.) memiliki

kandungan kurkumin dan flavonoid yang merupakan golongan senyawa fenolik,

dan terpenoid (Chhetri, Yogol, Sherchan, Anupa, Mansoor, dan Thapa, 2008).

Saat ini, kunyit juga digunakan dalam formulasi sebagai tabir surya (Ganpati,

Bhaurao, Iranna, Dilip, dan Nilkanth, 2011). Oleh sebab itu, pada penelitian ini

dilakukan uji aktivitas penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection

pada kunyit. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak rimpang kunyit

kemudian dilakukan uji kualitatif dengan menggunakan lempeng KLT untuk

mengetahui zona bercak yang memiliki aktivitas untuk selanjutnya diisolasi

dengan kromatografi kolom dan dilanjutkan dengan uji aktivitas penangkap

radikal bebas, antibakteri, dan UV protection secara kualitatif pada isolat yang

didapatkan.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang

ditimbulkan adalah:

a. Apakah ekstrak rimpang kunyit memiliki aktivitas penangkap radikal

bebas, antibakteri, dan UV protection?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

3

b. Golongan senyawa apa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas

penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection selain

kurkuminoid yang terkandung pada ekstrak rimpang kunyit?

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan penulis, penelitian berjudul “Isolasi dan Identifikasi

Golongan Senyawa Aktif Penangkap Radikal Bebas, Antibakteri, dan UV

Protection Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.)” belum pernah

dilakukan. Penelitian mengenai rimpang kunyit yang terkait aktivitas antibakteri

pernah dilakukan oleh Naz, Jabeen, Ilyas, Manzoor, Azlam, dan Ali (2010) yang

menguji tentang aktivitas antibakteri pada kurkuminoid dan minyak atsiri dari

rimpang kunyit terhadap bakteri Bacillus subtilis, Bacillus macerans, Bacillus

licheniformis dan Azotobacter dengan menggunakan metode difusi sumuran. Pada

penelitian ini, kurkuminoid diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut

etanol, sedangkan minyak atsiri diekstraksi dengan cara hidrodistilasi yang

kemudian didilusi dengan menggunakan metanol. Penelitian lain terkait dengan

aktivitas antibakteri juga pernah dilakukan oleh Helen, Prinitha, Sree, Abisha, dan

Jacob (2012) yang menguji minyak atsiri, ekstrak metanol, ekstrak aseton, dan

ekstrak n-heksan rimpang kunyit terhadap bakteri Gram positif, Gram negatif,

serta fungi dengan metode Kirby – Bauer. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa berbagai macam ekstrak rimpang kunyit tersebut memiliki daya

antibakteri.

Aktivitas antioksidan rimpang kunyit pernah dilakukan oleh Choi (2009)

dengan menggunakan ekstrak metanolik rimpang kunyit yang diuji secara in vitro

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

4

menggunakan metode DPPH, ABTS, dan FRAP menunjukkan bahwa ekstrak

metanolik rimpang kunyit dapat digunakan sebagai sumber antioksidan. Penelitian

terkait juga dilakukan oleh Nahak dan Sahu (2011) tentang evaluasi aktivitas

antioksidan pada ekstrak etanolik dari lima spesies kurkuma dan kandungan

fenolik total dengan menggunakan metode DPPH.

Revathy, Elumalai, Benny, dan Antony (2011) melakukan penelitian

mengenai isolasi, pemurnian, dan identifikasi kurkuminoid dari rimpang kunyit

dengan kromatografi kolom. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi pada

penelitian ini adalah n-heksan, kloroform, etil asetat, metanol, dan aseton yang

selanjutnya pemisahan kurkuminoid diuji dengan KLT menggunakan fase gerak

kloroform : metanol (95:5 v/v). Pemisahan terbaik ditunjukkan oleh ekstrak

aseton yang selanjutnya masing – masing kurkuminoid tersebut diisolasi dengan

menggunakan kromatografi kolom dan dilakukan pemurnian menggunakan

HPLC.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian – penelitian

sebelumnya adalah simplisia kering rimpang kunyit diperoleh dari B2P2TOOT.

Ekstraksi dilakukan dengan pelarut etanol 90% v/v yang kemudian dilakukan uji

aktivitas penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection secara kualitatif

dengan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui zona bercak yang memiliki

aktivitas tersebut, yang selanjutnya diisolasi dengan kromatografi kolom. Hasil

isolasi yang diperoleh tersebut kemudian dilakukan uji aktivitas kembali dengan

metode DPPH semprot untuk uji penangkap radikal bebas, metode Kirby - Bauer

untuk uji antibakteri¸ dan menggunakan metode inhibition of bleaching of –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

5

carotene untuk uji UV protection. Selain itu, pada penelitian ini tidak berfokus

pada kurkuminoid seperti pada penelitian – penelitian sebelumnya melainkan

pada senyawa lain yang terdapat pada rimpang kunyit yang memiliki aktivitas

penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection.

3. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang aktivitas penangkap radikal bebas, antibakteri, dan

UV protection ekstrak rimpang kunyit dan golongan senyawa yang

memiliki aktivitas tersebut.

b. Manfaat praktis : Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan khasiat

rimpang kunyit terhadap penggunaannya sebagai kosmetik tradisional

sehingga tidak hanya dimanfaaatkan pada lulur, tapi juga pada sediaan

kosmetik tradisional yang lain.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Membuktikan bahwa ekstrak rimpang kunyit memiliki aktivitas sebagai

penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui ekstrak rimpang kunyit memiliki aktivitas penangkap radikal

bebas, antibakteri, dan UV protection.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

6

b. Mengetahui golongan senyawa selain kurkuminoid yang bertanggung

jawab terhadap aktivitas penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV

protection pada ekstrak rimpang kunyit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kunyit

1. Klasifikasi tanaman

Tanaman kunyit menurut United States Department of Agriculture

(USDA) diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Zingiberidae

Order : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma longa L.

Nama lain dari C. longa menurut United States Department of

Agriculture (USDA) adalah Curcuma domestica Valeton.

Kunyit (C. longa) di berbagai daerah di Indonesia dikenal dengan nama

kunir (Jawa), Hunik (Batak), kunyir (Lampung), temu kuning, kunir (Jawa),

koneng (Sunda), konyet atau temu koneng (Madura), kunidi (Sulawesi Utara),

kuminu (Ambon), rame (Irian) (Pangkalan Ide, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

8

2. Deskripsi tanaman

Kunyit adalah tanaman tema tahunan. Kunyit merupakan tumbuhan

daerah subtropis sampai tropis dan tumbuh subur di dataran rendah lebih kurang

90 meter sampai ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Kunyit memiliki

batang pohon semu dan basah. Daunnya mirip dengan tumbuh – tumbuhan jenis

pisang – pisangan. Pelepah – pelepah daun kunyit yang dominan berwarna hijau

membentuk batang dengan helaian daun berbentuk bulat telur. Rimpangnya

memiliki banyak cabang dengan kulit luarnya berwarna jingga kecoklatan. Buah

daging rimpang kunyit berwarna merah jingga kekuning – kuningan. Tinggi

tumbuhan kunyit mampu mencapai 1 meter dan bunganya muncul dari pucuk

batang semu dengan panjang sekitar 10 – 15 cm dan berwarna putih (Thomas,

1989).

3. Kandungan kimia kunyit

Kunyit mengandung protein (6,3%), lemak (5,1%), mineral (3,5%),

karbohidrat (69,4%), dan air (23,1%). Minyak atsiri (5 – 8%) yang diperoleh

dengan cara destilasi uap mengandung α – phellanderene (1%), sabiene (0,6%),

cineol (1%), borneol (0,5%), zingiberene (25%), dan seskuiterpenes (53%).

Kandungan kurkuminoid pada kunyit yaitu kurkumin (77%), desmetoksikurkumin

(18%), dan bis – desmetoksikurkumin (5%). Kurkumin inilah yang memberi

warna kuning pada kunyit dan diduga memiliki aktifitas terapetik terbesar pada

kunyit. Kurkumin bersifat hidrofobik dan mudah larut dalam dismethylsulfoxide,

aseton, etanol, dan minyak. Selain itu, kurkumin memiliki nilai absorbansi

maksimum pada 425 nm. Warna kunyit/ kurkumin dapat berubah dari kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

9

menjadi merah gelap apabila berada pada kondisi yang asam (Rathaur, Raja,

Ramteke, dan John, 2012).

4. Khasiat dan kegunaan kunyit

Kunyit telah digunakan di India selama lebih dari 6000 tahun sebagai

obat, kosmetik, bumbu masak, pewarna, dan sebagainya (Rathaur, et al., 2012).

Di Indonesia, rimpang kunyit digunakan sebagai bumbu masak, sementara di

Eropa kunyit dipergunakan sebagai bahan baku kosmetika atau perwarna makanan

(Thomas, 1989). Selain itu, pengobatan tradisional Cina juga telah menggunakan

kunyit selama lebih dari 1000 tahun terutama untuk mengobati limpa, liver, dan

sakit perut. Kunyit juga digunakan untuk menstimulasi dan menurunkan tekanan

darah, mengurangi rasa sakit pada bagian abdominal, antibiotik, anti virus dan

analgesik (Rathaur, et al., 2012).

Kunyit juga dapat memiliki kemampuan sebagai bahan pengawet

makanan melalui mekanisme antioksidannya. Tidak hanya digunakan sebagai

bumbu dapur, kunyit juga dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk

anoreksia, batuk, luka pada penderita diabetes, penyakit hepar, reumatik, sinusitis,

dan lain – lain. Kunyit memiliki efek biologis yang luas, termasuk didalamnya

yaitu sebagai anti – inflamasi, antioksidan, anti – karsinogenik, anti – mutagenik,

anti – koagulan, anti – fertilitas, anti – diabetes, antibakteri, anti – fungal, anti –

protozoa, anti fibrotik, anti – tukak lambung, dan hipokolesteremia (Rathaur, et

al., 2012).

Ekstrak rimpang kunyit menunjukkan aktivitas antioksidan yang

signifikan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kunyit memiliki kemampuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

10

menangkap radikal bebas, mengurangi besi kompleks, dan menghambat

peroksidasi (Tilak, Banerjee, Mohan, Devasagayam, 2004).

B. Ekstraksi

1. Maserasi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan

penyari simplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari

langsung. Cairan penyari yang sering digunakan adalah air, eter, etanol, atau

campuran etanol dan air (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik,

dan Produk Komplemen, 2010).

Parameter – parameter dasar yang mempengaruhi kualitas sebuah ekstrak

yaitu: bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan awal, cairan penyari yang

digunakan untuk ekstraksi, dan prosedur ekstraksi. Bagian tanaman yang

digunakan untuk ekstraksi dapat dari berbagai macam bagian tanaman seperti

dahan, ranting, daun, bunga, akar, buah, biji, dan lain – lain (Tiwari, Kumar,

Kaur, Kaur, dan Kaur, 2011). Cairan penyari yang digunakan untuk ekstraksi

harus memenuhi kriteria murah, mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia,

tidak toksik, netral, tidak mudah terbakar, selektif yang artinya dapat menarik zat

berkhasiat yang dikehendaki (Depkes RI, 1986). Pemilihan prosedur ekstraksi

didasarkan pada lamanya waktu ekstraksi, cairan penyari yang digunakan, pH

cairan penyari, temperatur, ukuran partikel jaringan tanaman, dan perbandingan

antara pelarut dan sampel (Tiwari, et al., 2011).

Maserasi adalah salah satu bentuk ekstraksi yang dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dengan cairan penyari dalam suatu wadah selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

11

beberapa hari. Proses yang mendasari maserasi adalah cairan penyari akan masuk

ke dalam sel melewati dinding sel sehingga isi sel akan larut karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang

konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan tergantikan oleh cairan penyari

yang konsentrasinya rendah. Peristiwa tersebut berulang hingga terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Maserasi

banyak digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang

mudah larut dalam cairan penyari dan tidak mengandung zat yang mudah

mengembang dalam cairan penyari (Depkes RI, 1986).

2. Triturasi

Triturasi merupakan salah satu bentuk teknik pemurnian suatu senyawa.

Pada umumnya pelarut yang bersifat non – polar seperti n – heksan, n – pentana,

dietil eter, digunakan untuk menghilangkan senyawa – senyawa pengotor yang

bersifat non – polar. Hal ini didasarkan pada prinsip “like dissolves like” yaitu

senyawa yang bersifat non – polar pada umumnya akan larut pada senyawa non –

polar dan tidak larut pada senyawa polar (Zala, Patel, Patel, Parmar, dan Sen,

2012).

Pada kondisi tertentu untuk dapat memperoleh larutan senyawa yang

diinginkan tidak hanya dapat diperoleh dengan pelarut tunggal saja, akan tetapi

membutuhkan campuran pelarut. Hal tersebut dimungkinkan karena kelarutan

senyawa tersebut lebih baik ketika dilarutkan dengan kombinasi pelarut

dibandingkan hanya dengan pelarut tunggal (Tan, Reed, Gahm, King, Seran,

Bostick, et al., 2008). Apabila menggunakan campuran dua macam pelarut, syarat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

12

utamanya adalah kedua campuran pelarut tersebut harus mampu bercampur secara

homogen (Zala, et al., 2012).

C. Kromatografi

1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan cara sederhana pada

identifikasi pendahuluan suatu senyawa. Metode ini juga bermanfaat pada

pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi dua fase yaitu fase

diam dan fase gerak. Data yang diperoleh dari metode ini berupa harga

Retardation factor (Rf) dan warna bercak kromatogram yang diperoleh dari

pengembangan bercak pada plat kromatografi lapis tipis (Rohyami, 2008). Nilai

Rf digunakan untuk menunjukkan posisi hasil pemisahan suatu senyawa secara

spesifik, yang dihitung dengan cara:

Rf (retardation factor) =

(Sherma dan Fried, 2003).

Kromatografi lapis tipis merupakan teknik kromatografi yang paling

sering digunakan untuk uji kualitatif senyawa – senyawa organik, isolasi senyawa

tunggal dari senyawa campuran, uji kuantitatif, dan sebagai isolasi preparatif.

Pada beberapa kasus tertentu, terkadang kromatografi lapis tipis digabungkan

dengan teknik kromatografi lainnya. Tersedia berbagai macam fase diam yang

dilapisi pada KLT maupun pada High Performance Thin Layer Chromatography

(HPTLC), yaitu: fase diam anorganik (silika atau silika gel dan alumina), fase

diam organik (polyamide, selulosa), fase diam organik polar yang terikat secara

kovalen dengan modifikasi pada matriks silika gel (diol, sianopropil, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

13

aminopropil), dan fase diam organik bersifat nonpolar (RP2, RP8, RP18) yang

memiliki kerapatan yang berbeda – beda. Selain itu, terdapat berbagai macam

pilihan fase gerak yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran senyawa

yang bergantung pada selektivitas senyawa bedasarkan donor proton, penerima

proton, dan gaya dipol. Penyerapan sinar UV pada KLT, fase gerak tidak

memberikan pengaruh yang signifikan untuk deteksi senyawa dan untuk uji

kuantitatif. Hal tersebut dikarenakan fase gerak pada KLT akan menguap terlebih

dahulu sebelum dideteksi (Hajnos, Sherma, dan Kowalska, 2008).

Kelebihan dari metode KLT ini adalah metode preparasi yang paling

sederhana apabila dibandingkan dengan Gas Chromatography (GC) dan High

Performance Liquid Chromatography (HPLC). Selain itu, beberapa macam

sampel dapat dianalisis pada satu – satuan waktu hanya dengan satu lempeng KLT

atau lempeng HPTLC, sehingga dapat mempersingkat waktu dan juga

meminimalisir volume pelarut yang digunakan untuk tiap sampel. Baik larutan

standart maupun sampel juga dapat diletakkan pada satu lempeng yang sama

sehingga dapat memberikan akurasi dan presisi pada uji kuantitatif dengan

densitometer (Hajnos, et al., 2008). Pada teknik pemisahan dengan KLT, jumlah

sampel yang dibutuhkan lebih sedikit, fleksibel dalam pemilihan deteksi sampel,

memiliki jumlah kapasitas massa yang tinggi, mudah dilakukan, biaya yang

dikeluarkan lebih murah, dan tidak membutuhkan fasilitas laboratorium yang

modern (Sherma dan Fried, 2003).

Kekurangan dari metode KLT ini adalah tidak dapat menggunakan

pelarut yang memiliki viskositas yang tinggi (Hajnos, et al., 2008). Metode KLT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

14

juga memiliki efisiensi pemisahan yang rendah dan reprodusibilitas nilai Rf

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan apabila dibandingkan dengan HPLC dan GC

(Sherma dan Fried, 2003).

Setelah melakukan optimasi pemisahan dengan fase gerak dan

pengembangan teknik kombinasi, zona bercak perlu dilakukan deteksi lebih

lanjut. Hal tersebut dilakukan apabila bercak tidak berwarna ataupun tidak

berflorosensi, ataupun juga tidak menyerap lampu UV pada panjang gelombang

254 nm, maka bercak tersebut dapat dilihat melalui peredaman fluorosensi dengan

F-plates khusus yang mengandung indikator fluorosensi, atau bisa juga melalui

reagen deteksi dengan cara disemprot atau dicelup yang biasanya dapat diikuti

dengan pemanasan. Identifikasi golongan senyawa dari analit dapat menggunakan

reagen yang bersifat selektif. Salah satu contoh reagen yang digunakan adalah

reagen Dragendorff (KbiI4) yang digunakan untuk identifikasi adanya basa

heterosiklik (seperti alkaloid) (Hajnos, et al., 2008).

2. Kromatografi kolom

Kromatografi kolom merupakan salah satu teknik kromatografi yang

paling sering digunakan karena mudah dalam pengoperasiannya. Kolom pada

kromatografi ini diisi dengan fase diam. Fase diam yang sering digunakan yaitu

silika dan alumina. Sampel yang akan dipisahkan secara kromatografi,

sebelumnya dicampur terlebih dahulu dengan fase diam dan kemudian

dimasukkan pada kolom kromatografi tersebut. Prinsip pemisahan pada

kromatografi kolom adalah fase gerak akan bergerak turun secara kapiler

melewati kolom tersebut hingga mencapai dasar kolom membawa analit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

15

terlarut. Kelebihan lain yang dimiliki kromatografi kolom ini adalah hanya

membutuhkan pelarut dalam jumlah yang sedikit. Kromatografi kolom merupakan

variasi dari preparasi sampel secara KLT karena fase diam yang digunakan dapat

sama dengan fase diam yang digunakan pada KLT (Hostettmann, Marston,

Hostettmann, 1997).

Kromatografi kolom merupakan salah satu jenis kromatografi adsorpsi

yang sering digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa organik. Hal

tersebut dikarenakan senyawa organik memiliki kelarutan yang rendah dengan

pelarut air atau campuran antara pelarut organik dan air sehingga hasil pemisahan

senyawa akan lebih baik apabila dibandingkan dengan kromagrafi cair fase

terbalik (Hurtubise, 2010).

Metode step – gradient chromatography adalah suatu metode elusi pada

kromatografi dengan perubahan fase gerak yang satu dengan fase gerak lainnya

secara bertahap. Prinsip utama dengan adanya perubahan gradien pada fase gerak

adalah untuk meningkatkan kekuatan elusi dari fase gerak, sehingga salah satu

senyawa dari analit akan bercampur dengan fase gerak yang sesuai (Wu, Liang,

dan Berthod, 2012).

D. Antioksidan

1. Reactive Oxygen Species (ROS)

Oksigen yang dihirup dalam proses pernapasan berperan dalam reaksi

intermediet yang disebut sebagai reactive oxygen species (ROS). Reactive oxygen

species (ROS) yang berlebih dalam tubuh ini dapat merusak protein, lemak, dan

DNA, yang mengakibatkan stress oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

16

oksidan dan antioksidan dalam proses oksidasi, hal ini diduga sebagai penyebab

penuaan dini dan berbagai macam penyakit pada manusia (Choi, 2009).

Reactive oxygen species pada kondisi fisiologis normal akan tersimpan

pada organel sel spesifik, yang kemudian akan dimusnahkan oleh sel fagositosis.

Reaksi reduksi dari molekul oksigen (O2) menjadi air (H2O) adalah dengan

melalui transfer elektron tunggal, oleh karena itu, akan terjadi reaksi intermediet

seperti superoksida anion (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), dan hidroksiradikal

(HO•) yang akan tersimpan dalam mitokondria. Beberapa enzim sitokrom P – 450

juga dapat mereduksi O2 menjadi O2- secara langsung. Sehingga diperlukannya

suatu mekanisme perlindungan terhadap ROS (Tringali, 2001).

2. Senyawa dan golongan senyawa antioksidan

Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menghambat proses

oksidasi dengan cara menghambat polimerisasi rantai yang diawali dengan adanya

radikal bebas yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi oksidasi (Cespedes,

Morales, Avila, Hafidi, Alarcon, dan Lopez, 2009). Mekanisme perlindungan

ROS enzimatik yaitu superoxide dismute (SOD) yang mengkatalisis O2- menjadi

O2 dan H2O2. H2O2 ini kemudian dimetabolisme kembali menjadi O2 dan H2O.

Selain itu, juga diperlukan antioksidan non – enzimatik seperti vitamin E untuk

membantu meminimalisir konsentrasi HO• yang ada pada membran sel. Sebuah

titik kritis terjadi ketika pengumpulan dan detoksifikasi ROS dalam sel, dimana

dengan adanya penyakit, usia, senyawa – senyawa kimia seperti obat, pestisida,

herbasida, serta berbagai macam polutan dapat merusak mekanisme perlindungan

tubuh terhadap radikal bebas (Tringali, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

17

Antioksidan sintetis yang telah lama digunakan yaitu butylated hydroxy

toluene (BHT), butylated hydroxyanisole (BHA), propylgallate, dan tert – butyl

hydroquinone, akan tetapi penggunaan BHA dan BHT ini diduga dapat

menginduksi kerusakan hati dan bersifat karsinogenik, sehingga diperlukan

sumber antioksidan lain yang dapat berasal dari bahan alam yang lebih aman

untuk dikonsumsi (Choi, 2009). Antioksidan alami yang terdapat pada tumbuhan

yaitu seperti α – tocopherol, asam askorbat, karotenoid, flavonoid, dan senyawa –

senyawa fenolik. Vitamin E (α – tocopherol), merupakan antioksidan alami yang

efektif akan tetapi penggunaannya terbatas. Sehingga, industri makanan dan

pengobatan mengembangkan antioksidan alami yang berasal dari tumbuh –

tumbuhan (Tringali, 2001).

Curcuma longa memiliki pigmen kekuningan yang merupakan senyawa

golongan fenolik yang memiliki peran sebagai penangkap radikal bebas, dimana

senyawa golongan tersebut menurut Pundir dan Jain (2010) larut dalam etanol.

Flavonoid dan tanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penangkap

radikal bebas karena ketiga senyawa tersebut adalah senyawa fenol yaitu senyawa

dengan gugus –OH yang terikat pada cincin aromatik, sehingga juga terlarut

dalam etanol (Kuntorini, Astuti, dan Miliana, 2011). Ekstrak etanolik rimpang

kunyit mengandung golongan senyawa saponin, terpenoid, dan flavonoid

(Chhetri, et al., 2008). Senyawa – senyawa golongan fenolik memiliki satu atau

lebih cincin aromatis dengan satu atau lebih gugus hidroksil tersebut berpotensi

menangkap senyawa – senyawa radikal bebas dengan membentuk resonansi

radikal fenoksil stabil dan juga dengan reaksi reduksi oksidasi (Choi, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

18

3. Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)

Metode radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) merupakan

uji antioksidan yang stabil dalam suhu ruang dan dapat berkurang dengan adanya

molekul antioksidan yang ditandai dengan perubahan warna dari violet menjadi

tidak berwarna dalam larutan etanol (Garcia, Oldoni, Alencar, Reis, Loguercio,

dan Grande, 2012).

Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah

untuk skrining aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode

ini terbukti akurat dan praktis (Rastuti, 2012). Hasil yang didapatkan dengan

metode ini bersifat reprodusibel dan sebanding dengan metode penangkap radikal

bebas lainnya (Kedare dan Singh, 2011).

Kekurangan dari metode DPPH ini adalah DPPH memiliki halangan

sterik yang cukup besar, sehingga molekul yang kecil lebih memungkinkan untuk

bereaksi dengan DPPH dibandingkan dengan molekul yang besar (Bergeron,

Carrier, dan Ramaswamy, 2012). Selain itu, DPPH hanya dapat larut pada pelarut

organik dan tidak dapat mengukur aktivitas antioksidan dalam plasma karena

protein dalam plasma akan terpresipitasi pada pelarut alkohol (Kedare dan Singh,

2011). Senyawa DPPH memiliki radikal bebas yang terdelokalisasi pada

molekulnya, sehingga memberikan warna ungu (Kedare dan Singh, 2011).

Gambar 1. Molekul DPPH (radikal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

19

Metode DPPH juga dapat dikembangkan dengan KLT dimana lempeng

KLT yang telah mengandung senyawa sampel tersebut dan telah dielusi, dicelup

atau disemprot dengan larutan DPPH yang telah diketahui konsentrasinya. Metode

ini bertujuan sebagai langkah awal untuk mengetahui adanya sampel yang

mengandung antioksidan (Komsta, Hajnos, dan Sherma, 2014). Menurut Ngan

(cit., Marliana, 2007) zona bercak yang berubah warna menjadi keputih – putihan,

kekuning – kuningan, atau kuning pada sinar tampak setelah disemprot dengan

DPPH diidentifikasi sebagai antioksidan.

E. Antibakteri

1. Bakteri

Bakteri merupakan organisme (bentuk unsur terkecil yang sudah

memiliki kehidupan) bersel tunggal yang mudah ditemui di dalam tubuh ataupun

di luar tubuh (kecuali cairan darah dan cairan tulang belakang) (Utami, 2012).

Bakteri secara global dibagi dalam dua kelompok besar setelah diwarnai menurut

metode sarjana Denmark dr. Gram, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram

negatif (Tjay dan Rahardja, 2007).

Infeksi pada kulit, seringkali disebabkan oleh jamur, Staphylococcus

aureus, dan Streptococcus sp (Kareru, et al.,2010). Staphylococcus aureus

merupakan bakteri Gram positif yang dapat menyebabkan berbagai macam infeksi

pada manusia seperti menyebabkan lesi pada kulit, sedangkan infeksi serius dari

bakteri ini dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, infeksi saluran kemih.

Selain itu, bakteri ini juga dapat menyebabkan keracunan makanan karena

melepaskan enterotoxin ke dalam makanan dan menyebabkan shock sindrom

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

20

dengan adanya pelepasan superantigens pada aliran darah. Escherichia coli

merupakan bakteri Gram negatif yang umumnya ada pada saluran pencernaan

manusia, tetapi kadang – kadang bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada

manusia (Lodhia, Bhatt, dan Thaker, 2009).

2. Mekanisme antibakteri

Antibakteri berdasarkan mekanisme kerjanya dibagi menjadi dua macam,

yaitu: antibakteri bersifat bakterisidal dan bersifat bakteriostatik. Dikatakan

bakterisidal karena antibakteri tersebut pada dosis biasa berkhasiat mematikan

bakteri, sedangkan bersifat bakteriostatik karena antibakteri tersebut pada dosis

biasa mampu menghambat pertumbuhan atau perkembangbiakan suatu bakteri

dimana pemusnahannya dilanjutkan dengan sistem pertahanan tubuh sendiri

dengan cara fagositosis (‘dimakan’ oleh limfosit) (Tjay dan Rahardja, 2007).

Prinsip terapi secara umum dengan antibakteri yaitu: suatu antibakteri seharusnya

membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri tanpa membahayakan tubuh

manusia sebagai inangnya, dan obat terpenetrasi ke jaringan tubuh yang dituju,

serta menuju ke bakteri target secara spesifik. Intinya, antibakteri bersifat efektif

atau poten dengan efek samping yang rendah, atau memiliki toksisitas selektif

terhadap bakteri patogen yang dituju (Nugroho, 2012).

3. Resistensi bakteri

Resistensi merupakan kemampuan alami bakteri untuk tidak terpengaruh

terhadap agen antibakteri (Nugroho, 2012). Salah satu penyebab terjadinya

resistensi ini adalah penggunaan antibakteri yang tidak rasional. Oleh sebab itu,

dikembangkan penemuan senyawa baru sebagai antibakteri yang salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

21

sumbernya berasal dari tanaman. Berbagai macam bagian tanaman telah

digunakan untuk perawatan kulit sebagai antibakteri dan antifungi seperti daun,

ranting, akar, kulit batang, ataupun buah yang diaplikasikan secara topikal.

Sediaan dalam bentuk gel, krim, dan sabun yang mengandung berbagai macam

ekstrak tanaman telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit pada

kulit yang disebabkan oleh infeksi mikroba (Kareru, Keriko, Kenji, Thiong’o,

Gachanja, dan Mukiira, 2010).

4. Golongan senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri

Telah dilaporkan bahwa berbagai macam ekstrak rimpang kunyit dapat

menimbulkan efek antibakteri pada bakteri patogen baik pada bakteri Gram

negatif maupun bakteri Gram positif. Efek yang diberikan kunyit pada bakteri

Gram positif yaitu, S. aureus dan Staphylococcus epidermidis. Efek yang

diberikan kunyit pada bakteri Gram negatif yaitu E. coli, Pseudomonas

aeruginosa, dan Salmonella typhimurium (Singh, Chandra, Bose, dan Luthra,

2002).

Rimpang kunyit dapat menghambat pertumbuhan jamur, virus, dan

bakteri karena mengandung berbagai senyawa diantaranya adalah kurkumin dan

minyak atsiri. Senyawa sesquiterpen dalam minyak atsiri kunyit merupakan

turunan dari senyawa terpen seperti alkohol yang bersifat bakterisida (Warnaini,

2013).

5. Uji kualitatif antibakteri dengan metode bioautografi kontak

Bioautografi merupakan metode skrinning mikrobiologi yang pada

umumnya digunakan sebagai uji pendahuluan dalam rangka untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

22

ada tidaknya aktivitas antibakteri pada analit. Kelebihan dari metode ini adalah

sensitif, sederhana, murah, tidak membuang waktu, dan tidak membutuhkan

peralatan dengan teknologi yang tinggi. Metode bioautografi yang akan digunakan

adalah bioautografi yang dikombinasikan dengan teknik Kromatografi Lapis Tipis

(KLT), sehingga sering juga disebut sebagai bioautografi kontak. Prosedur pada

metode bioautografi sama seperti prosedur yang digunakan pada metode difusi

agar. Perbedaannya adalah senyawa uji akan berdifusi ke media agar dari lempeng

KLT. Hal tersebut dilakukan dengan cara lempeng KLT atau kromatografi kertas

yang telah berisi senyawa uji diletakkan pada medium agar yang telah

diinokulasikan bakteri atau jamur tersebut selama beberapa menit atau jam supaya

mengalami difusi. Selanjutnya, lempeng tersebut diambil dan lapisan agar

diinkubasi. Maka akan muncul zona hambat dimana senyawa antimikroba tersebut

telah kontak dengan medium agar (Choma, dan Grzelak, 2010).

Bioautografi merupakan metode yang efektif untuk mendeteksi adanya

senyawa antibakteri pada senyawa – senyawa kompleks, hal tersebut dikarenakan

metode ini memfasilitasi senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri terlokalisasi

secara langsung dari lempeng KLT yang kontak dengan mikroorganisme.

Sehingga metode ini cocok untuk penemuan senyawa antibakteri baru yang

berasal dari tumbuh – tumbuhan ataupun dari senyawa alam lainnya. Bioautografi

dapat digunakan sebagai awalan untuk tahap isolasi selanjutnya, sehingga tidak

membuang waktu untuk mengisolasi senyawa yang tidak memiliki aktivitas

antibakteri karena dapat mengetahui lokasi senyawa yang memiliki aktivitas

(Suleiman, McGaw, Naidoo, dan Eloff, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

23

6. Uji daya antibakteri dengan metode Kirby – Bauer

Metode Kirby – Bauer disc diffusion merupakan metode yang paling

sering digunakan untuk menguji daya antibakteri dengan menggunakan paper disc

yang mengandung berbagai macam senyawa aktif dengan volume yang diketahui.

Paper disc yang telah berisi senyawa aktif tersebut kemudian diinokulasikan pada

media agar yang telah mengandung bakteri uji (Vasanthakumari, 2009). Media

agar yang digunakan pada metode ini adalah Mueller – Hinton agar (Gillespie,

1994). Daya antibakteri ditentukan dengan adanya zona hambat yang terbentuk di

sekitar disc yang mengandung senyawa aktif. Hal tersebut dapat terjadi karena

senyawa aktif akan berdifusi dari disc ke medium untuk menghambat

pertumbuhan bakteri uji di sekitar daerah paper disc (Vasanthakumari, 2009).

Ukuran zona hambat dapat dipengaruhi oleh kepadatan atau viskositas

media biakan, kecepatan difusi antibiotik, konsentrasi antibiotik pada paper disc,

sensitivitas organisme terhadap antibiotik, dan interaksi antibiotik dengan media.

Selain itu, suatu zat yang ditemukan mempunyai efek signifikan tidak boleh

digunakan untuk terapi secara langsung karena dimungkinkan zat tersebut

memiliki efek samping signifikan pada sistem yang diobati (Harmita, Radji,

2006).

Kelebihan metode ini adalah metode ini relatif mudah dilakukan karena

tidak memerlukan peralatan khusus, relatif murah, dan juga bersifat fleksibel

dalam pemilihan disc yang akan digunakan untuk uji. Kelemahan dari metode ini

adalah tidak dapat digunakan secara akurat untuk bakteri yang pertumbuhannya

lambat (Jorgensen dan Ferraro, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

24

F. UV Protection

1. Radiasi ultraviolet pada kulit

Kulit merupakan organ terluar dan terbesar yang paling rentan terhadap

bahaya sinar matahari karena kulit terpapar secara langsung oleh sinar matahari.

Ketika kulit mamalia terpapar radiasi ultraviolet dalam waktu yang lama, akan

menginduksi oksidatif stress dengan adanya spesies oksigen reaktif yang dapat

menyebabkan kanker kulit pada seseorang. Selain itu, paparan sinar ultraviolet

juga dapat mengakibatkan yaitu edema, eritema, pembentukan sel – sel yang

terbakar, hiperplasia, immunosupresi, kerusakan DNA, penuaan dini, dan

melanogenesis. Salah satu mekanisme tubuh untuk melindungi sel – sel kulit dari

paparan sinar ultraviolet yaitu dengan adanya pigmen melanin yang dapat

menyerap sinar ultraviolet. Jumlah melanin yang terbentuk tersebut pada kondisi

tertentu terkadang tidak cukup untuk melindungi kulit dari paparan sinar

ultraviolet, sehingga diperlukan sebuah strategi untuk melindungi kulit dari radiasi

sinar ultraviolet dengan menggunakan tabir surya untuk menetralkan spesies

oksigen reaktif dengan cara mengeblok paparan radiasi ultraviolet pada epidermis

(Balakrishnan, et al., 2011).

2. Tabir surya

Tabir surya pada umumnya dikembangkan untuk meminimalisir eritema,

merupakan suatu senyawa kimia yang mampu menyerap dan mengurangi efek

radiasi sinar ultraviolet terhadap sel - sel kulit (Sarkar, 2012). Tabir surya

memiliki beranekaragam komposisi dan mekanisme aksi seperti mengeblok,

memantulkan, maupun menghamburkan radiasi sinar ultraviolet (Latha, Martis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

25

Shobha, Shinde, Bangera, Krishnankutty, et al., 2013). Tabir surya secara garis

besar dibedakan menjadi dua macam yaitu kimia dan fisika. Tabir surya secara

kimia mengandung senyawa aromatis yang terkonjugasi dengan gugus karbonil.

Senyawa utama yang berperan penting sebagai fotoprotektif yaitu asam fenolik,

flavonoid, dan polifenol. Struktur ini akan menyerap energi tinggi dari sinar

ultraviolet dan kemudian melepaskan energi tersebut sebagai energi yang rendah

(Balakrishnan, et al., 2011). Tabir surya secara fisika seperti titanium dioksida

dan zinc oxide, bekerja dengan cara membentuk lapisan pada kulit yang mampu

memantulkan, menghamburkan sinar ataupun mengeblok paparan sinar ultraviolet

(Zhai, Wilhelm, dan Maibach, 2008).

3. Uji aktivitas tabir surya dengan metode inhibition of bleaching of -

carotene

Senyawa -carotene merupakan salah satu bentuk sederhana dari

karotenoid, yang memiliki rumus molekul C40H56. Senyawa -carotene sangat

tidak stabil dalam udara karena dapat teroksidasi dan juga tidak stabil terhadap

cahaya dan panas sebab dapat mengalami isomerisasi menjadi bentuk cis -

carotene yang lebih tidak stabil (Tungriani, Karim, dan Seniwati, 2012).

Senyawa -carotene larut dalam benzena, kloroform, karbon disulfida;

cukup larut dalam eter, petroleum eter, minyak; tidak larut pada air, asam, basa

(O’Neil, 2001). Struktur -carotene, yaitu:

Gambar 2. Struktur -carotene

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

26

Prinsip metode inhibition of bleaching of -carotene adalah berdasarkan

pemudaran warna larutan -carotene dari warna kuning. Pemudaran warna ini

akan terjadi apabila tidak adanya senyawa antioksidan. Hal tersebut dikarenakan

adanya senyawa antioksidan yang mampu membantu mempertahankan ikatan

konjugasi µ dari -carotene (Ueno, Yamakura, Arastoo, Oshima, dan Kokubo,

2014).

G. Landasan Teori

Manfaat antioksidan yaitu dapat menangkap radikal bebas yang dapat

membahayakan tubuh, sedangkan tabir surya digunakan untuk melindungi tubuh

dari radiasi sinar ultraviolet (UV). Antibakteri yang terdapat dalam kosmetik

dapat berfungsi sebagai pencegah pertumbuhan bakteri baik untuk sediaan

kosmetik itu sendiri maupun untuk mencegah timbulnya jerawat pada kulit yang

disebabkan oleh bakteri.

Rimpang kunyit mengandung kurkumin yang merupakan senyawa

golongan fenolik yang dapat larut dalam etanol. Selain itu, ekstrak etanolik

rimpang kunyit juga mengandung golongan senyawa saponin, terpenoid, dan

flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa antioksidan karena senyawa tersebut

adalah senyawa fenol yang berpotensi menangkap senyawa – senyawa radikal

bebas dengan membentuk resonansi radikal fenoksil stabil dan juga dengan reaksi

reduksi oksidasi. Oleh sebab itu, rimpang kunyit tidak hanya berpotensi sebagai

antioksidan tetapi juga sebagai tabir surya karena golongan senyawa utama yang

berperan sebagai fotoprotektif yaitu fenolik karena adanya cincin aromatis yang

terkonjugasi dengan gugus karbonil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

27

Rimpang kunyit dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena

mengandung golongan senyawa fenolik dan senyawa sesquiterpen dalam minyak

atsiri yang merupakan turunan senyawa terpen. Minyak atsiri ini juga terdapat

dalam ekstrak etanolik kunyit.

Oleh sebab itu, dilakukan uji aktivitas pendahuluan rimpang kunyit

sebagai penangkap radikal bebas dengan metode DPPH, sebagai antibakteri

dengan metode bioautografi kontak, dan sebagai UV ptotection dengan

menggunakan metode inhibition of bleaching of -carotene untuk mengetahui

zona bercak yang aktif. Setelah itu, dilanjutkan dengan isolasi senyawa dengan

kromatografi kolom dan dilakukan uji aktivitas penangkap radikal bebas,

antibakteri, dan UV protection pada isolat tersebut.

H. Hipotesis

Hasil isolasi yang didapatkan dari ekstrak rimpang kunyit memiliki

aktivitas sebagai penangkap radikal bebas, antibakteri, dan UV protection.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksploratif.

B. Definisi Operasional

1. Ekstrak kental rimpang kunyit merupakan ekstrak etanolik rimpang kunyit

yang telah dipekatkan dengan menggunakan evaporator.

2. Isolat merupakan hasil isolasi dengan kromatografi kolom dari zona bercak

ekstrak rimpang kunyit yang memiliki aktivitas.

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian

Rimpang kunyit dalam bentuk simplisia kering sebanyak 1 kg diperoleh

dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Bahan

kimia kualitas pro analitik Sigma Chem. Co., USA meliputi DPPH dan -

carotene. Bahan kimia kualitas pro analitik Merck, Germany meliputi etanol, n-

heksan, kloroform, metanol, NaCl, lempeng KLT silika gel 60 F254 dan silika gel

60 (0,040 – 0,063 mm). Akuades diperoleh dari Brataco Chemica. Mueller –

Hinton agar, kultur murni S. aureus ATCC 25923 dan kultur murni E. coli ATCC

25922 diperoleh dari Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Media Agar No.

1 diperoleh dari Oxoid dan Trypticasein Soy Broth (TSB) diperoleh dari Agarindo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

29

Biological Company. Amoksisilin sebagai kontrol positif didapatkan dari

Indofarma.

2. Alat penelitian

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa blender,

seperangkat alat maserasi, vacuum rotary evaporator (Buchi), neraca analitik

(Scaltec SBC 22, BP 160P), oven (WTB binder), penjepit, micro haematocrit

tubes, light meter (Lutron), lampu UV 254 nm, lampu UV 366 nm, mikropipet

100 – 1000 µL; 5 – 50 µL; 0,5 – 10 µL (Acura 825, Socorex), sentrifuge, vortex

(Junke & Kunkel), penangas air (labo – tech, Heraceus), autoclave (YX – 400Z),

inkubator, ose, tabung reaksi bertutup, dan alat – alat gelas yang lazim digunakan

di laboratorium analisis (Pyrex – Germany dan Iwaki).

D. Tatacara Penelitian

1. Pengumpulan dan penyiapan bahan

a. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman pada rimpang kunyit diperlukan untuk

mengetahui kebenaran bahan rimpang kunyit yang digunakan pada

penelitian.

b. Pengumpulan bahan

Satu kilogram rimpang kunyit kering diperoleh dari Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

(B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

30

c. Penyiapan bahan

Simplisia rimpang kunyit yang telah diperoleh tersebut diserbuk

dengan menggunakan blender.

d. Susut pengeringan simplisia

Cawan petri yang telah dikeringkan sebanyak 3 buah ditimbang

dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 hingga mencapai bobot

tetap. Setelah ketiga cawan petri tersebut mencapai bobot tetap,

ditambahkan serbuk simplisia rimpang kunyit dan ditimbang cawan petri

beserta serbuk simplisia tersebut hingga didapatkan serbuk simplisia ±

0,5 gram pada masing – masing cawan. Ketiga cawan petri tersebut

kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 50 hingga mencapai

bobot tetap.

2. Ekstraksi

a. Pembuatan ekstrak kental rimpang kunyit

Satu kilogram simplisia kering dalam bentuk serbuk tersebut

ditimbang dan dimasukkan ke dalam bejana maserasi serta ditambahkan

dengan etanol 90% v/v hingga dapat merendam seluruh serbuk simplisia

tersebut. Campuran tersebut kemudian dimaserasi selama 24 jam pada

suhu ruang. Setelah 24 jam, campuran disaring sehingga didapatkan

filtrat pertama dan residu yang tersisa dilakukan maserasi kembali

dengan menggunakan pelarut etanol 90% v/v selama 24 jam pada suhu

ruang. Filtrat kedua diperoleh melalui penyaringan dari hasil maserasi

kedua. Filtrat pertama dan kedua kemudian dicampurkan hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

31

homogen dan dilakukan evaporasi hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak

kental ini kemudian disimpan dalam lemari pendingin.

b. Susut pengeringan ekstrak

Cawan petri yang telah dikeringkan sebanyak 3 buah ditimbang

dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 hingga mencapai bobot

tetap. Setelah ketiga cawan petri tersebut mencapai bobot tetap,

ditambahkan ekstrak kental dan ditimbang cawan petri beserta ekstrak

kental tersebut hingga didapatkan ekstrak kental ± 0,5 gram pada masing

– masing cawan. Masing – masing cawan tersebut ditambahkan silika ±

0,5 gram. Ketiga cawan petri tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

oven pada suhu 50 hingga mencapai bobot tetap.

3. Optimasi fase gerak pada ekstrak kental rimpang kunyit

a. Preparasi sampel dari ekstrak kental

Sebanyak 5 mg ekstrak kental yang telah diperoleh ditimbang

dan dilarutkan ke dalam 1 mL etanol. Campuran tersebut kemudian

diaduk hingga homogen.

b. Optimasi fase gerak pada ekstrak kental

Sampel yang telah didapatkan kemudian ditotolkan sebanyak 5

spot pada lempeng KLT dengan jarak elusi 5 cm, dimana masing –

masing fase gerak mendapatkan 1 spot yang kemudian dibandingkan dan

diamati kelima hasil elusi tersebut. Macam – macam fase gerak yang

digunakan, yaitu:

a) n-heksan : etil asetat (2:3 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

32

b) Kloroform : metanol (7:3 v/v)

c) Kloroform : metanol (9:1 v/v)

d) Kloroform : metanol (95:5 v/v)

e) Etil asetat: asam formiat: asam asetat glasial: air (100:11:11:20

v/v)

4. Identifikasi golongan senyawa pada ekstrak kental rimpang kunyit

a. Deteksi secara fisik

Ekstrak kental yang telah disiapkan tersebut ditotolkan pada

lempeng KLT dengan jarak elusi 5 cm dan fase gerak kloroform :

metanol (95 : 5 v/v). Lempeng KLT hasil elusi kemudian dikeringkan

pada suhu ruang. Setelah kering, lempeng KLT tersebut dideteksi pada

lampu UV 254 nm dan 366 nm.

b. Identifikasi golongan senyawa dengan reagen semprot

Ekstrak kental tersebut diidentifikasi golongan senyawanya

dengan menggunakan KLT dengan jarak elusi 5 cm. Hasil elusi yang

telah dikeringkan tersebut kemudian divisualisasi dengan pereaksi AlCl3,

FeCl3, sitroborat, Dragendorff, dan vanilin sulfat. Hasil KLT tersebut

kemudian diamati dan dihitung nilai Rf yang timbul pada masing –

masing pereaksi tersebut.

5. Uji kualitatif penangkap radikal bebas ekstrak rimpang kunyit

a. Preparasi pereaksi semprot DPPH

Pereaksi DPPH dibuat 0,2% b/v dalam pelarut metanol dan

disimpan dalam wadah gelap dan tertutup rapat (Marston, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

33

b. Uji kualitatif penangkap radikal bebas DPPH

Ekstrak kental 5 mg/ mL dalam etanol ditotolkan pada lempeng

KLT dengan fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v) dan jarak elusi 5

cm. Lempeng KLT hasil elusi tersebut kemudian dikeringkan pada suhu

ruang dan selanjutnya disemprot dengan pereaksi DPPH. Hasil positif

ditandai dengan adanya bercak berwarna kuning – putih dengan latar

ungu pada lempeng KLT.

6. Uji kualitatif aktivitas antibakteri ekstrak rimpang kunyit

a. Pembuatan larutan Mac Farland 0,5 (1,5 x 108 CFU/mL)

Larutan barium klorida 1,175% b/v diambil sebanyak 0,05 mL

lalu ditambahkan 9,95 mL larutan asam sulfat 1% b/v, diaduk hingga

homogen (Mahon, Lehman, Manuselis, 2011).

b. Pembuatan media

1) Media TSB cair

Tiga gram media TSB (30 g/ L) dilarutkan dalam 100 mL

aquadest diaduk hingga homogen di atas penangas air. Media

tersebut disterilkan dengan autoclave. Setelah itu, media TSB

tersebut dituang ke dalam tabung dengan volume masing – masing

tabung 20 mL secara aseptis.

2) Media agar

Enam gram media TSB (30 g/L) ditambahkan 1,2% b/v

agar dan dilarutkan dalam 200 mL aquadest. Campuran tersebut

diaduk hingga homogen di atas penangas air dan disterilkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

34

autoclave. Kemudian, campuran tersebut dituang ke dalam cawan

petri dengan volume masing – masing cawan petri 15 mL secara

aseptis dan dibiarkan hingga memadat.

c. Pembuatan saline water 0,9% b/v

Natrium klorida ditimbang 0,9 gram yang kemudian dilarutkan

dalam 100 mL aquadest hingga larut.

d. Pembuatan suspensi bakteri uji

Kultur murni bakteri uji E. coli dan S. aureus masing – masing

diambil sebanyak 1 ose dan masing – masing diinokulasikan pada media

TSB cair, kemudian diinkubasi selama 24 jam. Pembuatan suspensi

bakteri uji dilakukan dengan cara bakteri dari media TSB cair yang telah

diinkubasi tersebut ditambahkan ke dalam 10 mL saline water hingga

kekeruhannya sesuai dengan larutan standar Mac Farland 0,5 (1,6 x 108

CFU/mL).

e. Penyimpanan kultur bakteri

Sisa kultur bakteri yang belum diuji dari media TSB cair yang

telah diinkubasi tersebut, masing – masing diambil 0,5 mL dan dicampur

dengan 25 µL gliserol dalam wadah tabung eppendorf yang berbeda.

Tabung eppendorf tersebut kemudian diinkubasi selama 1 jam dalam

inkubator dengan suhu 37 dan kemudian disimpan dalam freezer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

35

f. Pembuatan kontrol

1) Kontrol kontaminasi media

Kontrol kontaminasi media dibuat dengan cara menuang

15 mL media agar pada cawan petri secara aseptis yang kemudian

diinkubasi selama 24 jam dan kemudian diamati.

2) Kontrol pertumbuhan bakteri uji

Kontrol pertumbuhan bakteri uji dibuat dengan cara

menginokulasikan 100 µL bakteri uji dan diratakan dengan cotton

bud dalam media agar yang telah dibuat sebelumnya, diinkubasi

selama 24 jam dan kemudian diamati.

3) Kontrol positif

Kontrol positif dibuat dengan menggunakan amoksisilin

dengan konsentrasi 5 mg/ mL dan diambil 15 µL, 20 µL, dan 30 µL

yang kemudian masing – masing ditotolkan pada paper disc yang

berbeda – beda. Paper disc tersebut kemudian diletakkan pada media

agar yang telah diinokulasikan 100 µL bakteri uji, diinkubasi selama

24 jam dan diamati.

g. Penyiapan sampel

Ekstrak kental rimpang kunyit ditimbang 5 mg dan dilarutkan

dalam 1 mL etanol yang kemudian ditotolkan pada lempeng KLT dengan

volume 15 µL, 20 µL, dan 30 µL sehingga akan didapatkan mass loading

75 µg, 100 µg, dan 150 µg. Lempeng KLT tersebut kemudian dielusi

dengan jarak elusi 5 cm menggunakan fase gerak kloroform : metanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

36

(95 : 5 v/v). Setelah dielusi, lempeng KLT tersebut dibiarkan mengering

secara aseptis.

h. Metode bioautografi kontak

Lempeng KLT yang telah kering tersebut, dikontakkan pada

media agar yang telah diinokulasikan 100 µL bakteri uji secara

spreading. Setelah 40 menit, lempeng KLT tersebut diangkat dari media

agar dan media agar tersebut diinkubasi selama 18 jam yang kemudian

diamati lokasi bercak yang mengandung daya antibakteri. Daya

antibakteri ditunjukkan dengan adanya zona hambat pada media agar

tersebut (Choma, dan Grzelak, 2010).

7. Uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak rimpang kunyit

a. Preparasi pereaksi -carotene

Pereaksi -carotene dibuat 0,05% b/v dalam pelarut kloroform

dan disimpan dalam wadah gelap dan tertutup rapat (Marston, 2011).

b. Optimasi intensitas cahaya

Lempeng KLT kosong dicelupkan dalam pereaksi -carotene

yang telah dibuat sebelumnya dan warna lempeng KLT tersebut diukur

dengan menggunakan indikator warna. Lempeng KLT kemudian disinari

dengan lampu UV dalam kotak fluoroscent, dimana posisi ketinggian

lampu UV diatur yaitu 100 cm dari dasar, 50 cm dari dasar, dan 35 cm

dari dasar serta intensitas cahaya pada tiap ketinggian diukur dengan alat

light meter. Perubahan warna yang terjadi pada latar lempeng KLT

tersebut diamati pada menit ke – 0, 1, 3, 6, 9, 12, dan 15. Tiap posisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

37

lampu tersebut dilakukan dengan 5 kali replikasi dan dihitung standar

deviasi serta rata – rata perubahan warnanya.

c. Uji kualitatif aktivitas -carotene

Larutan ekstrak dengan konsentrasi 5 mg/ mL yang telah

disiapkan ditotolkan pada lempeng KLT untuk dielusi dengan jarak elusi

5 cm menggunakan fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v). Lempeng

KLT yang telah dielusi kemudian dicelupkan dengan pereaksi -carotene

dan warna pada lempeng KLT tersebut diukur dengan menggunakan

indikator warna. Setelah itu, lempeng KLT tersebut disinari dengan sinar

UV dalam kotak fluoroscent dengan ketinggian lampu dari dasar adalah

50 cm dan intensitas cahayanya telah terukur dengan alat light meter.

Perubahan warna pada lempeng KLT diukur pada menit ke – 0, 1, 3, 6, 9,

12, dan 15. Uji ini dilakukan dengan 5 kali replikasi dan dihitung standar

deviasi serta rata – rata perubahan warna.

8. Isolasi senyawa yang memiliki aktivitas penangkap radikal bebas,

antibakteri, dan UV protection

a. Triturasi

1) Penyiapan sampel

Ekstrak kental ditimbang 5,0 gram dan dimasukkan ke

dalam mortir yang telah ditimbang sebelumnya. Lima gram sea sand

ditambahkan pada mortir tersebut dan diaduk hingga homogen

sambil diteteskan metanol sebanyak 1 – 2 tetes untuk memudahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

38

pengadukan. Campuran tersebut kemudian didiamkan selama

semalam di dalam lemari pendingin.

2) Triturasi dengan n-heksan

Campuran ekstrak kental rimpang kunyit dan sea sand

tersebut kemudian dipindahkan ke dalam tabung sentrifuge. Lima

mL n-heksan ditambahkan pada tabung sentrifuge tersebut,

dicampurkan hingga homogen dengan vortex, dan kemudian

disentrifugasi. Bagian larutan hasil dari sentrifugasi tersebut

kemudian diambil dan disaring dengan menggunakan kertas saring

Whatmann no. 42 yang akan ditampung di cawan porselen yang

telah ditimbang sebelumnya. Langkah ini dilakukan hingga bagian

larutan hasil sentrifugasi menjadi bening. Hasil filtrasi tersebut

kemudian diuapkan di atas penangas air hingga seluruh pelarut

teruapkan dan ditimbang kembali. Filtrat yang diperoleh disimpan di

lemari pendingin dan disebut sebagai hasil triturasi n-heksan.

3) Triturasi dengan kloroform : metanol (95:5 v/v)

Campuran ekstrak kental rimpang kunyit dan sea sand sisa

dari triturasi n-heksan dikeringkan dan dipindahkan ke tabung

sentrifuge baru. Kloroform : metanol (95:5 v/v) ditambahkan

sebanyak 5 mL, dicampurkan hingga homogen dengan vortex, dan

kemudian disentrifugasi. Bagian larutan hasil dari sentrifugasi

tersebut kemudian diambil dan disaring dengan menggunakan kertas

saring Whatmann no. 42 yang akan ditampung di cawan porselen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

39

yang telah ditimbang sebelumnya. Langkah ini dilakukan hingga

bagian larutan hasil sentrifugasi menjadi bening. Hasil filtrasi

tersebut kemudian diuapkan di atas penangas air hingga seluruh

pelarut teruapkan dan ditimbang kembali. Filtrat yang diperoleh

disimpan di lemari pendingin dan disebut sebagai hasil triturasi

kloroform : metanol (95:5 v/v).

4) Pengujian KLT ekstrak kental dan hasil triturasi

Masing – masing ekstrak kental rimpang kunyit, hasil

triturasi n-heksan, dan hasil triturasi kloroform : metanol (95:5 v/v)

ditimbang 2,5 mg yang kemudian diletakkan pada masing – masing

tabung flakon. Masing – masing tabung flakon tersebut kemudian

ditambahkan 500 µL etanol p.a dan diaduk hingga homogen. Setelah

terlarut hingga homogen, masing – masing tabung flakon tersebut

ditotolkan pada lempeng KLT dengan menggunakan mikrokapiler

dengan jarak elusi 5 cm dan fase gerak kloroform : metanol (95 : 5

v/v). Hasil elusi dibandingkan dan dihitung nilai Rf masing – masing

bercak pada ekstak kental rimpang kunyit, hasil triturasi n-heksan,

dan hasil triturasi kloroform : metanol (95:5 v/v).

b. Kromatografi kolom

Kromatografi kolom pada penelitian ini menggunakan metode

elusi step – gradient chromatography.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

40

1) Optimasi pelarut yang akan digunakan

Hasil triturasi n-heksan yang telah diperoleh tersebut

ditimbang 2,5 mg dan dilarutkan dalam 0,5 mL n-heksan hingga

tercampur homogen. Campuran tersebut kemudian ditotolkan pada

lempeng KLT dengan jarak elusi 5 cm untuk masing – masing fase

gerak. Fase gerak yang digunakan yaitu: n-heksan : kloroform (50:50

v/v), n-heksan : kloroform (25:75 v/v), kloroform, dan kloroform :

metanol (98:2 v/v). Setelah dielusi, lempeng KLT tersebut kemudian

diamati dan dibandingkan setiap fase gerak.

2) Preparasi sampel untuk kromatografi kolom

Hasil triturasi n-heksan ditimbang 300 mg dan

dicampurkan dengan 300 mg silika gel 60 (0,040 – 0,063 mm)

hingga homogen.

3) Penyiapan kolom kromatografi

Bagian bawah kolom disumbat dengan kapas yang telah

dibasahi dengan n-heksan. Kolom kemudian disusun dari bawah ke

atas yaitu: silika gel 60 (0,040 – 0,063 mm) di atas kapas tersebut

dengan ketinggian sekitar 2 cm, sampel yang telah tercampur dengan

silika gel 60 (0,040 – 0,063 mm) dengan ketinggian sekitar 0,5 cm,

silika gel 60 (0,040 – 0,063 mm) dengan ketinggian sekitar 1 cm,

dan ditutup kembali dengan kapas yang telah terbasahi oleh n-

heksan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

41

4) Kromatografi kolom dengan teknik elusi step - gradient

Kolom kromatografi yang telah siap digunakan dialirkan

dengan 20 mL n-heksan : kloroform (75:25 v/v) dan dilanjutkan

dengan 10 mL n-heksan : kloroform (50:50 v/v) yang ditampung

dalam tabung flakon setiap 2 mL dari hasil kromatografi kolom

tersebut. Setiap tabung flakon tersebut kemudian dicuplik untuk

dilakukan KLT dengan menggunakan fase gerak kloroform dan

profil KLT tersebut diamati.

5) Penggabungan isolat hasil kromatografi kolom

Nilai Rf masing – masing plat KLT hasil cuplikan tiap

tabung flakon dari kromatografi kolom dihitung. Bercak yang

memiliki nilai Rf yang sama dan pada profil KLT hanya

menunjukkan satu bercak digabungkan dalam wadah tabung flakon

lain yang telah ditimbang sebelumnya. Setelah itu, diuapkan di atas

penangas air dengan suhu 50 dan ditimbang kembali untuk

mengetahui bobot yang didapatkan serta dihitung pula rendemen

yang diperoleh. Ketika hasil penggabungan isolasi tersebut telah

pekat, maka langkah selanjutnya adalah memindahkannya ke tabung

eppendorf dengan cara melarutkan isolat dengan pelarut yang sesuai

sehingga diperoleh kadar 1 mg/ 100 µL dan kemudian diuapkan

kembali, sehingga di dalam tabung eppendorf terdapat 1 mg isolat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

42

9. Uji kualitatif aktivitas penangkap radikal bebas dan UV protection pada

isolat

a. Preparasi sampel

1) Isolat pertama

Tabung eppendorf yang telah mengandung 1 mg isolat

pertama tersebut dilarutkan dalam 1 mL n-heksan : kloroform (75 :

25 v/v).

2) Isolat kedua

Tabung eppendorf yang telah mengandung 1 mg isolat

kedua tersebut dilarutkan dalam 1 mL n-heksan : kloroform (50 : 50

v/v).

b. Uji aktivitas penangkap radikal bebas DPPH secara KLT

Isolat pertama dan kedua tersebut ditotolkan pada lempeng KLT

dengan volume penotolan 10 µL, 20 µL, dan 30 µL menggunakan fase

gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v) dan jarak elusi 5 cm. Lempeng

KLT hasil elusi tersebut kemudian dikeringkan pada suhu ruang dan

selanjutnya disemprot dengan pereaksi DPPH. Hasil positif ditandai

dengan adanya bercak berwarna kuning – putih dengan latar ungu pada

lempeng KLT.

c. Uji aktivitas UV protection dengan -carotene secara KLT

Larutan isolat pertama dan larutan isolat kedua dengan

konsentrasi masing – masing larutan 1 mg/ mL yang telah disiapkan

ditotolkan pada lempeng KLT untuk dielusi dengan jarak elusi 5 cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

43

menggunakan fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v). Lempeng KLT

yang telah dielusi kemudian dicelupkan dengan pereaksi -carotene dan

warna pada lempeng KLT tersebut diukur dengan menggunakan

indikator warna. Setelah itu, lempeng KLT tersebut disinari dengan sinar

UV dalam kotak fluoroscent dengan ketinggian lampu dari dasar adalah

50 cm dan intensitas cahaya telah terukur dengan light meter. Perubahan

warna pada lempeng KLT diukur pada menit ke – 0, 1, 3, 6, 9, 12, dan

15.

10. Uji daya antibakteri dengan metode Kirby – Bauer

a. Preparasi bahan

Pembuatan suspensi bakteri, kontrol media, dan kontrol

pertumbuhan dilakukan seperti pengujian daya antibakteri sebelumnya,

hanya saja pada metode Kirby – Bauer media agar yang digunakan

adalah Mueller – Hinton agar. Pembuatan kontrol positif menggunakan

amoksisilin dengan konsentrasi 1 mg/ mL dan volume yang digunakan

pada paper disc yaitu 5 µL; 7,5 µL; dan 10 µL yang kemudian diletakkan

ke dalam media agar yang telah diinokulasikan 100 µL bakteri.

b. Pengujian daya antibakteri dengan metode Kirby – Bauer

Satu miligram isolat pertama dan isolat kedua dalam tabung

eppendorf hasil dari kromatografi kolom masing – masing dilarutkan

dengan 1 mL n-heksan : kloroform (75 : 25 v/v) untuk isolat pertama dan

1 mL n-heksan : kloroform (50 : 50 v/v) untuk isolat kedua. Masing –

masing isolat tersebut kemudian ditotolkan pada paper disc dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

44

volume 50 µL, 100 µL, dan 200 µL. Paper disc tersebut kemudian

dibiarkan mengering untuk menghilangkan pelarut secara aseptis. Paper

disc yang telah kering tersebut, diletakkan pada media agar yang telah

diinokulasikan 100 µL bakteri uji secara spreading. Inkubasi dilakukan

selama 24 jam dan diamati serta diukur zona hambat yang timbul pada

media agar tersebut.

11. Identifikasi golongan senyawa pada isolat

a. Deteksi secara fisik

Larutan isolat pertama dan kedua dengan konsentrasi 1 mg/ mL

yang telah disiapkan tersebut ditotolkan pada lempeng KLT sebanyak 10

µL dengan jarak elusi 5 cm dan fase gerak kloroform : metanol (95 : 5

v/v). Lempeng KLT hasil elusi kemudian dikeringkan pada suhu ruang.

Setelah kering, lempeng KLT tersebut dideteksi pada lampu UV 254 nm

dan 366 nm.

b. Identifikasi golongan senyawa dengan reagen semprot

Kedua isolat tersebut diidentifikasi golongan senyawanya

dengan menggunakan KLT dengan jarak elusi 5 cm. Hasil elusi yang

telah dikeringkan tersebut kemudian divisualisasi dengan pereaksi AlCl3,

FeCl3, Dragendorff, dan vanilin sulfat. Hasil KLT tersebut kemudian

diamati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

45

12. Bagan alur penelitian

Serbuk simplisia rimpang

kunyit 919,7 gram

Ekstrak kental rimpang

kunyit 135,4 gram

Evaporasi

Maserasi dengan

etanol 90% v/v

Uji kualitatif aktivitas penangkap radikal

bebas, antibakteri, dan UV protection dan

identifikasi golongan senyawa

Hasil triturasi heksan

0,818 gram

Bercak aktif memiliki Rf

0,74 – 0,78

Hasil triturasi

kloroform :

metanol (95 : 5 v/v)

2,576 gram

Kromatografi

kolom

Isolat 1

(0,1412 gram)

Isolat 2

(0,0173 gram)

Triturasi heksan

Triturasi kloroform :

metanol (95 : 5 v/v)

Bercak Rf 0,74 – 0,78 pada

ekstrak rimpang kunyit

Uji kualitatif aktivitas penangkap radikal

bebas, antibakteri, UV protection, dan

identifikasi golongan senyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan dan Penyiapan Bahan

1. Pengumpulan bahan

Rimpang kunyit dalam bentuk simplisia kering sebanyak 1 kg diperoleh

dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu. Menurut peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 12 tahun 2014 tentang

persyaratan mutu obat tradisional, yang dimaksud dengan simplisia adalah bahan

alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah

dikeringkan. Penyimpanan dalam bentuk kering ini bertujuan supaya dapat

disimpan dalam waktu yang lama, mengurangi kadar air, dan menghentikan reaksi

enzimatik sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan mutu atau kerusakan

simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia dengan kadar tertentu dapat

menjadi media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Enzim tertentu

dalam sel masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati

selama simplisia tersebut mengandung sejumlah kadar air tertentu (Tini, Amri,

2003). Simplisia rimpang kunyit yang didapatkan pada penelitian ini dikemas

dalam kantong plastik tertutup rapat. Tujuan pengemasan tersebut adalah untuk

melindungi simplisia agar tidak rusak atau berubah mutunya karena berbagai

faktor baik dari dalam maupun dari luar serta melindungi simplisia dari cemaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

47

Syarat wadah yang digunakan untuk mengemas yaitu: tidak beracun, tidak

menyebabkan perubahan bau, rasa, warna, dan reaksi dari simplisia, serta harus

mampu melindungi simplisia baik dari pencemaran maupun pengaruh lingkungan

yang dapat menurunkan kualitas. Dalam kemasan tersebut terdapat silika gel yang

berfungsi untuk menyerap kelembapan udara selama penyimpanan untuk

mencegah tumbuhnya jamur dan jasad renik lainnya.

Setelah bahan simplisia rimpang kunyit diperoleh, determinasi tanaman

diperlukan dengan tujuan untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas

tanaman yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat menghindari

terjadinya kesalahan dalam pengambilan sampel untuk analisis fitokimia. Hasil

determinasi yang dikeluarkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar,

Jawa Tengah, menyatakan kebenaran bahwa simplisia kering yang digunakan

dalam penelitian ini adalah simplisia rimpang kunyit. Pembuktian determinasi

tanaman tersebut dikuatkan dengan adanya surat determinasi tanaman (lampiran

1) dengan penanggung jawab Dyah Subositi, M.Sc. yang dikeluarkan oleh

B2P2TOOT Tawangmangu.

2. Susut pengeringan simplisia

Penetapan susut pengeringan bertujuan untuk melihat persentase

kandungan senyawa yang mudah menguap. Hal ini merupakan parameter yang

perlu diperhatikan karena apabila nilai susut pengeringan besar maka akan ada

banyak senyawa yang terkandung dalam simplisia mudah menguap, sehingga

tujuan akhir dari penetapan parameter ini adalah supaya tidak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

48

kesalahan dalam proses penanganan dan penyimpanan simplisia agar senyawa –

senyawa yang berpotensi memiliki aktivitas tidak menguap. Susut pengeringan

simplisia dilakukan pada suhu penetapan 105 dan dilakukan hingga mencapai

bobot tetap. Menurut Materia Medika Indonesia jilid V tahun 1989, yang

dimaksud dengan bobot tetap adalah dua kali penimbangan berturut – turut tidak

berbeda lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang. Penimbangan dilakukan

setelah zat dikeringkan lagi selama satu jam.

Hasil susut pengeringan simplisia rimpang kunyit yaitu 10,49% pada

replikasi pertama, 11,10% pada replikasi kedua, dan 10,71% pada replikasi ketiga

sehingga rata – rata susut pengeringan yang diperoleh pada penelitian ini adalah

10,77%. Nilai 10,77% yang didapatkan ini menyatakan jumlah maksimal

senyawa yang mudah menguap atau hilang pada proses pengeringan. Hasil susut

pengeringan yang diperoleh pada penelitian ini juga sesuai dengan Farmakope

Herbal Indonesia edisi I tahun 2008 bahwa susut pengeringan simplisia rimpang

kunyit tidak lebih dari 12%.

3. Penyiapan bahan

Rimpang kunyit dalam bentuk simplisia kering tersebut kemudian

diserbuk dengan menggunakan blender. Tujuan dari penyerbukan simplisia kering

tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel sehingga dapat memperluas

permukaan. Apabila permukaan partikel tersebut diperluas maka kesempatan

untuk kontak antara bahan yang akan diekstraksi dengan cairan penyari akan

semakin luas sehingga cairan penyari dapat lebih mudah masuk ke dalam bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

49

yang akan diekstraksi saat dilakukan maserasi dan penarikan zat oleh cairan

penyari dapat maksimal dan efektif.

B. Ekstrak Kental Rimpang Kunyit

1. Ekstraksi

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik zat yang diinginkan dari bahan

dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan zat yang diinginkan dari

komponen tersebut dan menghilangkan zat – zat yang tidak diinginkan. Pemilihan

pelarut untuk ekstraksi merupakan dasar yang penting karena pelarut yang

digunakan akan mempengaruhi apa yang terkandung dalam ekstrak. Cairan

penyari yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 90% v/v. Etanol dipilih

sebagai cairan penyari karena etanol dapat melarutkan senyawa – senyawa

organik pada bahan alam. Etanol juga dapat menurunkan aktivitas enzim polifenol

oksidase yaitu suatu enzim yang dapat mendegradasi senyawa – senyawa

polifenol. Selain itu, etanol juga lebih mudah terpenetrasi pada membran seluler

sehingga komponen yang terekstraksi akan semakin lebih besar. Metanol tidak

dipilih karena metanol bersifat lebih polar dibandingkan dengan etanol, kurang

aman, dan kurang ekonomis (Tiwari, et al., 2011). Penelitian ini menggunakan

kadar etanol 90% v/v karena kandungan air dapat menjadi media pertumbuhan

mikroorganisme akan tetapi air masih tetap dibutuhkan karena berfungsi untuk

menarik senyawa – senyawa yang bersifat polar dalam bahan alam yang diduga

memiliki aktvitas biologis. Selain itu, etanol 90% v/v juga bersifat mudah

menguap sehingga proses pemekatan ekstrak dapat menggunakan suhu yang tidak

terlalu panas dan proses pemekatan dapat berjalan lebih cepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

50

Selain cairan penyari, diperlukan pula pemilihan metode ekstraksi karena

apabila menggunakan metode ekstraksi yang kurang tepat dapat menyebabkan

degradasi pada bahan alam dan hilangnya kandungan zat aktif pada bahan alam.

Terdapat berbagai macam metode ekstraksi seperti sokhletasi, maserasi, infusi,

perkolasi, dll. Pada penelitian ini, metode ekstraksi yang dipilih adalah maserasi.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makananan Republik Indonesia tahun 2010,

apabila penyarian dilakukan dengan campuran cairan penyari air dan etanol maka

dilakukan dengan maserasi atau perkolasi. Maserasi lebih dipilih karena metode

maserasi memiliki beberapa keuntungan seperti membutuhkan volume cairan

penyari yang lebih sedikit, lebih mudah dilakukan, dan peralatan yang dibutuhkan

lebih sederhana dibandingkan dengan metode perkolasi. Selain itu, perkolasi tidak

dipilih karena bahan harus benar – benar terdistribusi secara homogen pada wadah

dan dalam pengemasan bahan pada wadah tidak boleh terlalu padat karena apabila

terlalu padat, cairan penyari tidak dapat mencapai seluruh bagian bahan dan

proses ekstraksi tidak dapat berjalan sempurna (Sarker, Latif, Gray, 2006).

Proses maserasi dilakukan selama 24 jam pada suhu ruang dan kemudian

dilanjutkan dengan proses remaserasi dengan tujuan untuk memaksimalkan proses

penyarian senyawa – senyawa yang mungkin belum tersari karena cairan penyari

yang sudah mengalami penjenuhan.

Tujuan penyaringan pada proses maserasi dan remaserasi untuk

memisahkan antara bahan yang tidak terlarut dengan pelarut yang telah berisi zat

– zat yang terlarut didalamnya untuk kemudian dilakukan pemekatan dengan

menggunakan vaccum rotary evaporator sehingga akan didapatkan ekstrak kental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

51

rimpang kunyit. Bobot ekstrak kental rimpang kunyit yang didapat yaitu 135,4

gram dengan rendemen 14,72%. Pemerian ekstrak kental rimpang kunyit yaitu:

warna kuning kecoklatan, bentuk ekstrak kental, bau khas, rasa pahit.

2. Susut pengeringan ekstrak

Hasil susut pengeringan ekstrak rimpang kunyit yaitu 8,81% pada

replikasi pertama, 10,77% pada replikasi kedua, dan 10,77% pada replikasi ketiga

sehingga rata – rata susut pengeringan yang diperoleh pada penelitian ini adalah

10,12%. Nilai 10,12% yang didapatkan ini menyatakan jumlah maksimal

senyawa yang mudah menguap atau hilang pada proses pengeringan.

C. Optimasi Fase Gerak Ekstrak Kental Rimpang Kunyit

Pemilihan fase gerak dalam analisis dengan metode kromatografi

didasarkan pada kemampuannya dalam melarutkan senyawa yang diinginkan

sehingga dapat memisahkannya dengan senyawa – senyawa lain. Penelitian ini

menggunakan KLT dengan fase diam silika gel 60 F254 sehingga polaritas suatu

campuran fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi suatu senyawa yang

juga berarti akan menentukan nilai Rf. Pada umumnya, fase gerak berisi

campuran satu atau lebih pelarut karena adanya kemungkinan pemisahan yang

terjadi lebih baik dari fase gerak yang hanya berisikan satu macam pelarut. Selain

itu, komposisi fase gerak yang berbeda dapat memberikan perbedaan interaksi

antara senyawa campuran dengan fase gerak dan fase diam.

Penelitian ini diawali dengan menggunakan 3 macam komposisi fase

gerak yang dipilih berdasarkan perbedaan kepolarannya. Fase gerak pertama

adalah fase gerak yang paling polar diantara ketiga fase gerak yang lain yaitu etil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

52

asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air (100 : 11 : 11 : 20 v/v). Hal ini

dikarenakan pada fase gerak pertama mengandung asam dan air dalam

komposisinya sedangkan pada kedua fase gerak lainnya tidak mengandung asam

ataupun air. Fase gerak kedua adalah kloroform : metanol (7 : 3 v/v) yang

memiliki sifat semipolar. Fase gerak ketiga adalah n-heksan : etil asetat (2 : 3 v/v)

yang bersifat non – polar dibandingkan dengan kedua fase gerak yang lain.

Gambar 3. Hasil optimasi fase gerak pada deteksi UV 254 nm ( 1 =

penotolan pertama, 2 = penotolan kedua, 3 = penotolan ketiga). (A) Fase

gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air (100 : 11 : 11 : 20

v/v). (B ) Fase gerak kloroform : metanol (7 : 3 v/v). (C) Fase gerak n-heksan

: etil asetat (2 : 3 v/v)

Gambar 3A dengan fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat

glasial : air (100 : 11 : 11 : 20 v/v), tidak terjadi pemisahan senyawa karena

seluruh sampel terbawa oleh fase gerak. Pada gambar 3B dengan fase gerak

kloroform : metanol (7 : 3 v/v) mulai terlihat terjadinya pemisahan dua senyawa

akan tetapi pemisahan yang terjadi tidak sempurna karena kedua senyawa tersebut

terlalu berhimpitan. Pada gambar 3C dengan fase gerak n-heksan : etil asetat (2 : 3

v/v) terlihat pemisahan yang baik tetapi hanya menunjukkan dua bercak.

(C) (B) (A)

1

0

1 1

0 0

0,5 0,5 0,5

1 2 3 1 2 3 1 2 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

53

Pemisahan pada ekstrak kunyit seharusnya mengandung lebih dari 2 bercak

karena kandungan pada rimpang kunyit sebagian besar adalah kurkuminoid yang

tersusun atas bisdemetoksi kurkumin, demetoksi kurkumin, dan kurkumin. Oleh

sebab itu, peneliti menambahkan dua komposisi fase gerak yaitu kloroforom :

metanol (9 : 1 v/v) dan kloroform : metanol (95 : 5 v/v) untuk melihat adanya

kemungkinan bercak lain yang timbul.

Gambar 4. Hasil optimasi fase gerak pada deteksi UV 254 nm (A = fase gerak

kloroform : metanol (9 : 1 v/v); B = fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v))

Gambar 4 menunjukkan mulai adanya pemisahan 4 senyawa yang belum

sempurna pada fase gerak kloroform : metanol (9 : 1 v/v). Pemisahan mulai

terlihat sempurna pada fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v) dimana terlihat

4 zona bercak pada lempeng KLT. Gambar 4B menunjukkan zona bercak pertama

hingga ketiga terlihat berwarna kuning dan zona bercak keempat hanya terlihat

pada UV 254 nm. Oleh sebab itu, fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini

adalah fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v) karena menunjukkan

pemisahan yang terbaik diantara keempat fase gerak yang lain.

(B) (A)

1

0

0,5

1

0,5

0

1

2

3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

54

D. Identifikasi Golongan Senyawa dengan Reagen Semprot pada Ekstrak

Kental Rimpang Kunyit

Identifikasi golongan senyawa pada penelitian ini bertujuan untuk

melihat adanya kemungkinan golongan senyawa lain selain bisdemetoksi

kurkumin, demetoksi kurkumin, dan kurkumin pada kunyit yang memiliki

aktivitas penangkap radikal bebas DPPH, antibakteri, dan UV protection. Proses

identifikasi ini menggunakan berbagai macam reagen semprot yang bersifat

spesifik terhadap golongan senyawa tertentu. Reagen semprot yang digunakan

pada penelitian ini adalah AlCl3 dan sitroborat yang berfungsi untuk

mengidentifikasi golongan senyawa flavonoid, FeCl3 yang berfungsi untuk

mengidentifikasi golongan senyawa fenolik, Dragendorff yang berfungsi untuk

mengidentifikasi golongan senyawa alkaloid, dan vanilin sulfat yang berfungsi

untuk mengidentifikasi golongan senyawa terpenoid.

Gambar 5. Ekstrak rimpang kunyit pada deteksi secara fisik (A = secara

visual, B = deteksi pada UV 254 nm, C = deteksi pada UV 366 nm)

A B C

0 0 0

0,5 0,5 0,5

1 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

55

Gambar 6. Ekstrak rimpang kunyit dengan reagen semprot (A = AlCl3, B = FeCl3, C = Dragendorff, D = sitroborat, E = vanilin

sulfat)

Tabel I. Hasil identifikasi golongan senyawa pada ekstrak kental rimpang kunyit

Rf Deteksi pada UV

Deteksi dengan reagen

Interpretasi

Hasil AlCl3 FeCl3 Dragendorff Sitroborat Vanilin

Sulfat 254 nm 366 nm

0,24 – 0,28 Kuning Berpendar

kuning

- - - - -

0,34 – 0,38 Kuning Berpendar

kuning

- - - - -

0,48 – 0,54 Kuning - - - - - -

0,74 – 0,78 Meredam - - - - - + (ungu

gelap)

Terpenoid

Keterangan : - = tidak terjadi perubahan, + = adanya perubahan

A B C D E 0 0 0 0

0

0,5 0,5 0,5 0,5

0,5

1 1 1 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

56

Pada tabel I diketahui adanya 4 bercak pada ekstrak rimpang kunyit

dengan fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v). Deteksi pada bercak senyawa

dengan Rf 0,74 – 0,78 diawali dengan deteksi secara fisik yaitu pada UV 254 nm

dan 366 nm. Hasil yang diperoleh pada deteksi UV 254 nm adalah adanya

peredaman pada Rf 0,74 – 0,78. Pada UV 366 nm tidak ada yang berpendar pada

Rf 0,74 – 0,78.

Ketika sampel ekstrak rimpang kunyit disemprot dengan vanilin sulfat

dan dilakukan pemanasan pada suhu 105 terbentuk warna ungu pada Rf 0,74 –

0,78. Vanilin sulfat merupakan reagen yang berfungsi untuk mengidentifikasi

golongan senyawa terpenoid. Hasil positif adanya golongan senyawa terpenoid

ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu dengan menggunakan reagen

vanilin sulfat setelah pemanasan (Taganna, Quanico, Perono, Amor, Rivera,

2011). Berdasarkan hal tersebut, maka bercak senyawa pada Rf 0,74 – 0,78

merupakan golongan senyawa terpenoid karena menunjukkan hasil positif.

Menurut Wagner dan Bladt (1984) senyawa terpenoid dapat dideteksi

dengan pereaksi vanilin asam sulfat dengan mekanisme abstraksi H+ sehingga

terbentuk senyawa yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Ikatan rangkap dua

pada struktur kimia terpenoid memiliki spektrum serapan pada sinar ultraviolet

dan sinar visibel, sehingga ketika dideteksi pada daerah cahaya tampak terlihat

berwarna violet.

Senyawa disebut positif pada AlCl3 apabila terbentuk fluorosensi kuning

ketika dideteksi pada sinar UV 366 nm. Terbentuknya fluorosensi kuning tersebut

mengindikasikan bahwa senyawa tersebut merupakan golongan senyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

57

flavonoid (Jork, Funk, Fischer, Himmer, 1990). Bercak senyawa pada Rf 0,74 –

0,78 tidak menunjukkan fluorosensi kuning pada UV 366 nm setelah disemprot

dengan AlCl3 yang berarti bahwa bercak senyawa tersebut bukan golongan

senyawa flavonoid.

Golongan senyawa flavonoid juga ditunjukkan dengan reaksi positif pada

reagen sitroborat dengan terbentuknya fluorosensi hijau kuning pada lampu UV

366 nm (Alam, Mufidah, Massi, Kurnia, Rahim, Usmar, 2012). Bercak senyawa

pada Rf 0,74 – 0,78 tidak membentuk warna kuning setelah disemprot dengan

sitroborat, sehingga menunjukkan hasil negatif pada reagen sitroborat. Hasil

negatif tersebut semakin memperkuat bahwa bercak senyawa pada Rf 0,74 – 0,78

bukan golongan senyawa flavonoid.

Senyawa disebut positif pada FeCl3 apabila terbentuk warna biru

kehijauan. Terbentuknya warna tersebut mengindikasikan bahwa suatu senyawa

merupakan golongan senyawa fenolik (Robinson, 1991). Bercak senyawa pada Rf

0,74 – 0,78 setelah disemprot reagen FeCl3 tidak terbentuk warna biru kehijauan.

Hal ini menunjukkan bahwa bercak senyawa pada Rf 0,74 – 0,78 bukan golongan

senyawa fenolik.

Hasil positif pada reagen Dragendorff ditunjukkan dengan terbentuknya

warna jingga apabila dilihat secara visual. Suatu senyawa yang menunjukkan hasil

positif terhadap Dragendorff mengindikasikan bahwa senyawa tersebut

merupakan golongan senyawa alkaloid (Alam, et al.,2012). Bercak senyawa pada

Rf 0,74 – 0,78 tidak membentuk warna jingga secara visual setelah disemprot

dengan reagen Dragendorff. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bercak senyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

58

Rf 0,74 – 0,78 bukan golongan senyawa alkaloid karena menunjukkan hasil

negatif.

Berdasarkan penelitian Azizah dan Salamah (2013) dengan

menggunakan fase gerak yang sama, maka hasil bercak pada nilai Rf 0,24 – 0,28

tersebut diidentifikasi sebagai bisdemetoksi kurkumin, bercak pada nilai Rf 0,34 –

0,38 diidentifikasi sebagai demetoksi kurkumin, dan bercak pada nilai Rf 0,48 –

0,54 diidentifikasi sebagai kurkumin. Hal ini diperkuat dengan dilakukan

perbandingan antara ekstrak rimpang kunyit yang didapat peneliti dengan standar

kurkumin dalam penelitian ini.

Gambar 7. Perbandingan nilai Rf antara (A) standar kurkumin dan (B)

ekstrak rimpang kunyit dengan fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Rf standar kurkumin juga berada

pada rentang 0,48 – 0,54, sehingga dapat disimpulkan bahwa bercak pada Rf 0,48

– 0,54 yang didapatkan pada penelitian ini merupakan senyawa kurkumin.

E. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Bebas DPPH, Antibakteri, dan UV

Protection pada Ekstrak Kental Rimpang Kunyit

1. Uji aktivitas penangkap radikal bebas

Uji aktivitas penangkap radikal bebas dilakukan secara kualitatif dengan

cara menyemprot radikal bebas DPPH pada lempeng KLT hasil elusi. Tujuan dari

A B

1

0,5

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

59

uji ini adalah untuk mengetahui lokasi senyawa yang memiliki aktivitas sebagai

penangkap radikal bebas.

Hasil positif adanya daya penangkap radikal bebas DPPH ditunjukkan

dengan terbentuknya bercak berwarna putih hingga kuning dengan latar belakang

ungu. Senyawa DPPH merupakan radikal bebas yang stabil karena adanya

delokalisasi elektron pada molekulnya. Adanya delokalisasi ini membuat DPPH

berwarna ungu. Perubahan warna DPPH dari ungu tersebut dapat terjadi apabila

adanya suatu senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen terhadap radikal

bebas DPPH. Reaksi utama DPPH dimana DPPH adalah Z• dan donor molekul

adalah AH, yaitu:

Z• + AH = ZH + A•

(Kedare dan Singh, 2011).

(1) (2)

Gambar 8. Hasil uji kualitatif penangkap radikal bebas DPPH (1 = setelah 1,5

jam penyemprotan DPPH, 2 = setelah 6 jam penyemprotan DPPH). (A) Standar

kurkumin. (B) Ekstrak kunyit dengan 6 totolan. (C) Ekstrak kunyit dengan 8

totolan

Hasil pengujian yang didapatkan bahwa senyawa dengan Rf 0,74 – 0,78

pada ekstrak rimpang kunyit memiliki daya aktivitas sebagai penangkap radikal

bebas. Bercak mulai terlihat putih setelah 1,5 jam penyemprotan dan warna putih

A C B A B C

0 0

0,5 0,5

1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

60

mulai terlihat jelas setelah 6 jam penyemprotan DPPH. Senyawa tersebut

berdasarkan hasil identifikasi golongan senyawa merupakan golongan terpenoid.

Adanya donor atom hidrogen pada golongan senyawa terpenoid bila direaksikan

dengan radikal bebas DPPH akan menghilangkan delokalisasi elektron pada

radikal bebas DPPH.

2. Uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi kontak

Tujuan dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi

kontak adalah untuk mengetahui secara langsung lokasi senyawa antibakteri yang

ditentukan berdasarkan nilai Rf pada kromatografi lapis tipis. Hasil positif adanya

aktivitas antibakteri pada metode ini ditunjukkan dengan munculnya zona hambat

pertumbuhan bakteri pada daerah bercak yang mengandung senyawa antibakteri.

Bakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah S. aureus yang

merupakan bakteri Gram positif dan E. coli yang merupakan bakteri Gram

negatif. Staphylococcus aureus adalah flora normal pada mulut, saluran

pernapasan atas, usus besar, dan kulit pada manusia. Bakteri ini sangat jarang

menimbulkan penyakit apabila seseorang dalam keadaan sehat dan dalam jumlah

normal. Apabila kekebalan tubuh melemah, maka keberadaan bakteri ini dapat

menimbulkan beberapa kondisi yang tidak normal seperti munculnya jerawat,

radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan radang sendi

(arthritis). Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini akan

memproduksi nanah sehingga sering disebut “piogenik” (Utami, 2012). Jerawat

yang ditimbulkan tentu menjadi masalah bagi tiap orang terutama kaum wanita,

karena dianggap mengganggu penampilan. Oleh sebab itu, kosmetik tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

61

juga mengindikasikan adanya kandungan yang bersifat antibakteri untuk dapat

menghilangkan jerawat tersebut, salah satu komposisi tanaman yang terdapat pada

kosmetik tradisional tersebut adalah kunyit.

Escherichia coli merupakan flora normal dalam tubuh manusia. Akan

tetapi apabila jumlahnya melebihi normal, E. coli juga dapat menyebabkan

infeksi pada kulit seperti selulitis pada bagian atas maupun bawah tungkai, infeksi

pada luka setelah operasi, infeksi pada luka bakar, dll (Petkovsek, Elersic, Gubina,

Bertok, Erjavec, 2009).

Kadar larutan ekstrak rimpang kunyit pada metode bioautografi kontak

adalah 5 mg/ mL. Setelah dilakukan elusi dengan fase gerak kloroform : metanol

(95 : 5 v/v), lempeng KLT dibiarkan mengering secara aseptis karena pelarut

kloroform dan metanol diketahui memiliki daya antibakteri sehingga dapat

mengganggu hasil pengamatan. Kontak antara lempeng KLT dan media agar yang

telah berisi bakteri dilakukan selama 40 menit dengan tujuan supaya terjadi

pemindahan senyawa pada lapisan KLT secara difusi sehingga akan

memunculkan zona hambat pada pertumbuhan bakteri uji pada zona bercak yang

memiliki aktivitas antibakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

62

(a) (b) Gambar 9. Hasil uji antibakteri dengan bioautografi kontak. (a) Ekstrak kunyit

terhadap E. coli dengan mass loading 250 µg dan 200 µg. (b) Ekstrak kunyit

terhadap S. aureus dengan mass loading 250 µg dan 200 µg

Tabel II. Kisaran nilai Rf ekstrak kunyit dengan metode bioautografi kontak

Mass loading Kisaran nilai Rf Bakteri uji

E. coli S. aureus

150 µg

0,24 – 0,28 - -

0,34 – 0,38 - -

0,48 – 0,54 - -

0,74 – 0,78 - -

200 µg

0,24 – 0,28 - -

0,34 – 0,38 - +

0,48 – 0,54 - +

0,74 – 0,78 - +

250 µg

0,24 – 0,28 - +

0,34 – 0,38 - +

0,48 – 0,54 - +

0,74 – 0,78 - + Keterangan: - = tidak ada daya antibakteri, + = ada daya antibakteri

Pada awalnya mass loading ekstrak kunyit yang ditotolkan adalah 75 µg,

100 µg, dan 150 µg. Namun mass loading tersebut tidak memberikan bercak yang

menimbulkan zona hambat pada pertumbuhan kedua bakteri uji. Oleh sebab itu,

mass loading ekstrak kunyit ditingkatkan menjadi 200 µg dan 250 µg.

Berdasarkan gambar 9, hasil kromatografi ekstrak rimpang kunyit dengan mass

loading 200 µg dan 250 µg tidak menunjukkan adanya zona bercak yang

µg µg 250 µg 200 µg

Rf 0,74-0,78

Rf 0,48-0,54

Rf 0,34-0,38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

63

menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Hal ini berarti bahwa ekstrak rimpang

kunyit tidak memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri E. coli. Pada hasil

kromatografi ekstrak rimpang kunyit terhadap bakteri S. aureus dengan mass

loading 200 µg sudah mulai menunjukkan adanya zona bercak yang menghambat

pertumbuhan bakteri tersebut seperti data yang ditunjukkan pada tabel 2. Oleh

sebab itu, dapat disimpulkan bahwa senyawa Rf 0,74 – 0,78 memiliki aktivitas

antibakteri terhadap S. aureus yang pada tahap langkah selanjutnya merupakan

target isolasi senyawa pada penelitian ini.

Terbentuknya zona hambat pada S. aureus (Gram positif) sedangkan

pada bakteri E. coli (Gram negatif) tidak, disebabkan karena terdapat perbedaan

struktur dan komposisi dinding sel antara bakteri Gram positif dengan bakteri

Gram negatif. Struktur komposisi dinding sel bakteri Gram positif lebih sederhana

dengan kandungan lipid yang rendah yaitu 1 – 4% sedangkan pada dinding sel

bakteri Gram negatif tersusun dari tiga lapis sel yaitu lapisan luar lipoprotein,

lapisan tengah lipopolisakarida, dan lapisan dalam berupa peptidoglikan dengan

kandungan lipid lebih tinggi yaitu 11 – 22% sehingga hal ini memungkinkan

penetrasi zat aktif ekstrak menjadi lebih sulit pada bakteri Gram negatif (Jawetz,

Melnick, Adelberg, 2005).

Berdasarkan penelitian Helen, Prinitha, Sree, Abisha, dan Jacob, 2012,

rimpang kunyit mampu menghambat bakteri S. aureus dan E. coli, sedangkan

pada penelitian ini tidak didapatkan aktivitas antibakteri pada bakteri E. coli. Hal

tersebut dapat terjadi karena adanya kemungkinan bahan rimpang kunyit yang

diperoleh berbeda sehingga kandungan kimia pada rimpang kunyit juga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

64

berbeda, yaitu pada penelitian Helen, et al., 2012 bahan rimpang kunyit diperoleh

dari hutan Bonacaud sedangkan pada penelitian ini bahan rimpang kunyit

diperoleh dari B2P2TOOT Tawangmangu. Selain itu, pada penelitian Helen, et

al., 2012, proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol, aseton, dan n-heksan

yang disentrifugasi yang kemudian diambil bagian supernatannya serta

menggunakan minyak atsiri dari rimpang kunyit yang diperoleh dengan cara

distilasi. Pada penelitian ini proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol 90% v/v

dengan cara maserasi. Perbedaan cairan penyari dan metode ekstraksi yang

digunakan juga dapat mempengaruhi aktivitas antibakteri karena adanya

perbedaan zat – zat yang tersari pada cairan penyari.

Telah diketahui bahwa senyawa dengan Rf 0,74 – 0,78 tersebut

merupakan golongan terpenoid. Target terpenoid adalah pada membran sel bakteri

atau peptidoglikan sehingga dapat menghambat terjadinya proses transport

elektron, translokasi protein, dll. Terpenoid dapat membentuk ikatan dengan

membran sel atau peptidoglikan tersebut sehingga dapat merusak membran sel

tersebut yang dapat mengurangi permeabilitas membran sel. Oleh sebab itu

bakteri dapat kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat

atau mati (Zengin, Baysal, 2014).

Kontrol yang digunakan pada penelitian ini ada 3, yaitu kontrol media,

kontrol perumbuhan bakteri uji, dan kontrol positif dengan menggunakan

amoksisilin. Kontrol media bertujuan untuk mengetahui bahwa media yang

digunakan tidak terkontaminasi oleh apapun yang dapat mengacaukan

pengamatan hasil dan keaseptisan dalam bekerja. Hasil kontrol media setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

65

inkubasi yang didapatkan adalah media jernih yang berarti bahwa media yang

dibuat tidak terkontaminasi dan proses penelitian berlangsung dengan aseptis

(Gambar 10).

Gambar 10. Kontrol media

Kontrol pertumbuhan bakteri uji pada penelitian ini ada 2, yaitu kontrol

pertumbuhan bakteri E. coli dan kontrol pertumbuhan bakteri S. aureus. Tujuan

pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji adalah untuk mengetahui bahwa

bakteri uji dapat tumbuh pada media yang digunakan. Hal tersebut ditandai

dengan penampakan media yang keruh. Hasil yang didapat baik pada kontrol

pertumbuhan bakteri E. coli maupun pada kontrol pertumbuhan bakteri S. aureus

adalah media menjadi keruh apabila dibandingkan dengan kontrol media yang

berarti bahwa bakteri uji dapat tumbuh pada media tersebut (Gambar 11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

66

(A) (B)

Gambar 11. Hasil kontrol pertumbuhan bakteri (A) bakteri E. coli dan (B)

bakteri S. aureus

Kontrol positif yang digunakan yaitu amoksisilin dengan konsentrasi 5

mg/ mL yang ditotolkan dengan mass loading 75 µg, 100 µg, dan 150 µg. Kontrol

positif dilakukan untuk mengetahui bahwa dengan mass loading tersebut sudah

mampu untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil yang didapat, baik pada

bakteri E. coli maupun S. aureus terbentuk zona jernih yang berarti dengan mass

loading 75 µg, 100 µg, dan 150 µg tersebut sudah mampu untuk menghambat

pertumbuhan kedua bakteri tersebut (Gambar 12).

(A) (B)

Gambar 12. Hasil kontrol positif amoksisilin. (A) Pada bakteri S. aureus (1

= mass loading 75 µg, 2 = mass loading 100 µg, 3 = mass loading 150 µg). (B) Pada

bakteri E. coli (1 = mass loading 75 µg, 2 = mass loading 100 µg, 3 = mass loading 150

µg)

1

2

1

2

3 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

67

Kontrol positif juga sebagai pembanding besarnya daya hambat yang

ditimbulkan oleh bercak pada ekstrak rimpang kunyit. Berdasarkan hasil yang

didapat, ekstrak rimpang kunyit dengan mass loading 75 µg, 100 µg, dan 150 µg

belum menimbulkan zona hambat. Zona hambat baru ditimbulkan dengan mass

loading 200 µg sehingga dapat disimpulkan bahwa daya antibakteri hasil elusi

ekstrak rimpang kunyit lebih kecil dibandingkan dengan amoksilin sebagai

kontrol positif. Tujuan menggunakan kadar amoksisilin 5 mg/ mL adalah untuk

menyamakan kadar larutan ekstrak rimpang kunyit yang digunakan yaitu 5 mg/

mL.

3. Uji aktivitas UV protection dengan metode inhibition of bleaching of -

carotene

Radiasi sinar ultraviolet utama pada manusia berasal dari matahari yang

terdiri atas berbagai macam panjang gelombang yang secara keseluruhan radiasi

tersebut berbahaya bagi kulit. Radiasi sinar ultraviolet pada matahari dibagi

menjadi 3 macam berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu UV A dengan

panjang gelombang 320 – 400 nm, UV B dengan panjang gelombang 280 – 320

nm, dan UV C dengan panjang gelombang 200 – 280 nm. Sebagian besar radiasi

ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi adalah UV A. Sinar ultraviolet A

dapat terpenetrasi lebih masuk ke dalam kulit dibandingkan dengan UV B, akan

tetapi UV B bersifat lebih genotoksik dan membentuk radikal bebas pada kulit

dibandingkan dengan UV A. Sinar ultraviolet C merupakan radiasi sinar

ultraviolet dari matahari yang paling membahayakan dibandingkan yang lain,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

68

akan tetapi dengan adanya lapisan ozon pada atmosfer bumi membuat UV C tidak

terserap sampai pada permukaan bumi (Balakrishnan, et al., 2011).

Berdasarkan hal tersebut, maka banyak produsen yang memproduksi

kosmetik tabir surya bahkan kosmetik tradisional pun tidak luput dari indikasi

mampu melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet dengan mengandung

komposisi tanaman yang diduga memiliki efek aktivitas tersebut. Komposisi

tanaman yang digunakan tersebut belum diketahui secara pasti senyawa aktif yang

memiliki daya sebagai UV protection sehingga pada penelitian ini, uji UV

protection menggunakan metode inhibiton of bleaching of -carotene dengan

tujuan dapat mengetahui lokasi senyawa yang memiliki daya sebagai UV

protection. Suatu senyawa diidentifikasi memiliki kemampuan sebagai UV

protection apabila mampu menghambat pemudaran warna kuning dari -carotene

ketika terkena radiasi sinar ultraviolet.

Lempeng KLT yang telah dielusi dicelup dengan -carotene dengan

tujuan untuk mengetahui lokasi zona bercak yang dapat mempertahankan warna

dari -carotene. Radiasi sinar ultraviolet dilakukan pada lampu UV dengan

intensitas cahaya yang terukur. Sumber sinar radiasi ultraviolet tidak

menggunakan cahaya matahari langsung karena intensitas cahaya yang dihasilkan

matahari bersifat tidak konstan dan apabila -carotene terpapar cahaya matahari

secara langsung maka pemudaran warna terjadi sangat cepat sehingga

menyulitkan dalam pengamatan.

Indikator warna pada penelitian ini dibutuhkan sebagai parameter

pemudaran warna dari -carotene. Indikator warna dibuat dari skala 0 – 7 dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

69

perubahan warna dari kuning hingga putih berdasarkan degradasi warna yang

tersedia pada aplikasi Corel (lampiran 10). Pembuatan indikator warna tersebut

dilakukan karena ketiadaan standar perubahan warna pada -carotene sehingga

dengan adanya indikator warna tersebut memudahkan untuk mengamati adanya

zona bercak yang mampu menahan warna -carotene apabila dibandingkan

dengan latar lempeng KLT.

Selain indikator warna juga diperlukan optimasi intensitas cahaya pada

metode ini supaya pemudaran warna -carotene tidak berlangsung terlalu cepat

sehingga pengamatan dapat lebih mudah dilakukan. Optimasi intensitas cahaya

dilakukan dengan cara mengatur ketinggian lampu dari dasar. Hal yang diukur

pada optimasi ini adalah pemudaran warna pada latar lempeng KLT kosong yang

telah dicelup -carotene.

Gambar 13. Kurva optimasi intensitas cahaya

Berdasarkan gambar 13, intensitas cahaya yang digunakan pada peneltian

ini adalah intensitas cahaya sedang yaitu 15,01 lux dengan ketinggian lampu

0

1

2

3

4

5

6

7

0 1 3 6 9 12 15

Ind

ikat

or

ke -

Waktu (menit)

Perubahan Warna terhadap Waktu

Intensitas cahaya rendah

Intensitas cahaya sedang

Intensitas cahaya tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

70

ultraviolet dari dasar adalah 50 cm. Intensitas cahaya rendah yaitu 5,895 lux

dengan ketinggian lampu ultraviolet dari dasar 100 cm tidak dipilih karena pada

menit ke – 12 hingga ke – 15 warna -carotene belum mencapai kestabilan

dengan standar variasi pada menit ke – 15 yang masih besar dibandingkan dengan

dua intensitas yang lain yaitu 0,55. Apabila pemudaran warna -carotene belum

mencapai stabil, maka akan ada kemungkinan bahwa reaksi yang terjadi belum

berjalan sempurna. Oleh sebab itu, apabila intensitas cahaya yang dipilih adalah

intensitas cahaya rendah, maka waktu pengamatan akan menjadi lebih lama.

Intensitas tinggi yaitu 30,48 lux dengan ketinggian lampu ultraviolet dari dasar 35

cm juga tidak dipilih karena pemudaran warna -carotene berlangsung cepat yaitu

pada menit ke – 6 warna -carotene sudah stabil. Hal ini akan menyulitkan ketika

melakukan pengamatan. Oleh sebab itu, peneliti memilih intensitas cahaya yang

dipilih adalah intensitas cahaya sedang dengan ketinggian lampu ultraviolet dari

dasar adalah 50 cm dan intensitas cahaya yang diperoleh 15,01 lux karena

perubahan warna -carotene cenderung lambat dengan ditandai kestabilan warna

dimulai pada menit ke – 12.

Uji aktivitas UV protection pada ekstrak rimpang kunyit dilakukan

dengan ketinggian lampu 50 cm dari dasar dan intensitas cahaya 15,81 lux. Pada

lempeng KLT hasil elusi, 3 zona bercak warna kuning telah muncul sebelum

dicelup -carotene yaitu pada nilai Rf 0,24 – 0,28; Rf 0,34 – 0,38; dan pada Rf

0,48 – 0,54. Ketiga zona bercak ini telah diidentifikasi sebelumnya merupakan

bisdemetoksi kurkumin, demetoksi kurkumin, dan kurkumin. Akan tetapi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

71

penelitian ini, bertujuan untuk mencari adanya zona bercak lain selain ketiga Rf

tersebut yang mampu mempertahankan warna -carotene.

Tabel III. Hasil uji aktivitas UV protection ekstrak rimpang kunyit

Replikasi ke - Rf bercak aktif Menit ke -

9 12 15

1 0,74 – 0,78 - + +

2 0,74 – 0,78 + + +

3 0,74 – 0,78 + + +

4 0,74 – 0,78 - + +

5 0,74 – 0,78 - + + Keterangan : - = tidak memiliki aktivitas, + = memiliki aktivitas

Berdasarkan tabel III, zona bercak dengan warna lebih kuning

dibandingkan warna latar pada lempeng KLT mulai terlihat pada menit ke – 9

pada replikasi 2 dan 3, sedangkan pada replikasi 1, 4, dan 5 zona bercak tersebut

mulai terlihat pada menit ke – 12. Hal ini dapat terjadi karena metode -carotene

bersifat subyektif, yang merupakan salah satu kekurangan dari metode ini.

Walaupun bersifat subyektif tetapi metode ini tetap digunakan karena memiliki

beberapa kelebihan yaitu alat yang digunakan sederhana, cepat, ekonomis, dan

dapat diketahui lokasi bercak senyawa yang memiliki aktivitas secara langsung.

Apabila diketahui lokasi bercak senyawa yang memiliki aktivitas, maka dapat

lebih mudah dalam melakukan isolasi senyawa. Kisaran nilai Rf bercak yang

memiliki aktivitas UV protection tersebut adalah 0,74 – 0,78 yang merupakan

golongan terpenoid berdasarkan hasil identifikasi golongan senyawa yang telah

dilakukan sebelumnya.

Hal ini tidak berarti bahwa bisdemetoksi kurkumin, demetoksi kurkumin,

dan kurkumin tidak memiliki aktivitas UV protection. Hanya saja pengamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

72

perubahan warna pada ketiga senyawa tersebut tidak dilakukan pada penelitian

ini.

F. Isolasi Senyawa yang Memiliki Aktivitas Penangkap Radikal Bebas,

Antibakteri, dan UV Protection

Berdasarkan hasil uji kualitatif secara KLT yang telah dilakukan

sebelumnya, ekstrak rimpang kunyit memiliki aktivitas sebagai penangkap radikal

bebas, antibakteri, dan UV protection pada kisaran nilai Rf 0,74 – 0,78. Oleh

sebab itu, senyawa tersebut yang akan diisolasi pada penelitian ini. Proses isolasi

senyawa diawali dengan melakukan triturasi yang bertujuan untuk meminimalkan

kandungan kurkuminoid dari ekstrak rimpang kunyit sehingga diharapkan akan

memperoleh senyawa dengan nilai Rf 0,74 – 0,78.

(1) (2) (3)

Gambar 14. Perbandingan profil KLT (1) secara visual, (2) UV 254 nm, dan (3)

UV 366 nm. (A) Ekstrak rimpang kunyit. (B) Hasil triturasi dengan pelarut n-

heksan. (C) Hasil triturasi dengan pelarut kloroform : metanol (95 : 5 v/v)

Gambar 14 menunjukkan bahwa triturasi dengan pelarut n-heksan hanya

melarutkan senyawa yang memiliki Rf 0,74 – 0,78 dan mampu membersihkan

kurkuminoid. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa dengan Rf 0,74 – 0,78

cenderung bersifar non – polar karena larut dengan pelarut n-heksan. Bobot hasil

A B C A B C A B C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

73

triturasi n-heksan yang diperoleh yaitu 0,818 gram dengan perolehan rendemen

8,37%, sedangkan bobot hasil triturasi dengan kloroform : metanol (95 : 5 v/v)

yaitu 2,576 gram dengan perolehan rendemen 26,35%.

Tahap selanjutnya dilakukan kromatografi kolom dengan metode elusi

step – gradient chromatography yang diawali dengan pemilihan fase gerak yang

tepat supaya dapat melarutkan senyawa yang diinginkan. Pemilihan fase gerak

dilakukan secara KLT berdasarkan perbedaan polaritasnya.

Gambar 15. Perbandingan profil KLT pada UV 254 nm (A = fase gerak n-

heksan : kloroform (50 : 50 v/v), B = fase gerak yang digunakan n-heksan :

kloroform (25:75 v/v), C = fase gerak yang digunakan kloroform, D = fase gerak

yang digunakan kloroform : metanol (98:2 v/v))

Gambar 16. Perbandingan profil KLT pada UV 366 nm (A = fase gerak n-

heksan : kloroform (50 : 50 v/v), B = fase gerak yang digunakan n-heksan :

kloroform (25:75 v/v), C = fase gerak yang digunakan kloroform, D = fase gerak

yang digunakan kloroform : metanol (98:2 v/v))

A B C D

A B C D

0 0

0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1 1 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

74

Berdasarkan gambar 15 dan gambar 16, apabila pelarut semakin bersifat

non – polar, maka perbedaan nilai Rf antara kurkuminoid dengan senyawa yang

memiliki Rf 0,74 – 0,78 semakin jauh tetapi apabila sifat kepolaran pelarut

ditingkatkan maka kurkuminoid akan semakin mendekati senyawa yang akan

diisolasi. Hal tersebut dapat dilihat pada profil KLT dengan deteksi UV 366 nm,

dimana terjadi peningkatan nilai Rf pada kurkuminoid. Berdasarkan hasil dengan

deteksi UV 366 nm tersebut juga dapat mengartikan bahwa kurkuminoid memiliki

sifat lebih polar apabila dibandingkan dengan senyawa yang memiliki kisaran

nilai Rf 0,74 – 0,78 sehingga kurkuminoid akan terbawa oleh fase gerak yang

cenderung lebih polar. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dipilih pelarut n-heksan

: kloroform (75 : 25 v/v) dan n-heksan : kloroform (50 : 50 v/v) untuk

kromatografi kolom karena mampu memisahkan antara senyawa yang diinginkan

dari kurkuminoid dalam ekstrak rimpang kunyit yang memiliki aktivitas

penangkap radikal bebas DPPH, antibakteri, dan UV protection.

Teknik memasukkan sampel pada kromatografi kolom ini adalah cara

kering karena sampel dicampur dengan fase diam dan didiamkan hingga

mengering sebelum dimasukkan pada kolom kromatografi. Teknik ini dipilih

karena lebih mudah dilakukan apabila dibandingkan dengan cara basah yaitu

sampel dilarutkan pada fase gerak terlebih dahulu dan kemudian dimasukkan

pada kolom yang telah terbasahi oleh fase gerak hingga batas fase diam.

Tabel IV. Profil KLT isolasi senyawa dengan fase gerak kloroform

Isolat Rf Tabung ke -

1 0,67 1 – 5 pada putaran pertama dan 1 -2 pada putaran kedua

2 0,57 7 – 8 pada putaran pertama dan 5 – 7 pada putaran kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

75

Profil KLT hasil isolasi senyawa dengan kromatografi kolom tersebut

diperlukan untuk mengetahui pola bercak yang sama pada tiap hasil tampungan

yang diwadahi dalam tabung sehingga kandungan tabung – tabung tersebut dapat

digabungkan. Hasil isolasi dengan pola bercak yang sama yang ditandai dengan

nilai Rf yang sama. Kromatografi kolom hasil triturasi n-heksan menghasilkan 2

isolat yaitu pada isolat pertama diperoleh bobot isolat 0,1412 gram dengan

rendemen 47,53%, sedangkan isolat kedua memiliki bobot 0,0173 gram dengan

rendemen 5,82%.

Gambar 17. Alur isolasi senyawa aktif ekstrak rimpang kunyit

Hasil triturasi

n-heksan 0,818

gram

Hasil triturasi

kloroform : metanol

(95 : 5 v/v) 2,576

gram

Triturasi dengan

pelarut n-heksan Triturasi dengan

kloroform : metanol

(95 : 5 v/v)

Kromatografi kolom

Pencampuran dengan silika

gel 60 (0,040 – 0,063 mm)

Optimasi fase gerak

Isolat 1

0,1412 gram

Isolat 2

0,0173 gram

Fase gerak n-heksan :

kloroform (75 : 25 v/v)

Fase gerak n-heksan :

kloroform (50 : 50 v/v)

Ekstrak rimpang kunyit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

76

G. Aktivitas Penangkap Radikal Bebas, Antibakteri, dan UV Protection pada

Isolat

1. Aktivitas penangkap radikal bebas DPPH pada isolat

Dua isolat hasil kromatografi kolom tersebut diuji untuk mengetahui

isolat yang berperan sebagai penangkap radikal bebas pada ekstrak rimpang

kunyit.

Gambar 18. Hasil uji kualitatif penangkap radikal bebas pada isolat setelah

2 jam penyemprotan. (K) Ekstrak kunyit dengan volume penotolan 10 µL (mass

loading = 47 µg). (A) Isolat dengan volume penotolan 10 µL (mass loading = 10 µg).

(B) Isolat dengan volume penotolan 20 µL (mass loading = 20 µg). (C) Isolat dengan

volume penotolan 30 µL (mass loading = 30 µg)

Berdasarkan gambar 18, kedua isolat dan ekstrak baru menunjukkan

aktivitas sebagai penangkap radikal bebas DPPH setelah 2 jam penyemprotan

DPPH. Isolat kedua lebih memiliki daya aktivitas antioksidan dibanding isolat

pertama karena pada mass loading 10 µg sudah menunjukkan aktivitas sebagai

penangkap radikal bebas DPPH dan pada mass loading 30 µg isolat kedua

menunjukkan ketebalan bercak yang hampir setara dengan ekstrak. Isolat pertama

baru menunjukkan aktivitas sebagai penangkap radikal bebas DPPH pada mass

loading 30 µg dan bercak yang ditimbulkan lebih tipis apabila dibandingkan isolat

kedua pada mass loading 10 µg. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat

K A B C K A B C

Isolat 1 Isolat 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

77

disimpulkan bahwa isolat kedua lebih poten sebagai penangkap radikal bebas

dibandingkan isolat pertama pada ekstrak rimpang kunyit.

Aktivitas penangkap radikal bebas pada ekstrak baru terlihat setelah 2

jam sedangkan pada uji sebelumnya aktivitas terlihat setelah 1,5 jam. Hal ini

dapat terjadi karena volume penotolan yang berbeda. Pada tahap sebelumnya

volume penotolan lebih banyak karena penotolan dilakukan dengan mikrokapiler

sedangkan pada uji ini volume penotolan terukur yaitu 10 µL. Volume penotolan

yang berbeda tersebut mengakibatkan mass loading yang terkandung menjadi

berbeda pula sehingga akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan ekstrak

rimpang kunyit untuk menangkap radikal bebas DPPH.

2. Aktivitas antibakteri pada isolat

Pengujian aktivitas antibakteri dilanjutkan dengan metode Kirby – Bauer,

yaitu metode difusi paper disc. Pengujian aktivitas ini bertujuan untuk

mengetahui isolat yang memiliki daya aktivitas antibakteri. Dua isolat yang

didapatkan tersebut merupakan senyawa dengan Rf 0,74 – 0,78 yang

menunjukkan adanya zona hambat pada pertumbuhan bakteri S. aureus dengan

metode bioautografi kontak. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan kedua

isolat tersebut merupakan campuran antara n-heksan : kloroform (75 : 25 v/v)

untuk isolat pertama dan n-heksan : kloroform (50 : 50 v/v). Kloroform dan n-

heksan merupakan senyawa yang memiliki daya antibakteri, sehingga dapat

membiaskan hasil. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka

setelah dilakukan penotolan, paper disc yang berisi larutan isolat tersebut

dikeringkan pada cawan petri steril secara aseptis dengan tujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

78

menghilangkan pelarut sehingga yang tersisa pada paper disc adalah mass

loading. Pengujian ini hanya dilakukan pada bakteri S. aureus karena berdasarkan

hasil dari metode bioautografi kontak bahwa bercak pada Rf 0,74 – 0,78 hanya

memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus dan tidak memiliki aktivitas

antibakteri pada bakteri E. coli.

(a) (b)

Gambar 19. Hasil uji antibakteri. (a) Isolat pertama 200 µg. (b) Isolat kedua 200

µg

Isolat pertama pada mass loading 50 µg , 100 µg , dan 200 µg tidak

menunjukkan adanya aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus. Hal tersebut

ditunjukkan pada gambar 19 bahwa isolat pertama pada mass loading terbesar

yaitu 200 µg tidak menimbulkan adanya zona hambat pertumbuhan bakteri S.

aureus. Isolat kedua pada mass loading 50 µg dan 100 µg juga tidak menunjukkan

adanya aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus. Adanya aktivitas antibakteri

baru ditunjukkan oleh isolat kedua dengan mass loading 200 µg yaitu terlihat

adanya zona hambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada gambar 19. Rata – rata

diameter zona hambat pada isolat kedua dengan mass loading 200 µg adalah 8,3 ±

0,58 mm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

79

Pada metode bioautografi kontak terlihat adanya aktivitas antibakteri,

sedangkan setelah senyawa tersebut diisolasi menjadi dua isolat, aktivitas

antibakteri hanya ditunjukkan oleh isolat kedua dengan mass loading 200 µg. Hal

ini dimungkinkan bahwa aktivitas antibakteri baru dapat ditunjukkan apabila

kedua isolat menjadi satu – kesatuan seperti yang dilakukan pada metode

bioautografi kontak. Kemungkinan kedua adalah bahwa menurut Rosner dan Aviv

(cit., Sudirman, 2005) metode bioautografi lebih sensitif dibandingkan metode

paper disc sehingga pada metode bioautgrafi dihasilkan zona hambat

pertumbuhan bakteri uji sedangkan pada metode paper disc hanya dihasilkan zona

hambat yang kecil atau tidak sama sekali.

Kontrol yang dilakukan pada metode ini juga ada 3 yaitu kontrol media,

kontrol pertumbuhan bakteri uji, dan kontrol positif. Gambar 20 menunjukkan

bahwa media yang digunakan tetap jernih setelah inkubasi yang berarti media

yang digunakan tidak terkontaminasi dan proses penelitian berlangsung dengan

aseptis.

Gambar 20. Kontrol media

Kontrol pertumbuhan bakteri uji pada metode ini hanya kontrol

pertumbuhan bakteri S. aureus karena bakteri yang digunakan pada metode ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

80

hanya S. aureus. Gambar 21 menunjukkan bahwa media menjadi keruh apabila

dibandingkan dengan kontrol media yang berarti bahwa bakteri S. aureus dapat

tumbuh pada media yang digunakan.

Gambar 21. Kontrol pertumbuhan bakteri S. aureus

Kontrol positif menggunakan amoksisilin terhadap pertumbuhan S.

aureus dengan konsentrasi 1 mg/ mL karena konsentrasi kedua isolat yang

digunakan adalah 1 mg/ mL. Diameter zona hambat yang didapatkan yaitu 25,7 ±

0,58 mm dengan volume penotolan 5 µL; 29,7 ± 0,58 mm dengan volume

penotolan 7,5 µL; dan 32 ± 1 mm dengan volume penotolan 10 µL.

Gambar 22. Kontrol positif amoksisilin. (A) Volume penotolan 5 µL; (B) volume

penotolan 7,5 µL; (C) volume penotolan 10 µL

(A) (B) (C)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

81

3. Aktivitas UV protection pada isolat

Hasil isolasi dari ekstrak rimpang kunyit dilakukan uji UV protection

dengan metode inhibiton of bleaching of -carotene dalam rangka untuk

mengetahui isolat yang memiliki aktivitas UV protection. Masing – masing isolat

ditotolkan dengan mass loading 10 µg, 20 µg, dan 30 µg dengan tujuan untuk

mengetahui mass loading minimum yang memiliki aktivitas UV protection.

Tabel V. Hasil aktivitas UV protection pada isolat

Keterangan t

(mnt)

Ekstrak

(47 µg)

Isolat 1 Isolat 2

10

µg

20

µg

30

µg

10

µg

20

µg

30

µg

h = 50 cm

max = 13,81 lux

min =13,74 lux

Rata – rata = 13,775

lux

Rf = 0,74 - 0,78

9 + - - - - - -

12 ++ - + + - + +

15 ++ - + + + + ++

Keterangan : - = Tidak ada aktivitas, + = Aktivitas lemah, ++ = Aktivitas sedang.

Hasil kedua isolat berdasarkan tabel V menunjukkan bahwa isolat kedua

lebih poten sebagai UV protector dibandingkan isolat pertama karena dengan

mass loading 10 µg pada menit ke – 15 sudah mampu menghambat pemudaran

warna -carotene. Isolat kedua dengan mass loading 30 µg juga sudah memiliki

aktivitas sebagai UV protector setara dengan ekstrak (mass loading 47 µg) pada

menit ke – 15. Isolat pertama menunjukkan aktivitas UV protection yang sangat

lemah karena warna bercak yang timbul berbeda tipis dengan warna latar lempeng

KLT. Akan tetapi aktivitas UV protection pada isolat kedua lebih lemah

dibandingkan ekstrak karena ekstrak sudah mulai menunjukkan aktivitas UV

protection pada menit ke – 9. Hal ini terjadi dikarenakan adanya kemungkinan

bahwa kedua isolat baru dapat memiliki aktivitas UV protection apabila menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

82

satu – kesatuan seperti hasil uji aktivitas UV protection yang ditunjukkan pada

ekstrak dengan mass loading 47 µg.

Aktivitas UV protection yang dimiliki oleh ekstrak pada metode ini lebih

lemah dibandingkan dengan metode inhibiton of bleaching of -carotene yang

didapatkan sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena volume penotolan yang

berbeda. Pada tahap sebelumnya volume penotolan lebih banyak karena penotolan

dilakukan dengan mikrokapiler sedangkan pada uji ini volume penotolan terukur

yaitu 10 µL. Volume penotolan yang berbeda tersebut mengakibatkan mass

loading yang terkandung menjadi berbeda pula. Oleh sebab itu, daya UV

protection dengan volume penotolan 10 µL hanya terlihat berbeda sedikit

dibandingkan dengan warna latar lempeng KLT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

83

H. Identifikasi Isolat Aktif

Tabel VI. Identifikasi golongan senyawa pada isolat

Isolat Deteksi pada UV

Deteksi dengan reagen

Interpretasi

Hasil AlCl3 FeCl3 Dragendorff Sitroborat Vanilin

Sulfat 254 nm 366 nm

1

Rf = 0,74 – 0,78 Meredam

Berpendar

biru - - - -

+ (ungu

gelap) Terpenoid

2

Rf = 0,74 – 0,78 Meredam - - - - -

+ (Ungu

gelap) Terpenoid

Keterangan : - = tidak terjadi perubahan, + = adanya perubahan

Tabel VII. Aktivitas Isolat

Isolat

Aktivitas

Penangkap radikal

bebas UV protection Antibakteri

1 + + -

2 +++ ++ + Keterangan : - = tidak memiliki aktivitas, + = aktivitas lemah, ++ = aktivitas

sedang, +++ = aktivitas kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

84

Hasil isolat yang diperoleh keduanya adalah golongan senyawa

terpenoid. Kedua isolat tersebut memiliki kisaran nilai Rf yang sama yaitu 0,74 –

0,78 dengan sistem fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v).

Isolat pertama aktif sebagai penangkap radikal bebas dan UV protection

tetapi tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus yang merupakan

bakteri Gram positif, sedangkan isolat kedua aktif sebagai penangkap radikal

bebas, UV protection, dan antibakteri. Isolat kedua lebih poten dibandingkan

isolat pertama.

Hal ini tidak berarti bahwa kurkuminoid yaitu bisdemetoksi kurkumin,

demetoksi kurkumin, dan kurkumin yang terkandung pada ekstrak rimpang kunyit

tidak memiliki aktivitas. Aktivitas kurkuminoid sebagai penangkap radikal bebas,

UV protection, dan antibakteri tidak dilakukan dalam penelitian ini karena

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa aktif yang terkandung

pada ekstrak rimpang kunyit selain kurkuminoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ekstrak rimpang kunyit memiliki aktivitas penangkap radikal bebas,

antibakteri, dan UV protection.

2. Isolat pertama memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan UV protection,

sedangkan isolat kedua memiliki aktivitas penangkap radikal bebas, UV

protection, dan antibakteri. Kedua isolat merupakan golongan senyawa

terpenoid.

B. Saran

1. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan uji aktivitas penangkap radikal bebas,

antibakteri, dan UV protection secara kuantitatif pada masing – masing isolat.

2. Perlu dilakukan elusidasi struktur pada kedua isolat hasil kromatografi kolom

dengan metode elusi step – gradient chromatography menggunakan fase gerak

n-heksan : kloroform (75 : 25 v/v) dan n-heksan : kloroform (50 : 50 v/v).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

86

DAFTAR PUSTAKA

Alam, G., Mufidah, Massi, N., Kurnia, F. R. T., Rahim, A., Usmar, 2012,

Skrining Komponen Kimia dan Uji Aktivitas Mukolitik Ekstrak Rimpang

Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Mukosa Usus Sapi Secara

in Vitro, Majalah Farmasi dan Farmakologi, 16 (3), 123 – 126.

Azizah, B., Salamah, N., 2013, Standarisasi Parameter non Spesifik dan

Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak Terpurifikasi

Rimpang Kunyit, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 3 (1), 21 – 30.

Balakrishnan, K.P., dan Narayanaswamy, N., 2011, Botanicals as Sunscreens:

Their Role in the Prevention of Photoaging and Skin Cancer,

International Journal of Research in Cosmetic Science, 1 (1), 1- 12.

Bergeron, C., Carrier, D. J., Ramaswamy, S., (Eds.), 2012, Biorefinery Co –

Products: Phytochemicals, Primary Metabolites, and Value – Added

Biomass Processing, John Wiley & Sons, Ltd., United Kingdom, pp.

264.

Cespedes, C. L., Morales, M. V, Avila, J. G., Hafidi, M. E., Alarcon, J.,dan

Lopez, O. P., 2009, Phytochemical Profile and the Antioxidant Activity

of Chilean Wild Black – berry Fruits, Aristotelia chilensis (Mol) Stuntz

(Elaeocarpaceae), Food Chemistry, 119 (2010), 886 – 885.

Chhetri, H.P, Yogol, N.S., Sherchan J., Anupa, K.C., Mansoor, S., Thapa, P.,

2008, Phytochemical and Antimicrobial Evaluations of Some Medicinal

Plants of Nepal, Kathmandu University Journal of Science, Engineering,

and Technology, 1 (5), 49 – 54.

Choi, H.Y., 2009, Antioxidant Activity of Curcuma longa L., Novel Foodstuff,

Mol. Cell. Toxicol, 5 (3), 237 – 242.

Choma, I.M., dan Grzelak, E.M., 2010, Bioautography Detection in Thin – Layer

Chromatography, Journal of Chromatography A, 1218 (19), 2684 –

2691.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, pp. 10 – 13.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989, Materia Medika Indonesia,

jilid V, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, pp.

20.

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen,

2010, Acuan Sediaan Herbal, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia, pp. 7.

Ganpati, K. S., Bhaurao, S. S., Iranna, K. K., Dilip, C. R., Nilkanth, Y. P., 2011,

Comparative Studies on Curcumin Content in Fresh and Stored Samples

of Turmeric Rhizomes, IRJP, 2 (4), 127 – 129.

Garcia, E.J., Oldoni, T.L.C., Alencar, S.M., Reis, A., Loguercio, A.D., dan

Grande, R.H.M., 2012, Antioxidant Activity by DPPH Assay of Potential

Solutions to be Applied on Bleached Teeth, Braz Dent J, 23 (1), 22 – 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

87

Gillespie, S., 1994, Medical Microbiology Illustrated, Butterworth – Heinemann

Ltd., London, pp. 238.

Hajnos, M. W., Sherma, J., Kowalska, T., (Eds.), 2008, Thin Layer

Chromatography in Phytochemistry, CRC Press, U.S., pp. 5 – 8.

Harmita, Radji, M., 2006, Buku Ajar Analisis Hayati, Ed. 3., Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 2.

Helen, M. P. A., Prinitha, Sree, J. S., Abisha, M. S. M., Jacob, A., 2012,

Phytochemical Characterization and Antimicrobial Activity of Oil and

Solvent Extracts of Curcuma longa, RJPBCS, 3 (3), 49 – 55.

Hostettmann, K., Marston, A., Hostettmann, M., 1997, Preparative

Chromatography Techniques: Applications in Natural Product Isolation,

Sprnger, Germany, pp. 33 – 35.

Hurtubise, R. J., 2010, Encyclopedia of Chromatography, Taylor and Francis,

New York, pp. 10.

Jawetz, E., Melnick, J. L., dan Adelberg, E., 2005, Mikrobiologi Kedokteran,

Salemba Medika, Jakarta, pp. 20, 21.

Jorgensen, J. H., Ferraro, M. J., 2009, Antimicrobial Susceptibility Testing: a

Review of General Principles and Contemporary Practices, Medical

Microbiology, 49 (1), 1749 – 1755.

Jork, H., Funk, W., Fischer, W., Wimmer, H., 1990, Thin – Layer

Chromatography : Reagents and Detection Methods, VCH, Germany,

pp. 147 – 148.

Kareru, P. G., Keriko, J. M., Kenji, G. M., Thiong’o, G. T., Gachanja, A. N.,

Mukiira, H. N., 2010, Antimicrobial Activities of Skincare Preparations

from Plant Extract, Afr. J. Trad. CAM¸ 7 (3), 214 – 218.

Kedare, S. B., Singh, R. P., 2011, Genesis and Development of DPPH Method of

Antioxidant Assay, J. Food Sci. Technol., 48 (4), 412 – 422.

Komsta, L., Hajnos, M. W., Sherma, J., (Eds.), 2014, Thin Layer Chromatography

in Drug Analysis, CRC Press, U. S., pp. 218.

Kuntorini, E.M., Astuti, M.D., dan Miliana, N., 2011, Struktur Anatomi dan

Kerapatan Sel Sekresi serta Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dari

Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Asal Kecamatan

Pengaron Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, Bioscientiae, 8 (1), 28 –

37.

Latha, M.S., Martis, J., Shobha, V., Shinde, R. S., Bangera, S., Krishnankutty, B.,

et al., 2013, Sunscreening Agents, JCAD, 6 (1), 16 – 26.

Lodhia, M. H., Bhatt, K. R., Thaker, V. S., 2009, Antibacterial Activity of

Essential Oils from Palmarosa, Evening Primerose, Lavender, and

Tuberose, Indian J. Pharm. Sci., 71 (2), 134 -136.

Mahon, C. R., Lehman, D. C., Manuselis, G., 2011, Textbook of Diagnostic

Microbiology, Saunders Company, USA, pp. 281.

Marliana, E., 2007, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Batang

Spatholobus ferrugineus (Zoll & Moritzi) Benth yang Berfungsi sebagai

Antioksidan, Jurnal Penelitian MIPA, 1 (1), 23 – 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

88

Marston, A., 2011, Thin – Layer Chromatography with Biological Detection in

Phytochemistry, Journal of Chromatography A, 1218 (2011), 2676 –

2683.

Nahak, G., Sahu, R. K., 2011, Evaluation of Antioxidant Activity in Ethanolic

Extracts of Five Curcuma Species, IRJP, 2 (12), 243 – 248.

Naz, S., Jabeen, S., Ilyas, S., Manzoor, F., Aslam, F., Ali, A., 2010, Antibacterial

Activity of Curcuma longa Varieties Against Different Strains of

Bacteria, Pak. J. Bot., 42 (1), 455 – 462.

Nugroho, A. E., 2012, Farmakologi: Obat – Obat Penting dalam Pembelajaran

Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp.

192, 193.

O’Neil, M. J., 2001, The Merck Index – an Encyclopedia of Chemicals, Drugs,

and Biologicals, (Ed.), 13th ed, Whitehouse Station, NJ: Merck and Co.,

Inc., U. S. A., pp. 313.

Pangkalan Ide, 2011, Health Secret of Tumeric (Kunyit), PT Elex Media

Komputindo, Jakarta, pp. 8.

Petkovsek, Z., Elersic, K., Gubina, M., Bertok, D. Z., Erjavec, M. S., 2009,

Virulence Potential of Escherichia coli Isolates from Skin and Soft

Tissue Infections, J. Clin. Microbiol, 47 (6), 1811 – 1817.

Pundir, R.K., dan Jain, P., 2010, Comparative Studies on the Antimicrobial

Activity of Black Pepper (Piper nigrum) and Turmeric (Curcuma Longa)

Extracts, IJABPT, 1 (2), 492 – 501.

Rastuti, U., 2012, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kalba (Albizia

falcataria) dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) dan

identifikasi Senyawa Metabolit Sekundernya, Molekul, 7 (1), 33 – 42.

Rathaur, P., Raja, W., Ramteke P.W., John, S. A., 2012, Turmeric: the Golden

Spice of Life, IJSPR, 3 (7), 1987 – 1994.

Revathy, S., Elumalai, S., Benny, M., Antony, B., 2011, Isolation, Purification,

and Identification of Curcuminoids from Turmeric (Curcuma longa L.)

by Column Chromatography, JES, 2 (7), 21 – 25.

Robinson, Y., 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB,

Bandung, pp. 209.

Rohyami, Y., 2008, Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol

Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl),

Logika, 5 (1), 1-8.

Sarkar, F. H., 2012, Nutraceuticals and Cancer, (Ed.), Springer, New York, pp.

262.

Sarker, S. D., Latif , Z., Gray, A. I., (Eds.), 2006, Natural Product Isolation,

Humana Press Inc., New Jersey, pp. 33.

Sherma, J., Fried, B., (Eds.), 2003, Handbook of Thin Layer Chromatography, 3rd

ed., Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 793.

Singh, R., Chandra, R., Bose, M., dan Luthra, P.M., 2002, Antibacterial Activity

of Curcuma longa Rhizome Extract on Phatogenic Bacteria, Current

Science, 83 (6), 737 – 740.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

89

Sudirman, L. I., 2005, Deteksi Senyawa Antimikroba yang Diisolasi dari

Beberapa Lentinus Tropis dengan Metode Bioautogafi, Hayati, 12 (2), 67

– 72.

Suleiman, M. M., McGaw, L. J., Naidoo, V., Eloff, J. N., 2010, Detection of

Antimicrobial Compounds by Bioautography of Different Extracts of

Leaves of Selected South African Tree Species, Afr. J. Trad. CAM, 7 (1),

64 – 78.

Taganna, J. C., Quanico, J. P., Perono, R. M. G., Amor, E. C., Rivera, W. L.,

2011, Tannin – rich Fraction from Terminalia catappa Inhibits Quorum

Sensing (QS) in Chromobacterium violaceum and the QS – Controlled

Biofilm Maturation and LasA Staphylolytic Activity in Pseudomona

aeruginosa, Journal of Ethnopharmacology, 134 (2011), 865 – 871.

Tan, H., Reed, M., Gahm, K. H., King, T., Seran, M. D., Bostick, T., et al., 2008,

An Integrated High – Throughput Screening Approach for Purification of

Solid Organic Compounds by Trituration and Crystallization in Solvents,

Org. Process Res. Dev., 12 (1), 58 – 65.

Tarigan, J. Br., Zuhra, C. F., Sihotang, H., 2008, Skrining Fitokimia Tumbuhan

yang Digunakan oleh Pedagang Jamu Gendong untuk Merawat Kulit

Wajah di Kecamatan Medan Baru, Jurnal Biologi Sumatera, 3 (1), 1 – 6.

Thomas, A. N. S., 1989, Tanaman Obat Tradisional, Kanisius, Yogyakarta, pp.

33 – 34.

Tilak, J.C., Banerjee, M., Mohan, H., Devasagayam, T.P., 2004, Antioxidant

Availability of Turmeric in Relation to its Medicinal and Culinary Uses,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15551376, diakses tanggal 8

Februari 2014.

Tini, N., Amri, K., 2002, Mengebunkan Jati Unggul Pilihan Investasi Prospektif,

PT. Agromedia Pustaka, Jakarta, pp. 17 – 18.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., Kaur, H., 2011, Phytochemical

Screening and Extraction : a Review, IPS, 1 (1), 98 – 106.

Tjay, T. H., Rahardja, K., 2007, Obat – Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan

Efek – Efek Sampingnya, edisi keenam, PT. Elex Media Komputindo,

Jakarta, pp. 57, 58.

Tringali, C., 2001, Bioactive Compounds from Natural Sources: Isolation,

Characterisation and Biological Properties, (Ed.), Taylor & Francis Inc.,

New York, pp.339, 341.

Tungriani, D.A., Karim, A., Seniwati, A., 2012, Analisis Kandungan -Karoten

dan Vitamin C pada berbagai Varitetas Talas (Colocasia esculenta),

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2845/Jurnal%2

0Defi%20Angelin%20Tungriani%20(H311%2008%20259).pdf?sequenc

e=1, diakses tanggal 9 Februari 2014.

Ueno, H., Yamakura, S., Arastoo, R. S., Oshima, T., Kokubo, K., 2014,

Systematic Evaluation and Mechanistic Investigation of Antioxidant

Activity of Fullerenols Using β – Carotene Bleaching Assay, Journal of

Nanomaterials, 2014 (2014), 1 – 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

90

United States Department of Agriculture, Plant Database,

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=CULO#, diakses tanggal 9

Februari 2014.

Utami, P., 2012, Antibiotik Alami untuk Mengatasi Aneka Penyakit, PT. Agro

Media Pustaka, Jakarta Selatan, pp. 8, 30 – 31.

Vasanthakumari, R., 2009, Practical Microbiology, BI Publications Pvt Ltd., New

Delhi, pp. 60.

Wagner, H., Bladt, S., 1984, Plant Drug Analysis a Thin Layer Chromatography

Atlas, Springer, Verlag Berlin Heidelberg, pp. 164.

Warnaini, C., 2013, Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit sebagai Antibakteri terhadap

Pertummbuhan Bakteri Bacillus sp. dan Shigella dysentriae secara in

vitro,http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2013/12/PUSTAKA_UNPAD_UJI_EFEKTIVITAS_EK

STRAK_KUNYIT.pdf, diakses tanggal 6 Mei 2014.

Wu, S., Liang, J., Berthod, A., 2012, Comparing Two Models of Gradient Elution

in Counter – Current Chromatography, J. Chromatogr. A., 1274 (2013),

77 – 81.

Zala, S. P., Patel, K. P., Patel, K. S., Parmar, J. P., Sen, D. J., 2012, Laboratory

Techniques of Purification and Isolation, IJDDR, 4 (2), 41 – 55.

Zengin, H., Baysal, A. H., 2014, Antibacterial and Antioxidant Activity of

Essential Oil Terpenes against Pathogenic and Spoilage – Forming

Bacteria and Cell Structure – Activity Relationship Evaluated by SEM

Microscopy, Molecules, 19, 17773 – 177798.

Zhai, H., Wilhelm, K. P., Maibach, H. I., (Eds.), 2008, Dermatotoxicology, 7th

ed., CRC Press, U.S., pp. 601.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

91

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat determinasi rimpang kunyit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

93

Lampiran 2. Sertifikat hasil uji bakteri E. coli dan S. aureus

a. Sertifikat hasil uji bakteri E. coli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

94

b. Sertifikat hasil uji bakteri S. aureus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

95

Lampiran 3. Foto simplisia kering rimpang kunyit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

96

Lampiran 4. Perhitungan susut pengeringan simplisia rimpang kunyit

a. Penetapan bobot tetap cawan petri kosong pada suhu 105

t (menit) Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)

0 29,613 29,597 44,751

30 29,611 29,596 44,747

60 29,611 29,596 44,747

b. Penimbangan cawan petri dan simplisia

Replikasi 1

(gram)

Replikasi 2

(gram)

Replikasi 3

(gram)

Cawan kosong 29,611 29,596 44,747

Cawan + isi 30,669 30,587 45,811

Isi 1,058 0,991 1,064

c. Susut pengeringan simplisia pada suhu 105

Menit

ke -

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)

Cawan

Petri + Isi

Bobot

Isi

Cawan

Petri + Isi

Bobot

Isi

Cawan

Petri + Isi

Bobot

Isi

30 30,577 0,966 30,491 0,895 45,715 0,968

60 30,565 0,954 30,482 0,886 45,705 0,958

90 30,560 0,949 30,476 0,880 45,696 0,949

120 30,558 0,947 30,477 0,881 45,697 0,950

d. Hasil susut pengeringan

1) Hasil susut pengeringan replikasi 1

30 menit =

60 menit =

90 menit =

120 menit =

2) Hasil susut pengeringan replikasi 2

30 menit =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

97

60 menit =

90 menit =

120 menit =

3) Hasil susut pengeringan replikasi 3

30 menit =

60 menit =

90 menit =

120 menit =

Rata – rata nilai persentase susut pengeringan pada simplisia rimpang kunyit

=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

98

Lampiran 5. Perhitungan rendemen ekstrak rimpang kunyit

Bobot wadah kosong 193,3 gram

Bobot wadah + ekstrak etanolik rimpang kunyit 328,7 gram

Bobot ekstrak rimpang kunyit 135,4 gram

Bobot simplisia rimpang kunyit yang digunakan = 919,7 gram

Perhitungan rendemen =

x 100% =

=

= 14,72%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

99

Lampiran 6. Susut pengeringan ekstrak

a. Penetapan bobot tetap cawan petri kosong pada suhu 105

t (menit) Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)

0 40,089 36,300 37,007

30 40,080 36,294 37,001

60 40,080 36,294 37,000

b. Penimbangan cawan petri dan isi

Replikasi 1

(gram)

Replikasi 2

(gram)

Replikasi 3

(gram)

Cawan kosong 40,080 36,294 37,000

Cawan + zat 40,572 36,807 37,517

Cawan + zat + silika 41,079 37,297 38,040

Isi 0,999 1,003 1,040

c. Susut pengeringan ekstrak rimpang kunyit pada suhu 105

Menit

ke -

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)

Cawan

Petri + Isi Isi

Cawan

Petri + Isi Isi

Cawan

Petri + Isi Isi

30 41,044 0,964 37,257 0,963 38,001 1,001

60 41,037 0,957 37,247 0,953 37,991 0,991

90 41,029 0,949 37,238 0,944 37,980 0,980

120 41,024 0,944 37,228 0,934 37,970 0,970

150 41,017 0,937 37,219 0,925 37,961 0,961

180 41,012 0,932 37,211 0,917 37,950 0,950

210 41,007 0,927 37,204 0,910 37,941 0,941

240 41,003 0,923 37,200 0,906 37,935 0,935

270 41,000 0,920 37,196 0,902 37,931 0,931

300 40,996 0,916 37,192 0,898 37,929 0,929

330 40,993 0,913 37,190 0,896 37,928 0,928

360 40,991 0,911 37,189 0,895 37,928 0,928

d. Hasil susut pengeringan

1) Hasil susut pengeringan replikasi 1

Setelah 2 jam =

Setelah 4 jam =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

100

Setelah 6 jam =

2) Hasil susut pengeringan replikasi 2

Setelah 2 jam =

Setelah 4 jam =

Setelah 6 jam =

3) Hasil susut pengeringan replikasi 3

Setelah 2 jam =

Setelah 4 jam =

Setelah 6 jam =

Rata – rata nilai persentase susut pengeringan pada ekstrak =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

101

Lampiran 7. Optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis

a. Preparasi sampel

Berat ekstrak kunyit = 0,0053 gram

Konsentrasi ekstrak kunyit dalam etanol =

5,3 mg/ mL

b. Optimasi fase gerak

1) Fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air (100 : 11 : 11 :

20 v/v)

Visual UV 254 nm UV 366 nm

2) Fase gerak kloroform : metanol (7 : 3 v/v)

Visual UV 254 nm UV 366 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

102

3) Fase gerak n-heksan : etil asetat (2 : 3 v/v)

Visual UV 254 nm UV 366 nm

4) Fase gerak kloroform : metanol (9 : 1 v/v)

Visual UV 254 nm UV 366 nm

5) Fase gerak kloroform : metanol (95 : 5 v/v)

Visual UV 254 nm UV 366 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

103

Lampiran 8. Isolasi senyawa

a. Triturasi

1) Penyiapan sampel

Bobot wadah kosong 149,647 gram

Bobot wadah + ekstrak kental rimpang kunyit 154,677 gram

Bobot wadah + ekstrak + sea sand 159,724 gram

Bobot wadah + sisa 149,946 gram

Bobot ekstrak + sea sand 9,778 gram

2) Hasil triturasi n-heksan

Bobot cawan kosong 61,530 gram

Bobot cawan + isi 62,348 gram

Bobot isi 0,818 gram

Rendemen =

3) Hasil triturasi kloroform: metanol (95:5 v/v)

Bobot cawan kosong 62,551 gram

Bobot cawan + isi 65,127 gram

Bobot isi 2,576 gram

Rendemen =

4) Hasil perbandingan KLT ekstrak dan hasil triturasi

a) Penimbangan

(1) Ekstrak kental

Bobot ekstrak = 0,0023 gram = 2,3 mg

Konsentrasi larutan =

= 4,6 mg/ mL

(2) Hasil triturasi n-heksan

Bobot hasil triturasi n-heksan = 0,0027 gram = 2,7 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

104

Konsentrasi larutan =

= 5,4 mg/ mL

(3) Hasil triturasi kloroform : metanol (95:5 v/v)

Bobot hasil triturasi kloroform : metanol (95:5 v/v) = 0,0024 gram =

2,4 mg

Konsentrasi larutan =

= 4,8 mg/ mL

b) Nilai Rf hasil triturasi

Bercak

pertama

Bercak

kedua

Bercak

ketiga

Bercak

keempat

Visual

Ekstrak 0,22 –

0,28

0,34 –

0,38

0,48 –

0,56 -

Hasil triturasi n-

heksan - - - -

Hasil triturasi

klo:met (95:5 v/v)

0,22 –

0,28

0,34 –

0,38

0,48 –

0,56 -

UV

254 nm

Ekstrak 0,22 –

0,28

0,34 –

0,38

0,48 –

0,56

0,74 –

0,78

Hasil triturasi n-

heksan - - -

0,74 –

0,78

Hasil triturasi

klo:met (95:5 v/v)

0,22 –

0,28

0,34 –

0,38

0,48 –

0,56

0,74 –

0,78

UV

366 nm

Ekstrak 0,22 –

0,28

0,34 –

0,38

0,48 –

0,56 -

Hasil triturasi n-

heksan

0,22 –

0,28 - - -

Hasil triturasi

klo:met (95:5 v/v)

0,22 –

0,28

0,34 –

0,38

0,48 –

0,56 -

b. Kromatografi kolom

1) Optimasi pelarut yang akan digunakan

a) Penimbangan hasil triturasi n-heksan

Bobot hasil triturasi n-heksan = 0,0026 gram = 2,6 mg

Konsentrasi larutan =

5,2 mg/ mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

105

b) Profil KLT

Visual

Keterangan :

A. Fase gerak yang digunakan n-heksan : kloroform (50:50 v/v)

B. Fase gerak yang digunakan n-heksan : kloroforom (25:75 v/v)

C. Fase gerak yang digunakan kloroform

D. Fase gerak yang digunakan kloroform : metanol (98:2 v/v)

2) Penimbangan sampel untuk kromatografi kolom

Bobot wadah kosong 149,6606 gram

Bobot wadah + isi 149,9577 gram

Bobot isi 0,2971 gram

Bobot silika = 0,2960 = 296 mg

3) Profil KLT hasil kromatografi kolom

a) Profil KLT hasil kromatografi kolom putaran pertama

Profil KLT putaran pertama

A B C D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

106

b) Profil KLT hasil kromatografi kolom putaran kedua

Profil KLT putaran kedua

4) Perhitungan rendemen hasil kromatografi kolom

a) Isolat 1

Bobot flakon kosong 17,9851 gram

Bobot flakon + isi 18,1263 gram

Bobot isi 0,1412 gram

Rendemen =

b) Isolat 2

Bobot flakon kosong 18,2759 gram

Bobot flakon + isi 18,2926 gram

Bobot isi 0,0173 gram

Rendemen =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

107

Lampiran 9. Identifikasi golongan senyawa dengan reagen semprot pada

isolat

1) Deteksi secara fisik

UV 254 nm

UV 366 nm

2) Deteksi golongan senyawa dengan reagen semprot

Reagen AlCl3 Reagen FeCl3

Isolat 1 Isolat 2

Isolat 1 Isolat 2

A B

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

108

Reagen Dragendorff Reagen vanilin sulfat

Keterangan:

A. Isolat 1

B. Isolat 2

A B

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

109

Lampiran 10. Uji kualitatif penangkap radikal bebas, UV protection, dan

antibakteri

a. Uji kualitatif penangkap radikal bebas

1) Penimbangan ekstrak kunyit

Bobot ekstrak kunyit = 0,0047 gram

Konsentrasi ekstrak kunyit dalam etanol = =

4,7 mg/ mL

2) Uji kualitatif penangkap radikal bebas pada ekstrak kental

Nilai Rf Standar

Kurkumin

Ekstrak kunyit

6 totolan 8 totolan

0,22 – 0,28

0,34 – 0,38

0,48 – 0,56

0,74 – 0,78 + +++ Keterangan : (+) Daya aktivitas lemah. (+++)Daya aktivitas kuat.

3) Uji kualitatif antioksidan pada isolat

Setelah disemprot DPPH

5 jam setelah disemprot DPPH

K A B C K D E F

E F D K K A B C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

110

Keterangan:

K. Ekstrak kunyit dengan volume penotolan 10 µL (mass loading = 47 µg)

A. Isolat 1 dengan volume penotolan 10 µL (mass loading = 10 µg)

B. Isolat 1 dengan volume penotolan 20 µL (mass loading = 20 µg)

C. Isolat 1 dengan volume penotolan 30 µL (mass loading = 30 µg)

D. Isolat 2 dengan volume penotolan 10 µL (mass loading = 10 µg)

E. Isolat 2 dengan volume penotolan 20 µL (mass loading = 20 µg)

F. Isolat 2 dengan volume penotolan 30 µL (mass loading = 30 µg)

b. Uji kualitatif UV protection

1) Penimbangan bahan

a) Penimbangan -carotene

Bobot -carotene = 0,0042 gram

Konsentrasi -carotene =

= 0,0525 mg/ mL

b) Penimbangan ekstrak kunyit

Bobot ekstrak kunyit = 0,0047 gram

Konsentrasi ekstrak kunyit dalam etanol = =

4,7 mg/ mL

2) Indikator warna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

111

3) Optimasi intensitas cahaya

Ket. t

(menit)

Replikasi ke –

(indikator ke - ) Rata -

rata SD

1 2 3 4 5

h = 100 cm

max = 5,97 lux

min = 5,82 lux

Rata – rata =

5,895 lux

0 6 6 6 6 6 6 0,00

1 5 3 3 3 3 3,4 0,89

3 3 3 2 2 3 2,6 0,55

6 3 2 2 2 2 2,2 0,45

9 2 2 2 2 2 2 0,00

12 2 2 2 2 2 2 0,00

15 2 2 1 1 1 1,4 0,55

h = 50 cm

max= 15,14 lux

min = 14,88 lux

Rata – rata =

15,01 lux

0 6 6 6 6 6 6 0,00

1 3 2 2 3 2 2,4 0,55

3 2 2 2 2 2 2 0,00

6 2 1 2 1 2 1,6 0,55

9 2 1 1 1 1 1,2 0,45

12 1 1 1 1 1 1 0,00

15 1 1 1 1 1 1 0,00

h = 35 cm

max= 30,96 lux

min = 30,00 lux

Rata – rata =

30,48 lux

0 6 6 6 6 6 6 0,00

1 2 2 1 2 1 1,6 0,55

3 1 1 1 1 1 1 0,00

6 0 0 0 0 0 0 0,00

9 0 0 0 0 0 0 0,00

12 0 0 0 0 0 0 0,00

15 0 0 0 0 0 0 0,00

4) Uji aktivitas UV protection pada ekstrak kunyit

Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 4 Rep 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

112

5) Uji aktivitas UV protection pada isolat

Isolat 1 Isolat 2

Keterangan:

K. Ekstrak kunyit dengan volume penotolan 10 µL (mass loading = 47

µg)

A. Isolat dengan volume penotolan 10 µL (mass loading = 10 µg)

B. Isolat dengan volume penotolan 20 µL (mass loading = 20 µg)

C. Isolat dengan volume penotolan 30 µL (mass loading = 30 µg)

c. Uji kualitatif antibakteri

1) Penimbangan bahan

a) Ekstrak kental kunyit

Bobot ekstrak kental kunyit = 0,0047 gram

Konsentrasi ekstrak kunyit dalam etanol =

4,7 mg/ mL

b) Amoksisilin

Bobot amoksisilin = 0,0051 gram

Konsentrasi amoksisilin dalam aquadest =

= 5,1 mg/mL

E A B A C C B E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

113

2) Hasil pengamatan bioautografi kontak ekstrak kunyit terhadap E. coli dan S.

aureus

Aktivitas antibakteri ekstrak kunyit terhadap E. coli

Aktivitas antibakteri ekstrak kunyit terhadap S. aureus

Keterangan :

A. Ekstrak kunyit dengan volume penotolan 15 µL (mass loading = 75

µg)

B. Ekstrak kunyit dengan volume penotolan 20 µL (mass loading = 100

µg)

C. Ekstrak kunyit dengan volume penotolan 30 µL (mass loading = 150

µg)

A

A B

B C

C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

114

3) Hasil pengamatan uji daya antibakteri isolat terhadap S. aureus dengan

metode Kirby – Bauer

A B

C D

Keterangan :

A. Isolat pertama dengan volume penotolan 50 µL (mass loading = 50 µg)

B. Isolat pertama dengan volume penotolan 100 µL (mass loading = 100 µg)

C. Isolat kedua dengan volume penotolan 50 µL (mass loading = 50 µg)

D. Isolat kedua dengan volume penotolan 100 µL (mass loading = 100 µg)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Susut pengeringan simplisia ... menyebutkan kandungan pada kunyit adalah kurkuminoid yang memiliki aktivitas terapetik yang luas,

115

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Isolasi dan

Identifikasi Golongan Senyawa Aktif Penangkap

Radikal Bebas, Antibakteri, dan UV Protection Ekstrak

Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.)” memiliki nama

lengkap Elyn Prameswari. Penulis lahir di Bogor pada

tanggal 7 September 1993 sebagai putri ketiga dari tiga

bersaudara pasangan Wasi Tedjo Radjatmo dan Ignatia

Sukarti. Pendidikan Formal yang pernah ditempuh

penulis adalah TK Sandhy Putra Balikpapan (1997 –

1999), SD St. Aloysius Semarang (1999 – 2005), SMP

Maria Mediatrix Semarang (2005 – 2008), SMA Kolese

Loyola Semarang (2008 – 2011), dan kemudian

melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011.

Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, penulis aktif dalam beberapa kegiatan diantaranya: bendahara Dewan

Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi (2013 – 2014), ketua Komisi Pemilihan

Umum Gubernur BEMF dan Ketua DPMF Farmasi (KPU 2013), sekretaris

TITRASI (2013), sekretaris Donor Darah JMKI “We are One in Blood Donation

(2012), anggota UKF basket (2011 – 2013), dan anggota UKM basket (2011 -

2012).

Penulis juga pernah memenangkan pertandingan basket di antaranya:

Juara II Potensi MIPA Fair UII Se – DIY tahun 2012, juara III Farmasi Cup

(Basketball Competition Fakultas/ Jurusan Kesehatan Se - DIY) tahun 2011, juara

III, Farmasi UGM Cup tahun 2012, dan juara III Pharmacy Performance and

Event Cup tahun 2012. Selain itu, penulis pernah menjadi Asisten Praktikum

untuk matakuliah Bentuk Sediaan Farmasi dan Biokimia pada tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI