plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di asrama...

147
EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN SISWI ASRAMA SMA STELLA DUCE YOGYAKARTA KELAS X HENDAK MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL Skripsi Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh Regina Krisna Santi 109114150 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 18-Nov-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONALFREEDOM TECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKATKECEMASAN SISWI ASRAMA SMA STELLA DUCE

YOGYAKARTA KELAS X HENDAK MENGHADAPI UJIANAKHIR SEMESTER GANJIL

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun olehRegina Krisna Santi

109114150

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

iv

HALAMAN MOTTO

Melakukan sebuah pekerjaan atas dasar cinta. Ketika kamu

mencintai pekerjaanmu maka segala sesuatu yang membuat

kamu sulit akan menjadi mudah, karena kamu bahagia

menjalani pekerjaanmu, itu semua karna cinta.

-R.K.S-

Selesaikan apa yang sudah menjadi pilihanmu.

-R.K.S-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus saya persembahkan

karya ini kepada:

Tuhan Yesus, dan Bunda Maria.

Mama, dan Bapak.

Alm. Simbah Kakung dan Alm. Simbah Putri.

Keempat Kakak Kandung dan Keempat Kakak Ipar.

Keenam Keponakan Kandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

vii

EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOMTECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN SISWI

ASRAMA SMA STELLA DUCE YOGYAKARTA KELAS X HENDAKMENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Studi Pada Mahasiswa PsikologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta

Regina Krisna Santi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Terapi SEFT (Spiritual EmotionalFreedom Technique) untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama Stella DuceYogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan, dengan duakelompok yaitu Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Kedua kelompokmenjalani dua tes yaitu Pretes dan Posttes. Subjek KE dan KK masing-masing berjumlah 35 siswidengan total 70 siswi. Skala yang digunakan dalam penelitian menggunakan Skala Thurstoneuntuk mengukur tingkat penurunan kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian akhirsemester ganjil, rentang skala yang digunakan dari 1 – 7. Skala Kecemasan terdiri dari 36 aitemyang mencakup empat aspek yaitu Fisik, Kognitif, Perilaku, dan Sosial. Uji analisis yangdigunakan adalah statistik parametrik Uji-t Independent Sample Test, dengan level signifikan 0,05.Hasil hipotesis menunjukkan bahwa Pretest KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan (KEdan KK, Uji-t 55,860). Sedangkan hasil hipotesis posttest KE dan KK mengalami perbedaan yangsignifikan (KE = 42,506 dan KK = 50,685). Penurunan yang terjadi pada KK dikarenakan adanyapenyebaran rata-rata variansi yang berbeda, selisih rata-rata KE dan KK sebesar 1,0084, hal inidisebabkan karena adanya pengaruh lain yang mengakibatkan penurunan kecemasan pada KK.Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terapi SEFT kurang efektif dilakukan untukmenurunkan tingkat kecemasan, karena penurunan kecemasan terjadi pada aspek sosial denganhasil nilai p = 0,016 taraf signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakanbahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan, akan tetapi TerapiSEFT mampu digunakan untuk mendukung atau membantu menurunkan tingkat kecemasan.

Kata Kunci : Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), Kecemasan, Siswi, Ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

viii

EFFECTIVENESS OF THERAPY SEFT ( SPIRITUAL EMOTIONAL

FREEDOM TECHNIQUE ) REDUCE ANXIETY LEVEL STUDENT

SENIOR HIGH SCHOOL OF STELLA DUCE DORM YOGYAKARTA

CLASS X ODD SEMESTER FINAL EXAM

Regina Krisna Santi

ABSTRACT

This study aims to test the effectiveness of SEFT (Spiritual Emotional FreedomTechnique) Therapy to reduce the level of anxiety in the student Dormitory Stella DuceYogyakarta.This research was used type of experimental research field, with two groups such asExperimental Group (KE) and Control Group (KK). Both groups underwent two tests, namelyPretest and Posttest. Each of KE and KK subject are 35 females students with a total of 70students. This research was used Thurstone Scale to measure the degree of reduction of anxiety instudents who want to face the end of semester exams, range scale used from 1-7. The Anxiety Scaleconsists of 36 items covering four aspects: Physical, Cognitive, Behavioral, and Social. Analysistest is parametric statistical t-test Independent Sample Test, with a significant level of 0.05. Thehypothesis results showed that the pretest KE and KK no significant difference (KE and KK, t-test55.860). While the hypothesis results of the posttest KE and KK having significant difference (KE= 42.506 and KK = 50.685).The decline in KK due to the spread of means variance of different,the means difference KE and KK at 1.0084, it is due to the presence of other influences that resultin decreased anxiety in KK. In this study it can be concluded that the SEFT Theraphy is less doneeffectively to reduce the level of anxiety, because anxiety decrease occurred in the social aspectwith the result p = 0.016 significant levelk with a mean difference = 2.62857. These results saythat SEFT Therapy is less effective, but SEFT Therapy can be used to support help lower anxietylevels.

Keywords: SEFT Therapy (Spiritual Emotional Freedom Technique), Anxiety, Student, Exam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu

memberikan kemudahan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan segala

pelajaran hidup yang dapat membimbing serta memberikan petunjuk untuk selalu

dekat dengan-Nya. Karya ini memang jauh dari sempurna, namun karya ilmiah ini

dikerjakan dengan sepenuh hati dan dapat terselesaikan berkat bantuan dan doa

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membuat diri saya sebagai manusia yang

berharga dan patut untuk memperjuangkan hasil karya ilmiah ini, serta

memberikan pelajaran hidup yang bermakna.

2. Bapak Dr. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi.

3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi.

4. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi., Psi selaku dosen pembimbing

skripsi atas segala waktu dan dukungannya kepada penulis serta kesabaran

dan pencerahan yang diberikan selama membimbing.

5. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.Psych, dan Ibu P. Henrietta PDADS.,

M.A. selaku dosen pembimbing akademik atas waktu dan dukungannya.

6. Pak Gik, Mas Muji, Mas Gandung, Ibu Nanik, dan Mas Doni atas segala

keramahan dan bantuannya.

7. Sr. Yoswita, dan Sr. Renata selaku Pimpinan Asrama SMA Stella Duce

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xi

8. Seluruh Siswi Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta yang telah bersedia

menjadi subjek penelitian.

9. Para Terapis, dan Asisten Terapis (Ibu Basiro, Mbak Eni, Agista, Vero,

Romana, Nadia, Sandri) serta Ruri dan Resthi yang membantu saya dalam

proses pelaksanaan terapi. Terima kasih banyak.

10. Kedua orangtua saya, Bapak Stephanus Kijo, dan Mama Khatarina

Masrini yang sangat setia menemani semua keluh kesah, mendoakan saya,

memberikan sebuah pelajaran hidup, memberikan dukungan, dan

menyayangi saya dengan tulus hati.

11. Kakak-kakak saya, Mbak Monica, Mbak Agnes, Mas Budi, dan Mas Heri

yang selalu memberikan dukungan dan bantuan.

12. Kakak-kakak ipar saya, Kak Joao, Kak Santo, Kak Ebeth, dan Kak Cita

yang selalu memberikan dukungan.

13. Keponakan-keponakan saya, Miguel, Andro, Deo, Fadhil, Hasna, dan Al

yang selalu memberikan keceriaan ketika Buliknya sedang lelah, tawa dan

candamu membuat Bulik terhibur dan semakin semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14. Mbak Emi selaku Psikolog Asrama Syantikara yang dengan senantiasa

mendengarkan kisah-kisah kehidupan saya, dan selalu memantau

perkembangan skripsi yang saya kerjakan. Selain itu, menyarankan saya

untuk mengambil Terapi SEFT sebagai salah satu metode yang saya

angkat kedalam skripsi ini. Terima kasih Mbak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xii

15. Sr. Benedicta selaku Ibu Pertama saya di Asrama Syantikara, yang

memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi dan memberikan

dukungan dalam doa.

16. Sr. Mariana selaku Ibu Kedua saya di Asrama Syantikara, yang

memberikan dukungan dalam doa.

17. Sr. Mariyati selaku Ibu Ketiga saya di Asrama Syantikara, yang

memberikan dukungan dalam doa.

18. Karyawan Asrama Syantikara yang memberikan saya pelajaran tentang

arti bekerja keras.

19. Teman-teman senasib Asrama Syantikara yang masih merasakan POSMA,

dari POSMA kita belajar tentang arti hidup mandiri, kekeluargaan yang

sangat dekat, dan kesiapan kita dalam menghadapi masalah dalam hidup

ini.

20. Teman, Kakak, dan Adik-adikku di SKK (Romana, Sinta, Ega, Marni, Kak

Die, Kak Jeje, Kak Qnha, Puput, Eli, Merry, Ensi, Nadia, Rani, dan Ayu)

terima kasih atas kenangan sewaktu kita masih di SKK, banyak hal

pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu

dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (Kak Merry, Iin, Nining, Kak Ustyn,

dan Kak Sandri) selaku unit perpindahan saya dari SKK, bertemu dengan

keluarga yang semakin kecil.

21. Teman-teman seperjuangan saya, Kepompong (Novia, Aning, Uli, Mega,

Disti, Martha, dan Sheilla) tetap semangat. Sarjana Psikologi bukan lah

sebuah akhir dari perjalanan hidup kita, KEPOMPONG permulaan kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xiii

yang akan menjadi seorang Sarjana Psikologi, setelah itu kita akan

menjadi seekor KUPU-KUPU yang dapat terbang bebas setinggi langit.

Kejar mimpi kita, percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana terindah

dalam setiap usaha yang kita lakukan.

22. Teman-teman Psikologi 2010 terima kasih untuk dukungan dan

kerjasamanya selama kuliah, khususnya Mahasiswa bimbingan Pak Adi,

semangat terus.

23. Semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuannya.

Terima kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA............................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

ABSTRACT..............................................................................................................viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix

KATA PENGANTAR.............................................................................................. x

DAFTAR ISI.............................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xvii

DAFTAR BAGAN....................................................................................................xviii

DAFTAR DIAGRAM ..............................................................................................xix

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xiv

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................. 10

A. Kecemasan ..................................................................................................... 10

1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 10

2. Aspek-aspek Kecemasan.......................................................................... 12

3. Penyebab Kecemasan............................................................................... 14

4. Dampak Kecemasan................................................................................. 15

B. Siswi Menghadapi Ujian ................................................................................ 17

1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 17

2. Pengertian Ujian....................................................................................... 18

3. Situasi Psikologis Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian ...................... 19

4. Dinamika Situasi yang Mengalami Kecemasan

Saat Hendak Menghadapi Ujian.............................................................. 21

C. Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)............................... 24

1. Pengertian Terapi SEFT........................................................................... 24

2. Konsep Teoritis Terapi SEFT .................................................................. 25

3. Kelebihan dan Kelemahan Terapi SEFT.................................................. 29

4. Cara Penggunaan Terapi SEFT................................................................ 30

5. Kode Etik Terapi SEFT............................................................................ 35

D. Dinamika Hubungan Penurunan Kecemasan

Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ............ 35

E. Hipotesis Penelitian........................................................................................ 44

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 45

A. Jenis Penelitian............................................................................................... 45

B. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................................... 47

C. Definisi Variabel Penelitian ........................................................................... 48

1. Definisi Konseptual.................................................................................. 48

2. Definisi Operasional................................................................................. 48

D. Hipotesa Operasional ..................................................................................... 52

E. Subjek Penelitian............................................................................................ 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xv

F. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 54

1. Skala Kecemasan ..................................................................................... 54

G. Prosedur Penelitian......................................................................................... 56

1. Pretest....................................................................................................... 57

2. Treatment ................................................................................................. 58

3. Posttest ..................................................................................................... 58

H. Desain Eksperimen (Experiment and Control Group:

Control Group Pretest dan Posttest Design) ................................................. 60

1. Kontrol Subjek ......................................................................................... 62

2. Memilih Subjek........................................................................................ 62

3. Pengujian Statistik.................................................................................... 63

I. Analisa Data ................................................................................................... 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 66

A. Persiapan Penelitian ....................................................................................... 66

1. Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 66

2. Uji Validitas dan Relibilitas Alat Ukur .................................................... 70

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................... 74

1. Perijinan Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 74

2. Pengambilan Data Pretes.......................................................................... 76

3. Pemberian Treatment untuk Kelompok Eksperimen .............................. 77

4. Pengambilan Data Posttes ........................................................................ 79

C. Hasil Pengujian Hipotesis. ............................................................................. 80

1. Pretes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................. 80

2. Postes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................. 83

D. Pembahasan.................................................................................................... 92

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................. 97

A. Kesimpulan .................................................................................................... 97

B. Saran .............................................................................................................. 97

1. Bagi Para Terapis ..................................................................................... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xvi

2. Bagi Para Siswi ........................................................................................ 98

3. Bagi Penulis Lain ..................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 99

LAMPIRAN .............................................................................................................103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Blue Print Skala Kecemasan......................................... 56

Tabel 3.2 : Desain Eksperimen ....................................................... 60

Tabel 4.1 : Blue Print Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba .......... 64

Tabel 4.2 : Daftar Nama Sekolah Saat Uji Coba ............................ 69

Tabel 4.3 : Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Uji Coba ........... 70

Tabel 4.4 : Blue Print Skala Kecemasan

Sesudah Penyeleksian Uji Coba..................................... 73

Tabel 4.5 : Statistika Reliabilitas .................................................... 74

Tabel 4.6 : Jadwal Penyusunan Skripsi........................................... 75

Tabel 4.7 : Uji Independent T-Test Pretes Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol................................................. 82

Tabel 4.8 : Uji Independet T-Test Posttes Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol................................................. 85

Tabel 4.9 : Mean Difference ........................................................... 87

Tabel 4.10 : Aspek Pretes KK dan KE.............................................. 88

Tabel 4.11 : Aspek Posttes KK dan KE ........................................... 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Dinamika Kecemasan terhadap Siswa

yang hendak Menghadapi Ujian............................................. 23

Bagan 2.2 : Dinamika Penurunan Kecemasan Siswa yang hendak

Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ..................... 43

Bagan 3.1: Sampel Randomisasi dari Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen............................................................ 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

xix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen ........... 80

Diagram 4.2 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol .................. 81

Diagram 4.3 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Eksperimen .......... 83

Diagram 4.4 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Kontrol................. 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada umumnya ketika menjelang Ujian Nasional, siswa mengalami

perasaan gugup atau cemas, dari perasaan inilah timbul rasa kurang

percaya diri. Kenyataan perasaan gugup dan cemas tidak hanya dialami

ketika siswa menghadapi Ujian Nasional saja, melainkan juga waktu

ujian-ujian sekolah lainnya, misalnya ketika menjelang ujian harian, ujian

akhir sekolah, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester, siswa

merasakan perasaan cemas atau gugup. Devaney (2010) menjelaskan

bahwa kecemasan mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa (dalam

Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren).

Walaupun siswa sudah belajar dari jauh hari dan mempersiapkan diri

semaksimal mungkin untuk menghadapi ujian, ada sesuatu yang

mempengaruhi siswa dalam mengerjakan soal yaitu perasaan cemas atau

gugup yang timbul dari dalam diri, maka siswa mengalami kegagalan

dalam mengerjakan berbagai ujian di sekolah. Dalam Koran Antara News

yang berjudul “Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN”

(Antara News http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percaya-

diri-penyebab-siswa-tidaklulus-un) merupakan kasus yang membenarkan

siswa mengalami gagal akibat tidak percaya diri pada pilihan jawaban

yang ia pilih sewaktu ujian. Prestasi belajar mempunyai arti suatu hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

2

dari kegiatan atau evaluasi belajar siswa yang telah dikerjakan melalui

usahanya sendiri, dan mendapatkan hasil sesuai yang ia raih. Prestasi

memunculkan motivasi agar siswa dapat terus berlatih mengerjakan

latihan soal ujian akhir semester, dengan cara berlatih maka akan

membantu siswa dalam mempersiapkan ujian secara optimal, sehingga

ketika mengerjakan ujian, penurunan rasa cemas yang dimiliki oleh siswa

dapat membuat siswa semakin menghargai usaha sendiri dalam

mengerjakan soal ujian.

Ujian merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada

siswa, guna melihat kualitas hasil belajar siswa, melihat pemahaman

materi yang dikuasai siswa serta melihat perubahan perilaku siswa. Akan

tetapi, beberapa faktor penyebab yang terjadi ketika siswa menghadapi

ujian yaitu siswa menambah jam belajar, mengulang materi pelajaran yang

sudah diberikan oleh guru, dan mempraktikan pelajaran yang sudah

diberikan oleh guru. Akibat yang diterima siswa ketika tidak

mempersiapkan materi secara optimal, akan mengalami kegagalan.

Kegagalan ini berasal dari siswa yang kurang percaya diri sehingga mudah

mengalami kecemasan. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf

sebelumnya bahwa kegagalan siswa menghadapi ujian adalah takut atau

rasa cemas yang berlebihan. Kecemasan yang dimiliki siswa ketika

menghadapi ujian akan berakibat nilai siswa kurang optimal atau bahkan

akan mengalami kegagalan dalam menghadapi ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

3

Menurut Chaplin (2006) diartikan sebagai kegelisahan,

kekhawatiran yang kurang jelas atau tidak mendasar. Selain itu, menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (dalam

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-arnoldusme-

5481-3-babii.pdf ) mengatakan kecemasan sebagai rasa gugup, tegang,

tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang

tidak menyenangkan dalam situasi tertentu. Kecemasan dapat disebabkan

karena kondisi siswa yang menegangkan ketika ujian berlangsung, dan

kurang persiapan materi yang maksimal akan menyebabkan siswa

memperoleh nilai yang kurang optimal dalam ujian. Menurut Freud (dalam

Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang

tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti

perubahan detak jantung dan pernafasan, dengan kata lain kecemasan

adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah

suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai

dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada

sistem syaraf otonom.

Menurut Devaney (dalam Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP

dan Santri Pondok Pesantren) (2010) menjelaskan bahwa kecemasan yang

berlebihan dan tidak mendasar yang disertai oleh reaksi psikologis yang

tidak menyenangkan misalnya kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran

mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa. Berdasarkan penelitian

Devaney, untuk itu penulis merasa penting melakukan penelitian dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

4

hal menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang ujian. Apabila siswa

dikuasai kecemasan, maka efek kecemasan akan terus menjadi kendala

dan siswa tidak bisa meraih prestasi yang mereka harapkan. Ketika

seseorang dapat menurunkan kecemasan untuk melakukan sesuatu hal

yang ingin ia capai atau raih, maka segala usaha yang ada dalam dirinya

akan dilakukannya sesuai dengan usaha yang sudah mereka miliki.

Menurut Gunawan dalam Koran Antara News yang berjudul

“Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN”

(http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percaya-diri-penyebab-

siswa-tidaklulus-un ) menjelaskan bahwa salah satu prestasi siswa kurang

optimal atau gagal dalam menjalankan ujian karena kecemasan yang

berlebihan, untuk itu siswa harus mempersiapkan ujian secara matang

dengan cara belajar bersama dengan teman-teman atau mengulang materi

pelajaran. Untuk itu, penulis merasa bahwa persiapan dan penurunan rasa

cemas keduanya sama-sama dibutuhkan terutama dalam menjelang dan

ketika sedang menghadapi ujian. Hal ini agar siswa menghasilkan nilai

yang optimal, karena apabila siswa kurang mempersiapkan materi yang

akan di ujikan, akan mengalami kegagalan atau hasil yang kurang optimal.

Persiapan membuat siswa merasa percaya diri dengan hasil yang akan

mereka dapatkan. Di saat siswa mengerjakan ujian tentu timbul rasa

kecemasan. Oleh karena itu kecemasan sama pentingnya untuk diteliti

dalam meningkatkan rasa percaya diri, maka kecemasan perlu diatasi.

Dalam hal mengatasi kecemasan, siswa memerlukan suatu penyelesaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

5

masalah guna meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan ujian dan

menurunkan kecemasan. Metode yang dibutuhan salah satunya

menggunakan metode Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique

(SEFT) untuk membantu siswa menurunkan tingkat kecemasan.

Terapi SEFT adalah salah satu metode terapi psikologi untuk

menyembuhkan problem fisik maupun psikis pada diri seseorang dan

menumbuhkan rasa percaya diri, serta harapan (Zainuddin, 2006). Terapi

SEFT dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin seorang Master

of Science (Human Resources Development) di Universitas Teknologi

Malaysia. Salah satu bentuk Terapi SEFT yang pernah digunakaan untuk

menerapi siswa SMA Santa Maria Surabaya menjelang ujian, kasus

tersebut terdapat dalam buku SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique) dengan penulis Ahmad Faiz Zainuddin. Di dalam buku

tersebut terdapat artikel koran Seputar Indonesia yang berjudul “Jelang

UN, Siswa Santa Maria Dilatih SEFT”

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terapi SEFT efektif

dilakukan untuk menurunkan kecemasan siswa menjelang ujian, karena

pada kasus siswa SMA Santa Maria Surabaya saat melakukan terapi SEFT

tidak melakukan penelitian secara ilmiah, siswa hanya diberikan motivasi

dan terapi, tidak melihat sejauh mana terapi SEFT efektif dilakukan untuk

menurunkan kecemasan atau meningkatkan rasa percaya diri. Untuk itu

melalui penelitian ini penulis, ingin melihat sejauh mana terapi SEFT

efektif dilakukan untuk menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

6

ujian. Penulis ingin melihat tingkat kecemasan siswa sebelum dan sesudah

menjalani terapi SEFT. Zainuddin (2006) mengatakan bahwa terapi SEFT

ini berlaku pula untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada

seseorang, dan mengatasi permasalahan fisik dan psikis. Selain itu, terapi

SEFT memiliki kemungkinan memberikan pengaruh untuk menurunkan

kecemasan pada siswa SMA menjelang ujian.

Salah satu contoh laporan mengenai Terapi SEFT oleh Lely Ika

dan Nur Habibah pada sebuah jurnal berjudul “Mengurangi Kecendrungan

Merokok Pada Remaja Awal” (dalam

http://journal.umsida.ac.id/files/BukuJurnal2013-10.pdf ) yang sudah

melakukan terapi SEFT dan menyembuhkan beberapa permasalahan baik

secara fisik maupun psikis. Hasil penelitian pada jurnal tersebut

menunjukkan bahwa terdapat hasil yang baik untuk menjadi salah satu

metode terapi, karena dalam penelitian tersebut seorang klien melakukan

10 sesi dalam penurunan mengurangi pemakaian rokok, dalam per sesi

pertemuan dengan terapis, klien diberikan skala 1 – 10, setiap sesinya

klien mengalami penurunan hingga pada sesi ke – 10 klien memberikan

skala 0 dalam terapi SEFT. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terapi

SEFT untuk mengurangi kecenderungan merokok pada remaja awal

efektif dilakukan.

Iwan M.Psi ( dalam Faiz, 2006) mengatakan bahwa terapi SEFT

mempunyai teknik psikoterapi yang mendukung terapi SEFT menjadi

efektif. Selain itu, dalam terapi SEFT terdapat cognitive therapy, NLP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

7

(Neuro – Linguistic Programming), hypnotheraphy, energy theraphy, dan

EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing). Terapi SEFT dapat

dihubungkan dengan beberapa teori yaitu teori psikologi kognitif, teori

psikologi behavioral, teori psikologi psikoanalisa, dan teori psikologi

neurologi. Teori psikologi kognitif akan menjelaskan bagaimana proses

berpikir siswa dalam mempersiapkan materi, menyugestikan pikiran

positif bahwa ujian adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan situasi yang

tenang, dan sugesti dari terapi SEFT. Teori psikologi behavioral akan

menjelaskan bagaimana proses berperilaku siswa, sebelum diberikan terapi

SEFT dan setelah diberikan terapi SEFT apakah perilaku kecemasan dapat

menurun, selain itu dalam terapi SEFT berpengaruh dalam Energy

Therapy. Adapun Teori psikologi psikoanalisa akan menjelaskan perilaku

sadar maupun tidak sadar yang sedang dihadapi oleh siswa ketika

mengalami kecemasan dan disamping itu terdapat terapi SEFT yang

mampu menurunkan kecemasan siswa ketika menjelang ujian. Ada pun

teori psikologi neurologis yang membantu merilekskan syaraf-syaraf

kecemasan siswa ketika sedang dilakukannya terapi SEFT. Dalam metode

Terapi SEFT seseorang akan diberikan terapi dengan cara tapping.

Tapping adalah pengetukan ringan dengan menggunakan ujung jari

pada titik-titik meridian untuk setiap titik yang bermasalah. Seorang

terapis akan membantu klien dalam pengetukan pada titik meridian yang

bermasalah, dalam pengetukan ini akan berlangsung selama 5 – 25 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas masalah penelitian yang muncul

dan ingin mencari jawabannya melalui penelitian ini adalah apakah Terapi

SEFT (Spriritual Emotional Freedom Technique) efektif untuk

menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama SMA Stella Duce

(STC) Yogyakarta kelas X menjelang ujian akhir semester ganjil.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan terapi SEFT

(Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk menurunkan tingkat

kecemasan pada siswi Asrama SMA STC Yogyakarta kelas X menjelang

ujian akhir semester ganjil.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama pada bidang

ilmu psikologi dalam usaha pengembangan Terapi SEFT untuk

menurunkan kecemasan. Selain itu, untuk mengembangkan metode

yang valid tentang terapi SEFT dalam hal penurunan kecemasan.

2. Manfaat Praktis

Dengan terujinya efektifitas terapi SEFT maka hasil penelitian ini

dapat memutuskan apakah terapi SEFT layak atau tidak untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

9

dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, dapat

menjadi pertimbangan bagi para praktisi psikologi untuk menggunakan

atau tidak menggunakan metode terapi SEFT ketika memiliki kasus

tentang kecemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KECEMASAN

1. Pengertian Kecemasan

Rasa cemas adalah salah satu emosi yang timbul akibat perasaan

yang mengancam seseorang dalam keadaan apapun. Kecemasan

merupakan perasaan gugup, khawatir, tegang, dan ragu. Freud (dalam

Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang

tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti

perubahan detak jantung dan pernafasan, yang merupakan reaksi atas

situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah suatu keadaan

yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda

somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada sistem syaraf

otonom.

Kecemasan mempunyai arti yang umum yaitu reaksi normal

terhadap situasi yang menekan. Menurut Maranis (1995) menyatakan

bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,

kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian

yang tidak menyenangkan. Lazarus (1991) menyatakan bahwa

kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi.

Kecemasan merupakan salah satu hal yang menyakitkan, seperti

kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya yang berhubungan dengan

subyektif emosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

11

Menurut Bandura (dalam Sari, 2001 : 80) kecemasan didefinisikan

sebagai kondisi dari inefficacy (ketidakyakinan diri akan

kemampuannya) dalam keadaan atau kejadian yang berpontensi dalam

menghindar. Kecemasan dalam Kamus Psikologi mempunyai arti yaitu

kegelisahan, kekhawatiran, keraguan yang ada dalam diri manusia

yang mendasari maupun tidak mendasari dalam suatu tindakan yang

membuatnya gugup. Kartono (2002 : 129). Adapun kecemasan yang

memiliki arti sebagai rasa gugup, tegang, tidak aman dan kekhawatiran

yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan

dalam situasi tertentu (DepKes RI, 1990). Atkinson (2001 : 212)

menyebutkan bahwa kecemasan merupakan perasaan yang tidak

menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan, kegelisahan, dan

kekhawatiran yang dialami oleh manusia dalam tingkatan atau level

yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1997 : 221) menjelaskan

kecemasan adalah sebagai keadaan mental yang tidak mengeenakan,

mengakibatkan seseorang ada dalam ancaman atau ditandai dengan

kekhawatiran, dan perasaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.

Kognitif seseorang juga mempengaruhi pikiran untuk menstimulasi

otak agar tersugesti pikiran-pikiran yang positif maupun negatif.

Apabila seseorang memiliki pikiran yang positif maka seseorang akan

melakukan sesuatu dengan baik, dan tidak merasa cemas dalam

melakukan sesuatu, akan tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu

dengan pikiran yang negatif maka seseorang akan memberikan respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

12

yang kurang baik atau cemas dengan pekerjaan yang dilakukan.

Sugesti mempunyai pengaruh untuk memberikan stimulasi melalui

bahasa yang keluar dari mulut seseorang agar mendapatkan respon

yang baik. Misalnya ketika seseorang memiliki kekhawatiran akan

melakukan sesuatu maka verbal yang keluar dari mulut seseorang

mengatakan ‘khawatir’ atau ‘takut’ untuk itu pikiran akan merespon

tentang hal yang mengkhawatirkan atau menakutkan sehingga

menimbulkan kekhawatiran atau kecemasaan dalam diri seseorang.

Untuk itu, kognitif mempunyai pengaruh dalam menstimulasi pikiran

positif maupun negatif seseorang.

Berdasarkan kesimpulan diatas kecemasan adalah suatu reaksi

yang menyakitkan, seperti kegelisahan, ketakutan, kebingungan,

kekhawatiran, rasa gugup, dan sebagainya yang berhubungan dengan

subyektif emosi seseorang. Kecemasan dalam fungsi kognitif membuat

seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak

mampu atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia

lakukan.

2. Aspek-aspek Kecemasan

Aspek-aspek kecemasan Menurut Indiyani (2010 : 2) dan Nevid

(1997) ada empat aspek kecemasan ketika siswa sedang menghadapi atau

mengerjakan ujian akhir semester yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

13

1) Aspek Fisik atau emotionality merupakan kecemasan yang muncul

sebagai akibat dari perasaan yang berlebihan saat menghadapi

sesuatu. Misalnya, seperti tegang dalam situasi yang membuatnya

tidak nyaman, gugup, berkeringat, tangan gemetar saat melakukan

sesuatu.

2) Aspek Kognitif atau worry merupakan kecemasan yang muncul

sebagai akibat dari proses cara berpikir seseorang yang tidak

terkondisikan karena memikirkan tentang kejadian buruk yang

akan terjadi saat menghadapi sesuatu hal. Misalnya, sulit

konsentrasi, mental blocking, pesimis dan merasa tidak mampu

dengan tindakan yang ingin dilakukannya, dan mengkhawatirkan

akan hasil dari tindakan yang dilakukannya merasa tidak optimal

dari yang sudah diharapkan, sehingga menjadi kurang yakin

dengan tindakannya.

3) Aspek Perilaku merupakan kecemasan yang berasal dari hasil

frustasi sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, tidak mau mencoba

berlatih atau latihan mengerjakan sesuatu ketika diberikan

kesempatan dengan alasan karena takut gagal dan ditertawakan

oleh orang lain.

4) Aspek Sosial merupakan kecemasan yang berasal dari situasi

disekitar yang kurang mendukung kemampuan yang dilakukan

oleh seseorang. Misalnya ketika seseorang melakukan sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

14

tetapi kurang atau tidak didukung oleh lingkungan disekitarnya

maka ia akan mengalami kegelisahan, sehingga membuat

seseorang tidak lagi berani untuk mencoba hal yang baru, dan ia

akan menghindar dari lingkungannya.

Keempat aspek diatas merupakan bagian dari indikator dalam

penelitian siswa yang mengalami kecemasan ketika hendak

mengikuti ujian di sekolah.

3. Penyebab Kecemasan

Penyebab timbulnya kecemasan berdasarkan Freud (Dalam Calvin

S.Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety) yaitu kecemasan yang

berhubungan dengan mekanisme pertahanan diri (MPD) dan

disebabkan oleh adanya perasaan bersalah serta adanya konflik

emosional yang serius, sehingga menimbulkan frustasi dan

ketegangan-ketegangan batin. Dalam hal ini percaya diri mengatur

mekanisme pertahanan diri dari individu, agar setiap MPD yang

ditimbulkan oleh individu dapat diarahkan pada hal yang positif.

Terkadang ketika kecemasan mulai tidak terkendali rasa percaya

diri individu mulai menurun.

b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu

rasa takut yang berasal dari suara hati, pengalaman masa lalu yang

melanggar norma moral sehingga akan mengakibatkan hukuman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

15

Dalam hal ini, rasa takut yang dimiliki individu membuat rasa

percaya diri individu menjadi terganggu. Individu harus

menghilangkan rasa takut tersebut dan meninggalkan suara hati

yang negatif agar berubah menjadi positif.

c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety) yaitu rasa takut akan

bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular

berbisa. Konsep pikiran individu harus mempunyai pikiran positif

agar kecemasan yang dihadapinya tidak menurunkan rasa percaya

dirinya yang terlalu berlebihan. Walaupun hal tersebut sangat

berbahaya, setidaknya individu harus percaya diri bahwa individu

akan baik-baik saja ketika menghadapi suatu kecemasan realistik.

4. Dampak Kecemasan

Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang

merugikan pada pikiran, tubuh, dan penyakit fisik (Cutler, 2004:304).

Apabila Yustinus Semium (2006:321) membagi beberapa dampak dari

kecemasan kedalam simtom (dalam

http://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf ),

antara lain :

a. Simtom suasana hati

Seseorang yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan

adanya sebuah hukuman maupun bencana yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

16

mengancam dirinya. Seorang yang mengalami kecemasaan

biasanya tidak bisa tidur, dan mudah marah.

b. Simtom kognitif

Kecemasan yang dimiliki seseorang menyebabkan

kekhawatiran dan keprihatinan pada suatu hal yang tidak

menyenangkan, sehingga seseorang dalam menyikapi masalah

tidak berpikir secara realitas. Hal tersebut menyebabkan

seseorang sering kali berpikir dengan negatif atau tidak belajar

maupun bekerja, dan akhirnya mereka menjadi lebih merasa

cemas.

c. Simtom motor

Seseorang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak

tenang, gugup, biasanya kegiatan motorik menjadi tanpa arti

dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat

kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom

motor berusaha untuk melindungi ancaman yang keluar dari

simtom kognitif. Selain itu, simtom motor juga mempunyai

kemampuan untuk melakukn kendali atas gerakan mata yang

mempengaruhi pada kemampuan seseorang saat

mengendalikan emosi.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan

merupakan rasa khawatir yang mengancam pada diri seseorang

dalam situasi tertentu. Kecemasan ditandai dengan kegelisahan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

17

keraguan, kekhawatiran, ketegangan, sulit berkonsentrasi, dan

merasa tidak mampu mengatasi suatu masalah. Hal ini

disebabkan karena seseorang melihat adanya bahaya yang

sedang mengancam, dan mempunyai perasaan bersalah karena

melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani.

Kecemasan yang dialami seseorang dapat menyebabkan

gangguan kecemasan spesifik yaitu terhadap objek atau situasi

yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak

kecemasan yang berupa simtom kognitif. Dari beberapa

dampak kecemasan perlu dilakukannya salah satu metode

terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah

dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik

maupun psikis seseorang.

B. SISWA MENGHADAPI UJIAN

1. Pengertian Siswa

Siswa adalah manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan. Siswa mempunyai arti sebagai “A person registered in an

education and pursuing a course of study” (seseorang yang terdaftar

pada sebuah lembaga pendidikan dan mengikuti suatu jalur studi). Asa

S. Knowles, Editor-in-Chief, The International Encyclopedia of Higher

Education, Volume 1, 1977. Pendapat lain menyatakan bahwa siswa

adalah “A student is a man or woman, who knows how to read

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

18

books.” (seorang peserta sebagai pelaku pencari, penerima dan

penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.

(Aminuddin Rasyad, 2000 : 105). (http://www.ras-

eko.com/2012/12/pengertian-sSuiswa.html di unduh pada tanggal 16

Oktober 2013, pukul 19.52 WIB). Siswa adalah seorang pelajar yang

masuk dalam lembaga pendidikan dan sudah terdaftar menjadi pelajar

pada salah satu sekolah formal. Sebagai tanda bahwa siswa sudah

terdaftar sebagai pelajar disuatu lembaga pendidikan yaitu siswa

mempunyai Kartu Tanda Siswa.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

siswa adalah seorang pelajar yang telah terdaftar dalam suatu lembaga

pendidikan yang disebut sebagai sekolah formal yang ditandai dengan

dimilikinya kartu tanda siswa.

2. Pengertian Ujian

Ujian adalah evaluasi belajar siswa terhadap pelajaran yang sudah

siswa pelajari. Evaluasi merupakan sebuah penilaian untuk melihat

efektifitas suatu program tertentu dan melihat apakah tujuan dari

program tersebut tercapai. Evaluasi belajar adalah salah satu tes atau

ujian yang diterima siswa. Evaluasi merupakan bagian dari aktifitas

untuk menguji kemampuan siswa dalam menangkap materi yang sudah

diberikan oleh guru atau pengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

19

Hasil evaluasi akan memberikan informasi bagaimana siswa

memahami pelajaran yang sudah diberikan oleh guru selama pelajaran

itu berlangsung dikelas. Oleh karena itu, siswa yang dapat mengikuti

ujian adalah siswa yang sudah mendapatkan materi pelajaran dari guru,

sehingga hasil evaluasi tersebut memberikan informasi tentang kualitas

hasil belajar siswa dan dapat melihat pemahaman yang dikuasi siswa

mengenai materi yang sudah ia pelajari.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ujian

merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa,

guna melihat kualitas hasil belajar siswa dan melihat pemahaman yang

dikuasi siswa mengenai materi yang telah dipelajari siswa.

3. Situasi Psikologis Siswa Hendak Menghadapi Ujian

Siswa yang mengalami kecemasan saat ujian akan memperlihatkan

perilaku yang yang dapat dilihat dari sudut psikis maupun fisik. Dalam

teori kognitif tentang kecemasan ujian, Wine (2003) (dalam

http://jurnal.upi.edu/file/9-I_Gede_Tresna.pdf ) menyatakan bahwa

siswa mempunyai pikiran yang buruk ketika hendak menjalankan

ujian, hal ini mempengaruhi kinerja siswa saat mengerjakan ujian.

Pikiran tersebut berdasarkan pada pikiran negatif yang menimbulkan

kehawatiran atau kecemasan pada siswa. Dalam sebuah artikel

berjudul “Ketika Gagal Ujian Mengguncang Batin” (dalam

http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474069/Ketika-Gagal-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

20

Ujian-Mengguncang-Batin ) mengungkapkan bahwa siswa mengalami

kecemasan atau ketakutan saat menghadapi ujian, hal tersebut dapat

dilihat melalui gejala fisik, psikis, dan sosial.

Gejala fisik meliputi peningkatan detak jantung, perubahan

pernafasan atau nadi pernafasan meningkat, keluar keringat, gemetar,

kepala pusing, mual, lemah, nyeri, sering buang air besar, dan kecil,

nafsu makan menurun, tekanan darah ujung jari terasa dingin, dan

lelah. Gejala psikis meliputi kurang percaya diri, kurang tenaga atau

merasa tidak berdaya, khawatir, rendah diri, tegang, tidak bisa

konsentrasi, ketakutan, kegelisahan, kepanikan, tidur tidak nyenyak,

terancam, dan kebingungan atau linglung. Adapun gejala sosial yang

meliputi kehebohan dalam mencari jawaban, menyontek, menyalahkan

soal yang sulit, menyalahkan guru karena belum pernah diajarkan

materi yang sedang diujikan, dan adanya tuntutan dari orangtua

maupun sekolah yang menginginkan siswa mendapatkan nilai yang

optimal.

Mengacu pada teori kecemasan dan beberapa definisi para ahli

diatas, maka yang dimaksud kecemasan adalah rasa khawatir, takut,

tegang, ragu pada situasi tertentu . Sementara untuk definisi kecemasan

saat hendak menghadapi ujian dalam penelitian ini adalah

kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan, dan rasa gugup saat hendak

menghadapi ujian, mengakibatkan siswa mempunyai gejala psikis,

fisik, maupun sosial yang akan mengganggu kinerja siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

21

mengerjakan ujian. Apabila siswa mengalami kecemasan saat hendak

mengerjakan ujian, ia akan mengalami kinerja yang menurun, sehingga

siswa menjadi kurang optimal dalam mengerjakan ujian. Pikiran-

pikiran negatif yang sering mengatakan bahwa ujian adalah hal yang

menakutkan, maka dalam pikiran tersebut akan terbentuk sebuah

stimulus – respon yang membahayakan dalam dirinya, ketika hendak

mengerjakan ujian.

4. Dinamika Psikologis Siswa yang mengalami kecemasan saat

hendak menghadapi ujian

Siswa mengalami suatu perasaan cemas ketika ia harus

menghadapi ujian (dalam

http://nasional.tempo.co/read/news/2012/04/20/079398556/56-Persen-

Siswa-SMA-Cemas-Hadapi-Ujian-Nasional). Kecemasan merupakan

suatu kondisi yang membuat seorang siswa mengalami keraguan

dalam memilih jawaban yang ia pilih, walaupun siswa sudah

mempersiapkan materi, ada perasaan yang muncul yaitu sebuah

keraguan dalam memilih jawaban yang ingin ia pilih. Berdasarkan

pengertian yang dijelaskan di atas, kecemasan siswa dalam

menghadapi ujian dapat diartikan sebagai keadaan emosi siswa yang

tidak menyenangkan, yang dicirikan dengan kegelishaan,

kekhawatiran, ketakutan, dan keraguan saat hendak menghadapi ujian.

Siswa yang sering merasakan cemas saat hendak menghadapi ujian, ia

akan mengeluarkan perilaku yang tidak diinginkan misalnya tangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

22

gemetar, keringat yang keluar terlalu berlebihan, kaki diketuk-

ketukkan, mengerak-gerakan kaki atau tangan. Selain itu, siswa akan

mengalami jantung yang berdegup lebih kencang. Kecemasan dapat

disebabkan karena kondisi siswa yang khawatir ketika ujian

berlangsung, dan kurang mempersiapkan materi secara maksimal, hal

tersebut akan menyebabkan siswa takut memperoleh nilai yang kurang

optimal dalam ujian.

Dampak dari kecemasan yang mendasari rasa khawatir, keraguan,

ketegangan tersebut menghambat memori atau proses berpikir siswa

dalam mengambil keputusan untuk memilih jawaban yang hendak ia

pilih. Ketika siswa mengalami hambatan dalam berpikir, hal tersebut

membuat siswa lupa pada materi yang sudah dipelajari selama satu

semester. Oleh karena itu, siswa membutuhkan waktu yang cukup

lama dalam proses berpikir, untuk mendapatkan jawaban yang ingin ia

pilih atau mengambil sebuah keputusan dalam menjawab sebuah

pertanyaan dari soal yang diberikan oleh guru atau pihak yang

berwewenang. Dampak yang terjadi ketika proses berpikir yang

terhambat maka siswa mendapatkan hasil yang kurang optimal, maka

akan menurunkan prestasi belajar siswa. Kecemasan sangat membawa

pengaruh besar bagi prestasi belajar siswa ketika mereka sedang

menghadapai ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

23

Bagan 2.1 Dinamika Kecemasan terhadap siswa yang hendak

menghadapi Ujian.

Situasihendakmenghadapiujian:Mengakibatkan gejalakognitif,fisik, psikis,maupunsosial

Aspek Kognitif :Mengakibatkan

pikiran-pikiran negatifsehingga sulitberkonsentrasi

Aspek Fisik :Mengakibatkantangan gemetar,keringat dingin

jantung berdetakkencang saat hendak

ujian

Siswa yanghendak

menghadapiujian.

AspekPerilaku :

Mengakibatkansiswa

menghindarapabila disuruhuntuk berlatih

KECEMASAN

Tuntutandariorangtua,dansekolah

Aspek Sosial:Mengakibatkan siswa

merasa kurang didukungoleh lingkungan

sekitarnya, oleh karenaitu siswa akan

menghindar darilingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

24

C. TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM

TECHNIQUE)

1. Pengertian Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)

Terapi ini adalah sebuah metode terapi psikologi yang merupakan

bentuk pengembangan dari metode terapi Emotional Freedom

Technique (EFT) dengan menekankan pada pengendalian pikiran dan

emosi sehingga tidak mudah terganggu serta dilakukannya pengetukan

ringan dengan menggunakan ujung jari (tapping) pada titik-titik

meridian untuk setiap titik yang bermasalah.

Terapi SEFT adalah sebuah teknik ilmiah revolusioner yang

dengan sangat mudah dan cepat (5-25 menit) dapat digunakan untuk

mengatasi berbagai masalah fisik, emosi, keluarga dan anak-anak,

prestasi, dan meraih kesuksesan hidup, meningkatkan kedamaian hati

dan kebahagiaan.

Terapi SEFT ini kurang lebih sama dengan terapi EFT, yang

menekankan pada energi tubuh dengan menetralisirkan pikiran-pikiran

yang negatif. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) adalah

metode terapi psikologi yang dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad

Faiz Zainuddin. (Zainuddin, 2006) mengatakan bahwa terapi SEFT ini

berlaku pula untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada

seseorang dan mempercepat problem fisik maupun psikis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

25

2. Konsep Teoritis Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique)

Zainuddin (2006) mengatakan bahwa dalam Terapi SEFT

mempunyai beberapa konsep teori yaitu cognitive therapy, NLP

(Neuro – Linguistic Programming), hypnotheraphy, energy theraphy,

dan EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing).

1) Cognitive theraphy (Terapi Kognitif)

Terapi Kognitif adalah metode pengobatan yang digunakan

untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan

emosi dan prilaku seperti pikiran-pikiran negatif, kecemasan,

dan depresi. Terapi ini dikembangkan sejak tahun 1860-an dan

penciptanya bernama Aaron Beck. Terapi ini mempunyai cara

pengobatan berdasarkan prinsip bahwa pikiran mempengaruhi

perasaan atau mood seseorang. Terapi kognitif berusaha untuk

memperbaiki pikiran positif atau mencoba untuk berpikir

realistis sesuai dengan kenyataan bukan memunculkan

kekuatan untuk berpikir positif.

2) NLP (Neuro – Linguistic Programming)

NLP (Neuro – Linguistic - Programming) mempunyai kata

dasar Neuro, Linguistic, dan Programming. Neuro mempunyai

arti memahami apa yang sedang terjadi disekitarnya, Linguistic

merupakan cara menggunakan bahasa untuk mempengaruhi

orang lain atau memberikan sugesti kepada orang lain,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

26

sementara untuk Programming mempunyai cara mengatur ide-

ide dan tindakan yang menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Dapat disimpulkan bahwa NLP (Neuro – Linguistic

Programming) adalah suatu cara untuk memahami sesuatu

yang terjadi disekitarnya dan membantu untuk memberikan

sugesti positif ketika ada sesuatu ide yang kurang baik untuk

diterima oleh individu.

3) Hypnotherapy

Hypnotherapy adalah salah satu cara yang sangat mudah, cepat,

efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar,

melakukan re-edukasi, dan menyembuhkan pikiran sakit atau

negatif. Hipnoterapi menggunakan terapi hypnosis sebagai

sarana untuk menjangkau pikiran alam bawah sadar klien. Oleh

karena itu, terapis memerlukan untuk mengotak-atik pikiran

klien untuk mengetahui mengenai pikiran dan cara kerjanya.

Setiap manusia mempunyai pikiran sadar dan pikiran alam

bawah sadar. Pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar

sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dengan kecepatan

yang sangat tinggi. Dalam hipnoterapi, teori kognitif bekerja

dalam menstimulasi pikiran yang positif maupun negatif, dan

pikiran alam bawah sadar seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

27

4) Energy Theraphy

Terapi Energi adalah suatu pendekatan intergatif untuk

psikoterapi dan mampu mengobati kesehatan pada pikiran atau

tubuh seseorang. Metode Terapi Energi berasal dari biologi

dan energy dari psikologi kontemporer, dan klinis modern.

Terapi Energi mampu menyembuhkan peristiwa traumtik yang

memberkas pada sistem tubuh dan pikiran seseorang. Peristiwa

traumatik mampu membuat seseorang berpikir negatif dan

mempengaruhi dunia, pengalaman dan emosi, serta hubungan

dengan orang lain.

Teori terapi energi menunjukkan bahwa masalah psikologis

adalah refleksi dari pola bio - energik yang mengganggu dalam

pikiran-tubuh. Hal tersebut melibatkan komunikasi yang

kompleks antara neurobiologi seseorang dan pola kognitif -

perilaku - emosional mereka. Praktisi terapi energi

menggabungkan intervensi kognitif (termasuk kesadaran fokus

dan perhatian, paparan imaginal kenangan traumatis dan

reframing kognitif) bersamaan dengan stimulasi dari satu atau

lebih dari sistem bio - energi manusia seperti meridian, cakra

dan biofields .

5) EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing)

EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing)

mempunyai fungsi untuk menghancurkan emosi memori trauma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

28

masa lalu dan reprogram memori untuk masa depan, contoh

pada kasus mudah panik, mudah cemas, phobia. Suatu cara

untuk menurunkan atau menghancurkan emosi yang dibantu

dengan gerakan mata dan pengolahannya. Pada gerakan mata

tersebut disebut The 9 Gamut Procedure. Ini adalah 9 gerakan

untuk merangsang otak. Tiap gerakan (yang mungkin kelihatan

aneh) dimaksudkan untuk merangsang bagian otak tertentu.

Otak kita terdiri dari berbagai bagian yang saling terhubung,

otak bagian mana yang perlu diperhatikan tergantung pada titik

masalah / titik sakit sehingga EMDR fokus pada seluruh bagian

otak.

Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah

satu titik energi tubuh yang dinamakan “Gamut Spot”. Titik

Gamuk terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari

manis. Sembilan gerakan itu adalah :

1) Menutup Mata

2) Membuka Mata

3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah

4) Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah

5) Memutar bola mata searah jarum jam

6) Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam

7) Bergumam dengam berirama selama 3 detik

8) Menghitung 1. 2, 3, 4, 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

29

9) Bergumam lagi selama 3 detik.

Dalam teknik psikoterapi kontomporer, ini disebut teknik

EDMR (Eye Movement Desensitization Repatterning). (SEFT

for Healing + Success Happiness + Greatness, Ahmad Faiz

Zainuddin). EMDR untuk meneliti serangan panil, gangguan

makan, kecanduan, dan kecemasan. APA (The American

Psychiatric Association) mengatakan bahwa EMDR sudah

efektif untuk mengobati gejala PTSD, serangan panik, dan

cemas (dalam http://www.webmd.com/mental-health/emdr-

what-is-it?page=2 )

3. Kelebihan dan Kelemahan Terapi SEFT (Spiritual Emotional

Freedom Technique)

Penulis ketika tanggal 20 Oktober 2013 mengikuti Seminar Terapi

SEFT dan sempat bertemu dengan Bapak Faiz, pendiri Terapi SEFT.

Ia mengatakan bahwa terapi ini sangat simple, mudah untuk dilakukan,

dan siapa saja dapat melakukannya. Namun, ada kelemahan yang ada

pada terapi ini yaitu ketika seseorang melakukan terapi ini klien

kurang konsentrasi, dan terkesan menyepelekan terapi yang sedang

mereka lakukan, karena simple dan siapapun bisa melakukannya maka

mereka menjadi menyepelekan terapi ini, selain itu kebanyakan dari

mereka ketika melakukan terapi ini terlalu ambisius untuk mengetahui

hasil dari terapi tersebut, padahal setiap usaha yang dilakukan tentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

30

ada prosesnya. Kelebihan dalam terapi SEFT ini tentu akan

mendapatkan healing, success, happiness, dan greatness.

4. Cara Penggunaan Terapi SEFT

Zainuddin (2006) mengatakan bahwa dalam menggunakan terapi

SEFT terdapat dua versi, yang pertama adalah versi lengkap dan versi

ringkas (short-cut). Keduanya terdiri dari tiga langkah sederhana,

perbedaannya hanya pada langkah ketiga (The Tapping). Pada versi

singkat, langkah ketiga dilakukan hanya pada 9 titik, dan pada versi

lengkap tapping dilakukan pada 18 titik.

Pada tahap tapping menggunakan versi lengkap yang dilakukan 18

titik, tahap tapping ini biasanya disebut dengan The set-up. “The Set-

Up” bertujuan untuk memastikan agar aliran energi utuh terarah

dengan tepat. Langkah ini dilakukan untuk menetralisir “Psychological

Reversal” atau “Perlawanan psikologis” (biasanya berupa pikiran

negatif spontan atau keyakinan bawah sadar negatif).

“The set-up terdiri dari dua aktivitas, yang pertama adalah

mengucapkan kalimat doa dengan penuh rasa khusyu’, ikhlas dan

pasrah sebanyak 3 kali. Kedua adalah sambil mengucapkan dengan

penuh perasaan, menekan dada tepatnya dibagian sore spot (titik nyeri

= daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau

mengetuk dengan dua ujung jari dibagian karate chop. Setelah

menekan titik nyeri atau mengetuk karate chop sambil mengucapkan

kalimat Set-Up seperti diatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

31

Tahap kedua The Tune-in. The Tune-in pada keluhan fisik dengan

cara merasakan sakit lalu mengarahkan pikiran pada rasa sakit dan

sambil terus melakukan dua hal tersebut, hati dan mulut mengatakan,

“saya ikhlas, saya pasrah.. ya Allah (sesuai dengan kepercayaan

masing-masing).”, sedangkan untuk keluhan emosi dengan cara

memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat

membangkitkan emosi negatif yang ingin dihilangkan. Hati dan mulut

juga mengatakan “Saya ikhlas, saya pasrah..ya Allah (sesuai dengan

kepercayaan masing-masing)””. (Jurnal “Terapi SEFT (Spiritual

Emotional Freedom Technique) Untuk Mengurangi Kecenderungan

Merokok Pada Remaja Awal, oleh Lely Ika Mariyati dan Nur

Habibah).

Bersamaan dengan Tune-In kita melakukan langkah ke 3

(Tapping). Pada proses inilah (Tune-In yang dibarengi tapping) kita

menetralisir emosi negatif atau rasa sakit fisik. The Tapping adalah

mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu di tubuh

kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari

“The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali

akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit

yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal

dan seimbang kembali. Berikut adalah titik-titik tersebut :

1) Cr = Crown

Pada titik dibagian atas kepala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

32

2) EB = Eye Brow

Pada titik permulaan alis mata

3) SE = Side of the Eye

Di atas tulang disamping mata

4) UE = Under the Eye

2 cm dibawah kelopak mata

5) UN = Under the Nose

Tepat dibawah hidung

6) Ch = Chin

Di antara dagu dan bagian bawah bibir

7) CB = Collar Bone

Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan

tulang rusuk pertama

8) UA = Under the Arm

Di bawah ketiak sejajar dengan puting susu (pria) atau tepat

dibagian tengah tali bra (wanita)

9) BN = Bellow Nipple

2.5 cm di bawah puting susu (pria) atau di perbatasan antara

tulang dada dan bagian bawah payudara

10) IH = Inside of Hand

Di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan

11) OH = Outside of Hand

Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

33

12) Th = Thumb

Ibu jari disamping luar bagian bawah kuku

13) IF = Index Finger

Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku (di bagian

yang menghadap ibu jari)

14) MF = Middle Finger

Jari tengah samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang

menghadap ibu jari)

15) RF = Ring Finger

Jari manis di samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang

menghadap ibu jari)

16) BF = Baby Finger

Di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku (di

bagian yang menghadap ibu jari)

17) KC = Karate Chop

Di samping telapak tangan, bagian yang kita gunakan untuk

mematahkan balok saat karate

18) GS = Gamut Spot

Di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari

kelingking

Setelah menyelesaikan 9 Gamut Procedure, langkah terakhir adalah

mengulang lagi Tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di

Karate Chop). Dan diakhir dengan mengambil nafas panjang dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

34

menghembuskannya, sambil mengucapkan rasa syukur, contoh :

Alhamdulillah.

Adapun catatan khusus untuk titik terakhir, Gamut Point, sambil

men-tapping titik tersebut kita melakukan The 9 Gamut Procedure. Ini

adalah 9 gerakan untuk merangsang otak. Tiap gerakan (yang

mungkin kelihatan aneh) dimaksudkan untuk merangsang bagian otak

tertentu. Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah

satu titik energi tubuh yang dinamakan “Gamut Spot”. Titik Gamut

terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari manis. Sembilan

gerakan itu adalah :

1) Menutup Mata

2) Membuka Mata

3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah

4) Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah

5) Memutar bola mata searah jarum jam

6) Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam

7) Bergumam dengam berirama selama 3 detik

8) Menghitung 1. 2, 3, 4, 5

9) Bergumam lagi selama 3 detik.

Ini adalah cara yang terlihat lucu, tetapi dalam beberapa kasus yang

tidak dapat dituntaskan dengan versi inti, langkah ini terbukti efektif.

Dalam teknik psikoterapi kontomporer, ini disebut teknik EDMR (Eye

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

35

Movement Desensitization Repatterning). (SEFT for Healing +

Success Happiness + Greatness, Ahmad Faiz Zainuddin)

Cara menggunakan terapi SEFT, apabila kita sudah terbiasa

menggunakan versi lengkap hanya membutuhkan kurang lebih 3

menit, sedangkan versi inti sekitar 1 menit.

5. Kode Etik Terapi SEFT

Menurut Zainuddin (2014) mengatakan bahwa Terapi SEFT

(Spiritual Emotional Freedom Technique) mempunyai kode etik yaitu

seorang terapis diijinkan memberikan terapi kepada klien atau pasien

sebanyak tiga kali. Terapi SEFT mengajak klien atau pasien mampu

melakukan terapi ini sendiri setelah tiga kali dibantu oleh terapis,

untuk itu terapis mengajak klien atau pasien untuk mengikuti pelatihan

Terapi SEFT agar mendapatkan sebuah penyembuhan terhadap

masalah yang sedang dihadapi baik secara fisik maupun psikis.

D. DINAMIKA HUBUNGAN PENURUNAN KECEMASAN SISWA

YANG HENDAK UJIAN MENGGUNAKAN TERAPI SEFT

Siswa mengalami suatu perasaan cemas ketika ia hendak

menghadapi ujian. Pada dasarnya kecemasan diakibatkan oleh

kekhawatiran, keraguan, kegelisahan, ketidakyakinan, dan ketakutan.

Kecemasan dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penghambat dalam

belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang

seperti dalam berkonsentrasi, mengingat pembentukan konsep dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

36

pemecahan masalah. Pada tingkat kronis dan akut gejala kecemasan dapat

berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti gangguan pada saluran

pencernaan, sering buang air, sakit kepala, gangguan jantung, sesak di

dada, gemetaran bahkan pingsan (Indiyani, 2010). Siswa mengalami

perasaan cemas pada saat menjelang maupun menghadapai ujian maka

siswa akan mengalami hambatan yang menyebabkan melemahnya kinerja

fungsi-fungsi kognitif, akibatnya siswa menjadi lama dalam proses berfikir

dan menghambat waktu pengerjaan ketika sedang ujian, dengan terjadinya

proses kognitif yang kurang maksimal membuat penurunan prestasi belajar

pada siswa. Ketika siswa mengalami penurunan prestasi belajar akibat

kecemasan yang cukup mengganggu siswa maka ia akan mengalami

gangguan sosial yaitu siswa akan menghindar dari lingkungannya, ia

merasa rendah diri karena gagal dalam mengerjakan ujian. Menuurt

Indiyani (2010) mengatakan bahwa siswa juga akan menimbulkan perilaku

tidak mau berlatih lagi akibat kegagalan yang sudah ia terima, atau siswa

akan menimbulkan perilaku tidak mau berlatih ketika ada kesempatan

karena siswa merasa kurang yakin dengan kemampuannya, karena

kecemasan atau keraguan dalam menjawab latihan yang diberikan oleh

guru atau pengajar lainnya.

Menurut Yustinus (2006) mengatakan bahwa kecemasan

membawa dampak buruk bagi siswa yang hendak menghadapi ujian,

karena mereka akan mengalami simtom suasana hati, simtom kognitif, dan

simtom motorik. Siswa yang mengalami simtom suasana hati akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

37

berpengaruh pada mood yang menurun dan mudah marah. Jika siswa

mengalami simtom kognitif maka kerja berpikir siswa menjadi tidak

realistis dan sulit untuk berkonsentrasi. Apabila siswa mengalami simtom

motorik maka ia akan merasa tidak tenang, mudah gugup, dan sering

mengeluarkan perilaku yang tidak mempunyai arti, misalnya mengetuk-

ngetuk jari dimeja atau menggoyang-goyangkan kaki.

Dari beberapa dampak kecemasan perlu dilakukannya salah satu

metode terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah

dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik maupun psikis

seseorang. Salah satu metode terapi adalah Terapi SEFT (Spiritual

Emotional Freedom Technique). Terapi SEFT (Spiritual Emotional

Freedom Technique) adalah metode terapi psikologi yang dikenalkan di

Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin, M.Psi (Human Resources

Development) di Universitas Teknologi Malaysia. SEFT penting diteliti

karena dalam hal ini membantu seseorang untuk membangkitkan harapan,

rasa percaya diri pada seseorang dan mempercepat problem fisik maupun

psikis (Zainnudin, 2006). Cara terapi SEFT ini menggunakan tapping di 18

titik. Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-

titik tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-

titik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk

beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau

rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan

normal dan seimbang kembali. Di dalam terapi SEFT terdapat Cognitive

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

38

Theraphy, NLP (Neuro – Linguistic – Programming), EMDR (Eye

Movement Desensitization Repattering), Energy Theraphy, dan

Hyphnotheraphy yang akan membantu proses tapping dan menurunkan

kecemasan pada siswa yang hendak ujian.

Metode penurunan kecemasan menggunakan terapi SEFT salah

satunya akan menggunakan cara tapping, memberikan ketukan pada titik-

titik yang dirasa subjek menjadi salah satu sumber kecemasan. Teknik

tapping berfungsi untuk menurunkan perangsangan pada syaraf yang kaku,

ketika tapping diberikan pada kecemasan maka mampu melenturkan

(mengendorkan) syaraf-syaraf yang kaku. Tapping yang akan dilakukan

oleh terapis akan menghasilkan proses terapi energi dan EMDR (Eye

Movement Densitization Repattering). Fungsi dari terapi energi adalah

terapis menambah energi pada subjek, saat melakukan proses terapi. Dari

proses tapping akan mengalami penurunan ketegangan. Ketukan-ketukan

yang dilakukan oleh terapis, akan menambah energi subjek, setelah itu

melakukan EMDR atau gerakan mata agar sistem syaraf otot merasa

ringan atau tidak kaku. EMDR lebih pada melenturkan sistem syaraf. Dari

proses EMDR maka terjadi penurunan kecemasan, subjek akan merasa

otot mata lebih ringan sehingga membuat subjek syaraf subjek menjadi

lentur. Setelah dilakukan tapping pada teknik energi dan EMDR akan

dilanjutkan oleh teknik Hipnoterapi, NLP (Neuro-Linguistic-

Programming) dan Terapi Kognitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

39

Teknik Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif mempunyai konsep

yang sama dalam penurunan kecemasan yang mengarah pada

pembentukan kognitif secara positif. Seorang terapis pada saat melakukan

terapi dan memberikan teknik hipnoterapi maka terapis akan membuat

subjek masuk pada alam bawah sadar, setelah subjek masuk dalam alam

bawah sadar tugas terapis selanjutnya adalah menggunakan teknik NLP

(Neuro-Linguistic-Programming), seorang terapis akan membahasakan

kejadian yang ada disekitar dan melakukannya dengan kata-kata atau

kalimat positif. Seorang terapis akan memilih penggunaan kata-kata atau

kalimat yang positif untuk membantu subjek dalam memproses pikiran

positif, agar ketika subjek sudah dikembalikan pada alam sadarnya, subjek

akan mengingat kata-kata atau kalimat yang diberikan terapis, sehingga

pikiran subjek hanya memunculkan pikiran positif. Proses mempengaruhi

pikiran positif merupakan teknik terapi kognitif. Setelah diberikan terapi

kognitif, terapis akan melakukan hipnoterapi dan mengembalikan alam

sadar subjek, serta diberikan terapi energi untuk meringankan kembali

otot-otot yang dirasa kaku. Subjek yang diberikan Hipnoterapi, NLP, dan

Terapi Kognitif akan mengalami penurunan kecemasan, yaitu teknik-

teknik tersebut akan membuat subjek mampu merubah pikirannya secara

positif, dan mampu konsentrasi dalam mengerjakan ujian, serta berdampak

pada keadaan psikologis.

Metode Terapi SEFT memungkinkan sebuah keefektifan dengan

menggunakan beberapa teknik yang berfungsi untuk menurunkan aspek-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

40

aspek pada kecemasan siswa yang hendak menghadapi ujian. Tahap-tahap

mencapai penurunan per aspek yaitu Aspek Kognitf akan menggunakan

teknik Energi, EMDR, Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif. Teknik

Energi yang diberikan melalui proses tapping akan mengetuk syaraf yang

kaku, setelah itu diberikan teknik EMDR menggerakan mata ke kiri dan

kanan, atas dan bawah guna merilekskan atau melenturkan syaraf yang

kaku akibat kecemasan yang terjadi pada subjek. Setelah Teknik Energi

dan EMDR dilakukan sebagai teknik pendukung untuk merilekskan otot-

otot kemudian teknik hipnoterapi, seorang terapis akan membuat subjek

masuk dalam alam bawah sadarnya, kemudian diberikan teknik NLP yaitu

proses pemilihan dalam penggunaan kata-kata atau kalimat positif, setelah

terapis berhasil memberikan kalimat atau kata-kata positif, subjek akan

merespon stimulus yang diberikan oleh terapis yaitu mentransfer kata-kata

atau kalimat tersebut ke dalam pikirannya. Misalnya terapis membantu

dengan pemilihan kata-kata atau kalimat “Saya pasti bisa mengerjakan

ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang optimal.” Atau “Ujian itu

mudah.” dengan terapis memberikan kalimat tersebut maka secara

langsung subjek akan merespon dan menyalurkan pada pikirannya. Ketika

subjek sudah dikembalikan pada alam sadar, subjek akan mengingat

kalimat tersebut apabila subjek merasa tidak mampu, atau khawatir dengan

ujian yang akan dihadapi. Maka, teknik-teknik yang dipakai pada aspek

kognitif akan berdampak pada penurunan kecemasan pada subjek yaitu,

subjek menjadi mampu konsentrasi, mampu mengerjakan ujian, berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

41

positif bahwa ujian itu tidak sulit, dan subjek akan mendapatkan hasil yang

optimal.

Aspek Fisik akan menggunakan teknik utama yang digunakan

adalah Terapi Energi dan EMDR untuk merilekskan ketegangan otot yang

dimiliki subjek sebelum melakukan treatment. Setelah melakukan

treatment dengan teknik terapi energi dan EMDR maka subjek diharapkan

dapat rileks pada otot-otot yang kaku, dan menjadi tenang ketika sedang

menghadapi ujian.

Aspek Perilaku akan menggunakan teknik utama yang digunakan

adalah terapi energi, hipnoterapi, NLP, dan terapi kognitif. Setiap aspek

yang digunakan subjek akan diberikan teknik energi berupa tapping yang

akan dilakukan oleh terapis, terapis akan mengetuk bagian titik yang

dimana menjadi dasar masalah subjek dalam menurunkan rasa cemas.

Apabila sudah diberikan terapi energi kemudian subjek akan dimasukan

pada alam bawah sadar, setelah itu terapis membantu dalam memberikan

kalimat positif dan pikiran positif untuk menunculkan perilaku positif pada

saat subjek hendak menghadapi ujian. Maka, subjek menjadi mampu

berlatih untuk latihan soal-soal ujian.

Aspek Sosial akan menggunakan teknik dan proses yang sama

dengan aspek perilaku. Teknik yang digunakan yaitu Terapi Energi,

Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif. Ketika subjek menerima keempat

teknik utama maka diharapkan subjek mau berlatih secara kelompok,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

42

merasa didukung oleh teman-temannya, dan berani mencoba hal baru

(latihan soal yang baru).

Dari tahap penurunan kecemasan per-aspek dapat disimpulkan

bahwa kecemasan yang di alami oleh subjek yang hendak menghadapi

ujian, akan mengakibatkan nilai subjek yang kurang optimal atau

mengalami kegagalan saat menghadapi ujian. Untuk itu, penulis ingin

membantu subjek dalam menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian,

salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode terapi SEFT. Menurut penelitian sebelumnya, yang

sudah dijelaskan pada bab 1, mengatakan bahwa metode terapi SEFT

efektif digunakan untuk menyembuhkan gangguan fisik maupun psikis,

dari penelitian tersebut maka penulis membuat sebuah hipotesa bahwa

terapi SEFT dapat menurunkan kecemasan pada siswa yang hendak

menghadapi ujian. Apabila subjek diberikan terapi SEFT ada

kemungkinan kecemasan mengalami penurunan, maka subjek yang

hendak menghadapi ujian merasa siap dengan kemampuan dan materi

yang sudah disiapkan untuk menghadapi ujian, sehingga siswa

mendapatkan hasil yang optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

43

Bagan 2.2: Dinamika Penurunan Kecemasan Siswa yang Hendak

Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT (Spiritual Emotional

Freedom Technique)

KECEMASAN TINGGI

Aspek Perilaku:Tidak mau berlatih,tidak yakin dengandirinya sendiri saatmengerjakan ujian

Aspek Sosial : Siswa merasakurang didukung olehlingkungannya maka siswaakan memberikan responmenghindar pada lingkungan..

Aspek Kognitif: Pikirannegatif, tidak dapatkonsentrasi dalammengerjakan ujian

Aspek Fisik:Mengakibatkantangga gemetar,jatung berdebarkencang, keringatdingin.

Terapi SEFT yangdigunakan :

1. Terapi Energi2. Hipnoterapi3. NLP4. Terapi Kognitif

Terapi SEFT yangdigunakan :

1. Terapi Energi2. EMDR

Terapi SEFT yangakan digunakan :

1. Terapi Energi2. Hipnoterapi,3. NLP4. Terapi Kognitif

Terapi SEFT yang akandigunakan :

1. Terapi Energi2. EMDR3. Hipnoterapi4. NLP5. Terapi Kognitif

Dalam terapi SEFTdibantu oleh teoriPsikologi Kognitif, danPsikologi Psikoanalisa.

Dalam terapi SEFTdibantu oleh teoriPsikologiBehavioral, danPsikologi Kognitif

Dalam terapi SEFTdibantu oleh teoriPsikologi Kognitif,dan PsikologiPsikoanalisa.

Dalam terapi SEFTdibantu oleh TeoriPsikologi Kognitif,Psikologi Psikoanalisa,dan PsikologiNeurologi.

Terjadi penurunanketegangan siswasehingga siswamenjadi rileks.

Meningkatnya rasakeyakinan dalammengerjakan ujiandan mengambilkeputusan denganbaik.

Siswa merasa didukungdengan lingkungansosial.

Siswa memilikipikirian positif, dankemampuankonsentrasi meningkat.

KECEMASAN RENDAH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

44

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan rumusan permasalahan dengan teori yang

dikemukakan maka dapat disusun suatu hipotesis yang mengatakan bahwa

Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) efektif untuk

menurunkan kecemasan bagi siswi Asrama STC Yogyakarta yang hendak

menghadapi ujian semester ganjil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan suatu bagian yang penting dalam

sebuah penelitian, karena metodologi penelitian akan menentukan

bagaimana cara pengambilan data dalam suatu penelitian, agar hipotesis

dapat sesuai dengan yang diperkirakan oleh penulis sehingga akan

mempengaruhi hasil suatu penelitian yang sesuai dengan hipotesis

sebelumnya.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen lapangan.

Penelitian eksperimen lapangan adalah kajian penelitian dalam suatu

situasi nyata (Kerlinger, 1990). Jenis eksperimen lapangan merupakan

penelitian yang dilakukan secara keadaan nyata di lingkungan yang riil

dimana penulis melakukan campur tangan dan manipulasi terhadap

variable bebas atau bentuk tindakan nyata yang terjun langsung ke

lapangan dan melihat situasi serta kondisi yang terjadi dalam ruang

lingkup subjek penelitian.

Penulis mempunyai suatu pertimbangan ketika memilih eksperimen

lapangan menjadi sebuah penelitian untuk melihat efektivitas terapi SEFT

dalam menurunkan tingkat kecemasan siswi Asrama STC Yogyakarta,

yaitu penulis melihat kondisi yang terjadi disekitar lingkungan, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

46

kurang memungkinkan subjek mengikuti penelitian eksperimen

laboratorium karena yang akan diteliti oleh penulis adalah manusia, maka

sangat disarankan penelitian ini melakukan eksperimen lapangan,

eksperimen laboratorium memakan waktu yang lama dan perlu di

perhatikan setiap saat, sementara penelitian eksperimen lapangan dalam

waktu sehari atau dua hari dapat diselesaikan. Sementara itu, subjek sangat

tidak di mungkinkan untuk masuk kedalam laboratorium dan mengikuti

setiap rancangan penelitian yang sudah ditetapkan oleh penulis karena

disamping itu subjek juga memiliki kegiatan lain di sekolah maupun di

asrama dan menurut penulis penelitian jenis eksperimen lapangan ini lebih

efisien tidak membawa subjek ke laboratorium. Penulis juga

mempertimbangkan kalender akademis yang sudah di tetapkan dari

sekolah, jadi penulis tidak bisa membawa subjek ke dalam laboratorium

karena subjek yang dipilih oleh penulis adalah siswi Asrama STC. Oleh

sebab itu penulis tidak melakukan jenis penelitian eksperimen laboratrium

karena sulit membawa subjek ke laboratorium, sementara penulis harus

mengikuti kalender akademis yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Situasi

psikologis dan siklus kalender akademis yang tidak bisa memindahkan

subjek ke laboratorium. Untuk itu, penulis merasa penelitian untuk melihat

efektivitas terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dalam

menurunkan tingkat kecemasan siswa Asrama SMA Stella Duce

Yogyakarta yang hendak menghadapi ujian, dapat diduga untuk

menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

47

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu objek yang akan diteliti dan

yang akan menjadi fokus suatu penelitian. Variabel – variabel yang dapat

diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel X (Independent Variabel) : Terapi SEFT (Spiritual

Emotional Freedom Technique)

2. Variabel Y (Dependent Variabel) : Kecemasan

Konsep Penelitian yang akan menjadi Kelompok Eksperimen

Y1 X Y2

Keterangan :

Y1 = Pre-test Skala Kecemasan

X = Terapi SEFT

Y2 = Post-test Skala Kecemasan

Konsep Penelitian yang akan menjadi Kelompok Kontrol

Y1 Y2

Y1 = Pre-test Skala Kecemasan

Y2 = Post-test Skala Kecemasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

48

C. Definisi Variabel Penelitian

1. Definisi Konseptual

a. Variabel Bebas

Terapi SEFT adalah sebuah terapi yang menyembuhkan diri

seseorang baik secara fisik maupun psikis, proses penyembuhannya

hanya dalam waktu 5 – 25 menit, setelah itu melakukan latihan secara

mandiri. Metode yang dilakukan oleh terapi SEFT adalah

menggunakan cara tapping, seseorang yang merasa fisik atau

psikisnya sedang bermasalah akan di bantu oleh terapis untuk me-

tapping bagian titik meridian yang bermasalah.

b. Variabel Terikat

Kecemasan adalah suatu reaksi yang menyakitkan, seperti

kegelisahan, ketakutan, kebingungan, kekhawatiran, rasa gugup, dan

sebagainya yang berhubungan dengan subyektif emosi seseorang.

Kecemasan dalam fungsi kognitif membuat seseorang merubah

pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak mampu atau tidak yakin

dalam melakukan sesuatu yang hendak ia lakukan.

2. Definisi Operasional

a. Variabel Bebas

Terapi SEFT adalah sebuah terapi untuk menyembuhkan masalah

fisik maupun psikis seseorang, penyembuhan ini dilakukan dengan

cara tapping. Cara terapi SEFT ini menggunakan tapping di 18 titik.

Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

49

tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-

titik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk

beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi

atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan

dengan normal dan seimbang kembali. Di dalam terapi SEFT terdapat

Cognitive Theraphy, NLP (Neuro – Linguistic – Programming),

EMDR (Eye Movement Desensitization Repattering), Energy

Theraphy, dan Hyphnotheraphy yang akan membantu proses tapping

dan menurunkan kecemasan pada siswa yang hendak ujian.

Terapi SEFT akan diberikan kepada siswi Asrama Stella Duce

Yogyakarta yang hendak menghadapi ujian. Pertama-tama, subjek

akan diberikan pengarahan mengenai proses terapi SEFT, setelah itu

subjek diajak untuk mengikuti langkah-langkah terapis yang akan me-

tapping dibagian tubuh yang membuat subjek merasakan kecemasan.

Ketika subjek mengikuti langkah terapi SEFT, subjek harus

mempunyai dasar ikhlas, dan pasrah dalam menyembuhkan rasa

cemas yang berlebihan. Langkah kedua subjek, dibantu latihan oleh

masing-masing terapis yang sudah disediakan oleh penulis, dalam

latihan ini subjek harus mengikutinya dengan baik. Langkah ketiga

subjek, melakukan terapi SEFT dengan mandiri, subjek mampu

merasakan daerah atau bagian tubuh yang cemas dan mencoba untuk

menyembuhkannya secara mandiri. Setelah ketiga proses dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

50

subjek mampu melakukan terapi SEFT secara mandiri ketika subjek

mengalami kecemasan hendak menghadapi ujian.

b. Variabel Terikat

Kecemasan yang dialami seseorang dapat menyebabkan gangguan

kecemasan spesifik yaitu terhadap objek atau situasi yang spesifik.

Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak kecemasan yang berupa

simtom kognitif. Dari beberapa dampak kecemasan perlu

dilakukannya salah satu metode terapi, untuk menstabilkan kembali

energi-energi yang sudah dikeluarkan karena kecemasan yang

mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang.

Aspek-aspek kecemasan Menurut Indiyani (2010 : 2) dan Nevid

(1997) ada empat aspek kecemasan ketika siswa sedang menghadapi

atau mengerjakan ujian akhir semester yaitu:

1) Aspek Fisik atau emotionality merupakan kecemasan

yang muncul sebagai akibat dari perasaan yang

berlebihan saat menghadapi sesuatu. Misalnya, seperti

tegang dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman,

gugup, berkeringat, tangan gemetar saat melakukan

sesuatu.

2) Aspek Kognitif atau worry merupakan kecemasan yang

muncul sebagai akibat dari proses cara berpikir

seseorang yang tidak terkondisikan karena memikirkan

tentang kejadian buruk yang akan terjadi saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

51

menghadapi sesuatu hal. Misalnya, sulit konsentrasi,

mental blocking, pesimis dan merasa tidak mampu

dengan tindakan yang ingin dilakukannya, dan

mengkhawatirkan akan hasil dari tindakan yang

dilakukannya merasa tidak optimal dari yang sudah

diharapkan, sehingga menjadi kurang yakin dengan

tindakannya.

3) Aspek Perilaku merupakan kecemasan yang berasal dari

hasil frustasi sesuatu yang mengganggu kemampuan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Misalnya, tidak mau mencoba berlatih atau latihan

mengerjakan sesuatu ketika diberikan kesempatan

dengan alasan karena takut gagal dan ditertawakan oleh

orang lain.

4) Aspek Sosial merupakan kecemasan yang berasal dari

situasi disekitar yang kurang mendukung kemampuan

yang dilakukan oleh seseorang. Misalnya ketika

seseorang melakukan sesuatu tetapi kurang atau tidak

didukung oleh lingkungan disekitarnya maka ia akan

mengalami kegelisahan, sehingga membuat seseorang

tidak lagi berani untuk mencoba hal yang baru, dan ia

akan menghindar dari lingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

52

Variabel kecemasan akan di ukur oleh skala kecemasan yang

dibuat oleh penulis dimana kecemasan ini masuk dalam keempat

aspek diatas merupakan bagian dari indikator dalam penelitian

siswi yang mengalami kecemasan ketika hendak mengikuti ujian di

sekolah.

D. Hipotesa Operasional

Kelompok Eksperimen yang mendapatkan terapi SEFT (Spiritual

Emotional Freedom Technique) oleh terapis, dan latihan mandiri selama

satu minggu akan mengalami penurunan kecemasan daripada kelompok

kontrol yang tidak mendapatkan terapi SEFT.

E. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, subjek penelitian diambil dari siswi Asrama SMA

STC Yogyakarta. Penulis memilih subjek penelitian Siswi Asrama karena

kecemasan yang dimiliki siswi asrama cenderung lebih tinggi daripada

siswi yang tidak tinggal di Asrama, kecenderungan yang ingin

disampaikan oleh penulis adalah masalah tentang kondisi lingkungan

sosial yang membuat siswi tertekan dan harus lulus ujian, apabila ia gagal

dalam ujian maka akan ditinggalkan atau dikucilkan oleh teman-teman

sekamar atau satu asrama. Dalam skripsi dengan judul “Hubungan antara

Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswi

yang Tinggal di Asrama Cor Jesu Malang” yang ditulis oleh Maria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

53

Theresia Ayu Megasari, tahun 2011 menjelaskan bahwa siswi asrama

cenderung kurang mampu untuk mengantisipasi perasaan negatifnya dan

sedapat mungkin berusaha menghindari komunikasi. Dengan adanya

penelitian sebelumnya membuat penulis semakin yakin bahwa siswi

asrama menghindari lingkungan ketika merasa gagal dalam melakukan

sesuatu yang ingin ia capai.

Sampel subjek penelitian masing-masing diambil 35 siswi Asrama

dari SMA STC Yogyakarta, baik dari Kelompok Kontrol (KK) maupun

Kelompok Eksperimen (KE). Penulis memilih subjek penelitian siswi

SMA karena pada dasarnya siswi dalam masa perkembangan mempunyai

perasaan cemas dan rasa malu yang cukup tinggi ketika ia gagal dalam

ujian, serta banyak pikiran yang negatif muncul saat rasa cemas timbul

dalam diri siswa. Faktor kecemasan yang dimiliki oleh siswi karena

adanya tuntutan dari keluarga maupun lingkungan sosial.

Pengambilan sampel menggunakan true experimental design. True

experimental design adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen

maupun sebagai kelompok kontrol yang diambil secara random (acak) dari

sampel tertentu. Dikatakan sebagai true experimental karena dalam desain

ini penulis dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

jalannya eksperimen. Desain true eksperimen dibagi menjadi tiga Posstest-

Only Control Design, Pretest-Posttest Control Group Design, dan The

Solomon Four-Group Design. Dalam penelitian ini, penulis akan

menggunakan model desain true eksperimen yaitu pretest-posttest control

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

54

group design yaitu melakukan stratified randomization dalam pencacahan

nilai rapor masing-masing subjek, guna membentuk subjek penelitian

eksperimen yang diberikan pretest dan posttest untuk melakukan kontrol

terhadap Proactive History (jumlah nilai rapor).

Pada tahap randomisasi akan dilakukannya pencacahan nilai rapor

masing-masing subjek, jadi penulis akan mengelompokkan subjek dalam

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilihat dari nilai rapor subjek,

hal ini dilakukan supaya tidak terjadi ketidakseimbangan diantara kedua

kelompok saat dilakukannya penelitian yang sudah dirancang oleh penulis,

total jumlah nilai rapor yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah dibawah nilai batas kritera ketuntasan minimum atau dengan

kata lain total nilai rapor subjek dibawah 1200 dari 16 mata pelajaran.

Penulis mengambil total nilai rapor subjek dibawah 1200 karena kesulitan

belajar merupakan bagian dari kecemasan yang dimiliki siswa ketika

menghadapi ujian.

F. Alat Pengumpul Data

1. Skala Kecemasan

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah skala, dan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian ini adalah skala thurstone, untuk

melihat kecemasan pada siswi. Selain itu, penulis juga menggunakan

data kuisioner untuk melihat variable lain dari kecemasan pada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

55

yang hendak menghadapi ujian. Kuisioner yang akan diberikan yaitu

melihat waktu jam dalam sehari, waktu jam belajar dalam seminggu,

persentase kesiapan dalam menghadapai ujian, dan kondisi keluarga

saat subjek hendak mengikuti ujian.

Variabel kecemasan akan diukur oleh skala kecemasan yang dibuat

oleh penulis, dimana kecemasan ini masuk kedalam empat aspek yaitu

aspek fisik, aspek kognitif, aspek perilaku, dan aspek sosial. Dimana

keempat aspek tersebut mempunyai pengaruh yang besar untuk

pembuatan skala kecemasan penelitian ini. Dalam skala ini mengukur

kecemasan, skala yang dipakai yaitu skala thurstone. Skala Thurstone

adalah pengukuran jenis data satu tingkat lebih tinggi atau data

interval. Penulis akan memberikan tingkatan angka dari 1 – 7, dalam

tingkatan angka yang semakin menujukan arah ke angka 1 maka siswi

tidak memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian,

sementara semakin ke arah angka 7 maka siswi sangat memunculkan

perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian.

Pengambilan data pretes akan dilakukan secara bersamaan, dimana

penulis akan menyiapkan dua ruangan yang akan diisi oleh kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Pada saat pengambilan pretes KK

dan KE akan menerima perlakuan yang sama, tidak ada yang

membedakan. Sementara, pada saat melakukan treatment, KK tidak

menerima treatment yang menerima treatment hanya KE. Saat KE

melakukan treatment, KK akan mengikuti pelatihan kepemimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

56

yang sudah di agendakan oleh pihak asrama, untuk itu KK tidak akan

mengetahui perlakuan yang diterima oleh KE pada saat melakukan

treatment Terapi. Hal ini dilakukan supaya diantara kedua kelompok

tidak mempunyai kecurigaan dalam penelitian yang telah dirancang

oleh penulis. Pada saat pengambilan posttes KK dan KE akan

mendapatkan perlakuan yang sama seperti pada saat melakukan

pengambilan data posttes.

Tabel 3.1 : Blue Print Kecemasan

BLUE PRINT

INDIKATOR ITEM FAVORABEL ITEMUNFAVORABEL

Ʃ

Aspek Fisik 1, 3, 6, 8, 10, 13, 15,18, 21, 24, 28, 69

4, 11, 19, 27, 33, 38, 39,44, 46, 54, 59, 64

24

Aspek Kognitif 2, 12, 26, 32, 36, 40,43, 45, 48, 52, 56

5, 9. 14, 20, 23, 29, 47,49, 53, 55, 57,

22

Aspek Perilaku 7, 17, 22, 30, 58, 60,62, 65, 67, 71, 74, 77,79, 82, 83. 85

16, 25, 35, 37, 42, 68, 70,75, 80, 84

26

Aspek Sosial 34, 50, 61, 63, 66, 73 31, 41, 51, 72, 76, 78, 81 13

TOTAL 85

G. Prosedur Penelitian

Penulis membuat skala kecemasan pada subjek yang hendak

menghadapi ujian, terdapat empat aspek yaitu fisik, kognitif, perilaku, dan

sosial. Dimana aspek perilaku dan sosial mempunyai definisi yang sama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

57

diantara keduanya hanya membedakan pada aspek perilaku untuk individu,

dan aspek sosial untuk berhubungan lebih dari satu orang.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penelitian terbagi

menjadi dua bagian yaitu pretes, dan posttes. Sebelum pretes dilakukan

penulis melakukan uji coba alat tes atau alat ukur skala kecemasan pada

subjek yang hendak menghadapi ujian, untuk mengukur validitas dan

reliabilitas alat tes tersebut.

1. Pre-Testa. Penulis meminta subjek untuk mengisi skala kecemasan yang

telah disusun oleh penulis.

b. Penulis membagi subjek menjadi dua kelompok dengan cara

kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah kelompok

Eksperimen, dan kelompok B adalah kelompok Kontrol.

2. Treatmenta. Treatment Terhadap Kelompok Eksperimen

1. Sebelum pemberian terapi dilakukan, subjek diminta untuk

masuk ke dalam ruangan A, dan diberikan pengarahan oleh

penulis.

2. Subjek dalam kelompok eksperimen dibagi kedalam empat

kelompok, yang dalam satu kelompok terdiri dari 9 sampai

8 subjek. Kelompok eksperimen akan diberikan satu

terapis dimasing-masing kelompok.

3. Dalam pemberian terapi, subjek tidak diperkenankan untuk

keluar ruangan sebelum pemberian terapi selesai. Satu per

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

58

satu subjek akan masuk ke dalam ruangan pemberian

terapi, setelah subjek menerima terapi, subjek

diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan pribadinya.

Sebelum subjek keluar dari ruangan, diberikan pelatihan

secara mandiri oleh terapis, apabila rasa cemas muncul

kembali. Subjek dapat melakukannya secara mandiri.

4. Untuk mencegah resiko selama pelatihan, maka penulis

meminta bantuan pada empat asisten terapis untuk

mengawasi saat pemberian terapi berlangsung.

5. Sesudah pemberian terapi subjek diminta untuk masuk ke

dalam ruangan untuk diberikan pengarahan agar subjek

melakukan pelatihan terapi secara mandiri selama satu

minggu.

b. Treatment Terhadap Kelompok Kontrol

Subjek dalam kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan

apapun, mereka diminta untuk melakukan kegiatan pribadi

seperti biasanya. Saat KE melakukan treatment, KK

melakukan kegiatan pelatihan kepemimpinan yang sudah di

agendakan pada pihak asrama.

3. Post-Testa. Setelah sampai pada hari terakhir, semua subjek dalam

penelitian yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

diminta untuk mengisi skala kecemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

59

b. Hasil dari skala kecemasan pretes, posttes kedua kelompok

dibandingkan dengan uji statistik parametrik. Dalam uji ini

statistik parametrik ini akan membandingkan (1) hasil nilai

skala kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

pada saat pretes, (2) hasil nilai skala kecemasan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol pada saat posttes.

Untuk mengatasi pengaruh bias dari penulis untuk subjek, maka

langkah yang dilakukan penulis adalah melakukan metode one

blind experiment.

a. Penulis tidak memberikan pemberian terapi SEFT secara

langsung, tetapi penulis meminta empat orang terapis untuk

memberikan pemberian terapi SEFT.

b. Pada saat subjek diminta mengisi skala kecemasan, penulis

tidak memberitahukan kepada subjek bahwa skala tersebut

digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan, sehingga tidak

terjadi pengelabuan atau faking. Penulis akan melakukan

pembohongan (deception) pada subjek tentang tujuan dan

hipotesa penelitian untuk mencegah terjadinya bias pada hasil

penelitian. Sesudah penelitian selesai, subjek diberitahu

maksud dan tujuan penelitian yang sesungguhnya (debriefing).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

60

H. Desain Eksperimen (Experiment and Control Group: Control Group

Pretest dan Posttest Design)

Tabel 3.2 : Desain Eksperimen

Pretest Pemberian

Terapi SEFT

Posttest

Eksperimen 1 X 2

Kontrol 1 XX 2

Keterangan:

1 : Pengisian Skala Kecemasan I (Pretest)

X : Pemberian Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique)

XX : Tanpa pemberian terapi SEFT dan pelatihan

2 : Pengisian Skala Kecemasan II (Posttest)

Penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan pada siswi

yang hendak ujian, memiliki desain penelitian between-subject.

Between-subject adalah jenis desain penelitian yang diantara

kelompok memiliki perbedaan yang berarti atau nyata, dengan kata

lain variasi antara dua kelompok benar-benar ada perbedaan. Desain

between subject dibagi menjadi dua kelompok, Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol karena pengaruh Variabel Bebas terhadap

Variable Terikat diketahui dari perbedaan skor Variabel Terikat antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

61

kelompok-kelompok subjek yang diberikan perlakukan yang berbeda.

Kelompok Kontrol adalah kelompok yang tidak mendapatkan

treatment, sementara Kelompok Eksperimen adalah kelompok yang

mendapatkan treatment untuk menurunkan kecemasan pada subjek

yang hendak ujian.

Penulis memilih desain between-subject karena penelitian ini perlu

dilakukan oleh dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya

bahwa Kelompok Kontrol tidak diberikan treatmen sementara pada

Kelompok Eksperimen akan diberikan treatment, dengan begitu

aplikasi yang akan digunakan dalam penelitian ini membutuhkan dua

kelompok. Selain itu, penulis memilih between-subject karena dalam

between-subject mempunyai dua kelompok dengan subjek yang

berbeda, jadi untuk meneliti sebuah penelitian tidak memerlukan

waktu yang lama, karena sudah ada Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen yang perlu diteliti. Sementara untuk penelitian within-

subject memerlukan waktu yang lama. Untuk itu, penulis memilih

between-subject karena penulis juga mengikuti kalender akademis

yang telah ditetapkan oleh sekolah, jadi tidak dimungkinkan apabila

penulis melakukan penelitian ini dalam waktu yang lama, karena

penelitian ini hanya akan dilakukan pengambilan dalam waktu sehari,

jadi ada baiknya penulis menggunakan between-subject. Sementara

untuk analisis data pada between-subject menggunakan Independent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

62

Sample T-Test. Untuk melihat perbedaan kelompok bebas yang

diukur. Ada tiga tahap dalam melakukan penelitian menggunakan

between-subject yaitu :

1. Kontrol Subjek

Dalam penelitian eksperimental akan menggunakan subjek lebih

dari dua atau lebih, adapun subjek tambahan tersebut menjadi kontrol

bagi subjek yang lain. Subjek yang akan di kontrol adalah subjek yang

hendak menghadapi ujian memiliki tingkat kecemasan. Untuk

mengontrol tingkat kecemasan terhadap subjek yang hendak

menghadapi ujian, dilakukannya pengecekan melalui alat ukur skala

kecemasan pada siswa yang hendak menghadapi ujian. Dari alat ukur

tersebut terlihat seberapa tinggi tingkat kecemasan siswa, maka

langkah selanjutnya adalah memasukan subjek kedalam dua

kelompok. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Memilih Subjek

Penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan pada

subjek yang hendak ujian, memilih subjek penelitian siswi Asrama

Stella Duce Yogyakarta, subjek yang akan dipilih adalah subjek yang

hendak mengikuti ujian, agar dapat dikontrol tingkat kecemasan. Agar

tujuan ini tercapai maka pemilihan subjek dilakukan dengan

randomisasi. Pada tahap randomisasi akan dilakukannya pengacakan

atau pencacahan total jumlah nilai raport masing-masing subjek, hal

ini dilakukan supaya tidak terjadi ketidakseimbangan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

63

kelompok, setelah mengetahui total jumlah nilai raport dibawah 1200

dari masing-masing subjek maka langkah selanjutnya mengelompokan

semua subjek menjadi dua kelompok, yaitu Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen.

3. Pengujian Statistik

Agar perbandingan lebih obyektif untuk Variabel Terikat (VT)

yang diukur antara kelompok subjek kontrol dengan kelompok subjek

yang menerima VB (Variabel Bebas), maka dilakukan pengujian

secara statistika. Desain statistika yang digunakan adalah Pretest-

Posttest Control Group Design. Pretest-Posttest Control Group

Design yaitu pengukuran sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)

pemberian treatment pada kelompok yang dilakukannya randomisasi

sebagai kontrol terhadap proactive history (total jumlah nilai rapor)

dalam penelitian ini dilihat kontrol total jumlah nilai rapor dari siswa,

untuk menyetarakan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.

Maka, penulis akan menggunakan uji statistika dengan Independent

Sample Test. Independent Sample Test digunakan untuk menguji

signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan

untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Independen Sampel (between-subject) adalah sampel yang

didapatkan dari data yang berasal dari subjek yang berbeda. Misalnya

KE dan KK terhadap variabel kecemasan. Uji statistika menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

64

Independent Sample Test untuk menganalisa pengaruh Variabel Bebas

terhadap Variabel Terikat.

Bagan 3.1 : Sampel Randomisasi dari Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

Randomisasi

R X KE

R KK

Keterangan :

R = Randomisasi

X = Terapi SEFT

KE = Kelompok Eksperimen

KK = Kelompok Terkontrol

I. Analisa Data

Teknik analisis data berkaitan dengan cara pengukuran Variabel

Terikat (VT) dan penggunaan rumus statistik yang sesuai dengan masalah

dan hipotesis penelitian. Dalam penelitian eksperimental, teknik data yang

digunakan dalam penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan

siswi Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta adalah menggunakan uji t-tes

SAMPEL

KK = KELOMPOKKONTROL

KE = KELOMPOKEKSPERIMEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

65

yaitu Independent Sample Test. Independet Sample Test untuk

menganalisa pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat. Untuk

itu penulis perlu mengetahui pretes dan postes dari masing-masing

kelompok, apakah ada penurunan kecemasan dari kedua kelompok.

Sebelum diberikannya pretest dan posttest, penulis menguji coba hasil

skala kecemasan yang sudah dibuat apakah baik digunakan atau perlu

adanya perbaikan. Untuk skala variable kecemasan akan menggunakan

skala thrustone. Skala Thurstone adalah pengukuran jenis data satu tingkat

lebih tinggi atau data interval. Penulis akan memberikan tingkatan angka

dari 1 – 7, dalam tingkatan angka yang semakin menujukan arah ke angka

1 maka siswi tidak memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi

ujian, sementara semakin ke arah angka 7 maka subjek sangat

memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan sebelum penelitian. Penyusunan

variabel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur

berupa skala yang berjenis skala thurstone. Skala thurstone adalah

skala dengan model tingkatan angka dari 1 – 7. Alat ukur yang

digunakan dalam peneltian ini adalah skala kecemasan. Skala tersebut

disusun oleh penulis berdasarkan pada kajian teoritis mengenai aspek-

aspek dari variabel kecemasan. Aspek yang digunakan adalah fisik,

kognitif, perilaku, dan sosial. Dari keempat aspek tersebut merupakan

pedoman untuk membuat indikator.

Masing-masing aspek disusun beberapa aitem pernyataan, aitem-

aitem tersebut disusun dengan menggunakan pernyataan yang disusun

memiliki sifat mendukung favorable. Pada pernyataan yang bersifat

mendukung (favorable) subjek akan memperoleh skor tujuh (7) untuk

jawaban sangat menunjukkan perilaku saat menghadapi ujian.

Sedangkan pada aitem yang unfavorable, subjek akan memperoleh

skor satu (1) untuk jawaban tidak menunjukkan perilaku saat

menghadapi ujian. Pada skala kecemasan versi thurstone, tingkatan

semakin meninggi akan sangat memunculkan perilaku saat

menghadapi ujian (cemas), apabila tingkatan semakin menurun, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

67

tidak akan atau tidak pernah memunculkan perilaku saat menghadapi

ujian (tidak cemas).

Adapun sebaran nomor aitem skala kecemasan dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.1 : Blue Print Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba

Pre Uji Coba ITEMFAVORABEL

ITEMUNFAVORABEL

Ʃ

Aspek Fisik 1, 3, 6, 8, 10, 13,15, 18, 21, 24, 28,69

4, 11, 19, 27, 33,38, 39, 44, 46, 54,59, 64

24

Aspek Kognitif 2, 12, 26, 32, 36,40, 43, 45, 48, 52,56

5, 9. 14, 20, 23, 29,47, 49, 53, 55, 57,

22

Aspek Perilaku 7, 17, 22, 30, 58,60, 62, 65, 67, 71,74, 77, 79, 82, 83.85

16, 25, 35, 37, 42,68, 70, 75, 80, 84

26

Aspek Sosial 34, 50, 61, 63, 66,73

31, 41, 51, 72, 76,78, 81

13

TOTAL 85

Dalam langkah selanjutnya penulis melakukan perijinan

penelitian tryout pada pihak sekolah yaitu kepada Kepala Sekolah.

Perijinan dimulai dengan meminta surat ijin kepada program studi

psikologi untuk meminta ijin kepada Kepala Sekolah melalui surat

dengan nomor : 96a/D/KP/Psi/USD/2014.

Surat penelitian dari program studi psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah disahkan oleh Dekan

Fakultas Psikologi selanjutnya diserahkan kepada pihak Kepala

Sekolah. Selanjutnya pihak Kepala Sekolah memberikan ijin dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

68

konfirmasi mengenai teknis pelaksanaan penelitian, maka penulis

segera melakukan penelitian, untuk mengambil data tryout.

Pada subjek penelitian uji coba skala kecemasan,

menggunakan tahap randomisasi. Randomisasi adalah prosedur

memasukan secara acak subjek pada sampel penelitian dalam

setiap kelompok penelitian (dalam hal ini kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol) sehingga keduanya dapat dianggap setara

sebelum dilakukan manipulasi. Penulis mencari subjek dari

berbagai sekolah, yang terdiri dari SMA Sanjaya Pakem, SMK

Bopkri 1 Yogyakarta, SMA 11 Yogyakarta, dan SMA Bopkri 1

Yogyakarta. Jumlah subjek dari keempat sekolah sebanyak 43

siswi. Data uji coba diambil pada tanggal 9 – 20 Oktober 2014.

Pengambilan uji coba tidak dilakukan secara bersamaan karena

proses perijinan. Maka, pengambilan data uji coba dilakukan

secara bertahap. Pengambilan skala uji coba ini, penulis sengaja

mengambil waktu ketika siswi sebelum dan sedang menghadapi

ujian tengah semester. Penyebaran skala dilakukan melalui

randomisasi, penulis memilih satu kelas dari masing-masing

sekolah, dan hanya perempuan yang mengisi skala, sesuai dengan

penelitian yang akan penulis lakukan pada tahap pengambilan data

di Asrama SMA STC Yogyakarta. Pada tahap randomisasi, penulis

sudah melalukan syarat randomisasi assignment, dimana sebelum

memulai penelitian penulis melakukan pencacahan terhadap subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

69

dilihat dari total jumlah nilai rapor. Total jumlah nilai rapor yang

ditentukan kurang dari 1200. Jadi, penulis terlebih dahulu mencari

subjek yang memiliki jumlah rapor kurang dari 1200.

Selama melakukan penyebaran skala, tidak ada pertanyaan

dari subjek mengenai pernyataan-pernyataan pada aitem skala yang

sudah dibuat oleh penulis. Ada beberapa subjek pada SMA Bopkri

1 Yogyakarta yang tertarik mengerjakan skala kecemasan. Dari ke

43 subjek yang melakukan pengisian skala, melakukannya dengan

baik, sehingga jawaban pada skala terisi tanpa ada yang

terlewatkan.

Berikut daftar nama sekolah, tanggal pengambilan tryout,

dan jumlah subjek dari masing-masing sekolah yang turut

berpartisipasi dalam mengisi skala kecemasan.

Tabel 4.2 : Daftar Nama Sekolah Saat Uji Coba

No Nama Sekolah TanggalPengambilan Tryout

JumlahSubjek

1 SMK SanjayaPakem

Kamis, 9 Oktober2014

12

2 SMK Bopkri 1Yogyakarta

Rabu, 15 Oktober2014

20

3 SMA 11 Yogyakarta Jumat, 17 Oktober2014

5

4 SMA Bopkri 1Yogyakarta

Senin, 20 Oktober2014

6

TOTAL 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

70

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas pada skor uji coba

alat ukur kecemasan. Penelitian ini menggunakan metode tryout

terpakai, karena terbatasnya waktu atau kesempatan penulis dalam

penyusunan skripsi, sehingga hanya dilakukan satu kali pengambilan

data yang digunakan untuk mendapatkan aitem yang baik dari

beberapa pernyataan aitem digunakan untuk mendapatkan alat ukur

yang valid dan reliabel.

Hasil uji validitas untuk skala kecemasan diketahui terdapat 66

aitem valid dari 85 aitem yang telah disajikan. Penulis menetapkan

nilai validitas 0,3 dari masing-masing aitem. Menurut Azwar (dalam

buku Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif) nilai validitas

suatu aitem dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,25. Untuk itu ke 66 aitem

dapat dikatakan valid, berikut tabel blue print yang menunjukkan ada

66 aitem yang valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

71

Tabel 4.3 : Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Uji Coba

INDIKATOR ITEMFAVORABEL

ITEMUNFAVORABEL

SKOR

Aspek Fisik *1, *3, *6, 8,10, *13, 15,*18, *21, 24,*28, *69

4, 11, *19, *27,*33, *38, *39, *44,*46, *54, *59, *64

8 10

AspekKognitif

*2, *12, *26,*32, *36, *40,*43, *45, *48,*52, *56

*5, *9. *14, 20,*23, 29, *47, *49,*53, *55, 57,

11 8

AspekPerilaku

*7, *17, *22,30, 58, *60,*62, *65, *67,*71, *74, 77,*79, *82, *83.*85

*16, *25, *35, 37,*42, *68, *70, *75,*80, 84

13 8

Aspek Sosial *34, *50, 61,63, 66, *73

31, *41, *51, *72,*76, 78, *81

3 5

TOTAL 66Keterangan: Aitem yang diberikan tanda (*) adalah aitem yang valid.

Dari ke 66 aitem yang valid, masih ada sistem penyeleksian

atau pengurangan pada aitem, karena aitem jumlah aitem 66 akan

membuat subjek menjadi lelah untuk mengerjakan skala yang akan

dibagikan, apalagi dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

kelompok eksperimen akan mendapatkan treatment, maka

penyeleksian atau pengurangan pada aitem yang sudah valid

mengantisipasi subjek kelelahan dalam mengerjakan skala.

Penulis melakukan penyeleksian atau pengurangan aiem

dengan cara (Kline, 1968) :

1) Melihat panjang tes, untuk melihat syarat reliabilitas,

tes harus terdiri dari antara 20 dan 30 aitem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

72

2) Content atau isi tes. Untuk menjamin validitas, tes harus

terdiri dari aitem-aitem dengan cakupan keragaman isi

yang luas.

3) Korelasi aitem-total. Parameter ini merupakan kriteria

utana. Makin tinggi korelasi aitem-total, makin baik.

Idealnya, semua aitem harus memiliki koefisien

korelasi aitem-total di atas 0.20.

4) Taraf kesukaran. Aitem dengan taraf kesukaran dalam

kisaran 0.80 – 0.20 dipandang memuaskan, yang tidak

kalah penting, sebaiknya tes terdiri dari aitem-aitem

dengan taraf kesukaran yang berlainan.

5) Memperhatikan efektivitas distraktor masing-masing

aitem, dalam artian perlu dihindari memilih aitem

dengan satu atau lebih distraktor yang tidak efektif.

Pada penyeleksian atau pengurangan aitem, mendapatkan

36 aitem yang akan dipakai untuk pengambilan data pretest dan

posttest. Penulis memilih 36 aitem untuk memperhatikan proporsi

dari masing-masing aspek, yaitu aspek fisik, aspek kognitif, aspek

perilaku, dan aspek sosial, maka penulis mengambil jumlah aitem

yang paling sedikit sesuai dengan aspek tersebut. Dari 36 aitem

terbaik, masing-masing sudah mendapatkan jumlah favorable dan

unfavorable yang seimbang, untuk aspek fisik terdapat 12 aitem,

aspek kognitif terdapat 12 aitem, aspek perilaku terdapat 6 aitem,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

73

dan aspek sosial terdapat 6 aitem. Pada aspek perilaku dan aspek

sosial keduanya mempunyai 6 aitem, hal ini dikarenakan perilaku

yang dimunculkan pada aspek perilaku mewakili perilaku secara

individu, sementara untuk aspek sosial mewakili perilaku secara

sosial atau berhubungan dengan orang lain. Maka, aspek perilaku

dan aspek sosial saling mewakili satu sama lain, yang membedakan

hanya pada perilaku individu (ke diri sendiri) dengan perilaku

sosial (berhubungan dengan orang lain).

Tabel 4.4 : Blue Print Kecemasan Sesudah Penyeleksian

Uji Coba

INDIKATOR ITEMFAVORABEL

ITEMUNFAVORABEL

SKOR

Aspek Fisik 1, 3, 5, 7, 9, 11 26, 28, 30, 32, 34,36

6 6

AspekKognitif

13, 15, 17, 19,21, 23

14, 16, 18, 20, 22,24

6 6

AspekPerilaku

25, 27, 29 8, 10, 12 3 3

Aspek Sosial 31, 33, 35 6, 4, 2 3 3

TOTAL 36

Hasil uji reliabilitas untuk skala kecemasan sebesar 0,936,

hasil penghitungan ini menggunakan SPSS 16 of windows.

Menurut Azwar (2009) nilai uji reliabilitas dapat dikatakan

reliabel, apabila nilai pada data memperoleh koefisien korelasi r

hitung ≥ r tabel maka konsisten sehingga instrument tersebut sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

74

dinyatakan reliabel. Nilai r ≥ 0,90 maka akan dikatakan reliabel.

Pada hasil uji coba skala kecemasan, nilai yang diperoleh adalah

0,936, maka aitem yang telah disusun dapat dikatakan reliabel.

Berikut tabel reliablitas hasil uji coba skala kecemasan.

Tabel 4.5 : Statistika Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.936 85

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Perijinan Pelaksanaan Penelitian

Setelah penulis melakukan pengambilan data tryout, peneliti

melakukan perijinan penelitian untuk mengambil data pretest dan

posttest pada Kepala Asrama SMA STC Yogyakarta. Sebelumnya,

penulis bertemu dengan Kepala Asrama untuk membicarakan tujuan

dan manfaat dari penelitian yang penulis sudah rencanakan, apabila

pimpinan Kepala Asrama menyetujui penelitian ini, maka setelah itu

penulis membuat surat perijinan pada sekretariat Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nomor surat perijinan :

105a/D/KP/Psi/USD/XI/2014 dan 105b/D/KP/Psi/USD/XI/2014.

Setelah itu penulis membuat sebuah jadwal tanggal untuk mengambil

data pretes dan posttes yang sudah disepakati oleh pihak pimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

75

Kepala Asrama dan siswi Asrama. Berikut jadwal penyusunan skripsi

dari tahap persiapan sampai tersusunnya skripsi.

Tabel 4.6 : Jadwal Penyusunan Skripsi

Bulan Keterangan

Maret Penentuan Judul Skripsi, dan pembahasan Latar

Belakang Permasalahan

April Pembahasan Pendahuluan

Mei Pembahasan Pendahuluan dan Landasan Teori

Juni Pembahasan Landasan Teori

Juli Pembahasan Landasan Teori dan Pembahasan

Metodologi Penelitian

Agustus Pembahasan Metodologi Penelitian dan

Pembahasan Blue Print Skala Kecemasan

September Pembuatan Skala Kecemasan dan Perijinan Non

Formal kepada Kepala Asrama STC Yogyakarta

Oktober Melakukan Tryout

November Melakukan pengambilan data pre-test dan post-test

Desember Menyelesaikan Hasil Penelitian

Penulis juga akan memberikan hasil penelitian, apabila penelitian

yang dilakukan oleh penulis sudah selesai, dan akan memberikan saran

dari hasil penelitian yang sudah penulis olah datanya. Agar, penelitian

ini dapat bermanfaat untuk peneliti, pimpinan asrama, dan siswi

asrama SMA STC Yogyakarta, dalam menghadapi ujian akhir

semester.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

76

2. Pengambilan Data Pre-Test

Pengambilan data pre-test dilakukan tanggal 5 November 2014 di

Aula Asrama STC Yogyakarta, pukul 18.30 WIB. Penulis melakukan

briefing kepada subjek yang akan mengikuti penelitian, penulis

memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian,

meminta kesediaan para subjek tanpa ada paksaan untuk bersedia

menjadi subjek dalam penelitian. Subjek yang sudah bersedia wajib

mengikuti setiap rancangan yang telah di rancang oleh penulis.

Penulis memberitahu nama-nama yang masuk ke dalam daftar

Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Pembagian

KE dan KK sudah di kelompokkan berdasarkan total jumlah nilai

rapor. Penulis menyampaikan masing-masing tugas yang akan

dilakukan oleh masing-masing kelompok. Pada KE, selain diberikan

skala kecemasan, akan diberikan satu tugas tambahan yaitu pemberian

treatment dan latihan secara mandiri, sementara KK hanya diberikan

skala kecemasan.

Jumlah subjek yang bersedia mengikuti penelitian ini berjumlah 70

dan semua subjek mengikuti pretes. Penelitian diawali dengan

pengisian skala kecemasan oleh subjek, dan masuk ke dalam

kelompoknya masing-masing. Penulis memberikan instruksi

pengerjaan skala, dan semua subjek mendengarkan dengan baik.

Setelah penulis memberikan instruksi, subjek mengerjakan skala

dengan baik, dan terlihat bahwa subjek mengerti cara pengerjaannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

77

karena subjek tidak ada yang bertanya-tanya. Setelah subjek selesai

mengerjakan, penulis mengecek kembali skala kecemasan yang sudah

subjek kerjakan. Subjek mengerjakan dengan baik, tanpa ada jawaban

yang terlewatkan.

Penulis mempersilakan KK untuk meninggalkan ruangan, karena

pertemuan penelitian tahap pertama sudah selesai, dan akan

dilanjutkan pada tahap ke dua pada tanggal 29 November 2014, pukul

18.30 WIB. Penulis memberikan pengumuman pada KE, akan

mengikuti tahap tambahan pada tanggal 23 November 2014 pukul

10.00 WIB – 15.00 WIB.

3. Pemberian Treatment untuk Kelompok Eksperimen (KE)

Pemberian treatment pada KE dilakukan pada tanggal 23

November 2014, pukul 10.00 WIB – 15.00 WIB. Dalam proses

pemberian treatment ini, penulis dibantu oleh 4 orang terapis dan

empat orang asisten terapis. Kualifikasi dari ke empat terapis sudah

mendapatkan pelatihan secara intensif, dan mendapatkan sertifikat

sebagai terapis SEFT dan diperbolehkan untuk menerapi klien yang

mempunyai gangguan baik fisik maupun psikis. Dari ke 4 terapis,

masing-masing akan mendampingi 9 sampai 8 subjek. Penulis

melakukan briefing kepada 4 orang terapis dan 4 orang asisten terapis

untuk menyampaikan konsep, tujuan dari penelitian yang telah

dirancang oleh penulis, dan memberitahu skala yang akan di gunakan

mempunyai range antara 1 – 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

78

Sebelum pemberian Terapi SEFT di berikan, penulis

menyampaikan rundown pemberian treatment pada subjek KE. Penulis

sudah membagi KE menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok

masuk ke dalam ruangan.

Penulis menyiapkan tiga ruangan, yaitu ruangan tamu kecil,

ruangan aula atas, dan ruangan aula bawah. Pada aula bawah akan di

isi dengan dua orang terapis. Jarak antara terapis satu dengan terapis

lainnya cukup jauh, karena ruangan dalam aula cukup besar. Tugas

para asisten terapis memanggil satu demi satu subjek yang akan

diberikan treatment. Treatment diberikan secara satu per satu, untuk

menjaga konsentrasi subjek dalam mengikuti terapi. Para terapis

diminta oleh penulis untuk menuliskan hal yang terjadi saat

diberikannya treatment. Tugas penulis, memantau berlangsungnya

pelaksanaan pemberian terapi SEFT dengan cara mengobservasi alur

pelaksanaan.

Setelah pemberian terapi SEFT diberikan oleh subjek, seluruh

subjek diminta untuk berkumpul di Aula untuk diberikan pelatihan

secara mandiri. Salah satu terapis, memberikan pelatihan kepada

subjek agar melakukan latihan terapi SEFT secara mandiri. Subjek

melakukan latihan terapi SEFT dengan sungguh-sungguh.

Pemberian terapi SEFT sesuai dengan tata cara yang dilakukan

oleh penemu Terapi SEFT dengan menggunakan tiga teknik, yaitu The

set-up, The Tune-in, dan The Tapping. The Tune-in ini bersamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

79

dengan The Tapping. Ketiga teknik tersebut sudah dijelaskan pada

BAB II.

Penulis mengajak terapis dan asisten terapis untuk melakukan

evaluasi selama pemberian terapi SEFT. Setelah dilakukan evaluasi,

ada masalah yang terjadi saat pemberian terapi. Dari ke 4 terapis

SEFT, menanyakan range 1- 10 dari skala kecemasan yang terjadi

pada subjek. Hal ini membuat penulis harus menyetarakan nilai 10

menjadi 7, nilai 9 menjadi 6, dan seterusnya. Untuk keseluruhan,

pelaksanaan terapi SEFT dapat dikatakan baik.

4. Pengambilan Data Posttes

Pengambilan data postest dilakukan tanggal 29 November 2014,

pukul 18.30 WIB -19.00 WIB. Pada tahap pengambilan data ini,

seluruh subjek hadir mengikuti. Setelah itu, penulis membagikan skala

kecemasan kepada subjek, dan kembali memberikan instruksi, agar

subjek dapat mengerjakannya dengan baik, tanpa ada yang

terlewatkan.

Penulis melakukan debriefing kepada para subjek yang mengikuti

penelitian ini. Penulis menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian yang

sebenarnya kepada para subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

80

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Pretest untuk Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok

Kontrol (KK).

Uji hipotesis pre-test untuk kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan

(kesamaan) r rata antara dua kelompok. Dimana KK dan KE ini

dibandingkan rata-rata dua kelompok yang diketahui varians

populasinya dan sudah memenuhi asumsi normalitas.

Diagram 4.1 : Hasil Uji Normalitas Pretes KE

Hasil uji normalitas mempunyai hasil varians 0,181 dengan nilai

signifikan 0,156. Sebagai acuan penulis menggunakan signifikan 0,05,

artinya data yang didapatkan dapat disimpulkan mempunyai data yang

normal karena 0,156 > 0,05 yang berarti signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

81

Diagram 4. 2 : Hasil Uji Normalitas Pretes KK

Hasil uji normalitas pretes KE dan KK tidak memiliki perbedaan

keduanya memiliki jumlah varians yang sama dan memenuhi asumsi

bahwa data tersebut normal.

Hasil Uji hipotesis menggunakan pengujian uji-t untuk melihat

perbandingan pretes KE dan KK. Dengan taraf signifikan 0,05,

kemudian dicari nilai ttabel pada tabel distribusi dengan ketentuan df =

n-1, df = 35-1 = 34. Sehingga, ttabel (α ,df) = t(0,05, 34) = 1,691. Pada

penelitan ini hipotesis yang diterima adalah Ho diterima, karena ttabel(α)

= 1,691 < thitung (pretest_KE) = 50,685, maka Ho diterima. Sedangkan

ttabel(α) = 1,691 < thitung (pretes_KK) = 50,685 maka Ho diterima.

Pada hasil uji hipotesis pretes KE dan KK memang tidak ada

perbedaan diantara kedua kelompok, hal ini memang diharapkan pada

pretes KE dan KK untuk melihat perbedaan ketika melakukan uji

hipotesis posttes KE dan KK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

82

Tabel 4.7 : Uji-t Pretes KE dan KK.

Group Statistics

Pengelo

mpokan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PRETES KK 35 1.4734E2 15.28733 2.58403

KE 35 1.4734E2 15.28733 2.58403

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretes_KE 35 147.34 15.287 2.584

Pretes_KK 35 147.34 15.287 2.584

One-Sample Test

Test Value = 3.00

T Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pretes_KE 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59

Pretes_KK 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59

Independent Samples Test

Levene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t DfSig. (2-tailed)

MeanDifferenc

e

Std. ErrorDifferenc

e

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

PRETES Equalvariancesassumed

.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 3.65437 -7.29218 7.29218

Equalvariances notassumed

.000 68.000 1.000 .00000 3.65437 -7.29218 7.29218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

83

2. Posttes untuk KE dan KKUji hipotesis posttes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan

(kesamaan) r rata antara dua kelompok. Dimana KE dan KK ini

dibandingkan rata-rata dua kelompok yang diketahui varians

populasinya dan sudah memenuhi asumsi normalitas.

Diagram 4.3 : Hasil Uji Normalitas Posttes KE :

Hasil uji normalitas pada Posttes KE menunjukkan jumlah varians

0,279 dengan signifikan 0,192. Sebagai acuan penulis menggunakan

signifikan 0,05, artinya data yang didapatkan adalah 0,192 > 0,05 yang

memiliki arti signifikan. Menurut Kolmogorov-Smirov Plus data yang

dapat dikatakan normal adalah data yang memiliki taraf signifikan p >

0,05 (tidak ada perbedaan), tetapi data yang memiliki taraf signifikan p

< 0,05 (ada perbedaan) dapat dikatakan sebagai data yang tidak norma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

84

Diagram 4.4: Hasil Uji Normalitas Posttest KK

Hasil uji normalitas pada KK menunjukkan nilai varians 0,193

dengan taraf signifikan 0,200. Maka hasil yang didapatkan 0,200 >

0,05 yang berarti signifikan, dan data tersebut normal. Hal ini sesuai

dengan uji asumsi normalitas yang mengatakan bahwa data tersebut

normal.

Dari hasil yang didapatkan oleh pretest KE KK dan Posttest KE

KK penulis mendapatkan hasil value yaitu 3,0. Nilai value sebesar 3,0

akan menjadi acuan dalam menghitung statistik uji-t. Nilai value juga

menunjukkan hasil yang sama untuk KE dan KK, maka asumsi

memenuhi normalitas terhadap kedua kelompok.

Hasil Uji hipotesis menggunakan pengujian uji-t untuk melihat

perbandingan postes KE dan KK. Dengan taraf signifikan 0,05,

kemudian dicari nilai ttabel pada tabel distribusi dengan ketentuan df =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

85

n-1, df = 35-1 = 34. Sehingga, ttabel (α ,df) = t(0,05, 34) = 1,691. Pada

penelitan ini hipotesis yang diterima adalah Ho diterima, karena ttabel(α)

= 1,691 < thitung (postest_KE) = 42,506, maka Ho diterima. Sedangkan

ttabel(α) = 1,691 < thitung (postest_KK) = 50,684 maka Ho diterima. Hasil uji-t

menjelaskan bahwa KE dan KK menghasilkan penurunan kecemasan

pada kelompok KE.

Tabel 4.8 : Uji-t Posttes KE dn KK

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Postes_KE 35 139.66 19.020 3.215

Postes_KK 35 138.51 15.818 2.674

One-Sample Test

Test Value = 3.00

T Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Postes_KE 42.506 34 .000 136.657 130.12 143.19

Postes_KK 50.685 34 .000 135.514 130.08 140.95

Group Statistics

Pengelo

mpokan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

POSTEST KK 35 1.3851E2 15.81766 2.67367

KE 35 1.3966E2 19.02002 3.21497

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

86

Hasil yang ditemukan dalam Standar Deviasi KK dan KE mengalami

perbedaan dikarenakan sebaran jawaban yang bervariasi, untuk itu

semakin besar standar deviasi maka semakin bervariasi jawaban subjek,

dan semakin kecil standar deviasi maka semakin kurang bervariasi juga

jawaban subjek. Maka, standar deviasi pada KE menyatakan bahwa

sebaran jawaban subjek bervariasi, sementara sebaran jawaban subjek

KK kurang bervariasi. Makna dari sebaran SD pada KK dan KE

berbeda karena adanya sebaran jawaban yang berbeda dari tiap subjek,

hal ini menjadikan kelompok KE mengalami penurunan kecemasan dan

tidak mengalami penurunan kecemasan sama sekali. Kelompok KE

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

POSTEST Equal

variances

assumed

1.066 .306-

.27368 .785 -1.14286 4.18145 -9.48682 7.20111

Equal

variances

not

assumed

-

.273

65.8

13.785 -1.14286 4.18145 -9.49184 7.20613

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

87

mengalami hal tersebut karena pada pelaksanaan terapi, subjek hanya

merasa didukung oleh lingkungan sosialnya, untuk melakukan terapi

SEFT, hal ini didukung oleh hasil penghitungan per-aspek oleh penulis.

Dalam hal ini penulis melihat bahwa ada sesuatu yang membuat KK

mengalami penurunan, karena KK menghasilkan penurunan yang

hampir sama besarnya dengan KE maka perlu diselidiki apakah

penurunan KE itu benar-benar karena treatment. Menurut Abdulrahman

Ritoga (1987) untuk mencari penurunan pada KK dapat menggunakan

Mean Difference. Mean Difference adalah membagi hasil mean dari

penurunan KE dengan mean penurunan KK. Setelah dibagi dan

mendapatkan hasil dari selisih rata-rata KE dan KK, kemudian dilihat

apakah hasil bagi antara KE dan KK dibandingkan dengan taraf

signifikan 0,05. Apabila hasil menunjukkan > 0,05 maka signifikan Ho

diterima, tetapi jika hasil menunjukkan < 0,05 maka signifikan Ho

ditolak, maka penulis tidak dapat mengatakan untuk menolak hipotesis

nol, Ho, yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang berarti

signifikan dari penelitian ini. Berikut tabel Mean Difference yang

menjadi asumsi penulis bahwa ada kemungkinan rata-rata menjadi

faktor penurunan kecemasan pada Kelompok Kontrol.

Tabel 4.9 : Mean Difference

Mean Difference

KE 136,657

KK 135,514

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

88

Dalam hal ini hasil rata-rata yang didapatkan dari masing-masing

kelompok posttes tidak dapat di hitung uji beda pada kedua kelompok,

maka KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan hanya ada selisih

1,0084 dari mean posttest KE dan KK. Dengan kata lain, terapi SEFT

tidak efektif dilakukan sebagai treatment dari penurunan kecemasan, akan

tetapi hanya menjadi faktor pendukung penurunan kecemasan, karena pada

dasarnya ada pengaruh lain yang dapat menurunkan kecemasan.

Maka penulis, melakukan pengujian pada masing-masing aspek yaitu

aspek fisik, kognitif, perilaku, dan sosial. Apakah aspek-aspek kecemasan

mengalami perubahan saat setelah melakukan treatment.

TABEL : Aspek Pretes KK dan KE

Group Statistics

PENGELO

MPOKAN1 N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

FISIK PREKON1 35 46.1429 7.61246 1.28674

PREEKS1 35 46.1429 7.61246 1.28674

KOGNITIF PREKON1 35 52.9714 6.90049 1.16640

PREEKS1 35 52.9714 6.90049 1.16640

PERILAKU PREKON1 35 22.5714 5.57983 .94316

PREEKS1 35 22.5714 5.57983 .94316

SOSIAL PREKON1 35 25.6571 5.22406 .88303

PREEKS1 35 25.6571 5.22406 .88303

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

89

Independent Samples Test

Levene's Test forEquality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference

95% Confidence Interval ofthe Difference

Lower Upper

FISIK Equalvariancesassumed

.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.81973 -3.63121 3.63121

Equalvariancesnotassumed

.000 68.000 1.000 .00000 1.81973 -3.63121 3.63121

KOGNITIF Equalvariancesassumed

.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.64953 -3.29159 3.29159

Equalvariancesnotassumed

.000 68.000 1.000 .00000 1.64953 -3.29159 3.29159

PERILAKU Equalvariancesassumed

.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.33383 -2.66162 2.66162

Equalvariancesnotassumed

.000 68.000 1.000 .00000 1.33383 -2.66162 2.66162

SOSIAL Equalvariancesassumed

.000 1.000 .000 68 1.000 .00000 1.24879 -2.49192 2.49192

Equalvariancesnotassumed

.000 68.000 1.000 .00000 1.24879 -2.49192 2.49192

Dapat diketahui dari tabel di atas menunjukkan bahwa aspek fisik,

kognitif, perilaku, dan sosial pada KE dan KK pada saat pretes

menghasilkan nilai p (1,000) > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan. Taraf signifikan yang digunakan sebesar 0,05 dengan begitu

hasil yang ditemukan adalah 1,000 > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang

signifikan terhadap ke empat aspek tersebut. Sementara untuk hasil

penghitungan pada KE sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

90

TABEL : Aspek Posttes KK dan KE

Group Statistics

PENGELO

MPOKAN1 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

FISIK POSKON 35 45.5143 9.56209 1.61629

POSEKS 35 44.1429 6.65601 1.12507

KOGNITIF POSKON 35 47.6857 8.09056 1.36755

POSEKS 35 48.4286 7.05143 1.19191

PERILAKU POSKON 35 21.6857 5.80452 .98114

POSEKS 35 23.8000 4.38446 .74111

SOSIAL POSKON 35 24.7714 3.84314 .64961

POSEKS 35 22.1429 4.98906 .84331

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

91

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

FISIK Equal

variances

assumed

3.618 .061 .696 68 .489 1.37143 1.96931 -2.55827 5.30112

Equal

variances

not

assumed

.696 60.684 .489 1.37143 1.96931 -2.56686 5.30972

KOGNITIF Equal

variances

assumed

.255 .615 -.409 68 .683 -.74286 1.81407 -4.36278 2.87706

Equal

variances

not

assumed

-.409 66.754 .683 -.74286 1.81407 -4.36400 2.87829

PERILAKU Equal

variances

assumed

1.821 .182-

1.72068 .090 -2.11429 1.22959 -4.56789 .33932

Equal

variances

not

assumed

-

1.72063.270 .090 -2.11429 1.22959 -4.57121 .34264

SOSIAL Equal

variances

assumed

4.581 .036 2.469 68 .016 2.62857 1.06450 .50440 4.75275

Equal

variances

not

assumed

2.469 63.842 .016 2.62857 1.06450 .50189 4.75525

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

92

Berdasarkan hasil penghitungan uji statistika Independent Sample

T-Test menyatakan bahwa aspek fisik, kognitif, perilaku, dan sosial, ketika

diberikan treatment pada KE, kelompok ini mengalami sebuah penurunan

pada aspek sosial yang mempunyai nilai p = 0,016 dengan taraf signifikan

0,05 yang berarti aspek sosial ada perbedaan secara signifikan, sementara

untuk aspek fisik nilai p (0,489) > 0,05, kognitif nilai p (0,683) > 0,05, dan

perilaku nilai p (0,090) > 0,05 tidak mengalami penurunan perbedaan

yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa terapi SEFT tidak efektif

dilakukan.

Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa terapi SEFT tidak

efektif dilakukan. Terapi SEFT tidak efektif dilakukan karena ada

penurunan kelompok kontrol pada saat dilakukannya posttest. Hal ini

dikarenakan mean difference yang menghasilkan selisih 1,0084

menyatakan bahwa hipotesis ditolak dan ada pengaruh lain yang

menghasilkan KK menjadi turun pada saat dilakukan posttes. Pengaruh

yang terjadi pada saat dilakukannya posttest yaitu adanya persiapan ujian

yang cukup matang, penambahan jam belajar dalam sehari, dan

penambahan waktu belajar dalam seminggu.

D. Pembahasan

Penelitian Efektivitas Terapi SEFT untuk menurunkan tingkat

kecemasan siswi Asrama STC hendak menghadapi ujian semester ganjil,

mempunyai hasil bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

93

menurunkan tingkat kecemasan. Terapi SEFT tidak efektif dilakukan

untuk menurunkan tingkat kecemasan karena pada saat sudah

dilakukannya posttes, penulis menghitung masing-masing aspek

kecemasan, hanya ada satu aspek yang mengalami penurunan kecemasan

secara signifikan yaitu aspek sosial menghasilkan nilai p = 0,016 taraf

signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakan

bahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan,

karena terjadi penurunan secara signifikan hanya pada satu aspek

kecemasan saja yaitu aspek sosial.

Kecemasan yang sering timbul disebabkan karena ketidaksiapan dari

seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. Seperti yang dijelaskan pada

definisi kecemasan bahwa kecemasan sebagai suatu reaksi yang membuat

seseorang menjadi tidak nyaman, seperti kegelisahan, ketakutan,

kebingungan, kekhawatiran, rasa gugup, dan sebagainya yang

berhubungan dengan subyektif emosi seseorang. Kecemasan membuat

seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak mampu

atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia lakukan. Dalam

kecemasan mempunyai aspek-aspek yang mendasari tingkat kecemasan

pada diri seseorang diantaranya aspek fisik, aspek kognitif, aspek perilaku,

dan aspek sosial. Adapun penyebab kecemasan yaitu Kecemasan Neurotik

yang mempunyai definisi kecemasan yang berhubungan dengan

mekanisme pertahanan diri (MPD) yang biasanya memunculkan aspek

fisik dan perilaku yang membuat subjek merasa tertekan dengan kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

94

tidak nyaman yang subjek rasakan. Kecemasan Moral yang mempunyai

definisi rasa takut yang berasal dari suara hati, rasa takut yang

mengakibatkan hukuman, Kecemasan Moral memunculkan aspek sosial,

apabila subjek tidak berhasil dalam menghadapi ujian maka subjek akan

mendapatkan sanksi sosial berupa sindirian dari teman-teman. Kecemasan

Realistik yang mempunyai definisi rasa takut akan bahaya nyata di dunia

luar. Hal ini mempengaruhi proses kognitif subjek untuk itu kecemasan

realistik memunculkan aspek kognitif. Dampak kecemasan yang dimiliki

oleh subjek akan mengalami suasana hati yang kurang baik yaitu tidak bisa

tidur, dan dampak kognitif yang memiliki kekhawatiran yang tinggi

terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga sulit untuk berpikir

secara realitas, serta dampak motor pada subjek mengalami subjek

menjadi tidak tenang, gugup, dan biasanya subjek yang mengalami

kecemasan akan mengalami kegiatan motorik yang tidak ada artinya dan

tidak ada tujuan dalam melakukan kegiatan, contohnya jari-jari tangan dan

kaki mengetuk-ngetuk. Dampak motor juga memunculkan aspek fisik, dan

perilaku.

Dari penjelasan diatas bahwa kecemasan membuat seseorang merasa

ada sesuatu yang mengacam dirinya, sehingga menjadi gelisah, takut, tidak

nyaman. Untuk itu, persiapan ujian sangat lah penting dalam menurunkan

tingkat kecemasan. Kesiapan psikis dan fisik tetap penting, tetapi jika

tidak ada persiapan dalam menghadapi ujian, hasilnya pun tidak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

95

optimal, dan kecemasan akan semakin meningkat. Apabila subjek siap

dengan ujian yang akan mereka hadapi, maka kecemasan akan menurun.

Teori-teori yang dipakai pada Terapi SEFT seperti Teori Cognitive

Theraphy, NLP (Neuro-Linguistic Programming), EMDR (Eye Movement

Desentization Reprocessing), Hypnoteraphy, dan Energy Theraph dan

dibantu oleh teori Psikologi diantarnya teori Psikologi Kognitif, Psikologi

Behavioral, Psikologi Psikoanalisa, dan Psikologi Neurologi. Dalam

penelitian untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi menghadapi

ujian, penulis menggunakan semua teori terapi SEFT karena kelima teori

tersebut saling berkaitan dalam proses treatment.

Dari beberapa teori SEFT yang dipakai dalam menurunkan tingkat

kecemasan, mempunyai hasil bahwa teori-teori tersebut hanya sebagai

faktor pendukung untuk menurunkan tingkat kecemasan, karena dalam

menapping subjek yang akan dipakai oleh terapis menggunakan teori

tersebut. Kesiapan psikis dan fisik tetap penting dalam menghadapi ujian,

akan tetapi jika tidak ada persiapan tetap tidak maksimal dalam

mendapatkan nilai yang optimal, dan kecemasan pun tidak akan turun.

Dapat disimpulkan bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan untuk

menurunkan tingkat kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian

semester ganjil, karena ada pengaruh lain yang membuat penurunan

kecemasan yaitu persiapan ujian yang cukup matang, penambahan jam

belajar dalam sehari dan mampu meluangkan waktu belajar dalam

seminggu, serta persuasi dari lingkungan sosial ketika sedang belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

96

bersama-sama agar masing-masing subjek mendapatkan hasil yang

optimal, untuk itu subjek merasa perlu meningkatkan usaha dan

meyakinkan diri supaya mendapatkan hasil yang optimal. Pada penelitian

ini Terapi SEFT tetap baik digunakan dalam bentuk membantu atau

mendukung untuk semakin menurunkan tingkat kecemasan pada siswi

yang hendak menghadapi ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

dapat dijelaskan bahwa Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique) tidak efektif dilakukan dalam menurunkan tingkat kecemasan

siswi Asrama STC, karena penghitungan aspek-aspek kecemasan sesudah

dilakukannya treatment, hanya mampu menurunkan aspek sosial.

Lingkungan sosial mampu mempengaruhi penurunan kecemasan subjek,

dalam hal ini subjek mempersiapkan ujian bersama dengan lingkungan di

sekitarnya.

Mempersiapkan ujian adalah salah satu cara untuk menurunkan

kecemasan, apabila siswi sudah mempersiapakan ujian secara matang,

maka kecemasan yang dialami oleh siswi sebelumnya, dapat turun.

Kesiapan psikis dan fisik tetap penting, tetapi apabila tidak ada persiapan

maka kecemasan akan meningkat, untuk itu diperlukan persiapan dalam

menghadapi ujian.

B. Saran

1. Bagi Para Terapis SEFT

Dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan, penulis dapat

menyarankan kepada para terapis bahwa Terapi SEFT dapat digunakan

sebagai pendukung untuk mengoptimalkan penurunan kecemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

98

Pada dasarnya hal yang utama mempengaruhi penurunan kecemasan

adalah persiapan dalam menghadapi ujian dan Terapi SEFT hanya

sebagai pendukung dalam menurunkan kecemasan siswi Asrama STC.

2. Bagi Para Siswi

Para siswi Asrama STC sebaiknya menyiapkan materi ujian,

belajar dengan tekun, banyak berlatih apabila mengalami kesulitan

belajar, disarankan untuk belajar kelompok dengan teman-teman agar

lebih memahami materi pelajaran yang sulit. Menyiapkan ujian jauh

lebih penting, agar mendapatkan hasil yang optimal, dari pada

mendapatkan terapi SEFT.

3. Bagi Penulis Lain

Penulis menyarankan kepada penulis lainnya yang ingin meneliti

menggunakan metode Terapi SEFT, supaya menggunakan metode lain

untuk membandingkan metode terapi yang lebih efektif digunakan

untuk menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, menggali lebih

dalam lagi mengenai Kecemasan Ujian Akhir Semester dengan

menggambarkan masing-masing aspek secara lebih jelas, dan detail.

Penulis lain pun dapat melakukan penelitian pada siswa perempuan

dan laki-laki, agar dapat terlihat perbedaan dari keduanya, dan mencari

faktor-faktor lain terhadap kecemasan. Apabila penelitian ini

menggunakan metode eksperimen disarankan untuk penulis lain agar

lebih di konsepkan secara matang rancangan metode eskperimen yang

ingin digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

99

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf .

Anonim. (n.d.). Definisi Kecemasan Menurut Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-arnoldusme-

5481-3-babii.pdf .

Anonim. (n.d.). EMDR (Eye Movement Desensitization Reprocessing.

www.webmd.com/mental-health/emdr-what-is-it?page-2 .

Anonim. (2011, 07). Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder).

www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html

.

Anonim. (n.d.). Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren.

Anonim. (2013, 04). Ketika Gagal Ujian Mengguncang Batin.

http:www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474069/ketika-gagal-ujian-

mengguncang-batin .

Anonim. (2012, 12). Pengertian Siswa.

www.raseko.com/2012/12/pengertiansiswa.html .

Anonim. (n.d.). Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN. Koran

Antara News .

Azwar, S. (2012). Methodology Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

100

Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J. (2006). Kamus Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. (2008). Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri / Sekolah

Standar Nasional. Jakarta.

Habibah, L. I. (2013). Mengurangi Kecenderungan Merokok Pada Remaja Awal.

http://journal.umsida.ac.id/files/BukuJurnal2013-10.pdf .

Hakim, L. (2012, 12). Terapi Kognitif.

luqmanulhakim473.blogspot.com/2012/12/terapi-kognitif-psikologi-klinis.html .

Haryono, A. (n.d.). Jelang UN Siswa Santa Maria Dilatih SEFT. SEFT for

Healing+Success Happiness+ Greatness .

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Indiyani, N. E. (2006). Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong Royong

(Cooperative Learning) untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi

Pelajaran Matematika. Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3 No 1, Juni. , 1-

19.

Ir. Syofian Siregar, M. (Januari 2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian

Kuantitatif. Jakarta 13220: PT Bumi Aksara.

Jaynes, R. J. (2004). Hasrat Untuk Belajar. Yigyakarta: Pustaka Belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

101

K. Kartono., D. G. (1987). Kamus Psikologi . Bandung: Pionir Jaya.

Kartono, K. (2002). Patalogi Sosial 3 : Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta:

Penerbit PT. Gaja Grafindo Persada.

Lieche Seniati, A. Y. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta 11610: PT Indeks

Permata Puri Media.

Mayasari, S. (n.d.). Upaya Menurunkan Kecemasan Menghadapi Ujian Akhir

Semester Menggunakan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VII di

SMP Negeri 5 Bandar Lampunng Tahun Ajaran 2012 / 2013. 12 halaman.

Megasari, M. T. (2011). Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Kecemasan

Komunikasi Interpersonal pada Siswi yang Tinggal di Asrama Cor Jesu Malang.

karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/bk-psikologi/article/view/17219 .

Nevid, J. (1997). Abnormal Psychology In Changing World. New York: Prentice

Hall, Inc.

Paul Suparno, S. (2011). Pengantar Statistika Untuk Pendidikan Dan Psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Poerwadarmita, W. J. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Kepala

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Budaya.

Preston, D. L. (2001). 365 Steps To Self Confidence . Oxford, United Kingdom:

How To Books.

R.L Atkinson, E. H. (2001). Pengantar Psikologi Jilid Dua. Batam: Interaksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

102

Rahayu, I. (2013). Emotional Healing Therapy. Jakarta: Penerbit Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Ritonga, A. (1987). Statistika Terapan untuk Penelitian. Jakarta- Indonesia:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Santoso, S. (2014). Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT Elex

Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI.

Sugioyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono, P. D. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Tresna, I. G. (2010 / 2011). Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik

Desensitisasi Sistematis untuk mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian.

Widhiarso, W. Skala Psikologi.

Yusuf, S. L. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosclakanya.

Zainuddin, A. F. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) For Healing +

Success Happiness + Greatness. Jakarta Timur 13460 - Indonesia: Afzan

Publishing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

103

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

104

PRETES KELOMPOKKONTROL

PERNYATAAN

KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 1 3 6 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 1 1 1 7 6 5 2 7 4 1 7 7 6 7 4 1 7 1 1 7 6 129

2 1 7 1 7 1 3 6 6 1 1 1 1 4 7 4 2 1 7 7 7 2 7 5 7 1 7 1 1 1 1 5 1 2 1 7 7 131

3 6 3 3 5 2 6 5 6 3 3 2 7 6 5 5 3 2 3 6 4 7 4 2 4 7 3 1 5 7 2 1 7 4 2 7 4 152

4 1 3 2 6 2 3 4 4 7 7 1 3 1 6 2 6 2 6 6 6 4 7 1 6 4 6 1 1 1 3 4 6 5 6 1 6 140

5 4 4 2 5 1 1 6 2 4 2 2 6 3 1 7 1 1 2 7 6 6 4 7 6 6 3 1 2 7 1 7 2 4 6 7 2 138

6 3 2 2 5 1 3 5 2 1 6 2 2 5 5 4 6 6 5 3 4 2 6 2 3 3 4 1 3 6 6 6 4 6 5 6 5 140

7 1 7 6 7 1 6 6 7 1 7 1 7 4 6 5 6 2 6 6 5 5 4 5 4 5 4 1 1 1 7 2 7 1 1 4 1 150

8 1 6 5 7 2 7 5 2 1 3 1 4 3 7 5 2 1 7 7 5 6 6 6 5 5 3 2 1 6 6 1 3 1 7 1 7 147

9 1 4 3 1 1 7 7 1 1 1 1 1 1 7 4 7 2 7 5 7 3 7 7 6 1 7 1 7 7 1 1 7 1 7 5 7 144

10 1 3 7 1 1 7 7 1 1 2 1 7 7 7 7 1 1 7 7 4 7 1 1 1 7 7 1 1 1 1 1 7 7 7 7 1 138

11 5 6 7 7 1 1 7 3 2 1 5 7 3 7 2 7 4 6 7 4 4 5 3 5 7 7 1 1 7 6 1 4 3 2 1 3 152

12 2 6 7 6 2 5 1 7 7 7 5 3 4 1 1 1 1 6 7 4 7 4 7 5 6 1 1 1 5 1 1 1 1 5 5 5 139

13 3 4 6 3 5 5 5 5 5 4 4 5 6 3 6 4 4 4 6 3 5 4 6 4 5 5 4 4 6 5 5 5 4 5 5 4 166

14 1 7 1 1 1 1 1 3 3 7 1 2 1 7 1 7 1 7 1 3 1 7 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 4 7 136

15 1 4 4 1 1 7 6 1 4 6 7 7 7 5 5 7 3 7 7 4 2 7 1 7 7 4 1 7 3 1 1 4 3 6 3 1 152

16 4 6 2 4 2 7 7 5 4 6 6 3 4 3 3 4 5 5 7 6 5 5 4 5 4 2 2 3 5 4 7 5 7 4 6 4 165

17 4 7 3 2 1 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 4 7 7 7 6 7 4 6 7 7 5 2 1 3 2 2 6 7 5 6 4 188

18 1 4 6 7 3 4 6 2 5 7 4 7 4 7 5 7 1 2 6 7 6 7 4 3 6 6 1 6 4 6 4 7 6 7 7 5 180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

105

19 5 4 6 7 1 7 7 1 1 2 7 6 7 7 4 7 1 6 6 4 5 5 6 3 7 1 1 4 5 1 5 7 2 7 5 1 161

20 1 4 2 4 7 7 7 7 7 7 1 4 3 1 1 1 7 4 7 3 6 7 7 3 1 7 1 7 6 7 5 2 5 1 6 7 163

21 5 4 5 5 5 6 7 7 5 7 3 3 3 7 3 5 2 3 6 4 5 5 3 5 2 6 1 5 1 3 6 4 6 6 5 5 163

22 2 6 2 7 7 7 6 1 6 1 6 7 4 1 5 7 2 2 7 6 6 4 7 6 7 2 7 2 7 5 4 4 4 3 3 3 166

23 1 7 5 1 1 3 1 1 5 1 1 7 1 7 1 7 1 4 7 1 5 5 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 1 7 141

24 7 7 3 7 1 1 7 1 1 7 7 1 1 1 7 7 1 7 7 1 5 2 1 1 7 7 1 7 1 4 7 7 7 1 1 1 142

25 6 3 2 6 6 3 2 5 1 4 2 4 5 5 6 4 6 6 5 6 4 4 3 5 6 6 2 2 5 6 7 7 7 3 6 2 162

26 1 5 2 5 7 3 7 3 1 7 1 2 3 5 5 3 2 4 5 3 4 3 2 5 2 5 1 1 1 1 1 3 7 6 6 6 128

27 6 2 1 5 1 2 3 3 5 1 3 5 6 5 6 6 4 2 6 3 5 4 1 3 1 3 7 2 1 2 7 4 6 5 2 1 129

28 3 5 4 6 1 1 7 2 5 3 2 6 4 6 2 5 2 6 5 4 4 4 1 5 7 4 5 2 4 4 5 4 2 6 4 2 142

29 6 1 1 7 1 4 7 1 1 3 4 6 4 1 3 1 4 3 7 5 5 6 7 3 6 1 7 5 2 7 3 3 4 2 6 1 138

30 3 5 4 4 3 5 7 4 3 6 2 5 6 1 4 2 7 5 7 4 4 5 7 2 7 3 2 2 6 3 1 4 4 7 2 2 148

31 1 5 2 1 6 1 6 1 1 1 1 4 6 1 6 1 5 4 6 1 6 1 4 2 1 7 1 7 7 1 6 1 6 4 5 1 120

32 2 3 2 7 1 6 7 2 1 1 2 6 7 3 6 5 4 2 6 3 5 3 1 3 5 4 1 2 3 7 2 6 1 6 5 3 133

33 4 3 3 3 4 4 6 7 5 5 4 2 3 4 3 4 2 6 6 5 4 3 4 4 4 4 2 7 7 6 4 7 1 7 5 5 157

34 4 7 7 3 4 7 4 1 1 1 3 3 4 1 4 7 7 7 4 6 4 4 1 4 1 7 1 7 7 7 4 7 1 1 1 2 144

35 2 1 4 1 7 1 2 6 5 1 3 3 2 3 3 2 2 7 7 6 3 6 7 6 6 3 1 2 3 3 3 5 3 6 1 7 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

106

POSTTESKELOMPOKKONTROL

PERNYATAAN

KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 1 7 1 5 1 7 2 5 1 7 1 3 5 7 5 4 3 7 4 6 4 7 3 5 6 7 1 1 4 3 1 7 1 3 2 7 144

2 1 1 4 7 1 4 2 4 6 7 2 1 2 1 6 1 3 5 5 6 6 7 1 3 2 7 1 1 3 7 2 7 5 6 1 2 130

3 3 3 1 7 2 7 1 4 1 1 1 2 4 1 2 1 1 7 5 3 3 6 1 7 7 7 1 1 1 1 1 7 1 7 3 7 118

4 1 7 6 6 6 7 7 7 6 7 1 2 1 7 1 6 1 7 1 6 2 7 1 6 2 7 1 7 1 7 1 6 1 6 2 7 157

5 4 3 4 5 5 4 5 5 3 5 4 4 3 2 4 2 2 2 6 3 4 3 2 4 3 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 3 128

6 5 5 3 6 4 4 4 2 2 2 5 6 3 2 3 7 1 4 4 4 3 4 7 4 4 4 6 2 5 4 2 3 4 3 3 3 137

7 1 7 3 1 1 3 3 2 4 1 1 3 2 7 5 2 2 3 1 5 4 4 1 4 3 1 7 7 7 7 2 1 2 4 7 1 119

8 7 7 3 7 1 1 7 1 1 7 7 1 1 1 7 7 1 7 7 1 5 2 1 1 7 7 1 7 1 4 7 7 7 1 1 1 142

9 4 5 2 4 3 5 4 2 1 1 1 1 3 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 6 5 3 1 2 2 5 6 6 2 2 4 122

10 4 4 3 4 1 6 6 6 3 4 1 7 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 140

11 6 7 3 7 5 7 6 4 5 6 6 7 3 5 4 3 2 7 6 6 5 5 5 6 7 6 6 3 7 5 1 7 1 7 2 6 184

12 1 4 3 1 1 7 7 1 1 1 1 1 1 7 4 7 2 7 5 7 3 7 7 6 1 7 1 7 7 1 1 7 1 7 5 7 144

13 1 7 3 5 1 5 1 4 1 1 1 1 1 7 1 7 1 7 1 7 1 7 1 4 1 7 1 1 4 1 1 7 7 3 1 5 115

14 5 6 7 7 1 1 7 3 2 1 5 7 3 7 2 7 4 6 7 4 4 5 3 5 7 7 1 1 7 6 1 4 3 2 1 3 152

15 2 7 2 6 1 7 1 7 2 7 1 2 2 6 6 6 1 7 2 6 2 6 1 6 6 7 1 1 1 1 1 7 1 1 1 7 131

16 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 5 4 5 5 3 3 5 5 4 5 4 5 3 5 148

17 1 7 1 7 1 4 1 7 1 3 1 7 1 7 1 7 1 7 1 5 1 7 4 6 5 7 6 7 6 7 7 7 6 1 1 6 155

18 1 5 4 6 3 6 7 3 4 7 3 4 5 1 2 5 1 7 3 2 1 4 3 4 5 6 1 7 4 3 4 7 3 7 1 3 142

19 5 4 4 5 4 5 5 6 4 3 4 4 3 6 4 6 5 5 5 5 4 4 6 5 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 3 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

107

20 1 3 6 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 1 1 1 7 6 5 2 7 4 1 7 7 6 7 4 1 7 1 1 7 6 129

21 1 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 3 5 3 5 3 4 2 6 4 6 3 5 2 3 3 3 3 4 4 6 4 4 4 5 2 131

22 4 4 3 3 1 3 5 2 3 4 2 5 4 3 4 3 2 4 5 3 5 4 4 4 6 4 4 3 5 4 4 4 5 5 6 3 137

23 2 6 1 6 1 6 6 4 1 7 1 1 1 6 1 6 4 6 2 5 3 6 2 6 1 6 1 6 2 6 3 6 4 6 1 7 139

24 4 4 2 5 1 1 6 2 4 2 2 6 3 1 7 1 1 2 7 6 6 4 7 6 6 3 1 2 7 1 7 2 4 6 7 2 138

25 2 3 2 4 1 4 4 2 3 6 2 2 3 6 4 6 2 4 3 4 3 4 5 4 5 5 1 5 5 5 1 7 1 5 4 6 133

26 5 2 3 6 2 4 5 2 1 2 3 3 3 2 3 1 2 3 6 3 4 3 5 3 4 2 3 6 6 4 3 2 3 6 4 3 122

27 5 4 5 3 4 5 7 4 3 4 4 5 6 2 4 2 4 6 5 4 2 3 6 3 4 3 5 2 3 4 2 3 3 6 3 3 141

28 1 4 1 6 2 4 5 1 4 6 1 4 1 4 1 1 3 4 4 4 3 3 3 1 1 7 1 6 1 4 6 4 6 1 1 4 113

29 5 3 1 6 4 5 3 2 1 1 3 2 3 5 4 6 2 2 4 3 4 3 1 3 6 3 1 5 2 2 1 4 1 3 5 3 112

30 6 4 5 7 5 5 6 7 5 7 6 4 5 7 6 6 4 7 5 5 5 5 5 5 4 6 2 4 6 5 5 7 5 6 5 5 192

31 3 5 1 4 2 5 5 3 3 1 1 1 5 3 4 4 3 5 2 5 3 4 2 4 2 5 1 1 5 7 3 7 3 3 4 7 126

32 3 7 5 6 2 7 5 3 3 6 2 3 4 2 5 3 6 6 7 5 4 6 7 6 5 6 2 1 4 6 6 6 3 2 2 6 162

33 7 7 2 6 5 4 7 5 2 7 2 3 3 7 6 7 2 7 7 2 3 6 2 7 4 7 2 6 3 7 3 7 3 6 3 6 173

34 4 5 7 5 7 6 3 5 6 3 7 5 5 5 6 4 4 2 2 4 3 2 5 4 2 2 6 1 2 2 6 2 6 2 4 3 147

35 1 7 1 7 1 7 4 4 1 7 1 4 3 1 1 1 7 5 1 5 2 6 1 5 5 4 1 1 2 2 1 7 4 6 1 6 123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

108

PRETESTKELOMPOKEKSPERIMEN

PERNYATAAN

KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

1 4 7 3 2 1 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 4 7 7 7 6 7 4 6 7 7 5 2 1 3 2 2 6 7 5 6 4 188

2 1 4 6 7 3 4 6 2 5 7 4 7 4 7 5 7 1 2 6 7 6 7 4 3 6 6 1 6 4 6 4 7 6 7 7 5 180

3 5 4 6 7 1 7 7 1 1 2 7 6 7 7 4 7 1 6 6 4 5 5 6 3 7 1 1 4 5 1 5 7 2 7 5 1 161

4 1 4 2 4 7 7 7 7 7 7 1 4 3 1 1 1 7 4 7 3 6 7 7 3 1 7 1 7 6 7 5 2 5 1 6 7 163

5 5 4 5 5 5 6 7 7 5 7 3 3 3 7 3 5 2 3 6 4 5 5 3 5 2 6 1 5 1 3 6 4 6 6 5 5 163

6 2 6 2 7 7 7 6 1 6 1 6 7 4 1 5 7 2 2 7 6 6 4 7 6 7 2 7 2 7 5 4 4 4 3 3 3 166

7 1 7 5 1 1 3 1 1 5 1 1 7 1 7 1 7 1 4 7 1 5 5 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 1 7 141

8 7 7 3 7 1 1 7 1 1 7 7 1 1 1 7 7 1 7 7 1 5 2 1 1 7 7 1 7 1 4 7 7 7 1 1 1 142

9 6 3 2 6 6 3 2 5 1 4 2 4 5 5 6 4 6 6 5 6 4 4 3 5 6 6 2 2 5 6 7 7 7 3 6 2 162

10 1 7 6 7 1 6 6 7 1 7 1 7 4 6 5 6 2 6 6 5 5 4 5 4 5 4 1 1 1 7 2 7 1 1 4 1 150

11 1 6 5 7 2 7 5 2 1 3 1 4 3 7 5 2 1 7 7 5 6 6 6 5 5 3 2 1 6 6 1 3 1 7 1 7 147

12 1 4 3 1 1 7 7 1 1 1 1 1 1 7 4 7 2 7 5 7 3 7 7 6 1 7 1 7 7 1 1 7 1 7 5 7 144

13 1 3 7 1 1 7 7 1 1 2 1 7 7 7 7 1 1 7 7 4 7 1 1 1 7 7 1 1 1 1 1 7 7 7 7 1 138

14 5 6 7 7 1 1 7 3 2 1 5 7 3 7 2 7 4 6 7 4 4 5 3 5 7 7 1 1 7 6 1 4 3 2 1 3 152

15 2 6 7 6 2 5 1 7 7 7 5 3 4 1 1 1 1 6 7 4 7 4 7 5 6 1 1 1 5 1 1 1 1 5 5 5 139

16 3 4 6 3 5 5 5 5 5 4 4 5 6 3 6 4 4 4 6 3 5 4 6 4 5 5 4 4 6 5 5 5 4 5 5 4 166

17 1 7 1 1 1 1 1 3 3 7 1 2 1 7 1 7 1 7 1 3 1 7 1 7 7 7 1 7 1 7 7 7 7 1 4 7 136

18 1 4 4 1 1 7 6 1 4 6 7 7 7 5 5 7 3 7 7 4 2 7 1 7 7 4 1 7 3 1 1 4 3 6 3 1 152

19 4 6 2 4 2 7 7 5 4 6 6 3 4 3 3 4 5 5 7 6 5 5 4 5 4 2 2 3 5 4 7 5 7 4 6 4 165

20 1 3 6 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 1 1 1 7 6 5 2 7 4 1 7 7 6 7 4 1 7 1 1 7 6 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

109

21 1 7 1 7 1 3 6 6 1 1 1 1 4 7 4 2 1 7 7 7 2 7 5 7 1 7 1 1 1 1 5 1 2 1 7 7 131

22 6 3 3 5 2 6 5 6 3 3 2 7 6 5 5 3 2 3 6 4 7 4 2 4 7 3 1 5 7 2 1 7 4 2 7 4 152

23 1 3 2 6 2 3 4 4 7 7 1 3 1 6 2 6 2 6 6 6 4 7 1 6 4 6 1 1 1 3 4 6 5 6 1 6 140

24 4 4 2 5 1 1 6 2 4 2 2 6 3 1 7 1 1 2 7 6 6 4 7 6 6 3 1 2 7 1 7 2 4 6 7 2 138

25 3 2 2 5 1 3 5 2 1 6 2 2 5 5 4 6 6 5 3 4 2 6 2 3 3 4 1 3 6 6 6 4 6 5 6 5 140

26 6 1 1 7 1 4 7 1 1 3 4 6 4 1 3 1 4 3 7 5 5 6 7 3 6 1 7 5 2 7 3 3 4 2 6 1 138

27 3 5 4 4 3 5 7 4 3 6 2 5 6 1 4 2 7 5 7 4 4 5 7 2 7 3 2 2 6 3 1 4 4 7 2 2 148

28 1 5 2 1 6 1 6 1 1 1 1 4 6 1 6 1 5 4 6 1 6 1 4 2 1 7 1 7 7 1 6 1 6 4 5 1 120

29 2 3 2 7 1 6 7 2 1 1 2 6 7 3 6 5 4 2 6 3 5 3 1 3 5 4 1 2 3 7 2 6 1 6 5 3 133

30 4 3 3 3 4 4 6 7 5 5 4 2 3 4 3 4 2 6 6 5 4 3 4 4 4 4 2 7 7 6 4 7 1 7 5 5 157

31 4 7 7 3 4 7 4 1 1 1 3 3 4 1 4 7 7 7 4 6 4 4 1 4 1 7 1 7 7 7 4 7 1 1 1 2 144

32 2 1 4 1 7 1 2 6 5 1 3 3 2 3 3 2 2 7 7 6 3 6 7 6 6 3 1 2 3 3 3 5 3 6 1 7 133

33 1 5 2 5 7 3 7 3 1 7 1 2 3 5 5 3 2 4 5 3 4 3 2 5 2 5 1 1 1 1 1 3 7 6 6 6 128

34 6 2 1 5 1 2 3 3 5 1 3 5 6 5 6 6 4 2 6 3 5 4 1 3 1 3 7 2 1 2 7 4 6 5 2 1 129

35 3 5 4 6 1 1 7 2 5 3 2 6 4 6 2 5 2 6 5 4 4 4 1 5 7 4 5 2 4 4 5 4 2 6 4 2 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

110

PROSTESEKSPERIMEN

PERNYATAAN

KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 4 5 2 6 2 6 6 5 5 5 6 6 2 3 5 5 3 6 6 7 6 6 6 6 6 4 5 1 4 5 5 6 1 5 5 6 172

2 1 7 2 2 1 1 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 2 4 1 2 4 3 4 4 3 3 3 4 118

3 2 5 2 5 1 5 6 2 5 4 3 7 4 1 2 2 7 2 4 5 2 7 7 4 5 2 2 4 5 4 5 4 5 3 5 2 140

4 1 4 2 7 7 1 5 1 1 7 1 3 2 7 1 7 7 5 7 4 2 5 1 6 7 7 1 1 1 7 7 7 7 7 3 7 156

5 1 5 2 7 1 5 6 2 2 7 3 7 5 6 3 5 2 7 5 7 3 6 3 7 4 4 1 6 2 6 3 4 5 5 1 3 151

6 2 2 4 5 5 3 3 3 1 5 4 6 3 4 5 2 2 5 2 4 3 5 5 5 7 3 2 4 5 4 2 6 2 4 6 7 140

7 5 6 7 1 7 4 5 7 7 1 5 5 1 1 1 1 7 1 1 7 1 4 7 1 7 1 7 1 1 4 3 1 1 4 1 1 125

8 1 1 1 7 1 7 7 7 1 7 1 1 1 7 1 7 7 7 7 7 1 7 1 7 1 7 1 1 1 1 1 7 1 7 1 7 138

9 4 4 5 6 3 5 4 3 4 6 2 4 5 5 5 4 3 4 6 3 5 4 4 2 5 3 2 2 5 5 2 3 3 4 5 2 141

10 1 4 1 6 1 6 6 7 1 6 1 7 7 7 7 1 1 7 6 6 1 7 1 5 5 7 1 7 2 1 1 7 2 1 7 7 151

11 3 3 6 3 1 1 7 1 4 7 4 6 5 3 3 1 6 6 7 3 6 4 6 3 7 3 1 3 2 4 6 2 5 6 1 3 142

12 1 5 4 6 1 3 4 7 2 3 1 5 4 7 2 6 2 5 2 3 2 3 2 2 4 6 3 2 4 6 2 5 2 4 3 4 127

13 3 2 5 2 4 1 5 6 3 7 4 3 2 5 2 2 6 7 4 5 3 6 6 5 5 6 1 4 4 3 6 5 5 3 2 6 148

14 6 7 4 7 2 7 5 4 2 1 2 5 3 5 3 6 5 6 7 6 6 6 3 6 6 7 1 7 5 7 3 7 6 5 1 7 176

15 1 6 1 7 1 4 3 5 2 7 1 3 1 6 3 5 2 5 3 4 2 5 6 5 7 7 1 1 1 6 2 7 5 4 3 7 139

16 1 7 3 2 1 3 3 3 1 6 1 3 3 6 3 5 3 6 1 5 3 4 1 4 4 6 1 6 4 6 2 6 4 3 1 7 128

17 2 5 1 5 2 1 3 6 2 6 2 5 2 4 2 3 5 7 4 5 2 6 2 5 5 6 1 2 6 4 3 6 2 5 1 6 134

18 5 6 3 5 6 4 5 6 3 5 4 3 5 4 5 3 3 5 6 6 5 6 3 5 6 4 3 5 3 5 4 5 5 4 2 4 161

19 2 1 1 6 1 4 2 7 1 7 1 5 6 3 6 1 3 2 5 1 6 2 4 2 6 6 1 7 2 6 4 6 7 1 7 3 135

20 4 3 2 5 6 5 5 3 2 4 1 5 6 4 5 6 2 4 2 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 5 2 6 2 4 4 6 141

21 3 6 3 7 2 5 7 6 2 1 1 6 2 5 3 3 5 7 5 4 4 6 4 5 6 4 2 5 6 4 2 6 2 4 2 2 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

111

22 3 3 3 5 1 6 6 5 2 6 2 7 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 6 5 1 5 3 5 2 5 2 4 2 4 139

23 4 6 7 5 4 5 4 4 2 2 2 6 4 4 4 3 4 5 6 4 6 4 5 5 7 5 2 5 1 4 3 7 1 5 4 3 152

24 4 3 5 2 4 4 3 5 3 4 4 3 3 2 4 4 5 3 3 4 4 3 2 4 3 4 6 4 2 5 2 4 2 2 4 4 127

25 4 3 3 4 5 5 7 3 6 4 4 7 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 2 2 7 4 3 2 3 4 4 3 3 4 7 4 141

26 4 5 4 4 3 2 5 4 3 3 5 2 3 4 4 5 3 7 4 4 4 5 3 4 6 4 2 3 4 4 7 4 7 4 3 4 146

27 2 6 7 4 1 5 4 6 2 6 1 5 3 2 4 3 4 6 4 5 4 3 4 3 6 6 1 2 6 5 3 7 5 4 2 4 145

28 1 5 2 2 1 1 1 5 1 7 1 1 1 7 1 4 1 7 1 5 1 7 1 5 1 7 1 7 1 7 1 7 1 1 1 7 111

29 2 7 5 4 2 5 4 3 3 5 6 4 3 2 4 2 4 6 5 4 3 4 6 5 4 3 1 5 6 4 4 3 3 2 1 3 137

30 2 6 3 4 4 5 4 1 1 7 2 7 3 4 3 1 3 4 7 4 3 3 3 3 6 3 1 1 4 3 2 4 2 2 1 3 119

31 1 3 2 1 1 2 5 2 4 1 1 3 4 4 3 2 4 6 4 5 3 4 2 4 7 4 1 4 1 6 1 4 2 2 4 3 110

32 4 4 2 6 1 4 4 6 3 6 2 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 6 2 3 4 4 4 6 3 2 2 5 143

33 3 4 6 5 1 3 7 5 6 4 5 1 3 6 3 3 3 7 5 4 4 5 4 3 2 5 2 2 6 2 1 5 1 5 2 5 138

34 1 5 3 1 1 5 1 6 1 1 1 1 5 4 3 6 2 7 4 5 2 7 3 6 3 7 1 2 4 5 2 7 3 5 2 5 127

35 2 5 1 3 3 4 3 5 2 4 1 1 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 4 1 3 1 1 3 4 2 4 3 2 3 4 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

112

LAMPIRAN SPSS RELIABILITAS

ReliabilityStatistics

Cronbach'sAlpha

N ofItems

.936 85

Item-Total Statistics

ScaleMean if

ItemDeleted

ScaleVariance

if ItemDeleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if

ItemDeleted

VAR00001 279.65 3996.423 .370 .935VAR00002 278.56 3973.062 .482 .934VAR00003 279.09 3974.324 .405 .935VAR00004 277.67 4025.844 .226 .935VAR00005 277.98 4003.071 .354 .935VAR00006 278.16 3952.282 .494 .934VAR00007 279.63 3996.573 .363 .935VAR00008 279.65 4020.090 .258 .935VAR00009 277.44 4003.491 .302 .935VAR00010 279.95 4030.760 .239 .935VAR00011 279.28 4046.206 .126 .936VAR00012 277.86 3962.551 .471 .934VAR00013 279.88 4015.677 .286 .935VAR00014 278.37 3992.811 .378 .935VAR00015 278.72 4029.539 .188 .936VAR00016 278.23 3968.135 .399 .935VAR00017 279.84 3999.044 .384 .935VAR00018 279.35 3968.852 .434 .935VAR00019 279.35 4001.471 .331 .935VAR00020 278.51 4073.970 .016 .936VAR00021 278.91 3997.705 .345 .935VAR00022 278.37 4002.715 .315 .935VAR00023 278.42 4002.868 .335 .935VAR00024 278.91 4014.515 .251 .935VAR00025 278.84 3930.092 .505 .934

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

113

VAR00026 277.77 3926.707 .557 .934VAR00027 278.98 3954.785 .568 .934VAR00028 279.05 3939.188 .507 .934VAR00029 278.26 4059.576 .053 .937VAR00030 279.72 4024.539 .227 .935VAR00031 277.42 3998.011 .266 .935VAR00032 277.33 3902.987 .713 .933VAR00033 278.70 3950.549 .522 .934VAR00034 279.49 3996.780 .378 .935VAR00035 278.53 3934.636 .469 .934VAR00036 279.58 3970.678 .442 .934VAR00037 278.53 4015.588 .257 .935VAR00038 279.23 3996.087 .374 .935VAR00039 278.81 4010.012 .286 .935VAR00040 279.26 3983.433 .418 .935VAR00041 277.58 4007.297 .279 .935VAR00042 279.12 3980.200 .417 .935VAR00043 278.81 3937.584 .538 .934VAR00044 277.91 3925.705 .556 .934VAR00045 278.51 3925.494 .663 .934VAR00046 279.05 3952.807 .456 .934VAR00047 279.14 3990.075 .349 .935VAR00048 278.72 3949.063 .626 .934VAR00049 278.81 3949.631 .463 .934VAR00050 279.74 3999.338 .365 .935VAR00051 278.07 3974.305 .424 .935VAR00052 278.70 3964.597 .426 .935VAR00053 277.63 3996.573 .379 .935VAR00054 278.93 4000.352 .294 .935VAR00055 277.91 3988.848 .341 .935VAR00056 278.77 3965.707 .451 .934VAR00057 278.63 4027.906 .230 .935VAR00058 279.35 4028.471 .187 .936VAR00059 278.63 3985.239 .384 .935VAR00060 278.16 3933.806 .584 .934VAR00061 279.44 4017.300 .237 .935VAR00062 280.00 4017.714 .306 .935VAR00063 279.84 4069.378 .034 .936VAR00064 278.47 3968.398 .399 .935VAR00065 279.19 3972.346 .417 .935VAR00066 279.40 4033.340 .186 .936VAR00067 278.53 3969.540 .379 .935

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

114

VAR00068 277.26 3965.290 .412 .935VAR00069 279.33 3976.082 .429 .935VAR00070 278.51 3943.018 .549 .934VAR00071 279.37 3974.192 .484 .934VAR00072 278.26 3990.576 .358 .935VAR00073 278.77 3988.183 .342 .935VAR00074 277.95 3936.950 .522 .934VAR00075 277.86 4000.980 .340 .935VAR00076 277.35 3992.328 .398 .935VAR00077 279.02 4057.928 .075 .936VAR00078 278.44 4043.014 .131 .936VAR00079 279.35 3963.137 .464 .934VAR00080 278.37 3991.763 .377 .935VAR00081 278.23 3984.326 .351 .935VAR00082 279.02 3978.404 .421 .935VAR00083 278.93 3985.638 .385 .935VAR00084 278.81 4026.965 .223 .935VAR00085 278.77 3960.468 .452 .934

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

115

LAMPIRAN RATA-RATA RAPOR

Kelompok Eksperimen :

No Kode Eksperimen Jumlah Nilai Rapor1 1 9202 2 9403 3 9464 4 9705 5 10226 6 10297 7 10308 8 10399 9 1058

10 10 106211 11 106812 12 107113 13 107214 14 107315 15 108016 16 108517 17 108818 18 108919 19 109320 20 110021 21 110322 22 111123 23 111924 24 112025 25 113026 26 113427 27 113928 28 114029 29 114930 30 115031 31 115232 32 115533 33 115934 34 117435 35 1180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

116

Kelompok Kontrol

No Kode Kontrol Jumlah nilai rapor1 1 9262 2 9883 3 10204 4 10265 5 10276 6 10317 7 10538 8 10679 9 107410 10 107511 11 108212 12 108513 13 108714 14 109015 15 109416 16 109617 17 110218 18 110919 19 111020 20 111321 21 112322 22 113123 23 113824 24 114325 25 114426 26 114627 27 114928 28 115029 29 115330 30 115631 31 116932 32 117433 33 118434 34 118635 35 1198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

117

LAMPIRAN HASIL HIPOTESIS

Uji – T Pretest KE dan KK

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretes_KE 35 147.34 15.287 2.584

Pretes_KK 35 147.34 15.287 2.584

One-Sample Test

Test Value = 3.00

T Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pretes_KE 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59

Pretes_KK 55.860 34 .000 144.343 139.09 149.59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

118

Uji- T Posttes KE dan KK

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Postes_KE 35 139.66 19.020 3.215

Postes_KK 35 138.51 15.818 2.674

One-Sample Test

Test Value = 3.00

T Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Postes_KE 42.506 34 .000 136.657 130.12 143.19

Postes_KK 50.685 34 .000 135.514 130.08 140.95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

119

SKALA KECEMASAN

SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGI

Regina Krisna Santi

109114150

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

120

Adik-adik yang terhormat,

Dalam rangka penelitian untuk penyusunan tugas akhir pada program strata satu,

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, saya mohon kesediaan adik-

adik untuk meluangkan waktu mengisi skala ini.

Maksud dari penyebaran skala ini adalah untuk melihat perilaku yang muncul saat

hendak menghadapi ujian di sekolah.

Petunjuk Pengisian Skala :

1. Pertama-tama Adik-adik bayangkan ketika sedang atau akan menghadapi ujian.

Keadaan-keadaan atau pernyataan dibawah ini adalah perilaku yang biasanya

adik-adik hendak menghadapi ujian. Harap membaca terlebih dahulu sebelum

mengisi pernyataan tersebut.

2. Pilih antara kolom 1 – 7 yang mewakili perilaku adik-adik saat menghadapi

ujian di sekolah. Kemudian berikan tanda silang (X).

Kolom 1 memiliki arti, bahwa adik-adik tidak pernah merasakan atau perilaku

tersebut tidak pernah muncul ketika adik-adik sedang atau hendak menghadapi

ujian. Apabila adik-adik menyilang kolom nomor 7, maka adik-adik sangat

pernah merasakan perilaku yang muncul ketika adik-adik sedang atau hendak

menghadapi ujian.

Sangat tidak pernah 1 2 3 4 5 6 7 Sangat pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

121

Contoh Pengisian :

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Ketika hendak ujian saya mengalami

penurunan daya ingat.

X

Kolom 1 memiliki arti tidak pernah Adik-adik rasakan atau tunjukkan perilaku

tersebut. Semakin ke kolom 7 maka Adik-adik merasakan perut mulas saat

menghadapi ujian di sekolah.

Dalam pengisian ini tidak ada jawaban benar atau salah, mohon diisi dengan

kesungguhan hati, jangan sampai ada yang terlewatkan dalam proses pengisian

skala ini.

Atas perhatian dan kerjasama Adik-adik, saya mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 8 Oktober 2014

Regina Krisna Santi

SELAMAT MENGERJAKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

122

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Otot leher saya terasa tegang.

2 Saya nyaman duduk di meja belajar.

3 Tubuh saya mudah berkeringat.

4 Ketika saya bertemu dengan pengawas

ujian, saya berani menyapanya.

5 Perut saya terasa mulas-mulas.

6 Saya merasa nyaman berdiskusi tentang

materi ujian bersama dengan teman-teman.

7 Saya menarik nafas dalam-dalam.

8 Malam sebelum ujian saya tidur dengan

cepat.

9 Tangan saya terasa gemetar.

10 Saya ke toilet cukup satu kali sebelum ujian

dimulai.

11 Tingkatan nafas saya yang berubah-ubah

dengan cepat.

12 Saya mengetuk-ngetukkan jari diatas meja.

13 Saya sulit berkonsentrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

123

14 Kerika saya tidur tidak memikirkan sesuatu

yang perlu ditakuti.

15 Saya kurang fokus pada materi.

16 Ketika saya tidur tidak membayangkan

ujian yang semakin dekat.

17 Saat diajak bicara saya tidak fokus pada

lawan bicara.

18 Saya percaya bahwa mendapatkan hasil

yang optimal.

19 Saya mempunyai pikiran takut akan

kegagalan dalam ujian.

20 Saya mengalami peningkatan daya ingat.

21 Saya mempunyai pikiran sulit untuk

mengerjakan ujian.

22 Saya mampu fokus pada materi ujian.

23 Saat tidur saya terbayang-bayang ujian.

24 Saya mempunyai ingatan jangka panjang

dan pendek yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

124

25 Saya sering menggerak-gerakan kaki.

26 Tingkatan nafas saya beraturan.

27 Saya masuk toilet dua sampai tiga kali.

28 Saya tidak merasakan kaki gemetar.

29 Saat tidur saya membalik-balikkan badan.

30 Saya tidak mengalami peningkatan dan

penurunan nafsu makan.

31 Menghindari teman-teman yang

menanyakan persiapan ujian.

32 Detak jantung saya berdetak normal.

33 Saya menghindari percakapan tentang ujian.

34 Saya merasakan nafas panjang.

35 Saya merasa malas untuk duduk di meja

belajar.

36 Otot-otot wajah saya terasa rileks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

125

INSTRUKSI

“Jawablah pernyataan dibawah ini dan berikan tanda silang (X) pada

pilihan jawaban yang Anda pilih.”

1. Berapa rata-rata jam Anda belajar setiap hari dalam satu

minggu?

a. < 2 jam sehari dalam seminggu

b. 3 – 6 jam sehari dalam seminggu

c. > 7 jam sehari dalam seminggu

2. Berapa hari Anda meluangkan waktu belajar dalam seminggu?

a. 2- 3 hari dalam seminggu

b. 4- 6 hari dalam seminggu

c. Setiap hari dalam seminggu

3. Apa status pernikahan orangtua Anda?

a. Menikah

b. Bercerai

4. Berapa persentase kesiapan Anda menghadapi ujian?

a. 0 – 30%

b. 31 – 50%

c. 51 – 80%

d. 81 – 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

126

DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (K ak Merry, Iin, Nining,

127

Pada saat pemberian Treatment Terapi SEFT (Kelompok Eksperimen)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI