plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - …library.usd.ac.id/data pdf/f....

122
i PERBEDAAN ASERTIVITAS ANTARA REMAJA PUTRI SUKU BELU DAN SUKU JAWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Program Studi Psikologi Oleh: Desriyanti Susan Mauboy 069114104 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doandieu

Post on 18-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

i

PERBEDAAN ASERTIVITAS ANTARA REMAJA PUTRI SUKU BELU

DAN SUKU JAWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Program Studi Psikologi

Oleh:

Desriyanti Susan Mauboy

069114104

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

ii

SKRIPSI

PERBEDAAN ASERTIVITAS ANTARA REMAJA PUTRI SUKU BELU

DAN SUKU JAWA

Disusun Oleh :

Desriyanti Susan Mauboy

069114104

Telah disetujui oleh

Pembimbing

(Yohanes Heri Widodo M.Psi) Tanggal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

iii

SKRIPSI

PERBEDAAN ASERTIVITAS ANTARA REMAJA PUTRI SUKU BELU

DAN SUKU JAWA

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Desriyanti Susan Mauboy

NIM : 069114104

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji pada tanggal 12 Oktober 2011

dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji

1. Yohanes Heri Widodo M.Psi ..........................

2. V. Didik Suryo H., S.Psi., M.Si ..........................

3. Agnes Indar E,. S.Psi., M.Si., Psi. ..........................

Yogyakarta,

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Dr. Christina Siwi Handayani)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

iv

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut

baginya, maka pada masa tuanya ia pun tidak akan

menyimpang dari pada jalan itu.

Karena kebodohan melekat pada orang muda, tetapi

tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.

Amsal 22:6,15

Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan kepadaku….

Filipi 4:13

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Papa Edu & Mama Cory

Adikku Tersayang Nyongri De Felten

Almamaterku tercinta “Sanata Dharma”

Semua yang mendukungku melewati setiap proses

dalam hidupku hingga aku jadi seperti saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“Perbedaan Asertivitas Antara Remaja Putri Suku Belu dan Suku Jawa” tidak

memuat bagian atau karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis

(Desriyanti Susan Mauboy)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

vi

PERBEDAAN ASERTIVITAS ANTARA REMAJA PUTRI SUKU BELU

DAN SUKU JAWA

Desriyanti Susan Mauboy

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji asertivitas antara remaja putri suku Belu dan sukuJawa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah asertivitas remaja putri suku Belu lebih tinggidibanding suku Jawa. Subyek dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang, yang terdiri dari 50remaja putri suku Belu dan 50 remaja putri suku Jawa. Seluruh subyek adalalah mahasiswi yangsedang menempuh pendidikan di Yogyakarta dengan kisaran usia antara 17 – 21 tahun. Penelitianini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. Alat pengumpulan data yangdigunakan adalah Skala Asertivitas. Data penelitian kemudian dianalisis dengan IndependentSample t-test dan diperoleh hasil 0,0295 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapatperbedaan antara asertivitas remaja putri suku Belu dan suku Jawa. Akan tetapi, hipotesis dalampenelitian tidak terbukti karena berdasarkan Mean Empirisnya tingkat asertivitas remaja putri sukuBelu lebih rendah dibandingkan suku Jawa.

Kata kunci: asertivitas, suku Belu, suku Jawa, mahasiswi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

vii

THE DIFFERENCES OF ASSERTIVENESS BETWEEN BELU AND

JAVANESE TEENAGER GIRLS

Desriyanti Susan Mauboy

ABSTRACT

This study aims to test the level of assertiveness Belu and Javanese teenager girls. Thehypothesis in this study is the level of assertiveness teenager girls Belu higher interest rates thanon Java. Subjects in the study in are as many as 100 people consisting of 50 Belu teenager girlsand 50 Javanese teenager girls. The whole subject is a student who was studying in Yogyakartawith age range between 17-21 years. This study used the scale as a method of data collection. Thedata collection tool used is the assertiveness scale. The research data were then analyzed withIndependent Sample t-test and obtained results of 0,0295 (p <0,05). These results indicate thatthere is a difference between the level of assertiveness Belu and Javanese teenager girls. However,the hypothesis is not proven in this study because it is based on its level of assertiveness EmpiricalMean Belu teenager girls rates lower than the Javanese.

Key words: Assertiveness, Belu etnic, Javanese, University student.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Desriyanti Susan Mauboy

NIM : 069114104

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBEDAAN ASERTIVITAS ANTARA REMAJA PUTRI SUKU BELU

DAN SUKU JAWA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin

dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

pada tanggal,

Yang menyatakan,

(Desriyanti Susan Mauboy)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

berkat penyertaan dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Perbedaan Asertivitas Antara Remaja Putri Suku Belu dan

Suku Jawa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

(S.Psi.) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak berupa bimbingan, dukungan dan arahan yang sangat

bermanfaat bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak terkait diantaranya:

1. Dr. Christina Siwi Handayani. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Santa Dharma yaitu Ibu Titik

Kristiyani, M.Psi.

3. Bapak Yohanes Heri Widodo M.Psi selaku dosen pembimbing saya, yang

dengan banyak sabar telah membimbing dan membantu saya dalam

menyelesaikan penulisan skripsi. Terima kasih bapak,… Tuhan memberkati.

4. Bapak Minta Istono S.Psi. M.Si selaku dosen pembimbing akademik, yang

dengan sabar membimbing saya selama masa perkuliahan saya di kampus

tercinta. Terima kasih bapak,…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

x

5. Segenap dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

mengajariku banyak hal untuk kelak menjadi seorang sarjana muda yang dapat

diandalkan. Kalian pahlawan tanpa tanda jasa yang akan selalu ku banggakan.

6. Seluruh karyawan di bagian sekertariat & ruang baca Psikologi, terima kasih

untuk pelayanan yang diberikan kepada kami selama ini. Terima kasih untuk

kesabaran dan senyum ramah yang kalian berikan selama ini. Yang penting

senang.

7. Papa Eduard Mauboy, yang dengan sangat sabar selalu mendampingiku,

menjadi teman curhatku dan berusaha memberikan apa yang aku butuhkan.

Walau terkadang papa sendiri harus mengorbankan apa yang papa miliki,

termasuk kebahagiaan papa. Papa adalah terbaik yang ku miliki. Love u papa,.

U’r my no. 1. Mama Cornelia Tampani yang selalu berusaha mengajarkanku

bagaimana menjadi seorang anak perempuan yang baik, selalu

mengkhawatirkan aku dalam segala hal. Doa mama membuatku kuat hingga

saat ini. Thank you mom,. U’r the best 4 me. Kalian segalanya bagiku.

8. Adikku tersayang Nyongri Defelten Mauboy yang selalu berusaha

membuatku tersenyum dengan tingkah jahilnya saat masa-masa sulit

menghampiriku, menasehati aku ketika ia mengkhawatirkan pergaulanku. Aku

sangat menyayangi mu,…

9. Keluarga ku: kici Wely, Nyadu Yan, kici Elsy, bang Opel, k’ Rensy, Ti’i Oza,

Pablo, Dedy Keliting, dan semua yang tidak terucap… Apa yang ku peroleh

sekarang, tidak lepas dari dukungan kalian selama ini. Tuhan sayang kalian

semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

xi

10. Dia yang bersedia ku marahi, sabar menghadapi ketidakdewasaanku, mencoba

menyayangiku dengan keterbatasan yang dimilikinya, selalu menanyakan

kapan skripsi ini selesai. “Secret Name’s”…. Terima kasih untuk perhatian

dan pengertianmu untuk ku selama ini. Lophe U kuadkuad….

11. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu menemaniku dan siap menolongku saat

kesulitan menghampiriku. Lusi, Vivia, Lingga, Rona, Nur, Marsel (“Mace”),

Vina, Poyo, Je’, Ika kalian teman terbaikku. Love u all.

12. Anak-anak kos putri “Sari Ayu”: Inang (Sary), Mauryn, Usy Jamilah, K’Ade,

Ote, Lingga, Lidya, Dwi, Ines, Leza, Sely, Opung (Devy), Marjan. Matur

nuwun ngge….

13. Buat IKABE Yogyakarta (Ikatan Keluarga Belu), terima kasih untuk

kebersamaan kita selama ini. Menjadi satu keluarga besarku saat aku berada di

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Yogyakarta, 12 Oktober 2011

(Desriyanti Susan Mauboy)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………..... i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………….……. ii

HALAMAN PENGESAHAN ..……………………….……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .………… v

ABSTRAK …………………………………………………………… vi

ABSTRACT …………………………………………………………. vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ….. viii

KATA PENGANTAR .…………………………………………. ix

DAFTAR ISI .………………………………………………….……… xii

DAFTAR TABEL ..………………………………………………… xv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………... xvii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

A. Latar Belakang …………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………… 8

C. Tujuan Penelitian ……………………………………….. 8

D. Manfaat Penelitian ……………………………………… 9

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………….. 10

A. Remaja ……………........................................................... 10

1. Pengertian Remaja ...................................................... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

xiii

2. Ciri-ciri Remaja Akhir …………………………… 11

3. Tahap Perkembangan Remaja Akhir ……………….. 13

4. Tugas Perkembangan Remaja Akhir ........................... 15

5. Asertivitas Pada Remaja Akhir …………………….. 18

B. Asertivitas ………………………………………..…. 20

1. Pengertian Asertivitas ........................................... 20

2. Aspek-Aspek Asertivitas ........................................... 21

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asertivitas ....... 22

C. Kebudayaan .……………….............................………. 29

1. Kebudayaan ............................................................. 29

2. Kebudayaan Suku Belu ........................................... 30

3. Kebudayaan Suku Jawa ........................................... 33

D. Dinamika Hubungan Asertivitas dan Kebudayaan ....... 36

E. Hipotesis ...................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..…………………………. 42

A. Jenis Penelitian .……………………………………… 42

B. Identifikasi Variabel Penelitian …................................. 42

C. Definisi Operasional …………………………………... 42

1. Asertivitas .……………………………………… 42

2. Kebudayaan …………………………………….. 43

D. Subyek Penelitian .………………………………….. 44

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................... 44

F. Uji Skala ................................................................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

xiv

1. Validitas .……………………………………..…… 45

2. Reliabilitas .………………………………..…….. 46

3. Uji Daya Beda Item ................................................. 46

G. Uji Asumsi ................................................................... 49

1. Uji Normalitas .................................................... 49

2. Uji Homogenitas .................................................... 50

H. Uji Hipotesis .......................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………… 51

A. Pelaksanaan Penelitian ………………………………. 51

1. Proses Penelitian .………………………………….. 51

2. Data Demografi ....................................................... 52

3. Hasil Uji Asumsi .................................................... 53

b. Uji Normalitas .……………………………… 53

c. Uji Homogenitas .……………………………. 54

4. Hasil Uji Hipotesis .……………………………… 55

5. Deskripsi Data Penelitian ..………………………. 55

B. Pembahasan ………………………………………...... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .……………………….…. 68

A. Kesimpulan ………………………………………..…. 68

B. Saran …………………………………..…………..… 68

C. Kelemahan …………………………………………... 69

DAFTAR PUSTAKA ..…………………………………………..…. 70

LAMPIRAN …………………………………………………………… 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel Blue Print Skala Asertivitas Sebelum Uji Coba ………….. 45

2. Tabel Blue Print Skala Asertivitas Setelah Uji Coba ……………. 48

3. Tabel Blue Print Skala Asertivitas ……………………………….. 49

4. Tabel Presentase Subyek Berdasarkan Latar Belakang Suku……. 53

5. Tabel Presentase Subyek Berdasarkan Usia ……………………. 53

6. Tabel Hasil Uji Normalitas .………………………………........ 54

7. Tabel Hasil Uji Homogenitas .…………………………………… 55

8. Tabel Uji Tambahan ………………………………………….… 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Skema Dinamika Hubungan Asertivitas dan Kebudayaan …………… 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 → Skala Uji Coba Asertivitas ………...……………… 75

LAMPIRAN 2 → Analisis Data Skala Uji Coba Asertivitas ……....…. 87

LAMPIRAN 3 → Skala Penelitian Asertivitas ………...……………... 93

LAMPIRAN 4 → Analisis Data Uji Normalitas ………..……………. 103

LAMPIRAN 5 → Analisis Data Uji Homogenitas ……..……………. 104

LAMPIRAN 6 → Analisis Data Uji Hipotesis ..………..……………. 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak bisa hidup sendiri

tanpa berhubungan langsung dengan orang lain. Hal inilah yang

menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dalam hubungannya

dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama

dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga

karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan

(interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai

manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Menurut Gerungan

(2004) individu memerlukan hubungan dengan lingkungan yang

menggiatkannya, merangsang perkembangannya, atau yang memberikan

sesuatu yang ia perlukan.

Dalam suatu fenomena sosial, komunikasi adalah suatu proses

yang penting. Relasi antara satu orang atau satu kelompok dengan orang

lain atau kelompok lain pasti mengandaikan adanya komunikasi

(Sumintardja dalam Probowo, 2000). Komunikasi dimaksudkan agar

terjadi keserasian dan mencegah terjadinya konflik dalam lingkungan

bermasyarakat. Tanpa komunikasi yang efektif diantara berbagai pihak

yang terlibat didalamnya, pola hubungan dalam suatu masyarakat atau

suatu organisasi tidak akan mampu melayani kebutuhan berbagai pihak

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

2

dengan baik. Bentuk komunikasi yang baik dan efektif dalam membangun

sebuah relasi adalah komunikasi secara asertif.

Assertion theory secara tradisionil menyatakan bahwa perilaku

yang muncul dalam menghadapi orang lain dibedakan menjadi 3 macam

perilaku, yaitu non asertif, asertif dan agresif (Towned dalam Prabowo,

2000). Perilaku non asertif digambarkan sebagai kegagalan untuk

mengekspresikan secara jujur perasaan, pikiran dan kepercayaan, dan

konsekuensinya adalah mengijinkan pihak lain untuk mengganggu haknya.

Towned juga menambahkan bahwa orang yang non asertif tidak tegas

dalam menyatakan haknya dan membiarkan orang lain menguasainya

(Towned dalam Probowo, 2000). Selanjutnya, perilaku agresif

digambarkan sebagai orang yang mengekspresikan perasaan, pikiran dan

kepercayaannya secara berlebihan sehingga mengganggu hak orang lain

(Towned dalam Probowo, 2000). Berbeda dengan perilaku non asertif dan

agresif, perilaku asertif lebih dinyatakan dengan pernyataan hak yang

menghormati dan tidak mengganggu hak orang lain (Townend dalam

Probowo, 2000). Orang yang mempunyai sikap dan perilaku asertif adalah

orang yang mempunyai kepercayaan diri dan harga diri yang cukup. Ia

menghargai dirinya dan juga orang lain. Orangnya cenderung terbuka dan

bertanggung jawab, suka mendengar perasaan dan pikiran orang lain dan

mengharap feedback dari orang lain (Townend dalam Probowo 2000).

Berdasarkan penjelasan mengenai ketiga cara berkomunikasi di atas, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

3

akan lebih baik ketika setiap individu dapat menumbuhkan kemampuan

bersikap asertif dalam dirinya.

Lazarus dalam Rakos (1991) adalah tokoh yang pertama sekali

mendefinisikan perilaku asertif. Ia yang menyatakan bahwa perilaku

asertif adalah cara individu dalam memberikan respon dalam situasi sosial,

yang berarti sebagai kemampuan individu untuk mengatakan tidak,

kemampuan untuk menanyakan dan meminta sesuatu, kemampuan untuk

mengungkapkan perasaan positif dan negatif, serta kemampuan untuk

mengawali kemudian melanjutkan serta mengakhiri percakapan.

Ketika berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain, sikap remaja

akan sangat menentukan bagaimana ia memandang dirinya dan juga

bagaimana orang lain memandang dirinya. Seorang remaja yang

mengembangkan sikap asertif dalam menjalin hubungan dengan orang lain

tentunya akan semakin mandiri dan bebas. Mereka dapat mengambil

keputusan sesuai dengan keinginan mereka, tanpa harus merasa membatasi

diri dari orang-orang dan lingkungan (Santosa, 1999).

Sikap asertif seorang remaja dalam berinteraksi juga akan

mempengaruhi sejauhmana remaja tersebut bersikap jujur terhadap diri

sendiri dan lingkungan sekitar. Sikap asertif juga dapat menimbulkan

harga diri yang tinggi dan hubungan interpersonal yang memuaskan.

Selain itu, dengan adanya sikap asertif terlebih dalam diri seorang remaja,

maka akan dapat mengurangi stress maupun konfliknya sehingga tidak

melarikan diri ke hal-hal yang negatif (Widjaja & Wulan, 1998). Contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

4

yang sering terjadi pada seorang remaja (mahasiswa) yaitu, ketika dalam

suatu diskusi ada mahasiswa yang secara spontan memberikan ide-ide

briliannya, dengan percaya diri mengungkapkan pendapatnya, dan yakin

itu benar, serta ide-ide positifnya itu dapat diterima oleh yang lain. Orang-

orang seperti ini disebut orang yang asertif (Bagus dalam Umiyati, 2009).

Manfaat lain yang akan diperoleh ketika seseorang mampu

bersikap asertif adalah: membuka banyak kemungkinan baru mendapatkan

banyak teman, membina hubungan yang lebih akrab dan jujur dengan

orang lain, dan dalam situasi sulit dan tidak menyenangkan, pribadi masih

dihargai dan diterima (Stein dan Book dalam Suwarni, 2008).

Selain manfaat di atas, adapun beberapa akibat lain dari kurang

atau tidak adanya sikap asertif dalam diri seseorang yang dapat dilihat dari

beberapa hasil penelitian berikut ini. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Family and Consumer Science di Ohio, Amerika Serikat,

menunjukkan fakta bahwa kebanyakan remaja memulai merokok karena

dipengaruhi temannya, terutama sahabat yang sudah lebih dahulu merokok

(Anonim, 2009).

Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Meliana (2007) yang

menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara

perilaku asertif dengan tingkat stress pada remaja. Artinya bahwa semakin

tinggi perilaku asertif akan semakin rendah tingkat stress yang dialami

oleh seseorang. Sebaliknya jika tingkat asertifnya semakin rendah maka

tingkat stress yang dialami akan semakin tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

5

Perilaku asertif seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain: pola asuh orang tua, kebudayaan, usia, jenis kelamin, dan

strategi copping (Santosa,1999). Ditambah lagi dengan pendidikan

(Hadjam dalam Yusuf, 2008) dan kepribadian (Allport dalam Suryabrata,

1988).

Taylor menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku asertif yaitu budaya ( Taylor dalam Umiyati, 2009). Hal ini juga

diungkapkan Rakos dalam Santosa (1999) yang memandang bahwa

kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar dalam mendidik perilaku

asertif. Biasanya ini berhubungan dengan norma-norma masyarakat atau

lingkungan sekitarnya, yang merupakan salah satu faktor yang kuat dalam

mempengaruhi sikap, nilai, dan cara individu berperilaku.

Berkaitan dengan kebudayaan, menurut G. Stanly Hall, lingkungan

memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan perkembangan pada

masa remaja ketimbang di waktu sebelumnya. Jadi, dalam kaitannya

dengan remaja, ia percaya bahwa hereditas berinteraksi dengan lingkungan

untuk menentukan perkembangan individu (dalam Santrock, 2003).

Santrock (2003) mengatakan bahwa budaya adalah pola tingkah

laku, keyakinan dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang

diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Kelompok suatu

kebudayaan bisa besar dan bisa juga kecil. Apapun ukurannya, budaya

kelompok akan mempengaruhi identitas, belajar, dan tingkah laku sosial

anggotanya (Brislin, et. al dalam Santrock, 2003). Kebudayaan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

6

pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan,

kepercayaan, seni, moral, hukum, adatistiadat (kebiasaan), dan

pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat ( Taylor

dalam Umiyati, 2009).

Salah satu budaya yang ada di Indonesia adalah budaya yang

berasal dari suku Belu. Belu merupakan sebuah kabupaten Belu terletak

pada sentral pulau Timor dengan luas wilayahnya 2.445,57 2 atau

5,16% dari luas wilayah Propinsi NTT. Jumlah penduduk sampai dengan

tahun 2009 sebanyak 465.933 jiwa. Mata pencaharian yang utama di

bidang pertanian khususnya lahan kering meliputi 79 % dari jumlah

penduduk kabupaten Belu. Disamping pertanian lahan kering, masyarakat

juga memlihara ternak dan unggas.

Daerah kabupaten Belu pada umumnya terdiri atas daratan bukit

dan pegunungan serta hutan. Daerah Belu tergolong daerah yang curah

hujannya sedikit yang secara tidak langsung iklim tersebut mempengaruhi

pola hidup dan watak keseharian masyarakat Belu.

Tempat tinggal orang-orang Belu dahulunya banyak berada di daerah

perbukitan yang dikelilingi oleh semak berduri dan batu karang yang tidak

mudah didatangi orang dan hidup secara berkelompok, dengan maksud

untuk menjaga keamanan dari gangguan orang luar maupun binatang buas.

Dalam kesehariannya, masyarakat Belu termasuk didalamnya

adalah remaja laki-laki dan perempuan akan lebih gampang untuk berterus

terang mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Mereka cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

7

untuk mengutamakan apa yang mereka rasakan, sehingga mereka tidak

akan tertutup atau berbohong untuk menyatakan perasaan mereka. Mereka

memegang prinsip bahwa menjadi Belu berarti menjadi seorang sahabat

yang dengan budi dan hati bening mampu untuk bersikap terbuka bagi

persahabatan dengan orang lain, lingkungan dan semua ciptaan Tuhan

(Bria, 2004).

Dalam penelitian ini, pengaruh budaya Belu dalam pembentukan

perilaku akan dibandingkan dengan pengaruh dari budaya Jawa,

mengingat Jawa adalah salah satu budaya besar yang dominan di

Indonesia. Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk

terpadat di dunia. Dengan populasi sebesar 136 juta jiwa, pulau Jawa

adalah yang menjadi tempat tinggal lebih dari 57% populasi Indonesia,

dengan kepadatan 1.029 jiwa/km². Sekitar 45% penduduk Indonesia

berasal dari etnis Jawa.

Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di

perkotaan mereka mendominasi pegawai negeri sipil, BUMN, anggota

DPR/DPRD, pejabat eksekutif, pejabat legislatif, pejabat kementerian dan

militer. Orang Jawa adalah etnis paling banyak di dunia artis dan model.

Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri, sebagai buruh kasar

dan pembantu rumah tangga. Orang Jawa mendominasi tenaga kerja

Indonesia di luar negeri terutama di negara Malaysia, Singapura, Filipina,

Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, AS dan

Eropa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

8

Dalam budaya masyarakat Jawa, berkembang pula prinsip-prinsip

hubungan sosial yang sebagian besar terdiri dari dua bagian yaitu: prinsip

hormat dan prinsip kerukunan (Ali, 1986). Masyarakat Jawa terkadang

melakukan sesuatu yang tidak ia sukai karena keseganannya

mengungkapkan perasaan penolakannya secara tegas dan berani. Selain

itu, bisa dikatakan, orang Jawa sukar bisa dertindak tegas karena

pertimbangan manusianya yang lekas berbicara sehingga mengakibatkan

dia bersedia untuk memberi dan menerima yang bisa membuahkan suatu

kompromi guna mengakhiri pertentangan atau konflik yang ada

(Hardjowirogo, 1983). Salah satu contohnya, Koencoro dan Suseno &

Reksosusilo dalam Santosa (1999) menyatakan bahwa dalam budaya Jawa

pada anak wanita yang dituntut untuk bersikap pasif, dan menerima apa

adanya atau pasrah.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memutuskan untuk

melihat apakah ada perbedaan asertivitas antara remaja putri suku Belu

dan suku Jawa.

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah asertivitas antara remaja putri suku Belu lebih tinggi dari pada

suku Jawa?

C. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui apakah asertivitas remaja putri suku Belu lebih tinggi dari

pada suku Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

9

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan

memperkaya pengetahuan dalam bidang ilmu psikologi sosial terutama

mengenai perbedaan asertivitas di antara remaja.

2. Maanfaat Praktis

Bagi subyek penelitian, diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah

satu sumber informasi yang dapat mendukung subyek dalam

mengembangkan sikap asertif dalam diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. REMAJA AKHIR

1. Pengertian Remaja

Masa remaja (Adolesence) didefinisikan sebagai periode

transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa,

yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-

emosional (Santrock, 2007). Masa remaja juga merupakan masa

peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam arti

psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-perubahan fisik yang

terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan

remaja. Sementara itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara

lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Blos dalam

Sarwono, 2007).

Adapun Anna Freud menggambarkan masa remaja sebagai

suatu proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan

berhubungan dengan psikoseksual, perubahan dalam hubungan dengan

orang tua dan cita-cita mereka (Gunarsa, 2003).

Di Indonesia batasan remaja yang mendekati batasan PBB

tentang pemuda adalah kurun usia 14 – 24 tahun. Penggolongan remaja

ini didasarkan pada pertimbangan usia tanpa membedakan remaja dari

keadaan sosial-psikologiknya (Sarwono, 2007).

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

11

2. Ciri-ciri Remaja Akhir

Hurlock dalam Mappiare (1982) menulis bahwa jika dibagi

berdasarkan bentuk-bentuk perkembangan dan pola-pola perilaku yang

nampak khas bagi usia-usia tertentu maka masa remaja akhir di alami

pada usia 17 – 21 tahun. Dalam rentang masa itu terjadi proses

penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek-aspek

psikis yang telah dimulai pada masa-masa sebelumnya. Selanjutnya,

Monks (2004) dalam bukunya juga mengatakan bahwa remaja akhir

berada pada rentan usia 18-21 tahun.

Pada masa remaja akhir umumnya terdapat ciri-ciri khas yang

nampak dalam diri remaja, diantaranya:

a. Stabilitas mulai timbul dan meningkat, yang berarti bahwa

remaja relatif tetap atau mantap dan tidak mudah berubah

pendirian akibat adanya rayuan atau propaganda. Akibatnya

remaja akan lebih dapat melakukan penyesuaian dalam banyak

aspek kehidupannya dibandingkan dengan masa-masa

sebelumnya.

b. Citra-diri dan sikap-pandangan yang lebih realistis, dimana

remaja sudah mulai menilai dirinya sebagaimana adanya,

menghargai miliknya, keluarganya, orang-orang lain seperti

keadaan sesungguhnya. Akibatnya, akan timbul rasa puas,

menjauhkan mereka dari rasa kecewa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

12

c. Menghadapi masalahnya secara lebih matang. Remaja akhir

menghadapi masalah dengan lebih matang. Kematangan itu

ditunjukkan dengan usaha pemecahan masalah-masalah yang

dihadapi; baik dengan cara sendiri maupun dengan berdiskusi

dengan teman-teman sebaya mereka.

d. Perasaan menjadi lebih tenang. Remaja akhir umumnya lebih

tenang dalam menghadapi masalah-masalahnya. Hal ini juga

ditunjang dengan adanya kemampuan piker dan dapat

menguasai perasaan-perasaannya (Mappiare, 1982).

Melengkapi ciri-ciri remaja akhir, Dadang Sulaeman dalam

Rochmah (2005) memberi tanda tentang ciri-ciri umum remaja akhir

adalah sebagai berikut:

a. Pemilihan kehidupan mulai mendapat perhatian yang tegas,

b. Telah ada spesialisasi berdasarkan bakat-bakat yang

diselidikinya,

c. Kecenderungan untuk menetapkan pekerjaan yang dipilih

sebagai bekal mencari nafkah,

d. Memilih teman hidup dan memikirkan masalah keluarga,

e. Berhati-hati dalam memilih pakaian dan cara berdandan,

f. Kalau pada remaja awal sikap dan tindakan-tindakannya

serba kaku, maka kelakuan itu mulai hilang menjelang

masa remaja akhir,

g. Keamanan dan kebebasan ekonomis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

13

h. Mereka mulai berpikir tentang tanggung jawab sosial,

moral, ekonomi, dan keagamaan,

i. Perspektif kehidupan semakin meluas, nilai-nilai kehidupan

mulai muncul, pengertian-pengertian lebih diperluas dan

dalam,

j. Mereka benar-benar telah mengambil tanggung jawab

sebagai manusia dewasa.

3. Tahap Perkembangan Remaja Akhir

Petro Blos dalam Sarwono (2007) seorang penganut aliran

psikoanalisa berpendapat bahwa perkembangan pada hakikatnya

adalah usaha penyesuaian diri (coping), yaitu untuk secara aktif

mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah.

Dalam proses penyesuaian diri, ada tiga tahap perkembangan yang

dilalui oleh remaja. Dari ketiga tahap perkembangan tersebut masa

remaja akhir berada pada tahap ke tiga. Masa remaja akhir (Late

Adolescence) kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang

kedua dalam kehidupan. Minat karir, pacaran, dan eksplorasi identitas

sering kali lebih menonjol dibandingkan pada masa remaja awal.

Tahap ini (remaja akhir) adalah masa konsolidasi menuju

periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal berikut ini:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

14

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

lain dalam pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme yang diganti dengan keseimbangan antara

kepentingan diri sendiri dan orang lain.

e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan masyarakat umum (the public).

Menurut Erikson selama masa remaja, individu akan masuk

dalam tahap perkembangan identitas versus kekacauan identitas

(identity versus identity confusion). Pada tahap ini, individu

dihadapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa,

dan kemana mereka akan menuju dalam hidupnya (Santrock,2003).

Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka

remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas.

Dampaknya, mereka mungkin akan mengembangkan perilaku

menyimpang (delinquent), melakukan kriminalitas, atau menutup diri

dari masyarakat (Yusuf, 2008).

Pada tahap perkembangan emosi, remaja laki-laki dan

perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi, bila pada

akhir remaja tidak lagi meledakkan emosinya di hadapan orang lain,

melainkan menunggu saat dan tempat yang tepat untuk

mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima.

Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah bahwa individu menilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

15

situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional,

tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau

seperti orang yang tidak matang (Rochmah, 2005).

Tahap perkembangan lain yang juga dialami remaja adalah

perkembangan sosial. Tahap perkembangan ini berhubungan dengan

penyesuaian sosial yang dapat juga diartikan sebagai kemampuan

untuk mereaksi secara tepat terhadap realita sosial, situasi dan relasi.

Dalam perkembangan sosial, kontak remaja dengan orang lain

merupakan sesuatu yang sangat penting. Remaja harus membuat

penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok teman

sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang

baru, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-

nilai baru dalam seleksi pemimpin. Pada tahap ini juga berkembang

kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan

kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,

kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (Rochmah, 2005).

4. Tugas Perkembangan Remaja Akhir

Menurut Robert Havighurts, tugas perkembangan merupakan

suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang

kehidupan individu, yang apa bila tugas itu dapat berhasil dituntaskan

akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas

berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

16

ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan

penolakan masyarakat, dan kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas

berikutnya (Havighurts dalam Yusuf, 2008).

Pada fase remaja akhir, sudah mulai terpolakan aktivitas

seksual melalui langkah pendidikan hingga terbentuk pola hubungan

antar pribadi yang sungguh-sunggu matang sesuai dengan kesempatan

yang ada. Fase ini merupakan inisiasi kearah hak, kewajiban, kepuasan

dan tanggung jawab kehidupan sebagai warga masyarakat dan warga

Negara.

Tugas perkembangan pada fase remaja akhir adalah

economically, intellectually, emotionally self sufficient. Setelah

individu melewati enam fase perkembangan kepribadian, ia mencapai

taraf kedewasaan yaitu enjadi pribadi manusia yang matang dan

setelah itu memasuki usia lanjut (Suryono, 2004).

Selain itu, seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara

berurutan (Kimmel dalam Noviahelni, 2009). Tahap remaja akhir

merupakan tahap ketiga yang mana tugas perkembangan yang utama

adalah mencapai kemandirian seperti pada tahap remaja madya, namun

juga berfokus pada persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang

tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir

ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga

meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

17

Selain itu adapun tugas perkembangan remaja pada umumnya

menurut Robert Havighurts (dalam Sarwono, 2007) adalah sebagai

berikut:

1. Menerima kondisi fisik dan memanfaatkan tubuhnya secara

efektif.

2. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya

dari jenis kelamin yang mana pun.

3. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau

perempuan).

4. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap

orang tua dan orang dewasa lainnya.

5. Mempersiapkan karier ekonomi.

6. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

7. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.

8. Mencapai system nilai dan etika tertentu sebagai pedoman

tingkah lakunya.

Selain itu, Gunarsa (2003) juga menyebutkan ada beberapa

tugas perkembangan lainnya pada masa remaja adalah:

1. Menerima keadaan fisiknya,

2. Memperoleh kebebasan emosional,

3. Mampu bergaul,

4. Menemukan model untuk identifikasi,

5. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

18

6. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma,

7. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan.

5. Asertivitas Pada Remaja Akhir

Dalam beberapa tahapan perkembangannya remaja

diperhadapkan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus

diselesaikannya untuk bisa berhasil pada tahap perkembangan

selanjutnya. Pada masa remaja akhir, ada beberapa tugas

perkembangan yang harus diselesaikan diantaranya, economically,

intellectually, emotionally self sufficient. Selain itu remaja akhir juga

diharapkan mampu mencapai kemandirian seperti pada tahap remaja

madya, namun juga berfokus pada persiapan diri untuk benar-benar

terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab,

mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang

di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.

Menjadi asertif berarti mampu untuk berkata “tidak”, mampu

meminta pertolongan, mampu mengungkapkan perasaan yang positif

maupun negatif secara wajar, mampu untuk mengawali kemudian

melanjutkan serta mengakhiri suatu pembicaraan, yang semuanya itu

dilakukan tanpa mengganggu hak orang lain. Ketika remaja dalam

tahap perkembangannya mampu untuk menyelesaikan tugas

perkembangan diatas dengan baik, maka diharapkan remaja tersebut

akan menjadi remaja yang asertif dalam kehidupan sehari-harinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

19

ketika berinteraksi dengan orang lain baik dalam lingkungan keluarga,

sekolah maupun masyarakat.

Pentingnya perilaku asertif ditanamkan sejak dini pada remaja

karena asertivitas bukan merupakan sesuatu yang lahiriah, tetapi lebih

merupakan pola sikap dan perilaku yang dipelajari sebagai reaksi

terhadap berbagai situasi sosial yang ada di lingkungan.

Bagi remaja sikap dan perilaku asertif sangatlah penting karena

beberapa alasan sebagai berikut: pertama, sikap dan perilaku asertif

akan memudahkan remaja tersebut bersosialisasi dan menjalin

hubungan dengan lingkungan seusianya maupun di luar lingkungannya

secara efektif. Kedua, dengan kemampuan untuk mengungkapkan apa

yang dirasakan dan diinginkannya, terus terang maka mahasiswa bisa

menghindari munculnya ketegangan dan perasaan tidak nyaman

akibat menahan dan menyimpan sesuatu yang ingin diutarakannya.

Ketiga, dengan memiliki sifat asertif maka para mahasiswa dapat

dengan mudah mencari solusi dan penyelesaian dari berbagai kesulitan

atau permasalahan yang dihadapinya secara efektif, sehingga beban

masalah itu tidak menjadi beban pikiran yang berlarut-larut. Keempat,

asertivitas akan membantu para siswa untuk meningkatkan

kemampuan kognitifnya, memperluas wawasan tentang lingkungan,

dan tidak mudah berhenti pada sesuatu yang tidak diketahuinya

(memiliki rasa ingin tahu yang tinggi). Kelima, asertif terhadap orang

lain yang bersikap atau berperilaku kurang tepat bisa membantu remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

20

yang bersangkutan untuk lebih memahami kekurangannya sendiri dan

bersedia memperbaiki kekurangan tersebut (Erlinawati, 2009).

B. ASERTIVITAS

1. Pengertian Asertivitas

Lazarus (Rakos, 1991) adalah tokoh yang pertama sekali

mendefinisikan perilaku asertif, yang menyatakan bahwa perilaku

asertif adalah cara individu dalam memberikan respon dalam situasi

sosial, yang berarti sebagai kemampuan individu untuk mengatakan

tidak, kemampuan untuk menanyakan dan meminta sesuatu,

kemampuan untuk mengungkapkan perasaan positif dan negatif, serta

kemampuan untuk mengawali kemudian melanjutkan serta mengakhiri

percakapan.

Menurut Cawood (1997) perilaku asertif adalah ekspresi yang

langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan,

atau hak-hak anda tanpa kecemasan yang tidak beralasan. Selain itu

perilaku asertif juga bersifat interaktif. Selain itu, Llyod dalam

Cawood (1997), mendefinisikan perilaku asertif sebagai suatu gaya

wajar yang tidak lebih dari sikap langsung, jujur, dan penuh respek

sementara berinteraksi dengan orang lain.

Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk

mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan

kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

21

hak serta perasaan orang lain (Rini, 2001). Selain itu, Rimm dan

Masters (dalam Rakkos, 1991) juga mengartikan perilaku asertif

sebagai suatu perilaku dalam hubungan interpersonal yang bersifat

jujur serta mengekspresikan pikiran dan perasaan secara langsung

dengan tetap memperhitungkan kondisi sosial yang ada. Selain itu,

Rathus dalam Ulyniami,(2010) mengungkapkan bahwa asertivitas juga

diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengemukakan

pendapat, sasaran dan keinginan yang dimilikinya secara langsung,

jujur dan terbuka kepada orang lain

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa asertivitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

berkata tidak, kemampuan untuk meminta pertolongan, kemampuan

dalam mengungkapkan pendapat dan apa yang sedang dirasakan

dengan sungguh-sungguh secara bebas, jujur, langsung, pada

tempatnya dengan tetap memperhatikan hak-hak orang lain.

2. Aspek-aspek Asertivitas

Beberapa aspek dalam perilaku asertif menurut Lazarus dalam

Rakos (1991) yaitu:

a. Kemampuan untuk berkata “tidak”.

b. Kemampuan meminta pertolongan.

c. Kemampuan mengungkapkan perasaan yang positif maupun

negatif secara wajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

22

d. Kemampuan untuk mengawali kemudian melanjutkan serta

mengakhiri suatu pembicaraan.

Menurut Kanfer dan Goldstain seseorang dikatakan asertif bila:

(a) dapat menguasai diri sesuai dengan situasi yang ada, (b) dapat

memberikan respon dengan wajar pada hal-hal yang sangat disukainya,

(c) dapat menyatakan kasih sayang dan cintanya kepada seseorang

secara terus terang dan wajar (Kanfer dan Goldstain dalam Santosa,

1999).

Rathus (1986), juga mengungkapkan bahwa orang yang asertif

mampu mengekspresikan perasaan dengan sungguh-sungguh,

menyatakan tentang kebenaran. Mereka tidak menghina, mengancam

ataupun meremehkan orang lain. Orang asertif juga mampu

menyatakan perasaan dan pikirannya dengan tepat dan jujur tanpa

memaksakannya kepada orang lain (Rathus dalam Ulyniami, 2010).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas

Berkembangnya perilaku asertif dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang dialami individu dalam lingkungan dan sepanjang hidupnya

(Rathus dalam Iriani, 2009). Adapun beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan perilaku asertif dalam diri seseorang:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

23

a. Pola asuh orang tua

1) Pola asuh otoriter

Pada pola asuh otoriter, orang tua akan mendidik anak

secara keras, penuh dengan disiplin yang tidak dapat diterima

anak tetapi dipaksakan, penuh dengan aturan-aturan dan

larangan-larangan yang pada prinsipnya membatasi ruang

kehidupan anak. Anak-anak yang diasuh dengan cara otoriter

biasa akan menjadi remaja yang permisif di kemudian hari.

Akan tetapi, jika diasuh secara otoriter dan disertai

dengan perilaku agresif maka anak akan menjadi remaja yang

agresif pula, sukar untuk mengontrol diri dan biasanya terlibat

dalam juvenile delinquency.

2) Pola asuh demokratis

Orang tua akan mengasuh anak-anak mereka dengan

penuh kasih sayang tetapi tidak dengan cara memanjakan

mereka. Jika remaja dididik secara demokratis, hal ini akan

menjadikan mereka mempunyai tempat berlindung ketika

mereka sedang mempunyai masalah. Anak yang dididik secara

demokratis akan menjadi remaja yang mempunyai rasa percaya

diri yang tinggi, mempunyai pengertian yang benar tentang apa

yang menjadi hak mereka, dapat mengkomunikasikan segala

keinginannya secara wajar, dan tidak memaksakan kehendak

mereka dengan cara menindas hak-hak orang lain. Pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

24

pengasuhan demokratis sering disebut juga sebagai pola

pengasuhan Authoritative merupakan pola asuh mempunyai

banyak sisi positif dalam pengaruhnya terhadap anak. Pola asuh

demokratis dapat didefinisikan sebagai pemeliharaan anak atau

kendali orang tua terhadap anak dengan cara kesederajatan,

lebih mengutamakan kepentingananak (childcenteredness)

(Hurlock dalam Adji, 1995)

Menurut Peck, berdasarkan hasil temuannya

menunjukkan bahwa remaja yang “friendliness” dan

“spontanetty” berhubungan erat dengan iklim keluarga yang

demokratis (Yusuf, 2008).

3) Pola asuh permisif

Lewat pola asuh ini, anak akan dididik tanpa adanya

batasan/aturan yang bersifat mengikat bahkan terkesan bebas.

Anak yang dibesarkan dengan cara ini akan terbiasa untuk

mendapatkan segala sesuatu dengan mudah dan cepat. Jika

tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka ia akan mudah

kecewa dan menjadi marah.

Keluarga yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik

ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut: (a) saling

memperhatikan dan mencintai, (b) bersikap terbuka dan jujur, (c)

orang tua mau mendengarkan anak, menerima perasaannya dan

menghargai pendapatnya, (d) ada”sharing” masalah atau pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

25

di antara anggota keluarga, (e) mampu berjuang mengatasi masalah

hidupnya, (f) saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi, (g)

orang tua melindungi anak, (h) komunikasi anggota keluarga

berlangsung dengan baik, (i) keluarga memenuhi kebutuhan

psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai budaya, dan (j) mampu

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi (Yusuf, 2008).

b. Kebudayaan

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat

yang mana pun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup

itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau

lebih diinginkan (Ralph Linton dalam Ihromi, 1996).

Taylor menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku asertif yaitu budaya. Kebudayaan

merupakan pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,

meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,

adatistiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh

dari anggota masyarakat (Sulaeman, 1998).

Rakos (dalam santosa, 1999), juga memandang bahwa

kebudayaan mempunyai peran besar dalam pembentukan perilaku

asertif. Biasanya hal ini sangat berhubungan dengan norma-norma

yang ada. Contohnya, dalam budaya Jawa, seorang wanita dituntut

untuk bersifat pasif dan menerima apa adanya atau pasrah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

26

c. Usia

Pada anak kecil perilaku asertif belum terbentuk. Struktur

kognitif yang ada belum memungkinkan mereka untuk menyatakan

apa yang diinginkan dengan bahasa verbal yang baik dan jelas.

Sebagian dari mereka masih bersifat pemalu dan pendiam

sedangkan yang lain justru bersifat agresif dalam menyatakan

keinginannya. Perilaku asertif akan semakin berkembang saat

seorang menginjak masa remaja dan dewasa. Sedangkan pada usia

tua tidak begitu jelas perkembangan atau penurunannya.

d. Jenis kelamin

Masong, Dickson, & Ritzler (1982) dan Rakos (1991)

(dalam santosa, 1999) mengatakan bahwa pria lebih asertif

dibandingkan dengan wanita karena adanya tuntutan masyarakan

yang menjadikan pria lebih agresif, mandiri dan kompetitif

sedangkan wanita pada umumnya pasif dan tergantung. Adapun hal

menarik lain yang diungkapkan oleh Freud mengenai kepribadian

pria dan wanita yang berhubungan dengan jenis kelamin. Sejak

kecil anak laki-laki dan perempuan sudah memperhatikan alat

kelamin mereka. Adanya kenyataan bahwa penis yang menonjol

keluar merupakan salah satu organ penentu yang memungkinkan

pria bersifat berani dan agresif. Sementara perempuan dengan

struktur organ kelaminnya, menyebabkan ia pasif dan pasrah.

Meski begitu, tampaknya perbedaan asertivitas pada pria dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

27

wanita bukanlah sesuatu yang bersifat konstan. Adanya pengaruh

globalisasi yang membawa pengaruh pada norma-norma setempat

dan adanya kesadaran mengenai persamaan gender membuat

wanita sekarang cenderung memiliki sifat mandiri, percaya diri,

rasional dan asertif.

e. Strategi coping

Strategi coping adalah suatu bentuk penyesuaian diri yang

melibatkan unsur-unsur kognisi dan afeksi dari seorang guna

mengatasi suatu masalah yang dating pada dirinya. Menurut

Massong et al. (dalam santosa, 1999) strategi coping yang

digunakan remaja juga mempengaruhi tingginya tingkat

keasertivan mereka. Dengan kata lain, remaja yang menggunakan

mekanisme coping yang efektif dan adaptif dalam menyelesaikan

suatu permasalahan akan lebih asertif dibanding dengan remaja

yang menggunakan mekanisme coping seperti penyangkalan

(denial) dan proyeksi.

f. Pendidikan

Hadjam mengatakan bahwa lingkungan pendidikan

mempunyai andil yang cukup besar terhadap pembentukan

perilaku, khususnya perilaku asertif. Pendidikan mempunyai

tujuan untuk menghasilkan individu yang mudah menerima dan

menyesuaikan diri terhadap perubahan–perubahan, lebih mampu

untuk menghasilkan individu yang mudah menerima dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

28

menyesuaikan diri terhadap perubahan–perubahan, lebih mampu

untuk mengungkapkan pendapatnya, memiliki rasa tanggung

jawab dan lebih berorientasi ke pendapatnya, memiliki rasa

tanggung jawab dan lebih kemasa depan (Hadjam dalam Yusuf,

2008).

Perkembangan kepribadian seorang individu juga

dipengaruhi oleh tingkat intelegensi yang dimiliki. Individu yang

tingkat intelegensinya lebih tinggi biasanya mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungannya secara wajar., sedangkan yang rendah

biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( Hadjam dalam Yusuf,

2008).

g. Kepribadian

Allport (dalam Suryabrata, 1988) mengatakan bahwa

kepribadian ialah organisasi dinamis dalam diri Individu sebagai

sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam

menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian yang

dimiliki seseorang juga mempengaruhi perilaku asertif dalam

berinteraksi dengan individu lain di lingkungan sosial.

Menurut Hurlock, salah satu ciri kepribadian yang sehat

adalah ketika individu memiliki orientasi keluar (Hurlock dalam

Yusuf, 2008). Mendukung apa yang dikatakan oleh Hurlock,

Barret Leonard juga mengemukakan sifat-sifat individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

29

berorientasi keluar, yaitu: (a) menghargai dan menilai orang lain

seperti dirinya sendiri, (b) merasa nyaman dan terbuka terhadap

orang lain, (c) tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk

menjadi korban orang lain dan tidak mengorbankan orang lain

karena kekecewaan dirinya (Barret Leonard dalam Yusuf, 2008).

C. KEBUDAYAAN

1. Kebudayaan

Budaya adalah pola tingkah laku, keyakinan, dan semua produk

lain dari sekelompok manusia yang diwariskan dari satu generasi ke

generasi lainnya (Santrok, 2003). Produk tersebut dihasilkan dari

interaksi antar kelompok manusia dengan lingkungannya selama

bertahun-tahun. Besar ataupun kecilnya suatu kebudayaan, budaya

kelompok akan mempengaruhi identitas, belajar, dan tingkah laku

sosial anggotanya (Brislin, Goodnow, LeVine & Shweder, Lonner &

Malpass, Triandis dalam Santrok, 2003).

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat

yang mana pun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu

yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih

diinginkan (Ralph Linton dalam Ihromi, 1996). Kebudayaan dimaknai

sebagai pandangan hidup dari sekelompok orang yang tanpa sadar

semuanya itu diwariskan melalui proses komunikasi dan peniruan dari

satu generasi kepada generasi berikutnya (Bria, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

30

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada masyarakat atau

perorangan yang tidak berkebudayaan. Tiap masyarakat mempunyai

kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap

manusia adalah makhluk berbudaya yang mengambil bagian dalam

suatu kebudayaan (Ralph Linton dalam Ihromi, 1996).

Sebuah bangsa dikatakan mempunyai kebudayaan jika para

warganya memiliki kesamaan dalam sejumlah pola-pola berpikir dan

kelakuan yang didapat melalui proses belajar. Dalam bagian-bagian

tertentu dalam suatu masyarakat kita yang mempunyai asal usul etnis

atau daerah atau agama atau mempunya pekerjaan yang sama dengan

kita, kita memiliki cirri-ciri bersama tertentu.

2. Kebudayaan Suku Belu

Wilayah kabupaten Belu terletak pada sentral pulau Timor

dengan luas wilayahnya 2.445,57 2 atau 5,16% dari luas wilayah

Propinsi NTT. Bagian utara kabupaten Belu berbatasan dengan selat

Ombai. Bagian selatan berbatasan dengan Laut Timor, bagian Timur

berbatasan dengan Negara Timor Leste, dan bagian Barat berbatasan

dengan kabupaten TTU.

Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2009 sebanyak 465.933

jiwa, terdiri dari laki-laki 226.586 jiwa dan perempuan sebanyak

239.347 jiwa. Kepadatan rata-rata masyarakat kabupaten Belu 191

jiwa/ 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

31

Mata pencaharian yang utama di bidang pertanian khususnya

lahan kering meliputi 79 % dari jumlah penduduk kabupaten Belu.

Disamping pertanian lahan kering, masyarakat juga memlihara ternak

dan unggas.

Daerah kabupaten Belu pada umumnya terdiri atas daratan

bukit dan pegunungan serta hutan. Daerah Belu tergolong daerah yang

curah hujannya sedikit yang secara tidak langsung iklim tersebut

mempengaruhi pola hidup dan watak keseharian masyarakat Belu.

Tempat tinggal orang-orang Belu dahulunya banyak berada di daerah

perbukitan yang dikelilingi oleh semak berduri dan batu karang yang

tidak mudah didatangi orang dan hidup secara berkelompok, dengan

maksud untuk menjaga keamanan dari gangguan orang luar maupun

binatang buas.

Belu dalam bahasa Tetun artinya sahabat. Kata Belu tidak

hanya sekedar basa basi, namun juga mengekspresikan nilai-nilai,

budaya dan falsafah hidup masyarakatnya (Bria, 2004). Seseorang

yang lahir dengan latar belakang kebudayaan Belu hendaknya dapat

memaknai hakekatnya sebagai seseorang yang berkehendak baik,

berpikir dan berbuat baik demi kemajuan Rai Belu dan seluruh

masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang Belu umumnya juga

memiliki falsafah hidup. Falsafah hidup orang Tetun (suku Belu)

adalah keharmonisan. Sesuai dengan namanya yaitu “tetu” berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

32

membuat sesuatu menjadi seimbang, tidak miring atau tidak berat

sebelah. Menjadi Belu berarti menjadi seorang sahabat yang dengan

budi dan hati bening mampu untuk bersikap terbuka bagi persahabatan

dengan orang lain, lingkungan dan semua ciptaan Tuhan (Bria, 2004).

Hal ini dimaksudkan agar manusia ini (masyarakat Belu) dapat

hidup tentram, aman, damai, bahagia lahir dan batin, sejahtera dan

nyaman (Bria, 2004). Menurut masyarakat suku Belu terdapat tiga

fakta keseimbangan utama dalam menjalani kehidupan yang harus

selalu dijaga:

1. Keseimbangan manusia dengan Roh, Dewata atau Tuhan,

2. Keseimbangan manusia dengan sesame manusia lain,

3. Keseimbangan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.

Ketika falsafah hidup di atas dapat dipahami dan dihayati

dengan benar dan mendalam, maka pintu kedamaian, persaudaraan,

kekeluargaan, kenyamanan, kebersamaan selalu terbuka dalam

kehidupan bermasyarakat, berpemerintahan maupun dalam hidup

keagamaan.

Intisari pandangan hidup Ema-tetun (masyarakat Belu) adalah

sikap hidup yang selalu berusaha menjaga keseimbangan dan

keharmonisan dalam hidup bermasyarakat, menghindari konflik-

konflik horizontal maupun vertikal, menggalang sikap kerja sama dan

gotong royong mentaati hukum adat, menghormati tokoh-tokoh adat

dan orang tua, menghargai sesama, menilai tinggi harga diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

33

bekerja keras, melestarikan nilai-nilai budaya adat yang bersifat positif

sebagai pedoman pengayom hidup bersama masyarakat, bersikap

ramah terhadap alam sebagai partner kehidupan dan memanfaatkan

segala ciptaan Tuhan secara bijaksana dan bertanggung jawab, demi

kebahagiaan manusia (Bria, 2004).

3. Kebudayaan Suku Jawa

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk

terpadat di dunia. Dengan populasi sebesar 136 juta jiwa, pulau Jawa

adalah yang menjadi tempat tinggal lebih dari 57% populasi Indonesia,

dengan kepadatan 1.029 jiwa/km². Sekitar 45% penduduk Indonesia

berasal dari etnis Jawa. Walaupun demikian sepertiga bagian barat

pulau ini (Jawa Barat, Banten, dan Jakarta) memiliki kepadatan

penduduk lebih dari 1.400 jiwa/km2.

Pulau Jawa bertetangga dengan Sumatera di sebelah barat, Bali

di timur, Kalimantan di utara, dan Pulau Christmas di selatan. Pulau

Jawa merupakan pulau ke-13 terbesar di dunia. Perairan yang

mengelilingi pulau ini ialah Laut Jawa di utara, Selat Sunda di barat,

Samudera Hindia di selatan, serta Selat Bali dan Selat Madura di timur.

Orang Jawa adalah salah satu kelompok etnik yang mempunyai

kebudayaan, nilai-nilai maupun kebiasaan tertentu. Mulder (dalam

Martaniah, 1984) mengemukakan bahwa pada orang Jawa ada kaidah-

kaidah moral yang mengatur dorongan-dorongan dan emosi pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

34

Kaidah-kaidah itu antara lain: sabar, waspada, merendahkan diri, dan

bersahaja. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa anak Jawa

dimanjakan, tidak dilatih untuk berdiri sendiri.

Remaja Jawa yang pada umumnya memiliki sifat yang lebih

tertutup. Bisa dikatakan, orang Jawa sukar bisa dertindak tegas karena

pertimbangan manusianya yang lekas berbicara sehingga

mengakibatkan dia bersedia untuk memberi dan menerima yang bisa

membuahkan suatu kompromi guna mengakhiri pertentangan atau

konflik yang ada (Hardjowirogo, 1983). Selain itu, orang Jawa

umumnya begitu kuat terikat tradisi dan tata gaul feodalistik, sehingga

ia belum bisa bersikap dan berbicara bebas di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa, berkembang pula prinsip-

prinsip hubungan sosial yang sebagian besar terdiri dari dua bagian:

prinsip hormat dan prinsip kerukunan. Prinsip hormat menyatakan

bahwa setiap orang dalam cara bicara dan membawa diri harus selalu

menunjukkan sikap hormat pada orang lain, sesuai dengan derajat dan

kedudukannya. Kefasihan seseorang dalam mempergunakan sikap

hormat yang tepat, pada orang Jawa dikembangkan sejak kecil melalui

pendidikan dalam keluarga. Pendidikan itu tercapai melalui tiga

perasaan yang dipelajari anak-anak Jawa dalam situasi-situasi yang

membuat rasa hormat, yaitu: wedi, isin, dan sungkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

35

a. Wedi berarti takut, baik sebagai reaksi ancaman fisik maupun

sebagai rasa takut terhadap akibat kurang enaknya suatu

tindakan.

b. Isin berarti malu, juga dalam arti malu-malu, merasa bersalah

dan sebagainya. Rasa isin dikembangkan pada anak dengan

membuatnya malu di depan tetangga, tamu dan sebagainya bila

ia melakukan sesuatu yang pantas ditegur.

c. Sungkan merupakan suatu perasaan yang dekat dengan isin.

Akan tetapi, sungkan adalah perasaan malu yang positif.

Sungkan bukan suatu rasa yang hendak dicegah, rasa hormat

yang sopan terhadap atasan dan sesame yang belum dikenal.

Prinsip rukun bertujuan untuk mempertahankan masyarakat

dalam keadaan yang harmonis. Keadaan rukun terletak dimana semua

pihak berada dalam keadaan damai, suka bekerja sama, saling

menerima dalam suasana tenang dan sepakat (Ali, 1986).

Menurut Suseno, ada dua segi dalam tuntutan kerukunan, yaitu:

a. Dalam pandangan Jawa, masalahnya bukan penciptaan keadaan

keselarasan sosial, melainkan lebih untuk tidak mengganggu

keselarasan sosial yang diandaikan sudah ada. Prinsip kerukunan

bersifat negatif, yang mana tujuannya untuk mencegah segala

kelakuan yang bisa mengganggu keselarasan dan ketenangan

dalam masyarakat. Rukun juga berarti menghindari konflik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

36

b. Prinsip kerukunan pertama-tama tidak menyangkut suatu sikap

batin atau keadaan jiwa, melainkan penjagaan keselarasan dalam

pergaulan.

D. DINAMIKA HUBUNGAN ASERTIVITAS DAN KEBUDAYAAN

Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun

sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk

berbudaya yang mengambil bagian dalam suatu kebudayaan (Ralph Linton

dalam Ihromi, 1996). Suatu masyarakat dengan kebudayaan tertentu

umumnya memiliki kebiasaan dan kesamaan dalam melakukan sesuatu.

Apa yang dilakukan oleh setiap orang dalam suatu masyarakat akan

disesuaikan dengan nila dan norma serta aturan yang dibuat dalam

masyarakat tersebut.

Salah satu faktor pembentuk perilaku asertif adalah faktor

kebudayaan. Rakos (dalam santosa, 1999), memandang bahwa kebudayaan

mempunyai peran besar dalam pembentukan perilaku asertif. Biasanya hal

ini sangat berhubungan dengan norma-norma yang ada.

Salah satu budaya yang ada di Indonesia adalah budaya yang

berasal dari suku Belu. Seseorang yang lahir dengan latar belakang

kebudayaan Belu hendaknya dapat memaknai hakekatnya sebagai

seseorang yang berkehendak baik, berpikir dan berbuat baik demi kemajuan

Rai Belu dan seluruh masyarakat. Kata Belu tidak hanya sekedar basa basi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

37

namun juga mengekspresikan nilai-nilai, budaya dan falsafah hidup

masyarakatnya (Bria, 2004).

Menjadi Belu berarti menjadi seorang sahabat yang dengan budi

dan hati bening mampu untuk bersikap terbuka bagi persahabatan dengan

orang lain, lingkungan dan semua ciptaan Tuhan (Bria, 2004). Hal ini

nampak dalam falsafah hidup orang Tetun (suku Belu) yang adalah

keharmonisan. Keharmonisan disini dimaksudkan agar manusia ini

(masyarakat Belu) dapat hidup tentram, aman, damai, bahagia lahir dan

batin, sejahtera dan nyaman (Bria, 2004).

Menurut masyarakat suku Belu terdapat tiga fakta keseimbangan

utama dalam menjalani kehidupannya, yaitu: keseimbangan manusia

dengan Roh, Dewata atau Tuhan, keseimbangan manusia dengan sesama

manusia lain, dan yang terakhir keseimbangan manusia dengan lingkungan

alam sekitarnya. Sehingga melalui sikap terbuka dengan budi dan hati

bening dalam bersahabat dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungan

sekitar, maka dengan sendirinya sikap asertif itu akan tumbuh dalam diri

masyarakat Belu. Secara umum prinsip hidup masyarakat Belu adalah sikap

hidup yang selalu berusaha menjaga keseimbangan dan keharmonisan

dalam hidup bermasyarakat, menghindari konflik-konflik horizontal

maupun vertikal, menggalang sikap kerja sama dan gotong royong mentaati

hukum adat, menghormati tokoh-tokoh adat dan orang tua, menghargai

sesama, menilai tinggi harga diri dan bekerja keras (Bria, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

38

Dalam penelitian ini, pengaruh budaya Belu dalam pembentukan

perilaku asertif akan dibandingkan dengan pengaruh dari budaya Jawa,

mengingat Jawa adalah salah satu budaya besar yang dominan di Indonesia.

Masyarakat Jawa, pada umumnya memegang prinsip hubungan

sosial yang sebagian besar terdiri dari dua bagian yaitu : prinsip hormat dan

prinsip kerukunan. Prinsip hormat menyatakan bahwa setiap orang dalam

cara bicara dan membawa diri harus selalu menunjukkan sikap hormat pada

orang lain, sesuai dengan derajat dan kedudukannya. Kefasihan seseorang

dalam mempergunakan sikap hormat yang tepat, pada orang Jawa

dikembangkan sejak kecil melalui pendidikan dalam keluarga. Pendidikan

itu tercapai melalui tiga perasaan yang dipelajari anak-anak Jawa dalam

situasi-situasi yang membuat rasa hormat, yaitu: wedi, isin, dan sungkan.

Bagi masyarakat Jawa, wedi berarti takut, baik sebagai reaksi

ancaman fisik maupun sebagai rasa takut terhadap akibat kurang enaknya

suatu tindakan. Sedangkan isin berarti malu, juga dalam arti malu-malu,

merasa bersalah dan sebagainya. Rasa isin dikembangkan pada anak

dengan membuatnya malu di depan tetangga, tamu dan sebagainya bila ia

melakukan sesuatu yang pantas ditegur. Selai itu, adapun perasaan sungkan

yang merupakan suatu perasaan yang dekat dengan isin. Akan tetapi,

sungkan adalah perasaan malu yang positif. Sungkan bukan suatu rasa yang

hendak dicegah, rasa hormat yang sopan terhadap atasan dan sesama yang

belum dikenal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

39

Selain itu, adapun prinsip rukun bertujuan untuk mempertahankan

masyarakat dalam keadaan yang harmonis. Keadaan rukun terletak dimana

semua pihak berada dalam keadaan damai, suka bekerja sama, saling

menerima dalam suasana tenang dan sepakat. Rukun juga berarti

menghindari konflik. Bisa dikatakan, orang Jawa sukar bisa dertindak tegas

karena pertimbangan manusianya yang lekas berbicara sehingga

mengakibatkan dia bersedia untuk memberi dan menerima yang bisa

membuahkan suatu kompromi guna mengakhiri pertentangan atau konflik

yang ada. Dikatakan pula bahwa remaja Jawa yang pada umumnya

memiliki sifat yang lebih tertutup (Hardjowirogo, 1983).

Dengan adanya kedua prinsip di atas yang melatar belakangi

masyarakat Jawa dalam berelasi dengan lingkungan sosial, maka

masyarakat Jawa telah mengembangkan perilaku tidak asertif dalam

dirinya.

Hal inilah yang menunjukkan adanya perbedaan dari tingkat

asertivitas remaja suku Belu dan remaja suku Jawa. Bahwa latar belakang

kebudayaan dan norma-norma yang ada dalam kebudayaan akan sangat

menentukan bagaimana seorang anak dalam mengembangkan sikap asertif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

40

Skema Dinamika Hubungan Asertivitas dan Kebudayaan

Kebudayaan

Suku Belu

Suku Jawa

Prinsip Hidup

Prinsip Hubungan

Sosial

Hormat

Kerukunan

Menghindari Konflik

Menjaga Keselarasan

Pergaulan

Non Asertif

AsertifHarmonis

Kerja Sama

Saling

Menghormati

Menghargai

Terbuka

Wedi/Takut

Isin/Malu

Sungkan/M

alu PositifHarmonis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

41

E. HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah bahwa

tingkat asertivitas remaja putri suku Belu lebih tinggi daripada suku Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yang bertujuan untuk

melihat apakah ada perbedaan tingkat asertivitas yang dimiliki oleh remaja

putri suku Belu dan suku Jawa.

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel independen sering disebut variabel prediktor.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah suku.

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung atau variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini

adalah asertivitas.

C. Definisi Operasional

1. Asertivitas

Asertivitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam

mengungkapkan pendapat dan apa yang sedang dirasakan dengan

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

43

sungguh-sungguh secara bebas, jujur, langsung, pada tempatnya dengan

tetap memperhatikan hak-hak orang lain.

Asertivitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala

asertivitas yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh

Lazarus. Skor yang tinggi dalam skala ini menunjukkan tingginya tingkat

asertivitas yang yang dimiliki oleh seseorang. Begitupun sebaliknya, skor

yang rendah menunjukkan rendahnya tingkat asertivitas yang dimiliki oleh

seseorang.

Aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut Lazarus, yaitu:

a. Kemampuan untuk berkata “tidak”.

b. Kemampuan meminta pertolongan.

c. Kemampuan mengungkapkan perasaan yang positif maupun negatif

secara wajar.

d. Kemampuan untuk mengawali kemudian melanjutkan serta

mengakhiri suatu pembicaraan.

2. Kebudayaan

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang

mana pun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu

bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan

(Ralph Linton dalam Ihromi, 1996). Kebudayaan yang dipakai dalam

penelitian ini adalah kebudayaan suku Belu dan suku Jawa. Latar belakang

suku yang dimiliki oleh subyek dalam penelitian ini diketahui melalui

pertanyaan tentang kesukuan subyek yang tertera pada lembar kuisioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

44

D. Subjek Penelitian

Sampling penelitian dalam penelitian ini menggunakan model

purposive sampling. Pengambilan sample didasarkan pada keperluan peneliti,

artinya setiap individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja

berdasarkan pertimbangan tertentu.

Ciri-ciri subyek dalam penlitian ini adalah:

1. Perempuan,

2. Termasuk dalam tahap perkembangan remaja akhir dengan kisaran usia

17 – 21 tahun,

3. Berstatus sebagai mahasiswa yang sedang berkuliah di Yogyakarta,

4. Berasal dari dua latar belakang kebudayaan (suku) yaitu suku Belu dan

suku Jawa.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengambilan data dilakukan dengan penyebaran skala pada

subjek yang telah ditentukan sesuai dengan variabel yang akan diukur yaitu

skala asertivitas.

Subyek akan diminta untuk memberikan respon yang sesuai atau tidak

sesuai atas setiap pernyataan yang tertera dalam skala. Jawaban atas

pernyataan terbagi dalam empat kategori yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS),

Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Dalam skala ini, terdapat

dua macam pernyataan yaitu pernyataan yang favorable dan unfavorable.

Pemberian skor pada pernyataan favorable dimulai dari 1 (STS), 2 (TS), 3 (S),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

45

4 (SS), sedangkan pada pernyataan unfavorable dimulai dari 4 (STS), 3 (TS),

2 (S), 1 (SS).

Tabel 1

Blue Print Skala asertivitas Sebelum Uji Coba

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Presentase

a. Kemampuan untuk

berkata “Tidak”.

1, 12, 17, 25,

33, 41, 52, 60

8, 13, 21, 29,

40, 45, 53

15 25 %

b. Kemampuan meminta

pertolongan.

2, 11, 18, 26,

34, 42, 51, 59

7, 14, 22, 30,

39, 46, 54

15 25 %

c. Kemampuan

mengungkapkan

perasaan positif

maupun negatif.

3, 10, 19, 27,

35, 43, 50, 58

6, 15, 23, 31,

38, 47, 55

15 25 %

d. Kemampuan untuk

mengawali kemudian

melanjutkan serta

mengakhiri suatu

pembicaraan.

4, 9, 20, 28,

36, 44, 49, 57

5, 16, 24, 32,

37, 48, 56

15 25 %

Jumlah 32 28 60 100 %

F. Uji Skala

1. Validitas

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah skala

psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan

ukurnya (Azwar, 1999). Validitas alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang

diestimasi lewat pengujian terhadap isi dengan analisis rasional atau lewat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

46

professional judgment untuk melihat sejauh mana item-item tersebut

mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur

(Azwar,1999). Professional judgment dalam penelitian ini adalah dosen

pembimbing melalui evaluasi kualitas aitem-aitem yang termuat dalam

skala penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan hasil dari suatu pengukuran yang dapat

dipercaya. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien

reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang 0 – 1,00. Semakin

tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi

reliabilitas (Azwar, 1999). Dalam penelitian ini, reliabilitas alat ukur

ditentukan dengan menggunakan koefisien alfa dari Cronbach. Semakin

tinggi koefisien reliabilitasnya, berarti semakin tinggi pula tingkat

kepercayaan hasil pengukuran alat tersebut bagi kelompok subyek yang

diteliti. Hasil yang diperoleh dari pengujian reliabilitas terhadap 27 item

yang lolos dalam konsistensi internal adalah 0,745.

3. Uji Daya Beda Item

Seleksi item dalam penelitian ini dilakukan untuk menyeleksi item-

item mana yang baik dan berkualitas untuk dipakai dalam penelitian

selanjutnya. Sedangkan item yang kurang baik akan dibuang. Proses

seleksi item dilakukan dengan cara melakukan uji coba alat ukur.

Pengujian daya diskriminasi item menghendaki dilakukannya komputasi

korelasi. Komputasi korelasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

47

item-total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda

item (Azwar, 1999).

Batasan yang dipakai dalam pemilihan item berdasarkan korelasi

item-total adalah (rix) ≥ 0,25. Batasan ini ditentukan karena jumlah item

diatas batasan rix = 0,300 masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan.

Pada tahap awal seleksi item, diperoleh nilai korelasi item-total

yang dimulai dari -0,429 – 0,589. Dengan menggunakan batasan kriteria

0,25 diperoleh item-item yang gugur, diantaranya: 1, 2, 3, 6, 11, 12, 1, 15,

16, 17, 20, 21, 23, 25, 32, 33, 41, 49, 51, 52, 56, 57, 59, dan 60. Pada tahap

ini diperoleh pula nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,837. Pada tahap kedua,

diperoleh beberapa item gugur dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,899.

Sedangkan item-item yang gugur tersebut antara lain: 4 dan 28. Dengan

demikian diperoleh jumlah seluruh item yang gugur adalah sebanyak 26

item, dan item yang lolos adalah sebanyak 34 item, dengan korelasi item-

total antara 0,251 – 0,696 dan memiliki nilai Cronbach’s alpha sebesar

0,901.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

48

Tabel 2

Blue Print Skala asertivitas Setelah Uji Coba

AspekItem yang lolos seleksi

Jlh.Item yang gugur Jlh.

Fav. Unfav. Fav. Unfav.

a. Kemampuan

untuk berkata

“Tidak”.

_ 8, 13, 29,

40, 45, 53

6 1, 12, 17,

25, 33,

41, 52,

60

21 9

b. Kemampuan

meminta

pertolongan.

18, 26,

34, 42

7, 22, 30,

39, 46, 54

10 2, 11, 51,

59

14 5

c. Kemampuan

mengungkapkan

perasaan positif

maupun negatif.

10, 19,

27, 35,

43, 50, 58

31, 38, 47,

55

11 3 6, 15, 23 4

d. Kemampuan

untuk mengawali

kemudian

melanjutkan serta

mengakhiri suatu

pembicaraan.

9, 36, 44 5, 24, 37,

48

7 4, 20, 28,

49, 57

16, 32, 56 8

Jumlah 14 20 34 18 8 26

Setelah mendapatkan jumlah item yang dinilai baik dan berkualitas

sebanyak 34 item, pada tahap selanjutnya peneliti menyeleksi lagi beberapa

item untuk digugurkan dengan tujuan untuk membuat proporsional jumlah

item dari tiap aspek. Hal ini dilakukan dengan cara menggugurkan item-item

pada aspek kedua dan ketiga yang mana, nilai dari item-item tersebut

mendekati nilai dari korelasi item-total yaitu 0,25. Dengan demikian diperoleh

jumlah total item yang akan dipakai dalam penelitian sebanyak 27 item.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

49

Tabel 3

Blue Print Skala asertivitas

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Presentase

a. Kemampuan untuk

berkata “Tidak”.-

8, 13, 21, 29,

40, 45, 53

6 21 %

b. Kemampuan meminta

pertolongan.

26 7, 22, 30, 39,

46, 54

7 26,33 %

c. Kemampuan

mengungkapkan

perasaan positif maupun

negatif.

10, 19, 58 31, 38, 47, 55 7 26,33 %

d. Kemampuan untuk

mengawali kemudian

melanjutkan serta

mengakhiri suatu

pembicaraan.

9, 36, 44 5, 24, 37, 48 7 26,33 %

Jumlah 7 20 27 100 %

G. Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian dimaksudkan untuk melihat apakah

data distribusi dalam penelitian tersebut bersifat normal atau tidak.

Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample

Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SSPS for windows

versi 17.0 terhadap 27 item.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

50

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk memperlihatkan dua kelompok

data sampel memiliki variansi yang sama atau tidak. Jika nilai signifikansi

(p) > 0,05 maka sampel pada penelitian memiliki variansi yang sama.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi (p) < 0,05 maka sampel pada penelitian

memiliki variansi yang tidak sama.

H. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

independent sample t-test, program SSPS for windows versi 17.0 yang

bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan nilai rata-rata dari dua

kelompok sample berbeda secara signifikan. Dengan demikian, peneliti dapat

mengetahui perbedaan tingkat asertivitas antara remaja suku Belu dan remaja

suku Jawa secara signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Proses Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan kurang lebih dua

minggu yaitu dari tanggal 15 – 27 Januari 2011. Dalam penelitian ini,

peneliti menyebarkan 120 eksemplar skala asertivitas pada 120 subyek

yang terdiri dari 60 subyek remaja dari suku Belu dan 60 subyek

remaja dari suku Jawa.

Subyek penelitian adalah remaja putri dari suku Belu dan Jawa

dengan kisaran usia antara 17 – 21 tahun. Saat ini subyek berstatus

sebagai mahasiswi dan sedang menempuh masa belajarnya di

Yogyakarta. Untuk mengetahui kesukuan dari subyek yang akan

mengisi skala, peneliti menguhubungi komunitas perkumpulan

mahasiswa suku Belu dan juga melalui pertanyaan tentang kesukuan

yang tertera pada lembar kuisioner.

Setelah semua skala diisi dan dikembalikan, hanya terdapat 100

eksemplar skala yang memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut. 100

eksemplar skala tersebut terdiri dari 50 eksemplar dari mahasiswi suku

Belu dan 50 eksemplar lagi dari mahasiswi suku Jawa.

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

52

Proses pengumpulan data terhadap keseluruhan subyek

dilakukan pada waktu yang tidak bersamaan pada tempat yang

berbeda pula, yaitu di kos atau tempat tinggal dan di area kampus.

Waktu penyebaran skalapun berbeda-beda, mulai dari pagi, siang dan

malam.

Beberapa subyek yang melakukan pengisian skala mengaku

sedang dalam keadaan capek karena baru pulang dari kuliah dan atau

baru selesai melakukan suatu aktivitas lain. Dan sebagian besar lainnya

mengatakan sedang buru-buru karena akan segera mengikuti

perkuliahan yang dimulai beberapa menit lagi, dan ada juga yang

terburu-buru karena harus segera pulang ke tempat tinggalnya.

2. Data Demografi

Subyek dalam penelitian ini adalah remaja putri dengan kisaran

usia antara 17 – 21 tahun dan masih berstatus sebagai mahasiswa.

Subyek dibagi dalam dua kelompok subyek berdasarkan latarbelakang

subyek yaitu suku Belu dan suku Jawa. Karakteristik subyek penelitian

dapat diketahui melalui analisis presentase sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

53

a. Presentase Subyek Berdasarkan Latar Belakang Suku

Tabel 4

Presentase Subyek Berdasarkan Latar Belakang Suku

Suku Frekuensi Presentase

Belu 50 50%

Jawa 50 50%

Total 100 100%

b. Presentase Subyek Berdasarkan Usia

Tabel 5

Presentase Subyek Berdasarkan Usia

UsiaFrekuensi Presentase

Belu Jawa Belu Jawa

17 tahun 3 6 3 % 6%

18 tahun 9 6 9% 6%

19 tahun 17 21 17 % 21%

20 tahun 15 8 15 % 8%

21 tahun 6 9 6 % 9%

Total 50 50 50 % 50 %

3. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian dimaksudkan untuk melihat

apakah data distribusi dalam penelitian tersebut bersifat normal

atau tidak. Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

54

menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dengan

menggunakan program SSPS for windows versi 17.0 terhadap 27

item.

Tabel 6

Hasil Uji Normalitas

Variabel Nilai K-SZ P > 0,05 Keterangan

Asertivitas 0,857 0,455 Normal

Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa nilai dari

koefisien Kolmogorof – Smirnof Z (K – SZ) adalah sebesar 0,857

dengan nilai signifikansi ( p ) sebesar 0,455 ( syarat p > 0,05). Hal

ini dapat berarti bahwa keseluruhan data pada variabel asertivitas

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk memperlihatkan dua

kelompok data sampel memiliki variansi yang sama atau tidak. Jika

nilai signifikansi (p) > 0,05 maka sampel pada penelitian memiliki

variansi yang sama. Sebaliknya, jika nilai signifikansi (p) < 0,05

maka sampel pada penelitian memiliki variansi yang tidak sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

55

Tabel 7

Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,419 1 98 0,519

Dari hasil analisis berdasarkan table diatas, diperoleh nilai

signifikansi (p) sebesar 0,519. Hal ini berarti nilai p > 0,05

sehingga menunjukkan adanya variansi yang sama dari sampel

penelitian.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan independent sample t-test, program SSPS for windows

versi 17.0. Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh nilai t = -1,908

dengan signifikansi (p) 0,0295 syarat (p > 0,05). Hal ini menunjukkan

adanya perbedaan asertivitas antara remaja putri suku Belu dan suku

Jawa. Akan tetapi, hipotesis penelitian tidak terbukti karena nilai mean

antara kedua kelompok subyek menunjukkan bahwa tingkat asertivitas

remaja putri suku Belu lebih rendah dari suku Jawa.

5. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data dalam penelitian ini, dilakukan untuk

mengetahui respon subyek terhadap variabel tergantung yang diteliti.

Secara keseluruhan apakah tingkat asertivitas yang dimiliki oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

56

keseluruhan subyek tinggi atau rendah. Untuk mengetahuinya peneliti

membandingkan antara Mean Teoritik (MT) dan Mean Empirik (ME).

Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

MT =( × ) ( × )

MT =( × ) ( × )

MT =

MT =

MT = 67,5

MEBelu = 79,08

MEJawa = 82,02

Nilai ME diperoleh dari hasil perhitungan dengan

menggunakan program SSPS for windows versi 17.0. Berdasarkan

nilai-nilai mean yang ada, diperoleh nilai mean Empiris lebih tinggi

daripada mean Teoritik. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

keseluruhan subyek penelitian memiliki tingkat asertivitas yang cukup

tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

57

Tabel 8

Uji Tambahan

Subjek NMean

Empiris

Mean

Teoritis

Std.

Deviationp

Belu 50 79,08 67,5 7,529 0,0295

Jawa 50 82,02 67,5 7,873 0,0295

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tingkat asertivitas

remaja putri suku Belu lebih tinggi daripada suku Jawa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tingkat asertivitas remaja

putri suku Belu dan suku Jawa. Akan tetapi hipotesis penelitian ditolak

karena dari nilai mean antara kedua kelompok subyek menunjukkan

bahwa tingkat asertivitas remaja putri suku Belu lebih rendah dari suku

Jawa.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis

dalam penelitian ini diantaranya: kondisi real subyek ketika mengisi skala,

dan pengaruh dari faktor pembentuk perilaku asertif lain seperti tingkat

pendidikan subyek dan pola asuh orang tua pada masa ini.

Proses pengumpulan data terhadap keseluruhan subyek dilakukan

pada waktu yang tidak bersamaan. Ada beberapa yang ditemui di tempat

tinggalnya, namun sebagian besar ditemui di area kampus. Beberapa

subyek yang melakukan pengisian skala mengaku sedang dalam keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

58

capek karena baru pulang dari kuliah dan atau baru selesai melakukan

suatu aktivitas lain. Sebagian besar subyek lainnya mengatakan mereka

sedang buru-buru karena akan segera mengikuti perkuliahan yang dimulai

beberapa menit lagi, dan ada juga yang terburu-buru karena harus segera

pulang ke tempat tinggalnya. Hal ini membuat mereka menjadi kurang

fokus dalam pengisian skala. Selain itu, subyek dari suku Belu yang

dimintai untuk mengisi skala adalah mahasiswa yang kurang lebih sudah 2

tahun berada di Yogyakarta. Dalam jangka waktu tersebut subyek sudah

mengalami penyesuaian perilaku dan perasaan, sehingga mereka menjadi

lebih hati-hati dalam mengungkap apa yang mereka rasakan.

Dengan melihat kenyataan-kenyataan yang ada maka hasil akhir

yang diperoleh dari pengisian skala bisa saja tidak menunjukkan keadaan

subyek yang sebenarnya, sehingga menyebabkan hipotesis dari penelitian

ini tidak terbukti.

Faktor lain yang juga menjadi faktor pembentuk perilaku asertif

seseorang adalah pendidikan. Hadjam (dalam Yusuf, 2008) mengatakan

bahwa lingkungan pendidikan mempunyai andil yang cukup besar

terhadap pembentukan perilaku, khususnya perilaku asertif. Pendidikan

mempunyai tujuan untuk menghasilkan individu yang mudah menerima

dan menyesuaikan diri terhadap perubahan–perubahan, lebih mampu

untuk mengungkapkan pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab dan

lebih berorientasi ke pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab dan lebih

ke masa depan. Ketika seseorang dididik dalam sebuah lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

59

pendidikan yang baik dan berkualitas maka siswa akan lebih cepat

mengembangkan perilaku asertifnya. Siswa akan belajar menerima dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, belajar untuk mampu

mengungkapkan pendapatnya, dan lebih bertanggung jawab.

Selain itu, dikatakan pula bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang akan semakin luas wawasan berpikirnya, sehingga memiliki

kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih terbuka (Rathus dan

Nevid dalam Tjala, 2008). Artinya bahwa, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, diharapkan semakin tinggi pula perilaku asertifnya.

Bila dilihat dari latar belakang pendidikan yang dilalui oleh

keseluruhan subyek, dimungkinkan adanya perbedaan pengalaman yang

diperoleh pada lingkungan tempat bersekolah sebelumnya. Subyek dengan

latar belakang suku Jawa umunya menyelesaikan tingkat pendidikan

sebelumnya di Jawa, sedangkan subyek dari suku Belu menyelesaikan

tingkat pendidikan sebelumnya di daerah asal mereka di Belu, yang mana

berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di

Belu masih menjadi yang terendah dibanding dengan daerah-daerah lain

termasuk Jawa. Kualitas pendidikan disini bisa dilihat dari: (a) mutu guru,

(b) fasilitas: ketersediaan gedung sekolah, meja dan bangku, buku-buku

pelajaran, dan alat pendukung pembelajaran lainnya), dan (c) tingkat

kelulusan.

Terkait dengan mutu guru, dikatakan bahwa: puluhan ribu guru di

NTT dinilai tak layak. Hal ini disampaikan oleh Gubernur NTT Frans

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

60

Lebu Raya, bahwa sebanyak 44.977 guru di NTT belum memenuhi syarat

sebagai pengajar. Sebanyak 26.972 orang diantara hanya berijazah setara

sekolah menengah atas. Hal lain yang juga diungkapkan oleh Gubernur

NTT adalah sekitar 77,25% guru SD juga tidak layak menjadi guru karena

latar belakang pendidikan yang tidak layak. Persyaratan yang dimaksud

antara lain tidak menguasai ilmu secara baik, kemampuan penguasaan

beberapa mata pelajaran yang rendah dan beberapa persoalan lain

(“Puluhan Ribu Guru”, 2010). Prof. Elias Kopong juga menambahkan

bahwa, di NTT jumlah guru masih terbatas. Baru sekitar 9 ribu orang guru

yang berkualifikasi sarjana dari sekitar 50 ribu orang total jumlah guru

(Dhiu Matilde, Alfred Dama, Agus Sape, 2009).

Hal lain yang bisa dilihat sebagai salah satu faktor merosotnya

kualitas pendidikan adalah fasilitas mencakup: ketersediaan gedung

sekolah, meja dan bangku, buku-buku pelajaran, dan alat pendukung

pembelajaran lainnya. Dari segi ketersediaan dan keterjangkauan buku

pelajaran bermutu, tampaknya para siswa NTT amat sulit memiliki buku

pelajaran mata-mata pelajaran kunci yang diuji dalam UN. Indikator

sederhana yang kasat mata adalah melihat sebesar dan seberat apa tas

sekolah yang dibawa para siswa di NTT. Jika kita lihat para siswa SD,

SMP, dan SMA bermutu di Jawa dan Bali tampak mereka terbungkuk

bungkuk membawa tas sekolah berisi buku. Sebaliknya di NTT, kita lihat

para siswa sekolah bermutu di NTT hanya bawa sedikit sekali buku

pelajaran (Kleden, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

61

Selain itu, sarana peningkatan mutu, seperti perpustakaan,

laboratorium dan ICT, juga masih terbatas. Dari 4.024 sekolah dasar di

NTT, hanya 344 SD yang memiliki perpustakaan, 3.434 SD yang memiliki

laboratorium serta 3.330 SD memiliki fasilitas ICT. Di tingkat SMP, dari

795 SMP, hanya 539 SMP yang memiliki perpustakaan, 549 laboratorium

serta 15 fasilitas ICT. Di tingkat SMA, dari 235 SMA, hanya 160 SMA

yang memiliki perpustakaan, 145 laboratorium serta 124 unit fasilitas ICT.

Sedangkan dari 105 SMK, hanya 54 SMK memiliki perpustakaan, 40

laboratorium dan 85 unit fasilitas ICT. Data dari Dinas PPO Propinsi NTT

ini menunjukkan ketimpangan yang luar biasa proses belajar mengajar di

NTT (Dhiu Mathilde, dkk, 2009).

Adapun fakta lain yang menunjukkan bahwa begitu kurangnya

fasilitas penunjang jalannya proses pendidikan di Belu seperti, Siswa SD

Kleseleon di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, NTT tetap belajar

meski bangunan sekolah mereka nyaris rubuh. Kayu-kayu atap lapuk dan

sebagian seng penutupnya jatuh diterbangkan angin. Jika musim kemarau,

seng yang tertiup angin sering jatuh di tengah kelas. Sedangkan kala

musim penghujan para murid pasti diliburkan karena kelas becek (Dore,

2008).

Seperti halnya yang dikatakan Dr. Sirilus Belen, ketika

diwawancarai tentang bagaimana mutu pendidikan di NTT dibanding

dengan daerah lain mengatakan bahwa, “Belum pernah saya lihat tulisan

anak SD kelas 3 di propinsi-propinsi yang amat tertinggal di bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

62

pendidikan, seperti Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Papua,

yang seburuk tulisan anak anak kelas 3 SD di NTT. Terbanyak masih

menggambar huruf dan angka. Jelas anak-anak ini tidak bisa membaca dan

memahami soal atau tugas kalau menulis saja masih pontang panting.

Kemampuan membaca anak-anak kelas 3 dan kelas 5 SD juga parah di

daerah-daerah tertentu di NTT” (Kleden, 2010).

Selanjutnya, Belen menambahkan “Berdasarkan pengamatan dan

pengalaman saya merintis inovasi di berbagai daerah di Indonesia,

kemampuan siswa-siswa NTT pukul rata dua tahun tertinggal di belakang

dibandingkan kemampuan para siswa di Jawa. Jika saya cek kemampuan

siswa kelas 5 SD di Kota Kupang dan Belu, misalnya, ternyata masih

setaraf kemampuan siswa kelas 3 SD di Malang. Kemampuan siswa kelas

3 SMP di Ende masih setaraf kemampuan siswa kelas 1 SMP di Solo.

Kemampuan siswa kelas 3 SMA di Maumere masih setaraf kemampuan

siswa SMA kelas 1 di Yogyakarta. Ini kesimpulan sementara saya pada

awal tahun 2000. Dengan mengamati hasil UN tahun 2008-2010, mungkin

perbedaan itu sudah melebar menjadi 3 tahun” (Kleden, 2010).

Lebu Raya juga menambahkan bahwa kekurangan dan persoalan

diatas, berdampak pada hasil ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK/MA

tahun ajaran 2010 yang presentase kelulusannya turun menjadi 47,92%.

Prestasi tersebut juga terjadi pada tingkat SMP/MTs yang presentasi

kelulusannya turun menjadi 60% (ADO/Ant, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

63

Berbeda dengan Belu, pada tahun 2008 lalu pendidikan di jawa

barat dikatakan menjadi yang terunggul di Indonesia (Ahira, 2009). Tidak

hanya itu, pada tanggal 12 september 2011 gubernur Jawa Barat, Ahmad

Heryawan mendapatkan penghargaan inklusif 2011. Menurut Tim Penilai

Nasional, Heryawan merupakan salah satu dari dua kepala daerah di

Indonesia yang dinilai peduli dan berhasil dalam membina sekaligus

mendorong perkembangan pendidikan inklusif di Jawa

Barat(“Penghargaan Pendidikan Inklusif”, 2011).

Selain itu, kepala bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

(Disdik) Kota Yogyakarta, Sugeng M Subono mengatakan bahwa kualitas

guru di sekolah Negeri dan Swasta di Yogyakarta sudah sudah bagus (Ton,

2011). Fasilitas pendukung pada umumnya seperti gedung sekolah, buku-

buku pelajaran, gedung perpustakaan dan media pendukung lainnya sudah

cukup tersedia. Dapat pula dilihat pada tingkat kelulusan peserta didik tingkat

SMA (Sekolah Menengah Atas) sederajat Propinsi Jawa Timur, terus mengalami

kenaikkan. Pada tahun ajaran 2010/2011, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa

Timur, hanya mengalami angka tidak lulus mencapai 709 siswa dari

1.541.683 siswa peserta ujian nasional, dengan prestasi tersebut Jawa

Timur menduduki peringkat kelima untuk jumlah tingkat kelulusan setelah

Propinsi Bali, Sumatera Utara, Maluku, dan Kalimantan (“Hanya 709

Siswa”, 2011).

Selain itu, hal yang juga menunjukkan bahwa pendidikan di jawa

lebih baik dari pada di NTT adalah terlihat dari perbandingan banyaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

64

perguruan tinggi negeri dan swasta yang berada di jawa jauh lebih banyak

dai yang ada di NTT. Di Jawa Timur misalnya, terdapat 324 perguruan

tinggi swasta dengan jumlah program studi sebanyak 1.516. Di Jakarta

terdapat 321 perguruan tinggi swasta, di Jawa Barat terdapat 439

perguruan tinggi swasta, dan di pulau Jawa terdapat 38 perguruan tinggi

negeri. Sedangkan di NTT hanya terdapat 32 perguruan tinggi swasta dan

3 perguruan tinggi negri di NTT (“Daftar Perguruan Tinggi”, 2011).

Selain pendidikan, faktor lain yang juga dimungkinkan menjadi

indikator lebih tingginya tingkat asertivitas remaja suku Jawa dibanding

suku Belu adalah pola asuh orang tua. Sebagaimana diungkapkan Erikson

bahwa individu-individu sejak lahirnya telah memiliki predisposisi untuk

merespon ke arah harapan-harapan lingkungan sosial. Dengan begitu

dalam aktivitas kehidupannya, secara tidak sengaja individu terkadang

akan mengidentifikasi dirinya dengan lingkungan sosialnya, atau secara

tidak sadar berusaha untuk memenuhi nilai-nilai ataupun norma-norma

sosial yang diinginkan lingkungannya (social desirable). Kecenderungan

ini pada akhirnya menjadikan individu berusaha untuk memenuhi seluruh

harapan-harapan sosial. Dalam kerangka harapan-harapan sosial tersebut

termasuk di dalamnya adalah harapan dari orang tua, ataupun keluarganya

(dalam Yusuf, 2008).

Keluarga (orang tua) merupakan lingkungan pendidikan pertama

dan utama bagi anak. Keluarga berfungsi sebagai “transmitter budaya atau

mediator” sosial bagi anak (Hurlock & Pervin dalam Yusuf, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

65

Kuatnya pengaruh keluarga terhadap pembentukan identitas diungkap oleh

Grotevant dan Cooper (Idrus, 2003) terletak pada interaksi orang tua

dengan anak yang terangkum dalam gaya pengasuhan orang tua. Dalam

proses tersebut anak akan mengambil nilai-nilai yang secara tidak sengaja

ataupun sengaja diberikan orang tua, dan pada kehidupan selanjutnya

nilai-nilai itu akan digunakannya dalam mensikapi objek ataupun peristiwa

yang sama (Idrus, 2003).

Untuk bisa menumbuhkan perilaku asertif dalam diri seorang anak,

orang tua disarankan untuk mengembangkan pola pengasuhan anak yang

bersifat demokratis. Seperti yang terdapat dalam karakteristik keluarga

yang menjalankan fungsinya dengan baik yang salah satunya adalah

bersikap terbuka dan jujur (Yusuf, 2008). Menurut Peck, berdasarkan hasil

temuannya menunjukkan bahwa remaja yang “friendliness” dan

“spontanetty” berhubungan erat dengan iklim keluarga yang demokratis

(Yusuf, 2008).

Melalui pola asuh yang demokratis, orang tua akan mengasuh

anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang tetapi tidak dengan cara

memanjakan mereka. Jika remaja dididik secara demokratis, hal ini akan

menjadikan mereka mempunyai tempat berlindung ketika mereka sedang

mempunyai masalah.

Di samping itu, anak yang dididik secara demokratis akan tumbuh

menjadi remaja yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi,

mempunyai pengertian yang benar tentang apa yang menjadi hak mereka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

66

dapat mengkomunikasikan segala keinginannya secara wajar, dan tidak

memaksakan kehendak mereka dengan cara menindas hak-hak orang lain

(Santosa, 1999). Pola asuh ini menggunakan cara-cara demokratis yang

berupa, membuka kesempatan berbeda pendapat, saling terbuka,

menghargai dan menyediakan kesempatan terjadinya diskusi (Estiningtyas,

2005).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mariani dan Andriani

(2005), menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara pola asuh

orang tua yang authoritative dengan sikap asertif dalam diri seseorang.

Artinya adalah bahwa subyek yang dididik dengan pola asuh authoritative

lebih asertif dibandingkan jika mereka dididik dengan pola asuh lainnya.

Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Widowati (2008)

terhadap 100 mahasiswa di universitas Sanata Dharma menunjukkan

bahwa adanya hubngan yang positif antara pola asuh orang tua yang

demokratis dengan tingkat asertivitas remaja akhir. Hal ini berarti bahwa,

semakin demokratis pola asuh orang tua, maka tingkat asertivitas anak

remaja akan semakin tinggi. Melalui penelitian ini juga dapat dilihat

bahwa sebagian besar orang tua telah menerapkan pola asuh demokratis

dengan baik. Hal ini diketahui dari banyaknya subyek yang menilai bahwa

orang tua mereka telah menerapkan sistem pola asuh demokratis yaitu

sebanyak 55% dari keseluruhan subyek. Di samping itu, hasil analisis

deskriptif juga menunjukkan nilai mean empiris yang lebih besar dari

mean teoritis (114,53>90).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

67

Adanya pola asuh demokratis yang dilakukan oleh kebanyakan

orang tua dalam suku Jawa saat ini, dengan sendirinya membuat anak-anak

(remaja) untuk belajar bagaimana bersikap baik dan menunjukkan perilaku

asertif pada orang lain ketika berkomunikasi.

Dengan adanya beberapa faktor lain sebagai pembentuk perilaku

asertif seperti yang dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini remaja

suku Jawa dapat menunjukkan tingkat asertivitas yang lebih tinggi

daripada dugaan sebelumnya yang mengatakan bahwa remaja suku Jawa

memiliki tingkat asertivitas yang rendah atau kurang asertif dibanding

dengan remaja suku Belu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa nilai t = -1,908

dengan probabilitas (p) = 0,0295 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tingkat asertivitas remaja

putri suku Belu dan suku Jawa. Akan tetapi hipotesis penelitian ditolak

karena tingkat asertivitas remaja putri suku Belu ternyata lebih rendah

dibanding suku Jawa. Hal ini terlihat dari hasil nilai Mean Empiris (ME)

suku Belu yang lebih kecil dari suku Jawa, yaitu = 79,08 < 82,02.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

a. Pemilihan subyek harus lebih mempertimbangkan pengaruh

budaya dan kontrol variable lain yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

b. Lebih memperhatikan situasi dan kondisi subyek ketika diminta

untuk mengisi skala. Agar pengisian skala dapat dilakukan dalam

keadaan yang nyaman dan lebih kondusif sehingga hasil yang

dihasilkan lebih kondusif.

c. Ketika akan melakukan penyebaran skala, peneliti sebaiknya

langsung bertemu dan meminta kesediaan subyek untuk

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

69

mengisinya tanpa melalui perantara orang lain. Hal ini diharapkan

agar dapat memperkecil kemungkinan faking bad atau faking good

yang akan dilakukan oleh subyek.

C. Kelemahan

Reliabilitas dalam penelitian menjadi rendah setelah jumlah item

diproporsionalkan menjadi 27 item. Reliabilitas setelah seleksi item adalah

0,901 dengan jumlah item sebanyak 34, sedangkan reliabilitas setelah

jumlah item diproporsionalkan menjasi 27 item adalah 0,745.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, A. (tanpa tahun). Dinas Pendidikan Jabar. Dipungut 12 Juli darihttp://www.anneahira.com/dinas-pendidikan-jabar.htm

Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Bria, F. M. U. (2004). The Way To Happiness of Belu People. Jakarta Pusat :Caritas Publishing House Indonesia.

Cawood, D. (1988). Assertiveness for Managers: Learning Effective Skill forManaging People. Ed. 2. Canada: International Self-Counsel PressLtd.

Dhiu, M. Alfred, D & Agus, S. (2009, 27 Maret). Menemukan MasalahPendidikan di NTT (1). Dipungut 12 Juli dari http://dion-bata.blogspot.com/2009/03/menemukan-masalah-pendidikan-di-ntt-1.html

Dore, P. D. (2008, Agustus 14). Gedung Sekolah Inpres Wewean RusakParah.Dipungut 12 Juli, darihttp://berita.liputan6.com/read/163750/gedung-sekolah-inpres-wewean-rusak-parah

Dore, P. & Teguh, D. H. (2006, April 27). Bangunan Sekolah Rusak, KegiatanBelajar Terganggu. Dipungut 12 Juli, darihttp://berita.liputan6.com/read/121853/bangunan_sekolah_rusak_kegiatan_belajar_terganggu

Estiningtyas. (2005). Perbedaan Kemandirian Pada Remaja Akhir Suku JawaDitinjau Dari Pola Asuh Orang Tua. Skripsi. Tidak diterbitkan.Universitas Sanata Dharma.

Erlinawati, A. M. (2009). Kecenderungan Perilaku Asertif Pada Remaja AkhirDi Yogyakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan Universitas Sanata Dharma.

Gunarsa, S.D. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT BPK GunungMulia.

Gunarsa, Y. S. D. 2003. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. PT.BPK Gunung Mulia. Jakarta.

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

71

Hardjowirogo, M. (1983). Manusia Jawa. Jakarta: Yayasan Idayu.

Idrus. M. (2003). Pengaruh Pola Pengasuhan Orang Tua terhadapKematangan Identitas diri Remaja Etnis Jawa. Fenomena (Vol. 1 No.1).

Iriani. N. 2009. Perilaku Asertif. Dipungut 22 November dari http://rumah-optima.com/optima/artikel-psikologi/54-perilaku-asertif.

Kleden T. (2010, Mei 24). Dr. Sirilus Belen: Tas Anak Sekolah NTT Kempes.Dipungut 12 Juli darihttp://202.146.4.119/read/artikel/48270/pkminggu/tamukita/2010/5/24/dr-sirilus-belen-tas-anak-sekolah-ntt-kempes

Manehat, Piett. P. (1990). Agenda Budaya Pulau Belu. Kupang : c.v.BUDAYA.

Martaniah, Sri Mulyani. (1984). Motif Sosial Remaja Suku Jawa DanKeturunan Cina di Beberapa SMA Yogyakarta: Suatu StudyPerbandingan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Meliana. (2007). Hubungan Antara Perilaku Asertif Dan Tingkat Stress PadaRemaja. Skripsi. Tidak diterbitkan Universitas Sanata Dharma.

Noviahelni. (2009). Tugas Kelompok. Dipungut 20 Septeber, darihttp://www.keyshe.com/komunitas/printthread.php?tid=275

Prabowo, S. (2000). Membangun Perilaku Asertive Pada Komunikasi AntaraPerawat Dan Pasien. Psikodimesia: Kajian Ilmu Psikologi, 1 (1), 6-20.

Rakos, R.F. l99l. Assertive Behavior : Theory, Research and Training. NewYork : Routledge.

Rini, J. (2001). Asertivitas. Dipungut 22 November, dari http://www.e-psikologi.com/epsi/search.asp.

Santosa. (1999). Peran Orang Tua Dalam Mengajarkan Asertivitas PadaRemaja. Anima: Indonesian Psychological Journal, 15 (1), 83-91.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development (edisi ke lima, jilid II). Jakarta:Penerbit Erlangga.

Santrock, J. W. (2003). ADOLESCENCE Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta: Penerbit Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

72

Soesilowindradini. (tanpa tahun). Psikologi Perkembangan Masa Remaja.Surabaya : Usaha Nasional.

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Dipungut 20 September darihttp://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA57&lpg=PA57&dq=Tugas+Perkembangan+Remaja+Akhir&source=bl&ots=aVqckdzw6A&sig=Mvnd4mz2HMI5HiB8i5frnClL1T0&hl=id&ei=weJ3TuSgC4irrAfFpIy4Cw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=10&ved=0CE4Q6AEwCTgK#v=onepage&q=Tugas%20Perkembangan%20Remaja%20Akhir&f=false

Theria, Ari Alef. (2004). Hubungan Antara Harga Diri Dengan AsertivitasPada Remaja. Dipungut 20 September, darihttp://eprints.uad.ac.id/1085/1/uad8-asertivitas_pada_remaja-abstrak-psikologi.pdf

Tidjan. (1995). Hubungan Antara Kepemimpinan, Penerimaan Bimbingandan Asertivitas Siswa. Jurnal Kependidikan, XXV, 83-90.

Tjalla, Awaludin. (2008). Perilaku Asertif Pada Remaja Awal. Diunduh Senin,11 juli 2011 darihttp://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10503107.pdf.

Ton. (2011, Juni 30). Kualitas Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di YogyaSudah Bagus. Dipungut 12 Juli, darihttp://jogja.tribunnews.com/2011/06/30/kualitas-guru-di-sekolah-negeri-dan-swasta-di-yogya-sudah-bagus

Umiyati. (2009). Perbedaan Perilaku Asertif Antara Etnis Jawa Dengan EtnisDayak. Dipungut 15 Juni, dari http://jurnal-psikologi/perbedaan-perilaku-asertif-antara-etnis.html

Uyun. (2001). Sikap Terhadap Kesetaraan Jender Ditinjau Dari Pola AsuhDemokratis Orang Tua. Dipungut 13 juli 2011 darihttp://data.dppm.uii.ac.id/jurnal/uploads/l05060564-76.pdf.

Widjaja, P.D.C., & Wulan, R. (1998). Hubungan Antara Asertivitas DanKematangan Dengan Kecenderungan Neurotik Pada Remaja. JurnalPsikologi (No. 2, 56-62).

Widowati, M. A. (2008). Hubungan Pola Asuh Demokratis Dengan TingkatAsertivitas Pada Remaja Akhir. Skripsi. Tidak diterbitkan UniversitasSanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

73

Yusuf, H. Syamsuh. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jurnalist NTT. (2009). Sepintas Tentang Orang Kemak di Belu. Kupang: PosKupang.

12 Ribu Siswa SMA/SMK Tak Lulus. (2009, Juni 13). Dipungut 12 Juli, 2011,dari http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=33143

Hanya 709 Siswa Di Jawa Timur Yang Tidak Lulus. (2011). Dipungut 20September, dari http://beritapas.com/hanya-709-siswa-di-jawa-timur-yang-tidak-lulus/

Pengertian Perilaku Asertif. (2009). Dipungut 1 Oktober, darihttp://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2009/11/pengertian-perilaku-asertif.html.

“Penghargaan Pendidikan Inklusif 2011 untuk Gubernur Jabar”. (2011).Dipungut 20 september, 2011, darihttp://id.berita.yahoo.com/penghargaan-pendidikan-inklusif-2011-untuk-gubernur-jabar-070005110.html

“Perguruan Tinggi Negeri Di Indonesia”. (2011). Dipungut 20 september,2011, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perguruan_tinggi_negeri_di_Indonesia

Puluhan Ribu Guru di NTT Dinilai Tak Layak. (2010). Dipungut 12 Juli,2011, dari http://berita.liputan6.com/read/277694/puluhan-ribu-guru-di-ntt-dinilai-tak-layak

SMP dan SMK "Pinggiran" Tak Kebagian Siswa. (2011). Dipungut 12 Julidari http://edukasi.kompas.com/read/2011/07/11/16451598/SMP.dan.SMK.Pinggiran.Tak.Kebagian.Siswa

Tata Krama Jawa Kurang Asertif?. (2010). Dipungut 22 November 2010,dari http://bataviase.id/node/142994

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

74

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

75

LAMPIRAN 1

Skala Uji Coba Asertivitas

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh:

Desriyanti Susan Mauboy

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

76

Yogyakarta, 25 November 2010

Kepada Yth. Rekan Mahasiswa

Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Dengan hormat, saya

Nama : Desriyanti Susan Mauboy

NIM : 06 9114 104

Fakultas : Psikologi

Universitas : Sanata Dharma

sedang menyusun tugas akhir guna menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai

seorang mahasiswa. Oleh karena itu, saya mohon bantuan Anda untuk

memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun

dalam skala ini. Semua tanggapan yang Anda berikan akan dijaga

kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan Anda untuk menjawab

sesuai keadaan yang sebenarnya.

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk

mengisi skala penelitian ini.

Hormat saya

Desriyanti S. M

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

77

IDENTITAS SUBJEK

Nama : ……………………

Umur : ……………tahun

Jenis Kelamin : L (laki-laki) / P (perempuan)

(coret yang tidak perlu)

Suku :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

78

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa, saya mengisi skala ini tidak dibawah

paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Melainkan mengisinya dengan suka

rela demi membantu terwujudnya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya

alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya

mengijinkan bahwa jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data

untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, ___ November 2010

Menyetujui,

(…………………………………………………..)

Nama/inisial boleh tidak dicantumkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

79

PETUNJUK PENGISIAN

Dalam skala ini terdapat 60 butir pernyataan, bacalah dan pahami setiap

pernyataan tersebut dengan seksama. Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga

kerahasiaannya, oleh sebab itu dimohon anda dapat mengisi sesuai dengan

keadaan anda yang sebenar-benanrnya yang paling sesuai dengan keadaan diri

anda, dengan cara memberikan tanda chek list (√) pada salah satu alternatif

jawaban yang tersedia.

Adapun pilihan jawabannya sebagai berikut:

SS : Jika pernyataan “Sangat Sesuai” dengan diri anda

S : Jika pernyataan “Sesuai” dengan diri anda

TS : Jika pernyataan “Tidak Sesuai” dengan diri anda

STS : Jika pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda

Contoh cara mengerjakan:

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1. Saya sering membentak teman

ketika mengajaknya berbicara.

JIka anda keliru mengisi dan mau mengganti jawaban anda, maka cara

memperbaikinya adalah sebagai berikut:

Anda dapat memberi tanda silang (X) pada jawaban pertama, dan

kemudian anda dapat kembali memberi tanda chek list (√) pada pilihan jawaban

yang anda anggap paling sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

80

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1. Saya sering membentak teman ketika

mengajaknya berbicara.

√ √

***Selamat Mengerjakan***

(^_^)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

81

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

1. Ketika teman saya mengajak saya bolos kuliah

dan pergi ke mall untuk merayakan ulang

tahunnya , saya akan menolaknya.

2. Saya segera meminta bantuan pada teman jika

saya membutuhkannya tanpa malu.

3. Ketika merasa sedih saya akan

mengungkapkan kesedihan saya dengan

menangis.

4. Saya akan terlebih dahulu menyapa orang lain

sekalipun belum saya kenal.

5. Saya malu ketika akan berbicara dengan orang

lain.

6. Saya berusaha untuk menutupi perasaan sedih

saya didepan orang lain dengan selalu

tersenyum.

7. Meminta bantuan pada orang lain adalah suatu

hal yang memalukan bagi saya sehingga saya

tidak mampu melakukannya.

8. Saya mengalami kesulitan untuk tidak menerima

ajakan sahabat saya untuk pergi ke diskotik.

9. Saya akan mengajak orang lain terlebih dahulu

untuk berbicara tentang fenomena umum yang

sedang terjadi.

10. Saya dapat dengan mudah mengungkapkan

perasaan marah saya pada orang lain.

11. Saya langsung menanyakan pendapat orang

atas apa yang baik bagi saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

82

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

12. Ketika diminta untuk membuat tanda tangan

palsu oleh kakak saya, saya dapat menolak

untuk melakukannya.

13. Ketika diminta untuk menggunakan obat

terlarang oleh sahabat saya, saya tidak dapat

menolaknya karena dia sering sekali menolong

saya.

14. Saya segan untuk menanyakan alamat pada

orang lain yang belum dikenal.

15. Saya enggan mengungkapkan perasaan sakit

hati saya pada orang lain yang telah menyakiti

saya.

16. Saya mengalami kesulitan dalam mengontrol

kata-kata ketika sedang berbicara dengan orang

lain.

17. Saya memilih untuk tidak mengikuti tawuran,

meskipun sahabat saya yang mengajak saya.

18. Saya tidak segan-segan untuk menanyakan

alamat yang ingin saya tuju daripada nyasar.

19. Ketika kesal, saya dapat mengungkapkan rasa

kesal saya pada orang yang memicu kekesalan

saya.

20. Mengajak orang lain berbicara terlebih dahulu

adalah hal yang sangat menyenangkan.

21. Saya kesulitan untuk menolak permintaan

teman yang meminta saya membohongi dosen,

karena tidak ingin menyakitinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

83

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

22. Saya tidak dapat meminta pertolongan dari

orang lain karena takut akan diabaikan.

23. Ketika merasa marah, saya akan berteriak dan

memarahi teman-teman yang ada didekat saya,

tanpa peduli dengan perasaan mereka.

24. Saya mengalami kesulitan ketika akan

berkomunikasi dengan orang lain.

25. Saya lebih memilih tinggal di kos daripada

mengikuti sahabat saya pergi ke suatu acara

yang tidak saya ketahui diluar jam malam.

26. Saya dapat meminta bantuan teman saya untuk

menerangkan pada saya topik apa yang belum

saya pahami dalam perkuliahan.

27. Saya dapat mengungkapkan perasaan simpati

saya pada oranglain yang mengalami bencana.

28. Ketika berbicara dengan orang lain, saya akan

berusaha mengakhirinya dengan baik.

29. Sulit bagi saya ketika harus menolak permintaan

saudara saya untuk menipu orang tua karena

dia sering memberikan saya uang.

30. Saya enggan untuk meminta bantuan pada

orang lain meskipun saya sedang mengalami

kesulitan.

31. Saya merasa malu mengungkapkan perasaan

senang yang saya rasakan di depan orang

banyak.

32. Saya lebih banyak mencela ketika sedang

berbicara dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

84

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

33. Saya mampu menolak ajakan sahabat saya

untuk melakukan tindak kekerasan pada teman

lain.

34. Saya dapat meminta bantuan teman untuk

membelikan obat ketika saya sedang sakit.

35. Saya tidak segan-segan untuk mengungkapkan

kekaguman saya pada artis idola saya di depan

orang banyak.

36. Saya dapat mengimbangi pembicaraan teman

ketika sedang berdiskusi.

37. Saya lebih sering mengaikhiri suatu

pembicaraan dengan orang lain menggunakan

nada yang kasar.

38. Saya enggan untuk mengungkapkan perasaan

kagum saya pada orang lain karena tidak ingin

dia merasa sombong.

39. Saya merasa malu untuk meminta teman saya

mengantarkan saya ke kampus.

40. Suatu hal yang menyulitkan saya adalah ketika

harus menolak ajakan teman dekat saya untuk

ikut berpesta minuman keras.

41. Saya tidak memberikan contekan pada sahabat

saya ketika sedang ujian meskipun dia adalah

teman terbaik saya.

42. Saya segera meminta teman-teman untuk

membantu saya mengangkat barang yang tidak

bisa saya angkat sendiri tanpa malu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

85

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

43. Ketika merasa sangat bahagia saya dapat

mengungkapkan kebahagiaan itu dengan cara

yang wajar.

44. Saya dapat berdiskusi dengan baik bersama

teman soal apa yang menjadi kesukaan kami.

45. Saya tidak dapat menolak ajakan teman saya

untuk membuat keributan didalam kelas karena

dia adalah teman baik saya.

46. Saya kesulitan untuk meminta bantuan teman,

ketika saya tidak dapat mengangkat sebuah

benda yang berat seorang diri.

47. Saya sulit mengungkapkan perasaan kecewa

saya pada teman yang selalu mengingkari janji.

48. Saya mengalami kesulitan ketika harus

mengajak orang lain berbicara terlebih dahulu.

49. Saya akan segera mengakhiri pembicaraan

dengan teman ketika arah pembicaraan mulai

ngawur.

50. Saya dapat menegur seorang teman yang

membuat saya merasa kesal dan merasa sakit

hati.

51. Saya meminjam uang pada teman ketika saya

membutuhkannya.

52. Saya memilih untuk menolak menerima telepon

dari orang tua, karena sedang serius mengikuti

kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

86

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

53. Saya kesulitan untuk menolak melakukan apa

yang diinginkan oleh pacar saya ketika sedang

bersama, walaupun itu tidak sesuai dengan

ajaran agama.

54. Saya takut untuk meminjam catatan teman,

ketika saya tidak masuk kuliah.

55. Saya enggan mengungkapkan perasaan sakit

hati saya pada orang lain yang telah menyakiti

saya.

56. Saya tidak dapat memotong pembicaraan

teman ketika pembicaraannya mulai

membosankan.

57. Setela basa basi dengan orang lain saya akan

mengajaknya untuk berbicara lebih lanjut.

58. Saya mampu mengungkapkan perasaan

kecewa yang saya rasakan secara wajar tanpa

merugikan banyak orang.

59. Saya akan meminta teman saya mengantarkan

payung pada saya ketika sedang hujan.

60. Ketika diminta untuk membeli minuman keras

oleh saudara saya, saya dapat menolak

melakukannya.

HARAP PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA

JANGAN SAMPAI ADA JAWABAN YANG TERLEWATKAN

(^_^)

Terima Kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

87

LAMPIRAN 2

Analisis Data Skala Uji Coba Asertivitas

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 47 100.0

Excludeda

0 .0

Total 47 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.837 60

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 170.81 180.897 -.209 .844

VAR00002 170.49 173.125 .181 .836

VAR00003 170.72 173.291 .120 .838

VAR00004 171.04 170.520 .253 .835

VAR00005 170.72 167.639 .536 .829

VAR00006 171.49 171.994 .230 .835

VAR00007 170.32 167.135 .420 .831

VAR00008 170.45 168.166 .323 .833

VAR00009 170.87 171.809 .302 .834

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

88

VAR00010 171.09 166.993 .481 .830

VAR00011 170.55 173.166 .211 .835

VAR00012 170.51 174.212 .128 .837

VAR00013 169.85 170.260 .358 .833

VAR00014 170.68 170.918 .249 .835

VAR00015 171.17 174.753 .085 .838

VAR00016 170.91 180.080 -.177 .843

VAR00017 170.09 172.080 .220 .835

VAR00018 169.91 171.645 .359 .833

VAR00019 170.89 167.575 .463 .830

VAR00020 170.55 172.557 .220 .835

VAR00021 170.87 172.679 .187 .836

VAR00022 170.47 164.907 .589 .827

VAR00023 170.15 178.608 -.104 .842

VAR00024 170.72 169.770 .366 .832

VAR00025 170.45 180.905 -.202 .845

VAR00026 170.11 170.097 .454 .831

VAR00027 170.26 171.803 .388 .833

VAR00028 170.23 173.140 .305 .834

VAR00029 170.66 168.056 .338 .833

VAR00030 170.51 164.516 .566 .827

VAR00031 170.47 166.907 .530 .829

VAR00032 170.26 175.716 .061 .838

VAR00033 170.17 177.362 -.043 .841

VAR00034 170.26 170.716 .400 .832

VAR00035 170.62 167.633 .401 .831

VAR00036 170.38 172.850 .403 .833

VAR00037 170.15 171.303 .294 .834

VAR00038 170.81 165.636 .477 .829

VAR00039 170.70 168.214 .436 .831

VAR00040 170.15 169.912 .288 .834

VAR00041 171.23 185.270 -.429 .848

VAR00042 170.36 170.584 .404 .832

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

89

VAR00043 170.19 172.289 .324 .834

VAR00044 170.19 170.549 .494 .832

VAR00045 170.28 171.248 .373 .833

VAR00046 170.34 169.403 .470 .831

VAR00047 170.89 165.793 .515 .829

VAR00048 170.83 167.970 .493 .830

VAR00049 170.79 178.475 -.099 .841

VAR00050 170.70 171.388 .281 .834

VAR00051 170.47 174.167 .129 .837

VAR00052 171.11 176.010 .019 .840

VAR00053 170.47 167.080 .385 .831

VAR00054 170.17 171.231 .430 .832

VAR00055 170.91 165.384 .515 .828

VAR00056 170.79 173.084 .215 .835

VAR00057 170.66 175.186 .109 .837

VAR00058 170.49 169.951 .414 .832

VAR00059 170.85 173.521 .163 .836

VAR00060 170.13 173.809 .129 .837

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 47 100.0

Excludeda

0 .0

Total 47 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

90

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.899 36

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00004 104.21 137.823 .241 .901

VAR00005 103.89 135.097 .532 .895

VAR00007 103.49 133.429 .478 .896

VAR00008 103.62 134.285 .377 .898

VAR00009 104.04 138.172 .344 .898

VAR00010 104.26 134.020 .505 .895

VAR00013 103.02 137.630 .341 .898

VAR00018 103.09 139.775 .269 .899

VAR00019 104.06 135.191 .449 .896

VAR00022 103.64 130.758 .697 .892

VAR00024 103.89 135.836 .433 .897

VAR00026 103.28 136.900 .481 .896

VAR00027 103.43 138.902 .377 .898

VAR00028 103.40 140.898 .221 .899

VAR00029 103.83 134.927 .358 .899

VAR00030 103.68 131.092 .629 .893

VAR00031 103.64 133.410 .590 .894

VAR00034 103.43 138.554 .343 .898

VAR00035 103.79 135.302 .385 .898

VAR00036 103.55 139.992 .374 .898

VAR00037 103.32 138.657 .272 .899

VAR00038 103.98 133.065 .484 .896

VAR00039 103.87 133.027 .587 .894

VAR00040 103.32 135.570 .363 .898

VAR00042 103.53 138.167 .367 .898

VAR00043 103.36 139.192 .325 .898

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

91

VAR00044 103.36 137.845 .477 .897

VAR00045 103.45 139.470 .282 .899

VAR00046 103.51 135.081 .583 .895

VAR00047 104.06 133.105 .529 .895

VAR00048 104.00 135.435 .485 .896

VAR00050 103.87 138.722 .260 .899

VAR00053 103.64 132.410 .486 .896

VAR00054 103.34 137.360 .509 .896

VAR00055 104.09 132.862 .522 .895

VAR00058 103.66 136.621 .448 .897

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 47 100.0

Excludeda

0 .0

Total 47 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.901 34

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00005 98.28 127.117 .533 .896

VAR00007 97.87 125.505 .479 .897

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

92

VAR00008 98.00 125.696 .408 .899

VAR00009 98.43 130.598 .310 .900

VAR00010 98.64 125.932 .515 .896

VAR00013 97.40 129.507 .347 .899

VAR00018 97.47 131.907 .251 .900

VAR00019 98.45 126.861 .472 .897

VAR00022 98.02 122.934 .696 .893

VAR00024 98.28 127.857 .433 .898

VAR00026 97.66 128.969 .475 .898

VAR00027 97.81 131.202 .344 .899

VAR00029 98.21 126.693 .372 .900

VAR00030 98.06 123.539 .612 .895

VAR00031 98.02 125.413 .596 .895

VAR00034 97.81 130.549 .339 .899

VAR00035 98.17 127.666 .366 .899

VAR00036 97.94 132.061 .355 .899

VAR00037 97.70 130.735 .263 .901

VAR00038 98.36 125.062 .489 .897

VAR00039 98.26 124.933 .600 .895

VAR00040 97.70 127.909 .346 .900

VAR00042 97.91 129.993 .377 .899

VAR00043 97.74 131.281 .311 .900

VAR00044 97.74 129.846 .474 .898

VAR00045 97.83 131.579 .267 .900

VAR00046 97.89 127.228 .575 .896

VAR00047 98.45 125.035 .539 .896

VAR00048 98.38 127.285 .498 .897

VAR00050 98.26 130.716 .256 .901

VAR00053 98.02 124.152 .504 .897

VAR00054 97.72 129.291 .513 .897

VAR00055 98.47 124.515 .547 .896

VAR00058 98.04 128.607 .449 .898

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

93

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian Asertivitas

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh:

Desriyanti Susan Mauboy

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

94

Yogyakarta, Januari 2011

Kepada Yth. Rekan Mahasiswa

Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Dengan hormat, saya

Nama : Desriyanti Susan Mauboy

NIM : 06 9114 104

Fakultas : Psikologi

Universitas : Sanata Dharma

sedang menyusun tugas akhir guna menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai

seorang mahasiswa. Oleh karena itu, saya mohon bantuan Anda untuk

memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun

dalam skala ini. Semua tanggapan yang Anda berikan akan dijaga

kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan Anda untuk menjawab

sesuai keadaan Anda yang sebenarnya.

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk

mengisi skala penelitian ini.

Hormat saya

Desriyanti S. M

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

95

IDENTITAS SUBJEK

Nama : ……………………

Umur : ……………tahun

Jenis Kelamin : L (laki-laki) / P (perempuan)

(coret yang tidak perlu)

Suku :

Universitas :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

96

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa, saya mengisi skala ini tidak dibawah

paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Melainkan mengisinya dengan suka

rela demi membantu terwujudnya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya

alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya

mengijinkan bahwa jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data

untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, ___ Januari 2011

Menyetujui,

(…………………………………………………..)

Nama/inisial boleh tidak dicantumkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

97

PETUNJUK PENGISIAN

Dalam skala ini terdapat 27 butir pernyataan. Baca dan pahamilah setiap

pernyataan tersebut dengan seksama. Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga

kerahasiaannya, oleh sebab itu dimohon agar anda dapat mengisinya sesuai

dengan keadaan diri anda yang sebenar-benanrnya saat ini. Berilah tanda chek

list (√) pada salah satu alternatif jawaban yang anda pilih pada kolom pilihan

jawaban yang tersedia.

Adapun pilihan jawabannya sebagai berikut:

SS : Jika pernyataan “Sangat Sesuai” dengan diri anda

S : Jika pernyataan “Sesuai” dengan diri anda

TS : Jika pernyataan “Tidak Sesuai” dengan diri anda

STS : Jika pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda

Contoh cara mengerjakan:

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

1. Saya sering membentak teman

ketika mengajaknya berbicara.

JIka anda keliru dalam memberikan jawaban dan mau mengganti jawaban anda,

maka cara memperbaikinya adalah sebagai berikut:

Anda dapat memberi tanda silang (X) pada jawaban pertama, dan

kemudian anda dapat kembali memberi tanda chek list (√) pada pilihan jawaban

yang anda anggap paling sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

98

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

2. Saya sering membentak teman ketika

mengajaknya berbicara.

√ √

***Selamat Mengerjakan***

(^_^)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

99

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1. Saya dapat meminta bantuan teman saya

untuk menerangkan pada saya topik apa

yang belum saya pahami dalam perkuliahan.

2. Saya dapat dengan mudah mengungkapkan

perasaan marah saya pada orang lain.

3. Saya akan mengajak orang lain terlebih

dahulu untuk berbicara tentang fenomena

umum yang sedang terjadi.

4. Saya mengalami kesulitan untuk tidak

menerima ajakan sahabat saya untuk pergi

ke diskotik.

5. Meminta bantuan pada orang lain adalah

suatu hal yang memalukan bagi saya

sehingga saya tidak mampu melakukannya.

6. Saya merasa malu mengungkapkan

perasaan senang yang saya rasakan di

depan orang banyak.

7. Saya malu ketika akan berbicara dengan

orang lain.

8. Saya dapat mengimbangi pembicaraan

teman ketika sedang berdiskusi.

9. Ketika kesal, saya dapat mengungkapkan

rasa kesal saya pada orang yang memicu

kekesalan saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

100

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban

STS TS S SS

10. Saya mengalami kesulitan ketika akan

berkomunikasi dengan orang lain.

11. Saya enggan untuk mengungkapkan

perasaan kagum saya pada orang lain

karena tidak ingin dia merasa sombong.

12. Saya tidak dapat meminta pertolongan dari

orang lain karena takut akan diabaikan.

13. Ketika diminta untuk menggunakan obat

terlarang oleh sahabat saya, saya tidak

dapat menolaknya karena dia sering sekali

menolong saya.

14. Saya mampu mengungkapkan perasaan

kecewa yang saya rasakan secara wajar

tanpa merugikan banyak orang.

15. Saya dapat berdiskusi dengan baik bersama

teman soal apa yang menjadi kesukaan

kami.

16. Saya lebih sering mengaikhiri suatu

pembicaraan dengan orang lain

menggunakan nada yang kasar.

17. Saya sulit mengungkapkan perasaan

kecewa saya pada teman yang selalu

mengingkari janji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

101

No. PernyataanPilihan Jawaban

STS TS S SS

18. Saya enggan untuk meminta bantuan pada

orang lain meskipun saya sedang

mengalami kesulitan.

19. Sulit bagi saya ketika harus menolak

permintaan saudara saya untuk menipu

orang tua karena dia sering memberikan

saya uang.

20. Saya mengalami kesulitan ketika harus

mengajak orang lain berbicara terlebih

dahulu.

21. Saya enggan mengungkapkan perasaan

sakit hati saya pada orang lain yang telah

menyakiti saya.

22. Saya merasa malu untuk meminta teman

saya mengantarkan saya ke kampus.

23. Suatu hal yang menyulitkan saya adalah

ketika harus menolak ajakan teman dekat

saya untuk ikut berpesta minuman keras.

24. Saya kesulitan untuk meminta bantuan

teman, ketika saya tidak dapat mengangkat

sebuah benda yang berat seorang diri.

25. Saya tidak dapat menolak ajakan teman

saya untuk membuat keributan didalam

kelas karena dia adalah teman baik saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

No.

26. Saya takut untuk meminjam catatan teman,

ketika saya tidak masuk kuliah.

27. Saya kesulitan u

apa yang diinginkan oleh pacar saya ketika

sedang bersama, walaupun itu tidak sesuai

dengan ajaran agama.

HARAP PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA

JANGAN SAMPAI ADA

Pernyataan

Pilihan Jawaban

STS TS

Saya takut untuk meminjam catatan teman,

ketika saya tidak masuk kuliah.

Saya kesulitan untuk menolak melakukan

apa yang diinginkan oleh pacar saya ketika

sedang bersama, walaupun itu tidak sesuai

dengan ajaran agama.

HARAP PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA

JANGAN SAMPAI ADA PILIHAN JAWABAN YANG TERLEWATKAN

UNTUK DIISI

{^_^}

Terima Kasih

102

Pilihan Jawaban

S SS

JAWABAN YANG TERLEWATKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

103

LAMPIRAN 4

Analisis Data Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Dependen

N 100

Normal Parametersa,,b

Mean 80.55

Std. Deviation 7.805

Most Extreme Differences Absolute .086

Positive .046

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .857

Asymp. Sig. (2-tailed) .455

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

104

LAMPIRAN 5

Analisis Data Uji Homogenitas

Oneway

Test of Homogeneity of Variances

Total

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.419 1 98 .519

ANOVA

Total

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 216.090 1 216.090 3.642 .059

Within Groups 5814.660 98 59.333

Total 6030.750 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Psikologi/Psikologi/069114104_full.pdf · ini menggunakan skala sebagai metode pengumpulan data. ... Kebudayaan

105

LAMPIRAN 6

Analisis Data Uji Hipotesis

T-Test

Group Statistics

subjek N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

total 1 50 79.08 7.529 1.065

2 50 82.02 7.873 1.113

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval

of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Total Equal variances assumed .419 .519 -1.908 98 .059 -2.940 1.541 -5.997 .117

Equal variances not assumed -1.908 97.805 .059 -2.940 1.541 -5.997 .117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI