plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · teknik analisis data yang digunakan adalah...
TRANSCRIPT
KONSEP REMAJA YATIM PIATU TENTANG KELUARGA
(Studi Etnografi di Panti Asuhan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
DisusunOleh:
Aneke Ardiana Adiwinata NIM: 101114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KONSEP REMAJA YATIM PIATU TENTANG KELUARGA
(Studi Etnografi di Panti Asuhan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
DisusunOleh:
Aneke Ardiana Adiwinata
NIM: 101114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Jika tidak ada hari kemarin, maka tak tercipta hari ini.”
“Kebahagiaanmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini, tentukan kebahagiaan di masa depanmu.”
“Orang sukses takkan pernah mengeluh bagaimana kalau akan gagal, namun berusaha bagaimana untuk berhasil.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
KONSEP REMAJA YATIM PIATU TENTANG KELUARGA
(Studi Etnografi di Panti Asuhan)
Aneke Ardiana Adiwinata Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep remaja yatim piatu tentang keluarga. Penelitian ini dilakukan disebuah Panti Asuhan di Kulon Progo, Yogyakarta. Subjek penelitian adalah dua remaja yatim piatu, subjek pertama kelas VIII berusia 14 tahun dan subjek kedua kelas IV berusia 13 tahun.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode etnografi yaitu live in selama 1 bulan di panti asuhan. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mereduksi data ke dalam verbatim, menggolongan verbatim kedalam aspek, melakukan coding pada verbatim, dan memasukan teori dari hasil analisis data.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: Konsep yang dimiliki kedua remaja yatim piatu mengalami perbedaan, tergantung bagaimana pengalaman yang mereka dapatkan. Subjek pertama yang dahulu pernah merasakan tinggal dengan kedua orang tuanya dapat menjelaskan, menggambarkan, memberi contoh, dan mengetahui persamaan dari konsep tentang keluarga. Subjek kedua yang tidak pernah merasakan kehadiran kedua orang tuanya hanya dapat menjelaskan dan menggambarkan konsep tentang keluarga bahkan ada satu konsep yang tergantikan karena perolehan hasil belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABTRACT
THE CONCEPT OF ORPHANS TEENAGER ABOUT FAMILY
(Ethnographic Studies in Orphanage)
Aneke Ardiana Adiwinata Sanata Dharma University
2014
The aims of the study is to identify the concept of orphaned teenager about
family. This research was conducted in an orphanage in Kulon Progo, Yogyakarta. The subject of this study were two teenage orphan, the first subject was class VIII aged 14 years old and the second subject was class IV aged 13 years old.
This study includes qualitative research with ethnographic methods, namely:
live in for 1 month in an orphanage. Research instruments such as interview guidelines and observation. Technique analysis data which used is to reduce the data into verbatim, verbatim classify into aspects, coding the verbatim, and include the theory of data analysis.
The reserach showed that: The concept of those teenagers of orphans are
different, depends on how the experience they get. The first subject who had experience living with her parents could explain, illustrate, and find out the similarities of the concept of family. The second subject who never felt the existence of his parents coud only explain and illustrate the concept of family whoever there is one concept which has been replaced due to the acquisition of learning outcomes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang di
limpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini
merupakan tugas akhir dalam masa studi di jenjang Universitas. Melalui penulisan
skripsi, penulis mendapatkan banyak pembelajaran serta pengalaman baru selama
prosesnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dan
berjalan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah
dengan setia mendampingi penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis
mengucapkan terimakasih secara tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama
penyelesaian skripsi.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah bersedia membantu dalam persiapan menjelang ujian
skripsi.
3. Drs. Robertus Budi Sarwono, M.A sebagai dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi.
4. Dosen-dosen bimbingan dam konseling yang telah mendampingi peneliti
selama menjalankan studi.
5. Pimpinan dan Pamong Panti Asuhan yang telah mengijinkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
melakukan Penelitian.
6. Kedua Subjek yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
7. Kedua orangtuaku, Stefanus Widiarto dan Vincencia Wiwik Yuniarti yang
telah memberi dukungan baik doa, semangat dan materi demi terselesainya
skripsi ini.
8. Deviartanti Adiwinata, S.E yang telah memberikan dukungan doa dan
perhatian dalam penulisan skripsi ini.
9. Mas Moko yang telah membantu dalam kelengkapan administrasi.
10. Sahabatku Made yang telah memberikan banyak usulan mengenai penelitian
ini.
11. Sahabatku Rima dan Erni yang telah mengajarkan tentang teknik-teknik
dalam penulisan skripsi ini.
12. Sahabatku Al yang telah memberikan dukungan dan doa dalam penulisan
skripsi ini.
13. Sahabat seperjuanganku Diana, Peny, Aap, Fe, Chika, Agung yang telah
memberikan banyak usul dan saran dalam skripsi ini.
14. Seluruh teman-teman angkatan 2010 yang telah mendukung dan memberi
usulan dalam penyelesaian skripsi ini.
Yogyakarta, 21 Oktober 2014
Aneke Ardiana Adiwinata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
E. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 4
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Konsep ........................................................................................ 5
1. Pengertian Konsep ................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Perolehan Konsep .................................................................... 6
3. Memahami Konsep .................................................................. 7
5. Konsep menurut Piaget ............................................................ 7
6. Konsep Keluarga ..................................................................... 10
B. Keluarga ...................................................................................... 11
1. Pengertian Keluarga .................................................................. 11
2. Fungsi Keluarga........................................................................ 11
a. Fungsi reproduksi.................................................................. 11
b. Fungsi ekonomi .................................................................... 12
c. Fungsi sosialisasi .................................................................. 12
d. Fungsi perawatan kesehatan .................................................. 12
e. Fungsi afektif ........................................................................ 12
G. Remaja Yatim Piatu ..................................................................... 13
1. Pengertian Remaja .................................................................. 13
2. Ciri-ciri masa remaja .............................................................. 13
a. Masa remaja sebagai periode yang penting ....................... 13
b. Masa remaja sebagai periode yang peralihan ..................... 14
c. Masa remaja periode perubahan ......................................... 14
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah ................................ 15
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas...................... 15
f. Anggapan stereotip budaya ................................................ 15
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik .................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa ....................... 16
3. Tugas perkembangan masa remaja .......................................... 16
a. Memiliki kemampuan mengontrol diri seperti orang
dewasa ................................................................................ 17
b. Memperoleh kebebasan ...................................................... 17
c. Bergaul dengan teman lawan jenis ...................................... 17
d. Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru ............. 18
e. Memiliki citra diri yang realitas .......................................... 18
4. Yatim Piatu ............................................................................. 18
D. Konsep Remaja Yatim Piatu tentang Keluarga ............................. 19
BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................. 21
A. Desain Penelitian ......................................................................... 21
B. Subyek Penelitian ........................................................................ 22
C. Setting Penelitian ......................................................................... 22
D. Alat Pengumpul Data ................................................................... 24
1. Wawancara .............................................................................. 24
a. Tujuan yang eksplisit ............................................................ 25
b. Penjelasan etnografis ........................................................... 25
c. Pertanyaan etnografis ........................................................... 25
2. Observasi ................................................................................. 28
3. Anekdota/ Catatan .................................................................... 28
a. Catatan deskriptif .................................................................. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
b. Catatan reflektif .................................................................. 29
4. Kode (Cooding) ...................................................................... 29
a. Catatan awal ....................................................................... 30
b. Catatan lanjut ..................................................................... 30
c. Penulisan transkrip dan pemberian kode ............................. 30
d. Membuat Kode ................................................................... 31
E. Validitas Data ............................................................................ 32
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 33
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 34
A. Subjek 1...................................................................................... 34
1. Penghimpunan data subjek ...................................................... 34
a. Deskripsi umum kasus ........................................................ 34
b. Analisis .............................................................................. 35
B. Subjek 2 ....................................................................................... 42
1. Penghimpunan data subjek ...................................................... 42
a. Deskripsi umum kasus....................................................... 42
b. Analisis ............................................................................. 42
C. Konsep tentang Keluarga Subjek 1 dan Subjek 2 .......................... 49
a. Fungsi reproduksi ................................................................... 49
b. Fungsi ekonomi ...................................................................... 51
c. Fungsi sosialisasi .................................................................... 54
d.Fungsi perawatan kesehatan ..................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
e. Fungsi afektif .......................................................................... 58
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 61
A. Kesimpulan ................................................................................. 61
B. Saran-saran ................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 63
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2: Contoh Verbatim Subjek 1 dan Subjek 2
Lampiran 3: Contoh Verbatim dengan Karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah konsep remaja yatim piatu
tentang keluarga, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi operasional. Rumusan masalah dalam penelitian ini, memaparkan konsep
remaja yatim piatu tentang keluarga. Tujuan penelitian ini ialah memahami
konsep remaja yatim piatu tentang keluarga. Penelitian ini memiliki manfaat
untuk menjelaskan konsep remaja yatim piatu terhadap keluarga. Definisi
operasional variabel terdiri dari konsep, keluarga, remaja, dan yatim piatu.
A. Latar Belakang
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, yang setiap anggotanya
saling terikat satu sama lain. Masing-masing anggota keluarga memiliki
keterikatan dalam bentuk hak dan kewajiban yang sesuai dengan perannya.
Menurut Ivey, Simek-Morgan (dalam Kertamuda, 2009: 46) keluarga
merupakan suatu sistem dimana didalamnya terdapat hubungan yang spesifik,
aturan-aturan, dan peran-peran, dari masing-masing anggota yang memiliki
keunikan tersendiri.
Lingkungan keluarga merupakan suatu tempat dimana anak
berinteraksi sosial dengan orang tua yang paling lama, sehingga upaya
pencegahan terhadap perilaku dan sikap yang kurang baik pada masa
perkembangan anak difokuskan pada keluarga kemudian sekolah. Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mempunyai ikatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
darah, pernikahan, atau pengadopsian serta tinggal secara bersama-sama (dalam
Kertamuda, 2009: 46).
Pada saat ini, tidak semua anak memiliki keluarga yang utuh. Banyak
anak memiliki nasib yang kurang beruntung, terutama remaja yang memiliki
status yatim piatu atau tidak memiliki kedua orang tua. Penelitian yang dilakukan
di Indonesia oleh organisasi kemanusiaan Save the Children yang bekerjasama
dengan UNICEF pada akhir tahun 2009, menemukan sekitar 6% dari lima ratus
ribu anak berada dalam pengasuhan rumah yatim piatu. Sedangkan 94% anak
yang benar-benar yatim piatu menjadi penghuni panti.
Setiap anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan memiliki konsep
yang berbeda tentang keluarga. Hal itu dapat disebabkan karena mereka diasuh
oleh orang tua angkat atau pamong panti, bukan kedua orang tua kandung.
Peneliti selama sebulan melakukan Program Pengembangan Lapangan
Komunitas, tepatnya di sebuah Panti Asuhan. Peneliti melihat kedua anak yatim
piatu tersebut saat ditanya tentang keluarga mengalami kebingungan, terdengar
nada suara mereka yang tidak jelas dan terputus-putus saat menjawab. Bahkan
mereka sempat kurang percaya diri. Terlihat mereka selalu menunduk saat di
tanya tentang keluarga karena alasan takut salah saat menjawab. Mereka
terkadang juga merasa iri dengan teman-teman satu panti asuhan yang masih
memiliki keluarga utuh. Misalnya, saat liburan sebagian besar anak panti asuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang tidak berstatus yatim piatu dijemput oleh kedua orang tuanya sedangkan
mereka tetap tinggal di panti asuhan.
Timbulnya gejala-gejala yang kurang sesuai yang muncul dalam
nonverbal pada kedua remaja yatim piatu saat ditanya mengenai keluarganya
membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana konsep yang dimiliki
anak yatim piatu tentang keluarga. Masing-masing anak yatim piatu akan
memiliki konsep yang berbeda mengenai keluarga sesuai dengan pengalaman
yang mereka alami. Pengalaman anak yang diterlantarkan oleh orang tuanya
akan berbeda dengan pengalaman anak yang kedua orang tuanya telah
meninggal dunia. Selain hal tersebut, penelitian ini memiliki manfaat untuk
kehidupannya. Contohnya, memberi gambaran pada remaja yatim piatu yang
tidak memiliki keluarga yang utuh untuk berkeluarga nantinya. Remaja yatim
piatu memiliki pemikiran yang positif terhadap sebuah keluarga walaupun
tidak memiliki keluarga yang utuh, dan remaja yatim piatu memiliki konsep
yang baik terhadap relasi saat nantinya berkeluarga.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dijawab dengan penelitian ini dirumuskan :
Bagaimana konsep remaja yatim piatu tentang keluarga?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk:
Mengetahui konsep remaja yatim piatu tentang keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teroritis: Penelitian ini memberikan sumbangan bagi peningkatan dan
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan konsep remaja yatim piatu yang
tinggal di panti asuhan tentang keluarga.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi Pamong Panti Asuhan:
Menyadari konsep remaja yatim piatu tentang keluarga, sehingga lebih
mengetahui cara yang tepat untuk mendampingi anak-anak yatim piatu
yang berada di panti.
b. Bagi Subjek:
Mengetahui konsep tentang keluarga, sehingga subjek lebih memahami
mengenai keluarga walaupun subjek tidak tinggal bersama dengan
keluarga intinya
E. Definisi Operasional Variabel
1. Konsep Keluarga: paham atau tafsiran tentang sebuah sistem sosial yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang memiliki suatu keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya.
2. Remaja: perkembangan manusia pada rentan usia sebelas sampai empatbelas
tahun.
3. Yatim piatu: seseorang anak yang tidak memiliki keluarga yang utuh karena
disebabkan oleh beberapa hal yaitu kedua orang tua meninggal dunia dan anak
yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya di panti asuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini disajikan kajian ilmiah tentang konsep anak yatim piatu tentang
keluarga yang terdiri dari: pengertian konsep, pembentukan konsep, memahami
konsep, konsep menurut Piaget, konsep keluarga. Keluarga yang terdiri dari:
pengertian keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga. Remaja yatim piatu yang terdiri
dari: Pengertian remaja, ciri-ciri remaja, tugas perkembangan remaja, dan pengertian
yatim piatu. Pengertian konsep Remaja Yatim Piatu tentang Keluarga.
A. Konsep
1. Pengertian Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu objek, kejadian,
kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Konsep
terbentuk atas abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman seseorang,
menurut Rosser (dalam Dahar, 2011: 46). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2011), konsep adalah ide atau pengertian yang dibuat menjadi
abstrak dari peristiwa konkret. Berdasarkan penjabaran di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep merupakan pemikiran yang sebelumnya telah
dimiliki. Dengan hasil pemikiran tersebut akan terbentuk sebuah pemahaman
dan tafsiran. Pemahaman dan tafsiran tersebut didapatkan oleh suatu konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Perolehan Konsep
Konsep dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu pembentukan konsep dan
asimilasi konsep. Pembentukan konsep diperoleh sebelum anak masuk
sekolah. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh konsep
selama dan sesudah disekolah. Banyak konsep yang diperoleh dan
berkembang semasa kecil, tetapi konsep-konsep itu mengalami modifikasi
atau perubahan yang disebabkan karena pengalaman-pengalaman kita. Anak-
anak memperoleh konsep-konsep seperti: meja, kursi dan lain-lain, konsep
semacam ini diperoleh melalui proses pembentukan konsep. Pembentukan
konsep merupakan suatu bentuk belajar penemuan (discovery learning),
paling sedikit dalam bentuk primitif yang melibatkan proses-proses psikologi
seperti analisis deskriminatif, abstraksi, deferensiasi, pembentukan hipotesis,
pengujian dan generalisasi (Dahar, 2011: 64).
Anak-anak, setelah masuk sekolah diharapkan belajar banyak konsep
melalui proses asimilasi konsep. Dalam proses asimilasi anak-anak diberi
nama konsep dan atribut dari konsep itu. Ini berarti bahwa mereka akan
belajar arti konseptual baru dengan memperoleh penyajian atribut-atribut
kriteria dari konsep, kemudian mereka akan menghubungkan atribut-atribut
ini dengan gagasan-gagasan relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif
mereka, guna memperoleh definisi formal dari konsep-konsep itu. Suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
definisi formal dari kata, menunjukkan kesamaan-kesamaan dengan konsep
itu, dan membedakan konsep itu dari konsep-konsep lain (Dahar, 2011: 65).
3. Memahami Konsep
Menurut Klausmeier (dalam Dahar, 2011), tingkat pemahaman konsep
dibagi menjadi empat kriteria, yaitu: 1) tingkat konkret, 2) tingkat identitas,
3) tingkat klasifikasi, 4) tingkat formal. Tingkat konkret dicapai apabila orang
dapat menjelaskan benda tersebut dengan memperlihatkan benda dan dapat
membedakan benda-benda dari stimulus-stimulus yang ada dilingkungannya.
Tingkat identitas ini, seseorang akan mengenal objek sesudah selang waktu,
bila orang tersebut mempunyai orientasi ruang yang berbeda dengan objek itu,
bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda. Tingkat
klasifikasi telah dicapai apabila mengenal persamaan dari dua contoh yang
berbeda dari kelas yang sama. Tingkat formal telah dicapai apabila dapat
menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep,dengan memberi nama,
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memberi contoh verbal ataupun
nonverbal.
4. Konsep menurut Piaget
Pada diri setiap orang memiliki skema. Skema adalah mental seseorang di
mana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema
merupakan rangkaian proses dalam sistem kesadaran seseorang dan tak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dilihat,oleh karena itu skema dapat juga disebut sebagai suatu konsep atau
kategori dalam pikiran seseorang. Semakin seseorang bertambah dewasa,
maka skema yang dimiliki seseorang semakin bertambah banyak, karena
seseorang akan semakin banyak mendapatkan pengalamannya dan berkontak
dengan lingkungannya (Suparno: 2000).
Skema bertambah dan berubah seseuai dengan apa yang telah ditemukan
dan dilihat oleh seseorang mengenai objek tersebut berdasarkan
pengalamanya. Pertambahan dan perubahan skema tersebut dapat disebut
sebagai asimilasi dan akomodasi (Suparno: 2000).
Asimilasi merupakan proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan
presepsi, konsep, atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah
ada dalam pikirannya. Asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema tetapi
menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru ke
dalam skema yang sudah dimiliki sebelumnya. Misalnya, seorang anak
memiliki konsep mengenai lembu.dalam pikiran anak tersebut, ada skema
konsep megenai lembu itu binatang berkaki empat, berwarna putih, dan
makan rumput. Skema tersebut muncul saat pertama kali anak tersebut
melihat lembu setelah anak tersebut berhadapan dengan berbagai pengalaman,
maka melihat lembu sebagai hewan yang berkaki empat, berwarna putih atau
kelabu, makan rumput, dan dapat menarik gerobak (Suparno: 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Akomodasi dapat terjadi bahwa dalam menghadapi rangsangan atau
pengalaman yang baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman
yang baru ini dengan skema yang telah dimiliki. Hal ini terjadi karena
pengalaman yang baru itu sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah
ada. Pada keadaan seperti ini, dapat membentuk skema baru yang dapat cocok
dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga
cocok dengan rangsangan itu. Maka, akomodasi dapat diartikan sebagi
pembentukan skema yang baru atau mengubah skema yang lama. Misalnya,
pemikiran seseorang anak bahwa benda yang memiliki masa lebih berat maka
akan jatuh terlebih dahulu, tetapi saat di suatu laboratorium anak tersebut
melakukan percobaan di suatu ruangan hampa udara dan ternyata benda
dengan masa yang lebih berat dan lebih ringan akan terjatuh secara besamaan,
dengan adanya kejadian tersebut anak tersebut merubah skema yang telah
dimiliki dengan skema yang baru (Suparno: 2000).
Menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi ini terus berlagsung
dalam diri seseorang, maka dalam perkembangan kognitif diperlukan
kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses itu disebut
ekuilibrium, yaitu pengaturan diri mekanisme yang perlu untuk mengatur
kesetimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Disekuilibrium adalah
keadaan tidak setimbang antara asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi adalah
proses bergerak dari keadaan disekuilibrium ke ekuilibrium. Proses tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi dan akomodasi.
Ekuilibrasi membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan
struktur dalamnya (skema) (Suparno 2000).
5. Konsep keluarga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2011), konsep adalah
rancangan dan paham yang telah ada dalam pikiran seseorang. Santrock
(2002: 257) mengemukakan keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas
individu-individu yang berinteraksi yang saling bersosialisasi dan saling
mengatur.
Konsep keluarga merupakan sebuah pandangan yang telah dimiliki
seseorang tetang keluarga. Pemahaman tersebut dapat berubah atau bertambah
sesuai dengan pengalaman kehidupan seseorang untuk memahami sebuah
keluarga. Pada dasarnya keluarga merupakan sebuah sistem terkecil dalam
masyarakat yang di dalamnya saling terlibat atau ketergantungan. Sehingga
konsep keluarga adalah pemahaman sebuah sistem terkecil dalam masyarakat,
tetapi pemahaman tersebut dapat berubah ataupun bertambah sesuai dengan
pengalaman yang seseorang hadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut Suparlan dkk (1990:98) keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak yang merupakan tiang
pokok masyarakat, yang ada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi
antara sesama anggota keluarga dan masyarakat: lembaga pertama dari
individu yang terkait oleh norma-norma tertentu dan juga berbagai kebutuhan
jasmani maupun rohani serta sosial.
Santrock (2002: 257) mengatakan/ menuliskan keluarga sebagai suatu
sistem yang terdiri atas individu-individu yang berinteraksi yang saling
bersosialisasi dan saling mengatur. Menurut (Ahmad, 1991: 239) keluarga
adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
memberikan pengaruh yang menentukan pada pembentukan watak dan
kepribadian anak; dan menjadi unit sosial terkecil yang memberikan fondasi
primer bagi perkembangan anak.
2. Fungsi Keluarga
Terdapat lima fungsi keluarga (Marilyn. M. Friedman, 1998: 286):
a. Fungsi reproduksi yaitu keluarga berfungsi untuk kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Fungsi ekonomi yaitu merupakan fungsi untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga.
c. Fungsi sosialisasi yaitu keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi dimana sosialisasi ini merupakan suatu proses yang
berlangsung seumur hidup bagi individu yang secara kontinu dapat
mengubah perilaku sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara
sosial yang mereka alami.
d. Fungsi perawatan kesehatan yaitu keluarga mempunyai fungsi
melaksanakan praktek asuhan keperawatan untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
e. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga, keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga
timbul karena fungsi afeksi tidak terpenuhi.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang mana setiap
anggota keluarga saling berhubungan antara satu dan lainnya. Agar tercipta
hubungan keluarga yang solid dan seimbang maka perlu adanya fungsi keluarga.
Fungsi keluarga digunakan sebagai aspek dalam penelitian ini. Hal ini
dikarenakan terciptanya keluarga yang solid dan seimbang dapat dilihat dari
bagaimana keluarga tersebut menjalankan fungsi keluarga. Berdasarkan fungsi
keluarga yang dimiliki, dapat dilihat bagaimana peran masing-masing anggota
keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga. Penelitian ini memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
gambaran mengenai konsep remaja yatim piatu tentang keluarga dari sisi fungsi
keluarga yang mereka miliki saat ini.
C. Remaja Yatim Piatu
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak merasa di bawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan pada tingkat yang sama (Hurlock, 1980: 206). Remaja
sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa
usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu
seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya. Bahwa
remaja sebagai sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di
antara tahap kanak-kanak dengan tahap dewasa.
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock, (1980:207):
a. Masa remaja sebagai periode yang penting.
Anak muda pada usia 12- 16 tahun, merupakan tahun yang penuh
kejadian yang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan hal yang penting karena
perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan
mental terutama pada awal masa remaja. Perkembangan fisik pada remaja
mengakibatkan seorang remaja perlu melakukan penyesuaian mental dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
membentuk sikap, nilai dan minat yang baru dalam melakukan
kegiatannya.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan.
Peralihan tidak berarti lepas dari kejadian atau peristiwa yang
terjadi sebelumnya, melainkan berkembang dari satu tahap perkembangan
ketahap perkembangan berikutnya. Artinya yang telah terjadi sebelumnya
akan meninggalkan bekas pada masa sekarang dan yang akan datang.
Kadang perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi pada masa anak akan
meninggalkan bekas da mempengaruhi masa remaja.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan.
Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan
pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Ada tiga
perubahan yang sama yang hampir bersifat universal, yaitu:
1) Meningginya emosi yang intesitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial, menimbulkan masalah baru.
3) Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
Mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan
meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung
jawab tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit di atasi, baik
oleh anak laki-laki maupun anak perempuan karena:
1) Sepanjang masa kanak-kanak masalah anak-anak sebagian
diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
2) Para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi
masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
Seperti dijelaskan Erikson (Hurlock, 1980:207) identitas diri yang
dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, dan apa
peranannya dalam masyarakat. Remaja mempertanyakan apakah ia
seorang anak atau orang dewasa; apakah ia mampu percaya diri; apakah ia
akan berhasil atau gagal.
f. Anggapan stereotip budaya.
Bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat
dipercaya, cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa
yang harus memimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Keyakinan
bahwa orang dewasa mempunyai pandangan buruk tentang remaja
membuat peralihan remaja ke masa dewasa menjadi sulit. Hal diatas
menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang tua, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
orang tua dan remaja terjadi jarak yang menghalangi anak untuk meminta
bantuan orang tua apabila menemui masalah.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih daam cita-cita. Cita-cita
yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
keluarga dan teman-temannya, dan menyebabkan meningginya emosi
remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan
dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat perbuatan seks. Mereka
menganggap bahwa apabila melakukan kegiatan seperti yang dilakukan
orang dewasa, remaja akan dianggap dewasa dan dapat diterima oleh
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Pada setiap tahap perkembangan dalam kehidupan manusia ada
sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui. Dan tugas perkembangan
pada masa remaja itu menuntut adanya perubahan besar dalam sikap dan pola
perilaku. Havighurts (Willis, 1981:8) mendefinisikan tugas perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
adalah suatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan
individu, jika tugas perkembangan itu berhasil akan menimbulak kebahagiaan
individu, sebaliknya jika tugas itu gagal akan menimbulkan kesulitan baginya
pada masa mendatang.
Tugas perkembangan remaja menurut Wattenberg (Mappiare,
1982:106) sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa.
Ketika memasuki masa remaja seorang remaja diharapkan dapat
mengontrol dirinya sendiri. Tugas perkembangan ini timbul karena remaja
sudah dianggap seperti orang dewasa yang umumnya mampu mengontrol
dirinya. Kemampuan dalam mengontrol dirinya membuat dia diterima
oleh lingkungannya.
b. Memperoleh kebebasan.
Memperoleh kebebasan termasuk salah satu diantaranya tugas
perkembangan yang penting bagi remaja. Remaja diharapkan belajar dan
berlatih membuat rencana, bebas membuat alternatif pilihan, dan bebas
melaksanakan pilihan-pilihannya itu dengan bertanggung jawab. Remaja
diharapkan dapat melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang tua
atau orang dewasa lainnya secara berangsur-angsur.
c. Bergaul dengan teman lawan jenis.
Di dalam hati remaja mulai muncul rasa tertarik dengan lawan
jenisnya. Pada mulanya mereka merasa ragu dan malu untuk bergaul lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dekat dengan lawan jenisnya, tetapi lama-kelamaan mereka terbiasa
bahkan ada yang lebih banyak bergaul dengan lawan jenisnya.
d. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru.
Remaja diharapkan mulai belajar mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan baru yang sesuai dengan tuntutan hidup dan pergaulannya
dalam masa dewasa kelak. Ketrampilan-ketrampilan baru itu tidak saja
menyangkut apa yang dituntut pada bidang pekerjaan, melainkan juga
bersangkutan dengan ketrampilan dalam kehidupan berkeluarga. Remaja
perempuan misalnya dapat melakukan latihan mengatur meja makan,
memasak, mencuci dan sebagainya. Remaja lelaki dapat membantu
membresihkan halaman, mengepel lantai dan sebagainya.
e. Memiliki citra diri yang realistis.
Remaja diharapkan dapat member penilaian terhadap dirinya secara
apa adanya. Mereka diharapkan dapat mengukur kelebihan dan
kekurangannya dan dapat menerima diri apa adanya, memelihara dan
memanfaatkannya secara positif. Remaja juga diharapkan memiliki
gambaran diri secara realistis dan bukan lagi berdasarkan fantasi seperti
yang pernah mereka alami semasa anak-anak.
4. Yatim Piatu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), yatim piatu adalah keadaan
dimana tidak ada lagi orang tua (ayah dan ibu) dikarenakan meninggal dunia
atau tidak diketahui keberadaannya. Salah satunya adalah remaja yatim piatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Remaja yatim piatu dapat diartikan bahwa, seorang remaja yang dalam
kehidupannya tidak merasakan adanya kehadiran orang tua (ayah dan ibu).
Orang tua adalah orang yang dapat diandalkan anak dalam memenuhi
kebutuhan fisik maupun psikologisnya, sumber kasih sayang dan
penerimaan, sumber bimbingan, orang yang dapat diharapkan bantuannya
dalam memcahkan masalah yang dihadapi dalam setiap penyesuaian
kehidupan, perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah
dan kehidupan sosial serta menjadi sumber persahabatan sampai anak cukup
besar untuk mendapatkan teman atau menjadi sahabat baginya (Santrock,
2011).
D. Konsep Remaja Yatim Piatu tentang Keluarga
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2011), konsep adalah
rancangan dan paham yang telah ada dalam pikiran seseorang. Remaja adalah
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak
tidak merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan pada
tingkat yang sama (Hurlock, 1980: 206). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995), yatim piatu adalah keadaan dimana tidak ada lagi orang tua
(ayah dan ibu) dikarenakan meninggal dunia atau tidak diketahui keberadaannya.
Santrock (2002: 257) keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas individu-
individu yang berinteraksi yang saling bersosialisasi dan saling mengatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pemahaman yang dimiliki remaja yatim piatu terhadap sistem terkecil
yang saling bergantungan dapat berubah ataupun bertambah sesuai dengan
pengalaman dan respon yang dimiliki remaja yatim piatu tersebut. Terutama
remaja yang tinggal di dalam panti asuhan yang membuat remaja yatim piatu
tersebut memiliki pengalaman dan rangsangan yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Dezin dan Licoln (dalam Tohirin, 2012: 2) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada. Salah satu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan metode
etnografis. Metode etnografi memusatkan usahanya untuk menemukan
bagaimana berbagai masyarakat (kelompok orang) mengorganisasikan kebiasaan
dalam pikiran mereka dan kemudian menggunakan kebiasaan tersebut dalam
kehidupan (Spardley, 2007: xii). Menurut Bogdan & Biklen (dalam Ahmad,
2014: 50), metode etnografi adalah studi tentang bagaimana anak panti asuhan
memahami dan menjalani kehidupan keseharian mereka, serta menemukan cara-
cara untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan tersebut.
Tugas peneliti etnografis adalah menyelidiki bagaimana cara anak panti asuhan
menerapkan aturan/ kaidah-kaidah abstrak dan pengertian akal sehat dalam
berbagai situasi sehingga tindakan tersebut kelihatan rutin, dapat diterangkan, dan
tidak meragukan Bogdan & Biklen (dalam Ahmad, 2014: 50). Melalui pengertian
dan tugas dari metode etnografi, penelitian ini berusaha untuk memberi gambaran
dengan menyelidiki, menggali, menganalisa, dan memahami konsep remaja yatim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
piatu terhadap keluarga yang berada di panti asuhan dengan melakukan
penelitian lapangan.
B. Subyek Penelitian
Subjek Penelitian terdiri dari 2 remaja yang berada di sebuah panti
asuhan. Subjek pertama siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berumur 13 tahun
berstatus yatim piatu. Sejak lahir subjek, oleh seseorang dititipkan di sebuah
penampungan. Ciri fisik subjek adalah tinggi badan ± 150 cm, rambut lurus,
dan mata bulat.
Subjek yang kedua siswa kelas VIII SMP berumur 14 tahun yang
berstatus anak yatim piatu. Ayah subjek meninggal saat subjek masih kecil
dan ibu subjek meninggal pada saat subjek kelas VII SMP , maka oleh salah
satu anggota keluarganya, anak ini dimasukan ke panti asuhan. Ciri fisik
subjek yaitu tinggi badan ± 152 cm, rambut lurus, dan bibir tebal.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sebuah panti asuhan di daerah Kulon
Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama satu bulan
dari bulan 21 Mei 2014 sampai bulan 21 Juni 2014 dengan mengikuti kegiatan
subjek dan peneliti tinggal bersama subjek (live in). Di panti asuhan tersebut
terdapat beberapa anak yang berstatus yatim piatu, tetapi peneliti hanya
mengambil sampel dua subjek saja karena mereka berdua yang menarik
peneliti untuk menjadi subjek penelitian. Peneliti melakukan penggalian data
dengan metode observasi dan wawancara saat subjek sedang tidak mengikuti
kegiatan rutin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lingkungan sekitar subjek merupakan lingkungan yang cukup
nyaman dan baik untuk kelangsungan kehidupan subjek. Subjek saat berada di
panti asuhan diasuh oleh dua pamong panti asuhan. Pamong pertama bertugas
sebagai pimpinan panti asuhan yang mengurus bagian administrasi dan
megasuh anak-anak yang berada di panti asuhan, sedangkan pamong yang
kedua bertugas untuk mengasuh anak-nak panti. Subjek setiap harinya wajib
mengikuti kegiatan yang telah terjadwal mulai dari bangun pagi hingga saat
tidur malam. Saat ada acara gereja atau tamu dari luar panti subjek juga
diwajibkan untuk mengikuti acara tersebut. Subjek saat di panti di berikan
beberapa fasilitas seerti ruang belajar, lapangan untuk sepak bola, lapangan
badminton, kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang doa, ruang makan, dan
ruang musik.
Berikut adalah jadwal penelitian selama peneliti bertemu dengan kedua subjek
serta melakukan trianggulasi dengan kedua karyawan:
Tabel 1. Agenda pertemuan peneliti dengan subjek dan kedua karyawan
NO TANGGAL PERTEMUAN
KETERANGAN TEMPAT
1 22 Mei 2014 Bertemu dengan kedua subjek untuk menjelaskan penelitian yang dilakukan peneliti dan observasi.
Di ruang doa.
2 24 Mei 2014 Mencari informasi tetang latar belakang subyek dan gambaran subjek selama di panti asuhan.
Di ruang administrasi.
3 29 Mei 2014 Memberikan lembar pertanyaan kepada subjek
Di ruang doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
seputar keluarga.
4 6 Juni 2014 Wawancara dengan subjek untuk mendalami jawaban lembar pertanyaan seputar keluarga.
Di ruang doa.
5 11 Juni 2014 Mencari informasi mengenai subjek dengan pimpinan panti, karyawan, dan salah satu keluarga subyek.
Di ruang administrasi, dan lapangan panti asuhan.
6 20 Juni 2014 Wawancara dengan subyek seputar konsep subjek tentang keluarga.
Di ruang doa.
D. Alat Pengumpulan Data
Penulis menggunakan beberapa metode dalam usaha untuk
memperoleh data dan informasi tersebut, antara lain:
1. Wawancara
Wawancara adalah data verbal yang diperoleh melalui percakapn
atau tanya jawab (Tohirin, 2012: 63). Wawancara dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami
individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan
eksplorasi terhadap isu atau makna subjektif yang muncul.
Esterberg (dalam Sugiyono, 2010: 317) menyatakan bahwa
wawancara merupakan hatinya penelitian sosial. Bila melihat jurnal dalam
ilmu sosial, maka akan menemui semua penelitian sosial yang didasarkan
pada interview, baik yang dasar maupun mendalam.
Wawancara etnografi adalah sebagai serangkaian percakapan
persahabatan yang di dalamnya peneliti secara perlahan memasukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
beberapa unsur baru guna membantu subyek memberikan jawaban sebagai
seorang subyek (Spradley, 2006: 85). Ada tiga unsur etnografis yang
terpenting, yaitu tujuan yang eksplisit, penjelasan, dan pertanyaan yang
bersifat etnologi (Spradley, 2006: 85-87):
a. Tujuan yang eksplisit
Wawancara pada etnografis melibatkan tujuan dan arah. Pada saat
wawancara dalam studi etnografi selayaknya memiliki arah dan
tujuan yang jelas, maka jika pada saat subjek diwawancarai
menuju arah dan tujuan yang tidak jelas peneliti wajib
memperjelas.
b. Penjelasan etnografis
Pertemuan pertama sampai wawancara yang terakhir, peneliti
secara berulang-ulang harus memberi penjelasan kepada subyek,
karena pada akhirnya peneliti mempelajari kebiasaan subyek, maka
subyek memiliki kesempatan untuk belajar mengenai beberapa hal.
c. Pertanyaan etnografis
Tiga tipe utama dalam pernyataan etnografis dan fungsinya:
1) Pertanyaan deskriptif
Tipe pertanyaan ini memungkinakan seseorang untuk
mengumpulkan suatu sampel yang terjadi di dalam bahasa
subjek.
2) Pertanyaan Struktural
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pertanyaan jenis ini memungkinkan peneliti untuk
menemukan subjek mengenai domain unsur-unsur dasar
dalam kebiasaan subjek. Pertanyaan ini untuk menemukan
bagaimana subjek mengorganisir pengetahuan mereka.
3) Pertanyaan Kontras
Pertanyaan kontras memungkinkan peneliti menemukan
dimensi makna yang dipakai oleh subjek untuk
membedakan berbagai objek dan peristiwa dalam dunia
subjek.
Berikut ini akan dijabarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan aspek-aspek
fungsi keluarga:
Tabel 2. Pertanyaan Wawancara
No Aspek Pertanyaan
1 Fungsi reproduksi 1. Bagaimana pendapat anda mengenai tentang kenyaman anda sebagai seorang laki-laki?
2. Bagaimana pendapat anda tentang seorang perempuan?
2 Fungsi ekonomi 1. Bagaimana pendapat anda ketika kamu dibelikan baju baru?
2. Bagaimana pendapat anda ketika kamu diberi uang jajan?
3 Fungsi sosialisasi 1. Bagaimana pendapat anda tentang kebiasaan anda yang dilakukan saat di rumah?
2. Bagaimana menurut anda jika tugas rumah diselesaikan namun, dengan cara harus diperingatkan oleh orang tua terlebih dahulu?
4 Fungsi perawatan 1. Bagaimana pendapat anda ketika mengetahui jika ada anggota keluarga anda yang sedang sakit?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kesehatan 2. Bagaimana pendapat anda ketika anda sedang sakit dirawat oleh kedua orang tua anda?
5 Fungsi Afektif 1. Bagaimana perasaan anda ketika anda sedang bersama dengan ibu anda?
2. Bagaimana perasaan anda ketika anda sedang berada dengan ayah anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika anda sedang berada dengan kakak dan adik anda?
Berdasarkan pertanyaan tersebut peneliti merasa perlu fokus terhadap
aspek fungsi reproduksi dan fungsi sosialisasi. Peneliti mengalami kesulitan
dalam menggali informasi mengenai fungsi reproduksi karena subjek dinilai
belum sungguh-sungguh memahami tentang fungsi reproduksi. Aspek sosialisasi
dimaksudkan oleh peniliti untuk mendapatkan gambaran mengenai relasi sosial
subjek dengan keluarganya saat berada di rumah.
Peneliti melihat aspek fungsi reproduksi dari sisi fungsi seksualitas subjek,
karena kesiapan seseorang untuk mencapai fungsi reproduksi berawal dari
terbentuknya fungsi seksualitas yang subjek miliki. Berdasarkan pertanyaan yang
disampaikan peneliti kepada subjek tentang aspek sosialisasi, peneliti
menyimpulkan bahwa kebiasaan yang dilakukan di rumah dapat menggambarkan
bagaimana subjek berkomunikasi dengan keluarganya. Kebiasaan subjek yang
hanya sibuk dengan kepetingan dirinya sendiri dapat menyebabkan sosialisasi
yang dimiliki subjek kurang baik. Berdasarkan pertanyaan kedua tentang aspek
fungsi sosialisasi, peneliti menemukan bahwa kebiasaan subjek saat diminta untuk
mengerjakan pekerjaan rumah dapat mencerminkan bagaimana kemampuan
subjek dalam berinteraksi dengan orang tuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Observasi
Nasution (dalam Sugiyono, 2010: 310) menyatakan bahwa,
observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan
berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat
kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda runag
angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall (dalam Sugiyono, 2010: 310) mengatakan bahwa melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku
tersebut. Observasi dilakukan untuk melihat keadaan fisik subjek serta
konsep tentang keluarga. Observasi dilangsungkan selama wawancara
dengan mencatat hasil observasi.
3. Anekdota/ catatan
Pada umumnya catatan lapangan itu terdiri dari dua bagian, yaitu catatan
deskriptif dan catatan reflektif.
a. Catatan Deskriptif
Catatan deskriptif/ gambar rinci tentang lokasi, situasi, kejadian/
peristiwa atau apa pun yang diamati peneliti dan hasil-hasil
pembicaraan/ wawancara yang ditulis apa adanya, sesuai dengan
kenyataan. Sedapat mungkin diusahakan tidak ada penilaian, ungkapan
perasaan, dan pendapat pribadi, yang dilihat, didengar, dibau, disentuh
peneliti, itulah yang dideskripsikannya, (dalam Putra, 2011:122).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Catatan Reflektif
Catatan reflektif menggambarkan realitas apa adanya dan
sependapat mungkin bebas dari pendapat perasaan pribadi si peneliti.
Pada catatan reflektif peneliti bebas memberikan tanggapannya baik
logis maupun etis. Peneltiti boleh menanggapi yang dilihat, didengar,
dan dirasakannya. Peneliti diberi kebebasan dalam pendeskripsiannya,
(dalam Putra, 2011:123).
Catatan/ anekdota didapatkan pada saat peneliti melakukan
wawancara dan pengobservsian terhadap subjek pada saat subjek
menjalankan aktifitas sehari-hari dalam panti asuhan. Catatan yang
digunakan berupa catatan deskriptif. Dengan melihat keadaan yang
sebenarnya dari pihak subjek tanpa adanya tanggapan dari peneliti.
4. Kode (Cooding)
Kode menurut Miles dan Huberman (dalam Ahmad, 2014: 209),
adalah etiket atau label untuk menandai unit-unit makna pada
informasi deskriptif atau inferensial yang disetujui selama suatu kajian.
Menurut Ahmad (2014: 210), pengkodean data adalah pekerjaan yang
berat dari penumpukan data mentah ke dalam tumpukan yang dapat
dikelola. Pembuatan kode merupakan tahapan terpenting pada
penelitian kualitatif, maka langkahnya harus dilakukan secara disiplin.
Berikut aplikasi pembuatan kode (cooding):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Catatan Awal
Catatan awal adalah hasil pengumpulan data selama peneliti berada
di lapangan. Menurut Spradley (dalam Ahmad, 2014: 220) disebut
sebagai catatan singkat, yakni catatan yang dibuat saat itu (pada
saat peneliti sedang mengobservasi dan wawancara). Saat peneliti
melakukan pencatatan, biasanya di tulis dengan singkatan-
singkatan agar dapat mengejar informasi dari subjek, sehingga
perlu diperhatikan dengan memberi tanda pada singkatan-
singkatan yang di tulis oleh peneliti.
b. Catatan Lanjut
Menurut spradley (dalam Ahmad, 2014: 221) catatan ini disebut
sebagai catatan yang diperluas, yakni catatan yang dibuat segera
mungkin setelah melakukan observasi dan wawancara di lapangan.
Peneliti menyempurnakan catatan awal dengan pembetulan huruf-
huruf atau singkatan-singkatan yang digunakan, sehingga kalimat
tersebut lebih terlihat komunikatif.
c. Penulisan Transkrip dan Pemberian Kode
Crewell (dalam Ahmad, 2014: 223), mengemukakan bahwa
penghimpunan data lapangan peneliti menghimpun teks atau kata-
kata melalui wawancara dengan subjek atau dengan menulis
catatan selama observasi. Prosedur yang paling lengkap adalah
memiliki seluruh wawancara dan semua catatan lapangan yang
ditranskripkan. Transkripsi adalah proses mengubah rekaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
audiotape atau catatan lapangan ke dalam data teks. Peneltiti
biasanya memindah hasil rekaman audiotape ke dalam komputer
atau menggunakan tulis tangan dahulu lalu memindahkan kedalam
komputer.
Proses pemberian kode terhadap data ( informasi) atau teks,
yaitu dengan mengetik atau mengkopi dari teks yang sudah diketik
dalam komputer. Formatnya dengan membuat tabel yang berisi
kolom nomor baris dan kolom data teks. Nomor baris menunjukkan
tentang posisi kutipan informasi (data). Nomor baris memiliki
fungsi mempermudah bagi peneliti atau orang lain untuk
menelusuri posisi informasi (data) dalam transkrip.
d. Membuat Kode
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengkodean. Peneliti
memenggal teks dari tumpukan teks yang sangat banyak dan
dipindahkan /diletakkan pada unsur-unsur kategori atau klarifikasi
tertentu sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti, pada tahapan ini
membuat format kategori data, sehingga peneliti mudah untuk
mengetahui teks-teks tertentu yang diperlukan untuk kepetingan
analisis. Menurut Silverman (dalam Ahmad, 2014: 228), kategori-
kategori digunakan dengan cara yang terstandar, sehingga peneliti
lain pun dapat mengkategorikan dengan cara yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. Validasi Data
Validasi data menggunakan triangulasi. Menurut Lexy (dalam Tohirin
2012: 76) Triangulasi adalah membandingkan dan meninjau kembali tingkat
kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui orang yang berbeda.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kebenaran data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek
penelitian (Moleong, 2004:330). Triangulasi ini selain digunakan untuk
mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Triangulasi
juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data,
karena itu triangulasi bersifat reflektif, Denzin (dalam Moleong, 2004).
Validasi data dengan menggunakan trianggulasi mendapatkan informasi
dari pihak-pihak lain yang berkaitan dengan konsep remaja yatim piatu
tentang keluarga. Informasi didapatkan melalui wawancara dengan pimpinan
panti asuhan, pamong panti asuhan, karyawan panti, teman subjek, serta data-
data yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari subjek.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu pencarian pola-pola dalam data, yaitu
perilaku yang muncul, objek-objek, atau badan pengetahuan, (Neuman dalam
Ahmad, 2014: 229). Menurut Bogdan & Biklen (dalam Ahmad, 2014: 230)
analisis data merupakan suatu proses penyelidikan dan pengaturan secara
sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan material-material lain.
Prosedur analisis data kualitatif menurut Patton (dalam Ahmad, 2014: 230),
meliputi mengorganisasikan data dengan kasus-kasus spesifik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
memungkinkan studi yang mendalam tentang kasus-kasus ini. Kasus dapat
berupa individual, program, institusi, atau kelompok.
Alur analisis data:
Data
Verbatim Penggolongann
Coding
Analisis data menurut:
1. Aspek Fungsi Keluarga:
a. Fungsi Reproduksi
b. Fungsi Ekonomi
c. Fungsi Sosialisasi
d. Fungsi Perawatan Kesehatan
e. Fungsi Afektif
T
E
O
R
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Terdiri dari tempat
pelaksanaan penelitian. Jadwal pertemuan dengan subjek. Data tentang subjek.
Pembahasan mengenai konsep remaja yatim piatu tentang keluarga pada subjek 1 dan
subjek 2.
A. Subjek 1
1. Penghimpunan Data Subjek
a. Deskripsi Umum Kasus
Nama : John (nama samaran)
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 6 Desember 2000
Asal Daerah : Semarang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 14 tahun
Agama : Katolik
Alamat : Semarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Anak ke- : 2 dari 3 bersaudara
Pendidikan Terakhir : SD
Sekolah : SMP
Cita-cita : Peneliti Fosil
Hobby : Berenang
Penampilan Fisik : Tinggi badan ± 152cm, berat badan ± 45kg, kulit
sawo matang, rambut pendek tebal lurus, bentuk wajah lancip, mata bulat,
bibir tebal, hidung pesek.
Penampilan Psikis : Ramah, terbuka, banyak bicara, peduli.
Sumber Informasi : Subjek, pimpinan panti, karyawan
b. Analisis
1) Latar Belakang Kehidupan Keluarga
Interaksi sosial yang paling lama terdapat pada lingkungan
keluarga. Keluarga merupakan suatu sistem yang terdiri atas individu-
individu yang berinterkasi, bersosialisasi, dan saling mengatur dalam
Santrock (2002: 257). Adanya data-data lapangan, John termasuk anak
yang bersyukur dengan keluarganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Peneliti: “John, menurutmu keluarga tuh apa ta?”
Subjek: “ keluarga itu merupakan anugrah yang diberikan oleh Tuhan pada kita untuk mengasuh dan merawat anak-anaknya supaya bisa menjadi orang yang dapat dipercaya. (W/S1/PERS-PART/001-005)
John saat di tanya tentang ayahnya dia menjawab dengan
menundukkan kepalanya dan mengeluarkan keringat yang lumayan
banyak, karena menurut John ayahnya sudah lama meninggal dan itu
saat John masih kecil jadi John kurang mengingat kebersamaan
dengan ayahnya, walaupun John hanya merasakan sebentar
kebersamaan dengan ayahnya tetapi John sangat menyayangi dan
bersyukur memiliki ayah.
Peneliti : “Kalau mbak boleh tau, sosok ayah menurutmu tuh kayak apa sih?”
Subjek : “Ayah tu ya, kepala keluarga dan selalu menjalin cinta di dalam keluarganya.”
Peneliti : “Kamu deket sama ayahmu?”
Subjek: “engga sih mbak, karena ayah meninggal waktu aku kecil tapi yang paling aku inget itu ketika aku jatuh ayah yang gendong nolongin aku terus bawa aku ke rumah sakit. Rasanya seneng banget mbak.” (W/S1/PERS-PART/006-016)
Berdasarkan dari hasil wawancara, dengan karyawan panti. Ibu
subjek merupakan seorang pedagang yang berasal dari Semarang,
dahulu John sempat tinggal bersama ibunya hingga John kelas VII
SMP. Ketika John kelas VII SMP ibunya meninggal karena sakit
jantung. John lebih banyak menceritakan tentang ibunya karena bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
John ibunya merupakan wanita yang hebat dan luar biasa yang telah
mebesarkan anak-anaknya sendiri tanpa ayah John. Ibu John juga
selalu memberi kebutuhan John walaupun John tidak berasal dari
keluarga yang mampu. John sangat sayang kepada ibunya.
Peneliti : Sekarang mbak nanya ke kamu, kalau sosok ibu menurutmu gimana?”
Subjek : Ibu itu bagiku harta yang takkan aku lupakan. Walaupun orang tuaku udah gak ada, ibu lah yang merawat sampai sekarang ini.”
Peneliti : “kamu deket ya sama ibumu?”
Subjek: “ iya mbak, soalnya ibu udah kasih perhatian aku sama sayang sama aku. Aku seneng dulu waktu ibu pas meluk aku rasanya seneng sama nyaman banget mbak.” (W/S1/PERS-PART/017-025)
Berdasarkan daftar nama penghuni panti asuhan dan hasil
wawancara dengan karyawan panti. Kakak John juga merupakan anak
panti asuhan. Kakak John sekarang bersekolah di sebuah SMK di
Muntilan. Kakak John beberapa kali terlibat dengan kasus-kasus,
sehingga John kurang merespon kakaknya, walaupun demikian John
tetap menyayangi kakaknya.
Peneliti : “kalau kakak itu menurutmu apa?”
Subjek :” kakak tuh orang yang lebih tua dariku.”
Peneltiti : “kamu sayang sama kakakmu?”
Subjek : “ sayang mbak, walapun dia nakal.” (W/S1/PERS-PART/026-028)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Adik John saat ini tinggal di Semarang dengan budhenya. Saat ini
adik John bersekolah di TK yang berlokasi di Semarang. John sangat
sayang dengan adiknya karena menurut John adiknya mirip dengan
ibunya. Pada saat John di tanya dari anggota keluarga yang paling
ingin ditemui saat ini ialah adiknya.
Peneliti : “ kalau adik itu menurutmu apa?”
Subjek : “kalau adik bagiku orang yang lebih muda di banding dariku aku juga manyayangi adikku seperti sayang orang tua.” (W/S1/PERS-PART/029-032)
Peneliti : “ kenapa kamu menyayangi adikmu seperti menyayangi orang tuamu.”
Subjek: “ karena adik ku mirip banget sama ibu jadinya aku sayang adikku.” (W/S1/ALAS-PART/033-034)
2) Lingkungan Fisik, Sosio- Ekonomi dan Sosio Kultural
Lingkungan fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
diri individu. Lingkungan panti asuhan yang di tempati subjek saat ini
memiliki kebersihan yang cukup serta beberapa fasilitas yang ada pada
panti yang digunakan untuk kebutuhan anak-anak panti. Berdasarkan
hasil wawancara dan observasi dengan John. John merasakan
lingkungan fisiknya saat saat ini merasa kurang nyaman tetapi
bagaimana pun itu John harus tinggal di lingkungan fisik panti asuhan
tersebut. John ingin sekali untuk tinggal di Semarang bersama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
adik dan keluarga yang ada di Semarang tetapi demi pendidikan John,
maka John tinggal di panti asuhan.
Peneliti: “ apa kamu merasa nyaman tinggal di panti asuhan?”
Subjek:” ya.. gimana ya mbak nyaman ga nyaman. Aku kan tinggal di sini biar aku bisa melanjutkan sekolahku, sebetulnya aku pengen tinggal bersama dengan adik ku di Semarang. (W/S1/ALAS-PART/035-041)
Lingkungan fisik subjek yang berada di panti asuhan berpengaruh
terhadap keadaan ekonomi subjek. Subjek sendiri tidak tinggal
bersama kedua orang tuanya melainkan bersama dengan penghuni
panti asuhan yang diasuh oleh pimpinan dan pamong panti asuhan,
sehingga uang jajan subjek di dapatkan dari pimpinan panti pada saat
subjek terlibat dalam acara-acara tertentu. Tetapi sehari-hari subjek di
beri uang jajan oleh salah satu anggota keluarganya yang bekerja
sebagai karyawan di panti, agar subjek tetap bisa jajan seperti teman-
teman yang lainnya.
Karyawan 1: “ John memang sering saya beri uang jajan karena saya kasihan kalau liat John ga jajan, kadang John suka ngomong ke saya kalau laper apalagi habis pulang sekolah. Tapi kadang-kadang uang jajan John habis buat menraktir teman-temannya dan John memang sering nabung tapi kalau pas balik ke Semarang dia lagi-lagi menraktir teman-temannya di rumah dan menraktir adik dan kakaknya.” (W/T/PERS-PART/026-032)
Sosio kultural yang berada pada lingkungan subjek terdapat
berbagai aturan dan berbagai tugas yang harus dilaksanakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dilakukan oleh subjek, sehingga subjek harus melakukan semua yang
terdapat pada aturan dan tugas di panti. Peraturan dan tugas di panti
asuhan di buat untuk membuat setiap anak panti menjadi lebih displin
dan tidak malas-malasan. Saat di tanya tentang aturan dan tugas di
panti subjek menjawab berat menjalaninya tetapi semua harus
dilakukan supaya saya dapat belajar.
3) Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan
John tumbuh secara normal. Ia tidak memiliki penyakit yang di
dideritanya, hanya beberapa kali John sakit panas, pusing batuk, mual
saat cuaca-cuaca terntentu. Nafsu makan John juga terlihat baik-baik
saja sesuai dengan tahap perkembangan fisiknya saat ini.
4) Perkembangan kognitif
Berdasarkan hasil rapot, pada saat John di semester I kelas VIII
nilai John lumayan baik. Dari tigabelas mata pelajaran, John memiliki
nilai tuntas dari batas KKM sebanyak sembilan mata pelajaran dan
yang tidak tuntas sebanyak empat mata pelajaraan yaitu mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan PKK. Nilai John
tertinggi John terdapat pada dua mata pelajaran yaitu Pendidikan
Jasmani dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selama John
bersekolah di Jogja atau di Semarang, John tidak pernah mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tinggal kelas atau tidak naik kelas. Berikut kutipan wawancara dengan
John.
Peneliti: “Bagaimana dengan prestasimu saat di sekolah?
John: “hehehe.. ya lumayan mbak” (W/S1/PERS-PART/039-041)
5) Perkembangan Sosial dan Status Sosial Saat Ini
John merupakan anak yang mudah untuk bersosialiasi tetapi
dengan teman-teman tertentu saja. Saat peneliti bertanya dengan teman
satu kelas subjek mengenai teman dekat subjek saat di kelas tenyata
subjek hanya bergaul dengan teman-teman satu panti yang dengan
subjek. Saat di panti pun subjek hanya bermain dengan teman-teman
yang di bawah usianya, sering kali melihat subjek berlari-lari,
bermain-main, dan bercandaan dengan teman yang usianya di
bawahnya, hanya beberapa kali peneliti melihat subjek bermain
dengan teman sebayanya.
Karyawan 1: “ John pernah saya tanya mbak.. kok kowe sering dolanan karo cah-cah SD ta. Kata dia, lha aku nek dolanan karo kanca-kancaku sing SMP kie sering di ece pendek, tapi nek karo cah SD ora.. gitu mbak katanya.. (W/T/PERS-PART/037-046)
(“John pernah saya tanya mbak.. kok kamu sering main dengan anak-anak SD. Kata dia, lha aku kalau main sama temen-teman yang SMP sering di hina pendek, tapi kalau sama anak SD tidak.. gitu mbak katanya..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
6) Ciri-ciri Kepribadian
John merupakan anak yang sopan, ramah, dan banyak bicara tetapi
John hanya bergaul dengan teman tertentu saja, tetapi subjek memiliki
kepedulian terhadap teman-temannya terbukti saat subjek
mendapatkan uang jajan subjek selalu membelikan teman-temannya
makanan. Subjek juga menerima dirinya dengan baik walaupun subjek
sendiri merasa dirinya memiliki kekurangan.
Subjek: “ Aku seneng kok mbak sama diriku sekarang walaupun aku pendek tapi aku bisa melakukan apa yang orang lain ga bisa karena aku ngelakuinnya dari hati mbak.” (W/S1/PERS-PART/050-054)
B. Subjek 2
1. Penghimpunan Data Subjek
a. Deskripsi Umum Kasus
Nama : Ino (nama samaran)
Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 23 September 2001
Asal Daerah : Yogyakarta
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 13
Agama : Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Alamat : Yogyakarta
Anak ke- : 1
Pendidikan Terakhir : TK
Pekerjaan/ Sekolah : SD
Cita-cita : Pemain sepak bola
Hobby : Bermain sepak bola
Penampilan Fisik : Tinggi badan ± 150cm, berat badan ± 45kg,
kulit gelap, rambut pendek tebal lurus, bentuk wajah bulat, mata bulat,
bibir sedang, hidung pesek.
Penampilan Psikis : Ramah, pendiam, kurang mudah untuk
berkonsentrasi.
Sumber Informasi : Subjek, pimpinan panti, karyawan.
b. Analisis
1) Latar Belakang kehidupan Keluarga
Keluarga merupakan suatu sistem di mana di dalamnya
terdapat hubungan yang spesifik, aturan-aturan, dan peran-peran, dari
masing-masing anggota yang memiliki keunikan tersendiri menurut,
Ivey, Simek-Morgan (dalam Kertamudu, 2099: 46). Berdasarkan data-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
data dan wawancara yang dilakukan dengan Ino, bahwa Ino
memahami sebuah keluarga yang utuh, dihadiri oleh seluruh anggota
keluarga. Berikut kutipan wawancara dengan Ino.
Peneliti: “ Ino, menurutmu keluarga itu apa?”
Subjek: “kebersamaan mbak.. kumpul bareng, ya.. kalau pas doa sama pas makan mbak buat suasana jadi nyaman.” (W/S2/PERS-PART/001-004)
Ayah dan Ibu Ino merupakan saudara kandung, karena status
ayah ibunya yang memiliki hubungan sedarah, maka saat Ino kecil
diterlantarkan di daerah Kulon Progo. Ino kemudian dititipkan oleh
seseorang disebuah yayasan di Yogyakarta. Ino sendiri tidak pernah
melihat dan merasakan kasih sayang dari ayahnya. Saat ditanya
mengenai ayahnya, Ino menjawabnya dengan singkat dan berpikir
lama sekali sambil tatapannya melihat ke segala arah. Ino sendiri
menjawab ayah merupakan seseorang yang memiliki peran yang
tanggung jawab pada sebuah keluarganya.
Peneliti: “ Kalau mbak boleh tau, ayah menurutmu apa?”
Subjek: “ Yang mengurus kita waktu kecil, membimbing dan menjaga dalam keluarga.” (W/S2/PERS-PART/005-007)
Saat melahirkan Ino, ibu Ino berstatus mahasiswa yang sedang
kuliah di suatu Universitas Yogyakarta. Ibu Ino tidak menginginkan
orang tuanya mengetahui jika dirinya hamil degan kakak kandungnya,
sehingga Ibu Ino menelantarkan Ino di daerah Kulon Progo. Hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
saat ini Ino tidak pernah melihat dan merasakan kasih sayang ibunya.
Saat di tanya tentang ibunya Ino menjawab dengan bingung dengan
berpikir lama serta pandangannya yang melihat berbagai arah. Ino
menjawab bahwa ibu merupakan seseorang yang memiliki tugas untuk
melahirkan dan merawatnya sampai anak-anaknya bertumbuh dewasa.
Peneliti: “kalau ibu menurut pemahamanmu apa Ino?”
Subjek: “ Ibu yang telah melahirkan kita semua, menjaga sampai besar.” (W/S2/PERS-PART/008-010)
Berdasarkan hasil wawancara Ino kurang memahami mengenai
kehadiran adik dan kakak karena Ino sendiri tidak mengetahui
keluarga kandungnya. Ino hanya melihat hubungan kakak dan adik
saat di panti asuhan, karena beberapa temannya di panti asuhan ada
yang berstatus kakak dan adik. Maka saat ditanya tentang kakak dan
adik Ino hanya menjawab dengan singkat. Ino sendiri memahami
kakak dan adik hanya sekedar teman untuk bermain, dengan bermain
Ino dapat menemukan kesenangannya.
Peneliti: “Apa yang kamu ketahui tentang kakak dan adik?”
Subjek: “bermain bersama membuat seru.” (W/S2/PERS-PART/011-013)
2) Lingkungan Fisik, Sosio-Ekonomi, dan Sosio Kultural
Lingkungan fisik yang di tinggali subjek tepatnya di panti
asuhan saat ini merupakan lingkungan fisik yang lumayan bersih dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
di dalamnya terapat fasilitas yang mencukupi kebutuhan subjek.
Subjek dengan lingkungannya saat ini sudah merasa seperti rumahnya
sehingga subjek menemukan kenyaman dalam diri subjek untuk
tinggal di lingkungan yang di tempati subjek saat ini.
Peneliti: “apa kamu merasa nyaman tinggal di panti?”
Subjek: “ ya nyaman mbak.” (W/S2/PERS-PART/014-015)
Peneliti: “Kenapa?”
Subjek: “ya karena di sini aku banyak temen udah aku anggep keluarga.” (W/S2/ALAS-PART/016-018)
Ino tinggal di lingkungan panti asuhan, sehingga mempegaruhi
keadaan sosio-ekonomi. Ino jarang di beri uang jajan, hanya pada saat
ada acara tertentu saja Ino di berikan uang jajan, setiap harinya Ino
tidak pernah di berikan uang jajan. Tetapi kebutuhan sehari-hari Ino
sudah di berikan oleh pihak panti asuhan.
Peneliti: “Apakah Ino sering mendapatkan uang jajan dari Bruder?”
Subjek: “Gak pernah mbak, ya Cuma kalau pas ada acara aja kayak dulu pas sekolah ngadain wisata di luar sekolah baru bruder ngasih.” (W/S2/PERS-PART/019-023)
Sosio kultural yang berada dipanti sesuai dengan aturan, tata
tertib dan tugas-tugas yang diberikan. Subjek merasa terkadang berat
menjalani aturan, tata tertib, dan tugas yang ada di panti asuhan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
subjek tetap menjalaninya dengan ikhlas karena memang sudah
menjadi tanggung jawabnya.
3) Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan
Pertumbuhan jasmani Ino berkembang secara normal sesuai
dengan tahap perkembangannya. Ino tidak memiliki penyakit apapun.
Hanya sakit pusing, panas, batuk, pilek yang pernah Ino rasakan.
Nafsu makan Ino cukup baik terbukti saat peneliti melihat Ino makan
Ino mengambil dengan jumlah yang banyak melebih teman-teman satu
mejanya
4) Perkembangan Kognitif
Berdasarkan hasil rapot Ino di semester I kelas IV dari sepuluh
mata pelajaran Ino memiliki nilai yang tuntas sesuai dengan batas
KKM sebanyak tujuh mata pelajaran, sedangkan nilai yang tidak
tuntas ada tiga mata pelajaran yaitu matematika, IPA, Bahasa Jawa,
dan Bahasa Inggris. Nilai Ino yang paling tertinggi ada pada dua mata
pelajaran yaitu Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani. Perkembangan
Kognitif Ino tergolong lumayan sesuai dengan hasil rapot kelas IV di
semster I, tetapi saat dahulu Ino kelas II pernah tidak naik kelas atau
tinggal kelas. Berikut kutipan wawancara dengan Ino.
Peneliti: “Bagaimana prestasimu di sekolah?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Subjek: “ya lumayan mbak.”
Peneliti: “ tapi kamu selalu naik kelas kan?”
Subjek: “Dulu pernah sekali ndak naik mbak waktu kelas II.” (W/S2/PERS-PART/024-027)
5) Perkembangan Sosial dan Status Sosial Saat Ini
Ino merupakan anak yang tidak banyak bicara. Tetapi saat
dengan teman-temannya Ino mampu berkomunikasi dengan baik. Ino
memiliki banyak teman walaupun Ino sendiri memiliki teman dekat
yang selalu bermain bersamanya. Hubungan Ino dengan teman
sebayanya cukup baik, Ino dapat bermain, bercanda, dan
berkomunikasi sesuai dengan tahap perkembangannya.
Saat di tanya mengenai teman-temannya yang berada di panti
Ino sangat senang karena kesehariannya Ino selalu bermain dengan
mereka. Ino sudah menanggap teman-temannya dipanti asuhan sebagai
keluarga. Sehingga Ino merasa nyaman saat dengan mereka.
Peneliti: “Bagaimana hubunganmu dengan teman-teman mu di panti saat ini?”
Subjek: “Baik mbak, seneng kalau pas bermain dengan mereka.” (W/S2/PERS-PART/028-030)
6) Ciri-ciri kepribadian
Ino adalah anak yang tidak banyak bicara, ramah, susah untuk
berkonsentrasi terbukti saat Ino di wawancari terkadang Ino melamun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan bahkan menjawab yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan. Saat di tanya mengenai dirinya Ino menjawab bahwa ia
kurang nyaman dengan dirinya karena menurutnya dirinya dahulu
pernah melaukan kesalahan yang membuatnya dirinya sekarang malu
dan kurang percaya diri.
Subjek: “kurang nyaman sama mbak.. karena sering berantem sama dulu aku pernah kena masalah yang berat tapi ya udah lah mbak itu dulu.” (W/S2/PERS-PART/031-035)
C. Konsep tentang Keluarga Subjek 1 dan Subjek 2
1. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dalam keluarga adalah reproduksi. Fungsi ini
memiliki tujuan untuk menambah keturunan dan menambah sumber daya
manusia dalam sebuah keluarga. Pada diri remaja yatim piatu yang selama ini
tidak tinggal bersama dengan keluarga kandungnya sendiri, memiliki konsep
yang berbeda dengan konsep masyrakat pada umumnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua subjek, mereka memiliki
jawaban yang berbeda. Pada fungsi reproduksi dikhususkan bagaimana subjek
memahami dirinya sebagai laki-laki dan bagaimana konsep subjek terhadap
seorang perempuan. John menerima dan mensyukuri dirinya dengan baik,
artinya John menerima dirinya apa adanya sebagai seorang laki-laki. Dan John
memaknai perempuan sebagai seseorang yang memiliki perbedaan tugas
dengan dirinya sebagai laki-laki. Artinya John memiliki konsep bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
perpempuan itu memiliki peranan yang berbeda dengan seorang laki-laki. Hal
ini dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut:
Peneliti: Bagaimana pendapatmu tentang kenyamanmu sebagai seorang laki-laki?
John: “ aku bangga mbak jadi laki-laki.. soalnya aku nyaman dengan diriku, ya.. walupun aku pendek gini mbak.. (W/S1/PERS-PART/053-057)
Peneliti: Bagaimana pendapatmu tentang seorang perempuan?
John: : “ perempuan ya mbak.. hmmm.. apa ya mbak.. perempuan itu beda tugas mbak sama laki-laki.. tugasnya tuh ngerawat anak-anaknya mbak.. (W/S1/PERS-PART/058-062)
Konsep yang dimiliki John mengenai fungsi reproduksi keluarga,
memiliki pemahaman yang baik dan sesuai dengan dirinya. John menerima
dirinya dengan baik dan memberi penilaian perempuan dengan membedakan
tugasnya. Konsep yang dimiliki John termasuk dalam tingkat konkret, karena
John mampu menjelaskan pendapat tetang dirinya dan pendapat tetang
seseorang perempuan, salah satu contohnya dengan menyebutkan tugas
perempuan. Menurut, Klausmeier (dalam Dahar, 2011: 50) untuk mencapai
tingkat konkret apabila orang itu mengenal suatu objek yang telah
dihadapinya. Dengan dimikian John dapat memilki fungsi seksualitas yang
normal dengan penerimaannya sehingga akan berpengaruh pula terhadap
fungsi reproduksi dalam keluarga.
Saat wawancara dengan Ino, ia menjawab bahwa kurang nyaman
dengan keadaan dirinya sebagai seorang laki-laki. Artinya subjek merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
bahwa dirinya sebagai laki-laki kurang membuat merasakan kenyaman dan
tidak membuatnya pecaya diri. Ino saat si tanya mengenai perempuan
memiliki pandangan bahwa perempuan itu memiliki kesaaman dengan laki-
laki. Artinya Ino melihat perempuan itu sebagai makhluk yang sama dengan
laki-laki.
Ino: “kurang nyaman sama mbak.. karena sering berantem sama dulu aku pernah kena masalah yang berat tapi ya udah lah mbak itu dulu.” (W/S2/PERS-PART/031-035)
Ino: “perempuan… hmmm.. ya sama mbak sama kayak laki-laki punya tugas yang sama.. (W/S2/PERS-PART/036-039)
Konsep Ino mengenai fungsi reproduksi keluarga, kurang dapat
dapahami dengan baik. Ino kurang memahami apa saja yang menjadi peran
perempuan maupun laki-laki. Ino juga kurang nyaman terhadap dirinya
sebagai laki-laki, karena proses belajar yang Ino hadapi maka Ino merasakan
ketidak nyamanan tersebut, sehingga menimbulkan perubahan konsep.
Pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang
baru ini dengan skema yang telah dimiliki. Hal ini terjadi karena pengalaman
baru itu sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada, pernyataan
tersebut dapat disebut dengan akomodasi (Suparno: 2000).
2. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi dalam keluarga memiliki salah satu fungsi yang
penting. Segala kebutuhan dalam keluarga dapat terpenuhi karena adanya
pemasukan ekonomi. Pada fungsi ekonomi ini peneliti bertanya kepada subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengenai bagaimana ketika mereka diberi uang jajan dan barang seperti
pakaian oleh keluarganya. John saat ditanya menegenai hal tersebut
merasakan kesenangan, artinya John merasa bahwa dirinya masih
diperhatikan oleh keluarganya walapun keluarga intinya telah tiada.
Peneliti: Bagaimana menurutmu ketika kamu dibelikan baju baru?
John: ”dulu tuh pernah mbak di beliin budhe baju.. soalnya mereka tuh sayang terus perhatian sama aku mbak. (W/S1/ALAS-PART/063-067)
Peneliti: Bagaimana pendapatmu ketika kamu diberi uang jajan?
John: “ aku suka dikasih uang buat jajan sama budhe, tante, sama keluargaku yang lainnya juga mbak.. ya karena itu tadi mbak mereka sayang dan perhatian sama aku.. (W/S1/ALAS-PART/068-073)
Karyawan 1: “ John memang sering saya beri uang jajan karena saya kasihan kalau liat John ga jajan, kadang John suka ngomong ke saya kalau laper apalagi habis pulang sekolah. Tapi kadang-kadang uang jajan John habis buat menraktir teman-temannya dan John memang sering nabung tapi kalau pas balik ke Semarang dia lagi-lagi menraktir teman-temannya di rumah dan menraktir adik dan kakaknya.” (W/T/PERS-PART/026-032)
Konsep John mengenai fungsi ekonomi keluarga didapat dari
pengalaman John saat dahulu pernah diberi uang saku dan dibelikan baju oleh
budhe dan tantenya. Kedua hal tersebut menimbulkan perasaan senang pada
diri John, sehingga John memiliki pikiran bahwa keluarganya sayang dan
memberi perhatian padanya. John mampu menyebutkan persamaan yaitu
merasa senang, berpikir bahwa dirinya disayang dan diperhatikan
keluarganya, dari contoh saat dibelikan baju dan diberi uang jajan, dari objek
yang sama yaitu fungsi ekonomi, sehingga konsep John mengenai fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
ekonomi pada tahap tingkat kualifikasi. Tingkat kualifikasi merupakan tingkat
seseorang mengenal perasaan dari sua contoh yang berbeda dati objek yang
sama (Dahar: 2011).
Jawaban Ino saat ditanya dengan pertanyaan yang sama. Ino
menjawab bahwa dirinya senang jika diberikan uang dan pakaian oleh
keluarganya. Artinya Ino sangat senang jika Ino diberi uang dan pakaian oleh
keluarga terutama keluarga intinya, walaupun sampai saat ini Ino memang
tidak pernah mendapatkannya. Berikut kutipan wawancara dengan Ino.
Ino: “Aku ndak pernah dibeliin baju kok mbak.. tapi kalau aku dibeliin baju ya mesti seneng mbak.. kayak disayang mbak aku jadinya..” (W/S2/PERS-PART/040-044)
Ino: “Aku juga ndak pernah di kasih uang jajan.. ya kalau sama bruder tuh kadang-kadang kalau pas ada acara dari sekolah wisata keluar itu mbak.. aku sih seneng-seneng aja mbak kalau di kasih..” (W/S2/PERS-PART/045-050)
Konsep Ino terhadap fungsi ekonomi keluarga,memang kurang ia
rasakan secara nyata, tetapi saat Ino ditanya pendapatnya saat dibelikan baju
dan diberi uang jajan, Ino menjawab senang dan berpikir dirinya disayang
oleh keluarga saat ditanya mengenai dibelikan baju oleh keluarganya, tapi saat
ditanya jika dirinya diberikan uang jajan Ino hanya menjawab senang. Konsep
yang dimiliki Ino saat dibelikan baju dan diberi uang jajan tidak dapat
dijelaskan secara rinci, karena pengalaman Ino yang selama ini tidak pernah
dibelikan pakaian dan diberi uang jajan oleh keluarganya tapi Ino mampu
menjelaskan bagaimana perasaan dan pikirannya kalau dirinya dibelikan baju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan diberi uang jajan. Konsep yang dimiliki Ino terdapat pencapain tingkat
konkret, dimana seseorang dapat mengenal dan menjelaskan suatu objek yang
dihadapinya (Dahar: 2011).
3. Fungsi Sosialisai
Sosialisasi dalam keluarga memiliki peran yang memberikan sebuah
hubungan yang positif atau pun negatif. Seseorang tanpa bersosialisasi tidak
dapat menjalin relasi termasuk relasi dengan keluarga. Pertanyaan yang
diutarakan oleh kedua subjek mengenai kebiasaan yang dilakukan saat di
rumah dan mengenai konsep subjek menegani tugas rumah yang dengan cara
diperingatkan oleh orang tua. Kedua subjek menjawab bahwa kebiasaan
mereka saat dirumah kurang dilandasi kesadaran dalam diri dan mereka lebih
sering memilih untuk bermain daripada membantu kedua orang tua mereka.
Artinya mereka tidak berinisiatif dalam membantu orang tua mereka. Berikut
kutipan wawancara dengan kedua subjek.
Peneliti: Bagaimana pendapatmu tentang kebiasaanmu yang dilakukan saat di rumah?
John: “Aku kalau di rumah ya cuma main, nonton tv, kadang bantu orang tua, kadang ya bantu budhe juga mbak, tapi semua kadang-kadang mbak. Hehehehe...” (W/S1/PERS-PART/074-078)
Peneliti: Bagaimana menurutmu jika tugas rumah dilaksanakan dengan cara diperingatkan oleh orang tua dahulu?
John: “aku sih seringnya di suruh mbak, kadang suka malas mbak soalnya.” (W/S1/PERS-PART/079-083)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Ino: “ya bantu-bantu bersih-bersih mbak..(W/S2/PERS-PART/051-053)”
Ino: “seringnya di suruh mbak..” (W/S2/PERS-PART/054-057)
Subjek pertama yaitu John, memiliki konsep terhadap sosialisai sesuai
dengan apa yang menjadi pengalamannya dahulu dan sekarang. Saat John
dahulu tinggal bersama orang tuanya dan sekarang saat John pergi ke
Semarang tepatnya di rumah budhenya. Perilaku malas membantu tugas
rumah dan kebiasaan John yang hanya main, menonton tv saat dirumah sama-
sama John tunjukan, baik dahulu saat John saat bersama dengan orang tuanya
atau pun sekarang ini bersama dengan budhenya, karena tidak ada kesadaran
dalam diri John. Konsep sosialisasi yang dimiliki John merupakan tingkat
klasifikasi yaitu tingkat seseorang dapat menyebutkan persamaan dari contoh
yang berbeda dari objek yang sama (Dahar: 2011). John dapat menyebutkan
perasamaan perasaan dan kegiatan yang sama saat dahulu tinggal dengan
orang tuanya ataupun sekarang saat tinggal dengan budhenya.
Sedangkan subjek kedua yang bernama Ino memiliki konsep tentang
fungsi sosialisai saat dirumah ialah dengan membantu bersih-bersih dan
disuruh saat melaksanakan tugas rumah. Jawaban yang diutarakan Ino tersebut
berdasarkan pengalaman Ino saat di panti saja karena selama ini Ino tidak
pernah pulang ke rumah atau ke yayasan saat dulu Ino dititipkan. Berikut
kutipan wawancara dengan salah satu karyawan panti.
Peneliti: “Mas.. Si Ino kae kie ra tau balik omah pa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(“Mas, Si Ino itu tidak pernah pulang kerumah pa?”)
Karyawan 2: “Ra tau lah.. arep balik ndi wong ra nduwe omah ket awal kan ya mung dititipne..” (W/K/PERS-PART/001-003)
(“Ya gak pernah lah.. mau pulang kemana kan dari awal ga punya rumah, cuma dititpin..)
Ino dapat menjelaskan fungsi sosialiasi dengan menjelaskan tugas-tugas saat
dirumah tetapi Ino tidak dapat menggambarkan secara nyata bagaimana tugas
tersebut dilaksankan dan saat orang tuanya menyuruhnya untuk melaksanakan
tugas rumah tersebut, karena konsep Ino hanya dimiliki saat Ino di panti saja.
Pemahaman konsep Ino tehadap fungsi sosialisasi berada pada tingkat konkret
karena Ino hanya dapat menjelaskan saja. Tingkat konkret dapat dicapai bila
seseorang dapat menjelaskan dan mengenal suatu objek yang telah
dihadapinya.
4. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga memiliki fungsi sebagai pencegahan dan perawatan
kesehatan dalam keluarga. Keluarga bertanggung jawab atas kesehatan fisik
maupun psikis setiap anggota keluarga. Saat kedua subjek ditanya mengenai
kesehatan keluarga dan ketika dirinya sedang dirawat oleh keluarga. Kedua
subjek memiliki kepedulian terhadap perawatan kesehatan keluarga mereka
karena bagi mereka kesehatan keluarga merupakan hal yang terpenting dan
ketika mereka sakit dirawat oleh keluarganya mereka merasakan adanya
perhatian dari keluarga , sehingga mereka merasakan kenyaman dari keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berikut kutipan wawancara mengenai fungsi perawatan keluarga dengan
kedua subjek.
Peneliti:”Bagaimana menurutmu John ketika melihat salah satu anggota keluargamu sakit?”
John: “Sedih, karena mereka harus merasakan sakit mbak.. ya mungkin aku cuma bisa doain..” (W/S1/PERS-PART/084-087)
Peneliti: Kalau pas kamu sakit terus kamu di rawat kedua orang tuamu, bagaimana menurutmu?”
John: “Seneng mbak soalnya mereka sayang aku, njaga aku, ngrawat aku.. (W/S1/PERS-PART/088-091)
Peneliti: Ino.. mbak mau tanya kalau ada salah satu anggota keluargamu yang sakit, bagaimana menurutmu?
Ino: “ya.. Sedih mbak kalau keluarga sakit soalnya butuh biaya banyak.. aku sih cuma doain aja..” (W/S2/PERS-PART/058-061)
Peneliti:”Sekarang kalau Ino yang sakit terus dirawat sama kedua orang tuamu, bagaimana menurutmu?”
Ino: “Seneng mbak.. soalnya dirawat sama dijaga..” (W/S2/PERS-PART/062-064)
Sesuai dengan kutipan wawancara yang ada di atas bahwa kedua
subjek memiliki konsep yang sama yaitu sama-sama memiliki tanggung
jawab dengan cara mendoakan, saat ada anggota keluarga sedang tidak sehat.
Kedua subjek juga sama-sama merasakan kesedihan saat salah satu anggota
keluarganya sedang sakit dan jika kedua subjek yang sedang merasakan sakit
kedua subjek juga merasa senang saat dirawat oleh keluarganya, sehingga
mereka berpikir bahwa mereka disayang, dijaga, dan dirawat oleh orang
tuanya. Konsep yang dimiliki kedua subjek sama-sama dapat mereka jelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sesuai dengan fungsi perawatan kesehatan pada keluarga, maka konsep yang
dimiliki kedua subjek termasuk pada tingkat konkret. Tingkat konkret ialah
tingkat pencapaian konsep seseorang dengan menjelaskan dan mengenal
objek yang dihadapinya (Dahar: 2011).
5. Fungsi Afektif
Kelekatan, kebahagian, dan keritakan menjadi salah satu bagian dari
fungsi dari keluarga. Adanya fungsi tersebut dapat melihat keadaan keluarga
tersebut. Hal ini dapat menjadi sebuah kekuatan dalam keluarga. Pertanyaan
yang diberikan kedua subjek berkaitan dengan kelekatan kedua subjek dengan
kedua orang tuanya dan dengan kakak atau adiknya. John saat ditanya
menjawab bahwa dirinya sangat senang saat berada dengan keluarganya, John
meraskan kenyaman dengan mereka sehingga John senang ketika ada
kehadiran mereka. Berikut kutiapan wawancara dengan John.
Peneliti:” John, mbak mau tanya, bagaimana menurutmu ketika kamu berada dekat ibumu?”
John: “ya mestinya nyaman mbak ketika sama ibu.. apalagi dulu pas dipeluk sama ibu..” (W/S1/PERS-PART/092-095)
Peneliti:”Kalau berada dekat dengan ayahmu, bagaimana menurutmu?”
John: “Nyaman juga mbak.. walaupun aku cuma sebentar ketemu bapak tapi aku paling inget ketika aku jatuh di gendong sama bapak terus di bawa ke rumah sakit, aku seneng mbak..” (W/S1/PERS-PART/096-101)
Peneliti:”Nah.. kalau lagi berada dekat kakak dan adikmu menurutmu gimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
John: “Ya nyaman juga mbak.. apalagi pas aku main sama jajan bareng mereka.. (W/S1/PERS-PART/102-105)
Berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan dengan John. Konsep
John terhadap kelekatan dan kebahagian dengan keluarganya berdasarkan
pengalaman masa lalu John yang pada saat dahulu pernah merasakan kasih
sayang kedua orang tuanya. Saat ditanya mengenai keberadaan ayah, ibu,
kakak, dan adiknya, John merasakan kenyaman. John juga dapat memberikan
contoh pengalaman menyenangkan yang John rasakan saat keberadaan
dengan ayah,ibu, kakak, dan adiknya. Konsep yang dimiliki John merupakan
tingkat klasifikasi karena John mampu memberikan contoh terhadap objeknya
serta mampu mengidentifikasi kesamaan perasaan saat berada didekat
ayah,ibu, kakak, dan adiknya. Tingkat klasifikasi didapat saat seseorang dapat
menyebutkan persamaan dua contoh yang berbeda dan dari objek yang sama
serta mampu mengklasifikasikan contoh dari objek tersebut (Dahar: 2011).
Pengalaman Ino saat ditanya mengeani kelekatan dengan keluarga. Ino
menjawab bahwa Ino tidak pernah merasakan hal tersebut, walaupun Ino tidak
pernah mengalami hal tersebut Ino tetap mencintai kedua orang tuanya dan
kakak serta adiknya. Artinya ini tetap menyayangi keluarganya walaupun Ino
sendiri tidak pernah merasakan kehadiran mereka sejak Ino masih kecil
hingga saat ini. Berikut kutipan wawancara dengan Ino.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Ino:”aku ndak pernah ketemu sama ibu mbak tapi besok kalau aku dah gede pengen nyari ibu tapi kalau dah ketemu ibu ga akan aku nyusahin ibu pengen bahagiain ibu..” (W/S2/PERS-PART/065-070)
Ino: “Aku juga ndak pernah ketemu bapak mbak.. tapi aku juga pengen ketemu, kalau dah ketemu aku juga gak mau nyusahin bapak kok mbak..” (W/S2/PERS-PART/071-075)
Ino: “Seneng.. kalau bisa main sama mereka..” (W/S2/PERS-PART/076-078)
Ino memiliki Konsep kelekatan dan kenyaman Ino terhadap keluarga
kurang terdriskripsikan secara jelas dan kurang terlihat bagaimana perasaan
Ino terhadap keluarganya. Karena Ino sudah sejak kecil tidak pernah melihat
keluarga kandungnya sendiri. Padahal menurut Klausmeier (dalam Dahar,
2011), tingkat pemahaman konsep dibagi menjadi empat kriteria, yaitu:
tingkat konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikasi, tingkat formal. Tingkat
konkret dicapai apabila orang dapat menjelaskan benda tersebut dengan
memperlihatkan benda dan dapat membedakan benda-benda dari stimulus-
stimulus yang ada dilingkungannya. Tingkat identitas ini, seseorang akan
mengenal objek sesudah selang waktu, bila orang tersebut mempunyai
orientasi ruang yang berbeda dengan objek itu, bila objek itu ditentukan
melalui suatu cara indra yang berbeda. Tingkat klasifikasi telah dicapai
apabila mengenal persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang
sama. Tingkat formal telah dicapai apabila dapat menentukan atribut-atribut
yang membatasi konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan
memaparkan keseluruhan hasil penelitian. Bagian saran memuat masukan bagi
peneliti lain supaya dapat melakukan penelitian yang jauh lebih baik dari
penelitian ini.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini ialah, remaja yatim piatu memiliki konsep
tentang keluarga. Konsep tersebut, dimiliki oleh remaja berdasarkan
pengalaman dan kejadian-kejadian yang berkesan pada masa sebelumnya yang
dialami oleh masing-masing pribadi. Pengalaman tersebut memiliki pengaruh
yang besar terhadap konsep kedua subjek tentang keluarga.
Pada hasil penelitian yang dilaksanakan dengan kedua subjek dan
pembahasan yang telah di paparkan. Subjek pertama yang dahulu pernah
merasakan tinggal dengan kedua orang tuanya dapat menjelaskan,
menggambarkan, memberi contoh, dan mengetahui persamaan dari konsep
tentang keluarga. Subjek kedua yang tidak pernah merasakan kehadiran kedua
orang tuanya hanya dapat menjelaskan dan menggambarkan konsep tentang
keluarga bahkan ada satu konsep yang tergantikan karena perolehan hasil
belajarnya. Walaupun dengan masa lalunya kedua subjek yang pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
merasakan kehadiran orang tua atau belum pernah sama sekali merasakan,
mereka tetap sama-sama menyayangi orang tuanya, dan memiliki sebuah cita-
cita untuk selalu membuat bangga kedua orang tuanya.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan saran bagi peneliti lain agar memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik:
1. Membangun hubungan dengan baik dan relasi yang dekat agar subjek
merasa nyaman dengan peneliti.
2. Menunjukkan penerimaan yang baik melalui komunikasi non-verbal atas
setiap pernyataan yang diutarakan subjek.
3. Memiliki sikap empati terhadap setiap peristiwa yang dimaknai oleh
subjek.
4. Peneliti harus membuat pertanyaan terlebih dahulu dan membuat agenda
pertemuan secara rutin. Tentunya berdasarkan kesepakatan antara peneliti
dengan subjek.
5. Peneliti harus memiliki kesiapan hati, waktu, dan tenaga untuk melakukan
penelitian terutama dalam mencari informasi dari sumber-sumber yang
telah ditentukan.
6. Memiliki kreatifitas dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada,
atau situasi yang terjadi di luar perkiraan peneliti.
7. Lebih terbuka terhadap semua informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ahmad, R. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Baron, R. A. & Dohn Byne. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit
Erlangga.
Budiono. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Srikandi.
Dagun, S. M. 1990. Psikologi Keluarga: Peran Ayah dalam Keluarga. Jakarta:
Rineka Cipta
Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif & Kuantitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Edisi Kedua). (1995). Jakarta: Balai Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Edisi Keempat). (2011). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Kertamuda, F. E. 2009. Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia. Jakarta:
Salemba Humanika.
Mappiare. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Marilyn. M. F. (1998), Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3,
Jakarta, EGC.
Moleong, L. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.
Poerwarwadarminta, W.J.S. 2011. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Putra, N. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Indeks.
Santrock, J. W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima: jilid II). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, J. W. 2011. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
ketiga belas: jilid I). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Suharman. 2005. Psikologi Kognitif (Edisi Revisi). Surabaya: Srikandi.
Suparno, P. 2000. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Syparlan, Y. B dkk. 1990. Kamus Istilah Kependudukan dan KB. Jakarta:
Kanisius
Spradley, J. P. 2007. Metode Etnografi. (Terjemahan Misbah Zulfa Elizabeth).
Yogyakarta: Tiara Wacana. (Buku asli diterbitkan tahun 1997)
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan
Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.
Willis, S. S. 1981. Problema Remaja dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Informan: John (nama samaran) S1 Tanggal: 6 Juni 2014
Peneliti: Aneke
Tempat: Ruang doa
NOMOR URUT DATA TEKS
001
002
003
004
005
Apa yang kamu ketahui tentang keluarga?
Keluarga itu merupakan anugrah yang
diberikan oleh Tuhan pada kita, untuk
mengasuh dan merawat anak-anaknya
supaya bisa menjadi orang yang dapat
dipercaya (PERS-PART).
Nama: Ino (nama samaran) S2 Tanggal: 6 Juni 2014
Peneliti: Aneke
Tempat: Ruang Doa
NOMOR URUT DATA TEKS
001
002
003
004
Apa yang kamu ketahui tentang keluarga?
Kebersamaan mbak. Kumpul bareng. Ya
kalau pas doa sama pas makan mbak buat
suasana jadi nyaman (nada suara terbata-
bata, padangan kemana-mana) (PERS-PART).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Informan: Karyawan (nama samaran) T Tanggal: 11 Juni 2014
Peneliti: Aneke
Tempat: Ruang Administrasi
NOMOR URUT DATA TEKS
014
015
016
017
018
019
Kalau menurut Ibu, John sendiri anak yang
kaya apa bu?
“Yang jelas saya bangga banget sama
John.. dia dewasa banget.. mau prihatin
dengan keadaanya dia gak pernah nuntut
apa-apa dan dia juga untungnya nurut sama saya mbak..”(PERS-PART).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI