plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · provinsi daerah istimewa yogyakarta...
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PERIODE 2009-2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Epifani Rima De Villanova
NIM :102114013
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PERIODE 2009-2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Epifani Rima De Villanova
NIM :102114013
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Epifani Rima De Villanova
Nomor Mahasiswa : 102114013
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Analisis Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul Periode 2009-2012”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 30 April 2015
Yang menyatakan
(Epifani Rima De Villanova)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Terimakasih atas segala berkatMu
serta kelancaran yang senantiasa Engkau berikan kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Kedua Orang tua saya Bapak Fransiscus Xaverius Suyanto dan Ibu
Yuliana Sumarni. Terimakasih telah memberikan semangat,
dukungan, kasih saying dan doa kalian yang tak penah habis.
Terimakasih selalu memberikan yang terbaik untuk saya hingga saat
ini, maaf saya tidak lulus tepat waktu dan sudah membuat kalian
menunggu.
Kakakku Hevi De Villanova dan adikku Merlin Tria De Villanova,
terimakasih selalu memberiku semangat, dukungan dan selalu
menghiburku disaat aku merasa lelah.
Stevanus Jurid Gustara, terimakasih atas waktu yang selalu diberikan.
Selalu menemani saya, selalu memberi semangat, membuat saya
tertawa dan terimakasih atas doamu.
Saudara-saudariku Arimbi Dian Pramudia Wardani, Veronica Kunthi
Lestari, Antonia Angelin Hardiana, Yulius Septrian Wisnugroho
(Ninot) yang selalu memberi semangat, menghibur saya membuat
saya tertawa dan terimakasih atas doa kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan yang luar biasa.
Terimakasih semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi
dengan judul :
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PERIODE 2009-2012
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Mei 2015 adalah hasil karya
saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam,
skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya
ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain
yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari
tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun
tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 8 Juni 2015
Yang Membuat Pernyataan
Epifani Rima De Villanova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku rector Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si sekalu dekan Fakultas Ekonomi yang telah
membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini
3. Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt.
4. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si.,Ak.,QIA.,CA selaku Pembimbing I yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
5. Bapak A. Diksa Kuntara, S.E., MFA.,QIA dan Ibu Dr. Fr. Reni Retno
Anggraini, M.Si.,Ak.,CA selaku dosen penguji skripsi dan memberi kelulusan
kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
6. Dosen-dosen dan seluruh staf sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah
memberi pelayanan yang baik sehingga dapat memperlancar penulisan skripsi
ini.
7. Ibu H. Badingah S.H selaku Bupati Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Dan segenap staff
karyawan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul yang telah banyak
membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
8. Kedua Orangtua bapak Fransiscus Xaverius Suyanto dan Ibu Yuliana Sumarni,
kakak dan adik yang peduli pada saya dan banyak mendorong dan mendoakan
saya hingga skripsi ini dapat selesai.
9. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan semangat.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 April 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… ...................................................................................... i
HALAMANAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………… ...................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI…………………… ............................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……… ....................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR………………… .............................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................................ x
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii
ABSTRAK…………………… ................................................................................. xiv
ABSTRACT…………………… ............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. . 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Laporan Keuangan Daerah .................................................. 8
B. Pengertian Keuangan Daerah ................................................................. 10
C. Komponen Laporan Keuangan ............................................................... 11
D. Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ..................................... 13
E. Pengguna Laporan Keuangan ................................................................. 15
F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ............................................ 16
G. Rasio Keuangan ....................................................................................... 18
H. Kinerja Keuangan Daerah ..................................................................... 20
I. Pendapatan Asli Daearah (PAD) .......................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 24
A. Objek Penelitian ..................................................................................... 24
B. Jenis Data ............................................................................................... 24
C. Sumber data ............................................................................................ 25
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 25
E. Metode Analisis Data ............................................................................ 25
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL ........................ 33
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42
A. Analisis Data ............................................................................................ 42
B. Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Gunungkidul ................. 56
BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Kesimpulan ............................................................................................. 66
B. Saran ....................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 69
LAMPIRAN .............................................................................................................. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Target dan Realisasi Tahun Penerimaan 44
Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2009-2012
Tabel 2. Ringkasan Hasil Perhitungan Rasio Keuangan
Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009-2012 55
Tabel 3. Hasil Perhitungan Rasio pertumbuhan PAD,
Total PAD, Belanja Rutin dan Belanja
Pembangunan Daerah Tahun 2009-2012 55
Tabel 4. Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan
Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun Anggaran 2009-2012 56
Tabel 5. Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas dan Efisiensi
Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009-2012 57
Tabel 6. Hasil Perhitungan Rasio Akitivitas
Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009-2012 59
Tabel 7. Rasio Pertumbuhan Kabupaten Gunungkidul
Tahun Anggaran 2009-2012 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PERIODE 2009-2012
Epifani Rima De Villanova
NIM : 102114013
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan bentuk pertanggung
jawaban pemerintah kepada masyarakat, serta salah satu instrumen kebijakan
yang dipakai sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan
pembangunan daerah. Dalam pembangunan daerah, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah mempunyai peranan penting, sehingga pemerintah daerah perlu
mengetahui tingkat kemampuan keuangan daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan data hasil
perhitungan rasio keuangan dan mengevaluasi perkembangan kinerja keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul periode 2009-2012. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dan teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Analisis
data dilakukan dengan menghitung rasio kemampuan keuangan daerah,
meliputi: rasio kemandirian, rasio efektivitas, rasio efisiensi, rasio aktivitas dan
rasio pertumbuhan.
Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Gunungkidul sudah cukup baik. Tetapi tingkat kemandirian masih
sangat rendah di bawah 10%.
Kata Kunci: Kemandirian Keuangan, Efektivitas, Efisiensi, Aktivitas dan
Pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS PERFORMANCE OF THE GOVERNMENT OF
GUNUNGKIDUL REGENCY FOR THE PERIOD 2009-2012
Epifani Rima De Villanova
102114013
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
Revenue and Expenditure Budget is regional government’s responsibility
to the community and one of the policy instrument that is used as a tool to
improve public services and regional development. In regional development,
revenue and Expenditure Budget has the most important effect to the government
to enhance their financial condition.
The research was aimed to describe the financial condition from the ratios
of financial perfomance of the government of Gunungkidul for the period 2009-
2012. The research used secondary data and the data collecting technique was
documentation. Data analysis was done using ratio of financial ability such as
self-sufficiency ratio, effectiveness ratio, efficiency ratio, ratio of activity and
growth ratio.
The result of this research showed that the financial performance of the
government state Gunungkidul has been quite good. However the level of self-
sufficiency is very low with the ratio under 10%.
Keywords: Self-sufficiency, Effectiveness, Efficiency, Activity and Growth.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan
wisata di Indonesia yang menawarkan berbagai macam obyek wisata baik obyek
wisata alam, wisata pantai maupun wisata budaya. Salah satu daerah tujuan wisata
di Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata
tersebut adalah Kabupaten Gunungkidul. Perkembangan kawasan wisata dan
kebudayaan di kabupaten Gunungkidul memiliki peranan penting karena sektor
ini merupakan sektor yang bisa diandalkan mengingat di daerah kabupaten
Gunungkidul terdapat berbagai macam obyek wisata yang sangat menarik,
terutama wisata pantai yang terkenal dengan pasir putihnya.
Kabupaten Gunungkidul saat ini sedang mengalami perkembangan pesat
pada sektor pariwisata. Perkembangan sektor wisata ini tidak lepas dari peran
pemerintah dan masyarakat yang bekerjasama untuk meningkatkan pariwisata di
Kabupaten Gunungkidul. Peningkatan pariwisata di Kabupaten Gunungkidul
sangat berdampak positif bagi pembangunan dan peningkatan perekonomian
masyarakat Gunungkidul. Dengan berkembangnya sektor pariwisata dan
meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Gunungkidul,
masyarakat yang dulu mengandalkan sektor pertanian saat ini dapat menambah
pendapatannya dengan cara berdagang menjajakan barang-barang atau makanan
khas Gunungkidul di tempat wisata. Selain itu masyarakat Gunungkidul juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bergerak pada bidang jasa seperti persewaan payung dan tikar di pantai-pantai,
jasa parkir dan juga jasa pemandu wisata yang sangat dibutuhkan oleh para
wisatawan agar liburan mereka lebih menarik.
Perkembangan sektor pariwisata ini diharapkan mampu mendukung
perkembangan pembangunan daerah dengan cara usaha ekonomi daerah
Kabupaten Gunungkidul, serta pemberdayaan dan peningkatan kesejahteran
masyarakat terlebih masyarakat sekitar kawasan wisata yang mempunyai
kontribusi terhadap perkembangan kawasan wisata dan memberi kontribusi yang
besar bagi pendapatan daerah. Pendapatan asli daerah secara otomatis meningkat
pesat. Meningkatnya pendapatan asli daerah ini akan menjadi tanggung jawab
yang besar bagi pemerintah didalam mengelola laporan keuangan Kabupaten
Gunungkidul, karena seperti yang dijelaskan di atas peningkatan pendapatan asli
daerah tidak jauh dari kontribusi masyarakat sekitar kawasan wisata, maka
pemerintah juga harus mempertanggung jawabkan apa yang telah masyarakat
berikan untuk pengembangan kawasan wisata tersebut. Salah satu bentuk
pertanggung jawaban pemerintah mungkin dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan
masyarakat di sekitar kawasan wisata.
Telah kita ketahui bahwa bagian keuangan merupakan hal yang sangat
penting dalam suatu lembaga atau organisasi. Untuk dapat semakin berkembang,
khususnya pemerintah daerah, maka pemerintah daerah harus mencermati dan
menganalisis kinerja pemerintah, salah satunya adalah dengan melakukan analisis
kinerja dari sisi keuangan terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan
memberikan gambaran secara umum suatu pemerintah daerah. Salah satu tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
analisis laporan keuangan adalah untuk memberikan dasar pertimbangan yang
lebih baik dan sistemastis dalam memprediksi kinerja perusahaan atau pemerintah
daerah di masa lalu dan di tahun yang akan datang.
Tujuan analisis laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai
posisi keuangan dan perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan atau
pemerintah daerah yang berguna bagi para penggunanya untuk membuat
keputusan. Untuk memahami informasi laporan keuangan, analisis laporan
keuangan sangat dibutuhkan. Salah satu analisis untuk membuat perencanaan dan
pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio
keuangan. Menurut Riyanto (2001:329) rasio keuangan adalah ukuran yang
digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan.
Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical
terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
financial. Bagi pemerintah daerah hasil analisis laporan keuangan ini dapat
digunakan untuk membuat perencanaan, pengkoordinasian, pengawasan serta
pengambilan keputusan. Selain pihak internal, analisis laporan keuangan juga
sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada publik (masyarakat) dan sebagai alat
untuk memonitor dan menilai efisiensi kinerja yang memungkinkan bagi pihak
eksternal untuk menilai efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Saat ini masyarakat juga telah berada pada era keterbukaan. Dengan
teknologi informasi dan komunikasi yang sudah maju dan terus berkembang dari
waktu ke waktu, masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan informasi,
sehingga lebih sulit untuk dibohongi. Dalam hal keuanganpun, masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
semakin cerdas untuk menuntut adanya transparansi. Pemerintah pusat maupun
daerah dituntut lebih terbuka dalam memberikan informasi yang terkait dengan
aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan
informasi. Transparansi pengelolahan keuangan pemerintah daerah merupakan
tuntutan publik yang harus diterima secara positif. Dengan dilakukannya
transparansi tersebut publik akan memperoleh informasi yang aktual dan faktual,
sehingga masyarakat dapat menggunakan informasi tersebut untuk
membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang direncanakan,
menilai ada tidaknya unsur korupsi dan manipulasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan anggaran, menentukan tingkat kepatuhan perundangan yang terkait
dan mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu pemerintah
dengan masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait.
Dalam penelitian ini, Kabupaten Gunungkidul menjadi objek yang akan
diteliti. Salah satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah
adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan (Halim, 2002:126). Beberapa rasio keuangan yang
dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas pemerintah daerah yaitu rasio
kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas dan efisien keuangan daerah, rasio
aktivitas, dan rasio pertumbuhan.
Berdasarkan atas pertimbangan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian di Kabupaten Gunungkidul yang berkenaan dengan
penganalisisan laporan keuangan pemerintah daerah setempat yang tertuang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam penelitian ini dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Gunungkidul Periode 2009-2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan oleh
penulis adalah : “Bagaimana perkembangan kinerja keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Gunungkidul selama periode 2009-2012 berdasarkan
indikator analisis rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas dan
efisiensi keuangan daerah, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai adalah “Untuk mengetahui perkembangan
kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul periode 2009-
2012 dengan menggunakan indikator rasio keuangan pada APBD”
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
Sebagai bahan masukan dan gambaran bagi instansi pemerintahan
daerah di dalam mengukur kinerja pengelolaan keuangan pemerintahan
daerah khususnya dengan pendekatan rasio keuangan dan di dalam
menentukan kebijakan serta menentukan arah dan strategi di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
perbaikan kinerja keuangan pemerintah daerah di masa yang akan
datang.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada
para pembaca dan dapat juga digunakan sebagai referensi yang akan
berguna terutama dalam penelitian di masa yang akan datang.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai rasio-rasio yang di gunakan
dalam menganalisis laporan keuangan terhadap APBD untuk mengetahui
kinerja pemerintah daerah. Selain itu penelitian ini merupakan sarana
yang baik bagi penulis untuk mempraktekkan teori dan pengetahuan
yang diperolah di bangku kuliah.
E. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian ini, disusun secara sistematis ke dalam enam
bab, dengan urutan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang
digunakan sebagai landasan penelitian yang dilakukan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang data, definisi
operasional, dan metode penelitian.
BAB IV : DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Bab ini membahas tentang Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini akan membahas tentang analisis data
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dari analisis data,
saran-saran yang diberikan oleh penulis serta keterbatasan
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Laporan Keuangan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) mendefinisikan laporan keuangan adalah suatu
penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya (bila ada), yang
dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva)
dan/atau kewajiban suatu entitas pemerintah pada saat tertentu atau perubahan
atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan
standar akuntansi pemerintah. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menjelaskan bahwa laporan
keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Menurut Halim (2002:63) laporan keuangan adalah laporan yang
diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan
dengan informasi lain, seprti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan
gambaran yang baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Menurut Baridwan (1996) laporan keuangan merupakan ringkasan dari
suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data-data aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan data perusahaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2007, hal 7) laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
1. Neraca
Neraca menunjukkan posisi keuangan mengenai aktiva, hutang dan
modal perusahaan. Neraca adalah suatu laporan yang disusun dengan
maksud untuk menunjukkan keadaan atau posisi financial perusahaan pada
saat tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi menunjukkan hasil yang telah dicapai dan biaya-
biaya yang telah dikeluarkan. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang
disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dari
perusahaan selama jangka waktu tertentu yang tercakup dalam laporan
tersebut. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar tentang pengaruh financial
dari usaha-usaha yang menguntungkan dan merugikan selama jangka waktu
tertentu. Laba rugi pada hakikatnya menggambarkan dua macam arus yang
membentuk laba rugi. Laba terjadi apabila pendapatan dalam satu periode
melebihi biaya-biaya yang bersangkutan. Sedangkan rugi terjadi apabila
pendapatan yang diperoleh lebih kecil dari biaya-biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas digunakan untuk memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas selama periode tertentu. Laporan arus kas
dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakainya untuk
mengevaluasi perubahan atas struktur bersih aktiva perusahaan, struktur
keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
4. Catatan dan Laporan Lain
Catatan dan Laporan lain adalah bagian integral yang tak terpisahkan
dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan
akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan
dan memberi tambahan detail mengenai beberapa bagian di laporan
keuangan.
B. Pengertian Keuangan Daerah
Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, keuangan daerah adalah
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
C. Komponen Laporan Keuangan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah menyebutkan bahwa komponen-komponen yang
terdapat dalam satu set Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), terdiri
dari :
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutkan
bahwa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah pusat atau daerah dalam satu periode pelaporan. Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan unsur-unsur seperti: pendapatan,
belanja, transfer, surplus atau defisit, dan pembiayaan anggaran.
b. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu (SAP,
2005). Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pemerintah.
c. Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi,
dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi asset
non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran (SAP 2005)
Penyajian laporan arus kas dan pengungkapan yang berhubungan
dengan arus kas diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas. Unsur yang
dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran kas.
d. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas
Laporan Keuangan menjelaskan penyajian informasi tentang kebijakan
akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain
yang diharuskan dan dianjurkan unuk diungkapkan sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) serta pengungkapan-pengungkapan
lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan
secara wajar, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen
lainnya.
Selain laporan keuangan pokok seperti tersebut di atas, entitas
pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan
Laporan Perubahan Ekuitas. (Tanjung 2006: 10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1. Tujuan Laporan Keuangan Menurut SAP
Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan yang
merupakan bagian dari Standar Akuntansi Pemerintahan, dijelaskan
mengenai tujuan pelaporan keuangan pemerintah. Tujuan pelaporan tersebut
adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan selama
periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran,
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber
daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang diterapkan dan
dengan perundanggan,
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai,
d. Meyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya yang mencukupi kebutuhan kasnya
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari
pungutan pajak dan pinjaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut IFAC
Tujuan laporan keuangan menurut IFAC adalah menunjukkan
akuntabilitas pemerintah terhadap pengelolahan keuangan dan sumber
daya yang dipercayai kepadanya, serta memberikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dengan cara :
a. Mengidentifikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai
dengan ketentuan anggaran,
b. Mengidentifikasi apakah sumber daya diperoleh dan dimanfaatkan
sesuai dengan peraturan hukum dan peraturan kontrak, termasuk
batasan finansial yang ditetapkan dengan persetujuan dewan legislatif,
c. Memberikan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan
penggunaan sumber daya finansial,
d. Memberi informasi mengenai bagaimanakah pemerintah atau unit
organisasi membiayai aktivitas dan memenuhi kebutuhan kasnya,
e. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi
kemampuan pemerintah atau unit organisasi untuk membiayai
aktivitasnya dan memenuhi kewajiban dan komitmennya,
f. Memberikan informasi mengenai kondisi finansial pemerintah atau unit
organisasi serta perubahan-perubahan yang terjadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
g. Memberikan informasi agregat yang bermanfaat untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah atau unit organisasi dalam hal biaya layanan,
efisiensi serta prestasinya.
3. Secara garis besar menurt Mahmudi (2006) tujuan penyajian laporan
keuangan bagi pemerintah daerah adalah :
a. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial dan politik
b. Alat akuntabilitas publik
c. Memberikan informasi yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasi.
d. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna
E. Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Tanjung (2008) kelompok utama pengguna laporan keuangan
pemerintah ialah :
1. Masyarakat
2. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa
3. Pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman
4. Pemerintah
Laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi tujuan
spesifik dari masing-masing kelompok pengguna informasi yang disajikam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dalam laporan keuangan bertujuan umum guna memenuhi kebutuhan
informasi dari semua kelompok pengguna. Namun pajak sumber utama
pendapatan pemerintah, maka kebutuhan informasi para pembayar pajak
perlu mendapat perhatian.
F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karaktersitik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Keempat karakteristik berikut merupakan prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang di
kehendaki:
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan
memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang
relevan dapat dihubungkan dengan penggunaanya. Informasi yang relevan :
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
2. Tepat waktu
3. Lengkap
4. Andal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, manyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi
karakteristik:
a. Penyajian Jujur
b. Dapat diverifikasi (verifiability)
c. Netralitas
d. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang
diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik
daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan
tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
e. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadahi atas kegiatan dari
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna
untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
G. Rasio Keuangan
Analisis rasio menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih dari
data laporan keuangan. Hubungan ini dinyatakan dalam persentase, tingkat,
maupun proporsi tunggal. Ediningsih (2004) dalam Hanif (2007) menjelaskan
bahwa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan
yang menunjukan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu.
Rasio merupakan pedoman yang bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan
operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil
dari tahun-tahun sebelumnya (Kasmir 2008). Beberapa jenis rasio yang dapat
dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari laporan
keuangan Pemerintah Pusat antara lain:
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap
sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti
bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern
(terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan demikian pula
sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
semakin tinggi partisipasi masyarakat yang membayar pajak dan retribusi
daerah yang merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Semakin
tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi.
2. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah
dalam merealisasikan penerimaan pendapatan asli daerah yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan berdasarkan potensi rill
daerah (Halim, 2007:234)
Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan
realisasi pendapatan yang diterima.
3. Rasio Aktivitas
a. Rasio Keserasian
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah
memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja
pembangunan optimal. Semakin tinggi prosentase dana yang dialokasikan
untuk belanja rutin berarti prosentase belanja investasi (belanja
pembangunan) yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana
ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil. (Halim.2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Rasio Pertumbuhan
Menurut Mahmudi (2011:162) Rasio pertumbuhan dilakukan untuk
mengetahui dan mengevaluasi perkembangan kinerja keuangan serta
kecenderungan baik berupa kenaikan atau penurunan kinerja selama kurun
waktu tertentu.
H. Kinerja Keuangan Daerah
Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu
hasil kerja di bidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan belanja
daerah dengan menggunakan indikator keuangan yang ditetapkan melalui suatu
kebijakan atau ketentuan perundang-undangan selama satu periode anggaran.
Bentuk kinerja tersebut berupa rasio keuangan yang terbentuk dari unsur laporan
pertanggung jawaban Kepala Daerah berupa perhitungan APBD.
I. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004)
Menurut Halim (2004:67), "Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan
semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sedangkan menurut Mahmudi (2011) kemandirian keuangan
daerah diukur melalui pendapatan asli daerah (PAD) yang meliputi: pajak
daerah, retribusi daerah, laba BUMD serta pendapatan lain-lain yang sah.
Menurut Mardiasmo (2002: 132) pendapatan asli daerah (PAD)
adalah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah (PAD) yang sah.
Kewenangan untuk memberdayakan sumber keuangan sendiri
dilakukan dalam wadah pendapatan asli daerah (PAD) yang sumber
utamanya adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Idealnya suatu
perimbangan keuangan pusat dan daerah terjadi apabila setiap tingkat
pemerintahan bebas dalam bidang keuangan untuk membiayai pelaksanaan
tugas dan wewenang masing-masing. Artinya pendapatan asli daerah
(PAD) menjadi sumber pendapatan utama atau dominan, sementara
subsidi atau transfer dari tingkat pemerintah pusat merupakan sumber
penerimaan pendukung atau tambahan yang peranannya tidak dominan.
Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pembiayaan
pemerintahan daerah yang peranannya sangat tergantung kemampuan dan
kemauan daerah dalam menggali potensi yang ada di daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a. Hasil Pajak Daerah
Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 Undang-Undang 28 Tahun
2009)
b. Hasil Retribusi Daerah
Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan (Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009)
c. Hasil Pengelolahan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Bagi daerah yang memiliki BUMD seperti Perusahaan Air Minum
Daerah (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), badan kredit
kecamatan, pasar, tempat hiburan /rekreasi, villa, pesanggrahan, dan lain-
lain keuntungannya merupakan penghasilan bagi daerah yang
bersangkutan (Hanif Nurcholis, 2007:184)
Menurut Yani (2004:40) hasil pengelolahan kekayaan daerah yang
dipisahkan antara lain bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik
daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Lain-Lain PAD yang Sah
Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 33Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan antara pemerintah Pusat Dan Daerah, lain-lain
PAD yang sah meliputi :
a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
b. Jasa Giro
c. Pendapatan Bunga
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
e. Komisi potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ojek Penelitian
Objek penelitian adalah elemen penelitian yang mendukung penyelesaian
masalah yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini laporan keuangan
Kabupaten Gunungkidul merupakan objek penelitian.
Jenis penelitian yang dilakukan berbentuk deskriptif kuantitatif, dimana
penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau karakteristik data yang
tengah berlangsung pada saat penelitian ini dilakukan atau selama kurun waktu
tertentu.
Lokasi penelitian ini dilakukan pada pemerintah Kabupaten Gunungkidul
pada bulan Oktober -Desember 2014.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dari wawancara dengan pihak-
pihak yang bersangkutan dan berkompeten dalam memberikan informasi
yang dibutuhkan.
2. Data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka, dapat
diukur dan dilakukan perhitungan serta ditafsirkan terlebih dahulu sebagai
informasi. Dalam penelitian ini data kuantitatif adalah Laporan Realisasi
Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul periode 2009-2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang diolah dan
diinterpretasikan secara deskriptif.
1. Data sekunder yaitu data yang telah ada dari dokumen resmi pemerintah
daerah Kabupaten Gunungkidul. Data sekunder ini terdiri atas Laporan
Keuangan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2009-2012 serta data
pendukung lainnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh
dengan teknik dokumentasi yaitu dengan mencatat atau mengcopy dokumen-
dokumen, arsip-arsip maupun data lain yang terkait dengan masalah yang
diteliti. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi
Anggaran APBD Kabupaten Gunungkidul periode 2009-2012.
E. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data
(Kriyantono, 2009: 165). Analisis data bertujuan untuk mensederhanakan data
ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Analisis keuangan adalah usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan
berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam menganalisis data yang
telah dikumpulkan, penulis menggunakan metode deskriptif dan analisis rasio
keuangan daerah, yaitu dengan meneliti dan membahas data yang ada, kemudian
menganalisis serta membandingkan antara praktek dan teori yang ada, kemudian
ditarik suatu kesimpulan.
1. Analisis Deskriptif
Metode deskriptif ini memilki tujuan membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang sedang diteliti. Analisis
bertujuan untuk mengetahui kondisi gambaran umum lokasi penelitian, data
kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat berkaitan dengan
pemanfaatan sumber daya wilayah, dilakukan terhadap data primer
(pengamatan lapangan dan wawancara) maupun data sekunder yang
diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Untuk kondisi dan
potensi sumber daya yang ada dilakukan dengan analisis deskriptif dari hasil
pengamatan lapangan.
2. Analisis Rasio
Beberapa analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah atau yang sering disebut
sebagai otonomi fiskal menunjukkan kemampuan daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi
sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. (Halim, 2007:232)
Rasio Kemandirian :
Kriteria Pengukurannya :
Presentase PAD Kemampuan Keuangan Daerah
0,00-10,00 %
10,01-20,00 %
20,01-30,00 %
30,01-40,00 %
40,01-50,00 %
>50,00 %
Sangat Kurang
Kurang
Sedang
Cukup
Baik
Sangat Baik
Sumber: Mahmudi (2011)
b. Rasio Efektifitas dan Efisiensi
1) Rasio Efektifitas
Rasio efektifitas menunjukkan kemampuan pemerintah
daerah dalam merealisasikan penerimaan pendapatan asli daerah
yang direncanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
berdasarkan potensi rill daerah (Halim 2007: 234).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Rasio efektifitas diukur dengan rumus :
Kriteria Pengukurannya :
Presentase Efektifitas Tingkat Efektifitas
Diatas 100%
100%
90% - 99%
75% - 89%
Kurang dari 75%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Kurang Efektif
Tidak Efektif
Sumber: Mahmudi (2011)
Semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan
kemampuan daerah yang semakin baik.
2) Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
dengan realisasi pendapatan yang diterima. (Halim 2007:234)
Untuk menghitung rasio efisiensi menggunakan rumus :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kriteria Penilaiannya :
Presentase Efisien Tingkat Efisiensi
< 5%
5% - 10%
11% - 20%
21% - 30%
> 30%
Sangat Efisien
Efisien
Cukup Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
Sumber : Mahmudi (2011:171)
Nilai efesiensi yang diperoleh dari perbandingan
tersebut diatas, kemudian diukur dengan kriteria kinerjanya,
kemudian dibandingkan dari tahun ke tahun. Semakin kecil
rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin
baik. (Halim, 2007:234)
c. Rasio Aktivitas
1) Rasio belanja Rutin / Belanja Operasi
Rasio belanja Rutin (Belanja Operasi) merupakan
perbandingan antara total belanja operasi dengan total belanja
daerah. Rasio belanja rutin ini memberi informasi mengenai porsi
belanja yang dialokasikan untuk belanja rutin (belanja operasi).
(Mahmudi, 2007:150) Rasio belanja rutin (belanja operasi)
terhadap total belanja dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Rasio belanja Pembangunan / Langsung
Rasio belanja modal terhadap total belanja merupakan
perbandingan antara total realisasi belanja modal dengan total
belanja daerah. Berdasarkan rasio ini, pembaca laporan dapat
mengetahui porsi belanja daerah yang dialokasikan untuk
investasi dalam bentuk belanja modal pada tahun anggaran yang
bersangkutan.(Mahmudi, 2007:150)
Rasio belanja modal ini dirumuskan sebagai berikut :
Menurut Halim, ( 2008:236 ) semakin tinggi persentase
dana yang dialokasikan untuk belanja rutin/tidak langsung
berarti persentase belanja investasi (belanja
pembangunan)/langsung yang digunakan untuk menyediakan
sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin
kecil (Halim, 2008:235).
d. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) mengukur seberapa besar
kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk masing-
masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat
digunakan mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu
mendapatkan perhatian (Mahmudi 2011)
Pertumbuhan =- -
-
Keterangan:
Xt = Data variabel X pada tahun t
X(t-1) = Data variabel X pada tahun t-1
Untuk mengukur rasio pertumbuhan suatu daerah
dapat dilihat dari :
- Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Total Pendapatan Daerah
- Belanja Rutin Daerah
- Belanja Pembangunan Daerah
Pertumbuhan sumber pendapatan dan pengeluaran tahun
berjalan dikurangi dengan tahun sebelumnya dan dibandingkan
dengan pendapatan dan pengeluaran tahun sebelumnya agar diketahui
seberapa besar pertumbuhannya. Dengan diketahuinya tingkat
pertumbuhan sumber pendapatan dan pengeluaran suatu daerah
selama beberapa periode tahun anggaran, maka data tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui bagian-bagian atau potensi-potensi mana
yang perlu mendapat perhatian khusus bagi pemerintah daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sehingga pemerintah daerah tersebut dapat memperbaiki kinerjanya
menjadi lebih baik untuk kedepanya (Halim, 2008:241)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL
A. Kabupaten Gunungkidul
1. Kondisi Umum
a. Geografi
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah
Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di
sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul
dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. Letak geografi : 110o 21'
sampai 110o 50' BUJUR TIMUR 7
o 46' sampai 8
o 09' LINTANG
SELATAN
1) Batas wilayah
Utara : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman
Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
Selatan : Samudra Hindia atau sering disebut dengan Pantai Laut
Selatan
Barat : Kecamatan Imogiri, Pundong, Dlingo, Piyungan, Kabupaten
Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Topografi
Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi
menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu :
Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian
200 m-700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit,
terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan
tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan bataun induk vulkanik
dan sedimen taufan.Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk,
Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian
utara.
Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari,
dengan ketinggian 150 m-200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh
asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk
batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel-
partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah,
tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara
60 m-120 m dibawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi
Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah
dan Kecamatan Semanu bagian utara.Zona Selatan disebut wilayah
pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider
gebergton), dengan ketinggian 0 m-300 mdpl. Batuan dasar
pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini
banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi
Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus,
Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan
Kecamatan Semanu bagian selatan.
c. Klimatologi
Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim
tropis, dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah
kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan
perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga sungai
bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan
kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur yang berakibat
budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal. Kondisi klimatologi
Kabupaten Gunungkidul secara umum menunjukkan kondisi sebagai
berikut:
Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.954,43
mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan
basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah
Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang
memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan
selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan
paling akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Pemerintahan
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di
Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak
39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Secara yuridis, status
Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten yang
berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam
lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 15
Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 Peraturan Pemerintah No
32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT
Labaningrat. Organisasi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terdiri
dari Kepala Daerah beserta perangkat daerah yang terdiri atas
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis
daerah, RSUD, dan kecamatan. Perangkat daerah dimaksud
bertanggungjawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala
Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor
19 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan
dan Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Struktur Organisasi Sekretariat Daerah, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Sekretaris Daerah
2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang membawahi
: Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, Bagian Administrasi
Kesejahteraan Rakyat, dan Bagian Administrasi Pemerintahan Desa.
3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yang membawahi :
Bagian Administrasi Sumber Daya Alam, dan Bagian Administrasi
Pembangunan.
4. Asisten Administrasi Umum, yang membawahi : Bagian Umum,
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol. Bagian Hukum, dan
Bagian Organisasi.
5. Staf Ahli, yang terdiri dari : Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik,
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Staf
Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, dan Staf
Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Sedangkan Sekretariat DPRD dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 19 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Sekretariat Daerah dan
Sekretariat DPRD, dengan struktur organisasi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sekretaris DPRD, bagian tata usaha, bagian perencanaan dan
keuangan, bagian risalah dan perundang-undangan, bagian
persidangan dan protokol dan kelompok jabatan fungsional.
Lembaga teknis daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 12 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, adalah
sebagai berikut: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan
Kepegawaian Daerah, Inspektorat Daerah, Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana, Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan, Kantor Pengelolaan Pasar, Kantor Pengendalian Dampak
Lingkungan, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kantor
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, dan Satuan Polisi Pamong
Praja.
Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban melindungi warga
masyarakat dari bencana dalam bentuk penanggulangan bencana
sehingga Pemkab Gunungkidul membentuk Badan Penanggulangan
Bencana Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD). BPBD dipimpin oleh seorang kepala badan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
secara ex officio dijabat oleh Sekretaris Daerah dan berkedudukan dan
bertanggungjawab kepada Bupati.
Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa,
1416 dusun, 1583 RW, dan 6844 RT. Kecamatan yang ada di
Gunungkidul antara lain: Kecamatan Panggang, Purwosari, Paliyan,
Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo, Semanu, Ponjong,
Karangmojo, Wonosari, Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen,
dan Semin. Dari 144 desa, 141 desa masuk klasifikasi swadaya dan 3
desa termasuk desa swasembada.
Sedangkan jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD) adalah 144, dengan 95 LPMD klasifikasi tumbuh dan 49
LPMD termasuk klasifikasi berkembang.
Visi Gunungkidul
“GUNUNGKIDUL YANG BERDAYA SAING, MAJU, MANDIRI,
DAN SEJAHTERA TAHUN 2025”
Misi Gunungkidul
Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh
melalui 6 (enam) misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1. mewujudkan pemerintahan daerah yang baik dan bersih;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. mewujudkan pemantapan sistem dan kelembagaan serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia;
3. mewujudkan pemantapan sistem dan kelembagaan perekonomian;
4. mewujudkan peningkatan kemampuan keuangan daerah;
5. mewujudkan penyediaan parasarana sarana dasar yang memadai; dan
6. mewujudkan pendayagunaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
e. Potensi
Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi
perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan,
flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata.Pertanian
yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan
kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim
khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan
sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang
termasuk golongan C berupa: batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit,
bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga
mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar
65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo.
Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk
dikembangkan.Potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan,
pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk
dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
f. Sosial Budaya
Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur
sosial budaya merupakan salah satu instrumen penting dalam
pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target
kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat
Gunungkidul adalah masyarakat tradisional yang masih memegang
teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam
melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi
karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur
masyarakat yang ada. Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara
umum menggunakan bahasa lokal (bahasa jawa) dalam berkomunikasi,
sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai
dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas umum, dan
lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan
dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh
pemangku adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang
dikembangkan oleh pemerintah untuk menunjang kesejahteraan
masyarakat sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki
sebanyak 5 buah serta benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang
tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Dalam mengukur kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Gunungkidul, ada beberapa rasio yang dapat digunakan. Untuk lebih jelasnya
akan dipaparkan dalam pembahasan sebagai berikut:
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah atau yang sering disebut
sebagai otonomi fiskal menunjukkan kemampuan daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan
kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai
sumber pendapatan yang diperlukan daerah (Halim, 2011)
a. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2009
= x 100%
= 5,869 %
b. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
= x 100%
= 5,882 %
c. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2011
= x 100%
= 6,162 %
d. Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2012
= x 100%
= 6,733 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 1. Hasil Perhitungan Target dan Realisasi Tahun Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2009-2012
2. Rasio Efektifitas dan Efisiensi
a. Rasio Efektivitas
1) Rasio Efektivitas Tahun Anggaran 2009
Keterangan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Target
Penerimaan
PAD
36.236.874.500,80 40.963.061.130,00 47.953.224.512,30 68.065.973.303,33
Realisasi
Penerimaan
PAD
38.455.406.172,11 42.542.031.388,61 54.462.418.772,18 67.050.781.893,09
Biaya
Pemungutan
PAD
876.667.923,00 953.922.253,50 1.221.055.089,00 1.916.862.871,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
106,122 %
2) Rasio Efektivitas Tahun Anggaran 2010
103,854 %
3) Rasio Efektivitas Tahun Anggaran 2011
113,57 %
4) Rasio Efektivitas Tahun Anggaran 2012
98,51 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan
daerah yang semakin baik. Guna memperoleh ukuran yang lebih baik rasio
efektivitas tersebut perlu disandingkan dengan rasio efisiensi.
b. Rasio Efisiensi
Nilai efesiensi yang diperoleh dari perbandingan tersebut diatas,
kemudian diukur dengan kriteria kinerjanya, kemudian dibandingkan dari
tahun ke tahun. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah
daerah semakin baik. (Halim 2011)
1) Rasio Efisiensi Tahun 2009
2,279 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2) Rasio Efisiensi Tahun 2010
2,242 %
3) Rasio Efisiensi Tahun 2011
2,242 %
4) Rasio Efisiensi Tahun 2012
2,858 %
3. Rasio Aktivitas
a. Rasio belanja Rutin / tidak Langsung adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1) Rasio Belanja Rutin Tahun 2009
80,28 %
2) Rasio Belanja Rutin Tahun 2010
88,16 %
3) Rasio Belanja Rutin Tahun 2011
83,29 %
4) Rasio Belanja Rutin Tahun 2012
80,08 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Rasio belanja Pembangunan / Langsung adalah :
1) Rasio Belanja Pembangunan Tahun 2009
14,45 %
2) Rasio Belanja Pembangunan Tahun 2010
6,14 %
3) Rasio Belanja Pembangunan Tahun 2011
11,82 %
4) Rasio Belanja Pembangunan Tahun 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
15,31 %
Menurut Halim, ( 2008:236 ) semakin tinggi persentase dana yang
dialokasikan untuk belanja rutin/tidak langsung berarti persentase belanja
investasi (belanja pembangunan)/langsung yang digunakan untuk
menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin
kecil (Halim, 2008:235). Karena pemerintah harus membelanjakan
kegiatan rutinnya untuk pelayanan dan gaji pegawai, maka alokasi belanja
pembangunan dan belanja rutin harus disesuaikan dengan total
pendapatannya berdasarkan kebutuhan dan potensi yang dimiliki.
4. Rasio Pertumbuhan
Keterangan :
Xt = Data variabel X pada tahun t
X(t-1) = Data variabel X pada tahun t-1
Untuk mengukur rasio pertumbuhan suatu daerah
dapat dilihat dari :
- Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Total Pendapatan Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
- Belanja Rutin Daerah
- Belanja Pembangunan Daerah
Pertumbuhan sumber pendapatan dan pengeluaran tahun
berjalan dikurangi dengan tahun sebelumnya dan dibandingkan
dengan pendapatan dan pengeluaran tahun sebelumnya agar
diketahui seberapa besar pertumbuhannya. Dengan diketahuinya
tingkat pertumbuhan sumber pendapatan dan pengeluaran suatu
daerah selama beberapa periode tahun anggaran, maka data
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui bagian-bagian atau
potensi-potensi mana yang perlu mendapat perhatian khusus bagi
pemerintah daerah. Sehingga pemerintah daerah tersebut dapat
memperbaiki kinerjanya menjadi lebih baik untuk kedepanya
(Halim, 2008:241).
a. Rasio Pertumbuhan Tahun 2009-2010
1)
10,626 %
2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
12,12 %
3)
21,037 %
4)
-49,917 %
b. Rasio Pertumbuhan Tahun 2010-2011
1)
28,02 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2)
20,993 %
3)
15,19%
4)
136,21 %
c. Analisis Rasio Pertumbuhan Tahun 2011-2012
1)
23,113 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2)
11,459 %
3)
9,899 %
4)
48,04 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 2. Ringkasan Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2009-2012
Keterangan Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
2012
Rasio Kemandirian 5,869% 5,882% 6,162% 6.733%
Rasio Efektivitas 106,122% 103,854% 113,57% 98,51%
Rasio Efisiensi 2,279% 2,242% 2,242% 2,858%
Rasio Belanja Rutin 80,28% 88,16% 83,29% 80,08%
Rasio Belanja Pembangunan 14,45% 6,14% 11,82% 15,31%
Tabel 3. Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan PAD, Total PAD, Belanja Rutin
dan Belanja Pembangunan Daerah Tahun 2009-2012
Keterangan Tahun
2009-2010
Tahun
2010-2011
Tahun
2011-2012
Rasio Pertumbuhan PAD 10,626% 28,02% 23,113%
Rasio Pertumbuhan Total PAD 12,12% 20,993% 11,459%
Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin Daerah 21,037% 15,19% 9,899%
Rasio Pertumbuhan Belanja Pembangunan
Daerah
-49,917% 136,210% 48,044%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
B. Evaluasi Kinerja Keuangan Dearah Kabupaten Gunungkidul
1. Rasio Kemandirian Daerah
Tabel 4. Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009-2012
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Rasio Kemandirian
Daerah
5,869% 5,882% 6,162% 6,733%
Sumber: Data diolah
Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil perhitungan rasio
kemandirian keuangan daerah Kabupaten Gunungkidul setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Diawali tahun anggaran 2009 dimana jumlah
presentasenya 5,869% yang kemudian tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi
5,882% dan kemudian pada tahun anggaran 2011 naik lagi sebesar 0,28% menjadi
6,162% hingga pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan menjadi 6,733%.
Berdasarkan pengertian kemandirian keuangan daerah bahwa semakin tinggi rasio
kemandirian berarti tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern
terutama pemerintah pusat dan pemerintah provinsi semakin rendah begitupun
sebaliknya. Menurut Mahmudi (2011), apabila presentase rasio setiap tahunnya
0,00-10,00% maka tingkat kemampuan kemandirian keuangan daerah masih
sangat kurang, 10,01-20,00% tingkat kemandirin masih kurang, 20,01-30,00%
tingkat kemandirian sedang, 30,01-40,00% tingkat kemandirian cukup, 40,01-
50,00% tingkat kemandirian baik dan untuk presentasi lebih dari 50% tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kemandirian sangat baik. Dari kriteria penilaian tersebut, rata-rata presentase rasio
kemandirian keuangan kabupaten Gunungkidul selama tahun 2009-2012 masih
bearada di bawah 10%, ini berarti tingkat kemandirian keuangan daerah dalam
mencukupi kebutuhan pembiayaan untuk melakukan tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat masih sangat kurang. Oleh karena itu,
perlu adanya usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap bantuan pihak
ekstern (terutama pemerintahan pusat dan provinsi), baik melalui pengoptimalan
sumber pendapatan asli daerah khusunya pada pendapatan lain-lain PAD yang
sah. Selain itu, rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan
komponen pendapatan asli daerah. Semakin tinggi kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan
juga semakin tinggi.
2.Rasio Efektifitas dan Efisiensi
Tabel 5. Hasil Perhitungan Rasio Evektifitas dan Efisiensi Kabupaten
Gunungkidul Tahun Anggaran 2009-2012
No. Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Rasio
Efektifitas
106,122% 103,854% 113,57% 98,51%
2 Rasio
Efisiensi
2,279% 2,242% 2,42 % 2,858 %
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan hasil perhitungan rasio efektivitas dan efisiensi pada tabel 5
diatas dapat dilihat presentase rasio efektifitas Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul pada tahun 2009 sebesar 106,122% kemudian pada tahun 2010
mengalami penurunan menjadi 103,854% lalu pada tahun 2011 mengalami
kenaikan menjadi 113,57% dan kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan
drastis dibawah 100% yaitu menjadi 98,51%.
Menurut Mahmudi (2011) kriteria penilaian tingkat efektifitas PAD diatas
100% maka tingkat efektifitasnya sangat efektif, 100% tingkat efektifitasnya
sudah efektif, 90%-99% cukup efektif, 75%-89% kurang efektif dan kurang dari
75% tidak efektif. Dilihat dari analisis data diatas, rata-rata presentase rasio
efektifitas kabupaten Gunungkidul berada pada tingkat diatas 100%. Angka ini
menunjukkan bahwa pemerintah daerah sudah sangat efektif dalam melaksanakan
tugasnya untuk merealisasikan sumber pendapatan asli daerah khususnya dalam
melakukan pemungutan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan
lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Hanya saja, pada tahun 2012 rasio
efektivitas memang mengalami penurunan yang begitu terlihat dibawah 100%
yaitu 98,51%. Berarti di tahun 2012, jumlah anggaran PADlebih besar
dibandingkan realisasi PAD. Hal ini disebabkan karena jumlah realisasi
pendapatan pajak daerah, pendapatan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah
masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah anggarannya.
Kriteria penilaian tingkat efisiensi menurut Mahmudi (2011) apabila
presentase efisien kurang dari 5% maka tingkat efisiensi sudah sangat efisien, 5%-
10% efisien, 11%-20% cukup efisien, 21%-30% kurang efisien dan lebih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
30% tidak efisien. Dari perhitungan rasio efisiensi diatas kinerja Pemerintahan
Daerah Kabupaten Gunungkidul dapat dikatakan sangat efisien karena
perhitungan rasio tahun 2009 sebesar 2,279%, 2010 sebesar 2,242%, tahun 2011
sebesar 2,242% dan 2012 sebesar 2,858%. Sesuai kriteria penilaian tingkat
efisiensi diatas, kinerja pemerintah daerah selama 4 tahun terakhir ini sudah
tergolong dalam tingkatan yang efisien.
3. Rasio Aktivitas
Tabel 6. Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas Kabupaten Gunungkidul
Tahun Anggaran 2009-2012
No Uraian 2009 2010 2011 2012
1 Rasio Belanja
Rutin (belanja
operasi)
80,28% 88,16% 83,29% 80,08%
2 Rasio belanja
pembangunan
(belanja modal)
14,45% 6,14% 11,82% 15,31%
Sumber : Data diolah
Dalam analisis keserasian belanja, rasio belanja operasi dan belanja modal
menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi dananya
pada belanja rutin (belanja operasi) dan belanja pembangunan (belanja modal)
secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
rutin berarti persentase belanja investasi (belanja pembangunan) yang digunakan
untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin
kecil. Belum ada patokan yang pasti berapa besarnya rasio belanja rutin maupun
pembangunan terhadap APBD yang ideal, karena sangat dipengaruhi oleh
kegiatan pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk
mencapai pertumbuhan yang ditargetkan. Namun, pada umumnya proporsi
belanja operasi mendominasi total belanja daerah, yaitu antara 60-90 persen
sedangkan proporsi belanja modal sekitar 5-20 persen.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dana yang
dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul masih diprioritaskan
untuk pemenuhan belanja rutin, sehingga rasio belanja pembangunan terhadap
APBD masih relatif kecil. Pada tahun anggaran 2009 persentase rasio belanja
rutin terhadap APBD sebesar 80,28%, tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi
88,16%, kemudian tahun 2011 turun menjadi 83,29% dan mengalami penurunan
lagi menjadi 80,08% pada tahun 2012.
Jika dilihat, rata-rata rasio belanja rutin (belannja operasi) berada pada
angka 80%, hanya saja pada tahun anggaran 2010 persentase rasio belanja rutin
terhadap APBD naik sebesar 7,88% dari tahun anggaran 2009 menjadi 88,16%.
Realisasi belanja operasi pada tahun anggaran 2010 sebersar Rp
674.652.588.500,50 atau 96,33% dari anggaran sebesar Rp 700.360.826.568,30,
meningkat sebesar Rp 117.260.354.705,18 dibandingkan dengan realisasi tahun
anggaran 2009 sebesar Rp 557.392.233.795,32. Kenaikan rasio belanja operasi
yang terjadi pada tahun 2010 ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pendanaan terhadap belanja pembangunan, sehingga rasio belanja pembangunan
pada tahun 2010 turun menjadi 6,14%. Penurunan yang terjadi ini disebabkan
oleh penurunan jumlah realisasi belanja gedung dan bangunan serta realisasi
belanja jalan, irigasi dan jaringan. Pada tahun 2009 realisasi belanja gedung dan
bangunan sebesar Rp 58.775.210.219,52 yang kemudian pada tahun 2010 turun
sebesar Rp 47.971.647.119,52 menjadi Rp 10.803.563.100,00. Realisasi belanja
jalan, irigasi dan jaringan pada tahun 2010 sebesar Rp 18.984.331.235,00 atau
turun sebesar Rp 3.874.695.627,00 dibandingkan dengan realisasi tahun anggaran
2009 sebesar Rp 22.859.026.862,00.
Realisasi belanja operasi tahun anggaran 2011 sebesar Rp
782.057.033.944,23 atau 95,39% dari anggarannya sebesar Rp
819.852.075.712,41, meningkat sebesar Rp 107.404.445.443,73 dibandingkan
realisasi tahun anggaran 2010 sebesar Rp 674.652.588.500,50. Pada tahun
anggaran 2011 persentase rasio belanja rutin terhadap APBD turun menjadi
83,29% dan persentase rasio pembangunan terhadap APBD mengalami kenaikan
menjadi 11,82%. Kenaikan rasio pembangunan ini dipengaruhi karena adanya
kenaikan pada realisasi belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan
bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan, belanja asset tetap lainnya dan
belanja asset lainnya.
Realisasi belanja daerah tahun anggaran 2012 sebesar Rp
1.073.158.313.435,78 meningkat sebesar Rp 134.908.295.818,06 dibandingkan
realisasi tahun anggaran 2011 sebesar Rp 938.850.017.617,72. Realisasi belanja
operasi tahun anggaran 2012 sebesar Rp 859.474.327.831,61 meningkat sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Rp 77.417.293.887,38 dibandingkan tahun anggaran 2011. Pada tahun anggaran
2012 persentase rasio belanja rutin mengalami penurunan kembali menjadi
80,08% dari rasio belanja rutin tahun 2011, dan rasio belanja pembangunan
mengalami kenaikan 3,49% dari rasio belanja pembangunan tahun sebelumnya
menjadi 15,31%. Peningkatan rasio belanja dipengaruhi selama tahun 2012 ini
dipengaruhi karena adanya peningkatan juga terhadap realisasi belanja modal
pada belanja gedung dan bangunan, serta peningkatan realisasi belanja jalan,
irigasi dan jaringan. Peningkatan jumlah realisasi belanja pembangunan yang
terjadi selama tahun 2011 dan 2012 ini membuktikan bahwa permerintah daerah
Kabupaten Gunungkidul sudah mengambil tindakan untuk sedikit demi sedikit
meningkatkan pembangunan daerah.
Dari analisis yang telah dilakukan, APBD pemerintah Kabupaten
Gunungkidul masih didominasi oleh belanja operasi (belanja rutin). Bahkan setiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan pada jumlah realisasi belanja operasi.
Pemerintah daerah belum sepenuhnya mengalihkan fokus aktivitas wilayah
pemerintahannya agar mengarah kepada belanja pembangunan yang tentunya ini
akan memberikan dampak kepada usaha peningkatan pendapatan daerah dari segi
pembangunan daerah. Aktivitas wilayah merupakan rangkaian kegiatan yang tidak
terpisahkan dari pengembangan dan pembangunan wilayah dan merupakan suatu
pengembangan yang terpadu dengan memanfaatkan saling keterkaitan antar sektor
yang membentuk struktur ruang wilayah. Wilayah sebagai wadah kegiatan
ekonomi memiliki peran penting bagi wilayahnya sendiri maupun daerah disekitar
wilayah. Memahami sistem aktivitas wilayah, pola perilaku manusia merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah, yaitu sistem
kegiatan yang menyangkut hubungan yang lebih kompleks (cross relationship)
dengan berbagai sistem kegiatan yang lain baik dengan perorangan, kelompok dan
lembaga.
4. Rasio Pertumbuhan
Tabel 7. Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan Kabupaten Gunungkidul
Tahun Anggaran 2009-2012
Uraian 2009 2010 2011 2012
PAD - 10,626% 28,02 % 23,113 %
Total
Pendapatan
Daerah
- 12,12% 20,993 % 11,459 %
Belanja Operasi - 21,037% 15,19% 9,899 %
Belanja Modal - -49,917% 136,21 % 48,044 %
Sumber : Data diolah
Analisis rasio pertumbuhan (Growth Ratio) mengukur seberapa besar
kemampuan pemerintah daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan
untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai
dari periode keperiode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk
masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat
digunakan mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
perhatian lebih. Rasio belanja pembangunan pemerintah daerah Kabupaten
Gunungkidul mengalami trend yang negatif pada tahun 2010 sebesar
(49,917%). Hal ini disebabkan karena jumlah belanja modal pada tahun 2009
lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010. Berarti pemerintah daerah belum
mengoptimalkan pembangunan daerah dan cenderung mengalokasikan
pendanaannya pada belanja operasi. Namun pada tahun 2011 rasio
pertumbuhan belanja pembangunan mulai menunjukkan kenaikan menjadi
136,21%, dan ditahun 2012 mengalami penurunan menjadi 48,044% masih
berada pada trend positif. Realisasi rasio pertumbuhan pendapatan dari tahun
2009-2012 membawa trend yang positif.
Disisi lain, rasio pertumbuhan pendapatan pada tahun 2010 berada
dibawah rasio pertumbuhan belanja rutin sedangkan pada tahun 2011 dan 2012
yang hasilnya berada sedikit diatas dari rasio pertumbuhan belanja rutin
menunjukkan bahwa belanja rutin yang dikeluarkan dari tahun 2011-2012
cenderung tidak begitu besar. Sebab pada saat ini pemerintah daerah
Kabupaten Gunungkidul secara bertahap, mulai memprioritaskan belanja
pembangunan untuk perbaikan infrastruktur daerah. Berdasarkan hasil
perhitungan, pertumbuhan kinerja pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul
sudah menunjukkan perkembangan yang begitu baik karena setelah sempat
pada tahun 2010 rasio belanja pembangunan mengalami trend negatif, namun
pada tahun 2011 dan 2012 mulai terlihat trend positif. Pertumbuhan suatu
daerah dapat dikatakan baik karena pemerintah daerah dapat mengefisienkan
biaya yang dikeluarkan untuk belanja rutin dan lebih mengefektifkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
penggunaan pendapatan yang diperoleh daerah untuk sector pembangunan
yang dapat mendukung peningkatan penerimaan PAD. Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul optimis untuk terus menaikkan pertumbuhan ekonomi, terutama
diharapkan dari sumbangan beberapa sektor dominan seperti sektor pariwisata,
pertanian serta perdagangan dan jasa, yang dapat menunjukkan pertumbuhan
ekonomi lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini menjadi komitmen pemerintah
daerah Kabupaten Gunungkidul yang sangat kuat untuk menciptakan iklim
investasi yang semakin kondusif dan terbuka, sehingga menjadi daya tarik para
investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Gunungkidul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian keuangan daerah Kabupaten Gunungkidul dari tahun
2009-2012 masih sangat kurang. Artinya ketergantungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Gunungkidul pada Pemerintah Pusat masih sangat
tinggi, terutama terhadap penerimaan dari bantuan pemerintah pusat
berupa DAU (Dana Alokasi Umum) /DAK (Dana Alokasi Khusus).
2. Realisasi penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Gunungkidul
sudah bisa dikatakan proporsional karena presentase untuk rasio efektifitas
sudah berada diatas 100% atau dalam kategori sangat efektif, walaupun
pada tahun 2012 sempat mengalami penurunan.
3. Kinerja pemerintah didalam memungut PAD (dalam hal ini pajak daerah)
sudah efisien yang ditandai dengan trend rasio dibawah 5%.
4. Didalam pengukuran terhadap rasio aktivitas dapat diketahui bahwa
sebagian besar dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten
Gunungkidul masih diprioritaskan untuk pemenuhan belanja rutin
terutama belanja pegawai, sehingga rasio belanja pembangunan publik
terhadap APBD masih relatif kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5. Pertumbuhan APBD, kinerja pemerintah daerah KabupatenGunungkidul
memang belum sangat optimal, namun sudah terlihat sedikit ada perbaikan
karena selama kurun waktu 2 (dua) tahun yaitu pada tahun 2011 dan 2012
rasio belanja pembangunan (Belanja Modal) mengalami peningkatan. Ini
artinya pemerintah Kabupaten Gunungkidul sudah mulai memprioritaskan
belanja pembangunan guna memperbaiki pembangunan struktur dan
infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Gunungkidul.
6. Secara umum kinerja keuangan pemerintahan daerah Kabupaten
Gunungkidul menunjukkan rata-rata kinerja keuangan daerah yang masih
belum stabil. Dimana hasil perhitungan disetiap tahun masih mengalami
angka yang naik turun sehingga beberapa rasio keuangan masih
menunjukkan trend positif dan trend negatif. Hal ini disebabkan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Gunungkudul belum optimal didalam
pengelolaan kekayaan sumber daya daerah yang tersedia namun untuk
pendapatan asli daerah yang diterima sebagian besar mulai terserap dengan
sepenuhnya sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan tersebut, maka hal-hal yang
disarankan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul harus mulai bertahap
untuk tidak bergantung lagi kepada pemerintah pusat dan mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengoptimalkan sumber daya alam yang ada sehingga pendapatan asli
daerah seperti pajak daerah dan retribusi daerah bisa semakin
meningkat.
2. Pengalokasian pendanaan belanja sebisa mungkin diminimalkan agar
pengeluaran untuk belanja tidak meningkat pesat setiap tahunnya.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul sebaiknya lebih
meningkatkan lagi pengalokasian dana yang dimiliki untuk belanja
pembangunan (belanja modal), sehingga pembangunan di Kabupaten
Gunungkidul semakin baik dan bertambahnya sarana dan prasarana
yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 1996. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi
Kelima. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi,Yogyakarta
Halim, Abdul. 2002. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Seri Bunga
Rampai Manajenen Keuangan Daerah. UUP AMP YKPN, Yogyakarta.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.
Salemba Empat.
Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan).UUP
STIM
Halim, Abdul.Restianto,Yanuar L dan Karman, I Wayan. 2010. Sistem Akuntansi
Sektor Publik. Seri Bunga Rampai Akuntansi Sektor Publik. UUP STIM,
YKPN.
Halim, Abdul dan Kusufi, Muhammad Syam. 2011. Akuntansi Keuangan Daerah
Edisi IV. Penerbit Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Kamsir. 2008.Analisis laporan Keuangan.Edisi Pertama.Rajawali Pers, Jakarta
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Prenada Media
Group, Jakarta.
Mahmudi. 2006. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Penerbit
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta
Mahmudi. 2007. Analisis laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Penerbit STIE
Manajemen YKPN, Yogyakarta
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. UII Press, Yogyakarta
Mardiasmo. 2002.Akuntansi Sektor Publik. Edisi II. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Nurcolis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintah dan Otonomi Daerah. PT
Grasindo, Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang pedoman
Pengelolahan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standart Akuntansi
Pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintah
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan.Edisi
Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE, Yogyakarta
Tanjung, Abdul Hafiz. 2006. Penatausahaan dan Akuntansi Keuangan Daerah
Untuk SKPKD dan Pemerintah Daerah Jilid 2. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
Tanjung, Abdul Hafiz. 2008. Akuntansi Pemerintah Daerah Konsep dan Aplikasi.
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar
Pemerintah Pusat dan Daerah
Yani, Ahmad. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
www.gunungkidulkab.go.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN
GUNUNGKIDUL TAHUN ANGGARAN 2009-2012
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2009
Uraian Catatan Anggaran 2009 Realisasi 2009
PENDAPATAN 5.A.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.A.1.1
Pendapatan Pajak Daerah 5.A.1.1.a 5.724.000.000,00 6.875.766.083,00
Pendapatan Retibusi Sampah 5.A.1.1.b 19.921.523.272,00 21.690.642.795,50
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan
5.A.1.1.c 5.199.530.678,80 5.200.730.811.18
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
5.A.1.1.d 5.391.820.550,00 4.688.266.482,43
Jumlah Pendpatan Asli Daerah 36.236.975.500,80 38.455.406.172,11
PENDAPATAN TRANSER 5.A.1.2
Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
5.A.1.2.a
Dana Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.a 26.007.333.889,00 28.862.596.605,00
Dana bgi Hasil Sumber Daya Alam 5.A.1.2.a 1.096.556.000,00 764.932.117,00
Dana Alokasi Umum 5.A.1.2.a 508.212.308.000,00 508.212.308.000,00
Dana Aloasi Khusus 5.A.1.2.a 71.523.000.000,00 71.523.000.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer – Dana
Perimbangan
606.839.197.889,00 609.362.836.722,00
Transfer Pemerintah Pusat -
Lainnya
5.A.1.2.b
Dana Otonomi Khusus 5.A.1.2.b 0,00 0,00
Dana Penyesuaian 5.A.1.2.b 28.862.860.000,00 22.370.625.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat-Lainnya
28.862.860.000,00 22.370.625.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Laporan Realisasi APBD Tahun 2009 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2009 Realisasi 2009
Transfer Pemerintah Provinsi 5.A.1.2.c
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.c 23.483.165.100,00 23.483.165.100
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 5.A.1.2.c 0,00 0,00
Jumah Transerf Pemerintah Provinsi 23.483.165.100,00 23.483.165.100
Jumlah Pendapatan Transfer 650.185.222.989,00 655.216.626.822,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH
5.A.1.3.
Pendapatan Hibah 5.A.1.3 0,00 453.495.000,00
Pendapatan Dana Darurat 5.A.1.3 0,00 0,00
Pendapatan Lainnya 5.A.1.3 17.887.600.000,00 17.828.000.000,00
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang
Sah
17.887.600.000,00 18.281.495.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 713.703.592.489,00 711.953.527.994,11
BELANJA 5.A.2
BELANJA OPERASI 5.A.2.1
Belanja Pegawai 5.A.2.1.a 504.494.729.090,83 462.231.695.650,32
Belanja Barang 5.A.2.1.b 77.487.482.906,00 68.963.385.843,00
Bunga 5.A.2.1.c 77.000.000,00 59.872.452,00
Subsidi 5.A.2.1.d 0,00 0,00
Hibah 5.A.2.1.e 1.441.827.500,00 1.382.413.750,00
Bantuan Sosial 5.A.2.1.f 26.494.726.600,00 24.754.866.100,00
Jumlah Belanja Operasi 609.995.766.096,00 557.392.233.795,32
BELANJA MODAL 5.A.2.2
Belanja Tanah 5.A.2.2 1.312.500.000,00 598.580.000,00
Belanja Peralatan dan Mesin 5.A.2.2 12.011.892.205,00 11.144.307.100,00
Belanja Gedung dan Bangunan 5.A.2.2 60.453.351.000,00 58.775.210.219,52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Laporan Realisasi APBD Tahun 2009 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2009 Realisasi 2009
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.A.2.2 24.474.001.000,00 22.859.026.862,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 5.A.2.2 546.959.000,00 500.123.120,00
Belanja Aset Lainnya 5.A.2.2 0,00 0,00
Jumlah Belanja Modal 98.789.703.205,00 93.848.247.301,52
BELANJA TAK TERDUGA 5.A.2.3
Belanja Tak Terduga 5.A.2.3 2.239.000.000,00 1.127.625.600,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 2.239.000.000,00 1.127.625.600,00
JUMLAH BELANJA 711.033.469.301,00 652.368.106.696,84
TRANSFER 5.A.2.4
Transfer/Bagi Hasil Ke Desa 5.A.2.4
Bagi Hasil Pajak 5.A.2.4.a 1.573.320.749,00 1.573.320.549,00
Bagi Hasil Retribusi 5.A.2.4.b 1.573.320.749,00 1.402.13.465,00
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 5.A.2.4.c 39.958.960.000,00 38.901.246.250,00
Jumlah Transfer/Bagi Hasil ke Desa 42.934.412.214,00 41.876.698.264,00
SURPLUS/DEFISIT (40.264.289.026,03) 17.708.723.033,27
PEMBIAYAAN 5.A.3
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 5.A.3.1
Penggunaan SiLPA 5.A.3.1 39.957.6543.436,03 39.957.6543.436,03
Penerimaan Kembali Pinjaman 5.A.3.1 1.812.754.000,00 1.477.846.000,00
Penerimaan Piutang Daerah 5.A.3.1 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan 41.770.408.436,03 41.464.603.686,03
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.A.3.2
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.A.3.2 1.400.000.000,00 1.400.000.000,00
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri
5.A.3.2 106.119.410,00 106.119.410,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Laporan Realisasi APBD Tahun 2009 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2009 Realisasi 2009
Jumlah Pengeluaran 1.506.119.410,00 1.506.119.410,00
PEMBIAYAAN NETTO 40.264.289.026,03 39.958.484.276,03
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN
5.A.4 57.667.207.309,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Laporan Realisasi APBD Tahun 2010
Uraian Catatan Anggaran 2010 Realisasi 2010
PENDAPATAN 5.A.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.A.1.1
Pendapatan Pajak Daerah 5.A.1.1.a 6.646.500.000,00 5.948.838.513,00
Pendapatan Retibusi Sampah 5.A.1.1.b 24.058.383.800,00 25.079.535.222,50
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan
5.A.1.1.c 4.713.845.346,80 4.731.777.472,02
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
5.A.1.1.d 5.544.331.983,20 6.781.880.181,09
Jumlah Pendpatan Asli Daerah 40.963.061.30,00 42.542.031.388,61
PENDAPATAN TRANSER 5.A.1.2
Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
5.A.1.2.a
Dana Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.a 34.573.304.646,00 34.689.415.455,00
Dana bgi Hasil Sumber Daya Alam 5.A.1.2.a 1.887.901.918,00 135.047.871,00
Dana Alokasi Umum 5.A.1.2.a 521.293.704.000,00 521.293.704.000,00
Dana Aloasi Khusus 5.A.1.2.a 77.574.200.000,00 77.574.200.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer – Dana
Perimbangan
635.329.110.564,00 633.692.367.326,00
Transfer Pemerintah Pusat -
Lainnya
5.A.1.2.b
Dana Otonomi Khusus 5.A.1.2.b 0,00 0,00
Dana Penyesuaian 5.A.1.2.b 65.034.896.000,00 64.101.596.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat-Lainnya
65.034.896.000,00 64.101.596.000,00
Transfer Pemerintah Provinsi 5.A.1.2.c
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.c 25.627.683.941,56 25.472.391.574,00
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 5.A.1.2.c 0,00 0,00
Jumah Transerf Pemerintah Provinsi 25.627.683.941,56 25.472.391.574,00
Jumlah Pendapatan Transfer 725.991.690.505,56 723.266.354.900,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2010 Realisasi 2010
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH
5.A.1.3
Pendapatan Hibah 5.A.1.3 14.430.360.000,00 14.430.360.000,00
Pendapatan Dana Darurat 5.A.1.3 0,00 0,00
Pendapatan Lainnya 5.A.1.3 16.200.000.000,00 18.010.129.064,00
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang
Sah
30.630.360.000,00 32.440.489.064,00
JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA 5.A.2
BELANJA OPERASI 5.A.2.1
Belanja Pegawai 5.A.2.1.a 591.074.560.559,00 576.371.605.552,50
Belanja Barang 5.A.2.1.b 79.479.545.061,00 69.124.504.229,00
Bunga 5.A.2.1.c 77.000.000,00 51.613.404,00
Subsidi 5.A.2.1.d 0,00 0,00
Hibah 5.A.2.1.e 9.440.108.698,00 9.245.564.065,00
Bantuan Sosial 5.A.2.1.f 20.289.612.250,00 19.859.301.250,00
Jumlah Belanja Operasi 700.360.826.568,30 674.652.588.500,50
BELANJA MODAL 5.A.2.2
Belanja Tanah 5.A.2.2 2.409.700.000,00 2.251.051.476,00
Belanja Peralatan dan Mesin 5.A.2.2 37.322.431.820,00 14.809.293.365,00
Belanja Gedung dan Bangunan 5.A.2.2 28.524.364.165,00 10.803.563.100,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.A.2.2 19.472.767.335,00 18.984.331.235,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 5.A.2.2 21.173.235.100,00 152.889.220,00
Belanja Aset Lainnya 5.A.2.2 0,00 0,00
Jumlah Belanja Modal 108.902.498.420,00 47.001.128.396,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2010 Realisasi 2010
BELANJA TAK TERDUGA 5.A.2.3
Belanja Tak Terduga 5.A.2.3 1.133.906.414,56 557.187.375,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 1.133.906.414,56 557.187.375,00
JUMLAH BELANJA 810.397.231.402,86 722.210.904.271,50
TRANSFER 5.A.2.4
Transfer/Bagi Hasil Ke Desa 5.A.2.4
Bagi Hasil Pajak 5.A.2.4.a 1.647.792.810,00 1.647.792.810,00
Bagi Hasil Retribusi 5.A.2.4.b 1.492.209.822,00 1.492.209.822,00
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 5.A.2.4.c 41.223.790.000,00 39.839.280.018,21
Jumlah Transfer/Bagi Hasil ke Desa 44.363.792.632,00 42.979.282.650,21
SURPLUS/DEFISIT (57.175.912.399,00) 33.058.688.430,90
PEMBIAYAAN 5.A.3
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 5.A.3.1
Penggunaan SiLPA 5.A.3.1 57.667.207.309,30 57.667.207.309,30
Penerimaan Kembali Pinjaman 5.A.3.1 1.596.200.000,00 1.640.443.532,00
Penerimaan Piutang Daerah 5.A.3.1 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan 59.263.407.309,30 59.307.650.841,30
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.A.3.2
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.A.3.2 1.580.200.00,00 1.577.862.500,00
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri
5.A.3.2 507.294.910,00 507.294.910,00
Jumlah Pengeluaran 2.087.494.910,00 2.085.157.410,00
PEMBIAYAAN NETTO 57.175.912.399,30 57.222.493.431,30
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN
5.A.4 90.281.181.862,20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011
Uraian Catatan Anggaran 2011 Realisasi 2011
PENDAPATAN 5.A.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.A.1.1
Pendapatan Pajak Daerah 5.A.1.1.a 7.277.580.000,00 8129.852.163,00
Pendapatan Retibusi Sampah 5.A.1.1.b 10.321.359.500,00 11.384.304.859,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 5.A.1.1.c 4.311.961.587,30 4.259.232.514,51
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah
5.A.1.1.d 26.042.323.425,00 30.689.029.235,00
Jumlah Pendpatan Asli Daerah 47.953.224.512,30 54.462.418.772,18
PENDAPATAN TRANSER 5.A.1.2
Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
5.A.1.2.a
Dana Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.a 34.763.163.982,75 33.561.169.143,00
Dana bgi Hasil Sumber Daya Alam 5.A.1.2.a 1.957.156.652,00 2.277.833.760,00
Dana Alokasi Umum 5.A.1.2.a 572.300.004.000,00 572.008.916.000,00
Dana Aloasi Khusus 5.A.1.2.a 59.168.700.000,00 59.156.800.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer – Dana
Perimbangan
668.189.024.634,75 667.004.718.903,00
Transfer Pemerintah Pusat -
Lainnya
5.A.1.2.b
Dana Otonomi Khusus 5.A.1.2.b 0,00 0,00
Dana Penyesuaian 5.A.1.2.b 185.897.339.240,00 185.897.339.240,00
Jumlah Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat-Lainnya
185.897.339.240,00 185.897.339.240,00
Transfer Pemerintah Provinsi 5.A.1.2.c
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.c 30.916.556.000,00 30.916.556.000,00
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 5.A.1.2.c 0,00 0,00
Jumah Transerf Pemerintah Provinsi 30.916.556.000,00 30.916.556.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer 885.002.919.874,75 883.818.614.143,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Laporan Realisasi APBD Tahun 2011 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2011 Realisasi 2011
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH
5.A.1.3.
Pendapatan Hibah 5.A.1.3 0,00 0,00
Pendapatan Dana Darurat 5.A.1.3 0,00 0,00
Pendapatan Lainnya 5.A.1.3 28.271.350.000,00 27.545.200.000,00
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 28.271.350.000,00 27.545.200.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 961.227.494.387,05 965.826.232.915,18
BELANJA 5.A.2
BELANJA OPERASI 5.A.2.1
Belanja Pegawai 5.A.2.1.a 671.094.758.957,46 651.427.062.004,71
Belanja Barang 5.A.2.1.b 117.589.506.504,95 104.745.057.835,52
Bunga 5.A.2.1.c 43.500.000,00 43.354.354,00
Subsidi 5.A.2.1.d 0,00 0,00
Hibah 5.A.2.1.e 10.517.358.000,00 9.387.372.500,00
Bantuan Sosial 5.A.2.1.f 20.606.952.250,00 16.454.187.250,00
Jumlah Belanja Operasi 819.852.075.712,41 782.057.033.944,23
BELANJA MODAL 5.A.2.2
Belanja Tanah 5.A.2.2 2.487.771.500,00 2.251.868.775,00
Belanja Peralatan dan Mesin 5.A.2.2 48.097.172.917,55 31.387.224.866,25
Belanja Gedung dan Bangunan 5.A.2.2 68.423.173.831,00 41.324.947.503,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.A.2.2 34.768.697.342,40 33.837.076.178,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 5.A.2.2 26.509.631.102,45 2.176.456.579,24
Belanja Aset Lainnya 5.A.2.2 44.900.000,00 43.900.000,00
Jumlah Belanja Modal 180.331.346.693,40 111.021.473.901,49
BELANJA TAK TERDUGA 5.A.2.3
Belanja Tak Terduga 5.A.2.3 2.412.352.326,44 793.829.500,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Laporan Realisasi APBD Tahun 2011 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2011 Realisasi 2011
Jumlah Belanja Tak Terduga 2.412.352.326,44 793.829.500,00
JUMLAH BELANJA 1.002.595.774.732,2
5 893.872.337.345,72
TRANSFER 5.A.2.4
Transfer/Bagi Hasil Ke Desa 5.A.2.4
Bagi Hasil Pajak 5.A.2.4.a 1.614.516.200,00 1.614.516.200,00
Bagi Hasil Retribusi 5.A.2.4.b 1.566.022.543,00 1.566.022.543,00
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 5.A.2.4.c 42.659.206.000,00 41.797.141.529,00
Jumlah Transfer/Bagi Hasil ke Desa 45.839.744.743,00 44.977.680.272,00
SURPLUS/DEFISIT (87.208.025.088,20) 26.976.215.297,46
PEMBIAYAAN 5.A.3
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 5.A.3.1
Penggunaan SiLPA 5.A.3.1 90.281.181.862,20 90.266.101.737,20
Penerimaan Kembali Pinjaman 5.A.3.1 1.596.200.000,00 1.611.335.463,00
Penerimaan Piutang Daerah 5.A.3.1 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan 91.877.281.862,20 91.877.437.200,20
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.A.3.2
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.A.3.2 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri
5.A.3.3 89.156.774,00 85.569.526,00
Pemberian Pinjaman Daerah 5.A.3.4 1.580.200.000,00 1.577.775.000,00
Jumlah Pengeluaran 4.669.356.774,00 4.663.344.526,00
PEMBIAYAAN NETTO 87.208.025.088,20 87.214.092.674,20
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN
5.A.4 114.190.307.971,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Laporan Realisasi APBD Tahun 2012
Uraian Catatan Anggaran 2012 Realisasi 2012
PENDAPATAN 5.A.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.A.1.1
Pendapatan Pajak Daerah 5.A.1.1.a 9.032.000.000,00 10.728.490.356,00
Pendapatan Retibusi Sampah 5.A.1.1.b 21.303.082.589,20 19.667.336.377,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
5.A.1.1.c 5.329.022.778,10 5.329.404.405,12
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
5.A.1.1.d 32.401.867.936,03 31.325.550.754,97
Jumlah Pendpatan Asli Daerah 68.065.973.303,33 67.050.781.893,09
PENDAPATAN TRANSER 5.A.1.2
Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
5.A.1.2.a
Dana Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.a 31.891.709.726,00 39.140.930.847,00
Dana bgi Hasil Sumber Daya Alam 5.A.1.2.a 2.237.442.803,00 2.262.208.667,00
Dana Alokasi Umum 5.A.1.2.a 687.944.489.000,00 687.944.489.000,00
Dana Aloasi Khusus 5.A.1.2.a 70.584.420.000,00 70.584.420.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer – Dana
Perimbangan
792.685.061.528,00 799.932.048.514,00
Transfer Pemerintah Pusat -
Lainnya
5.A.1.2.b
Dana Otonomi Khusus 5.A.1.2.b 0,00 0,00
Dana Penyesuaian 5.A.1.2.b 159.563.905.000,00 159.563.905.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat-Lainnya
159.563.905.000,00 159.563.905.000,00
Transfer Pemerintah Provinsi 5.A.1.2.c
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5.A.1.2.c 36.406.595.000,00 36.406.595.000,00
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 5.A.1.2.c 0,00 0,00
Jumah Transerf Pemerintah Provinsi 36.406.595.000,00 36.406.595.000,00
Jumlah Pendapatan Transfer 988.628.561.528,00 995.902.548.514,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH
5.A.1.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Laporan Realisasi APBD Tahun 2012 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2012 Realisasi 2012
Pendapatan Hibah 5.A.1.3 174.000.000,00 174.000.000,00
Pendapatan Dana Darurat 5.A.1.3 0,00 0,00
Pendapatan Lainnya 5.A.1.3 17.205.065.000,00 13.374.665.000,00
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang
Sah
17.205.065.000,00 13.548.665.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 17.379.065.000,00 13.548.665.000,00
BELANJA 5.A.2
BELANJA OPERASI 5.A.2.1
Belanja Pegawai 5.A.2.1.a 757.896.915.980,39 734.394.353.596,00
Belanja Barang 5.A.2.1.b 133.844.709.958,97 113.300.656.607,61
Bunga 5.A.2.1.c 35.500.000,00 35.197.128,00
Subsidi 5.A.2.1.d 0,00 0,00
Hibah 5.A.2.1.e 6.136.950.000,00 6.031.450.000,00
Bantuan Sosial 5.A.2.1.f 5.800.510.250,00 5.718.670.500,00
Jumlah Belanja Operasi 903.714.586.189,36 859.480.327.831,63
BELANJA MODAL 5.A.2.2
Belanja Tanah 5.A.2.2 6.291.113.000,00 5.683.959.910,00
Belanja Peralatan dan Mesin 5.A.2.2 31.202.578.400,00 21.465.339.211,00
Belanja Gedung dan Bangunan 5.A.2.2 85.962.225.725,00 79.424.193.253,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.A.2.2 56.970.634.750,00 2.484.298.172,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 5.A.2.2 28.109.718.270,23 55.303.150.071,73
Belanja Aset Lainnya 5.A.2.2 0,00 0,00
Jumlah Belanja Modal 208.536.270.145,23 164.360.940.617,73
BELANJA TAK TERDUGA 5.A.2.3
Belanja Tak Terduga 5.A.2.3 18.744.565.508,40 198.297.000,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 18.744.565.508,40 198.297.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Laporan Realisasi APBD Tahun 2012 (Lanjutan)
Uraian Catatan Anggaran 2012 Realisasi 2012
JUMLAH BELANJA 1.130.995.421.842,2
3
1.024.039.565.449,3
4
TRANSFER 5.A.2.4
Transfer/Bagi Hasil Ke Desa 5.A.2.4
Bagi Hasil Pajak 5.A.2.4.a 1.939.964.200,00 1.939.959.199,50
Bagi Hasil Retribusi 5.A.2.4.b 1.857.357.350,00 1.857.357.349,50
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 5.A.2.4.c 46.609.645.550,00 45.321.431.437,44
Jumlah Transfer/Bagi Hasil ke Desa 50.406.645.550,00 49.118.747.986,44
SURPLUS/DEFISIT (107.328.467.561,66
) 3.343.681.971,31
PEMBIAYAAN 5.A.3
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 5.A.3.1
Penggunaan SiLPA 5.A.3.1 114.190.307.971,66 114.190.307.971,00
Penerimaan Kembali Pinjaman 5.A.3.1 1.416.000.000,00 1.198.147.199,00
Penerimaan Piutang Daerah 5.A.3.1 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan 115.606.307.971,66 115.388.455.170,66
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.A.3.2
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.A.3.2 6.500.000.000,00 6.500.000.000,00
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri
5.A.3.3 377.840.410,00 377.840.410,00
Pemberian Pinjaman Daerah 5.A.3.4 1.400.000.000,00 1.084.000.000,00
Jumlah Pengeluaran 8.277.840.410,00 7.961.840.410,00
PEMBIAYAAN NETTO 107.328.467.561,66 107.426.614.760,66
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN
5.A.4 110.770.296.731,97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI