plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · organisasi wanita di yogyakarta tahun 1914...

85
PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914-1946 MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: FITRILIYANINGTYAS WULANSARI NIM: 101314030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vuongque

Post on 10-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN

ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914-1946

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

FITRILIYANINGTYAS WULANSARI

NIM: 101314030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

i

PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN

ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914-1946

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

FITRILIYANINGTYAS WULANSARI

NIM: 101314030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Makalah ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua ku Bapak Subartono dan Ibu Rahayu yang selalu mendoakan dan

mendukungku.

2. Kedua adikku Ningsih dan Ningrum yang selalu memberikan semangat.

3. Keluarga besar trah Karsorejo dan Joyo Wiyono.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

v

HALAMAN MOTTO

Wanita jangan memiliki jiwa kerdil, tetapi berjiwa Srikandi.

(Nyai Ahmad Dahlan)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

(Aristoteles)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau

kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

(Evelyn Underhill)

Don’t think be a star if you afraid to try it!

(Penulis)

Belajar tidak harus ngoyo yang penting continue dan istiqomah.

(Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

viii

ABSTRAK

PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN ORGANISASI

WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914-1946

Oleh:

Fitriliyaningtyas Wulansari

Universitas Sanata Dharma

2015

Makalah ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Latar belakang kehidupan

Nyai Ahmad Dahlan, (2) Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi

wanita di Yogyakarta, (3) Pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan

organisasi wanita bagi wanita masa kini.

Penulisan makalah ini menggunakan metode sejarah, dengan langkah-

langkah: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pembahasan dalam

makalah ini menggunakan pendekatan sosial-budaya. Sedangkan model

penulisannya bersifat deskriptif analitis.

Hasil penulisan menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang kehidupan Nyai

Ahmad Dahlan, di samping sebagai ibu rumah tangga, ia juga mendorong anak-

anak perempuan mengikuti pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki.

Sehingga diperlukan wadah untuk mengembangkan cita-citanya (2) Peran Nyai

Ahmad Dahlan terbukti dalam perjuangannya untuk mendirikan organisasi

Aisyiyah yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak

perempuan di Yogyakarta khususnya kampung Kauman (3) Pengaruh dari

perjuangan Nyai Ahmad Dahlan adalah wanita-wanita di Yogyakarta semakin

maju dalam bersosialisasi maupun yang lainnya. Kegigihan dari Nyai Ahmad

Dahlan, memberikan inspirasi bagi wanita-wanita di Yogyakarta, di antaranya

adalah Bupati Gunungkidul Ibu Hj. Badingah S.Sos dan Bupati Bantul Ibu Hj. Sri

Surya Widati yang tidak lain adalah seorang wanita yang mampu memimpin

daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

ix

ABSTRACT

THE ROLE OF NYAI AHMAD DAHLAN IN ESTABLISHING

ORGANIZATION OF WOMEN IN YOGYAKARTA 1914-1946

By:

Fitriliyaningtyas Wulansari

Sanata Dharma University

2015

This paper aims to describe: (1) The background of Nyai Ahmad Dahlan’s

life, (2) The role of Nyai Ahmad Dahlan in establishing women's organizations in

Yogyakarta, (3) The influence of Nyai Ahmad Dahlan’s role in establishing

women's organizations for women today.

In writing this paper, the writer used historical method with heuristic,

verification, interpretation, and historiography method. The discussion in this

papers uses social-cultural approach. The writing style of this study is descriptive-

analytical.

The results of this paper show that: (1) The background Nyai Ahmad

Dahlan life, besides being a housewife, she encouraged girls to follow education

equal men needed to develop their goals (2) The role of Nyai Ahmad Dahlan is

evident in its struggle to establish Aisyiyah organization that aims to provide

education to girls in Yogyakarta especially in Kauman (3) The influence of Nyai

Ahmad Dahlan’s struggle are that women in Yogyakarta advanced in social as

well as others. Persistence of Nyai Ahmad Dahlan, has provided the inspiration

for women in Yogyakarta, which include Gunungkidul Regent Hj. Badingah

S.Sos and Bantul Regent Hj. Sri Surya Widati, the other women who were able to

lead the region.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturken kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam Mendirikan Organisasi Wanita di

Yogyakarta Tahun 1914-1946” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana, Progam

Studi Pendidikan Sejarah. Bagi penulis penyusunan makalah ini telah memberikan

banyak ilmu dan pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan sebuah

karya ilmiah.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Drs. A.K. Wiharyanto, M.M, selaku dosen pembimbing yang telah

sabar membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan,

saran serta masukan selama penyusunan makalah ini.

4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah

yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

5. Bapak, Ibu dan adik-adik yang tercinta, terima kasih atas segala doa dan

dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma, serta seluruh keluarga besarku terimakasih

atas dukungan dan doanya.

6. Sahabatku Okti, Krismibinata, Ghevhoo, Fersavili serta seluruh teman-

teman terutama teman dari Pendidikan Sejarah angkatan 2010,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................... 7

1. Tujuan Penulisan ..................................................................... 7

2. Manfaat Penulisan ................................................................... 8

D. Sistematika Penulisan ..................................................................... 9

BAB II : LATAR BELAKANG KEHIDUPAN NYAI AHMAD DAHLAN

A. Muhammadiyah dan Kaum Perempuan di Kauman Yogyakarta ... 10

B. Nyai Ahmad Dahlan dan Lingkungan Keluarga ............................. 14

BAB III : PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN

ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA

A. Latar Belakang Perjuangan Nyai Ahmad Dahlan ........................... 21

B. Lahirnya Organisasi Aisyiyah ......................................................... 24

1. Latar belakang lahirnya organisasi Aisyiyah ............................ 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

xiii

2. Profil Organisasi Aisyiyah ........................................................ 27

3. Identitas, Visi dan Misi Aisyiyah .............................................. 30

4. Perkembangan Aisyiyah dan Kegiatannya ................................ 31

5. Makna Lambang Organisasi Aisyiyah ....................................... 37

C. Pengalaman Nyai Ahmad Dahlan

dalam Memimpin Aisyiyah .. ........................................................... 38

BAB IV : PENGARUH PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM

MENDIRIKAN ORGANISASI WANITA BAGI WANITA

MASA KINI

A. Pengaruh Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan

OrganisasiWanita……………………..……………………………. 42

B. Pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan

organisasi wanita bagi wanita masa kini serta nilai-nilai

yang dapat diperjuangkan wanita masa kini ................................... 46

BAB V : KESIMPULAN ................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

xiv

LAMPIRAN

Silabus ....................................................................................................... 53

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 57

Gambar ...................................................................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah pergerakan nasional, tidak dipungkiri munculnya pahlawan-

pahlawan wanita seperti R.A Kartini, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan dan lain-

lain. Namun betapapun juga, ia tetap merupakan manusia biasa. Sedangkan watak

atau kepribadian seorang pahlawan tidak mungkin dilihat terlepas dari pengaruh

lingkungan keluarga, masyarakat, dan tata nilai yang berlaku pada zamannya.

Perempuan yang telah hidup dalam zaman tertentu, dan sebagai pribadi

mempunyai potensi (kemampuan) berpikir serta mempunyai perasaan tertentu.1

Termasuk dari pandangan agama berbicara mengenai kedudukan

perempuan dalam pandangan Islam, dapat ditegaskan bahwa, tidak sebagaimana

diduga atau dipraktikkan dalam sementara masyarakat, ajaran Islam pada

hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat

kepada perempuan. 2

Dalam ajaran Islam yang bersumber kepada Quran dan Sunah, banyak

menitikberatkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Salah

satu masalah yang menjadi titik perhatiannya adalah kaum wanita. Dalam

kaitannya itu, Islam yang berpedoman kepada Quran dan Sunah itu, memberi

perhatian yang sangat besar serta kedudukan yang terhormat kepada wanita, baik

sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu, maupun sebagai anggota keluarga lainnya

1 Haryati Soebadio dan Saparinah Sadli, Kartini Pribadi Mandiri, Jakarta, Gramedia, 1990, hlm.

xiii 2 Lies M. Marcoes-Natsi dan Johan Hendrik Meuleman, “Wanita Islam Indonesia Dalam Kajian

Tekstual dan Kontekstual”, Kumpulan Makalah Seminar, Seri INIS XVIII, Jakarta, INIS, 1993,

hlm. 3

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

2

dan sebagai anggota masyarakat. Jika dilihat dari segi pengabdian antara laki-laki

dan wanita, maka sesungguhnya Islam tidak membedakan dua jenis makhluk

tersebut. Perbedaan yang dijadikan ukuran untuk meningkatkan atau merendahkan

derajat mereka hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Allah SWT.3

Oleh karena itu sangatlah tepat bahwa wanita harus berpendidikan cukup karena

wanita harus sadar akan hal itu, dan wanita sendiri yang pertama-tama harus

menanamkan kesadaran itu kepada sesama wanita juga. 4

Untuk memberikan kesempatan dan tempat kepada wanita terjun dalam

masyarakat, maka adanya organisasi kemasyarakatan, keagamaan, sosial, khusus

untuk wanita adalah sangat membantu.5 Seperti halnya pergerakan wanita

Indonesia sangat erat hubungannya dengan Pergerakan Kebangsaan Indonesia dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari padanya. Di samping

memperjuangkan perbaikan kedudukan wanita, maka pergerakan wanita

Indonesia juga memperjuangkan tercapainya kemerdekaan Indonesia,

mempertahankan dan kemudian mengisi kemerdekaan dengan pembangunan

bangsa dan negara.6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia ini telah melewati

perjuangan yang sangat panjang. Jauh sebelum Indonesia merdeka, telah banyak

muncul tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi perempuan. Organisasi tersebut

dibangun demi kepentingan kaum perempuan, untuk memperjuangkan posisi

perempuan dalam perkawinan dan kehidupan keluarga, mempertinggi kecakapan

dan pemahaman ibu sebagai pemegang dan yang menentukan jalannya rumah

3 Ibid, hlm. 19

4 Ibid, hlm. 36

5 Ibid, hlm. 40

6 Kowani, Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, cetakan I,

1978, hlm. 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

3

tangga dalam suatu keluarga. 7 Karena wanita sebagai ibu, dalam pandangan

Islam, punya kedudukan yang mulia.8 Dengan jalan menambah lapangan

pengajaran, memperbaiki pendidikan, dan mempertinggi kecakapan-kecakapan

sebagai perempuan, hal itu merupakan hal yang utama bagi organisasi tersebut.9

Pergerakan wanita di Indonesia tidak timbul secara tiba-tiba karena

kesadaran wanita Indonesia telah dirintis oleh para pahlawan wanita dan tokoh

perintis seperti Cut Nyak Dien, R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan lain-lain. Secara

langsung atau tidak langsung mereka telah memberikan inspirasi dan dorongan

yang tidak kecil artinya bagi perkembangan pergerakan wanita Indonesia.10

Sebelum abad ke-20, gerakan wanita merupakan orang perorangan, belum

dalam susunan perkumpulan atau organisasi. Namun usaha dan perjuangan

mereka telah merintis jalan kearah kemajuan wanita Indonesia, seperti Nyai

Ageng Serang, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien dan Cut Mutiah mereka

telah berjuang mengangkat senjata bahu-membahu dengan kaum pria menentang

penajah Belanda. Dengan secara tidak langsung mereka merupakan sumber

inspirasi dan dorongan bagi para pejuang wanita Indonesia pada masa revolusi

fisik dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Keadaan dan kedudukan

wanita Indonesia pada waktu itu sangat terbelakang, karena adat istiadat yang

mengekang, kurangnya pendidikan dan pengajaran, kesewenang-wenangan dalam

perkawinan, dan lain-lain. Hal ini pada dasarnya merupakan akibat dari sistem

penjajahan yang menindas dan menghambat kemajuan. Beberapa perintis wanita

7 AK. Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, Jakarta, Dian Rakyat, 1970, hlm. 20

8 Lies M. Marcoes-Natsi dan Johan Hendrik Meuleman, op.cit, hlm. 22

9 AK. Pringgodigdo, op. cit, hlm. 21

10 Kowani, op.cit, hlm. 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

4

menyadari bahwa hanya dengan jalan pendidikanlah, maka kedudukan dan

peranan wanita dapat ditingkatkan dalam keluarga dan masyarakat. Seperti halnya

Kartini menganjurkan emansipasi wanita melalui pendidikan, agar wanita lebih

cakap melaksanakan peranannya sebagai ibu dan pendidik pertama dari

manusia.11

Pada waktu itu kehidupan wanita masih sangat terikat dan dibatasi oleh

adat. Kartini menghendaki persamaan hak bagi wanita dan untuk itu ia

mendambakan pengajaran bagi anak-anak gadis. Dengan diberi pendidikan,

wanita akan lebih cakap menunaikan tugas utamanya yaitu sebagai pendidik

pertama dari manusia. Usaha yang pertama adalah mendirikan sebuah kelas kecil

untuk anak-anak gadis di mana mereka diberi pelajaran membaca, menulis,

memasak, menjahit, dan keterampilan lainnya. Dengan menghayati isi buku-buku

yang dibacanya, Kartini berkesimpulan bahwa, Tuhan menjadikan laki-laki dan

perempuan sebagai makhluk yang sama, jiwanya sama, hanya bentuknya yang

berlainan. Karena itu kedudukannya juga tidak boleh dibeda-bedakan. Itulah dasar

cita-cita dan perjuangan Kartini.12

Kemudian muncul generasi-generasi

berikutnya, yakni ada Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis, Nyai Dahlan, dan

Rahmah El Yunusiyyah adalah pelopor pendidikan wanita. Semua wanita perintis

tersebut telah mendapat penghargaan dan diangkat sebagai pahlawan nasional,

kecuali Rahma El Yunusiyyah yang pengusulannya sebagai pahlawan Nasional

yang belum dikabulkan.13

11

Ibid, hlm. 2-3 12

Ibid, hlm. 8 13

Ibid, hlm. 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

5

Memasuki awal abad ke-20 muncul organisasi-organisasi perempuan

modern. Organisasi formal perempuan pertama, Puteri Mardika pada tahun 1912

di Jakarta, memperjuangkan pendidikan kaum perempuan, mendorong kaum

perempuan agar tampil di depan umum. Dengan berkembangnya kesadaran dan

keinginan kaum perempuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan

mempertinggi derajat dalam kehidupan di masyarakat, pada tahun-tahun

berikutnya berdiri organisasi-organisasi perempuan yang ada di daerah-daerah di

tingkat lokal. Sesudah tahun 1920 muncul organisasi-organisasi perempuan di

bawah garis agama. Di Yogyakarta berdiri organisasi Wanudjio Utomo pada

tahun 1920, sementara pada tahun 1925 berdiri serikat Putri Islam. Selain

organisasi perempuan Islam, juga berdiri organisasi perempuan Katolik dan

Prostetan. Wanita Katolik di Yogyakarta pada tahun 1924 telah bergerak dalam

pekerjaan sosial. Pergerakan perempuan mengalami transformasi dan memiliki

kemauan yakni mulai muncul kesadaran berpolitik. Dengan mengadakan beberapa

konggres yang menghasilkan cara-cara kaum perempuan dalam merumuskan

gender.14

Sebelumnya juga berdiri Aisyiyah yang didirikan pada tanggal 27

Rajab 1335 Hidjriah bertepatan dengan tanggal 22 April 1917 Masehi di

Yogyakarta.15

Peranan wanita Indonesia dalam menegakkan kehidupan bangsa tidak

dapat diabaikan begitu saja. Sudah sejak lama mereka bahu-membahu dengan

14

Hikmah Diniah, Gerwani Bukan PKI Sebuah Gerakan Feminisme Terbesar di Indonesia,

Yogyakarta, Carasvatibooks, 2007, hlm. 5-6 15

Kowani, op.cit, hlm. 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

6

kaum pria untuk mewujudkan cita-cita bangsa.16

Di sinilah kaum wanita Indoesia

membuktikan diri dan memberikan andil yang cukup besar dan berarti bagi

perjuangan bangsa. Peranan yang dilakukan meliputi segala aspek kegiatan sejauh

kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.17

Oleh karena itu bukanlah tanpa

sebab bila tokoh-tokoh wanita yang terkemuka dalam masyarakat Indonesia pada

masa berikutnya bergerak pada bidang pendidikan (pengajian) seperti yang

digagaskan oleh Nyai Ahmad Dahlan.

Nyai Ahmad Dahlan, nama kecilnya Siti Walidah adalah puteri Kyai

Muhammad Fadhli, Penghulu Keraton Yogyakarta. Suaminya Kyai Haji Ahmad

Dahlan, adalah pendiri Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1912.18

Isteri

Dahlan itu, tak mencukupkan dirinya sebagai pendamping hidup yang menyokong

suaminya dari balik layar. Ia menempatkan dirinya juga sebagai kawan berjuang

Kyai Dahlan, merintis pengajian bagi kaum perempuan, baik kaum muda, tua,

maupun para buruh batik.19

Pada tahun 1914 Nyai Ahmad Dahlan mendirikan

organisasi Sopo Tresno. Pada tahun 1917 Sopo Tresno dirubah menjadi

Aisyiyah.20

Gerakan Aisyiyah menjadi wadah ketercerahan perempuan, di tengah

konteks sosial keagamaan bahwa perempuan lebih sering sebagai objek dakwah

dengan ruang gerak yang terbatas.21

16

G.A Ohorella, dkk, Peranan Wanita Indonesia Dalam Masa Pergerakan Nasional, Jakarta,

proyek IDSN, Debdikbud, 1992, hlm. 1 17

Nana Nurliana, dkk, Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1950,

Jakarta, proyek IDSN, Debdikbud, 1986, hlm. 3 18

Kowani, op. cit, hlm. 11 19

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, Srikandi-Srikandi’Aisyiyah, Yogyakarta, Suara

Muhammadiyah, 2011, hlm. 21-22 20

Kowani, op.cit, hlm. 11 21

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, op.cit, hlm. 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

7

Dari latar belakang di atas penulis mencoba untuk menganalisis lebih

dalam mengenai peran tokoh emansipasi wanita dari Yogyakarta yang penuh

semangat memperjuangankan mengangkat derajat kaum perempuan dengan

melalui suatu organisasi gerakan wanita.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

yang menjadi objek penulisan ini. Adapun permasalahannya sebagai berikut,

yaitu:

1. Bagaimana latar belakang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan ?

2. Bagaimana peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita

di Yogyakarta ?

3. Apa pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi

wanita pada masa kini ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Penulisan ini secara umum diarahkan untuk menjawab berbagai masalah

yang berkaitan dengan Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi

wanita di Yogyakarta tahun 1914-1946. Untuk itu penulisan ini bertujuan

untuk:

1.1.Untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang kehidupan Nyai

Ahmad Dahlan.

1.2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran Nyai Ahmad Dahlan

dalam mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

8

1.3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh peran Nyai Ahmad

Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita bagi wanita masa kini.

2. Manfaat Penulisan

2.1 Bagi Universitas Sanata Dharma Khususnya FKIP

Penulisan ini diharapkan untuk menambah bahan bacaan yang berguna

bagi pembaca baik yang berada di lingkungan Universitas Sanata Dharma

maupun bagi pembaca yang berada di luar Universitas Sanata Dharma

khususnya mengenai “Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam Mendirikan

Organisasi Wanita di Yogyakarta Tahun 1914-1946”.

2.2 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penulisan ini diharapkan bias menjadi referensi dan menambah

perbendaharaan dalam pengembangan sejarah khususnya tentang “Peran Nyai

Ahmad Dahlan dalam Mendirikan Organisasi Wanita di Yogyakarta Tahun

1914-1946”.

2.3 Bagi Pengembangan Diri

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menulis karya

ilmiah khususnya tentang “Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam Mendirikan

Organisasi Wanita di Yogyakarta Tahun 1914-1946”. Penulis juga berharap,

tulisan ini dapat menjadi bahan refleksi bagi kehidupan berbangsa dan

bernegara, berfungsi sebagai pelajaran tentang pentingnya menanamkan sikap

menjunjung tinggi hak-hak kemanusiaan dan tingkat sosial, agar tidak terjadi

diskriminasi gender.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

9

D. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai isi

makalah yang berjudul “Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam Mendirikan Organisasi

Wanita di Yogyakarta Tahun 1914-1946” ini, maka akan dijelaskan secara singkat

sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Uraian tentang latar belakang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan.

Bab III : Uraian tentang peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan

organisasi wanita di Yogyakarta.

Bab IV : Uraian mengenai pengaruh Nyai Ahmad Dahlan dalam menidrikan

organisasi wanita bagi wanita masa kini.

Bab V : Bab V yang berisi kesimpulan dari pembahasan bab II, III, dan IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

10

BAB II

LATAR BELAKANG KEHIDUPAN NYAI AHMAD DAHLAN

A. Muhammadiyah dan Kaum Perempuan di Kauman Yogyakarta

Pada umumnya dalam kebanyakan bangsa, dari dahulu sampai sekarang

wanita memang selalu berada pada posisi kedua dalam kedudukannya di

masyarakat. Walaupun harus diakui sebenarnya wanita mempunyai peranan

penting dalam keluarga, sebab seorang wanita yang meletakkan dasar pertama

dalam membimbing anak untuk perkembangan selanjutnya dari akal budi anak

dan kemudian akan menjadi penuntun bagi anak tersebut dalam menjalani

kehidupan selanjutnya.22

Di samping itu, kegiatan kaum wanita berkembang pula.

Kegiatan tersebut tidak hanya dalam rumah tangga tetapi juga berkembang pula di

masyarakat, bahkan untuk kepentingan bangsa. Lewat organisasi kegiatan seperti

itu juga ditunjukkan untuk wanita-wanita dari kampung Kauman.

Sampai akhir abad ke-19, masyarakat kampung Kauman masih

mempertahankan tradisi lama. Selain mempertahankan tradisi turun-temurun,

mereka juga bersikap tertutup, mengisolasi diri dari perkembangan dunia di luar

kampung Kauman. Di luar kampung, gerakan kebangkitan kaum bumiputra

tengah menggeliat ketika dokter Wahidin Soedirohoesodo membidani kelahiran

organisasi Boedi Oetomo (BO). Tetapi, masyarakat kampung Kauman seakan tak

tergerak untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan kebangkitan kaum bumiputra.23

22

Ny. Maria Ulfah Subandio dan Ny. T. O. Ihromi, Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia

Bunga Rampai Tulisan-Tulisan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1978, hlm. 36 23

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, Srikandi-Srikandi’ Aisyiyah, Yogyakarta, Suara

Muhammadiyah, 2011, hlm. 1

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

11

Dengan berpegang kuat pada akar tradisi, kaum Muslimin di Kauman

menolak segala macam bentuk budaya baru yang dibawa oleh kaum kolonial

Belanda. Dalam pandangan mereka, segala apa yang dibawa oleh kaum kolonial

dianggap haram. Hukumnya haram jika menuntut ilmu di sekolah Belanda.

Mengenakan pakaian jas dan celana panjang juga dianggap haram. Para gadis

tidak diperkenankan keluar rumah untuk melakukan aktivitas sebagaimana kaum

laki-laki. Mereka hanya diperkenankan beraktivitas di dalam rumah. Karena

dalam tradisi Jawa, status perempuan diungkapkan lewat pepatah,24

“suwargo

nunut, neroko katut"25

dengan istilah ini menempatkan wanita yang sangat

tergantung kepada pasangan hidupnya, dimana wanita tidak mempunyai eksistensi

diri.

Melihat kondisi yang seperti itu muncullah seorang ulama dari Keraton

Yogyakarta, Kyai Haji Ahmad Dahlan, mencoba merintis jalan baru menuju

perubahan. Dia bukanlah seorang intelektual hebat. Dia juga bukan seorang

aktivis pergerakan bumiputera. Namun, sejak menjabat sebagai Khatib Amin

(1896), dia selalu tak sejalan dengan para ulama tradisional yang memandang

serba haram segala apa yang dibawa olah kaum kolonial. Dia juga menyadari,

kaum Muslimin tertinggal jauh dengan kaum kolonial Belanda dalam hal

kehidupan dunia. Untuk mengejar ketertingglan, kaum Muslimin harus bisa

memanfaatkan budaya baru yang dibawa oleh kaum kolonial sebagai alat untuk

24

Ibid, hlm. 43 25

“suwargo nunut, neroko katut” artinya: jika suami masuk surga istri juga ikut masuk ke surga,

jika suami masuk neraka istri juga ikut masuk neraka. Jadi seorang istri akan mengikuti

kemanapun suaminya pergi termasuk sampai ke surga dan masuk ke neraka sekalipun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

12

memajukan agama Islam. Karena jabatannya sebagai ulama Kraton, maka Kyai

Haji Ahmad Dahlan sekaligus Khatib Amin di Masjid Besar di Yogyakarta.

Sejak BO berdiri (1908), Kyai Haji Ahmad Dahlan memang telah

terinspirasi untuk mendirikan sebuah perkumpulan (organisasi). Atas jasa Mas

Djojosoemarto, Kyai Haji Ahmad Dahlan dapat mengikuti perkumpulan yang

diselenggarakan oleh BO. Kyai Haji Ahmad Dahlan diberikan kesempatan

mengisi pengajian agama di Kweekschool di Jetis. Dalam sebuah kesempatan,

Mas Radji, salah seorang murid Kweekschool, mengutarakan usul supaya Kyai

Haji Ahmad Dahlan mengelola pengajian lewat sebuah organisasi. Terhitung

sejak murid Kweekschool ini mengajukan usulan membentuk organisasi, Kyai

Haji Ahmad Dahlan terus memikirkan perkumpulan yang akan didirikan. Dengan

mendapatkan dukungan dari pemuda-pemuda kampung Kauman dan beberapa

anggota BO, Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan sebuah perkumpulan yang

kemudian dikenal dengan nama “Muhammadiyah”. Perkumpulan ini didirikan

pada tanggal 18 November 1912 Masehi atau 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah.

Kyai Haji Ahmad Dahlan tidak hanya mendirikan Muhammadiyah, tetapi

dia juga menaruh perhatian besar terhadap kehidupan kaum perempuan. Dalam

pandangan Kyai Haji Ahmad Dahlan, kaum perempuan memiliki hak-hak sepadan

dengan kaum pria dalam berpartisipasi memajukan agama dan masyarakat. Di

samping berperan dalam rumah tangga, kaum perempuan juga mampu berperan

aktif dalam pembangunan masyarakat. Gagasan brilian Kyai Haji Ahmad Dahlan

lahir seabad silam ketika masyarakat Kauman masih memandang kaum

perempuan sekedar konco wingking (“teman dibelakang” yang hanya mengurusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

13

persoalan rumah tangga). Menanamkan gagasan pembaruan yang melibatkan

peran kaum perempuan dalam kehidupan masyarakat pada awal abad ke-20 jelas

bukannya tanpa hambatan. Tetapi Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri

Muhammadiyah, telah mengawali gagasan perubahan lewat pendekatan

kekeluargaan yang sangat egaliter. Langkah yang dilakukan adalah mendorong

kaum perempuan, terutama para gadis, untuk belajar dan memasuki sekolah-

sekolah umum. Gadis-gadis yang mengawali tradisi baru dalam masyarakat

Kauman tidak lain adalah putri-putri dari sahabat karib Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Mereka adalah Siti Bariyah (putri Haji Hasyim Ismail), Siti Wadingah, dan Siti

Dwimah (kemenakan Haji Fachrodin). Ketiganya dianjurkan oleh Kyai Haji

Ahmad Dahlan untuk masuk ke Neutraal Meisjes School di Ngupasan.

Usaha Kyai Haji Ahmad Dahlan ini bukannya tanpa halangan. Reaksi para

ulama tradisional di kampung Kauman cukup keras. Dalam pandangan mereka,

Neutraal Meisjes School (Sekolah Netral) adalah lembaga pendidikan yang

dikelola oleh kaum kafir. Siapa yang masuk ke sekolah tersebut, maka dianggap

kafir pula. Ketiga gadis Kauman yang dianggap telah menjadi kafir karena

mendapat anjuran dari Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dengan begitu, Kyai Haji

Ahmad Dahlan dituduh telah merusak kaum perempuan.

Mendapat reaksi keras dari para ulama tradisional di kampung Kauman,

Kyai Haji Ahmad Dahlan makin bersemangat dalam menjaga para gadis yang

telah sukses masuk Sekolah Netral. Ini dibuktikan dengan langkah Kyai Haji

Ahmad Dahlan memasukkan gadis-gadis yang lain untuk sekolah di lembaga

pendidikan umum. Selain menganjurkan para gadis di Kauman untuk menuntut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

14

ilmu di sekolah umum, Kyai Haji Ahmad Dahlan juga menyelenggarakan sekolah

agama (Madrasah Diniyah) di depan rumahnya. Pendiri Muhammadiyah ini

menganjurkan kepada gadis-gadis di Kauman supaya menuntut ilmu tanpa melihat

status lembaga pendidikan dan siapa yang mengajarnya.26

Usaha Kyia Haji Ahmad Dahlan mendapat dukungan penuh dari isteri, Siti

Walidah (Nyai Ahmad Dahlan), dalam menggerakkan gadis-gadis di Kauman

untuk masuk ke sekolah umum. Bahkan, Nyai Ahmad Dahlan inilah yang banyak

berjasa dalam mempersiapkan kader-kader perempuan Muhammadiyah.27

Oleh seba itu, Nyai Ahmad Dahlan, salah satu tokoh pergerakan nasional

Indonesia, juga telah meletakkan dasar-dasar perjuangan persamaan hak-hak

kaum perempuan dalam Islam. Dengan memberikan pesannya kepada santri-santri

perempuannya cukup tegas, yakni agar wanita jangan memiliki jiwa kerdil, tetapi

berjiwa srikandi. Pesan Nyai Ahmad Dahlan ini memang telah menggores di

sanubari para santri perempuan asuhannya. Terbukti, telah banyak pemimpin

perempuan di Aisyiyah yang memiliki jiwa srikandi.28

B. Nyai Ahmad Dahlan dan Lingkungan Keluarga

Manusia dimana mereka hidup bayak dipengaruhi oleh lingkungannya,

baik kehidupan keluarga, masyarakat sekeliling, dan juga pendidikan yang

diterimanya. Ketiga lingkungan ini saling kait mengait dalam membentuk sikap

tingkah laku dan pribadi seseorang. Dari lingkungan dan kehidupan masyarakat

26

Ibid, hlm. 13 27

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, Srikandi-Srikandi’ Aisyiyah, Yogyakarta, Suara

Muhammadiyah, 2011, hlm. 11 28

Ibid, hlm. 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

15

kampung Kauman ini maka terbentuklah pribadi muslim yang kuat dan teguh

pada diri Nyai Ahmad Dahlan.29

Nyai Ahmad Dahlan, nama kecilnya Siti Walidah adalah putri Kyai

Muhammad Fadhli, Penghulu Kraton Yogyakarta.30

Lahir di kampung Kauman

pada 1872 M, anak keempat dari tujuh bersaudara: Kyai Lurah Nur, Haji Ja’far,

Nyai Wardanah Husin, Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan), Haji Dawud, K.H.

Ibrahim, dan K.H. Zaini. Semula, ayah Walidah berperofesi sebagai penghulu

Kraton, tetapi diberhentikan karena sebuah sebab tertentu. Lalu, ia menekuni

profesi sebagai saudagar batik. Kebanyakan, masyarakat Kauman bekerja sebagai

Abdi Dalem Pamethakan atau Abdi Dalem Putihan, sedangkan para istri bekerja

sambil membatik di rumah. Ternyata, usaha batik maju pesat, sehingga

mengundang warga Kauman bekerja rangkap sebagai abdi dalem dan pengusaha

batik. Kyai Fadhil termasuk juragan (batik) kaya di Kauman, sehingga kehidupan

ekonomi Siti Walidah terbilang mapan.

Rata-rata, anak-anak di Kauman, termasuk anak-anak perempuan

difasilitasi belajar agama, demikian juga Siti Walidah, dibimbing oleh

orangtuanya atau para ulama Kauman di langgar-langgar.31

Meskipun secara

formal, Nyai Ahmad Dahlan tidak pernah mendapat pendidikan di sekolah umum,

kecuali mengaji Al Quran dan mendapat pelajaran agama dalam bahasa jawa

29

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta,

Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 7 30

Kowani, Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, cetakan

I, 1978, hlm. 11 31

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, op.cit, hlm. 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

16

berhuruf Arab.32

Tidak heran, jika di Kauman ada banyak ulama, dan kebanyakan

masyarakatnya menyadari betul pentingnnya pendidikan agama, tapi tidak dengan

pengetahuan umum. Meski demikian, isteri Kyai Haji Ahmad Dahlan tidak

merasa malu belajar membaca dan menulis latin bersama peserta pengajian

perempuan atau para tetangga seusianya. Awal abad ke-20, sekitar dekade kedua

atau ketiga, ketika berlangsung pembelajaran baca tulis Latin di pengajian

perempuan di Kauman, usia Walidah sudah di atas 40-an atau 50-an, tapi

semangat belajarnya masih tetap tinggi. Siti Walidah belajar menulis Latin lewat

bimbingan Ibu Tjitrosoebono, istri tuan S. Tjitrosoebono (Commissie van

Redactie Soeara Mohammadijah 1929-1930). Setelah berhasil belajar menulis

Latin, Siti Walidah digambarkan sudah mulai dapat menulis bon, seperti ketika

minta sapu dalam jumlah tertetu.33

Sejak kecil, Siti Walidah memang menonjol dibandingkan kawan-

kawannya, lebih berani dan lancar bicaranya. Kemampuannya berdakwah

diasahnya sejak Kyai Fadhil menaruh kepercayaan kepada putrinya ini untuk

membantu mengajar di langgarnya atau bias disebut Langgar Kyai Fadhil.

Pengalaman mengajar tersebut tentu membantu Siti Walidah mengelolah

pengajian perempuan yang dirintisnya, yang kelak bakal menjadi pegiat-pegiat

Aisyiyah awal. Ia digambarkan piawai mengajar. Caranya mengajar membikin

terpikat murid-muridnya di Langgar. Siti Walidah juga dikenal pandai memotivasi

murid-muridnya belajar, dan itu tetap berlanjut hingga Siti Walidah menikah.

Begitu dianggap layak menikah, Siti Walidah berhadapan dengan perjodohan

32

J.B. Soedarmanta, Jejak-jejak Pahlawan Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia, Jakarta,

Grasindo, 2007, hlm. 189 33

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, op.cit, hlm. 23-24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

17

tanpa pilihan. Ia dijodohkan dengan salah satu putra kerabatnya sendiri. Siti

Walidah mengalami perkawinan sistem famili yang banyak terjadi di Kauman,

sehingga pada umumnya orang tua di kampung Kauman bersaudara karena

pertalian darah, satu di antara tiga ikatan yang membentuk karakteristik

masyarakat Kauman.

Siti Walidah dinikahkan dengan Muhammad Darwis, nama kecil Kyai

Haji Ahmad Dahlan, pada 1889. Kedudukan Muhammad Darwis terhadap Siti

Walidah tak lain adalah saudara sepupunya sendiri. Muhammad Darwis, lelaki

kelahiran 1868 atau 4 tahun di atas Siti Walidah, adalah putra K.H. Abubakar,

Khatib Amin Masjid Agung (Besar) Kesultanan Yogyakarta, dengan Siti Aminah

(Nyai Abubakar). Baik Siti Aminah, Ibu Darwis, maupun Kyai Fadhil, ayah

Walidah, adalah anak-anak dari K.H. Ibrahim, yang pernah menjabat Penghulu

Kesultanan Yogyakarta.34

Atas perkawinannya itu mereka dikaruniai enam putera:

Yohanah, H. Siraj Dahlan, Sitti Busyro, H. Sitti Aisyiyah, Irfan Dahlan (Jumhan)

dan Siti Yuharon.35

Sejak menikah dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan, dia selalu

mendampingi suaminya untuk mengembangkan Muhammadiyah. Sebagi istri

yang setia, dia banyak memberi dukungan moril, mengingat suaminya tidak hanya

mengurusi organisasi tetapi juga mencari nafkah hidupnya dengan berdagang kain

batik.36

Dalam memperdagangkan kain batik yang diperdagangkan itu diambil dari

saudara-saudaranya maupun tetangganya. Kadang-kadang Nyai Ahmad Dahlan

34

Ibid. hlm. 26 35

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta,

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1990, hlm. 37 36

J.B. Soedarmanta, op.cit, hlm. 189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

18

juga membatik sendiri di rumah sebagai pekerjaan sambilan. Beberapa daerah

diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur dan Medan telah dijelajahi oleh Kyai Haji

Ahmad Dahlan, untuk menjual barang-barang dagangannya. Beliau adalah orang

yang suka bersilaturahmi. Sambil berdagang,kesempatan dipergunakan juga untuk

mengadakan silaturahmi dengan masyarakat yang dikunjungi. Pembicaraan beliau

berkisar tentang dakwah agama Islam. Dengan cara-cara demikian itu tidak

mengherankan pemikiran beliau tentang agama Islam cepat tersebar diberbagai

daerah. Di tempat itu pula yang dikemudian hari Muhammadiyah tumbuh dan

berkembang.

Selama Kyai Haji Ahmad Dahlan pergi berdagang kebeberapa daerah itu

Nyai Ahmad Dahlan tetap di rumah mengawasi pendidikan putera-puterinya dan

mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya. Keadaan rumah tangga Kyai Haji

Ahmad Dahlan dapat dijadikan contoh orang-orang disekitarnya. Barang-barang

rumah tangga beliau bukanlah termasuk mewah tetapi karena diatur dengan baik

dan rapi sehingga sedap dipandang mata. Rumah serta halamanya bersih. Oleh

karena pandainya Nyai Ahmad Dahlan mengatur rumah tangga, tutur katanya

yang halus serta sikapnya yang baik dan ramah itu menyebabkan orang lain suka

berkunjung dan merasa kerasan di rumahnya.37

Nyai Ahmad Dahlan menyadari bahwa suaminya adalah seorang

pemimpin pergerakan dalam Islam dan sebagai pejuang untuk memajukan

bangsanya yang masih terbelakang. Maka sebagai seorang istri beliau dapat

mengimbangi cita-cita suaminya. Pada waktu Kyai Haji Ahmad Dahlan merintis

37

Suratmin, op.cit, hlm. 29-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

19

Muhammadiyah beliau selalu mendampinginya. Organisasi Muhammadiyah saat

itu belum merupakan suatu perkumpulan yang tersusun dengan baik, tetapi baru

dalam taraf pengumpulan orang-orang di sekitarnya dengan mengadakan

pengajian-pengajian. Dalam usaha mencapai cita-citanya yang mulia itu, maka

mula-mula Nyai Ahmad Dahlan adalah satu-satunya tangan kanan suaminya. Nyai

Ahmad Dahlan selalu berikhtiar agar jangan sampai gerakan Muhammadiyah itu

hanya terbatas pada kaum laki-laki saja, tetapi beliau berharap dan berinisiatif

untuk memberi didikan dan bimbingan pada para ibu.38

Nyai Ahmad Dahlan mendampingi suaminya bukanlah dalam keadaan

senang saja, tetapi juga dalam keadaan bahaya dan kesedihan. Kyai Haji Ahmad

Dahlan sesudah kembali dari bertabligh di Banyuwangi mendapat gangguan,

ejekan, dan ancaman.39

Karena kegiatannya, Nyai Ahmad Dahlan pernah diancam

akan dijadikan sandera dan suaminya akan dibunuh bila berani datang ke

Banyuwangi. Namun, pasangan suami-istri itu tetap menjalankan rencananya

semula untuk mengunjungi kota itu dan membangun cabang Muhammadiyah.40

Orang-orang Banyuwangi menghakimi, “Hai ulama palsu yang busuk,

datanglah sekali lagi di Banyuwangi, kalau memang benar ajakanmu! Kami akan

menyambut kedatanganmu dengan belati tajam, biarlah pulangmu menjadi

bangkai! Bawalah isteri sekalian, supaya selesai juga atau kami jadikan budak

belian!”.41

Kalimat bernada sengit mengacam ini memang ditujukan kepada Kyai Haji

Ahmad Dahlan. Namun, bukan hanya sang pendiri Muhammadiyah saja yang

38

Loc.cit 39

Suratmin, op.cit, hlm. 35 40

J.B. Soedarmanta, op.cit, hlm. 189 41

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, Srikandi-Srikandi’ Aisyiyah, Yogyakarta, Suara

Muhammadiyah, 2011, hlm. 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

20

menerima dampak psikologis dari ancaman tersebut. Dampak psikologis paling

besar dirasakan oleh sang isteri, Nyai Ahmad Dahlan. Dia diancam bakal

dipermalukan sebagai budak belian jika suaminya bersikukuh melaksanakan

dakwahnya ke Banyuwangi. Tetapi, dia memang seorang isteri yang tabah.

Sekalipun suaminya diancam bakal dibunuh dan dirinya akan dipermalukan

sebagai budak belian, dia tetap konsisten menyokong suaminya berdakwah ke

daerah Banyuwangi, bahkan Jawa Timur. Itu bukan kali pertama Nyai Ahmad

Dahlan menerima teror dalam kapasitasnya sebagai isteri sang pembaru. Di masa

awal Kyai Haji Ahmad Dahlan merintis reformasi Islam dengan cara kreatif

berdakwah, dia mesti membiasakan diri berhadapan dengan teror yang ditujukan

kepada suaminya, dan mau tidak mau kepada dirinya juga.

Nyai Ahmad Dahlan sepertinya sadar betul, inilah konsekuensi

bersuamikan seorang ulama pembaru, melawan arus pemahaman keagamaan yang

telah mapan dan tradisi berdakwah kebanyakan. Isteri Kyai Haji Ahmad Dahlan

itu, tak mencukupkan dirinya sebagai pendamping hidup yang menyokong

suaminya dari balik layar. Ia menempatkan dirinya juga sebagai kawan berjuang

Kyai Haji Ahmad Dahlan, merintis pengajian bagi kaum perempuan, baik kaum

muda, tua, maupun para buruh batik. Pengajian perempuan itu pula, yang menjadi

pengajian Sopo Tresno yang menjadi embrio gerakan Aisyiyah. Nyai Ahmad

Dahlan juga menyediakan rumahnya untuk pendidikan kaum putri melalui

internaat atau asrama putri, yang selanjutnya direplikasi oleh Aisyiyah di daerah

di luar Yogyakarta.42

42

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, op.cit, hlm. 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

21

BAB III

PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN ORGANISASI

WANITA DI YOGYAKARTA

A. Latar Belakang Perjuangan Nyai Ahmad Dahlan

Perjuangan Nyai Ahmad Dahlan muncul dari kehidupan para gadis di

kampung Kauman, yakni ketika mereka tidak diperkenankan keluar rumah untuk

melakukan aktivitas sebagaimana kaum laki-laki. Mereka hanya diperkenankan

beraktivitas di dalam rumah. Apalagi jika seorang perempuan harus keluar

kampung untuk masuk sekolah yang dipimpin oleh orang Belanda. Dalam tradisi

Jawa memang status perempuan diungkapkan lewat pepatah, “suwargo nunut,

neroko katut”, yang mana perempuan berada di bawah status pria. Pandangan

yang demikian tidak hanya termanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi

juga merambah pada arah pemahaman keagamaan. Oleh sebab itu, ia bersama

suaminya Kyai Haji Ahmad Dahlan kemudian memiliki gagasan tentang

kesetaraan perempuan di wilayah pendidikan dengan mengusahakan pendidikan

(pengajian) bagi kaum perempuan di Kauman.

Gagasan tentang kesetaraan perempuan di pendidikan dan dakwah Islam,

dimulai Siti Walidah dengan megusahakan pendidikan (pengajian) bagi kaum

perempuan di Kauman. Modal utamanya dari kelompok belajar membaca Al-

Qur‟an yang diperuntukkan bagi gadis-gadis Kauman yang masuk Sekolah Netral.

Konon, surat yang diajarkan pertama kali adalah al-Ma‟un. Murid-murid

kelompok belajar dilatih agar peka terhadap fenomena kemiskinan yang hampir

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

22

marak di kalangan umat Islam. Pintu hati mereka diketuk untuk memberikan

pertolongan kepada kaum fakir-miskin. Bentuk-bentuk pertolongan sesuai

kemampuan, yang kaya membantu dengan uang sedang yang tidak cukup kaya,

tetapi sehat, dianjurkan membantu dengan tenaga. Bagi yang pintar dianjurkan

membantu dalam bentuk sumbangan pikiran. Pada tahun 1914, dibentuklah

perkumpulan bernama Sopo Tresno, yang mana perkumpulan inilah yang

kemudian hari menjadi cikal-bakal organisasi Aisyiyah. Nyai Ahmad Dahlan

membantu mereka membaca Al-Qur‟an dan mengumpulkan kaum perempuan,

baik tua maupu muda, untuk mendapat pelajaran agama.

Kaum ibu maupun remaja putri juga dikumpulkan untuk mengikuti

pengajian. Berawal dari Kauman, dan berkembang ke kampung lain, seperti

Lempuyangan, Karangkajen, dan Pakualaman. Pengajian yang diisi oleh Kyai

Haji Ahmad Dahlan dan Siti Walidah ini berlangsung setelah Ashar sehingga

perkumpulan pengajian ini dikenal dengan nama Wal’Ashri. Ada juga pengajian

yang diperuntukkan bagi para buruh batik di Kauman.

Awal abad ke-20, Yogyakarta dikenal sebagai pusat indistri batik, dan

kampung Kauman adalah salah satu sentranya. Berkembangnya industri batik di

Kauman, berkorelasi dengan banyanknya buruh yang didatangkan dari luar

Yogyakarta. Para buruh adalah representasi masyarakat pekerja yang

terpinggirkan, dan tidak mempunyai akses untuk belajar. Dibutuhkan

keberpihakan sebagaimana dipraktikkan Siti Walidah dengan menyelenggarakan

pengajian bagi para buruh yang lebih sering luput dari perhatian. Dipengajian itu,

mereka belajar agama, membaca, dan menulis, agar bisa bersikap jujur dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

23

merasa kecil hati karena menganggap dirinya bodoh. Perkumpulan pengajian

inilah yang dikenal dengan nama Maghribi School, karena diadakan setelah

Maghrib, usai para buruh menuntaskan pekerjaan.

Pengajian Sopo Tresno, Wal’Ashri, dan Maghribi School sudah tidak asing

dalam kegiatan sejarah Aisyiyah, dan itulah embrio pengajian-pengajian Aisyiyah.

Di Aisyiyah, disediakan ruang yang luas bagi perempuan untuk menjadi subjek

dalam dakwah Islam. Inilah karakter pembaruan Aisyiyah bila disandingkan di

antara peta gerakan perempuan awal abad ke-20.

Sejak dekade kedua abad ke-20, mulai bermunculan orgaisasi perempuan

seperti Perkumpulan Kerajinan Amai Setia (1911), Poetri Mardika (1912),

Pawiyatan Wanito (1915), Wanito Hadi (1915), Wanita Susilo (1918). Rata-rata

organisasi perempuan sebelum tahun 1920, dan masih berlanjut setelahnya,

bertujuan pada perbaikan posisi perempuan dalam perkawinan, keluarga, dan

peningkatan kecakapan sebagai ibu dan pengelola rumah tangga. Aisyiyah pun

senada, tentu dengan meletakkan pada kerangka besar ajaran Islam. Tapi yang

membedakan Aisyiyah dengan organisasi-organisasi perempuan yang lain, ialah

bahwa Aisyiyah juga berfokus pada ranah perempuan dan agama.

Aisyiyah menjadi wadah ketercerahan perempuan, di tengah konteks sosial

keagamaan bahwa perempuan lebih sering sebagai objek dakwah dengan ruang

gerak terbatas. Mereka menjadi muballighat yang berdakwah dari satu pengajian

ke pengajian yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain.43

43

Mu‟arif dan Hajar Nur Setyowati, Srikandi-Srikandi Aisyiyah, Yogyakarta,Suara

Muhammadiyah, 2011, hlm. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

24

Sebagai wujud dari tindakan Nyai Ahmad Dahlan tersebut berdirilah suatu

organisasi yang disebut Aisyiyah dengan Nyai Ahmad Dahlan sebagai tokoh

pelopor utamannya dan beranggotakan kaum muda maupun ibu-ibu lainnya yang

berpartisipasi membangun dan mengembangkan organisasi tersebut hingga pada

akhirnya dapat berkembang dengan baik.

B. Lahirnya Organisasi Aisyiyah

1. Latar belakang lahirnya organisasi Aisyiyah

Aisyiyah, didirikan pada tanggal 27 Rajab 1335 Hidjriah bertepatan

dengan tanggal 22 April 1917 Masehi di Yogyakarta.44

Organisasi wanita

Aisyiyah ini semula merupakan organisasi yang berdiri sendiri. Kaum wanita di

daerah Kauman, Yogyakarta telah aktif dalam organisasi yang bernama Sopo

Tresno yang bergerak dalam bidang sosial. Walaupun tanpa anggaran atau

peraturan lain, organisasi ini telah menyelenggarakan kegiatan untuk mengasuh

anak yatim. Atas nasihat Haji Muchtar, seorang anggota penting Muhammadiyah,

organisasi sosial ini diubah namanya menjadi Aisyiyah yang memiliki peraturan-

peraturan dan pengurus tetap. Kepemimpinan Aisyiyah diserahkan ke tangan Nyai

Ahmad Dahlan.45

Nama Aisyiyah diusulkan oleh K.H. Fachruddin, yang merupakan tokoh

Muhammadiya kakak dari Siti Bariyah yang justru sangat aktif berpolitik pada

waktu itu. Namun sebelum akhirnya disepakati nama Aisyiyah mula-mula nama

44

Kowani, Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indoneia, Jakarta, Balai Pustaka, cetakan I,

1978, hlm. 21 45

J. B. Soedarmanta, Jejak-jejak Pahlawan Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia, Jakarta,

Grasindo, 2007, hlm. 188-189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

25

yang diajukan adalah Fatimah namun ditolak. Pemberian nama Aisyiyah dipilih

bukan hanya karena A‟isyah adalah istri Nabi, tetapi juga untuk menunjukkan

cita-cita Muhammadiyah tentang perempuan. Sebagai wanita, istri Nabi, dan

penutur hadis-hadis Nabi, A‟isyah juga bekerja, diantaranya menenun bulu-bulu

domba, untuk mendukung ekonomi rumah tangga Nabi. Kiranya pengikut A‟isyah

adalah orang-orang Aisyiyah.46

Setelah nama Aisyiyah disetujui maka, pada tanggal 22 April 1917 atau 27

Rajab 1335 Hidjriyah organisasi Aisyiyah diresmikan. Upacara peresmian itu

waktunya bertepatan dengan Isro Mi‟raj Nabi Muhammad SAW yang diadakan

oleh Muhammadiyah untuk pertama kalinya secara meriah dan besar. Bahkan

karena acaranya terlalu padat hingga pukul tiga dini hari baru selesai. Dalam

upcara peresmian itu pengurus Aisyiyah berpakaian seragam yang terbuat dari

bahan sutera. Pakaian seperti itu menunjukkan kemewahan hidup waktu itu. Hal

tersebut tidak mengherankan karena orang-orang tua mereka pengusaha-

pengusaha batik yang berhasil dan kaya raya. Adapun yang bertindak sebagai

pembuka kelambu pada upacara itu ialah K.H Mokhtar. Itulah suasana peresmian

terbentukna Aisyiyah di muka umum pada tahun 1917.47

Aisyiyah merupakan pionir organisasi wanita Islam yang lahir ditengah-

tengah komunitas kampung Kauman yang tengah dilanda semangat reformisme

Islam. Aisyiyah muncul setelah para wanita berpendidikan Barat, mendirikan

46

Lies M. Marcoes-Natsi dan Johan Hendrik Meuleman, “Wanita Islam Indonesia Dalam Kajian

Tekstual dan Kontekstual”, Kumpulan Makalah Seminar, Seri INIS XVIII, Jakarta, INIS, 1993,

hlm. 103 47

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta,

Pimpinan Pusat „Aisyiyah, 1990, hlm. 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

26

organisasi mereka di kota-kota besar. Dan wanita terpelajar Barat ini memang

umumnya adalah dari kalangan “wanita ningrat” alias kelas atas masyarakat

feodal yang kolonial. Aisyiyah bukan kelahiran kota besar, dengan masyarakat

yang relatife utuh dan homogen, melainkan Aisyiyah lahir disaat perubahan

struktural telah pula mengancam keutuhan komunitas yang relatife homogen itu.

Maka, memang tak sukar untuk dipahami jika karakter Aisyiyah sejak awal

menampilkan dirinya sebagai “keluarga pengganti”, yaitu pelindung masyarakat

ketika suasana keakraban lama mulai terancam.

Kelahiran Aisyiyah tidaklah dimulai dengan gagasan besar, tetapi bertolak

dari kesadaran akan keperluan sosial yang riil. Memang keperluan sosial bukanlah

sebuah konsep yang objektif, tetapi hasil intrepretasi yang normatif. Sebagaimana

layaknya organisasi reformis Islam, sejak semula Aisyiyah telah melibatkan diri

dalam usaha pemberantasan segala hal yang dianggap perbuatan khurafat dan

bidah syariah dan berusaha pula meluaskan pengetahuan dan memperdalam

kesadaran keislaman.48

Maka dari itu maksud dan tujuan Aisyiyah didirikan

adalah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam. Kemudian

menjalankan ajaran agama Islam yang murni yang dapat membawa kebahagiaan

di dunia dan akhirat dan membimbing kaum wanita ke arah kesadaran beragama

dan berorganisasi serta bermasyarakat, karena kesadaran beragama menimbulkan

rasa tanggung jawab terhadap Allah dan masyarakat. Aisyiyah berkeyakinan

bahwa dengan berorganisasi, bermacam-macam usaha sosial dapat dilaksanakan.49

48

Ibid, hlm. 78 49

Kowani, op.cit, hlm. 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

27

2. Profil Organisasi Aisyiyah

Aisyiyah sebagai salah satu organisasi otonom bagi wanita

Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi yang berdiri pada 27 Rajab 1335

Hidjriah bertepatan dengan tangal 22 April 1917 Masehi yang dipelopori oleh

Nyai Ahmad Dahlan. Setelah sah diresmikan pada tanggal 22 April 1917, susunan

pengurus Aisyiyah dari hasil kesepakatan dalam pembentukannya telah ditetapkan

sebagai berikut:

a. Siti Bariah, sebagai ketua

b. Siti Badilah, penulis

c. Siti Aminah Harawi, bendahara

d. Ny. H. Abdullah, pembantu

e. Ny. Fatimah Wasaal, pembantu

f. Siti Dalalah, pembantu

g. Siti Wadingah, pembantu

h. Siti Dawimah, pembantu

i. Siti Busyro, pembantu

Setelah pengurus Aisyiyah secara resmi terbentuk, maka agar dalam upaya

mencapai cita-citanya Kyai Haji Ahmad Dahlan memberikan bekal-bekal

perjuangannya sebagai berikut:

a. Perjuangan hendaklah disertai dengan keikhlasan hati menunaikan

tugasnya sebagai wanita Islam sesuai dengan bakat dan

kecakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur

selangkah karena dicela.

b. Penuh keinsafan bahwa beramal itu harus berilmu.

c. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Tuhan

hanya untuk menghindari suatu tugas yang diserahkan kepadanya.

d. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam.

e. Menjaga persaudaraan dan kesatuankawan sekerja dan perjuangan.

Dari pimpinan beliau itulah wanita-wanita Islam merasa terangkat

derajadnya, dikembalikan kepada kedudukannya sebagai yang dikehendaki

Tuhan. Sebagai isteri mereka mengerti hak dan kewajibannya terhadap suaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

28

Sebagai seorang ibu, mereka memperhatikan betul-betul tentang pendidikan anak-

anaknya dan keberesan rumah tangganya.50

Sebab, Nyai Ahmad Dahlan

berpendapat bahwa pendidikan pertama diterima seorang anak dari keluarganya.

Oleh sebab itu, para wanita dan ibu-ibu mempunyai tanggung jawab yang sangat

besar untuk kemajuan masyarakat melalui asuhan dan didikan anak-anak sendiri.51

Menjelang usia seabad, Aisyiyah yang merupakan komponen perempuan

Persyarikatan Muhammadiyah telah memberikan corak tersendiri dalam ranah

sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan yang selama ini menjadi titik tolak

gerakannya. Gerakan Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan

memberikan manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat

perempuan Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha yang

terdiri atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi.

Aisyiyah yang merupakan sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah yang lahir

hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.

Dalam kiprahnya hampir satu abad di Indonesia, saat ini Aisyiyah telah memiliki

33 Pimpinan Wilayah Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370 Pimpinan Daerah

Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2332 Pimpinan Cabang Aisyiyah (setingkat

Kecamatan) dan 6924 Pimpinan Ranting Aisyiyah (setingkat Kelurahan).

Selain itu, Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang begerak di berbagai

bidang yaitu: pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan

pemberdayaan masyarakat. Amal Usaha dibidang pendidikan saat ini berjumlah

50

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta,

Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 70-71 51

J. B. Soedarmanta, Jejak-jejak Pahlawan Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia, Jakarta,

Grasindo, 2007, hlm. 189-190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

29

4560 yang terdiri dari Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman

Kanak-Kanak, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, dan lain-lain. Sedangkan amal usaha di bidang Kesehatan yang terdiri

dari Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan Ibu dan Anak, Balai

Pengobatan dan Posyandu berjumlah hingga 280 yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia. Sebagai gerakan yang peduli dengan kesejahteraan sosial

kemasyarakatan, Aisyiyah hingga kini juga memiliki sekitar 459 amal usaha yang

bergerak di bidang ini meliputi : Rumah Singgah Anak Jalanan, Panti Asuhan,

Dana Santunan Sosial, Tim Pengrukti Jenazah dan Posyandu.

Aisyiyah menyadari, bahwa harkat martabat perempuan Indonesia tidak

akan meningkat tanpa peningkatan kemampuan ekonomi di lingkungan

perempuan. Oleh sebab itu, berbagai amal usaha yang bergerak di bidang

pemberdayaan ekonomi ini diantaranya koperasi, Baitul Maal wa Tamwil,

Toko/kios, BUEKA, Simpan Pinjam, home industri, kursus ketrampilan dan

arisan. Jumlah amal usaha tersebut hingga 503 buah. Aisyiyah sebagai organisasi

perempuan keagamaan terbesar di Indonesia juga memiliki beragam kegiatan

berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya penyadaran terhadap kehidupan

bermasyarakat muslim Indonesia. Hingga saat ini kegiatan yang mencakup

pengajian, Qoryah Thayyibah, Kelompok Bimbingan Haji (KBIH), badan zakat

infaq dan shodaqoh serta Musholla berjumlah 3785.52

52

http://id.wikipedia.org/wiki/'Aisyiyah. diakses pada tanggal 19 Februari 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

30

3. Identitas, Visi dan Misi Aisyiyah

a. Identitas

Aisyiyah adalah organisasi perempuan Perserikatan Muhammadiyah,

merupaan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang

berasas Islam serta bersumber kepada Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

b. Visi

i. Visi Idela

Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya.

ii. Visi Pengembangan

Tercapainya usaha-usaha Aisyiyah yang mengarah pada pengetahuan dan

pengembangan dakwah amar makruf nahi munkar secara lebih berkualitas

menuju masyarakat madani.

c. Misi

Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan

kegiatan, meliputi:

1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas

pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan

ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.

2. Meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan sesuai dengan

ajaran Islam.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran

Islam.

4. Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah,

serta mempertinggi akhlak.

5. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, shodaqoh,

wakaf, hibah, membangun dan memelihara tempat ibadah serta

amal usaha yang lain.

6. Membina Angkatan Muda Muhammadiyah Puteri untuk menjadi

pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan Aisyiyah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

31

7. Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan,

memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan

penelitian.

8. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan

hidup yang berkualitas.

9. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang

sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup.

10. Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan dan

kebenaran, serta memupuk semangat kesatuan dan persatuan

bangsa.

11. Meningkatkan komunikasi, ukhuwah, kerjasama di berbagai

bidang dan kalangan masyarakat baik dalam dan luar negeri.

12. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan

organisasi.53

4. Perkembangan Aisyiyah dan Kegiatannya

Setelah Aisyiyah berdiri kemudian tumbuh dengan cepat sekali. Anggota

Aisyiyah gadis-gadis remaja yang diperkuat oleh orang tua yang sudag berumah

tangga. Perkembangan Aisyiyah tidak hanya di Yogyakarta saja, tetapi juga di

beberapa tempat di pulau Jawa dan bahkan di luar pulau Jawa. Di mana-mana

Aisyiyah tumbuh bagaikan cendikiawan di musim hujan. Pertumbuhan yang

demikian cepat ini karena pengurusnya bekerja keras tanpa pamrih kecuali hanya

mengharapkan karunia dari Allah SWT, menganggapnya bahwa pekerjaan itu

mulia.

Pada tahun 1922 dalam kongres Muhammadiyah ke-11 yang

diselenggarakan di Yogyakarta dilancarkan seruan agar semua cabang dan grup

Muhammadiyah mengadakan bagian Aisyiyah. Demikian juga pada tahun 1923

atas saran Haji Mokhtar, Siti Badilah ditunjuk untuk mempropagandakan

Aisyiyah. Setelah Kongres selesai dalam bulan itu pula Muhammadiyah

53

http://aisyiyah.or.id/identitas-visi-dan-misi-aisyiyah/. diakses tanggal 11 Maret 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

32

Pakajangan (daerah Pekalongan) mendirikan bagian Aisyiyah dan mengharapkan

kedatangan utusan dari pengurus Besar Muhammadiyah dan Aisyiyah Yogyakata.

Mulai saat itulah kemudian di seluruh Indonesia berdiri cabang Aisyiyah.

Pada tahun 1922/1923 Aisyiyah telah mempelopori berdirinya Musholla

khusus bagi wanita, ialah Musholla Aisyiyah. Tidak lama kemudian susul

menyusul berdirinya masjid Istri Aisyiyah di Garut pada tahun 1926 dan Musholla

Aisyiyah yang ketiga didirikan di Karangkajen tahun 1973. Makin lama amalan

Aisyiyah semakin meluas. Dalam Kongres ke-23 di Yogyakarta (19-25 Juli 1934),

amalan itu meliputi:

a. Urusan Nasiyah

b. Urusan tabligh

c. Urusan sekolah/pengajian

d. Urusan Wal Ashri

e. Urusan Dzahirat

Melihat kenyataan perkembangan Aisyiyah yang demikian itu dapat

dikatakan bahwa Aisyiyah merupakan penanam pendidikan yang baik. Di mana-

mana Aisyiyah tumbuh denga pesat. Hal ini dapat dimengerti karena Aisyiyah

merupakan organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas. Organisasi ini dipilih

oleh para anggotanya karena gerak langkahnya merupakan amal ibadah kepada

Tuhan. Asas maupun tujuannya jelas. Melalui organisasi Aisyiyah itu orang

berbuat, berkarya dan bekerja karena di dalamnya berasaskan Islam. Organisasi

ini bagi orang-orang Muslim bukanlah tempat berjuang yang sia-sia, tetapi

dijadikan media beramal.54

Adapun amal usaha dan kegiatan Aisyiyah adalah sebagai berikut:

54

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta,

Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 74-75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

33

a. Membimbing kaum wanita kearah kesadaran beragama dan

berorganisasi.

b. Membimbing angkatan muda supaya menjadi orang Islam yang

berarti.

c. Memperteguh iman menggembirakan dan memperkuat ibadah serta

mempertinggi akhlak.

d. Mempergiat dan menggembirakan dakwah Islam serta amar ma‟ruf

nahi mungkar.

e. Memajukan dan memperbaharui pendidkan, pengajaran, dan

kebudayaan serta memperuas ilmu pengetahuan menurut tuntutan

Islam.

f. Menggerakkan dan menghidupkan serta menyuburkan amal

tolong-menolong dalam kebijakan dan taqwa.

g. Membimbing ke arah perbaikan kehidupan dan penghidupan yang

sesuai dengan ajaran Islam.

h. Mendirikan, menggembirakan dan memelihara tempat ibadah dan

wakaf.

i. Menanam kesadaran agar tuntutan dan peraturan Islam berlaku

dalam masyarakat.

j. Mempergiat dan memperdalam penyelidikan ilmu agama Islam

untuk mendapatkan karunianya.

k. Usaha-usaha lain yang sesuia dengan maksud dan tujuan Islam.55

Untuk merealisasikan kegiatan-kegiatan itu yang sesuai dengan maksud

dan tujuan Islam, maka dalam merealisasikannya melalui kegiatan sebagai

berikut:

1. Bagian Tabligh

Mengembangkan dakwah Islam di seluruh aspek kehidupan serta

menguatkan kesadaran keagamaan bagi masyarakat untuk mencapai masyarakat

madani. Kegiatan dakwah, antara lain berbentuk pengajian partisipatif dengan

materi yang menyangkut banyak aspek kehidupan, pengembangan materi dakwah,

dan pelatihan kader muballighat Aisyiyah. Membangun kualitas aqidah, akhlak,

ibadah, dan mu‟amalah di kalangan masyarakat yang berlandaskan nilai Qur‟an

55

Kowani, Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, cetakan

I, 1978, hlm. 294

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

34

dan sunnah melalui pesan-pesan yang bersifat pencerahan dan berkemajuan.

Kekuatan program tabligh ini terletak pada banyaknya pengajian di tingkat

jama‟ah atau komunitas sebagai media strategis penyampaikan pesan yang

bersifat mencerahkan dan menyangkut kehidupan sehari-hari di lingkungan

sekitar.56

2. Bagian Pendidikan dan Pengajaran

Sejalan dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar

utama gerakan Aisyiyah melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta

Majelis Pendidikan Tinggi Aisyiyah membangun visi pendidikan yang berakhlak

mulia untuk umat dan bangsa. Dengan memajukan pendidikan (formal, non

formal dan informal) serta mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud

manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri

sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diridahi Allah SWT,

berbagai program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan dari usia

par TK sampai Sekolah Menengah Umum dan Keguruan.

Saat ini Aisyiyah telah dan tengah melakukan pengelolaan dan pembinaan

sebanyak: 86 Kelompok bermain/ Pendidikan anak usia dini, 5865 Taman kanak-

kanak, 380 Madrasah Diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10

Sekolah Luar Biasa, 14 Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah Tsanawiyah, 8

SMU, 2 SMKK, 2 Madrasah Aliyah, 5 Pesantren Putri, serta 28 pendidikan luar

sekolah. Saat ini Aisyiyah juga dipercaya oleh Pemerintah untuk

menyelenggarakan ratusan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di seluruh

56

http://aisyiyah.or.id/majelis-tabligh/. diakses tanggal 11 Maret 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

35

Indonesia. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Aisyiyah memiliki 3 Perguruan

Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di seluruh Indonesia.57

3. Bagian Pertolongan Kesejahteraan Umat

Sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam bidang keagamaan

dan kemasyarakatan, Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan

kiprahnya untuk memajukan kehidupan masyarakat khususnya dalam pengentasan

kemiskinan dan ketenagakerjaan.

Dengan visi “tertatanya kemampuan organisasi dan jaringan aktivitas

pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”,

Aisyiyah melalui Majelis Ekonomi bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi

rakyat kecil dan menengah serta pengembangan-pengembangan ekonomi

kerakyatan.

Beberapa program pemberdayaan diantaranya: Mengembangkan Bina

Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM). Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi

sebanyak 1426 buah di Wilayah, Daerah dan Cabang yang berupa badan usaha

koperasi, pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil/toko.58

4. Bagian Ekonomi

Mengembangkan, meningkatkan dan memberdayakan ekonomi

masyarakat, baik melalui pengembangan wirausaha maupun pelatihan ketrampilan

dan jaringan usaha. Selain itu, melakukan pendampingan terhadap tenaga kerja

57

http://id.wikipedia.org/wiki/'Aisyiyah. diakses pada tanggal 19 Februari 2015 58

http://id.wikipedia.org/wiki/'Aisyiyah. diakses pada tanggal 19 Februari 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

36

perempuan, baik di dalam maupun luar negeri, sehingga memiliki pemahaman

dan mendapatkan haknya sebagai buruh, serta mendapat perlindungan hukum.59

5. Bagian Pendidikan Medis

Sebagai organisasi sosial, masalah kesehatan dan lingkungan hidup telah

menempati posisi yang sangat serius dalam gerakan Aisyiyah. Dengan misi

sebagai penggerak terwujudnya masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat,

Aisyiyah kemudian mengembangkan pusat kegiatan pelayanan dan peningkatan

mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup melalui

pendidikan. Saat ini Aisyiyah telah mengelola dan mengembangkan setidaknya 10

RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak), 29 Klinik Bersalin, 232

BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Beberapa program yang dikembangkan antara lain: Peningkatan kualitas

pelayana kesehatan yang terjangkau di seluruh Rumah Sakit, Rumah bersalin,

Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak yang dikelola oleh Aisyiyah

serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent of development yang

tidak hanya sebagi tempat mengobati orang sakit, tetapi mampu berperan secara

optimal dalam mengobati lingkungan masyrakat.

Aisyiyah melalui Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga

melakukan kampanye peningkatan keadaran masyarakat dan penanggulangan

penyakit berbahaya dan menular, penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA ,

bahaya merokok dan minuman keras, dengan menggunakan berbagi pendekatan

dan bekerjasam dengan berbagi pihak, meningkatkan pendidikan dan

59

http://aisyiyah.or.id/majelis-ekonomi-dan-ketenagakerjaan/. diakses tanggal 11 Maret 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

37

perlindungan kesehatan reproduksi perempuan, Menyelenggarakan pilot project

sistem pelayanan terpadu antara lembaga kesehatan, dakwah sosial dan terapi

psikologi Islami.60

5. Makna Lambang Organisasi Aisyiyah

Matahari bersinar warna putih diatas warna hijau. Dikelilingi dua kalimat

syahadat. Nama Aisyiyah di tengah.

Arti dan maksud:

Warna Putih : Kesucian, kebenaran dan keadilan.

Hijau : Kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan.

Matahari : Memancarkan cahaya menyinari alam semesta.

Dua kalimat syahadat : Perjuangan Aisyiyah berdasarkan Islam (Tauhid).

Aisyiyah : Diambil dari Aisyah nama seorang isteri Nabi Muhammad

SAW.

Penjelasan:

Aisyiyah membawakan kedua kalimat syahadat agar dapat menyinari

kegelapan jiwa umat bagaikan matahari yang memancarkan cahayanya,

menembus ruang angkasa sampai ke bumi yang mendatangkan manfaat yang

besar bagi kebutuhan hidup semua makhluk Tuhan.

Selain spiritual Aisyiyah pun berjuang untuk kemakmuran dan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

60

http://id.wikipedia.org/wiki/'Aisyiyah. diakses pada tanggal 19 Februari 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/'Aisyiyah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

38

Di dalam menjalankan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan menuju kepada

maksud dan tujuan organisasi, Aisyiyah menjadi “Siti Aisyah sebagai cermin

tauladan”. Menetapi kewajiban sebagai isteri/wanita dalam rumah tangga dan

dapat memenuhi panggilan masyarakat. Siti Aisyah berhasil mengangkat derajat

kaum wanita hingga menapatkan tempat yang wajar, sejajar dengan kaum pria.61

C. Pengalaman Nyai Ahmad Dahlan dalam Memimpin Aisyiyah

Pengalaman Nyai Ahmad Dahlan selama memimpin Aisyiyah maupun

mendampingi Kyai Haji Ahmad Dahlan berdakwah banyak pengalaman pahit

yang ditemuinya, baik ejekan dan cemooh maupun ancaman. Namun semuanya

itu diterima dengan kesadaran sebagai konsekuenis logis untuk mencapai cita-

citanya yang mulia. Meski demikian Nyai Ahmad Dahlan tetap giat melakukan

dakwah di berbagai kota dan desa maupun memimpin Kongres dan Muktamar

Aisyiyah yang diadakan di pulau Jawa maupun di pulau-pulau lainnya. Dari

kegiatannya itu banyak diperoleh pengalaman yang bermanfaat untuk memajukan

organisasi, meskipun pengalaman itu sering durasakan dengan pahit.

Sejak semula Nyai Ahmad Dahlan memang telah turut serta merintis dan

membangun Muhammadiyah dan Aisyiyah, beberapa kegiatan yang pernah

dilakukan Nyai Ahmad Dahlan selama mendampingi Kyai Haji Ahmad Dahlan

menjelang tahun wafatnya tercatat sebagai berikut:

Tanggal 7 Januari 1922: Bersama Kyai Haji Ahmad Dahlan pergi membuka rapat

di Banyuwangi 61

Eka Djaelani, Ms dan Abu Hanifah, Peranan Wanita Indonesia dalam Pembangunan, Jakarta,

P.T. Norindo Pratama, 1975, hlm. 239

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

39

Tanggal 17 Juni 1922 : Bersama Kyai Haji Ahmad Dahlan pergi ke

Nganjuk menghadiri rapat ulama.

Tanggal 9 September 1922 :Bersama Kyai Haji Ahmad Dahlan pergi ke

Pekalongan dan Pekajangan untuk Muhammadiyah

di daerah tersebut.

Tanggal 4 November 1922 : Bersama Kyai Haji Ahmad Dahlan memimpin

rapat akbar di Purwokerto.

Tanggal 14 November 1922 :Bersama Kyai Haji Ahmad Dahlan menanam

benih Muhammadiyah di Tosari.

Sewaktu pembentukan Aisyiyah yang merupakan bagian dari

Muhammadiyah, pada tahun 1923 yang semula bernama Sopo Tresno yang

didirikan tahun 1914, Nyai Ahmad Dahlan ditetapkan sebagai pemuka Aisyiyah

merangkap sebagai mubalighahnya. Meskipun pada waktu itu Kyai Haji Ahmad

Dahlan telah wafat, tetapi Nyai Ahmad Dahlan tidak menjadi kendor semangatnya

bahkan bertambah giat; sehingga perkembangan Muhammadiyah dan Aisyiyah

yang dipimpinnya berkembang dengan pesat.

Kemudian pada tahun 1926 Nyai Ahmad Dahlan yang berusia 54 tahun

hadir ditengah-tengah persidangan Kongres Aisyiyah yang ke-15 di Surabaya.

Kongres yang melulu untuk kaum wanita itu diselenggarakan di gedung bioskop

Kranggan (waktu itu terluas di kota Surabaya). Dalam kongres itu tampil pula ibu

dan gadis-gadis sebagai pembicara yang membawakan pidatonya dengan lancar

dan menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah (Jawa), tetapi

perhatian hadirin rupa-rupanya lebih tertuju kepada Pimpinan Sidang Besar yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

40

Nyai Ahmad Dahlan. Walau sudah lanjut usianya tetapi kenyataannya pidato

beliau penuh semangat dan menarik, sehingga orang yang hadir dalam kongres

tersebut menjadi tercengang. Padahal apabila ditilik dari pendidikannya Nyai

Ahmad Dahlan tidak pernah duduk di bangku sekolah formal, namun beliau dapat

menggemparkan hadirin. Dari pidato Nyai Ahmad Dahlan dalam Kongres di

Surabaya itu yang mengesankan pesertanya karena beliau sudah tua, dengan

penuh keberanian memimpin persidangan besar yang dihadiri utusan dari berbagai

daerah, dengan ungkapan yang menarik dan berwibawa. Kelancaran Nyai Ahmad

Dahlan berpidato itu karena pengalamannya setiap saat beliau berdakwah baik

bersama dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan maupun sendiri.

Pada tahun 1930 Nyai Ahmad Dahlan menghadiri kongres Aisyiyah di

Bukittingi (Minangkabau). Kunjungan ini yang pertama ke daerah luar pulau Jawa

dalam usia lanjut, untuk memimpin dan mengobarkan semangat-semangat

perjuangan benar-benar menunjukkan semangat baja dan cita-citanya luhur

terhadap nusa dan bangsa. Walaupun usia semakin tua tetapi Nyai Ahmad Dahlan

juga masih memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri Muktamar yang ke-23

di kota Yogyakarta. Muktamar ini diadakan dari tanggal 19-25 Juni 1934, antara

lain memutuskan membentuk suatu badan untuk menyelidiki soal pengiriman

pemuda-pemuda ke luar negeri guna menerusan pelajarannya.

Tahun 1935 Nyai Ahmad Dahlan memimpin Muktamar Aisyiyah dan

menghadiri kongres Muhammadiyah ke-24 di Banjarmasin. Kongres ini diadakan

dari tanggal 15-22 Juni 1935, kunjungan ini merupakan kunjungan yang kedua

bagi Nyai Ahmad Dahlan keluar pulau Jawa. Kehadiran Nyai Ahmad Dahlan ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

41

luar pulau Jawa bukanlah hanya untuk kepentingan ummat Islam saja, tetapi juga

besar artinya untuk nusa dan bangsa. Di kota-kota besar lainnya pun telah pernah

dikunjungi antara lain, Jakarta untuk memimpin Muktamar Aisyiyah dan

menghadiri kongres Muhammadiyah yang ke-25 pada tanggal 21-28 Juli 1936.

Pernah pula Nyai Ahmad Dahlan menghadiri rapat terbuka di Wates Yogyakarta.

Nyai Ahmad Dahlan juga memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri

Kongres Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta yang diadakan dari tanggal 8-15

Oktober 1937. Demikian juga pada tahun berikutnya, yaitu tahun 1938 Nyai

Ahmad Dahlan memimpin Muktamar Aisyiyah dan menghadiri kongres

Muhammadiyah ke-27 di Malang, karena sakit maka dalam kongres

Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-28 pada tahun 1939 yang diadakan di kota

Medan. Dalam kongres Muhammadiyah/ Aisyiyah ke-29 di kota Yogyakarta yang

diadakan dari tanggal 7-12 Januari 1940 Nyai Ahmad Dahlan pun hadir pada

persidangan itu, meskipun beliau dalam keadaan sakit encok. Ini merupakan

Kongres terakhir yang dapat beliau hadiri. Karena setelah itu Nyai Ahmad Dahlan

sering menderita sakit.62

62

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta,

Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

42

BAB IV

PENGARUH PERAN NYAI AHMAD DAHLAN DALAM MENDIRIKAN

ORGANISASI WANITA PADA MASA KINI

A. Pengaruh Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam Mendirikan Organisasi

Wanita

Nyai Ahmad Dahlan adalah seorang muslimah yang berjiwa pahlawan dan

merupakan tokoh penting dalam Muhammadiyah dan Aisyiyah termasuk pelopor

dalam membangunkan dan menegakkan kaum wanita Indonesia. Nyai Ahmad

Dahlan selalu memberi dorongan dan semangat kepada generasi muda untuk

berjuang pantang mundur demi kepentingan bangsa dan tanah air Indonesia.

Seperti halnya Kartini yang berjuang menegakkan hak-hak kaum perempuan di

pulau Jawa, Nyai Ahmad Dahlan juga melakukan hal yang sama menegakkan

hak-hak kaum perempuan di Yogyakarta dengan cara mendirikan organisasi

wanita. Perjuangan yang begitu keras dari Nyai Ahmad Dahlan di mulai dari

sebelum ia menikah sampai akhir hayatnya. Terutama dalam bidang pendidikan

(pengajian) dan sosial.

Dalam bidang pendidikan adalah hal yang diperjuangkan oleh Nyai

Ahmad Dahlan, karena pendidikan kewanitaan adalah hal yang sangat penting dan

merupakan hal yang fundamental dalam kebahagiaan hidup berumah tangga. Nyai

Ahmad Dahlan menganggap pendidikan bagi kaum perempuan sangatlah penting.

Karena perempuan memegang peranan penting, yang nantinya akan menjadi

seorang ibu yang harus mempunyai kepandaian dalam mendidik anak-anaknya.

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

43

Karena ibu adalah inti dari suatu rumah tangga yang juga menjadi inti masyarakat,

pada seorang ibulah sebenarnya tergantung kebesaran rumah tangga.

Nyai Ahmad Dahlan termasuk orang yang berhasil dalam perjuangannya.

Dalam bidang pendidikan tidak hanya berteori saja, tetapi dibuktikan dengan

kenyataan. Keberhasilan usaha Nyai Ahmad Dahlan antara lain:

a. Menjadi pelopor berdirinya organisasi Sopo Tresno pada tahun 1914

yang kemudian dirubah menjadi Aisyiyah pada tanggal 22 April 1917.

Organisasi ini adalah organisasi otonom bagi wanita baik muda

maupun tua yang bertujuan untuk mengangkat kemajuan kaum wanita.

b. Menyelenggarakan asrama bagi putri-putri dari berbagai daerah di

Indonesia dengan mendapatkan pendidikan yang baik. Orang tua

mereka dengan sepenuh hati menyerahkan anak-anaknya mendapat

bimbingan dari Nyai Ahmad Dahlan.

c. Nyai Ahmad Dahlan ikut aktif membantu kelancaran terselenggaranya

sekolah-sekolah puteri.

d. Adanya pendidikan kewanitaan dengan melalui kursus dan

mengadakan pengajian agama Islam.

e. Ikut aktif memelopori pemberantasan buta huruf bagi orang-orang

yang telah lanjut usia.

f. Nyai Ahmad Dahlan juga menyelenggarakan rumah-rumah untuk

orang miskin.

g. Nyai Ahmad Dahlan besar perhatiannya terhadap pemeliharaan anak-

anak yatim-piatu.65

Pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan sampai pada masa saat ini, adalah

masih eksisnya Organisasi Aisyiyah yang sampai saat ini di Yogyakarta maupun

di cabang-cabang yang lain merupakan penanaman pendidikan yang baik dimana

Aisyiyah tumbuh dengan pesat, diantaranya adalah:

a. Dalam bidang Tabligh, dapat membangun kualitas aqidah, akhlak,

ibadah, dan mu’amalah di kalangan masyarakat yang berlandaskan

nilai Qur’an dan sunnah melalui pesan-pesan yang bersifat pencerahan

65

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional Amal dan Perjuangannya, Yogyakarta,

Pimpinan Pusat Aisyiyah, 1990, hlm. 3-4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

44

dan berkemajuan. Dengan banyaknya pengajian di tingkat jama’ah

atau komunitas sebagai media strategis penyampaikan pesan yang

bersifat mencerahkan dan menyangkut kehidupan sehari-hari di

lingkungan sekitar.

b. Dalam bidang pendidikan, Aisyiyah telah dan tengah melakukan

pengelolaan dan pembinaan sebanyak: 86 Kelompok bermain/

Pendidikan anak usia dini, 5865 Taman kanak-kanak, 380 Madrasah

Diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10 Sekolah Luar

Biasa, 14 Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah Tsanawiyah, 8 SMU, 2

SMKK, 2 Madrasah Aliyah, 5 Pesantren Putri, serta 28 pendidikan luar

sekolah. Saat ini Aisyiyah juga dipercaya oleh Pemerintah untuk

menyelenggarakan ratusan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di

seluruh Indonesia. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Aisyiyah

memiliki 3 Perguruan Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di

seluruh Indonesia.

c. Dalam bidang pertolongan kesejahteraan umat dan ekonomi, Beberapa

program pemberdayaan diantaranya: Mengembangkan Bina Usaha

Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM). Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan

Usaha Ekonomi sebanyak 1426 buah di Wilayah, Daerah dan Cabang

yang berupa badan usaha koperasi, pertanian, industri rumah tangga,

pedagang kecil/toko.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

45

d. Dalam bidang medis, saat ini Aisyiyah telah mengelola dan

mengembangkan setidaknya 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan

Anak), 29 Klinik Bersalin, 232 BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan

yang tersebar di seluruh Indonesia.

Nyai Ahmad Dahlan merasa senang bisa mewujudkan apa yang dicita-

citakannya, beliau juga merasa bangga karena pencapaiannya yang ia kerjakan

dengan penuh perjuangan bersama suaminya untuk mengangkat derajat kaum

wanita telah membuahkan hasil. Bahkan tidak hanya dalam bidang pendidikan

dan agama melainkan juga dalam bidang sosial, kesejahteraan dan kesehatan. Di

waktu perjuangan untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Nyai

Ahmad Dahlan sudah dalam usia lanjut dan sakit-sakitan. Namun, dia sangat

prihatin dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT semoga selalu melipahkan

berkah karunia kepada bangsa Indonesia yang berjihad untuk Agama, Bangsa dan

Negara. Nyai Ahmad Dahlan meninggal pada hari Jum’at tanggal 31 Mei 1964

dikediamannya di Kauman Yogyakarta.66

Atas jasa-jasa Nyai Ahmad Dahlan

dibidang sosial khususnya dalam usaha meningkatkan derajat kaum perempuan,

pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Nyai Ahmad

Dahlan yang telah mendidik dan membina perempuan-perempuan muda sebagai

calon-calon pemimpin. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

042/TK/Tahun 1971 telah menetapkan Nyai Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan

Nasional.67

66

Ibid, hlm. 104 67

Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, Srikandi-Srikandi Aisyiyah, Yogyakarta,Suara

Muhammadiyah, 2011, hlm. 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

46

B. Pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi

wanita bagi wanita masa kini serta nilai-nilai yang dapat diperjuangkan

wanita masa kini

Dalam perkembangannya sesudah emansipasi yang dilakukan oleh R. A.

Kartini, dan pahlawan-pahlawan lainnya dan juga Nyai Ahmad Dahlan dalam

upaya mengangkat derajat kaum perempuan memang derajat kaum wanita

semakin diakui. Keberadaan kaum wanita tidak lagi dipandang sebelah mata.

Terbukti dengan terlibatnya kaum wanita dalam bidang politik dan perannya

dalam masyarakat. Semuanya itu tidak terlepas dari usaha dan kegigihan Nyai

Ahmad Dahlan dalam menanamkan semangat emansipasi kepada semua wanita di

kampung Kauman khususnya dan Yogyakarta pada umumnya.

Wanita-wanita sesudah Nyai Ahmad Dahlan semakin maju dalam

peranannya baik dalam bersosialisasi maupun yang lainnya, dari waktu-kewaktu

tercatat perempuan-perempuan Yogyakarta yang berkembang dan turut serta

dalam mengisi sejarah wanita yang kuat dan berhasil mengangkat derajat kaum

wanita di Yogyakarta. Seperti halnya kegigihan dari Nyai Ahmad Dahlan ini,

telah memberikan inspirasi bagi wanita-wanita di Yogyakarta, yang diantaranya

adalah Bupati Gunungkidul Ibu Hj. Badingah S.Sos dan Bupati Bantul Ibu Hj. Sri

Surya Widati yang tidak lain adalah seorang wanita yang mampu memimpin

daerahnya.

Demikianlah semangat perjuangan kaum perempuan di kampung Kauman

yang dimulai dari Nyai Ahmad Dahlan sampai saat ini yang benar-benar luar

biasa mampu membawa kaum wanita tampil dalam dunia pendidikan, politik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

47

budaya, seni dan dalam bidang-bidang yang lainnya. Suatu cita-cita yang terwujud

dan membanggakan kaum wanita untuk generasi-generasi selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

48

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari bab II sampai bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Nyai Ahmad Dahlan (Siti Walidah) lahir di Kauman, Yogyakarta pada

1872, merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, Siti

Walidah memang menonjol dibandingkan kawan-kawannya, lebih berani

dan lancar bicaranya. Secara formal, Nyai Ahmad Dahlan tidak pernah

mendapat pendidikan di sekolah umum, kecuali mengaji Al Quran dan

mendapat pelajaran agama dalam bahasa Jawa berhuruf Arab.

Kemampuannya berdakwah diasahnya sejak Kyai Fadhil menaruh

kepercayaan kepada putrinya ini untuk membantu mengajar di langgarnya

atau bisa disebut Langgar Kyai Fadhil. Pengalaman mengajar tersebut

tentu membantu Siti Walidah mengelolah pengajian perempuan yang

dirintisnya, yang kelak bakal menjadi pegiat-pegiat Aisyiyah. Siti Walidah

berhadapan dengan perjodohan tanpa pilihan. Ia dijodohkan dengan salah

satu putra kerabatnya sendiri. Siti Walidah mengalami perkawinan sistem

famili yang banyak terjadi di Kauman, Siti Walidah dinikahkan dengan

Muhammad Darwis, nama kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan, pada 1889.

Atas perkawinannya itu mereka dikaruniai enam putera. Dari sinilah

perjuangan Nyai Ahmad Dahlan dimulai bersama-sama dengan suaminya

Kyai Haji Ahmad Dahlan untuk memberikan pendidikan kepada anak-

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

49

anak perempuannya supaya setara dengan pendidikan yang bisa diperoleh

kaum laki-laki di Yogyakarta. Dengan kegigihannya berhasillah Nyai

Ahmad Dahlan dalam mengembangkan cita-citanya untuk memberikan

wadah pendidikan yang lebih layak bagi kaum perempuan di Yogyakarta.

2. Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam memperjuangkan pendidikan kaum

wanita di Yogyakarta sangat gigih, Nyai Ahmad Dahlan dalam melakukan

serangkaian kegiatan sosial dengan melibatkan beberapa kaum perempuan

mendirikan organisasi yang bernama Aisyiyah (Organisasi Wanita

dibawah naungan Muhammadiyah). Aisyiyah menjadi wadah pencerah

perempuan di tengah konteks sosial keagamaan bahwa perempuan lebih

sering sebagai objek dakwah dengan ruang gerak terbatas. Mereka menjadi

muballighat yang berdakwah dari satu pengajian ke pengajian yang lain,

dari satu tempat ke tempat yang lain. Sebagai wujud dari tindakan Nyai

Ahmad Dahlan tersebut organisasi Aisyiyah dengan Nyai Ahmad Dahlan

sebagai tokoh pelopor utamannya dan beranggotakan kaum muda maupun

ibu-ibu lainnya yang berpartisipasi membangun dan mengembangkan

organisasi tersebut hingga pada akhirnya dapat berkembang dengan baik.

Adapun amal usaha dan kegiatan Aisyiyah adalah sebagai berikut:

a. Membimbing kaum wanita kearah kesadaran beragama dan

berorganisasi.

b. Membimbing angkatan muda supaya menjadi orang Islam yang

berarti.

c. Memperteguh iman menggembirakan dan memperkuat ibadah serta

mempertinggi akhlak.

d. Mempergiat dan menggembirakan dakwah Islam serta amar ma’ruf

nahi mungkar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

50

e. Memajukan dan memperbaharui pendidkan, pengajaran, dan

kebudayaan serta memperuas ilmu pengetahuan menurut tuntutan

Islam.

f. Menggerakkan dan menghidupkan serta menyuburkan amal tolong-

menolong dalam kebijakan dan taqwa.

g. Membimbing ke arah perbaikan kehidupan dan penghidupan yang

sesuai dengan ajaran Islam.

h. Mendirikan, menggembirakan dan memelihara tempat ibadah dan

wakaf.

i. Menanam kesadaran agar tuntutan dan peraturan Islam berlaku dalam

masyarakat.

j. Mempergiat dan memperdalam penyelidikan ilmu agama Islam untuk

mendapatkan karunianya.

k. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Islam.

3. Pengaruh dari perjuangan Nyai Ahmad Dahlan bagi wanita Yogyakarta

masa kini dapat dirasakan sampai saat ini. Di mana wanita-wanita sesudah

Nyai Ahmad Dahlan semakin maju dalam peranannya baik dalam

bersosialisasi maupun yang lainnya, dari waktu-kewaktu tercatat

perempuan-perempuan Yogyakarta yang berkembang dan turut serta

dalam mengisi sejarah wanita yang kuat dan berhasil mengangkat derajat

kaum wanita di Yogyakarta. Kegigihan Nyai Ahmad Dahlan, telah

memberikan inspirasi bagi wanita-wanita di Yogyakarta, yang di

antaranya adalah Bupati Gunungkidul Ibu Hj. Badingah S.Sos dan Bupati

Bantul Ibu Hj. Sri Surya Widati yang tidak lain adalah seorang wanita

yang mampu memimpin daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

51

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abu Hanifah dan Eka Djaelani, Ms. 1975. Peranan Wanita Indonesia dalam

Pembangunan. Jakarta: P.T. Norindo Pratama.

Hendrik Meuleman, Johan dan Lies M. Marcoes-Natsi. 1993. ““Wanita Islam

Indonesia Dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual”. Kumpulan Makalah

Seminar. Jakarta: INIS”, Seri XVIII.

Hikmah Diniah. 2007. Gerwani Bukan PKI Sebuah Gerakan Feminisme Terbesar

di Indonesia. Yogyakarta: Carasvatibooks.

Kowani. 1978. Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, cetakan I.

Nana Nurliana, dkk. 1986. Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang

Kemerdekaan 1945-1950. Jakarta: Proyek IDSN, Debdikbud.

Nur Setyowati, Hajar dan Mu‟arif. 2011. Srikandi-Srikandi’Aisyiyah. Yogyakarta:

Suara Muhammadiyah.

Ohorella,G.A. 1992. Peranan Wanita Indonesia Dalam Masa Pergerakan

Nasional. Jakarta: Proyek IDSN, Debdikbud.

Pringgodigno A.K. 1970. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian

Raya.

Saparinah Sadli dan Haryati Soebadio. 1990. KARTINI Pribadi Mandiri. Jakarta:

Gramedia.

Soedarmanta. J.B. 2007. Jejak-jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa

Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Suratmin, SF. 1990. Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional: Amal dan

Perjuangannya. Yogyakarta: Pimpinan Pusat „Aisyiyah

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

52

Sumber Internet:

http://id.wikipedia.org/wiki/'Aisyiyah. diakses pada tanggal 19 Februari 2015

http://aisyiyah.or.id/identitas-visi-dan-misi-aisyiyah/. diakses tanggal 11 Maret

2015

http://aisyiyah.or.id/majelis-ekonomi-dan-ketenagakerjaan/. diakses tanggal 11

Maret 2015

http://aisyiyah.or.id/majelis-tabligh/. diakses tanggal 11 Maret 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

53

SILABUS

Nama Sekolah : SMA N Umbulmartani

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas / Semester : XI/ 2

Tahun Ajaran : 2015/2016

Standar Kompetensi : Menganalisis peran tokoh-tokoh Nasional dan Daerah dalam perjuangan menegakkan Negara Republik

Indonesia

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator

penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar /

Bahan /

Alat

Nilai Krakter Teknik Bentuk

Menganalisis peran

tokoh-tokoh

Nasional dan

Daerah dalam

perjuangan

menegakkan Negara

Republik Indonesia

Peran Nyai

Ahmad Dahlan

dalam Mendirikan

Organisasi

Wanita di

Yogyakarta

Tahun 1914-1946

Dengan mengkaji buku,

melakukan diskusi,

presentasi, dan tanya

jawab diharapkan siswa

dapat:

Mendeskripsikan

latar belakang

kehidupan Nyai

Ahmad Dahlan

Mendeskripsikan

peran Nyai Ahmad

Mendeskripsikan

latar belakang

kehidupan Nyai

Ahmad Dahlan

Mendeskripsikan

peran Nyai

Ahmad Dahlan

dalam mendirikan

organisasi wanita

di Yogyakarta

Test

tertulis

Uraian

2x 45

Menit

Sumber

Buku:

I Wayan

Badrika.

2006.

Sejarah

SMA kelas

2. Jakarta:

Erlangg

Nur

Setyowati,

Hajar dan

Percaya diri

Jujur

Kritis

Kerjasama

Menghargai

Lapang dada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

54

Dahlan dalam

mendirikan

organisasi wanita di

Yogyakarta

Mendeskripsikan

pengaruh peran Nyai

Ahmad Dahlan

dalam mendirikan

organisasi wanita

bagi wanita masa

kini

Mendeskripsikan

pengaruh peran

Nyai Ahmad

Dahlan dalam

mendirikan

organisasi wanita

bagi wanita masa

kini

Mu’arif.

2011.

Srikandi-

Srikandi’Ai

syiyah.

Yogyakarta

: Suara

Muhamma

diyah.

Suratmin,

SF. 1990.

Nyai

Ahmad

Dahlan

Pahlawan

Nasional:

Amal dan

Perjuangan

nya.

Yogyakarta

: Pimpinan

Pusat

‘Aisyiyah

Sumber

Internet:

http://id.wi

kipedia.org

/wiki/'Aisyi

yah.

diakses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

55

pada

tanggal 19

Februari

2015

http://aisyi

yah.or.id/id

entitas-visi-

dan-misi-

aisyiyah/.

diakses

tanggal 11

Maret 2015

http://aisyi

yah.or.id/m

ajelis-

ekonomi-

dan-

ketenagake

rjaan/.

diakses

tanggal 11

Maret 2015

http://aisyi

yah.or.id/m

ajelis-

tabligh/.

diakses

tanggal 11

Maret 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

56

Alat:

LCD, OHP,

Gambar,

soal dan

Papan Tulis

Bahan:

Power

point,

Kertas

transparansi,

Kertas,

Gunting,

Spidol

Yogyakarta, 10 Juni 2015

Guru Mata Pelajaran,

Fitriliyaningtyas Wulansari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

57

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA N Umbulmartani

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : XI IPS/2

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

1. Standar Kompetensi

I. Menganalisis peran tokoh-tokoh Nasional dan Daerah dalam perjuangan

menegakkan Negara Republik Indonesia

2. Kompetensi Dasar

I.I Menganalisis peran tokoh-tokoh Nasional dan Daerah dalam perjuangan

menegakkan Negara Republik Indonesia

3. Indikator

a. Kognitif : Menjelaskan peran tokoh-tokoh Nasional dan Daerah dalam

perjuangan menegakkan Negara Republik Indonesia

Produk : Mendeskripsikan peran Nyai Ahmad Dahlan dalam

mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta tahun 1914-1946

Proses :

- Mendeskripsikan latar belakang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan

- Mendeskripsikan peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi

wanita di Yogyakarta

- Mendeskripsikan pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan

organisasi wanita bagi wanita masa kini

b. Afektif :

Karakter : Percaya diri, jujur, kritis

Keterampilan Sosial : Bekerjasama, menghargai pendapat orang lain

c. Psikomotorik : Mendemonstrasikan drama mengenai peran Nyai Ahmad Dahlan

dalam mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta di depan kelas

4. Tujuan Pembelajaran

a. Kognitif : Siswa dapat menjelaskan peran tokoh-tokoh Nasional dan Daerah

dalam perjuangan menegakkan Negara Republik Indonesia

Produk : Siswa dapat mendeskripsikan peran Nyai Ahmad

Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta tahun

1914-1946

Proses :

- Siswa dapat mendeskripsikan latar belakang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan

- Siswa dapat mendeskripsikan peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan

organisasi wanita di Yogyakarta

- Siswa dapat mendeskripsikan pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam

mendirikan organisasi wanita bagi wanita masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

58

b. Afektif :

Karakter : Siswa dapat percaya diri, jujur dan kritis dalam

proses pembelajaran mengenai materi peran Nyai Ahmad

Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta

tahun 1914-1946

Keterampilan Sosial: Siswa dapat bekerjasama dan menghargai pendapat

kelompok lain dalam membahas materi peran Nyai Ahmad

Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta

tahun 1914-1946

c. Psikomotorik : Siswa dapat mendemonstrasikan drama mengenai peran Nyai

Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita di

Yogyakarta di depan kelas

5. Materi Pembelajaran

a. Latar belakang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan (terlampir)

b. Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta

(terlampir)

c. Pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi wanita bagi

wanita masa kini (terlampir)

6. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

STAD (Student Teams-Achievement Division)

b. Metode Pembelajaran

Ceramah, Diskusi kelompok, Presentasi, Tanya jawan dan penugasan

7. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1 Kegiatan awal

a. Apresiasi

Memberi salam, mengabsen siswa, membuka

pelajaran dan mengecek kesiapan siswa

Menjelaskan SK, KD, dan tujuan pembelajaran

tentang materi yang akan disampaikan yaitu

tentang peran Nyai Ahmad Dahlan dalam

mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta tahun

1914-1946

b. Motivasi

Mengingatkan pelajaran minggu lalu

Menggali kemampuan awal, sekaligus

membangkitkan motivasi siswa untuk

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

59

berpendapat, mengembangkan sikap mandiri dan

rasa ingin tahu

c. Orientasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Guru menjelaskan secara singkat tentang materi

peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan

organisasi wanita di Yogyakarta tahun 1914-1946

Guru menjelaskan teknik pembelajaran hari ini

yaitu menggunakan model pembelajaran STAD

b. Elaborasi

Guru membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok (1 kelompok terdiri dari 4-5 orang

siswa secara heterogen yaitu yang mempunyai

kemampuan berbeda-beda, yaitu siswa yang

pandai, sedang dan kurang pandai)

Setiap kelompok diberikan permasalahan untuk

dibahas oleh masing-masing kelompok

Guru mempersilahkan masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya secara

bergantian di depan kelas

Setelah kelompok mempresentasikan hasil diskusi

mereka di depan kelas, siswa lain diberikan

kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang

belum di mengerti yang telah disampaikan oleh

presenter

c. Konfirmasi

Guru mengkonfirmasi jawaban siswa yang belum

mengerti dan memberikan penjelasan lebih lanjut

Guru memberikan masukan bagi siswa yang

belum mengerti mengenai pokok bahasan yang

dibahas

65 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

60

3 Penutup

a. Menyimpulkan/merangkum

Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan semua

materi yang telah dibahas di dalam kelas

b. Refleksi

Guru bertanya kepada beberapa siswa mengenai

nilai-nilai yang didapat dari pelajaran hari ini

Guru juga memberikan informasi sumber-sumber

lain untuk memperdalam pengetahuan siswa

Guru memberikan PR tentang materi yang telah

dibahas

Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa

10 menit

8. Alat/Bahan dan Sumber Belajar

a. Alat : LCD, OHP, Gambar dan Papan Tulis

b. Bahan : Power point, Kertas transparasi, Spidol

c. Sumber Belajar :

- I Wayan Badrika. 2006. Sejarah SMA kelas 2. Jakarta: Erlangga

- Abu Hanifah dan Eka Djaelani, Ms. 1975. Peranan Wanita Indonesia dalam

Pembangunan. Jakarta: P.T. Norindo Pratama.

- Hendrik Meuleman, Johan dan Lies M. Marcoes-Natsi. 1993. “Wanita Islam

Indonesia Dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual”. Kumpulan Makalah

Seminar. Jakarta: INIS”, Seri XVIII.

- Hikmah Diniah. 2007. Gerwani Bukan PKI Sebuah Gerakan Feminisme

Terbesar di Indonesia. Yogyakarta: Carasvatibooks.

- Kowani. 1978. Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, cetakan I.

- Nana Nurliana, dkk. 1986. Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang

Kemerdekaan 1945-1950. Jakarta: Proyek IDSN, Debdikbud.

- Nur Setyowati, Hajar dan Mu‟arif. 2011. Srikandi-Srikandi’Aisyiyah.

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

- Ohorella,G.A. 1992. Peranan Wanita Indonesia Dalam Masa Pergerakan

Nasional. Jakarta: Proyek IDSN, Debdikbud.

- Pringgodigno A.K. 1970. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian

Raya.

- Saparinah Sadli dan Haryati Soebadio. 1990. KARTINI Pribadi Mandiri.

Jakarta: Gramedia.

- Soedarmanta. J.B. 2007. Jejak-jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa

Indonesia. Jakarta: Grasindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

61

- Suratmin, SF. 1990. Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional: Amal dan

Perjuangannya. Yogyakarta: Pimpinan Pusat „Aisyiyah

d. Sumber Internet:

- http://id.wikipedia.org/wiki/'Aisyiyah. diakses pada tanggal 19 Februari 2015

- http://aisyiyah.or.id/identitas-visi-dan-misi-aisyiyah/. diakses tanggal 11 Maret

2015

- http://aisyiyah.or.id/majelis-ekonomi-dan-ketenagakerjaan/. diakses tanggal 11

Maret 2015

- http://aisyiyah.or.id/majelis-tabligh/. diakses tanggal 11 Maret 2015

9. Penilaian

a. Penilaian Kognitif : Terlampir

b. Penilaian Afektif : Terlampir

c. Penilaian Psikomotorik: Terlampir

Mengetahui, Yogyakarta, 10 Juni 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Subartono, S.Pd Fitriliyaningtyas Wulansari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

62

Lampiran 1. Ringkasan Materi

A. Latar belakang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan

Nyai Ahmad Dahlan (Siti Walidah) lahir di Kauman, Yogyakarta pada 1872,

merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, Siti Walidah memang

menonjol dibandingkan kawan-kawannya, lebih berani dan lancar bicaranya. Secara

formal, Nyai Ahmad Dahlan tidak pernah mendapat pendidikan di sekolah umum,

kecuali mengaji Al Quran dan mendapat pelajaran agama dalam bahasa Jawa berhuruf

Arab. Kemampuannya berdakwah diasahnya sejak Kyai Fadhil menaruh kepercayaan

kepada putrinya ini untuk membantu mengajar di langgarnya atau bisa disebut

Langgar Kyai Fadhil. Pengalaman mengajar tersebut tentu membantu Siti Walidah

mengelolah pengajian perempuan yang dirintisnya, yang kelak bakal menjadi pegiat-

pegiat Aisyiyah. Siti Walidah berhadapan dengan perjodohan tanpa pilihan. Ia

dijodohkan dengan salah satu putra kerabatnya sendiri. Siti Walidah mengalami

perkawinan sistem famili yang banyak terjadi di Kauman, Siti Walidah dinikahkan

dengan Muhammad Darwis, nama kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan, pada 1889. Atas

perkawinannya itu mereka dikaruniai enam putera. Dari sinilah perjuangan Nyai

Ahmad Dahlan dimulai bersama-sama dengan suaminya Kyai Haji Ahmad Dahlan

untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak perempuannya supaya setara dengan

pendidikan yang bisa diperoleh kaum laki-laki di Yogyakarta. Dengan kegigihannya

berhasillah Nyai Ahmad Dahlan dalam mengembangkan cita-citanya untuk

memberikan wadah pendidikan yang lebih layak bagi kaum perempuan di

Yogyakarta.

B. Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan Organisasi Wanita di Yogyakarta

Peran Nyai Ahmad Dahlan dalam memperjuangkan pendidikan kaum wanita di

Yogyakarta sangat gigih, Nyai Ahmad Dahlan dalam melakukan serangkaian kegiatan

sosial dengan melibatkan beberapa kaum perempuan mendirikan organisasi yang

bernama Aisyiyah (Organisasi Wanita dibawah naungan Muhammadiyah). Aisyiyah

menjadi wadah ketercerahan perempuan, di tengah konteks sosial keagamaan bahwa

perempuan lebih sering sebagai objek dakwah dengan ruang gerak terbatas. Mereka

menjadi muballighat yang berdakwah dari satu pengajian ke pengajian yang lain, dari

satu tempat ke tempat yang lain. Sebagai wujud dari tindakan Nyai Ahmad Dahlan

tersebut organisasi Aisyiyah dengan Nyai Ahmad Dahlan sebagai tokoh pelopor

utamannya dan beranggotakan kaum muda maupun ibu-ibu lainnya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

63

berpartisipasi membangun dan mengembangkan organisasi tersebut hingga pada

akhirnya dapat berkembang dengan baik. Adapun amal usaha dan kegiatan Aisyiyah

adalah sebagai berikut:

a. Membimbing kaum wanita kearah kesadaran beragama dan berorganisasi.

b. Membimbing angkatan muda supaya menjadi orang Islam yang berarti.

c. Memperteguh iman menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi

akhlak.

d. Mempergiat dan menggembirakan dakwah Islam serta amar ma’ruf nahi mungkar.

e. Memajukan dan memperbaharui pendidkan, pengajaran, dan kebudayaan serta

memperuas ilmu pengetahuan menurut tuntutan Islam.

f. Menggerakkan dan menghidupkan serta menyuburkan amal tolong-menolong

dalam kebijakan dan taqwa.

g. Membimbing ke arah perbaikan kehidupan dan penghidupan yang sesuai dengan

ajaran Islam.

h. Mendirikan, menggembirakan dan memelihara tempat ibadah dan wakaf.

i. Menanam kesadaran agar tuntutan dan peraturan Islam berlaku dalam masyarakat.

j. Mempergiat dan memperdalam penyelidikan ilmu agama Islam untuk

mendapatkan karunianya.

C. Pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan Organisasi Wanita

bagi wanita masa kini

Pengaruh dari perjuangan Nyai Ahmad Dahlan bagi wanita Yogyakarta masa kini

dapat dirasakan sampai saat ini. Di mana wanita-wanita sesudah Nyai Ahmad Dahlan

semakin maju dalam peranannya baik dalam bersosialisasi maupun yang lainnya, dari

waktu-kewaktu tercatat perempuan-perempuan Yogyakarta yang berkembang dan

turut serta dalam mengisi sejarah wanita yang kuat dan berhasil mengangkat derajat

kaum wanita di Yogyakarta. Kegigihan Nyai Ahmad Dahlan, telah memberikan

inspirasi bagi wanita-wanita di Yogyakarta, yang di antaranya adalah Bupati

Gunungkidul Ibu Hj. Badingah S.Sos dan Bupati Bantul Ibu Hj. Sri Surya Widati

yang tidak lain adalah seorang wanita yang mampu memimpin daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

64

Lampiran 2. Penilaian

o Penilaian Kognitif

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas !

1. Deskripsikan mengenai latar belakang kehidupan Nyai Ahmad Dahlan! (Skor 30)

2. Deskripsikan alasan Nyai Ahmad Dahlan mendirikan orgaisasi wanita di

Yogyakarta ! (Skor 35)

3. Deskripsikan pengaruh peran Nyai Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi

wanita bagi wanita masa kini ! (Skor 35)

a. Rambu-rambuPenskoran

Rambu-rambu skor Rentang Skor

Jawaban lengkap berikut alasan yang tepat 26 - 35

Jawaban berdasarkan buku paket dengan alasan

seadanya 16 - 25

Jawaban sesuai dengan buku paket 11 - 15

Jawaban kurang lengkap 2 - 10

Jawaban tidak sesuai dengan soal yang ditanyakan 0 - 1

Catatan: Soal nomor 1 skor maksimal 30

b. Nilai akhir = Jumlah skor perolehan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

65

o Penilaian Afektif

No Pernyataan Pilihan Sikap

SS S R TS STS

1 Percaya diri dan bertanggungjawab dalam

menyampaikan pendapatnya

2 Jujur dan kritis dalam menyampaikan

pendapatnya

3 Menghormati pendapat teman yang berbeda di

dalam kelompok

4 Menerima keputusan dengan lapang dada di

dalam kelompok

5 Menghargai pendapat teman yang berbeda

kelompok dalam mengajukan pendapatnya

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-Ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Nilai =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

66

o Penilaian Psikomotor

No. Nama Siswa

Sikap

Kerja/Tingkah

Laku

Kecepatan

Mengerjakan

Tugas

Kemampuan

Mengekpresikan

Tugas dalam

Penampilan

Drama

Jumlah

1. Yohan

2. Bambang

3. Dina

4. Anita

5. Dona

Catatan:

Pedoman Penilaian

Skor 5 : Baik

Skor 4 : Cukup baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Buruk

Skor 1 : Jelek

Mengetahui, Yogyakarta, 10 Juni 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Subatrono, S.Pd Fitriliyaningtyas Wulansari

Tindak Lanjut Penilaian :

a) Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat pencapaiannya mencapai

KKM 70.

b) Memberikan remedi untuk siswa yang tidak mencapai KKM.

c) Memberikan program pengayaan untuk siswa yang mencapai atau lebih

dari KKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

67

Lampiran 3. Kunci Jawaban

Uraian

1. Nyai Ahmad Dahlan (Siti Walidah) lahir di Kauman, Yogyakarta pada 1872,

merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, Siti Walidah memang

menonjol dibandingkan kawan-kawannya, lebih berani dan lancar bicaranya. Secara

formal, Nyai Ahmad Dahlan tidak pernah mendapat pendidikan di sekolah umum,

kecuali mengaji Al Quran dan mendapat pelajaran agama dalam bahasa Jawa berhuruf

Arab. Kemampuannya berdakwah diasahnya sejak Kyai Fadhil menaruh kepercayaan

kepada putrinya ini untuk membantu mengajar di langgarnya atau bisa disebut Langgar

Kyai Fadhil. Pengalaman mengajar tersebut tentu membantu Siti Walidah mengelolah

pengajian perempuan yang dirintisnya, yang kelak bakal menjadi pegiat-pegiat

Aisyiyah. Siti Walidah berhadapan dengan perjodohan tanpa pilihan. Ia dijodohkan

dengan salah satu putra kerabatnya sendiri. Siti Walidah mengalami perkawinan sistem

famili yang banyak terjadi di Kauman, Siti Walidah dinikahkan dengan Muhammad

Darwis, nama kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan, pada 1889. Atas perkawinannya itu

mereka dikaruniai enam putera. Dari sinilah perjuangan Nyai Ahmad Dahlan dimulai

bersama-sama dengan suaminya Kyai Haji Ahmad Dahlan untuk memberikan

pendidikan kepada anak-anak perempuannya supaya setara dengan pendidikan yang

bisa diperoleh kaum laki-laki di Yogyakarta. Dengan kegigihannya berhasillah Nyai

Ahmad Dahlan dalam mengembangkan cita-citanya untuk memberikan wadah

pendidikan yang lebih layak bagi kaum perempuan di Yogyakarta.

2. Nyai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi wanita di Yogyakarta karena berawal dari

dari kehidupan para gadis di kampung Kauman, yakni ketika mereka tidak

diperkenankan keluar rumah untuk melakukan aktivitas sebagaimana kaum laki-laki.

Mereka hanya diperkenankan beraktivitas di dalam rumah. Apalagi jika seorang

perempuan harus keluar kampung untuk masuk sekolah yang dipimpin oleh orang

Belanda. Dalam tradisi Jawa memang status perempuan diungkapkan lewat pepatah,

“suwargo nunut, neroko katut”, yang mana perempuan berada di bawah status pria.

Pandangan yang demikian tidak hanya termanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari,

tetapi juga merambah pada arah pemahaman keagamaan.

3. Wanita-wanita sesudah Nyai Ahmad Dahlan semakin maju dalam peranannya baik

dalam bersosialisasi maupun yang lainnya, dari waktu-kewaktu tercatat perempuan-

perempuan Yogyakarta yang berkembang dan turut serta dalam mengisi sejarah wanita

yang kuat dan berhasil mengangkat derajat kaum wanita di Yogyakarta. Seperti halnya

kegigihan dari Nyai Ahmad Dahlan ini, telah memberikan inspirasi bagi wanita-wanita

di Yogyakarta, yang diantaranya adalah Bupati Gunungkidul Ibu Hj. Badingah S.Sos

dan Bupati Bantul Ibu Hj. Sri Surya Widati yang tidak lain adalah seorang wanita yang

mampu memimpin daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

68

Gambar Nyai Ahmad Dahlan (Sumber: https://www.google.co.id/search Fid.

wikipedia.org%252Fwiki%252FNyai_Ahmad_Dahlan%3B220%3B283)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

69

Gambar Logo Aisyiyah (Sumber: https://www.google.co.id/search. logo+aisyiyah

%253A%3BqFgB9U5Usk5UtM%3Bhttp%253A%252F%252Fupload.wikimedia.org%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ORGANISASI WANITA DI YOGYAKARTA TAHUN 1914 -1946 MAKALAH ... bangsa dan n egara. 6 Sejarah gerakan perempuan di Indonesia

70

Gambar Kiri: Pimpinan Aisyiyah, Kanan: Murid-murid Aisyiyah

(Sumber: https://www.google.co.id/search.perkumpulan.aisyiyah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI