plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · lampiran 3: verbatim wawancara informatif...
TRANSCRIPT
i
RESISTENSI PEREMPUAN JAWA PADA NASIHAT TENTANG BUDI PEKERTI DARI SERAT WULANGREH PUTRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Hieronia Intan Permatasari
NIM: 101114016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Keinginan yang kuat untuk meraih kesuksesan ditentukan oleh besarnya mimpi dan kekuatan untuk mengatasi kekecewaan yang pernah dialami”
“Guncangan hidup tidak akan bisa menggoyahkan orang dengan semangat yang
membara oleh api antusiasme”
“Cinta sejati memberi kekuatan, bukan melemahkan. Cintaku ialah Putriku,
yang selalu memberi kekuatan disaat aku lemah dan putus asa”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan bagi:
Tuhan Yesus Kristus,
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Orangtuaku, Drs. CH. Risnanto Wahyono dan Dra. CH. Sri Wahyuni,
Suamiku, Leonardus Bramantyo Suryasusatmo,
Putriku, Ignatia Aria Gayatri Permataputri,
Adikku, Yohanes Krisostomus Jalu Kurniawan
Kakakku, Zita Dewi Sumarah dan Seto Kumoro
Sahabat-sahabatku BK 2010 Kelas A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
RESISTENSI PEREMPUAN JAWA PADA NASIHAT TENTANG BUDI
PEKERTI DARI SERAT WULANGREH PUTRI
Hieronia Intan Permatasari Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif yang bertujuan untuk: mendeskripsikan resistensi perempuan Jawa pada nasihat tentang budi pekerti dari serat Wulangreh putri; mendeskripsikan resistensi perempuan Jawa pada nasihat jenis proses tentang budi pekerti dari serat Wulangreh putri; mendeskripsikan resistensi perempuan Jawa pada nasihat jenis substansi tentang budi pekerti dari serat Wulangreh putri.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester 1 yang berjumlah 4 orang dengan latar budaya Jawa. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan seleksi subjek dan klasifikasi bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahap yaitu; wawancara informatif, kuesioner skala resistensi dan Focus Group Discussion yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek afeksi nasihat dari serat Wulangreh karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Data wawancara informatif dan wawancara dalam Focus Group Discussion penelitian dianalisis dengan menggunakan coding. Data kuesioner skala resistensi dianalisis dengan perhitungan manual dan pembuatan grafik resistensi. Kategorisasi resistensi perempuan Jawa pada nasihat tentang budi pekerti dari serat Wulangreh putri digolongkan menjadi tiga tingkat resistensi yaitu: tinggi, sedang, dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 2 orang memiliki skala resistensi rendah terhadap nasihat budi pekerti proses dengan skala 8,625;2 orang memiliki skala resistensi rendah terhadap nasihat budi pekerti substansi dengan skala 8,375; sehingga 4 orang tersebut memiliki skala resistensi rendah terhadap nasihat budi pekerti dari serat Wulangreh putri dengan skala 8,5. Skala resistensi yang rendah membuktikan bahwa tidak ada resistensi pada 4 subjek terhadap pemberian nasihat, artinya 4 subjek berlatar budaya Jawa menerima pemberian nasihat tentang budi pekerti dari serat Wulangreh putri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
WOMEN RESISTANCE ON JAVA OF ADVICE ABOUT ETHICS FROM
SERAT WULANGREH PUTRI
Hieronia Intan Permatasari Sanata Dharma University
2015
The research is descriptive-qualitative research who have purposes to: described women resistance on Java of advice about ethics from serat Wulangreh putri; described women resistance on Java of process advice about ethics from serat Wulangreh putri; described women resistance on Java of substantive advice about ethics from serat Wulangreh putri.
The subject of this research is university student of Sanata Dharma Yogyakarta first semester who have 4 people with Javanese cultural. Before doing the research, the researcher performs the selection of subject and classification research material used in this research. An instrument of data collection was done through three stages there are: informative informative, questionnaire the scale of resistance and focus group discussion compiled by researchers based on aspects of the advice of afeksi serat Wulangreh Putri Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Informative interview data and interview in focus group discussion were analyzed using research the coding. The questionnaire scale of resistance data analyzed by calculation manually and the manufacture of a chart resistance. Women resistance on Java categorization of advice about ethics from serat Wulangreh putri grouped into three levels of resistance i.e. high , being , and low.
The research results show that: 2 people having low resistance against of scale to ethics of process advice with scales 8,625; 2 people have low resistance against of scale to etichs of substantive advice with scale 8,375; so that 4 people have low resistance against of scale to ethics of advice from the serat Wulangreh putri with scales 8.5. Low resistance scale proves that no resistance on 4 subject to the provision of advice, it means 4 subject with they Javanese culture accept the provision of advice about serat Wulangreh putri of ethics.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk belajar
dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama proses
penyelesaian skripsi berlangsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berjalan
dengan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan
mendampingi penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama
penyelesaian skripsi.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan dukungan selama penyelesaian skripsi.
3. R. Budi Sarwono, M.A. sebagai dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi.
4. Nasarius Sudaryono S.Pd., M.A dan Veronica Mei Diana D.P., S.Pd yang
menjadi rekan penelitian dan membantu kelancaran terlaksananya penelitian
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
MOTTO....................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ..................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 2
C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian ...................................... 4
D. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 9
A. Kajian Teori .................................................................................... 9
1. Serat Wulangreh Putri................................................................. 9
2. Nasihat Tentang Budi Pekerti dari Serat Wulangreh Putri ........... 14
3. Nasihat Jenis Proses.................................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Nasihat Jenis Substansi .............................................................. 17
5. Resistensi .................................................................................. 18
6. Perempuan Jawa ......................................................................... 18
7. Nasihat dalam Konseling Barat................................................... 22
8. Nasihat dalam Konseling Indonesia ............................................ 25
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................ 30
BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................. 31
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 32
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 32
1. Wawancara................................................................................. 33
2. Kuesioner Skala Resistensi ........................................................ 36
3. Focus Grup Discussion .............................................................. 37
4. Observasi ................................................................................... 38
E. Keabsahan Data ............................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 40
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 45
A. Deskripsi Data ................................................................................. 45
B. Pelaksanaan Wawancara dan Hasil .................................................. 59
C. Pembahasan ..................................................................................... 70
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 92
A. Kesimpulan ..................................................................................... 92
B. Saran-saran ...................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Serat Wulangreh dan terjemahannya (suntingan Sutji Hartiningsih)
yang dipakai dalam penelitian ......................................................... 12
Tabel 2: Klasifikasi variabel yang akan diteliti ............................................. 44
Tabel 3: Tabel data wawancara informatif yang dianalisis .................................... 46
Tabel 4: Skala resistensi subjek berdasarkan jawaban pada lembar kuesioner 52
Tabel 5: Perhitungan skala resistensi subjek dan kesimpulan skala resistensi
subjek ............................................................................................. 56
Tabel 6: Tabel data wawancara FGD yang dianalisis ......................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1: Standar tinggi rendahnya skala resistensi ...................................... 50
Grafik 2: Grafik resistensi subjek terhadap nasihat budi pekerti jenis proses dan substansi dalam serat Wulangreh putri........................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Klasifikasi Wulangreh putri yang dipakai dan tidak dipakai .. 96
Lampiran 2: Klasifikasi serat Wulangreh putri ke dalam jenis nasihat proses
atau substansi ....................................................................... 97
Lampiran 3: Verbatim Wawancara Informatif ............................................... 100
Lampiran 4: Kuesioner Skala Resistensi ................................................... 108
Lampiran 5: Verbatim Wawancara Focus Group Discussion (FGD).......... 112
Lampiran 6: Coding Wawancara Informatif .............................................. 125
Lampiran 7: Coding Wawancara FGD ...................................................... 131
Lampiran 8: Penghitungan Skala Resistensi ............................................. 137
Lampiran 9: Triangulasi Data Penelitian ................................................... 139
Lampiran 10: Observasi ............................................................................. 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan praktek konseling di Indonesia, sebagian
besar teori konseling mendasar pada teori-teori yang dikembangkan dari
kebudayaan barat. Amerika Serikat merupakan negara asal dari perkembangan
teori konseling. Sejarah perkembangan praktek konseling di Indonesia
bermula dari banyaknya pakar pendidikan konseling era-70an yang
menamatkan studinya di negeri Paman Sam dan kembali ke Indonesia dengan
membawa konsep-konsep bimbingan dan konseling yang baru. Namun,
penerapan teori konseling itu cenderung apa adanya dan ditulis dalam teks
bahasa Indonesia. Inti dari teori konseling tetap berada di luar konteks kultur
Indonesia. Penerapan teori secara ‘apa adanya’ itu menjadi penyebab proses
penteorian pengalaman dengan refleksi ilmiah terasa berjalan lamban. Teks
terjemahan teori konseling itulah yang sampai saat ini dipelajari oleh para
calon konselor dan dianggap sebagai kebenaran ilmiah, padahal teori
konseling tersebut dikembangkan dari kebudayaan barat. Selain itu, tidak
diimbangi oleh terbatasnya tokoh konselor lokal yang mampu menteorikan
pendapatnya dari refleksi ilmiah konseling sehingga menjadi kendala bagi
perkembangan ilmu konseling. Apalagi jika mental eksploratif tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ditumbuhkan pada tokoh-tokoh muda, maka teori di bidang konseling tidak
akan berkembangan sesuai dengan perkembangan zaman.
Perkembangan teori konseling di Amerika pada umumnya menyatakan
bahwa konselor tidak dianjurkan memberi nasihat kepada konseli. Nasihat
merupakan sesuatu yang diragukan manfaatnya dalam praktik konseling. Ada
puluhan alasan yang mendasari teori ini, tiga alasan yang sering tampak yaitu
; 1). Pemberi nasihat oleh konseli akan dinilai lebih bermakna dan lebih pintar
dibidang hidupnya sendiri (Koestoer:1982); 2). Memberi nasihat
menimbulkan kesan konselor kurang mendengarkan konseli (Gordon:1993);
3). Konseli adalah ‘ahli’ dalam kehidupnya masing-masing (Winkel:2012).
Winkel (2012) menyatakan bahwa nasihat biasanya diberikan setelah
fase penyelesaian masalah. Namun yang menjadi hal menarik bagi peneliti
adalah benarkah sebuah nasihat akan diterima dan dimaknai dengan cara yang
sama oleh konseli dari berbagai latar budaya? Pertanyaan tersebut menjadi inti
dari penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah
Spradley (dalam Moleong 2006:23) mengungkapkan bahwa beberapa
antropolog mendefinisikan kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh
manusia dan digunakan untuk menafsirkan pengalaman dan menimbulkan
perilaku. Kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh manusia
mempengaruhi perkembangan kualitas hidup manusia. Hal ini dikaitkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
peneliti bahwa nasihat mampu menafsirkan pengalaman hidup manusia yang
berpengaruh efektif pada perilaku manusia.
Nasihat dari segi latar budaya berlaku pada masyarakat Jawa.
Mendengarkan nasihat dalam ajaran Jawa adalah nilai utama yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat. Namun berbeda dengan sikap berupa penerimaan
masyarakat barat terhadap pemberian nasihat. Masyarakat barat akan lebih
banyak memberikan resistensi pada nasihat. Perbedaan sikap dasar
penerimaan masyarakat Jawa dan masyarakat barat terhadap pemberian
nasihat ini akan menjadi kajian penelitian yang perlu dicermati. Berikut ini
adalah pendapat seorang praktisi BKI (Bimbingan Konseling Islam) bahwa
nasihat merupakan elemen penting dalam konseling Islami:
“Nasihat dalam konseling merupakan elemen penting yang harus ada pada setiap proses konseling. Dengan nasihatlah konselor mampu memberikan arahan-arahan baik kepada klien. Dalam setiap permasalahan klien, konselor juga harus pandai memilih alternatif kalimat-kalimat persuasif untuk memberikan pemahaman kepada klien. Dengan demikian konselor Islam yang mumpuni akan terwujud melalui nasihat-nasihat yang ia sampaikan dalam mengentaskan permasalahan klien” http://kangsumar.blog.com/
Pernyataan praktisi dalam Bimbingan Konseling Islam tersebut merupakan
penerimaan terhadap nasihat sebagai elemen penting di dalam proses
konseling. Fase pemberian nasihat pada konseli ini menarik untuk dikaji
dalam berbagai perspektif. Jika para praktisi BKI telah meneliti nasihat dalam
perspektif iman Islami, maka nasihat menjadi hal yang menarik dilihat dalam
perspektif budaya. Penelitian tentang nasihat dalam berbagai konteks budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
akan memperkaya khasanah pendapat apakah nasihat dibutuhkan atau tidak
dalam proses konseling.
C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian
Spesifiknya, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki resistensi
konseli putri yang berlatar belakang masyarakat Jawa terhadap nasihat dalam
konseling. Partisipan perempuan dalam penelitian ini dipilih karena dalam
budaya Jawa, nasihat sudah dikemas sedemikian rupa dalam kitab atau serat
sesuai dengan yang ditujukan. Terdapat bagian yang berisi khusus kepada
kaum perempuan Jawa pada serat Wulangreh (ditulis oleh Pakubuwana IV)
yang akan dikemas dan digunakan sebagai instrument penelitian ini. Serat
Wulangreh yang digunakan peneliti akan disebut serat Wulangreh putri.
Selain itu, pemilihan partisipan perempuan memiliki alasan supaya penelitian
ini lebih spesifik dan unik. Penelitian ini lebih difokuskan pada serat
Wulangreh putri yang memiliki aspek afeksi yaitu nasihat tentang budi pekerti
perempuan Jawa. Berikut ini adalah penjelasan definisi dari batasan
penelitian.
1. Nasihat dalam penelitian ini merupakan kata-kata berupa ajaran atau
pelajaran baik. Kata-kata berupa ajaran atau pelajaran baik pada penelitian
ini tertulis pada serat Wulangreh putri. Nasihat dalam serat Wulangreh
putri ini lebih ditujukan kepada kaum perempuan. Serat Wulangreh yang
digunakan peneliti akan disebut serat Wulangreh putri. Praktisi konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Islami menyatakan bahwa nasihat merupakan elemen penting dalam
proses konseling. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa konselor
merupakan penasihat, sedangkan konseli merupakan orang yang
dinasihati.
2. Resistensi dalam penelitian ini menunjukan pada posisi sebuah sikap
untuk berusaha melawan, menentang, menolak adanya pemberian nasihat
dalam serat wulangreh tentang budi pekerti. Resistensi dapat dilihat dari
munculnya kata “tidak”, “tidak setuju”, “terlalu menggurui” atau kata-kata
yang menunjukkan bahwa konseli merasa tidak nyaman dan tidak setuju
dengan nasihat yang diberikan oleh konselor selama proses konseling.
3. Perempuan Jawa yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan
perempuan yang memiliki latar belakang budaya Jawa. Subjek dipilih melalui
seleksi dengan kriteria yaitu mahasiswi BK USD semester 1, berlatar
belakang suku Jawa, memiliki ikatan adat istiadat Jawa dan menggunakan
bahasa Jawa sebagai bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah subjek yang
terseleksi dalam metode awal dari penelitian ini adalah 4 perempuan Jawa.
4. Budi Pekerti merupakan tema pokok yang terkandung dalam serat
Wulangreh. Nasihat dalam Serat Wulangreh memberikan ajaran nilai budi
pekerti yaitu tentang kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan baik
dalam keluarga, rumah tangga, pasangan, pemerintah maupun orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
5. Nasihat Jenis Proses dalam penelitian ini merupakan jenis nasihat serat
wulangreh tentang budi pekerti yang memiliki ciri-ciri adanya suatu
proses pada nasihat dalam serat wulangreh putri. Nasihat proses lebih
dilihat dari urutan kegiatan maupun kejadian yang saling terkait atau
berinteraksi. Nasihat proses tentang budi pekerti menunjukkan adanya
strategi dalam melaksanakan nilai-nilai nasihat tentang budi pekerti.
6. Nasihat Jenis Substansi dalam penelitian ini lebih dilihat dari isi nasihat
yang menunjukkan watak dan memberikan ajaran maupun anjuran tentang
bagaimana cara menghadapi hidup maupun permasalahan hidup yang
terkait dalam tema budi pekerti. Nasihat Substansi dalam serat wulangreh
ini dinilai dari adanya sebab akibat, “jika” dan “maka” yang menunjukkan
inti pesan dari nasihat.
D. Pertanyaan Penelitian
Setelah melihat permasalahan teoritik yang telah dipaparkan dalam uraian di
atas, maka pertanyaan penelitian ini dirumuskan menjadi :
1. Bagaimana resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat tentang budi
pekerti yang diberikan konselor berdasarkan serat Wulangreh putri?
2. Bagaimana resistensi konseli perempuan Jawa terhadap nasihat proses
yang diberikan konselor berdasarkan serat Wulangreh putri?
3. Bagaimana resistensi konseli perempuan Jawa terhadap nasihat substansi
yang diberikan konselor berdasarkan serat Wulangreh putri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat jenis proses dan
substansi tentang budi pekerti yang diberikan konselor berdasarkan serat
Wulangreh putri.
2. Memberikan wawasan baru terhadap teori konseling barat yang
cenderung menentang penggunaan nasihat dalam konseling.
3. Memberikan masukan teoritik bagi perkembangan teori konseling di
Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai sumbangan referensi pengetahuan untuk mengetahui lebih jauh
tentang resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat tentang budi pekerti
yang dikemas dalam serat Wulangreh putri. Penelitian ini dapat menjadi
metode baru yang menarik dalam pemberian praktek konseling yang
ditinjau dari perspektif budaya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi konselor, dengan mengetahui resistensi perempuan Jawa pada
nasihat tentang budi pekerti yang dikemas dalam serat Wulangreh
putri, maka konselor dapat memberikan bimbingan yang kreatif
dengan memberikan nasihat bertembang serat Wulangreh putri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Bagi peneliti sendiri, dari proses penelitian ini akan dijadikan
pengalaman yang dapat menambah wawasan pengetahuan untuk
meningkatkan keterampilan dalam mengatasi permasalahan dalam
bidang yang ditempuh.
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa merangsang peneliti lain untuk
mengeksplorasi pemberian nasihat dari berbagai perspektif yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan tentang hal-hal yang menjadi konsep penelitian,
meliputi; serat Wulangreh putri, nasihat tentang budi pekerti dari serat Wulangreh
putri, nasihat jenis proses, nasihat jenis substansi, resistensi, perempuan Jawa,
nasilhat dalam konseling barat, nasihat dalam konseling Indonesia. Konsep penelitian
ini akan diuraikan pada masing-masing sub bab.
A. Kajian Teori
1. Serat Wulangreh Putri
a) Serat Wulangreh
Wulangreh atau serat Wulangreh adalah karya sastra berupa
tembang macapat karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV, Raja
Surakarta, yang lahir pada 2 September 1768. Sri Susuhunan
Pakubuwana IV bertahta sejak 29 November 1788 hingga akhir
hayatnya pada 1 Oktober 1820. Sri Susuhunan Pakubuwana IV adalah
seorang raja sekaligus sastrawan dalam kebudayaan Jawa.
Serat Wulangreh disusun dalam bentuk 13 tembang, yang
berjumlah 283 bait, yaitu; 26 bait tembang Mijil, 17 bait tembang
Gambuh, 33 bait tembang Sinom, 12 bait tembang Durma, 8 bait
tembang Dhandhanggula, 34 bait tembang Maskumambang, 28 bait
tembang Asmarandana, 17 bait tembang Pangkur, 17 bait tembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Megatruh, 16 bait tembang Kinanthi, 23 bait tembang Pocung, 25 bait
tembang Grisa, 27 bait tembang Wirangrong. Pada masing-masing bait
dalam serat wulangreh memiliki arti nilai kehidupan. Nilai kehidupan
yang tertulis dalam serat wulangreh berupa perjalanan hidup manusia
sejak dalam kandungan hingga meninggal. Tujuan penulisan serat
Wulangreh adalah untuk menjadi sumber ajaran moral bagi
masyarakat Jawa.
b) Nasihat dalam Serat Wulangreh
Serat Wulangreh berisi pesan atau nasihat yang mengajarkan
tentang kebaikan dalam hidup. Nasihat dalam serat Wulangreh oleh
Susuhan Pakubuwana IV diharapkan menjadi panutan hidup
masyarakat Jawa. Serat Wulangreh bersifat menasihati, menggugah
dan mengingatkan kita tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dan takwa kepada Tuhan.
c) Serat Wulangreh menjadi Serat Wulangreh Putri
Serat Wulangreh putri merupakan bagian dari serat Wulangreh.
Serat Wulangreh merupakan kelompok nasihat yang diberikan kepada
para putri keraton untuk bersikap sebagai perempuan Jawa dalam
berbagai segi kehidupan. Serat Wulangreh ini kemudian disebut serat
Wulangreh putri. Peneliti akan menggunakan 4 tembang serat
Wulangreh putri yang sudah disunting oleh Siti Hartiningsih dalam
karya tesisnya, supaya mudah dipahami. Pembahasan yang disunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
oleh Siti Hartiningsih ini kemudian akan diimplementasikan dalam
setting wawancara.
Tembang serat Wulangreh putri yang digunakan penelitian ini
yaitu Mijil, Kinanthi, Dandanggula, Asmarandana. Setiap tembang
memiliki sifat sendiri-sendiri yaitu; Kinanthi bersifat senang, kasih,
cinta, untuk menguraikan ajaran, filsafat, cerita yang bernuasana
asmara, keadaan mabuk cinta; Asmarandana, memikat hati, sedih,
kesedihan karena asmara, digunakan untuk menceritakan cerita
asmara; Mijil digunakan untuk melahirkan perasaan, menguraikan
nasihat, tetapi dapat juga digubah untuk orang mabuk asmara;
Dhandhanggula berwatak halus, lemas. Umumnya untuk melahirkan
sesuatu ajaran, berkasih-kasihan, untuk penutup suatu tembang.
Bait berisi nasihat yang terdapat pada masing-masing tembang
dalam serat Wulangreh putri tidak semuanya digunakan. Bait berisi
nasihat diseleksi dan dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Nasihat yang berisi tentang informasi dan poligami tidak digunakan
karena tidak relevan dengan tema pembahasan dan kebutuhan
penelitian. Nasihat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasihat
tentang budi pekerti yang kemudian diklasifikasikan ke dalam nasihat
jenis proses dan nasihat jenis substansi. Berikut ini adalah teks serat
Wulangreh putri yang digunakan sebagai nasihat dalam penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel 1 : Serat Wulangreh Putri dan terjemahannya (Suntingan Sutji Hartiningsih) yang dipakai dalam penelitian
TEKS WULANGREH PUTRI TERJEMAHAN JENIS
MIJIL 2. Nora gampang babo wong
alaki // luwih saking abot // kudu weruh ing tata titine // miwah cara-carane wong laki // lan wateke ugi // den awas den emut ///
Tidak mudah orang bersuami, sangat berat, harus tahu aturan, juga harus tahu cara-cara orang bersuami, dan juga watak (lelaki), waspadalah dan ingatlah.
SUBSTANSI
3. Yen pawestri tan kena mbawani//tumindak sapakon //nadyan sireku putri arane// nora kena ngandelken sireki //yen putreng narpati//temah dadi luput///
Wanita jangan mendahului kehendak suami, berbuat semaunya (asal perintah) meskipun kamu itu putri, kamu jangan menonjolkan kalau putra raja, akhirnya tidak baik.
PROSES
ASMARANDANA 7. Badan iki mapan darmi //
nglakoni osiking manah //yen ati ilang elinge // ilang jenenging manungsa // yen manungsane ilang // amung rusak kang tinemu // tangeh manggiha raharja ///
Badan adalah hanya sekedar pelaksana geraknya hati, melaksanakan kemauan hati, jika hati hilang kesadarannya, hilang sifat kemanusiaannya, apabila sifat kemanusiaannya hilang, hanya kerusakan yang didapatkan, tidak mungkin mendapatkan kebahagiaan.
SUBSTANSI
8. Iku wong durjana batin// uripe nora rumangsa // lamun ana nitahake // pagene nora kareksa // ugere wong ngagesang // teka kudu sasar susur // wong lali kaisen setan ///
Itu orang yang jahat, tidak menyadari hidupnya, bahwa hidupnya ada yang mencipta, mengapa tidak dirawat, syaratnya orang hidup, jangan sampai salah langkah, orang yang lupa menjadi perbuatan setan.
SUBSTANSI
10. Pan wus panggawening eblis//yen ana wong lali bungah // setane njoged angleter // yen ana wong lengus lanas // iku den aku kadang // tan wruh dadalan rahayu // tinuntun panggawe setan ///
Memang sudah menjadi perbuatan iblis, jika ada orang lupa menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira, jika ada orang pemarah, itu dianggap saudara, tidak melihat jalan kebenaran, mengarah kepada pekerjaan setan.
PROSES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
TEKS WULANGREH PUTRI TERJEMAHAN JENIS 11. Wong nora wruh maring
sisip// iku sajinis lan setan // kasusu manah gumedhe // tan wruh yen padha tinitah // iku wong tanpa tekad // pan wus wateke wong lengus // ambuwang ugering tekad ///
Orang yang tidak melihat akan kesalahan, itu sejenis dengan setan, tergesa-gesa menjadi tinggi hati, tidak tahu sama-sama dititahkan (diciptakan), itu orang yang tidak berpendirian, sudah menjadi watak orang pemarah, membuang pedoman yang menjadi dasar pedoman tersebut.
PROSES
DANDANG GULA 10. Nisthaning krama
sawaleng batin // ing lahire nadyan lastariya // ing wuri sumpeg manahe // ing pangarepan nyatur // nora wani mangke ing wuri // tyase agarundhelan // mongkok-mongkok mungkuk// ing batin ajape ala // iya aja ana wadon kang den sihi // ngamungna ingsun dhawak///
Hal yang nistha di dalam batin, walaupun akan lestari, pada akhirnya hatinya bingung, di depan berkata, di belakang tidak berani, di dalam hati mengeluh, di dalam hati berniat tidak baik, jangan sampai wanita yang dikasihi, hanya memikirkan diri sendiri saja.
PROSES
11. Tan kawetu mung ciptaneng batin // nisthanira tan wus saking driya // durjana iku ambege // pasthi den bubuk mumuk // bumi langit padha nekseni // nalutuh ing sajagad // dosane gendhukur // widodari akeh ewa // ing delahan ing nraka den engis-engis // ing widodari kathah ///
Hanya dipikirkan di dalam hati, kejelekan orang itu tidak selamanya melekat di hati, orang jahat itu menganggap pasti itu penyakit bodoh, bumi dan langit menyaksikan, kotoran di dunia, dosanya bertumpuk, semua bidadari tidak senang, kelak masuk neraka dan diperolok-olok, oleh bidadari-bidadari.
SUBSTANSI
KINANTHI 2. Bekti nastiti ing kakung //
kaping telune awedi // lahir batin aja esah // anglakoni satuhuning // laki ciptanenbendara // mapan wong wadon puniki ///
Bebakti dan cermat kepada suami, yang ketiga takut, lahir batin jangan mengeluh, melaksanakan yang satu, jadikanlah suamimu orang terhormat, bukankah perempuan itu.
PROSES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
TEKS WULANGREH PUTRI TERJEMAHAN JENIS 9. Sakabehe anak ingsun //
pawestri kang kanggo laki // kinasihan ing Kang priya // pan padha bektiya laki // padha lakinya sapisan // dipun kongsi nini-nini ///
Semua putraku, yang putri terpakailah oleh suami, semoga dikasihi oleh suami, dan berbaktilah kepada suami, bersuamilah sekali saja, mudah-mudahan sampai nenek-nenek.
SUBSTANSI
2. Nasihat Tentang Budi Pekerti Dalam Serat Wulangreh Putri
Budi Pekerti atau dalam bahasa Jawa disebut budi pakerti secara
etimologis dimaknai sebagai budi yang berarti pikir dan pekerti yang
berarti perbuatan. Ki Sugeng Subagya (2010) mengartikan kedua makna
kata budi pekerti yaitu perbuatan yang dibimbing oleh pikiran; perbuatan
yang merupakan realisasi dari isi pikiran; atau perbuatan yang
dikendalikan pikiran. Budi Pekerti menurut Haidar (2004) adalah usaha
sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau
menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan perilaku
manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang luhur dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama
manusia maupun dengan alam atau lingkungan. Berdasarkan pendapat ahli
mengenai pengertian budi pekerti, budi pekerti merupakan sikap, perilaku
dan usaha manusia dalam mengembangkan nilai-nilai perilaku manusia
yang diukur menurut kebaikan dan keburukannya berdasarkan norma,
moral, etika dalam kehidupan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Budi Pekerti merupakan tema pokok nasihat dalam serat
Wulangreh putri. Ajaran tentang budi pekerti dalam serat Wulangreh putri
telah ditemukan peneliti setelah melakukan beberapa proses
pengklasifikasian yang ditinjau dari keempat tembang Wulangreh
suntingan Siti Hartiningsih. Sikap dan perilaku dalam pengertian budi
pekerti dipandang peneliti sebagai isi dari serat Wulangreh putri yang
banyak memberikan pesan atau nasihat menurut ukuran kebaikan dan
keburukan norma, moral, etika, tata krama. Usaha dalam pengertian budi
pekerti dipandang peneliti sebagai perbuatan atau tindakan pemberian
nasihat berupa pesan norma, moral, etika dalam proses konseling. Nasihat
tentang budi pekerti dalam serat Wulangreh putri lebih mengarah pada
ajaran tentang bagaimana seorang perempuan Jawa itu hendaknya
memiliki etika, tata krama, tata susila, takwa kepada Tuhan, berbakti,
mengelola amarah, pengabdian, tanggung jawab, perilaku baik dalam
pergaulan, pekerjaan dan kehidupan berumah tangga maupun kehidupan
sehari-hari.
3. Nasihat Jenis Proses
Proses dalam KBBI (2012) adalah urutan pelaksanaan atau
kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan
waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan
suatu hasil. Anderson & Handelsman (2010) berpendapat, nasihat terdiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dari dua macam, yaitu nasihat tentang proses dan nasihat tentang
substansi. Nasihat proses yakni ketika konselor mengajarkan kepada
konseli strategi untuk memecahkan masalah. Konselor bisa mengatakan
“Mungkin kamu ingin memecahkan masalahmu sesuai dengan nilai nilai
yang kamu yakini” Coba bandingkan dengan nasihat ini “Kamu mestinya
pergi ke Jakarta”. Nasihat kedua adalah nasihat substantive. Nasihat
Proses dalam penelitian ini merupakan jenis nasihat serat wulangreh yang
memiliki ciri-ciri adanya suatu strategi tentang bagaimana memecahkan
masalah pada nasihat dalam serat Wulangreh putri. Nasihat proses lebih
dilihat dari urutan kegiatan maupun kejadian yang saling terkait atau
berinteraksi dalam memecahkan masalah. Seperti kutipan nasihat proses
dalam tembang mijil bait ke 3
Yen pawestri tan kena mbawani//tumindak sapakon //nadyan sireku putri arane// nora kena ngandelken sireki //yen putreng narpati//temah dadi luput/// Terjemahan: Wanita jangan mendahului kehendak suami, berbuat semaunya (asal perintah) meskipun kamu itu putri, kamu jangan menonjolkan kalau putri raja, akhirnya tidak baik.
Proses memberi ajaran berupa strategi pemecahan masalah dalam tembang
mijil bait 3 tersebut ditunjukkan bahwa untuk mengabdi kepada suami,
wanita harus mengatur strategi untuk tidak mendahului kehendak suami,
tidak menonjolkan diri sebagai seorang putri raja dan patuh kepada suami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Nasihat tersebut menunjukkan proses adanya strategi yang memunculkan
gambaran tentang dampak maupun hasil akhir pemecahan masalah.
4. Nasihat Jenis Substansi
Substansi dalam KBBI (2012) adalah watak yang sebenarnya dari
sesuatu, isi, pokok, inti. Anderson & Handelsman (2010), Nasihat
substantive adalah ketika konselor memberikan nasihat khusus untuk
solusi permasalahan tertentu. Intinya, konselor memberikan nasihat
tentang cara menyelesaikan masalah. Nasihat jenis substansi dalam
penelitian ini lebih dilihat dari isi nasihat yang menunjukkan watak dan
memberikan cara bagaimana menghadapi hidup maupun permasalahan
hidup (tidak langsung pada hasil akhir seperti nasihat proses). Nasihat
substansi lebih mengarah pada pemberian saran berupa cara-cara dalam
menyelesaikan masalah. Seperti kutipan nasihat substansi dalam tembang
mijil
Nora gampang babo wong alaki // luwih saking abot // kudu weruh ing tata titine // miwah cara-carane wong laki // lan wateke ugi // den awas den emut /// Terjemahan: Tidak mudah orang bersuami, sangat berat, harus tahu aturan, juga harus tahu cara-cara orang bersuami, dan juga watak (lelaki), waspadalah dan ingatlah.
Substansi memberi ajaran berupa cara-cara memecahkan masalah dalam
tembang mijil bait 2 tersebut ditunjukkan bahwa cara menjadi perempuan
Jawa yang bertanggung Jawab dalam keluarga, perempuan Jawa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengetahui aturan dalam berumah tangga, watak suami, memahami
perannya sebagai seorang ibu dan istri. Nasihat substansi dalam serat
wulangreh menunjukkan inti pesan nasihat dan memberikan ajaran tentang
cara-cara dalam memecahkan masalah.
5. Resistensi
Resistensi dapat didefinisikan secara luas sebagai apapun yang
diletakkan klien untuk menghalangi jalannya proses konseling dan
helping. Resistensi berupa feelings (perasaan), pikiran dan communication
(komunikasi) klien yang menggagalkan, menghalangi, memperlambat dan
kadang-kadang menghentikan prosesnya (Richard Nelson: 2012).
Resistensi sebagian besar disebabkan karena adanya perasaan yang tidak
enak, pikiran yang tidak sama, beda paham, beda pendidikan, tidak
setuju, maupun faktor kebiasaan. Penyebab tersebut menjadikan proses
konseling gagal, terhambat, tidak ditemukan jalan keluarnya. Sebaliknya,
tidak adanya resistensi membuat proses konseling akan berjalan dengan
lancar, ditemukan solusi, efektif.
6. Perempuan Jawa
a. Pengertian perempuan Jawa
Sudarwati dan Jupriono (1997) berpendapat secara etimologis kata
perempuan berasal dari kata empu yang berarti ‘tuan’, ‘orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mahir/berkuasa’, atau pun ‘kepala’, ‘hulu’, atau ‘yang paling besar’;
maka, kita kenal kata empu jari ‘ibu jari’, empu gending ‘orang yang
mahir mencipta tembang’. Perempuan Jawa adalah perempuan yang
berasal dari Jawa.
b. Perempuan Jawa dalam serat Wulangreh
Ajaran tentang moral, ketuhanan, budi pekerti maupun kehidupan
dalam rumah tangga yang tertulis dalam serat Wulangreh karangan Sri
Susuhunan Pakubuwana IV sebenarnya ditujukan bagi perempuan
Keraton, tetapi juga mempunyai pengaruh bagi perempuan pada
umumnya.
c. Kedudukan perempuan Jawa
Perlu diketahui bahwa dalam kultur Jawa merupakan sebuah kultur
yang tidak memberikan tempat bagi kesejajaran antara laki-laki dan
perempuan (Handayani: 2004). Hal ini disebutkan bahwa mayoritas
masyarakat Jawa menganut sistem partiarki yaitu sistem sosial yang
menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral
dalam organisasi sosial. Perempuan Jawa diharapkan menjadi pribadi
yang tunduk dan patuh terhadap kekuasaan pria. Sejarah dunia
perempuan sejak dulu hingga zaman moderen, perempuan
dideterminir oleh kaum laki-laki. Kedudukan kaum laki-laki lebih
dominan daripada kaum perempuan baik dalam kekuatan jasmani
melindungi orde (kelompok) pada jaman pra-sejarah, menetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
norma-norma, nilai-nilai, rite keagamaan, adat-istiadat dan semua orde
yang mengatur bentuk-bentuk komunikasi dan relasi manusiawi.
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, kaum laki-laki menguasai nasib
diri perempuan. Perempuan dikendalikan sesuai dengan rencana-
rencana dan kebutuhan kaum laki-laki.
d. Sifat dan ciri khas perempuan Jawa
Kartini Kartono (1977) mengungkapkan sifat-sifat kelembutan dan
rendah hati itu banyak dituntut (terutama dituntut oleh kaum laki-laki)
dimanapun dan pada saat apapun. Kartini Kartono menambahkan, ciri
khas kewanitaan lainnya yang banyak disebut-sebut baik oleh orang
awam maupun oleh para sarjana ialah memelihara (besorgend). Sifat
memelihara ini kemudian dikembangkan menjadi tuntutan ethis dan
bersumberkan pada cinta kasih tanpa pamrih, disertai dengan
pengorbanan (sering juga pengorbanan diri) dan penyerahan diri.
Karakter yang sangat khas pada perempuan Jawa, yakni sabar,
sumarah, sumeleh.
e. Kehidupan Perempuan Jawa
1) Aktivitas dan tanggung Jawab perempuan Jawa
Aktivitas perempuan Jawa yang telah menjadi seorang istri
sering disebut sebagai laku melek. Laku melek merupakan warisan
yang sejak lama dipraktikan perempuan Jawa. Mereka memiliki
porsi tidur lebih sedikit dibandingkan suaminya. Kebiasaan itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bukan semata-mata karena kepadatan aktivitas, tapi sekaligus
menggambarkan bentuk tatanan norma yang ada (Petuguran,
2010).
Perempuan pada umumnya memiliki aktivitas yang luar biasa
banyak dan padat. Sebagai contohnya: setiap pagi perempuan
bertugas menyiapkan sarapan, menyeduhkan kopi untuk suami,
menyiapkan air hangat untuk anak-anaknya; siang hari perempuan
mempunyai kesibukan membersihkan rumah, mencuci, menyetrika
pakaian, belanja, dan masak. Semua aktivitas tersebut menuntut
perempuan bangun lebih awal. Kesibukan semacam itu juga
dialami perempuan menjelang tidur. Meskipun suami dan anak-
anak sudah tidur, perempuan umumnya masih terjaga. Mereka
memiliki kewajiban untuk menghangatkan makanan, menyiapkan
berbagai keperluan suami dan anak-anak, sekaligus memastikan
keperluan mereka esok.
Laku melek adalah representasi kerja keras perempuan Jawa.
Perempuan sanggup bekerja lebih lama karena termotivasi untuk
membuktikan baktinya kepada suami dan keluarga. Laku melek
perempuan dilakukan karena kesadaran untuk menghormati dan
berbakti kepada suami. Laku melek sebagai gambaran pengabdian
istri pada suami punya kaitan erat dengan etika lama yang
berkembang dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Pengabdian perempuan Jawa
Handayani dalam Petuguran (2010) mengatakan, sejak masa
kanak-kanak perempuan dididik untuk berbakti pada suami,
sedangkan anak laki-laki dididik untuk bertanggungJawab
terhadap keluarga. Didikan berupa nasihat semacam itu hingga
sekarang masih dipertahankan, menginspirasi para perempuan
untuk membuktikan bakti dan kesetiaannya.
3) Perempuan Jawa dalam mengelola kemarahan
Handayani (2004) mengatakan, banyak ditemukan wajah wanita
Jawa yang cenderung mengalah untuk kepentingan orang lain.
Wanita mempunyai ketahanan yang sangat tinggi untuk menderita.
Rahasia ketahanan perempuan untuk menderita adalah kepasrahan
yang total kepada Tuhan. Perempuan Jawa hampir tidak pernah
menunjukkan kejengkelan meski ia marah. Ia tidak pernah
mengatakan “jangan” secara verbal, meski hendak melarang.
Strategi yang biasa dilakukan adalah dengan “diam” (pasif) dan
secara halus.
7. Nasihat Dalam Konseling Barat
Pemberian nasihat di negara barat tidak dianjurkan dalam teori
konseling barat. Nasihat yang diberikan konselor barat kepada konseli
hanya menjadi pengalihan proses komunikasi antar pribadi konselor dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
konseli. Nasihat menjadi salah satu hal yang membuat konseli enggan
mengatakan lebih lanjut apa yang harus diceritakan dalam proses
konseling. Nasihat menjadi halangan (handicap) bagi komunikasi dalam
proses konseling.
Berikut ini adalah perspektif metode pemberian nasihat dalam
praktek konseling menurut pendapat beberapa ahli/ konselor. Corey
(1988) mengatakan bahwa nasihat akan berakibat klien terus tergantung
kepada konselor. Tetapi, meskipun Corey tidak menganjurkan
penggunaan nasihat, ia memberi kesempatan bahwa nasihat bisa
digunakan dalam dua kondisi yang sangat khusus. Misalnya ketika klien
diketahui akan mengambil sebuah keputusan yang membahayakan
dirinya, dalam kasus seperti ini konselor boleh memberikan nasihat
sepenuhnya. Selain kondisi seperti di atas, konselor dibenarkan untuk
memberikan nasihat jika konseli sama sekali tidak mampu membuat
keputusan apapun terhadap dirinya sendiri. Dalam dua kondisi semacam
itu nasihat dari konselor masih bisa diberikan asal dalam porsi yang
seimbang. Porsi yang seimbang ini merupakan wilayah yang mudah
menimbulkan perdebatan, karena kondisi ini gampang dirumuskan, tetapi
sulit untuk diteorikan, apalagi dibuat standard operating procedur- nya.
Koestoer (1982) menulis, “Advies terdiri atas pandangan-pandangan atau
anjuran-anjuran kepada klien, biasanya atas dasar asumsi bahwa konselor
lebih tahu daripada klien apa yang harus dikerjakan. Persuasi dan advies
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
itu menuntut ketergantungan pada diri klien. Metode nasihat ini kurang
dapat digunakan untuk mengurangi simptom-simptom dan mengabaikan
elemen-elemen emosional”.
Gordon (1993) seorang ahli komunikasi parenting dari Amerika
bahkan memasukkan nasihat sebagai satu dari dua belas penghambat
komunikasi antara orang tua dan anak. Ia mengajukan tiga teori tentang
akibat pemberian nasihat kepada anak; a). Anak akan menolak
memodifikasi tingkah lakunya jika ia diberitahu bagaimana mereka harus
berubah, atau bagaimana seharusnya, atau hal yang lebih baik dalam
perubahan. b). Sebuah nasihat akan mengirim pesan kepada anak bahwa
Anda tidak mempercayai anak bahwa ia dapat memilih sendiri
pemecahannya. c). Menasihati anak berarti mengirim pesan bahwa
kebutuhan Anda lebih penting daripada kebutuhan anak. Ia akan merasa ia
harus melakukan apa yang Anda nasihatkan, tidak peduli dengan
kebutuhannya.
Winkel (2012) seorang pakar Bimbingan Konseling di Indonesia
yang menempuh pendidikan di Amerika sangat berhati-hati dalam
menganjurkan penggunaan nasihat. Ia menulis, “Kadang-kadang ada
konseli yang membutuhkan nasihat, lebih-lebih bila dia dalam keadaan
bingung. Konselor yang berpengalaman tidak akan ragu-ragu dalam
menggunakan teknik ini, tetapi ia harus sangat bijaksana dalam
menentukan kepada siapa dan kapan teknik ini sebaiknya digunakan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lebih lanjut Winkel (2012) menuliskan, “Nasihat biasanya baru diberikan
dalam fase-fase penyelesaian masalah, bila seluk beluk permasalahan
sudah jelas dan konselor yakin bahwa usul atau sarannya memang cocok
dengan keadaan konseli. Untuk itu konselor harus minta umpan balik
(tentang nasihat itu) kepada konseli.”
Dari pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa dalam
praktek konseling barat, nasihat tidak sepenuhnya diberikan selama proses
konseling. Nasihat hanya diberikan pada waktu yang diperlukan dan tepat
bagi konseli sebagai bentuk bombongan dalam proses konseling.
8. Nasihat Dalam Konseling Indonesia
a. Nasihat menurut Bimbingan Konseling Islami
Nasihat dalam praktek Bimbingan Konseling Islami (BKI)
menempati posisi penting. Hal ini diungkapkan oleh seorang praktisi
Bimbingan Konseling Islami sebagai berikut:
“Nasihat merupakan elemen pokok dalam agama Islam sehingga orang yang menganut Islam harus bisa memberikan nasihat kepada teman atau saudaranya. Sebagaimana dalam sebuah hadits disampaikan Al-Dinu Al-Nashihah, hal ini menunjukkan pentingnya nasihat dalam agama. Dengan nasihat konselor mampu memberikan motivasi kepada klien. Terutama nasihat-nasihat yang mampu membuat hati klien terbuka dan ikhlas dalam menjalani nasihat itu” (kangsumar.blog.com).
Nasihat, dalam konseling Islami berasal dari kata kerja “nashaha”
نصح) ), yang maknanya “khalasha” (خلص ) berarti murni serta bersih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dari segala kotoran. Bisa juga bermakna “khâtha” (خاط ), yaitu
menjahit. Konseling Islami mengartikan para penasihat selalu
menginginkan kebaikan bagi orang yang dinasihatinya, seperti
seseorang yang memperbaiki pakaiannya yang sobek. Nasihat, secara
bahasa dari akar kata ‘nash’ yang berarti halus, bersih atau murni,
lawan dari curang atau kotor. Sehingga jika nasihat tersebut dalam
bentuk ucapan harus jauh dari kecurangan dan motivasi kotor. Nasihat
adalah kemauan berbuat baik kepada obyek yang diberi nasihat atau
memberikan arahan yang baik melalui perkataan atau ucapan dengan
jujur dan penuh motivasi (Akhyar:2007).
Konseling Islami menyatakan bahwa elemen kejujuran, kata-
kata baik, halus, bersih murni dan bersifat memotivasi perlu
diperhatikan konselor dalam memberikan praktek konseling. Elemen-
elemen nasihat tersebut akan diterapkankan dalam penelitian ini. Serat
Wulangreh Putri yang masih berupa tembang dalam penelitian ini
akan diubah menjadi seperangkat nasihat khususnya tentang budi
pekerti yang diupayakan memiliki elemen-elemen seperti yang telah
dipaparkan pada Konseling Islami.
Bimbingan Konseling Islami menyatakan bahwa nasihat
merupakan elemen penting dalam proses konseling, maka konselor
merupakan penasihat sedangkan konseli merupakan orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dinasihati. Sehingga para konselor perlu memperhatikan dan
mematuhi rambu-rambu diri sebagai seorang penasihat.
b. Nasihat Menurut Serat Maduboso
Serat Maduboso yang ditulis oleh Raden Ngabehi
Padmosusastro berisi nasihat kepada para penasihat. Serat Maduboso
merupakan nasihat parenting kepada para orang tua dalam menasihati
anak-anaknya. Uraian tentang serat Maduboso dibawah ini diambil
dari sebuah blog milik Iwan Muljono yang diunduh dari
http://iwanmuljono.blogspot.com berisi tentang nasihat kepada para
penasihat.
Serat Maduboso berisi tentang nasihat atau yang disebut
pitutur. “Meta Pitutur” ini mengingatkan penasihat untuk berhati-hati
sebelum memberikan nasihat kepada orang lain. Meskipun sifatnya
menghimbau kepada para penasihat, tetapi pengarang serat ini tidak
bisa mengingkari pentingnya nasihat dalam budaya Jawa. Kepada para
penutur (orang yang memberikan pitutur), diantaranya Padmosusastro
mengingatkan supaya para pemberi pitutur sudah lebih dulu
melakukan apapun yang dinasihatkan kepada orang lain. Ia menulis
Wong tuwa sugih pitutur marang wong nom, dening wis tau ngalami, ananging apa wis bisa marèni kalakuane dhewe kang ambalasar: durung karuwan, tarkadhang mung lagi bisa nuturi bae, yèn duwe karêman durung bisa ambuwang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Teks diatas mengingatkan supaya sebelum memberi nasihat, seseorang
telah melakukan apapun yang dinasihatkan. Teks itu juga bernada
pesimistik, bahwa tidak semua penasihat telah melakukan apapun
yang dinasihatkan. Jika hal itu yang terjadi maka sebuah nasihat akan
menjadi boomerang bagi orang yang memberikannya. Inti dari pesan
Padmosusastro ialah supaya seseorang tidak terlalu mudah untuk
memberikan nasihat kepada orang lain sebelum ia sendiri terbukti
melakukan apa yang dinasihatkan.
Nasihat dalam konteks ini memiliki kandungan beban moral
yang tinggi, karena dalam budaya Jawa-pun berlaku hukum modeling,
dimana seseorang mencontoh perilaku orang lain yang memiliki
otoritas yang lebih tinggi. Nasihat, dalam pemahaman serat Maduboso
mensyaratkan kredibilitas yang tinggi bagi penasihat. Konselor yang
hidupnya tidak tertata dengan baik sudah pasti sangat rentan jika
menggunakan nasihat sebagai metodenya. Padmosusastro berulangkali
mengingatkan betapa mudah seseorang memberi petuah, tetapi betapa
sulitnya untuk melakukannya. Ia menulis, mituturi bêcik iku
gampang, anggêre ora dikon anglakoni dhewe.
Nasihat dalam serat Maduboso juga harus bersifat
eksperiensial, pernah dialami oleh orang yang memberikan nasihat.
Bagaimana ketika pemberi nasihat belum pernah mengalami sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kejadian yang dialami oleh yang dinasihati. Akankah nasihat
didengarkan oleh orang yang dinasihati? Padmosusastro menulis
Wong nganggit piwulang iku gampang: nanging ênggone nglakoni sing angèl, dening sing nganggit piwulang durung mêsthi yèn wis tau anglakoni dhewe apa kang winulangake, suprandene isining layang kabar kêbak piwulang. Bèn, aja kuwatir ora-orane digugu. Ana piwulang ing dalêm kabar: rukun agawe santosa. Iya bênêr dhasar unine mêngkono, nanging mung ana ing lambe, bae, ora têrus ing ati. TERJEMAHAN: memberi nasihat itu gampang, tetapi menjalaninya yang sulit. Apalagi yang memberi nasihat belum pernah mengalami kejadian tentang apa yang dinasihatkannya. Walau demikian isi surat kabar tetap banyak pituturnya. Biarkan saja. Tidak usah khawatir, paling-paling tidak ada yang mengikutinya. Contohnya: Nasihat bahwa “bersatu kita teguh”. Memang benar bunyinya demikian, tetapi hanya di bibir tidak masuk dalam sanubari.
Meskipun ada sisi-sisi sulit dalam mempraktekkan nasihat kepada
orang lain, Padmasusastra tetap berpendapat bahwa nasihat itu perlu.
Wong kang ora anggugu piwulang bêcik, iku prasasat nadhahi rubuhe kayu gurda, ngandêle yèn wis anglakoni, apa kowe dhêmên mangkono.
TERJEMAHAN: Orang yang tidak mengindahkan nasihat baik, ibarat ditimpa robohnya pohon beringin (gurda). Dia baru percaya kalau sudah mengalami. Apa kamu mau seperti itu?
‘Meta nasihat’ seperti tertuang dalam Serat maduboso ini penting
dibahas dalam tulisan ini, supaya dalam menjabarkan instrument
penelitian yang berupa sekumpulan nasihat dari Surat Wulangreh Putri
ada rambu-rambu yang digunakan sebagai acuan. Setidaknya selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memperhatikan teori nasihat berdasarkan kultur Jawa , sifat
ekperiensial juga mengacu pada sifat-sifat nasihat yaitu jujur, baik,
halus, bersih murni dan bersifat memotivasi seperti tertulis dalam teori
Bimbingan Konseling Islami.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang Resistensi Perempuan Jawa Terhadap Nasihat
Tentang Budi Pekerti dalam serat Wulangreh putri, sepengetahuan peneliti
belum pernah ada. Penelitian yang relevan dengan penelitian tentang serat
Wulangreh ini pernah diteliti oleh Yuli Widiyono pada bulan maret 2010
dengan judul tesisnya Kajian Tema, Nilai Estetika dan Pendidikan dalam
Serat Wulangreh karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Fokus penelitian ini
meneliti tentang tema, nilai estetika, pendidikan pada serat Wulangreh putri,
persamaan dan perbedaan antara serat Wulangreh dengan Wedhatama. Pada
hasil penelitian yang dilakukan Yuli Widiyono banyak memberikan manfaat
penulis terutama tentang kajian tema yang telah diteliti. Yuli Widiyono telah
mengupas banyak tentang tema, nilai estetika dan pendidikan dalam serat
Wulangreh, tetapi ditinjau dari kajian penulis yang membedakan
penelitiannya adalah tema budi pekerti dalam serat Wulangreh dan resistensi
khususnya perempuan Jawa terhadap serat Wulangreh belum dikupas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian,
antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian,
teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2001) menjelaskan bahwa
penelitian yang menggunakan metodologi kualitatif menghasilkan data
deskriptif kualitatif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif-kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan dan mengolah data yang bersifat deskriptif seperti
transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, maupun rekaman kaset
atau video.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti di kampus Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, tepatnya di ruang laboraturium prodi Bimbingan dan
Konseling. Penelitian ini bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan target waktu
yang ditentukan peneliti. Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 24
September 2014. Penelitian berlangsung kurang lebih selama 5 jam, dimulai
dari pukul 09.00-14.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Subjek dan Objek Penelitian
Poerwandari (1998) menjelaskan karakteristik penelitian kualitatif
diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar melainkan pada kasus-kasus
tipikal sesuai dengan kekhususan masalah penelitian. Subjek penelitian adalah
mahasiswi Universitas Sanata Dharma. Mereka adalah mahasiswi yang
berasal dari suku Jawa, menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi sehari-
hari, dan terikat dengan budaya Jawa dalam keseluruhan hidupnya. Sepuluh
wanita Jawa putri yang terpilih telah diseleksi sesuai dengan keaslian suku
Jawanya. Penelitian ini adalah penelitian payung, sehingga sepuluh subjek
wanita Jawa dibagi pada masing-masing peneliti. Subjek penelitian dalam
penelitian ini terdapat 4 subjek dengan nama samaran : Mawar, Melati, Lily,
Rosa. Subjek masuk ke dalam topik utama yang sudah diklasifikasikan, yaitu:
Budi Pekerti (aspek afeksi) dalam jenis nasihat proses (2 subjek: Mawar dan
Melati) dan nasihat substansi (2 subjek: Lily dan Rosa). Jumlah nasihat pada
masing-masing subjek sekitar 5 nasihat dalam serat wulangreh putri.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pohan (2007: 45) mengungkapkan bahwa data adalah fakta, informasi
atau keterangan. Proses penelitian ini melalui tiga tahap yaitu tahap
wawancara tak-terstruktur, tahap wawancara semi-terstuktur dan tahap
wawancara tersturktur Focus Disscusion Grup (FGD). Pada desain ini tidak
sepenuhnya proses dibiarkan sebagai fenomena lepas tersendiri. Unsur nasihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang diteliti dalam penelitian ini sengaja dimasukkan sebagai sebuah
perlakuan khusus di dalam setting laboratorium/ ruang khusus.
Teknik penulisan data dalam penelitian ini adalah naratif recording
yaitu dengan menceritakan kembali suatu kejadian, keadaan lingkungan yang
bertujuan untuk memperoleh data yang luas dan komprehensif tentang
seberapa besar resistensi perempuan terhadap nasihat yang telah diberikan
melalui proses konseling tahap pertama. Metode pengumpulan data ini
dilakukan melalui tiga tahap yaitu wawancara informatif, memberikan skala
resistensi pada lembar kuesioner (setelah melalui proses wawancara) dan
mencatat perilaku verbal dengan menggunakan tappe recorder dan handycam.
1. Wawancara
Bungin (2001) menjelaskan, bahwa wawancara adalah proses
percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang
dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Poerwandari
(1998) menyatakan metode wawancara adalah percakapan tanya jawab
yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui makna-makna subyektif yang dipahami individu yang
berkaitan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi
terhadap isu maupun makna subjektif yang muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Emzir (2010) menyatakan bahwa terdapat 3 karakteristik
wawancara berdasarkan bentuk pertanyaan yang diajukan, yaitu:
a. Wawancara tertutup
Wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-
jawaban tertentu. Misalnya, pertanyaan yang memerlukan jawaban ya
atau tidak, atau setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Wawancara tertutup
mempunyai keistimewaan dalam hal mudahnya mengklasifikasikan
dan menganalisis data secara statistik.
b. Wawancara Terbuka
Wawancara ini dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang
mengundang jawaban terbuka. Misalnya, bagaimana pendapat Anda
tentang pengajaran campuran laki-laki dan perempuan?. Wawancara
terbuka memiliki kelebihan dari segi kekayaan datanya, akan tetapi
sulit untuk mengklasifikasikan jawaban yang diajukan.
c. Wawancara Tertutup dan Terbuka
Wawancara ini merupakan gabungan wawancara jenis pertama dan
kedua. Wawancara jenis ketiga ini menggabungkan kelebihan dari
kedua jenis wawancara tertutup dan wawancara terbuka dari segi
kekayaan data dan kemungkinan pengklasifikasian dan analisis data
secara statistik. Misalnya peneliti mengajukan pertanyaan tertutup,
“Apakah Anda setuju jika seorang istri harus selalu melayani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
suaminya?” kemudian peneliti beralih pada pertanyaan terbuka,
“mengapa?” atau “apa alasannya? Dapatkah Anda menjelaskan
pendapat Anda secara detail?” dan sebagainya.
Dari uraian karakteristik wawancara berdasarkan bentuk pertanyaan yang
diajukan, penelitian ini menggunakakan wawancara tertutup dan terbuka.
Proses wawancara pada penelitian ini ada dua macam yaitu wawancara
informatif dan wawancara penskalaan resistensi.
1) Wawancara Informatif
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara informatif.
Wawancara informatif adalah merupakan suatu alat untuk
memperoleh fakta/data/informatif secara lisan; jadi terjadi
pertemuan di bawah empat mata, dengan tujuan mendapatkan data
yang diperlukan untuk bimbingan. Wawancara informatif lain
tujuannya daripada wawancara penyuluhan, yang terutama
bertujuan untuk mengolah data yang sudah diperoleh; pengolahan
itu dilakukan oleh penyuluh bersama dengan subjek dalam suatu
pertemuan pribadi. Peran wawancara informatif ini dilakukan oleh
konselor sebagai penasihat dan konseli sebagai subjek yang
dinasihati. Pemberian nasihat oleh konselor dan tanggapan berdasarkan pengalaman hidup dan pengetahuan konseli terhadap
nasihat yang telah diberikan konselor menjadi kegiatan utama
dalam wawancara informatif. Setting wawancara informatif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penelitian ini yaitu; subjek masuk ke dalam ruangan khusus, di
dalam ruangan itu hanya ada konselor dan konseli, konselor
kemudian memberikan nasihat kepada konseli dari serat
Wulangreh putri, konseli kemudian memberikan tanggapan
tentang nasihat yang telah diberikan konselor.
2) Wawancara penskalaan resistensi
Selain wawancara informatif, pengumpulan data dilakukan melalui
pengisian kuesioner skala resistensi. Setelah mengisi kuesioner
skala resistensi kemudian subjek masuk dalam wawancara
penskalaan resistensi pada focus grup discussion.
Verbatim wawancara peneliti dengan subjek peneliti dalam wawancara
informatif terdapat pada lampiran 3.
2. Kuesioner Skala Resistensi
Sebagai pemandu penelitian dalam wawancara, tujuan utama
penyusunan skala resistensi adalah untuk memperoleh informasi yang
relevan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian di mana informasi
tersebut memiliki nilai reliability dan validity yang setinggi mungkin
(Burhan: 2001). Kuesioner berkaitan dengan kegiatan wawancara ketiga
tahap dalam penelitian ini. Kuesioner skala resistensi berisi tentang
nasihat serat Wulangreh putri yang sudah diseleksi dan dibahasakan sesuai
dengan kebutuhan topik peneliti. Alternatif jawaban yang tersedia dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kuesioner skala resistensi ini berawal pada skala dari angka 1 (mewakili
penolakan) sampai 10 (mewakili penerimaan) dalam kuesioner. Skala
tersebut mewakili subjek dalam menyikapi nasihat yang diberikan selama
proses wawancara informatif. Fokus utama dalam kuesioner skala
resistensi ini adalah nasihat tentang budi pekerti. Kuesioner skala
resistensi terdapat pada lampiran 4.
3. Focus Group Discussion (FGD)
Burhan (2001) menjelaskan, FGD adalah sebuah teknik
pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif.
FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (dalam Uzaimi,
2011) didefinisikan sebagai “suatu proses pengumpulan informasi
mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui
diskusi kelompok” . Uzaimi (2011) menyatakan, FGD adalah metode
penelitian yang cocok untuk menjawab pertanyaan how dan why, bukan
untuk menjawab pertanyaan what dan how many.
“In addition to being especially useful for gaining the types of research information listed above, focus groups also overlap with in-depth interviewin types of data they can produce: Both offer the ability to drill down into the ‘how’ and ‘why’ of human experience, behavior, perceptionsm and beliefs; with sufficient sample sizes, both can give some indication of norms and range perspectives on a given a topic; and both are frequently used as a supplement to quantitative data.”(Guest, Greg dkk,1963: 174) Terjemahan: “Selain menjadi sangat berguna untuk mendapatkan jenis informasi penelitian yang tercantum di atas , fokus grup juga tumpang tindih dengan wawancara mendalam jenis data yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mereka hasilkan : Keduanya menawarkan kemampuan untuk menelusuri ke 'bagaimana ' dan ' mengapa' dari pengalaman manusia , perilaku , perceptionsm dan keyakinan ; dengan ukuran sampel yang cukup , keduanya dapat memberikan beberapa indikasi norma dan berbagai perspektif pada topik tertentu ; dan keduanya sering digunakan sebagai suplemen untuk data kuantitatif.”
Metode FGD ini akan menjadi metode utama dalam penelitian ini.
Menurut peneliti, FGD dapat memberikan jawaban dari persoalan yang
diangkat dalam penelitian ini. Penelitian FGD ini dapat membantu
menurunkan teori beserta penjelasan teori yang sulit jika dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang lain. Variabel yang digali melalui FGD ini
adalah:
a. Mengingatkan kata-kata dari nasihat yang diberikan selama proses
wawancara informatif tahap pertama.
b. Mempertanyakan alasan subjek memberikan skala dari angka 1
(mewakili penolakan) sampai 10 (mewakili penerimaan) dalam
kuesioner. Skala tersebut mewakili subjek dalam menyikapi
nasihat yang diberikan selama proses wawancara informatif.
Pertanyaan dalam penelitian ini lebih sering mempertanyakan tentang
“mengapa” dan “bagaimana”, sehingga metode FGD sangat membantu
memberikan jawaban dari persoalan topik penelitian ini. Verbatim FGD
dan hasil wawancara FGD terdapat pada lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4. Observasi
Observasi dilakukan oleh sejawat. Observasi dalam pelaksanaan
penelitian ini secara sistematis, sehingga pengamatan penelitian terkontrol.
Observasi sistematik berbeda dengan observasi sederhana dalam hal
tujuannya untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam tentang gejala-
gejala topik penelitian yang membantu dalam perumusan hipotesis atau
pengujian hipotesis, kebalikan dari pengamatan sederhana yang
mempunyai tujuan pengumpulan data awal dalam penelitian survei
(Garabiyah, 1981:34). Penelitian ini menggunakan media camera sehingga
pengamatan dapat dilihat berulang kali dari hasil video wawancara
informatif. Peran peneliti dalam observasi sebagai penonton atau penyaksi
dalam pelaksanaan FGD. Data observasi juga didapat dari observer lainya
(peneliti lain). Hasil observasi terdapat pada lampiran 10.
E. Keabsahan Data
Validitas atau keabsahan data penelitian ini dicapai dalam pengujian
kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi menurut Sugiyono (2010).
Triangulasi dalam penelitian ini merupakan triangulasi teknik pengumpulan
data. Data diperoleh lalu dicek validitasnya dengan tiga teknik pengumpulan
data yaitu; wawancara informatif, kuesioner skala resistensi dan Focus Group
Discussion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 1.1 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data
F. Teknik Analisis Data
Strauss dan Cobin (1990:59) menyatakan bahwa pengumpulan data
dan analisis data merupakan proses antar jaringan (interwoven process) yang
erat dan harus terjadi secara bergantian karena analisis mengarahkan
pengambilan sampel data. Data FGD dikelompokkan menurut tema yang
sudah ditentukan. Penelitian ini melalui 3 jenis pengodean menurut Strauss
dan Cobin (1990:58), yaitu (1) pengodean terbuka (open coding), (2)
pengodean berporos (axial coding) dan (3) pengodean selektif (selective
coding). Pada akhir proses klasifikasi pengodean pada penelitian ini, data
yang tidak relevan dengan penelitan disingkirkan supaya tidak mengganggu
proses analisis. Pengkodingan data penelitian terdapat pada lampiran 6 dan
lampiran 7.
Wawancara Informatif Kuesioner Skala Resistensi
Focus Group Discussion (FGD)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Persiapan
a. Menentukan subjek, yaitu sepuluh mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
b. Klasifikasi serat Wulangreh putri ke dalam jenis nasihat Proses dan
nasihat Subtansi
c. Klasifikasi topik pada masing-masing serat Wulangreh putri
d. Pemilahan atau seleksi antara nasihat dan bukan nasihat
e. Klasifikasi nasihat yang relevan (dipakai) dan tidak relevan (tidak
dipakai)
f. Menentukan variabel yang akan diteliti.
g. Menentukan sasaran subjek dengan jumlah 4 orang yang diteliti
berdasarkan topik yang telah diseleksi
h. Pengujian instrumen oleh ahli yang dilakukan oleh peneliti dan dosen
peneliti
2. Pelaksanaan
a. Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 24 September 2014 pukul
09.00 – 14.00 WIB di R. Laboraturium Prodi BK, USD.
b. Subjek mengikuti wawancara informatif, konselor memberikan nasihat
sesuai dengan nasihat dalam serat Wulangreh putri yang telah
diklasifikasikan, sedangkan konseli menanggapi nasihat yang telah
diberikan konselor sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan
konseli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c. Pengisian kuesioner skala resistensi
d. Subjek masuk ke dalam Focus Grup Discussion
e. Mengulas kembali hasil diskusi pada wawancara informatif dan
alternatif jawaban subyek yang tersedia dalam kuesioner skala
resistensi.
f. Subjek kembali mengikuti wawancara Focus Group Disscusion
dengan pertanyaan utama wawancara, yaitu “apa alasan subjek
memilih skala …. dari angka 1 sampai 10?”, “bagaimana” dan
“mengapa”.
3. Analisis Data
Berikut ini tahap-tahap yang digunakan dalam analisis data:
a. Jenis data didapatkan melalui wawancara informatif, skala resistensi,
data FGD dan data observasi dari catatan peneliti maupun catatan
observer lain.
b. Data tersebut dibuat verbatim, khususnya dari hasil rekaman video.
c. Kemudian data tersebut diberi kode/ coding.
d. Menentukan skala resistensi subjek terhadap pemberian nasihat
dengan melihat angka yang dipilih subjek, yaitu angka 1 – 4 resistensi
terhadap nasihat tinggi, angka 5 – 7 resistensi terhadap nasihat sedang
dan angka 8 – 10 resistensi terhadap nasihat rendah.
e. Membuat grafik resistensi berdasarkan skala pilihan subjek.
f. Penghitungan skala resistensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
g. Analisis data dengan menggabungkan data penelitian dalam metode
trianggulasi
h. Kesimpulan hasil penelitian
4. Klasifikasi Data
Tahapan analisis dilakukan oleh peneliti berdasarkan transkip FGD
yang telah dibuat. Sebelum dianalisis, data FGD dikelompokkan menurut
tema yang sudah ditentukan. Pengelompokan tema ini dilakukan agar
peneliti lebih mudah dalam menganalisis data dan memberi arti pada
kumpulan data yang sudah terkumpul. Data yang tidak relevan dengan
penelitian akan disingkirkan supaya tidak mengganggu proses analisis.
Berikut ini adalah rangkaian tahap klasifikasi data FGD hasil pengodean
menurut Strauss dan Cobin.
a. Klasifikasi serat Wulangreh putri ke dalam jenis nasihat proses atau
subtansi dan penentuan topik pada masing – masing nasihat dalam
serat Wulangreh putri. Data yang telah diklasifikasikan menjadi jenis
proses atau jenis substansi dan inti topik dari teks Wulangreh putri ini
kemudian diklasifikasikan kembali menjadi nasihat dan bukan nasihat.
Klasifikasi serat Wulangreh putri ke dalam jenis nasihat proses atau
substansi terdapat pada lampiran 2.
b. Klasifikasi Nasihat atau Bukan Nasihat dan Serat Wulangreh putri
yang Relevan atau tidak Relevan. Tahap klasifikasi ini difokuskan
pada serat Wulangreh putri yang memiliki relevansi nasihat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
efektif dalam kehidupan masyarakat. Selain itu fokus tahap klasifikasi
ini ditujukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Klasifikasi serat
Wulangreh putri yang dipakai dan tidak dipakai ini terdapat pada
lampiran 1.
c. Klasifikasi variable yang diteliti menjadi akhir seleksi topik yang
digunakan dalam penelitian ini. Variabel yang memiliki relevansi yang
paling banyak akan dipilih menjadi topik nasihat dalam proses
penelitian selanjutnya.
Tabel 2: Klasifikasi Variabel yang akan Diteliti
VARIABEL PROSES SUBSTANSI
Budi Pekerti M5, M8, M9, M10, A6, A14, A17, D11, D14, D19, K2, K21, K26, K28, K30
M6, D3, D7, D10, K9
Keterangan:
M: Mijil D: Dandang Gula
A: Asmarandana K: Kinanthi
Angka yang terdapat di belakang huruf M, A, D, K adalah nomer urut
tembang dalam serat Wulangreh. Masing-masing variabel diisi dengan
narasi berupa nasihat dalam jenis proses maupun substansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang resistensi
perempuan Jawa terhadap nasihat tentang budi pekerti dalam serat Wulangreh putri.
Bab ini berisi tentang deskripsi data, pelaksanaan wawancara dan hasil, pembahasan.
A. Deskripsi Data
Penelitian ini meneliti tentang seberapa besar resistensi perempuan
Jawa terhadap nasihat jenis proses dan substansi tentang budi pekerti yang
diberikan konselor berdasarkan serat Wulangreh putri. Berdasarkan hasil
analisis data wawancara informatif, pengisian kuesioner dan data FGD,
resistensi perempuan Jawa terhadap pemberian nasihat budi pekerti dalam
serat Wulangreh putri adalah rendah. Pernyataan ini akan dideskripsikan lebih
lanjut dengan berbagai proses olahan data sebagai berikut.
1. Data Wawancara Informatif
Data wawancara informatif yang terkumpul melalui rekaman video
maupun suara selama proses wawancara kemudian diolah menjadi teks
verbatim wawancara informatif. Data verbatim wawancara informatif
kemudian digabungkan dengan data hasil penskalaan resistensi dan data
hasil wawancara FGD untuk mengecek validitasnya melalui metode
trianggulasi. Selain itu, data akan ditambahkan dengan data hasil
observasi sejawat. Berikut ini adalah data wawancara informatif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mendukung data grafik resistensi, data ini kemudian akan dibahas dalam
pembahasan dari laporan penelitian. Verbatim wawancara informatif
terdapat pada lampiran 3.
Tabel 3 : Tabel Data Wawancara yang Dianalisis Nasihat Data Wawancara Informatif Proses 1 Mawar
“Kalau menurut aku, dalam keluarga suami itu seorang ayah sudah menjadi kepala keluarga. Sebaiknya kita berkonsultasi dulu atau berunding dulu dengan suami. Misalnya kan ada suami yang suka atau tidak suka dengan wanita karir. Kita sendiri pinginnya kita cari uang jadi wanita karir. Tapi kita tanya ke suami dulu, “Pak, saya gini..gini..gini. Saya ingin bekerja. Boleh atau tidak?” Itu sebenarnya harus didiskusikan dulu. Nah kalau boleh kita baru bisa melangkah lagi lebih lanjut. Soalnya restu dari suami membawa pengaruh dari kita. Tetapi di sisi lain, kalau keputusan yang kita ambil itu sebenarnya baik menurut kita dan bagi semua orang itu baik, ya kita harus menanggung resiko walaupun suami belum bisa berpikir itu nanti baik buruknya gimana. Jadi bila suami tidak setuju tetapi kita bertekad bahwa itu bener-bener baik, kenapa tidak?” (WR/HWK/NP1/K1/1-19)
Proses 1 Melati
Kalau di agama Islam itu tidak boleh, tidak bagus. Karena menentang. Dia itu kayak durhaka sama suaminya. Istri harus manut dengan suaminya. (WR/HWK/NP1/K2/20-23)
Proses 2 Mawar
“Pengabdian istri kepada suami ya kita harus nurut kepada suami. Kita tidak boleh membangkang kepada suami. Kalau kita sudah nikah otomatis ikut suami. Tidak bergantung kepada orang tua. Itu suami yang nuntun kita, itu arahnya kita nanti kemana yang menuntun adalah suami. Dan kita itu juga harus menuruti apa kemauan suami. Kita sebagai wanita harus mencukupi lahiriah dan batiniah. Jadi kita harus patuh terhadap suami.” (WR/HWK/NP2/K1/24-32)
Proses 2 Melati
Sudah kodratnya wanita untuk berbakti kepada suami karena suami adalah kepala keluarga. Suami adalah imam keluarga. Jadi apapun yang terjadi, kita harus ngikut suami kita (WR/HWK/NP2/K2/33-36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Nasihat Data Wawancara Informatif Proses 3 Mawar
Kalau aku sedang marah atau jengkel itu, biasanya saya mencoba menenangkan diri. Misalnya kalau waktu SMA dulu, kalau lagi marah biasanya pergi ke Gua Maria, trus naik ke gunungnya itu dan di situ aku menyadari marah itu gara-gara apa. Kadang nangis sendiri, kadang teriak,“Tuhan.. gini..gini..gini..” Nah, selain itu di sisi lain, aku bisa mengontrol kemarahanku dengan dengerin musik. Aku dengan mendengarkan musik kayaknya bisa luluh gitu. Nah, jadi bisa tenang, bisa damai. Tetapi kalau marahku udah bener-bener marah, gak kuat, aku tidak pernah menyakiti diri sendiri dan tidak berbuat apa-apa. Cuman orang yang membuat aku marah itu, aku sindir secara tapi itu nanti akan terasa seperti yang aku alami akhir-akhir ini, aku difitnah. Aku hanya menyindir secara halus halus di depanku aja kamu terlihat baik, tetapi di belakang kamu kok kayak gitu. Dia langsung kerasa, langsung minta maaf sendiri. Itu nanti kemarahan yang ada dalam sendiri langsung luluh sendiri. Dia yang mengakui.” (WR/HWK/NP3/K1/37-58)
Proses 3 Melati
Kalau aku mengelola kemarahan dengan atur nafas, kalau masih marah lalu air wudu, kalau masih marah lalu duduk sama mikirkan yang bagus-bagus. Dan dengan menyebut nama Allah.(WR/HWK/NP3/K2/59-62)
Proses 4 Mawar
Misalnya kayak mengerjakan tugas kelompok gitu, ketika saat dunia SMA masih sering menggantungkan. Tetapi ini udah di dunia perkuliahan, seharusnya pikiran sudah dewasa, udah maju. Kalau ada tugas kelompok kita kerjakan bareng-bareng. Tapi saya mengakui sendiri, di kelompok saya gak suka dengan teman saya yang tidak mau mengerjakan tugas. Kadang aku udah mengingatkan dia kalau kamu dah dewasa. Pikiran kamu seharusnya ke depan. Aku mikirnya kelompokku kalau maju nilainya bagus. Presentasinya bagus. Tetapi kok tidak sesuai cuman angan-angan. Soalnya ada salah satu temenku yang gak mau kerja. Rasanya ndongkol kayak pingin memberontak. Kamu gak usah ikut kelompokku. Aku bener-bener cari yang mau berfikir kritis, yang mau dengan bekerja keras. (WR/HWK/NP4/K1/63-79)
Proses 4 Melati
Yang saya ketahui tentang keselarasan batin itu antara pikiran dengan hati perasaan itu bisa seimbang. Jadi nggak pikirannya mikirin apa, tetapi hatinya gak selaras dengan pikiran. Atau sebaliknya. Jadi kalau aku yang merasakan hati dan pikiran gak seimbang itu langsung pusing. Soalnya aku juga masih ada bayang-bayang masa lalu. (WR/HWK/NP4/K2/80-87)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Nasihat Data Wawancara Informatif Substansi 1
Lily Karena untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya. (WR/HWFGD/NS1/K3/72-95)
Substansi 1 Rosa
Karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain. Sebagai istri harus menerima suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri. (WR/HWFGD/NS1/K4/96-107)
Substansi 2 Lily
Hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan itu saling berkaitan. Jika jiwa kita mengalami kebahagiaan, tentu raga kita juga mengalami bahagia, tidak tertekan, tidak depresi. Hubungan kebahagiaan itu tersebut bisa dikatakan antara raga kita berpikir tenang, maka jiwa kita merasa tenang jadi otomasi kebahagiaan akan datang dengan sendirinya walaupun tidak berupa materi ataupun kebahagiaan misalnya yang rumahnya bagus, mobil ada, itu tidak. Tetapi kebahagiaan itu ada dalam hati kita masing-masing. Jadi ketenangan hati tidak bisa tergantikan dengan materi apapun karena kebahagiaan ada dalam hati kita masing-masing.(WR/HWK/NS2/K3/107-119)
Substansi 2 Rosa
Kalau orang merasa merasa bahagia, pasti raganya juga kelihatan lebih segar. Jiwanya juga tidak terganggu dalam artian seperti itu. Tetapi kalau orang sudah tertekan dari segi kebahagiaan, maksudnya kebahagiaannya sudah dikekang, pasti akan berdampak ke jiwa sama ke raganya dia. Misal tidak dibolehin ini itu, padahal suka tetapi akan mempengaruhi ya walaupun gak banyak tetapi mempengaruhi banget. (WR/HWK/NS2/K4/120-128)
Substansi 3 Lily
wanita merawat kebatiniahnya dengan batin kan termasuk dalam jiwa hati juga. Wanita Jawa terkenal akan tutur kata yang sopan, lemah lembut dan unggah-ungguhnya. Dalam batin itu kalau seorang wanita berbicara sesuai dengan uanggah-ungguh atau tata krama dalam Jawa itu pasti batinnya udah selaras dengan pikiran. Tidak mungkin kalau kita mengucapkan sesuatu yang kasar, belum tentu hatinya kasar. (WR/HWK/NS3/K3/129-137)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Nasihat Data Hasil Wawancara Konseling Substansi 3
Rosa Kalau batin itu bagian dalam, paling tidak mengikuti adat dalam arti kalau tidak boleh “gini” ya diikuti. Meskipun sekarang zaman modern, tetapi paling tidak adat-adat Jawa itu jangan sampai dilupakan. Misal kalau cewek Jawa itu gak boleh aneh-aneh, atau gak boleh apa, harus kalem, paling tidak harus ditunjukkan. Tetapi kita tetap gak boleh kolot, walaupun di jaman modern. Intinya menjaga ke-Jawa-annya.(WR/HWK/NS2/K4/138-146)
Substansi 4 Lily
Kesetiaan itu di mana seorang, salah satu pribadi bisa menghargai yang orang itu lakukan pada pasangannya. Setia juga bukan berarti selalu bertemu atau tatap muka, belum tentu hatinya juga setia, karena setia juga bisa dikatakan kita percaya pada masing-masing, saling melengkapi, bertukar pikiran, tidak saling egois, saling mengerti kesibukan masing-masing, itu juga bisa dikatakan setia. Setia juga misalnya dalam pacaran Long Distanceatau pacaran jarak jauh, itu juga bisa menguji kesetiaan kita di mana salah satu pasangan bisa menjaga pandangan kita, hati kita, yang mungkin kasarannya gampang tergoda dengan wanita lain atau pria lain.(WR/HWK/NS4/K3/147-159)
Substansi 4 Rosa
Menurut saya, komitmen di antara dua orang yang berhubungan untuk saling menghargai, saling menghormati. Setia dalam persahabatan ya saling menjaga, saling tolong menolong. Kan ada istilah setia kawan. Setia itu intinya adalah ikatan batin yang benar-benar kuat dan sulit dilepaskan dalam artian, kalau sudah setia dengan orang lain ya setia dengan orang itu saja. Kata “setia” hanya diucapkan untuk orang yang kita mau serius, atau kita mau menjalin hubungan yang serius dengan orang itu. Jangan sampai kita mematahkan kesetiaan atau kepercayaan itu. (WR/HWK/NS4/K4/160-171)
2. Data Kuesioner Skala Resistensi
Data kuesioner skala resistensi nasihat jenis proses dan substansi
dideskripsikan berdasarkan proses pengolahan data.
a. Standar tinggi rendahnya skala resistensi
Peneliti menetapkan standar tinggi rendahnya skala resistensi
dimaksudkan agar hasil penelitian valid dan konsisten. Standar skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
resistensi dalam penelitian ini dijelaskan peneliti bahwa semakin
tinggi angka skala yang dipilih subjek, maka resistensi subjek terhadap
nasihat serat wulangreh adalah rendah. Sebaliknya, semakin rendah
angka skala yang dipilih subjek, maka resistensi subjek terhadap
nasihat serat wulangreh adalah tinggi.
Grafik 1: Standar tinggi rendahnya skala resistensi
Berikut ini adalah penjelasan strandar skala resistensi.
1) Skala 1-4 , Resistensi Terhadap Nasihat Tinggi
Jika skala resistensi yang diberikan subjek menunjuk angka 1-4,
maka resistensi subjek terhadap pemberian nasihat adalah tinggi.
Penerimaan subjek terhadap nasihat adalah rendah.
2) Skala 5-7, Resistensi Terhadap Nasihat Sedang
Jika skala resistensi yang diberikan subjek menunjuk angka 5-8,
maka resistensi subjek terhadap pemberian nasihat adalah sedang.
Penerimaan subjek terhadap nasihat adalah sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3) Skala 8-10, Resistensi Terhadap Nasihat Rendah
Jika skala resistensi yang diberikan subjek menunjuk angka 8-10,
maka resistensi subjek terhadap pemberian nasihat adalah rendah.
Penerimaan subjek terhadap nasihat adalah tinggi.
Skala resistensi dalam penelitian ini merupakan suatu kebalikan. Salah
satu contohnya, jika subjek menunjuk angka 10 maka resistensi atau
penolakan terhadap pemberian nasihat adalah rendah. Angka tertinggi
dalam penskalaan resistensi merupakan resistensi yang paling rendah,
artinya bahwa subjek sangat menerima pemberian nasihat dalam
wawancara. Kuesioner skala resistensi terdapat pada lampiran 4.
b. Angka skala resistensi subjek terhadap nasihat jenis proses dan
substansi dalam serat Wulangreh putri tentang budi pekerti
Pada proses pengumpulan data penskalaan resistensi, 4 subjek
penelitian mengisi skala resistensi terhadap nasihat yang telah
diberikan setelah proses wawancara informatif. Nama samaran subjek
yaitu: Mawar, Melati, Lily dan Rosa. Berikut ini adalah tabel angka
skala yang telah dipilih subjek dalam pengisian kuesioner skala
resistensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Angka Skala Jenis
Nasihat Peserta Nasihat 1
Nasihat 2 Nasihat 3 Nasihat 4
Mawar 8 10 10 8 Proses
Melati 8 9 8 8 Lily 9 8 10 8
Substansi Rosa 7 9 6 10
Tabel 4 : Skala Resistensi Subjek berdasarkan jawaban pada lembar Kuesioner Tabel di atas kemudian diolah ke dalam grafik resistensi yang akan
menunjukkan tinggi rendahnya resistensi perempuan Jawa terhadap
nasihat jenis proses dan substansi dalam serat Wulangreh putri tentang
budi pekerti.
c. Grafik skala resistensi subjek terhadap nasihat Wulangreh putri jenis
proses dan substansi tentang budi pekerti
Grafik resistensi ini bertujuan untuk memudahkan peneliti maupun
pembaca dalam mengetahui tinggi rendahnya resistensi subjek
terhadap nasihat jenis proses dan substansi tentang budi pekerti dalam
serat Wulangreh putri. Nasihat jenis proses diberikan pada subjek
bernama Mawar dan Melati sedangkan nasihat jenis substansi
diberikan pada subjek bernama Lily dan Rosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Grafik 2: Grafik resistensi subjek terhadap nasihat budi pekerti jenis proses dan substansi dalam serat Wulangreh Putri
Grafik di atas menunjukkan bahwa resistensi Mawar dan Melati
terhadap nasihat jenis proses adalah rendah, sedangkan resistensi Lily
dan Rosa terhadap nasihat jenis substansi adalah rendah dan sedang.
Berikut ini ada deskripsi data dari pembacaan grafik skala resistensi
masing-masing subjek.
1) Resistensi Mawar Terhadap Nasihat Wulangreh Putri Jenis Proses
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner skala resistensi, pada
nasihat 1 Mawar memilih angka 8, menunjukkan bahwa resistensi
terhadap nasihat 1 adalah rendah. Nasihat 2 dan nasihat 3 Mawar
memilih angka 10, menunjukkan resistensi terhadap nasihat 2 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3 adalah rendah. Nasihat 4 Mawar memilih angka 8, menunjukkan
resistensi terhadap nasihat 4 adalah rendah.
2) Resistensi Melati Terhadap Nasihat Wulangreh Putri Jenis Proses
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner skala resistensi, pada
nasihat 1 Melati memilih angka 8, menunjukkan bahwa resistensi
terhadap nasihat 1 adalah rendah. Nasihat 2 Melati memilih angka
9, menunjukkan resistensi terhadap nasihat 2 adalah rendah.
Nasihat 3 dan 4 Melati memilih angka 8, menunjukkan resistensi
terhadap nasihat 3 dan 4 adalah rendah.
3) Resistensi Lily Terhadap Nasihat Wulangreh Putri Jenis Substansi
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner skala resistensi, pada
nasihat 1 Lily memilih angka 9, menunjukkan bahwa resistensi
terhadap nasihat 1 adalah rendah. Nasihat 2 Lily memilih angka 8,
menunjukkan resistensi terhadap nasihat 2 adalah rendah. Nasihat
3 Lily memilih angka 10, menunjukkan resistensi terhadap nasihat
3 adalah rendah. Nasihat 4 Lily memilih angka 8, menunjukkan
bahwa resistensi terhadap nasihat 4 adalah rendah.
4) Resistensi Rosa Terhadap Nasihat Wulangreh Putri Jenis Substansi
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner skala resistensi, pada
nasihat 1 Rosa memilih angka 7, menunjukkan bahwa resistensi
terhadap nasihat 1 adalah sedang. Nasihat 2 Lily memilih angka 9,
menunjukkan resistensi terhadap nasihat 2 adalah rendah. Nasihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3 Lily memilih angka 6, menunjukkan resistensi terhadap nasihat 3
adalah sedang. Nasihat 4 Lily memilih angka 10, menunjukkan
bahwa resistensi terhadap nasihat 4 adalah rendah.
Grafik skala resistensi menunjukkan bahwa resistensi terhadap nasihat
dalam serat Wulangreh putri tentang budi pekerti pada masing-masing
subjek memiliki volume skala penerimaan yang tinggi. Sehingga
resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat tentang budi pekerti
rendah. Nasihat sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat
berbudaya Jawa. Namun pernyataan ini dibuktikan kembali
validitasnya dengan menghitung skala resistensi nasihat keseluruhan.
Penghitungan skala resistensi nasihat keseluruhan akan dideskripsikan
pada point selanjutnya.
d. Rumus penghitungan skala resistensi subjek terhadap nasihat proses
dan substansi
Pengolahan data skala resistensi digunakan peneliti dengan
menggunakan rumus hitung secara manual. Pengolahan skala
resistensi ini bertujuan untuk menemukan skala resistensi subjek dari
skala pada 4 nasihat serat Wulangreh putri baik dalam jenis proses dan
substansi yang kemudian digunakan sebagai kesimpulan skala
resistensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berikut ini adalah rumus yang digunakan peneliti dalam hitung
manual.
atau
Keterangan:
Sn1 : Skala nasihat 1 Sn3 : Skala nasihat 3
Sn2 : Skala nasihat 2 Sn4 : Skala nasihat 4
Angka 4 merupakan jumlah nasihat yang diberikan dalam penelitian
pada masing-masing subjek. Untuk mengetahui resistensi subjek
terhadap pemberian skala resistensi, berikut ini adalah perhitungan
skala resistensi subjek dan kesimpulan skala resistensi subjek melalui
rumus yang telah ditentukan.
Tabel 5: perhitungan skala resistensi subjek dan kesimpulan skala resistensi subjek
Skala Resistensi Subjek Nasihat
Jenis Subjek Perumusan Hasil
Kesimpulan Skala Resistensi Subjek
Mawar 8+10+10+8 4 9 Rendah
Proses Melati 8+9+8+8
4 8.25 Rendah
Lily 9+8+10+8 4 8.75 Rendah
Substansi Rosa 7+9+6+10
4 8 Rendah
Sn1 + Sn2 + Sn3 + Sn4 4
Jumlah Skala Nasihat Jumlah Nasihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
e. Rumus penghitungan skala resistensi keseluruhan nasihat proses dan
substansi
Hasil penghitungan skala resistensi subjek terhadap nasihat baik
proses maupun substansi, data kemudian diolah kembali untuk
mendapatkan kesimpulan skala resistensi keseluruhan. Berikut ini
adalah rumus skala resistensi keseluruhan.
= = 8.5 = RENDAH
Hasil penghitungan skala resistensi keseluruhan ini mencapai angka
8.5 sehingga kesimpulan skala resistensi keseluruhan terhadap nasihat
dalam serat Wulangreh putri adalah rendah. Resistensi rendah
menunjukkan bahwa penerimaan nasihat serat Wulangreh putri oleh
konselor adalah tinggi. Penghitungan skala resistensi ini juga terdapat
pada lampiran 8.
3. Data Wawancara FGD
Data Wawancara FGD yang terkumpul melalui rekaman video maupun
suara selama proses wawancara kemudian diolah menjadi teks verbatim
wawancara FGD. Data ini kemudian diolah kembali dengan
menggabungkan data hasil wawancara informatif dan data kuesioner skala
resistensi. Data verbatim wawancara FGD terdapat pada lampiran 5.
Jumlah Hasil Resistensi Jumlah Subjek
9+8,25+8,75+8 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 6 : Tabel Data Wawancara FGD yang Dianalisis
Nasihat Data Wawancara FGD Proses 1 Mawar
Karena kalau sudah berumahtangga, istri hidup bersama suami, tidak bergantung lagi pada orangtua dan suami yang membimbing istri ke depan, kemana kita akan melangkah. (WR/HWFGD/NP1/K1/1-8)
Proses 1 Melati
Karena suami sebagai kepala keluarga, seorang istri harus gemati, manut. (WR/HWFGD/NP1/K2/9-11)
Proses 2 Mawar
karena seorang istri harus setia, gemati, tau kebutuhan suami, harus menghormati suami. (WR/HWFGD/NP2/K1/12-15)
Proses 2 Melati
karena istri adalah pakaian suami, harus mengikuti suami, gemati, melayani suami.( WR/HWFGD/NP2/K2/16-19)
Proses 3 Mawar
Karena kita harus bisa mengontrol kemarahan itu. Kita harus bener-bener bisa ngontrol supaya nanti pedoman yang kita punya tidak lepas, jadi kita bisa pegang teguh pedoman kita. Kalau marah tidak terkontrol biasanya akan main fisik atau membanting benda bahkan sampai bunuh diri. (WR/HWFGD/NP3/K1/20-31)
Proses 3 Melati
Ketika kita marah kita harus diam. Kalau masih ada emosi kita meredam emosi dengan duduk, kalau masih ada emosi kita redam dengan tidur, kalau masih ada lagi kita redam emosi dengan ambil air wudu. Marah identik dengan kedekatan setan, semakin marah keras semakin setannya mendekati. Marah tidak boleh ada kata-kata yang jorok. Kalau sudah ada kata yang jorok itu setannya sudah ikut. (WR/HWFGD/NP3/K2/32-48)
Proses 4 Mawar
karena saya itu orangnya apa adanya, gak suka bohong. Ya itu tadi didepannya itu gak usah ngomong senang tapi dibelakangnya kayak gitu. Kalau aku mending jujur sama orangnya. (WR/HWFGD/NP4/K1/49-60)
Proses 4 Melati
karena ada waktunya untuk berbicara apa yang kita rasakan namun tetap berbicara apa adanya jika sudah tepat waktunya. Seorang wanita yang dewasa tau mana yang baik dan mana yang salah. Bisa mengukur dirinya sendiri dan jangan sampai mengeluh. (WR/HWFGD/NP4/K2/61-71)
Substansi 1 Lily
Karena untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya. (WR/HWFGD/NS1/K3/72-95)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Nasihat Data Wawancara FGD Substansi 1
Rosa karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain. Sebagai istri harus menerima walaupun suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri. (WR/HWFGD/NS1/K4/96-107)
Substansi 2 Lily
Sebagai istri harus menerima walaupun suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima.(WR/HWFGD/NS1/K4/98-103)
Substansi 2 Rosa
karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri. (WR/HWFGD/NS1/K4/96, 103-107)
Substansi 3 Lily
karena kalau pikirannya jernih pasti hati kita juga ikut tenang, tapi kalau kita sedang emosi, mungkin banyak pikiran yang mengganggu dan membuat hati tidak tenang. (WR/HWFGD/NS2/K3/108-114)
Substansi 3 Rosa
karena kalau hati dan pikiran tidak singkron akan susah dan tidak enjoy. (WR/HWFGD/NS2/K4/115-118)
Substansi 4 Lily
karena sudah dijelaskan dalam pernikahan, kalau memang sudah mengikat pada perkawinan yang sakral pasti istri harus setia, suami juga harus setia. Ibaratnya istri juga harus tidak berpikiran negatif pada suami, suami juga harus percaya pada istri. (WR/HWFGD/NS4/K3/131-141)
Substansi 4 Rosa
karena kesetiaan adalah komitmen. Kesetiaan selalu dinilai baik. Ketika istri setia suami pun juga harus setia. (WR/HWFGD/NS4/K4/142-146)
B. Pelaksanaan Wawancara dan Hasil
Wawancara dipergunakan untuk memungkinkan seseorang yang
diwawancarai dengan partisipasi peneliti untuk memahami masalah pribadi
dan berkaitan dengan upaya yang lebih baik untuk mengatasi masalah tersebut
(Garabiyah, 1981: 45-46). Wawancara tertutup dan terbuka, yaitu merupakan
gabungan dari wawancara jenis tertutup dan terbuka. Wawancara tertutup dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
terbuka ini tergabung dari segi kekayaan data dan kemungkinan
pengklasifikasian dan analisis data secara statistik.
Proses penelitian dilaksanaan dengan menggabungkan karakteristik
dan jenis wawancara menjadi wawancara informatif tertutup dan terbuka,
kemudian subjek mengisi kuesioner skala resistensi dan masuk dalam Focus
Grup Discussion. Ketika masuk ke dalam Focus Grup Discussion, subjek
mendapatkan pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti dari panduan
Jawaban kuesioner subjek. Hasil wawancara FGD, budi pekerti yang menjadi
topik utama pemberian nasihat dalam serat wulangreh kepada subjek 1 – 4,
sepenuhnya diterima dengan berbagai alasan yang mengarah pada jawaban
‘setuju’ atau ‘ya’. Berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian item
masing-masing nasihat dan alasan subjek berdasarkan pengumpulan data
triangulasi dari wawancara informatif, pengisian kuesioner skala resistensi
dan wawancara FGD.
1. Nasihat Proses 1
“Sesungguhnya seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami
dalam hal apapun. Jika Anda punya kehendak, simpanlah, berikan
kesempatan kepada suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu
harus tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita.
Jangan asal perintah, meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi
prioritaskanlah suami Anda”. Berdasarkan hasil penelitian, penerimaan
Mawar dan Melati terhadap nasihat sama-sama tinggi dan berada di posisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ke 8. Penerimaan nasihat yang berskala tinggi ini terbukti kuat dengan
alasan subjek yang telah dijelaskan. Mawar dengan skala 8 mengatakan
bahwa
Karena kalau sudah berumahtangga, istri hidup bersama suami, tidak bergantung lagi pada orangtua dan suami yang membimbing istri ke depan, kemana kita akan melangkah. (WR/HWFGD/NP1/K1/1-8)
Alasan Mawar menunjukkan bahwa selain mendapat nasihat, Mawar
menerima dan menyadari dirinya sebagai seorang wanita yang menikah
akan hidup bersama suami dan tidak bergantung pada orangtuanya.
Sehingga suami berada pada prioritas utama seorang istri. Melati dengan
skala 8 juga memiliki garis alasan yang sama, yaitu
Karena suami sebagai kepala keluarga, seorang istri harus gemati, manut. (WR/HWFGD/NP1/K2/9-11)
Melati menerima nasihat tersebut dan menyatakan alasan yang mirip
dengan Mawar bahwa seorang istri harus patuh dan tahu diri karena suami
sebagai kepala keluarga. Nasihat dan alasan subjek dari item kuesioner
hasil penelitian ini sinkron dan memiliki resistensi yang sama rendah
terhadap penolakan nasihat.
2. Nasihat Proses 2
“Wanita itu harus cermat secermat cermatnya dalam melayani suami.
Sikap batin Anda juga harus menunjukkan rasa hormat dan takut kepada
suami. Berhentilah mengeluh dihadapan suami, jadikanlah suami Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sebagai orang terhormat. Layanilah suami Anda secermat cermatnya,
sedetil detilnya, soal pakaian, mandi, peralatan peralatan kecil, Anda harus
tahu”. Berdasarkan hasil penelitian, penerimaan Mawar dan Melati
terhadap nasihat sama-sama tinggi dan berada di posisi ke 9 – 10.
Penerimaan nasihat yang berskala tinggi ini terbukti kuat dengan alasan
subjek yang telah dijelaskan. Mawar dengan skala 10 mengatakan bahwa
karena seorang istri harus setia, gemati, tau kebutuhan suami, harus menghormati suami. (WR/HWFGD/NP2/K1/12-15)
Alasan Mawar menunjukkan bahwa seorang istri harus tau kebutuhan
suami, menghormati suami. Melati dengan skala 9 mengatakan alasannya
karena istri adalah pakaian suami, harus mengikuti suami, gemati, melayani suami.( WR/HWFGD/NP2/K2/16-19)
Alasan Melati menunjukkan bahwa seorang istri harus menghormati
suami, melayani suami. Nasihat dan alasan subjek dari item kuesioner
hasil penelitian ini sinkron dan memiliki resistensi yang sama rendah.
3. Nasihat Proses 3
“Setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada
orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada
orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan
kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang pemarah
selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu marah itu harus dikendalikan.”
Berdasarkan hasil penelitian, penerimaan Mawar dan Melati terhadap
pemberian nasihat sama-sama tinggi dan berada di posisi ke 8 – 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Penerimaan nasihat yang berskala tinggi ini terbukti kuat dengan alasan
subjek yang telah dijelaskan. Mawar dengan skala 10 mengatakan bahwa
Karena kita harus bisa mengontrol kemarahan itu. Kita harus bener-bener bisa ngontrol supaya nanti pedoman yang kita punya tidak lepas, jadi kita bisa pegang teguh pedoman kita. Kalau marah tidak terkontrol biasanya akan main fisik atau membanting benda bahkan sampai bunuh diri. (WR/HWFGD/NP3/K1/20-31)
Alasan Mawar menunjukkan kesamaan dengan nasihat yang telah
diberikan, bahwa kemarahan harus dikontrol agar tidak berdampak negatif
pada sekitarnya. Melati dengan skala 8 memberikan alasan
Ketika kita marah kita harus diam. Kalau masih ada emosi kita meredam emosi dengan duduk, kalau masih ada emosi kita redam dengan tidur, kalau masih ada lagi kita redam emosi dengan ambil air wudu. Marah identik dengan kedekatan setan, semakin marah keras semakin setannya mendekati. Marah tidak boleh ada kata-kata yang jorok. Kalau sudah ada kata yang jorok itu setannya sudah ikut. (WR/HWFGD/NP3/K2/32-48)
Melati lebih menjelaskan alasannya tentang bagaimana meredam amarah.
Alasan Melati memiliki inti tujuan yang serupa bahwa kemarahan harus
dikontrol dengan melakukan kegiatan positif seperti tenang, duduk
maupun berdoa. Nasihat dan alasan subjek dari item kuesioner hasil
penelitian ini sinkron dan memiliki resistensi yang sama rendah.
4. Nasihat Proses 4
“Keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan.
Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang, tetapi
dibelakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
melahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang
dikasihi tidak akan memikirkan diri sendiri saja”. Berdasarkan hasil
penelitian, penerimaan Mawar dan Melati terhadap pemberian nasihat
sama-sama tinggi dan berada di posisi ke 8 – 10. Penerimaan nasihat yang
berskala tinggi ini terbukti kuat dengan alasan subjek yang telah
dijelaskan. Mawar dengan skala 10 mengatakan bahwa
karena saya itu orangnya apa adanya, gak suka bohong. Ya itu tadi didepannya itu gak usah ngomong senang tapi dibelakangnya kayak gitu. Kalau aku mending jujur sama orangnya. (WR/HWFGD/NP4/K1/49-60)
Mawar menjelaskan bahwa seorang wanita jujur, harus tegar, jangan
sering mengeluh, selalu optimis, “aku bisa”. Melati dengan skala 8
memberikan alasan
karena ada waktunya untuk berbicara apa yang kita rasakan namun tetap berbicara apa adanya jika sudah tepat waktunya. Seorang wanita yang dewasa tau mana yang baik dan mana yang salah. Bisa mengukur dirinya sendiri dan jangan sampai mengeluh. (WR/HWFGD/NP4/K2/61-71)
Melati menjelaskan bahwa wanita punya waktu untuk menyatakan
perasaannya. Nasihat dan alasan subjek dari item kuesioner hasil
penelitian ini sinkron dan memiliki resistensi yang sama rendah terhadap
penerimaan nasihat.
5. Nasihat Substansi 1
“Sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul
tanggungJawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya
adalah memahami watak suaminya.” Berdasarkan hasil penelitian,
penerimaan Lily dan Rosa terhadap nasihat sama-sama tinggi dan berada
di posisi ke 7 – 9. Penerimaan nasihat yang berskala tinggi ini terbukti
kuat dengan alasan subjek yang telah dijelaskan. Lily dengan skala 9
mengatakan
Karena untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya. (WR/HWFGD/NS1/K3/72-95)
Hasil penelitian tersebut Lily setuju dengan pernyataan nasihat bahwa
suami istri harus mengetahui watak masing-masing supaya terjalin
komunikasi yang lancar dan harmonis. Rosa dengan skala 7 mengatakan
bahwa
karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain. Sebagai istri harus menerima walaupun suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri. (WR/HWFGD/NS1/K4/96-107)
Rosa memberikan skala 7 karena Rosa berada di tengah-tengah antara
penerimaan dan penolakan nasihat walaupun pilihan skala Rosa tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengarah pada penerimaan. Hasil penelitian Rosa mengungkapkan
penerimaannya bahwa
Sebagai istri harus menerima walaupun suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. (WR/HWFGD/NS1/K4/98-103)
Penyebab menurunnya skala Rosa adalah pada kalimat
karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri. (WR/HWFGD/NS1/K4/96, 103-107)
Rosa memberikan alasannya bahwa suami dan istri harus sama-sama
saling memahami dan adil, sehingga membuat Rosa menurunkan skalanya
menjadi 7. Nasihat dan alasan kedua subjek dari item kuesioner hasil
penelitian ini sinkron dan memiliki resistensi yang cukup rendah.
6. Nasihat Substansi 2
“Sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau
melaksanakan kemauan hati, Jika hati hilang kesadarannya, maka hilang
juga sifat kemanusiaan kita. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan
tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari
ada yang menciptakan kehidupan Anda”. Berdasarkan hasil penelitian,
penerimaan Lily dan Rosa terhadap nasihat sama-sama tinggi dan berada
di posisi ke 8 – 9. Penerimaan nasihat yang berskala tinggi ini terbukti
kuat dengan alasan subjek yang telah dijelaskan. Lily dengan skala 8
mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
karena kalau pikirannya jernih pasti hati kita juga ikut tenang, tapi kalau kita sedang emosi, mungkin banyak pikiran yang mengganggu dan membuat hati tidak tenang. (WR/HWFGD/NS2/K3/108-114)
Lily menjelaskan bahwa keselarasan pikiran dan hati dapat menimbulkan
ketenangan. Rosa dengan skala 9 memberikan alasan
karena kalau hati dan pikiran tidak singkron akan susah dan tidak enjoy. (WR/HWFGD/NS2/K4/115-118)
Nasihat dan alasan kedua subjek dari item kuesioner hasil penelitian ini
sinkron dan memiliki resistensi yang cukup tinggi.
7. Nasihat Substansi 3
“Cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnya
pun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang”. Berdasarkan hasil
penelitian, penerimaan Lily terhadap pemberian nasihat tinggi sedangkan
penerimaan Rosa terhadap pemberian nasihat sedang. Resistensi Lily
berada di posisi ke 10 sedangkan Rosa berada di posisi 6. Lily
mengatakan alasannya
karena sesuatu yang diberikan dalam hati, pikiran, kalau menurutnya memang baik dan selaras, kita akan tenang. Jika hati sudah tenang, raga tidak akan gelisah. (WR/HWFGD/NS3/K3/119-125)
Alasan Lily ini selaras dengan nasihat dan skala yang subjek ungkapkan.
Rosa mengatakan alasannya
karena terkadang ada orang yang pesimis. Pikiran dan perasaan yang tidak bisa selaras bisa dipengaruhi oleh suasana. (WR/HWFGD/NS2/K4/126-130)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Rosa memberi skala 6 karena Rosa mengatakan “karena terkadang ada
orang yang pesimis”. Selain alasan pesimis dalam hasil rekaman
wawancara FGD, Rosa menjelaskan bahwa ketidak selarasan terjadi
karena dipengaruhi oleh suasana. Walaupun begitu Rosa tetap setuju
bahwa pikiran dan perasaan yang selaras menciptakan ketenangan.
Pernyataan setuju Rosa ini ada pada teks verbatim wawancara.
Ko : Kalau gitu keselarasan itu penting gak? Dan itu menyumbang terhadap ketenangan?
Ki.4 : Ya
(WR/FGD/NS/A7-8/K4/239-240)
8. Nasihat Substansi 4
“Utamanya sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan
demikian Anda akan dikasihi oleh suami”. Berdasarkan hasil penelitian,
penerimaan Lily dan Rosa terhadap nasihat sama-sama tinggi dan berada
di posisi ke 8 – 10. Penerimaan nasihat yang berskala tinggi ini terbukti
kuat dengan alasan subjek yang telah dijelaskan. Lily dengan skala 8
mengatakan
karena sudah dijelaskan dalam pernikahan, kalau memang sudah mengikat pada perkawinan yang sakral pasti istri harus setia, suami juga harus setia. Ibaratnya istri juga harus tidak berpikiran negatif pada suami, suami juga harus percaya pada istri. (WR/HWFGD/NS4/K3/131-141)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lily setuju bahwa suami istri harus saling setia karena sudah dijelaskan
dalam janji pernikahan. Rosa dengan skala 10 mengatakan alasannya
karena kesetiaan adalah komitmen. Kesetiaan selalu dinilai baik. Ketika istri setia suami pun juga harus setia. (WR/HWFGD/NS4/K4/142-146)
Alasan Rosa ini menyatakan persetujuannya terhadap nasihat bahwa
kesetiaan adalah komitmen, ada timbal balik saat istri setia kepada suami
yaitu suami pun setia pada istri. Nasihat dan alasan kedua subjek dari item
kuesioner hasil penelitian ini sinkron dan memiliki resistensi yang rendah.
Hasil penelitian ini ditegaskan kembali bahwa resistensi perempuan Jawa
terhadap nasihat Wulangreh putri tentang budi pekerti adalah rendah.
Sehingga tidak ada resistensi dalam pemberian nasihat dalam serat wulangreh.
Volume skala salah satu subjek memang ada yang berada ditengah-tengah,
namun melihat hasil perhitungan resistensi keseluruhan dan alasan subjek
yang diutarakan pada hasil wawancara informatif dan wawancara FGD,
subjek tetap mengarah pada penerimaan terhadap nasihat tentang budi pekerti.
Data triangulasi wawancara informatif, kuesioner skala resistensi dan
wawancara FGD terdapat pada lampiran 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
C. Pembahasan
1. Resistensi perempuan Jawa terhadap pemberian nasihat tentang budi
pekerti dalam serat Wulangreh putri
Nasihat adalah kemauan berbuat baik kepada obyek yang diberi
nasihat atau memberikan arahan yang baik melalui perkataan atau ucapan
dengan jujur dan penuh motivasi (Akhyar:2007). Nasihat yang diberikan
oleh penasihat haruslah jujur, murni, menggunakan kata-kata yang baik
dan positif. Nasihat di Indonesia merupakan hal yang sangat penting dan
diutamakan. Pemberian nasihat akan memberikan respon bagi subjek yang
dinasihati. Respon itu berupa tinggi rendahnya resistensi perempuan Jawa
terhadap pemberian nasihat. Penelitian resistensi perempuan Jawa
terhadap pemberian nasihat tentang budi pekerti dalam serat wulangreh
putri berdasarkan gabungan perhitungan data skala resistensi, data
wawancara informatif dan data FGD menunjukkan bahwa tidak ada
resistensi pada pemberian nasihat. Perempuan Jawa menerima adanya fase
pemberian nasihat dalam proses konseling. Perempuan Jawa dengan
jumlah 4 orang tersebut tidak keberatan mengikuti fase pemberian nasihat
selama proses wawancara.
Nasihat tentang budi pekerti mempengaruhi respon perempuan
Jawa selama proses konseling. Pengaruh respon ini kemudian
menimbulkan adanya resistensi maupun tidak adanya resistensi terhadap
pemberian nasihat tentang budi pekerti. Ki Sugeng Subagya (Febuari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2010) berpendapat bahwa budi pekerti adalah perbuatan yang dibimbing
oleh pikiran; perbuatan yang merupakan realisasi dari isi pikiran; atau
perbuatan yang dikendalikan pikiran. Pendapat tersebut dibahas dalam
item nasihat jenis proses pada serat Wulangreh putri dengan topik
keselarasan batin, pikiran dan perbuatan. Batin, pikiran dan perbuatan
yang selaras dengan kegiatan pemberian nasihat tentang budi pekerti akan
mempengaruhi sikap respon untuk menerima, memperhatikan dan
menanggapi secara positif setiap kata-kata nasihat yang diberikan.
Perempuan Jawa sebagai subjek penelitian ini sebagian besar
mengemukakan pendapatnya bahwa perempuan Jawa harus tau tugas-
tugas sebagai seorang perempuan Jawa, terutama dalam hidup berumah
tangga. Perempuan Jawa harus mengetahui nilai-nilai budi pekerti.
Pengetahuan perempuan Jawa ini didukung oleh penanaman nilai-nilai
budi pekerti sejak kecil dalam keluarga maupun pendidikan / bimbingan di
sekolah. Perempuan Jawa yang mengerti tentang nilai-nilai budi pekerti,
menunjukan tidak adanya resistensi dalam pemberian nasihat dari serat
Wulangreh putri tentang budi pekerti. Tidak adanya resistensi perempuan
Jawa terhadap pemberian nasihat menjadikan proses wawancara berjalan
dengan baik dan lancar.
Berdasarkan penelitian observasi, selain karena perempuan Jawa
yang mengerti tentang nilai-nilai budi pekerti, tidak adanya resistensi
terjadi karena konseli atau perempuan Jawa merasa nyaman dan percaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kepada konselor untuk dibimbing. Konselor yang mumpuni mampu
menciptakan komunikasi dan suasana lokasi yang nyaman membuat
konseli menunjukkan sikap positif dan tanggapan yang positif. Pernyataan
ini didukung oleh pendapat Winkel (2012), konselor yang berpengalaman
tidak akan ragu-ragu dalam menggunakan teknik ini, tetapi ia harus sangat
bijaksana dalam menentukan kepada siapa dan kapan teknik ini sebaiknya
digunakan. Winkel juga menambahkan “Untuk itu konselor harus minta
umpan balik (tentang nasihat itu) kepada konseli.” Penasihat atau konselor
yang memberikan nasihat kepada konseli harus memastikan apakah usul,
saran, ajaran dalam nasihat memang cocok dengan keadaan konseli atau
tidak. Umpan balik atau respon berupa resistensi inilah yang kemudian
dapat dipertimbangkan konselor bahwa nasihat perlu diberikan atau tidak.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada resistensi dalam proses
pemberian nasihat tentang budi pekerti pada serat wulangreh. Faktor tidak
adanya resistensi ini ada karena tema budi pekerti yang digunakan
merupakan tema ajaran yang sudah melekat pada kehidupan pribadi
perempuan Jawa. Selain itu karena adanya persespsi budaya bahwa
nasihat merupakan hal yang penting dan utama dalam budaya di Indonesia
khususnya budaya Jawa. Seperti yang diungkapkan oleh praktisi konseling
Islami “Nasihat merupakan elemen pokok dalam agama Islam sehingga
orang yang menganut Islam harus bisa memberikan nasihat kepada teman
atau saudaranya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat jenis proses dalam serat
Wulangreh putri tentang budi pekerti
Anderson & Handelsman (2010) mengungkapkan, “nasihat proses
yakni ketika konselor mengajarkan kepada konseli strategi untuk
memecahkan masalah.” Fokus nasihat proses adalah tentang strategi
pemecahan masalah. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada resistensi
pada pemberian nasihat jenis proses dalam serat wulangreh tentang budi
pekerti. Ini artinya bahwa nasihat berupa ajaran tentang strategi
pemecahan masalah dengan tema budi pekerti mendapat respon yang
positif, sehingga konseling dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berikut
ini adalah pembahasan hasil penelitian masing-masing topik item nasihat
jenis proses yang ditujukan kepada Mawar dan Melati.
a. Mendahului kehendak suami, tembang Mijil bait ke 3
Nasihat proses yang digunakan pada pemberian nasihat yang pertama
ini membahas tentang mendahului kehendak suami. Nasihat proses
tersebut tertulis pada serat wulangreh putri tembang mijil bait ke 3:
Yen pawestri tan kena mbawani//tumindak sapakon //nadyan sireku putri arane// nora kena ngandelken sireki //yen putreng narpati//temah dadi luput/// Terjemahan: Wanita jangan mendahului kehendak suami, berbuat semaunya (asal perintah) meskipun kamu itu putri, kamu jangan menonjolkan kalau putra raja, akhirnya tidak baik.
Ajaran dalam serat wulangreh dari tembang mijil ini mengajarkan
tentang strategi dalam mengutamakan kehendak suami dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pembahasaannya dalam proses konseling yaitu; “Sesungguhnya
seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal
apapun. Jika Anda punya kehendak, simpanlah, berikan kesempatan
kepada suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu harus
tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita. Jangan
asal perintah, meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi
prioritaskanlah suami Anda.” Perlu disadari bahwa masyarakat Jawa
menganut sistem patriarki, dimana laki-laki lebih dominan dan
menempati otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Seperti
yang diungkapkan oleh Handayani (2004) bahwa kultur Jawa
merupakan sebuah kultur yang tidak memberikan tempat bagi
kesejajaran antara laki-laki dan perempuan.
Nasihat ini dimengerti dan dipahami oleh perempuan Jawa,
subjek penelitian ini. Sehingga tidak ada resistensi dalam pemberian
nasihat proses tembang mijil bait ke 3. Mawar memahami betul ajaran
tentang budi pekerti pada nasihat proses serat wulangreh putri bahwa
seorang istri harus tunduk dan patuh pada suami. Mawar mengatakan
bahwa:
Karena kalau sudah berumahtangga, istri hidup bersama suami, tidak bergantung lagi pada orangtua dan suami yang membimbing istri ke depan, kemana kita akan melangkah. (WR/HWFGD/NP1/K1/1-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pernyataan Mawar tersebut menunjukkan bahwa suami memiliki
kekuasaan yang utama dalam membimbing keluarganya baik anak dan
istri. Sedangkan istri atau perempuan Jawa, taat dan patuh pada suami.
Pernyataan Mawar tersebut diperkuat dengan hasil skala resistensi.
Skala resistensi Mawar terhadap nasihat proses tembang mijil bait ke 3
ini mencapai angka 8, sehingga Mawar setuju dan menerima
pemberian nasihat tersebut. Tanggapan Melati tentang nasihat proses
tembang mijil bait ke 3 ini juga tak berbeda dari Mawar. Melati
mengatakan:
Karena suami sebagai kepala keluarga, seorang istri harus gemati, manut. (WR/HWFGD/NP1/K2/9-11)
Kedua pernyataan dari kedua subjek perempuan Jawa menunjukkan
bahwa seorang istri atau perempuan tidak pantas mendahului
kehendak suami. Pada nilai budi pekerti dalam serat wulangreh putri
tembang mijil bait ke 3 mengajarakan tentang etika istri kepada suami.
Mawar menambahkan pendapatnya dalam wawancara informatif:
“Kalau menurut aku, dalam keluarga suami itu seorang ayah sudah menjadi kepala keluarga. Sebaiknya kita berkonsultasi dulu atau berunding dulu dengan suami. Misalnya kan ada suami yang suka atau tidak suka dengan wanita karir. Kita sendiri pinginnya kita cari uang jadi wanita karir. Tapi kita tanya ke suami dulu, “Pak, saya gini..gini..gini. Saya ingin bekerja. Boleh atau tidak?” Itu sebenarnya harus didiskusikan dulu. Nah kalau boleh kita baru bisa melangkah lagi lebih lanjut. Soalnya restu dari suami membawa pengaruh dari kita. Tetapi di sisi lain, kalau keputusan yang kita ambil itu sebenarnya baik menurut kita dan bagi semua orang itu baik, ya kita harus menanggung resiko walaupun suami belum bisa berpikir itu nanti baik buruknya gimana. Jadi bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
suami tidak setuju tetapi kita bertekad bahwa itu bener-bener baik, kenapa tidak?” (WR/HWK/NP1/K1/1-19)
Mawar setuju bahwa perempuan Jawa memang harus patuh pada
suami, namun ada kalanya pada setiap pengambilan keputusan perlu
dirundingkan terlebih dahulu. Melati menambahkan pada pendapatnya
tentang mendahului kehendak suami:
Kalau di agama Islam itu tidak boleh, tidak bagus. Karena menentang. Dia itu kayak durhaka sama suaminya. Istri harus manut dengan suaminya. (WR/HWK/NP1/K2/20-23)
Melati memandang dalam perspektif agama Islam, bahwa seorang istri
yang menentang suami adalah durhaka. Melati setuju pada nasihat
yang menyatakan bahwa seorang istri harus patuh pada suami.
Perempuan Jawa khususnya bagi yang sudah menikah, pada dasarnya
akan ikut suami. Suami menjadi kepala keluarga yang dihormati dan
diutamakan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan pendapat
subjek, tidak ada resistensi yang kuat pada nasihat proses tentang budi
pekerti tembang mijil bait ke 3. Selain berdasarkan pendapat, tidak
adanya resistensi dibuktikan pada skala resistensi subjek yang rendah,
yang mencapai angka 9 pada perhitungan manual skala resistensi.
b. Mengabdi kepada suami, tembang kinanthi bait ke 2
Nasihat proses yang digunakan pada pemberian nasihat yang kedua ini
membahas tentang mengabdi kepada suami. Nasihat proses tersebut
tertulis pada serat Wulangreh putri tembang kinanthi bait 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Bekti nastiti ing kakung // kaping telune awedi // lahir batin aja esah // anglakoni satuhuning // laki ciptanenbendara // mapan wong wadon puniki /// Terjemahan: Berbakti dan cermat kepada suami, yang ketiga takut, lahir batin jangan mengeluh, melaksanakan yang satu, jadikanlah suamimu orang terhormat, bukankah perempuan itu.
Handayani dalam Petuguran (2010) mengatakan, sejak masa kanak-
kanak perempuan dididik untuk berbakti pada suami, sedangkan anak
laki-laki dididik untuk bertanggungjawab terhadap keluarga.
Perempuan Jawa dalam ajaran budi pekerti sudah ditanamkan untuk
berbakti pada suami setelah menikah. Ajaran budi pekerti dalam serat
Wulangreh putri dari tembang mijil ini mengajarkan tentang strategi
dalam pengabdian istri kepada suami dengan pembahasaannya dalam
proses konseling yaitu; “Wanita itu harus secermat-cermatnya dalam
melayani suami. Sikap batin Anda juga harus menunjukkan rasa
hormat dan takut kepada suami. Berhentilah mengeluh dihadapan
suami, jadikanlah suami Anda sebagai orang terhormat. Layanilah
suami Anda secermat cermatnya, sedetil detilnya, soal pakaian, mandi,
peralatan peralatan kecil, Anda harus tahu.” Nasihat Wulangreh putri
tembang kinanthi bait ke 2 ini menggambarkan bahwa perempuan
Jawa menunjukkan baktinya kepada suami dengan menunjukkan rasa
hormat, takut (dalam arti ngajeni atau menghormati) kepada suami,
tau kebutuhan suami, melayani suami. Nasihat ini disetujui oleh
Mawar. Mawar mengatakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
“Pengabdian istri kepada suami ya kita harus nurut kepada suami. Kita tidak boleh membangkang kepada suami. Kalau kita sudah nikah otomatis ikut suami. Tidak bergantung kepada orang tua. Itu suami yang nuntun kita, itu arahnya kita nanti kemana yang menuntun adalah suami. Dan kita itu juga harus menuruti apa kemauan suami. Kita sebagai wanita harus mencukupi lahiriah dan batiniah. Jadi kita harus patuh terhadap suami.” (WR/HWK/NP2/K1/24-32)
Sebagai perempuan Jawa, Mawar menghormati suami dengan patuh
dan taat kepada suami, tidak melawan suami serta mencukupi
kebutuhan lahirian dan batiniah. Pengabdian kepada suami lebih
ditunjukkan bagaimana seorang istri atau perempuan Jawa mengetahui
apa kebutuhan suami. Melihat kedudukan suami sebagai kepala
keluarga, seorang suami memiliki kebutuhan untuk dipercaya
memimpin keluarganya. Sehingga istri menunjukkan pengabdiannya
dengan memberikan dukungan dan menghormati apa pun keputusan
suami yang terbaik untuk keluarga. Melati berpendapat dalam
wawancara informatif:
Sudah kodratnya wanita untuk berbakti kepada suami karena suami adalah kepala keluarga. Suami adalah imam keluarga. Jadi apapun yang terjadi, kita harus ngikut suami kita. (WR/HWK/NP2/K2/33-36)
Pendapat Melati ini menunjukkan bahwa pengabdian kepada suami
merupakan kodrat seorang perempuan Jawa. Suami adalah kepala
keluarga, sehingga istri mengikuti apa yang menjadi keputusan suami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tidak ada resistensi pada nasihat proses pada tembang Kinanthi bait
ke 2 dari Mawar dan Melati. Pendapat Mawar dan Melati, selaras
dengan nasihat serat wulangreh tembang kinanthi bait ke 2. Inti
pendapat Mawar dan Melati adalah bahwa pengabdian seorang
perempuan Jawa kepada seorang suami ditunjukkan dengan mengerti
kebutuhan suami, menghormati suami dan tau kedudukan suami
sebagai kepala keluarga.
c. Mengelola Kemarahan, tembang Asmarandana bait 10 dan 11
Handayani (2004) mengatakan, banyak ditemukan wajah wanita Jawa
yang cenderung mengalah untuk kepentingan orang lain. Perempuan
Jawa hampir tidak menunjukkan kejengkelan meski ia marah.
Perempuan Jawa pada umumnya menunjukkan kemarahannya dengan
diam dan teguran yang halus. Seperti nasihat serat Wulangreh putri
pada tembang Asmarandana bait 10 dan 11:
Pan wus panggawening eblis//yen ana wong lali bungah // setane njoged angleter // yen ana wong lengus lanas // iku den aku kadang // tan wruh dadalan rahayu // tinuntun panggawe setan /// Wong nora wruh maring sisip// iku sajinis lan setan // kasusu manah gumedhe // tan wruh yen padha tinitah // iku wong tanpa tekad // pan wus wateke wong lengus // ambuwang ugering tekad /// Terjemahan: Memang sudah menjadi perbuatan iblis, jika ada orang lupa menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira, jika ada orang pemarah, itu dianggap saudara, tidak melihat jalan kebenaran, mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang tidak melihat akan kesalahan, itu sejenis dengan setan, tergesa-gesa menjadi tinggi hati, tidak tahu sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dititahkan (diciptakan), itu orang yang tidak berpendirian, sudah menjadi watak orang pemarah, membuang pedoman yang menjadi dasar pedoman tersebut.
Masyarakat budaya Jawa meyakini bahwa kemarahan mendapat
pengaruh dari iblis. Orang yang tidak berpendirian, tidak melihat jalan
kebenaran, maka akan mengarah pada pekerjaan setan. Amarah
membawa energi negatif sehingga dapat mempengaruhi perbuatan.
“Setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada
orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika
ada orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat
jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang
pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu masah itu harus
dikendalikan.”
Berdasarkan pendapat Mawar dan Melati terhadap nasihat
proses wulangreh tembang Asmarandana bait ke 10 dan 11,
menunjukkan bahwa sebagai perempuan Jawa tidak perlu
mengungkapkan kemarahannya dengan perbuatan atau pelampiasan
yang tidak baik. Mawar dan Melati berpendapat bahwa mereka harus
mampu mengelola emosi dengan meredam amarah, diam dan
melakukan kegiatan positif. Berikut ini adalah pendapat yang
diungkapkan Mawar dan Melati dalam menanggapi nasihat tentang
mengelola amarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Mawar: “Kalau aku sedang marah atau jengkel itu, biasanya saya mencoba menenangkan diri. Misalnya kalau waktu SMA dulu, kalau lagi marah biasanya pergi ke Gua Maria, trus naik ke gunungnya itu dan di situ aku menyadari marah itu gara-gara apa. Kadang nangis sendiri, kadang teriak,“Tuhan.. gini..gini..gini..” Nah, selain itu di sisi lain, aku bisa mengontrol kemarahanku dengan dengerin musik. Aku dengan mendengarkan musik kayaknya bisa luluh gitu. Nah, jadi bisa tenang, bisa damai. Tetapi kalau marahku udah bener-bener marah, gak kuat, aku tidak pernah menyakiti diri sendiri dan tidak berbuat apa-apa. Cuman orang yang membuat aku marah itu, aku sindir secara tapi itu nanti akan terasa seperti yang aku alami akhir-akhir ini, aku difitnah. Aku hanya menyindir secara halus halus di depanku aja kamu terlihat baik, tetapi di belakang kamu kok kayak gitu. Dia langsung kerasa, langsung minta maaf sendiri. Itu nanti kemarahan yang ada dalam sendiri langsung luluh sendiri. Dia yang mengakui.” (WR/HWK/NP3/K1/37-58) Melati: Kalau aku mengelola kemarahan dengan atur nafas, kalau masih marah lalu air wudu, kalau masih marah lalu duduk sama mikirkan yang bagus-bagus. Dan dengan menyebut nama Allah. (WR/HWK/NP3/K2/59-62)
Perempuan Jawa mengelola amarah dengan melampiaskan kegiatan
yang positif. Handayani, 2004 mengungkapkan bahwa rahasia
ketahanan perempuan untuk menderita adalah kepasrahan yang total
kepada Tuhan. Perempuan Jawa memilih kegiatan yang mendekatkan
diri kepada Tuhan secara menyeluruh ketika emosi. Perempuan Jawa
mendekatkan diri kepada Tuhan supaya tidak jatuh pada pekerjaan
iblis.
d. Keselarasan Batin, tembang dandanggula bait ke 10
Perempuan Jawa pada umumnya memiliki karakteristik sebagai
pribadi yang sabar, sumarah, sumeleh. Sikap sabar yang digambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
perempuan Jawa adalah kalem, sopan, tenang, dan mementingkan
harmoni. Karakter perempuan ini juga digambarkan pada nasihat
proses serat Wulangreh putri, tembang dandanggula bait ke 10:
Nisthaning krama sawaleng batin // ing lahire nadyan lastariya // ing wuri sumpeg manahe // ing pangarepan nyatur // nora wani mangke ing wuri // tyase agarundhelan // mongkok-mongkok mungkuk// ing batin ajape ala // iya aja ana wadon kang den sihi // ngamungna ingsun dhawak/// Terjemahan: Hal yang nistha di dalam batin, walaupun akan lestari, pada akhirnya hatinya bingung, di depan berkata, di belakang tidak berani, di dalam hati mengeluh, di dalam hati berniat tidak baik, jangan sampai wanita yang dikasihi, hanya memikirkan diri sendiri saja.
Nasihat proses serat Wulangreh putri tembang dandanggula bait ke 10
ini dibahasakan oleh peneliti menjadi sebuah nasihat “Keselarasan
batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan. Supaya
selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang, tetapi
dibelakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan
melahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang
dikasihi tidak akan meikirkan diri sendiri saja.” Meski perempuan
cenderung emosional seorang perempuan jarang sekali menunjukkan
sikap agresif. Mereka mampu mengungkapkan perasaan dengan
tenang, meski kenyataan yang mereka alami kadang sangat pahit.
Sikap perempuan Jawa ini kemudian memunculkan keselarasan antara
pikiran dan batin seorang perempuan. Keselarasan batin yang
dimaksudkan adalah adanya keseimbangan nilai kejujuran antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pikiran dan bati perempuan Jawa. Tidak ada resistensi dari Mawar dan
Melati pada nasihat ini. Mawar dan Melati setuju bahwa keselarasan
batin dan pikiran sangat penting diseimbangkan. Berikut ini adalah
pendapat Mawar dan Melati tentang nasihat proses serat Wulangreh
putri tembang dandanggula bait ke 10:
Mawar: Misalnya kayak mengerjakan tugas kelompok gitu, ketika saat dunia SMA masih sering menggantungkan. Tetapi ini udah di dunia perkuliahan, seharusnya pikiran sudah dewasa, udah maju. Kalau ada tugas kelompok kita kerjakan bareng-bareng. Tapi saya mengakui sendiri, di kelompok saya gak suka dengan teman saya yang tidak mau mengerjakan tugas. Kadang aku udah mengingatkan dia kalau kamu dah dewasa. Pikiran kamu seharusnya ke depan. Aku mikirnya kelompokku kalau maju nilainya bagus. Presentasinya bagus. Tetapi kok tidak sesuai cuman angan-angan. Soalnya ada salah satu temenku yang gak mau kerja. Rasanya ndongkol kayak pingin memberontak. Kamu gak usah ikut kelompokku. Aku bener-bener cari yang mau berfikir kritis, yang mau dengan bekerja keras. (WR/HWK/NP4/K1/63-79)
Melati: Yang saya ketahui tentang keselarasan batin itu antara pikiran dengan hati perasaan itu bisa seimbang. Jadi nggak pikirannya mikirin apa, tetapi hatinya gak selaras dengan pikiran. Atau sebaliknya. Jadi kalau aku yang merasakan hati dan pikiran gak seimbang itu langsung pusing. Soalnya aku juga masih ada bayang-bayang masa lalu. (WR/HWK/NP4/K2/80-87)
Pendapat Mawar dan Melati tentang keselarasan batin menunjukkan
bahwa batin yang tidak jujur terhadap pikiran dan perbuatan, maka
batin tidak akan tenang. Pernyataan ini juga sama bahwa pikiran yang
tidak selaras membuat batin tidak tenang. Keselarasan batin dan
pikiran yang selaras akan menimbulkan rasa kenyamanan dan
ketenangan dalam menjalani kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3. Resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat jenis substansi dalam
serat Wulangreh putri tentang budi pekerti
Anderson & Handelsman (2010) mengungkapkan, nasihat
substansi adalah ketika konselor memberikan nasihat khusus untuk solusi
permasalahan tertentu. Intinya, konselor memberikan nasihat tentang cara
menyelesaikan masalah. Tidak ada resistensi perempuan Jawa terhadap
pemberian nasihat jenis substansi dalam serat Wulangreh Putri tentang
budi pekerti, sehingga konseli menerima pemberian nasihat. Berikut ini
adalah pembahasan hasil penelitian masing-masing topik item nasihat
jenis proses yang ditujukan kepada Lily dan Rosa.
a. Tanggung jawab bersuami, tembang Mijil bait 2
Perempuan Jawa memiliki banyak tanggung jawab dalam
keluarga. Perempuan Jawa selain menjadi dirinya sebagai perempuan,
perempuan Jawa mempunyai tanggung jawab sebagai istri dan ibu
bagi keluarganya. Tanggung jawab ini kemudian membuat aktivitas
perempuan Jawa yang padat dan banyak. Aktivitas perempuan Jawa
sebagai tanggung jawab perempuan Jawa dalam keluarga dikenal
sebagai istilah laku melek. Laku melek adalah representasi kerja keras
perempuan Jawa. Namun tanggung jawab perempuan ini bukan
tentang kegiatannya yang sangat banyak melainkan perempuan Jawa
termotivasi untuk membuktikan baktinya kepada suami. Serat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Wulangreh putri jenis substansi tembang mijil bait ke 2 tertulis nasihat
bahwa:
Nora gampang babo wong alaki // luwih saking abot // kudu weruh ing tata titine // miwah cara-carane wong laki // lan wateke ugi // den awas den emut /// Terjemahan: Tidak mudah orang bersuami, sangat berat, harus tahu aturan, juga harus tahu cara-cara orang bersuami, dan juga watak (lelaki), waspadalah dan ingatlah.
Perempuan Jawa dalam nasihat tersebut menggambarkan bahwa
seorang istri harus tau tugas dan tanggung jawab seorang istri terhadap
suami. Tembang mijil bait ke 2 ini kemudian dibahasakan peneliti
dengan nasihat “Sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk
tahu betul tanggungjawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak
ringan. Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami, yang tidak kalah
beratnya adalah memahami watak suaminya”. Nasihat tembang mijil
bait ke 2 ini ditanggapi oleh Lily dan Rosa:
Lily: Karena untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya.( WR/HWFGD/NS1/K3/72-95) Rosa: Karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain. Sebagai istri harus menerima suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
istrinya. Jangan mau menang sendiri. (WR/HWFGD/NS1/K4/96-107)
Pendapat Lily dan Rosa menunjukkan bahwa seorang istri perlu
mengetahui tanggung jawabnya, baik sebagai istri dan ibu. Tidak ada
resistensi pada nasihat ini. Lily dan Rosa setuju dengan pernyataan
nasihat bahwa perempuan Jawa harus tahu tanggung jawabnya.
b. Jiwa, raga dan kebahagiaan, tembang asmarandana bait ke 7 dan 8
Jiwa, raga dan kebahagiaan perempuan Jawa ini berkaitan dengan teori
keselarasan batin yang selaras. Jiwa dan raga yang selaras akan
menimbulkan ketenangan dan kebahagiaan pada perempuan Jawa.
Nasihat substansi tembang asmarandana bait ke 7 dan 8 ini
menggambarkan:
Badan iki mapan darmi // nglakoni osiking manah //yen ati ilang elinge // ilang jenenging manungsa // yen manungsane ilang // amung rusak kang tinemu // tangeh manggiha raharja /// Terjemahan: Badan adalah hanya sekedar pelaksana geraknya hati, melaksanakan kemauan hati, jika hati hilang kesadarannya, hilang sifat kemanusiaannya, apabila sifat kemanusiaannya hilang, hanya kerusakan yang didapatkan, tidak mungkin mendapatkan kebahagiaan.
Nasihat ini ditanggapi oleh Lily dan Rosa bahwa keselarasan jiwa dan
raga berdampak besar bagi kebahagiaan perempuan. “Sesungguhnya
badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau
melaksanakan kemauan hati, Jika hati hilang kesadarannya, maka
hilang juga sifat kemanusiaan kita. Jika sudah demikian, kebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda
tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda”. Berikut ini
adalah tanggapan mereka yang menunjukkan tidak adanya resistensi
pada nasihat substansi tembang asmarandana bait ke 7 dan 8.
Lily: Hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan itu saling berkaitan. Jika jiwa kita mengalami kebahagiaan, tentu raga kita juga mengalami bahagia, tidak tertekan, tidak depresi. Hubungan kebahagiaan itu tersebut bisa dikatakan antara raga kita berpikir tenang, maka jiwa kita merasa tenang jadi otomasi kebahagiaan akan datang dengan sendirinya walaupun tidak berupa materi ataupun kebahagiaan misalnya yang rumahnya bagus, mobil ada, itu tidak. Tetapi kebahagiaan itu ada dalam hati kita masing-masing. Jadi ketenangan hati tidak bisa tergantikan dengan materi apapun karena kebahagiaan ada dalam hati kita masing-masing. (WR/HWK/NS2/K3/107-119) Rosa: Kalau orang merasa merasa bahagia, pasti raganya juga kelihatan lebih segar. Jiwanya juga tidak terganggu dalam artian seperti itu. Tetapi kalau orang sudah tertekan dari segi kebahagiaan, maksudnya kebahagiaannya sudah dikekang, pasti akan berdampak ke jiwa sama ke raganya dia. Misal tidak dibolehin ini itu, padahal suka tetapi akan mempengaruhi ya walaupun gak banyak tetapi mempengaruhi banget. (WR/HWK/NS2/K4/120-128)
Kebahagiaan timbul karena adanya keselarasan antara jiwa dan raga.
Jiwa raga yang baik dan tenang akan menimbulkan perasaan bahagia.
c. Kehidupan batiniah, tembang dandanggula bait ke 11
Kehidupan batiniah dalam serat Wulangreh putri tembang
dandanggula bait ke 11 tergambar dengan sebuah nasihat:
Tan kawetu mung ciptaneng batin // nisthanira tan wus saking driya // durjana iku ambege // pasthi den bubuk mumuk // bumi langit padha nekseni // nalutuh ing sajagad // dosane gendhukur //
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
widodari akeh ewa // ing delahan ing nraka den engis-engis // ing widodari kathah /// Terjemahan: Hanya dipikirkan di dalam hati, kejelekan orang itu tidak selamanya melekat di hati, orang jahat itu menganggap pasti itu penyakit bodoh, bumi dan langit menyaksikan, kotoran di dunia, dosanya bertumpuk, semua bidadari tidak senang, kelak masuk neraka dan diperolok-olok, oleh bidadari-bidadari.
Kehidupan batiniah pada perempuan Jawa kembali berbicara tentang
keselarasan. Keselarasan kehidupan batiniah ini dibahasakan peneliti
sebagai nasihat, “Cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya
berkata iya, batinnya pun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang.”
Nasihat tembang dandanggula bait ke 11 ini kemudian ditanggapi oleh
Lily dan Rosa. Tanggapan mereka menunjukkan bahwa tidak adanya
resistensi pda nasihat substansi tembang dandanggula bait ke 11.
Berikut ini adalah tanggapan mereka.
Lily: wanita merawat kebatiniahnya dengan batin kan termasuk dalam jiwa hati juga. Wanita Jawa terkenal akan tutur kata yang sopan, lemah lembut dan unggah-ungguhnya. Dalam batin itu kalau seorang wanita berbicara sesuai dengan uanggah-ungguh atau tata krama dalam Jawa itu pasti batinnya udah selaras dengan pikiran. Tidak mungkin kalau kita mengucapkan sesuatu yang kasar, belum tentu hatinya kasar. (WR/HWK/NS3/K3/129-137) Rosa: Kalau batin itu bagian dalam, paling tidak mengikuti adat dalam arti kalau tidak boleh “gini” ya diikuti. Meskipun sekarang zaman modern, tetapi paling tidak adat-adat Jawa itu jangan sampai dilupakan. Misal kalau cewek Jawa itu gak boleh aneh-aneh, atau gak boleh apa, harus kalem, paling tidak harus ditunjukkan. Tetapi kita tetap gak boleh kolot, walaupun di jaman modern. Intinya menjaga ke-Jawa-annya. (WR/HWK/NS2/K4/138-146)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kehidupan batiniah perempuan Jawa ini tergambar dengan
karakteristik perempuan Jawa sebagai pribadi yang sabar, beretika dan
halus dalam bertutur kata. Tanggapan Lily dan Rosa ini sama-sama
memiliki arti yang sama. Keselarasan tetaplah menjadi hal yang
penting dalam kehidupan batiniah perempuan yang bahagia.
d. Kesetiaan, tembang Kinanthi bait ke 9
Perempuan Jawa pada umumnya dikenal sebagai pribadi yang kuat
pada kesetiaan. Didikan berupa nasihat hingga sekarang masih
dipertahankan, menginspirasi para perempuan untuk membuktikan
bakti dan kesetiaannya (Handayani, 2004). Gambaran kesetiaan
perempuan ini terdapat pada serat Wulangreh putri tembang kinanthi
bait ke 9:
Sakabehe anak ingsun // pawestri kang kanggo laki // kinasihan ing Kang priya // pan padha bektiya laki // padha lakinya sapisan // dipun kongsi nini-nini ///
Terjemahan: Semua putraku, yang putri terpakailah oleh suami, semoga dikasihi oleh suami, dan berbaktilah kepada suami, bersuamilah sekali saja, mudah-mudahan sampai nenek-nenek.
Nasihat substansi ini memberikan ajaran tentang langkah-langkah
dalam mempertahankan kesetiaan perempuan Jawa. Kesetiaan
perempuan Jawa akan bertahan ketika perempuan Jawa berbakti
kepada suami. Suami akan mengasihi istri dan saling setia. “Utamanya
sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Anda akan dikasihi oleh suami.” Nasihat ini kemudian ditanggapi oleh
Lily dan Rosa:
Lily: Karena sudah dijelaskan dalam pernikahan, kalau memang sudah mengikat pada perkawinan yang sakral pasti istri harus setia, suami juga harus setia. Ibaratnya istri juga harus tidak berpikiran negatif pada suami, suami juga harus percaya pada istri. (WR/HWFGD/NS4/K3/131-141) Rosa: Karena kesetiaan adalah komitmen. Kesetiaan selalu dinilai baik. Ketika istri setia suami pun juga harus setia. (WR/HWFGD/NS4/K4/142-146)
Melihat dari tanggapan Lily dan Rosa, menunjukkan bahwa kesetian
merupakan pemahaman perempuan Jawa pada janji pernikahan dan
komitmen dalam menjalin hubungan. Komitmen, kepercayaan, pikiran
positif, kebaktian pada suami menjadi faktor pendukung bagi
perempuan Jawa untuk menjaga kesetiaan.
Perempuan Jawa yang paham tentang nilai-nilai yang diajarkan tentang budi
pekerti, akan mudah dalam menjalani perannya sebagai seorang perempuan
Jawa. Penelitian menunjukkan bahwa resistensi perempuan Jawa terhadap
nasihat pada serat Wulangreh putri baik dalam jenis proses dan substansi
tentang budi pekerti sangat rendah, sehingga nasihat memiliki penerimaan
yang baik dalam proses wawancara. Tidak adanya resistensi ini didukung
dalam proses wawancara informatif dan FGD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Beberapa inti alasan subyek yang menunjukkan penerimaan terhadap nasihat
yaitu:
1. “Sudah kodratnya wanita untuk berbakti kepada suami karena suami
adalah kepala keluarga.” (WR/HWK/NP2/K2/33-36)
2. “Karena kalau sudah berumahtangga, istri hidup bersama suami,
tidak bergantung lagi pada orangtua dan suami yang membimbing
istri ke depan, kemana kita akan melangkah.”
(WR/HWFGD/NP1/K1/1-8)
3. “karena kalau pikirannya jernih pasti hati kita juga ikut tenang, tapi
kalau kita sedang emosi, mungkin banyak pikiran yang mengganggu
dan membuat hati tidak tenang.” (WR/HWFGD/NS2/K3/108-114)
Alasan subjek dalam menanggapi nasihat yang telah diberikan dalam
proses wawancara penelitian, menunjukkan bahwa keselarasan tanggapan
subjek, pemberian skala resistensi terhadap isi nasihat budi pekerti dari serat
Wulangreh putri menunjukkan bahwa subjek setuju terhadap nasihat dan
menerima nasihat sebagai ajaran dalam kehidupan. Ini artinya, tidak ada
resistensi dalam pemberian nasihat budi pekerti dari serat wulangreh selama
proses konseling. Subjek menerima pemberian nasihat tentang budi pekerti
dari serat Wulangreh putri karena subjek mengetahui perannya sebagai
seorang perempuan Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk
beberapa pihak dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan
hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Penelitian tentang resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat dari
serat Wulangreh putri tentang budi pekerti menunjukkan bahwa tidak ada
resistensi terhadap nasihat yang telah disampaikan. Nasihat substansi yang
diberikan dalam ajaran budi pekerti tentang mendahului kehendak suami
(posisi perempuan dalam rumah tangga), pengabdian, mengelola amarah,
keselarasan dapat diterima sepenuhnya. Nasihat proses yang diberikan dalam
ajaran budi pekerti tentang tanggung jawab bersuami, kebahagiaan, kehidupan
batiniah dan kesetiaan dapat diterima sepenuhnya.
Nasihat proses dan substansi tidak ada resistensi, sehingga diterima
keempat perempuan jawa sebagai wakil dari seluruh perempuan Jawa di
Indonesia. Penerimaan terhadap pemberian nasihat serat Wulangreh putri
tentang budi pekerti salah satu faktornya disebabkan karena keempat
perempuan Jawa paham tentang nilai-nilai yang diajarkan tentang budi
pekerti. Perempuan Jawa yang paham tentang nilai-nilai yang diajarkan dalam
budi pekerti, akan mudah dalam menjalani perannya sebagai seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
perempuan Jawa dan menerima perannya tanpa banyak mengeluh. Perempuan
Jawa mengabdi kepada suami dengan melakukan perannya dan bekerja
melayani keluarganya (anak dan suami) secara maksimal. Perempuan Jawa
memahami bahwa suami adalah kepala keluarga sehingga istri atau
perempuan Jawa harus taat dan patuh kepada suami. Subjek menerima
pemberian nasihat tentang budi pekerti dari serat Wulangreh putri karena
subjek mengetahui perannya sebagai seorang perempuan Jawa.
B. Saran
1. Bagi konselor
Konselor dapat memberikan bimbingan dengan memberikan nasihat
bertembang serat Wulangreh putri tentang budi pekerti dengan
mengetahui latar belakang dan keadaan konseli terlebih dahulu sebelum
memberikan nasihat. Konselor diharapkan menggunakan nasihat supaya
konseli terbantu dalam mengungkapkan masalah dan menyelesaikan
masalahnya serta teringat pada nilai-nilai budi pekerti.
2. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini disarankan untuk
mempertimbangkan isi topik pemberian nasihat yang akan diberikan
dalam wawancara FGD. Latar belakang masalah juga perlu
dipertimbangkan. Selain itu peneliti lain disarankan untuk mengeksplorasi
pemberian nasihat dari berbagai perspektif yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, S. 2007. Konseling Islami. Yogyakarta: eLSAG Press. Anderson, S. K. & Handelsman, M.M. 2010. Ethics for psychotherapists and
counselors: A proactive approach. Malden, MA: Wiley-Blackwell.
Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada. Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali
Pers.
Gordon. T. 1993. Menjadi Orang Tua Efektif. Jakarta: Gramedia. Guest, Greg dkk. 2013. Collecting Qualitative Data: A Field Manual for Applied
Research. Los Angeles: SAGE. Hartiningsih, S. 2009. Serat Wulangreh Putri, Suntingan Teks, Terjemahan dan
Kajian Makna.Thesis, UNDIP, tidak diterbitkan. Handayani, Christina & Ardhian Novianto. 2004. Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta:
PT LKis Pelangi Aksara Yogyakarta. Kartono, Kartini. 1977. Psychologi Wanita, Gadis Remaja dan Wanita Dewasa.
Bandung: Alumni. Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Wanita, Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan
Nenek. Bandung: Mandar Maju. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat 2008 gramedia
Ki Hajar Dewantara. 1977. Pengajaran Budi Pekerti. Yogyakarta: Taman Siswa, Bag.I.
Petuguran, Rahmat. 2010. Laku Melek Perempuan Jawa. Semarang: Redaksi
portalsemarang.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Poerwandari. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI.
Sudarwati dan D. Jupriono. 1997. Betina, Wanita, Perempuan: Telaah Semantik
Leksikal, Semantik Historis, Pragmatik dalam FSU in the Limelight Vol. 5, No. 1.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Widiyono, Yuli. 2010. Tesis: Kajian Tema, Nilai Estetika, dan Pendidikan dalam
Serat Wulangreh Karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV.
Winkel & M.M Sri Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 1
Tabel Klasifikasi Wulangreh yang Dipakai dan Tidak Dipakai
No. SERAT DIPAKAI TIDAK DIPAKAI 1. MIJIL 2,3,5, 6, 8, 9, 10 1, 4, 7 2. ASMARANDANA 6, 7, 8, 10, 14, 17 1, 2, 3, 4, 5, 9, 11, 12, 13,
15, 16 3. DANDANG
GULA 3, 7, 9, 10, 11, 14,
19 1, 2, 4, 5, 6, 8, 12, 16, 17,
18, 13, 15 4. KINANTHI 2, 7, 9, 14, 16, 17,
18, 21, 26, 28, 30
1, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 19, 20, 22, 23, 24,
25, 27, 29, 31
Data yang diklasifikasikan tersebut diseleksi berdasarkan kriteria “nasehat atau
bukan nasehat” dan “serat Wulangreh yang relevan atau tidak relevan”. Data tersebut
kemudian diseleksi kembali menjadi klasifikasi variabel yang diteliti
VARIABEL PROSES SUBSTANSI
Budi Pekerti M5, M8, M9, M10, A6, A14, A17, D11, D14, D19, K2, K21, K26, K28, K30
M6, D3, D7, D10, K9
Keterangan:
M: Mijil D: Dandang Gula
A: Asmarandana K: Kinanthi
Angka yang terdapat di belakang huruf M, A, D, K adalah nomer urut tembang dalam
serat Wulangreh. Masing-masing variabel diisi dengan narasi berupa nasehat dalam jenis
proses maupun substansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 2
Klasifikasi serat Wulangreh putri ke dalam jenis nasehat proses atau substansi
TEKS WULANGREH PUTRI TERJEMAHAN JENIS
MIJIL 2. Nora gampang babo wong
alaki // luwih saking abot // kudu weruh ing tata titine // miwah cara-carane wong laki // lan wateke ugi // den awas den emut ///
Tidak mudah orang bersuami, sangat berat, harus tahu aturan, juga harus tahu cara-cara orang bersuami, dan juga watak (lelaki), waspadalah dan ingatlah.
SUBSTANSI
3. Yen pawestri tan kena mbawani//tumindak sapakon //nadyan sireku putri arane// nora kena ngandelken sireki //yen putreng narpati//temah dadi luput///
Wanita jangan mendahului kehendak suami, berbuat semaunya (asal perintah) meskipun kamu itu putri, kamu jangan menonjolkan kalau putra raja, akhirnya tidak baik.
PROSES
ASMARANDANA 7. Badan iki mapan darmi //
nglakoni osiking manah //yen ati ilang elinge // ilang jenenging manungsa // yen manungsane ilang // amung rusak kang tinemu // tangeh manggiha raharja ///
Badan adalah hanya sekedar pelaksana geraknya hati, melaksanakan kemauan hati, jika hati hilang kesadarannya, hilang sifat kemanusiaannya, apabila sifat kemanusiaannya hilang, hanya kerusakan yang didapatkan, tidak mungkin mendapatkan kebahagiaan.
SUBSTANSI
8. Iku wong durjana batin// uripe nora rumangsa // lamun ana nitahake // pagene nora kareksa //
Itu orang yang jahat, tidak menyadari hidupnya, bahwa hidupnya ada yang mencipta, mengapa tidak dirawat,
SUBSTANSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
ugere wong ngagesang // teka kudu sasar susur // wong lali kaisen setan ///
syaratnya orang hidup, jangan sampai salah langkah, orang yang lupa menjadi perbuatan setan.
10. Pan wus panggawening eblis//yen ana wong lali bungah // setane njoged
angleter // yen ana wong lengus lanas // iku den aku kadang // tan wruh dadalan rahayu // tinuntun panggawe setan ///
Memang sudah menjadi perbuatan iblis, jika ada orang lupa menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira, jika ada orang pemarah, itu dianggap saudara, tidak melihat jalan kebenaran, mengarah kepada pekerjaan setan.
PROSES
11. Wong nora wruh maring sisip// iku sajinis lan setan // kasusu manah gumedhe // tan wruh yen padha tinitah // iku wong tanpa tekad // pan wus wateke wong lengus // ambuwang ugering tekad ///
Orang yang tidak melihat akan kesalahan, itu sejenis dengan setan, tergesa-gesa menjadi tinggi hati, tidak tahu sama-sama dititahkan (diciptakan), itu orang yang tidak berpendirian, sudah menjadi watak orang pemarah, membuang pedoman yang menjadi dasar pedoman tersebut.
PROSES
DANDANG GULA 10. Nisthaning krama
sawaleng batin // ing lahire nadyan lastariya // ing wuri sumpeg manahe // ing pangarepan nyatur // nora wani mangke ing wuri // tyase agarundhelan // mongkok-mongkok mungkuk// ing batin ajape ala // iya aja ana wadon kang den sihi // ngamungna ingsun dhawak///
Hal yang nistha di dalam batin, walaupun akan lestari, pada akhirnya hatinya bingung, di depan berkata, di belakang tidak berani, di dalam hati mengeluh, di dalam hati berniat tidak baik, jangan sampai wanita yang dikasihi, hanya memikirkan diri sendiri saja.
PROSES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
11. Tan kawetu mung ciptaneng batin // nisthanira tan wus saking driya // durjana iku ambege // pasthi den bubuk mumuk // bumi langit padha nekseni // nalutuh ing sajagad // dosane gendhukur // widodari akeh ewa // ing delahan ing nraka den engis-engis // ing widodari kathah ///
Hanya dipikirkan di dalam hati, kejelekan orang itu tidak selamanya melekat di hati, orang jahat itu menganggap pasti itu penyakit bodoh, bumi dan langit menyaksikan, kotoran di dunia, dosanya bertumpuk, semua bidadari tidak senang, kelak masuk neraka dan diperolok-olok, oleh bidadari-bidadari.
SUBSTANSI
KINANTHI 2. Bekti nastiti ing kakung //
kaping telune awedi // lahir batin aja esah // anglakoni satuhuning // laki ciptanenbendara // mapan wong wadon puniki ///
Bebakti dan cermat kepada suami, yang ketiga takut, lahir batin jangan mengeluh, melaksanakan yang satu, jadikanlah suamimu orang terhormat, bukankah perempuan itu.
PROSES
9. Sakabehe anak ingsun // pawestri kang kanggo laki // kinasihan ing Kang priya // pan padha bektiya laki // padha lakinya sapisan // dipun kongsi nini-nini ///
Semua putraku, yang putri terpakailah oleh suami, semoga dikasihi oleh suami, dan berbaktilah kepada suami, bersuamilah sekali saja, mudah-mudahan sampai nenek-nenek.
SUBSTANSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 3
Verbatim Wawancara Informatif Subjek 1 dan 2
KONSELOR KONSELI
1. Apa pendapat Anda jika anda melihat istri, yang mendahului kehendak suami?
Ki1: Kalau menurut aku, dalam keluarga suami itu seorang ayah sudah menjadi kepala keluarga. Sebaiknya kita berkonsultasi dulu atau berunding dulu dengan suami. Misalnya kan ada suami yang suka atau tidak suka dengan wanita karir. Kita sendiri pinginnya kita cari uang jadi wanita karir. Tapi kita tanya ke suami dulu, “Pak, saya gini..gini..gini. Saya ingin bekerja. Boleh atau tidak?” Itu sebenarnya harus didiskusikan dulu. Nah kalau boleh kita baru bisa melangkah lagi lebih lanjut. Soalnya restu dari suami membawa pengaruh dari kita. Tetapi di sisi lain, kalau keputusan yang kita ambil itu sebenarnya baik menurut kita dan bagi semua orang itu baik, ya kita harus menanggung resiko walaupun suami belum bisa berpikir itu nanti baik buruknya gimana. Jadi bila suami tidak setuju tetapi kita bertekad bahwa itu bener-bener baik, kenapa tidak?”
Ki2: Kalau di agama Islam itu tidak boleh, tidak
bagus. Karena menentang. Dia itu kayak durhaka sama suaminya. Istri harus manut dengan suaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2. Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal apapun. Jika anda punya kehendak, simpanlah, berikan kesempatan kepada suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu harus tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita. Jangan asal perintah, meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi prioritaskanlah suami Anda… Baiklah, kita akan mendiskusikan topik yang kedua: yaitu tentang berbakti kepada suami. “Apa pendapat Anda tentang hal ini?”
Ki1:Pengabdian istri kepada suami ya kita harus nurut kepada suami. Kita tidak boleh membangkang kepada suami. Kalau kita sudah nikah otomatis ikut suami. Tidak bergantung kepada orang tua. Itu suami yang nuntun kita, itu arahnya kita nanti kemana yang menuntun adalah suami. Dan kita itu juga harus menuruti apa kemauan suami. Kita sebagai wanita harus mencukupi lahiriah dan batiniah. Jadi kita harus patuh terhadap suami.
Ki2:Sudah kodratnya wanita untuk berbakti
kepada suami karena suami adalah kepala keluarga. Suami adalah imam keluarga. Jadi apapun yang terjadi, kita harus ngikut suami kita.
3. Saya berkata kepada Anda, wanita itu harus cermat secermat-cermatnya dalam melayani suami. Sikap
Ki 1: Kalau aku sedang marah atau jengkel itu, biasanya saya mencoba menenangkan diri. Misalnya kalau waktu SMA dulu, kalau lagi marah biasanya pergi ke Gua Maria, trus naik ke gunungnya itu dan di situ aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
batin Anda juga harus menunjukkan rasa hormat dan takut kepada suami. Berhentilah mengeluh dihadapan suami, jadikanlah suami Anda sebagai orang terhormat. Layanilah suami Anda secermat-cermatnya, sedetil-detilnya, soal pakaian, mandi, peralatan-peralatan kecil, Anda harus tahu… Sekarang kita akan membahas topic yang ketiga, soal mengelola kemarahan. “Bagaimana biasanya Anda mengelola kemarahan?”
menyadari marah itu gara-gara apa. Kadang nangis sendiri, kadang teriak, “Tuhan…gini..gini..gini…” Nah, selain itu di sisi lain, aku bisa mengontrol kemarahanku dengan dengerin musik. Aku dengan mendengarkan musik kayaknya bisa luluh gitu. Nah, jadi bisa tenang, bisa damai. Tetapi kalau marahku udah bener-bener marah, gak kuat, aku tidak pernah menyakiti diri sendiri dan tidak berbuat apa-apa. Cuman orang yang membuat aku marah itu, aku sindir secara tapi itu nanti akan terasa seperti yang aku alami akhir-akhir ini, aku difitnah. Aku hanya menyindir secara halus halus di depanku aja kamu terlihat baik, tetapi di belakang kamu kok kayak gitu. Dia langsung kerasa, langsung minta maaf sendiri. Itu nanti kemarahan yang ada dalam sendiri langsung luluh sendiri. Dia yang mengakui.
Ki 2:Kalau aku mengelola kemarahan dengan
atur nafas, kalau masih marah lalu air wudu, kalau masih marah lalu duduk sama mikirkan yang bagus-bagus. Dan dengan menyebut nama Allah.
4. Saya berkata kepada Anda, setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada orang lupa dia
Ki 1: Misalnya kayak mengerjakan tugas kelompok gitu, ketika saat dunia SMA masih sering menggantungkan. Tetapi ini udah di dunia perkuliahan, seharusnya pikiran sudah dewasa, udah maju. Kalau ada tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu masalah itu harus dikendalikan. Baik, sekarang kita akan membahas hal terakhir, katakanlah kepada saya “Apa yang Anda pikirkan tentang keselarasan batin?”
kelompok kita kerjakan bareng-bareng. Tapi saya mengakui sendiri, di kelompok saya gak suka dengan teman saya yang tidak mau mengerjakan tugas. Kadang aku udah mengingatkan dia kalau kamu dah dewasa. Pikiran kamu seharusnya ke depan. Aku mikirnya kelompokku kalau maju nilainya bagus. Presentasinya bagus. Tetapi kok tidak sesuai cuman angan-angan. Soalnya ada salah satu temenku yang gak mau kerja. Rasanya ndongkol kayak pingin memberontak. Kamu gak usah ikut kelompokku. Aku bener-bener cari yang mau berfikir kritis, yang mau dengan bekerja keras.
Ki 2: Yang saya ketahui tentang keselarasan batin itu antara pikiran dengan hati perasaan itu bisa seimbang. Jadi nggak pikirannya mikirin apa, tetapi hatinya gak selaras dengan pikiran. Atau sebaliknya. Jadi kalau aku yang merasakan hati dan pikiran gak seimbang itu langsung pusing. Soalnya aku juga masih ada bayang-bayang masa lalu.
Saya katakan kepada Anda: Keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan. Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang tetapi di belakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan melahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang dikasihi tidak akan memikirkan diri sendiri saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
5. Bagaimana pendapat
Anda jika ada wanita yang tidak tahu tanggung jawabnya terhadap suami?
Ki 3: Menurut saya, perempuan itu belum bersikap dewasa karena harus bertanggung jawab terhadap suami. Berarti perempuan itu egois karena gak bisa menghormati suaminya. Seharusnya kalau suaminya mengatakan “gini” ya istrinya harus mengikuti. Seperti surga istri ada di suami juga. Intinya: Belum bisa menghargai suami, bersikap dewasa, egois. Harusnya saling mengerti antara suami dan istri. Jika ada perbedaan, harusnya dalam hubungan suami istri tersebut harus bisa diselesaikan secara baik-baik, tidak perlu emosi, maupun bisa saling bertukar pikiran. Tidak yang istri pulang ke rumah orang tuanya.
Ki 4: Wanita itu tidak menyadari kodratnya sebagai
seorang istri. Ibaratnya kalau kita berkeluarga ya antara satu sama lain harus berkesinambungan gak kayak yang cewek kayak gitu, trus yang cowok luweh. Harus ada komitmen, juga mereka kan pasti punya anak. Jadi mau tidak mau harus menyadari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
6. Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul tanggung jawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan. Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya adalah memahami watak-watak suaminya. Sekarang kira mendiskusikan topik yang kedua, tentang hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan. “Apa yang Anda ketahui tentang hubungan jiwa, raga dan kebahagiaan?”
Ki 3:Hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan itu saling berkaitan. Jika jiwa kita mengalami kebahagiaan, tentu raga kita juga mengalami bahagia, tidak tertekan, tidak depresi. Hubungan kebahagiaan itu tersebut bisa dikatakan antara raga kita berpikir tenang, maka jiwa kita merasa tenang jadi otomasi kebahagiaan akan datang dengan sendirinya walaupun tidak berupa materi ataupun kebahagiaan misalnya yang rumahnya bagus, mobil ada, itu tidak. Tetapi kebahagiaan itu ada dalam hati kita masing-masing. Jadi ketenangan hati tidak bisa tergantikan dengan materi apapun karena kebahagiaan ada dalam hati kita masing-masing.
Ki 4:Kalau orang merasa merasa bahagia, pasti raganya
juga kelihatan lebih segar. Jiwanya juga tidak terganggu dalam artian seperti itu. Tetapi kalau orang sudah tertekan dari segi kebahagiaan, maksudnya kebahagiaannya sudah dikekang, pasti akan berdampak ke jiwa sama ke raganya dia. Misal tidak dibolehin ini itu, padahal suka tetapi akan mempengaruhi ya walaupun gak banyak tetapi mempengaruhi banget.
7. Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau
Ki 3: wanita merawat kebatiniahnya dengan batin kan termasuk dalam jiwa hati juga. Wanita Jawa terkenal akan tutur kata yang sopan, lemah lembut dan unggah-ungguhnya. Dalam batin itu kalau seorang wanita berbicara sesuai dengan uanggah-ungguh atau tata krama dalam Jawa itu pasti batinnya udah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
melaksanakan kemauan hati. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda. Sekarang kita menginjak topik yang ketiga, yaitu tentang kehidupan batiniah. “Bagaimana pendapat Anda seharusnya wanita Jawa merawat kehidupan batinnya?”
selaras dengan pikiran. Tidak mungkin kalau kita mengucapkan sesuatu yang kasar, belum tentu hatinya kasar.
Ki 4:Kalau batin itu bagian dalam, paling tidak mengikuti
adat dalam arti kalau tidak boleh “gini” ya diikuti. Meskipun sekarang zaman modern, tetapi paling tidak adat-adat Jawa itu jangan sampai dilupakan. Misal kalau cewek Jawa itu gak boleh aneh-aneh, atau gak boleh apa, harus kalem, paling tidak harus ditunjukkan. Tetapi kita tetap gak boleh kolot, walaupun di jaman modern. Intinya menjaga ke-Jawa-annya.
8. Saya katakan kepada Anda, cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnyapun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang. Baik, kita sampai pada topik terakhir,”Ceritakanlah
Ki 3: Kesetiaan itu di mana seorang, salah satu pribadi bisa menghargai yang orang itu lakukan pada pasangannya. Setia juga bukan berarti selalu bertemu atau tatap muka, belum tentu hatinya juga setia, karena setia juga bisa dikatakan kita percaya pada masing-masing, saling melengkapi, bertukar pikiran, tidak saling egois, saling mengerti kesibukan masing-masing, itu juga bisa dikatakan setia. Setia juga misalnya dalam pacaran Long Distanceatau pacaran jarak jauh, itu juga bisa menguji kesetiaan kita di mana salah satu pasangan bisa menjaga pandangan kita, hati kita, yang mungkin kasarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
kepada saya tentang kesetiaan.”
gampang tergoda dengan wanita lain atau pria lain. Ki 4: Menurut saya, komitmen di antara dua orang yang
berhubungan untuk saling menghargai, saling menghormati. Setia dalam persahabatan ya saling menjaga, saling tolong menolong. Kan ada istilah setia kawan. Setia itu intinya adalah ikatan batin yang benar-benar kuat dan sulit dilepaskan dalam artian, kalau sudah setia dengan orang lain ya setia dengan orang itu saja. Kata “setia” hanya diucapkan untuk orang yang kita mau serius, atau kita mau menjalin hubungan yang serius dengan orang itu. Jangan sampai kita mematahkan kesetiaan atau kepercayaan itu.
Utamanya sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan demikian Anda akan dikasihi oleh suami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 4
Kuesioner Skala Resistensi PANDUAN PEWAWANCARA
Untuk Subyek 1 ================================================================= Tadi konselor memberi beberapa nasihat kepada Anda. Secara tidak disadari Anda sudah menyikapi nasihat tersebut. Jika penyikapan Anda diletakkan dalam sebuah skala dari angka 1 sampai 10, dimana angka 1 mewakili penolakan Anda, dan angka 10 mewakili penerimaan Anda, dimanakah posisi Anda. Centanglah angka yang mewakili sikap Anda
No Nasihat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya
seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal apapun. Jika Anda punya kehendak, simpanlah, berikan kesempatan kepada suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu harus tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita. Jangan asal perintah,meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi prioritaskanlah suami Anda
.
2 Saya berkata kepada Anda, wanita itu harus cermat secermat cermatnya dalam melayani suami. Sikap batin Anda juga harus menunjukkanrasa hormat dan takut kepada suami. Berhentilah mengeluh dihadapan suami, jadikanlah suami Anda sebaai orang terhormat. Layanilah suami anda secermat cermatnya, sedetil detilnya, soal pakaian, mandi, peralatan peralatan kecil, Anda harus tahu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .
3 Saya berkata kepada Anda, setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan.Orang yang pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu masah itu harus dikendalikan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .
4 Saya katakana kepada Anda : keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan. Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang, tetapi dibelakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan malahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang dikasihi tidak akan meikirkan diri sendiri saja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PANDUAN PEWAWANCARA
Untuk Subyek 2 =================================================================
Tadi konselor memberi beberapa nasihat kepada Anda. Secara tidak disadari Anda sudah menyikapi nasihat tersebut. Jika penyikapan Anda diletakkan dalam sebuah skala dari angka 1 sampai 10, dimana angka 1 mewakili penolakan Anda, dan angka 10 mewakili penerimaan Anda, dimanakah posisi Anda. Centanglah angka yang mewakili sikap Anda
No Nasihat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya
seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal apapun. Jika Anda punya kehendak, simpanlah, berikan kesempatan kepada suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu harus tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita. Jangan asal perintah,meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi prioritaskanlah suami Anda
.
2 Saya berkata kepada Anda, wanita itu harus cermat secermat cermatnya dalam melayani suami. Sikap batin Anda juga harus menunjukkanrasa hormat dan takut kepada suami. Berhentilah mengeluh dihadapan suami, jadikanlah suami Anda sebaai orang terhormat. Layanilah suami anda secermat cermatnya, sedetil detilnya, soal pakaian, mandi, peralatan peralatan kecil, Anda harus tahu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 .
10
3 Saya berkata kepada Anda, setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan.Orang yang pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu masah itu harus dikendalikan.
1 2 3 4 5 6 7 8 .
9 10
4 Saya katakana kepada Anda : keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan. Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang, tetapi dibelakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan malahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang dikasihi tidak akan memikirkan diri sendiri saja
1 2 3 4 5 6 7 8 .
9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PANDUAN PEWAWANCARA
Untuk Subyek 3 =================================================================
Tadi konselor memberi beberapa nasihat kepada Anda. Secara tidak disadari Anda sudah menyikapi nasihat tersebut. Jika penyikapan Anda diletakkan dalam sebuah skala dari angka 1 sampai 10, dimana angka 1 mewakili penolakan Anda, dan angka 10 mewakili penerimaan Anda, dimanakah posisi Anda. Centanglah angka yang mewakili sikap Anda
No Nasihat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Baik, saya berkata kepada Anda,
sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul tanggungjawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan. Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya adalah memahami watak watak suaminya.
.
2 Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau melaksanakan kemauan hati, Jika hati hilang kesadarannya, maka hilang juga sifat kemanusiaan kita. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda
1 2 3 4 5 6 7 8 .
9 10
3 Saya katakana pada Anda, cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnyapun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .
4 Utamanya sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan demikian Anda akan dikasihi oleh suami
1 2 3 4 5 6 7 8 .
9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PANDUAN PEWAWANCARA
Untuk Subyek 4 Tadi konselor memberi beberapa nasihat kepada Anda. Secara tidak disadari Anda sudah menyikapi nasihat tersebut. Jika penyikapan Anda diletakkan dalam sebuah skala dari angka 1 sampai 10, dimana angka 1 mewakili penolakan Anda, dan angka 10 mewakili penerimaan Anda, dimanakah posisi Anda. Centanglah angka yang mewakili sikap Anda
No Nasihat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Baik, saya berkata kepada Anda,
sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul tanggungjawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan. Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya adalah memahami watak watak suaminya.
.
2 Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau melaksanakan kemauan hati, Jika hati hilang kesadarannya, maka hilang juga sifat kemanusiaan kita. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda
1 2 3 4 5 6 7 8 9 .
10
3 Saya katakana pada Anda, cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnyapun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang.
1 2 3 4 5 6 .
7 8 9 10
4 Utamanya sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan demikian Anda akan dikasihi oleh suami
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 5 Verbatim Wawancara FGD
Verbatim Peserta No. 1 dan 2 Ko : Kamu ingat tadi ketika pertama diberi nasihat yang pertama. Kamu ingat
nasihatnya apa? Seorang istri tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal apapun.
Ki.1 : ya.. Ko : Ingat kan? Nah, yang nomer 1, kamu menjawab 8 dalam skala itu kamu
memberi angka 8 ya. Mengapa kamu memberi angka 8? Ki.1 : Ee.. karena kalau menurut saya itu, keputusan kita sebagai seorang istri itu
kalau memang benar-benar baik kenapa tidak gitu lho, demi kebaikan semuanya gitu lho.
Ko : Hmm.. kata kuncinya kan tidak pantas mendahului kehendak suami. Jika punya kehendak simpan dulu biar suami nanti yang mengatakan. Istri tidak boleh mengatakan. Mengapa kamu setuju.
Ki.1 :Eemm.. ya gimana ya, ya kalau kita menyimpan terlalu lama nanti malah jadi kepikiran kan pak. Lebih baik bertindak secara langsung, tapi itu harus bener-bener hal yang baik tapi kalau ga baik ya jangan itulah, jangan, maksudnya jangan melangkahi suami gitu pak.
Ko : Mengapa kamu ee merasa tidak, ee sebaiknya tidak melangkahi suami? Ki.1 : Karena kalau menurut saya nantikan kalau kita sudah berumah tangga itu kan
kita kan hidup sama suami gak bergantung lagi sama orang tua dan suami itu kan yang membimbing kita ke depan, kemana kita akan melangkah, begitu.
Ko. : Yak bagus. Kalau kamu nomer 2. Kamu memberi pertanyaan yang sama, memberi angka 8 juga, apa alasannya?
Ki.2 : Karena sebagai istri itu harus menurut sama suaminya. Gitu. Ko : Mengapa harus menurut sama suaminya? Ki.2 : Karena dia sebagai kepala keluarga, kita kan harus istilahnya gemati, manut. Ko : Oo gitu ya, oke baik, sekarang ganti nomer 2 pertanyaannya ya. Ingat nomer
2? Saya ingatkan sebentar ya. Nah, nasehat yang ke dua, wanita harus cermat secermat cermatnya dalam melayani suami. Menunjukkan rasa hormat dan takut pada suami, berhenti mengeluh dihadapan suami, jadikan suami Anda sebagai orang yang terhormat, layani dia secermat-cermatnya, sedetail-detailnya soal pakaian, mandi, peralatan-peralatan kecil, Anda harus tahu ya, dan kamu memberi nilai 10 untuk jawabanmu. Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Ki.1 : Ee.. kalau boleh jujur, saya itu orangnya setia trus kalau meraweh sesuatu itu bener-bener harus tralog gitu lho, harus ya itu tadi sama Icha, gemati. Jadi ee seperti suami, suami itu kan, ee kita itu bener-bener harus tau seluk beluk suami kita gitu lho, nantinya. Dia itu sukanya apa, trus pakaiannya itu juga harus rapi, pokoknya kita itu sebagai seorang istri itu harus sebaik mungkin menghormati suami itu bener-bener harus itu. Utama itu.
Ko : He’em.. kalau kamu? Kamu memberi nilai 9 ya, tidak setinggi nomer 1 tetapi tetap tinggi ya sebenarnya. Nah, mengapa?
Ki2. : Ya karena istri itu adalah pakaian suami. Ko : Eemm.. maksudnya? Ki2 : Jadi kita tuh harus, ee apa ya, dia tuh seperti ini kita tuh harus mengikuti, trus
harus gemati. Kita kan sebagai wanita kan melayani suami. Jadi kalau sudah bertekad mempunyai.. kita udah, apa ya, udah menikah, kita harus eem gemati, melayani, gitu.
Ko : Ada kata “harus takut”, menurutmu takut seperti apa? Ki.1 : Kalau menurut saya itu bukannya kita harus “wah aku wedi karo bojoku,
bojoku galak” gak harus gitu. Kita itu takutnya dalam menghormati gitu lho pak.
Ko : Takut hormat ya, ngajeni. Ki.1 : Iya ngajeni, bener-bener ngajeni. Ko : Bukan “Wah aku wedi karo bojoku” kalau itu takut apa? Ki.1 : Takut karena tekanan kalik, ada masalah atau apa. Ko. : Oke, kamu mau menambahkan? Ki.2 : idem Ko : sama ya. Nomer 3 ya sekarang ya. Tadi ada nasehat “setan gembira sekali jika
ada orang yang lupa. Iblis kalau ada orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada orang marah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu masah itu harus dikendalikan.” Kamu menjawab 10 tadi, apa alasannya?
Ki.1 : Memang benar kalau kita sudah marah terbawa emosi itu pasti, pasti setan di belakang kita sudah “wah iki marah kita pancing aja”. Tapi kita juga harus bisa mengontrol kemarahan itu. Kita harus bener-bener bisa ngontrol supaya nanti pedoman yang kita punya itu nantinya gak lepas, jadi kita bisa pegang teguh pedoman kita.
Ko : Supaya tidak kehilangan pedoman kita itu tadi ya? Lalu menurutmu boleh ndak marah?
Ki.1 : Sebenere kalau marah itu sebenere ada tingkatannya kalau misalnya ada hal kewajarannya. Tapi kalau saya itu kalau marah bisa ngeluarin secara langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
tapi ya cuma merenung, biasanya ngobrol sama Tuhan, curhat sama Tuhan, cuma gitu.
Ko : Kalau marah yang tidak terkontrol itu menurutmu yang bagaimana? Ki.1 : Kalau menurut saya itu kalau itu lho pak kalau marah gak terkontrol itu kayak
anak SMA itu lagi labil-labilnya. Biasanya kalau HP dibantinglah tanpa dia mikir itu yang HP sebenarnya yang beli orangtuanya bukan dia. Dia bantinglah apa dia pukullah, ya kayak gitu pak.
Ko : Membanting sesuatu itu sudah lepas control ya? Ki.1 : Ya tapi ya gak gitu juga itu cara melampiaskannya. Mungkin ada yang sampai
bunuh diri gara-gara marah atau melukai dirinya sendiri. Ko : itu contoh yang lepas control. Ki.1 : ya Ko : Kalau kamu tadi menjawabnya delapan angkanya. Mengapa delapan? Delapan
tuh artinya masih ada 2 digit toleransi terhadap marah ya? Nah bagaimana, silahkan.
Ki.2 : Ketika kita marah itu kan dipengaruhi oleh setan. Benar itu nasehatnya itu bener. Trus kalau kita gak bisa mengendalikan marah kita bakalan kita temennya setan. Kalau menurut saya, ketika kita marah kita harus diam. Kalau masih ada emosi kita duduk, trus masih tidur, masih lagi ambil air wudu. Gitu, trus bisa kayak meredam emosi kita.
Ko : Jadi marah menurutmu identik dengan kedekatan setan, semakin marah keras semakin setannya mendekati. Sejauh mana kamu mentolelir kemarahan? Marah boleh, masih boleh gak? Marah masih boleh gak?
Ki.2 : Masih Ko : Sejauh apa? Ki.2 : Ketika main tangan, terlalu berlebihan gitu lho pak. Marahnya masih dengan
kata-kata tapi kata-katanya dalam artian masih ada taraf wajarnya gitu lho. Nggak ada kata-kata yang jorok gitu.
Ko. : Marah tidak boleh ada kata-kata yang jorok. Kalau sudah ada kata yang jorok itu setannya sudah ikut itu ya?
Ki.2 : ya, kalau gitu marahnya udah terlalu berlebih. Ko. : kategori berlebihan gitu ya? Kalau sudah main tangan, kalau sudah
menggunakan kata-kata yang jorok gitu ya? Oke bagus. Baik sekarang pertanyaan nomer 4 ya, Anda mendapatkan nasehat “keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda sejalan. Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang, tetapi dibelakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan melahirkan niat tidak baik. Berhenti mengeluh, sebab wanita yang dikasihi tidak akan memikirkan diri sendiri saja” ya? Ingat njih? Tadi kamu menjawab 10, apa alasannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Ki.1 : Karena saya itu orangnya apa adanya, gak suka bohong. Ya itu tadi didepannya itu gak usah ngomong senang tapi dibelakangnya kayak gitu. Kalau aku mending jujur sama orangnya.Aku tekanin kamu thu gini gini gini, misalnya kamu gini, aku gak suka kalau kamu kayak gitu, saya bilang gitu. Kamu udah dewasa, kamu harus mikir, ini dunia pilihan. Makanya itu tadi, sama seperti itu, kalau didepan ya jangan terlihat senang tapi dibelakang malah menusuk. Tapi saya lebih suka jujur.
Ko : Lebih suka jujur ya, kalau kamu? Tadi jawaban kamu delapan, apa alasannya? Ki.2 : Ya, kalau saya thu, saya lebih cenderung diam dulu, tapi kalau sudah waktunya
ngomong baru saya ngomong. Kalau nanti saya utarakan semuanya malah saya yang sakit.
Ko : Tapi ada kata jangan menipu, mengapa kamu juga setuju, dalam arti tertentu tidak perlu menipu mengatakan apa adanya saja ya, soal waktunya tadi kamu jelaskan ya, tapi kamu tetap akan mengatakan apa adanya ya, mengapa kamu lebih suka mengatakan apa adanya?
Ki.2 : Karena itu lebih bagus, lebih kayak kita thu menghargai orang itu tapi lebih menghargai teman kita daripada kita ngomong kayak gini gini gini tapi dihati sama dibelakang dia thu beda.
Ko : kalau berbeda gitu berarti malah tidak menghargai ya? Nah juga ada tadi nasehat kan jangan mengeluh, berhenti mengeluh, nah para wanita ini kan seringkali banyak menggunakan perasaan sehingga itu mungkin menjadi bagian dia ya. Tapi kamu menjawab 10, mengapa? Itu artinya wanita diminta berhenti mengeluh.
Ki.1 : Ya kalau saya thu sebagai wanita ya mencoba tegar gitu ya pak ya. Jangan dikit-dikit mengeluh “wah aku ga bisa gini gini..” jangan, kalau bisa jangan mengeluh. Optimis aja kalau aku “Aku bisa kok, aku bisa” gitu aja. Kalau kita udah optimis dulu pasti semuanya lancer.
Ko :Kalau kamu? Ki.2 : Kalau saya jangan mengeluh thu, kita kan udah besar, kita udah tahu mana
yang baik dan mana buruk. Kita udah tahu tanah diri kita itu seperti apa. Jadi mengukur diri sendiri, jangan sampai mengeluh.
Ko : Kamu setuju dengan kata-kata ini “wanita yang dikasihi itu tidak akan memikirkan dirinya sendiri, sehingga dia menyembunyikan keluhan. Apakah itu yang kamu maksud dengan citra wanita tegar?
Ki.1 : Ya mungkin kalau bisa itu sekuat mungkin kita itu menyimpannya, tapi jangan terlalu dibawa kepikiran gitu lho. Tapi nanti kalau kita bener-bener gak kuat untuk menahan semua keluh kesah itu kalau menurut saya yang paling utama bisa kita ajak sharing itu ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Ko : Artinya ada tempat untuk menyalurkan juga ya. Tetapi dalam konteks ini tadi kamu setuju tidak menipu, menyatakan apa adanya. Kalau nomer 2 tadi mundur dulu, menenangkan diri, kalau sampeyan menyalurkan dengan orang lain.
Verbatim Peserta No. 3 dan 4 Ko : Sekarang saya ke subyek 3 dan subyek 4. Oke, Anda mendapat nasehat yang
sama. Saya bacakan untuk mengingatkan ya. Nasehat yang pertama, “sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul tanggung jawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan. Wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya adalah memahami watak suaminya. Mengapa kamu menjawab 9?
Ki.3 : Karena menurut saya, untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri itu harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya.
Ko : Oke, kalau kamu? Alasannya kamu menjawab 7 ya? Ki.4 : Ee.. gimana ya pak, ya mungkin kan ada orang beda-beda pak sifatnya,
mungkin untuk menerima sifat orang lain kan juga susah pak dan sebagai seorang lelaki kan mau ga mau kalau sudah berkeluarga apalagi bersuami mau ga mau ya “ya udah, bojoku anane ngene” mau ga mau juga harus menerima walaupun suaminya thu istilahnya ga sesuai dengan yang diharapkan mau ga mau juga harus menerima, disitulah letak istri harus memahami suaminya gitu dan gak cuma istri doang yang memahami, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri.
Ko : Ya, tadi ada yang menarik sekali, kondisi terburuknya itu ketika suami justru tidak melakukan hal yang sama, dikatakan itu tadi “yang tidak kalah beratnya, kadang kala menjadi berat adalah memahami watak suaminya” pada kondisi Anda mengatakan tadi meskipun suaminya mungkin tidak paham itu Anda tetap harus memahami. Mengapa Anda harus berjuang memahami?
Ki.4 : Soalnya kalau kita gak mau memahami seseorang, orang itu juga gak akan belajar memahami kita. Dalam pengertian saya memahami dia tapi dia thu gak ngerti saya pengennya apa, dia gak paham apa keinginan saya begitu, jadi kan malah jadi susah juga bagi kita untuk menjalin hubungan. Kita gak paham satu sama lain, untuk menjalin hubungan thu lebih sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Ko : Kalo menurutmu? Kalau suamimu tidak melakukan hal yang sama yang sebanding, kamu menjawab 9 ya, itu artinya juga setuju bahwa kamu mengambil porsi lebih berat untuk hingga saya tetap memahami dia.
Ki.3 : Ya karena, suami itu ya termasuknya kepala rumah tangga maka seorang istri juga mau ga mau harus mengikuti apa kata suami karena pasti suami itu juga memberikan apa yang terbaik buat istrinya.
Ko : Kalau kebetulan suamimu tidak memberikan apa yang terbaik untuk istrinya bagaimana?
Ki.3 : Ya, sebagai seorang istri juga harus punya ide-ide misalnya bertukar pikiran sama suami gitu. Misalnya suaminya pengennya begini tapi istrinya begini biar saling sejalan itu, saling satu pikiran makanya harus bisa komunikasi dengan lancar tanpa harus adanya pertengkaran.
Ko. : kalau kebetulan wataknya suami itu tidak suka komunikasi? Ki.3 : Ya istrinya.. gimana ya.. Ko : Apakah itu termasuk bagiannya? Merupakan watak yang akhirnya akan kamu
pahami? Ki.3 : Ya, bisa jadi.. Ko : Bisa jadi, kamu? Ki.4 : Kalau misalnya berkomunikasi ya paling gak pelan-pelanlah kita ajak untuk
komunikasi secara pelan-pelan, walau gak secara langsung kita tunjukin gitu, paling ya cuma pelan-pelan, apalah gitu. Curhat tapi curhatnya gak langsung mendalam. Curhatnya Cuma sekedar ngobrol-ngobrol doang gitu. Gak yang langsung dalam arti, gak “aku pengen gini eh..” atau mungkin misalnya kalau dia gak bisa komunikasi ya kita pelan-pelan aja, dalam arti aku mulai dari hal-hal kecil aja pak, misalkan “Oo kemarin ada ini”, kayak gitu. Trus kalau dia menanggapi baik ya mungkin kedepannya, semoga kedepannya dia bisa kayak gitu terus.
Ko : Ya, oke. Sekarang nomer 2 ya, “sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau melaksanakan kemauan hati, Jika hati hilang kesadarannya, maka hilang juga sifat kemanusiaan kita. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda.” Anda menjawab 8, mengapa?
Ki.3 : Karena itu tadi, masalah ketenangan hati ya pak. Masalah ketenangan hati, mungkin kalau pikirannya itu lagi jernih pasti hati kita juga ikut tenang, tapi kalau kita lagi emosi, sama yang kayak tadi mungkin banyak pikiran-pikiran yang mengganggui gitu, udah lagi marah, tambah emosi, tambah banyak pikiran, pasti itu akan berat di hati. Sama aja, gak tenang sih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Ko : Ya, kalau hati dan badan tidak selaras itu kebahagiaan tidak sejalan. Kalau kamu menjawab 9, apa alasannya?
Ki.4 : Kalau menurut saya memang bener sih pak, gimana ya, kalau misalkan hatinya sama pikirannya gak singkron kan itu juga susah, ya maksudnya kalau kita pengennya gini tapi kok “aah gak deh..” kayak gitu kan malah jadinya kayak gimana ya susah di kita, mending yaudah jalani aja, yang penting enjoy gitu.
Ko : Ya, keselarasan hati pikiran dengan badan ya ini yang mewujud di dalam tubuh kita itu cerminan dari kita, keduanya harus selaras. Gitu ya, oke baik itu yang kedua sekarang yang ketiga. “Cipta dan rasa, pikir dan perasaannya itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnyapun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang.” Anda menjawab 10, keselarasan pikir dan perasaan.
Ki.3 : Karena sesuatu yang diberikan dalam hati, pikiran, kalau menurutnya memang baik, kalau memang itu jalannya yang terbaik untuk kita makanya itu ya.. jadi dalam hati itu tidak selaras sama pikiran, pikiran itu misalnya kita harus mendapatkan ibaratnya mendapatkan IP minimal 3, dalam hati kita udah iya harus aku mendapatkan IP 3 itu sudah termasuk ketenangan hati, jiwa dan raga. Hehe..
Ko : Jiwa dan raga untuk Indonesia ya.. Selaras pikir dan perasaan, apa yang dipikir dan perasaannya sama ya. Kalau Anda menjawab 6, mengapa? Itu artinya agak-agak tengahnya, mengapa?
Ki.4 : Gimana ya pak, kadang-kadang ada lah orang yang mungkin dalam.. itu kan.. pesimis lah, pengen misal pengen ini tapi aku kayaknya gak mampu deh, gitu kan malah jadi kayak beban dan itu thu kadang yang bikin orang jadi gimana ya, kayak tekanan, trus jadi ngebikin keselarasan kita thu gak apa ya jadi .. apa ya.. susah ngejelasinnya pak. Artinya ya, ya ada lah orang yang tipe-tipe orang kan ada yang optimis, pesimis. Kalau yang pesimis itu kan kadang malah “aku thu ga bisa, aku thu ga bisa” padahal sebenarnya bisa.
Ko : Apakah menurutmu yang dipikir seseorang mempengaruhi perasaannya? Jika memikirkan sesuatu yang jelek-jelek itu perasaannya gimana?
Ki.4 : sedih bisa, bingung. Ko : Menurutmu yang dianggap tidak selaras itu jika pikirannya bagaimana
perasaannya bagaimana? Ki.4 : Ya misal, perasaannya iya, tapi pikirannya gak, seperti itu pak. Ko : itu yang disebut tidak selaras? Ki.4 : Gak sama, jadi malah kacau. Ko : Kalau gitu keselarasan itu penting gak? Dan itu menyumbang terhadap
ketenangan? Ki.4 : Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Ko : Tapi mengapa jawabmu ngasih 6, apakah ada sesuatu yang lain yang menurut kamu bukan hanya soal pikiran dan perasaan yang menciptakan ketenangan apakah ada hal lain?
Ki.4 : suasana mungkin Ko : Suasana. Tetapi pikiran dan perasaan menurutmu tetap menyumbang. Kalau
kamu? Sangat meyakini ya kalau pikiran dan perasaan itu emang seimbang itu sudah cirinya tenang.
Ki.3 : Ya, pasti tenang Ko : Faktor-faktor lain mungkin tidak akan berpengaruh? Ki.3 : Enggak, karena kita udah optimis, kita bisa, pasti hati akan ikut tenang. Ko : Apakah raga juga demikian tubuh itu akan menyesuaikan dengan keselarasan
pikiran dan perasaan? Ki.3 : Iya, pasti kalau hati sudah tenang, juga raga ga bakal gelisah gitu. Ko : Hati tidak tenang, pikiran juga … Ki.3 : udah selaras itu raga gak gelisah.. Ko : Oke, sekarang nasehat yang keempat. “Utamanya sebagai perempuan itu yang
setia, kawin sekali saja. Dengan demikian Anda akan dikasihi oleh suami.” Kamu jawab 8 dan kamu 10. Sekarang kamu yang 10, gimana?
Ki.4 : Kesetiaan itu komitmen pak, dalam arti dimana kalau kita itu setia, kita gak itu kan, orang lain juga suka, misalnya kita bisa menunjukkan keseriusan kita keorang itu. Aku thu bener-bener pengen gini. Orang dalam persahabatan aja ada yang namanya setia masak dalam pernikahan ga ada yang namanya setia kan aneh ya. Nah kalau menurut saya thu ya kayak gitu, itu kan antara dua orang itu untuk saling menjaga, mengasihi satu sama lain.
Ko : Kalau kamu, kamu jawabnya 8. Ki.3 : itu kan dijelasin udah pernikahan, kalau memang sudah mengikat pada
perkawinan yang sakral itu pasti istri harus setia, suami juga harus setia, ibaratnya istri juga harus tidak berpikiran negatif pada suami, suami juga harus percaya pada istri apa yang dilakukan pada istri, juga istri harus mengulangi apa itu misalnya pandangan terhadap orang lain, pikiran, mata, hati agar tidak mudah tergoda oleh orang lain. Tapi, ya memang sih dikatakan mati hanya sekali hidup sekali, cinta hanya sekali.
Ko : Nah kalau nanti lakinya tidak setia Ki.4 : Ya gimana ya yang penting kitanya udah setia pak, ya kalau bisa gimana
caranya dia itu juga setia sama kita, kita udah setia masak dia enggak. Ko : Tapi kamu mengatakan yang penting kitanya udah setia. Mengapa itu penting?
Mengapa bagiannya itu hal yang penting? Ki.3 : Kalau cewek gak setia itu dianggapnya cewek nakal kayak gitu pak, kalau
cowok kan luweh gitu. Kalau cewek ga setia itu malah gini lho, “masak kayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
gini tho padahal udah nikah tapi gak setia kayak gitu kan malu-maluin pak, apalagi seorang cewek kalau cowok kan yoweslah sak karebmu.
Ko : menurutmu kalau cewek/ perempuan itu identik dengan kesetiaan. Kalau kamu gimana, kalau cowokmu tidak setia, kamu tetap akan setia?
Ki.4 : Ya tergantung sih, kalau misalnya kita sudah menikah ternyata suaminya selingkuh dan meninggalkan kita, sedangkan kita sebagai istri sudah punya anak misalnya masih kecil-kecil gitu kan perlu menafkahi, jadi seorang istri juga boleh memilih pendamping yang lain yang bisa bertanggung jawab pada dirinya dan anak-anaknya, mencintai keluarganya lah ibaratnya, tidak memandang suaminya itu dikatakan tidak setia pada suatu lingkungan rumah tangga.
Ko : Makanya kamu menilai angka 8, dua angka untuk pintu untuk jalan keluar. Nomer 4 tadi 10 ya. Oke terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Inti Alasan Subjek Hasil Wawancara FGD
Volume Skala 1 – 10 Skala 1 mewakili penolakan – Skala 10 mewakili penerimaan
No Nasehat Nasehat Subjek 1 dan 2 Subjek Inti Alasan Hasil FGD
1 Karena kalau sudah berumahtangga, istri hidup bersama suami, tidak bergantung lagi pada orangtua dan suami yang membimbing istri ke depan, kemana kita akan melangkah.
1 Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal apapun. Jika Anda punya kehendak, simpanlah, berikan kesempatan kepada suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu harus tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita. Jangan asal perintah, meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi prioritaskanlah suami Anda.
2 Karena suami sebagai kepala keluarga, seorang istri harus gemati, manut.
1 Karena seorang istri harus setia, gemati, tau kebutuhan suami, harus menghormati suami.
2 Saya berkata kepada Anda, wanita itu harus cermat secermat cermatnya dalam melayani suami. Sikap batin Anda juga harus menunjukkan rasa hormat dan takut kepada suami. Berhentilah mengeluh dihadapan suami, jadikanlah suami Anda sebagai orang terhormat. Layanilah suami Anda secermat cermatnya, sedetil detilnya, soal pakaian, mandi, peralatan peralatan kecil, Anda harus tahu
2 Karena istri adalah pakaian suami, harus mengikuti suami, gemati, melayani suami.
1 Karena kita harus bisa mengontrol kemarahan itu. Kita harus bener-bener bisa ngontrol supaya nanti pedoman yang kita punya tidak lepas, jadi kita bisa pegang teguh pedoman kita. Kalau marah tidak terkontrol biasanya akan main fisik atau membanting benda bahkan sampai bunuh diri.
3 Saya berkata kepada Anda, setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu marah itu harus dikendalikan.
2 Ketika kita marah kita harus diam. Kalau masih ada emosi kita meredam emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
dengan duduk, kalau masih ada emosi kita redam dengan tidur, kalau masih ada lagi kita redam emosi dengan ambil air wudu. Marah identik dengan kedekatan setan, semakin marah keras semakin setannya mendekati. Marah tidak boleh ada kata-kata yang jorok. Kalau sudah ada kata yang jorok itu setannya sudah ikut.
1
Subjek memberi alasan, “karena saya itu orangnya apa adanya, gak suka bohong. Ya itu tadi didepannya itu gak usah ngomong senang tapi dibelakangnya kayak gitu. Kalau aku mending jujur sama orangnya.” Seorang wanita harus tegar, jangan sering mengeluh. Selalu optimis, “aku bisa”.
4. Saya katakan kepada Anda : keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan. Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang, tetapi dibelakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan melahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang dikasihi tidak akan memikirkan diri sendiri saja 2 Karena ada waktunya untuk berbicara
apa yang kita rasakan namun tetap berbicara apa adanya jika sudah tepat waktunya. Seorang wanita yang dewasa tau mana yang baik dan mana yang salah. Bisa mengukur dirinya sendiri dan jangan sampai mengeluh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No
Nasehat Nasehat Subjek 3 dan 4 Subjek Inti Alasan Hasil FGD
3 Karena untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya.
1 Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul tanggungjawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan. Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya adalah memahami watak suaminya.
4 Karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain. Sebagai istri harus menerima walaupun suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri.
3 Karena kalau pikirannya jernih pasti hati kita juga ikut tenang, tapi kalau kita sedang emosi, mungkin banyak pikiran yang mengganggu dan membuat hati tidak tenang.
2 Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau melaksanakan kemauan hati, Jika hati hilang kesadarannya, maka hilang juga sifat kemanusiaan kita. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda
4 Karena kalau hati dan pikiran tidak singkron akan susah dan tidak enjoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
3 Karena sesuatu yang diberikan dalam hati, pikiran, kalau menurutnya memang baik dan selaras, kita akan tenang. Jika hati sudah tenang, raga tidak akan gelisah.
3 Saya katakan pada Anda, cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnya pun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang.
4 Karena terkadang ada orang yang pesimis. Pikiran dan perasaan yang tidak bisa selaras bisa dipengaruhi oleh suasana.
3 Karena sudah dijelaskan dalam pernikahan, kalau memang sudah mengikat pada perkawinan yang sakral pasti istri harus setia, suami juga harus setia. Ibaratnya istri juga harus tidak berpikiran negatif pada suami, suami juga harus percaya pada istri.
4. Utamanya sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan demikian Anda akan dikasihi oleh suami
4 Karena kesetiaan adalah komitmen. Kesetiaan selalu dinilai baik. Ketika istri setia suami pun juga harus setia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LAMPIRAN 6
Cooding Hasil Wawancara Informatif
No Konselor Konseli Kode Kalau menurut aku, dalam keluarga suami itu seorang ayah sudah menjadi kepala keluarga. Sebaiknya kita berkonsultasi dulu atau berunding dulu dengan suami. Misalnya kan ada suami yang suka atau tidak suka dengan wanita karir. Kita sendiri pinginnya kita cari uang jadi wanita karir. Tapi kita tanya ke suami dulu, “Pak, saya gini..gini..gini. Saya ingin bekerja. Boleh atau tidak?” Itu sebenarnya harus didiskusikan dulu. Nah kalau boleh kita baru bisa melangkah lagi lebih lanjut. Soalnya restu dari suami membawa pengaruh dari kita. Tetapi di sisi lain, kalau keputusan yang kita ambil itu sebenarnya baik menurut kita dan bagi semua orang itu baik, ya kita harus menanggung resiko walaupun suami belum bisa berpikir itu nanti baik buruknya gimana. Jadi bila suami tidak setuju tetapi kita bertekad bahwa itu bener-bener baik, kenapa tidak?”
WR/HWK/NP1/K1/1-19
1 Apa pendapat Anda jika anda melihat istri, yang mendahului kehendak suami?
Kalau di agama Islam itu tidak boleh, tidak bagus. Karena menentang. Dia itu kayak durhaka sama suaminya. Istri harus manut dengan suaminya.
WR/HWK/NP1/K2/20-23
2 Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal apapun. Jika anda punya kehendak, simpanlah, berikan kesempatan kepada
Pengabdian istri kepada suami ya kita harus nurut kepada suami. Kita tidak boleh membangkang kepada suami. Kalau kita sudah nikah otomatis ikut suami. Tidak bergantung kepada orang tua. Itu suami yang nuntun kita, itu arahnya kita nanti kemana yang menuntun adalah suami. Dan kita itu juga harus menuruti apa kemauan suami. Kita sebagai wanita harus mencukupi lahiriah dan batiniah. Jadi kita harus patuh terhadap suami.
WR/HWK/NP2/K1/24-32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu harus tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita. Jangan asal perintah, meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi prioritaskanlah suami Anda… Baiklah, kita akan mendiskusikan topik yang kedua: yaitu tentang berbakti kepada suami. “Apa pendapat Anda tentang hal ini?”
Sudah kodratnya wanita untuk berbakti kepada suami karena suami adalah kepala keluarga. Suami adalah imam keluarga. Jadi apapun yang terjadi, kita harus ngikut suami kita.
WR/HWK/NP2/K2/33-36
3 Saya berkata kepada Anda, wanita itu harus cermat secermat-cermatnya dalam melayani suami. Sikap batin Anda juga harus menunjukkan rasa hormat dan takut kepada suami. Berhentilah mengeluh dihadapan suami, jadikanlah suami Anda sebagai orang terhormat. Layanilah suami Anda secermat-cermatnya, sedetil-detilnya, soal pakaian, mandi, peralatan-peralatan kecil, Anda harus tahu… Sekarang kita akan membahas topik yang ketiga, soal mengelola
Kalau aku sedang marah atau jengkel itu, biasanya saya mencoba menenangkan diri. Misalnya kalau waktu SMA dulu, kalau lagi marah biasanya pergi ke Gua Maria, trus naik ke gunungnya itu dan di situ aku menyadari marah itu gara-gara apa. Kadang nangis sendiri, kadang teriak,“Tuhan.. gini..gini..gini..” Nah, selain itu di sisi lain, aku bisa mengontrol kemarahanku dengan dengerin musik. Aku dengan mendengarkan musik kayaknya bisa luluh gitu. Nah, jadi bisa tenang, bisa damai. Tetapi kalau marahku udah bener-bener marah, gak kuat, aku tidak pernah menyakiti diri sendiri dan tidak berbuat apa-apa. Cuman orang yang membuat aku marah itu, aku sindir secara tapi itu nanti akan terasa seperti yang aku alami akhir-akhir ini, aku difitnah. Aku hanya menyindir secara halus halus di depanku aja kamu terlihat baik, tetapi di belakang kamu kok kayak gitu. Dia langsung kerasa, langsung minta maaf sendiri. Itu nanti kemarahan yang ada dalam sendiri langsung luluh sendiri. Dia yang mengakui.
WR/HWK/NP3/K1/37-58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
kemarahan. “Bagaimana biasanya Anda mengelola kemarahan?”
Kalau aku mengelola kemarahan dengan atur nafas, kalau masih marah lalu air wudu, kalau masih marah lalu duduk sama mikirkan yang bagus-bagus. Dan dengan menyebut nama Allah.
WR/HWK/NP3/K2/59-62
Misalnya kayak mengerjakan tugas kelompok gitu, ketika saat dunia SMA masih sering menggantungkan. Tetapi ini udah di dunia perkuliahan, seharusnya pikiran sudah dewasa, udah maju. Kalau ada tugas kelompok kita kerjakan bareng-bareng. Tapi saya mengakui sendiri, di kelompok saya gak suka dengan teman saya yang tidak mau mengerjakan tugas. Kadang aku udah mengingatkan dia kalau kamu dah dewasa. Pikiran kamu seharusnya ke depan. Aku mikirnya kelompokku kalau maju nilainya bagus. Presentasinya bagus. Tetapi kok tidak sesuai cuman angan-angan. Soalnya ada salah satu temenku yang gak mau kerja. Rasanya ndongkol kayak pingin memberontak. Kamu gak usah ikut kelompokku. Aku bener-bener cari yang mau berfikir kritis, yang mau dengan bekerja keras.
WR/HWK/NP4/K1/63-79
Saya berkata kepada Anda, setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu masalah itu harus dikendalikan. Baik, sekarang kita akan membahas hal terakhir, katakanlah kepada saya “Apa yang Anda pikirkan tentang keselarasan batin?”
Yang saya ketahui tentang keselarasan batin itu antara pikiran dengan hati perasaan itu bisa seimbang. Jadi nggak pikirannya mikirin apa, tetapi hatinya gak selaras dengan pikiran. Atau sebaliknya. Jadi kalau aku yang merasakan hati dan pikiran gak seimbang itu langsung pusing. Soalnya aku juga masih ada bayang-bayang masa lalu.
WR/HWK/NP4/K2/80-87
4.
Saya katakan kepada Anda: Keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan. Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang tetapi di belakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan melahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang dikasihi tidak akan memikirkan diri sendiri saja.
WR/HWK/Kes/N1-N4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
No Konselor Konseli Kode Menurut saya, perempuan itu belum bersikap dewasa karena harus bertanggung jawab terhadap suami. Berarti perempuan itu egois karena gak bisa menghormati suaminya. Seharusnya kalau suaminya mengatakan “gini” ya istrinya harus mengikuti. Seperti surga istri ada di suami juga. Intinya: Belum bisa menghargai suami, bersikap dewasa, egois. Harusnya saling mengerti antara suami dan istri. Jika ada perbedaan, harusnya dalam hubungan suami istri tersebut harus bisa diselesaikan secara baik-baik, tidak perlu emosi, maupun bisa saling bertukar pikiran. Tidak yang istri pulang ke rumah orang tuanya.
WR/HWK/NS1/K3/88-100
5. Bagaimana pendapat Anda jika ada wanita yang tidak tahu tanggung jawabnya terhadap suami?
Wanita itu tidak menyadari kodratnya sebagai seorang istri. Ibaratnya kalau kita berkeluarga ya antara satu sama lain harus berkesinambungan gak kayak yang cewek kayak gitu, trus yang cowok luweh. Harus ada komitmen, juga mereka kan pasti punya anak. Jadi mau tidak mau harus menyadari.
WR/HWK/NS1/K4/101-106
6 Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul tanggung jawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan. Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya adalah memahami watak-watak suaminya. Sekarang kira mendiskusikan topik
Hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan itu saling berkaitan. Jika jiwa kita mengalami kebahagiaan, tentu raga kita juga mengalami bahagia, tidak tertekan, tidak depresi. Hubungan kebahagiaan itu tersebut bisa dikatakan antara raga kita berpikir tenang, maka jiwa kita merasa tenang jadi otomasi kebahagiaan akan datang dengan sendirinya walaupun tidak berupa materi ataupun kebahagiaan misalnya yang rumahnya bagus, mobil ada, itu tidak. Tetapi kebahagiaan itu ada dalam hati kita masing-masing. Jadi ketenangan hati tidak bisa tergantikan dengan materi apapun karena kebahagiaan ada dalam hati kita masing-masing.
WR/HWK/NS2/K3/107-119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
yang kedua, tentang hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan. “Apa yang Anda ketahui tentang hubungan jiwa, raga dan kebahagiaan?”
Kalau orang merasa merasa bahagia, pasti raganya juga kelihatan lebih segar. Jiwanya juga tidak terganggu dalam artian seperti itu. Tetapi kalau orang sudah tertekan dari segi kebahagiaan, maksudnya kebahagiaannya sudah dikekang, pasti akan berdampak ke jiwa sama ke raganya dia. Misal tidak dibolehin ini itu, padahal suka tetapi akan mempengaruhi ya walaupun gak banyak tetapi mempengaruhi banget.
WR/HWK/NS2/K4/120-128
wanita merawat kebatiniahnya dengan batin kan termasuk dalam jiwa hati juga. Wanita Jawa terkenal akan tutur kata yang sopan, lemah lembut dan unggah-ungguhnya. Dalam batin itu kalau seorang wanita berbicara sesuai dengan uanggah-ungguh atau tata krama dalam Jawa itu pasti batinnya udah selaras dengan pikiran. Tidak mungkin kalau kita mengucapkan sesuatu yang kasar, belum tentu hatinya kasar.
WR/HWK/NS3/K3/129-137
7 Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau melaksanakan kemauan hati. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda. Sekarang kita menginjak topik yang ketiga, yaitu tentang kehidupan batiniah. “Bagaimana pendapat Anda seharusnya wanita Jawa merawat kehidupan batinnya?”
Kalau batin itu bagian dalam, paling tidak mengikuti adat dalam arti kalau tidak boleh “gini” ya diikuti. Meskipun sekarang zaman modern, tetapi paling tidak adat-adat Jawa itu jangan sampai dilupakan. Misal kalau cewek Jawa itu gak boleh aneh-aneh, atau gak boleh apa, harus kalem, paling tidak harus ditunjukkan. Tetapi kita tetap gak boleh kolot, walaupun di jaman modern. Intinya menjaga ke-Jawa-annya.
WR/HWK/NS2/K4/138-146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Kesetiaan itu di mana seorang, salah satu pribadi bisa menghargai yang orang itu lakukan pada pasangannya. Setia juga bukan berarti selalu bertemu atau tatap muka, belum tentu hatinya juga setia, karena setia juga bisa dikatakan kita percaya pada masing-masing, saling melengkapi, bertukar pikiran, tidak saling egois, saling mengerti kesibukan masing-masing, itu juga bisa dikatakan setia. Setia juga misalnya dalam pacaran Long Distanceatau pacaran jarak jauh, itu juga bisa menguji kesetiaan kita di mana salah satu pasangan bisa menjaga pandangan kita, hati kita, yang mungkin kasarannya gampang tergoda dengan wanita lain atau pria lain
WR/HWK/NS4/K3/147-159
8 Saya katakan kepada Anda, cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnyapun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang. Baik, kita sampai pada topik terakhir,”Ceritakanlah kepada saya tentang kesetiaan.”
Menurut saya, komitmen di antara dua orang yang berhubungan untuk saling menghargai, saling menghormati. Setia dalam persahabatan ya saling menjaga, saling tolong menolong. Kan ada istilah setia kawan. Setia itu intinya adalah ikatan batin yang benar-benar kuat dan sulit dilepaskan dalam artian, kalau sudah setia dengan orang lain ya setia dengan orang itu saja. Kata “setia” hanya diucapkan untuk orang yang kita mau serius, atau kita mau menjalin hubungan yang serius dengan orang itu. Jangan sampai kita mematahkan kesetiaan atau kepercayaan itu.
WR/HWK/NS4/K4/160-171
Utamanya sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan demikian Anda akan dikasihi oleh suami.
WR/HWK/Kes/N5-N8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 7
Cooding Hasil Wawancara FGD
No Nasehat Nasehat Subjek 1 dan 2 Inti Alasan Hasil FGD Kode
Karena kalau sudah berumahtangga, istri hidup bersama suami, tidak bergantung lagi pada orangtua dan suami yang membimbing istri ke depan, kemana kita akan melangkah.
WR/HWFGD/NP1/K1/1-8 1 Baiklah, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya seorang istri itu tidak pantas mendahului kehendak suami dalam hal apapun. Jika Anda punya kehendak, simpanlah, berikan kesempatan kepada suami untuk mengatakannya. Intinya, perempuan itu harus tahu diri, memposisikan diri sebagaimana seharusnya wanita. Jangan asal perintah, meskipun Anda memiliki kekuatan, tetapi prioritaskanlah suami Anda.
Karena suami sebagai kepala keluarga, seorang istri harus gemati, manut.
WR/HWFGD/NP1/K2/9-11
Karena seorang istri harus setia, gemati, tau kebutuhan suami, harus menghormati suami.
WR/HWFGD/NP2/K1/12-15
2 Saya berkata kepada Anda, wanita itu harus cermat secermat cermatnya dalam melayani suami. Sikap batin Anda juga harus menunjukkan rasa hormat dan takut kepada suami. Berhentilah mengeluh dihadapan suami, jadikanlah suami Anda sebagai orang terhormat. Layanilah suami Anda secermat cermatnya, sedetil detilnya, soal pakaian, mandi, peralatan peralatan kecil, Anda harus tahu
Karena istri adalah pakaian suami, harus mengikuti suami, gemati, melayani suami.
WR/HWFGD/NP2/K2/16-19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Karena kita harus bisa mengontrol kemarahan itu. Kita harus bener-bener bisa ngontrol supaya nanti pedoman yang kita punya tidak lepas, jadi kita bisa pegang teguh pedoman kita. Kalau marah tidak terkontrol biasanya akan main fisik atau membanting benda bahkan sampai bunuh diri.
WR/HWFGD/NP3/K1/20-31
3 Saya berkata kepada Anda, setan itu gembira sekali jika ada orang yang lupa. Iblis itu kalau ada orang lupa dia menjadi senang, setan menari-nari dengan gembira jika ada orang pemarah, ia dianggap saudara, sehingga ia tidak melihat jalan kebenaran, tetapi mengarah kepada pekerjaan setan. Orang yang pemarah selalu membuang pedoman. Oleh sebab itu marah itu harus dikendalikan. Ketika kita marah kita
harus diam. Kalau masih ada emosi kita meredam emosi dengan duduk, kalau masih ada emosi kita redam dengan tidur, kalau masih ada lagi kita redam emosi dengan ambil air wudu. Marah identik dengan kedekatan setan, semakin marah keras semakin setannya mendekati. Marah tidak boleh ada kata-kata yang jorok. Kalau sudah ada kata yang jorok itu setannya sudah ikut.
WR/HWFGD/NP3/K2/32-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Subjek memberi alasan, “karena saya itu orangnya apa adanya, gak suka bohong. Ya itu tadi didepannya itu gak usah ngomong senang tapi dibelakangnya kayak gitu. Kalau aku mending jujur sama orangnya.” Seorang wanita harus tegar, jangan sering mengeluh. Selalu optimis, “aku bisa”.
WR/HWFGD/NP4/K1/49-60
4. Saya katakan kepada Anda : keselarasan batin itu kalau hati Anda dan pikiran Anda tidak sejalan. Supaya selaras, maka jangan menipu, di depan mengatakan senang, tetapi dibelakang tidak suka. Hal itu akan menimbulkan keluh kesah, dan melahirkan niat tidak baik. Berhentilah mengeluh, sebab wanita yang dikasihi tidak akan memikirkan diri sendiri saja
Karena ada waktunya untuk berbicara apa yang kita rasakan namun tetap berbicara apa adanya jika sudah tepat waktunya. Seorang wanita yang dewasa tau mana yang baik dan mana yang salah. Bisa mengukur dirinya sendiri dan jangan sampai mengeluh.
WR/HWFGD/NP4/K2/61-71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No Nasehat Nasehat Subjek 3 dan 4 Inti Alasan Hasil FGD Kode
1 Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya penting bagi seorang wanita untuk tahu betul tanggungjawabnya jika sudah bersuami. Sebab hal itu tidak ringan. Seorang wanita harus tahu tata cara bersuami. Yang tidak kalah beratnya adalah memahami watak suaminya.
Karena untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya.
WR/HWFGD/NS1/K3/72-95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Karena tidak mudah untuk menerima sifat orang lain. Sebagai istri harus menerima walaupun suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri.
WR/HWFGD/NS1/K4/96-107
Karena kalau pikirannya jernih pasti hati kita juga ikut tenang, tapi kalau kita sedang emosi, mungkin banyak pikiran yang mengganggu dan membuat hati tidak tenang.
WR/HWFGD/NS2/K3/108-114
2 Baik, saya berkata kepada Anda, sesungguhnya badan itu hanya sekedar pelaksana dari gerakan hati, atau melaksanakan kemauan hati, Jika hati hilang kesadarannya, maka hilang juga sifat kemanusiaan kita. Jika sudah demikian, kebahagiaan tidak akan tercapai. Kejahatan terhadap kehidupan terjadi jika Anda tidak menyadari ada yang menciptakan kehidupan Anda
Karena kalau hati dan pikiran tidak singkron akan susah dan tidak enjoy.
WR/HWFGD/NS2/K4/115-118
3 Saya katakan pada Anda, cipta dan rasa itu harus selaras. Kalau pikirannya berkata iya, batinnya pun harus sama. Maka hidup Anda akan tenang.
Karena sesuatu yang diberikan dalam hati, pikiran, kalau menurutnya memang baik dan selaras, kita akan tenang. Jika hati sudah tenang, raga tidak akan gelisah.
WR/HWFGD/NS3/K3/119-125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Karena terkadang ada orang yang pesimis. Pikiran dan perasaan yang tidak bisa selaras bisa dipengaruhi oleh suasana.
WR/HWFGD/NS2/K4/126-130
Karena sudah dijelaskan dalam pernikahan, kalau memang sudah mengikat pada perkawinan yang sakral pasti istri harus setia, suami juga harus setia. Ibaratnya istri juga harus tidak berpikiran negatif pada suami, suami juga harus percaya pada istri.
WR/HWFGD/NS4/K3/131-141
4. Utamanya sebagai perempuan itu yang setia, kawin sekali saja. Dengan demikian Anda akan dikasihi oleh suami
Karena kesetiaan adalah komitmen. Kesetiaan selalu dinilai baik. Ketika istri setia suami pun juga harus setia.
WR/HWFGD/NS4/K4/142-146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LAMPIRAN 8
PenghitunganSkalaResistensi
A. SkalaResistensiSubjekBerdasarkanJawabanpadaLembarKuesioner
AngkaSkala JenisNasihat Peserta Nasihat 1 Nasihat 2 Nasihat 3 Nasihat 4 Mawar 8 10 10 8 Proses Melati 8 9 8 8
Lily 9 8 10 8 Substansi Rosa 7 9 6 10
B. PerhitunganSkalaResistensiSubjekdanKesimpulanSkalaResistensiSubjek
SkalaResistensiSubjek NasihatJenis Subjek
Perumusan Hasil KesimpulanSkalaResiste
nsiSubjek
Mawar 8+10+10+8 4 9 Rendah
Proses Melati 8+9+8+8
4 8.25 Rendah
Lily 9+8+10+8 4 8.75 Rendah
Substansi Rosa 7+9+6+10
4 8 Rendah
C. PenghitunganSkalaResistensiKeseluruhan
= = 8,5= RENDAH
JumlahHasilResistensi JumlahSubjek
9+8,25+8,75+8 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
D. PerhitunganSkalaResistensiNasihatProses = =8,625 = RENDAH
E. PerhitunganSkalaResistensiNasihatSubstansi
= = 8,375 = RENDAH
JumlahResistensiNasihat Proses JumlahSubjek Proses
9+8,25 2
JumlahResistensiNasihatSubstansi JumlahSubjekSubstansi
8,75+8 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN 9 TRIANGGULASI DATA PENELITIAN
TRIANGGULASI NASIHAT PROSES KONSELI 1 DAN 2
Topik Wawancara Informatif Kuesioner
Skala Resistensi
Wawancara FGD
Mendahului Kehendak Suami
Ki1: Kalau menurut aku, dalam keluarga suami itu seorang ayah sudah menjadi kepala keluarga. Sebaiknya kita berkonsultasi dulu atau berunding dulu dengan suami. Misalnya kan ada suami yang suka atau tidak suka dengan wanita karir. Kita sendiri pinginnya kita cari uang jadi wanita karir. Tapi kita tanya ke suami dulu, “Pak, saya gini..gini..gini. Saya ingin bekerja. Boleh atau tidak?” Itu sebenarnya harus didiskusikan dulu. Nah kalau boleh kita baru bisa melangkah lagi lebih lanjut. Soalnya restu dari suami membawa pengaruh dari kita. Tetapi di sisi lain, kalau keputusan yang kita ambil itu sebenarnya baik menurut kita dan bagi semua orang itu baik, ya kita harus menanggung resiko walaupun suami belum bisa berpikir itu nanti baik buruknya gimana. Jadi bila suami tidak setuju tetapi kita bertekad bahwa itu bener-bener baik, kenapa tidak?”
Ki2: Kalau di agama Islam itu tidak boleh, tidak bagus. Karena menentang. Dia itu kayak durhaka sama suaminya. Istri harus manut dengan suaminya.
Ki1: 8 Ki2: 8
Ki1: Karena kalau sudah berumahtangga, istri hidup bersama suami, tidak bergantung lagi pada orangtua dan suami yang membimbing istri ke depan, kemana kita akan melangkah.
Ki2: Karena suami
sebagai kepala keluarga, seorang istri harus gemati, manut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
TRIANGGULASI NASIHAT PROSES KONSELI 1 DAN 2
Topik Wawancara Informatif Kuesioner Skala
Resistensi Wawancara FGD
Mengabdi Kepada Suami
Ki1:Pengabdian istri kepada suami ya kita harus nurut kepada suami. Kita tidak boleh membangkang kepada suami. Kalau kita sudah nikah otomatis ikut suami. Tidak bergantung kepada orang tua. Itu suami yang nuntun kita, itu arahnya kita nanti kemana yang menuntun adalah suami. Dan kita itu juga harus menuruti apa kemauan suami. Kita sebagai wanita harus mencukupi lahiriah dan batiniah. Jadi kita harus patuh terhadap suami.
Ki2:Sudah kodratnya wanita untuk berbakti kepada suami karena suami adalah kepala keluarga. Suami adalah imam keluarga. Jadi apapun yang terjadi, kita harus ngikut suami kita.
Ki1: 10 Ki2: 9
Ki1: Karena seorang istri harus setia, gemati, tau kebutuhan suami, harus menghormati suami.
Ki2: Karena istri adalah
pakaian suami, harus mengikuti suami, gemati, melayani suami.
Mengelola kemarahan
Ki 1: Kalau aku sedang marah atau jengkel itu, biasanya saya mencoba menenangkan diri. Misalnya kalau waktu SMA dulu, kalau lagi marah biasanya pergi ke Gua Maria, trus naik ke gunungnya itu dan di situ aku menyadari marah itu gara-gara apa. Kadang nangis sendiri, kadang teriak, “Tuhan…gini..gini..gini…” Nah, selain itu di sisi lain, aku bisa mengontrol kemarahanku dengan dengerin musik. Aku dengan mendengarkan musik kayaknya bisa luluh gitu. Nah, jadi bisa tenang,
Ki1: 10 Ki2: 8
Ki1: Karena kita harus bisa mengontrol kemarahan itu. Kita harus bener-bener bisa ngontrol supaya nanti pedoman yang kita punya tidak lepas, jadi kita bisa pegang teguh pedoman kita. Kalau marah tidak terkontrol biasanya akan main fisik atau membanting benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
bisa damai. Tetapi kalau marahku udah bener-bener marah, gak kuat, aku tidak pernah menyakiti diri sendiri dan tidak berbuat apa-apa. Cuman orang yang membuat aku marah itu, aku sindir secara tapi itu nanti akan terasa seperti yang aku alami akhir-akhir ini, aku difitnah. Aku hanya menyindir secara halus halus di depanku aja kamu terlihat baik, tetapi di belakang kamu kok kayak gitu. Dia langsung kerasa, langsung minta maaf sendiri. Itu nanti kemarahan yang ada dalam sendiri langsung luluh sendiri. Dia yang mengakui.
Ki 2:Kalau aku mengelola kemarahan dengan atur nafas, kalau masih marah lalu air wudu, kalau masih marah lalu duduk sama mikirkan yang bagus-bagus. Dan dengan menyebut nama Allah.
bahkan sampai bunuh diri.
Ki2: Ketika kita marah kita harus diam. Kalau masih ada emosi kita meredam emosi dengan duduk, kalau masih ada emosi kita redam dengan tidur, kalau masih ada lagi kita redam emosi dengan ambil air wudu. Marah identik dengan kedekatan setan, semakin marah keras semakin setannya mendekati. Marah tidak boleh ada kata-kata yang jorok. Kalau sudah ada kata yang jorok itu setannya sudah ikut.
Keselarasan Batin
Ki 1: Misalnya kayak mengerjakan tugas kelompok gitu, ketika saat dunia SMA masih sering menggantungkan. Tetapi ini udah di dunia perkuliahan, seharusnya pikiran sudah dewasa, udah maju. Kalau ada tugas kelompok kita kerjakan bareng-bareng. Tapi saya mengakui sendiri, di kelompok saya gak suka dengan teman saya yang tidak mau mengerjakan tugas. Kadang aku udah mengingatkan dia kalau kamu dah dewasa. Pikiran kamu seharusnya ke depan. Aku mikirnya kelompokku kalau maju nilainya bagus. Presentasinya bagus. Tetapi kok tidak sesuai cuman angan-angan. Soalnya ada salah satu temenku yang gak mau kerja. Rasanya ndongkol kayak
Ki1: 10 Ki2: 8
Ki1: Subjek memberi alasan, “karena saya itu orangnya apa adanya, gak suka bohong. Ya itu tadi didepannya itu gak usah ngomong senang tapi dibelakangnya kayak gitu. Kalau aku mending jujur sama orangnya.” Seorang wanita harus tegar, jangan sering mengeluh. Selalu optimis, “aku bisa”.
Ki2: Karena ada waktunya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
pingin memberontak. Kamu gak usah ikut kelompokku. Aku bener-bener cari yang mau berfikir kritis, yang mau dengan bekerja keras.
Ki 2: Yang saya ketahui tentang
keselarasan batin itu antara pikiran dengan hati perasaan itu bisa seimbang. Jadi nggak pikirannya mikirin apa, tetapi hatinya gak selaras dengan pikiran. Atau sebaliknya. Jadi kalau aku yang merasakan hati dan pikiran gak seimbang itu langsung pusing. Soalnya aku juga masih ada bayang-bayang masa lalu.
berbicara apa yang kita rasakan namun tetap berbicara apa adanya jika sudah tepat waktunya. Seorang wanita yang dewasa tau mana yang baik dan mana yang salah. Bisa mengukur dirinya sendiri dan jangan sampai mengeluh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
TRIANGGULASI NASIHAT SUBSTANSI KONSELI 3 DAN 4
Topik Wawancara Informatif Kuesioner
Skala Resistensi
Wawancara FGD
Tanggung Jawab Bersuami
Ki 3: Menurut saya, perempuan itu belum bersikap dewasa karena harus bertanggung jawab terhadap suami. Berarti perempuan itu egois karena gak bisa menghormati suaminya. Seharusnya kalau suaminya mengatakan “gini” ya istrinya harus mengikuti. Seperti surga istri ada di suami juga. Intinya: Belum bisa menghargai suami, bersikap dewasa, egois. Harusnya saling mengerti antara suami dan istri. Jika ada perbedaan, harusnya dalam hubungan suami istri tersebut harus bisa diselesaikan secara baik-baik, tidak perlu emosi, maupun bisa saling bertukar pikiran. Tidak yang istri pulang ke rumah orang tuanya.
Ki 4: Wanita itu tidak menyadari kodratnya sebagai seorang istri. Ibaratnya kalau kita berkeluarga ya antara satu sama lain harus berkesinambungan gak kayak yang cewek kayak gitu, trus yang cowok luweh. Harus ada komitmen, juga mereka kan pasti punya anak. Jadi mau tidak mau harus menyadari.
Ki3: 9 Ki4: 7
Ki3: Karena untuk menjalin sebuah komunikasi antara suami dan istri harus mengetahui watak masing-masing. Kalau kita menghargai suami pasti suami juga menghargai seorang istri. Seorang istri juga perlu mengetahui watak suami agar bisa bertukar pendapat, saling mengerti, saling menghargai tanpa memandang perbedaan antara status, misal statusnya suami mungkin bisa dikatakan orang kaya dan istri dari menengah kebawah, agar tidak terjadi perbedaan tersebut maka seorang istri harus mengetahui watak-watak suami dan suami harus juga menerima istri apa adanya.
Ki4: Karena tidak
mudah untuk menerima sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
orang lain. Sebagai istri harus menerima walaupun suaminya walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetap harus menerima. Istri memang harus memahami suaminya, suami pun juga harus memahami istrinya. Jangan mau menang sendiri.
Jiwa, Raga, Kebahagiaan
Ki 3:Hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan itu saling berkaitan. Jika jiwa kita mengalami kebahagiaan, tentu raga kita juga mengalami bahagia, tidak tertekan, tidak depresi. Hubungan kebahagiaan itu tersebut bisa dikatakan antara raga kita berpikir tenang, maka jiwa kita merasa tenang jadi otomasi kebahagiaan akan datang dengan sendirinya walaupun tidak berupa materi ataupun kebahagiaan misalnya yang rumahnya bagus, mobil ada, itu tidak. Tetapi kebahagiaan itu ada dalam hati kita masing-masing. Jadi ketenangan hati tidak bisa tergantikan dengan materi apapun karena kebahagiaan ada dalam hati kita masing-masing.
Ki 4:Kalau orang merasa merasa bahagia, pasti raganya juga kelihatan lebih segar. Jiwanya juga tidak terganggu dalam artian seperti itu. Tetapi kalau orang sudah tertekan dari segi kebahagiaan, maksudnya kebahagiaannya sudah dikekang,
Ki3: 8 Ki4: 9
Ki3: Karena kalau pikirannya jernih pasti hati kita juga ikut tenang, tapi kalau kita sedang emosi, mungkin banyak pikiran yang mengganggu dan membuat hati tidak tenang.
Ki4: Karena kalau hati
dan pikiran tidak singkron akan susah dan tidak enjoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
pasti akan berdampak ke jiwa sama ke raganya dia. Misal tidak dibolehin ini itu, padahal suka tetapi akan mempengaruhi ya walaupun gak banyak tetapi mempengaruhi banget.
Kehidupan Batiniah
Ki 3: wanita merawat kebatiniahnya dengan batin kan termasuk dalam jiwa hati juga. Wanita Jawa terkenal akan tutur kata yang sopan, lemah lembut dan unggah-ungguhnya. Dalam batin itu kalau seorang wanita berbicara sesuai dengan uanggah-ungguh atau tata krama dalam Jawa itu pasti batinnya udah selaras dengan pikiran. Tidak mungkin kalau kita mengucapkan sesuatu yang kasar, belum tentu hatinya kasar.
Ki 4:Kalau batin itu bagian dalam, paling tidak mengikuti adat dalam arti kalau tidak boleh “gini” ya diikuti. Meskipun sekarang zaman modern, tetapi paling tidak adat-adat Jawa itu jangan sampai dilupakan. Misal kalau cewek Jawa itu gak boleh aneh-aneh, atau gak boleh apa, harus kalem, paling tidak harus ditunjukkan. Tetapi kita tetap gak boleh kolot, walaupun di jaman modern. Intinya menjaga ke-Jawa-annya.
Ki3: 10 Ki4: 6
Ki3: Karena sesuatu yang diberikan dalam hati, pikiran, kalau menurutnya memang baik dan selaras, kita akan tenang. Jika hati sudah tenang, raga tidak akan gelisah.
Ki4: Karena terkadang ada orang yang pesimis. Pikiran dan perasaan yang tidak bisa selaras bisa dipengaruhi oleh suasana.
Kesetiaan Ki 3: Kesetiaan itu di mana seorang, salah satu pribadi bisa menghargai yang orang itu lakukan pada pasangannya. Setia juga bukan berarti selalu bertemu atau tatap muka, belum tentu hatinya juga setia, karena setia juga bisa dikatakan kita percaya pada masing-masing, saling melengkapi, bertukar pikiran, tidak saling egois, saling
Ki3: 8 Ki4: 10
Ki3: Karena sudah dijelaskan dalam pernikahan, kalau memang sudah mengikat pada perkawinan yang sakral pasti istri harus setia, suami juga harus setia. Ibaratnya istri juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
mengerti kesibukan masing-masing, itu juga bisa dikatakan setia. Setia juga misalnya dalam pacaran Long Distanceatau pacaran jarak jauh, itu juga bisa menguji kesetiaan kita di mana salah satu pasangan bisa menjaga pandangan kita, hati kita, yang mungkin kasarannya gampang tergoda dengan wanita lain atau pria lain.
Ki 4: Menurut saya, komitmen di antara dua orang yang berhubungan untuk saling menghargai, saling menghormati. Setia dalam persahabatan ya saling menjaga, saling tolong menolong. Kan ada istilah setia kawan. Setia itu intinya adalah ikatan batin yang benar-benar kuat dan sulit dilepaskan dalam artian, kalau sudah setia dengan orang lain ya setia dengan orang itu saja. Kata “setia” hanya diucapkan untuk orang yang kita mau serius, atau kita mau menjalin hubungan yang serius dengan orang itu. Jangan sampai kita mematahkan kesetiaan atau kepercayaan itu.
harus tidak berpikiran negatif pada suami, suami juga harus percaya pada istri.
Ki4: Karena kesetiaan
adalah komitmen. Kesetiaan selalu dinilai baik. Ketika istri setia suami pun juga harus setia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
LAMPIRAN 10
HASIL OBSERVASI
No. Nama Subjek
Jenis Nasihat
Hasil Observasi
1. Mawar Mawar tampak antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan. Secara verbal, Mawar menjelaskan pendapatnya dengan tegas, baik dan nyambung, sehingga menunjukkan bahwa Mawar mengikuti proses penelitian dengan fokus. Secara nonverbal, Mawar menjelaskan tanggapannya dengan tatapan yang fokus.
2. Melati PROSES Melihat dari cara menjawab Melati, Melati mungkin adalah pribadi yang bicara seperlunya. Walaupun begitu, Melati tetap mengikuti proses penelitian dengan fokus dan nyambung dengan topik yang dibicarakan. Secara nonverbal, Melati menunjukkan sikap menerima dengan mengikuti setiap proses kegiatan.
3. Lily Lily tampak antusias dan fokus dalam mengikuti kegiatan. Mendenga rtanggapan yang diberikan Lily, Lily dapat menjelaskan pendapatnya dengan lancar, tidak terbata-bata. Lily menunjukkan sikap seriusnya dengan mengerakkan tangan saat menjelaskan pendapatnya tentang topik yang dibahas.
4. Rosa
SUBSTANSI Rosa tampak gugup selama menjawab pertanyaan.
Terkadang ada beberapa jawaban yang tidak nyambung dan tidak konsisten dengan jawaban pertama maupun berikutnya. Namun Rosa bisa kembali menjelaskan jawabannya sesuai dengan alur pembicaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI