plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak...

78
BRINE SHRIMP LETHALITY TEST EKSTRAK KLOROFORM DAUN TUMBUHAN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) BESERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Aprilia Prahara NIM: 048114095 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buinhu

Post on 25-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

BRINE SHRIMP LETHALITY TEST EKSTRAK KLOROFORM

DAUN TUMBUHAN TEMBELEKAN (Lantana camara L.)

BESERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Aprilia Prahara

NIM: 048114095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

ii

BRINE SHRIMP LETHALITY TEST EKSTRAK KLOROFORM

DAUN TUMBUHAN TEMBELEKAN (Lantana camara L.)

BESERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Aprilia Prahara

NIM: 048114095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

v

HaLamAn peRseMbaHan

EaCh mOrniNg, whEn i 0peN mY eYEs I sAy To my self;

I, noT eVeNts, HavE a p0weR tO mAkE mE HapPy

oR UnhApPy tOdAy. i caN cHo0sE whIcH iT shAll be.

YesTeRDay iS dEaD, tomorrow haSn’T aRriVed yEt i hAvE jUsT 0Ne daY tOdaY

AnD I’M goiNg t0 bE hapPy in iT…

I deDicaTed iT f0R:

JeSus mY sAviOr… My LuVlY FaMz…

‘pApa, MamA, kO Yan, heNRy’ mY bEst fRiEnDs…

‘noVi, NikE, laLA, yaSinTa, cHiKa’ ‘sElVi, liNDa, aNgEl, niTa, dHaNieL’

‘aLmaMatErkU’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Aprilia Prahara Nomor Mahasiswa : 048114095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

BRINE SHRIMP LETHALITY TEST EKSTRAK KLOROFORM DAUN TUMBUHAN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) BESERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 08 April 2008 Yang menyatakan (Aprilia Prahara)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan berkatnya untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi yang berjudul Brine Shrimp Lethality Test Ekstrak Kloroform Daun

Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara L.) Beserta Profil Kromatografi Lapis

Tipisnya. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir

untuk mencapai gelar sarjana ilmu Farmasi bidang studi Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis telah banyak mendapat bantuan, dukungan, bimbingan,

dorongan, sarana, maupun fasilitas dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing atas

kesabarannya dalam membimbing selama penelitian dan penyusunan

skripsi, dan sebagai donatur sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen pembimbing atas

kesabarannya dalam membimbing selama penelitian dan penyusunan

skripsi.

4. Bapak Ipang Djunarko, S.Si, Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

vii

5. Ibu Erna Tri Wulandari, M.Si, Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Papa, Mama, kakak dan adikku, atas cinta, pengorbanan, dukungan

semangat, dan doa nya yang tak pernah berhenti.

7. Mas Wagiran, Mas Sigit, Mas Sarwanto selaku staf laboratorium

Farmakognosi Fitokimia. Terima kasih atas bantuan yang diberikan.

8. Novi, Nike, Yasinta, Lala, Chika, Linda, Angel, Selvi, dan Nita sahabat

dalam berbagi suka dan duka.

9. Ci Lia, Mas Wondo, Novi, dan Mbak Rosa. Terima kasih atas kerja sama

dan bantuannya selama penelitian.

10. Teman-teman angkatan 2004, khususnya kelas FKK dan kelas C. Terima

kasih atas kebersamaan dan kerja samanya selama ini.

11. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

berbagai pihak demi kemajuan dan kesempurnaan penelitian yang telah dilakukan.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Januari 2008

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Januari 2008

Penulis

Aprilia Prahara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

ix

INTISARI

Pengobatan dengan obat antikanker dirasa masih kurang memuaskan dan

mahal sehingga pengobatan dengan obat tradisional menjadi pilihan alternatif. Salah satu obat tradisional yang telah digunakan sebagai antitumor adalah daun tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) (Raghu et al., 2004). Langkah awal untuk mengetahui apakah daun tumbuhan tembelekan beraktivitas antikanker dilakukan dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test sehingga didapatkan informasi toksisitas ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan terhadap larva Artemia salina Leach (artemia).

Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan posttest only control group design. Penelitian menggunakan artemia yang diberi perlakuan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan berkonsentrasi 50, 100, 200, 400, dan 800 µg/ml. Setiap pengujian disertai kontrol berupa air laut buatan dan dilakukan 5 kali replikasi. Jumlah larva yang mati dihitung setelah didiamkan selama 24 jam perlakuan. Data persentase kematian larva artemia dianalisis menggunakan analisis probit untuk menghitung nilai LC50. Ekstrak dikatakan toksik jika nilai LC50 < 1000 µg/ml, yang diharapkan berupa efek sitotoksik yang merupakan syarat utama senyawa yang beraktivitas antikanker. Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan kemudian diidentifikasi kandungan senyawa flavonoid dan triterpenoidnya menggunakan kromatografi lapis tipis.

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan bersifat toksik dengan LC50 sebesar 221,7 µg/ml. Identifikasi kandungan senyawa kimia dengan kromatografi lapis tipis menunjukkan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan diduga mengandung senyawa golongan triterpenoid.

Kata kunci : Brine Shrimp Lethality Test, Lantana camara L., Artemia salina

Leach, toksisitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

x

ABSTRACT

Medication using anticancer medicine is still considered less satisfying and expensive, so that traditional medicine is chosen as the alternative. One traditional medicine which has been used as antitumor is tembelekan leaves (Lantana camara L.) (Raghu et al., 2004). The first step to know whether tembelekan leaves has anticancer activity or not can be done by using Brine Shrimp Lethality Test method so that the information about the chloroform extract of tembelekan leaves toward Artemia salina Leach (artemia) larva.

This research is a pure experimental research with a posttest only control group design. This research is using artemia which were given chloroform extract of tembelekan leaves with 50, 100, 200, 400, and 800 µg/ml concentrations. Every test was accompanied with a control that is artificial sea water and five-time replication. The dead larvas were counted after 24 hours treatment. The percentage of the dead artemia larva was analysed using probit analysis to count the value of LC50. An extract is considered as toxic when the value of LC50 is below 1000 µg/ml, which is supposed to be a sitotoxic effect. It is the main requirement for a compound whose activity is anticancer. The flavonoid compound and triterpenoid of the chloroform extract of tembelekan leaves then was identified using thin- layered chromatography.

This study shows that the chloroform extract of tembelekan leaves has toxic characteristics containing LC50 221,7 µg/ml. The identification of chemical compound using thin- layered chromatography shows that chloroform extract of tembelekan leaves are suspected to contain a triterpenoid-class compound.

Key words: Brine Shrimp Lethality Test, Lantana camara L., Artemia salina

Leach, toxicity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v

PRAKATA..............................................................................................................vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................viii

INTI SARI...............................................................................................................ix

ABSTRACT...............................................................................................................x

DAFTAR ISI...........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL..................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.....................................................xviii

BAB I. PENGANTAR.............................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

1. Permasalahan................................................................................................3

2. Keaslian penelitian.......................................................................................3

3. Manfaat penelitian .......................................................................................3

B. Tujuan penelitian................................................................................................4

1. Tujuan umum...............................................................................................4

2. Tujuan khusus..............................................................................................4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xii

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA......................................................................5

A. Tembelekan........................................................................................................5

1. Keterangan botani........................................................................................5

2. Deskripsi......................................................................................................5

3. Kandungan Kimia........................................................................................5

4. Khasiat dan kegunaan..................................................................................6

B. Senyawa yang diidentifikasi..............................................................................6

1. Flavonoid......................................................................................................6

2. Triterpenoid..................................................................................................8

C. Artemia salina Leach......................................................................................10

1. Morfologi...................................................................................................10

2. Klasifikasi hewan uji..................................................................................12

3. Brine Shrimp Lethality test (BST)..............................................................12

D. Uji toksisitas.....................................................................................................13

E. Kanker..............................................................................................................14

F. Kromatografi Lapis Tipis.................................................................................18

G. Maserasi...........................................................................................................19

H. Landasan teori..................................................................................................20

I. Hipotesis...........................................................................................................20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..............................................................21

A. Jenis dan rancangan penelitian.........................................................................21

B. Variabel dan definisi operasional.....................................................................21

1. Variabel penelitian.....................................................................................21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xiii

2. Definisi operasional...................................................................................22

C. Bahan penelitian...............................................................................................22

1. Bahan utama...............................................................................................22

2. Bahan untuk ekstraksi................................................................................22

3. Bahan untuk KLT.......................................................................................23

4. Bahan untuk pembuatan air laut buatan.....................................................23

5. Bahan untuk uji toksisitas (BST)...............................................................23

D. Alat-alat penelitian...........................................................................................24

1. Alat untuk ekstraksi....................................................................................24

2. Alat untuk uji BST.....................................................................................24

3. Alat untuk KLT..........................................................................................24

E. Tata cara penelitian..........................................................................................24

1. Determinasi tumbuhan...............................................................................24

2. Pengumpulan bahan...................................................................................25

3. Pembuatan ekstrak kloroform daun tembelekan........................................25

4. Pembuatan air laut buatan..........................................................................26

5. Penetasan siste artemia...............................................................................26

6. Penyiapan sampel uji toksisitas..................................................................26

7. Uji toksisitas...............................................................................................27

8. Identifikasi kualitatif senyawa aktif dengan KLT......................................27

F. Analisis data.....................................................................................................28

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN.................................................................29

A. Determinasi tanaman........................................................................................29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xiv

B. Pengumpulan bahan dan penyarian zat aktif....................................................29

C. Pembuatan air laut buatan................................................................................32

D. Penetasan Siste.................................................................................................32

E. Uji toksisitas dengan BST................................................................................33

F. Hasil uji kualitatif kandungan senyawa aktif...................................................36

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN...................................................................44

A. Kesimpulan......................................................................................................44

B. Saran.................................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45

LAMPIRAN...........................................................................................................48

BIOGRAFI PENULIS...........................................................................................59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I Pedoman umum bercak flavonoid dengan sinar tampak dan UV

365 nm................................................................................................8

Tabel II Keterangan anatomi skematik kepala larva artemia ..........................11

Tabel III Data kematian larva artemia karena pengaruh ekstrak kloroform

daun tembelekan setelah 24 jam........................................................34

Tabel IV Hasil KLT pemeriksaan flavonoid dalam ekstrak kloroform

daun tumbuhan tembelekan ..............................................................37

Tabel V Hasil KLT pemeriksaan triterpenoid dalam ekstrak kloroform

daun tumbuhan tembelekan dengan deteksi vanilin asam sulfat ......41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur umum flavonol ....................................................................6

Gambar 2. Mekanisme kematian sel yang terprogram (apoptosis) pada sel

normal dan sel tumor yang kekurangan p53 menyebabkan

kanker.................................................................................................7

Gambar 3. Struktur Lantadene A .........................................................................9

Gambar 4. Mekanisme penghambatan enzim topoisomerase..............................10

Gambar 5. Anatomi skematik kepala larva artemia.............................................11

Gambar 6. Skema siklus sel.................................................................................14

Gambar 7. Jalur Transduksi sinyal yang berhubungan dengan

perkembangan kanker ........................................................................16

Gambar 8. Kurva hubungan nilai probit versus log konsentrasi ekstrak

kloroform daun tumbuhan tembelekan..............................................35

Gambar 9. Reaksi flavonoid dengan uap ammonia.......... ...................................37

Gambar 10. Reaksi flavonoid dengan AlCl3 ..........................................................37

Gambar 11. Kromatogram ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

untuk pemeriksaan flavonoid dengan jarak pengembangan 10

cm.......................................................................................................38

Gambar 12. Reaksi triterpenoid dengan vanilin asam sulfat ........................... .....41

Gambar 13. Kromatogram ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

untuk pemeriksaan triterpenoid dengan jarak pengembangan 10

cm.......................................................................................................42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tumbuhan tembelekan.........................48

Lampiran 2. Foto tumbuhan tembelekan ...............................................................49

Lampiran 3. Foto aquarium untuk uji BST.............................................................49

Lampiran 4. Orientasi untuk mendapatkan seri konsentrasi yang akan

digunakan dalam pengujian ..............................................................50

Lampiran 5. Jumlah kematian larva artemia akibat pemberian ekstrak

kloroform daun tumbuhan tembelekan .............................................55

Lampiran 6. Perhitungan data statistik SPSS 10.00 dengan analisis probit

terhadap ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan ..................56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

xviii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

1. ALB = Air Laut Buatan

2. AlCl3 = aluminium klorida

3. CaCl2 = kalsium klorida

4. cm = centimeter

5. KCl = kalium klorida

6. KLT = Kromatografi Lapis Tipis

7. LC50 = Median Lethal Concentration

8. LD50 = Median Lethal Dose

9. mm = millimeter

10. mg = milligram

11. MgCl2 = magnesium klorida

12. MgSO4 = magnesium sulfat

13. ml = milliliter

14. NaHCO3 = natrium bikarbonat

15. NaCl = natrium klorida

16. nm = nanometer

17. rpm = rotasi per menit

18. UV = ultraviolet

19. °C = derajat celcius

20. % = persen

21. µg/ml = microgram per milliliter

22. µl = microliter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Penyakit kanker termasuk penyakit yang sukar disembuhkan dan dapat

menyebabkan kematian bagi penderitanya. Saat ini telah banyak obat antikanker

yang ditemukan dan dikembangkan namun hasil yang dirasakan masih kurang

memuaskan dan biayanya pun sangat mahal. Hal ini yang membuat masyarakat

mulai melakukan pengobatan alternatif dengan menggunakan obat tradisional.

Bahan alam yang mulai diteliti aktivitas antikankernya adalah Lantana

camara L. (tembelekan). Tumbuhan ini cukup mudah ditemukan dan tiap

organnya memiliki khasiat tertentu, salah satunya bagian daun yang beracun

digunakan untuk antitumor, antibakteri dan antihipertensi (Raghu, Ashok,

Dhanaraj, Suresh, Vijayan, 2004). Bagian daun yang paling sering dimanfaatkan

karena cara pengambilan dan pengolahannya yang mudah, dan jumlahnya yang

banyak (Anonim, 2005).

Brine Shrimp Lethality Test (BST) merupakan metode pengujian

toksisitas sederhana produk alam untuk menentukan Median Lethal Concentration

(LC50) dalam µg/ml dengan menggunakan larva Artemia salina Leach (artemia).

Penggunaan artemia ini memang tidak spesifik untuk antikanker ataupun zat aktif

fisiologis tertentu, tetapi dapat menunjukkan kemampuan untuk memonitor

kemungkinan adanya efek sitotoksik. Suatu senyawa dikatakan toksik jika nilai

LC50 < 1000 µg/ml. Metode uji ini dapat dijadikan uji awal senyawa sitotoksik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

2

karena mudah, murah dan cepat (Meyer, Ferrigni, Putnama, Jacobsen, Nicholas,

Mclaughlin, 1982).

Senyawa yang dikenal memiliki aktivitas sitotoksik adalah senyawa

flavonoid dan triterpenoid. Flavonoid diketahui dapat menginduksi apoptosis

(Middleton, Kandaswami, Theoharides, 2000). Senyawa ini merupakan senyawa

polar yang umumnya larut pada pelarut polar, namun adanya aglikon yang kurang

polar menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan

kloroform (Markham, 1988). Senyawa triterpenoid terutama golongan pentasiklik

triterpenoid dapat menghambat kerja enzim topoisomerase I dan II serta

menghambat RNA polymerase sehingga mengakibatkan kematian sel (Lee, Fang,

Wang, Li, Cook, 1991). Biasanya terpenoid diekstraksi dengan menggunakan eter

minyak bumi, eter atau kloroform (Harborne, 1984).

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan

daun tumbuhan tembelekan antara lain oleh Sugianti (2007) yang mengekstrak

daun dengan pelarut etanol. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut

diketahui bahwa ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan bersifat toksik

terhadap larva artemia dengan LC50 sebesar 60,4 µg/ml. Efek toksik ini diduga

karena kandungan flavonoid dan triterpenoid yang larut dalam ekstrak etanol

tersebut. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti ingin melakukan penelitian

alternatif dengan mengganti larutan penyari etanol dengan kloroform karena

diketahui senyawa golongan flavonoid dan triterpenoid juga dapat larut dalam

kloroform.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

3

Daun tumbuhan tembelekan diketahui memiliki kandungan flavonoid

dan triterpenoid pentasiklik (lantadene A dan B). Oleh karena itu untuk

mengetahui apakah kandungan triterpen pentasiklik dan flavonoid ini memiliki

efek sitotoksik maka perlu dilakukan uji dan salah satu uji yang dapat dilakukan

adalah BST dengan menggunakan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

tersebut. Hasil uji ini dapat menjadi dasar awal untuk melanjutkan ke tahap uji

untuk mencari aktivitas antikanker berikutnya jika hasil BST menunjukkan

adanya efek toksik dari ekstrak tersebut.

1. Permasalahan

a. Apakah ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan bersifat toksik

terhadap larva artemia?

b. Berapa besar LC50 ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan terhadap

larva artemia?

c. Apakah terdapat senyawa golongan flavonoid dan / atau triterpenoid

dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka belum pernah dilakukan penelitian mengenai

toksisitas ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan terhadap larva artemia.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan informasi tentang

tingkat ketoksikan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan terhadap

larva artemia dan membantu pengembangan dan penggunaan daun

tumbuhan tembelekan sebagai antikanker.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

4

b. Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan sumbangan ilmiah bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi

mengenai ada tidaknya aktivitas ketoksikan ekstrak kloroform daun

tumbuhan tembelekan terhadap larva artemia.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini, yaitu untuk mengenali tumbuhan yang

mungkin mengandung senyawa sitotoksik yang bermanfaat dalam pengobatan.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini, yaitu untuk:

a. Mengetahui ketoksikan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

terhadap larva artemia

b. Mengetahui nilai LC50 ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

c. Mengetahui kandungan senyawa flavonoid dan/atau triterpenoid pada

ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Tembelekan

1. Keterangan botani

Tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) termasuk dalam kingdom

Plantae, filum Embryophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Lamiales, familia

Verbenaceae, dan genus Lantana. Tumbuhan ini mempunyai sinonim antara lain

Lantana aculeata L., Lantana antillana Rafin., Lantana mutabilis Salisb.,

Lantana polyacanthus SCH., Lantana scabrida Soland (Backer & Brink Jr.,

1963). Nama daerah tumbuhan tembelekan ini antara lain: tembelekan, kembang

telek, bunga pagar, kayu singapur, tahi ayam (Sumatera); kembang telek, oblo,

puyengan, pucengan, tembelek, tembelekan, teterapan, waung, wilweran (Jawa);

kembang satek, saliyara, saliyare, tahi hayam, tahi kotok, cente (Sunda); kamanco,

mainco, tamanjho (Madura) (Hembing, 2000).

2. Deskripsi

Daun tembelekan tersusun berhadapan, jarang melingkar, dan semakin

padat pada bagian atas mendekati pucuk (Backer & Brink Jr., 1963).

3. Kandungan kimia

Daun tembelekan mengandung lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B

(0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak menguap

0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene, dan

flavonoid (Anonim,2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

6

4. Khasiat dan kegunaan

Bagian daunnya yang bersifat sedikit beracun digunakan untuk

menghilangkan gatal (anti pruritus), antitoxic, perangsang muntah (emetikum),

dan menghilangkan pembengkakan (anti-swelling) (Anonim, 2005), antitumor,

antibakteri dan antihipertensi (Raghu, Ashok, Dhanaraj, Suresh, Vijayan, 2004).

B. Senyawa yang Diidentifikasi

1. Flavonoid

Flavonoid adalah golongan senyawa alam yang strukturnya terdiri dari 2

cincin aromatik yang dihubungkan oleh atom karbon membentuk rangka dengan

sistem C6-C3-C6. Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan

termasuk daun, akar, kayu, kulit, nektar, bunga, buah, dan biji (Markham, 1988)

Flavonoid merupakan senyawa polar, maka pada umumnya flavonoid

larut pada pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida,

dan air. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan

flavonoid lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar

seperti isoflavon, flavonon, flavon, dan flavonol yang termetoksilasi cenderung

lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform (Markham, 1988).

O

O

OH

flavonol

Gambar 1. Struktur umum flavonol (Harborne, 1984)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

7

Flavonoid jenis flavonol diketahui dapat menginduksi terjadinya

apoptosis (mekanisme kematian yang terprogram) pada sel kanker salah satunya

dengan mencegah terjadinya mutasi p53. Dengan adanya apoptosis, sel yang telah

rusak (abnormal) dan tidak berfungsi lagi akan mati dengan sendirinya, tidak terus

menerus membelah dan menghasilkan sel neoplastik yang dapat berkembang

menjadi sel tumor dan kanker (Middleton, Kandaswami, Theoharides, 2000).

Gambar 2. Mekanisme kematian sel yang terprogram (apoptosis) pada sel normal (A) dan sel tumor yang kekurangan p53 menyebabkan kanker (B)

(Albert, Johnson, Lewis, Raff, Roberts, Walter, 2002)

Senyawa flavonoid dapat dianalisis dengan kromatografi lapis tipis

(KLT). Fase diam yang digunakan adalah selulosa dan fase geraknya seperti n-

butanol, asam asetat, air (4:1:5 v/v lapisan atas); kloroform, etil asetat (60:40 v/v);

atau kloroform, aseton, asam format (75:16,5:8,5 v/v). Deteksi terhadap bercak

yang timbul setelah pengembangan dapat menggunakan sinar UV, pereaksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

8

semprot seperti sitroborat, pereaksi aluminium klorida, dan antimon triklorida

(Wagner, Brady, Zgainski, 1984).

Tabel I. Pedoman umum bercak flavonoid dengan sinar tampak dan UV 365 nm (Geissman, 1962)

Gol. Flavonoid Vis UV 365 nm NH3 NH3 /UV AlCl3 AlCl3/ UV Flavon Kuning

lemah Coklat gelap,

coklat merah,

kuning coklat

Kuning Kuning terang, kuning

hijau, ungu gelap

Kuning pucat

Fl. Hijau, kuning hijau

Flavonol Kuning lemah

Kuning terang,

kuning hijau, coklat

Kuning Kuning terang, kuning hijau, coklat

Kuning Fl. Kuning,

hijau

Isoflavon Tidak berwarna

Ungu padam, kuning lemah

Tidak berwarna

Ungu padam, kuning lemah

Tidak berwarna

FL. Kuning

Flavonon Tidak berwarna

Tidak berwarna

Tidak berwarna

Tidak berwarna,

kuning gelap, kuning hijau

Tidak berwarna

Fl. Hijau, kuning,

biru pucat

2. Triterpenoid

Terpenoid berasal dari molekul isoprena CH2=C(CH3)-CH=CH2.

Terpenoid terdiri atas beberapa senyawa berdasarkan jumlah satuan yang terdapat

dalam senyawa tersebut, yaitu: komponen minyak atsiri [monoterpena dan

seskuiterpena yang mudah menguap (C10 dan C15)], diterpena yang lebih sukar

menguap (C20), senyawa yang tidak menguap [triterpenoid dan sterol (C30)], dan

pigmen karotenoid (C40) (Harborne, 1984).

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,

yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

9

berupa alkohol, aldehida, atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa

tanwarna, berbentuk kristal, sering sekali bertitik leleh tinggi dan aktif optik, yang

umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Uji yang banyak

digunakan adalah reaksi Lieberman-Burchard (anhidra asetat – H2SO4 pekat) yang

dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru (Harborne,

1984). Triterpen akan memberikan warna biru, biru-violet dengan pereaksi vanilin

asam sulfat (Wagner, 1984).

Gambar 3. Struktur Lantadene A (Sharma, Sharma, Bansal, Singh, 2007)

Triterpenoid yang paling penting dan paling tersebar luas ialah

pentasiklik triterpenoid. Senyawa pentasiklik triterpenoid yang diketahui tersebar

luas adalah a-amirin dan ß-amirin serta asam turunannya yaitu asam ursolat dan

asam oleanolat (Evans and Trease, 2002). Pentasiklik triterpenoid dapat

menghambat kerja enzim topoisomerase I dan II serta menghambat RNA

polymerase sehingga mengakibatkan kematian sel (Lee et al., 1991). Lantadene A

yang merupakan salah satu kandungan dalam daun tembelekan merupakan

triterpenoid pentasiklik yang telah dievaluasi dapat menginduksi apoptosis pada

human leukimia HL-60 cell line (Sharma et al., 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

10

Gambar 4 . Mekanisme penghambatan enzim topoisomerase (Albert et al., 2002)

KLT praktis selalu digunakan pada lapisan silika gel. KLT silika gel

AgNO3 digunakan untuk memisahkan triterpenoid takjenuh berdasarkan jumlah

ikatan rangkap terisolasi yang ada dalam molekul. Metode ini dapat menggunakan

fase gerak seperti heksan, etil asetat (1:1); kloroform, metanol (10:1); atau toluene

: etil asetat (93:7). Sebagai deteksi dapat digunakan penyemprotan dengan asam

sulfat pekat, diteruskan dengan pemanasan pada 100°C - 105°C sampai

pembentukan warna sempurna (Harborne, 1984). Untuk senyawa terpenoid, akan

menghasilkan warna abu-abu, merah violet atau ungu (Wagner et al.,1984).

C. Artemia salina Leach

1. Morfologi

Istilah telur artemia yang benar adalah siste yaitu telur yang telah

berkembang lebih lanjut menjadi embrio yang tebal dan kuat. Apabila telur-telur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

11

artemia yang kering direndam dalam air laut yang bersuhu 25°C, akan menetas

dalam waktu 24-36 jam, dan dari cangkangnya keluarlah burayak (larva) yang

juga dikenal dengan istilah nauplius (Mudjiman, 1991).

Gambar 5. Anatomi Skematik Kepala Larva Artemia (Anonim, 2007)

Tabel II. Keterangan Anatomi Skematik Kepala Larva Artemia (Anonim, 2007)

# nama keterangan

1 naupliar eye Ada sejak larva instar awal hingga akhir

2 antenna 1 Juga disebut antennulae

3 compund eyes -

4 antenna 2 Larva jantan mempunyai antenna 2 lebih besar untuk memegang larva betina selama kopulasi

5 mandible Digunakan untuk menyaring partikel makanan

6 maxillary gland Digunakan untuk regulasi osmotik (ekskresi garam)

7 labrum Menutupi permukaan ventral kepala, termasuk mulut; digunakan untuk memegang makanan dalam posisi untuk mengunyah dan menelan

8 gut Saluran pencernaan

9 maxilla 2 Digunakan untuk memproses makanan

10 maxilla 1 Digunakan untuk memproses makanan

11 mouth & esophagus Diantara mandibles ; esofagus,; memanjang secara dorsal dari mulut ke perut

12 digestive cecum plural: ceca

13 heart Panjang, “pipa” sempit; mamanjang hampir di seluruh badan

14 stomach Menghabiskan daerah gut di bagian tengah kepala

Dalam perkembangan selanjutnya, burayak akan mengalami 15 kali

perubahan bentuk (metamorfosis). Setiap kali burayak mengalami perubahan

bentuk merupakan satu tingkatan (instar). Burayak yang baru menetas masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

12

dalam tingkatan instar I. Warnanya kemerah-merahan karena masih banyak

mengandung makanan cadangan, sehingga mereka masih belum perlu makan

(Mudjiman, 1991).

Sekitar 24 jam setelah menetas, burayak akan berubah menjadi instar II

dimana burayak mulai mempunyai mulut, saluran pencernaan dan dubur; dan

cadangan makanan mulai habis. Oleh karena itu burayak mulai mencari makanan

untuk kelangsungan hidupnya. Masa burayak akan berakhir setelah menjadi instar

XV (artemia dewasa), yaitu saat kakinya sudah lengkap 11 pasang. Proses ini

biasanya berlangsung antara 1-3 minggu atau rata-rata sekitar 2 minggu atau 14

hari (Mudjiman, 1991).

2. Klasifikasi hewan uji

Artemia merupakan zooplankton yang diklasifikasikan dalam genus

artemia dan spesies Artemia salina Leach (Oemarjati dan Wardhana, 1990)

3. Brine Shrimp Lethality Test (BST)

Brine Shrimp Lethality Test (BST) merupakan metode penelitian

toksisitas sederhana untuk produk alam dengan hewan uji artemia. Tingkat

toksisitas suatu campuran bahan aktif dan ekstrak dinyatakan dalam nilai LC50

yang dinyatakan dalam µg/ml. Artemia dapat digunakan untuk skrining awal

secara sederhana dan murah untuk senyawa yang sitotoksik (Solis, Wright,

Anderson, Gupta, Phillipson, 1993), karena diduga ada kaitan antara uji toksisitas

dengan sitotoksisitas jika harga LC50 dari suatu senyawa kurang dari 1000 µg/ml

(Meyer et al., 1982).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

13

Penggunaan artemia memang tidak spesifik untuk anti tumor maupun zat

aktif fisiologis tertentu, namun dapat menunjukkan kemungkinan adanya efek

sitotoksik secara lebih cepat dibanding dengan prosedur pemeriksaan

sitotoksisitas yang umum, misalnya dengan biakan sel tumor (Meyer et al., 1982).

Penggunaan larva artemia ini juga dikarenakan adanya kesamaan sistem enzim

dengan mamalia, yaitu pada DNA-dependent RNA polymerase dan ouabaine

sensitive Na+ and K+ dependent ATPase (Solis et al., 1992).

Artemia sebagai organisme uji toksisitas memiliki keuntungan karena

tidak memerlukan kondisi steril, waktu pelaksanaan singkat (24 jam), sederhana

dan murah. Disamping itu jumlah yang besar dapat diterapkan untuk memenuhi

tuntutan statistik, karena pembiakan artemia sangat mudah, menggunakan

peralatan yang sederhana dan jumlah cuplikan yang dibutuhkan relatif sedikit,

yaitu kurang lebih 50 mg untuk ekstrak kasar (Meyer et al., 1982).

D. Uji Toksisitas

Toksisitas merupakan suatu sifat relatif yang biasa digunakan untuk

membandingkan apakah zat kimia yang satu lebih toksik dari zat kimia yang lain.

Perbandingan antara zat kimia seperti informasi tentang mekanisme biologi yang

dipermasalahkan dan dalam kondisi di mana zat kimia tersebut berbahaya

(Loomis, 1978).

Pengamatan aktivitas biologi yang dilakukan pada uji toksisitas dapat

berupa pengamatan-pengamatan gejala khas, kematian hewan uji atau pengamatan

histopatologi organ. Adapun data yang diperoleh pada uji toksisitas dapat berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

14

data kuantitatif yang dapat dinyatakan dengan LD50 (Median Lethal Dose) atau

LC50 (Median Lethal Concentration) (Loomis, 1978).

Kriteria dan petunjuk yang dapat digunakan untuk zat-zat baru (yang

belum dikenal) ada bermacam-macam. Kriteria awal yang biasa digunakan dalam

evaluasi toksikologi dengan menggunakan kematian sebagai indeks untuk

memperkirakan dosis letal yang mungkin terjadi pada manusia (Amdur et al.,

1975).

E. Kanker

Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan

mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme

multiseluler (Nafrialdi, 1995).

Gambar 6. Skema siklus sel. Lingkaran luar: I=Interfase, M=Metafase; dalam lingkaran: M=Mitosis, G1=Gap 1, G2=Gap 2, S=Sintesis; tidak dalam

lingkaran: G0=Gap 0/istirahat (Wikipedia, 2007). Proses pembelahan sel terjadi dalam beberapa tahap/fase. Sel akan

membelah dan diikuti dengan periode dormansi. Sebagian sel tumor selalu berada

dalam fase G0 dimana sel yang istirahat hampir tidak tercapai oleh sitostatika.

Fase G0 berhubungan dengan fase G1 yang kemudian diikuti dengan fase S

dimana DNA secara aktif disintesis. Selanjutnya adalah fase G2 yang merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

15

periode premitotik dimana kromosom terdapat dalam bentuk kromatid. Fase

terakhir adalah fase M yaitu sel masuk pada tahapan mitosis (profase, metafase,

anafase, dan telofase) dan terjadilah pembelahan sel dimana material inti

diturunkan identik kepada sel anak (Gringauz, 1997).

Kanker diperkirakan berkembang dari sel dimana mekanisme kontrol

pertumbuhan dan proliferasinya berubah. Fase pertama adalah inisiasi yang

membutuhkan serangan senyawa karsinogenik terhadap sel normal. Karsinogen

ini menyebabkan kerusakan genetik yang jika tidak diperbaiki dapat

mengakibatkan mutasi seluler ireversibel. Fase kedua adalah fase promosi dimana

karsinogen atau faktor lain mengubah lingkungan agar mendukung pertumbuhan

populasi sel termutasi melebihi sel normal. Fase akhir dari pertumbuhan

neoplastik disebut progresi, yaitu meningkatnya perubahan genetik yang memicu

peningkatan proliferasi sel. Bagian kritis dari fase ini termasuk invasi tumor ke

dalam jaringan lokal dan perkembangan metastasis (Dipiro, Talbert, Yee, Matzke,

Wells, Posey, 2005).

Terdapat dua kelompok utama gen yang memicu karsinogenesis, yaitu

onkogen dan gen supresi tumor. Onkogen berkembang dari sel normal

(protoonkogen) dan mempunyai peranan penting pada semua fase karsinogenesis.

Protoonkogen terdapat dalam semua sel dan penting sebagai pengatur fungsi sel

normal, termasuk siklus sel. (Dipiro et al., 2005).

Gen supresi tumor mengatur dan menghambat pertumbuhan sel dan

proliferasi yang tidak benar. Contoh umum gen supresi tumor adalah gen protein

53 (p53). Gen normal menghasilkan p53 yang bertanggungjawab untuk regulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

16

negatif siklus sel, menghentikan siklus sel untuk perbaikan, koreksi, dan

merespon sinyal dari luar lainnya. Inaktivasi p53 menyebabkan mutasi dapat

terjadi. Fungsi penting lain p53 adalah mungkin memodulasi efek obat sitotoksik.

Hilangnya p53 diasosiasikan dengan resistensi terhadap obat antineoplastik

(Dipiro et al., 2005).

Gambar 7. Jalur Transduksi sinyal yang berhubungan dengan perkembangan kanker (Rang 2003)

Onkogen dan gen supresi tumor dapat menstimulasi dan menginhibisi

sinyal yang utamanya mengatur siklus sel. Sinyal ini bertemu pada sistem

molekular dalam nukleus yang dikenal sebagai cell cyle clock. Fungsinya dalam

jaringan normal adalah untuk mengitegrasikan input sinyal dan menentukan

kapan siklus sel harus dimulai. Cell cyle clock terdiri dari beberapa protein yang

berinteraksi, yang paling penting adalah cyclin dan cyclin-dependent kinase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

17

(CDKs). CDKs inhibitor telah diidentifikasikan sebagai regulator negatif yang

penting dalam siklus sel (Dipiro et al., 2005).

Saat mekanisme regulator normal untuk pertumbuhan sel gagal, sistem

pertahanan cadangan dapat diaktifkan. Pertahanan sekunder termasuk apoptosis

dan cellular senescence (aging). Apoptosis merupakan mekanisme kematian sel

normal yang dibutuhkan untuk homeostasis jaringan. Proses ini diatur oleh

onkogen dan gen supresi tumor dan juga merupakan mekanisme kematian sel

setelah serangan agent sitotoksik. Studi menunjukkan p53 juga mengatur

apoptosis. Kehilangan p53 mengganggu jalannya apoptosis normal (Dipiro et al.,

2005).

Cellular senescence merupakan mekanisme pertahanan lainnya. Sekali

saja populasi sel mengalami preset penggandaan maka pertumbuhan terhenti dan

sel mati. Hal ini dikenal sebagai senescene, sebuah proses yang diregulasi oleh

telomer. Telomer adalah segmen DNA atau ujung akhir kromosom yang

bertanggunag jawab untuk melindungi ujung akhir DNA dari kerusakan. Tiap

replikasi, panjang telomer semakin pendek. Setelah telomer menjadi pendek

hingga panjang kritis, senescence bertindak untuk menghitung dan membatasi

jumlah penggandaan sel. Pada sel kanker, fungsi telomer diatasi oleh ekspresi

berlebihan enzim telomerase. Telomerase menggantikan bagian telomer yang

hilang pada tiap pembelahan, sehingga menghindari senescence dan mengizinkan

penggandaan sel dengan jumlah yang terbatas (Dip iro et al., 2005).

Anti kanker diharapkan memiliki toksisitas selektif, artinya mampu

menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel normal. Pada umumnya anti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

18

neoplastik menekan pertumbuhan/proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas,

karena menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misal sum-

sum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan

jaringan limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, apabila dosis yang

digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu

sel normal yang berpoliferasi (Nafrialdi, 1995).

F. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis merupakan metode pemisahan fisikokimia.

Metode ini didasarkan atas pembagian campuran senyawa dalam dua fase yaitu

fase diam dan fase gerak (Stahl, 1969). Fase diam meliputi adsorben sedangkan

fase gerak meliputi suatu larutan pengembang. Adsorben dilapiskan pada lempeng

kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam. Fase gerak akan merayap

sepanjang fase diam sehingga terbentuklah kromatogram. Materi pelapis lempeng

pada umumnya digunakan silika gel, tetapi kadangkala bubuk selulosa, tanah

diatome dan kieselguhr (Khopkar, 1990).

Identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada KLT lebih baik

dikerjakan dengan pereaksi lokasi kimia dan reaksi-reaksi warna. Jika pereaksi

kimia digunakan untuk lokasi, maka dapat dilakukan dengan penyemprotan

(Hardjono, 1983).

Pada umumnya identifikasi menggunakan harga Rf, meskipun kurang

tepat. Harga Rf dapat didefinisikan sebagai berikut:

awaltitikdaripelarutJarakasaltitikdarisenyawabercakJarak

Rf =

(Stahl, 1969)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

19

Kelebihan khas KLT adalah keserbagunaan, kecepatan dan kepekaannya

dibandingkan dengan kromatografi kertas. Keserbagunaan KLT disebabkan oleh

kenyataan bahwa disamping selulosa, sejumlah plat kaca atau penyangga lain dan

digunakan untuk kromatografi (Harborne, 1984).

G. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, yang dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari, cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke rongga sel yang mengandung zat aktif, zat

aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam sel dengan zat aktif di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar.

Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsent rasi antara

larutan di luar sel dan di dalam sel (Anonim, 1986).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat

aktif yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak mengandung zat yang

mudah mengembang dalam cairan penyari dan tidak mengandung benzoin atau

stirak. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, campuran air

etanol atau pelarut lain yang cocok, untuk cairan penyari air perlu ditambah

pengawet pada awal penyarian untuk mencegah timbulnya kapang. Keuntungan

cara maserasi ini adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sangat

sederhana dan mudah diusahakan, sedangkan kerugiannya pengerjaannya butuh

waktu lama dan hasil penyarian kurang sempurna. Cara maserasi ini dapat

dipercepat dengan menggunakan mesin pengaduk yang terus menerus berputar

sehingga mempersingkat waktu maserasi menjadi 6-24 jam (Anonim, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

20

H. Landasan Teori

Tembelekan merupakan salah satu tumbuhan obat yang cukup banyak

digunakan masyarakat dan dilaporkan toksik pada binatang yang memakan

daunnya. Toksisitas tumbuhan tembelekan ini disebabkan karena kandungan

lantadene A yang merupakan triterpenoid pentasiklik dan flavonoidnya.

Triterpenoid dan flavonoid yang aglikonnya yang kurang polar diketahui dapat

larut dalam pelarut non polar, salah satunya adalah kloroform. Triterpenoid

bekerja dengan menghambat kerja enzim topoisomerase I dan II serta

menghambat RNA polymerase, dan flavonoid bekerja dengan menginduksi

apoptosis sehingga mengakibatkan kematian sel.

Toksisitas daun tumbuhan tembelekan diuji menggunakan metode BST

yang merupakan pengujian toksisitas tahap awal. Metode ini adalah pengujian

bioaktivitas suatu bahan dengan organisme uji berupa larva artemia. Digunakan

larva ini karena terdapat kesamaan sistem enzim dengan mamalia, yaitu pada

DNA-dependent RNA polymerase dan ouabaine sensitive Na+ and K+ dependent

ATPase.

Senyawa dikatakan toksik jika nilai LC50 kurang dari 1000 µg/ml. Jika

senyawa tersebut berefek toksik terhadap larva artemia, maka senyawa tersebut

dapat diuji lebih lanjut untuk mengetahui efeknya sebagai antikanker dengan

menggunakan biakan sel kanker.

I. Hipotesis

Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan diduga bersifat toksik

terhadap larva artemia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Brine Shrimp Lethality Test (BST) ekstrak kloroform daun tumbuhan

tembelekan terhadap larva artemia merupakan jenis penelitian eksperimental

murni dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Lokasi penelitian

adalah laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas: konsentrasi ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan,

yaitu 50, 100, 200, 400, dan 800 µg/ml yang diujikan pada larva artemia.

b. Variabel tergantung: jumlah larva artemia yang mati akibat pemberian

ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan dengan berbagai

konsentrasi.

c. Variabel pengacau terkendali, yaitu:

1. Umur larva artemia, yaitu 48 jam

2. Lingkungan tempat percobaan yang meliputi: pH air laut buatan antara

7-8 dengan kadar garam 5 per mil, cahaya untuk mempercepat

penetasan larva artemia dengan menggunakan sinar lampu 5 watt, serta

suhu lingkungan yang optimal bagi kelangsungan hidup larva artemia

yang berkisar antara 25-30°C.

3. Faktor jenis atau varietas tumbuhan tembelekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

22

4. Teknik dan lamanya penyarian daun tumbuhan tembelekan.

d. Variabel pengacau tak terkendali: kondisi lingkungan tempat tumbuh

tumbuhan tembelekan.

2. Definisi operasional

a. Median Lethal Concentration (LC50) adalah konsentrasi larutan senyawa

uji yang menyebabkan kematian separuh dari hewan uji dengan perlakuan

selama 24 jam dan merupakan data kuantitatif yang diperoleh pada uji

BST, dinyatakan dalam µg/ml.

b. Larva artemia yang mati adalah larva yang tidak menunjukkan adanya

kehidupan yang ditandai dengan tidak adanya gerakan sekecil apa pun dari

larva.

c. Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan adalah ekstrak kental atau

kering yang dibuat dengan menyari daun tembelekan dalam pelarut

kloroform dengan cara maserasi selama 48 jam.

d. Larva artemia adalah larva yang telah berumur 48 jam hasil penetasan

siste artemia.

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

Bahan penelitian ini berupa daun tumbuhan tembelekan yang diperoleh

dari Kaliurang, Yogyakarta pada bulan Agustus 2006.

2. Bahan untuk ekstraksi

Bahan untuk ekstraksi adalah kloroform pro analysis (p.a) (MERCK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

23

3. Bahan untuk KLT

Semua bahan untuk KLT berderajat p.a kecuali serbuk Liquiritiae Radix

yang berderajat farmasetis.

1. Untuk uji flavonoid. Bahan yang digunakan antara lain selulosa (MERCK),

n-butanol, asam asetat, aquadest, ekstrak kloroform daun tumbuhan

tembelekan, pembanding rutin 1%, uap ammonia, dan pereaksi AlCl3.

2. Untuk uji triterpenoid. Bahan yang digunakan antara lain silika gel GF 254

(MERCK), toluene, etil asetat, ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan,

ekstrak kloroform Liquiritiae Radix dan pereaksi semprot vanilin asam sulfat.

4. Bahan untuk pembuatan air laut buatan

Semua bahan kimia untuk pembuatan air laut buatan berderajat teknis.

Bahan-bahan tersebut adalah kalium klorida, kalsium klorida, magnesium klorida,

magnesium sulfat, natrium bikarbonat, natrium klorida, aquadest, aquadest bebas

CO2, dan aquadest panas.

5. Bahan untuk uji toksisitas (BST)

a. Larva artemia yang berumur 48 jam merupakan hasil penetasan siste

Artemia salina Viper (Jeannie Hoo., LTD, China) dalam air laut buatan

berkadar 5 permil.

b. Larutan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan dengan konsentrasi

50, 100, 200, 400, dan 800 µg/ml.

c. Air laut buatan berkadar 5 permil.

d. Suspensi Sacharomyces cerevisiae (ragi) sebagai makanan bagi larva

artemia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

24

D. Alat-alat Penelitian

1. Alat untuk ekstraksi

Alat-alat yang digunakan untuk ekstraksi antara lain: blender, shaker

(Innova 2100), gelas ukur (Pyrex), Erlenmeyer (Pyrex), gelas Beker (Pyrex),

sendok, pipet ukur, pipet volume, kertas saring, Vaccum Rotary Evaporator

(Janke & Kunkel), Waterbath (Memert), neraca analitik (Mettler Toledo AB 204),

batang pengaduk, dan cawan porselen.

2. Alat untuk uji BST

Alat-alat yang digunakan untuk uji BST antara lain: flakon, bak penetas

artemia, mikropipet (Socorex ISBA S.A), lampu 5 watt (dop), aerator (Niko NK

1200), pipet tetes, pipet khusus BST, neraca analitik (Mettler Toledo AB 204),

dan Vortek (Dijkstra).

3. Alat untuk KLT

Alat-alat yang digunakan untuk KLT antara lain: pipet kapiler, bejana

kromatografi, alat semprot, kertas saring, dan lampu UV 254 dan 365 nm.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tumbuhan

Determinasi dilakukan untuk memastikan jenis tumbuhan tembelekan

yang akan digunakan untuk penelitian. Determinasi tumbuhan tembelekan

dilakukan di Laboratorium Kebun Obat, Fakultas Farmasi Sanata Dharma

Yogyakarta serta dengan menggunakan buku acuan menurut Van Stenis (1981).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

25

2. Pengumpulan bahan

Daun tumbuhan tembelekan dikumpulkan dari Kaliurang, Yogyakarta

pada bulan Agustus 2006. Daun tumbuhan tembelekan yang telah dikumpulkan

diambil daunnya, dicuci dengan menggunakan air mengalir, dikeringkan dengan

dijemur secara tidak langsung dengan ditutupi kain hitam. Setelah kering

kemudian diserbuk dengan cara diblender.

3. Pembuatan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

Sebanyak 30 gram serbuk daun tumbuhan tembelekan ditimbang dan

dimasukkan dalam Erlenmeyer dengan ditambah 225 ml kloroform. Erlenmeyer

ditutup dengan aluminium foil kemudian diletakkan pada shaker dengan laju

konstan (120 rpm) selama 24 jam lalu larutan disaring dengan kertas saring.

Maserat ditampung dan disimpan pada suhu kamar sedangkan ampasnya

dimaserasi lagi dengan 225 ml kloroform menggunakan shaker 120 rpm selama

24 jam, lalu disaring dan maserat ditampung untuk digabungkan dengan maserat

hasil maserasi 24 jam pertama.

Maserat yang terkumpul lalu dipekatkan dengan vaccum rotary

evaporator sampai kental (volume kira-kira 1/3 nya). Setelah itu, dengan

menggunakan cawan porselen yang sudah ditimbang terlebih dahulu, ekstrak

diuapkan di atas waterbath dengan suhu 50°C dan dengan kipas angin sampai

didapatkan ekstrak kering. Ekstrak kering ini kemudian dibungkus rapat dan

disimpan dalam eksikator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

26

4. Pembuatan air laut buatan

Air laut buatan diperoleh dengan cara melarutkan: 5,0 g natrium klorida

(NaCl); 1,3 g magnesium sulfat (MgSO4); 1,0 g magnesium klorida (MgCl2); 0,3

g kalsium klorida (CaCl2); 0,2 g kalium klorida (KCl2); dan 2,0 g natrium

bikarbonat (NaHCO3) dalam sebagian aquadest dengan menggunakan labu takar 1

liter. Khusus untuk magnesium sulfat dilarutkan dalam aquadest panas, sedangkan

natrium bikarbonat dilarutkan dalam air bebas CO2. Bahan-bahan tersebut lalu

dicampur dan ditambahkan aquadest sampai volume tepat 1 liter, sehingga

diperoleh air laut buatan dengan kadar garam 5 per mil.

5. Penetasan siste artemia

Siste artemia ditetaskan dengan media air laut buatan berkadar 5 permil

dalam bak penetasan artemia yang disekat menjadi 2 bagian, bagian terang dan

bagian gelap, dengan lubang sekat 1 cm. Bagian gelap merupakan tempat siste

artemia ditaburkan. Siste menetas setelah kira-kira 24 jam kemudian menjadi

larva. Larva yang aktif akan bergerak menuju tempat yang terang melalui lubang

pada sekat. Larva berumur 48 jam yang aktif inilah yang akan digunakan untuk

BST.

6. Penyiapan sampel uji toksisitas

Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan dibuat seri konsentrasi 50,

100, 200, 400, dan 800 µg/ml. Seri konsentrasi 50, 100, dan 200 µg/ml dibuat

dari pengenceran larutan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

berkonsentrasi 10 mg/ml (larutan A), sedangkan seri konsentrasi 400 dan 800

µg/ml dibuat dari pengenceran larutan ekstrak kloroform daun tumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

27

tembelekan berkonsentrasi 1 mg/ml (larutan B). Kelompok ini merupakan

kelompok perlakuan. Selain itu dilakukan pengujian terhadap kelompok kontrol,

yaitu larutan kloroform yang tidak mengandung ekstrak kloroform daun

tumbuhan tembelekan. Dilakukan replikasi sebanyak 5 kali.

7. Uji toksisitas

Uji dilakukan dengan menggunakan larva artemia yang berumur 48 jam.

Sepuluh ekor larva artemia yang berumur 48 jam diambil secara random,

dimasukkan ke dalam flakon yang berisi sampel dengan konsentrasi tertentu dan

air laut buatan sebanyak 3 ml yang telah divortex. Kemudian ditambah air laut

buatan sampai 5 ml dan 1 tetes ragi (1,5 mg/5 ml) sebagai makanan. Setiap

pengujian selalu disertai dengan kontrol dan tiap konsentrasi dibuat dalam 5 kali

ulangan. Flakon dijaga agar selalu mendapat penerangan. Selama 24 jam, jumlah

larva yang mati dihitung untuk mengetahui nilai probit dan dianalisis untuk

mengetahui harga LC50 (Meyer et al., 1982).

8. Identifikasi kualitatif senyawa aktif dengan KLT

Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (larutan A) ditotolkan

pada plat KLT (3 totol). Plat KLT dimasukkan ke dalam bejana yang telah jenuh

dengan fase gerak lalu dielusi sampai jarak rambat 10 cm, kemudian diangkat dan

dikeringkan. Untuk memastikan letak dan warna bercak sampel serta

pembandingnya maka dilakukan deteksi dengan menggunakan pereaksi semprot

yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

28

a. flavonoid

1). Fase diam : selulosa

2). Fase gerak : n-butanol:asam asetat:air (4:1:5 v/v fase atas)

3). Standar : rutin

4). Deteksi : visibel, UV 254 nm dan UV 365 nm sebelum dan sesudah

diuapi amonia dan dengan pereaksi AlCl3

b. triterpenoid

1). Fase diam : silika gel GF 254 (MERCK)

2). Fase gerak : toluen:etil asetat (93:7 v/v)

3). Pembanding : ekstrak etanol Liquiritiae Radix

4). Deteksi : visibel, UV 254 nm dan UV 365 nm, dan vanillin

asam sulfat (pemanasan 100-110 °C, 10 menit)

F. Analisis Data

Data persentase kematian larva artemia yang diperoleh dianalisis probit

SPSS untuk menghitung harga LC50. Jika pada kontrol ada larva artemia yang

mati, maka persen kematian ditentukan dengan rumus Abbot (Kumar, Prasad,

Singh, 2005).

%100%100

%%% ×

−−

=kontrolkematian

kontrolkematianperlakuankematianterkoreksikematian

(Kumar et al., 2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Tujuan dilakukan determinasi tanaman adalah untuk memastikan

kebenaran tanaman yang digunakan dalam penelitian ini. Determinasi dilakukan

di Laboratorium Kebun Obat, Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta serta

dengan menggunakan buku acuan (Van Steenis, 1981). Berdasarkan determinasi

yang telah dilakukan (lampiran 1), diperoleh kesimpulan bahwa tumbuhan yang

digunakan adalah benar-benar tumbuhan Lantana camara L..

B. Pengumpulan Bahan dan Penyarian Zat Aktif

Daun tumbuhan tembelekan diperoleh di Kaliurang, Yogyakarta pada

bulan Agustus 2006. Tumbuhan yang telah dikumpulkan diambil daunnya. Daun

yang diambil merupakan daun ke-4 sampai ke-5 dari ujung tangkai. Pemilihan ini

bertujuan agar daun yang digunakan memiliki umur yang relatif sama sehingga

kadar senyawa aktifnya tidak berbeda secara bermakna (Anonim, 1985). Daun-

daun tersebut kemudian dicuci dengan air mengalir agar tanah dan pengotor

lainnya dapat terlepas. Kemudian daun dikeringkan dengan dijemur secara tidak

langsung dengan ditutup kain hitam. Tujuan pengeringan secara tidak langsung

adalah agar senyawa aktif yang terdapat di dalam tanaman tidak rusak karena

paparan panas, sedangkan tujuan pengeringan adalah untuk mempermudah

penyerbukan simplisia, menurunkan kadar air sehingga tidak ditumbuhi jamur,

meminimalkan reaksi enzimatis, dan untuk menjamin agar kualitasnya tetap baik

sehingga dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama (Anonim, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

30

Pengeringan dilakukan hingga kadar air dalam simplisia kurang dari 10% yang

ditandai dengan daun yang mudah hancur ketika diremas. Simplisia yang telah

kering kemudian diserbuk menggunakan blender. Penyerbukan ini bertujuan

untuk memperluas permukaan yang kontak dengan larutan penyari sehingga

kandungan kimia yang dapat terlarut selama proses penyarian akan lebih banyak

dan penyarian dapat berjalan lebih sempurna (Anonim, 1986).

Pada penelitian ini penyarian dilakukan dengan metode maserasi dengan

larutan penyari kloroform. Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi

dengan cara dingin. Pemilihan metode ini dipilih didasarkan pada pelarut yang

digunakan, yaitu kloroform yang mempunyai sifat sangat mudah menguap pada

suhu kamar, sedangkan kloroform dipilih sebagai pelarut karena kloroform

mampu menarik senyawa aglikon flavonoid yang kurang polar (Markham, 1988).

Selain itu kloroform merupakan salah satu pelarut yang biasa digunakan untuk

mengekstraksi senyawa golongan terpenoid yang bersifat kurang polar (Harborne,

1984).

Pada proses maserasi, bahan tumbuhan direndam dalam suatu wadah

tertutup rapat selama kurang lebih 48 jam dan selama masa perendaman tersebut

dilakukan penggojokan sesering mungkin. Penggojokan berulang ini

memungkinkan pelarut masuk ke seluruh permukaan bahan serbuk dan

kesetimbangan konsentrasi bahan ekstraktif yang lebih cepat ke dalam penyarian

karena keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan

aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

31

Pada penelitian ini digunakan 30 gram serbuk daun tembelekan dan 225

ml kloroform (perbandingan 10 : 75) yang dimasukkan dalam Erlenmeyer yang

kemudian ditutup rapat dengan aluminium foil. Hal ini bertujuan untuk

menghindari terjadinya oksidasi senyawa dan agar kloroform tidak menguap

sehingga penyarian dapat maksimal. Setelah itu Erlenmeyer diletakkan pada

shaker dengan laju konstan (120 rpm) selama 2 x 24 jam, dengan tiap 24 jam

disaring dan diganti pelarutnya. Penyarian dilakukan selama 2 x 24 jam untuk

memastikan bahwa zat aktif yang terkandung dalam daun tumbuhan tembelekan

sudah tersari dengan sempurna.

Maserat yang didapat kemudian dikeringkan vaccum rotary evaporator

hingga sepertiga bagiannya dan dilanjutkan dengan dipekatkan dalam wadah

cawan porselen menggunakan waterbath dengan suhu 50° C. Vaccum rotary

evaporator digunakan karena alat ini dapat diatur tekanannya (474 mmHg untuk

kloroform), sehingga diharapkan hanya kloroform saja yang menguap. Suhu 50°

C merupakan suhu optimal untuk penguapan di atas waterbath.

Ekstrak kering yang didapatkan dari proses ekstraksi di atas sebanyak

1,32 gram. Ekstrak kering dalam cawan porselen ini kemudian ditutup dengan

aluminium foil dan dimasukkan ke dalam eksikator agar tidak ada udara, air,

ataupun uap air yang dapat masuk yang dapat menyebabkan ekstrak menjadi

rusak. Selain itu eksikator ini juga dapat menarik sisa air dalam ekstrak sehingga

ekstrak akan semakin kering jika pengeringan yang dilakukan sebelumnya kurang

sempurna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

32

C. Pembuatan Air laut Buatan

Air laut buatan yang digunakan untuk menetaskan siste dan sebagai

tempat hidup artemia berkadar 5 per mil (1 ml aquadest mengandung 5 mg

natrium klorida) agar dicapai hasil penetasan yang optimal. Apabila digunakan air

berkadar garam tinggi dikhawatirkan siste tidak akan menetas karena tekanan

osmose di luar telur lebih tinggi, sehingga siste tidak dapat menyerap air yang

cukup untuk proses metabolismenya.

Pada pembuatan air laut buatan magnesium sulfat dilarutkan dalam

aquadest panas karena magnesium sulfat lebih mudah larut dalam air panas,

sedangkan natrium bikarbonat dilarutkan dalam air bebas CO2. Agar mencegah

kekeruhan, maka larutan natrium bikarbonat dalam air bebas CO2 tersebut

dicampurkan terakhir kali dengan bahan lainnya. Penambahan natrium bikarbonat

bertujuan untuk mempertahankan pH air laut buatan agar tetap berkisar antara 8-9.

pH berpengaruh terhadap penetasan siste karena pemecahan cangkang siste

dibantu oleh kegiatan enzim penetasan yang membutuhkan pH sekitar 8-9.

D. Penetasan Siste

Siste artemia yang kering (kadar air kurang dari 10%) berisi embrio

dalam keadaan diapauze (metabolisme terhenti untuk sementara). Sebelum

ditetaskan, siste artemia ini direndam dalam aquadest selama satu jam sehingga

terjadi penyerapan air ke dalam siste. Penyerapan ini berlangsung secara

hiperosmotik (tekanan osmose di dalam siste lebih tinggi dibanding

lingkungannya). Dalam satu jam kadar air dalam siste diperkirakan sudah

mencapai 65% sehingga metabolisme embrio yang semula berada dalam keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

33

diapauze menjadi aktif kembali (Kristiana, 2005). Setelah direndam selama satu

jam, siste disaring dan ditiriskan selama satu jam untuk mengurangi sisa-sisa

aquadest. Kemudian telur dimasukkan ke dalam bak penetasan bagian

kompartemen gelap berisi 500 ml air laut buatan yang telah diaerasi selama

kurang lebih dua jam dengan aerator. Tujuan aerasi ini adalah untuk memberikan

oksigen yang cukup bagi kelangsungan hidup larva artemia.

Dalam waktu 24-36 jam siste artemia akan menetas dan berkembang

menjadi larva. Larva yang baru menetas (instar I) berwarna kemerah-merahan

karena masih banyak mengandung cadangan makanan. Oleh karena itu, larva

artemia masih belum membutuhkan makanan. Setelah larva berumur 24 jam, larva

berubah menjadi instar II dan mulai mempunyai mulut, saluran pencernaan, dan

dubur. Bersamaan dengan itu, cadangan makanan larva habis sehingga perlu

diberi makanan berupa suspensi ragi dengan konsentrasi 1,5 mg dalam 5 ml air

laut buatan.

E. Uji Toksisitas dengan BST

Metode BST dikerjakan sebagai skrining awal untuk mengetahui tingkat

ketoksikan suatu senyawa dalam tanaman terhadap larva artemia. Tingkat

toksisitas itu dilihat pada harga LC50, yaitu konsentrasi senyawa uji yang mampu

mengakibatkan terbunuhnya 50% jumlah hewan uji. Jika nilai LC50 yang lebih

kecil dari 1000 µg/ml dikatakan toksik; sebaliknya nilai LC50 yang lebih besar

dari 1000 µg/ml dikatakan tidak toksik. Tingkat ketoksikan tersebut memberikan

makna terhadap potensi aktivitasnya (Meyer et al., 1982).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

34

Uji toksisitas ini menggunakan artemia yang berumur 48 jam karena

pada umur 48 jam tersebut artemia telah mencapai instar 2 dan 3 di mana

memiliki sensitivitas yang besar terhadap senyawa yang diuji (Carballo,

Hernandez-Inda, Perez, Garcia-Gravalos, 2002). Toksisitas diperoleh dengan

menghitung jumlah larva artemia yang mati setelah 24 jam perlakuan dan untuk

setiap konsentrasi uji dilakukan replikasi lima kali. Berdasarkan jumlah larva

yang mati, dapat ditentukan persentase kematiannya menggunakan rumus Abbot

(tabel III). Adapun cara perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6.

Kemudian harga LC50 dihitung dengan analisis probit. Nilai probit didapat dengan

mengubah prosentase kematian berdasarkan tabel probit, kemudian dibuat kurva

antara log konsentrasi versus nilai probit.

Tabel III. Data kematian larva artemia karena pengaruh ekstrak kloroform daun tembelekan setelah 24 jam

Kontrol Perlakuan Konsentrasi (µg/ml)

replikasi 50 100 200 400 800 50 100 200 400 800

1 0 0 1 0 1 3 4 6 6 8 2 0 1 1 0 0 3 3 5 7 6 3 1 1 0 0 1 3 5 6 7 7 4 0 1 0 1 1 3 4 5 5 9 5 1 0 1 0 1 1 4 4 5 8

Persentase kematian (%) 22,92 36,17 48,94 59,18 73,91

Dari data persentase kematian kemudian dihitung harga LC50 dengan

metode analisis probit dengan menggunakan program komputer SPSS10.0.

Analisis probit dapat digunakan dalam penentuan LC50 karena dapat memberikan

nilai regresi yang menghasilkan garis linear. Berdasarkan analisis probit, maka

diperoleh persamaan garis lurus: y = 1,10880x – 2,60102 seperti yang terlihat

pada gambar 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

35

Probit Transformed Responses

Log of KONS

3,02,82,62,42,22,01,81,6

Pro

bit

,8

,6

,4

,2

0,0

-,2

-,4

-,6

-,8 Rsq = 0,9954

Gambar 8. Kurva hubungan nilai probit versus log konsentrasi ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

Dari gambar di atas didapatkan nilai Rsq yang merupakan koefisien

determinasi yang mengukur tingkat ketepatan dari regresi linier sederhana, yaitu

merupakan persentase sumbangan X terhadap variasi (naik atau turunnya) Y. Dari

analisis didapatkan nilai Rsq sebesar 0,9954 yang berarti bahwa persentase

sumbangan X (konsentrasi ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan)

terhadap variasi Y (jumlah kematian artemia) sebesar 99,54%.

Dari nilai Rsq juga dapat dihitung nilai r yaitu akar dari Rsq. Dari

penelitian ini didapatkan nilai r sebesar 0,9977. Nilai r merupakan koefisien

korelasi dalam hubungan dua variabel X dan Y yang mengukur kuatnya hubungan

antara X dan Y. Berdasarkan tabel nilai r dengan taraf kepercayaan 95% dan

derajat bebas 3 diketahui nilai r sebesar 0,878. Nilai r hasil penelitian lebih besar

daripada nilai r tabel. Hal ini menunjukkan hubungan korelasi yang linier antara

konsentrasi dengan nilai probit dimana meningkatnya konsentrasi diikuti dengan

meningkatnya respon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

36

Hasil analisis probit menunjukkan nilai LC50 ekstrak kloroform daun

tumbuhan tembelekan sebesar 221,7 µg/ml. Nilai LC50 ini lebih besar dari nilai

LC50 ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan hasil penelitian Sugianti (2007),

yaitu 60,4 µg/ml. Dengan demikian ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

dikatakan bersifat toksik terhadap larva artemia, tetapi lebih kurang toksik jika

dibandingkan dengan ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan.

F. Hasil Uji Kualitatif Kandungan Senyawa Aktif

Metode ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai golongan

senyawa yang terdapat dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan.

Pemeriksaan kandungan kimia ekstrak klororform daun tumbuhan tembelekan

dilakukan terhadap senyawa golongan flavonoid dan triterpenoid. Deteksi

dilakukan secara visibel, di bawah sinar UV 254 nm dan 365 nm, dan

menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik.

Pada KLT digunakan pereaksi-pereaksi yang terbatas macamnya,

sehingga hasil yang diperoleh baru dapat memberikan informasi pendahuluan

tentang golongan senyawa yang kemungkinan terdapat dalam ekstrak kloroform

daun tumbuhan tembelekan, namun belum memberikan informasi mengenai

anggota golongan senyawa yang lebih terperinci. Hasil identifikasi golongan

senyawa ekstrak klororform daun tumbuhan tembelekan dengan metode KLT

adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi flavonoid

Pemeriksaan flavonoid menggunakan fase diam selulosa, fase gerak

BAW (4:1:5), dan pembanding rutin yang merupakan glikosida flavonol. Deteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

37

yang digunakan adalah dengan sinar ultraviolet, yang merupakan deteksi umum

untuk senyawa yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Flavonoid mempunyai

ikatan rangkap terkonjugasi maka dapat menunjukkan pita serapan pada daerah

spektrum UV. Selain itu juga dideteksi dengan uap ammonia yang menunjukkan

bercak berwarna kuning yang mantap (Wagner et al.,1984). Dengan pereaksi

AlCl3, flavonoid akan membentuk kompleks berwarna kuning (Mabry, 1970).

OHO

OH OO

OH

OH

rhamnoglucosyl

+ 4 NH3

O

OO

O

O

O

O

rhamnoglucosyl

+ 4 NH4

Gambar 9. Reaksi flavonoid dengan uap ammonia

OHO

OH OO

OH

OH

rhamnoglucosyl

+ 2 AlCl3HO O

O O

O

O

O

Al

rhamnoglucosyl

Cl Cl

Al Cl

+ 3 HCl

RutinKompleks warna kuning

Gambar 10. Reaksi flavonoid dengan pereaksi AlCl3

Tabel IV. Hasil KLT pemeriksaan flavonoid dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

Uap amonia Uap ammonia UV 365 nm AlCl3 Bercak Rf Warna Rf Warna Rf Warna

1. sampel 0,95 Hijau kuning

0,95 Coklat kemerahan

0,95 Hijau kuning

2. rutin 0,64 Kuning 0,64 Biru gelap 0,64 Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

38

A B C

Gambar 11. Kromatogram ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan untuk pemeriksaan flavonoid dengan jarak pengembangan 10 cm.

Keterangan:

Fase diam : selulosa

Fase gerak : n-butanol:asam asetat:air (4:1:5 v/v)

Deteksi : A. Uap ammonia visibel

B. Uap ammonia dengan UV 365 nm

C. Pereaksi AlCl3 visibel

1. Sampel : ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

2. Standar : rutin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga Rf bercak sampel dan standar

berada cukup jauh dan warna kedua bercak tersebut berbeda. Harga Rf bercak

sampel yaitu 0,95 dan harga Rf bercak rutin yaitu 0,64. Pada deteksi uap ammonia

visible dan deteksi dengan pereaksi AlCl3 visible, bercak sampel tampak berwarna

hijau kuning sedangkan bercak rutin berwarna kuning. Pada deteksi uap amonia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

39

UV 365 nm, bercak sampel berwarna coklat kemerahan sedangkan bercak rutin

berwarna biru gelap.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dengan kedua bercak yang

memiliki harga Rf dan warna bercak yang berbeda maka ekstrak kloroform daun

tumbuhan tembelekan tidak mengandung senyawa flavonoid golongan flavono l.

Pada penelitian Sugianti (2007) ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan diduga

mengandung senyawa flavonoid jenis flavon atau flavonol yang tidak

mengandung 5-OH.

2. Identifikasi triterpenoid

Identifikasi triterpenoid menggunakan fase diam silika GF 254, fase

gerak toluene : etil asetat (93:7), dan pembanding ekstrak kloroform Liquiritiae

Radix. Silika gel GF 254 mengandung gypsum (CaSO4) dan indikator flouresensi

yang dapat berfluoresensi di bawah sinar ultraviolet 254 nm. Jika suatu senyawa

memiliki ikatan rangkap terkonjugasi atau cincin aromatik maka bercak akan

meredam pada panjang gelombang 254 nm dan akan berfluoresensi pada panjang

gelombang 365 nm. Triterpenoid mengandung sedikit kromofor sehingga bercak

akan memberikan warna lemah di bawah sinar UV tanpa indikator. Oleh itu

digunakan indikator fluoresensi pada silika gel GF 254 untuk memperjelas bercak

ketika dideteksi.

Pembanding yang digunakan adalah ekstrak kloroform Liquiritae Radix

karena komponen utama penyusun Liquiritae Radix adalah triterpenoid. Deteksi

dilakukan dengan menggunakan 3 macam deteksi, yaitu dengan sinar UV 254 nm

dan 365 nm, dan menggunakan pereaksi vanilin asam sulfat dengan pemanasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

40

110°C selama 10 menit karena vanilin asam sulfat merupakan pereaksi yang

spesifik untuk triterpenoid. Triterpenoid yang bereaksi dengan vanilin asam sulfat

akan memberikan warna biru, biru-violet (Wagner, 1984).

O CH

O

OH

H3C

Vanilin

H

H

OHH

HOC

O

C

CH3

CH

H3C

HOOC+ H2SO4

Lantadene

+

OHH

O H

H

C

O

C

CH3

C

H

H3C

HOOC+ HSO4 + H

O CH

O

OH

H3C

+

+ H2SO4O

O

CH

H H

C

O

C

CH3

C

H

H3C

H

H

O

OH

OCH3

HOOC

O

OHH

HC

O

C

CH3

C

H3C

H C H

OH

OH

O

CH3

HOOC

- H2O

O

OHH

HC

O

C

CH3

C

H3C

H C H

OH

OCH3

HOOC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

41

O

OHH

HC

O

C

CH3

C

H3C

H C H

O

OCH3

HOOC

H (Warna ungu)

Gambar 12. Reaksi triterpenoid dengan vanilin asam sulfat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bercak sampel dan bercak

pembanding yang memiliki harga Rf dan warna yang hampir sama, yaitu bercak c

sampel dengan bercak b pembanding; dan bercak f sampel dengan bercak c

pembanding. Bercak a sampel memiliki harga Rf hampir sama dengan bercak a

pembanding namun warnanya berbeda. Bercak c sampel memiliki harga Rf 0,3

dengan warna ungu muda, sedangkan bercak b pembanding memiliki harga Rf

0,28 dengan warna ungu muda juga. Bercak f sampel memiliki harga Rf 0,89

dengan warna ungu tua dan bercak c pembandingnya memiliki harga Rf 0,87

dengan warna bercak ungu muda.

Tabel V. Hasil KLT pemeriksaan triterpenoid dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan dengan deteksi vanilin asam sulfat

Sampel Pembanding Bercak Rf Warna Rf Warna

a 0,06 Ungu muda 0,07 Merah b 0,19 Ungu muda 0,28 Ungu muda

c *) 0,30 Ungu muda 0,87 Ungu muda d 0,50 Ungu muda E 0,63 Ungu muda

f *) 0,89 Ungu tua Keterangan:*) bercak senyawa triterpenoid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

42

Gambar 13. Kromatogram ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan untuk pemeriksaan triterpenoid dengan jarak pengembangan 10 cm.

Keterangan:

Fase diam : silika gel GF 254

Fase gerak : toluene : etil asetat (93:7)

Deteksi : vanillin asam sulfat (110°C, 10 menit)

1. Sampel : ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

2. Pembanding : ekstrak kloroform Liquiritiae Radix

Hasil uji KLT (gambar 13 dan table V) menunjukkan bahwa ekstrak

kloroform daun tumbuhan tembelekan mengandung senyawa golongan

triterpenoid. Pada penelitian Sugianti (2007), ekstrak etanol daun tumbuhan

tembelekan juga mengandung senyawa golongan triterpenoid. Triterpenoid yang

terkandung dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan diduga berbeda

dengan triterpenoid pada ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan. Jenis

triterpenoid yang terkandung dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

bersifat non polar, sedangkan pada ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

43

bersifat polar. Hal ini karena adanya perbedaan polaritas penyari, dimana

kloroform bersifat non polar sedangkan etanol bersifat polar. Pada prinsipnya

larutan penyari akan melarutkan senyawa yang memiliki kepolaran yang mirip.

Hasil KLT ini belum dapat memberikan informasi yang pasti mengenai

senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan

tembelekan karena metode ini hanya metode sederhana sebagai uji awal yang

memberikan kemungkinan adanya senyawa yang terdapat dalam ekstrak

kloroform daun tumbuhan tembelekan.

Berdasarkan hasil KLT di atas maka senyawa yang diduga bersifat

toksik terhadap larva artemia adalah triterpenoid. Diketahui senyawa triterpenoid

dapat menghambat enzim topoisomerase I dan II. Topoisomerase merupakan

enzim yang berperan penting dalam transkripsi dan replikasi DNA, di antaranya

dalam menguraikan untaian DNA dan untuk memasangkan DNA dengan

pasangannya selama replikasi. Mekanisme kerja triterpenoid dalam menghambat

replikasi DNA diduga dapat melalui dua cara yaitu dengan berikatan dengan DNA

menggantikan kedudukan enzim topoisomerase, atau dengan mengikat

topoisomerase sehingga DNA tidak dapat bereplikasi. Selain itu, triterpenoid ini

juga dapat menghambat enzim RNA polymerase yang mengkatalis sintesis RNA.

Penghambatan enzim ini akan menyebabkan kematian sel karena DNA dan

protein yang tidak dapat terbentuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan bersifat toksik terhadap larva

artemia.

2. LC50 ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan sebesar 221,7 µg/ml.

3. Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan mengandung senyawa

triterpenoid.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai toksisitas fraksi aktif dari

ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan dengan BST.

2. Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut terhadap jenis triterpenoid yang

diduga terkandung dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

45

DAFTAR PUSTAKA

Albert B., Johnson A., Lewis J., Raff M., Roberts K., and Walter P., 2002, Molecular Biology of The Cell, fourth edition, Garland Science, Taylor & Francis Group, AS Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Direktorat Jandral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Departemen kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2005, Tanaman Obat Indonesia, Jakarta, http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=65, diakses tanggal 12 Agustus 2006

Anonim, 2007, Artemia Salina Sea Monkeys Anatomy & Taxonomy,

http://www.captain.at/artemia-anatomy-taxonomy.php, diakses 28 Oktober 2007

Asterina, R., 1994, Pemeriksaan Flavonoid dan Verbakosid Daun Tembelekan,

Skripsi, Fakultas Farmasi ITB, Bandung Backer, C.A. and Brink Jr., R.C.B.V.D., 1963, Flora of Java, Vol I, N.V.P.

Noordoff, Groningen, The Netherlands Carballo, J.L., Hernandez-Inda, Z.L., Perez, P., and Garcia-Gravalos, M.D., 2002,

A Comparison Between Two Brine Shrimp Assays to Detect in Vitro Cytotoxicity in Marine Natural Products, Mexico, http://www.biomedcentral.com/1472-6750/2/17, diakses 11 Juli 2007

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey,

L.M., 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th edition, McGraw-Hill Companies Inc, USA

Harborne, J.B., 1984, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Padmawinata,

K., Soediro, I., ITB, Bandung Hardjono, 1983, Kromatografi, Liberty, Yogyakarta

Hembing, W., 2000, Ensiklopedi Milenium Tumbuhan Berkhasiat Indonesia, Prestasi Insan Indonesia, Jakarta

Gringauz, A., 1997, Introduction to Medical Chemistry, How Drugs Act and Why,

Wiley-VCH Inc., Canada Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, diterjemahkan oleh

Saptorahardjo, A., UI Press, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

46

Kristiana, M., 2005, Uji Brine Shrimp Lethality Test (BST) Perasan dan Ekstrak Kloroform Buah Apel (Pyrus malus L.) Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Kumar, S., Prasad, S., and Singh,R.N., 2005, Resurgence of Spider Mite

Tetranychus ludeni Zacher (Acarina: Tetranychidae) Against Acaricides and Botanical Pesticides on Cowpea, Resistant Pest Management Newsletter.

Lee, Yue-Wei; Fang, Qi-Cheng; Wang, Zhen-Guo; Li, De-Hua; and Cook, C. E.;

1991, Pentacyclic triterpenoid compounds as topoisomerase inhibitors or cell differentiation inducers, http://www.freepatentsonline.com/5064823.html, diakses 25 Januari 2007

Loomis, T.A., 1978, Essential of Toxicology, edisi III, diterjemahkan oleh

Donatus, I.A., IKIP Semarang, Semarang Markham, K.R., 1988, Techniques of Flavonoid Identification, diterjemahkan oleh

Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung Meyer B.N., Ferrigni N.R., Putnama J.E, Jacobsen L.B., Nicholas D.E., and

Mclaughlin J.L., 1982, Brine shrimp: A convenient General Bioassay for Active Plant Constituents, Planta Medica

Middleton, E., Kandaswami, C., and Theoharides, T.C., 2000, Pharmacological

Review, http://pharmrev.aspetjournals.org/cgi/content/full/52/4/673, diakses 11 Juni 2007

Mudjiman, A., 1991, Makanan Ikan, Penebar Swadaya, Jakarta

Nafrialdi dan Sulistia, G., 1995, Antikanker dan imunosupresan dalam Farmakologi dan Terapi (Anonim), Ed. IV, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, UI, Jakarta

Oemarjati. B. S. dan Wardhana, W., 1990, Taksonomi Avertebrata, Universitas

Indonesia Press, Jakarta Raghu, C., Ashok, G., Dhanaraj, S.A., Suresh, B., Vijayan, P., 2004, In vitro

cytotoxic activity of Lantana camara Linn, http://www.ijp-online.com/article.asp?issn=02537613;year=2004;volume=36;issue=2;spage=94;epage=95;aulast=Raghu, diakses 11 Juni 2007

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 5th

edition, Churchill Livingstone, USA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

47

Sharma, M., Sharma, P.D., Bansal, M.P., and Singh, J., 2007, India, Lantadene A-induced apoptosis in human leukemia HL-60 cells, http://www.ijp-online.com/text.asp?2007/39/3/140/33433, diakses 27 September 2007

Solis, P.N., Wright, C.W., Anderson, M.M., Gupta, M.F., and Phillipson, J.D.,

1993, A Microwell Cytotoxicity Assay using Artemia salina (Brine Shrimp), Planta Medica

Stahl, E., 1969, Thin-Layer Chromatography, 2nd edition, diterjemahkan oleh

Ashworth, M.R.F., Toppan Printing Co, (S) Ptc. Ltd, Singapore Steenis, V.C.G.G.J., Bloembergen, S., and Eyma, P.J., 1981, Flora, Untuk

Sekolah di Indonesia, edisi III, diterjemahkan oleh Surjowinoto, M., Pradnya Paramita, Jakarta

Sugianti, N., 2007, Brine Shrimp Lethality Test Ekstrak Etanol Daun Tumbuhan

Tembelekan (Lantana camara L,) Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Wagner, H., Brady, S., and Zgainski, E. M., 1984, Plant Drug Analysis A Thin

Layer Chromatography Atlas, Springer-Verlag, Berlin Wikipedia, 2007, Cancer, United States, http://id.wikipedia.org/wiki/cancer,

diakses tanggal 14 Mei 2007 Wikipedia, 2007, Cell Cycle, United States, http://id.wikipedia.org/wiki/cellcycle ,

diakses tanggal 13 Mei 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

48

Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tumbuhan tembelekan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

49

Lampiran 2. Foto tumbuhan tembelekan

Lampiran 3. Foto aquarium untuk uji BST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

50

Lampiran 4. Orientasi untuk mendapatkan seri konsentrasi yang akan digunakan dalam pengujian

A. Pembuatan larutan A dan larutan B

1. Larutan A (10 mg/ml)

Larutan A dibuat dengan menimbang 100 mg ekstrak kloroform

daun tumbuhan tembelekan kemudian dilarutkan dalam kloroform sampai

10 ml.

2. Larutan B (1 mg/ml)

Larutan B dibuat dengan mengambil 1 ml dari larutan A kemudian

dilarutkan dalam kloroform sampai 10 ml.

B. Pembuatan larutan dengan konsentrasi 10,100,1000 µg/ml

Dari larutan B (1 mg/ml), dibuat seri konsentrasi 10 dan100 µg/ml.

1. Konsent rasi 10 µg/ml = 0,01 mg/ml

V1 x C1 = V2 x C2

V1 x 1 mg/ml = 5 ml X 0,01 mg/ml

V1 = mlmg

mlmgmlx/1

/01,05 = 0,05 ml

2. Konsentrasi 100 µg/ml = 0, 1 mg/ml

V1 x 1 mg/ml = 5 ml X 0, 1 mg/ml

V1 = mlmg

mlmgmlx/1

/1,05 = 0, 5 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

51

Untuk konsentrasi 1000 µg/ml dibuat dari larutan A.

3. Konsentrasi 100 µg/ml = 1 mg/ml

V1 x 10 mg/ml = 5 ml X 1 mg/ml

V1 = mlmg

mlmgmlx/10

/15 = 0, 5 ml

C. Jumlah larva artemia yang mati tiap 10 ekor

Kontrol (µg/ml) Perlakuan (µg/ml) Replikasi

10 100 1000 10 100 1000

1 2 1 1 0 4 5

2 1 2 2 1 7 7

3 1 0 0 3 7 6

4 0 2 2 1 10 9

5 0 2 2 0 5 6

% rata-rata 8 14 14 10 33 33

% rata-rata= %10050

xjumlah

D. Perhitungan % kematian dengan rumus Abbot:

% kematian pada tes uji – % kematian pada kontrol % kematian = X 100% 100 – % kematian pada kontrol

1. Konsentrasi 10 µg/ml = %100%8100%8%10

x−−

= 2,17%

2. Konsentrasi 100 µg/ml = %100%14100%14%66

x−−

= 60,47%

3. Konsentrasi 1000 µg/ml = %100%14100%14%66

x−−

= 60,47%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

52

Dari hasil diatas dibuat perkiraan konsentrasi dimana % kematiannya

diantara 20-80%. Konsentrasi terendahnya adalah 50 µg/ml dan konsentrasi

tertingginya adalah 1600 µg/ml.

E. Pembuatan larutan dengan konsentrasi 50, 200, 800, 1600 µg/ml

Dari larutan B (1 mg/ml), dibuat seri konsentrasi 50 dan 200 µg/ml.

1. Konsentrasi 50 µg/ml = 0,05 mg/ml

V1 x C1 = V2 x C2

V1 x 1 mg/ml = 5 ml X 0,05 mg/ml

V1 = mlmg

mlmgmlx/1

/05,05 = 0,25 ml

2. Konsentrasi 200 µg/ml = 0,2 mg/ml

V1 x 1 mg/ml = 5 ml X 0,2 mg/ml

V1 = mlmg

mlmgmlx/1

/2,05 = 1 ml

Dari larutan A (10 mg/ml), dibuat seri konsentrasi 800 dan 1600 µg/ml.

3. Konsentrasi 800 µg/ml = 0,8 mg/ml

V1 x 10 mg/ml = 5 ml X 0,8 mg/ml

V1 = mlmg

mlmgmlx/10

/8,05 = 0,4 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

53

4. Konsentrasi 1600 µg/ml = 1,6 mg/ml

V1 x 10 mg/ml = 5 ml X 1,6 mg/ml

V1 = mlmg

mlmgmlx/10

/6,15 = 0,8 ml

F. Jumlah larva artemia yang mati tiap 10 ekor

Kontrol (µg/ml) Perlakuan (µg/ml) Replikasi 50 200 800 1600 50 200 800 1600

1 0 0 2 2 3 7 9 10 2 0 1 0 2 4 7 7 10 3 0 2 2 1 6 6 8 9 4 0 0 2 0 1 6 9 8 5 0 2 0 2 3 7 8 7

% rata-rata 0 10 12 14 34 66 82 88

% rata-rata= %10050

xjumlah

G. Perhitungan % kematian dengan rumus Abbot:

% kematian pada tes uji – % kematian pada kontrol % kematian = X 100% 100 – % kematian pada kontrol

1. Konsentrasi 50 µg/ml = %100%0100%0%34

x−−

= 34%

2. Konsentrasi 200 µg/ml = %100%10100%10%66

x−−

= 62,2%

3. Konsentrasi 800 µg/ml = %100%12100%12%82

x−−

= 79,5%

4. Konsentrasi 1600 µg/ml = %100%14100%14%88

x−−

= 86%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

54

Dipilih konsentrasi yang % kematiannya antara 20%-80%, sehingga

dipilih konsentrasi terendah yaitu 50 µg/ml dan konsentrasi tertinggi yaitu 800

µg/ml.

H. Penentuan seri konsentrasi

F = 1 /−n SDLD ket: F= faktor pengali

n= jumlah seri konsentrasi yang diinginkan

LD = konsentrasi terbesar

SD = konsentrasi terkecil

F = 15 50/800− = 4 16 = 2

Seri konsentrasi:

1. Dosis terendah =50 µg/ml = 0,05 mg/ml

2. 50 µg/ml x 2 = 100 µg/ml = 0,1 mg/ml

3. 100 µg/ml x 2 = 200µg/ml = 0,2 mg/ml

4. 200 µg/ml x 2 = 400 µg/ml = 0,4 mg/ml

5. 400 µg/ml x 2 = 800 µg/ml = 0,8 mg/ml

I. Pembuatan larutan dengan konsentrasi 50, 100, 200, 400, dan 800 µg/ml

Dari larutan B (1 mg/ml), dibuat seri konsentrasi 50, 100, dan 200 µg/ml.

Konsentrasi

(µg/ml)

Jumlah yang diambil

dari larutan B (ml)

50 0,25

100 0,5

200 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

55

Dari larutan A (10 mg/ml), dibuat seri konsentrasi 400 dan 800 µg/ml.

Konsentrasi

(µg/ml)

Jumlah yang diambil

dari larutan A (ml)

400 0,2

800 0,4

Lampiran 5. Jumlah kematian larva artemia akibat pemberian ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan

A. Jumlah larva artemia yang mati tiap 10 ekor

Kontrol (µg/ml) Perlakuan (µg/ml) Replikasi

50 100 200 400 800 50 100 200 400 800

1 0 0 1 0 1 3 4 6 6 8

2 0 1 1 0 0 3 3 5 7 6

3 1 1 0 0 1 3 5 6 7 7

4 0 1 0 1 1 3 4 5 5 9

5 1 0 1 0 1 1 4 4 5 8

% rata2 4 6 6 2 8 26 40 52 60 76

B. Data % kematian dengan umus Abbot:

Konsentrasi

(µg/ml)

% kematian larva

artemia

50 22,92

100 36,17

200 48,94

400 59,18

800 73,91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

56

Lampiran 6. Perhitungan data statistik SPSS 10.00 dengan menggunakan analisis probit terhadap ekstrak klorofrom daun tumbuhan tembelekan * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * DATA Information 5 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Parameter estimates converged after 9 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. KONS 1,10880 ,14129 7,84756 Intercept Standard Error Intercept/S.E. -2,60102 ,33130 -7,85100 Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = ,315 DF = 3 P = ,957 Since Goodness-of-Fit Chi square is NOT significant, no heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Observed and Expected Frequencies Number of Observed Expected KONS Subjects Responses Responses Residual Prob 1,70 100,0 22,9 23,662 -,742 ,23662

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

57

2,00 100,0 36,2 35,070 1,100 ,35070 2,30 100,0 48,9 48,020 ,920 ,48020 2,60 100,0 59,2 61,185 -2,005 ,61185 2,90 100,0 73,9 73,169 ,741 ,73169 * * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * * Confidence Limits for Effective KONS 95% Confidence Limits Prob KONS Lower Upper ,01 1,76898 ,35609 4,67438 ,02 3,11582 ,75492 7,37563 ,03 4,46228 1,21550 9,85534 ,04 5,84652 1,73870 12,26016 ,05 7,28359 2,32585 14,64653 ,06 8,78186 2,97880 17,04381 ,07 10,34711 3,69983 19,47013 ,08 11,98393 4,49159 21,93801 ,09 13,69634 5,35703 24,45697 ,10 15,48812 6,29938 27,03472 ,15 25,76706 12,29610 41,02038 ,20 38,61546 20,84839 57,34100 ,25 54,63779 32,65328 76,75927 ,30 74,61994 48,58012 100,30761 ,35 99,60654 69,65206 129,54313 ,40 131,01210 96,96280 166,96580 ,45 170,79222 131,53475 216,68468 ,50 221,71701 174,31303 285,28599 ,55 287,82593 226,63657 382,84405 ,60 375,22054 291,10559 524,73179 ,65 493,52616 372,43449 735,90608 ,70 658,78407 478,58878 1060,39000 ,75 899,71493 623,32700 1582,87657 ,80 1273,02447 832,51681 2484,79129 ,85 1907,80113 1161,87993 4219,80556 ,90 3173,94378 1760,85525 8246,64364 ,91 3589,16479 1946,05287 9699,27307 ,92 4102,03075 2169,07875 11570,38231 ,93 4750,93493 2443,55503 14049,07723 ,94 5597,72475 2790,90318 17452,92489 ,95 6749,20365 3247,12527 22356,60298 ,96 8408,14598 3878,46695 29911,65222 ,97 11016,43483 4823,98237 42794,67622 ,98 15777,03014 6444,58396 68916,64261 ,99 27789,17398 10166,52366 146136,93791

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

58

Probit Transformed Responses

Log of KONS

3,02,82,62,42,22,01,81,6

Pro

bit

,8

,6

,4

,2

0,0

-,2

-,4

-,6

-,8 Rsq = 0,9954

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · ii brine shrimp lethality test ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (lantana camara l.) beserta profil kromatografi

59

BIOGRAFI PENULIS

Aprilia Prahara dilahirkan di Surakarta pada tanggal

19 April 1986 sebagai putri pertama dari pasangan

Eric Prahara dan Lanny Setiawati. Penulis menempuh

pendidikan di Taman Kanak-Kanak Xaverius II pada

tahun 1990-1992, dan pada tahun 1998 menyelesaikan

pendidikan di Sekolah Dasar Xaverius II Jambi. Pada

tahun 1998-2000, penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Xaverius I Jambi, dan menyelesaikan tahun terakhir masa Sekolah Menengah

Pertama di Sekolah Menengah Pertama Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada

tahun 2001-2004 penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Umum

Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan

ke jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama kuliah penulis pernah menjadi panitia Seminar Nasional

“Terapi Kanker dan Pengelolaan Sitostatika”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI